Anda di halaman 1dari 99

BAB I

PENDAHULUAN
Melihat betapa luasnya pengaruh teologi Feminis dalam perkembangan teologi di
Indonesia akhir-akhir ini, maka penulis memikirkan pentingnya tulisan yang dapat
meresponi dan meng"counter" pengaruh yang sangat berbahaya dari penafsiran teologi
Feminis tentang pemakaian istilah dan pengertian nama Allah. Pengaruh dari penggantian
istilah Nama Allah atau cara penafsiran mereka dapat merusak pondasi dan mencabut akar
aaran teologi yang sudah mapan dan teraga sepanang searah gerea. Pengaruh inilah
yang akan diresponi, dibahas, digumulkan dan diluruskan kebenarannya dengan kebenaran
seati dari Allah melalui FirmanNya, Alkitab.
Perhatian utama dalam tulisan ini adalah menyoroti penggantian istilah ke-Allah-an
dalam !ritunggal serta metode pemakaian penafsiran teologi Feminis. Penulis hanya akan
membahas beberapa tokoh teologi Feminis yang berkaitan khusus dengan keberanian
mereka dalam mengganti nama Allah. !ulisan ini uga menyinggung beberapa ayat-ayat
fa"orit yang digunakan oleh teolog Feminis dalam memosisikan kedudukan #anita dalam
gerea. Prinsip-prinsip hermeneutik yang dianut penulis adalah prinsip menunung tinggi
otoritas Alkitab sebagai Firman Allah. Alkitab tidak pernah membuat pembedaan kelas,
enis kelamin, suku bangsa. Alkitab adalah Firman Allah untuk semua golongan manusia
dari seluruh penuru dunia, dari semua sisi kehidupan tanpa pilih kasih. $adi Alkitab
sebenarnya bukan hanya monopoli kaum laki-laki, kaum terpelaar, kaum bangsa#an,
kaum tertentu lainnya tetapi Alkitab adalah milik setiap orang percaya %bagi teolog Feminis
Alkitab cenderung ditafsirkan hanya untuk kaum #anita saa, semua yang berbau laki-laki
dibuang dan digantikan dengan yang bercorak #anita atau bersifat netral&.
A. Latar Belakang Penulisan dan Kontribusinya
Melihat sedikitnya tulisan, buku ataupun artikel dalam 'ahasa Indonesia yang
membahas gerakan teologi Feminis dan yang meneliti secara mendalam pengaruh bahaya
hermeneutik ke-Allah-an mereka, maka penulis melihat adanya suatu kebutuhan yang
menantang dan sangat mendesak. (ebutuhan menganalisa interpretasi teologi Feminis
harus segera digarap, terus digumulkan dan di#uudkan dalam tulisan ini.
)
*iharapkan tulisan ini dapat menadi sumbangsih bagi dunia akademik umum,
seminari-seminari (risten interdenominasi dan lebih khusus bagi seminari yang teologinya
bernafaskan aaran +eformasi-Inili.
B. Tujuan dan Maksud Penulisan
!uuan tulisan ini adalah untuk menganalisa, menge"aluasi dan mengkritik
hermeneutik teologi Feminis dengan basis Firman !uhan sebagai tolok ukur utama.
Metode penafsiran ulang teolog Feminis tentang konsep Allah ke dalam nuansa dan #arna
ke#anitaan bukannya hal baru. ,al ini sudah pernah disinggung dalam Alkitab, hanya saa
tidak diekspos secara eksplisit. (arya ini uga berusaha memberikan tanggapan-tanggapan
terhadap prinsip-prinsip hermeneutik teologi Feminis dengan menggunakan prinsip-prinsip
metode hermeneutik +eformasi. *asar ultim hermeneutik reformasi adalah Alkitab harus
ditafsirkan oleh Alkitab. -emua yang ada di dalam Alkitab diinspirasikan oleh Allah.
Alkitab adalah kebenaran tertinggi sehingga Alkitab tidak memerlukan perubahan lagi.
. Batasan dan Metode Penulisan
'atasan tulisan ini sudah elas, yaitu hanya difokuskan pada pembahasan tentang
konsep Allah teologi Feminis. $adi kritiknya hanya tertuu pada metode penggunaan istilah
nama Allah. ,al yang paling ditekankan adalah relasi antara pribadi Allah 'apa, Allah
Anak, dan Allah +oh (udus. Pembahasan ayat-ayat Alkitab dalam tulisan ini uga terbatas
pada ayat-ayat yang sering dipakai teolog Feminis, yaitu ayat-ayat umum yang berkaitan
erat dengan peranan kedudukan #anita dalam ibadah gerea.
-elain itu tokoh-tokoh yang dibahas pun adalah tokoh-tokoh utama teologi Feminis.
Penulis uga membahas kedudukan #anita dalam perspektif Alkitab dan dalam perspektif
budaya sekitar bangsa Israel baik pada .aman Peranian /ama maupun dalam Peranian
'aru.
!ulisan ini uga memfokuskan penganalisaan hermenetuik pada ayat-ayat yang
sering digunakan oleh teolog Feminis sebagai 0senata0 untuk membela pandangan mereka.
*alam pembahasannya nanti akan dipaparkan perbedaan prinsipil antara tafsiran
Alkitabiah dengan tafsiran teologi Feminis.
1
(arena dampak gerakan Feminisme secara umum sudah sangat besar dan banyak
mempengaruhi aaran (ekristenan, maka dibutuhkan suatu antisipasi untuk "membela"
iman (risten dalam membendung gerakan mereka dan meluruskan aaran mereka dengan
kebenaran firman !uhan.
'erbagai usaha mempertanggunga#abkan iman (risten terhadap aliran teologi
Feminis ini sudah banyak dilakukan ahli-ahli teologi di 'arat %2ropah dan Amerika&. 'aik
dimulai dari sudut pandang sosial, psikologi, filosofis, atau teologi historika-biblika-
sistematika-praktika. -edangkan di Indonesia sangat sedikit ahli teologi yang membahas
bahaya "ital pengaruh hermeneutik teologi Feminis. 'ahkan terkesan pembahasan buku
tentang teologi Feminis ini cenderung menerima atau bahkan membela teologi Feminis
sebagai kebenaran yang mutlak yang harus diterima. 'ahaya krusial usaha teologi Feminis
adalah usaha penggantian istilah Nama Allah dalam Alkitab ke dalam istilah nama "allah"
konsep teologi Feminis.
Penggunaan metode penelitian dan pendekatan secara literatur di perpustakaan
diupayakan dalam tesis ini. Penulis uga berusaha mencari data-data melalui buku sumber
"primary" dari para penulis teologi Feminis.
D. Peru!usan Masala"
/etak permasalahan dalam tesis ini adalah usaha penekanan dan pengunggulan
hermeneutik Feminis yang terlalu mementingkan penafsiran secara "feminine feeling" atau
"feminine
)
e3perience". ,ermeneutik teologi Feminis ini pada mulanya hanya ingin meneliti
)
4ebster0s !hird Ne# International *ictionary, Philip 'abcock 5. Ph.*, and Meriam 4ebster,
ed., %Massachusettes6 5 7 8, Meriam 8ompany Publ.& )9:;.
Feminine from Latin /Femininus/ - woman %#anita&
1. Female - the sex that produces offsprings % $enis kelamin yang memproduksi
keturunan&
2. Characteristics of or appropiate or peculiar to women (ciri khas yang sangat cocok
dengan kekhasan sifat #anita&
Feminism
1. Presence of female characteristics in males %(ehadiran sifat-sifat ke#anitaan dalam
kelaki-lakian&
2. a. Theor of the political! economic! and social e"ualit of the sexes
%teori politik, ekonomi dan sosial yang mengangkat deraat kesamaan #anita dengan laki-
laki&
#. $rgani%ed acti&it #ehallf of women's (e notes and interests
%(egiatan diorgnisasi atas kepentingan utama kaum #anita sebagai perhatian utama dan
minat&
<
pengaruh kaum 0patriach0
1
dalam penafsiran ayat-ayat Alkitab, tetapi sayangnya mereka
kemudian melangkah terlalu auh dalam menafsirkan pengertian ayat-ayat Alkitab yang
ber#arna patriak. Mereka berani mengatakan bah#a ayat-ayat dalam Alkitab itu
dimonopoli dengan istilah kebapakan, bahkan mereka berani mengatakan bah#a hubungan
pribadi antara Allah 'apa, Anak, dan +oh (udus pun sudah "dicurigai" mempunyai unsur
pilih kasih. =ang lebih berbahaya adalah para kaum Feminis +adikal mencurigai para
penulis Alkitab sendiri menyenangi dan cenderung memilih istilah Allah dalam konteks
bahasa maskulin. ,al ini teradi karena pengaruh kebudayaan yang ada. Mereka uga
mempunyai masalah dalam pengakuan iman terhadap "otoritas Alkitab", mereka sudah
tidak mempercayai lagi kanonisasi Alkitab yang dikerakan oleh +oh (udus.
Pembuatan tesis ini untuk menge"aluasi dan menilai kritikan metode hermeneutik
teologi Feminis yang membahas tentang konsep doktrin Allah. !eolog Feminis
berpendapat bah#a istilah Nama Allah %lebih khusus lagi istilah hubungan pribadi
!ritunggal& yang digunakan dalam Alkitab dipengaruhi oleh sistem 0patriarchal0
<
atau
0androcentricism0.
>
?ntuk melakukan tugas yang besar ini alangkah baiknya ika tesis ini
uga membahas dan mengenal latar belakang searah timbulnya gerakan teologi Feminis.
E. #iste!atika Penulisan Tesis
Penulisan tesis ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu6
'A' I - P2N*A,?/?AN. 'agian ini menelaskan latar belakang penetapan
udul, yaitu masalah yang diangkat dan dibahas, uga menerangkan latar belakang
penulisan dan kontribusinya, kemudian bab ini menelaskan lingkup@batasan permasalahan
dan tuuan yang diharapkan, serta sistematika penulisan ini..
Feminist - one that ad&ocates or practices Feminism
%seseorang yang mempraktekkan kegiatan-kegiatan feminisme&
1
Patriach )(. *patriarches*
1a-one of the +criptural fathers of the human race or of the ,e#rew people specitic- $ne group
comprising .#raham! /saac! 0aco#! and the twel&e sons of 0aco#. %sebutan Alkitab untuk 'apa bangsa
Israel yaitu Abraham, Isak dan $acob dan keduabelas anaknya&
1# -a man regarded as father or founder (as a race! sciences! religions12. %-eorang laki-laki
sebagai 'apa atau Penemu %misal suatu ras -suku bangsa, ilmu pengetahuan, agama, dll.&
<
Patriarchal menurut kamus 4ebster, Arelating to a patriarch(s2- go&erned # or su#3ect to
patriarchsBC maksudnya adalah laki-laki %patriach& sebagai penguasa tertinggi, #anita %matriarh& berada
di ba#ah laki-laki.
>
.ndrosentrisme adalah suatu paham yang menekankan bah#a pria adalah pusat kehidupan dan
mendominasi kedudukan dalam keluarga %khususnya kedudukan #anita& dan masyarakat.
>
'A' II - *A-A+-*A-A+ M2!D*2 P2MI(I+AN ,2+M2N2?!I(
!2D/D5I F2MINI-, menelaskan latar belakang timbulnya teologi Feminis. Pengaruh
teologi Pembebasan dalam penafsiran teologi Feminis, serta mengemukakan sekilas
kritikan terhadap teologi Pembebasan. (emudian penulis melanutkan bab ini dengan
mengulas pemikiran dasar dan prinsip-prinsip hermeneutik dari beberapa tokoh teologi
FeminisE seperti /etty M. +ussel, +osemary +edford +uether, Mary *aly, dan 2li.abeth
-chFssler Fioren.a.
'A' III (2*?*?(AN 4ANI!A *A/AM P2+-P2(!IF -2$A+A, A/(I!A',
A5AMA *AN '?*A=A. 'ab ini membahas perbedaan pandangan terhadap peranan
#anita di dalam Alkitab, baik P/ atau P' dengan budaya dan agama yang ada disekitar
(ekristenan.
'A' IG - P+IN-IP-P+IN-IP ,2+M2N2?!I( A/(I!A'IA,. Penulis
mengemukakan prinsip-prinsip hermeneutik alkitabiah, dan menganalisa ayat-ayat teologi
Feminis seperti Mrk )>6 <-9, 2f H61)-1<, 5al <61<. 'erikutnya diulas uga penggantian
istilah Allah - !ritunggal dan alasan teologis yang digunakan teolog Feminis dalam
menerangkan arti penggambaran Allah melalui metafora. *an menelaskan alasan boleh
tidaknya mengubah dan mereformulasikan nama Allah.
'A' G '2'2+APA !AN!AN5AN M2!D*2 ,2+M2N2?!I( !2D/D5I
F2MINI-. Penulis mencermati timbulnya gerakan sekularisasi dalam !eologi Feminis, di
mana teologi Feminis ini mulai menggabungkan beberapa isme-isme yang menyesatkan.
Pengaruh dan kontribusi teologi Feminis dalam meresponi masalah teologi diuraikan oleh
penulis baik secara negatif ataupun positif.
'A' GI I(2-IMP?/AN, IMP/I(A-I *AN +2(DM2N*A-I..
H
BAB II
DA#A$%DA#A$ MET&DE PEMIKI$AN DAN
HE$MENEUTIK TE&L&'I (EMINI#
A. Latar Belakang dan Asal%Usul Ti!bulnya 'erakan Teologi (e!inis.
Pada akhir abad 1J, sekitar tahun )9;Jan, teologi Feminis mulai bertumbuh dan
berakar dari 4orth .merican 5lac( Theolog dan Latin .merican Li#eration Theolog.
Ada kesamaan antara !eologi Feminis dan Latin .merican Li#eration Theolog! menurut
-tanley $. 5ren. kesamaan di antara kedua teologi ini adalah pada tema utamanya yaitu
penindasan. /atin American /iberation !heology dimulai dengan berlandaskan pada suatu
pengalaman penindasan yang sangat mendalam sehingga 0penindasan0 ini menuntut mereka
untuk mendapatkan pembebasan, sedang dalam gerakan !eologi Feminis landasan mereka
adalah situasi penganiayaan dan penindasan terhadap kaum #anita di mana penindasan
menadi dasar arah teologi mereka. Mereka ingin dibebaskan dari penganiayaan dan
penindasan %oleh kaum laki-laki& yang sudah teradi selama ratusan tahun lalu.
H
Pengalaman penderitaan #anita Amerika /atin dan Amerika ?tara mendorong kaum
Feminis untuk mencari sebab kesalahan ini dan meminta keadilan dalam hidup mereka.
/ate t#entieth century feminist theology shares certain similarities #ith North
American 'lack !heology and /atin American liberation theology. /ike they, it
begins #ith a situation of opression, there by becoming crucial reflection on pra3is
the e3perience of opressed persons freeing themsel"es from denomination.
;
). Teologi Pe!bebasan
(arena teologi Feminis berasal dari !eologi Pembebasan, maka alangkah baiknya
ika tulisan ini uga menyinggung tentang prinsip-prinsip dasar yang sangat penting dalam
teologi pembebasan, yang dipelopori oleh seorang pendeta Peru"ian di Amerika /atin yang
bernama 5usta"o 5utierre.. Ia adalah orang pertama yang mempopulerkan istilah 0!eologi
H
-andra M. -chneiders, "*oes the 'ible ,as a Post Modern MessageK", dalam Post Modern
!heology6 8hristian Faith in a Pluralist 4orld, Frederic '. 'urnham ed., %-an Fransisco6 ,arper and
+o#, )9L9& ;H.
;
-tanley $. 5ren. and +oger 2, Dlson, 1Jth 8entury !heology 6 5od and 4orld in a !ransitional
Age %Illinois6 IGP, )991& 11H-11;.
;
:
Pembebasan", dalam bukunya yang berudul . Theolog of Li#eration, )9:). Ia memulai
sudut pandang teologinya dengan mengobser"asi pengalaman hidupnya sebagai pendeta di
Amerika /atin yang menyoroti tentang tindakan penindasan, kekerasan dan ketidakadilan
terhadap orang miskin atau orang yang tertindas.
-emangat pembebasan ini dimulai pada (onsili Gatikan II )9;1-)9;H, uskup dari
seluruh daerah Amerika /atin dan sekitarnya bertemu bersama-sama dan memecahkan
masalah-masalah sosial-politik dan mengupayakan adanya tindakan-tindakan kongkrit
yang harus dilakukan.
:
5utierre. bekera di antara rakyat yang sangat miskin di /ima,
Peru. Ia meneliti serta memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk menolong mereka.
'eranak dari pemikiran ini ia mencoba untuk menyelesaikan penindasan dengan beberapa
teori dan ide pemikirannya. Michael No"ak menyadur pemikiran 5utierre. yang dikutip
oleh Mary A. (assian,
I disco"ered three things. %Firstl& I disco"ered that po"erty #as a destructi"e
thing, something to be fought out against and destroyed, not merely something
#hich #as the obect of our charity. %+econdl2, I disco"ered that po"erty #as not
accidental. !he fact that these people are poor and not rich is not ust a matter of
chance, but the result of a structure. It #as a structural Muestion. %Thirdl2, I
disco"ered that poor people #ere a social class. 4hen I disco"ered that po"erty
#as something to be fought #ere a social classBit became crystal clear that in
order to ser"e the poor, one had to mo"e into political actions.
L
Fokus dari tuuan teologi Pembebasan adalah mendasarkan pemikiran mereka pada
konteks alkitabiah yang pesannya adalah untuk membebaskan manusia dari keterikatan
dunia mereka dari tindakan opresif. /etty M. +ussel uga menyatakan demikian, 'hear!
understand! and accept this message of )od's gift of freedom and sal&ation in their
li&es'.
9
$adi Allah berada pada posisi membela orang-orang yang tertindas, ')od is on the
side of the opressed'.
)J
5utierre. melihat bah#a peralanan keluarnya bangsa Israel dari
Mesir dan peralanan (ristus membebaskan manusia dari dosa "the /iberator of -in",
:
5usta"o 5utierre., A !heology of /iberation6 ,istory, Politics and -al"ation, %Ne# =ork6 Drbis,
)9:<&, ;-)). /ihat uga Mary A. (assian, !he Feminist 5ospel6 !he Mo"ement to ?nite Feminism #ith
the 8hurch, %Illinois6 8ross#ay, )991& H1.
L
Mary A. (assian, !he Feminist 5ospel6 !he Mo"ement to ?nite Feminism #ith the 8hurch,
%Illinois6 8ross#ay, )991& H1.
9
/etty M. +ussel, ,uman /iberation in a Feminist Perspecti"e6 A !heology, %Philadelphia6
4estminster, )9:>& )J>.
)J
Albert 8urry, !he +eformed !radition and /iberation !heology, dalam 6a3or Themes in the
7eformed Tradition, *onald Mc (im ed., %Drlando6 4ipe 7 -tock, )99L& >J).
L
menunukkan secara elas bah#a Allah adalah "pembebas" bangsa Israel dan masyarakat
tertindas di seluruh dunia.
))
Ia uga mena#arkan pengalaman searah secara praksis sebagai
cara berteologi yang baru.
)1
(arena itu ia melihat bah#a gerea memerlukan pembacaan
ulang mengenai kehidupan spiritualnya dengan bertolak dari sudut pandang si tertindas
atau orang miskin sebagai cara berefleksi yang baru.
)<

