Anda di halaman 1dari 41

C PERIKONDRITIS

1. Evi Septri Andayani (4151171427)


S 2.
3.
Ratih Dewi. A (4151171431)
Julia Nur Andina (4151171453)
S 4.
5.
Vera Akmilia (4151171491)
Trinomi windu. W (4151171515)

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Definisi

Perikondritis adalah radang pada tulang rawan daun


telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang
menyebabkan efusi pus di antara lapisan perikondrium
dan kartilago telinga luar. Yang ditandai dengan daun
telinga yang membengkak, merah, panas, terasa nyeri,
jika ditekan terasa sakit. Pembengkakan daun telinga itu
menjalar ke bagian belakang daun telinga sehingga
sangat menonjol
Pembahasan Diagnosis Banding
Erisipelas Selulitis
Erisipelas disebabkan terutama oleh Stre Etiologi tersering pada selulitis adalah Sta
potococcus beta hemolyticus group A, ka phylococcus aureus dan atau
dang-kadang grup B dan G. Erisipelas me Selulitis melibatkan lapisan dermis bagia
rupakan bentuk selulitis kutaneus super n dalam dan lemak subkutan sehingga m
fisial akut. Kedua penyakit ini memiliki m enimbulkan kelainan berupa bercak kem
anifestasi klinis berupa eritema, edema, erahan dengan batas tidak tegas dan tepi
dan panas pada perabaan. Perbedaan an lesi yang tidak meninggi.
tara erisipelas dan selulitis adalah berda
sarkan adanya keterlibatan lapisan der
mis bagian atas dan limfatik superfisial
sehingga menimbulkan kelainan berupa
bercak kemerahan, berbatas tegas deng
an tepi lesi yang meninggi.
Pembahasan Diagnosis Banding
Kondritis Herpes Zoster Oticus
Infeksi pada kartilago di bawa Disebabkan virus varicella zoos
h perikondrium ter yang mengenai saraf trige
minus, ganglion genikulatikum
dan radiks servikalis bagian ata
s, disebut sindroma Ramsay H
unt. Tampak lesi kulit vesikuler
pada kulit di daerah liang telin
ga, otalgia, dan kadang disertai
paralisis otot wajah.
Pembahasan Diagnosis Banding
OE Sirkumkripta OE Difusa
Terdapat infeksi pada piloseba Disebut juga swimmer’s ear. Te
sseus sehingga membentuk fu rjadi pada cuaca panas dan le
runkel. Biasanya disebabkan ol mbab, terutama disebabkan ol
eh Staphylococcus Aureus. Gej eh Pseudomonas. Gejala : Nyer
ala Nyeri hebat tidak sesusai b i tekan tragus, nyeri hebat, ben
esar bisul, nyeri pada penekan gakak sebagian besar dinding k
an perikondrium, nyeri saat m analis, sekret yang sedikit, pen
embuka mulut, terdapat gang dengaran normal atau sedikit b
guan pendengaran. erkurang, tidak ada jamur.
Pembahasan Diagnosis Banding
Otomikosis Dermatitis Ekzematosa
Infeksi jamur di liang telinga a Lesi yang melibatkan liang telin
kibat kelembaban yang tinggi, ga, meatus, dan konka di dekat
biasanya disebabkan Pityrospo nya. Ditandai kemerahan, rasa
rum yang menyebabkan terbe gatal, bengkak, dan stadium ek
ntuknya sisik menyerupai keto sudat cair dengan diikuti pemb
mbe. Gejala berupa gatal dan entukan krusta.
rasa penuh di liang telinga.
Anatomi Telinga Luar
• Dari perkembangan first pharingeal groove bagia
n dorsal.
• Bulan ke tiga, terjadi proliferasi sel-sel epitel di b
awah meatus yang nantinya akan membentuk su
mbat meatus.
• Bulan ke tujuh, sumbat meluruh dan lapisan epit
el di lantai meatus berkembang menjadi gendan
g telinga definitif yang dibentuk dari lapisan epit
el ektoderm di dasar acoustic meatus, lapisan ep
itel endoderm di tympani cavity dan lapisan inter
mediate jaringan ikat yang membentuk stratum
fibrosum.
• Aurikula terbentuk dari hasil proliferasi mesenki
m di ujung dorsal first and secondary pharyngeal
arch yang mengelilingi first pharyngeal groove da
n membentuk auricular hillock yang berjumlah ti
ga di masing-masing sisi eksternal acoustic meat
us dan kemudian auricullar hillock akan bersatu.
Anatomi Telinga Luar

