Anda di halaman 1dari 13

PERKUMPULAN DESA ADAT TONGKONAN PEMPANGAN

LEMBANG NONONGAN, KECAMATAN SOPAI,


KAB. TORAJA UTARA

1. Latar Belakang

Berdasarkan riwayat sejarah Antropologis Budaya secara turun-temurun, bahwa

Tongkonan Pempangan dibangun oleh Nek.Tangngadatu bersama istrinya yang

bernama Palissugi sekitar 1525. Tongkonan ini dibangun di suatu kampung yang

bernama Nonongan, dan tidak pernah berpindah tempat sampai sekarang.

Tongkonan Pempangan ini merupakan salah satu bagian dari wilayah adat yang ada di

Lembang Nonongan, yang diberi jabatan sebagai “Kaindoran” yang artinya berperan

sebagai ibu dalam segalah kegiatan adat dan juga sebagai pendamai bagi setiap

perselisihan atau sengketa yang terjadi dalam masyarakat adat di wilaya Nonongan.

Setiap ada kegiatan ritual adat baik rambu solo’(acara duka) maupun rambu tuka’

(acara syukuran) harus sepengetahuan oleh Penanggung jawab adat Tongkonan

Pempangan. Juga setiap ada perselisihan atau ada sengketa yang terjadi di dalam

masyarakat maka Tongkonan Pempangan berperan untuk mendamaikan serta menjadi

hakim adat dalam masalah-masalah tersebut.

Ditengah-tengah tugas dan tanggung jawab tersebut Tongkonan Pempangan

membutuhkan mitra untuk tetap mempertahakan dan melestarikan adat yang ada di

wilayah Nonongan secara khusus, dan di Toraja Utara secara umum. Dan tentunya

pemerintah sangat tepat untuk menjadi mitra dalam hal Revitalisasi Desa Adat

Tongkonan Pempangan.
PERKUMPULAN DESA ADAT TONGKONAN PEMPANGAN
LEMBANG NONONGAN, KECAMATAN SOPAI,
KAB. TORAJA UTARA

2. Tujuan

Tujuan direnovasinya Tongkonan Pempangan adalah agar konstruksi/arsitektur rumah

adat tradisional tetap lestari dan tetap menjalankan fungsi dan perananya:

a. Kegiatan Ritual

1. Melaksanakan ritual adat rambu tuka’ dan rambu solo’

2. Mendamaikan dan menjadi hakim adat terhadap perselisihan masyarakat.

3. Merencanakan kegiatan pembangunan

b. Pertemuan Adat

1. Pembahasan kemasyarakatan

2. Membahas aturan upacara adat kematian

3. Merembukkan kegiatan syukuran

c. Aturan adat

1. Melestarikan tanah adat

2. Mengatur tana’-tana’ (tingkatan) srata adat

3. Mengatur kehidupan sosial masyarakat adat

3. Bentuk bantuan

Bentuk bantuan yang diberikan kepada Desa Adat adalah merupakan bantuan sosial

yang berasal dari APBN/P tahun berjalan melalui direktorat pembinaan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi yang dibelanjakan oleh Desa Adat yang

telah disetujui oleh Pejabat Pembuatan Komitmen PPK.


4. Kemanfaatan

Manfaat dari Rehab adalah untuk melestarikan dan mempertahankan identitas budaya

daerah serta membangun kesadaran keberagaman budaya, sekaligus sebagai pelestari

pelaku budaya lokal.

5. Peranan

1. Tongkonan Pempangan berperan sebagai “Kaindoran” (Sebagai Ibu) dalam

kegiatan masyarakat adat.

2. Tongkonan Pempangan dalam tugasnya sebagai “Kaindoran” (Ibu) berperan

ma’pemelo (Mendamaikan) sengketa/perselisihan yang ada dalam masyarakata

adat.

3. Memberikan petunjuk aturan tatanan adat rambu solo’ dan rambu tuka’ (acara duka

dan acara syukuran).


FORM ISIAN REHABILITASI RUMAH ADAT
PROGRAM REVITALISASI DESA-DESA ADAT TAHUN 2019

1. Nama Desa Adat : Tongkonan Pempangan


2. Alamat : Lembang Nonongan, Kec. Sopai
3. Kabupaten : Toraja Utara
4. Propinsi : Sulawesi Selatan
5. Nama Ketua Desa Adaat : Yosep Tabi
Alamat : Lembang Nonongan, Kec. Sopai, Kab. Toraja Utara
No. Telpon :

6. Nama Panitia Pengurus Pembagunan Rumah Adat


Nama Ketua : Petrus Danga’
Alamat : Lembang Nonongan, Kec. Sopai, Kab. Toraja Utara
No. Telpon 081242037446

Sekretaris : Agustinus Palimbong


Alamat : Lembang Nonongan, Kec. Sopai, Kab. Toraja Utara
No. Telpon 085299667461

Bendahara : Martina Kadarma


Alamat : Lembang Nonongan, Kec. Sopai, Kab. Toraja Utara
No. Telepon 085341812511

7. Kondisi Geografis Desa Adat


Timur : Berbatasan dengan kebun
Barat : Berbatasan dengan jalan Nangka’
Utara : Berbatasan dengan jalan pariwisata
Selatan : Berbatasan dengan kebun

8. Kondisi Masyarakat
Jumlah Warga Adat : 2.240.000 Orang
Mata Pencaharian : Petani dan Peternak

9. Hak/ Kepemilikan Desa Adat


Tanah Adat : ada
Hutan : ada
Mata Air : ada
Kuburan : ada
Sawah : ada
Ladang : ada
Bangunan adat : ada
10. Kegiatan Desa Adat Yang Dilaksanakan
a. Kegiatan Ritual

1. Melaksanakan ritual adat rambu tuka’ dan rambu solo’

2. Mendamaikan dan menjadi hakim adat terhadap perselisihan masyarakat.

3. Merencanakan kegiatan pembangunan

b. Pertemuan Adat

1. Pembahasan kemasyarakatan

2. Membahas aturan upacara adat kematian

3. Merembukkan kegiatan syukuran

c. Aturan adat

1. Melestarikan tanah adat

2. Mengatur tana’-tana’ adat

3. Mengatur kehidupan sosial masyarakat adat

11. Bangunan Adat

Nama Bangunan Adat yang Direvitalisasi

1. Tongkonan Pempangan

2. Lumbung Tongkonan (1 Unit)

Keguanaan Rumah Adat yang Direvitalisasi:

- Tempat bermusyawarah

- Tempat menyelesaikan perselisihan

- Tempat melaksanakan ritual adat

- Tempat membuat aturan sosial

- Tempat memimpin adat

- Tempat warga bertanya dan berhimpun

Kegunaan Lumbung Adat

- Tempat menyimpan gabah/padi di lantai atas


- Tempat menerima tamu kehormatan

- Tempat melaksanakan pertemua musyawarah

- Lambang kepemilikan sawah rumah adat

- Padanan rumah adat Tongkonan

12. Struktur Bangunan Adat

- Pondasi rumah adat terbuat dari batu

- Kerangka rumah adat terbuat dari kayu

- Atap rumah adat terdiri dari bambu/seng

13. Deskripsi kondisi rumah adat yang akan direhab

- Panampun

- Pek. Rangka dan atap bambu

- Bulu ijuk

- Tulak somba

- Batu tulak somba

- Tangdo (emper)

14. Verifikasi keabsahan dokumen desa adat

-Akta Notaris : ada

-NPWP : ada

-Buku Rekening Asli : ada

-Surat Pernyataan : ada

-FC KTP & KK Pengurus : ada

-Pas Foto Pengurus : ada

-FC KTP 50 orang anggota : ada


15. Catatan

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

16. Rekomendasi Tim Verifikasi

Lolos tidak lolos dengan catatan

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………….

17. Lampiran Foto :

- Foto bangunan adat tampak depan, samping, belakan, kondisi desa adat

- Foto lingkungan desan adat

- Foto dokumentaasi desa adat.


ANGGARAN DASAR
KELOMPOK DESA ADAT TONGKONAN PEMPANGAN
LEMBANG NONONGAN, KECAMATAN SOPAI,
KABUPATEN TORAJA UTARA, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Perkumpulan ini bernama : Kelompok Desa Adat Tongkonan Pempangan,
 Berkedudukan di Dusun Nonongan, Lembang Nonongan, Kecamatan Sopai,
Kabupaten Toraja Utara.
 Di tempat-tempat lain yang dipandang perlu oleh pengurus dapat mendirikan
cabang-cabang perwakilan-perwakilan perkumpulan/kelompok lain.

BAB II
LAMANYA BERDIRI
Pasal 2
Perkumpulan ini, diidirikan jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya dan telah dimulai
pada tanggal hari ini.
BAB III
AZAS
Pasal 3
Perkumpulan ini berazaskan “PANCASILA” sebagaimana yang tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945 (Seribu Sembilan Ratus Empat Puluh Lima).

BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Maksud dan tujuan Perkumpulan ini adalah :
1. Memelihara dan mengembangkan Kawasan Desa Adat Tongkonan Pempangan
sebagai perkampungan/perumahan adat tempat pemeliharaan dan pengembangan seni
dan adat budaya Toraja dalam arti yang luas.

2. Memelihara bangunan Tongkonan dan lumbung tempat upacara sakral, serta benda-
benda yang mempunyai nilai atau arti sejarah dan budaya Toraja.

3. Berusaha dalam bidang peningkatan kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara.


4. Dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan usaha tersebut diatas dalam arti yang
seluas-luasnya sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku.

BAB V
USAHA-USAHA
Pasal 5

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perkumpulan akan melakukan usaha-usaha
sebagai berikut:
a. Mengelolah kawasan desa adat Tongkonan Pempangan sebagai objek wisata.
b. Menyelenggarakan balai latihan/pendidikan dan pengkajian di bidang seni,
kebudayaan dan adat Toraja.
c. Melakukan kegiatan usaha-usaha lainya yang menunjang pariwisata di kabupaten
Toraja Utara secara nasional dalam arti seluas-luasnya asal saja tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar Kelompok.

BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 6
Kekayaan dari perkumpulan ini, terdiri dari :
a. Kekayaan pangkal, telah dipisahkan oleh para Pendiri sebesar Rp. 5.000.000 (Lima
Juta Rupiah).
b. Hasil usaha yang diselenggarakan oleh kelompok
c. Pendapatan-pendapatan atau sumbangan kelompok baik yang diperoleh dari
perorangan ataupun badan-badan usaha swasta, dari dalam maupun luar Negeri yang
tidak bersifat mengikat
d. Bantuan subsidi dari pemerintah.
e. Hibah-hibah biasa atau wasiat
f. Pendapatan-pendapatan usaha lainya yang sah
 Semua harta yang ada dalam kekuasaan kelompok harus digunakan dalam arti
kata yang seluas-luasnya.

BAB VII
PENDIRI
Pasal 7
1. Pendiri adalah mereka yang mendirikan perkumpulan.
2. Keanggotaan Pendiri berakhir karena:
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Ditaruh dibawah pengampuan (curatele)
BAB VIII
PENGURUS
Pasal 8
Perkumpulan ini diurus oleh pengurus yang terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
anggota dengan susunan sebagai berikut:
a. 1 (Satu) orang ketua
b. 1 (Satu) orang sekretaris
c. 1 (Satu) orang bendahara
Pemberhentian, pengisian lowongan dan perubahan dalam susunan pengurus ditetapkan oleh
rapat pendiri.
Anggota pengurus berhenti karena:
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Diberhentikan dari jabatannya menurut keputusan rapat pendiri karena akibat
perbuatannya yang dapat merugikan harta dan nama baik Lembaga/Perkumpulan;

BAB IX
KEKUASAAN DAN KEWAJIBAN BADAN PENGURUS

Pasal 9
- Pengurus berhak dan berkewajiban dan berkuasa mewakili kelompok di dalam maupun
diluar pengadilan dan berhak bertindak untuk dan atas nama kelompok. Menjalankan
segala kepengurusan yang sesuai dengan maksud dan tujuan kelompok, tanpa kecuali
diluar lingkungan kelompok, maka pengurus diwakili oleh ketua umum/ketua dan
sekretaris atau wakil-wakil mereka.
- Surat-surat keluar harus ditandatangi oleh ketua dan sekretaris, sedangkan surat-surat
mengenai pengeluaran dan atau penerimaan uang ditandatangani oleh Ketua dan
Bendahara.
- Pengurus melakukan pekerjaan, memutuskan segalah sesuatu dengan mengingat
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, serta keputusan rapat. Pengurus wajib
mengurus, mengamati, memelihara segala harta benda dan milik lembaga sebaik-
baiknya.
BAB X
BUKU-BUKU
Pasal 10
Buku kelompok ditutup setiap tahun, pada akhir bulan Desember, yang pertama kalinya pada
bulan Desember tanggal 31-12-2019 (Tiga puluh satu bulan Desember tahun Dua Ribu
Sembilan Belas. Setelah buku-buku kelompok ditutup, bendahara menyampaikan kepada
pengurus untuk ditetapkan.
BAB XI
PERATURAN RUMAH TANGGA
Pasal 11
- Pendiri harus segera mengadakan peraturan rumah tangga untuk hal-hal yang dianggap
perlu dan belum diatur dalam anggaran dasar ini, dan juga mengadakan peraturan-
peraturan lain guna kepentigan kelompok/perkumpulan peraturan rumah tangga dan
peraturan-peraturan lain tersebut diatas tidak boleh bertentangan dengan anggaran dasar
ini.

BAB XII
RAPAT-RAPAT
Pasal 12
- Pengurus wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan untuk
membicarakan keadaan kelompok/perkumpulan. Rapat pengurus dapat diadakan setiap
waktu atas permintaan Ketua atau sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga) dari jumlah
anggota dari pengurus lainya.
- Untuk dapat mengambil keputusan yang sah, rapat pengurus harus dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (seperdua) dari jumlah anggota pengurus.
- Semua keputusan diambil dengan suarah terbanyak mutlak, kecuali jika dalam anggaran
dasar ini, ada peraturan lain bilamana suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya,
maka ketua rapat yang memutuskan.
BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 13
- Anggaran dasar ini hanya dapat diubah dengan keputusan rapat para pendiri yang
dimaksud pada pasal 14 dibawah ini. Pasal 4 anggaran dasar ini yang mengenai maksud
kelompok/perkumpulan tidak boleh diubah kecuali jika perubahan itu hanya mengenai
susunan kata-katanya belaka atau berarti perluasan maksud lembaga tidak bertentangan
dengan maksud semula.
BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 14
- Kelompok/perkumpulan ini hanya dapat dibubarkan dengan keputusan rapat. Para
pendiri yang dengan sengaja diadakan untuk maksud itu dan dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah mereka yang hadir dalam rapat.
- Keputusan pembubaran kelompok/perkumpulan hanya dapat diambil, jika kelompok
ini ternyata tidak dapat hidup, jika kekayaan kelompok sudah tidak ada lagi atau
berkurang sedemikian banyak. Sehingga menurut pertimbangan pengurus sudah tidak
mungkin lagi mencapai maksud dan tujuan kelompok. Jika kelompok ini, dibubarkan,
maka semua utang-utang diselesaikan, jika ada sisa kekayaan diserahkan kepada
badan lain yang mempunyai tujuan sama atau hampir sama dengan kelompok ini yang
ditunjuk oleh pengurus.

BAB XV
CARA MENGGUNAKAN SISA KEKAYAAN
Pasal 15
1. Apabila kelompok ini dibubarkan maka badan pengurus berkewajiban untuk
mengadakan likwidasi dan mengatur serta membereskan semua hutang-hutang
kelompok dibawah pengawasan badan pendiri.
2. Apabila ternyata ada sisa kekayaan dari perhitungan likwidasi tersebut, diserahkan
kepada badan-badan sosial lainya yang maksud dan tujuannya sama atau hampir
sama dengan kelompok ini, kecuali jika badan pendiri menentukan lain mengenai
cara mempergunakan sisa kekayaan tersebut, satu dan lain dengan memperhatikan
dasar, maksud dan tujuan kelompok.

BAB XVI
PERATURAN PENUTUP
Pasal 16
- Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini, atau dalam anggaran rumah
tangga, atu peraturan-peraturan yang dimaksud dalam pasal 11 di atas akan
diputuskan dalam rapat pendiri.
- Menyimpangi dari anggaran dasar ini, untuk pertama kalinya susunan
kelompok/perkumpulan pendiri/pengurus, sebagai berikut:
o Badan Pengawas : YOHANIS TARUK LINGGI
 Lahir di Kanuruan pada tanggal 22-06-1977 ( Seribu Sembilan Ratus
Tujuh Puluh Tujuh), warganegara Indonesia, pekerjaan
Petani/Pekebun, bertempat tinggal di Nonongan, Lembang Nonongan,
Kecamatan Sopai, Kabupaten Toraja Utara. Pemegang Kartu Tanda
Penduduk nomor : 7326082206770001, dikeluarkan di dinas
kependudukan Toraja Utara pada tanggal 29-10-2012 (Dua Puluh
Sembilan bulan Oktober tahun Dua Ribu Dua Belas) yang berlaku
seumur hidup.
o Badan Pengurus :
 Ketua : YOSEP TABI
Lahir di Salu, pada tanggal 09-03-1952 ( Sembilan bulan Maret tahun Seribu

Sembilan Ratus Lima puluh Dua), warganegara Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta,

bertempat tinggal di Nonongan, Lembang Nonongan, Kecamatan Sopai, Toraja

Utara. Pemegang kartu tanda penduduk nomor :7326080903520001, dikeluarkan

oleh dinas kependudukan Toraja Utara pada tanggal 16-09-2012 (Enam Belas

Anda mungkin juga menyukai