Anda di halaman 1dari 44

REFRAT OTITIS EKSTERNA

DISUSUN OLEH :

I Putu Sidhi Sanjaya

NPM : 21710168

Pembimbing
dr., Sp. THT-KL

SMF ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2022
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
ANATOMI
TELINGA

Telinga luar

Telinga tengah

Telinga dalam
TELINGA LUAR

Daun telinga ( Pinna)


Dibentuk oleh tulang rawan dan otot
serta ditutup oleh kulit
Bentuknya dengan berbagai tonjolan
dan cekungan (terlihat pada
gambar), dengan panjang sekitar 2,5
cm menyebabkan resonansi bunyi
3500 Hz
Fungsi: untuk mengetahui lokasi
bunyi dari arah depan-belakang dan
membedakan tinggi-rendah bunyi
TELINGA
LUAR

Liang telinga
Mempunyai panjang 2,5-3 cm dan
diameter sekitar 0,75 cm
1/3 bagian luar: tulang rawan
2/3 bagian dalam: tulang keras yang
bersatu dengan tulang tengkorak
Seluruh liang telinga diliputi kulit
Hanya bagian tulang rawan yang
mengandung folikel rambut dan
kelenjar serumen
Fungsi: meneruskan energi bunyi
dari daun telinga ke telinga tengah Tulang Tulang
keras
rawan
TELINGA
TENGAH Pars flasida
• Superior
• Lebih tipis
Membran • Dua lapisan

timpani Pars tensa


• Inferior
• Lebih tebal
• Tiga lapis

Tulang pendengaran
Maleus, inkus, stapes
TELINGA TENGAH

Batas-batas telinga tengah :


• Batas luar : membran timpani
• Batas depan : tuba eustachius
• Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)
• Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
• Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)
• Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis,
tingkap lonjong (oval window), Tingkap bundar (round window) dan promontorium
TELINGA DALAM

• Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis
semisirkularis.
• Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media
(duktus koklearis) diantaranya.
L A N J U TA N …

• Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa


• Skala media berisi endolimfa
• Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s membrane)
• Dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ Corti.
FISIOLOGI
PENDENGARAN
Proses mendengar
diawali dengan

Proses
Konduksi Proses
transmisi

Ditangkapnya suara Menggetarkan


oleh daun telinga membran timpani dan Proses
dalam bentuk Diteruskan menggerakan tulang transduksi
gelombang suara oleh liang pendengaran
telinga (Amplifikasi)
FISIOLOGI PENDENGARAN

1. Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya suara oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang kemudian
akan menggetarkan membran timpani
2. Getaran ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran.
3. Energi getar yang telah diamplifikasi diteruskan ke stapes yang akan menggerakkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibuli akan bergerak.
4. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak
relatif antara membran basilaris dan membran tektoria.
L A N J U TA N …

5. Terjadi defleksi stereosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan
listrik dari badan sel.
6. Terjadi proses depolarisasi sel rambut,sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai korteks
pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.
Otitis Eksterna
OTITIS EKSTERNA

suatu inflamasi, iritasi, atau infeksi kulit dari liang/saluran telinga luar
Definisi (meatus akustikus eksterna) yang disebabkan oleh kuman maupun jamur
(otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga,
deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan.
Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau
hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel) atau jerawat.

• infeksi bakteri (staphylococcus aureus, staphylococcus albus, dan


escherichia coli)
Etiologi • jamur (10% otitis eksterna disebabkan oleh jamur terutama jamur
pityrosporum dan aspergilosis),
• alergi, dan
• virus (misalnya: virus varisela zoster). Otitis eksterna dapat juga
disebabkan oleh penyebaran luas dari proses dermatologis yang bersifat
non infeksi.
OTITIS EKSTERNA

• Kurangnya produksi serumen


• Kelembaban yang tinggi
• Riwayat kemasukan air pada liang telinga
Faktor Resiko
• Suhu tubuh yang meningkat
• Trauma lokal pada liang telinga
• Anomali anatomi pada liang telinga.
• Bahan iritan
• Penyumbat telinga dan alat bantu dengar
• Gambar 1. Infeksi jamur1 Gambar 2. Infeksi virus (herpes zoster)1
OTITIS EKSTERNA

Gejala klinis • Deskuamasi.


• Tinnitus.
• Demam

• Nyeri tekan tragus

• Hiperemis dan abses


Otitis Eksterna Sirkumskripta
DEFINISI

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) merupakan


peradangan pada sepertiga luar liang telinga

Infeksi pada
furunkel
pilosebaseus

Kelenjar serumen
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

• Kuman tersering:
Staphylococcus aureus

• Obstruksi unit apopilosebasea

Lap subkutan  folikel


rambut, gld sebasea, gld
seruminosa
PATOFISIOLOGI

Suhu dan kelembaban yang tinggi


Manipulasi liang telinga

stratum korneum pars katilago


menyerap air

edema interseluler

Menyumbat unit apopilosebasea

Cerumen berkurang

Berkurangnya lapisan anti-air


Peningkatan pH
pada kulit kanal
Rentan terjadi luka,
bakteri dapat memasuki
unit apopilosebasea

gatal

Proliferasi bakteri pada kulit yang


terluka

Nyeri terjadi bersamaan dengan jaringan


lunak kanal yang membengkak mendesak
batas periosteal pada kanal bagian tulang

Mulai terdapat discharge purulen,


jaringan lunak aurikula dan periaurikula
dapat terlibat
GEJALA DAN TANDA
• Gejala:

• Nyeri telinga yang terlokalisir tidak sesuai besar


bisul
• Pruritus
• Penurunan pendengaran (bila lesi menutup kanal)
GEJALA DAN TANDA

• Tanda

• Furunkel di liang telinga


• Hiperemis, edema
• Nyeri tarik bagian telinga luar
• Nyeri tekan pada tragus
TERAPI

• Bila menjadi abses  aspirasi secara steril


• AB salep  polymixin B atau bacitracin
• Obat simtomatik  analgetik dan penenag
• Dinding furunkel tebal  insisi  dipasang drain  mengalirkan nanahnya.
Otitis Eksterna Difusa
(Swimmer’s Ear)
ETIOLOGI

• Kuman tersering: Pseudomonas aeruginosa

• Kuman Lain: Proteus mirabilis, Basillus piosianius,


streptococci, enterobacter
FAKTOR PREDISPOSISI
• Kelembaban dan suhu yang tinggi
• Trauma (intrumentasi dan pembersihan liang
telinga yang berlebihan, berenang)
• variasi anatomi kanal individual
• kualitas air (jumlah bakteri yang terkandung)
GEJALA DAN TANDA

• Gejala:
Otalgia
 Tidak adanya jaringan subkutan dibawah kulit liang telinga, proses radang akan
menyebabkan tekanan yang kuat pada ujung-ujung saraf
 Mungkin juga terasa nyeri jika menggerakkan rahang
Otorea
Pruritus
Telinga terasa penuh
Penurunan pendengaran
Riwayat telinga kemasukan air
Riwayat kebiasaan mengorek telinga
GEJALA DAN TANDA

• Tanda:
Nyeri tekan pinna dan kanal
Eritema kanal
Edema kanal
TATALAKSANA

• Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati  dengan


H2O2 3%
• Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan
antibiotik dan antiseptik secara berkala tiap 2 hari
• Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid) dipakai
secara hati-hati karena dapat alergi atau mungkin dapat
menyebabkan tumbuh jamur yang berlebihan
• Analgetik oral
• Antibiotik oral  untuk kasus berat
OTITIS EKSTERNA MALIGNA
Banyak ditemukan pada lansia dengan riwayat
diabetes melitus dengan bakteri penyebab paling
umum (>98%) adalah Pseudomonas aeruginosa.

Usia lanjut dan diabetes mellitus berhubungan


dengan abnormalitas dari pembuluh darah kecil.

Mikroangiopati pada penderita liang telinga


penderita diabetes mellitus mempengaruhi
terjadinya otitis eksterna maligna.
• rasa gatal pada liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri yang hebat
dan sekret yang banyak dan pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri
tersebut semakin meningkat menghebat, liang telinga tertutup oleh
tumbuhnya jaringan granulasi yang tumbuh secara cepat.

GEJALA
KLINIS

Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis dan paralisis fasial.
Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus berat bersama-sama dengan
kadar gula darah yan tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif
menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.
OTITIS EKSTERNA M
ALIGNA
PEMERIKSAAN FISIK

 Adanya inflamasi yang terlihat pada liang telinga luar dan jaringan lunak periaurikuler
 Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak pada ramus mandibula dan mastoid
 Jaringan granulasi terdapat pada dasar hubungan tulang dan tulang rawan. Jaringan ini patognomonik pada
otitis eksterna maligna. Pemeriksaan otoskopi juga dapat melihat keterlibatan tulang.
 Nervus kranialis (V-XII) harus diperiksa
 Status mental harus diperiksa. Gangguan status mental dapat menunjukkan komplikasi intrakranial
 Membran timpani biasanya intak
 Demam tidak umum terjadi.
TANDA KLINIS
 Inspeksi : tanda2 infeksi pada liang telinga
dan jaringan periauricular

Otoskopi :
ulserasi pada dasar liang telinga
jaringan granulasi pada dasar osseocartilaginous
junction, tampak tulang kecoklatan
sekret purulen
DIAGNOSIS

• Dapat ditegakkan melalui penemuan klinis, laboratorium dan radiologi


• Pemeriksaan kultur dari cairan yang keluar dari liang telinga juga dapat
dilakukan untuk menentukkan bakteri penyebab
• Biopsi jaringan granulasi pada liang telinga luar dilakukan untuk meniadakan
karsinoma liang telinga
• Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk melihat apakah ada perluasan penyakit
atau tidak
STAGING

• Stage I : Otitis eksterna nekrotikan (otalgi yang menetap, terbatas pada


liang telinga luar, tidak ada kelumpuhan n. fasialis)

• Stage II : Osteomielitis pada basis tengkorak yang terbatas (kelumpuhan


nevus fasialis pada foramen jugualar bagian lateral)

• Stage III : Osteomielitis pada basis tengkorak yang ekstensif (Ekstensi


sampai foramen jugular dan lebih medial bawah dari kepala).
DIAGNOSIS BANDING

• Otitis eksterna malignan didiagnosis banding dengan herpes zoster otikus,


mastoiditis, otitis media kronik dan tumor ganas tulang temporal
TATALAKSAN
A
Pseudomonas aeruginosa antibiotikaoral gol
quinolon dosis tinggi

Kasus berat : antibiotika parenteral kombinasi


aminoglikosid selama 6-8 minggu

debridemant

Barza M. U se of quinolones for treatment of ear and eye infections. Eur J Clin Microbiol Infect Dis.
1991;10:296-303.
KOMPLIKA
SI
 lower cranial neuropathies
 paresis atau paralisis nervus fasial
 meningitis
 abses otak dan kematian.
 Pada otitis eksterna maligna peradangan meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan, dan ke
tulang disekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis, osteomielitis, yang menghancurkan tulang temporal
PENATALAKSANAAN

• Prinsip terapi otitis eksterna maligna :


1. Diagnosis dini pada populasi risiko tinggi.
2. Pemberian terapi antibiotik intravena jangka panjang.
3. Pembersihan liang telinga luar (ear toilet).
4. Pemeriksaan klinis dan scan gallium-67 secara serial untuk menilai
perbaikan.
5. Kontrol yang ketat terhadap diabetes melitus dan intervensi bedah.
PROGNOSIS

• Rekurensi penyakit dilaporkan sekitar 9-27% dari pasien. Hal ini berhubungan
dengan lamanya pemberian terapi yang tidak cukup dan manifestasinya biasanya
berupa sakit kepala dan otalgi, Laju endap darah mulai meningkat.

• Otitis eksterna maligna kambuh sekitar satu tahun pengobatan komplit.


Chandler melaporkan rata-rata kematian 50% tanpa pengobatan.

• Kematian berkurang sampai 20% dengan ditemukannya antibiotik yang cocok


dan perbaikan modalitas imaging.

Anda mungkin juga menyukai