Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ners
Disusun Oleh:
ASMITA NUR’ANI
20170305019
Mastoiditis merupakan hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah,
bakteri yang didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang
didapat pada infeksi telinga tengah. Bakteri gram negative dan Streptococcus
aureus adalah beberapa bakteri yang paling sering didapatkan pada infeksi ini.
C. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi dari penyakit mastoiditis antara lain:
1. Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang telinga dan dirasakan
lebih parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-
pasien yang masih bayi dan belum dapat berkomunikasi. Hilangnya
pendengaran dapat timbul atau tidak bergantung pada besarnya kompleks
mastoid akibat infeksi.
2. Gejala dari keluhan penyakit didapatkan keluarnya cairan dari dalam
telinga yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa
pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid.
3. Demam biasanya hilang dan timbul, hal ini disebabkan infeksi telinga
tengah sebelumnya dan pemberian antibiotik pada awal-awal perjalanan
penyakit. Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka
kecurigaan pada infeksi mastoid lebih besar.
4. Nyeri cenderung menetap dan berdenyut, terletak di sekitar dan di dalam
telinga, dan mengalami nyeri tekan pada mastoid.
D. Patofisiologi
Kuman aerob
Mastoiditis
Gangguan rasa
nyaman Nyeri Cemas Hiperemi Push
Kerusakan
Gangguan jaringan/dikontinuitas Otolitis
pendengaran
jaringan
Penurunan harga
Gangguan
diri
Komunikasi
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis klien dengan mastoiditis antara lain :
a. Pemberian antibiotik sistemik
Diberikan beberapa minggu sebelum operasi dapat mengurangi atau
menghentikan supurasi aktif dan memperbaiki hasil pembedahan.
b. Pembedahan
1) Timponoplasti
Adalah rekonstruksi bedah pada mekanisme pendengaran
ditelinga tengah, dengan memperbaiki membrana tympanica
melindungi finestra cochlease dari tekanan suara. Tujuan dari
tindakan ini adalah untuk menyelamatkan dan memulihkan
pendengaran, dengan congkok membran timpani dengan
rekonstruksi telinga tengah. Sedangkan tujuan skundernya adalah
untuk mempertahankan atau memperbaiki pendengaran
(timpanoplasti) bilamana mungkin. Terdapat berbagai teknik
timpanoplasti yang berbeda yaitu pencangkokan (kulit, fasia,
membran timpani homolog) dan rekonstruksi (osikula homolog,
kartilago dan aloplastik).
2) Mastoidektomi
Adalah pembedahan pada tulang mastoid. Tujuan dilakukan
mastoidektomi adalah untuk menghilangkan jaringan infeksi,
menciptakan telinga yang kering dan aman.
2. Penatalaksanaan keparawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada klien dengan mastoiditis antara lain :
a. Perawatan Pre-operasi
Perawat mengajarkan secara khusus pada klien yang dijadwalkan
untuk menjalani tympanoplasty.
b. Perawat post operasi
Rendaman antiseptik gauze (an antiseptic-soaked gauze) seperti
lodoform gauze (nauga-uze) dimalut dalam kanal audiotori.
c. Terapi konservatif
Yaitu menasehati unuk menjaga telinga agar tetap kering serta
membersihkan telinga dengan penghisap secara berhati-hati ditempat
praktek.
d. Pemberian bubuk atau obat tetes yang biasanya mengandung antibiotik
dan steroid.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah
2. Foto Mastoid
3. Kultur Bakteri Telinga
4. MRI
5. CT Scant
6. Radiologi
7. Tympanocintesis & myringotomi
H. Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan antara lain :
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan,
suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, no RM,
diagnosa medis dan alamat.
b. Keluhan utama
Klien biasanya mengeluh nyeri pada telinga bagian belakang.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya diawali adanya otitis media akut setelah 2-3 minggu tanpa
penanganan yang baik nanah dan infeksi menyebar ke sel udara
mastoid. Dapat muncul atau keluar cairan yang berbau dari telinga,
timbul nyeri di telinga dan demam hilang timbul.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya karena adanya otitis media kronik karena adanya episode
berulang.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang didapat :
a. Suhu tubuh meningkat, denyut nadi meningkat (takikardi)
b. Kemerahan pada kompleks mastoid
c. Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir
d. Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)
e. Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)
f. Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan organ lain
g. Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnya
I. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada mastoiditis antara lain :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
2. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan
3. Perubahan persepsi/ sensori auditoris berhubungan dengan kerusakan
pendengaran
4. Risiko cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
5. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan
J. Perencanaan Keperawatan
Francis, Mary moorhouse, dkk. 1996. Buku Rencana Asuhan Keperawatan. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Iskandar, H. Nurbaiti,dkk 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.
Mukmin, Sri; Herawati, Sri. 1999. Teknik Pemeriksaan THT. Laboratorium Ilmu
Penyakit THT, FK UNAIR. Surabaya.
https://id.scribd.com/document/337154240/LP-Askep-Mastoiditis-doc
https://id.scribd.com/document/337154240/LP-Askep-Mastoiditis-doc
https://id.scribd.com/document/233428337/Mastoiditis