Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

MASTOIDITIS

PEMBIMBING :
dr. NURLINA, SP, THT-KL

DISUSUN OLEH :
ABEDNEGO TRI NOVRIANTO
112016331
BAB I
PENDAHULUAN
 Mastoiditis adalah proses peradangan yang melibatkan sel-sel mastoid
pada tulang temporal.
 Mastoiditis umumnya merupakan komplikasi dari otitis media karena
adanya hubungan antara telinga tengah dan sel-sel udara mastoid
 Insidensi tertinggi mastoiditis terjadi pada negara berkembang dan pada
anak kecil (< 2 tahun, rata-rata yaitu 12 bulan)
 insidensi mastoiditis pada anak meningkat dikarenakan kurangnya atau
tidak efektifnya terapi antibiotik pada saat episode otitis media akut.
 Tingginya level resistensi dan lebih aggresifnya patogen merupakan hasil
dari banyaknya kegagalan dari terapi antibiotik konvensional.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi telinga
 Telinga luar
 Telinga tengah
 Telinga dalam
 Koklea
 Vestibuli
Mastoid

 Bagian dari Os. Temporal


 Terletak dibelakang telinga
 Terdapat rongga-rongga berisi udara (air
cell)  sebagai udara cadangan
membantu pergerakan MT
 Berhubungan dengan telinga tengah
melalui Auditus ad antrum
Mastoiditis
 Pproses peradangan yang melibatkan sel-sel
mastoid pada tulang temporal.
 Timbul karena adanya infeksi telinga tengah
yang berlangsung lama
Etiologi
 Infeksi yang lama pada telinga tengah  bakteri yang didapat sama
dengan bakteri yang didapat pada infeksi telinga tengah.
 Bakteri gram negative dan Streptococcus aureus yang paling sering
didapatkan pada infeksi ini.
 Masuknya air ke dalam telinga serta bakteri yang masuk dan bersarang
yang kemudian dapat menyebabkan infeksi traktus respiratorius.
 Yang mempengaruhi berat ringannya penyakit :
 faktor tubuh penderita (imunitas) : anak-anak < 2th, imunitas belum baik
 Bakteri : lapisan pelindung dinding bakteri, pertahanan terhadap antibiotic
dan kekuatan penetrasi bakteri.
Gram negative :
Gram positif : proteus,

Patofisiologi
S pyogenes dan pseudomonas spp Bakterioides spp
S. aureus E colli,
kuman anaerob

Timbul Infeksi pada telinga

Eksogen infeksi Rinogen dari Endogen


dari luar melalui penyakit ronggga alergi,DM, TBC
perforasi hidung dan paru
membrane sekitarnya
tympani

Peradangan pada Mastoid

Mastoiditis

Nyeri Timbul suara Kemerahan pada Keluarnya pus


denging mastoid

Gangguan rasa pus


Cemas Hiperemi
nyaman Nyeri

Gangguan Otolitis
pendengaran Kerusakan
jaringan/dikontinuitas
jaringan
Gangguan
Komunikasi

Penurunan
kepercayaan diri
Patofisiologi

 Tahap 1 : Hiperemis pada lapisan mukosa sel-sel udara mastoid


 Tahap 2 : Transudasi dan eksudasi cairan dan / atau nanah dalam
sel.
Tahap 3 : Nekrosis tulang yang disebabkan oleh hilangnya
vaskularisasi dari septa
 Tahap 4 : Hilangnya dinding sel dengan peleburan ke dalam
rongga abses
Tahap 5 : Perpanjangan proses inflamasi ke daerah-daerah
berdekatan
Patofisiologi
Aliran Pus :
1. melalui antrum secara alami  penyembuhan
spontan,
2. ke lateral  permukaan prosesus mastoideus  abses
subperiosteal,
3. Anterior  abses di belakang daun telinga atau
diantara otot sternokleidomastoid dari leher  abses
Bezold
4. Medial  ke sel udara petrous pada tulang temporal
 petrositis
5. Posterior  ke tulang oksipital  osteomielitis dari
ABSES SUBPERIOSTERAL
kalvaria atau abses Citelli.
Klasifikasi

