Anda di halaman 1dari 50

KEPERAWATAN

GANGGUAN
PENDENGARAN
Terminologi keperawatan Gangguan pendengaran

- Effusi telinga tengah : adanya cairan.


- Fistula Perilimfa : kebocoran cairan dari media ke tengah
melalui jendela oval.
- Hidrop Endolimfakus : Delatasi rongga Endolimfe mrpk
patologis penyakit Menere.
- Kehilangan pendengaran konduktif : Tranmisi bunyi yang
efektif ketelinga dalam putus.
- Kehilangan pendengaran sensorineural: kehilanagn
dikarenaka kerusakan oran akhir dan NC VIII.
- Kolesteotoma : tumor pada telinga tenga dan/ atau
mastoid.
- Fibrosis: Penebalan akibat rtumbuhab jaringan akibat
infeksi lama
• Labirinitis : Inflamasi labirrin/ telinga dalam.
• Miringotomi ( tymphanotomi) : Insisi pada mebran tympani.
• Osikuloplasti : Rekontruksi bedah pada organ telinga
tengah.
• Otalgia : Nyeri di dalam rongga.
• Otitismedia Eksterna: Inflamasi kanalis audoturius
Eksternus.
• Otitis media akuta : Inflamasi dengan durasi pendek.
• Otitis media : Inflamasi di telinga tengah.
• Otorea dan/ atau otoragia : Inflamasi disertai cairan dan /
atau darah.
• Otosklerosis : Pembentukan tulang spingiosa abnormal
disekitar stapes.
• Osbtruksi : Penyumbatan.
• Tinitus : Persepsi suara subyektip : Kebisingan
( suara yang tak diinginkan oleh
kepala dan telinga ).

• Penyakit Menere : Kelainan


telinga dengan TRIAS KEPALA :
- Vertigo Episodik,
- Tinitus.
- Kehilangan pendengaran berfluktuasi.
ANATOMI TELINGA
Heliks
Kanalis
Auditorius
Eksteranal
Lipatan anti
heliks
Anti tragus

Anti heliks

Lobulus
Tragus

TELINGA LUAR ( OUTER EAR )


TELINGA TENGAH ( MIDLE EAR )
TELINGA DALAM ( INNER EAR )
Mekanisme transmisi suara.
1. Gelombang bunyi diudara memasuki telinga luar, melalui
canalus auricula externus.
2. Diteruskan ke membrano
tympani selanjutnya
membran bergetar
( Vibrasi ).
3. Vibrasi dihantar ke
auricula medius
melalui mata rantai osikuler ke oval
window di lubang auricula internus.
4. Coclea menerima vibrasi udara.
5. Impuls nerves dari oclea mengalir ke nerves auditorius
(kranial ke depan) dan ke kortecs cerebri.
Pengkajian telinga :
Lokasi :
Aurikula Externus (luar),
Media (tengah) dan Internus
(dalam).
Inspeksi dan Palpasi.
Inspeksi :
- Ukuran,
- Bentuk,
- Kesimetrisan,
- Garis batas,
- Posisi dan warna,
- Serumen.
LIPATAN ANTI HELIXS
INSPEKSI BAG LUAR
HELIXS
KANALS AUDOTORIUS
ANTI HELIXS
EKSTERNAL

ANTI TRAGUS
OS MASTOID

TRAGUS

LOBULUS
INSPEKSI BAG
DALAM :
DIGITAL
OTTOSCOPIE
- Kanals
Audotorius
Internus
- Tymphani
Palpasi :
- Tekstur,
- Nyeri tekan
- lesi kulit.
Bila terjadi kelainan
( Abnormality) anatomi
biasanya bersifat konginetal.
.
Ketajaman
- Berbisik .
- Menggunakan detik jarum
jam.
- Menggunakan Garputala. :

* Webber dan
* Rinnei.
- Menggunakan Audiometri :
OTITIS MEDIA :
Definisi : Ahmad Mufti, 2005
Adalah suatu peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid dan sel-sel mastoid.
Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah.

Kasus Otitis media paling sering dijumpai pada anak –


anak di bawah usia 15 tahun.

Motto: “ Otitis Media adalah proses kontinyu dan


dinamik ”.
Klasifikasi atas dasar faktor :
Waktu : Akut, Sub akut dan Kronis.
Gendang telinga : Utuh dan perporatum.
Adanya cairan dan / atau tidak.

