Disusun Oleh :
1. APRILA PRATIWI F0H020023
2. SINTYA RILDA SARI F0H020025
3. TARA PUTRI PALIDA F0H020027
4. RIZQY YULIA ROCHANTI F0H020029
5. FATHIYYATUSHOLIHAH F0H020031
6. AKBAR PATI INDRA SYAPUTRA F0H020073
Dosen Pengampuh :
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Tetanus
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi alam pembuatan makalah
ini.Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Kelompok 3
2
Daftar Isi
Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................5
A. Konsep Dasar Penyakit Alergi.......................................................................................................5
A. Tanda dan Gejala.......................................................................................................................6
B. Etiologi.......................................................................................................................................7
C. Patofisiologi...............................................................................................................................8
D. Pathway.....................................................................................................................................9
E. Faktor Resiko...........................................................................................................................10
F. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
Konsep Asuhan Keperawatan Reaksi Obat dan Alergi........................................................................11
A. Pengkajian Keperawatan.........................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................................................12
C. Intervensi dan Rasional............................................................................................................12
D. Implementasi Keperawatan.....................................................................................................14
E. Evaluasi Keperawatan..............................................................................................................14
BAB IV...............................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN............................................................................................................................15
B. SARAN......................................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alergi adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang diawali oleh mekanisme imunologis,
yaitu akibat induksi oleh Imunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap alergen tertentu
yang berikatan dengan sel mast. Reaksi tersebut timbul akibat paparan terhadap bahan
yang pada umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan, yang
disebut dengan alergen (Bratawidjaja, 2009). Alergi merupakan manifestasi
hiperresponsif dari organ yang terkena seperti kulit, hidung, telinga, paru-paru atau
saluran pencernaan. Gejala hiperresponsif ini dapat terjadi karena timbulnya respon imun
dengan atau tanpa diperantarai oleh IgE (Abidin dan Mahdi., 2003).
Prevalensi penyakit alergi terus meningkat di dunia, baik di negara maju maupun
negara berkembang, terlebih selama dua dekade terakhir (Ruby, 2011). Diperkirakan
lebih dari 20% populasi di seluruh dunia menderita penyakit yang diperantarai oleh IgE,
seperti asma, rinokonjungtivitis, dermatitis atopik atau eksema, dan anafilaksis (WHO,
2003). Di Indonesia, prevalensi alergi yang telah diteliti dengan kuisioner ISAAC
(International Study of Asthma and Allergies in Childhood) pada anak sekolah dasar
didapatkan jumlah kasus alergi berturut-turut meliputi asma 8,1%; rhinitis alergi 11,5%;
dan eksema 8,2% (Nency, 2005). Alergi dapat dianggap sebagai masalah kesehatan utama
karena berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya, misalnya menurunkan
produktifitas kerja dan aktivitas sosial penderita
Pengobatan untuk mengatasi alergi berbeda-beda tergantung dari jenis dan gejala
alergi apa yang dirasakan oleh penderita. Penanganan medis alergi dengan obat, bertujuan
untuk mengendalikan gejala-gejala alergi yang muncul. Kelas obat antialergi meliputi
antihistamin H1, glukokortikoid, dan antileukotrien. Antihistamin H1 efektif dan aman
sebagai pengobatan, untuk mengendalikan gatal pada kulit (Ruby, 2011). Tidak hanya
dengan pengobatan medis, obat tradisional dalam rangka memanfaatkan kekayaan alam
di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja alergi obat?
2. Bagaimana terjadi alergi obat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja reaksi obat
2. Untuk mengetahui apa saja alergi obat
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
yang tidak alergi. Tubuh-tubuh dari orang-orang yang alergi mengenali bahan asing
itu dan sebagian dari sistim imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi disebut "allergens".
