oleh
Lismiani Dewi
NIM. 15.3.14.4.043
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial
oleh
Lismiani Dewi
NIM. 15.3.14.4.043
Skripsi oleh: Lismiani Dewi, NIM: 153.144.043 dengan judul “Metode Bimbingan
Orang Tua Dalam Peningkatan Kedisiplinan Ibadah Shalat 5 Waktu Anak Di Dusun
Karang Jangkong” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 2018
Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rector UIN Mataram
Di Mataram
iv
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Lismiani Dewi, NIM 15.3.14.4.043 dengan judul: Metode Bimbingan
Orang Tua Dalam Peningkatan Kedisiplinan Ibadah Shalat 5 Waktu Anak di Dusun
Karang Jangkong Desa Sintung Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah, telah
dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi UIN Mataram pada tanggal
vi
MOTTO
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”.1
QS.at-Tahrim [66]:6.
1
vii
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan
suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Dr. H. Nazar Na‟amy M.si dan H. M. Syarifuddin M.Pd sebagai penguji yang
3. Rendra Khaldun, M.Ag sebagai ketua jurusan, dan Bapak, Ibu Dosen yang
baru selama perkuliahan, semoga Allah Swt membalas segala kebaikan yang
4. Dr. H. Subhan Abdullah Acim, MA selaku dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan semua dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
ix
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan
6. Kepala Dusun Karang jangkong, dan Kepala Desa Sintung yang telah
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat-ganda dari Allah swt . dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta.
Amin.
Mataram, 2018
Penulis,
Lismiani Dewi
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... xv
xi
F. Kajian Teori ............................................................................... 12
G. Metode Penelitian........................................................................ 26
H. Sistematika Pembahasan ............................................................. 37
A. Kesimpulan ................................................................................. 66
B. Saran ............................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 69
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
METODE BIMBINGAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN
Oleh:
Lismiani Dewi
NIM: 153.144.043
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode bimbingan orang tua dalam
peningkatan kedisiplinan ibadah shalat 5 waktu pada anak di Dusun Karang Jangkong
Desa Sintung Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah, selain itu peneliti ini
bertujuan untuk mengetahui aspek penghambat dalam peningkatan kedisiplinan
ibadah shalat 5 waktu pada anak di D Dusun Karang Jangkong Desa Sintung
Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana peneliti
sebagai instrument kunci yang bisa memberikan pemaknaan terhadap semua data
yang terkumpul yang sudah memenuhi unsur reabilitas dan validitas sehingga data
yang diperoleh benar-benar akurat. Data yang digunakan berupa pemaparan dari
suatu peristiwa, realitas sosial, konstruksi sosial atau data deskriptif. Instumen
penilaian yang digunakan untuk mengetahui metode bimbingan orang tua dalam
peningkatan kedisiplinan ibadah shalat 5 waktu pada anak adalah observasi
wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam bentuk data kualitatif, data
kualitatif dianalisis menggunakan validitas data.
Hasil dari penelitian ini adalah orang tua menggunakan bebrapa metode dalam
peningkatan kedisiplinan ibadah shalat 5 waktu pada anak antara lain. (1) metode
teladan, (2) metode pembiasaan, (3) metode praktik. Kemudian aspek penghambat
orang tua dalam peningkatan kedisiplinan ibadah shalat 5 waktu pada anak yaitu (1)
faktor lingkungan, dan (2) faktor ekonomi. Pemaparan tentang metode bimbingan
orang tua dapat meningkatkan kedisiplinan anak dalam menjalankan ibadah shalat 5
waktu. Aspek yang menghambat orang tua dalam mendisiplinkan ibadah shalat 5
waktu pada anak tidak menyurutkan semangat orang tua dalam membimbing dan
mengarahkan anak-anaknya untuk terus mengerjakan shalat 5 waktu.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menjadi titik mula perjalanan manusia yang akan mempengaruhi seluruh fase
inilah yang di mulai dari dalam keluarga sejak dini. Salah satu anggota
keluarga yang sangat berperan adalah orang tua, di sini orang tua mempunyai
tugas yang mulia untuk memberikan asuhan, tugas, kasih sayang, dan
pendidikan.2
orang tua terhadap anaknya tidaklah mudah dan membutuhkan waktu serta
pada anak akan tetapi seharusnya secara terus menerus tidak terputus.
