Anda di halaman 1dari 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN

Prodi D3 Nama Mata Kuliah Ditetapkan


Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah Ka. Prodi
FMIPA UNIB Nomor Revisi

Prosedur tetap Tanggal : Pktober 2020


Ns. Yusran Hasymi, M.Kep, Sp.KMB
Pengertian Melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pencernaan terhadap pasien yg
mengalami gangguan sistem pencernaan.
Indikasi Pasein yg mengalami atau dicurigai mengalami gangguan pada sistem
pencernaan.
Konta indikasi
Tujuan Untuk mengetahui atau menemukan kelainan yg terjadi akibat gangguan fungsi
sistem pencernaan.
Pengkajian  Kaji Keluhan utama pasien
 Observasi keadaan umum pasien
Persiapan pasien  Cek kebutuhan pasien
 Jelaskan tindakan yg akan dilakukan
 Siapkan lingkungan bila perlu pasang sampiran
Persiapan alat 1. Timbangan
2. Meteran kain
3. Statescope
4. Pen ligh atau senter
5. Tong spatel dalam tempatnya
6. Handschoon
7. Tissu dan kassa steril
8. Bengkok
9. Alat tulis
10. Arloji
Prosedur 1. Dekatkan semua alat
2. Beri salam dan jelaskan tindakan yg akan dilakukan
3. Perawat cuci tangan
4. Ukur tinggi badan dan berat badan
BB = (TB – 100 ) ± 10%
5. Inspeksi sklera (Joundis atau ikterik) dan conjungtifa (anemis atau pucat)
6. Pemeriksaan Mulut dan Oropharing
a. Inspeksi
 Terhadap bentuk, posisi gerakan dan kesemitrisan
 Mukosa mulut adanya Fisura, lesi, cyanosis, dan
hiperemis
 Kelengkapan gigi, keadaan gusi, adanya karies gigi atau

Esti Sorena.Prodi D3 Keperawatan UNIB Page 1


gigi palsu
 Lidah mengenai warna, tekstur, ukuran dan adakah
ulserasi atau hiperemis
 Palatum lunak dan keras terhadap warna dan gerakan
 Area tonsiler dg cara minta lidah di keluarkan, tekan lidah
dg tongspatel klien bilang “aahk” lihat dg menggunakan
penligh terhadap warna, ukuran eksudat dan dinding
farengeal posterior
b. Palpasi
 Pakai sarung tangan
 Pegang pipi diantara ibu jari dan telunjuk (jari telunjuk di
dalam mulut) palpasi terhadap adanya tumor atau
pembengkakan
 Palpasi palatum dg telunjuk dan rasakan terhadap adanya
pembengkakan
 Palpasi lidah dan dasar mulutterhadap nyeri tekan , massa
dan daerah sublingual.

7. Pemeriksaan Abdomen
Untuk memudahkan pemeriksaan abdomen di bagi 4 kuadran

1. Kuadran Kanan Atas


2. Kuadran kiri atas
3. Kuadran kanan bawah
4. Kuadran Kiri bawah

a. Inspeksi
 Atur posisi yang tepat
 Lakukan Pengamatan mengenai bentuk perut secra umum,
konturbpermukaan perut, adanya penonjolan dan adanya
ketidak semetrisan atau adanya pulsasi .

Esti Sorena.Prodi D3 Keperawatan UNIB Page 2


 Amati keadaan kulit secara lebih teliti mengenai pigmentasi,
adakah urtikaria, lesi, strea
 Amati area umbilical untuk penempatan dan kontur (lesi,
cekung, inversi atau sedikit menonjol
 Perhatikan adanya retraksi diafragma saat inspirasi/ekspirasi