 Penggolongan berdasar : Kejadian


1. OMA ( Akuta ).
2. OMK ( Kronis ).
3. OME ( Effusi / Serosa ).
Ada 3 macam Otitis Media

1. Otitis Media Akut.

2. Otitis Media Serosa

3. Otitis Media Kronis.


Otitis Media Akut : OMA
LATAR BELAKANG
Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa sekitar 9,3 juta anak-
anak mengalami serangan OMA pada 2 tahun pertama kehidupannya
(Berman, 1995).
Menurut Teele (1991) dalam Commissoet al. (2000), 33% anak akan
mengalami sekurang-kurangnya satu episode OMA pada usia 3 tahun
pertama.
Terdapat 70%anak usia kurang dari 15 tahun pernah mengalami satu
episode OMA (Bluestone,1996).
Faktanya, ditemukan bahwa otitis media menjadi menyebabkan :
- 22,7% anak-anak pada usia dibawah 1 tahun dan
- 40% anak-anak pada usia 4 sampai dengan 5tahun yang datang
berkunjung ke dokter anak.
Selain itu, sekitar sepertiga kunjungan ke dokter didiagnosa sebagai OMA
dan sekitar 75% kunjungan balik ke dokter adalah untuk  follow-up
• Menurut Casselbrant (1999) dalam Titisari
(2005), menunjukkan bahwa:
- 19% hingga 62% anak-anak mengalami OMA -
Sekitar 50-84% anak-anak mengalami paling
sedikit satu episode OMA ketika ia mencapai
usia 3 tahun.
Di AmerikaSerikat, insidens OMA tertinggi dicapai
pada usia 0 sampai dengan 2 tahun,diikuti dengan
anak-anak pada usia 5 tahun.
Definisi :
Adalah radang mukoperiost pada rongga telinga
tengah oleh karena kuman dan dapat besifat
mendadak.
Penyebab :
Masuknya bakteri patogenik kedalam telinga
tengah yang secara normal keadaannya steril.
Penyebab paling sering terjadi disfungsi tuba eustaschii
seperti obstruksi, yang diakibatkan oleh :
- ISPA : Angka kejadian paling banyak, terutama
pada balita atau anak kerena tuba eustachii relatip
lebih besar dan datar.
- Cairan masuk kerongga telinga :
* Tersedak saat bayi minum sambil tiduran,
* Menyelam :Tekanan Negatip relatip dari rongga
telinga tengah.
- Inflamasi jaringan sekitarnya :
- Sinusitis,
- Hipertropi adenoid
- reaksi alergi : renitis alergika.
- Bakteri :
- Streptokokus pneumniae,
- Hemophylus Influenzae - Moraxella
catarrhalis.
Stadium OMA.
Satdium I: Salpingitis ( Radang pada tuba eustachii).
Gejala :
– Telinga terasa tersumbat ( Oklusio tuba).
– Gremebeg ( Tinitus low frequensi ).
– Demam terutama daerah kepala leher.
– Kadang – kadang kejang ok rangsangan meningen.
– ↓Pendengaran ( Conducted hearing loss ).
– Otofoni ( Mendengar suara sendiri, seakan bergema 
resonansi ).
– Pemerikasaan Otoskopi : Gendang telinga normal ok
radang terbatas pada tuba.
– Otalgia ( Kadang - kadang )
Stadium II : Presupuratif  radang mukoperiost
telinga tengah.
Gejala :
- Gejala stadium I bertambah besar.
- Demam tinggi dan otalgia.
- Pemeriksaan Otskopi : Gendang telinga
memerah  Vaskulerisasi jelas.
- Menubrium malei perifer.
Stadium III : Supurasi/ supurasi pustulasi.
Gejala :
- Gejala Sadium II semakin berat.
- Pada anak : Rewel dan terkadang
disertai kejang ( Convulsive ) .
- Kemampuan pedengaran ↓,
- Otalgia
- Waktu tertentu mereda.
- Keluar discharge purulen.
- Pada Pemeriksaan Otoskopi :
• Gendang telinga terlihat :
– Bullging ,
– Ada titik eschemik.
– Warna kuning
– Perforasi bukan karena ↓ tekanan ,
tetapi karena adanya trombhoplebitis
dari vena.
Stadum IV : Resolusi.
- Gendang telinga utuh ditandai :
* Gejala mereda.
* Sakit dan demam berkurang bahkan
menghilang, apabila tidak sembuh proses lanjut
glue ear.
* Berubah menjdi OME.
- Gendang telinga perporasi :
* Dapat menutup kembali : Sembuh 
sikatrik ( tak ada fibrosis: ).
* Berubah menjadi OMK.
* Sembuh tetapi tak mau menutup : Dry ear.
• Manifestasi klinis :
Gejala otitis media bervariasi sesuai dengan berat
ringannya infeksi.
Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.
 Otalgia : Nyeri bila aurikula digerakkan dan akan
hilang secara spntan bila terjadi perporasi spontan
membrana timpani atau setelah dilakukan
miringotomi.
 Otorrhea (rupture membrane tymphani ) dengan
bau khas,
 ↑ suhu badan: Demam condong derajad tinggi,
 Kehilangan pendengaran,
 Tinitus ( berdenging).
OTITIS MEDIA SEROSA : EFFUSI TELINGA TENGAH.
Pada kasus ini biasanya ditandai dengan keluarnya
cairan dan/atau tanpa ada bukti infeksi aktif dalam
telinga tengah.
Secara teori, cairan/efusi ini sebagai akibat tekanan
negatip (-) dalam telinga tengah yang disebabkan
obstruksi tuba eustachii.
Misal : barotrauma (menyelam) dan th/ radiasi.
OMS paling sering pada anak, namun bila terjadi
pada dewasa kemungkinan akibat disfungsi tuba
eustachii.
OTITIS MEDIA KRONIS (OMK)).
Definisi :
Radang mukoperiost telinga tengah yang ditandai
dengan tanda radang kronik.
Tanda radang kronik :
- Keluhan patologik yang dapat pulih seperti
semula.
- Jika sembuh meninggalkan
bekas (sequelence).
- Mudah kambuh lagi
( Relaps).
Permasalahan pada: kanalis audotorius internus :
• Gendang telinga : Thympani.
Perporasi tak dapat menutup kembali (Permanent
porportum syndroma). Timpani terlihat kering ( Dry air)
 kemasukan air  kambuh.
• Mukosa :
Menjadi jaringan fibrosis, polip, granulasi
(Persistent mucosal desease).
Mukosa tak dapat seperti semula :
Keluaran : Serous, Mucuse, porulen bahkan
kombinasi.
• Tulang :
Kerusakan tulang dikarenakan
cholecteotoma.
Manifestasi klinis :
 Kehilangan pendengaran.
 Rasa penuh dalam telinga.
 Sura letup/berderik.
 Otoskopi :
- Membrana timpani warna merah muda
( Redish )  merah membara ( Red ).
- Muncul gelembung udara di aurikula
medialis disebut Bullging : setelah adanya
pus.
- Bila berubah warna kuning  akan
porporatum.
 Audiogram : Kehilangan pendengaran bersifat
Konduktip ( Conductive hearing loss)
 Pemeriksaan garputala :
Kehilangan pendengaran bersifat hantaran :
- Renne ( + ) : BC > AC
( - ) : AC lebih baik d/p BC
- Webber : Lateralisasi ( Pada gigi seri ).
- Scwabach : Hasil memanjang.
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri : Post Operatip, Proses Inflamasi.


