Data dari subbagian otology RSMH dari tahun 2006-2008 telah dilakukan 6
operasi paresis saraf facial dan semuanya disebabkan oleh OMSK dengan
kolesteatom
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA
FISIOLOGI PENDENGARAN
Kolesteatoma kongenital
Kolesteatoma akuisital
Kolesteatoma akuisital
primer
(Teori Invaginasi)
Kolesteatoma akuisital
sekunder
(Teori migrasi & Teori
metaplasia)
Patofisiologi
OMSK penyakit yang berlangsung Perforasi pada
lama, berawal dari episode OMA membrane timpani
dengan perforasi dan perforasi ini
gagal untuk sembuh sendiri
bakteri yang
berasal dari
telinga luar dapat
Mesotympanic menginfeksi telinga
cholesteatoma tengah dan
hilangnya fungsi
proteksi terhadap
bakteri dari
nasofaring akibat
fungsi tuba yang
kurang baik
OMSK
Hearing Nyeri
Othorea Loss Pada
Mastoid
Tubotimpanic Attikoantral
atau Jinak atau Maligna
atau Benign atau Ganas
Proses peradangan terbatas pada Disertai kolesteatoma
mukosa saja
Letak perforasi di marginal atau di
Biasanya tidak mengenai tulang atik
Perforasi terletak di sentral Kadang-kadang terdapat juga
Umumnya jarang menimbulkan kolesteatoma pada OMSK dengan
komplikasi yang berbahaya perforasi subtotal
Tidak terdapat kolesteatoma Sebagian besar komplikasi yang
berbahaya atau fatal
Diagnosis CT Scan Imaging
Pemeriksaan
Anamnesis
Otoskopi
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Radiologi
Audiologi
(CT SCAN)
Komplikasi
Komplikasi di telinga tengah Komplikasi di telinga dalam Komplikasi Komplikasi ke susunan
ekstradural saraf pusat
Pasien pernah berobat ke dokter THT Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 15
sebelumnya dan mendapat obat tetes tahun yang lalu. Pasien belum berhenti dan
telinga dan obat minum namun pasien memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus
tidak ingat nama obatnya. Riwayat perhari.
penggunaan OAT sebelumnya tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Laju Nadi : 86 kali per menit
Laju nafas : 20 kali per menit
SuhuTubuh : 36.80 C
Kepala : Dalam batas normal
Wajah : Inspeksi saat istirahat: wajah tampak asimetris, pipi sebelah
kanan lebih bengkak dibandingkan sebelah kiri.
Pergerakan: Dahi sebelah kanan tidak dapat dikerutkan
Mata kanan tidak dapat menutup sempurna
Mulut tampak miring ke kiri saat tersenyum
Leher : pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Fisik
Cavum Nasi (Rhinoskopi Anterior)
Mukosa : merah muda / merah muda
Sekret : tidak ada /tidakada
Massa : tidak ada / tidak ada
Konka : eutrofi/eutrofi
Septum nasi : tidak ada deviasi
Pasase udara : lancar / lancar
Laring
Laringoskopi indirect : tidak dilakukan
Thoraks :
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : fremitus taktil kanan < fremitus taktil kiri
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara Pernapasan : vesikuler di kedua lapangan paru
Suara tambahan : rhonki (+) wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik Status Lokalisata
Cor : BJ I < BJ II, reguler, bising (-) Telinga :
Auris dextra sinistra
Abdomen : CAE : lapang/lapang
Inspeksi : distensi (-) simetris (+)
Serumen : -/+
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Sekret :+/-
Perkusi : timpani (+)
MT : sulit dinilai/sulit dinilai
Auskultasi : Peristaltik (+)
Retroauricular : nyeri tekan (+) / (-)
Ekstremitas :
Motorik : Atas 5555/5555
Bawah 5555/5555
Pemeriksaan Penunjang Tanggal 31 Oktober 2016
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi
Haemoglobin(Hb) 9,6 g/dl 13-16 Menurun
Hematokrit (Ht) 31% 40-58 Menurun
Eritrosit 2700/mm3 4700-61000 Menurun
Leukosit 10300/mm3 4000-11000 Normal
Trombosit 514000/mm3 150000-450000 Normal
Eosinofil 0 0-6 Normal
Basofil 0 0-2 Normal
Netrofil Segmen 85 50-70 Normal
Limfosit 6 20-40 Normal
Monosit 9 2-8 Normal
CT/BT 4/8 1-7 menit Normal
Kreatinin 0,60 mg/dl 0,6-1,3 Normal
Ureum 23 mg/dl 10-50 Normal
Billirubin direct 0,11 mg/dl <0,52 Normal
Pemeriksaan Penunjang Tanggal 31 Oktober 2016
SGOT 30 U/L <35 Meningkat
SGPT 28 U/L <45 Normal
Protein total 4,7 g/dl 6,4 8,3 Normal
Albumin 2,62 g/dl 3,5 -5.2 Normal
