Anda di halaman 1dari 33

KELAINAN TELINGA Tarsisius Ryang Toby, S.

Ked

TENGAH 2008020004
KELAINAN TELINGA TENGAH, MELIPUTI

1. Gangguan Fungsi Tuba


2. Barotrauma
3. Otosklerosis
4. Otitis Media: - Otitis Media Akut
- OMSK
- Otitis Media Non Supuratif
Gangguan FungsiTuba

Tuba Eustachius Saluran yang menghubungkan


rongga teliga tengah dengan nasofaring

Fungsi Tuba Eustachius:


1. Ventilasi: Menjaga agar tekanan udara dalam telinga
tengah sama dengan udara luar
2. Drainage Sekret
3. Proteksi: Menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke
telinga tengah
Gangguan fungsiTuba dapat terjadi oleh beberapa hal, Yaitu:
1.Tuba terbuka abnormal, tuba terbuka terus menerus sehingga
udara masuk ke telinga tengah waktu respirasi
2. Myoklonus palatal
3. Palatoskisis
4. Obstruksi Tuba

Etiologi:
- Hilangnya jaringan lemak disekitar ostium tuba akibat turunnya
berat badan yang hebat
- Penyakit kronis, seperti rhinitis kronis dan faringitis
- Myastenia Gravis
- Penggunaan estrogen pada laki-laki
Gejala Klinis:
- Rasa penuh dalam telinga
- Autofoni

Pemeriksaan Fisis:
Membran Tympani atrofi, tipis dan bergerak pada saat respirasi

Penatalaksanaan:
- Obat penenang
- Pipa Ventilasi (Gromet)
BAROTRAUMA (AEROTITIS)

Adalah keadaan dimana terjadi perubahan tekanan yang tiba-tiba diluar telinga
tengah akibat suatu ketinggian (pesawat terbang) atau kedalaman (menyelam) yang
menyebabkan tuba gagal membuka
Patogenesis:
Cairan di
Cairan keluar Dapat kavum
Tekanan dari terjadi tympani dan
negatif di pembuluh ruptur rongga
rongga telinga darah kapiler pembuluh mastoid
tengah mukosa darah bercampurd
arah

 Gejala Klinis:
- Otalgia
- Gangguan Pendengaran
- Autofoni
- Rasa penuh di telinga
- Tinitus
- Vertigo
 Penatalaksanaan

- Decongestan lokal
- Parasat Valsalva (selama tidak ada infeksi)
- Bila cairan menetap, lakukan myringotomi
- Bila perlu pasang pipa ventilasi (grommet)

 Usaha pencegahan
Mengunyah permen karet atau parasat
valsalva saat pesawat akan mendarat
OTOSKLEROSIS

Suatu keadaan dimana kapsul tulang labirin mengalami spongiosis di daerah kaki
stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara
ke labirin dengan baik

Etiologi:
- Idiopatik
- Mungkin faktor keturunan dan gangguan perdarahan pada`
stapes
Gejala Klinik:
- Pendengaran menurun secara progresif, dapat mencapai 30-40 dB
- Tinitus
- Vertigo
- Wanita >> Pria
- Usia 11 -45 tahun

Pemeriksaan Fisis:
- Membran Timpani intak, normal
-Tuba Auditiva patent
- Atau membran Timpani kemerahan karena dilatasi pembuluh darah
promontorium ( Schwarte’s Sign)
Schwarte’s Sign
Penatalaksanaan:
- Operasi Stapedektomi
- Alat Bantu Dengar (ABD)
OTITIS MEDIA
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

Otitis media

Non Superatif Superatif

Akut Kronis otitis Akut otitis Kronis otitis


Barotrauma media efusi media akut media supuratif
(OMA) kronis (OMSK)
PATOGENESIS TERJADINYA
OTITIS MEDIA
OMA-OME-OMSK
OTITIS MEDIA AKUT
Otitis media akut (OMA) terjadi karena factor pertahanan tubuh terganggu.
Sumbatan tuba Eusrachius merupakan factor penyebab utama dari otitis media.
Pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran napas atas.
Pada anak, makin sering terserang infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan
terjadinya OMA. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba
Eustachiusnya pendek .
PATOFISIOLOGI
Kuman penyebab utama OMA ialah bakteri piogenik seperti :
Streptokokus hemolitikus, stafilokokus aureus, pneumokokus. Selain itu kadang juga
ditemukan Hemofilus influenza, Escherichia coli, Streptokokus anhemolitikus,
proteus vulgaris dan pseudomonas aurugenosa.
STADIUM
1. Stadium Oklusi
terjadi retraksi membrane timpani oleh karena tekanan negative dalam telingah
tengah
2. Stadium Hiperemis
Membran timpani bersifat hiperemis dan edema. Sekret bersifat serosa.
3. Stadium Supuratif
-Terbentuk eksudasi yang purulens di cavum timpani
- Membran Timpani bulging kearah liang telinga
- Otalgia
- Demam
4. Stadium Perforasi
- Perforasi membrane timpan, nanah mengalir ke liang telinga luar.
- Demam menurun
- Otalgia menurun
5. ` Stadium Resolusi
-Bila tidak terjadi perforasi, membrane timpani kembali normal.
-Bila perforasi, secret berkurang dan kering
- Didapat berlanjut jadi OMSK bila perforasi menetap
GEJALA KLINIS OMA
Gejala klinis OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. Pada anak
yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri didalam telinga,
keluhan suhu tubuh yang tinggi, terdapat riwayat batuk sebelumnya.
Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat sampai
39.5 C , anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare,
kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila rupture
membrane timpani maka secret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh dan anak
tertidur tenang.
TERAPI
1. Stadium Oklusi.
HCl efedrin 0.5%, dalam larutan fisiologis (anak <12 tahun)
HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologisk untuk berumur diatas 12
Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.

2. Stadium Hiperemis/Pre-Supurative

Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampisilin selama minimal 7 hari. Pada

anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/kg BB per hari, dibagi dalam 3 dosis, atau

eritromisisn 40 mg/kg BB/hari.


TERAPI
3. Stadium supurative

Selain diberikan antibiotic juga dilakukan miringotomi, bila membrane timpani masih utuh.

4. Stadium Perforasi

Pegobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang
adekuat. Biasanya secret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari

5. Stadium Resolusi
Diberikan antibiotic selama 3 minggu.
OTITIS MEDIA SUPURATIF
KRONIS

Infeksi kronis telinga tengah.


Perforasi membran timpani dan otorrhea terus menerus /hilang
timbul.
Sekret: encer/kental, bening/nanah.
OMA >2 bulan = OMSK.
ETIOLOGI

Bakteri aerob: Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, S.aureus, Streptococcus


pyogenes, Proteus mirabilis, Klebsiella species.
Bakteri anaerob: Bacteroides, Peptostreptococcus dan Proprionibacterium.

OMA menjadi OMSK: terapi lambat, tidak adekuat, virulensi tinggi, hygiene buruk.
TANDA DAN GEJALA
Otorrhea >2-6 minggu
Perforasi membran timpani
Otalgia
Kolesteatoma (OMSK tipe bahaya)
Gangguan pendengaran: CHL
maupun SNHL
Vertigo
LETAK PERFORASI
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk
menentukan tipe/jenis OMSK. Perforasi mebran timpani dapat
ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik.
a.Pada perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa,
sedangkan diseluruh tepi perforasi masih ada sisa membrane
timpani.
b.Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum.
c.Pada Perforasi atik ialah perforasi yang terletak di pars
flaksida.
Jenis-jenis perforasi membrane timpani
sentral, b) marginal, c) atik
KLASIFIKASI
OMSK benigna OMSK maligna

Peradangan terbatas pada Peradangan dari mukosa hingga


mukosa, tidak mengenai tulang. tulang.

Letak perforasi sentral. Letak perforasi marginal atau atik.

Tidak ada kolesteatoma. Adanya kolesteatoma, jaringan


granulasi di MAE
TATALAKSANA

1. Konservatif: menjaga telinga tetap kering, rutin membersihkan telinga di dokter.

2. Non medikamentosa: Aural toilet dengan H2O2 3% selama 3-5 hari, tampon telinga

burowi/asam asetat/ rivanol (OMSK aktif)

3. Medikamentosa: obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid +

Antibiotik sistemik (amoksisilin klavulanat, golongan quinolone).

4. Operatif: mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. (untuk OMSK tipe maligna)
OTITIS MEDIA NONSUPURATIF

Otitis media serosa = Otitis media musinosa = Otitis media Efusi = Otitis media mucoid (Glue Ear)
Adalah suatu keadaan terdapatnya sekret yang non purulent di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh

Faktor penyebab utama:


-Terganggunya fungsi tuba Eustachius
-Adenoid Hipertropi
-Adenoiditis
-Tumor nasofaring
-Barotrauma
-Sinusitis
-Rhinitis
-Alergi
OTITIS MEDIA SEROSA AKUT
Terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba oleh karena gangguan fungsi tuba

Etiologi:
-Sumbatan tuba secara tia-tiba, mis: pada barotrauma
-Virus pada jalan napas
-Alergi pada jalan napas
Gejala :
-Rasa tersumbat pada telinga
-Rasa mendengar suara sendiri (displacusis binauralis)
-Gangguan pendegaran
-Rasa ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala berubah
-Tinitus
-Vertigo
-Otoskopi: Mebran timpani reraksi
dapat terlihat gelembung udara dalan cavum timpani
(like bubble App)

-Tes Garputala: Tuli Konduktif


Pengobatan
-Vasokontriktor lokal (tetes hidung)
-Antihistamin
-Parasat valsava
-Miryngotomi, jika gejala menetap setelah 2 minggu
-Pemasangan pipa ventilasi (Gromet), bila dengan miryngotmi
belum ada perbaikan
OTITIS MEDIA SEROSA KRONIK
(Glue Ear)

- Anak-anak >> dewasa


- Sekret kental seperti lem
- Dapat merupakan gejala sisa dari OMA yang tidak sembuh
sempurna
Gejala klinik dan pengobatan
-Terdapat gangguan pendengaran (40-50 dB)
-Otoskopi: membran timpani utuh, retraksi, suram, kuninng
kemerahan atau keabu-abuan

Pengobatan
-Medikamentosa selama 3 bulan
-Jika tidak berhasil,dilakukan miringotomi dan pemasangan pipa
ventilasi (grommet)
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran
timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke
liang telinga luar.

Anda mungkin juga menyukai