 Kurang pengetahuan :Posedur/ resiko/pre dan post
Operasi,.
 Resiko Injury : Defisit pendengaran.
 Persepsi diri rendah diri :Defisit pendengaran,
Cairan berbau khas, proses sosial.
 Ensietas : Tindakan operasi,Potensial hearing lose,
Potensial kehilangan pengecapan, kehilangan gerakan
fasial.
 Resiko Infeksi oleh karena tindakan :
- Mastoidektomi,
- Timpano plasti,
- Miringekomi/ parasintese,
- Pemasangan graft.
 Kerusakan integritas kulit : operasi, insisi.
Penatalaksanaan Keperawatan:
 Penkes tentang Personal Higiene :
- Dengan lidi kapas ( Cotton Bath ), -
Jaga jangan kemasukan air.
 Kaji nyeri berdasarkan derajat nyeri.
 Posisikan kepala :
Posisi kepala Miring : Pada telinga yang
mendapatkan tindakan pada posisi diatas.
 Persiapkan Intra operative
PRE OP : Physic and Psychic Assesement.
Phycisisan’s Therapi :
Anathesiolgist : Premidicatie
Surgion : Propilactie.
Ducumentation : - Laboratorium result,
- Radiodagnostic result,
- Progress Report of Nursing
interventions
POST OP : Monitor :
- Infeksi,
- Nyeri,
- Kemampuan pendengaran :
Air Conduction (AC),
Bone Conduction (BC).
Kolaborasi :
Mengurangi pembengkaan.
Mengurangi nyeri.
Mengeradikasi Infeksi.
Persiapan tindakan operatip :
* Parasintese : Pada kasus OMA .
* Miringektomi .
* Operatip : Thympno plastie.
Penatalaksanaan Medis:
Tindakan medis :
- Parasintese pada : stadium I, II, III.
Alasan : Mencegah perporatum spontan, Antritis, Otitis
Media Adesiva.
- Penyembuhan primer.
- Dapat mengobati lokal.
- Mengurangi rasa sakit.
- Drainase.
- Th/ Anti biotika spektrum luas ( Sesuai dengan hasil
Kultur ) : Otto antibiotika terutama bila ada discharge
( keluaran cairan ).
- Miringektomi.
- Thympano Pastie
PENCEGAHAN
• Beberapa hal yang dapat dilakukan, terutama
untuk mengurangi risiko terjadinya OMA pada
anak antara lain:
- Cegah terjadinya ISPA terutama pada bayi
dan anak-anak dan segera konsultasi. 
- Pemberian ASI minimal selama enam bulan
dan jaga jangan tersedak
- Hindari pemberian susu botol ketika anak
dalam keadaan berbaring
- Hindari pajanan terhadap asap rokok
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORTORIUM :
Darah : Hematologi analizer, Coagulatie
study, kimia klinik.
• RADIODIAGNOSTIK:
X foto : Cranium, CT Scan Mastoid, USG
Mastoid.
• CARDIAC STUDY :
ECG ( Usia > 40 tahun ).
Echo Cardigraphie
GAMBARAN OTITIS EKTERNA AKUTA OTITIS MEDIA KRONIS
OTOREA Mungkin ada mungkin Ada bila membrana
tidak. timpani berlubang; cairan
banya keluar.