Keterlibatan dan tanggung jawab orang tua inilah yang benar-benar harus
diperhatikan oleh para orang tua. Orang tua harus mempercayai dan meyakini
Zaidan Abdul Baqi, Sukses Keluarga Mendidik Balita, (Solo: Era Intermedia,
2
2005),hlm.6.
1
bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru oleh anak-anaknya,
sebagai contoh jika orang tua rajin melaksanakan shalat, maka pengarahan
dan didikan dengan penuh kasih sayang serta memberikan pengartian kepada
anak maka anak tersebut akan mengikutinya tanpa ada paksaan dan paham
berasal. Maka jelaslah bahwa orang tua adalah orang pertama yang
moral yang baik atau positif bagi anak.3 Dalam sebuah keluarga, tentunya
yang sangat berperan adalah ayah dan ibu (orang tua) dalam mendidik anak,
apa saja yang dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai sebuah keluarga yang ideal
anak. Sebagai orang tua harus memahami benar apa makna dari mendidik
memerintah anak.
Dini P. Daeng Sari, Metode Mengajar Di Taman Kanak-Kanak Bagian II, (Jakarta:
3
Sudah jelas bahwa mendidik adalah tanggung jawab orang tua kepada
anaknya. Dalam ajaran Islam shalat merupakan salah satu jenis kewajiban
yang menduduki peringkat kedua dalam rukun islam, yaitu setelah umat islam
bersyahadat, menyatakan diri bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa yang
perjalanan luar biasa yang tidak akan mampu dulakukan oleh semua makhluk
QS.at-Tahrim [66]:6.
4
3
Allah. Kewajiban menunaikan shalat tidak boleh ditinggalkan bilamana
waktu demi masa depannya yang baik, dengan terjaganya waktu tidak akan
kepada kita sebagai hamba-Nya. Shalat juga akan mengubah pola hidup umat
anak akan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Orang tua yang
mengajarkan shalat kepada anak-anaknya mulai sejak dini berarti orang tua
tersebut sejak dini pula mengajarkan kepada anak untuk mencari pertolongan
muslim yang tangguh, dalam shalat mengajarkan hidup disiplin , hidup sabar,
menjadi benteng bagi manusia untuk tidak melakukan maksiat, jika anak rajin
shalat kecil kemungkinan anak akan melakukan hal-hal yang dilarang oleh
Abdul Hamid. Ahmad Saebani, Fiqih Ibadah Refleksi Ketundukan Hamba Allah
5
4
agama. Shalat yang dilakukan dan diajarkan sejak dini berarti mengajarkan
rumah, ada juga yang mengerjakan shalat di mushalla dan di TPQ masing-
masing. Ada juga anak yang malas untuk mengerjakan shalat sehingga anak
sering mendapatkan omelan serta ocehan dari orang tuanya, tidak sedikit
orang tua yang memukul anaknya. Mendidik anak agar melaksanakan shalat
5 waktu merupakan hal yang tidak mudah. Orang tua membutuhkan kesabaran
untuk mendidik anak-anaknya. Dilihat dari bebrapa orang tua yang masih
mendidik anaknya dengan cara yang keras. Ada juga anak yang mandiri
mengerjakan shalat tanpa disuruh, ada juga anak yang mengerjakan shalat
harus dengan perintah orang tua mereka. Menurut salah satu orang tua, tanpa
waktunya untuk shalat anaknya pun langsung pulang dan mengerjakan shalat
Lombok Tengah, berprofesi sebagai petani, buruh tani, kuli bangunan, dan
pedagang namun orang tua semangat untuk mendisiplinkan anak dalam hal
5
ibadah shalat, meskipun masih ada orang tua yang mendidik anaknya dengan
keras.