Globulin 2,08 g/dl Normal
Kolesterol total 137 mg/dl < 200 Normal
Natrium 138 mmol/L 135-145 Normal
Kalium 4,9 mmol/L 3,5-4,5 Meningkat
Clorida 101 mmol/L 90-110 Normal
Gula darah puasa 90 mg/dl 60-110 Normal
Gula darah 2 jam PP 123 mg/dl 100-140 Normal
Pemeriksaan Penunjang Tanggal 16 Oktober 2016
Hasil Nilai normal Interpretasi
Haemoglobin(Hb) 11,0 g/dl 13-16 Menurun
Hematokrit (Ht) 35 % 40-58 Menurun
Eritrosit 4300/mm3 4700-61000 Normal
Leukosit 10300/mm3 4000-11000 Normal
Trombosit 588000/mm3 150000-450000 Normal
Tatalaksana Prognosis
Suportif: IVFD RL 20 gtt/I Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam: Dubia ad malam
Farmakologis
Ceftriaxon 1 gr/12 jam Quo ad Sanactionam: Dubia ad malam
Ketorolac 3%/8 jam
Asamtraneksamat 500 mg/12 jam
Methylprednisolon 125 mg/12 jam
Operatif : Mastoidektomi
PEMBAHASAN
KASUS PEMBAHASAN
Pasien, laki-laki, berusia 33 tahun yang datang Keluarnya cairan dari telinga menunjukkan
ke IGD dengan keluhan: adanya perforasi membran timpani. Perforasi
membran timpani dapat terjadi akibat adanya
-nyeri telinga kanan sejak 2 minggu yang lalu. - peningkatan tekanan pada telinga tengah
-perdarahan akibat mengorek telinga yang seperti pada infeksi pada telinga tengah (otitis
terjadi 20 hari yang lalu. media) yang berlangsung lama.
-keluar cairan dari telinga yang telah dialami
sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan keluar cairan dari telinga kanan
sudah dialami pasien selama dua bulan yang
menunjukkan perforasi membran timpani sudah
dialami pasien setidaknya sekitar 2 bulan.
Berdasarkan lama terjadinya, infeksi telinga
tengah pada pasien ini dapat dikatakan
sebagai otitis media supuratif kronik.
KASUS PEMBAHASAN
Pasien, laki-laki, berusia 33 tahun yang datang OMSK dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu
ke IGD dengan keluhan: tipe aman dan tipe bahaya. Pada kasus ini,
terdapat kolesteatoma pada mastoid kanan
-nyeri telinga kanan sejak 2 minggu yang lalu. pasien yang terlihat pada gambaran CT-scan
-perdarahan akibat mengorek telinga yang mastoid. Letak perforasi dan kolesteatom pada
terjadi 20 hari yang lalu. liang telinga sulit dinilai pada pemeriksaan fisik
-keluar cairan dari telinga yang telah dialami karena adanya sekret yang banyak pada
sejak 2 bulan yang lalu. telinga kanan pasien.
Pasien, laki-laki, berusia 33 tahun yang datang Pada kasus ini wajah pasien terlihat asimetri
ke IGD dengan keluhan: baik pada saat istirahat maupun pergerakan.
Berdasarkan klasifikasi House-Brackmann,
-Wajah pasien terlihat asimetri baik pada saat pasien mengalami paresis nervus fasialis
istirahat maupun pergerakan. derajat V pada sisi wajah sebelah kanan.
-Pada saat disuruh mengerutkan dahi dan
mengangkat alis ke atas, hanya sisi sebelah kiri
yang bergerak, sedangkan dahi sebelah kanan
tidak tampak adanya kerutan.
-Kelopak mata kanan pasien tidak dapat
menutup sempurna, sedangkan kelopak mata
sebelah kiri berfungsi baik.
-Pada saat disuruh tersenyum, mulut pasien
tampak asimetri, yaitu mulut pasien lebih
tertarik ke sisi kiri
KASUS PEMBAHASAN
Pasien, laki-laki, berusia 33 tahun yang datang Prinsip terapi pada OMSK tipe bahaya adalah
ke IGD dengan keluhan: pembedahan, yaitu mastoidektomi. Terapi
konservatif dengan medikamentosa hanyalah
merupakan terapi sementara sebelum
nyeri telinga kanan sejak 2 minggu yang lalu. -- dilakukan pembedahan. Pada pasien ini,
perdarahan akibat mengorek telinga yang tindakan mastoidektomi dilakukan pada
terjadi 20 hari yang lalu. tanggal 3/11/2016
-keluar cairan dari telinga yang telah dialami
sejak 2 bulan yang lalu.
-Wajah pasien terlihat asimetri baik pada saat
istirahat maupun pergerakan.
-Pada saat disuruh mengerutkan dahi dan
mengangkat alis ke atas, hanya sisi sebelah kiri
yang bergerak, sedangkan dahi sebelah kanan
tidak tampak adanya kerutan.
-Kelopak mata kanan pasien tidak dapat
menutup sempurna, sedangkan kelopak mata
sebelah kiri berfungsi baik.
-Pada saat disuruh tersenyum, mulut pasien
tampak asimetri, yaitu mulut pasien lebih
tertarik ke sisi kiri
Terima Kasih..