DEMENSIA ALZHEIMER
Oleh:
Abednego Tri Novrianto (112016331)
Pembimbing :
dr. Hardi Pranata, Sp.S MARS
Nama : Tn. AU
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Suku bangsa : Minang
Tanggal masuk : 26-10-2018
Dirawat yang ke : kontrol poli
Tanggal pemeriksaan : 26-10-2018
Anamnesa
Keluhan Utama :
Sering lupa – lupa sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Sering kesasar ketika bepergian dan emosi menjadi
mudah terpancing.
Riwayat Penyakit Sekarang
2 minggu
5 bulan SMRS 3 bulan SMRS 4 hari SMRS
SMRS
Gastritis (-)
RIWAYAT KELAHIRAN / PERTUMBUHAN /
PERKEMBANGAN :
Normal
Pemeriksaan Fisik
Tgl : 26 Oktober 2018; jam 11.30
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Gizi : Cukup (BB= 58 kg, TB= 165 cm, IMT= 21,3)
Tanda vital :
Tekanan darah : 137/ 85 mmHg
Nadi : 99 x / menit
Pernafasan : 20 x /menit
Suhu : 36,5 ºC
Pemeriksaan Fisik
Kepala Limfonodi : Tidak teraba
membesar
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi a.Temporalis : Teraba
Jantung : BJ I - II reguler, gallop
(-), murmur (-)
Nyeri tekan : Tidak ada
N I ( Olfactorius ) N II ( Optikus )
Daya penghidu : Ketajaman penglihatan:
Normosmia Baik
Pengenalan warna: Baik
Lapang pandang:
Sama dengan
pemeriksa
Fundus : Tidak dilakukan
N.III ( Occulomotoris )/ N.IV ( Trochlearis )/ N.VI (
Abducens )
Kanan Kiri
Ptosis :(-) (-)
Strabismus :(-) (-)
Nistagmus :(-) (-)
Exopthalmus :(-) (-)
Enopthalmus :(-) (-)
Gerakan bola mata :
Lateral :(+) (+)
Medial :(+) (+)
Atas lateral :(+) (+)
Atas medial :(+) (+)
Bawah lateral :(+) (+)
Bawah medial :( +) (+)
Atas :(+) (+)
Bawah : (+) (+)
Gaze : (+) (+)
N.III ( Occulomotoris )/ N.IV ( Trochlearis )/ N.VI (
Abducens )
Pupil :
Ukuran pupil : 3 mm / 3 mm
Bentuk pupil : bulat / bulat
Isokor/anisokor : isokor / isokor
Posisi : ditengah / ditengah
Reflek cahaya langsung : +/+
Reflek cahaya tidak langsung : +/+
Reflek akomodasi/konvergensi: +/+
N V ( Trigeminus )
Menggigit : (+)
Membuka mulut : (+)
Sensibilitas
Atas : +/+
Tengah : +/+
Bawah : +/+
Reflek masseter : Tidak dilakukan
Reflek zigomatikus : Tidak dilakukan
Reflek kornea : +/+
Reflek bersin : Tidak dilakukan
N VII ( Facialis )
Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : simetris
Sudut mulut : simetris
N VII ( Facialis )
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Menutup mata : Simetris
Meringis : simetris
Mengembungkan pipi : Simetris
Gerakan bersiul : tidak dilakukan
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : Tidak ada
Lidah kering : Tidak ada
N VIII ( Vestibulocochlearis )
Refleks Mencucur : ( - )
Refleks Palmomental : ( - )
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Nyeri : +/+
Suhu : tidak dilakukan
Taktil : +/+
Propioseptif
Posisi : +/+
Vibrasi : Tidak dilakukan
Tekanan dalam : +/+
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Defekasi
Inkontinentia :(-)
Retensi :(-)
FUNGSI LUHUR
Mecobalamin 2 x 250 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
Donepezil 1 x 10 mg
PEMERIKSAAN ANJURAN
MRI Kepala
SPECT Scan (Single Photon Emission Computed
Tomography)
PET Scan (Positron Emission Tomography)
EEG
PROGNOSA
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Demensia menurut
WHO :
“sindrom neurodegeneratif
yang timbul karena adanya
• Sering lupa kelainan yang bersifat kronis
• Nyasar dan progresif disertai dengan
• Sulit mengingat nama
gangguan fungsi luhur
• Lupa saat dimintai tolong
multipel seperti kalkulasi,
• Mudah marah
kapasitas belajar, bahasa
• MMSE 22 / 30
dan mengambil keputusan.”
Pemeriksaan status mini mental
No. Variabel Skor Skor pasien
Orientasi 24 – 30 : Normal
1. Sekarang (tahun, musim, bulan, tanggal, hari) apa? 5 5 17 – 23 : Probable gangguan
2. Kita berada dimana? (Negara, provinsi, kota, rumah sakit, lantai / kamar) 5 4 kognitif
Registrasi 0 – 16 : Definite gangguan
3. Sebut 3 buah benda (apel, meja, koin), tiap 1 detik pasien disuruh mengulang 3 2
kognitif
ketiga benda tersebut. Nilai 1 untuk setiap benda yang benar. Ulangi sampai
pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan.
Mengingat kembali
5. Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas. 3 1
Bahasa
6. Pasien disuruh menyebut nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2 2
7. Pasien disuruh mengulang kata-kata : “namun, bila” 1 1
8. Pasien disuruh melakukan perintah : “ Ambil kertas ini dengan tangan Anda,
lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai” 3 3
9. Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah :
“Pejamkan mata anda” 1 1
10. Pasien disuruh menulis dengan spontan 1 1
11. Pasien disuruh menggambar benda dibawah ini : 1 1
Total Skor 30 23
Kriteria diagnostik penyakit
Alzheimer menurut DSM-IV
Perkembangan defisit kognitif multipel terdiri dari :
Gangguan memori (gangguan kemampuan dalam mempelajari informasi
baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari).
Salah satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut ini :
Afasia
Apraksia
Agnosia
Gangguan fungsi berfikir abstrak
Gangguan kognitif pada kriteria A1 dan A2 menyebabkan gangguan yang
berat pada fungsi sosial dan pekerjaan penderita.
Kelainan ditandai dengan proses yang bertahap dan penurunan fungsi
kognitif yang berkelanjutan.
Gangguan kognitif kriteria A1 dan A2 tidak disebabkan hal – hal berikut :
Kelainan SSP lain yang menyebabkan gangguan memori yang progresif
(misalnya gangguan peredaran darah otak, parkinson, dan tumor otak).
Kelainan sistemik yang dapat mengakibatkan demensia (misalnya
hipotiroidisme, defesiensi vitamin B12 dan asam folat, defisiensi niasin,
hiperkalemi, neurosifilis, dan infeksi HIV).
Kelainan pasien tidak disebabkan oleh delirium.
Kelainan tidak disebabkan oleh kelainan aksis 1 (misalnya gangguan
depresi dan skizofrenia)
Stadium Perkembangan penyakit Alzheimer :
Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)
Memori : kesulitan dalam mempelajari hal baru, kesilaitan
ringan dalam mengingat hal lama
Visuospasial : disorientasi lokasi
Bahasa : kesalahan dalam penyusunan kata, anomia
Personalitas : pengabaian, kadang mudah tersinggung
Psikiatri : sedih, kadang ada delusi
Sistem motorik : normal
EEG : normal
CT/MRI : normal
PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion
Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)
Memori : gangguan mengingat hal baru dan lama lebih
berat
Visuospasial : disorientasi spasial
Bahasa : fluent aphasia
Kalkulasi : kelusitan dalam kalkulasi
Personalitas : pengabaian, mudah tersinggung
Psikiatri : delusi
Sistem motorik : tampak gelisah
EEG : slow background rhythm
CT/MRI : normal atau pelebaran ventrikel dan sulkus
PET/SPECT : bilateral parietal and frontal
hypometabolism/hyperfusion
Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)
Fungsi intelektual : kemunduran berat
Sistem motorik : rigiditas and fleksi postural
Kontrol sfingter : inkontinensia
EEG : diffusely slow
CT/MRI : perluasan ventrikel dan sulkus
PET/SPECT : bilateral parietal and frontal
hypometabolism/hyperfusion
Demensia tipe lain
Demensia vaskular :
1. Penyebab utama adalah penyakit vaskular serebral multipel demensia multi
infark (DSM III R)
2. Sering pada laki – laki dengan hipertensi atau faktor resiko kardiovaskular
lainnya
3. Infark berupa lesi parenkim multiple
Demensia Frontotemporal:
1. Antrofi multiple pada daerah frontotemporal
2. Daerah frontotemporal kehilangan neuronal, gliosis dan ditemukan badan pick
neuronal
3. Stadium awal lebih ditandai dengan perubahan kepribadian dan perilaku,
dengan fungsi kognitif relatif bertahan.
Penyakit Huntington:
1. Demensia yang terlihat adalah tipe subkortikal gejala motorik lebih banyak,
kelainan bicara lebih sedikit.
2. Ditandai dengan perlambatan psikomotor dan kesulitan melakukan tugas yang
kompleks, tetapi ingatan, bahasa dan tilikan relatif utuh pada stadium awal dan
menengah.
3. Pada stadium akhir insidensi depresi dan psikosis lebih tinggi.
Demensia tipe lain
Demensia Parkinson :
1. Diawali dengan adanya penyakit parkinson.
2. Parkinson yang berkembang disertai dengan demensia dan depresi.
3. Gejala bradifenia, yaitu pergerakan yang lambat pada pasien parkinson yang
disertai berfikir yang lambat.
Demensia HIV :
1. 75 % pasien dengan AIDS mempunyai keterlibatan SSP.
2. Infeksi HIV menyebabkan demensia dan gejala psikiatrik lain karena menyerang
SSP.
3. Pada pemeriksaan MRI tampak kelainan parenkimal.
Anxiolitic :
Risperidon : Dosis 0,5 – 1 mg, 3 x / hari
Gabapentin : Dosis 100 – 300 mg; 3 x / hari
Alprazolam : Dosis 0,25 – 1 mg; 3 x / hari
Lorazepam : Dosis 0,5 – 2 mg; 3x / hari
Tatalaksana yang diberikan pada pasien :
• Donepezil 1 x 10 mg
• Donepezil bekerja sebagai inhibitor konlinesterase
memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan
dengan inihibitor kolinesterase yang lainnya.
• Clopidogrel 1 x75 mg
• Clopidogrel berkerja sebagai antiplatelet yang dapat
mencegah penggumpalan darah di aliran darah otak
sehingga perfusi otak tetap adekuat mengingat
pasien memiliki faktor resiko DM sejak 16 tahun yang
lalu.
TERIMAKASIH