Ibadah Shalat 5 Waktu Pada Anak Di Dusun Karang Jangkong Desa Sintung
B. RUMUSAN MASALAH
yang digunakan peneliti untuk acuan dalam batasan penelitian yang dilakukan
ibadah shalat 5 waktu pada anak di Dusun Karang Jangkong Desa Sintung
a. Tujuan penelitian
6
Karang Jangkong Desa Sintung Kecamatan Pringgarata Lombok
Tengah.
b. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
7
D. RUANG LINGKUP DAN SETTING PENELITIAN
ruang lingkup dan setting penelitian yaitu hanya berfokus pada hal-hal
2. Setting Penelitian
dusun ini terletak antara perbatasan desa bagu dengan sintung sehingga
pada anak.
E. TELAAH PUSTAKA
8
Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan, orsinalitas, dan urgensi
mengikuti proses belajar mengajar yakni siswa selalu tepat waktu masuk
9
Dengan demikian, siswa dapat mengindahkan tata tertib baik dilingkungan
peneliti dalam hal ini meneliti tentang metode bimbingan orang tua dalam
Fardhu Pada Anak (Studi Kasus Kelas VIII Mts Sambirejo Sragen),
membentuk sikap disiplin shalat pada anak, orang tua melakukan upaya
Keluarga Dengan Disiplin Siswa Kelas II MTs Nahdlatul Shaufiah Wanasaba Lombok
Timur”, (Skripsi, IAIN Mataram, 2014), hlm.60.
10
shalat anak. Keberhasilan orang tua mananamkan disiplin shalat anak
dapat dilihat melalui perilaku anak pada shalatnya, antara lain: tepat waktu
tanpa diperintah.8
dalam hal ini meneliti tentang model bimbingan orang tua dalam
Tengah
Kuala.
Salat Fardhu Pada Anak (Studi Kasus Kelas VIII Mts Sambirejo Sragen), (skripsi, UIN
Muhammadiyah Surakarta, 2017).hlm.x.
11
terlaksana dengan cukup baik namun ada keluarga yang masih kurang
F. KERANGKA TEORI
Remaja Di Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala, (Skripsi,
Fkif, Uin Antasari Banjarmasin,2017).hlm.iv.
12
Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui
untuk pencapaian suatu tujuan, kata metode berasal dari kata meta
yang berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” dalam bimbingan dan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesua dengan tuntutan dan
Http://belardobk.blokspot.com/2013/07/metode-bimbingan-dan-
10
1. Metode Teladan
dengan cara pendidik dalam hal ini (orang tua) memberikan contoh
tangga dan guru di sekolah adalah contoh ideal bagi anak. Salah
satu ciri utama anak adalah meniru, sadar atau tidak, akan
sebagainya.
2. Metode Pembiasaan
15
belum sempurna, hormat kepada orang tua, guru, dan tamu,
berkata dengan sopan, rajin belajar (bagi anak yang sudah sekolah)
dan sebagainya.
3. Metode Praktik
4. Metode Cerita
terutama anak yang masih berumur antara 3-12 tahun. „Abdu Al-
16
bedanya hanya terletak pada isi cerita. Melalui cerita dapat
5. Metode hukuman
Allah kepada orang tuanya, di sisi lain setiap orang tua yang
17
dipakai sebagai pengajaran bagi orang-orang yang ada
dilakukan.12
kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang
18
pribadi anak yang sedang tumbuh.14 Orang tua yang menyadari bahwa
anak adalah titiapan Allah SWT yang harus dijaga dengan baik, maka
dipastikan jika orang tua tidak memiliki kesadaran yang tinggi untuk
bersifat khusus pada keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar kelak anak
ibadah sangat penting diajarkan kepada anak oleh orang tua terutama
19
2. Kedisiplinan
a. Pengertian disiplin
dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang
melibatkan orang banyak). Kata disiplin berasal dari bahasa latin yaitu
“discere” yang berarti belajar. Dari kata dasar ini timbullah kata
“dicipulu” yang berarti murid atau pelajar dan kata “diciplinea” yang
berperilaku tertib.
