OMA,
OMS,
OMK,
Mastoiditis,
Miringitis bulosa,
Perforasi membran timpani,
Timpanosklerosis,
Kolesteatoma,
Abses Bezold
OTITIS MEDIA
Definisi
Peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid dan selsel mastoid
Otitis media
Otitis media
akut
Otitis media
kronik
Streptokokus hemolitikus
Stafilokokus aureus
Pneumokokus
Hemofillus influenza
E. coli
Streptokokus anhemolitikus
Proteus vulgaris
Pseudomonas aurugenosa
Stadium OMA
Stadium
Stadium hiperemis
Tampak pembuluh darah yang
(stadium pre-supurasi) melebar di membran timpani atau
seluruh membran timpani tampak
hiperemis serta edem.
Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat
yang serosa sehingga sukar
terlihat.
Stadium
Stadium
supurasi
Stadium
perforasi
Stadium
resolusi
Gejala Klinik
Terapi
Stadium oklusi ( obat tetes hidung HCL efedrin
0,5% dalam larutan fisiologik(< 12 tahun) atau HCl
efedrin 1% (>12 tahun))
Stadium presupurasi (antibiotik dianjurkan selama
7 hari. Pada anak diberikan Ampisilin 50-100 mg/kg
BB/hari atau Amoksilin 40 mg/kg BB/hari atau
Eritromisin 40 mg/kg BB/hari
Stadium supurasi ( tindakan yang paling ideal yaitu
MIRINGOTOMI)
Stadium perforasi (pengobatan cuci telinga dengan
H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang
adekuat)
Myringotomy Grommet
Tindakan insisi
pada pars tensa
membran
timpani, agar
terjadi drainase
sekret dari
telinga tengah ke
telinga luar
Klasifikasi
Etiologi
OMSK otitis media berulang pada
anak,jarang dimulai setelah dewasa
Faktor infeksi berasal dari nasofaring
(adenoiditis,tonsilitis, rinitis, sinusitis),
mencapai telinga tengah melalui tuba
Eustachius
Fungsi tuba Eustachius yang abnormal
faktor predisposisi yang dijumpai pada
anak dengan cleft palate dan
Downssyndrom
Kelainan humoral (seperti
hipogammaglobulinemia) dan cellmediated (seperti infeksi HIV,sindrom
Histopatologi
1. Terdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit
3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak,
tergantung pada beratnya infeksi sebelumnya.
4. Pneumatisasi mastoid
Gejala Klinis
. Telinga Berair (Ottorhoe)
. Gangguan Pendengaran
. Nyeri Telinga (Otalgia)
. Vertigo
Pemeriksaan Klinik
Pemeriksaan Audiometri
OMSK tuli konduktif, tapi dapat pula dijumpai
adanya tuli sensotineural
Pemeriksaan Radiologi
1. Proyeksi Schuller
2. Proyeksi Mayer atau Owen
3. Proyeksi Stenver
4. Proyeksi Chause III
Pemeriksaan Bakteri
OMSK Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus
dan Proteus.
OMSA Streptokokus pneumonie,H. influensa, dan
Morexella kataralis.
OMSK (bakteri lain ) E.Coli,Difteroid, Klebsiella, dan
bakteri anaerob Bacteriodes sp
Penatalaksana
OMSK Benigna
anTidak Aktif
Antibiotik topikal
1. Polimiksin B atau polimiksin E
- Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman
gram negatif,
Pseudomonas, E.Koli, Klebeilla, Enterobakter,
tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus,
B. fragilis
- Toksik terhadap ginjal dan susunan saraf
2. Neomisin
- Obat bakterisid pada kuman gram positif dan
negatif, misalnya : Stafilokokus aureus,
Proteus sp.
- Resisten pada semua anaerob dan
Pseudomonas.
- Toksik thdp ginjal dan *telinga (*lamanya tidak
lebih dari 1 minggu. )
Komplikasi
C. Komplikasi ekstradural
Komplikasi ditelinga tengah :
1. Abses ekstradural
1. Perforasi persisten membrane
timpani
2. Trombosis sinus lateralis
2. Erosi tulang pendengaran
3. Petrositis
3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf ( sensorineural)
Definisi
Keadaan terdapatnya sekret nonpurulen
di telinga tengah, sedangkan membran
timpani utuh
Epidemiologi
Di Amerika Serikat :
Sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 15
tahun, dengan insiden tertinggi di bawah 5 tahun,
dan menurun saat umur 6 tahun
80% anak-anak pernah mengalami Otitis Media
Serosa sebelum umr 10 tahun
Insiden tertinggi saat musim dingin
Faktor Predisposisi
Adenoid hipertrofi
Adenoitis
Sumbing palatum (cleft-palate)
Barotrauma
Tumor nasofaring
Sinusitis
Rinitis
Defisiensi imunologik/metabolik
Patofisiologi
Faktor utama Disfungsi tuba Eustachius
Disfungsi tuba Eustachius absorbsi dan/
difusi dari nitrogen dan oksigen pada sel
mukosa telinga tengah Tekanan negatif
jika tekanannya berlangsung lama dan
besar merangsang pembentukan sekret
dari mukosa akumulasi serosa dengan
dasar serosa yang steril tempat ideal
bakteri untuk berproliferasi Otitis Media
Serosa
Etiologi
Penyebab yang berperan utama adalah
terganggunya fungsi tuba Eustachius, yang
dapat disebabkan :
Kelainan anatomi
Trauma
ISPA
Alergi
Klasifikas
i akut
Otitis media serosa
1.