Penindasan menurut 5utirre. sudah bukan lagi tindakan indi"idu tetapi sudah
merupakan suatu sistem dan terstruktur dengan baik. Ia mengusulkan agar teologi mulai
memikirkan, menganalisa dan mengusahakan suatu perbaikan dengan meminam ideologi
dari teori komunis Mar3ist.
)>
Ia mengusulkan adanya pekeraan penyelamatan "sal"i"ic
#ork" dalam tiga tahap6 pertama, pembebasan secara politik, (edua, pembebasan secara
kemanusiaan, dan tera(hir, pembebasan dari dosa. Melalui hal ini semuanya dilihat bukan
hanya merupakan kesalahan indi"idu, tetapi sudah merupakan kesalahan menyeluruh
dalam suatu struktur dan sistem masyarakat.
)H
Fungsi gerea menurut dia adalah harus
membela keperluan dan memihak kepentingan kaum tertindas.
!he church must become the church of the poor. Neutrality is impossible. Not to
side #ith the poor is side #ith those #ho opress them. B#hat is needed is the
"con"ersion" of the church, a con"ersion from the side of the po#erful to the side
of the po#erless.
);
))
5usta"o 5uiterre., A !heology of /iberation6 ,istoriy, Politics and -al"ation, %Ne# =ork6
Drbis, )9:<& )HH-)H9.
)1
+ebeca -. 8hopp, /atin American /iberation !heology, dalam, The 6odern Theologians- .n
/ntroduction to Christian Theolog in the Twentieth Centur, *a"id F. Frod ed. %Ne# =ork6 'asil
'lack#ell, )9L9& )L1.
)<
Ibid.
)>
Albert 8urry 4inn, >J1.
)H
Ibid >J<.
);
Ibid.
9
Pusat refleksi teologi 5utierre. adalah pada orientasi 0orthopra3is0
):
bukan pada
0orthodo3y0. Pada a#al bukunya . Theolog of Li#eration ia menelaskan, ia bukannya
menentang atau menolak ortodoksi tetapi ia lebih melihat bah#a ortodoksi sudah tidak
dapat lagi berbicara banyak untuk menolong situasi dunia saat itu, yaitu penindasan. Ia
melihat gerea sudah mulai "mandul" dengan meninggalkan dan lupa pada panggilannya
untuk membela dan bergerak secara nyata mengea#antahkan pentingnya memiliki
pendirian ortopraksis.
)L
*. Kritik ter"ada+ Teologi Pe!bebasan
!eologi Pembebasan sangat menekankan "human e3perience" khususnya
pengalaman manusia yang ditindas, perspektifnya sangat anthroposentris. Penilaian teologi
pembebasan ini tidak obyektif, pertama, karena teologi ini mengamati dan menafsirkan inti
sari aaran Alkitab dengan konteks sisi masyarakat yang tersisih atau tertindas dan
teristime#a teradi di negara Amerika /atin.
)9
Apakah Allah hanyalah Allah yang memihak
kaum tertindasK !idakkah Allah uga mencintai orang yang menindasK (asihNya tak
memihak pada salah satu kaum saaK /ihatlah apa yang dikerakan !uhan =esus di dunia, ia
memberi pengampunan bukan hanya kepada kaum tertindas, tetapi uga kaum penindas,
pemungut cukai, orang Farisi, dll.
8edua, teologi pembebasan terlalu memaksakan diri untuk dapat memasukkan
aaran utama mereka sebagai suatu penyelesaian yang "final", dengan memakai metode
"pra3is-historical-approach".
1J

