“CVA”
DI SUSUN OLEH :
SILFIYATUL FAUZIYAH
NIM.19.20.114
MALANG
1
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Suddarth, 2002).
2011).
2. Etiologi
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan Subarakhnoid
2
mendadak, peningkatan intracranial (TIK), perubahan tingkat
c. Perdarahan Serebral
estrogen tinggi)
8) Merokok
(muttaqin, 2008)
3. Manifestasi klinis
kolateral.
3
Pada stroke akut gejala klinis meliputi :
koma)
g. Ataksia
(Tarwoto, 2007)
4. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau makin cepat)
pada otak. Thrombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah
4
sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan iskemia
dan edema dan kogestri disekitar area. Area edema ini menyebabkan
disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema
terjadi septic infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka
akan terjadi abses atau ensefalitis atau jika sisa infeksi berada pada
lebih berat dapat mengakibatkan herniasi otak pada falk serebri atau
5
pons.
darah lebih dari 60cc maka resiko kematian sebesar 93% pada
6
5. Anatomi fisiologi otak
a. Otak
dewasa (sekitar 3 lbs). Otak menerima 20% dari curah jantung dan
rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah
kontinu, tanpa ada masa istirahat. Bila aliran darah berhenti selama 10
13
penghentian dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan
ireversibel. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak
bagian luar dari sel-sel saraf, tersusun dalam lapisan; dengan ketebalan
(Price, 1995)
14
otak tengah ini. (Pearce, 2002)
2002)
oblongata mengandung nucleus atau badan sel dari berbagai saraf otak
karena itu, suatu cedera yang terjadi pada bagian ini dalam batang
b. Nervus Cranialis
1) Nervus olvaktorius
Saraf pembau yang keluar dari otak dibawa oleh dahi , membawa
rangsangan aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke otak,
2) Nervus optikus
Mensarafi bola mata , membawa rangsangan penglihatan ke otak.
3) Nervus Okulomotoris
Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital(otot
penggerak bola mata). Didalam saraf ini terkandung serabut-
serabut saraf otonom(para simpatis).saraf penggerak mata keluar
dari sebelah tangkai otak dan menuju ke lekuk mata yang berfungsi
mengangkat kelopak mata atas, selain itu mensarafi otot miring
15
atas mata dan otot lurus sisi mata.
4) Nervus troklearis
Bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital.saraf pemutar mata
yang pusatnya terletak dibelakang pusat saraf penggerak mata.
5) Nervus trigeminus
Bersifat majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai tiga
buah cabang. Fungsinya saraf kembar tiga, saraf ini merupakan
saraf otak besar, sarafnya yaitu:
a) Nervus oltamikus; sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala
bagian depan kelopak mata atas ,selaput lendir kelopak
mata,dan bola mata.
b) Nervus maksilaris; sifatnya sensoris mensarafi gigi-gigi
atas,bibir atas, palatum, batang hidung,rongga hidung, dan
sinus maksilaris.
c) Nervus mandibularis; sifatnya majemuk(sensori dan motoris).
Mensarafi otot-otot pengunyah.serabut-serabut sensorisnya
mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan dagu.
6) Nervus abdusen
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagai
saraf penggoyang sisi mata.
7) Nervus fasialis
Sifatnya majemuk(sensori dan motoris), serabut-serabut
motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga
mulut. Di dalamn saraf ini terdapat serabut-serabut saraf otonom
(parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya sebagai
mimic wajah dan menghantarkan rasa pengecap.
8) Nervus auditoris
Sifatny sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan
dari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsanya sebagai saraf
pendengar.
9) Nervus glosofaringeus
Sifatnya majemuk(sensoris dan motoris),mensarafi faring,tonsil,
dan lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan cita rasa ke otak.
16
10) Nervus vagus
Sifatnya majemuk(sensoris dan motoris), mengandung serabut-
serabut saraf motorik, sensorik, dan parasimpatis faring, laring,
paru-paru, esophagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar
pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf
perasa.
11) Nervus asesorius
Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleidomsatoid dan
muskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan.
12) Nervus hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai
saraf lidah. Saraf ini terdapat didalam sumsum penyambung.
(Syarifuddin, 2003)
6. Komplikasi
a. Hipoksia serebral
c. Embolisme serebral
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Angiografi serebral
b. CT scan
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara
pasti
c. Lumbal pungsi
Tekanan yang menngkat dan di sertai bercak darah pada cairan
e. USG Doppler
arteri karotis)
f. EEG
Melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark
8. Penatalaksanaan medis
a. Penatalaksanaan umum
ventilator
antikoagulan
2) Fase rehabilitasi
19
b) Program management bladder dan bowel
3) Pembedahan
4) Terapi obat-obatan
Stroke hemoragik
20
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Pasca Stroke
A. Pengkajian
1. Identitas data
a) Usia
berarti bahwa stroke hanya terjadi pada orang lanjut usia karena
b) Jenis kelamin
karena stroke. Resiko stroke pria 1,25 lebih tinggi daripada wanita,
tetapi serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih muda sehingga
dan cacat pada bentuk pembuluh darah. Gaya hidup dan pola suatu
21
keluarga juga dapat mendukung risiko stroke. Cacat pada bentuk
(Vitahealth, 2006)
lima kali lipat jika dibandingkan pada orang Amerika kulit putih.
juga mirip dengan orang Amerika kulit putih, walau orang Asia di
Jepang, Cina dan negara lain di Timur jauh memiliki risiko stroke
e) Hipertensi
22
pengerasan dan penyumbatan arteri. Penderita hipertensi memiliki
(Vitahealth, 2006)
f) Kebiasaan makan
g) Kebiasaan merokok
h) Pekerjaan
23
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi.
i) Aktivitas
1998)
j) Pendidikan
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
24
faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase
rehabilitasi.
b. Karakteristik lingkungan
25
keluarga dalam hubungannya dengan pergaulan dengan
4. Struktur keluarga
a. Struktrur komunikasi
26
bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
b. Struktur peran
tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak
c. Struktur kekuasaan
stroke.
d. Nilai-nilai keluarga
1998)
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang
27
bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang
b. Fungsi sosialisasi
28
dan luasnya masalah stroke, ketidakmampuan keluarga
6. Koping keluarga
29
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping
keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga
yang berkepanjangan.
8. Fokus intervensi
1) Respon kognitif
a) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang sebab
2) Respon afektif
hari
berlebihan
3) Respon psikomotor
klien
1) Respon kognitif
2) Respon afektif
2 jam
setiap hari
3) Respon psikomotor
31
a) Ajarkan kepada keluarga untuk melakukan gerakan
dll
1) Respon kognitif
2) Respon afektif
32
secara sepihak
3) Respon psikomotor
d. Defisit perawatan
diri
1) Respon kognitif
2) Respon afektif
usahanya
1) Respon kognitif
kulit
2) Respon afektif
menonjol
3) Respon psikomotor
34
waktu berubah posisi
35
f. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
1) Respon kognitif
2) Respon afektif
keefektifan menelan
3) Respon psikomotor
36
c) Anjurkan keluarga untuk mengamati saat klien
penyakit lainnya
1) Respon kognitif
2) Respon afektif
yang cukup
malam hari
3) Respon psikomotor
37