2. Otitis media serosa kronik (glue
ear)
Sumbatan tuba
Virus
Alergi
Idiopatik
Gejala :
Pendengaran berkurang
Rasa tersumbat pada telinga
Diplacusis binauralis
Terasa ada cairan bergerak saat posisi
berubah
Sedikit nyeri saat awal gangguan pada
tuba
Pemeriksaan Penunjang :
Otoskopi
MRI
CT scan umumnya untuk mengetahui
komplikasi
Tympanometry
Diagnosis
Otoskopi :
Membran timpani retraksi
Tampak gelembung udara / permukaan
cairan dalam kavum timpani
Languange test :
Keterlambatan kemampuan berbahasa,
terutama untuk anak-anak masa pre-school
Dengan air
fluid level
Penatalaksanaan
Farmakologi :
Vasokonstriktor lokal (tetes hidung)
Antihistamin
Non-farmakologi :
Manuver Valsava
Miringitomi
Pipa ventilasi / Grommet
Protokol
Penatalaksanaan
(University Of California, San
Diego, School of Medicine)
Komplikasi
Infeksi telinga
Kista di telinga tengah
Kerusakan pada membran timpani /
tympanosclerosis
Kehilangan pendengaran permanen
sampai total
Keterlambatan kemampuan berbahasa
Prognosis
Secara umum, baik
Otitis media serosa akut menghilang
dalam beberapa minggu-bulan
Otitis media serosa kronik lebih
Pencegahan
Hindari menjadi perokok pasif
Pada anak-anak :
Hindari pemberian asupan makanan pada
saat anak-anak posisi terlentang
Hindari kontak berlebihan dengan anak-anak
lain pada tempat perawatan/pelatihan bayi
(daycare)
Hindari anak-anak yang terinfeksi otitis
media serosa
Choleasteatoma
Definsi
adalah suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi
epitel (keratin)
Etiologi
Tuba eustachian yang tidak berfungsi dengan baik
karena terdapatnya infeksi pada telinga tengah
Perforasi telinga tengah yang disebabkan oleh infeksi
kronik
Gejala Klinis
Nyeri
Pendengaran berkurang
Perasaan penuh
Pusing
Patofisiologi
Teori invaginasi
Kolesteatom timbul akibat terjadi proses
invaginasi dari membran timpani pas flasida
karena adanya tekanan negatif di telinga
tengah akibat gangguan tuba
Teori imigrasi
Kolesteatom terbentuk sebagai akibat dari
masuknya epitel kulit dari liang telinga atau
dari pinggir perforasi membran timpani
Teori metaplasi
Kolesteatom terjadi akibat metaplasi
mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi
yang berlangsung lama
Teori implantasi
kolesteatom terjadi akibat adanya
implantasi epitel kulit secara iatrogenik ke
dalam telinga tengah sewaktu operasi,
Klasifikasi
1. Kolesteatoma kongenital
2. Kolesteatoma akuisital
Kolesteatoma Kongenital
Terbentuk pada masa embrionik dan
ditemukan pada telinga dengan
membrana timpani utuh tanpa
tanda-tanda infeksi
Lokasi kolesteatom : kavum timpani,
daerah petrosus mastoid atau di
cerebellopontin angle
Kolesteatoma Akuisital
Terbentuk setelah anak lahir
Terbagi atas :
a. Kolesteatom akuisital primer
Komplikasi
Tuli konduksi
Tuli sensorineural
Kehilangan pendengaran total
Paralisis fasialis
Fistula labyrinthin
Mastoiditis
Mastoiditis
Merupakan peradangan pada sel- sel
mastoid yang terletak pada tulang
temporal
Biasanya timbul pada anak-anak atau
orang dewasa yang sebelumnya telah
menderita infeksi akut pada telinga tengah
Epidemiologi
Masih belum diketahui secara pasti , tetapi
biasanya terjadi pada pasien-pasien muda dan
pasien dengan gangguan sistem imun
Etiologi
Bakteri gram negatif
Streptococcus aureus
S. Pneumonieae
Patofisiologi
Otitis media yang lama pada penderita
penurunan sistem imun, bentuk tulang
mastoiditis
Gejala Klinis
Gejala-gejala awal yang timbul gejala
peradangan pada telinga tengah, seperti
demam, nyeri pada telinga, hilangnya
sensasi pendengaran, bahkan kadang
timbul suara berdenging pada satu sisi
telinga (dapat juga pada sisi telinga yang
lainnya)
Keluarnya cairan dari dalam telinga yang
selama lebih dari tiga minggu infeksi
Pemeriksaan Fisik
Kemerahan pada kompleks mastoid
Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir
(warna bergantung dari bakteri)
Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)
Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)
Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan
organ lainnya.
Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnnya.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kultur mikrobiologi
Pengukuran eritrosit dan leukosit
menandakan adanya infeksi
Pemeriksaan cairan sumsum
menyingkirkan adanya penyebaran
ke dalam ruangan di dalam kepala.
Pemeriksaan lainnya: CT-scan kepala,
MRI kepala dan foto polos kepala
Penatalaksanaan
Antibiotik (diberikan secara intravena dan oral), anti
nyeri, anti peradangan lini pertama dalam
pengobatan mastoiditis. Tetapi pemilihan anti bakteri
harus tepat sesuai dengan hasil test kultur dan hasil
resistensi.
Pengobatan yang lebih invasif adalah pembedahan
pada mastoid (mastoidectomy) bedah terbuka, hal ini
dilakukan jika dengan pengobatan tidak dapat
membantu mengembalikan ke fungsi yang normal.
Myringitomy untuk menangani otitis media akut
Komplikasi
Pencegahan
Penanganan yang tepat dan tuntas pada
infeksi telinga dapat mengurangi resiko
terjadinya mastoiditis.