Kartini Muliana, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Disiplin Siswa Di
15
SDN 1 Marje Kec. Lembar Kab. Lobar”, (Skripsi, IAIN Mataram, 2014).hlm 14-15.
20
dalam asas ini adalah sikap dan perilaku disiplin yang muncul karena
kesadaran dan kerelaan kita untuk hidup teratur dalam rapi serta
Jadi disiplin ini bukanlah sesuatu yang harus atau tidak harus
dilakukan karena peraturan yang menuntut kita untuk taat pada aturan
yang ada.
b. Unsur-unsur disiplin
21
c. Sebagai alat pendidikan untuk memperngaruhi, mengubah,
a. Pengertian shalat
shalat dalam bahasa Arab berarti doa memohon kebijakan dan pujuan,
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
Tulus Tu‟u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Gramedia,
16
dapat mencuci dirinya di sana lima kali sehari sehingga kotoran badan
mensucikan jiwa dan memelihara ruhani. Diakui oleh Nasr bahwa ritus
2006),hlm.82.
23
utama dalam agama Islam adalah shalat yang akan mengintegrasikan
sebagai tiang agama, serta amalan ibadah yang pertama kali akan
menjadi cirri Islam dan juga pembeda antara si kafir dan si muslim
serta salah satu wasiat terakhir Nabi Muhammad sebelum wafat adalah
“shalat…shalat dan budak yang kamu miliki”. (HR. Ibnu Majah dan
Ahmad)
24
ketika mereka berumur sepuluh tahun, dengan tangan dan tidak
dengan kayu. Kaum muslimin sepakat bahwa shalat wajib atas setiap
muslim yang baligh, berakal, dan bersih. Artinya, tidak haid atau nifas,
tidak gila atau pingsan. Shalat adalah ibadah jasmani yang tidak bisa
murtad karena kewajiban ini sudah ditetapkan dengan nash yang pasti
1. Beragama islam
2. Berakal
Shalat tidak wajib bagi orang gila atau orang pingsan, jika
shalat.
3. Baligh
25
melakukan shalat ketika telah berumur enam tahun dan sudah
mumayyi.
Isra:15).
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan penelitian
26
berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory) dan
olah raga, seni, dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan
hubungan antara penelitian dengan responden dan metode ini juga lebih
semua data yang terkumpul yang sudah memenuhi unsur reabilitas dan
Aksara,2014).hlm.80.
27
2. Kehadiran peneliti
yang valid yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif agar lebih mudah
dengan orang tua terkait dengan fokus masalah yang sudah di paparkan di
atas. Peneliti akan melakukan wawancara setiap hari sampai data yang
memperoleh data.
28
sumbernya data ini di peroleh dari wawancara mendalam dan observasi
serta tindakan yang selebihnya adalah data tambaha seperti dokumen dan
lain-lain. Sedangkan yang dimaksud sumber data adalah subjek dari mana
Dalam penelitian ini sumber data yang diperlukan ada dua macam
yaitu :
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah
kepala dusun karang jangkong, orang tua, metode bimbingan orang tua
b. Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
Alfabeta,2009),hlm.225.
29
pengumpulan data, data yang objektif dapat diperoleh sebelumnya
paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memnuhi standar data yang
seperti :
a. Observasi
Ibid.,hlm.225-226.
24
Imam Gunawan,Metode…,hlm.143.
25
30
partisipan peneliti tidak terlibat dalam penelitiannya tetapi hanya
b. Wawancara
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
lain :
1. Wawancara terstruktur
31
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
mencatatnya.
2. Wawancara semiterstruktur
32
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara
responden
Lombok tengah
2014),hlm.316-319.