):
+ene /atourella, +eno Fisichella, ed., *ictionary of Fundamental !heology, %Ne# =orkN6
8rossroad, )99>&.
/orthopraxis/ The word 9orthopraxis9 comes from the )ree( words /orthe/ 9right9 or 9correct9
and praxis! 9deed9! 9action9! or 9practice9. $rthopraxis is e&identl meant to #e understood in
comparison with orthodox. /f orthodox concerns correct #elief! orthopraxis is directed to correct
action1doctrine (othodox2 must pro&e its truth in practice (orthopraxis2. Practice must #e informed #
doctrine and gi&e rise to further doctrinal reflection.
%secara singkat dapat diteremahkan demikian6 Drtopraksis adalah dituukan secara langsung
kepada tindakannya, artinya semua doktrin itu diterapkan dalam setiap aspek kehidupan dan dapat
dibuktikan dengan mengerakan perbuatan-perbuatan kebaikan, kalau ortodoks itu hanya berorientasi
kepada teori-teori pengaaran tetapi ortopraksis berkaitan langsung dengan prakteknya dalam kehidupan
kita sehari-hari. (ebenaran ortodoks itu hanya benar ika melakukan kebenaran ortopraksis&.
)L
5usta"o, )J.
)9
5usta"o, )<-)H.
1J
*aniel /. Migliore, Faith -eeking ?nderstanding6 An Introduction to 8hristian !heology,
%Michigan6 4illiam '. 2erdmans, )99)&, )H.
)J
8etiga, pembebasan yang ingin mereka dapatkan adalah pembebasan secara
"utopia" mencapai masyarakat tanpa penindasan. ,al ini sangatlah tidak mungkin
dilaksanakan karena bertentangan dengan Alkitab itu sendiri, =esus mengatakan,
"kemiskinan akan selalu ada padamu" %Mrk )>6:, =oh )16L&. Masalah utamanya bukan
pada kemiskinan atau penindasan tetapi mengapa ada kemiskinan atau penindasan.
$a#aban dari akar pertanyaan itulah yang akan menentukan penyelesaian secara tuntas
tentang penindasan atau kemiskinan. $a#abannya sudah sangat gamblang dielaskan dalam
Alkitab. Akar permasalahan dari kemiskinan atau penindasan, menurut Alkitab adalah
karena "!he Fall" -keatuhan manusia dalam dosa. *an penyelesaian masalah dosa hanya
ada satu alan yaitu melalui darah AnakNya yang !unggal, !uhan =esus (ristus %Mat H-:&.
Manusia memerlukan anugerah Allah bukan usaha dari kemampuan manusia sendiri %2f
16L-)J&.
8eempat, teologi Pembebasan mengatakan bah#a teologi haruslah yang
mengedepankan dan menomorsatukan "8ritical +eflection-Drthopra3is" dan menomor
duakan "8ritical 8ognition-Drthodo3y".
1)
Mereka tidak puas hanya dengan "8hurch
*ogmatic0s (arl 'arth" atau "!illich0s -ystematic !heology" berteologi "from abo"e",
mereka mena#arkan cara baru dalam berteologi yaitu teologi "from belo#".
11
8elima, pengaruh dari aaran (arl Mar3 yang sudah nyata menyatakan #arna
"atheis" dalam teori komunisnya, tidak di"filter" dengan sungguh-sungguh. Akibatnya titik
a#al dan titik akhir dari teologi pembebasan adalah "human centered ability"
1<
sehingga
mau tidak mau akan menyingkirkan peranan Allah dalam menalankan ideologinya. !idak
ada konsep tentang kerusakan total manusia karena adanya dosa dan tidak ada konsep
bah#a manusia tidak membutuhkan anugerah Allah. Manusia baru atau kemanusiaan baru
yang diinginkan oleh teologi pembebasan adalah ciptaan manusia sendiri bukan karya
Allah, 1 (or H6):.
1)
5usta"o, )).
11
*aniel /. Migliore, );.
1<
*onald Mc (im, >)J. Albert 8urry 4inn mengikuti perkataan dari 5uiterre.!9The main
pro#lem! howe&er lies in the second point- Li#eration for the self-de&elopment of a new humanit. 19
man! the master of his own destin9: 9Li#eration from all that limits or (eeps man from self-fulfillment9:
9li#eration from all impediments to exercise of his freedom9: 9man constructs himself9: 9man ma(es
himself throughout his own destin9: 9the goal is the creation of a new man9.
%Problema utama terletak pada poin ke dua6 pembebasan untuk kemauan diri dari kemanusiaan
yang baru "manusia tuan atas dirinya sendiri"E "pembebasan dari hal-hal yang membatasi atau menaga
manusia dari pemenuhan diri"E "pembebasan dari semua hal menyulitkan untuk melatih kebebasannya"E "
manusia membentuk dirinya sendiri"E "manusia membuat dirnya melalui nasibnya sendiri"E "tuuannya
adalah penciptaan manusia baru"&.
))
8eenam, teologi pembebasan perlu diakui berhasil dalam mengingatkan gerea akan
kesadaran berteologi dengan perspektif hermenetik baru, yaitu "hermeneutical suspicion"
dan "hermeneutical pri"iledge of the poor". !eologi adalah "the 4ord of 5od must guide
pra3is" bukan sebaliknya "pra3is guides the 4ord of 5od". Firman menuntun tingkah laku,
Allah menuntun manusia, bukan tingkah laku menuntun Firman atau manusia menuntun
Allah. $adi "the /i"ing 4ord" Firman yang hidup bukan hanya dimiliki secara pengertian
tetapi di dalam Alkitab dielaskan bah#a Firman itu ,idup di dalam kehidupan praksis
orang percaya. %=oh ;6<H, >L, H). )>6 ;, (is H61J&
!eologi +eformasi percaya bah#a 9theolog written in #oo(s must #e written in
li&es9! the truest true test of a person's faith #eing lo&e for the neigh#or9. (Cal&in
Commentar ,a#a(u( 2-;! lecuture 1112.
1>
-earah gerea membuktikan bah#a peralanan
!eologi +eformasi nyata sekali melibatkan diri dalam peranannya mengentaskan
kemiskinan, mulai dari $ohn (no3, $ohn ,uss, /uther, dan terutama 8al"in sangat nyata
terlihat dalam bukunya /nstitutio! ia menuliskan pembelaan imannya kepada +aa Perancis
aman itu, (ing France I. 'elum lagi bagaimana beratnya peruangan para reformator
dalam upaya menelorkan suatu pengakuan iman mulai dari pengakuan iman Nicea sampai
pengakuan iman 4estminster. -emua ini merupakan partisipasi para teolog 0+eformed0
untuk memperuangkan keseahteraan masyarakat pada saat itu, menegakkan keadilan,
kebenaran, dan menolong kaum tertindas, tersisih, teraniaya, dan terbuang.
1H
,. A-al Merebaknya 'erakan Teologi (e!inis
Pada a#al )9;J-an beberapa teolog #anita dan mahasis#i seminari
mengembangkan satu urusan teologi baru yang mereka sebut dengan !eologi Feminis.
!eologi ini dipengaruhi oleh gerakan pembebasan #anita yang me#abah ke seluruh dunia,
khususnya bagi masyarakat Amerika ?tara. Akar dari aliran Feminisme ini sudah ada seak
a#al abad 1J, yaitu pada masa sesudah penghapusan perbudakan dan hak pilih kaum
#anita diakui dan dilegalitaskan di Amerika dalam undang-undang.
1;
/alu mulai ada
beberapa penulis #anita merasa terbeban dalam mengembangkan dan memperluas
pengaruh gerakan Feminisme ini ke dalam suatu karya tulisan@buku. Mereka menyoroti
1>
Albert 8urry, >)1.
1H
*onald Mc (im, >J:.
1;
5ren., 1Jth 8entury !heology, 11H.
)1
pengaruh 0patriarchal0 yang ada di dalam Alkitab dan penafsiran tradisi gerea secara socio-
cultural dalam hal ini khususnya konsep Allah !ritunggal.
!okoh-tokoh utama dalam gerakan teologi Feminis ini antara lain, 2li.abeth
-chFssler Fioren.a dengan karyanya /n 6emor of ,er- . Feminist 7econstruction of
Christian $rigins )9L<, Mary *aly dengan karyanya The Church and the +econd +ex
%)9;L& dan 5eond )od the Father %)9:<&, /etty M. +ussell dengan karyanya ,uman
Li#eration in a Feminist Perspecti&e - . Theolog dan Feminist /nterpretation of the
5i#le %)9LH&, +osemary +adford +uether dengan karyanya +exism and )od-Tal(- Toward
a Feminist Theolog, <omen-Church- Theolog and Practice %)9LH&, Girginia +amey
Mollenkott dengan karyanya The =i&ine Feminine- The 5i#lical /mager of )od as
Female! dan lain-lain.
.. Tiga Langka" Penge!bangan dan Pendekatan Teologi (e!inis
(aum Feminis mengembangkan tiga langkah yang selalu dipakai dalam berteologiE
pertama! kritiknya dimulai dari peristi#a masa lampau - suatu penyembuhan dari ingatan
bahaya penindasan yang dialami kaum #anita pada masa lampau yang dilakukan oleh
kaum laki-laki >patriarchal?,
1:
tradisi gerea dan budaya. 8edua! mencari alasan, istilah
dan alternatif lain untuk mendukung gerakan mereka yang disesuaikan dengan keinginan
mereka, bisa diambil dari Alkitab dan dari luar Alkitab. 8etiga! mereka mengembangkan
metode teologi untuk mere"isi doktrin yang tidak sesuai dengan lingkup dunia #anita.
1L
-eperti uga .merican Li#eration Theolog, Feminisme melihat teologi sebagai
refleksi dari suatu tindakan atau pengalaman yang diterima kaum #anita yang tertindas
oleh kaum laki-laki. -emua pendekatan teologi Feminis harus didasarkan pada pengalaman
0pra3is0 #anita, bukan bersumber utama kepada gerea, Alkitab atau tradisi gerea. -ama
seperti -tanley $. 5ren. yang mengatakan, @That this foundational step came last is no
accident! for feminist theolog! sees theolog as reflection on the process of
reconstructing Christian #elief and life on the #asis of women?s experience.A
19
-alah satu tokoh teolog Feminis, +osemary +adford +uether, menge"aluasi para
'apa gerea dan ahli filsafat seperti $rigenes, .gustinus! +ocrates! Plato! Philo! dll.,
mereka hanya menghargai keberadaan kaum laki-laki sebagai >the /mage of )od?
sedangkan #anita bukan >the /mage of )od?, Thomas ."uinas menghargai #anita sebagai
1:
/ihat footnote no.1.
1L
5ren., 11H.
19
Ibid 11:.
)<
seorang laki-laki yang dilupakan dan 'apa reformasi tidak berusaha mengubah status
#anita di dalam gerea, bahkan (arl 'arth pun mengatakan #anita di dalam peranian
dengan Allah menduduki tempat nomer dua.
<J
Chrsostom sependapat dengan Agustinus
bah#a hanya manusia khususnya laki-laki yang sesuai dengan >image of )od? karena itu
laki-laki mempunyai otoritas dan #anita tidak, 'Then wh is the 'man' said to #e in the
'image of )od' and woman notB 1'image' has rather to do with authorit! and this onl
the man has: woman has it no longer.'
<)
'erdasarkan kutipan di atas, dasar kritik hermeneutik teologi Feminis tidak
mempunyai piakan yang kokoh karena mereka menyandarkan penafsiran teologinya
dengan kacamata praktis-historis yaitu pengalaman hidup bapa-bapa gerea diadikan olok
ukur, dalam mengerti konsep pemahaman tentang aaran atau doktrin Allah tidaklah
diperbolehkan memakai metode penafsiran secara praktis saa.
+uether mengatakan bah#a kekristenan sudah me#arisi suatu sistem dualisme yang
sangat kental yang sudah mengotori dasar pemikiran Alkitab baik secara epistimologi,
moral atau ontologi.
<1
Ia mengatakan bah#a pemikiran ini sudah meresap sampai ke tulang
sumsum tradisi penulisan Alkitab.
(alau dicermati sebenarnya teologi Feminis mengalami kesulitan dalam menentukan
otoritas dan ketetapan pandangan teologi mereka sendiri, ika mereka hanya mengandalkan
pengalaman A#omenhoodCnya saa, ini berarti hermeneutik mereka sudah 0dead lock0
tertutup dari segala sudut pandang hermeneutik lainnya. Metode yang digunakan
Feminisme sangat tidak obyektif, karena tolok ukurnya adalah pengalaman praksis yang
sempit %khusus& dunia #anita, mereka secara tidak langsung menolak metode di luar
metode milik mereka. 5ren. mengatakan, 9The heart of the difficult lies in feminist
theolog?s &iew of authorit! a &iew that actuall amounts to re3ection of an authorit
except that exercised # feminist consciousness.
<<
Artikel 'etty !albert-4ettler menerangkan bah#a untuk mengerti apakah
Feminisme itu sekuler atau tidak, gerea #aib mengerti dan memahami presaposisi
mereka. Inilah beberapa presaposisi yang ditulis oleh 'etty !albert-4ettler, @The use of
<J
+osemary +adford +uether, -e3ism and 5od-!alk6 !o#ard A Feminist !heology, %'oston6
'eacon, )9L<& )9<-)9>.
<)
$anet Martin -oskice, 8an A Feminist 8all 5od OFatherP K, di dalam +pea(ing the Christian
)od- The ,ol Trinit and Challenge of Feminism, ed. oleh Al"in F. (imel, $r., %Michigan6 4M '.
2erdmans, )991& LH.
<1
+osemary +adford +uether, /iberation !heology6 ,uman ,ope 8onfronts 8hristian ,istory
and American Po#er %Ne# =ork6 Paulist Press., )9:1& );.
<<
-tanley $. 5ren., 1<>.
)>
the phrase @secular feminist religious philosophA limits the su#3ect to deal with those
feminists who accept the following presuppositions9 6
). 8hristianity is at its core a patriarchal system that oppresses #omen.
1. OMasculine symbolism for 5od reinforce se3ual hierarchy, placing men in an
unbalanced position of authority o"er #omen.P
<. 8hrist is a distinctly male image, symbol of methapor for 5od. 8hrist as a
male symbol, metaphor, or role model is incompatible #ith #omenCs religious
needs.
>. 4omen must be OliberatedP from an opressi"e male society based upon
different "alues than those traditionally offered by Omale philosophyP of Omale
religion.P
<>
%Arti kutipan di atas dapat dimengerti dalam teremahan seperti di ba#ah ini6
). Feminis melihat bah#a sistem aaran inti kekristenan bersifat ApatriarchyC yang
menindas #anita.
1. -imbol AmaskulinC untuk Allah menguatkan sistem hirarki secara seksual,
menempatkan kedudukan laki-laki melebihi kedudukan #anita.
<. -imbol, metafor dan gambaran (ristus sebagai laki-laki tidak cocok dengan
kepentingan religi #anita.
>. 4anita harus dilepas-bebaskan dari penindasan kaum laki-laki baik secara
teologis dan sosial. 4anita harus membangun komunitas baru yang
berdasarkan pada nilai-nilai yang berbeda dengan tradisi dan filsafat
ApatriarchyC.&
B. Prinsi+%Prinsi+ Her!eneutik Teolog (e!inis
,ermeneutik Feminis sebenarnya memuat hampir semua prinsip penting
hermeneutik yang sudah ada, pada tingkat pertama atau tingkat teoritis teolog Feminis
mena#arkan suatu model hermeneutik secara 0socio-critical0.
<H
,ermeneutik 0-ocio-critical0
adalah metode prinsip penafsiran teks Alkitab yang dibuat untuk mempromosikan dan
melegalkan kaum 0kedua0 yaitu kaum #anita yang mengalami penindasan dalam kehidupan
sosial tatanan masyarakat yang dikuasai oleh sistem 0patriarchal0. !uuan kritik terhadap
prinsip hermeneutik Feminis ini adalah untuk membuka tabir 0pelegalitasan0 fungsi sosial
yang menindas dan menekan hak-hak #anita yang dipinggirkan.
<>
'etty !albert-4ettler, -ecular Feminist +eligious Metaphor and 8hristianity, %-an *iego6
2G-$, )99H& :L-:9.
<H
Anthony 8. !hiselton, Ne# ,ori.ons in ,ermeneutics, %Michigan6 Qonder"an Publ., )991&
><J.
)H
,ermeneutik Feminis ini menyimpan suatu perasaan yang menaruh semacam
0kecurigaan0 atau bahkan boleh disebut 0dendam0 terhadap konstruksi yang ada dalam
kehidupan manusia di dunia khususnya pengaruh sistem 0kebapakan0 dalam tradisi gerea,
teks Alkitab, yang tidak memberikan kenetralan dalam pemakaian penafsirannya.
<;
). Letty M. $ussel
/etty M. +ussel mengatakan bah#a berita (itab -uci dapat menadi firman yang
membebaskan bagi mereka yang mendengar dan bertindak dalam iman. Namun, berita
(itab -uci ini perlu dibebaskan dari penafsiran seksis yang mendominasi pikiran dan
tindakan kita. ,al ini diungkapkan di dalam bukunya The Li#erating <ord- . )uide to
4on-+exist /nterpretation of the 5i#le, yang diterbitkan tahun )9:; oleh satu tim kecil
dari The 4ational Council of the Church of Christ (4CCC2 yang bertugas khusus
membahas seksisme di dalam (itab -uci. -ebenarnya buku sederhana ini sangat kurang
0matang0 kalau dipakai sebagai pedoman penafsiran Alkitab secara menyeluruh. *alam
bukunya itu /etty +ussel berpendapat bah#a (itab -uci perlu dibebaskan bukan saa dari
tafsiran-tafsiran yang telah ada, melainkan uga dari bias patriarkal yang ada di dalam teks
(itab -uci itu sendiri. Ada dua prinsip hermeneutik penting yang ingin dipaparkan oleh
/etty +ussel, pertama 0Firman yang Membebaskan0, kedua, 0Firman yang *ibebaskan0.
<:
Peralanan gerakan Feminis ini berhasil menembus ke seluruh aspek kehidupan
sosial masyarakat khususnya di Amerika, mereka berhasil mere"isi Alkitab bahasa Ibrani
menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan konteks pemikiran Feminis, kemudian
N888 Amerika pun mengikutsertakan tokoh-tokoh kaum Feminis dalam mere"isi ulang
(itab -uci +-G %+e"ised -tandard Gersion&. (emudian satu komisi6 Phylis 'ird, 8heryl
23um dan (atherine -akenfield bekera sama dengan N888 menerbitkan .n /nclusi&e
Language Lectionar %*aftar buku bacaan (itab -uci dalam bahasa Inklusif& untuk
digunakan dalam kebaktian dan khotbah.
<L

Prinsip-prinsip hermeneutik Feminis dimulai dengan kesadaran yang meliputi banyak
macam unsur. Feminisme mengandung unsur pluralisme sebagaimana terdapat di dalam
penafsiran aliran apapun yang kaya dan rumit, misalnya penafsiran terhadap manusia dan
dunia ini. Namun ada beberapa keyakinan pokok yang setidak-tidaknya disetuui oleh
<;
Ibid ><1.
<:
/etty M. +ussel ed., Perempuan dan !afsir (itab -uci, %'andung- $akarta6 'P( 5unung Mulia
dan (anisius, )99L& )). *apat dilihat uga dalam buku "ersi aslinya !he /iberating 4ord, >-)H.
<L
/etty M. +ussel, )<.
);
sebagian besar oleh teolog Feminis, termasuk di dalamnya /etty +ussel sendiri. Margareth
A. Farley mengatakan! 9(12 the principle of e"ualit (women and men are e"uall full
human and are to #e treated as such2 and (22 the principle of mutualit (#ased on a &iew
of human persons as em#odied su#3ects! essentiall relational as well as autonomous and
free2.9
<9
!afsiran teologi Feminis dan tafsiran !eologi Pembebasan sama-sama mempunyai
usaha untuk membebaskan diri dari cengkeraman "penindasan", bagi teolog Feminis
penindasan dituukan khususnya pada pandangan dunia patriarkal yang tidak akan pernah
selesai karena kisah-kisahnya secara terus-menerus dibentuk oleh pandangan itu. $ika
demikian apakah harapan mereka mengenai Firman yang dibebaskan merupakan harapan
yang sia-siaK Mungkin a#abannya adalah Firman Allah tidak sama dengan teks (itab
-uci. 8erita di dalam teks-teks Alkitab dialami sebagai Firman Allah pada saat cerita itu
didengar di dalam komunitas orang beriman yang bergumul sebagai saksi atas kasih Allah
terhadap dunia ini. Ini pun merupakan karunia +oh (udus. *ialah yang menghidupkan
kata-kata sehingga kata-kata itu mengubah kehidupan si pendengar. *alam proses
pendengaran yang baru, tradisi Alkitab dan tradisi gerea senantiasa membutuhkan kritik
dan tafsiran baru, ika tradisi itu ingin dibebaskan sebagai saksi di dalam situasi, perspektif,
serta tantangan-tantangan baru.
>J
(unci lainnya ialah pembebasan merupakan proses yang berlangsung terus menerus,
suatu proses yang diungkapkan dalam dinamika karya penciptaan baru Allah. Penciptaan
baru ini sudah ter#uud, namun belum sepenuhnya sempurna. Firman sudah dibebaskan
ketika Firman itu bersaksi untuk tindakan pembebasan Allah dalam kisah Israel dan =esus
(ristus. Firman itu senantiasa perlu dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasan historisnya
sendiri, sama seperti firman itu perlu dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasan para
penafsirnya. -uatu saat firman itu akan dibebaskan, ketika firman Allah digenapi di dalam
ciptaan baru, saat segala sesuatu berada sesuai dengan kehendak Allah.
>)

Proses pembebasan ini biasanya melibatkan empat penekanan6 )& Para penafsir
teolog Pembebasan dan Feminis beruang secara kritis terhadap teks. -emua sumber
terbaik digunakan untuk memungkinkan mereka memahami berita teks itu dalam hori.on
pengharapan alkitabiah maupun dalam hori.on situasi yang sedang dihadapinya. 1& Mereka
menaruh perhatian khusus terhadap konteks berita itu dan para pendengarnya. -ama
<9
Margareth A. Farley, Feminist 8onsciousness and Interpretation of -cripture, ed. /etty M.
+ussel, Feminist Interpretation of the 'ible, %Philadelphian6 !he 4estminster Press, )9LH& >H.
>J
/etty, )L-)9.
>)
Ibid.
):
seperti peneremahan, penafsiran merupakan rekonstruksi makna secara kreatif. <& 'agi
para Feminis, makna ini muncul secara nyata dan elas melalui komunitas yang beruang
untuk mengatasi dominasi dan dehumanisasi atas setengah penduduk dunia. >& Penafsiran
dipahami sebagai tindakan yang lahir dari komitmen mereka yang miskin dan tersisih.
(abar 'aik disampaikan kepada mereka yang miskin dan tersisih sebagai suatu alan untuk
memahami hori.on pengharapan akan Penciptaan 'aru Allah.
>1

*asar dari tuuan teologi Pembebasan Feminis adalah "freedom". %4alaupun dalam
prakteknya di antara kaum Feminis sendiri pengertian "freedom" rancu.& Ia mengeluarkan
pernyataannya ini berdasarkan +oma L611-1<. *i mana Paulus menggambarkan bah#a
seluruh dunia sedang dilanda kesakitan menantikan pembebasan. /etty uga memakai
peristi#a keluarnya bangsa Israel dari Mesir sebagai dasar pembebasan #anita dari
perbudakan laki-laki.
><
(esadaran Feminis membuka alan bagi kaum perempuan untuk mengakui
adanya hal-hal esensial kemanusiaan, sebagaimana telah dielaskan di dalam filsafat
Pembebasan modern, yaitu otonomi indi"idu dan kemampuan untuk memilih dengan
bebas. $ika hal-hal ini diakui sebagai hal esensial bagi perempuan seperti bagi laki-laki,
konsekuensinya ialah bah#a perempuan uga harus dihargai sebagai "tuuan", bukan
sekedar "alat". (epentingan dan maksud mereka harus dihargai sama tingginya dengan
kepentingan laki-laki.
>>
Menurut /etty M. +ussel, tuuan final yang 0ultimate0 dari gerakan feminis adalah
merealisasikan kemanusiaan yang baru, 9the final and ultimate goal of li#eration (feminist
theolog2 that was the reali%ation of a new humanit.9
>H
!eolog Feminis mempunyai "isi
baru untuk aman baru dalam memperbaharui dunia dan masyarakat lama.
In its state of mortality and decadance all the uni"erse longs for the fulfillment of
5od0s ne# creation #hen all parts #ill be born again in harmony, #hen the Ne#
Age promised by 5od and begun in $esus 8hrist #ill be fulfilledB. 4hen the end
and goal of this action is completed, 8hrist #ill hand himself and all things back to
5od.
>;
>1
Ibid.
><
Mary A.(assian, !he Feminist 5ospel6 !he Mo"ements to ?nite Feminism #ith the 8hurch,
%Illinois6 8ross#ay 'ooks, )991& HH-H;.
>>
Margareth A. Farley, >).
>H
/etty M. +ussel, /iberation !heology, )1;.
>;
Ibid <>, ::.
)L
/etty +ussel maupun +osemary +uether membangun teologinya dengan bersandar
pada dua tema besar dan utama dari kerangka Alkitab, Pembebasan dan (euni"ersalan.
91Lett identified two ma3ors motifs or themes of the 5i#le! Li#eration and
Cni&ersalit9.
>:
Pembebasan sebagai kerangka yang menggaris ba#ahi teologi Feminis,
9The &iewed li#eration as the essensial crux for +criptural interpretation!9. Analisa
teologinya uga dimulai dari 9woman-centered analasis of 1women's experience9.
>L