OTALGIA Persisiten, sampa Hilang bila membrana


membnsgunkan penderita timpani ruptur.
pada malam hari.

NYERI TEKAN AURIKULA Ada palpasi aurikula. Biasanya tidak ada.

GEJALA SISTEMIK Tak ada. Demam, Infeksi saluran


pernaasan Atas.

EDEMA CANALIS Ada Tak ada.


AUDITORIUS EKSTERNUS

MEBRANA TYMPHANI Tampak normal. Eritema, menggelembung,


dpt mengalami perporasi.

KEHILANGAN Tipe konduktif. Tipe Konduktif.


PENDENGARAN
MASTOIDITIS
Pengertian :
Radang pada os mastoid dan hampir pasti
peradangan ini disebabkan oleh Otitis media
kronis ( Perporatum membrana tympani) yang
tidak mendapataan menejemen kesehatan
dengan baik
Terjadinya mastoiditis diawali adanya
kolesteatum yang merupakan pertumbuhan
kulit kedalam epitel skuamosa dari lapisan
luar membrana timpani ke telinga tengah
akhirnya membentuk kantong dan akan
tumbuh terus dan dapat merusak NC VII,
kehilangan pendengaran senseroneural
dan/atau gangguan keseimbangan, bila
terjadi erosi telinga dalam dapat
mengkibatkan abses otak.
• Manifestasi klinik :
o Derajat min. dapat kehilangan pendengaran.
o Otorea intermiten atau persisten.
o Cairan bau khas.
o Nyeri tekan ringan, bila akut : Nyeri berat, odema
kemerahan.
o Otoskopi : - Perforasi membrana tympani
- Kolesteatum seperti masa putih
dibelakang membrana timpani atau di
kanalis eksternus.
o Hasil Audiometri pada kasus kolesteoma
seringmeperlihatkan endengaran konduktif atau
campuran.
Pengkajian :
Riwayat kesehatan meliputi : Penggambaran lengkap
masalah telinga: infeksi, otalgia, ottorea, kehilangan
pendengaran.
Data kesehatan yang mendukung :
- Macam obat yang diminum, faktor alergi,
- Hobby,
- Penyakit yang dialami sebelumnya Riwayat
keluarga.
Pengkajian fisik
Inspeksi : Kemerah - merahan, oedema , ada lessi :
Warna, bau, keluar cairan
Palpasi : Nyeri tekan
Pemerikasaan penunjang :
Laboratroium.
Darah : Hematologie rutine
Hb, HT, Leuko.
Kimia klinik :
Elektrolit, Lipid, GD.
Kultur by Swab/ blood : Sensitive test, Jenis kuman
Radiodagnostik.
USG Mastoid,
Audiametri.
Cardiac study.
EKG : terutama pada usia > 40 th ( Persiapan pre op )
EchoCardioGrapie
Diagnosa Keperawatan :
 Anseitas : Prosedur pembedahan, Potensial
kehilangan pendengaran,potensial
kehilangan pengecap dan potensial
kehilangan gerakan fasial.
 Nyeri Akut : Pembedahan: Mastoidektomi.
 Resti Infeksi : Mastoidektomi,pemasangan
Graft,Protesis, elektroda, trauma bedah
terhadap jaringan sekitarnya.
 Perubahan persepsi sensori auditorius:
Potensial kerusaan NC VII dan VIII dan saraf
korda tympani.
 Perubahan persepsi sensori Auditorius :
Kalainan telinga / pembedahan/ tamponade.
 Resiko terhadap trauma : Kesulitan
kesimbangan atau vertigo selama periode
pasca operatip segera ( Cyto Operative ).
 Kerusakan Integritas kulit : Pembedahan
telinga Incisi, dan tempat graft.
 Kurang pengetahuan mengenai penyakit
mastoid, Prosedur bedah, dan asuhak pesca
operatif dan harapan.
Thanks a lot

Anda mungkin juga menyukai