4. BPPV (definisi, etio, patofis, tanda gejala & dasar dx, tx)
Definisi : merupakan vertigo yang dipicu oleh perubahan posisi kepala
Patofisiologi : vertigo timbul akibat debris otokonik yang terlepas dari urtikulus dan
masuk ke kanalis semisirkularis (terutama kanalis semisirkularis posterior) atau
begerak bebas dalam endolimfa
Gejala : vertigo timbul mendadak dan dipicu oleh perubahan posisi kepala. Posisi
yang dapat memicu adanya posisi saat berbaring di tempat tidur, bangun dari
tempat tidur, melihat keatas , kebelakang dan membungkuk. Disertai mulai muntah,
tidak terdapat gangguan pendengaran dan gangguan neurologis lainnya. P. fisik :
pendengaran normal, evalusai neuro normal, tes dix hallpike tampak nistagmus
Tx: reposisi otolit : maneuver epley, maneuver seamount liberatory, prinsip
maneuver epley : mengembalikan posisi otolit yang sebelumnya berada dikanalis
semisirkularis. Bedah
12. Klasifikasi Otitis Media (OMA, OMSK, OME) tanda gejala, terapi, stadium.
OMA:
- sumbatan pada tuba eutachius, penetus dari ISPA. Terdiri dari beberapa
stadium: 1. Stad.oklusi tuba eutachius atau gambaran retraksi pada MT 2.
Stad.hiperemis (stad. Pre supurasi) tampak pembulu darah melebar di MT
atau seluruh MT tampak hiperemis seperti edem. 3. Stadium supurasi,
edema hebat pada mukosa, MT melonjong keluar liang telingah. 4. Stad.
Perforasi nanah kluar dri liang telinga, 5. Stad.resolusi MT utuh dan
berlahan kembali normal.
- Gejala : rasa nyeri dalam telinga, keluhan disamping panas tinggi,biasanya
riw.batuk pilek sebeumnya
- Terapi: oklusi : diberi obat tetes hidung hcl efedrin 0,5% dalam larutan
fisiologi (anak <12th) atau hcl efedrin 1% unduk >12th dan dewasa.
Presupurasi: antibiotic,tetes hidung dan analgesic, pada anak ampisilin
diberikan dengan dosisi 50-100 mg/kg BB perhari, dibagi dalam 4 dosis,
atau amoksisilin 40 mg/kg BB/hr dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin
40mg/kg BB/hr. Supurasi : diberikan antibiotik, disertai miringotomi.
Perforasi : obat cuci telinga H2O2 3%, selama 3-5hr serta antibiotik yang
adekuat .
OMSK
- 2 tipe
a) Tipe aman (tubotympanic) tanpa kolesteatoma. Benigna. Melibatkan
anteroposterior membran timpani dan perforasi sentral. Tidak
beresiko komplikasi.
b) Tipe bahaya (atticoantral), dengan kolestatoma (erosi tulang ) tipe
maligna. Melibatkan MT posterosuperior (atik, antrum, mastroid)
dan perforasi atik dan marginal.
- Gejala otore dan sering disertai pendengaran berkurang, kadang disertai
otalgia. Tinitus. Komplikasi : luka dibelakang telinga, vertigo,sefalgi,demam ,
kejang dan kesadaran menurun.
- Terapi : aural toilet, tetes telinga antibiotik (neomycin,polymixin atau
gentamycin, ciprofloksasin, oflaksasin)+ kombinasi steroid. Antibiotik
sistemik (ampisilin,eritromisin,sefalosporin,ciprofloksasin).
13. Macam operasi dan rehabilitasi pendengaran dan keseimbangan. Dan Tindakan
tindakan pada telinga, dari yang kecil sampai besar.
Penggunaan alat bantu dengar
1. Alat bantu dengar
a. Body worn : alat ini jarang digunakan karena ukurannya
yang besar. Behindd the ear (BTE) digunakan untuk
ketulian ringan hingga sedang terutama frekuensi tinggi
b. Spectacle : merupakan alat bantu dengan yang
dimoditifikasi sehingga di gunakan untuk orang yang
membutuhkan alat bantu penglihatan sekaligus
pendengaran.
c. In the ear : digunakan untuk ketulian ringan hingga sedang
flat contiguration.
d. Canal type: in the canal (ITC ) , completely in canal (CTC) :
canal type banyak disukai karena ukurannya kecil.
Syaratnya pemakai harus mempunyai MAE yang besar dan
lebar.
2. Implantable hearing aid
a. Bone anchored hearing aid (BAHA) : alat ini di tanam
melalui prosedur bedah dan berfungsi menghantarkan
suara melalui hantaram tulanh langsung ke koklea
3. Implan koklear : diindikasikan pada pasien ketulian sensorineural berat
pada kedua telimga yang memiliki fungsi nervus koklearis masih baik dan
tidak menunjukam perbaikan dengan alat bantu dengar.
14. jelaskan:
a. dry ear;
Produksi kelenjar telinga berlebih atau membersihkan telinga secara belebih. Berenang,
matahari, dehidrasi, rokok, stres, psoriasis, eksim, atopi. Gejala: gatal terapi hindari
alergen,renang, simtomatik anti histamin.
b. tinitus :
gangguan pendengaran berupaa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar,
dapat berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik. Keluhan ini dapat berupa bunyi
mendenging, menderu atau berbagai macam bunyi yang lain.
c. Vertigo :
perasaan berputar. Vertigo beberapa macam :
vertigo spontan : timbul tanpa pemberian rangsangan. Rangsangan timbul pada
penyakitnya sendiri mis: Meniere oleh sebab tekanan endolimfa yang meninggi
vertigo posisi : perubahan posisi kepala. Timbul karena perangsangan pada kupula
kanalis semi sirkularis oleh debris atau pada kelainan servikalis. Yang dimaksud
dengan debris ialah kotoran yag menempel pada kupula kananlis semi-sirkularis
d. Miringitis :
Infeksi akut membran timpani dengan bula subepitel. Sifat self limited, unilateral pada
dewasa atau dewasa muda.
PJ 19 s.d 26 Faizah R.
20. Jelaskan
a. Barotrauma
Keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar telinga tengah
sewaktu di pesawat atau menyelam yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Bila
tekanan melebihi 90 cmHg, maka otot yang normal aktivitasnya tidak mampu membuka
tuba. Keluhan pasien berupa kurang dengar, ras nyeri dalam telinga, autofoni, perasaan
ada air dlam telinga dan kadang-kadang tinnitus dan vertigo.
b. Kolesteatoma
Suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi (keratin). Deskuamasi berbentuk terus
kemudian menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar. Etiologi: seluruh epitel
kulit (keratinizing stratified squamous epithelium) pada tubuh kita berada pada lokasi yang
terbuka/ terpapar ke dunia luar. Epitel kulit di liang telinga merupakan suatu daerah cul-de-
sac sehingga apabila terdapat serumen padat di liang telinga dalam waktu yang lama maka
epitel kulit yang berada media dari serumen tersebut seakan terperagkap sehingga
membentuk kolesteatoma.
c. Dry ear
Keadaan telinga yang kering diakibatkan oleh kurangnya sekret disebabkan oleh
perforasi membrane timpani.
d. Tes valsava
Pemeriksaan untuk membuka tuba eustachius, dengan cara: pasien diminta untuk
menutup hdung dengan jari dan menutup mulut; lalu diminta untuk meniup udara dengan
kondisi hidung dan mulut ditutup; sehingga udara ke telinga tengah. Pemeriksaan ini tidak
boleh dilakukan pada pasien ISPA.
e. Keratosis obsturan
Gumpalan epidermis di liang telinga yang disebakan oleh terbentuknya sel epitel yang
berlebihan yang tidak bermigrasi kearah telinga luar. Keratosis obsturans menyebabkan
erosi tulang yang terjadi menyeluruh sehingga tampak liang telinga menjadi luas. Gejala:
terdapat tuli konduktif akut, nyeri yang hebat, liang telingah yang lebih lebar, membrane
timpani utuh rapi tetap tebal dan jarang ditemukan adanya sekresi telinga. Bilateral dan
seing pada dewasa muda
f. Cauliflower
Suatu deformitas berupa mengkerutnya daun telinga akibat hancurnya tulang rawan
yang menjadi kerangka daun telinga. Biasanya terjadi karena trauma akibat kecelakaan,
operasi daun telinga yang terinfeksi.
g. Labirinitis
Definisi: infeksi pada telinga dalam
Etio-patofis: terjadi karena penyebabran infeksi ke ruang perilimfa. Terdapat dua bentuk
labirinitis yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Labirinitis serosa dapat terbentuk
labirinitis serosa difus dan labirinitis serosa sirkumkripta. Labirinitis supuratif dibagi dalam
bentukan labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif kronik difus. Pada labirinitis
serosa toksin menyebakan disfungsi labirin tanpa invasi sel radang, sedangkan pada
labirinitis supuratif, sel radang menginvasi labirin, sehingga terjadi kerusakan yang
ireversibel, seperti fibrosis dan osifikasi.
h. Bulging
Suatu keadaan pada membrane timpani yang menonjol kea rah liang telinga luar, di
mana berisi eksudat yang purulent.
21. Jelaskan
a. Mastoiditis: etio, patfis
Suatu peradangan pada sel-sel mastoid pada tulang temporal
Etiologi: staphylococcus, pseudomonas
Patofisiologi: inflamasi pada aditus ada antrum obstruksi sekresi purulent di
mastoid tekanan meningkat nekrosis di trabekula tulang mastoid
b. Tanda mastoiditis (7)
Nyeri telinga
Otorrhea
Pendengaran menurun
Demam
Sakit kepala
Nyeri tekan mastoid
Runtuhnya mastoid ke CAE
c. Pemeriksaan penunjang dan interpretasi
Laboratorium: leukositosis
Foto polos mastoid : terdapat perselubungan aibat tertutup eksudat pada mastoid
Kultur secret telinga
d. Terapi
Antibiotic 2-3 minggu
Terapi operatif: mastoidektomi
e. Reservoir sign : suatu tanda dimana ketika liang telinga penuh dengan sekret.
27. Larutan Burowi terbuat dari apa? Mengapa digunakan sebagai tetes telinga?
Jawab: Alumunium asetat 5%. Karena mempunyai efek sebagai astringen yang dapat
mengabsorbsi air dari jaringan sehingga mengakibatkan jaringan lebih kering dan konstriksi,
serta memiliki efek antiseptik yang dapat membunuh bakteri pada tempat paparan.
28. Jelaskan
a) Cara terjadinya refleks cahaya?
Jawab: Cahaya dari luar (ex: dari otoskop) dipantulkan oleh membran timpani dengan umbo
sebagai apeksnya
b) Cara terjadinya barotrauma?
Jawab: Ada perubahan tekanan secara tiba-tiba di luar telinga tengah (ex: saat di dalam
pesawat yang akan lepas landas atau mendarat, saat menyelam) yang jika mencapai >90cmHg
menyebabkan tuba Eustachius gagal membuka sehingga timbul tekanan negatif pada rongga
telinga tengah. Pada keadaan tersebut, cairan keluar dari kapiler mukosa dan kadang disertai
ruptur pembuluh darah sehingga cairan di telinga tengah dan mastoid tercampur darah.
c) Cara terjadinya perforasi pada otitis media?
Jawab: saat stadium supurasi pada OMA semakin progresif, tekanan pus pada kavum timpani
akan semakin meningkat dan menyebabkan iskemia serta nekrosis pada mukosa dan
submukosa. Nekrosis pada membran timpani menyebabkan strukturya lembek dan berwarna
kekuningan sehingga daerah tersebut akan mengalami perforasi jika tidak mampu menahan
tekanan pus pada kavum timpani.
d) Cara terjadinya retraksi membran timpani dan tanda gejalanya?
Jawab: Adanya obstruksi Tuba Eustachius menimbulkan terjadinya tekanan negatif di telinga
tengah sehingga terjadi retraksi membrane timpani. Tanda dan gejalanya:
- Manubrium mallei memendek karena tertarik ke medial dan lebih horizontal
- Refleks cahaya berubah bentuk atau hilang sama sekali
- Prosesus brevis menonjol keluar
- Plika posterior lebih jelas
- Plika anterior tak tampak karena tertutup oleh prosesus brevis yang menonjol
39. Laki-laki usia 23 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran telinga kiri.
Pemeriksaan didapatkan Rinne (-), Weber lateralisasi ke kiri, Schwabach memanjang. AC
> BC. Diagnosis, diagnosis banding? (Harusnya AC<BC, mungkin salah soal)
Jawab:
Diagnosis: Tuli Konduktif Auris Sinistra
Diagnosis banding: Tuli Konduktif Auris Sinistra et causa oklusi komplit liang telinga dd otitis
media kronis dd efusi telinga tengah dd otosklerosis.
40. Anak laki-laki usia 5 tahun datang dengan nyeri telinga kiri sejak 3 hari yang lalu. Demam
(+), pilek (+), batuk (+). Pemeriksaan tampak membran tipani menonjol dan kemerahan.
Keluar sekret kuning kental. Diagnosis, diagnosis banding, dan terapi?
Jawab:
Diagnosis: Otitis Media Akut Stadium Supurasi
Diagnosis banding: otitis eksterna, furunkel liang telinga, OMSK, miringitis
Terapi:
- Miringotomi
- Antibiotik oral:
Amoxicillin 40 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis atau Ampicillin 50 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 4 dosis selama minimal 10 hari. Jika alergi Penicillin dapat diberikan eritromisin 40
mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis.
- Dekongestan tetes hidung berupa ephedrine 0,5% untuk mengurangi edema tuba eustachius
dan memperbaiki ventilasi telinga tengah. Jika anak sulit diberikan tetes hidung, dapat diberi
dekongestan oral berupa pseudoephedrine 3x30 mg. Dekongestan diberikan hanya jika
masih ada keluhan rhinitis akut.
- Antipiretik: Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali (3-4x per hari)
PJ 41 s.d 51 Ferry Ayu
41. Permpuan usia 43th, datang dengan keluhan pusing. Terutama saat bangun dari tempat
tidur. Mual ( +) , munt ah( +) , gangguan pendengaran(negatif ) .
a. Dx Dd
Dx : BPPV
Dd : Meniere disease
b. Pemeriksaan yang dilakukan
1. Anamnesis
Pusing timbul mendadak
Pusing dipicu oleh perubahan posisi kepala seperti terbangun dari tempat tidur, saat
akan berbaring, membungkuk, dan melihat ke atas serta ke belakang
Dapat disertai mual dan muntah
Tidak terdapat gangguan pendengaran ataupun gangguan neurologis
2. Pemeriksaan fisik
Tes Pendengaran : normal
Evaluasi neurologi : dapat ditemukan kelainan neurologis fokal atau sistemik atau
normal
Pemeriksaan standar : tes dixhallpike (vertigo memberat dan tampak nistagmus) dan
dapat dilakukan tes supine roll test
Ciri nistagmus : ada fase laten <30 detik, adanya fatigue, bersifat posisional, arah
vertical, fase cepat ke atas
c. Terapi
Edukasi tetang BPPV tidak membahayakan, prognosis baik, dapat hilang spontan namun
dapat kambuh
Reposisi otolit
Maneuver epley, maneuver seamont liberatory, maupun brant daroff
Prinsip maneuver epley yakni mengembalikan posisi otolit yang sebelumnya berada di
kanalis semisirkularis ke utrikulus
Simptomatik diberi s.d gx vertigo menghilang
a. Antihistamine
Dimenhidrinate (saat serangan akut) : dose 4 x 25 mg s.d 50 mg ( 1 tab)
sediaan p.o, i. m, i.v
Difenhidramine HCL : dose 4x25 g ( 1 caps) s.d 50 mg p.o
Betahistine (analog histamine) : dose 3 x 8 mg s.d 24 mg
b. Kalsium antagonis
Cinnarizine : dose 3 x 15 mg s.d 30 mg atau 1 x 75 mg per hari
Menekan fungsi vestibular dan mengurangi respon akselerasi angular
dan
linier
Pembedahan
42. Laki2 usia 40th datang dengan keluhan telinga terasa penuh. Pasi en baru saja pulang haji
1 minggu yg lalu. Pemeri ksaan MT hiperemis tampak pelebaran pembul uh darah. Pilek( +) .
a. Dx :
Barotrauma
b. Terapi
1. Tindakan saat awal terjadi
Membuka tuba eustachius untuk menyeimbangkan tekanan saat berada dalam pesawat
, caranya:
Melakukan maneuver valsava (bila tidak ada ispa)
Mengunyah permen
Menguap
2. Terapi medikamentosa
Antihistamine
Dimenhidrinate (saat serangan akut) : dose 4 x 25 mg s.d 50 mg ( 1 tab)
sediaan p.o, i. m, i.v
Difenhidramine HCL : dose 4x25 g ( 1 caps) s.d 50 mg p.o
Betahistine (analog histamine) : dose 3 x 8 mg s.d 24 mg
Dekongestan oral atau spray
kortikosteroid
3. Terapi operatif
Miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi (grommet) jika tidak membaik dengan
medikamentosa
43. Perempuan mengeluhkan bibir kiri perot sejak 2 hari yg lalu. Keluar cairan kuning dari
telinganya. PF dalam batas normal . Nyeri tekan tragus( +) .
a. Dx Dd
Dx : otitis media supuratif kronis dengan komplikasi paresis nervus fasialis tipe maligna
Dd : otitis media supuratif kronis tipe benigna
Otitis media supuratif akut stadium supurasi
b. Pemeriksaan yg dilakukan?
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik telinga
a) Inspeksi luar dan dalam : aurikula, mae, dan membrane timpani
b) Palpasi : nyeri tekan tragus
3. Pemeriksaan tes pendengaran
4. Pemeriksaan nervus fasialis
c. Terapi
1. Terapi konservatif
Cuci H2O2 3% s.d 5% selama 3 s.d 5 hari bila sekret keluar teus menerus
Beri obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid bila secret
berkurang
Miringoplasti atau timpanoplasti bila secret kering tetapi perforasi menetap setelah
observasi 2 bulan
Obati sumber infeksi yang ada sebelumnya bila ada sumber infeksi yang
menyebabkan secret tetap ada.
Terapi oral : antibiotic golongan ampisilin atau eritromisin. Jika resisten ampisilin
dapat diberikan kombinasi ampisilin+asam klavuulanat (sebelum hasil tes resistensi
keluar)
2. Terapi Pembedahan
Mastoidektomi sederhana (Simple mastoidektomi)
Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikan dengan modifikasi
Miringoplasti
Timpanoplasti
Pendekatan ganda timpanoplasti
44. Perempuan merasa telinga kanannya terasa tersumbat sejak sesaat setelah mandi .
Penurunan pendengaran( +) .Terasa telinga buntu. Demam (negatif ) .
a. Dx
Dx: serumen obsturans et cause kemasukan air
b. Terapi
1. Ear toilet
2. Ekstraksi serumen dengan suction (et cause kemasukan air)
45. Perempuan mengeluh nyeri telinga kanan keluar cairan dari telinga kanan. Pemriksaan
fisik MT perforasi .
a. Dx
Dx: Otitis media supuratif stadium perforasi
b. Terapi
1. Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 s.d 5 hari
2. Antibiotik oral
Amoksisilin : dose 40 mg/kgBB/hari dibagi 3 dose, minim 10 hari
Ampicilin : dose 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dose, minim 10 hari
Amoksisilinklavulanat 40 mg/KgBB/hari dibagi 3 dose
Jika alergi golongan penicillin, dapat diberikan kotrikmosazole (48 mg/kgbb/hari
dibagi 2 dose) atau eritromicin (40 mg/KgBB/hari dibagi 3 dose)
Diharapkan secret akan menghilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu
7 s.d 10 hari. Bila tidak terjadi resolusi, secret terlihat mengalir di liang telinga melalui
perforasi membrane timpani. Pada keadaan ini antibiotic dapat dteruskan selama 3
minggu. Bila setelah 3 minggu secret tetap banyak, kemungkinan telah terjad
mastoiditis
c. Bolehkah di cuci dengan H2O2. Kalau boleh kenapa? Kalau tidak kenapa?
Boleh, bertujuan untuk membersihkan telinga (ear toilet) terhadap sekret yang keluar dalam
liang telinga. H2O2 dalam bidang THT digunakan sebagai pembersih serumen, mengobati
telinga berair, dan membersihkan tuba ventilasi yang tersumbat. H2O2 memiliki efek
bakterisidal sehingga mampu untuk membunuh bakteri.
2 H2O2 2 H2O2 + O2
46.Laki2 usia 40th riwayat keluar cairan dari telinga kiri saat masih kecil . Keluhan dirasakan
kembali muncul .PF kemerahan pada daerah mastoid, protrusi aurikula.
a. Dx
Mastoiditis
b. Pemeriksaan yg dilakukan?
1. Anamnesis
Bengkak dan nyeri di belakang telinga yang didahului dengan OMA
Demam
Adanya secret telinga menjadi profus dan lebih purulent
2. Pemeriksaan klinis
Nyeri tekan mastoid
Cairan telinga mukopurulen atau purulent dan seringkali terdapat pulsasi (light house
effect)
Perforasi membrane timpani
Pembengkakan mastoid
Penurunan pendengaran tipe konduksi
Umum : terlihat toksik, demam
3. Pemeriksaan penunjang
DL : leukositosis dominasi PMN, LED meningkat
Foto polos mastoid posisi schuller kanan dan kiri. Pada sisi yang sakit akan tampak
perselubungan pada selule mastoid akibat tertutup eksudat. Sekat air cell menghilang
Kultur secret telinga
c. Terapi ?
1. Jika belum ada hasil kultur, berikan amoxicillin atau ampicillin. Ditambahakan
klorampenikol atau metronidazole untuk bakteri anaerob atau antibiotic intravena
cefotaxime 3 x 50 mg/kgBB selama 1 minggu
2. Bila membran timpani bombans maka dilakukan miringotomi atau parasintesis
3. Mastoidektomi kortikal, jika diindiksikan
Abses subperiosteal
Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotic selama 48 jam
Terjadi komplikasi contoh paralisis facialis, labirintis, komplikasi intracranial
47. Pasien usia 9th datang dengan keluhan keluar cairan dari lubang di depan lubang liang
telinga. Lubang baru diketahui pasien sejak umur 5th . (ga yakin)
a. Dx
Fistula preaurikular
b. Terapi
1. Antibiotic
2. Insisi dan drainase abses jika ditemukan abses
c. Edukasi
Dapat dilakukan tindakan operasi diperlukan bila cairan keluar berkepanjangan atau
terjadi infeksi berulang sehingga mengganggu aktivitas dan saat operasi fistel harus
diangkat seluruhnya untuk mencegah kekambuhan
48. laki laki , 37 tahun, pegawai pabrik semen, penurunan pendengaran di kedua telinga, kiri
lebih berat. Pemeriksaan penala: Rinne AS(+) AD (negatif) ; Schwabach kanan memanjang,
kiri memendek; Weber lateralisasi ke kanan.
a. Diagnosis
Gangguan pendengaran tuli mendadak et cause trauma bising auris sinistra (kesan tuli
sensorineural sinistra)
b. Pemeriksaan
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik struktur luar dan dalam telinga
3. Pemeriksaan penunjang
Tes garpu tala
Rinne positif, weber lateralisasi ke sisi yang sehat, schwabach memendek. Kesan : tuli
sensorineuroal
Audiometri
CT Scan kepala
Pemeriksaan laboratorium
Memeriksa kemungkinan infeksi virus, bakteri, hyperlipidemia, hipotiroidisme
c. Terapi
Bed rest total selama kurang lebih 2 minggu
Obat vasodilator (oral atau injeksi)
Prednisone (kortikosteroid) 4x10 mg (2 tab), tapering off tiap 3 hari (hatihati pada
pasien DM)
Vitamin C 500 mg 1x1 tab, vitamin E 1x1 tab
Neurobion 3x1 tab
Diet rendah garam dan rendah kolesterol
Inhalasi oksigen 4x15 menit (2 lpm)
Obat antivirus sesuai penyebab
Terapi hiperbarik oksigen
49. laki laki, 65 thn, pusing berputar , tidak bisa berdiri tegak
a. Pemeriksaan?
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Tes pendengaran
Evaluasi nervus N.III (tes keseimbangan seperti tes roomberg, stepping test, walking
test)
Pemeriksaan fungsi serebelum : seperti : past pointing test,
Pemeriksaan tes dixhallpike untuk mengevaluasi nistagmus
50. Wanita, 50thn, pusing berputar , telinga berdenging, penurunan pendengaran
a. Diagnosis
Dx: Meniere disease
b. Pemeriksaan
1. Anamnesis
Trias Meniere : vertigo + tinnitus + tuli sensorineural (terutama nada rendah)
Serangan pertama sangat berat, yatu vertigo disertai muntah
Vertigo bersifat periodic yang makin mereda pada serangan berikutnya
Pada setiap serangan disertai gangguan pendengaran, jika tidak ada serangan maka
pendengaran kembali normal
Tinnitus kadang menetap meskiun di luar serangan
Perasaan penuh di telinga
2. Pemeriksaan fisik
Otoskopi : tidak ada kelainan
Tes garpu tala : tuli sensorineural (tes rinne +, tes weber lateralisasi ke sisi yang sehat)
Nistagmus : dapat dilihat pada serangan akut
3. Pemeriksaan tambahan
PTA : tuli sensorineural
Speech audiometry, tes special audiometri
Electrocochleography, tes kalori, tes gliserol
c. Terapi
1. Umum
Mengurangi kecemasa, stress, dan aktivitas
Berhenti merokok, diet rendah garam, mengurangi intake air, kopi, teh, dan alkohol
2. Fase akut
Bed rest
Vestibular sedative : dimenhidrinate, promethazine theoclate atau prochlorperazine
diberikan secara I.M atau I.V atau diazepam 510 mg diberikan secara I.V
Vasodilator
Inhalasi carbogen (5% CO2 dengan 95% O2) atau
Histamine diphospate 2,75 mg dilarutkan dalam 500 ml D5 diberikan secara I.V
secara perlahan
3. Fase kronik
Vestibular sedative: prochlorperazine 10 mg 2 s.d 3 x sehari p.o selama 2 bulan dan
kemudian dosis dturunkan 5 mg 2x sehari untuk bulan berikutnya
Vasodilator
Asam nikotinat 50 mg 2 s.d 3 kali sehari diberikan 1 jam sebelum makan
Betahistine 8 s.d 16 mg 2 kali seari diverikan p.o
Diuretic
Furosemide, jika tidak ada perbaikan dengan vestibular sedative dan vasodilator
Eliminasi allergen
Terapi gentamisin intratimpani
Bedah, jika medikamentosa tidak berhasil
51. DD dari :
a. Otoconia (ini dikompilasi mbaknya sebelumnya tulisannya otofonia, tapi sepertinya typo
kayaknya yg bener otoconia)
Dd: BPPV (Benign paroksismal posisitional vertigo)
b. Tinitus nada tinggi
Dd: tuli sensorineural,
Tuli akibat intoksikasi obat ototoksik seperti streptomycin, salisilat, kina,
dehidrostreptomycin, garamycin, digitalis, kanamycin