33
c. Metode Dokumentasi
atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan
Lombok Tengah.
hlm.88.
34
1. Profil dan struktur desa sintung
a. Kepercayaan (Credibility)
Hlm.12.
35
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.29 Tujuan
b. Keteralihan (Transferability)
pembimbing.
Ibid,.hlm.330.
29
36
c. Kebergantungan (Defendibility)
d. Kepastian (Confirmability)
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara garis besar proposal skripsi ini terdiri dari beberapa BAB yaitu
dan manfaat penlitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka,
BAB II membahas tentang paparan data dan temuan, pada bagian ini
melalui metode penelitian yang peneliti gunakan. Dalam hal ini peneliti
berusaha menjaga jarak dan menahan diri untuk tidak mencampuri fakta
terlebih dahulu.
37
BAB III pada bagian ini peneliti mengungkapkan proses analisis
bagian pendahuluan. Jadi peneliti tidak menulis ulang data-data atau temuan
38
BAB II
dan studi dokumentasi, Desa Sintung adalah salah satu desa dari tujuh
Desa ini memilik luas wilayah ± 481,166 Ha, yang terdiri dari
lain-lain. Keadaan geografis desa Sintung ialah tanah dari permukaan laut
mm/th, dan suhu udara rata-rata 23-31 cº. Orbitrasi Desa Sintung, jarak
39
pemerintahan kabupaten ± 14 km, dan jarak desa ke pusat pemerintahan
provinsi ± 14 km.30
Sekretaris Desa
Mahdi
Staf Administrasi
Kadus Sintung Timur Kadus Esot Kadus Pidada kadus lempenge Kadus Sintung Barat
Kadus Kr Jangkong Kadus dasan montong Kadus selakan Kadus kebon nyiur Kadus telaga rena
Data Monografi Desa Sintung, Diambil Pada Tanggal 23 Mei 2018, Pukul 10,13
30
40
3. Letak Geografis Dusun Karang Jangkong
dusun dari 10 dusun yang ada di Desa Sintung, Kec. Pringgarata, Kab.
Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yang memiliki luas 1000
berikut :
41
Tabel 2.1 Jumlah RT dan Nama Ketua RT
No Nama RT/Banjar Ketua RT/Banjar
1 Banjar 1 H. Muhtar
2 Banjar 2 H. Hasan
3 Banjar 3 Majdi
4 Banjar 4 H. Multazam
5 Banjar 5 Rohdi
Sumber: Kepala Dusun Karang Jangkong, dikutip pada tanggal 25 April 201831
a. Jenis Kelamin
b. Pendidikan
hanya sampai tingkat SD, SMP, dan SMA hanya sedikit yang
c. Mata Pencaharian
42
memmiliki latar belakan yang berbeda-beda, ada yang menjadi petani,
kesetaraan antara sumber daya alam (SDA) seperti sawah dan kebun
d. Sosial Keagamaan
yang kuat yang memiliki cirri khas serta karakter tersendiri bagi para
Karang Jangkong sangat tinggi baik bagi orang, remaja maupun anak-
Ibid…,
32
43
anak, terbukti dengan kesadaran mereka menjalankan ibadah seperti
hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra‟ Mi‟raj
dan shalat witir dibulan puasa, shalat Id di hari raya, kelompok zikiran
e. Sosial Ekonomi
menjadi buruh tani dan kuli bangunan mereka memperoleh hasil yang
Ibid..,
33
44
yang lebih, tetapi untuk membeli kebutuhan yang lain masih kurang.
sehari-hari mereka.
f. Sosial Politik
antusias dan damai dalam mengikuti pesta rakyat. Begitu juga drngan
45
tinggi terbukti dengan adanya masyarakat yang ikut serta sebagai
g. Sosial Budaya
ikut berpartisipasi.
