Anda di halaman 1dari 56

PEDOMAN UMUM

PENULISAN KARYA ILMIAH

oleh
Tim Penyusun:
Pdt. Marthin S. Lumingkewas, M.Th (Ketua)
Pdt. Kalis Stevanus, M.Th
Pdt. Yunianto, M.Th
Pdt. David Eko Setiawan, M.Th

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TAWANGMANGU


TAWANGMANGU
2015

DAFTAR ISI

Prakata
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Jenis-Jenis Karya Ilmiah
1.3 Etika dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Bab II Bahasa dan Tanda Baca
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Penulisan Tanda Baca


Penulisan Kata
Penulisan Judul
Penyingkatan
Penggunaan dan Penulisan Istilah Asing

Bab III Bentuk dan Format Laporan Baca


3.1 Pendahuluan
3.2 Bagian-Bagian Penting dalam Laporan Baca
Bab IV Bentuk dan Format Makalah
4.1 Pendahuluan
4.2 Bagian-Bagian Penting Dalam Makalah
Bab V Bentuk dan Format Skripsi, Tesis dan Disertasi
5.1 Pendahuluan
5.2 Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Bab VI Aturan Khusus dalam Penulisan Makalah, Skripsi, Tesis, dan
Disertasi
6.1 Penulisan Kutipan Pada Teks Utama
6.2 Penulisan Daftar Pustaka
Lampiran

BAB I
2

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penulis karya ilmiah merupakan salah satu bentuk proses belajar-

mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa seluruh program studi lingkungan


STT Tawangmangu sebagai ungkapan ilmiah dalam bentuk tulisan. Buku
pedoman ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam penulisan karya
ilmiah di samping untuk menyeragamkan formal tulisan dan juga meningkat
kualitas tulisan mahasiswa. Dengan adanya pedoman ini, mahasiswa
diharapkan dapat bekerja lebih efisien dalam penulisan karya ilmiah.
1.2

Jenis-Jenis Karya Ilmiah


Berbagai jenis karya ilmiah yang ada di lingkungan akademik dan

perguruan tinggi di Indonesia:

Laporan Buku

Makalah

Skripsi

Tesis

Disertasi

Skripsi, tesis dan disertasi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi
mahasiswa

program

sarjana,

magister

dan

doktor.

Karya

ilmiah

ini

merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi di


suatu perguruan tinggi. Skripsi, tesis dan disertai yang ditulis dapat
berdasarkan hasil penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, kajian numerik,
kajian analitik, ataupun hasil pengembangan suatu teknologi. Sesuai dengan
jenjang pendidikan yang ada, yang membedakan ketiga bentuk karya ilmiah
tersebut dapat dilihat aspek kuantitatif dan kualitatif.
Dari aspek kuantitatif, disertasi lebih berat bobot akademiknya
dibandingkan

dengan

tesis.

Tesis
3

lebih

berat

bobot

akademiknya

dibandingkan dengan skripsi. Perlu diberikan batas-batas minimum untuk


membedakan bobot kuantitatifnya sebagai berikut:

Jumlah halaman skripsi minimal 60 halaman;

Tesis 100 halaman; dan

Disertasi 150 halaman.


Pembandingan kuantitatif ini juga sangat sulit diberikan pada jenis

karya ilmiah yang berbeda jauh topik ataupun antar bidang yang berbeda.
Oleh karena itu perbedaan dari aspek kualitatif juga harus dilihat. Aspek
kualitatif dapat dilihat dari berbagai aspek permasalahan, aspek jumlah
pustaka, dan aspek hasil penelitian. Aspek kualitatif ini perlu dilibatkan
dalam membandingkan ketiga jenis karya ilmiah akademik tersebut.

Aspek permasalahan: Batasan minimal kelulusan skripsi adalah jika


penulis telah dapat merangkai tesis-tesis sebagai bahan diskusi

dalam

pokok tulisannya: sedangkan bagi tesis, penulis telah dapat merangkai


dan menilai tesis-tesis tersebut. Lebih dari itu, disertasi memiliki batas
menimal kelulusan jika penulis telah dapat merangkai, menilai dan
menghasilkan tesis yang baru sebagai sumbangsih asli bagi ilmu
pengetahuan yang ditekuninya.

Aspek Jumlah Pustaka: Batas minimal kelulusan jumlah pustaka bagi


skripsi adalah 30 buku yang dibuktikan penggunaannya dalam penulisan
skripsi: bagi tesis minimal 50 buku; dan Disertasi minimal 75 buku.

Aspek Hasil Penelitian : Skripsi tidak arahkan untuk diterbitkan dalam


jurnal ilmiah; Tesis diarahkan untuk abstract-nya diterbitkan dalam jurnal
ilmiah untuk memperkenalkan tema penelitiannya.

1.3

Etika dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah


Etika dan kode etik yang lazim ditumbuhbudayakan dalam penulisan

karya ilmiah harus diikuti. Hak cipta paten dari segi hukum harus diikuti
dan difahami dengan baik. Penulis harus memahami etika penulisan karya
ilmiah dengan baik. Kode etik adalah norma-normaa yang telah diterima
4

dan diakui oleh masyarakat dan citivitas akademik perlu diperhatikan


dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan,
perujukan, perijinan terhadap bahasa yang digunakan, dan penyebutan
sumber data ataupun informan.

BAB II
Bahasa dan Tanda Baca
Bahasa tulisan dapat dimengerti dengan baik bila kalimat-kalimat yang
telah ditulis sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa
tersebut. Tanda baca berperan penting dalam bahasa tulisan. Tanda baca
yang tidak lengkap dapat menyebabkan isi tulisan sulit dimengerti. Oleh
karena itu dalam bab ini dibahas aturan-aturan penulisan tanda baca, katakata serta judul-judul yang menjadi materi dalam tulisan tersebut.
2.1 Penulisan Tanda Baca
Tanda baca titik (.), titik dua (:), titik koma (;), tanda seru (!), persen (%),
dan tanda tanya (?) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
Tidak Baku
Sampel dipilih secara acak
Jumlah sekitar 10%
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
Baku
Sampel dipilh secara acak
Jumlah sekitar 10%
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
Tidak ada spasi (jarak) antara kata di dalam kurung dengan tanda kurung
dan tanda kutip.
5

Tidak Baku
Kelima kelompok sepadan .
Kesalahan ( error ) dapat diabaikan
Baku
Kelima kelompok sepadan.
Kesalahan (error) dapat diabaikan.
Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang
(-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan
sesudahnya.
Tidak Baku
P=0,01
A>B

S:T=Y
C<G

A+B=C
Bentuk Baku
P = 0,01

S:T=Y

A>B

C<G

A+B=C
2.2 Penulisan Kata
Penulisan kata dapat dikelompokkan atas kata dasar, kata turunan,
kata ulang, kata gabungan, kata depan, partikel, dan kata ganti.
2.2.1 Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis satu kesatuan.
Contoh:
Buku ini buku baru
Kelas itu penuh sesak
Siswa sedang makan nasi
2.2.2 Kata Turunan
6

Kata turunan adalah kata dasar yang telah berubah karena mendapat
imbuhan baik itu awalan, sisipan, dan akhiran. Kata dasar tersebut telah
dirangkai dengan imbuhan-imbuhan itu. Dari contoh-contoh ini diharapkan
dapat mengingat kembali aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa
indonesia.
Contoh:
berkembang biak
melipatgandakan
memberitahukan
berwisata
belajar
beri tahukan
merindukan
pascasarjana
dasawarsa
dwiwarna
2.2.3 Kata Ulang
Bentuk kata ulang harus ditulis lengkap dengan kata hubungan.
Contoh: pura-pura, mata-mata, hura-hura, mondar-mandir, sayur-mayur,
undang-undang, kupu-kupu, lauk-pauk.
2.2.4 Kata Depan
Kata depan, di, ke, dari tulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Ibu pergi ke Bandung
Paman datang dari Bali
Kakak tiba di Singapura
2.2.5 Kata Ganti
7

Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata-kata yang mengikutinya.
ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:

Bukuku dan bukumu tertinggal di meja perpustakaan.


Apa pun yang kaumiliki tidak dapat dipinjam.

2.2.6 Partikel
Partikel -lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:

Marilah kita berangkat ke kampus


Siapkah yang menang dalam pertandingan nanti?

Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya kecuali untuk
kata-kata yang telah dianggap terpadu benar seperti meskipun, adapun,
kendatipun, maupun, sungguhpun, andaipun, biarpun, bagaimanapun, dan
kalaupun.
Contoh:

Dia pun mengetahui sindikat tersebut.


Mobil-mobil besar pun diijinkan melewati jalan ini.

2.3 Penulisan Judul


Penulisan judul yang umum digunakan dalam karya ilmiah sangat
penting untuk diuraikan disini. Dengan demikian keseragaman dalam karya
ilmiah yang diatur dengan panduan ini dapat diperoleh.
2.3.1 Judul Bab
Judul bab ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali
partikel atau kata depan.
Contoh:
Bab III
Formasi Tradisi-Tradisi dalam Kitab Deutero-Yesaya
Bab I
Pendahuluan
8

Bab IV
Pengujian dan Analisis
2.3.2 Judul Subbab
Judul subbab juga ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital
kecuali partikel atau kata depan.
Contoh:
Subbab pada Bab II
2.2 Ulasan Singkat Penelitian Terdahulu
2.3 Prinsip Dasar
Subbab pada Bab III
3.3 Metode Optimasi dan Parameter Studi
3.4 Penurunan Formulasi dan Pemrograman
2.4. Penyingkatan
Tulis penuh semua singkatan seperti: dan lain lain, dan sebagainya,
dan seterusnya (bukan ditulis dengan cara ini: dll., dsb., dst.). Penyingkatan
suatu istilah dapat diberlakukan, bila memang istilah tersebut panjang dan
terlalu sering muncul teks. Untuk penyingkatan ini,

kepanjangan istilah

tersebut harus dimunculkan pertama kali ketika istilah tersebut pertama


kalinya disebut dalam teks.
Contoh:
Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu (selanjutnya akan disingkat STT
Tawangmangu) merupakan sebuah sekolah teologi yang

terletak di

Tawangmangu, STT Tawangmangu berdiri pada tanggal.....


2.5 Penggunaan dan Penulisan Istilah Asing
Sesuai dengan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
istilah-istilah keilmuwan ataupun teknik yang telah dibakukan sebaiknya
digunakan dengan benar. Istilah-istilah asing yang sudah punya padanan
9

dalam bahasa Indonesia, sebaiknya penggunaan istilah Indonesia yang


diutamakan.

