Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

Mastoiditis

Rika Yulianisa
(20174025)
Pembimbing:
dr.Ery Ananda,Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU PENYAKIT THT- KL UNIVERSITAS ABULYATAMA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA
KOTA BANDA ACEH
Anatomi
Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam
Telinga Luar Telinga tengah Telinga dalam

o Membran o Kanalis
timpani
o semisirkularis
Kavum timpani o
o Koklea
Tulang o Vestibular
pendengaran

o Daun telinga terdiri dari tulang rawan


elastin dan kulit

o Liang telinga berbentuk huruf S,


dengan rangka tulang rawan pada
sepertiga bagian luar, sedangkan dua
pertiga bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang. Panjangnya kira-
kira 2,5-3 cm
Tulang Mastoid

o Tulang mastoid adalah


tulang keras yang terletak
di belakang telinga.

o didalamnya terdapat
rongga (air cells) berisi
udara, air cells terhubung
dengan rongga besar yang
disebut antrum mastoid.
o Kegunaan air cells :
sebagai udara cadangan
yang membantu
pergerakan normal dari
gendang telinga.
definisi

Mastoiditis adalah proses peradangan yang melibatkan sel-sel mastoid


pada tulang temporal. Mastoiditis pada umumnya merupakan
komplikasi dari otitis media
Etiologi
 Streptococcus pneumoniae, streptococcus  pyogens,
pseudomonas aeruginosa,haemophilus influenzae dan
staphylococcus aureus adalah  beberapa bakteri yang paling
sering didapatkan  pada infeksi ini.
 Bakteri yang berperan pada penderita anak-anak  paling
utama S. Pnemonieae & H. influenzae
 Kurang menjaga kebersihan pada telinga telinga basah
seperti masuknya air kedalam telinga serta bakteri yang
masuk dan bersarang yang dapat menyebabkan infeksi traktus
respiratorius
Klasifikasi
Mastoiditis Mastoiditis
akut kronik

terkait dengan adanya terkait dengan otitis media


otitis media akut (infeksi supuratif kronik &
telinga tengah) pembentukan
akumulasi materi infeksi kolesteatoma (agregasi
erosi tulang-tulang epitel skuamosa yg
mastoid kerusakan menggangu fungsi
struktur struktur
Epidemologi

 Insiden mastoiditis sangatlah bervariasi di seluruh dunia. Insiden mastoiditis rata-rata 4 kasus per 100.000
anak setiap tahunnya dengan usia diatas 5 tahun.
 Pada tahun 2007, Kvaener et al melaporkan insiden dari mastoiditis adalah 4,3-7,1 kasus per 100.000
anak berusia 2-16 tahun.
Manifestasi Klinis

 Demam biasanya hilang dan timbul


 Nyeri cenderung menetap dan berdenyut, terletak di sekitar dan di
dalam telinga, dan mengalami nyeri tekan pada mastoid
 Gangguan pendengaran sampai dengan kehilangan pendengaran
 Membran timpani menonjol berisi kulit yang telah rusak dan bahas
sebaseus (lemak)
 Dinding posterior kanalis menggantung
 Membengkak postaurikula
 Keluarnya cairan yang melimpah melalui liang telinga dan berbau
Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan otoskop
 Nyeri telinga yang  Membran timpani
menetap dan biasanya merah,
 Eritema/kemerahan
berdenyut. menonjol, dan
dan lunak pada
 Otore (keluar cairan berkurangnya
belakang daun telinga
dari dalam telinga) morbilitas. Pada
 Abnormalitas dari
dan sakit kepala. mastoiditis kronik,
membran timpani.
 Terjadi penurunan membrani timpani
 Tonjolan nipplelike
pendengaran. perforasi, kemerahan,
dari membran timpani
sentral mungkin ada, edema, dan sensitive
ini biasanya disertai pada retroaurikuler.
nanah.  Sebuah spesimen dari
telinga tengah tanpa
adanya kontaminasi dari
meatus akustikus
eksterna akan dilakukan
pemeriksaan gram,
pewarnaan tahan asam,
kultur aerob/anaerob.
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan
laboratorium MRI

Ct-Scan
Tatalaksana
 Terapi Medikamentosa

Indikasi :
- Tidak adanya gambaran keterlibatan intracranial
- Tidak adanya fluktuasi postaurikular
- Tidak adanya tanda pada CT-scan yang menunjukkan destruksi dari sel
udara mastoid
- Otitis media supuratif tipe jinak dan tanpa kolesteatoma

 Metode

Pemberian antibiotik parenteral berdasarkan hasil kultur dan sensivitas. Pemeriksaan gram
dapat menentukan terapi emperik antimikroba. Antibiotiknya yaitu sefalosforin generasi III
(contoh cefotaxime) dan metronidazole. Antibiotik diberikan secara intra vena 1g/12 jam pada
dewasa dan setengahnya pada anak-anak.
Tatalaksana

 Terapi Operasi

Indikasi :
Komplikasi intracranial

- Adanya fluktuasi pada auricular dan abses subperiosteal


- Mastoiditis akut koalesen
- Kegagalan terapi medikamentosa dengan antibiotik adekuat
selama 48-72 jam
- Ottorrhea yang menetap lebih dari 2 minggu walaupun dengan
antibiotik yang adekuat
- Kolesteatoma
Tatalaksana

Terapi
Metode
Operasi
Prosedur invasive Modalitas terapi yang bisa dilakukan apabila perlu terapi
minimal - Mastoidektomi
pembedahan adalah :
sederhana/simple
- Insisi dan drainase
- mastoidektomi (operasi
dari abses mastoid
schwartz).
- Miringitomi
- Mastoidektomi radikal
- Operasi definitif :
- Mastoidektomi radikal
Open mastoidektomi
dengan modifikasi (operasi
(terdapat
bondy)
koleastoma), cortical
mastoidektimi (tidak
terdapat koleastoma)
Hilang
pendengara
n

Bezold petrositis
abses

Komplikasi
Labyrintit
Abses is
otak

Meningiti
s
Prognosis

 Pengobatan yang adekuat akan memberikan


penyembuhan yang optimal.
 Prognosis pasien baik selama belum terjadi komplikasi
ke intrakranial.
 Pada kasus dengan komplikasi intrakranial dibutuhkan
penatalaksanaan yang lebih komprehensif
Kesimpulan
 Mastoiditis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoideus (tulang yang
menonjol dibelakang telinga). Mastoiditis marupakan peradangan kronik yang
mengenai rongga mastoid dan komplikasi dari otitis media kronis. Lapisan
epitel dari telinga tengah adalah sambungan dari lapisan epitel sel – sel mastoid
udara yang melekat ditulang temporal.
 Mastoiditis dapat terjadi pada pasien-pasien imunosupresi atau mereka yang
menelantarkan otitis media akut yang dideritanya.
 Diagnosis pada pasien mastoiditis dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa foto polos mastoid dengan posisi
schuller.
 Penataksanaan dengan cara mastoidektomi dan timpanoplasti serta pemberian
antibiotik, steroid, dan simptomatik.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai