Anda di halaman 1dari 8

PERSIAPAN UJIAN OMSK

1. Coba ceritakan secara singkat kasusnya secara sistematis


Nn. A, Wanita 23 tahun mengeluh nyeri serta keluar cairan pada telinga kanan sejak 1 bulan
SMRS. Cairan berwarna kekuningan dengan konsistensi sedikit kental. Telinga terasa penuh dan
disertai penurunan pendengaran terutama pada telinga kanannya >1 tahun yang lalu. Telinga
berdenging disangkal. Batuk berdahak dan pilek kurang lebih sebulan, belum kunjung sembuh
hingga saat ini. Demam 3 hari yang lalu. Sakit kepala dikeluhkan hanya saat pasien terlalu lelah.
Nyeri menelan disangkal. 10 tahun yang lalu riwayat operasi polip pada telinga kanannya.
Riwayat alergi, HT, DM disangkal.

2. Riwayat penyakit dahulu?


Pasien didiagnosis meatus akustikus polypoid 10 tahun yang lalu. Keluhan pertama nyeri telinga
dan keluar cairan kekuningan.
Meatus akustikus polypoid adalah adanya lesi menyerupai polip pada liang telinga.
Polip adalah sebuah jaringan abnormal dan memiliki tangkai yang tumbuh dalam tubuh. Kondisi
ini tergolong benign.
Penyebab : riwayat inflamasi/radang pada lokasi tumbuhnya polip, kadar estrogen tinggi (polip
rahim), dll

3. Mengapa bisa terjadi keluar cairan pada telinga?


- Infeksi telinga tengah = otitis media  perforasi
Patof : ISPA -> obstruksi tuba -> tekanan telinga tengah lebih kecil dari atmosfer luar -> MT
retraksi -> difusi plasma dari pembuluh darah liang telinga sehingga terbentuk discharge
(bulging) -> kuman berkembang -> discharge menjadi purulent -> MT perforasi
- Cedera gendang telinga karna barotrauma (menyelam, daki gunung, selam) = otitis
media serosa
Patof : perbedaan tekanan ektrim antara telinga tengah dengan atmosfer luar membuat
pecahnya membran timpani. Obstruksi tuba memperparah keadaan
- Sindrom telinga perenang = otitis eksterna difusa
Saat terlalu lama di air, bagian dalam telinga menjadi lembab dan kulit pada dinding saluran
telinga akan mengelupas dan rusak. Disinilah beragam jenis kuman masuk dan menyebabkan
infeksi

4. Diagnosis banding apa saja yang bisa dipikirkan dari nyeri telinga dan keluar cairan?
Bagaimana cara menyingkirkannya?
 Otitis media kronis supuratif kronik tipe maligna
 Otitis media kronis supuratif kronik tipe benigna : disingkirkan karna curiga adanya
kolesteatoma
 Otitis media akut stadium perforasi : disingkirkan karna onset otore kronik,
 Otitis eksterna : disingkirkan karna liang telinga tidak menyempit, nyeri tekan -
Anatomis :
Telinga luar : pada PF tidak didapatkan nyeri tekan tragus atau nyeti tarik aurikula, liang telinga
lapang, tidak ada furunkel
Tengah : ada batuk pilek picu infeksi telinga tengah, otoskopi
Dalam : vertigo (-), terpapar bising (-), obat ototoksik (-)
Otak : stroke (-), defisit neurologis(-)
Patologis :
Kongenital : tidak ada kelainan bawaan yang ditemukan saat anamnesis atau pemeriksaan fisik
Trauma : tidak ada riwayat trauma, ada kebiasaan membersihkan telinga sendiri
Tumor : polip (tumor jinak)
Keganasan : discharge darah (-), penurunan BB(-)
Radang : demam, discharge purulent
Degeneratif : usia pasien belum lanjut

5. Penemuan yang ditemukan saat pemeriksaan fisik apa saja?


Telinga : nyeri tekan tragus -/-, nyeri tarik pina -/-, nyeri ketok mastoid -/-, liang telinga lapang
+/+, serumen -/+, discharge purulent +/-, MT sdn +/-, jaringan granulasi +/-
Hidung : konka hipertrofi -/-, hiperemis -/-, discharge bening minimal +/+
Tenggorokan : T1/T1, faring hiperemis

6. Pemeriksaan penunjang yang kamu sarankan untuk pasien? Gold standart


pemeriksaan?
- OMSK ditegakan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, dimana adanya Otore >2
minggu (WHO) hilang timbul maupun terus menerus. Penurunan pendengaran
- Otoendoskopi = perforasi MT, timpanosklerosis
- Pencitraan : Foto polos mastoid schuller bilateral, CT-scan /HRCT kepala = os temporal
untuk liat mastoid, deteksi kolesteatoma, rekurensi paska operasi = MRI
- Pemeriksaan fungsi pendengaran = penala, audiometri (26-40, 40-55, 56-70, 71-90, >90)
o Konduktif : kolesteatoma yang mengenai tulang mendengaran
o Sensori neural : infasi bakteri kedalam koklea sehingga merusak sel2 rambut,
terutama pada nada tinggi
- Kultur sekret telinga
- Biopsi massa liang telinga = indikasinya jika ada polip atau jaringan granulasi,
kolesteatoma
7. Pengobatan yang kamu ajukan apa saja? + obat setelah ke klinik (mual muntah dan
pusing)
- Ear toilette :
o suction, swab kapas, 4x sehari irigasi Nacl lanjut swab kapas
- Tetes telinga H2O2 3% 3-5 hari
o Bantu membersihkan pus
- Ab topical :
ciprofloxasin 0,3% 2 gtt 4 AD (bagus karna tidak ototoksik, efektif untuk
pseudomonas)
- Steroid topikal :
o dexa 0,1% -> pertimbangkan jika ada peradangan pada liang telinga disetai
jar.granulasi
- Ab sistemik :
o Indikasi : 3 minggu tidak efektif dengan lini pertama, komplikasi intrakranial,
OMSK eksaserbasi akut
o Pilihan utama : Ciprofloxasin, Amoxicillin/amoxiclaf = broad spektrum
*(kurang efektif dibandingkan terapi topikal karena faktor akses dimana sulitnya
antibiotik sistemik untuk mencapai konsentrasi efektif pada area telinga tengah).
- Edukasi :
o 3 kunci keberhasilan terapi ialah ab topikal, ear toilette, kontrol rutin.
o Jangan kemasukan air dulu prinsipnya jaga telinga tetap bersih dan kering
o Berishkan telina luar dari sekret dengan kapas sebelum kasi ab
o Cara tetes telinga adalah supine, telinga menghadap keatap
Pengobatan pada kasus :
- Ciprofloxasin 500 mg 2x1 (quinolon = non ototoksik, efetif pseudomonas)
- Vit B kompleks 2x1 (vitamin saraf)
- Betahistin 6 mg 3x1 jika pusing (vertigo)
- Ondasetron 8mg 2x1 (antiemetic)
- H202 3% 3x4gtt AD

8. Patofisiologi OMSK
9. Tanda ke kronisan ?
Timpanosklerotik, sikatrik, hiperemis (-)

10. Prinsip diagnosis?


OMSK ditegakan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, dimana adanya Otore >2 minggu
(WHO) hilang timbul maupun terus menerus. Penurunan pendengaran

11. OMSK tipe apa dan alasannya apa?


Tipe maligna karna curiga adanya kolesteatoma

12. Apa itu kolesteatoma? Patogenesisnya bagaimana?


Kolesteatoma adalah massa keratin konsistensi seperti mentega, berwarna putih terdiri dari
epitel yang telah mengalami nekrotik. Massa kolesteatoma dapat mendesak organ sekitarnya
dan menimbulkan nekrosis tulang.
metaplasia

