TELINGA TENGAH
Oleh :
Fitriana R
Pembimbing:
Dr. Dian Ayu Ruspita, Sp.THT-KL (K), Msi.Med
Klasifikasi :
a. Otitis Media Akut ( O.M.A )
b. Otitis Media Kronik ( O.M.K )
c. Otitis Media Dengan Efusi ( O.M.E )
OTITIS MEDIA AKUT
OTITIS MEDIA AKUT
• Definisi:
Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum dan sel mastoid dengan onset akut (<2 bulan)
• Faktor Presdiposisi:
1. Pertahanan tubuh terganggu
2. Sumbatan tuba Eustachius
3. Infeksi saluran napas atas
4. Bentuk anatomi tuba
5. Alergi
PATOGENESIS
oFaktor utama : gangguan fungsi tuba
oFungsi tuba sebagai : equalizer, proteksi TT, fungsi ventilasi tidak berjalan baik→Tekanan
negatif TT → transudasi cairan hingga supurasi
• Stadium OMA:
1) stadium oklusi tuba
2) stadium hiperemis (presupurasi)
3) stadium supurasi
4) stadium resolusi
GEJALA
• Otalgia
• Panas terutama daerah kepala leher
• Gangguan pendengaran ( C.H.L ) & tinitus
• Otofoni
• Kadang2 kejang oleh karena rangsang meningen
• Mastoidism : - sakit daerah retroaurikuler
- agak hiperemis
Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV
(Salpingitis/ Radang ( Stadium Presupurasi ) ( Stadium Supurasi ) (Stadium Resolusi)
Tuba Eustakhii )
Telinga terasa tersumbat Gejala sama dengan Stadium I Gejala lebih hebat lagi Ada beberapa
(penuh ) tapi lebih hebat Pada anak2 :tambah rewel kemungkinan pada
sering stadium ini
Pada Otoskopi : m.timpani merah disertai kejang 1.M.Timpani utuh :
Gemrebeg, kurang diffus atau tampak vaskularisasi • Retroaurikula udem a. Sembuh --- kembali
dengar, otofoni yang jelas dari manubrium malei • M.Timpani : seperti sediakala
Kadang-kadang otalgia ke perifer - merah b. Tidak sembuh --- proses
membara berlanjut --- glue ear
Otoskopi : m.timpani - bulging 2.M.Timpani Perforasi :
masih normal --->ada titik ischemik warna a. Sembuh --- menutup ----
kuning cicatrik
---> pecah b. Sembuh --- tidak
--->perforasi menutup --- dry ear
c. Tidak sembuh --- otitis
media kronik
• Terapi
Tergantung dari stadiumnya
1) Stadium Oklusi : obat tetes hidung HCL efedrin 0,5%, antibiotik.
2) Stadium Hipermis (presupurasi) : antibiotik, analgetik & obat
tetes hidung.
3) Stadium Supurasi : antibiotika, obat-obat simptomatik,
miringotomi.
4) Stadium Perforasi : H2O2 3% selama 3-5 hari & antibiotik.
• Komplikasi
Absess subperiosteal
Meningitis
Abses Otak
• Bila tidak sembuh sempurna, berlanjut menjadi:
• otitis media efusi (OME) atau
• otitis media supuratif kronik (OMSK):
OMSK tanpa Kolesteatoma (tipe mukosa/ tipe
jinak)
OMSK dengan kolesteatoma (tipe tulang),
ditandai dengan adanya kolesteatoma.
OTITIS MEDIA EFUSI
O.M.E
OTITIS MEDIA dengan EFUSI
radang mukoperiostium rongga telinga tengah yang ditandai adanya cairan dan
m.timp tetap utuh
TERAPI
02
PATOFISIOLOGI
06
KLASIFIKASI 07
1. OMSK benigna
Proses peradangan terbatas pada
mukosa, tidak mengenai tulang
Perforasi letak sentral
Jarang menimbulkan komplikasi
berbahaya
Tidak terdapat kolesteatom
Tipe Aktif (wet perforation) : mukosa mengalami inflamasi dan terdapat discharge
mukopurulen
Tipe Inaktif (dry perforation) : tidak terdapat inflamasi pada mukosa dan tidak
ditemukan discharge mukopurulen
KLASIFIKASI 08
2. OMSK maligna
Peradangan yang disertai kolesteatom
Menyebabkan erosi pada tulang
Perforasi membran timpani letak marginal atau atik di kuadran
posterosuperior pars tensa
Banyak kasus terdapat granulasi dan osteitis
KOMPLIKASI
Inaktif : Kantung di bagian posterosuperior pars tensa atau regio atik berpotensi
terbentuknya kolesteatom - Intratemporal : mastyoiditis, petrositis, labirinitis,
Aktif : Kolesteatom secara aktif mengikir tulang, membentuk jaringan granulasi paresis fasialis, fistula labirin
dan keluar discharge berbau busuk terus menerus dari telinga
- Intrakranial : abses ekstradural, thrombophlebitis
sinus sigmoid, abses otak, hidrosefalus otikus,
meningitis, abses subdura
09
1. OTOSKOPI
A. Discharge dan/atau granulasi pada CAE
B. Perforasi membran timpani
1. Pemeriksaan pengecatan BTA, kultur dan uji sensitivitas kuman (atas indikasi).
2. CT scan mastoid tanpa kontras (keperluan operasi)
3. Audiometri
4. Tes fungsi tuba
5. Tes fasialis (atas indikasi)
6. Vestibulometri (atas indikasi)
11
TATALAKSANA
1. Antibiotik :
1. Quinolon: Ciprofloksasin (dewasa), dosis 500 mg tiap 12 jam.
2. penicillin + as.clavulanat (anak-anak), dosis menggunakan dosis penicilin yaitu 45mg/kgBB/hari
setiap 12 jam atau 40 mg/kgBB/hari setiap 8 jam
2. Simtomatis :
1. Analgesic atau anti piretik (golongan NSAID): Paracetamol (bila perlu)
3. Cuci telinga peroksida (H2O2 3 %) : 3 x 4 tetes (selama 30 detik)
4. Tetes telinga antibiotic golongan Quinolon (Ofloxacin): 2 x 7-10 tetes (dewasa), 1 x 5 tetes (anak-
anak).
5. Terapi bedah : tipe aman: Timpanoplasti
12
TATALAKSANA
1. OMSK benigna
1. Konservatif, bila sekret keluar terus menerus dapat diberikan H2O2 3%, antibiotik, obat tetes telinga
(dengan pertimbangan)
2. Operatif, dengan indikasi bila perforasi menetap setelah 3 bulan pengobatan > timpanoplasti
dengan/tanpa mastoidektomi
2. OMSK maligna
1. Terapi operatif
13
Algoritma kolesteatom -
(OMSK benigna)
1
• Petrositis • Meningitis
• Paralisis fasialis • Abses Otak
• Kolesteatom • Abses subdural
• Fistula labirin
MASTOIDITIS
Subperiostal absces
Subperiostal absces
Abses bezold
terjadinya penumpukan nanah di jaringan dalam leher tepatnya di
bagian sternomastoid yang terletak di belakang telinga.
EDUKASI
1. Telinga jangan kemasukan air
2. Obat diminum teratur dan sampai habis
3. Menjaga higienitas
4. Kontrol secara teratur
5. Kemungkinan untuk tindakan operasi bila terapi medikamentosa gagal
6. Kurang pendengaran yang terjadi dapat menetap atau menjadi lebih berat
TERIMA KASIH