Ia percaya bah#a Allah mempunyai rencana keselamatan secara eskatologi bukan
hanya bagi orang (risten saa tetapi teristime#a bagi mereka yang memperuangkan
pembebasan #anita dari segala macam penindasan, ia percaya bah#a semua manusia akan
menerima peranian Pembebasan dari Allah dengan merealisasikan kemanusiaan baru,
masyarakat baru, dan aman baru.
>9
Metodologi teologi Feminis +ussel, didasarkan pada presaposisi sifat dinamis dari
penafsiran pe#ahyuan. +ussel menyebut metodologinya "critical reflection". $adi teologi
Feminis menurut +ussel harus memulai pengertian teologinya dengan pengalaman personal
#anita. Ia mengusulkan agar !eolog Feminis menggunakan logos (mind2 dalam perspektif
)od (Theos2. Ia menyebut metode teologinya sebagai metode "logy-theo", dimulai dari
logos-mind milik #anita yang dialami secara indi"idu lalu dengan pengalaman itu mereka
melihat dan menafsir 0re"elation0 atau "Allah".
HJ
(eselamatan dianggap sebagai gerakan
pembaharuan sosial saa. 9Too Feminist! sal&ation! was &iewed as a social as well as
indi&idual e&ent.9
H)
4alaupun demikian /etty M. +ussel masih mempertahankan teks Alkitab sebagai
dasar berteologinya. Ia mengatakan, "Alkitab tetap menadi Firman yang membebaskan
pada saat orang percaya mendengarkan dan berusaha menghayatinya bersama orang lain.
Bmeskipun teks Alkitab bersifat patriak, saya tidak berniat mengabaikan Alkitab sebagai
dasar dalam berteologi."
H1
!etapi ditulisan selanutnya ia berkata, "barangkali akan lebih
bermanfaat untuk tidak bersandar pada Alkitab sebagai sumber normatif bagi teologi saya.
Namun agaknya hal itu tidak dapat saya lakukan."
H<
/etty +ussel mengungkapkan bah#a penafsiran Feminis tidak menerima otoritas
yang mendukung sistem patriark. $ika Alkitab sendiri mendukung sistem ini maka secara
>:
Mary A (assian, 9<.
>L
Mary A. (assian, L9.
>9
Mary A. (assian, 9<.
HJ
Ibid 9J.
H)
Ibid 91.
H1
/etty, )H).
H<
Ibid )H<.
)9
tegas teologi Feminis menolaknya. =ang paling berbahaya menurut +usel adalah apabila
Alkitab disebut "Firman Allah" dan mengganggapnya pengilhaman dari Allah sehingga
apapun yang kita baca dari Alkitab selalu benar.
H>
Penulis melihat bah#a hermeneutik /etty M. +ussel menghadapi keadaan yang
sulit dan dilematis. ,al ini disebabkan kepercayaan +ussel pada Alkitab %Firman Allah&
sebagai otoritas tertinggi kurang kokoh dan perlu diragukan. Ia memegang Alkitab sebagai
acuan dasarnya %ia tak mau meninggalkan atau membuang Alkitab& tetapi ia uga
memegang metode penafsiran yang mengunggulkan "#omen e3perience-centered". $adi
ika Alkitab tak sesuai dan membela kaum kebapakan dan menindas kaum perempuan, ia
akan menolak AlkitabR !erlihat ia tetap menomorduakan Alkitab.
-etelah memahami pikiran dan ulasan pendirian teolog Feminis, /etty M. +ussel,
maka tiba saatnya penulis akan menguraikan konsep-konsep pemikiran +osemary +adford
+uether.
*. $ose!ary $ad/ord $uet"er
/atar belakang kehidupan +uether mempunyai dampak affektif dalam
pemikirannya, maka penulis ingin menguraikan dengan singkat 0background0 kehidupan
tokoh Feminis ini. Ayahnya adalah seorang Anglikan, +epublikan, dan kaum ningrat di
Girginia. *ia pernah ikut perang dunia kedua, dan meninggal #aktu +uether berumur
sebelas tahun. Pada saat itu, keluarganya menadi keluarga yang bercorak 9communit of
mother and daughters who had to ma(e it together.9
HH
Pengaruh masa lalu inilah yang
mendidik +uether menadi seorang #anita berfigur tegar dan mampu berdiri sendiri. ,al
ini disebabkan oleh didikan ibunya agar menalani kehidupan dengan peruangan keras. Ia
akhirnya belaar di sekolah (atolik di mana kepala sekolah, guru sampai semua pekera-
pekera administrasinya perempuan. !idak ada seorang laki-laki pun di dalam kelas dan
lingkungannya, pendeta pun arang sekali datang. -etelah ia menapaki keberhasilan dalam
studinya sehingga ia berhasil meraih gelar, '.A., M.A. dan Ph. *. %desertasinya tentang
0klasik dan patristik0&. Perubahan pemikirannya mulai tampak saat ia hamil dan secara
biologis ia merasakan hal-hal yang membatasi dirinya sebagai #anita, yang memang pada
hakekatnya harus hamil dan melahirkan anak. -edang dari sisi yang lain ia mendapatkan
H>
Ibid )H>.
HH
+osemary +. +uether, *isputed Suestion6 Dn 'eing a 8hristian, %Ne# =ork6 Drbis 'ook,
)9L9& )J).
1J
hal yang menakubkan dari masa kehamilannya. (emudian pengalaman hidupnya ini
diadikan semacam metode penafsiran kehidupan secara umum dan secara khusus dalam
bidang hermeneutik kritik sosial Alkitab.
H;

Mary A. (assian melihat bah#a perkembangan pemikiran hermeneutik teologi
Feminis +uether ini dapat dilacak pada tiga bab permulaan bukunya. Ia seorang
perempuan yang unik, tidak pernah mengikatkan atau memegang satu #uud komitmen
kesetiaan pada satu bentuk agama, seperti (atolik yang ia anut, dasar pemikiran
teologisnya lebih dititikberatkan pada perspektif analisa klasik dan perspektif kegiatan
sosial daripada sudut pandang relasi antara Allah dengan pribadinya sendiri.
H:
Ia uga
sangat menentang pemikiran Feminis yang radikal seperti Mary *aly. 97uether regarded
6ar =al and the other secular feminist who were at that time #eginning to explore
feminist spiritualit as 9radical9 and 9countercultural9 extremist9.
HL
-ebaliknya ia
menyebut dirinya dan teolog Feminis yang sealiran dengannya sebagai "+ational
+eformists".
H9
-udah sering dikatakan bah#a teologi dan teori penafsiran Feminis bersumber dari
pengalaman perempuan. Namun, makna pernyataan ini tidak elas seluruhnya. *i dalam
teologi tradisional, ada asumsi umum bah#a setiap pengalaman, termasuk "pengalaman
perempuan", adalah sumber ide yang subyektif belaka dan terikat pada kebudayaan
setempat. *engan demikian pengalaman tidak dapat dibandingkan dengan obyekti"itas
(itab -uci yang menyingkapkan "firman Allah" di luar, di atas, dan menentang
subyekti"itas pengalaman dan hasrat manusia yang penuh dosa. -ebagai sumber terbatas
dan kontemporer, pengalaman tidak dapat dibandingkan dengan tradisi teologis yang
sudah dikumpulkan berabad-abad. 'enar-benar keterlaluan ika kita mengusulkan bah#a
pengalaman perempuan dapat digunakan untuk menilai (itab -uci dan tradisi teologis.

;J
-elain meremehkan perempuan, komentar seperti itu sebenarnya salah dalam
memahami peranan pengalaman manusia dalam pembentukan (itab -uci dan tradisi
teologis. Pengalaman manusia merupa(an titi( tola( dan titi( a(hir dari ling(aran
penafsiran. !radisi yang sudah tersusun rapi mempunyai akar di dalam pengalaman dan
terus menerus diperbarui melalui uian pengalaman. Pengalaman meliputi pengalaman akan
hal yang ilahi dan pengalaman akan diri sendiri, dalam hubungannya dengan masyarakat
H;
Ibid H>.
H:
Mary A. (assian, 1<;.
HL
Ibid +osemary, *ispute Suestion, )<>.
H9
Ibid 1<:.
;J
/etty +ussel, %'P( -(anisius& ))9.
1)
dan dunia ini, dalam interaksi dialektik. -imbol-simbol, rumusan-rumusan, dan hukum-
hukum diterima atau ditolak berdasarkan kemampuannya untuk menerangi dan
mengartikan keberadaan sehingga keberadaan dialami sebagai hal yang bermakna. -istem-
sistem ke#iba#aan berusaha membalik hubungan ini dan membuat tradisi mendiktekan
baik apa yang patut dialami maupun bagaimana pengalaman ini patut ditafsirkan. Padahal
hubungan antara tradisi dan pengalaman terbalik. Apabila suatu simbol %tradisi& tidak
bermakna autentik bagi pengalaman, simbol ini akan mati dan disingkirkan atau diubah
untuk memberi makna baru.
;)
*engan demikian, hal baru dari hermeneutik Feminis bukanlah bah#a pengalaman
diadikan konteks penafsiran, melainkan bah#a pengalaman perempuan kini turut
diperhitungkan. Ini karena pengalaman perempuanlah yang telah diabaikan dalam
hermeneutik dan refleksi teologis di masa lalu, yang dilakukan dengan cara melarang
perempuan dalam mempelaari dan mengaarkan tradisi teologis. Perempuan telah dicegah
dalam mengikutsertakan pengalaman mereka ke dalam perumusan tradisi. Perempuan telah
disingkirkan dari upaya pembentukan dan penafsiran tradisi yang didasarkan pada
pengalaman mereka sendiri. /ebih dari itu, tradisi telah dibentuk dan ditafsirkan
sedemikian rupa sehingga menentang perempuan. !radisi telah dibentuk untuk
membenarkan penyingkiran perempuan. $eak-eak kehadiran mereka telah dibenamkan
dan dihapus dari ingatan emaat. Para penafsir tradisi - kaum laki-laki - mempunyai bias
androsentrik. Mereka menganggap kelaki-lakian sebagai ukuran normatif bagi
kemanusiaan. 'ias androsentrik mereka tidak hanya menghapus kehadiran perempuan
dalam searah emaat di masa lalu, tetapi membungkam pertanyaan-pertanyaan mengenai
ketidakhadiran perempuan. (ita bahkan tidak dimungkinkan untuk menyadari atau
memperhatikan ketidakhadiran perempuan, karena kebisuan dan ketidakhadiran mereka
sudah menadi suatu norma.
;1
$adi sikap kritis terhadap tradisi dalam konteks pengalaman perempuan bukan
sekedar menambahkan suatu sudut pandang baru kepada sudut pandang yang sudah ada.
Pengalaman perempuan adalah kekuatan kritis yang mampu membuktikan adanya
kesalahan dalam teologi klasik. Pengalaman perempuan menelanangi teologi klasik,
termasuk tradisi dasarnya dalam (itab -uci sehingga tersingkap bah#a teologi ini telah
dibentuk oleh pengalaman laki-laki, bukan oleh pengalaman manusia#i. Pengalaman
;)
+osemary +adford +uether, Feminist Interpretation6 A Method of 8orrelation, ed. /etty M.
+ussel, %Philadelphia6 !he 4estminster Press, )9LH& ))).
;1
/etty +ussel, %'P(-(anisius&, )1).
11
perempuan mampu membongkar bias androsentrik yang tersembunyi di balik rumusan-
rumusan asli dan penafsiran tradisi. 'ias androsentrik tidak lagi dapat bersembunyi di balik
misteri ke#iba#aan ilahi. ?ni"ersalitas dari tuntutan tradisi kini dipertanyakan.
;<
Perempuan di dalam kebudayaan patriarkal dikepung oleh pesan-pesan yang
menegatifkan atau meremehkan keberadaan mereka. !ubuh seksual mereka dianggap
ancaman berbahaya bagi kemurnian laki-laki dan menadi alasan untuk membenarkan
aniaya "erbal dan fisik terhadapnya.
;>
Peremehan ini "dibenarkan" dengan alasan bah#a perempuan mempunyai
kebodohan ba#aan, tidak terdidik, tidak ber#iba#a, tidak bisa menadi seorang pemimpin,
dan tidak mampu membuat pemahaman-pemahaman penting. $adi mereka diasingkan dari
pikiran mereka sendiri, diasingkan dari kemampuan untuk mempercayai persepsi mereka
sendiri. -emua penilaian atas tubuh dan pikiran perempuan ini pada gilirannya digunakan
untuk membenarkan penyingkiran perempuan dari kesempatan-kesempatan kultural dan
kepemimpinan. Akhirnya, perempuan diminta untuk menerima hal ini sebagai sanksi moral,
alamiah dan suci.
;H
Pengalaman perempuan adalah kunci untuk hermeneutik atau teori penafsiran. =ang
kami maksud adalah pengalaman yang muncul pada saat perempuan menyadari
pengalaman penyesatan dan pengasingan yang dipaksakan kepada mereka oleh
kebudayaan yang didominasi laki-laki. *alam maknanya, pengalaman perempuan pada
dirinya sendiri merupakan suatu peristi#a anugerah, yaitu pembebasan dari luar telah
menerobos masuk ke dalam konteks kebudayaan patriarkal dan memampukan perempuan
mengeritik dan menentang penafsiran-penafsiran androsentris tentang siapa dan bagaimana
mereka. -ikap ini menegatifkan dan meremehkan perempuan sebab bertentangan dengan
keautentikan kemanusiaan perempuan. Mereka lalu menemukan sudut pandang alternatif
dalam refleksi mereka bersama atas pengalaman ini. Mereka mengafirmasikan tubuh dan
pengalaman tubuh mereka sendiri sebagai hal yang baik dan normatif untuk mereka dan
bukan sebagai hal yang menyimpang. Mereka merasa yakin bah#a mereka sehat, cerdas
dan tidak bodoh. *engan menerima kuasa pembebasan dan afirmasi diri ini, mereka
mampu menilai dan uga membebaskan diri sendiri dari kebudayaan yang menegatifkan
mereka.
;;
;<
Ibid.
;>
Ibid ))<.
;H
Ibid ))>.
;;
/etty +ussel, %'P(-(anisius& )1<.
1<
$elaslah bah#a yang kami maksudkan dengan pernyataan "pengalaman perempuan"
adalah kunci penafsiran bagi teologi Feminis yaitu teradinya proses kesadaran kritis
terhadap pengalaman perempuan dalam kebudayaan androsentris. (arena itu pengalaman
mengisyaratkan adanya perubahan mendasar yang memungkinkan mereka bersentuhan,
menyadari dan menilai pengalaman-pengalaman seksisme %pembedaan tidak adil
sehubungan dengan keberadaan mereka sebagai perempuan& dalam masyarakat
patriarkal.
;:

(ritik terhadap seksisme mengisyaratkan adanya prinsip penilaian yang mendasar.
Prinsip kritis teologi Feminis ini merupakan suatu afirmasi dan dukungan untuk
kemanusiaan yang utuh %the full humanit of <omen&. Dleh karena itu, apa pun yang
menyangkal, mengurangi dan mendistorsi kemanusiaan perempuan harus dinilai sebagai
hal yang tidak mempunyai kuasa penebusan. $ika diungkapkan secara teologis apapun
yang mengurangi atau menyangkal kemanusiaan yang utuh harus dianggap sebagai sesuatu
yang tidak mencerminkan hal-hal ilahi atau hubungan autentik dengannya, bahkan tidak
autentik dengan segala sesuatunya. Prinsip negatif di atas mengisyaratkan adanya prinsip
positif. Apapun yang mendukung kemanusiaan yang utuh adalah hal yang datang dari
Allah, yang mencerminkan hubungan seati dengan-Nya, yang merupakan sifat seati segala
sesuatu, yang merupakan berita penebusan.
;L
Namun makna dari prinsip positif ini adalah menuu kemanusiaan yang utuh, yang
tidak dikenal sepenuhnya. Prinsip positif ini tidak pernah ada dalam searah, yang sudah
ada barulah prinsip negatif dari penyangkalan dan penyingkiran kemanusiaan #anita.
-ekalipun disingkirkan, kemanusiaan perempuan ini tidak hancur total. (emanusiaan
perempuan ini terus menerus mengafirmasi diri sendiri, sekalipun kadang-kadang hanya di
dalam cara yang terbatas dan sub"ersif. (emanusiaan inilah batu uian yang mereka
gunakan untuk mengui dan mengeritik segala hal yang melenyapkan mereka.
;9

(ritik seksisme Feminis melihat bah#a patriarki bukan hanya ada dalam
kebudayaan (risten masa kini, melainkan uga sudah meresap dalam (itab -uci. (itab
-uci telah dibentuk oleh nafas dan #arna kelelakian dalam kebudayaan patriarkal
sedemikian rupa sehingga pengalaman-pengalaman religiusnya ditafsirkan oleh laki-laki
dari perspektif patriarkal. (emudian bias patriarkal ini ditindak lanuti dalam perumusan
;:
Ibid ))<.
;L
Ibid )1>.
;9
Ibid )1;.
1>
penafsiran dalam pengkanonannya. Ini dilakukan dengan cara menghapus eak-eak
pengalaman perempuan atau menafsirkan pengalaman perempuan dengan cara
androsentris. *engan demikian (itab -uci menadi sumber yang ber#iba#a %autoritatif&
bagi pembenaran patriarki dalam masyarakat =ahudi dan (risten. Itulah sebabnya prinsip
hermeneutik Feminis menuntut agar perempuan keluar dari bias patriarkal (itab -uci dan
menghakimi bias tersebut. *an hal yang paling berbahaya %pandangan teolog Feminis&
adalah ika benar apa yang dipikirkan oleh teolog Feminis tentang hal di atas, yaitu semua
kitab dalam "(itab -uci" merupakan bias patriarkal, prinsip Feminis uga menuntut agar
demi kebebasannya sendiri Feminisme harus menolak seluruh (itab -uci sebagai hal
normatif. *alam keadaan seperti itu (itab -uci hanya mena#arkan berita yang
menyesatkan dan sangat ahat, karena tidak adil dalam menanggapi keberadaan
perempuan. (itab -uci tidak menyediakan batu uian bagi alternatif pembebasan.
:J
Namun bagi +osemary +. +uether, ia percaya bah#a (itab -uci masih dapat
"dimanfaatkan" sebagai sumber paradigma pembebasan. Ini hanya dapat teradi ika ada
korelasi antara prinsip kritis Feminis dan prinsip kritis yang dengannya pemikiran
Alkitabiah dapat mengkritik diri sendiri. -ebenarnya pengafirmasian diri perempuan ini
sudah berlangsung seak dahulu, tetapi indoktrinasi patriarkal bah#a #anita harus
menerima inferioritas dan kedudukannya yang rendah, adalah indoktrinasi yang tak pernah
lengkap.
:)
,ermeneutik Feminis ini diharapkan oleh +uether mampu bertugas pada masa kini
atau masa akan datang bukan hanya untuk mengembangkan dan menyatukan prinsip-
prinsip yang digunakan perempuan untuk menghayati kabar Inil sebagai kabar baik
tentang kebebasan dari patriarki serta mengembangkan kisah-kisah teks untuk
mengungkapkan kabar baik. ,ermeneutik Feminis uga mempunyai tugas untuk
mengukuhkan teori penafsiran ini sebagai hal yang normatif dan tidak tergantikan untuk
memahami perihal iman, di sekolah-sekolah teologi tempat penafsiran diaarkan dan di
gerea serta sinagoga tempat kabar baik diberitakan. *engan kata lain hermeneutik Feminis
uga mempunyai tugas bukan hanya untuk melakukan penafsiran kabar baik bagi kaum
perempuan, melainkan angkauannya meluas sampai ke segala penafsiran secara kolektif
komunitas-komunitas iman.
:1
:J
Ibid.
:)
Ibid )1;.
:1
Ibid )1>.
1H
+uether membagi tiga golongan gerakan teolog Feminis, pertama /iberal FeminisE
kelompok ini ingin mendapatkan alan masuk ke dalam dunia pendidikan, ordinasi dan
memberi peluang pekeraan@pelayanan kepada #anita oleh gerea, mereformasi dan
merestrukturisasi ulang bahasa dan penafsiran yang bercorak androsentris, kedua, -osialis
FeminisE mereka sangat meragukan akan kesederaatan gender antara laki-laki dan #anita
dalam tatanan masyarakat ekonomi sosial yang ada, ketiga, gerakan Feminis yang
menentang kebudayaan, mereka ingin mendirikan suatu kebudayaan baru sebagai alternatif
dalam kehidupan mereka. Mereka menolak semua ide tradisi gerea atau pun Alkitab ika
tidak membela kebebasan kaum perempuan.
:<
,. Mary Daly
Mary *aly adalah seorang yang sangat brilian dalam studinya, ia berhasil
mendapatkan dua gelar doctor, pertama dalam bidang teologi dan kedua dalam bidang
filsafat. -earah timbulnya pemikiran Feminisnya berasal dari peristi#a di mana ia
mengharapkan dalam konsili Gatikan kedua ia mendapatkan 0tempat0 atau paling tidak
perhatian dari peserta konsili. !etapi apa yang *aly inginkan tak ter#uud bahkan
sebaliknya ia sangat kece#a dengan sikap dan sambutan dari anggota konsili. *ari
perasaan ditolak dan 0dihina0 inilah ia merasakan perlunya membuka #a#asan pemikiran
tradisi yang kolot, yaitu tidak menganggap dan merendahkan kaum perempuan, di gerea
secara umum. -e#aktu ia pulang kembali ke kotanya, dengan hati berkecamuk dan dengan
"isi yang baru yaitu memperbaharui dan mengubah status perempuan dalam gerea.
:>
Artikel pertama karangannya "A 'uilt-In 'ias" tidak mendapatkan perhatian yang
cukup berarti dari publik. Ia tidak berputus asa, kemudian ia menerbitkan buku berudul!
The Church and the +econd +ex %)9;L&, yang sangat menggemparkan dunia perteologian,
karena ia dengan sangat berani memaparkan pembelaan pada kaum perempuan yang
sudah beratus-ratus tahun diinak-inak oleh kaum laki-laki. !etapi malangnya buku ini
sangat ditentang oleh gerea (atolik #alaupun banyak orang dan mahasis#a mengaukan
keberatan mereka atas keputusan gerea itu dengan melakukan demonstrasi untuk
kebebasan berbicara.
:H
/ima tahun kemudian, Ia menerbitkan buku kedua dengan udul,
5eond )od the Father, boleh dikatakan buku ini merupakan #uud puncak rasa
:<
$oseph !ong, -ystematic !heology and Pastoral Ministry, %8alifornia6 I!-, )99L, -ilabus mata
kuliah& 1<
:>
Mary A. (assian, 11L.
:H
Mary *aly, !he 8hurch and the -econd -e3, %'oson6 'eacon Press, )9;L& )>.
1;
ketidakpuasan Mary *aly terhadap sistem patriark yang ada di dalam Alkitab, menariknya
ia berani menyatakan 9&ereifing )od9 that is! of changing her conception/perception of
)od from 9the supreme #eing9 to a state of 95e-ing9.
:;

Menurut penilaian !hiselton, Mary *aly sangat kece#a berat dengan respek dari
konsili Gatikan kedua, ia mencoba berusaha melalui gerea +oma (atolik tetapi menadi
lebih berat lagi kece#anya dengan respon gerea +oma (atolik.
B the documents seemed to address #omen only as #i"es, mothers, #ido#s,
daugthers, or "religious" #omenE in other #ords, in terms of roles defined by their
relation to men, rather than as a persons in their o#n right. Mary *aly at first tried
to #ork #ithin the +oman 8atholic church but became increasingly disillusioned
#ith the church0s lack response.
::
*alam 5eond )od the Father- Toward a Philosoph of <omen's Li#eration %)9:H&, *aly
mulai bergerak menadi teolog "radical" Feminis, setelah penerbitan buku ini ia mulai
menyerang kelelakian dalam sistem gerea, Allah 'apa dalam Alkitab yang memakai gender
0laki-laki0, tradisi Ibrani yang menomerduakan perempuan baik dalam tata upacara
keagamaan maupun kehidupan sehari-hari. Ia uga menadi teolog Feminis yang anti gerea
dan tradisi serta 0masa ke#anitaan0.
:L
Mary *aly dan +osemary +. +uether secara efektif mendirikan perkumpulan
pertemuan #anita dalam 0American Academy of +eligion0 tahun )9:). +asa 0sirik0
disebabkan luka yang sangat dalam membuat Mary *aly akhirnya mulai berani mengadili
tradisi gerea, pelayanannya, metode penafsiran yang lama, pengaruh tradisi =ahudi dalam
hermeneutik Alkitab, dll. Mary *aly sebenarnya mempunyai pemikiran yang analitis dan
selalu berhati-hati dalam memilih dan menggunakan bahasa. Namun sepertinya ia menadi
sangat yakin dengan dirinya dan ia mengklaim bah#a istilah bahasa yang ia gunakan itu
benar demikian uga definisi yang digunakannyapun menyempurnakan definisi yang lama.
,al ini merupakan kunci gerakan teologi Feminis, sayangnya ia menadi lebih 0khusus-
particular0 dan sangat tertutup dalam memilih istilah yang dipakainya lebih disesuaikan
dengan lingkup keberadaan #anita.
Mary A. (assian mengeritik metode Mary *aly dalam merefleksikan penggunaan
gaya bahasa yang khusus dalam bukunya yang ketiga! )n/Dcolog- The 6etaethics of
7adical Feminism, dan hanya mengkontekskan dalam proposisi ke#anitaan maka secara
:;
Ibid 3"ii.
::
!hiselton, A Ne# ,ori.on,. ><;.
:L
Ibid.
1:
otomatis Mary *aly sendiri sedang menutup dirinya saat ia memakai metode hermeneutik
0suspicion-socio0-kritiknya.
:9
.. Eli0abet" #1"2ssler (ioren0a
2li.abeth -chFssler Fioren.a adalah seorang professor #anita di ?ni"ersitas
,ar"ard. Ia uga mengaar di ?ni"ersitas Notre *ame. Penulis beberapa buku dan artikel-
artikel yang membahas tentang teologi Feminis, -earah 5erea, dan studi Peranian 'aru.
(aryanya yang terkenal adalah /n ,er 6emoriam of ,er- . Feminist Theological
7econstruction of Christian $rigins %)9L>&. Ia membahas metode hermeneutiknya secara
sitematis dan terpadu dengan beberapa pokok pikiran sebagai berikut6
a. Pusat Her!eneutik3 Women-Church % 'ereja Pere!+uan
Pusat hermeneutik penafsiran Alkitab kaum Feminis adalah gerea perempuan
%e((lesia gnai(oon&, pemahaman alkitabiah yang terbuka kepada penganut perempuan
maupun laki-laki yang berorientasi Feminis. 2kklesia perempuan merupakan bagian dari
gerakan perempuan yang lebih luas dalam masyarakat dan keagamaan yang memahaminya
bukan hanya sebagai gerakan hak-hak asasi, melainkan uga merupakan gerakan
pembebasan perempuan. -asarannya bukan hanya "kemanusiaan yang utuh" %fully
humanity& kaum perempuan karena definisi kemanusiaan uga telah dinodai oleh kaum
laki-laki. -asarannya adalah penegasan secara religius, kekuasan dan kebebasan kaum
perempuan dari segala bentuk alienasi, penyepelean dan penindasan dengan corak
patriarkal.
LJ

b. Her!eneutik 4ke1urigaan4
!eolog Feminis sudah menetapkan suatu aturan dalam penafsirannya, yaitu "crux
interpretum"
L)
artinya bah#a mereka tidak menerima segala penafsiran Alkitab yang tidak
mendukung kebebasan kaum #anita. Ada beberapa metode hermeneutik yang dipakai oleh
Fioren.a, pertama hermeneutik 0kecurigaan0. *alam metode penafsiran ini ia tidak
memakai otoritas Alkitab sebagai otoritas tertinggi, ia menerima asumsi dasar gerakan
Feminisme bah#a teks Alkitab dan interpretasinya bercorak androsentrik %@andro@-male
:9
Mary A. (assian, 1<J.
LJ
/etty, )<:-)<L.
L)
Mary A. (assian, L9.
1L
artinya 0laki-laki0, /centric/-center artinya pusat& dan (itab -uci itu memperkuat sistem
0patriarki0.
1. Her!eneutik Prokla!asi
Metode kedua yang dipakai Fioren.a %dalam bukunya /n 6emoriam of ,er- .
Feminist Theological 7econstruction of Christian $rigins& ialah hermeneutik proklamasi,
maksudnya ialah penafsiran yang hanya melihat pada porsi dalam teks Alkitab yang harus
diproklamasikan untuk kebebasan kaum Feminis kontemporer yang tertindas dan dianiaya,
adi yang tidak menyuarakan kebebasan kaum #anita ditolak mentah-mentah.
L1
8ontoh
ayat-ayat yang diterima karena penafsirannya memproklamasikan kebebasan bagi kaum
#anita, 5al <61LE =oh L6<;, +om );6), tetapi untuk ) (or )), 2f H611, ) !im 16)) akan
dibuang auh-auh alias tidak dipakai.
L<
d. Her!eneutik Ingatan
Metode ketiga yang dipakai oleh Fioren.a adalah metode hermeneutik kenang-
kenangan, artinya metode hermeneutik yang mendorong dan memberi semangat kepada
kaum Feminis untuk mengeksplorasi penderitaan perempuan dalam Alkitab dan mencari
artinya untuk kepentingan kaum perempuan. Metode ini bukan menghilangkan ingatan
masa penindasan, tetapi sebaliknya metode ini yang mengklaim kembali penderitaan
mereka yang tidak digubris kaum laki-laki.
L>
8ontoh yang diangkat adalah cerita tentang Abraham terta#a #aktu ia mendengar
akan mempunyai anak, hal ini tidak menadi masalah, tetapi saat -arah terta#a Allah
langsung "membau" terta#aan -arah, hal ini menunukkan adanya pengaruh kuat sistem
patriarkal dalam penulisan cerita ini. 8ontoh kedua yaitu ,arun, ia tidak kena kusta #aktu
ia bersalah, sedangkan Miriam begitu berdosa kena 0kusta0, hal ini menunukkan
ketidakadilan dalam cara Allah menghukum manusia.
LH
L1
2li.abeth -chFssler Fioren.a, 2merging Issues in Feminist 'iblical Interpretation," 8hristian
Feminism6 Gisions of a Ne# ,umanity, , ed.$udith /. 4eidman, %,arper 7 +o#6 ,arper 7 +o#, )9L>&
>:-H>.
L<
Mary A. (assian, ))<.
L>
Ibid.
LH
Ibid.
19
e. Her!eneutik Pengaktualisasian yang Kreati/
Fioren.a tidak hanya yakin dengan menggunakan tiga metode hermeneutik di atas
ddan merasa sudah cukup, tetapi ia menambahkan metode hermeneutik yang dapat
mencukupi kekurangan ketiga metode yang sebelumnya, yaitu metode hermeneutik
pengaktualisasian yang kreatif. Metode hermeneutik pengaktualisasian yang kreatif ini
merupakan metode proses di mana teolog Feminis membaca teks, membubuhi,
mengurangi, menyesuaikan teks Alkitab dengan "isi kebebasan kaum #anita dalam
melaksanakan tata cara penyelenggaraan ibadah.
L;
8ontohnya mereka tidak hanya mere"isi istilah Allah !ritunggal saa namun uga
mere"isi semua hal penting dalam ibadah, seperti *oa 'apa (ami, cerita diubah bahasa
dan istilahnya adi berbau 0ke#anitaan0, lagu-lagu diganti sesuai dengan istilah mereka,
pokoknya yang menadi pusat pemberitaan adalah diri-kaum-#anita.
L:
Pendapat Fioren.a ini dikuatkan oleh pemikiran (atherine *oob -akenfeld, ia
menyadari adanya bahan-bahan (itab suci yang patriarkal. Feminis (risten mendekati teks
setidak-tidaknya dengan tiga penekanan, yakni6 )& Mencari teks tentang perempuan untuk
menentang teks-teks terkenal yang digunakan "menindas" perempuan. Misalnya, (e 1
-perempuan diciptakan setelah laki-laki, (e < -#anita terlebih dahulu atuh dalam dosa, )
(or )> dan ) !im 16)<-)> -perempuan harus tutup mulut di gerea, 2f H -perempuan harus
menempatkan diri di ba#ah laki-laki. 1& Menyelidiki (itab -uci secara umum %bukan
hanya teks tentang perempuan& untuk membentuk perspektif teologis yang dapat
mengeritik patriarki. 'eberapa orang menyebut perspektif ini sebagai "perspektif
pembebasan". <& Menyelidiki teks tentang perempuan untuk belaar dari perumpaan
searah dengan kisah-kisah perempuan kuno dan modern yang hidup di dalam kebudayaan
patriarkal. Misalnya, ,ak )9 -pemerkosaan, pembunuhan, pemotongan tubuh perempuan
yang tak bernama, ,ak )) -pengorbanan seorang anak perempuan korban na.ar ayahnya.
LL
L;
/etty, Interpreting, ;J
L:
Ibid.
LL
(atherine *oob -akenfeld, "Feminist ?ses of 'iblical Materials", di dalam /etty M. +ussel!
Feminist Interpretation of the 'ible, HH-;>.
BAB III
KEDUDUKAN 5ANITA DALAM PE$#PEKTI( ALKITAB DAN BUDA6A
A. Kedudukan 5anita dala! 7a!an Perjanjian La!a
Pembahasan #anita dalam aman peranian lama akan dilihat dari konteks budaya
saat itu. 'udaya yang akan disoroti adalah budaya Assiria dan 'abilonia. 'udaya Assiria
dan 'abilonia inilah yang paling banyak memberikan informasi tentang keadaan dimana
kitab peranian lama ditulis.
Ada beberapa hukum yang mengatur peranan #anita, ,ukum (ode ,ammurabi
%):91-):HJ '8&, yang membahas peranan #anita aman bapa Abraham. /alu ada (ode
,ukum Asiria !engah, yaitu menerangkan peranan #anita pada .aman bangsa Israel keluar
dari Mesir yang dipimpin oleh Musa.
). Kedudukan 5anita dala! Kebudayaan Babilonia )889 B
L9
Abraham meninggalkan ?r (asdim sekitar tahun )LJJ '8. -edangkan ,ukum
(ode ,ammurabi ditulis sekitar .aman pemerintahan raa 'abilonia. (ode ,ukum ini
ditemukan di daerah -usa.
*alam perka#inan, #anita mendapatkan kedudukan sangat baik, kontrak
perka#inan memang di lakukan oleh seorang laki-laki, baik oleh seorang bapak, baik dari
pihak laki-laki ataupun #anita. (ontrak itu menggunakan mas ka#in dan berbagai macam
hadiah. (ontrak ini merupakan ikatan peranian yang melindungi hak istri ika suaminya
meninggal dunia. -eorang anda akan didukung oleh anak-anak laki-lakinya dan
mendapatkan haknya sampai anda itu meninggal dunia. Pengaturan akan tatacara
perka#inan sampai perceraian yang sangat baik ini khususnya untuk melindungi
kepentingan #anita. 4anita tidak dapat menceraikan suaminya. -uami mendapatkan hak
menceraikan istrinya, ika ada hal-hal yang mengkhianati perka#inan mereka. !etapi istri
berhak pisah ranang dan menunukkan ketidaksenangannya dengan alan bersikap
menauhkan diri dari suami sampai suami mengiinkan perceraian. Istri yang diceraikan
akan tetap mempunyai hak harta dari suaminya dan mengambil kembali semua miliknya.
-uami yang menceraikan istrinya harus membayar uang cerai yang ditentukan aturan
L9
$ames '. ,urley, Man and 4oman in 'iblical Perspecti"e, %Michigan6 Qonder"an, Academic
'ooks, )9L)& 1J-1H.
<J
<)
hukum perka#inan ,ammurabi. $ika terdapat penipuan atau kesalahan dalam pembagian
harta, suami atau istri yang melarikan diri, menghina istri@suaminya dan terbukti bersalah
mereka akan mendapat hukuman berat yaitu ditenggelamkan. (etidaksetiaan dalam
perka#inan baik karena suami @istri berselingkuh dengan #anita atau laki-laki lain, kedua-
duanya tetap mendapatkan hukuman yang sama.
*alam kehidupan sosialnya, #anita khususnya istri, anda, anak perempuan
mendapatkan kedudukan yang cukup baik. Peranan mereka sangat berarti dalam
kehidupan sosial masyarakat. Peranan #anita ini sangat terasa di dalam keluarga. *i
bidang perekonomian pun ada kesan #anita berhak dan boleh melakukan perdagangan
dengan leluasa.
*alam kehidupan beragama dan kependetaan, #anita mendapatkan kedudukan yang
sama, sering seorang pendeta #anita mempunyai kedudukan mengatur keseahteraan
masyarakat dan sosial. Menurut (ode ,ammurabi, tidak ada indikasi #anita direndahkan
oleh masyarakat. $anda dan pendeta #anita pun %yang tidak menikah& mendapatkan
kebebasan dan hak hukum istime#a daripada #anita biasa dalam masyarakat.
*. Kedudukan 5anita dala! Kebudayaan Assiria ).9:%)*9: B
Perka#inan dalam ,ukum Assiria, mengatakan "ika seorang suami menceraikan
istrinya karena kehendaknya sendiri, maka ia harus memberikan sesuatu, ika bukan
kehendaknya, si suami berhak tidak memberikan apa-apa pada istrinya." !idak ada indikasi
#anita berhak menceraikan suaminya, tetapi ada indikasi elas suamilah yang berhak
menceraikan istrinya. Pada sisi yang lain, seorang anda harus mendapat dukungan dan
topangan kehidupan dari anak laki-lakinya. $anda dapat mempunyai hak kembali menikah
dan ada tata aturannya di dalam hukum Assirian. -elain itu #anita mendapatkan
perlindungan begitu baik, seperti $ames ,urley mengutip ,ukum Assiria,
If the #oman0s husband puts his #ife to death, then he shall put the man to deathE
%but& if he has cut off his #ife0s nose, he shall make a eunuch and the #hole of his
face shall be mutilated. Dr if he has allo#ed his #ife to go free, the man shall be
allo#ed to go free.
9J