A. Tanda dan Gejala
Gejala klinis alergi biasanya mengenai berbagai organ sasaran seperti kulit, saluran
nafas, saluran cerna, mata, telinga, saluran vaskuler. Organ sasaran bisa berpindah-
pindah, gejala sering kali sudah dijumpai pada masa bayi. Makanan dan obat-obatan
tertentu bisa menyebabkan gejala tertentu pada seseorang anak, tetapi pada anak lain bisa
menimbulkan gejala lain. Pada seseorang makanan atau obat yang satu bisa mempunyai
organ sasaran yang lain dengan factor yang lain, misalnya udang menyebabkan urtikaria,
sedangkan kacang tanah menyebabkan sesak nafas. Susu sapi bisa menimbulkan gejala
alergi pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan anafilaksis. Bischop (1990)
mendapatkan pada penderita yang alergi susu sapi : 40% dengan gejala asma, 21%
eksema, 43% dengan rinitis. Peneliti lain mendapatkan gejala alergi susu sapi berupa :
urtikaria, angionerotik udema, pucat, muntah, diare, eksema dan asma.
Berikut gejala umum dari suatu reaksi alergi terhadap alergen yang terhirup atau
kulit meliputi:
1. Gatal
2. mata berair
3. Bersin
4. hidung beringus
5. Ruam
6. Merasa lelah atau sakit
7. Hives (gatal-gatal dengan bercak merah dibangkitkan)
8. Eksposur lainnya dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbeda:
9. Alergi makanan : Reaksi alergi terhadap alergen makanan juga bisa menyebabkan
kram perut, muntah, atau diare.
10. Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari lebah atau serangga lain
menyebabkan pembengkakan lokal, kemerahan, dan nyeri
11. Kerasnya reaksi alergi, gejala dapat sangat bervariasi:
12. Gejala ringan mungkin tidak begitu kentara, hanya membuat Anda merasa sedikit,
13. Sedang gejala dapat membuat Anda merasa sakit, seolah-olah Anda, mendapat flu
atau bahkan dingin.
14. Parah reaksi alergi sangat tidak nyaman, bahkan melumpuhkan.
6
15. Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Dalam anafilaksis, alergen
menyebabkan reaksi alergi seluruh tubuh yang dapat mencakup:
16. Gatal-gatal dan gatal-gatal di seluruh (bukan hanya di daerah terbuka)
17. Mengi atau sesak napas
18. Suara serak atau sesak di tenggorokan
19. Kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala
B. Etiologi
Alergi menunjuk pada reaksi berlebihan oleh sistem imun kita sebagai tanda
penolakan dari bahan-bahan asing tertentu. Tubuh dari orang-orang yang alergi
mengenali bahan asing itu dan sebagian dari sistem imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi
tersebut disebut allergens. Contoh allergens yaitu serbuk sari, tungau, jamur-jamur, dan
makanan-makanan.
Zat yang paling sering menyebabkan alergi adalah serbuk tanaman (jenis rumput
tertentu, jenis pohon yang berkulit halus dan tipis, serbuk spora, penisilin), seafood, telur,
kacang (kacang panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya),
susu, jagung dan tepung jagung, sengatan serangga (bulu binatang kecoa dan kutu) dan
debu dan kutu. Yang juga tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap,
pewarna dan pengawet.
Selain bahan-bahan tersebut penyebab alergi yang sering dijumpai
yaitu penggunaanobat-obatan dan zat-zat kimia.Secara umum penyebab dari terjadinya
alergi belum dapat dijabarkan secara jelas namun adapun beberapa factor yang
menyebabkan adalah:
1. Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat-obatan, bahan berbahan dasar karet,
aspirin, debu, bulu binatang, dan lain sebagainya.
2. Sengatan lebah, gigitan semut api, penisilin’ kacang-kacangan. Biasanya reaksi
yang ditimbulkan akan berlebihan dan bisa mengakibatkan rius di sekujur tubuh.
3. Penyebab minor; suhu udara panas ataupun dingin, dan kadar emosi yang
berlebihan.
Sering kali, allergen secara spesifik sukar untuk diidentifikasi meskipun di masa
lampau pernah mengalami gejala serupa. Cara lain pengelompokan jenis allergen
dapat sebagai berikut:
7
a. Didalam Udara Yang Kita Napas
Serbuk sari: pohon-pohon, rumput-rumput, dan/atau rumput-rumput liar
Tungau
Protein-protein binatang: dander, kulit, dan/atau urin
Spora-spora jamur
Bagian-bagian serangga: kacoa-kacoa
b. Didalam Apa Yang Kita Makan
Makanan: Makanan yang paling umum yang menyebabkan reaksi-reaksi
alergi adalah susu sapi, ikan, kerang-kerangan, telur-telur, kacang-
kacangan, kacang-kacang tumbuhan, kedele, dan gandum.
Obat-obatan (ketika diminum): contohnya, antibiotik-antibiotik dan aspirin
c. Menyentuh kulit Kita
Latex (menyebabkan reaksi-reaksi IgE dan non-IgE)
Tumbuh-tumbuhan (poison ivy and oak)
Zat pewarna (Dyes)
Bahan-bahan kimia
Logam-logam (nickel)
Kosmetik-Kosmetik
d. Yang Disuntikkan Kedalam Tubuh
Racun serangga
Obat-obatan
Vaksin-vaksin (termasuk suntikan alergi)
Hormon-hormon (contohnya, insulin)
C. Patofisiologi
Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan oleh zat-zat
yang tidak berbahaya, namun berbahaya bagi orang yang menderita alergi. Alergi timbul
bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya tidak menimbulkan reaksi pada orang
normal. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis
dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa melalui saluran pernapasan, berasal dari
makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit
seperti kosmetik, logam perhiasan dan jam tangan, dll. Alergi merujuk pada reaksi
8
berlebihan oleh sistim imun kita sebagai tanggapan pada kontak badan dengan bahan-
bahan asing tertentu.
Terjadinya alergi:
1. Pada paparan awal, alergen dikenali oleh sel penyaji antigen untuk selanjutnya
mengekspresikan pada sel-T. Sel-T tersensitisasi dan akan merangsang sel-B
menghasilkan antibodi dari berbagai subtipe.
2. Alergen yang intak diserap oleh usus dalam jumlah cukup banyak dan mencapai
sel-sel pembentuk antibodi di dalam mukosa usus dan organ limfoid usus,yang
pada anak atopi cenderung terbentuk IgE lebih banyak.
3. Pada paparan selanjutnya mulai terjadi produksi sitokin oleh sel-T. Sitokin
mempunyai berbagai efek terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel-sel
radang misalnya netrofil dan eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi
peradangan. Aktifasi komplemen dan terjadinya komplek imun akan menarik
netrofil.
4. Gejala klinis yang timbul adalah hasil interaksi mediator, sitokin dan kerusakan
jaringan yang ditimbulkannya
D. Pathway
9
E. Faktor Resiko
F. Pemeriksaan Penunjang
10
BAB III
Konsep Asuhan Keperawatan Reaksi Obat dan Alergi
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesis
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada anamnesis pasien alergi obat adalah:
a. Catat semua obat yang dipakai pasien, termasuk vitamin,tonikum, dan juga obat
yang sebelumnya telah sering dipakai tetapi tidak menimbulkan gejala alergi
obat.
b. Lama waktu yang diperlukan mulai dari pemakaian obat sampai timbulnya
gejala. Pada reaksi anafilaksis gejala timbul segara, tetapi gejala alergi obat baru
timbul 7 sampai 10 hari setelah pemakaian pertama.
c. Cara lama pemakaian serta riwayat pemakaian obat sebulumnya. Alergi obat
sering timbul bila obat diberikan secara berselang-seling, berulang-ulang, serta
dosis tinggi secara parenteral.
d. Manifeatasi klinis alergi obat sering dihubungkan dengan jenis obat tertentu.
e. Diagnosis alergi obat sangat mungkin, bila gejala menghilang setelah pemberian
obat dihentikan dan timbul kembali bila pasien diberikan obat yang sama.
f. Pemakaian obat topikal (salep) antibiotik jangka lama merupakan salah satu
jalan terjadinya sensitisasi obat yang harus diperhatikan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit, seluruh kulit harus diperhatikan apakah ada peradangan kronik, bekas
garukan terutama daerah pipi dan lipatan kulit daerah fleksor.
b. Mata, diperiksa terhadap hiperemia, edema, sekret mata yang berlebihan dan
katarak yang sering dihubungkan dengan penyakit atropi.
c. Telinga, telinga tengah dapat merupakan penyulit rinitis alergi.
d. Hidung, beberapa tanda yang sudah baku misal: salute, allergic crease, allergic
shiners, allergic facies.
e. Mulut dan orofaring pada rinitis alergik, sering terlihat mukosa orofaring
kemerahan, edema. Palatum yang cekung kedalam, dagu yang kecil serta
tulang maksila yang menonjol kadang-kadang disebabkan alergi kronik.
11
f. Dada, diperiksa secara infeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pada waktu
serangan asma kelainan dapat berupa hiperinflasi, penggunaan otot bantu
pernafasan.
g. Periksa tanda-tanda vital terutama tekanan darah.
B. Diagnosa Keperawatan
12
No Diagnosa Tujuan dan Rencana Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
efek obat
Berikan menghilangkan
analgetik rasa nyeri
sesuai
indikasi.
Gangguan Tujuan : Observasi Menentukan
integritas kulit b/d Dalam waktu 3 x kulit setiap garis dasar
perdarahan lokal 24 jam turgor kulit hari catat dimana
kulit dan ruam kembali normal. turgor perubahan pada
kulit ditandai sirkulasi dan status dapat
dengan purpura Kriteria hasil : sensori serta dibandingkan
dan urtikaria. Lesi dan ruam perubahan dan melakukan
berkurang lainnya yang intervensi yang
Jaringan kulit terjadi. tepat
kembali utuh Gunakan Menurunkan
pakaian tipis iritasi garis
dan alat jahitan dan
tenun yang tekanan dari
lembut. baju,
membiarkan
insisi terbuka
terhadap udara
meningkat
proses
penyembuhan
dan menurunkan
resiko infeksi
Jaga Untuk
kebersihan mencegah
daerah di infeksi
sekitar
13
No Diagnosa Tujuan dan Rencana Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
pasien.
Kolaborasi Untuk
dengan tim mencegah
medis. infeksi lebih
lanjut
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Efek samping adalah setiap efek yang tidak dikchendaki yang merugikan atau
membahayakan pasien(adverse reactions) dani suatu pengobatan. Efek samping tidak
mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali,tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal
mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui.
Efek samping obat dapat dikelompokkan dengan berbagai cara,misalnya berdasarkan ada
atau tidaknya hubungan dengan dosis,berdasarkan bentuk-bentuk manifestasi efek
samping yang terjadi dan sebagainya.
Adapun faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat adalah Faktor bukan
obat seperti Intrinsik dari pasien,yakni umur,jenis kelamin,genetik,kecenderungan untuk
alergi,penyakit,sikap dan kebiasaan hidup.Ekstrinsik di luar pasien,yakni dokter(pemberi
obat)dan lingkungan,misalnya pencemaran olch antibiotika, faktor obat seperti Intrinsik
dari obat,yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping,pemilihan
obat,cara penggunaan obat,dan interaksi antar obat. Agar kejadian efek samping dapat
ditekan serendah mungkin,selalu dianjurkan untuk selalu harus ditelusur riwayat rinci
mengenai pemakaian obat olch pasien pada waktu-waktu sebelum pemeriksaan,baik obat
yang diperoleh melalui resep dokter maupun dari pengobatan sendiri dan gunakan obat
hanya bila ada indikasi jelas dan bila tidak ada alternatif non-farmakoterapi serta hindari
pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus. Adapun penanganan
efek sampingnya adalah segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi
efek samping.
B. SARAN
Dalam pemakaian obat,hendaknya kita perhatikan kontra indikasi dari obat tersebut,
untuk mencegah efek samping dari obat yang berlebihan.Dan adapun penangan dari efek
samping tersebut disesuaikan dengan efek sampng yang ditimbulkan oleh obat yang telah
dikonsumsi atau telah masuk ke dalam tubuh.
15