Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Widya nur holida(F0H020005)
2. Cheni Anca savira(F0H020003)
3. Tara putri palida (F0H020027)
4. Selvia Yanti (F0H020079)
5. Luthfiyah Salsabila(F0H0200077)
6. Tiara Destary(F0H020017)
7. Mardatillah (F0H020013)
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
O2 ruangan setiap kali bernafas.(Tarwoto Wartonah.2006.edisi 3).
Sistem tubuh dalam oksigenasi adalah sistem pernafasan atau sistem respirasi.
Sistem pernafasan dapat dibagi menjadi 2 bagian,yaitu sistem pernafasan atas
dan sistem pernafasan bawah.
5.Etiologi pneumonia
Cara terjadinya penularan berkaitan pula dengan jenis kuman
misalnya infeksi melalui droplet sering disebabkan oleh streptopus
pneumonia,melalui selang infus oleh staphilopus aureus edangakan pada
pemakaian ventilator oleh P. Aeiruginosa dan enteobakter.
a. Pneumonia komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada Parien perokok, pathogen stop ikal
pada lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya
PPOK, penyakit penyerta kardiopolmonal/ jamak, atau paska terapi
antibiotika spektrum luas.
b.Pneumonia nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu : tingkat berat sakit, adanya trs iko
untuk jenis pathogen tertentu , dan masa menjelang timbul omset
pneumonia faktor utama untuk pathogen tertentu
c.Pneumonia aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi
bahan Toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan
atau lambung, edema paru, dan obstruksi melanin simpel oleh bahan
padat
Menurut Marni (2014), penyakit ini bisa disebabkan oleh virus dan
bakteri. Virus yang sering menyebabkan penyakit Respiratorik
Syncytial Virus. Penyebab lain yang sering terjadi pada bronkhitis ini
adalah asap rokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif, atau
sering menghirup udara yang mengandung zat iritan.
8.Patofisiologi
Menurut Kowalak (2011) Bronchitis terjadi karena Respiratory Syncytial
Virus (RSV),Virus Influenza, Virus Para Influenza, Asap Rokok, Polusi
Udara yang terhirup selama masa inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8
hari. Unsur-unsur iritan ini menimbulkan inflamasi pada precabangan
trakeobronkial, yang menyebabkan peningkatan produksi sekret dan
penyempitan atau penyumbatan jalan napas.
Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas,
penyempitan jalan napas dan penumpukan mucus di dalam jalan napas.
Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat edema
serta penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme
otot polos akan mempersempit lumen bronkus.
Identitas pasien
Keluhan utama yang sering timbul pada pasien pneumonia adalah adanya awitan
yang ditandai keluhan menggigil, demam ≥ 40 C, nyeri, pleutik, batuk, sputum
bewarna seperti karat, takipnea terutama setelah adanya konsolidasi paru.
Awitan yang tidak terlihat dan ringan pada orang tua/ orang
dengan penurunan imunitas akibat kuman yang kuran patogen /
oportunitik
• Foto rotgen dada (chest x-ray) teridentifikasi penyebaran, misalnya lobus, bronkial,
dapat juga menunjukkan multiple abses / infiltrate, empyema (staphylococcus),
penyebaran atau lokasi ilfiltrasi (bacterial) atau penyebaran ekstensif nodul ilfiltrat.
Pada pneumonia mycoolasma, gambara chest x-ray mungkin bersih.
• ABGs / pulse oximetry abnormalitas mungkin timbul bergantung pada luasnya
kerusakan paru
• Kultur sputum dan darah/ gram stain : di dapatkan dengan needle, biopsy,
transtracheal aspiration, fiberoptic bronchoscopy Atau biopsy paru terbuka untuk
mengeluarkan organisme penyebab akan di dapatkan lebih dari satu jenis kuman,
seperti diplococcus, pneumoniae, staphylococcus aureus, A hemolytic streptococcus
dan haemophilus imfluenxa.
• Hitung darah lengkap/ complete blood count (CBC) leukositosis biasanya timbul
meskipun nilai SDP rendah pada infeksi virus
• Tes serologic membantu membedakan diagnosis pada organisme secara spesifik
• Laju endap darah (LDE) meningkat
• Pemeriksaan fungsi paru volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps, alveolar),
tekanan saluran udara meningkat, compliance menurun dan akhirnya dapat terjadi
hipoksemia
• Elektrolit : sodium dan klorida mungkin rendah
• Bilirubin : mungkin meninngkat
itandai dengan : 3. Dispnea Tarapeutik : nyaman
Perubahan menurun • Atur posisi semi fowler • Memasang perlak dan bengko
jumlah 4. Ortopnea • Pasang perlak dan bengkok • Mengajarkan pasien membuan
kedalaman menurun dipangkuan pasien secret pada tempatnya
napas 5. Sulit bicara • Buang secret pada tempat Edukasi :
Suara napas menurun sputum • Menjelaskan tujuan dan prose
abnormal, 6. Gelisah menurun batuk efektif
penggunaan 7. Frekuensi napas Edukasi : • Mengajarkan Tarik napas mela
otot napas membaik • Jelaskan tujuan dan prosedur hidung selama 4 detik, ditahan
tambahan 8. Pola napas batuk efektif selama 2 detik, kemudian
Dispnea, membaik • Anjurkan Tarik napas dalam dikeluarkan dari mulut dengan
sianosis melalui hidung selama 4 detik, mencucu selama 8 detiK
Batuk dengan ditahan selama 2 detik, kemudia • Menganjurkan mengulangi Te
atau tanpa keluarkan dari mulut dengan yang diajarkan
produksi bibir mencucu selama 8 detik • Menganjurkan batuk dengan k
sputum • Anjurkan mengulangi Tarik setelah Tarik napas dalam yan
napas dalam hingga 3 kali 3.
• Anjurkan batuk dengan kuat Kolaborasi :
langsung setelah Tarik napas 1. Mengurangi kekentalan sputu
dalam yang ke-3 merangsang pengeluaran sput
Kolaborasi : dan mengurangi produksi spu
• Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspetoran, jika
perlu
aktivitas aktif 5. meningkatkan kenyamanan istirah
menurun 7. Berikan aktivitas serta dukungan fisiologis/psikolog
6. Perasaan lemah distraksi yang 6. mencegah kekakuan sendi, kontrak
menurun menyenangkan kelelahan otot, meningkatkan
7. Tekanan darah 8. Fasilitasi duduk di sisi kembalinya aktivitas secara dini.
membaik tempat tidur 7. Menganjurkan untuk memberitahu
8. Frekuensi napas Edukasi : ke perawat jika masih merasakan
membaik 9. Anjurkan tirah baring 8. mengoptimalkan energi yang belum
10. Anjurkan melakukan digunakan.
aktivitas secara bertahap
11. Anjurkan menghubungi Edukasi :
perawat jika tanda gejala 9. meningkatkan kenyamanan istirah
kelelahan tidak serta
berkurang dukungan fisiologis/psikologis.
12. Ajarkan strategi koping 10. meminimalkan atrofi otot,
untuk mengurangi meningkatkan sirkulasi,
kelelahan mencegah terjadinya kontraktur.
11. Untuk mengatasi ketika tanda dan
Kolaborasi : gejala tiba
13. Kolaborasi dengan ahli 12. mengidentifikasi kekuatan/kelema
gizi tentang cara dan dapat
meningkatkan asupan memberikan informasi mengenai
makanan pemulihan.
meningkat urine 4. Untuk mengukur kekuatan aliran urine
2. Suhu tubuh 5. Monitor komplikasi 5. Untuk menurunkan kehilangan panas
membaik akibat hipertemia melalui evaporasi
3. Suhu kulit
membaik
4. Ventilasi Tarapeutik : Tarapeutik
membaik 6. Sediakan lingkungan 6. Untuk menurunkan kehilangan panas
yang dingin karena konveksi / konduksi.
7. Longgarkan atau 7. Untuk menghindari komplikasi yang ser
lepaskan pakaian atau
8. Basahi dan kipasi menurunkan titik pengaturan.
permukaan tubuh 8. Untuk memaksimalkan bernapas dan
9. Berikan cairan oral membantu pengenceran secret.
10. Ganti linen setiap 9. Untuk mempertahankan cairan di dalam
hari atau lebih sering tubuh
jika mengalami 10. Untuk menurunkan kehilangan panas
hiperhidrosis melalui evaporasi
( keringat berlebih ) 11. Untuk menurunkan kehilangan panas
11. Lakukan pendinginan karena konveksi / konduksi
eksternal 12. Untuk menghindari komplikasi yang ser
12. Hindari pemberian atau menurunkan titik pengaturan
antipiretik atau 13. Untuk memaksimalkan bernapas dan
aspirin membantu pengenceran secret
C.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
D.EVALUASI KEPERAWATAN
B. EVALUASI KEPERAWATAN