Bab III
Bentuk dan Format Laporan Baca

3.1 Pendahuluan
Laporan baca merupakan tugas mandiri mahasiswa yang biasanya
terstruktur dalam sebuah matakuliah. Bentuk dan format laporan baca
sangat berbeda dengan bentuk dan format makalah, skripsi, tesis dan
disertasi. Yang dipentingkan dalam laporan baca adalah bahwa mahasiswa
benar-benar telah membaca

dan mengerti isi buku tersebut. Jadi perlu

dibedakan antara tugas meringkas buku dan tugas laporan baca. Tugas
laporan

baca

bukan

hanya

meringkas

buku,

melainkan

pelapor

mempresentasikan isi buku yang telah dia baca dengan bahasa sendiri. Jika
diperlukan dapat juga mengutip secara langsung dari buku itu sendiri, dan
10

memberikan catatan-catatan kritis terhadap buku tersebut, disamping itu,


oleh karena fungsi laporan baca untuk membantu mahasiswa dalam
mengumpulkan bahan pustaka yang akan berguna bagi penulisan makalah,
skripsi, tesis, disertasi, maka perlu adanya sistem penomoran halaman.
3.2 Bagian-Bagian Penting Dalam Laporan Baca
Data buku harus selalu disertakan demi kepntingan demi kepentingan file
laporan.
Contoh:
Nama

: Elisabeth Herlin (NIM: 2689)

Data Buku

: Magnis-Suseno, Franz. Menalar Tuhan. Pustaka Filsafat.


Yogyakarta: Kanisius, 32006. ISBN: 979-21-1043-7

Laporan buku diketik pada kertas ukuran A4 dengan dengan 1 spasi, huruf
Time New Roman dengan besar 12. Tidak perlu halaman judul. Pada bagian
terakhir

jika

perlu

ditambah

acuan

pustaka

tambahan

jika

pelopor

menggunakan buku lain sebagai bahan pertimbangan dalam mengkritisi


buku yang dilaporkan.
Contoh konkrit lihat Lampiran 1.

Bab IV
Bentuk dan Format Makalah
4.1 Pendahuluan
Makalah merupakan artikel ilmiah yang membahas satu pokok studi
saja (pembahasan yang tidak luas). Makalah dapat menjadi sebuah tugas
ahkir dalam sebuah mata kuliah. Tujuan dari makalah adalah untuk
mengkolaborasi

pemikiran

mahasiswa

setelah

ia

menempuh

sebuah

matakuliah tertentu sebagai bukti bahwa ia telah memahaminya dan dapat


11

mendiskusikan satu pokok permasalahan tertentu yang telah dibahas dalam


matakuliah tersebut.
4. 2 Bagian-Bagian Penting dalam Makalah
Bagian-bagian penting dalam makalah adalah sebagai berikut:
1. Judul (ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali
partikel atau kata depan);
2. Nama penulis (dengan tambahan footnotes keterangan lebih lanjut
tentang penulis);
3. Abstract ( jika perlu ditulis dalam bahasa Inggris, ditulis dengan spasi 1
atau lihat Lampiran 2);
4. Kata Kunci (Key Words) maksimal 5 kata;
5. Pendahuluan (Introduction);
6. Isi;
7. Kesimpulan atau Ringkasan; dan
8. Daftar Pustaka
Semua bagian (kecuali Abstract) diketik dengan spasi 1

spasi. Contoh

konkrit dapat dilihat pada lampiran 2.

Bab V
Bentuk dan Format Skripsi, Tesis dan Disertasi

5.1 Pendahuluan
12

Skripsi, Tesis dan Disertasi merupakan suatu karya ilmiah yang dibuat
oleh mahasiswa Sekolah Sarjana dan Pascasarjana di akhir masa studinya
pada suatu perguruan tinggi. Manfaat penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi
antara lain membiasakan mahasiswa untuk menyusun hasil penelitiannya
dan menuangkannya ke dalam suatu tulisan/karangan ilmiah yang disebut
Skripsi, Tesis atau Disertasi menurut cara-cara yang lazim digunakan di
lingkungan akademik. Selain itu, melalui Skripsi, Tesis dan Disertasi ini
mahasiswa dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan tentang
masalah yang diteliti atau diamati, serta menambah pengetahuan orang lain
melalui penemuan atau pemikiran yang dibahas dalam tulisan itu. Kedua
jenis tulisan ilmiah diuraikan sebagai berikut:

Skripsi merupakan istilah untuk tulisan ilmiah bagi mahasiswa yang


akan mencapai gelar Sarjana atau Sarjana Stara Satu (S1).

Melalui

skripsi, mahasiswa dapat mempraktekkan metode yang telah dipelajari


selama studi

Tesis merupakan tulisan ilmiah yang lebih mendalam daripada skripsi,


baik dalam hal jumlah variabel yang diamati maupun referensi yang
digunakan.

Dalam

suatu

Tesis

diharapkan

terkandung

suatu

pengetahuan/aksioma baru yang diperkenalkan oleh penulis. Bahan


penulisan Tesis diharapkan diperoleh dari pengamatan/penelitian yang
dilakukan atau merupakan usaha untuk menguji satu atau lebih
hipotesis. Tesis merupakan pelengkap persyaratan untuk memperoleh
gelar Magister atau Sarjana Strata Dua (S2).

Disertasi merupakan istilah untuk tulisan ilmiah bagi mahasiswa yang


mencapai gelar Doktor atau Sarjana Strata Tiga (S3). Isi Disertasi harus
lebih dalam dan menggunakan variabel pengamatan yang lebih luas
daripada Tesis. Suatu Disertasi harus didasarkan atas penemuan asli
penulis, meskipun dalam analisisnya dapat menggunakan berbagai
sebagai informasi dari peniliti, teori atau data dari sumber lain.

13

Dalam penulisan Skripsi, Tesis atau Disertasi, mahasiswa dibimbing oleh satu
orang

dosen atau lebih. Dosen pembimbing bertugas membimbing

mahasiswa antara lain dalam pemilihan topik, ruang lingkup pembahasan,


pemilihan variabel yang dianalisis, penggunaan teori, dan sistematika
penulisan. Meskipun mendapat bimbingan dari dosen, tanggung jawab isi
Skripsi, Tesis atau Disertasi tetap berada pada mahasiswa. Oleh kerena itu,
mahasiswa diharapkan jujur dalam penggunaan data dan bertanggung jawab
terhadap penulisannya.
5.2 Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi
5.2.1 Ketentuan Umum
Skripsi, Tesis dan Disertasi dicetak pada kertas HVS berukuran A4
(ingat A4! Bukan kwarto) dan berat 80 g m2 (HVS 80 GSM). Naskah dicetak
dengan batas 4 cm dari tepi kiri dan 3 cm dari tepi kanan, tepi atas, dan tepi
bawah kertas. Nomor halaman Bab diketik di bagian bawah dan di tengah
halaman, sedangkan penomoran berikut di bagian atas kanan halaman.
3 cm

AREA
4 cm

PENGETIKAN

3 cm

3 cm

Nomor halaman
Jarak 1,5 cm dari
tepi kertas bagian
bawah

Naskah asli dalam bentuk final yang telah disahkan/ditandatangani oleh


Pembimbing, Penguji dan Kepala Prodi dicetak sebanyak beberapa buah
(eksemplar) sesuai dengan kebutuhan, termasuk untuk Pembimbing, Penguji,
dan Program Studi, [dan sebuah soft copy (CD) untuk perpustakaan], dalam
kemasan hard cover.
14

Naskah Skripsi, Tesis dan Disertasi dibuat dengan bantuan komputer


menggunakan pencetak (printer) dengan tinta berwarna hitam ( bukan dot
matrix) dan dengan huruf jenis Times New Roman, dengan ukuran Font 12.
Khusus untuk pencetak gambar-gambar berwarna, pada naskah asli dapat
dicetak berwarna.
1. Naskah dicetak pada satu muka halaman (tidak bolak-balik).
2. Baris-baris kalimat naskah berjarak satu setengah spasi.
3. Penyimpangan dari jarak satu setengah spasi tersebut (menjadi satu
spasi) dilakukan pada notasi blok yang masuk ke dalam, catatan kaki,
judul keterangan dan isi diagram, tabel, gambar, dan daftar pustaka.
4. Baris pertama paragraf baru berjarak satu setengah spasi dari baris
terahkir paragraf yang mendahuluinya.
5. Barisan pertama paragraf baru dimulai bukan dari batas tepi kiri naskah,
melainkan menjorok ke dalam satu inci. Jangan memulai paragraf baru
pada dasar halaman. Kecuali apabila cukup tempat untuk sedikitnya dua
baris. Baris terakhir sebuah paragraf jangan diletakkan pada halaman baru
berikutnya, tinggalkan baris terahkir tersebut pada dasar halaman.
6. Bab baru diawali dengan halaman baru.
7. Bentuk penjilidan adalah jilid buku tebal (hard cover).
8. Halaman kosong (jika diperlukan) untuk pemisah bab baru berbentuk
kertas kosong saja.
Naskah Skripsi, Tesis dan Disertasi yang final tidak boleh mengandung
kasalahan, ataupun perbaikan kesalahan.
5.2.2 PERSYARATAN MENULIS SKRIPSI
1.

Mahasiswa telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 126 SKS pada


saat hendak menyusun skripsi.

2.

IP Kumulatif sekurang-kurangnya 2.50.

3.

Seluruh mata kuliah harus memperoleh nilai minimal sesuai ketentuan


di ST3.
15

5.2.3 RENCANA KERJA


Rencana kerja ini dibagi dalam empat bagian, yakni:
1. Tahap perencanaan berupa studi awal (pendahuluan), inventarisasi literatur,
wawancara atau studi lapangan (pilot study) guna memperjelas masalah
yang diselidiki lebih lanjut.
2. Tahap penulisan judul/proposal skripsi berisikan usulan yang berupa karya
BAB I atau PENDAHULUAN. Hal ini diseminarkan di hadapan rekan-rekan di
bawah asuhan para dosen agar menjadi sumbang saran menuju langkah
kreatif. Proposal di bagian Bab Pendahuluan dimatangkan, dan bila sudah
mantap barulah mahasiswa terus bekerja.
3. Tahap penelitian.
4. Tahap penulisan dari draft kasar hingga ke proof reading terakhir.
a. Pembuatan kerangka skripsi secara terperinci sampai pada pembagian sub
paragraf.
b. Penulisan naskah skripsi yang pertama.
c. Pembacaan kembali seluruh naskah dan penyempurnaan.
d. Penyusunan daftar pustaka.
e. Pengetikan naskah skripsi dalam bentuk terakhir.
f. Pembacaan ulang naskah secara teliti dan pembetulan salah ketik atau
pembuatan ralat.
5.2.4 Bagian-Bagian Skripsi, Tesis Dan Disertasi
a. Bagian Umum Skripsi, Tesis dan Disertasi
1) Halaman Judul
2) Halaman Pengesahan
3) Halaman Persembahan (jika ada)
4) Halaman Motto (jika ada)
5) Pernyataan Keaslian Penelitian
6) Kata Pengantar
7) Daftar isi
16

8) Daftar Tabel/Diagram (jika ada)


9) Daftar Gambar (jika ada)
10) Daftar Lampiran (jika ada)
11) Daftar Singkatan (jika ada)
12) Daftar Istilah dan Lambang (jika ada)
13) Abstrak
b. Bagian Batang Tubuh Skripsi, Tesis dan Disertasi
1) Pendahuluan
a) Latar Belakang dan Konteks Permasalahan
b) Perumusan Masalah
c) Pembatasan Masalah
d) Hipotesis
e) Alasan Pemilihan Pokok Bahasan dan Manfaat Penulisan
f) Metodologi Penelitian
g) Sistematika Penulisan
2) Isi Penelitian (terdiri dari beberapa bab)
3) Penutup
a) Kesimpulan
b) Saran
c. Bagian Akhir Skripsi, Tesis dan Disertasi
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran (jika ada)
5.2.5 Penjelasan Bagian-Bagian Skripsi, Tesis dan Disertasi
5.2.5.1 Bagian Umum Skripsi, Tesis dan Disertasi
Bagian umum ini diberi nomor halaman dengan ii dimulai dari halaman
pengesahan.
1. Halaman Judul
Judul skripsi, tesis dan disertasi diletakkan pada sampul luar dan halaman
judul. Skripsi, tesis dan disertasi dijilid dengan sampul luar hardcover
17

(skripsi dengan warna biru muda). Sampul luar diberi tulisan yang sama
dengan yang tertera pada halaman judul dan ditulis dengan tinta keemasan.
Halaman judul pada skrispi, tesis dan disertasi harus memuat judul,
lambang STT Tawangmangu, nama penulis, nomor induk mahasiswa, Sekolah
Tinggi Teologi Tawangmangu, Tawangmangu, dan tahun (tahun mahasiswa
mempertahankan skripsi, tesis atau disertasi dalam ujian akhir di depan para
penguji). Lebih lengkapnya lihat lampiran 3.
Catatan:

Judul mencerminkan isi penelitian yang mengandung konsep atau


hubungan antarkonsep yang menggambarkan gejala/fenomena yang
diteliti, sasaran penelitian (populasi dan lokasi), serta metode penelitian.

Tidak lebih dari 20 kata.

Dimuat pada lembaran jilid.

Logo STT Tawangmangu berukuran 2 inci (lebar) dan 2,5 inci (tinggi)

Judul dapat terdiri dari dari satu judul atau dua judul (judul besar dan judul
kecil). Jika hanya terdiri dari satu judul. Judul dicetak dengan sitem
piramida terbalik. Contoh:
Studi Sejarah Tradisi Nyanyian-Nyanyian Tentang
Ebed-Yahwe Dalam Deutero-Yesaya Dan
Relevansinya Bagi Kehidupan
Gereja Masa Kini

Jika terdiri dari dua judul, judul besar dicetak lebih tebal dan lebih besar dari
pada judul kecilnya. Masing-masing bagian judul dicetak denagn sistem
piramida terbalik. Contoh:
Paulus Versus Yakobus
Studi Eksegetis Permasalahan Schisma yang Terjadi di Kalangan
Jemaat-Jemaat di Galatia
2. Halaman Pengesahan

18

Halaman pengesahan; judul; nama mahasiswa dan NIM; tanda-tanda


tangan pembimbing, penguji, dan

Waket 1 atau Kepala Program

Pascasarjana atau Kepala Program Profesional; serta cap stempel resmi


STT Tawangmangu. Lihat Lampiran 4.
3. Halaman persembahan (jika ada)
Penulis diberi keleluasaan untuk mempersembahkan karya ilmiah yang
telah dituliskan tersebut kepada seseorang atau kelompok tertentu
(misalnya gereja). Halaman persembahan ini, harus disetujui oleh
pembimbing. Meletakkan tulisan dalam halaman persembahan bebas, (di
kanan, kiri, tengah, atau bawah).
4. Halaman Motto (jika ada)
Penulis diberi keleluasaan untuk mencurahkan hati nuraninya dalam
bentuk motto. Motto yang dituangkan tersebut paling tidak berhubungan
dengan tema yang tertuang dalam skripsi, tesis dan disertasi. Uraian
dalam halaman motto ini harus disetujui oleh pembimbing. Meletakkan
tulisan dalam halaman motto bebas, (di kanan, kiri, tengah, atau bawah).
5. Pernyataan Keaslian Penelitian
Penulis harus secara jujur menyatakan keaslian penelitian, penelitian yang
dilakukan bukan merupakan jiplakan tiruan (plagiat) dari penelitian
terdahulu. Pernyataan yang ditulis tersebut harus dibubuhi meterai Rp.
6000. Lihat Lampiran 5.
6. Kata pengantar
Kata pengantar berisi antara lain:
a) Beberapa penjelasan tentang alasan pemilihan masalah penelitian.
b) Ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terlaksananya skripsi, tesis atau disertasi.
c) Penjelasan-penjelasan lain, misalnya ada perubahan sedikit dari
rencana semula karena ada masalah atau kekurangan-kekurangan.
d) Kata pengantar tidak berisi kata-kata atau hal-hal yang bersifat ilmiah.
7. Daftar isi
19

Berisi tentang gambaran menyeluruh skripsi, tesis dan disertasi yang


diajukan dalam suatu urutan butir-butir yang sistematis. Daftar isi diketik
dengan jarak satu setengah spasi, jika ada dalam satu bab diketik satu
spasi. Lihat Lampiran 6.
8. Daftar Tabel/Diagram (jika ada)
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi, tesis atau disertasi terdapat
tabel/diagram. Penomoran tabel/diagram dilakukan secara berurutan dan
memuat judul tabel/diagram disertai dengan nomor halaman yang
bersangkutan, sedangkan antara baris dalam judul tabel/diagram diketik
satu spasi.
9. Daftar Gambar (jika ada)
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi, tesis atau disertasi terdapat
gambar atau grafik. Memuat urutan dari judul semua gambar, baik yang
berupa grafik, foto, dan bentuk lain. Penulis antara judul gambar diketik
satu setengah spasi, sedangkan antar baris dalam judul gambar diketik
satu spasi.
10. Daftar lampiran (jika ada)
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi, tesis, atau disertasi terdapat
lampiran-lampiran (biasanya terletak di bagian belakang). Penulis antara
judul lampiran diketik satu setengah spasi, sedangkan antar baris dalam
judul lampiran diketik satu spasi.
11. Daftar Singkatan (jika ada)
Yang termasuk dalam daftar singkatan bukannya singkatan-singkatan yang
sudah umum (misalnya daftar singkatan yang telah ditetapkan oleh EYD,
daftar singkatan nama-nama kitab dalam Alkitab yang telah ditetapkan
oleh LAI), melainkan daftar singkatan seri buku atau jurnal baik yang telah
ditetapkan dalam TRE edisi tahun 1994 maupun yang dibuat oleh penulis
berdasarkan penyingkatan yang sudah lazim. Daftar singkatan disusun
secara alfabetis dan diberi kata perpanjangannya.
12. Daftar Istilah dan Lambang (jika ada)
20

Daftar istilah dibuat jika dalam penulisan terdapat istilah-istilah dan


lambang-lambang yang memerlukan penjelasan agar tidak menimbulkan
multi tafsir terhadap istilah dan lambang tersebut.
13. Abstrak
Bagian ini memuat uraian singkat tetapi lengkap tentang:
a. Masalah yang dihadapi, ruang lingkup, serta tujuan yang hendak
dicapai.
b. Metode penelitian yang dipakai.
c. Hasil penelitian.
d. Kesimpulan
Abstrak ditulis tidak lebih dari 4 alinea dan berisi tidak lebih dari 250 kata.
Abstrak diketik satu spasi dan harus lengkap memuat tujuan, materi dan
metode penelitian, serta hasil dan kesimpulan. Selain itu tidak disertakan
sitasi pustaka, merupakan empat alenia, dibatasi satu halaman atau
sekitar 250 kata. Di bawah baris terahkir, ditulis kata kunci (Key Word)
yang terdiri dari beberapa kata (maksimal 6 kata) yang menyatakan
indeks suatu penelitian atau skripsi, serta semua istilah asing, kecuali
nama, dicetak miring. Disarankan urut-urutan kata dalam kata kunci
mengacu pada urut-urutan objek, perlakuan, ubahan dalam penelitian,
bukan merupakan urutan kata muncul dalam judul penelitian.
5.2.5.2 Bagian Batang Tubuh Skripsi, Tesis Dan Disertasi
Bagian Batang Tubuh ini diberi nomor halaman dengan angka 1 dimulai dari
Bab I Pendahuluan samapai bagian terahkir dari skripsi, tesis atau disertasi.
1) Pendahuluan
a) Latar Belakang dan Konteks Permasalahan
Mengemukakan dan meletakkan penelitian yang akan dilakukan dalam
peta keilmuaan yang menjadi perhatian peneliti. Karena itu, dalam
latar belakang ini diuraikan:
-

Pernyataan tentang gejala/fenomena yang akan diteliti, boleh


diangkat dari masalah teoretis atau diangkat dari masalah praktis.
21

Argumentasi tentang pemilihan topik

penelitian (menunjukkan

permasalahan sebagai perbedaan antara konsep dan teori yang


ada).
-

Situasi yang melatarbelakangi masalah (yang dipermasalahkan).

Penelitian terdahulu yang bersangkut paut dengan masalah.

Intisari dan karangka teori yang menjadi masalah, pemilihan


masalah, isu/sentral atau fokus penelitian.

b) Perumusan Masalah
Merumuskan masalah penelitian dengan memperhatikan:
- Menyatakan dengan jelas, tegas, dan konkret masalah yang akan
diteliti.
- Relevan dengan waktu.
- Berhubungan dengan suatu persoalan teoretis atau praktis.
- Berorientasi pada teori (teori merupakan body of knowledge).
- Dinyatakan dalam kalimat tanya atau pernyataan yang mengandung
masalah penelitian.
c) Pembatasan Masalah
Penelitian pada skripsi, tesis atau disertasi memerlukan pembatasan
masalah, sehingga penelitian tidak melebar, dan dengan demikian
hasil penelitian akan dangkal.
d) Hipotesis
Sebelum menyusun sebuah
kerangka
rangkaian

pemikiran
penalaran

terlebih
dalam

hipotesa, penulis perlu menjelaskan


dulu.

Kerangka

suatu

kerangka

pemikiran
berdasarkan

adalah
pada

teori/konsep untuk sampai pada simpulan-simpulan yang terakhir pada


hipotesis-hipotesis atau asumsi-asumsi yang akan diuji (kalau perlu
disampaikan dalam bentuk bagan alur pemikiran).
Hipotesis atau asumsi merupakan simpulan probabilistik sebagai
jawaban atas masalah. Apabila peneliti bersifat kuantitatif, maka
hipotesis diperlukan; dan jika penelitian bersifat kualitatif, maka
asumsi diperlukan.
22

e) Alasan Pemilihan Pokok Bahasan dan Manfaat penelitian


Mengungkapkan secara spesifik alasan pemilihan pokok bahasan dan
manfaat yang hendak dicapai dari:
-

Aspek teoretis (keilmuan) dengan menyebutkan alasan dan manfaat


teoretis apa yang dapat dicapai dari maslah yang diteliti.

Aspek praktis (guna laksana) dengan menyebutnya alasan dan


manfaat apa yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang
dihasilkan penelitian.

f)

Metodologi penelitian
Yang pertama diuraikan pada metodologi penelitian adalah penentuan
sumber-sumber primer atau sekunder yang merupakan data yang akan
dianalisis (jika merupakan penelitian kualitatif) atau bagaimana cara
pengumpulan data dan dimana data-data tersebut dikumpulkan (jika
merupakan penelitian kuantitatif). Kemudian diuraikan metode dan
pendekatan yang akan digunakan untuk menganalisis data-data yang
didapatkan

(misalnya

bagian-bagian

dari

alur

historis-kritis

jika

merupakan penelitian biblis).


Jika dilihat dari segi pelaksanaan pendekatan, penelitian dapat dilakukan dengan: (1)
Metode deskiptif (literatur, survei, etnografis, studi kasus), bersifat menjelaskan,
menuturkan masalah apa adanya dengan evidensi (fakta dan pandangan atau pendapat)
yang memadai. Metode ini dapat dioperasionalkan dengan mengandalkan data literatur,
data lapangan dan lain sebagainya; (2) Metode historis (data masa lalu, seperti dalam
sejarah teologi/dogma dan sejarah gereja), menguraikan data masa lalu seperti peristiwa
yang telah silam, terbentuknya dogma atau organisasi di masa lalu dapat juga digunakan.
Data yang digunakan tentu bersumber dari data primer dan sekunder pada masa lalu; (3)
Metode korelasional (melihat relasi dari beberapa variabel); (4) Metode preskriptif
dapat juga digunakan yaitu mengusulkan solusi atas masalah yang anda uraikan dengan
argumentasi yang lengkap. Metode ini dapat pula mengandalkan data kepustakaan dan
data lapangan sekaligus; dan (5) Metode eksperimental yang mendasarkan penelitian
pada pengujian agar terlihat apakah ada pengaruh satu perbuatan atas keadaan yang
diharapkan.
23

Mahasiswa

harus

mengerti

alasan

memilih

suatu

metode

dan

bagaimana

mengoperasionalkan metode yang dipilih. Operasionalisasi metode itu dinamakan teknik


atau prosedur atau langkah penelitian: pengumpulan data, penetapan variabel,
perumusan instrumen, penganalisaan data. Anda mungkin dapat ditolong dengan
beberapa pertanyaan dalam mengoperasionalkan metode yang dipakai. Apa sumber data
Anda? Bagaimana Anda menginventarisasikan sumber data itu? Bagaimana cara Anda
mengumpulkan data itu dan menginterpretasikannya? Untuk memahami penjelasan hal
ini secara lengkap Anda perlu membaca dan memahami dengan cermat teori penelitian
dengan berbagai metodenya dengan baik.
untuk metode textual exegese wajib mengikuti model exegetical study seperti yang
tertera dalam lampiran 8
g) Sistematika Penulisan
Kesalahan yang sering terjadi di kalangan mahasiswa adalah isi dari
sistematika penulisan sama seperti daftar isi (atau ringkasan dari
daftar isi). Yang seharusnya diuraikan di sistematika penelitian adalah
alur berpikir dari bab satu sampai bab terakhir, mengapa disusun
dengan urutan seperti itu.
h) Definisi istilah menjelaskan istilah dalam judul dan istilah yang muncul pada tulisan
(laporan hasil studi), agar tidak menimbulkan penafsiran yang keliru. Dalam definisi
istilah ini anda memperjelas apa maksud judul anda itu agar tidak membingungkan.
Kemukakan dalam bagian ini semua istilah yang berkaitan dengan judul. Bukan
penjelasan setiap kata, melainkan yang penting saja, agar tidak menimbulkan kekeliruan
dalam penafsiran. Definisi ini dapat berdasarkan kamus, para pakar tertentu sebagaimana
dalam tulisan mereka, atau mendefinisikan sendiri.
2) Isi Penelitian (terdiri dari beberapa bab)
Berisi bab-bab penelitian seperti urutan yang telah dipaparkan pada
sistematika penulisan. Pada bagian terahkir dari bab terahkir diuraikan
pengujian hipotesis atau asumsi dan hasil akhir dari penelitian.
3) Penutup
a) Kesimpulan
24

Bagian ini memuat tentang keputuasan hasil penelitaian yang telah


dilakukan, arti hasil analisis yang telah diuraikan dan impikasi lanjut
yang diperlukan. Kesimpulan hendaknya diuraikan secara singkat,
jelas, padat menuerut urutan yang sistematis. Kesimpulan ini penting,
oleh karena itu harus disebutkan dalam intisari dan pembahasan.
b) Saran
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, dan
ditujukan kepada penelitian bidang sejenis yang ingin melanjutkan
atau mengembangkan penelitian yang telah dilakukan. Saran tidak
merupakan keharusan.
5.2.5.3

bagian Akhir Skripsi, Tesis dan Disertasi

1) Daftar Pustaka
Bagian ini berisi sumber pustaka yang dipergunakan untuk keperluan
penelitian dimaksudkan agar para pembaca dapat menemukan kembali
sumber informasi yang dikemukakan atau menjadi dasar penelitian.
Sumber pustaka dapat berupa buku teks, monograf, majalah ilmiah/ jurnal
ilmiah, makalah seminar, laporan penelitian, website dan lain-lain.
Sumber pustaka hendaknya berasal dari kalangan terbaru. Daftar pustaka
tidak bernomor dan ditulis lengkap sesuai urutan alfabetis.
2) Lampiran (jika ada)
Berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian tetapi tidak perlu
dimasukkan dalam karangan utama, dapat

ditulis pada lampiran.

Lampiran tidak perlu menggangu isi karangan utama. Lampiran dapat


berisi : Tabel utama, perhitungan-perhitungan, bentuk-bentuk kuesioner,
peta formulir, dokumen asli dan lain-lain (bagian ini tidak selalu ada).

Bab VI
Aturan Khusus Dalam Penulisan Makalah, Skripsi, Tesis dan
Disertasi
25

6.1 Penulisan Kutipan Pada Teks Utama


Mentaati etika ilmiah dalam pengutipan dengan menyebutkan sumber
kutipan akan menghindarkan diri dari perbuatan malakukan plagiasi atau
plagiarisme.

Bab

ini

membahas

jenis-jenis

kutipan

dan

ketentuan

penyebutan sumber rujukan, yang di dalamnya meliputi pembahasan caracara pengutipan.


6.1.1 Jenis-Jenis Kutipan
6.1.1.1 Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil
karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks
aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber ketika di teks utama,
sebutkan referensinya dengan menulis nama belakang/ keluarga pengarang.
a. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut diberi
tanda petik dan harus sesuai dengan aslinya. Contoh:
Metode sejarah tradisi dijelaskan oleh Beyer, yaitu Meneliti suatu nats, teristemewa isinya
atau keadaannya yang tersangkut dalam tradisi tersebut.12

b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada garis
baru, sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, (dapat sesuai
dengan aslinya, tetapi sebaiknya diubah dengan ejaan yang benar) dan
tanpa tanda petik:
Darmawijaya berkata:
gaya dan bentuk susastra yang digunakan di dalamnya menunjukan perbedaan dengan
Yesaya 1-39. Salah satu yang mencolok ialah tidak disebutkan raja-raja Yehuda atau
Israel dalam kumpulan ini. Hal ini menunjukkan bahwa masa kerajaan itu nampaknya
sudah berakhir. Seluruh angan-angan yang dikembangkan dalam warisan pesan ini
Atau jika
penulis
ingin mengubah bentuk
aslinya
kata susatra
ialah
pembangunan,pembaharuan,
penciptaan
baru, (jika
yang menjadi
ciri masa diganti
depan
14
berisi
berbagai
kemungkinan.
denganyang
kata
yang
lazim
digunakan menjadi sastra, dan huruf g: kecil di
dalam kata gaya diganti dengan huruf G besar dalam kata Gaya):
26

Darmawijaya berkata:
[G]aya dan bentuk [sastra] yang digunakan di dalamnya menunjukkan perbedaan dengan
Yesaya 1-39. Salah satu yang mencolok ialah tidak disebutkannya raja-raja Yehuda atau
Israel dalam kumpulan ini. Hal ini menunjukkan bahwa masa kerajaan itu nampaknya
sudah berakhir. Seluruh angan-angan yang dikembangkan dalam warisan pesan ini ialah
pembangunan, pembaharuan, penciptaan baru, yang menjadi ciri masa depan yang berisi
berbagai kemungkinan.14
c. Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf miring.
Contoh :
Berkenaan dengan peradaban. Huntington mengatakan sebagai berikut:
The overriding lesson of the history of civilization, however, is that many thing are
probable but nothing is inevitable civilizations can and have retormed and renewed
themselves the central issue for the west is whether, quite apart from any external
challenges, it is capable of stoping and reversing the internal processes of decay.15

d. Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan dari pengarang


lain (mengutip sebuah kutipan), maka tambahan kata dalam ketika
menyebut referensinya. Contoh : Afan Gaffar menulis sebuah buku dan di
dalam bukunya ia mengutip pendapat Giovanni Sartori; penulis kemudian
mengutip pendapat Sartori yang terdapat dalam buku Gaffar tersebut;
maka penulisan referensinya adalah sebagai berikut:
Menurut sartori dalam Gaffar, [t] he hegemonic party system neither allows for a
formal nor a defacto competition for power. Other parties are permitted to exist, but as
second class, licensed.11

6.1.1.2 Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil
penelitian, hasil karya atau pendapat orang lain yang penyajian tidak sama
dengan

teks

aslinya,

melainkan

menggunakan
27

bahasa

dan

kalimat

penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus


disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman.
Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara
dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas,
menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh :
Penyusunan skripsi yang meringkas atau merujuk pokok-pokok pikiran
(pendapat) Huntington tentang gelombang demokratisasi di dunia ini dalam
bukunya The Third Wave of Democratization, bahwa pada kutipan nomor 14
diberikan keterangan pada catatan kaki keterangan buku Huntington
tersebut:
Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga periode, yakni
gelombang demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung antara 1828-1926,
demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-1962, dan demokratisasi
gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974 sampai tahun 1990-an. 14 Mengingat sekarang
masih banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi keempat?
Kedua, dengan melakukan paraphrase, yakni pengubahan struktur susunan
kalimat aslinya menjadi kalimat lain tanpa mengubah isi atau subtansi
kalimat/alinea. Contoh :
Kalimat asli yang dibuat oleh Miriam Budiardjo:
Berkenan dengan sistem pemilu, Miriam Budiardjo mengatakan:
Pada umumnya kita kenal dua pemilu, masing- masing dengan beberapa variasinya.
Dalam sistem distrik, satu wilayah (yaitu distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal
(single-member constituency) atas dasar pluralitas (suara terbanyak). Dalam system
proporsional, satu wilayah (yaitu daerah pemilihan) memilih beberapa wakil (multimembercontituency), yang jumlahnya ditentukan atas dasar rasio, misalnya 400.000
penduduk.
Kalimat paraphrasenya:
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan umum yang paling
populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya sendiri-sendiri.dalam sistem
distrik, jumlah pemenangny- yang akan menjadi wakil di parlemen- adalah satu orang,
sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah
28proporsi perolehan suaranya.15
pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan

Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara
dalam mengutip
6.1.2 Pencantuman Sumber Rujukan Referensi Pada Catatan Kaki
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencantumkan sumber rujukan
referensi sebuah kutipan pada catatan kaki beserta contoh-contohnya adalah
sebagai berikut:
1. Ketentuan-ketentuan umum dalam rujukan referensi pada catatan kaki:
a. Cantumkan

nama

pengarang

dan

tahun

terbit

dengan

format

sebagaimana yang telah disebutkan, yakni nama pengarang; judul


buku dicetak miring; tempat terbit; penerbit dan tahun terbit dalam
tanda kurung; dan nomor halaman. Gelar pengarang tidak disebutkan;
tahun ditulis dengan angka empat digit.
b. Untuk kutipan langsung, nomor halaman harus disebutkan.
c. Untuk kutipan tidak langsung, nomor halamannya bisa disebutkan
atau bisa juga tidak disebutkan (disesuaikan, bila dirasa perlu, dsb).
d. Rujukan referensi tersebut dicetak satu spasi dengan besar font 10.
Meskipun, kesadaran semacam ini pada pihak gereja munculnya juga belum terlalu lama dan
justru merupakan akibat dari perjumpaan gereja (utusan-utusan gereja), dengan sikap arif dan
ramahnya orang-oang Indian Amerika misalnya terhadap ala mini sebagaimana yang dijumpai
oleh Knitter12; atau ketika mereka berjumpa dengan nilai-nilai Taoisme.
____________
12

Paul F. Knitter, Menggugat Arogansi Kekristenan (Yogyakarta: Kanisius, 2015), 41.

2. Jika suatu tulisan mempunyai dua atau tiga penulis, gunakan kata dan
dalam teks dan dalam rujukan referensi pada catatan kaki.
Max Weber telah meletakkan prinsip-prinsip dasar birokrasi yang rasional agar bisa melayani
masyarakat dengan baik. Namun birokrasi yang gemuk dan kompleks bisa menimbulkan
masalah. Dalam pandangan Osborne dan Plastrik12, birokrasi yang gemuk dan lamban perlu
dipangkas agar lebih efisien dan lincah dalam merespon permintaan layanan dari masyarakat.
___________
12

29

David Osborne & Peter Plastrik, Memangkas Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha (Jakarta: Penerbit PPM, 2004)

3. Untuk dua sampai tiga pengarang, sebutkan nama mereka semuanya,


sedangkan untuk empat atau lebih penulis, gunakan et al.
___________
12
13

Herman Sulistiyo; Sulaiman; dan Sri Sulastri, Otonomi Desa di Era Otonomi Daerah (Semarang: Pena Mas, 2007).
Syafuan Rozi, et al., Kekerasan Komunal: Anatomi dan Resolusi Konflik di Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).

4. Jika penulisnya korporat, lembaga, atau organisasi yang namanya cukup


panjang, nama lengkap dari korporat, lembaga, atau organisasi ini ditulis
ketika pertama kali disebut dan singkatannya diletakkan dalam tanda
kurung. Untuk selanjutnya, penyebutannya cukup singkatannya saja.
United Nations Economic and Social Commission for Asia dn the Pacific (UNESCAP)
memakai terminology governance dalam beberapa konteks, seperti corporate governance,
national governance, dan local governance13. Pemakaian istilah governance dalam
beberapa konteks oleh UNESCAP ini kemudian dirujuk oleh banyak ahli.
_____________________
13

United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), Economic and social
Survey of Asia and Pasific 2008 (Bangkok: UNESCAP, 2008)

5. Apabila selain pengarang, di buku disebutkan pula editornya, atau


penterjemah atau penyunting, sebutkan nama-nama tersebut sesudah
judul buku:
_________________________
3

Emile Durkheim, On Morality and Society, ed. Robert N. Bellah (New York: Doubleday, 1967), 17.

6. Catatan untuk jurnal:


_____________________
4

J. Abidin, Masalah UAN: Monster Pemerintah? Jurnal Ilmu Pendidikan 75 (Juni 2007): 103.

30

7. Untuk sumber dari majalah, yang penting adalah waktu penerbitan bukan
volumenya:

_____________________
11

Anne B. Fischer, Ford Is Back in the Track, Fortune, 23 December 1985, 18.

8. Untuk sumber dari koran, yang penting adalah nama suratkabar tersebut
dan tanggal penerbitannya:
_______________
12

A. Faqih Derwantoro, Petani Temanggung dalam Soropadan Expo, Suara Merdeka, 16 Juni 2007, seksi L.

9. Penulisan Hasil Wawancara:


a. Mengutip beberapa kata penting dari ucapan narasumber:
Dalam mengutip hasil wawancara, penulis bisa mengutip beberapa
kata kunci/penting yang pendek yang disampaikan oleh narasumber
atau reponden guna memberi tekanan atau untuk menunjukkan bukti
verbal
kepada pembaca.
Contoh:
Desa ini merupakan
basis dari partai
X sehingga tidak mengherankan bila Partai X selalu
menang dalam beberapa kali pemilu. Namun dalam pemilu yang baru saja usai Partai X
dikalah secara telak oleh Partai Y. Menurut seorang tokoh masyarakat, partai ini bisa
menang telak karena partai Y melakukan serangan fajar dengan cara membagibagikan uang dalam jumlah yang tidak sedikit.11
______________
11
Anonim, Wawancara, 28 Februari 2008.

b. Mengutip kalimat yang diucapkan oleh narasumber apa adanya:


Pengutipan kalimat narasumber apa adanya (persis seperti yang
disampaikan oleh narasumber) yang jumlah katanya tidak lebih dari
tiga baris mengikuti aturan penulisan Kutipan Langsung sebagaimana
dijelaskan di depan.
c. Merujuk, meringkat, atau menyimpulkan ucapan narasumber:
Ada perbedaan pendapat tentang hal ini. Sekretaris Desa, Budi Rahman, mengatakan
bahwa semua prosedur sudah dilakukan11, sementara seorang tokoh masyarakat, Fadjar
Susanto, mengatakan bahwa masih ada31
prosedur yang belum dilakukan12.
__________
11
Budi Rahman, Wawancara, 12 Mei 2007
12
Fadjar Susanto, Wawancara, 24 Juni 2007.

d. Kutipan wawancara untuk menghindari pengulangan-pengulangan:


Sekretaris Desa, Budi Rahman, mengatakan bahwa semua prosedur sudah
dilakukan11. Hal senada juga disampaikan oleh ketua LPM, Ketua Kadarkum 13,
dan Ketua PKK14.
___________
11
Budi Rahman, Wawancara, 12 Mei 2007.
12
Ketua LPM, Wawancara, 15 Mei 2007.
13
Ketua Kadarkum, Wawancara, 15 Mei 2007.
14
Ketua PKK, Wawancara, 15 Juni 2007.

10.

Sekali suatu karya sudah dicatat lengkap, catatan langsung berikutnya

dibuat dalam bentuk sederhana dalam Bahasa latin ibid. (untuk ibidem).
Penggunaan op.cit. dan loc.cit. tidak lagi digunakan:
____________
9

Max Weber, Politic as a Vocation, dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et al., From Max Weber Essays in Sociology, Part Three Religion (New York:

Oxford University Press, 1958). 27.


10
Ibid
11
Ibid. 40.

11.

Kalau diselingi tulisan lain dan kemudian mengacu pengarang yang

sama sebelumnya tetapi buku yang sama atau buku yang lain:
___________________
9

Max Weber, Politic as a Vocation, dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et al., From Max Weber Essays in Sociology, Part Three Religion (New York: Oxford

University Press, 1958). 27.


10
Ibid
11
Ibid. 40.
12
Emile Durkheim, Division of Labour in Society (New York: Free Press, 1957), 35.
14
Idem, Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (New York: UC Berkley Press, 1980), 23-27.
15
Ibid., 57. Bandingkan Emile Durkheim, Elementary Forms of Religious Life32
(San Francisco: Harper and Row, 1948), 345.
16
Weber, Protestant Ethic, 125.
17Sumanto Al-Qurtubi, Arus Cina Jawa (Jakarta: INTI Press, 2005), 76.

18
Idem, Lubang Hitam Agama (Yogyakarta: 2007), 34.
19
Idem, Arus, 300.

12.

Usahakan ketika akan mengutip, buku tersebut adalah buku cetakan

terbaru. Cara penulisan referensinya sebagai berikut:


__________
23
12
Yakub B. Susabda, Pastoral Konseling, Jilid 1 (Malang: Gandum Mas, 2009), 76.

Catatan: Angka 12 dicetak superscript berarti cetakan ke-12.


6.2 Penulisan Daftar Pustaka
Cara penulisan Daftar Pustaka pada dasarnya sama dengan catatan
acuan lengkap terutama foot note (Catatan Kaki). Bedanya adalah di catatan
kaki orang ingin tahu halaman yang diacu, sedangkan Daftar Pustaka
memberi informasi tentang buku. Unsur-unsurnya dan urutannya sama,
kecuali setiap unsur diakhiri dengan titik, bukan koma dan tanda kurung.
Susunannya alfabetik, dimulai dengan nama keluarga terlebih dahulu. Baris
kedua 1 cm masuk ke kanan dengan spasi satu. Tiap data dipisahkan satu
spasi kosong. Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad.
6.2.1 Buku atau Jurnal
a. Penyebutan referensi buku dalam Daftar Pustaka dimulai dengan nama
penulis (nama keluarga belakang, nama depan [titik], judul buku dicetak
miring [titik], tempat publikasi [titik dua], penerbit [koma], tahun publikasi
[titik].
Contoh:
Ratnawati, Tri (2006). Potret Pemerintahan Lokal di Indonesia di Masa Perubahan:
Otonomi Daerah Tahun 2000-2005. Jakarta: Pustaka Pelajar

33

Dan untuk jurnal dimulai dengan nama penulis (nama keluarga/belakang,


nama depan) [titik], judul artikel dalam anda petik dua [titik], nama jurnal
dicetak miring dan disingkat [titik], nomor jurnal [spasi], tahun (bulan atau
sesi terbit kalau perlu) di dalam tanda kurung [titik], halaman artikel
keseluruhan [titik]. Contoh:
Collier, Paul. On the Economic Consequences of Civil War.OEP. 51 (1999). 168-183.
Keterangan: (a) Singkatan OEP adalah singkatan baku bagi Oxford
Economic Papers. Singkatan ini dimasukkan pada Daftar Singkatan. (b)
Yang dimaksud dengan 168-183 adalah dari halaman 168 sampai halaman
183.
b. Buku yang dikarang oleh dua atau tiga pengarang, penulisannya sebagai
berikut:
Osborne, David dan Plastrik, Peter (2004). Memangkas Birokrasi: Lima Strategi Menuju
Pemerintahan Wirasusaha. Jakarta: Penerbit PPM.
c. Jika sebuah buku mempunyai empat atau lebih penulis, cantumkan penulis
pertama, diikuti dengan et al. untuk mengindikasikan penulis lainnya:
Rozi, Syafuan et al. (2006). Kekerasan Komunal: Anatomi dan Resolusi Konflik di
Indonesia. Jakarta: Pustaka Pelajar.
d. Jika sebuah buku terdiri dari tiga pengarang atau lebih dan ada pengarang
yang namanya terdiri dari satu kata (tanpa nama keluarga/belakang),
maka penulisannya memakai tanda titik koma (;) untuk membedakan
pengarang
satu dengan
lainnya.
Contoh:
Sulistyo, Herman;
Sulaiman;
dan Sulastri,
Sri. (2007). Otonomi Desa di Era Otonomi
Daerah. Semarang: Pena Mas.

Atau
Setiawan, Hawe; Suranto, Hanif; dan Istianto. Negeri Dalam Kobaran Api: Sebuah
Dokumentasi Tentang Tragedi Mei 1998. Jakarta: Lembaga Studi Pers dan
Pembangunan (LSPP), 1999.
34

e. Jika referensinya adalah seorang pengarang dengan dua karya ilmiah


maka nama pengarang tersebut di urutan kedua dengan ________. (garis
bawah panjang [titik], yang artinya sama dengan idem) dan referensinya
diurut

secara

kronologis

(tahun

terbit

tulisan/buku),

bukan

secara

alfabetis. Contoh:
Gottwald, Norman K. (1979). The Hebrew Bible: A Socio-Literary Introduction.
Philadelphia: Fortress Press.
_______, The Politics of Ancient Israel. (2001). Louisville-Kentucky: Westminster Hohn
Knox Press.
_______, The Tribes of Yahweh: (2010). A Sociology of the Religion of Liberated Israel,
1250-1050 B.C.E. Maryknoll-New York: Orbis Books.

f. Jika referensi pertama adalah seorang pengarang dengan karya ilmiah


yang dibuat sendiri, dan dalam referensi kedua pengarang ini membuat
karya ilmiah dengan orang lain, maka referensi kedua ditulis dengan
________, dan pengarang lain (garis bawah panjang [koma] dan
pengarang lain). Contoh:
Collier, Paul. On the Economic Consequences of Civil War. OEP 51 (1999). 168-183.
_______, dan Hoeffler, Anke. (1999). Justice-Seeking and Loot-Seeking in Civil War.
Washington DC: The World Bank.

Dengan pola penulisan yang sama, referensi di Daftar Pustaka bisa seperti
di bawah ini:
Collier, Paul. On the Economic Consequences of Civil War. OEP 51 (1999). 168-183.
_______, Doing Well Out of War: An Economic Perspective. Dalam Berdal, Mats, dan
Malone, David (eds). Greed and Grivance; Economic Agenda in Civol Wars.
Ottawa: Lynne Rienner Publisher, 2000.
_______, dan Hoeffler, Anke. Justice-Seeking and Loot-Seeking in Civil War. Washington
DC: The World Bank, 1999.
35

g. Untuk buku yang diedit, di dalam Daftar Pustaka referensinya disusun


seperti berikut:
Mariyah, Chusnul (ed). Indonesia-Australia: Tantangan dan Kesempatan dalam
Hubungan Politik Bilateral. Jakarta: Granit, 2005.
Dwipayana, AAGN Ary, dan Eko, Sutoro (eds). Membangun Good Governance di Desa
Yogyakarta: IRE Press, 2000.

h. Artikel dalam buku


Linz, Juan, dan Stephan, Alfred. Some Thought on Decentralization, Devolution, and
the Many Varietis of Federal Arrangements. Dalam Liddle, R. William (ed).
Crafting Indonesian Democrazy. Bandung: Penerbit Mizan, 2001.

6.2.2 Diktat/Bahan Ajar:


Santoso, Agus. (2010) Panorama Terjadinya
Tawangmangu: STT Tawangmangu.

Kitab

Suci.

Bahan

Ajar.

Siregar, Paulus. (2007). Kristologi, Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu,


Karanganyar

6.2.3 Majalah
Penulisan referensi yang bersumber dari majalah adalah sebagai berikut:
a. Jika ada nama pengarangnya:
Fischer, Anne B. (1985)Ford Is Back in the Track. Fortune. 23 Desember.

b. Jika tidak ada nama pengarangnya:


Mosaik Modal, 10 Tahun Setelah Krisis. Tempo, 18 Mei 2008. 100-101.
36

6.2.4 Surat Kabar/Koran


a. Jika ada nama pengarangnya:
Dewantoro, A. Faqih. (2007) Petani Temanggung dalam Soropadan Expo.
Suara Merdeka. 16 Juni.
b. Jika tidak ada nama pengarangnya:
Penemuan Hukum ataukah Perilaku Chaos? Kompas, 4 Januari 2008.

6.2.5 Referensi dari Review Buku


Jika mengutip dari abstrak, penulisannya sama halnya dengan mengutip dari
majalah atau jurnal, tetapi dengan mencantumkan kata Abstrak dalam
tanda [ ].
Rosen, G. (2004) Public School Alternatives: The Voucher Controversy [Abstract].
Current, 423. 3-8.

6.2.6 Referensi dari Review Buku


Contoh berikut merupakan cara menulis referensi yang berasal dari review
sebuah buku.
Darmadi, Yusril. Menjelajah Tafsir Sejarah [Review buku: Penjelasan Sejarah].
Tempo. 30 Maret 2000.
6.2.7 Hasil Wawancara Tertulis dalam Sebuah Penerbitan
Referensi hasil wawancara yang dimual dalam sebuah tulisan, penulisan
referensinya adalah sebagai berikut:
Indrawati, Sri Mulyani. (2008) Kelompok Menengah-Bawah Akan Badly Hurt
[Wawancara]. Tempo, 25 Mei, 243-244.
Santoso, Amir. (1977). Wawancara dengan penulis, Bandung, 8 Agustus.
37

6.2.8 Sumber dari Internet


a. Artikel online yang referensinya lengkap
Collier, Paul, dan Hoeffler. Anke. Justice-Seeking and Loot-Seeking in Civil War.
Washington DC: The World Bank, 1999.
http://www.worldbank.org/research/collier.pdf (diakses 23 Agustus 2003).
Catatan: Alamat situs tidak boleh berwarna biru dan bergaris bawah!
b. Artikel Jurnal yang online
Ernada, Sus Eko. Challenges to the Modern Concept of Human Rights. Jurnal SosialPolitika 6 (2005): 1-12.
http://www.jsp.or.id/jsp_vol6_no11_1jul05_leko.pdf (diakses 4 Maret 2007).
c. Artikel online yang referensinya tidak lengkap
1) Tanpa tempat terbit dan penerbit:
Levy, Marc. Environemental Scarcity and Violent Conflict: A Debate. 2000.
http://wwics.si.edu/organiza/affil/WWICS/PROGRAMS/DIS/ECS/
report2/debate.htim (diakses 4 Juli 2002).
2) Tanpa tahun terbit, tempat terbit, dan atau penerbit:
Aditjondro, George. The Political Economy of Violence in Maluku, Indonesia.
http://www.munindo.brd.de (diakses 21 September 2001).
6.2.9 Online Messages
Teks-teks atau pesan-pesan online yang dapat diakses oleh pembaca
seperti

pesan-pesan

yang

dikirimkan

pada

sebuah

newsgroup,

discussion/mailing list (mail forum), signboard atau forum online (web


forum), dan lain sebagainya daftar referensi di dalam Daftar Pustaka dibuat
sebagai berikut:
Sius, Nugra. Melihat Wajah Kaltim Hari Ini:
http://group.yahoo.com group unmulnet message 5805, 6 Agustus 2007. (diakses 6
Januari 2008).
38

6.2.10

Cakram Digital (CD,VCD,DVD, dsb)


Care International. (2007) Forest Resource Management for Carbon Suguestration (VCD).
Samarinda, Jakarta: Care International.
Walhi. Hari Esok Yang Menghilang (DVD). Jakarta: Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).

6.2.11

Pita Kaset Video


Braakman, Lydia, dan Edwards, Karen. The Art of Building Facilitation Capacities
[Videotape]. Bangkok, Thailand: RECOFTC.

Lampiran 1
Nama Pelapor
Data Buku

: Elisabeth Herlin (NIM : 2689)


: Magnis-Suseno, Franz. Menalar Tuhan. Pustaka Filsafat.

Yogyakarta:
Kanisius, 2006, ISBN: 979-21-1043-7
____________________________________________________________________________
19-21

Di permulaan abad ke-21, orang yang percaya kepada Tuhan


berhadapan dengan pelbagai tantangan. Pertama, meriapnya
sekularisasi seluruh kehidupan yang mengacu pada Tuhan yang
menguap, seperti yang marak terjadi di dunia Barat. Kedua,
munculnya berbagai religiositas baru seperti New Age, Hare
39

Krishna, dan agama/aliran kepercayaan baru lain. Ketiga, maraknya


tendensi fundamentalisme baru yang fanatik, seperti yang kerap
kita saksikan di negeri ini.
21 +

Filsafat, dalam situasi ini, umumnya menganut agnostisisme:


mencurigai

102-

dan menolak klaim-klaim kebenaran (truth claims) agama-agama,


dan dapat diketahui secara filosofis seperti suara rasionalisme kritis
Kant: Iman kebal terhadap falsifikasi (menyalahkan dengan bukti)
dan

karena itu tidak rasional. Pernyataan tuhan itu ada dan

tuhan itu tidak ada sama-sama tidak memadai. Karena itu, lebih
baik tidak membicarakannya. Banyak filsuf beranggapan bahwa
agama/religiositas hanya urusan selera, estetika kultural, hingga
imperialism terselubung. Di sisi lain, para teolog cenderung
menjunjung tinggi fideisme: iman itu bagi yang percaya saja, tidak
ada pertanggungjawaban rasional.
21-25

Mempertanggungjawabkan Iman Secara Rasional


Sebagai makhluk rasional, sepantasnyalah manusia menggunakan
rasionya termasuk dalam beragama. Pada tahun 2006, pernyataan
Paus Benediktus dalam ceramah ilmiah di Regensburg, Jerman
mengundang polemik internasional. Pro dan kontra terjadi hanya
karena sebuah kutipan yang menimbulkan salah paham di banyak
kalangan Muslim Iman dan rasio harus bersama: Allah adalah
rasional dan bukan irasional. Iman harus dipertanggungjawabkan
demi kejujuran intelektual sendiri. Menjelaskan iman dengan wahyu
agama semata memang memenuhi kebutuhan psikologis akan
kepastian: agamanya muncul dari Tuhan sendiri secara otentik.
Lantas agama lain akan dianggap lebih rendah. Sikap ini membawa
kecenderungan ekslusivisme narsistik, dan pada ekstrim tertentu
mudah menjadi destruktif terhadap yang lain: misalnya praktik
terorisme, bunuh diri massal, dan tendensi destruktif lain yang
40

bertentangan

dengan

hakekat

warta

tiap

agama,

bahkan

menggerogoti martabat agama itu sendiri.


24

Dalam

buku

filsafat

ketuhanan

mempertanggungjawabkan

iman

bukan

(theodicea)
mau

ini,

membuktikan

eksistensi Allah itu secara hitam putih. Namun Franz Magnis mau
memperlihatkan bahwa adanya Allah sangat sesuai dengan realitas
alami dan sosial yang dialami oleh manusia. Hidup ini absurd, kata
Camus, sementara pikiran kita tidak bisa menerima sesuatu yang
absurd. Karena itu realitas alam semesta lebih mudah dimengerti
kalau ada Tuhan. Maka Tuhan menuntut dinalar! Penolakan
penalaran perlu ditolak
Tantangan-Tantagan Bagi Iman
64-

Atheisme menjadi tantangan besar bagi kaum beragama. Buku ini

101

membahas lima tokoh ateisme paling terkemuka dan paling


berangaruh atas pemikiran filosofisnya: Ludwig Fuerbach, Jean Paul
Sarte, Karl Marx, Sigmund Freud, Friedrich Nietzsche, dan sedikit
menyinggung model ateisme Camus.
Ateisme abad ke-19 dan 20 lebih bersifat ideologis dan bukan
ilmiah.

72

Marx/Marxisme

memandang

agama

adalah

sebuah

ideology,

sebuah candu rakyat. Manusia melarikan diri ke dunia khayalan


karena dunia nyata menindasnya. Bagi Sigmud Freud, agama itu
sebuah ilusi infantile (kekanak-kanakan) dan neurosis kolektif
masyarakat. Agama membuat
84-92

manusia membawa diri seperti anak kecil: Ia menghadapi masalahmasalah nyata dengan wishful thinking. Masyarakat pun menjadi

65

neurosis karena ketakutan yang berlebihan akan Allah atau ayah


super (h.84-92). Sedangkan Feuerbah lebih melihat Tuhan dan
agama itu hanya proyeksi, hasil pikiran manusia semata (h.65).
Bagi Nietzsche, Allah tepatnya kematiannya, merupakan peristiwa
41

baru paling besar. Dan Nietzsche sendirilah pemaklum kematian


Allah itu: Tuhan telah mati!
83

Agama menurut Nietzsche hanya sentiment manusia yang hidup


dan kalah, maka mengharapkan, sesudah hidup ini, kemenangan di
alam baka. Nietsche mengkritik agama, agama khususnya Gereja,
yang selama waktu panjang mengalami kebobrokan moral (h.83),
Sartre sendiri mirip Nietzsche mengusung eksistensialismenya.
Sartre membalikkan kalimat

95

termasyur Ivan (novel The Brothers Karamazov), yang ditulis oleh


Dostoevsky: Kalau Tuhan tidak ada, semuanya boleh. Sartre
mengatakan Kalau Tuhan ada, manusia kehilangan otentisitas dan
kebebasannya. Adanya Tuhan membuat manusia selalu merasa
bersalah, berdosa, dan terus diawasi, kata Sartre (h.95). Albert
Camus justru melihat dunia ini dipenuhi penderitaan dan ketakutan.
Kalau Tuhan memang Maha Kuasa mengapa dia membiarkan
semua kejahatan dan penderitaan terjadi di dunia ini?
Buku ini menanggapi dan menunjukkan bahwa ateisme-ateisme
filosofis itu gagal membuktikan diri sebagai ajaran atau teori
yang sah. Pertama,

101

gagal membuktikan atau pun memberikan pendasaran objektif dan


meyakinkan bahwa Tuhan tidak mungkin ada. Semua filosof itu
tidak menyinggung pertanyaan fundamental itu. Kedua, gagal
dalam usaha untuk memberikan penjelasan meyakinkan tentang
fenomen agama.

100

ateisme harus memberikan penjelasan mengapa manusia percaya


kepada Allah dan bersedia mengatur seluruh hidup sesuai dengan
kepercayaan itu kalau tidak ada Allah (h.101). Teori para atheis itu
tidak tahan uji.
Namum Magnis-Suseno lebih melihat sisi positifnya: barangkali
lebih

penting

adalah

bahwa

Nietzsche, Freud,
42

kritik

agama

Fuerbach,

Marx,

101

Sartre selalu bertolak dari kenyataan dalam agama, dalam pola


kehidupan iman orang yang percaya akan alam seberang, yang
memang pantas dikritik (h.100). Unsur-unsur yang dikritik sendiri:
proyeksi, pelarian dari ketertindasan, pelarian dari tanggungjawab,
ketidakdewasaan rohani memang ada. Ateisme-ateisme itu harus
terus-menerus menjadi tantangan. Berkat kritik mereka, agamaagama dibantu untuk terus secara kritis belajar dan membersihkan
diri dan bergulat untuk merenggut kembali pesan hakikinya
(h.101).
Pertanggungjawaban Iman
Menalar Tuhan itu untuk menangkis para penangkis, kata Magnis.
Lebih masuk akal kalau Tuhan itu ada yang membuat semua
keteraturan dan misteri alam semesta. Penghayatan kerohanian
misalnya dalam suara hati manusia selalu bersinggungan dengan
realitas mutlak yang benar, baik, dan memperhatikan. Adanya
Tuhan

membuat

manusia

lebih

berani

menghadapai

masalah/kesulitan hidup.yang dalam novel Dostoevsky Tuhan itu


adalah Cinta. Dengan membuat manusia dapat hidup walau
kebahagiaan menjauh, dan dalam kepedihan pun hidup terasa
manis.
Buku ini tidak terjebak dalam simplikasi masalah. Kejahatan dan
penderitaan

tetaplah

jadi

batus

sandungan

paling

gawat

(scandalum) mengakui keberadaan Tuhan. Misalnya tsunami Aceh


dan gempa bumi di Padang beberapa waktu lampau, tetap menjadi
misteri yang tak bisa dijelaskan secara ajeg. Ilmu geologi hanya
bisa mengatakan sepanjang Pulau Jawa bagian selatan dan
Sumatera bagian Barat berada dalam jalur busur vulkanik yang
rawan terhadap gempa dan tsunami. Kapan hari H, jam J, dan di
tempat T tidak ada yang tahu persisnya. Tetap menjadi misteri
yang tak terpecakan. Mungkin sampai kapanpun. Franz Magnis
berpendapat, orang beriman tidak perlu lari kepada penjelasan43

penjelasan dangkal/murahan (misalnya itu cobaan dari Tuhan


karena dosa manusia). Sebagai seorang Imam, Romo Franz
mengajak untuk berani menghadap masalah/kesulitan, tetapi
menunjukkan bahwa orang beriman mempunyai alasan untuk tetap
menyerahkan diri dalam kepercayaan penuh kepada Tuhan.
Selain ahli filsafat, Franz Magnis kembali dikenal juga seorang
Teolog. Naluri teologi itu pula yang terlihat pada bab terakhir, buku
ini. Teologi disini menjadi pelengkap, khususnya berhadapan
masalah penderitaan. Franz Magnis menghadirkan model yang
paling baik dalam Alkitab dan Al-quran: Ayub. Penderitaan yang
bertubi-tubi tidak membuat nabi Ayub lari dari kenyataan atau
menyangkal Tuhan. Akan tetapi, dengan imannya yang teguh tetap
mau berharap bahwa Tuhan tidak meninggalkannya. Harapan itu
pula yang berbuah menjadi kebahagiaan didalam iman. Disitulah
iman mencari pengertian (fides quarens intellectum). Pun orang
235

beriman yang berani mengkuti pertimbangan nalar filsofis justru


diantar ke iman. Di mana filsafat menyerah, iman dapat mengambil
alih. Dengan perantaraan nalar pula agama sendiri dapat mencapai
dimensinya yang lebih mendalam. Buku ini diakhiri dengan satu
kalimat

yang

filosofis-teologis:

Hanya

kalau

Tuhan

menjadi

pertanyaan, Tuhan juga dapat menjadi jawaban (h.235).


Buku ini layak dibaca semua kalangan, baik bagi kaum beragama,
pun bagi para atheis yang menjunjung ideology tertentu termasuk
sains. Ikhtiar yang bisa disimpulkan dari buku ini: Orang yang
berpikir jujur dan berkeyakinan humanis masih dapat percaya ke
Tuhan. Dan agama tak perlu memusuhi nalar. Orang yang
beragama pun tak perlu menolak nilai-nilai kebernaran yang
diusung agama lain maupun nilai-nilai idealisasi yang dibawa para
spiritualis murni yang tidak beragama. Hidup nalar!
Acuan Pustaka Tambahan
44

Leahy,

Louis.

Filsafat

Ketuhanan

Kontemporer.

Pustaka

Filsafat,

Yogyakarta/Jakarta: Kanisius/BPK Gunung Mulia, 1994.

Lampiran 2
Peran Istri Ayub dalam Pendampingan bagi Penderitaan Suaminya:
Melihat Secara Positif akan Peran Istri Ayub
Elisabeth Herlin3
Abstract

The position of the wife of Job was known very negative. Usually,
many commentators and Bible translator understand the wife of Job
as adiuvatrix diaboli. However, in this article her position is very
much surprisingly positive. Under this interpretation, she has a
positive function as the companion and counsellor of Job. In
addition, this article explains that the genre of the Book of Job
considers as the Pastoral Treatise.
1. Problematika
3 Mahasiswa STT Tawangmangu NIM: 2689
45

Peran isteri Ayub di dalam kitab Ayub sangat sedikit dibicarakan, dan
sepertinya agak negatif : Berita mengenai isteri Ayub dapat dijumpai
pertama kali pada Ayub 2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: Masih
bertekunkah

engkau

dalam

kesalahanmu?4 Kutukilah

Allahmu

dan

matilah. (LAI).
..
2. Peran Positif Istri Ayub Sebagai Pendamping Ayub
Makalah ini mencoba untuk berangkat dengan analisa sintaksis bagi
kalimat pertama pada Ayub 2:9, bahwa partikel pertanyaan tidak harus
ditrjemahkan sedara harfiah dengan bentuk pertanyaan, melainkan juga
dapat diterjemahkan dengan bentuk pernyataan atau penegarasa. Kasus
ini banyak dijumpai pada kitab Mazmur.
..
3. Catatan Akhir
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa isteri Ayub memiliki peran yang
sangat positif pada pendampingan pastoral bagi suaminya. Posisi yang
sama juga diperlihatkan oleh teman-teman Ayub (Elifas, Bildad dan
Sofar; Elihu; tetangga-tetangga Ayub), Allah dan Ayub sendiri (sebagai
konselor bagi dirinya sendiri, terutama pada Ayub 3 yang merupakan
wujud konseling bagi diri sendiri. Dia menempatkan diri sendiri sebagai
sub specie dei) dalam menghadapi penderitaannya. Mereka semua
memiliki

posisi

yang

positif.

Mereka

semua

berperan

dalam

pendampingan pastoral.
Singkat kata, kitab Ayub merupakan traktat pastoral. Hal ini
berkenaan dengan kata kerja

= menghibur (= ,

yang meskipun hanya dijumpai enam kali dalam kitab Ayub, namun
menduduki tempat yang sangat penting:
..
4 LAI menterjemahkannya dengan bentuk pertanyaan.
46

Kepustakaan
Gitay, Z. 1995. The Portrayal of Jobs Wife and her Representation in
the Visual Arts. Fortunate the Eyes That See, A.B. Beck (Ed.):
Grand Rapids: William B. Eerdmans Press.

Lampiran 3
Apokaliptik Sebagai Gerakan Pemikiran Yahudi:
Studi Kritik Sastra Terhadap Kitab Daniel

Skripsi
Diserahkan Kepada:
Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

47

Guna Memenuhi Persyaratan


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teologi
Oleh:
Elisabeth Herlin
2689
Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu
Tawangmangu
Januari 2015

Lampiran 4
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini dengan judul:
APOKALIPTIK SEBAGAI GERAKAN PEMIKIRAN YAHUDI:
Studi Kritik Sastra Terhadap Kitab Daniel
Ditulis oleh
Elisabeth Herlin
NIM: 2689
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
48

guna mencapai gelar Sarjana Teologi


telah diterima oleh dewan dosen Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu
atas rekomendasi tim penguji

Pembimbing I

Pembimbing II

Marthin Lumingkewas, M.Th.

Pdt. Yunianto M.Th

Pdt. Kalis Stevanus, M.Th.

Pdt. Hendro Siburian, M.Th.

Pdt. Kalis Stevanus Stevanus, M.Th.


Puket I Akademik
Tanggal 1 Mei 2015

Lampiran 5
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa
1. Karya ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di STT Tawangmangu
maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya ilmiah ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing.
3. Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali
49

secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam karya ilmiah


saat ini.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak-benaran
dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik

berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ilmiah ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan


norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Tawangm
angu 27 April 2015
Meterai Rp. 6000 + Tanda
Tangan

Herlin Elisabeth
NIM: 2689

Lampiran 6
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan

ii

50

Pernyataan Keaslian Penelitian ..


iii
Abstrak ... iv
Kata

Pengantar

v
Daftar Isi . viii
Bab I Pendahuluan ...
1
Latar Belakang Penelitian ...
3
Rumusan

Masalah

..

4
Maksud dan Tujuan Penelitian ...
5
Manfaat

Penelitian

..

6
Tinjauan

Pustaka,

...
Pembatasan

Kerangka

Pemikiran

dan

Hipotesis

8
Masalah

...

10
Sistematika Penulisan ..
12
Bab II Landasan Teori ..
13
dst ..
Bab

Penutup

...

110
Kesimpulan .. 110
Saran 112
51

Daftar

Pustaka

113

Lampiran 7
Daftar Singkatan
AcTh
ALCJ
AOTC
BCBC
Bibal
BibInt
BLS
BQSupA
CB
CBET
CBi
DSBS
FOTL
HBB
HDR
IBT
Int
ITC
JAOS
JETS
JMS
JSJSup
JSOTSup
JSPSup
KPG
NceBC
OTG
OTM

Acta Theologica
American Lutheran Conference Journal
Apollos Old Testament Commentary
Believers Church Bible Commentary
Bibal Monograph Series
Biblical Interpretation
Bible and Literatur Series
Supplement to the Baptist Quarterly
Century Bible
Contributions to Biblical Exegesis and Theology
A Commentary on the Bible
The Daily Study Bible Series
The Form of the Old Testament Literature
Herald Biblical Booklets
Harvard Dissertations in Religion
Interpreting Biblical Text
Interpretation
International Theological Commentary
Journal of the American Oriental Society
Journal of the Evangelical Theological Society
Journal of Millennial Studies
Journal for the Study of Judaism Supplement
Journal for the Study of the Old Testament Supplement Series
Journal for the Study of the Pseudepigrapha
Knox Preaching Guides
New Century Bible Commentary
Old Testament Guides
Old Testament Message
52

SBLSP
SBLSS
SC
SJOT
S.P.-B
StJ
TAPS
T.B
TBC
WBC
WBComm
WBT
ZKD

Society of Biblical Literature. Seminar Papers


Society of Biblical Literature. Symposium Series
Spiritual Commentary
Scandinavian Journal of the Old Testament
Studia Post-Biblica
Studies in Judaism
Transactions of the American Philosophical Society
Tyndale Bulletin
Torch Bible Commentaries
Westminster Bible Companion
Word Biblical Commentary
Word Biblical Themes
Zeitschrift fur Kirchen und Dogma
Lampiran 8
Textual Exegetical Method

EXEGETICAL STUDY
Bersifat induktif
Menggunakan alat-alat hermenetik untuk menemukan arti/makna, implikasi
dari teks atau sekelompok teks
Menggunakan semua kriteria research
Tujuan: mencari jawaban atas persoalan interpretasi sekaligus menentukan
makna/arti dan pentingnya
PROPOSISI EXEGESE INJILI
Pendekatan terhadap teks biblika tidak bebas dari suatu proposisi sekaligus
Proposisi sangat mempengaruhi eksegeses.
Kitab suci diinspirasikakan Allah dan tanpa salah dalam penulisannya
Tujuan utama dari interpretasi adalah menemukan maksud penulis yang
dituntun melalui Roh Kudus kepada pembaca pertama
Setiap teks memiliki satu maksud/arti dari sang penulis; untuk itu setiap
teks/kumpulan teks hanya memiliki sati interpretasi yang benar. Tidak ada
sensus plenior (ragam arti) dalam satu teks
Teks alkitab harus diterjemahkan secara leterer, yang merupakan aturan
normal dari suatu komunikasi (gramatikal-histori-eksegeses)
Walaupun teks hanya memiliki satu arti, tetap memiliki beragam aplikasi
Eksegese harus relevan dan bernilai kepada orang percaya masa kini. Untuk
itu setiap bentuk eksegese wajib memiliki makna aplikasi; dari masa lalu ke
masa kini, dsb
DESIGN STUDI EKSEGESE
Penelitian paper 10 halaman, tesis 100 halaman, atau disertasi 300 halaman,
dalam setiap bentuk eksegese harus memiliki 5 poin utama:
53

1.
2.
3.
4.
5.

Pendahuluan
Konteks (landasan teori)
Arti/makna (eksegese)
Pentingnya (aplikasi)
Kesimpulan

PENDAHULUAN
Bagian pembuka menyiapkan kerangka kerja dari setiap penelitian yang
meliputi batasan penelitian teks, alasan memilih teks, persoalan dalam teks,
kerangka berpikir, deskripsi singkat dari penedekatan penelitian
Cat: dalam penyusunan skripsi/tesis, mengikuti format baku yang tersedia di
setiap kampus
teks/kumpulan teks: jelaskan alasan pemilihan teks
Tujuan: tujuan utama dari setiap eksegese adalah mengexpose arti dan
makna dari teks biblika
Perspektif: rangkum beberapa perspektif para ahli mengenai teks yang
dibahas, khusussnya pendekatan extrem dalam upaya memberikan solusi
alternatif dari persoalan eksegeses
Perencanaan: gambarkan perencanaan studi, pendekatan yang
dipergunakan, metodologi dan struktur
KONTEKS
Background umum kitab: bagian ini membahas isu yang berhubungan
dengan kepenulisan, tahun, dan penerima kitab.
Kontes historis kitab: bagian ini berurusan dengan kejadian dan tujuan
dari kitab. Aspek sekunder bagian ini adalah menjelaskan seting sejarah
(milleu) dari kitab yang penting dalam upaya memahami arti suatu teks
Konteks Literer kitab: level ini berbicara mengenai struktur dan argumen
(alur berpikir). Memahami keseluruhan struktur dan argumen dalam kitab
sangat mempengaruhi interpretasi seseorang atas teks
Tema-tema teologis kitab: bagian ini menganalisa mengenai tema-tema
utama kitab yang terutama relevan dengan teks yang dipilih dan dibahas
Varian teks/tafsir, latar dan konteks materi secara umum/khusus
ARTI/MAKNA (EKSEGESE)
Bagian ini merupakan jiwa dari suatu studi eksegese, termaktup di dalamnya
studi mendalam atas teks yang dipilih
1. Preliminary analisis. Terdiri dari dua bagian tugas, analisa varian teks
dan translasi
Analisa teks: melakukan eksaminasi terhadap varian teks yang ada
Translasi: bagian ini harus memiliki catatan penting yang menjelaskan
problem yang ada
Jika memungkinkan masukkan beberapa opsi translasi yang mampu
memotivasi perkembagan translasi teks.
2. Analisa Kontekstual: studi konteks dan kesusasteraan terdekat dari
perikop anda. Perhatian utama terletak pada aspek dan konteks
perikop yang berhubungan dengan:
54

Seting sejarah: tentukan kejadian sejarah yang dituju oleh sang penulis
dan analisa historikal/kultural analisa dari alusi dalam teks yang ada
Seting Kesusasteraan: selidiki atensi yang diberikan dari konteks
kesusasteraan teks/perikop yang dibahas, termaksud di dalamnya konteks
terdekat, konteks kitab, dan kanonikal konteks. (Kritik kanonik atau
disebut juga Kritik kanon adalah salah satu metode atau pendekatan yang
dipakai dalam menafsir Alkitab berdasarkan teks Alkitab yang sudah jadi
dalam tradisi Kristen. Pendekatan atau kritik kanonik hanya berfokus pada
teks yang sudah jadi pada Alkitab sebagai produk akhir)
3. Analisa Verbal: investigasi setiap kata original dari bagian yang
dibahas, arti (analisa lexical) dan hubungan (analisa gramatikal).
Lexical : analisa arti dari setiap kata kunci dan frase untuk menemukan
arti dalam teks
Gramatikal: eksaminasi setiap unsur pentik gramatikal dalam teks
(tenses, frasa genitif, conditional clausa, dsb)
4. Analisa Literer: untuk menentukan pengaruh dari pola-pola
litererdalam teks, termaktup di dalamnya:
Genre: melakukan identifikasi hal-hal umum dan khusus dari genre
teks, contoh: Mat. 8:18-22.
Genre umum dari teks Matius ini adala injil, sedangkan genre khusus
adalah berita ayng dideklarasikan.
Struktur: analisa hubungan antara setiap bagian dalam teks; seperti
kalimat diagram atau analisa struktur semantik
Komposisi: untuk beberapa teks dan studi, materi-materi yang
berhubungan dengan tradisi-tradisi, sumber-sumber, redaksi dan
seting kehidupan harus diteliti
Retorik: eksaminasi setiap pola yang tergambar dalam teks yang
mempengaruhi arti termasuk di dalamnya gambaran berbicara,
pengulangan kata dan kalimat, frase, dan tanda penekanan
5. Exegeses Sintesa: pada bagian ini anda harus mulai menyatukan
semua temuan-temuan exegeses. Pertanyaan utama yang diajukan
disini adalah: apa yang diusahakan oleh penulis untuk
dikomunikasikan kepada pembacanya melalui teks yang ada? Untuk
menjawab pertanyaan ini, anda harus menjawab beberapa pertanyaan
di bawah ini:
Perhatian dan isu utama apa yang dialamatkan pada bagian teks ini?
Pengaruh apa yang muncul dari kombinasi genre, alat-alat literary dan
struktur pada pengertian dalam teks?
Apa hubungan antara motif dan concern dalam teks?
apa hubungan motif & concern terhadap seting sejarah kitab?
Implementasi
Implemetasi wajib hadir dalam setiap eksegese teks; dan meliputi 2 hal:
1. Teologi : signifikansi doktrinal dari teks. Tesis wajib mengungkapkan
apa yang diajarkan teks kepada kita dalam hal (a) Allah, (b) mengenai
ciptaan; khususnya diri kita, dan (c) hubungan antara Allah dan ciptaan
55

Kebenaran umum apa yang terdapat dalam teks?


Harmonisasi dengan seluruh ajaran Alkitab?
Kontribusi apa terhadap doktrin kristen?
Aplikasi: siknifikan praktis dari teks. Studi paling tidak harus memiliki
satu aplikasi penting pada umat Kristen kontemporer yang berfokus
pada ide utama eksposisi teks.
Identifikasi target/grup tujuan aplikasi. Kemudian berikan atensi terhadap (a)
bagaimana pengertian awal teks dijelaskan (b) usahakan mereka terhubung
dengan setiap kebenaran teks
Identifikasi bagaimana teks teraplikasi pada situasi kontemporer. Fokus
terletak pada (a) kehidupan orang percaya dan (b) kehidupan pelayanan
atau gereja

2.

KESIMPULAN

56

Anda mungkin juga menyukai