•Aurikula
•Meatus Akustikus Externus
Vaskularisasi

Arteri aurikula dan MAE:


arteri temporal superfisial
dan aurikular posterior

Permukaan anterior telinga


dan bagian meatus
akustikus eksternus: arteri
aurikular anterior dan arteri
temporalis superfisial

Permukaan posterior
telinga: arteri aurikular
posterior
Inervasi

permukaan anterolateral telinga, Permukaan posteromedial aurikula


dinding anterior, superior meatus dan lobulus dipersarafi oleh pleksus
akustikus eksternus, dan segmen cervicalis saraf auricularis mayor.
depan membran timpani dipersarafi:
cabang auricular temporalis dari bagian Cabang dari saraf fasialis (N.VII),
ketiga saraf trigeminus (N.V) glossofaringeus (N.IX), dan vagus (N.X)
Otot pada daun telinga
Otot ekstrinsik :
-muskulus aurikularis anterior
-muskulus aurikularis superior
-muskulus aurikularis posterior

Otot instrinsik :
-muskulus helicis mayor
-musculus helicis minor
-musculus tragicus
-musculus antitragus
-musculus obliqus auricularis
-musculus transpersus auricularis
Histologi Telinga Luar

Dilapisi oleh epitel squamosa

bagian tulang rawan tebalnya 0,5 – 1 mm, terdiri dari lapisan


epidermis dengan papillanya, dermis, dan subkutan melekat
dengan perikondrium

bagian tulang lebih tipis, tebal 0,2 mm, tidak mengandung


papilla, melekat erat dengan periosteum tanpa lapisan
subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran
timpani
Histologi
Telinga
Luar
Histologi
Telinga
Luar
FISIOLOGI TELINGA LUAR

Telinga luar secara umum dianggap sebagai suatu saluran


yang berfungsi mengumpulkan suara, sehingga dapat
meningkatkan seluruh sensitivitas pendengaran.
Aurikula juga memiliki fungsi untuk menentukan arah
lokasi suara.
Mekanisme proteksi: Tragus & anti tragus, kulit dengan la
pisan serumen, isthmus.
Etiologi
Mikroorganisme:
1. Pseudomonas aeruginosa
2. Beberapa kasus oleh: Staphylococcu
s aureus, Streptococcus group A
3. Sebagian kecil kasus oleh:
Enterobacter, Proteus mirabilis, dan
bakteri gram negatif lainnya
Mikrobiologi
Pseudomonas aeruginosa

• Bakteri obligat aerob


• Bakteri gram-negatif
• tumbuh pada suhu 37-42°C
• Flora normal pada kulit
• bersifat saprofit
Faktor Risiko
1. High chondral ear piercing
2. Luka bekas operasi
3. Trauma yang menyebabkan laserasi dan
hematoma
4. Terapi yang inadekuat pada erisipelas /
selulitis daun telinga (pinna)
5. Luka bakar
6. Frost bite
7. Gigitan serangga
8. Pemakaian helm yang sempit dalam waktu
lama
Epidemiologi

Mikroorganisme penyebab peri Kejadian perikondritis meningkat


kondritis dari yang tersering: pada :
• P.aeruginosa (69%) • Pasien yang menindik daun
• S.aureus (8%) telinga di kartilago (High
• Streptococcus group A (4%) chondral ear piercing)
• Streptococcus beta-hemolytic • Riwayat operasi daerah
non-group A (3%) temporal seperti pada tindakan
endaural
• E. faecalis (3%)
• trauma tumpul/tajam: riwayat
• Streptococcus group G (2,7%)
terjatuh atau akupuntur
• Klepsiella pneumoniae (2,5%)
• terapi selulitis atau terapi
• Candida.spp (1,3%) erisipelas yang inadekuat
• Pseudomonas non-aeruginosa • luka bakar
(1,3%)
• frost bite.
• Polymicrobial infection (5,2%).
Patofisiologi dihubungkan dengan ta
nda dan gejala

Trauma
Infeksi

Jejas (port d’entry)

Bakteri menginvasi jaringan

Bakteri dikenali oleh makrofag

Terjadi inflamasi pada jaringan sekitar

Vasodilatasi Peningkatan Pemanggilan Infiltrasi sel


pembuluh permeabilitas mediator-mediator PMN
darah vaskuler inflamasi
Peningkatan
Vasodilatasi Pemanggilan Infiltrasi sel
permeabilitas
pembuluh mediator- PMN
vaskuler
darah mediator
inflamasi
Aliran cairan
kaya protein dan Fagositosis
Pengeluaran IL-1, prostaglandin
sel darah merah
NO dan
keluar ke
prostacylin jaringan Terbentuk
Demam pus
ekstravaskuler

Hiperemis
Peningkatan tekanan
osmotik cairan
interstinum meningkat

Eksudat

Edema Menekan nervus Nyeri


auricularis
Komplikasi
Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsi pada lapisan perikondrium & kartilago
telinga luar untuk dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi.
2. Kultur Bakteri
3. Uji sensitivitas
4. Darah rutin
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penalaksanaan yang dilakukan adalah untk
mengeradikasi infeksi.

• Non Farmakologi
Kompres hangat
• Farmakologi
1. Golongan penisilin + aminoglikosida: Tobramisin
2. Golongan sefalosporin: cefoperazon
3. Golongan kuinolon: ciprofloksasin
Mekanisme Kerja Obat
Tobramycin

Antibiotik golongan aminoglikosida, bekerja sebagai bakterisid. Antibioti


k spektrum luas terutama terhadap infeksi kuman aerob gram negatif, d
an berefek sinergis terhadap gram positif bila dikombinasikan dengan a
ntibiotik lain (misalnya β-laktam)
MK:
Menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom (kaya akan
RNA, tempat terjadinya sintesa protein) → Proses translasi RNA dan DNA
diganggu sehingga biosentasa protein dikacaukan.
Farmakodinamik & Farmakokinetik:
Semua golongan aminoglikosida mempunyai sifat farmakokinetik yang
hampir sama. 15–30 menit paska pemberian intravena mengalami distrib
usi ke ruang ekstraseluler dan konsentrasi puncak dalam plasma dialami
setelah 30-60 menit paska pemberian. Waktu paruh aminoglikosida ±1.5
hingga 3.5 jam pada fungsi ginjal yang normal, waktu paruh ini akan me
mendek pada keadaan demam dan akan memanjang pada penurunan
fungsi ginjal.
ALGORITMA TATALAKSANA
PENCEGAHAN
1. Hindari menindik daun telinga bagian kartilago ( High
chondral ear piercing).
2. Pemberikan terapi profilaksis bagi seseorang yang
terkena luka bakar pada daerah telinga.
3. Hindari pembedahan sekitar telinga (iatrogenic trauma:
endaural).
4. hindari tindakan akupuntur daerah kartilago telinga.
5. hindari garukan pada daerah telinga yang mengalami
laserasi.
6. apabila terdapat vesikel di daerah telinga (pada pasien
herpes zoster) rawat vesikel agar tidak pecah dan
menjadi tempat masuknya bakteri.
PROGNOSIS

QAV : Ad Bonam
QAF : Dubia ad bonam
ASPEK BIOETIKA
A. Berdasarkan Kaidah Dasar • Autonomy: Menghargai hak
Moral sehat pasien untuk mengetahui
• Beneficence : Menegakkan mengenai penyakitnya, melakuk
an informed consent untuk sem
diagnosis perikondritis secara
ua tindakan yang akan dilakuka
tepat dilihat dari tipenya dan
n, dan mengambil keputusan
pemberian terapi antibiotik
dalam pemberian terapi pada
yang tepat (melalui anamnesi
pasien yang berkompeten.
s, pemeriksaan fisik, serta pe
meriksaan penunjang). • Justice: Memahami keragaman
• Non-maleficence: Dokter diha sosial budaya, seperti pekerjaan
dapat memengaruhi keputusan
rapkan mampu menilai progn
pasien dalam melakukan pengo
osis dan kemungkinan-kemun
batan .
gkinan komplikasi seperti caul
iflower ear.
B. Metode Four Box
Medical Indication
Medical Indication
Quality Of Life
Quality Of Life
Patient Preferences
Patient Preferences
Contextual Features
Contextual Features

Anda mungkin juga menyukai