Syarat-syaratnya :
Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu
seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi
Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis
lain, agama, hukum, psikologi)
Syarat-syaratnya :
Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau
suaminya atau keluarga terdekat
Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga
/ peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh
pemerintah
Prosedur tidak dirahasiakan
Dokumen medik harus lengkap
Vaginal :
- Ketuban dipecah
- Dilatasi Cervi
- Injeksi 10 unit oxytosin intra
uterin
Abdominal : Sectio Caecaria
Faktor kehamilannya sendiri :
Ectopic pregnancy yang terganggu
Kehamilan yang sudah mati
Mola hydatidosa
Kelainan plasenta
Penyakit diluar kehamilannya :
Ca. Cervix
Ca. Mamma yang aktif
Penyakit sistemik si ibu :
Toxaemia gravidarum
Penyakit ginjal
Diabetes berat
Kurang lebih 40% dari semua kasus abortus
adalah Abortus Provokatus Criminalis.
Pelaku APC biasanya adalah :
wanita bersangkutan
Dokter / tenaga medis lain (demi keuntungan
atau demi rasa simpati)
Orang lain yang bukan tenaga medis yang karena
suatu alasan tidak mengahendaki kehamilan
seorang wanita
1. Kekerasan mekanik :
Umum
Lokal
2. Kekerasan kimiawi / obat-obatan atau
bahan-bahan yang bekerja pada uterus
Umum :
Latihan olahraga berlebihan
Naik kuda berlebihan
Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga
Tekanan / trauma pada abdomen
Lokal :
Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk
kedalam vagina : pensil, paku, jeruji sepeda
Alat merenda, kateter atau alat penyemprot
untuk menusuk atau menyemprotkan cairan
kedalam uterus untuk melepas kantung amnion
Alat untuk memasang IUD
Alat yang dapat dilalui arus listrik
1. Immediate (seketika) :
Vagal reflek
Emboli Udara (10cc)
Perdarahan
Keracunan Anastesi
2. Delayed (beberapa saat setelah tindakan abortus)
Septicaemia (alat-alat kotor/kontaminasi dari anus)
Pyaemia
General Peri tonitis
Toxemia
Tetanus
Perforasi uterus dan viscer abdomen
Emboli lemak (penyemprotan lisol)
3. Remote (lama sekali setelah tindakan
abortus)
Jaundice
Renal failure
Bacterial endocarditis
Pneumonia, emphysema
Meningitis
Jenis obat-obatan yang dipakai untuk
menginduksi abortus al. :
Emmenagogum : obat untuk melancarkan
haid
Purgativa/Emetica :obat-obatan yang
menimbulkan kontraksi GI tract
Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus
secara langsung
Garam dari logam : biasanya sebelum
mengganngu kehamilannya sudah
membahayakan keselamatan ibu
Ibu :
Tanda-tanda kehamilan :
striae gravidrum
uterus yang membesar
hiperpigmentasi areola mammae
tes kehamilan ( GM, Pack tes )
Tanda-tanda Partus :
lochia
keadaan ostium uteri
Golongan Darah
Janin :
Umur janin
Golongan darah
Pemeriksaan post mortem korban abortus kriminalis
bertujuan :
Mencari bukti dan tanda kehamilan
Mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya tindakan
kriminal dengan obat-obatan atau instrumen
Menentukan kaitan antara sebab kematian dengan
abortus
Menilai setiap penyakit wajar yang ditemukan
Pemeriksaan Ibu :
1. Identifikasi umum :
TB/BB, Umur, pakaian, tanda-tanda kontak dgn
suatu cairan, terutama pd pakaian dalam.
2. Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam
jenasah.
3. Periksa dgn palpasi uterus kepastian
kehamilan.
4. Cari tanda-2 emboli udara, gelembung sabun,
cairan pada :
arteria coronaria
ventricle kanan
arteria pulmonalis
arteria dan vena dipermukaan otak
vena-vena pelvis.
Vagina dan uterus diinsisi pada dinding anterior
untuk menghindari jejas kekerasan yang
biasanya terjadi pada dinding posterior,
misalnya perforasi uterus.
Cara pemeriksaan : uterus direndam dalam
larutan formalin 10 %, selama 24 jam, kemudian
direndam dlm alkohol 95 % selama 24 jam, iris
tipis untuk melihat saluran perforasi. Periksa
juga tanda-tanda kekerasan pada cervix (abrasi,
laserasi)
Ambil sampel semua organ pemeriksaan
histopalogis
Buat swab dinding uterus pemeriksaan
mikrobiologi
Ambil sampel :untuk pemeriksaan toksikologis :
isi vagina
T
isi uterus o
darah (v.cava inf & ventricle) k
s
urine i
isi lambung k
o
rambut pubis l
Periksa golongan darah o
g
i
Umur janin
Golongan darah
Berdasarkan panjang badan :
Umur Panjang Badan (cm)
(Bulan) (Puncak kepala – tumit)
1 1x1=1
2 2x2=4
3 3x3=9
4 4 x 4 = 16
5 5 x 5 = 25
6 6 x 5 = 30
7 7 x 5 = 35
8 8 x 5 = 40
9 9 x 5 = 45
10 10 x 5 = 50
Berdasarkan pertumbuhan bagian-bagian tubuh :
:
Umur Kehamilan (bulan ) Ciri-ciri Pertumbuhan
2 Hidung, telinga, jari mulai terbentuk (belum
sempurna), kepala menempel ke dada
Daun telinga jela, kelopak mata masih
3 melekat, leher mulai terbentuk, belum ada
deferensiasi genetalia
4 Genetalia externa terbentuk dan dapat
dikenali, kulit merah dan tipis sekali
5 Kulit lebih tebal, tumbuh bulu lanugo
6 Kelopak mata terpisah, terbentuk alis dan
bulu mata, kulit keriput
7 Pertumbuhan lengkap/sempurna
Calcaneus : 5 – 6 bulan
Talus : 7 bulan
Femur distal : 8 – 9 bulan
Tibia prox : 9 – 10 bulan
hukum yang berlaku di Indonesia :
Setiap usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi
sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai
adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya
Hukum abortus diberbagai negara dapat digolongkan
dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1. Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus, seperti
di Belanda & Indonesia.
2. Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan
kehidupan penderita (ibu), seperti di Perancis dan
Pakistan.
3. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik,
seperti di Kanada, Muangthai dan Swiss.
4. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-
medik, seperti di Eslandia, Swedia, Inggris, Scandinavia,
dan India.
5. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosial,
seperti di Jepang, Polandia, dan Yugoslavia.
6. Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan,
seperti di Bulgaris, Hongaria dan USSR
1. Untuk memberikan perlindungan hukum pada para
medisi yang melakukan abortus atas indikasi medik.
2. Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus
provocatus criminalis.
3. Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.
4. Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri
nasib kandungannnya.
5. Untuk memenuhi desakan masyrakat.
Abortus atas indikasi medik ini kini diatur
dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
beberapa pasal yang mengatur abortus
provocatus :
PASAL 299 KUHP
PASAL 346 KUHP
PASAL 347 KUHP
PASAL 348 KUHP
PASAL 349 KUHP
PASAL 535 KUHP
PASAL 75- 77 UU Kes. 36/2009
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang
wanita atau menyuruh supaya diobati, dengan
diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau denda paling banyak empat pulu ribu
rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk
mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau
jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut
dalam menjalankan pencaharian, maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang
lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.
PASAL 347