13. Komplikasi dari OMSK?


Intratemporal : ggn tulang pendengaran, snhl, paresis nervus cranialis, labirinitis
Ekstratemporal :
Intrakranial tersering : meningitis
Ekstrakranial tersering : abses subperiosteal
14. Tatalaksana bedah? Pembedahan teknik apa tujuannya apa?
Tujuan tatalaksana bedah untuk memusnahkan/eradikasi kuman, menghasilkan telinga
yg kering permanen, dan perbaiki fungsi pendengaran
Indikasi op : pasien dengan kolesteatoma, dengan komplikasi, infeksi tidak sembuh
dengan medikamentosa
a. Mastoidektomi sederhana
b. Mastoidektomi radikal
c. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
d. Miringoplasti
e. Timpanoplasti
f. Meatoplasti
Mastoidektomi adalah tindakan membuka kortek mastoid dari arah permukaan luarnya,
membuang jaringan patologis seperti pembusukan tulang atau jaringan lunak, menemukan
antrum mastoid dan membuka aditus ad antrum bila tersumbat. Timpanoplasti adalah setiap
tindakan yang menyingkap sisa membran timpani dari posisinya di liang telinga dalam rangka
untuk rekonstruksi membrane timpani tersebut. Timpanoplasti bisa dilakukan bersama dengan
mastoidektomi yang disebut dengan timpano-mastoidektomi dan bila dilakukan bersama
dengan manipulasi tulang pendengaran disebut dengan timpano-osikuloplasti. Apabila tindakan
hanya terbatas pada rekonstruksi membran timpani tanpa menyingkapnya terlebih dahulu dan
tanpa adanya manipulasi pada tulang pendengaran dan atau telinga tengah maka disebut
miringoplasti.
- Pilihan pembedahannya sebagai berikut
o Mastoidektomi sederhana
 Indikasi: OMSK tipe aman yang dengan pengobatan konservatif tidak
sembuh
 Prosedur: Dilakukan pembersihan ruang masoid dari jaringan patologis
 Catatan: Pada operasi ini, fungsi pendengaran tidak diperbaiki
o Mastoidektomi radikal
 Indikasi: OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau kolesteatoma yang sudah
meluas
 Prosedur: Rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua
jaringan patologis. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga
tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan sehingga menjadi satu
ruangan
o Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
 Indikasi: OMSK dengan koleseatoma pada daerah atik, tetapi belum
merusak kavum timpani
 Prosedur: Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posteroid
liang telinga direndahkan.
o Miringoplasti
 Indikasi: OMSK tipe aman yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang
hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.
 Prosedur: Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani
o Timpanoplasti
 Indikasi: OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat, atau OMSK
tipe aman yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa
 Prosedur: Rekonstruksi membran timpani + rekonstruksi tulang
pendengaran.
 Catatan: Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang
dilakukan, dikenal istilan timpanoplasti tipe II, III, IV, dan V
o Pendekatan ganda timpanoplasti
 Indikasi: OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas
 Prosedur: Membersihkan kolestatoma dan jaringan granulasi di kavum
timpani, dikerjakan melalui dua jalan yaitu melalui liang telinga dan
rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior.

15. Faktor resiko pada pasien sehingga menderita penyakit terkait?


- Terapi tidak adekuat
- Terapi terlambat diberikan
- ISPA berulang
- Higienitas
16. Etiologi terbanyak?
ISPA = bakteri s.pneumonia, virus influenza, rhinovirus

17. Epidemiologi terbanyak? Alasannya?


Bayi dan anak = tuba relatif lebih lebar, pendek, dan horizontal

18. Prognosis OMSK maligna?


Prediktif terjadinya kekambuhan yakni kolesteatoma yang besar dan meluas, usia <8 tahun,
adanya otorea, status tulang pendengaran yang buruk, kondisi aerasi telinga preoperasi yang
terganggu, dan pneumatisasi mastoid yang ekstensif

19. Faal pendengaran?


20. Cara baca audiometri?
21. Apa hubungan polip dengan keluar cairan? Apakah polip menyebabkan omsk?
22. Kenapa irigasi telinga boleh padahal MT perforasi?
23. Pasien perlu rawat inap atau rawat jalan?

Anda mungkin juga menyukai