b. Auskultasi
 Siapkan stestoskop bagian diafragma utk mendengarkan suara
pembuluh darah , tanyakan waktu makan terakhir, suara usus
meningkat pada orang setelah makan
 Bising Usus : Hangatkan tangan dan stateskop, letakan dengan
tekanan ringan pada setiap are empat kuadran perut dengarkan
suara pristaltik aktif dan suara mendeguk (gurgling) bunyi klik
atau gemuruh yg secara normal terdengar setiap 20 detik dengan
durasi ±0,5 -1 detik normal 5-25 x/menit
 Bising usus boleh dikatakan negatif apabila sudah didengarkan
selama 5 menit dan tidak ditemukan bising usus
 Suara Bruit (Desiran) : Letakan bellstetoskop pada aorta
abdominal (area efigastrik), arteri renal kanan & kiri (area
lumbal), arteri iliaka (area inguinals) normalnya tidak terdengar.
 Succutio sflash : mengetahui residu cairan dalam lambung ;
caranya klien terlentang, kedua lutut difleksi stetoskop diafragma
di letakan di atas lambung dg mengocok lambung sambil
mendengarkan fluktuasi cairan secaran positif bila terdengar bunyi
fluktuasi cairan seperti bunyi mengocok air dalam botol.
 Untuk mengkaji suara gesekan pada area lien, area hepar ;
letakan stetoskop pada area batas tulang rusuk di garis anterior dan
suruh klien menarik nafas dalam

c. Perkusi
 Perkusi di mulai dari arah kuadran kanan atas kemudian bergerak
searah jarum jam
 Perhatikan dan catat bila pasien merasa nyeri/nyeri tekan
 Lakukan perkusi pada area timpani dan redup, suara timpani lebih
tinggi daripada suara resonan, dapat didengar pada rongga atau
organ yang berisi udara. Suara redup (Dullnes) nada lebih rendah
dan datar dapat didengar pada massa yang padat, asites, keadaan
distensi kandung kemih, pembesaran/ tumor hepar dan limpe

Perkusi untuk menentukan posisi dan ukuran Hepar


 Lakukan perkusi mulai garis midklavikula kanan dari bawah
mamae yang di mulai dari area resonan paru menuju ke bawah
sampai ditemukan suara redup yang menunjukan batas hepar, beri
tanda pada tempat mulai redup
 Lakukan perkusi mulai garis midklavikula di bawah tinggi
umbilical menuju ke atas melewati area timpani sampai terdengar
redup yang merupakan batas bawah hepar , beri tanda
 Ukur jarak antara dua tanda tadi (batas atas dan batas bawah)
dalam satuan centimeter yg menyatakan ukuran hepar (normal 6 –
12 cm)

Esti Sorena.Prodi D3 Keperawatan UNIB Page 3


 Lakukan perkusi pada area midsternum ke arah bawah sampai di
dapat suara redup beri tanda, kemudian lakukan perkusi di atas
umbilical ke arah sternum sampai di dengarkan suara redup beri
tanda, ukur jarak keduanya (normal 4 – 8 cm)

Perkusi untuk menentukan posisi dan ukuran Lien


 Mulai perkusi di sepanjang midaksila kiri dari intercosta ke 6
sampai intercosta ke 11. Catat tempat dimana suara redup di
dengar, beri tanda.

d. Palpasi
 Sebelum melakukan palpasi, perawat dapat menghangatkan
tangan.
 Lakukan palpasi ringan, perawat meletakan telapak tangan pada
perut klien dg jari paralel terhadap perut, jari-jari tangan menekan
ke bawah ± 1 – 2 cm atau sedalam jaringan subcutan, selama
melakukan palpasi ringan perhatikan ekspresi wajah pasien dan
menganjurkan klien untuk memberitahu nyeri tekan, nyeri
superfisial dan adanya massa
 Lakukan palpasi dalam pada semua area 4 kuadran, area yg
sensitif di kerjakan paling akhir. Palpasi di kerjakan dg cara
menekan seperempat distal permukaan tangan pada tangan yg lain
yang di letakan pada dinding perut. Penekanan si lakukan sedalam
4 – 5 cm atau mendekati jaringan adiposa

Palpasi Hepar
 Berdirilah di samping kanan klien
 Klien tidur terlentang, kedua lutut di fleksi ke dua ekstremitas atas
di angkat ke atas untuk memudahkan pemeriksaan
 Letaknan tangan kiri pada dinding torak posterior kira-kira pada
tulang rusuk ke 11 – 12 tekankan tangan kiri ke atas sehingga
sedikit mengangkat dinding dada.
 Letakan tangan kanan pada batas bawah tulang rusuk sisi kanan dg
membentuk sudut 45 dengan jari-jari ke arah tulang rusuk.
 Untuk mempermudah perabaan, anjurkan klien menarik nafas
dalam, pada saat ekspirasi, coba untuk merasakan tepi hepar
(normal tidak bisa diraba, bilateraba harus padat, halus, tidak nyeri
tekan)

Tanda Murphy
 Bertujuan mengidentifikasi kemungkinan ada peradangan pada
kandung empedu
 Klien posisi telentang dg kedua lutut di fleksi dan kedua
ekstremitas atas terangkat ke atas
 Dengan menggunakan ibu jari tangan kiri menekan daerah empedu
bergradasi dan secara perlahan-lahan (2 jari di bawah costa
midclavikula kanan) dg tetap menekan, klien menarik nafas dalam.
Bila klien menghentikan nafasnya karena sakit di katakan tanda
Murphy positif

Esti Sorena.Prodi D3 Keperawatan UNIB Page 4


Palpasi Lien
 Lien tidak teraba pada orangdewasa
 Anjurkan klien miring ke sisi kanan sehingga lien lebih dekat
dengan dinding perut
 Lakukan palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri dg
menggunakan pola seperti pada palpasi hepar

Menentukan Cairan Peritonium


 Cara Fluktuasi
Klien tidur terlentang, pemeriksa di bantu seseorang yg akan
menekan bagian tengah abdomen, pemeriksa menekan perut dari
kiri hingga cairan mengalir ke kanan melalui celah yg sempit,
tangan kanan pemeriksa akan merasakan aliran cairan tadi dan
sebaliknya

 Cara Shifting Dulness


Dalam posisi terlentang, perut klien di perkusi mulai garis tengah
menuju ke tepi sambil memperhatikan bunyi yg dihasilkan, bila
terdengar perubahan timpani ke redup, tangan kiri di fikfiksir di
lokasi tersebut kemudian posisi klien di miringkan dg posisi klien
tangan kiri tetap seperti semula, lakukan perkusi. Bila tempat yang
tadinya redup berubah timpani berarti terdapat acites
Titik Mc Burney
8. Pengkajian Anus
 Lakukan bila ada keluhan
 Posisi klien dorsal rekumben
 Lakukan inspeksi pada anus, untuk mengetahui ada/tidaknya
hemoroid, lesi atau kemerah-merahan
 Kenakan sarung tangan dan beri plumas
 Lakukan rectal toucher, rasakan ada tidaknya nodulla, massa serta
nyeri tekan , bila di temukan nyeri tekan atau massa , catat lokasinya
secara jelas, misalnya teraba benjolan pada dinding anterior 2 cm
proksimal terhadap spincter ani internal
 Lakukan palpasi pada dinding anterior untuk mengetahui pembesaran
kelenjar prostat

Sumber rujukan Brunner dan suddarth. 2002. Keperawatan medikal bedah III, jilid III.
Jakarta:EGC.
http://4mhie.wordpress.com/2007/11/13/ perawatan –pasien-dengan –
colostomi-pada-penderita-cancer-colorectal
loeb, stanley. (1991). Illustrated Manual Of Nursing Practice, Spring House
Corporation > pennysylvania.
Blackley, patricia( 2004). Practical stoma wound and continence Management
2nd Ed. National Publication of Australia. Australia
Paulsen F, Waschke J (2013) Sobotta Atlas of Human Anatomy 15th. ed. London :
Urban & Fischer

Esti Sorena.Prodi D3 Keperawatan UNIB Page 5


Cara pemeriksaan Apendicitis

Letak titik Mc.Burney adalah 1/3 lateral garis imajiner yang menghubungkan Spina Iliaka
Anterior Superior (SIAS) dan umbilikus.
 Tanda Rovsing.
 Tanda obturator

Esti Sorena.Prodi D3 Keperawatan UNIB Page 6


skor Alvarado.
The Modified Alvarado Score Skor
Perpindahan nyeri dari ulu hati ke perut
Gejala kanan bawah 1
Mual-Muntah 1
Anoreksia 1
Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Demam diatas 37,5 ° C 1
Pemeriksaan Lab Leukositosis 2
Hitung jenis leukosit shift to the left 1
Total 10
Interpretasi dari Modified Alvarado Score:

Esti Sorena.Prodi D3 Keperawatan UNIB Page 7


1-4     : sangat mungkin bukan apendisitis akut

5-7     : sangat mungkin apendisitis akut

8-10   : pasti apendisitis akut

Esti Sorena.Prodi D3 Keperawatan UNIB Page 8

Anda mungkin juga menyukai