Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM PERSEPSI SENSORI DENGAN DIAGNOSA


MEDIS OTITIS MEDIA AKUT ( OMA)
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

OLEH :
MARIA EKA NISFIDA
113063J1200092

PRESPTOR AKADEMIK :
WARJIMAN M.Kep

PRESEPTOR KLINIK :
LISNA IMELDA, S.Kep.,Ners

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN PRESEPTOR

Laporan Pendahuluan Otitis media akut disusun oleh Maria Eka Nisfida, 113063J120092.
Laporan Pendahuluan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik

Banjarmasin, November 2020

Perseptor Lahan Preseptor Akademik

Lisna Imelda, S.Kep.,Ners Warjiman, M.Kep

Mengetahui :
Kaprodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Sr. Margaretha Martini, SPC, BSN, MSN


I. KONSEP TEORI
A. Anatomi Fisiologi

Telinga merupakan organ pendengaran dan mempunyai peranan penting dalam


proses mendengar dan keseimbangan. Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Pada liang
telinga sepertiga bagian luar adalah rangka tulang rawan, sedangkan
duapertiga bagian dalam adalah terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½-3
cm. Membran timpani mengalami vibrasi dan kemudian akan diteruskan ke
tulang-tulang pendengaran yaitu malleus, incus dan stapes.
b. Telinga tengah
Terdiri dari membran timpani sampai tuba eustachius, yang terdiri dari
tulang-tulang pendengaran yaitu malleus, incus dan stapes. Tulang telinga
tengah saling berhubungan satu sama lain. Prosesus malleus melekat pada
membran timpani, malleus melekat pada inkus dan inkus melekat ada stapes
dan stapes melekat pada oval window. Saluran eustachius menghubungkan
ruang telinga tengah dengan nasofaring, sehinggan berfungsi sebagai
penyeimbang tekanan udara pada kedua sisi ruangan tersebut.
c. Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berbentuk spiral.
Ukuran panjang koklea berkisar 3 cm, dan juga terdapat vestibular yang tediri
dari 3 buah kanalis semisirkularis. Kanalis semisirkularis saling berhubungan
secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap pula. Skala
timpani dan vestibula berisi perilimfa, skala media berisi endolimfa. Dasar
skala vestibuli disebut sebagai membran vestibule (Reissner’s membrane),
sedangkan dasar skala adalah membrane basalis, dan pada membrane tersebut
terletak organ corti.
B. Definisi
Otitis media akut (OMA) adalah suatu peradang akut yang terjadi di rongga
telinga tengah yang disebabkan oleh kuman. Yang pada umumnya merupakan
komplikasi dari infeksi atau radang saluran pernapasan atas, misalnya influenza,
sinusitis, morbili. Infeksi kebanyakan melalui tuba eustachii, selanjutnya masuk
ke telinga tengah. Adapun infeksi saluran atas akan menyebabkan invasi kuman ke
telinga tengan bahkan sampai ke mastiod.
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga bagian tengah yang
disebabkan oleh infeksi dari tenggorokan (Farinitis) OMA sering terjadi pada
anak-anak.
Otitis media akut (OMA) ini terjadi akibat tidak berfungsinya sistem
perlindungan, sumbatan atau peradangan pada tuba eustachii merupakan faktor
utama terjadinya otitis media pada anak-anak semakin sering terserang infeksi
saluran pernapasan atas, dan kemungkinan terjadinya otitis media akut semakin
sering.
Pembagian stadium otitis media akut:
1. Stadium oklusi tube eustachius
Terdapat gambaran retraksi embran timpani akibat tekanan negatif didalam
telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak
dapat diteksi.
2. Stadium hiperemis ( presupurasi )
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh
membaran timpani tampak hiperemis serta edema. Secret yang telah
terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.
3. Stadium supurasi
Membran timpani menonjol kaarah telinga luar akibat edema yang hebat
pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta
terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani.
4. Stadium perforasi
Terjadi karena pemberian antibiotic yang terlambat atau virulensi kuman
yang tinggi, dapat terjadi rupture membran timpani dan nanah keluar
mengalir dari telinga tengah ke telinga luar.
5. Stadium resolusi
Bila memran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal
kembali. Bila terjadi perforasi, maka secret akan berkurang. Bila daya
tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi
tanpa pengobatan.

C. Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus,
staphylococcus ureus, pneumococcus, haemophylus influenza, esherecia coli,
streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.
Faktor predisposisi:
1. Infeksi kronis adenoid
2. Tonsilitis
3. Rtinitis
4. Sinusitis
5. Batuk rejan
6. Morbili
7. Pada anak-anak: kondisi tuba yang pendek, lebar, horizontal
D. Tanda Dan Gejala
Tanda klinik yang dapat terjadi pada pasien dengan OMA yaitu :
1. Membaran timpani merah
2. Dapat mengalami perforasi
3. Otorhea
4. Nyeri telinga ( Otalgia )
5. Demam
6. Anoreksia

E. Patofisiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi saluran nafas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran eustachius.
Saat bakteri melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran
tersebut. Sehingga terjadilah pembengkakan disekitar saluran, tersumbatnya
saluran dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
Sel darah putih akan melawan sel-sel bakteri dengan mengorbankan diri
mereka sendiri, sedikitnya terbentuk nanah dalam telinga tengah. Pembengkakan
jaringan sekitar sel eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel jika
lendir dan nanah bertambah banyak. Pendengaran dapat terganggu karena gendang
telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam bergerak bebas. Cairan yang
terlalu banyak akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
Infeksi sekunder ( ISPA) Trauma benda asing
Bakteri streptococcus,hemophylus,
Influenza Ruptur gendang telinga

Invasi Bakteri

Otitis media

Proses peradangan Peningkatan produksi Tekanan Udara Pengobatan tidak tuntas Kurang informasi
pada telinga tengah (-)
Cairan serosa

Nyeri Retraksi membran


Infeksi berlanjut Kurang Pengetahuan
timpani
sampai ketelinga
Akumulasi cairan
Mucus dan serosa
Kesulitan dalam menelan Hantaran suara/udara
kolesteatom
yang diterima menurun
Ruptur membran Gg. persepsi sensori mastoidektomi
Risiko nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh pendengaran
Sekret keluar Cemas Nyeri Akut
dan berbau tidak enak

Gg. Citra Tubuh


F. Komplikasi
a. Infeksi pada tulang sekitar telinga tengah ( mastoiditis atau petrositis )
b. Tuli
c. Peradangan pada selaput otak ( Meningitis )
d. Abses otak
e. Ruptur membran timpani
f. Vertigo
g. Demam dan menggigil

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
b. Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membran timpani
c. Otoskopi pneumatik untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan
udara kecil. Dan untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan
tekanan udara.

H. Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik ( untuk melumpuhkan atau menghilangkan bakteri ) dan
analgesik ( untuk menghilangkan rasa nyeri ).
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan klien
3. Riwayat kesehatan dulu
Apakah klien pernah mengalami otitis media sebelumnya
4. Riwayat kesehatan keluarga
Menanyakan apakah dikeluarga klien ada yang memiliki riwayat penyakit
otitis media sebelumnya
5. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan gejala-gejala yang dirasakan sekarang
6. Pengkajian 11 pola gordon
a. Persepsi – manajemen kesehatan
b. Pola nutrisi – metabolik
c. Pola ekiminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola istirahat dan tidur
f. Pola kognitif – persepsi
g. Pola persepsi dan konsep diri
h. Pola peran hubungan
i. Pola seksualitas dan reproduksi
j. Pola koping stress
k. Pola keyakinan
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien
b. Head toe toe

B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan pada telinga.
2. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan obstruksi dan
infeksi ditelinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.
3. Cemas/ ansietas berhubungan dengan sakit yang semakin berat
C. Intervensi dan Rasional
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan pada telinga.

Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri 1. Untuk
tindakan keperawatan 2. Ajarkan tekhnik mengetahui
selama 60 menit nyeri relaksasi kefektifan
dapat teratasi dengan 3. Kolaborasi pemberian
kriteria Hasil : dengan tim analgesik
a. Klien tidak medis dalam 2. Tekhnik
mengeluh nyeri pemberian relaksasi yang
b. Skala nyeri analgesik benar dan efektif
berkurang dapat membantu
mengurangi
nyeri
3. Analgesik dapat
menekan pusat
saraf rasa nyeri
sehingga nyeri
dapat berkurang

2. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan obstruksi dan


infeksi ditelinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.

Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Setelah dilakukan 1. Ajarkan klien 1. Pendengaran
tindakan keperawatan untuk perawatan tergantung pada
selama 2x 24 jam di pada telinga tipe gangguan
harapkan gangguan menggunakan atau ketulian
pendengaran dapat cotton bud serta perawatan
teratasi sebagian dengan hati-hati yang tepat
dengan kriteria hasil : 2. Observasi tanda- 2. Adanya
a. Tingkat tanda kehilangan masalah
persepsi sensori pendengaran pendengaran
pendengaran 3. Lakukan yang rusak akan
sampai pada pemeriksaan mengarah
tingkat pada telinga secara
fungsional yang sakit permanen
3. Untuk
mengetahui
adanya
peradangan,
nyeri pada
telinga
4. Cemas ( ansietas ) berhubungan dengan sakit yang semakin berat

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan 1. Menunjukkan
keperawatan selama 1x24 informasi kepada kepada klien
jam diharapkan ansietas klien seputar bahwa dia dapat
dapat teratasi dengan kondisi dan berkomunikasi
kriteria hasil : gangguan yang dengan efektif
a. Rasa cemas klien dialami nya. tanpa
berkurang atau 2. Berikan menggunakan alat
hilang informasi khusus, sehingga
b. Klien dapat mengenai dapat mengurangi
mengungkapkan sumber-sumber rasa cemas pada
bahwa klien tidak dan alat-alat yang klien
merasakan cemas tersedia yang 2. Dukungan dari
lagi dapat membantu beberapa orang
klien yang memiliki
pengalaman yang
sama akan
membantu klien
agar tidak cemas
lagi
DAFTAR PUSTAKA

Efiaty Arsyad, S, Nurbaiti Iskandar. Buku ajar ilmu penyakit telinga,


hidung, tenggorokan, edisi III, Jakarta : FKUI.

Garna H, Sjahrodji,M.,Alam., A. 2012. Devisi infeksi dan penyakit tropis.


Jakarta : sagung seto

Wiliams & Wilkins,L. 2011. Nursing : memahami berbagai macam penyakit.


Jakarta : indeks

WJ, 2013. Otitis Media Akut

Anda mungkin juga menyukai