1. Mastoiditis akut
a. Mastoiditis akut dengan periosteitis : purulen pada rongga mastoid
b. Mastoiditis koalesen : destruksi septa air cells mastoid
2. Mastoiditis kronik
 Berlangsung berbulan- bulan hingga tahun
 Berhubungan dengan OMSk khususnya dengan pembentukan
kolesteatoma
Gejala klinis
 Otorrhea > 3 minggu, purulen, mukoid
 Demam tinggi pada OMA,
 Nyeri telinga memberat pada malam hari
 Infeksi telinga tengah  penurunan pendengaran
 Membran timpani tampak menonjol keluar,
 Pembengkakan post aurikula  pinnae terdorong
kedepan dan keluar
 Nyerit ekan mastoid

MT MENONJOL DAN ERITEMA


Diagnosis
 Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
 Anamnesis :
 Otorrhea
 Demam
 Nyeri telinga
 Hilang pendengaran
 Pemeriksaan fisik
 Eritema dan fluktuasi bagian belakang daun telinga
 membran timpani eritema, perforasi, edema
 Deviasi pinnea upward outward
ERITEMA POST AURIKULAR & PINNEA TERDORONG UPWARD OuTWARD
 Otomikroskopik : evaluasi ototthea kronik  deteksi kolesteatoma,
jarignan granulasi, polip atau benda asing
 Biopsi dilakukan jika curiga rhabdomiosarkoma atau neuroblastoma
 CT scan : air cells terisi cairan
 Radiologis Mastoiditis koalesens opasifikasi air cells oleh cairan,
trabekulasi tulang hilang
CT SCAN MASTOIDITIS
Tatalaksana
Terapi Medikamentosa
Indikasi :
 Tidak adanya gambaran keterlibatan intracranial
 Tidak adanya fluktuasi postaurikular
 Tidak adanya tanda pada CT-scan yang menunjukkan desktruksi dari sel udara
mastoid.
 Otitis media supuratif tipe jinak dan tanpa kolesteatoma
Metode
 antibiotik parenteral Sefalosforin generasi III ( contoh cefotaxime) dan
metronidazol 1gr/12 jam pada dewasa dan setengahnya pada anak-anak.
Tatalaksana
Terapi operasi6
Indikasi :
 Komplikasi intrakranial
 Adanya fluktuasi postauricular dan abses subperiosteal.
 Mastoiditisakut koalesen
 Kegagalan terapi medikamentosa dengan antibiotik adekuat selama 48 -72 jam.
 Otorrhea yang menetap lebih dari 2 minggu walaupun dengan antibiotik yang adekuat
 Kolesteatoma
Metode
Prosedur invasive minimal:
 Insisi dan drainase dari abses mastoid
 Miringiotomi
 Operasi defenitif : Open mastoidektomy ( terdapat kolesteatoma), cortical mastoidektomy (
tidak terdapat kolesteatoma).
Komplikasi
 Komplikasi dari mastoiditis, yaitu :1,2,4
 Hilangnya pendengaran
 Facial nerve palsy
 Cranial nerve involvement
 Osteomielitis
 Petrositis
 Labirinitis
 Gradenigo syndrome - Otitis media, nyeri retro-orbital , dan kelumpuhan
nervus abdusen
 Intracranial extension - Meningitis, abses serebral, abses epidural, empiema
subdural
 Trombosis sinus sigmoid
 Terbentuknya abses :
 Citelli abscess: abses yang meluas ke tulang oksipital.
 Abses subperiosteal
 Bezold's abscess
Prognosis

 Perkiraan banyak pasien dengan acute surgical mastoiditis dapat


kembali sempurna jika tidak terdapat keterlibatan nervus fasialis,
vestibulum, dan struktur intracranial tidak terlibat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

 Mastoiditis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoideus


(tulang yang menonjol dibelakang telinga). Mastoiditis
marupakan peradangan kronik yang mengenai rongga mastoid
dan komplikasi dari otitis media kronis. Lapisan epitel dari telinga
tengah adalah sambungan dari lapisan epitel sel – sel mastoid
udara yang melekat ditulang temporal.
 Komplikasi penyakit otitis media dan mastoiditis (akut dan kronik)
dapat melibatkan perubahan-perubahan langsung dalam telinga
tengah dan mastoid, atau infeksi sekunder pada struktur di
sekitarnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai