Anda di halaman 1dari 37

OTITIS MEDIA

• Radang telinga tengah yg biasa orang awam disebut


congek atau kopok masih cukup banyak didapatkan di
masyarakat.

• Definisi : peradangan mukoperiosteum rongga telinga


tengah.

• Klasifikasi atas dasar faktor :


1. Waktu = akut, sub akut, kronik
2. Gendang telinga : utuh, perforasi
3. Adanya cairan / tidak

• Sehingga pembagian Otitis media


1. OMA ( akut : < 3 minggu )
2. OMK (kronik : > 2 bulan )
3. OME ( Otitis Media Efusi )
lanjutan
OTITIS MEDIA AKUTA
• Radang akut mukoperiosteum dari rongga telinga
tengah ok infeksi kuman (bakteri,virus)
• Penyebab :
ISPA ( sebagian besar ), tu pada balita atau anak.
karena tuba eustachii relatif lebih lebar dan datar,
(tersedak waktu minum )
# Organisme paling banyak spt strep.pneumonia, strep B
hemolitikus dan hemofilus influensa.
sedikit : streptococus group A, Branhamella catarrhalis,
staphillococus aureus, dan gram negatif
enterik.
Virus juga memegang peranan penting penyebab OMA
tetapi
kultur virus sulit shg data klinis sangat sedikit.
lanjutan
Patofisiologi OMA
OMA seringkali didahului ISPA baik karena virus maupun
bakteri, seperti :
1. rhinitis
2. nasofaringitis
3. sinusitis
4. tonsilitis
5. faringitis
Penyebab lain : berupa trauma atau ruptur MT ,
tumor nasofaring.
Cavum timpani dpt mengalami infeksi akibat :
- perluasan nasofaringitis melalui submukosal limphatic
- penjalaran langsung melalui tuba eustachii infeksi
exudat
Stadium OMA
• 1. Salpingitis tubae ( akut ) :
• 2. Pre Supurasi
• 3. Supurasi
• 4. Resolusi
Stad. Salpingitis (stad I) : Stad. Presupurasi ( stad II ) :
- telinga rasa tersumbat (oclusio tuba) - gejala stad I bertambah kuat
- gembrebeg
- panas tinggi. otalgia hebat
- panas kepala&leher, anak rewel
- otofoni - MT hiperemispembuluh darah
- otalgia melebar.
- otoskopi : MT normal / retraksi - manubrium malei ke perifer

Stad. Supurasi ( stad III) : Stad. resolusi (stad IV) :


MT utuh : gejala mereda sembuh
- gejala stad I bertambah hebat lagi
resorbsi tdk sempurnaOME
- pada anak2 sering kejang, (+)
kronik  glue ear
rewel
MT perforasi:sembuh menutup
- otoskopi : MT merah membara lagi
bulging ada titik iskemikwarna sikatrikst(st.kutaneum&st.mukosum
kuningnekrosis perforasi )
gejala meredakeluar discharge Tdk sembuhmjd OMK
serous-mukopurulen-purulen. Sembuh tdk menutup dry ear
Perjalanan penyakit OMA
Dalam perjalanannya OMA dpt mjd :
Sembuh :
1. Sembuh spontan sempurnatanpa perforasi
MT
2. Sembuh dgn gejala sisaperforasi
menutupsikatrik
3. Sembuh setelah diparacentesis
Tidak sembuh
1. Tanpa perforasi MT  mjd OME ok efusi kental
( glue ear )
2. Dgn perforasi MT mjd OMK
Terapi :
- Simtomatik : antipiretik / analgetik
sedasi cegah kejang
- Antibiotik : spektrum luas sebelum hasil kultur ada.
- Paracentesis / miringotomy :
- cegah perforasi spontan
- cegah komplikasi : anthritis, Otitis media adesiva
- penyembuhan primer luka kecil teratur
- mengurangi rasa sakit
- drainage discharge
- Vasokonstrictor / decongestan  nasal drop / spray / oral
mengurangi congesti faringeal orifisium tuba
eustachii
- Aural toilet : discharge dibersihkan dgn H2O2 3 %
diikuti antibiotik drop
- Mengobati ISPA nya  jika berulang-ulang
tonsil/adenoid
Otitis Media necrotika
• Etiologi : infeksi kuman virulen yaitu streptococus B
hemolitikus group A
• Sering pd bayi, anak kecil setelah menderita penyakit
virus/berat: campak, pneumonia, scarlet fever, influenza).
• Jalannya penyakit :
- Infeksi mukoperiost rongga telinga tengah
 sebabkan nekrosis vaskularisasi sedikit  gangren
lokal
- MT perforasi :
- perforasi besar di pars tensa bbtk ginjal
- discharge mukopurulen, bau
- jaringan sekitar tulang pendengaran nekrosis
Otitis Media Kronik ( OMK )

• Definisi : radang kronik mukoperiosteum telinga


tengah.
• Kelainan patologi ireversibel :
fibrosis, granulasi, polip.
sembuh dg squelle (+) sikatrik

• OMK dpt supuratif (aktif )


atau non supuratif ( non aktif).
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
(OMSK)
• Definisi :
Radang kronik telinga tengah dng perforasi membrana
timpani dan riwayat keluarnya sekret telinga ( otorea )
lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang
timbul.
Sektret mungkin serosa,mukus atau purulen.

• Klasifikasi OMSK : berdasarkan diafragma timpani


I. Tubo timpanal desease ( safe ear ) : epitimpanum
1. Permanen perforation syndrom
2. Persisten mukosal desease.
II.Attico antral desease (un safe ear ) :
mesotimpanum,hipotimpanum
1. Timpano mastoid desease
2. kolesteatoma ( danger ear ).
Tubotympanal desease (safe ear)
1. Permanen perforation syndrom :
MT perforasi bbg ukuran&bentuk, pars
tensa
perforasi sering besar/sub total tdk dpt
menutup, discharge (-) , tanda radang (-
).
Lubang perforasi sbg pengganti fungsi
tuba
ok oclusi permanen.
Tipe permanen perforation syndrom
disebut
dgn dry ear.
(OMSK in aktif), akan mjd aktif / kambuh
2. Persisten mukosa desease :
Mukosa tdk dpt pulih spt semula  problem
mukosa
( jaringan fibrous, granulasi, polip )
Hampir selalu ada discharge:serous
mukous,purulen
MT perforasi sentral.
Bbrp faktor yg berpengaruh al :
sosek rendah, anemia, ada penyakit sistemik.
Th : antibiotik sistemik / topikaljika discharge aktif
aural toilet  suction discharge
pengangkatan polip&granulasi lokal
treatment/GA
eliminasi fokal infeksi : adenoid, tonsil, sinusitis.
operasi mastoid kadang2 diperlukan
Atticoantral desease (un safe ear)
3. Timpano mastoid :
Ditandai dgn discharge supuratif, sering tjd granulasi,
polip, granuloma, MT perforasi dpt di attic atau marginal.

4. Kolesteatoma :
Ditandai dgn banyaknya jaringan granulasi, dan kristal
kolesterin dan kristal hemosiderin.
Pada epidermoid kolesteatoma tbtk kantong kista yg
berasal dari epitel squamus complex dgn stroma jaringan
fibrous.
Th : 1. konservative : bila cholesteatom sedikit
tanpa komplikasi ?
2. pembedahan : aticotomy,antrostomy,
tympanotomy posterior,
intac canal wall mastodectomy,
modified matoidektomy,
Tanda-tanda Congenital Aquisita
primer sekunder

Obstruksi tuba (-) (++) (+/-)

Riwayat OM (-) (+/-) (+)

MT utuh perforasi atic perforasi


sentral
marginal
Lokasi os petrosus epitimpanum
mesotimpanum
sering parese NVII retraksi /
hipotimpanum
Asal sel embrional mbr.sharpnel metaplasi
teori
invaginasi teori / migrasi
teori
Patogenesis Mastoiditis
Radang mukoperiosteum sellulae

edema mukosa

trombus

besar
tromboplebitis

nekrosis perdarahan
mastoiditis
mukosa &tulang tipe
tromboplebitis
mastoditis
sequesterisasi tipe hemoragic

mastoiditis
tipe koalesen
KOMPLIKASI OMSK
Antritis (timpanomastoiditis) cholesteatom

mastoiditis labirintitis
- akut : - hemoragic - diffusa
- koalesen -
sircumcripta
- kronik - laten
petrositis
facial palcy
Sub periost abses
- subcutan abses fistel retroaurikula
- besold abses
- maurette abses
- gelle abses

Perisinus abses  tromboplebitis


- abses otak
- abses retrobulber
- meningitis abses subdural
- sepsis
Otitis Media Efusion
• Definisi : radang mukoperiost telinga tengah yg
ditandai adanya cairan dan gendang telinga utuh.
• Penyebab OME :
- obstruksi tuba kronis
- allergi
- OMA
• Beberapa nama : tgt jenis efusi
exudat  OM Exudatifa
serous  OM Serosa ( OM kataralis )
mukoid  Om mukoid / OM sekretorik / Glue ear
Patogenesis OME
Pada obstuksi tuba kronis  pertukaran gas CV tetap 
O2 diresobsi , CO2 dikeluarkan di dlm ruang tertutup.
Di CT : O2 kurang, CO2 tambah
Di kapiler : PO2 turun, PCO2 tetap
Perubahan ratio PO2 dan PCO2 kapiler

Permeabilitas kapiler

Keluar darah serum

Edema di telinga tengah  Efusi OME ( serous OM ) pasif


Lama-kelamaan merangsang sel-sel mukosa sekretorik, sel goblet
 mukous OM  aktif
• Gejala : gembrebeg, kurang dengar (CHL),TT rasa
penuh ,
tinitus frek rendah
pada anak2 tdk menyolok  asymtomatis
 sering dx kebetulan pada pemeriksaan lain
• Pemeriksaan :
Otoskopi : MT dpt Normal, retraksi, mencembung,
glombyor/jebeber
Pemeriksaan tuba : valsava, pulitzser balik, kateterisasi
Pemeriksaan pendengaran : CHL
• Komplikasi OME :
1 MT : retraksi, atrofi st.musculorum / fibrous
layer
2. CT : OME : perubahan bentuk serous 
mukous
OMK (infeksi kuman)
Cholesteatom ( teori invaginasi )
Therapi :
1. Mengeluarkan cairan :
- paracentesis
- pasang gromed : ventilation tube
2. Cari penyebabnya oclusio tuba kronik :
- adenoiditis kronik - tumor nasofaring
- tonsilitis kronik - alergi
- radang sal.nafas atas kronik - kel. anatomi :
- tumor nasofaring septum deviasi
palatoschizis
3. Obat-obat hanya membantu :
- decongestan
- mukolitik
- cortikosteroid
- antiinflamasi
Barotrauma OM = aero-otitis
= otitic barotrauma
• Definisi :
reaksi peradangan non infeksi di telinga tengah
karena tekanan udara lebih rendah dari sekitar,
mis : tekanan negatif intra timpanic.
• Etiologi :
Tuba eustachii membuka karena aksi muskuler
tuba. Perbedaan tekanan 80 mmhg (critical
presser).
Pada kondisi jika tuba tdk dpt membuka al:
aircraf, driver rapid descent, tekanan dlm
chamber.
• Perforasi MT atau gromed mencegah locking
• Patologi :
Tekanan negatif intra timpanic pembuluh
darah
melebaredemaechimosis/transudasi/sangiou
s
secunder infeksi.
• Gb klinik :
- rasa sakit /discomfort segera muncul bbrp jam.
- deafness,otofoni,sensasi ada cairan di TT bbrp
hari.
- tinitus sering, vertigo kadang2
- otoscopi : ada 5 derajat
- kemerahan di lengan maleus
- kemerahan seluruh MT
- bubble & yelloish cairan di CT tampak mll
MT
Terapi :
1. Un locking dgn decompressi chamber.
2. Jalan menurun pelan pelan, autoinflasion /
menelan.
3. Cateterisasi tuba eustachii.
4. Myringotomy
5. Antibiotik sistemikjika ada sekunder infeksi.
Pencegahan :
1. Menghindari terbang dlm kondisi ISPA.
2. Menghindari tidur pada keadaan turun.
3. Penggunaan vasokonstriktor sebelum turun.
4. Auto inflasion dgn valsava.
5. Insersi gromed.
TRAUMA MEMBRANA TYMPANI
Penyebab Trauma ruptur MT :
1. Perforasi MT ok instrumen / benda asing
2. Sudden air compression : ledakan bom, ditampar,
naikpesawat, suara keras
3. Fluid compresion : penyelam, irigasi
4. Fracture basis cranii ; fr os temporal longitudinal
Gb klinik :
- Rasa sakit
- Deafness
- Tinitus, vertigo
- Perforasi MT biasanya ireguler , tepi merah
- Ada darah di MT
Th : antibiotik  cegah infeksi
bersihkan darah/clot
miringoplasty  jika > 3bulan tdk menutup
Fraktur tulang temporal
Tipe longitudinal fraktur os temporal ( sering 80 % )

- Garis fraktur sepanjang axis os petrosus,


mengenai cavum tympani, MT dan tulang CAE.
Gb klinik :
- Deafness : CHL
- Bleeding dari lacerasi kulit CAE, melalui ruptur MT.
- Jika fraktur darah tdk menetes darah tertinggal di cavum
timpanihemotympanumMT hitam kebiruan (blue drum)
- Deformitas tulang CAE
- Paralise N VII sering terjadi
- Otore lcs bening spt minyakjarang,biasanya jangka
pendek.
Fraktur os temporal tipe transversal :
- lebih jarang
- garis fraktur berjalan tegak lurus axis os petosus,
- mengenai labirin, promontorium, MAI
Gb klinik :
- Deafness : SNHL
- Vertigo dan nistagmus
- Hemotympanum, MT utuh
- Parese N VIIjarang
Th : reduksi atau eksisi displaced frakmen fraktur
bedah explorasi : decompresi parese N VII
Timpanosklerosis
• Causa : radang mukoperiost ok OMK 
degenerasijar. Kolagen / berhyalin 
kalsifikasi di MT,ligamen,sendi,otot
menyebabkan kurang pendengaran ok
kekakuan tulang pendengaran sukar
bergerak
• Th : pembedahanmembuang jaringan
perlekatan / kolagen.
Otosklerosis
• Kel. patologi di kapsula labirin : tu pada basis
stapes
terfixir.
• Kurang pendengaran CHLprogresif,biasanya
bilateral
• Pemeriksaan : MT utuh
Rhine (-), weber lateralisasi ke yg
sakit.
• Th : stapedektomy
Tuberculosis OM

• Etiologi : infeksi sekunder pada TB paru yg berat


infeksi menjalar ke atas mll nasofaring, tuba
eustachii, jarang hematogen.
• Sering pada anak & dewasa muda.
• Dx : CHL deafness
MT perforasi multiple
deteksi basil mycobacterium pada
discharge
• Th : antitubercokulosis sesuai kondisi pulmo
aural toilet
mastoidektomy jika ada skuester /
komplikasi.
Syphilitic OM
• Manifestasi syfilis di telinga adalah
meningoneurolabirintitis
tetapi biasanya TT terkena berupa gumma (
gummatous osteoperiostitis ).
Kombinasi infeksi TT & telinga dalamdsbt
otolabirintitis
jarang tjd
• Otolabirintitis biasanya bilateral tjd pd congenital
syphilis Dpt dijumpai otolabirintitis stad. tertier pada
acuired sypilis.
• Discharge dpt meluas merusak mastoid dan
labirinsquester.
• Dx : otorhoe, tdk sakit,kurang dengar SNHL
congenital stigma
test serologic
• Th : Anti syphilic
Operasi
NEOPLASMA TELINGA TENGAH
• Carsinoma sel skuamosa TT :
Jarang ditemukan keganasan primer TT
umumnya decade 5, mengenai laki-laki = wanita.
Gb klinik :
Tempat awal terkena petromastoid atau tubotimpanic
dari TT kmd  meatuslate.
Otore bberdarah.
Granulasi,polip berdarah  curiga malignancy.
Rasa sakit makin hebat bila mengenai meningeal.
Deafness  CHL
Facial palcy type perifer.
Dx : Biopsi , CT scan
Th : Operasi,radikal mastoidektomy diikuti dgn radioterapi.
GLOMUS TUMOR
( CHEMODECTOMA )
• Tumor tumbuh lambat dari non chromafin
paraganglionic tissue (chemoreseptor).
Metastase jarang (4%).
• Patologi :
1. CT dari paraganglion timpani cabang timpani
N IX.
2. Glomus body dari bulbus jugularis.
3. Paraganglion berhub ganglion nodosum N X.
• Gb klinik :
- Tumor timpanic memberikan gejala awal juguler
bulb tumor dgn syndrom parese N IX, X, XI, XII
sebelum symtom timpanic.
- Deafness mrpk gejala awal tumor timpanic
CHL, late SNHL mengenai N VIII.
- Tinitus pulsative, Vertigo-dizzness, rasa sakit tdk
berat.
- MT gbr kemerahan dgn atau tanpa bulging mrpk
gejala awal.
- Polip berdarah di CAE bila MT perforasi.
- Parese nervus cranialis multiple N VII, N VIII
awal, jarang N VI & XII.
- Pulsasi di atas daerah mastoid jika tumor luas.
• DX : Biopsi
CT Scan  luas tumor
• Therapi :
1. Bedah : excisi complete.
2. Radiotherapi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai