Anda di halaman 1dari 17

Modul 13 Trauma

Genitalia Eksterna
Trauma Genitalia
Manajemen trauma genitalia membutuhkan informasi tentang
mekanisme cedera, kemungkinan terlibatnya orang lain,
hewan, kenderaan bermotor, dan senjata (pisau, senjata, dll)
untuk memperkirakan cedera dan resiko yang berhubungan
dengan cedera
Patofisiologi
Trauma tumpul
Pada pria, cedera langsung pada penis yang sedang ereksi dapat
menyebabkan fraktur penis, biasanya muncul selama berhubungan
intim, berkisar 60% dari seluruh fraktur penis.
Fraktur penis disebabkan oleh robekan dari tunika albuginea
kavernosa dan bisa berhubungan dengan cedera korpus spongiosum
dan cedera urethra pada 10-22% kasus.
Biasanya penis tergelincir dari vagina dan membentur symphisis
pubis dan perineum.
Mengacu kepada ketebalan tunika albuginea pada saat tidak ereksi,
cedera tumpul pada penis jarang mengakibatkan robekan pada
tunika. Pada kasus ini yang terlihat hanya hematoma.
Cedera tumpul pada skrotum dapat mengakibatkan dislokasi testis,
rupture testis dan atau hematoma pada daerah subkutan dari
skrotum. Secara umum dislokasi pada testis yang disebabkan oleh
trauma, jarang timbul pada korban kecelakaan mobil dan sepeda
motor, atau pada penderita yang dilanggar oleh kendaraan bermotor
(15-18%).
Dislokasi bilateral dari testis telah dilaporkan pada hampir 25%
dari kasus, ini dapat diklasifikasikan sebagai:
1. dislokasi subkutan dengan displace epifascial dari testis
2. dislokasi internal
pada kasus-kasus ini, testis terletak pada superficial lingkaran
inguinal eksterna, kanalis inguinalis atau kavum abdominalis.
Ruptur dari testis ditemukan pada 50% cedera tumpul pada
skrotum. Hal ini dapat timbul pada kompresi yang berat oleh
trauma pada testis kepada ramus inferior pubis dan symphisis,
yang mengakibatkan ruptur dari tunika albuginea dari testis.
Wasko dan Goldstein memperkirakan bahwa kekuatan yang
setara 50 kg dibutuhkan untuk menimbulkan ruptur testis.
Pada wanita, cedera tumpul pada vulva jarang dilaporkan.
Insidensi dari hematoma pada vulva karena trauma setelah
persalinan pervaginam dilaporkan pada 1 dari 310 kelahiran.
Frekuensi dari hematoma vulva yang non obsetri lebih rendah
lagi dengan beberapa kasus yang dilaporkan.
Walaupun cedera tumpul pada genitalia eksternal dari wanita
jarang dilaporkan, timbulnya hematoma vulva berhubungan erat
dengan peningkatan risiko cedera pada vagina, pelvis atau
abdominal.
Goldman dan kawan-kawan melaporkan cedera tumpul pada
vulva dan vagina yang berhubungan dengan trauma pelvis pada
30 %, hubungan konsepsi pada 25%, pelecehan seksual pada 20%,
dan cedar tumpul yang lain pada 15%.
Trauma Tajam
Cedera tajam pada genitalia ekstema sering dihubungkan
dengan cedera yang kompleks pada organ yang lain.
Pada anak-anak, cedera tajam sering ditemukan pada tipe
straddle atau laserasi pada kulit genital karena jatuh pada
benda yang tajam.
Meningkatnya kekerasan domestic menyebabkan
meningkatnya insidensi luka tusuk dan tembak yang
berhubungan dengan cedera traktus genitourinaria.
Luas dari cedera berhubungan dengan pistol berhubungan
dengan kaliber dan velositas dari peluru.
Peluru dengan velositas kira-kira 200-300 m/dtk dianggap
sebagaai velositas yang rendah membentuk rongga yang
permanent.
Energi sepanjang lintasan proyektil dihantarkan ke jaringan
lebih sedikit dibandingkan dengan pada velositas yang tinggi,
sehingga destruksi dari jaringan lebih ringan. Sebaliknya pada
peluru dengan velositas yang tinggi(velositas 800-1000 m/dtk)
mempunyai efek eksplosif dengan hantaran energi yang tinggi
pada jaringan menyebabkan rongga sementara.
Oleh karena energi tinggi yang dilepaskan , vaporisasi gas dari
jaringan menimbulkan kerusakan yang luas sering
berhubungan dengan cedera yang mengancam jiwa.
Berhubungan dengan jenis senjata, kaliber, dan konfigurasi dari
peluru, luka tembak diklasifikasikan dsebagai: penetrating,
perforating dan avulse.
Luka tembak oleh peluru velositas rendah dengan peluru yang
biasanya tinggal didalam jaringan dan luka masuk yang kecil Luka
tembak yang perforasi biasanya disebabkan oleh peluru dengan
velositas yang tinggi dengan luka masuk yang kecil namun luka
keluar yang besar.
Cedera berat berhubungan dengan luka tembak yang avulse
disebabkan peluru velositas tinggi.
Pada semua luka tusuk, vaksinasi tetanus merupakan kewajiban dan
harus dilakukan baik secara aktif (toksoid tetanus booster) dan pasif
(250 IE Human Tetanus Immunoglobulin).
Jika pasien mendapat imunisasi terakhir 5 tahun yang lalu
direkomendasikan untuk vaksinasi tetanus. Walaupun luka gigitan
binatang umum.
Infeksi bakteri yang umum pada gigitan anjing adalah Pasterella
multicida dengan persentasi sampai 50%.
Antibiotika pilihan utama adalah penicillin yang diikuti oleh
cephalosporin atau erythromycin.
Faktor Resiko
Ada beberapa olahraga yang popular berhubungan dengan
peningkatan dari trauma genital antara lain bersepeda,
bersepeda motor, olahraga hoki.
Diagnosis
Investigasi dari trauma genital membutuhkan informasi
berhubungan dengan kecelakaan dan melalui pemeriksaan
klinis.
Pada trauma tumpul harus dipertimbangkan intimasi dari
pasien.
Pada kasus yang mencurigakan, vaginal swab/ vaginal smear
harus diambil untuk mendeteksi spermatozoa.
Pada trauma tajam adalah penting utk mengetahui objeknya
atau jika menyangkut senjata perlu diketahui jenis senjata,
jarak masuk peluru, kaliber dan ukuran peluru.
Urinalisa dibutuhkan jika ditemui makro atau mikrohematuria
pada trauma genital, diperlukan pemeriksaan retrograde
uretrografi pada laki-laki dan sistoskopi pada wanita.
Trauma Tumpul Penis : Fraktur
Penis
Pasien mengeluh suara patah atau meletus yang disertai nyeri
local dan detumescence,
sehingga timbul pembengkakan pada batang penis dengan
hematoma yang progresif.
Bergantung kepada luas dari hematoma, ruptur dari tunika
dapat dipalpasi. Pemeriksaan
imaging bisa dilakukan dengan cavernosography dan
MRI. Kedua teknik ini dapat
mengidentifikasi laserasi dari tunika albuginea.
Sekarang cavernosography dan MRI merupaka pemeriksaan
imaging pada kasus dengan curiga adanya fraktur penis
namun pemeriksaan klinis tidak jelas.
Cedera tumpul pada testis
Pasien mengeluh nyeri skrotum yang tiba-tiba, nausea,
vomiting dan kadang pingsan.
Biasanya skrotum teraba lunak, bengkak.
USG dibutukan untuk menentukan perdarahan intra atau
ekstra testicular, Kontusio testis atau ruptur.
Cedera tumpul pada wanita
Pada wanita dengan cedera tumpul pada genitalia eksterna,
Pemeriksaan dengan CT-Scan atau MRI harus dilakukan karena
sering dijumpai cedera tambahan dan hematom intrapelvis
yang ekstensif .
Cedera Tajam

Pada cedera tajam pada genitalia eksterna, pemeriksaan


urethrography harus dilakukan pada semua kasus.
Pemeriksaan CT-Scan dengan atau tanpa cystography harus
dilakukan pada pria dan wanita.
Pada waniita penggunaan laparoskopi pada cedera intra
peritoneal telah dilaporkan sebelum eksplorasi laparotomi
yang dilakukan pada pasien dengan hemodinamik stabil
Penatalaksanaan : Trauma
Penis
Cedera tumpul
Pada cedera tumpul penis dimana tidak dijumpai ruptur dari
tunika albuginea cavernosa dan tidak ada gangguan ereksi
penis, hal ini tidak membutuhkan tindakan bedah, cukup
dengan steroid dan anti inflamasi, analgetik, kompres dingin.
Pada fraktur penis, dibutuhkan intervensi bedah segera untuk
menutup tunika albuginea.
Cedera tajam
Pada cedera tajam, eksplorasi bedah dan tindakan
debridement dari jarringan yang nekrosis
dianjurkan dengan penjahitan primer pada banyak kasus
Pemasangan cystostomy untuk drainase buli-buli
dipertimbangkan pada banyak kasus
dengan infeksi pada luka operasi.
Penatalaksanaan : Trauma
Testis
Cedera tumpul
Cedar tumpul pada skrotum bisa menyebabkan hematokel yang signifikan tanpa
rupture testis. Manajemen konservatif dilakukan pada hematokel yang ukurannya
kurang dari 1/3 testis kontra lateral. Komplikasi yang menyebabkan operasi adalah
infeksi dan nyeri.
Pada kasus dengan ruptur testis, eksploras bedah dengan eksisi dari tubular testis
yang nekrosis dan penutupan dari tunika albuginea adalah wajib. Hal ini memastikan
angka yang tinggi dari preserfasi testicular dan fungsi endokrin yang normal.
Tambahan antibiotic dianjurkan.
Dislokasi testis dapat secara manual direposisi, namun tindakan bedah sekunder
untuk fiksasi sub kutaneus dari jalan masuk spermatic cord ke scrotum diperlukan.
Cedera tajam
Cedera ini memerlukan eksplorasi bedah dengan debridement yang konservatif.
Tergantung
pada luas cedera, rekonstruksi primer dari testis dan skrotum harus dilakukan.
Laserasi yang luas dari kulit skrotum memerlukan intervensi bedah untuk penutupan
kulit. Aplikasi antibiotic direkomendasikan pada semua kasus dengan tambahan
profilaksis tetanus.
Trauma Vulva

Cedera tumpul jarang terjadi dan biasanya berupa hematom,


namun trauma biasanya berhubungan dengan gangguan BAK,
pada kasus tanpa trauma buli kateterisasi transurethral
diindikasikan.
Pada wanita dengan hemidinamik stabil antirematik non
steroid dan kompres dingin, pada cedera vulva yang luas atau
dengan hemodinamik yang tidak stabil intervensi bedah
dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai