Anda di halaman 1dari 19

ASKEP MASTOIDITIS

KELOMPOK III

APRILA PRATIWI (F0H020023)


SINTYA RILDA SARI (F0H020025)
TARA PUTRI PALIDA (F0H020027)
RIZQY YULIA ROCHANTI (F0H020029)
FATHIYYATUSHOLIHAH (F0H020031)

DOSEN PENGAMPUH :
Ns. Tuti Anggriani utama, S.Kep. M.Kep
DEFINISI

Mastoiditis merupakan peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari


kavum timpani. Perluasan infeksi telinga bagian tengah yang berulang ulang
dapat menyebabkan timbulnya perubahan pada mastoid berupa penebalan
mukosa dan terkumpulnya eksudat. Lama kelamaan terjadi peradangan tulang
(osteitis) dan pengumpulan eksudat/nanah yang makin banyak,yang akhirnya
mencari jalan keluar. Daerah yang lemah biasanya terletak di belakang telinga,
menyebabkan abses superiosteum
ANATOMI TELINGA

Telinga bagian luar Telinga bagian tengah


01 Aurikula (daum telinga), menampung
02 Kavum timpani,rongga di dalam tulang temporalis yang
gelombang suara yang datang dari luar masuk
di dalam nya terdapat tiga buah tulang pendengaran yaitu
ke dalam telinga. Meatus akustikus
maleus,inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam
eksterna(liang telinga), saluran penghubung
membran timpani.bagian dalam tulang stapesmembuka
aurikula dengan membran timpani, panjang nya
pada fenestra ovalis. Antrum timpani meruoakan rongga
±2,5 cm, terdiri dari tulang rawan dan tulang
tidak teratur yang agak luas,terletak di bagian bawah
keras.
samping dari kavum timpani.

Telinga bagian dalam


03 Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang
keras pilorus temporalis, terdapat reseptor
pendengaran dan alat pendengar ini disebut
labirin. Labirintus osseous, serangkaian saluran
bawah di kelilingi oleh cairan yang dinamakan
perilimfe.
ETIOLOGI
Menurut Reeves (2001: 19) etiologi mastoiditis adalah:
 
Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi
dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid
Mastoiditis dapat terjadi 2-3 minggu setelah otitis media
akut
MANIFESTASI KLINIS

Demam biasanya hilang dan Gangguan pendengaran Nyeri cenderung menetap


timbul sampai dengan kehilangan dan berdenyut, terletak di
pendengaran sekitar dan di dalam telinga

Keluarnya cairan yang


Pembengkakan postaurikula Membran timpani menonjol melimpah melalui liang
telinga dan berbau
PATOFISIOLOGI
Mastoiditis umumnya disebabkan oleh Infeksi oleh streptococcus
(60%), pneumococcus (30%), staphylococcus aureus/albus, s. viridians, H.
influezae. Bakteri ini menyerang telinga bagian luar kemudian menjalar ke
cavum tympani. Cavum tympani mengalami peradangan. Eksudat mulai
terakumulasi. Kemudian infeksi menjalar ke tulang mastoid, mastoid
menjadi meradang. Peradangan mastoid ini bisa menjadi 4 macam yaitu
jenis I yaitu mastoiditis disertai nanah dan jaringan granulasi, jenis II
mastoiditis dan kolesteatom, mastoiditis campuran (campuran jenis 1 dan
2), Mastoiditis yang sklerotik .
Mastoidektomi

Mastoidektomi Mastoidektomi Mastoidektomi Radikal


Sederhana Superfisial dan Timpanoplasti dinding
runtuh
Masteidoktomi sederhana adalah tindakan Patokan pada tahap ini adalah dinding
belakang liang telinga, linea temporalis, spina tindakan membuang seluruh sel-sel
membuka kortek mastoid dari arah mastoid di rongga mastoid,
permukaan luarnya, membuang jaringan Henle, segitiga Mc.Ewen, prosesus
mastoid.pada tahap ini mata bor yang dipakai meruntuhkan dinding belakang liang
patologis seperti pembusukan tulang atau telinga, pembersihan seluruh sel
jaringan lunak, menemukan antrum dan adalah mata bor yang paling besar.
mastoid yang mempunyai drainage ke
membuka aditus ad-antrum bila tersumbat kavum timpani, yaitu pembersihan total
sel-sel mastoid di sudut sino-dura, di
daerah segitiga Trautman.
ASUHAN KEPERAWATAN
MASTOIDITIS
Pengkajian Keperawatan

Keluhan utama
● Klien mengatakan nyeri pada telinga bagian belakang engan sekala nyeri 6
Riwayat kesehatan sekarang
● Biasanya diawali adanya otitis media akut setelah 2-3 minggu tanpa penanganan yang baik nanah
dan infeksi menyebar ke sel udara mastoid. Dapat muncul atau keluar cairan yang berbau dari
telinga, timbul nyeri di telinga dan demam hilang timbul.
Riwayat kesehatan dahulu
● Adanya otitis media kronik karena adanya episode berulang.
Pemeriksaan fisik
● Suhu tubuh meningkat, denyut nadi meningkat (takikardi)
● Kemerahan pada kompleks mastoid
● Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir
● Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)
● Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)
● Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan organ lain
 
Diagnosa keperawatan

● Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.


● Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan.
Data/Symptom Etiologi Problem/Masalah

DS:  Aktivitas berlebihan Hipertermia


-  Proses penyakit
DO:  Peningkatan laju
1. Suhu tubuh diatas nilai normal metabolisme
2. Kulit merah
3. Kejang
4. Kulit merah
5. Takikardi
6. Takipnea
7. Kulit terasa hangat
 
DS:  Agen pecendera fisik Nyeri akut
-  Agen pecendera
DO: fisiologis
1. Tampak meringis
2. Gelisah
3. Frekuensi nadi meningkat
4. Sulit tidur
5. Bersikap protektif
6. Tekanan darah meningkat
7. Pola napas berubah
8. Nafsu makan menuru
9. Proses berpikir terganggu
10. Menarik diri
11. Berfokus pada diri sendiri
INTERVENSI
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen hipertermia Observasi
intervensi keperawatan Observasi a. Untuk Mengetahui apa penyebab hipertermi
diharapkan termogulasi a. Identifikasi penyebab hipertermia b. Mengetahui perkembangan suhu tubuh
membaik dengan kriteria (mis.dehidrasi,terpapar lingkungan c. Mengetahui jumlah elektrolit
hasil: panas,penggunaan inkubator) Teraupeutik
a. Kulit merah b. Monitor suhu tubuh d. Agar suhu tubuh menurun
menurun c. Monitor kadar elektrolit e. Agar tubuh mendapatkan suhu yang baik
b. Pucat menurun Terapeutik f. Sebagai obat untuk mengurangi hipertermia
c. Suhu tubuh d. Sediakan lingkungan yang dingin Edukasi
membaik e. Longgarkan atau lepaskan pakaian g. Meningkatkan kenyamanan istirahat serta
d. Suhu kulit membaik f. Berikan cairan oral dukungan
e. Takipnea meningkat Edukasi Kolaborasi
f. Kejang meningkat g. Anjurkan tirah baring h. Menghindari kehilangan air natrium klorida dan
g. Tekanan darah Kolaborasi kalium yang berlebihan
membaik h. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit IV
 
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri Observasi
agen pencedera tindakan keperawatan observasi 1.Dengan mengidentifikasi dapat
fisiologis proses selama 2x24 jam 1.Identifikasi lokasi membantu perawat untuk berfokus pada
penyakit diharapkan nyeri 2.Identifikasi skala nyeri penyebab nyeri
berkurang dengan 3.Identifikasi respon nyeri non verbal 2.Mengetahui skala nyeri klien dapat
kriteria hasil: 4.Identifikasi faktor yang keyakinan tentang membantu perawat untuk tingkat nyeri
1.Keluhan nyeri nyeri klien
menurun 5.Identifikasi mengetahui budaya terhadap 3.Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
2.Mual berkurang respon nyeri klien dapat mengetahui seberapa kuat
3.Nafsu makan 6.Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas nyeri yang dirasakan oleh klien
membaik hidup 4.Mengetahui faktor tentang nyeri
4.Gelisah menurun 7.Monitor keberhasilan terapi komplementer 5.Mengetahui pengetahuan tentang nyeri
5.Perasaan mengalami yang sudah diberikan pada klien
cedera berulang 8.Monitor efek samping penggunaan 6.Mengetahui pengaruh nyeri pada klien
menurun analgetik 7.Mengetahui keberhasilan terapi
  komplementer yang sudah diberikan pada
klien
8.Mengetahui efek samping obat
 
Manajemen nyeri  
Terapeutik Terapeutik
1.Berikan teknik nonfarmokologis untuk 1.Memberi klien melakukan teknik nonfarmakologis
mengurangi rasa nyeri (kompres air hangat aau dingin)
2.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2.Membantu pasien istirahat dan tidur
3.Fasilitasi istirahat dan tidur 3.Mengetahui jenis dan sumber nyeri yang dialami klien
4.Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam  
pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi
Edukasi: 1.Mengetahui penyebab priode pada klien
1.Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri 2.Mengetahui strategi merdakan nyeri pada klien
2.Jelaskan strategi meredakan nyeri 3.Membantu rasa nyeri secara mandiri
3.Ajurkan memonitor nyeri secara mandiri 4.Membantu klien melakukan analgetik
4.Ajurkan menggunakan analgetik secara tepat 5.Membantu klien untukmelakukan teknik nonmarfakologis
5.Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk  
mengurangi rasa nyeri Kaloborasi
  1.Pemberian analgetik dapat membolak nyeri pada
Kaloborasi: susunan saraf fusat. Dan dapat mengurangi rasa nyeri
1.Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu. pada pasien
IMPLEMENTASI

Impelementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk


membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi menuju status kesehatan
yang baik/optimal.Implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yaitu
dukungan ambulasi,manajemen hipertermia
EVALUASI

Keberhasilan penatalaksanaan keperawatan tercermin pada pencapaian hasil yang diharapkan dan
tujuan klien. Bandingkan perilaku klien dengan hasil yang diharapkan dan tujuan klien
mengindikasikan diperlukanya modifikasi pendekan yang digunakan dengan melakukan pengkajian
kembali kondisi klien, merevisi diagnosa kepererawatan,dan menyesuaikan tindakan keperawatan
yang dipilih.
KESIMPULAN

Mastoiditis merupakan peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari kavum timpani. Perluasan
infeksi telinga bagian tengah yang berulang ulang dapat menyebabkan timbulnya perubahan pada
mastoid berupa penebalan mukosa dan terkumpulnya eksudat. Lama kelamaan terjadi peradangan
tulang (osteitis) dan pengumpulan eksudat/nanah yang makin banyak,yang akhirnya mencari jalan
keluar. Daerah yang lemah biasanya terletak di belakang telinga, menyebabkan abses superiosteum.

Anda mungkin juga menyukai