46
dianut oleh masyarakat Karang Jangkong dalam menjalankan
kehidupan sosial.36
anak di Dusun Karang Jangkong, agar anak mengerjakan shalat tepat waktu
dan anak tetap mengerjakan shalat yaitu orang tua memberikan contoh teladan
yang baik kepada anak agar ditiru dan dilaksanakan, kemudian membiasakan
anak untuk mengerjakan shalat setiap waktu meskipun dengan cara yang
belum sempurna, serta memberikan praktik secara langsung oleh orang tua
47
Dalam memberikan bimbingan kepada anak-anaknya untuk disiplin
mengerjakan shalat tepat waktu dan tetap mengerjakan shalat, yaitu dengan
a. Metode teladan
cara pendidik dalam hal ini (orang tua) memberikan contoh teladan yang
waktu pada anak diantaranya dengan metode teladan hal ini dibuktikan
48
memberikan contoh teladan yang baik apalagi menyangkut dengan
ibadah shalat 5 waktu”.38
memberikan teladan dan contoh yang baik kepada anak maka anak akan
b. Metode praktik
misalnya mata, telinga, dan minat atau perhatiannya. Banyak ajaran islam
seperti shalat, zakat, dan lain-lain yang dapat dipraktikkan atau dengan
sengaja dipragakan di depan anak. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
49
mengerjakan shalat, dan metode seperti itu bisa membuat anak
saya rajin mengerjakan shalat”.39
cara yang belum sepenuhnya benar. Jika anak-anak sudah mulai mencoba
c. Metode pembiasaan
sejak lahir sampai balig. Fitrah tersebut akan berkembang dengan baik
39
Salmah, Wawancara, Karang Jangkong, 27 Mei 2018.
40
H Madani, Wawancara, Karang Jangkong, 28 Mei 2018.
41
Mariani, Wawancara, Karang Jangkong, 29 Mei 2018.
50
dalam lingkungan yang terbina secara agama. Pembiasaan merupakan
42
H Zulhuddin, Wawancara, Karang Jangkong, 25 Mei 2018.
43
Nurul, Wawancara, Karang Jangkong, 26 Mei 2018
51
anak akan terbiasa mengerjakan shalat 5 waktu dengan pembiasaan yang
dilakukan oleh orang tuanya sejak kecil. Oleh sebab itu orang tua harus
metode teladan, dimana orang tua memberikan contoh teladan yang baik
kepada anak agar ditiru dan dilaksanakan. (2) metode pembiasaan, dengan
maka anak akan terbiasa disiplin dalam mengerjakan shalat ketika sudah
beranjak dewasa. (3) metode praktik yang digunakan oleh orang tua
ibadah shalat 5 waktu pada anak, orang tua di Dusun Karang Jangkong selalu
membimbing dan mengarahkan anak-anaknya baik itu dari orang tua sendiri
anak diantaranya :
1. Faktor Lingkungan
orang tua dalam mendisiplinkan ibadah shalat 5 waktu pada anak. Anak
akan sulit untuk mengerjakan shalat ketika sedang asik bermain bersama
bermain gadget. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan bapak H
Zulhuddin
“biasanya anak saya sulit untuk mengerjakan shalat jika anak saya
sedang asik bermain PS dan bermain bersama teman-temannya
disaat libur sekolah, disitulah baru saya menyuruh dan
mengingatkannya untuk mengerjakan shalat”.44
44
H Zulhuddin, Wawancara, Karang Jangkong, 25 Mei 2018.
45
Marwi, Wawancara, Karang Jangkong, 23 Mei 2018.
53
Selain pernyataan dari bapak H Zulhuddin dan bapak Marwi,
pernyataan yang hampir mirip adalah wawancara dengan ibu Mariani yang
menyatakan bahwa.
aspek kendala orang tua dalam mendisiplinkan ibadah shalat anak adalah
faktor lingkungan dimana anak-anak mereka sedang asik bermain dan dan
2. Faktor Ekonomi
46
Mariani, Wawancara, Karang Jangkong, 29 Mei 2018.
47
H Madani, Wawancara, Karang Jangkong, 28 Mei 2018.
54
Lain halnya dengan ibu salmah yang menyatakan bahwa ibu
bekerja serabutan, itu semua dilakukan oleh ibu salmah untuk membantu
perekonomian keluarganya.
“anak saya jika sudah menonton tv maka mereka lupa waktu dan
saya suka marah jika mereka sudah menonton tv apalagi ada acara
kesukaannya, selain itu tidak ada kendala yang berarti meskipun
saya sibuk berkerja”.50
48
Salmah, Wawancara, Karang Jangkong, 27 Mei 2018.
49
Nurul, Wawancara, Karang Jangkong, 26 Mei 2018.
50
Hasan, Wawancara, Karang Jangkong, 24 Mei 2018.
55
lingkungan, dimana anak akan sulit untuk mengerjakan shalat ketika anak
plastasion dan bahkan bermain gadget. (2) faktor ekonomi, orang tua yang
shalat anak.
Meskipun begitu, orang tua melakukan segala cara agar anak mau
mengerjakan ibadah shalat. Usaha orang tua untuk membimbing anak agar
56
BAB III
PEMBAHASAN
data dan temuan yang peneliti temukan di tempat penelitian. Pada bab III ini peneliti
akan menganalisis berbagai data dan temuan secara teoritik dengan teori-teori yang
sudah peneliti sampaikan pada kajian teori. Adapun hal-hal yang akan menjadi bahan
kajian analisis dari peneliti pada bab ini adalah (1) metode bimbingan orang tua
dalam peningkatan kedisiplinan ibadah shalat 5 waktu pada anak di Dusun Karang
Aspek penghambat dalam mendisiplinkan ibadah shalat 5 waktu pada anak di Dusun
bimbingan orang tua dalam peningkatan kedisiplinan ibadah shalat 5 waktu pada
anak di Dusun Karang Jangkong atau bimbingan yang ada pada teori-teori yang
57
Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk
pencapaian suatu tujuan, kata metode berasal dari kata meta yang berarti
“melalui” dan hodos berarti “jalan” dalam bimbingan dan konseling bisa
dikatakan sebagai suatu cara tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan
dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingungan sekolah, keluarga,
Dalam hal ini metode bimbingan orang merupakan cara orang tua dalam
mendidik dan mengajarkan anak agar menjadi disiplin dalam mengerjakan ibadah
kedisiplinan ibadah shalat 5 waktu anak, orang tua memiliki tanggung jawab
maka peneliti dapat menarik beberapa metode bimbingan orang tua dalam
Http://belardobk.blokspot.com/2013/07/metode-bimbingan-dan-
51
yaitu:
a. Metode teladan
cara pendidik dalam hal ini (orang tua) memberikan contoh teladan yang baik
dilakukan oleh orang tua untuk mendisiplinkan ibadah shalat 5 waktu pada
anak merupakan metode yang cukup efektif, karena metode teladan ini
mendisiplinkan shalat anak. Orang tua yang menjadi teladan bagi anak adalah
orang tua yang pada saat bertemu atau bersama anak senantiasa berperilaku
yang taat terhadap nilai-nilai moral, keteladana orang tua tidak mesti harus
orang tua.
53
Didin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2013), hlm. 71-75.
59
Dari contoh tersebut anak akan melaksanakan suatu perbuatan seperti
pada anak, orang tua juga dituntut menaati terlebih dahulu nilai-nilai yang
akan diupayakan pada anak. Jadi ketika orang tua memrintah anak untuk
b. Metode praktik
merangsang banyak indra anak, misalnya mata, telinga, dan minat atau
perhatiannya. Banyak ajaran islam seperti shalat, zakat, dan lain-lain yang
mengenai tata cara shalat yang baik menurut islam. Karena tanpa mengajarkan
bagaimana tata cara shalat yang baik maka anak akan mengerjakan shalat
dengan cara yang tidak sempurna. Orang tua sangat berpengaruh dalam
pertama dan utama dalam keluarga. Orang tua harus mengajarkan kepada
54
Didin Jamaluddin., hlm.73.
60
anak-anaknya tentang syarat sah shalat dan memberikakn pemahaman tentang
ajaran yang dipraktikkan di depannya. Jika anak sudah mulai mencoba meniru
atau melakukan apa yang dipraktikkan dan dipragakan oleh orang tuanya,
a. Metode pembiasaan
untuk mengerjakan shalat. Karena pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua
sejak kecil. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat anak, oleh karena itu orang tua perlu
membiasakan anak untu mengerjakan shalat 5 waktu mulai sejak usia dini.
waktu mulai sejak dini, maka anak akan sulit untuk disiplin dalam
mengerjakan shalat 5 waktu. Karena sejak usia dini anak tidak terbiasa
bahwa anak berada dalam kondisi fitrah (suci) sejak lahir sampai balig. Fitrah
tersebut akan berkembang dengan baik dalam lingkungan yang terbina secara
61
agama. Pembiasaan merupakan metode yang terbaik, anak harus dibiasakan
ibadah shalat 5 waktu anak. Oleh sebab itu orang tua harus selalu memberikan
Tidak dapat dipungkiri bahwa teladan dari orang tua sangatlah penting
pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua dan mempraktikkan tata cara
shalat yang benar menurut islam. Pemaparan tentang metode bimbingan orang
shalat 5 waktu,
pendidikan yang bersifat umum melainkan juga pendidikan yang bersifat khusus
pada keagamaan. Pendidikan ibadah sangat penting diajarkan kepada anak oleh
55
Didin Jamaluddin., hlm.72.
62
orang tua terutama ibadah shalat. Pendidikan shalat tidak hanya terbatas pada
shalat 5 waktu pada anak, tidak sedikit orang tua di Dusun Karang Jangkong yang
1. Faktor Lingkungan
anak dalam menjalankan ibadah shalat 5 waktu, sebagian besar orang tua
adalah dimana anak sering lupa waktu ketika anak sudah berada dalam
Menurut penuturan dari salah satu orang tua, anak-anaknya akan sulit
63
televisi dan bermain gadget, hal ini yang membuat orang tua melakukan
2. Faktor Ekonomi
mendisiplinkan ibadah shalat 5 waktu anak, karena orang tua harus pergi
bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Disamping itu orang tua harus
belum mendapat pekerjaan tetap atau masih bekerja serabutan. Itu semua
oleh pekerjaannya, tetapi orang tua tetap semangat menjalankan tugas dan
64
Pemaparan tentang aspek yang menghambat orang tua dalam
65
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
beberapa metode antara lain: (a) metode teladan, (b) metode praktik (c)
metode pembiasaan.
66
a. Faktor Lingkungan
temannya dan menonton tv, hal tersebut yang membuat anak sulit
kesukaannya.
a. Faktor Ekonomi
dirumah dan sementara itu orang tua harus pergi bekerja untuk
B. SARAN
sebagai berikut:
anak, oleh sebab itu maka harus jeli dalam segala hal yang berkaitan
67
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna dan memberikan
68
DAFTAR PUSTAKA
Http://belardobk.blokspot.com/2013/07/metode-bimbingan-dan-
konseling.html?m=1. Diakses pada tanggal 20 April 2018, jam 09:15.
Kartini Muliana, “hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin siswa di
SDN 1 Mareje kec. Lembar Kab. Lobar”,(skripsi, IAIN Mataram,
2014).
69
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (bandung: Rosda Karya,
2010).
Tulus Tu‟u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta:
Gramedia, 2004).
Zaidan Abdul Baqi, Sukses Keluarga Mendidik Balita, (Solo: Era Intermedia,
2005).
70
DAFTAR LAMPIRAN
71
Wawancara dengan Ibu Salmah
72
Wawancara dengan bapak Marwi
73
74
75