,ukum Assiria mengatur pakaian #anita untuk membedakan antara #anita baik-
baik dengan #anita alang, pelacur.
9J
$ames ,urley, 1:.
<1
4omen, #hether married of %#ido#s& or %assirians& #ho go out in the %public&
street must not ha"e their heads unco"eredB A harlot shall not be "eiledE her head
must be unco"ered. ,e #ho sees a "eiled harlot shall arrest herB -la"e-girls shall
not be "eiled, and he #ho see a "eiled sla"e-girl arrest herB
9)
$ilbab merupakan suatu lambang harkat dan martabat seorang #anita. $ika #anita
itu tidak mematuhi hal di atas maka, masyarakat dapat menghukumnya dengan bermacam-
macam hukuman, dari dikucilkan sampai dipukul dengan rotan >J kali, dan ditaburi
semacam 0tTr-aspal0.
4anita tidak boleh sembarangan keluar rumah dan harus menaga ketat
keluarganya. (ebanyakan mereka bekera di dalam lingkungan rumah tangga. 4anita tidak
diikutsertakan dalam diskusi kehidupan beragama.
Ada kesamaan status secara umum antara #anita dalam budaya Assirian dan
'abilonia. Pada ,ukum Assiria kepemimpinan dipegang oleh kaum 0patriakh0 sedangkan
#anita hanya sebagai pendamping. ,ukum Assiria lebih kasar dalam memperlakukan
#anita daripada ,ukum 'abilonia, dan memberikan hak kepada suami secara berlebihan
untuk melakukan hukuman dan retribusi@ganaran, baik kepada anaknya atau istrinya.
,. Kedudukan 5anita dala! Kebudayaan Israel Perjanjian La!a
Pengaturan peranan #anita didasarkan kepada kitab (eadian pasal satu dan dua.
Pandangan bangsa Israel terhadap peranan #anita dan pria adalah sama sederaat pada
mulanya. Pengertian manusia %#anita@pria kedua-duanya& adalah gambar dan teladan Allah,
merupakan suatu pengertian yang dialankan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Perubahan itu mulai teradi saat, Allah melalui peranian kekalNya menyebut "Abraham
sebagai 'apa segala bangsa", istilah inilah yang kemudian menadi suatu alasan bah#a
yang memegang peranan otoritas tertinggi keluarga ada di tangan "kaum patriakh". ,al ini
teradi sampai pada aman Israel dipilih Allah sebagai bangsa yang kudus, umat peranian
Allah.
Peranan kaum patriakh dalam keluarga sangat menyolok, seperti Abraham,
mencarikan odoh anaknya, Ishak. (e 1>. Peranan ayah +ibkah, mengambil keputusan
menerima lamaran atau tidak, menunukkan bah#a adat saat itu tetap melalui alur otoritas
seorang ayah. 4alaupun akhirnya keputusan untuk ikut 2lie.er atau tidak, diserahkan
9)
Ibid.
<<
kembali kepada anaknya, +ibkah. *emikian uga kepemimpinan bapa Abraham boleh
dikatakan tidak dominan lagi, seak peranan -arah lebih dominan dalam mengatur seluk
beluk keluarga.
*alam hal perceraian Peranian /ama sebenarnya tidak banyak memberikan
informasi tetapi berdasarkan ?l 116)<-19 ada dua hal, pertama suami tidak diperbolehkan
menceraikan istrinya6 ika ia salah dalam menuduh istrinya perihal ketidaksucian istrinya,
dan kedua ika ia memaksa istrinya %memperkosa& padahal istrinya tidak mau melayaninya.
*i dalam Peranian lama, banyak teks Alkitab yang membahas bagaimana keluarga harus
melindungi kesucian #anita, anda dan anak perempuan. ?l 11-1H.
Menurut 'il. <J6<-);, kedudukan ayah sangat dominan dalam menentukan
kehidupan anaknya %#anita& pada masa gadisnya bahkan setelah menikah pun sang ayah
dapat menolong anaknya dengan menerima dia kembali saat diceraikan, ika ayahnya sudah
meninggal maka ke#aiban saudara laki-lakinya yang melindungi anda ini. !erlihat elas
bah#a #anita harus tunduk pada pria, tuuannya bukan untuk menekan #anita tetapi
untuk melindungi hak-hak #anita. Peranian /ama sangat sarat dengan peranan #anita,
kalau mau dielaskan satu persatu pasti tidak memungkinkan di sini tetapi kalau dilihat
secara mendalam peranan #anita dalam P/, khususnya ibu sangat penting sekali, baik dari
sisi pengaruh negatif dan positif. Misalnya, kasus =efta, -amuel, 2li, di mana kasih seorang
ibu tidak pernah mereka dapatkan, dampaknya sangat luar biasa parahnya. -ebaliknya
peranan ibu yang negatif pun ada, seperti kasus -alomo, anak kesayangan 'etsyeba, *ina
anak =akub, +ibkah, dll. 4anita pun mendapatkan hak sebagai pemimpin bangsa. 'aik
peranan mereka menadi hakim, nabi, ratu, dll. Misalnya, *eborah, Naomi, 2ster, +ahab,
,ana, 2li.abeth, dll.
B. Kedudukan 5anita dala! Kebudayaan 6a"udi
-etelah mencermati #anita pada Peranian /ama, selayaknyalah penulis
memberikan informasi penting tentang #anita pada kebudayaan =ahudi. 4anita dalam
kebudayaan =ahudi tidak auh berbeda dengan agama lainnya yaitu, merendahkan #anita.
,ampir semua penafsiran tentang #anita mengarah kepada penghinaan kedudukan #anita
sebagai Othe second classP. $ames ,urley meringkaskan pandangannya setelah membaca
dan meneliti kitab !almud. +abbi $udah ben 2lai mengatakan! A. man is #ound to sa the
following thre #lessings dail- 9E#lessed art thou1F who hast not made me a heathen9!
<>
91who hast not made me a woman9!91and who hast not made me a #rutish man9, +abbi
2lie.er dengan arti yang sama berbicara!9There is no wisdom in woman except with the
distaff EspindleF. Thus also does +cripture sa- and all the women who are wisehearted
did spin with their hands.9
91
%*alam doa pagi B. seorang pria =ahudi setiap pagi
mengucap syukur bah#a Allah tidak menciptakan dia sebagai Oseorang kafir, seorang
budak, atau seorang #anitaB"& *alam hukum =ahudi #anita dianggap bukan sebagai
pribadi yang mempunyai nilai, arti dan hak seperti kaum pria. ,idup perempuan =ahudi
nasibnya ada ditangan suami.P
9<
=osephus uga mengemukakan hal yang sama, ia melihat
bah#a #anita berada pada posisi yang lebih inferior dari pada pria. -eorang #anita setelah
diceraikan tidak dapat ka#in lagi selama suaminya tidak mengiinkannya. *an uga #anita
tidak mendapatkan hak untuk bersaksi di persidangan hukum.
9>
-edangkan Philo
mengatakan! 9the attitude of man is informed # reason (nous2! EthatF of woman #
sensualit (aisthesis2!9 %!ingkah laku pria diinformasikan oleh pikirannya dan #anita oleh
perasaannya&.
9H
. Kedudukan 5anita dala! Kebudayaan 6unani
Penindasan terhadap kaum #anita ini bukan hanya teradi di kalangan Israel atau
=ahudi saa tetapi uga dalam tulisan-tulisan para ahli filsafat aman =unani. Plato seorang
filsuf ternama =unani sebelum (ristus lahir, sudah mempunyai prasangka dan penilaian
yang begitu buruk terhadap kaum #anita, ia mengatakan bah#a i#a terperangkap dalam
tubuh, ika mau melepaskan belenggu keterikatan itu manusia harus melakukan
reinkarnasi. Ia menyimpulkan bah#a nasib malang bisa menimpa laki-laki kalau ia
direinkarnasikan menadi #anita. 91 the most religious animals: and as human nature
was of two (inds! the superior race1.#e called man!1. /f Ethe man/maleF he failed in
attaining this! at the second #irth he would pass into a woman1"
9;
Aristoteles, yang disebut sebagai bapa pengetahuan modern khususnya dalam
bidang 'iologi pun mempunyai penilaian yang sangat dangkal terhadap #anita. Ia
91
Ibid ;<-;>.
9<
4illiam 'arclay, 5alatia 2fesus, %$akarta6 5unung Mulia& 1H<-1HH.
9>
4n 4histon dan /a -or %peneremah&, !he 8omplete 4orks of $osephus Fla"ius, Dn the
AntiMuity of the $e#s, 'ook II, %Michigan6 (regel, )9;J& <1:, 9:.
9H
=e $pificio 6undi, );H, diikuti dari 5. (ittel ed., !heological *ictionary of the Ne#
!estament %hereafter !*N!& %Michigan6 Qonder"an )9;H& "ol. ), :L1.
9;
+obert Maynard ,utchins, ed., et all, 5reat 'ooks of 4estern 4orld6 *ialogues of Plato6
!imaeus, %8hicago6 2ncyclopedia 'ritanica, )9H1& II, <, >H1->H<.
<H
menyebut #anita sebagai Oa kind of mutilated maleP %enis pria yang tak sempurna atau
lengkap&. Ia menulis,P'etina adalah antan yang tak sempurna, yang secara tidak sengaa
dilahirkan demikian akibat kekurangan si ayah atau akibat pengaruh ahat angin selatan
yang lembab.P
9:
D. Kedudukan 5anita dala! Perjanjian Baru
). 6udais!e
*alam kebudayaan =ahudi ada beberapa buku penting yang dipakai oleh mereka,
seperti Apokripha, tulisan Philo dan =osefus. *alam =esus bin -irakh yaitu salah satu kitab
hikmat Apokripha, menilai #anita sedemikian tinggi dalam satu segi =esus bin -irak
mengatakan 0!he #omen makes man0
8ecanti(an perempuan menggirang(an hati roman mu(a dan mengatasi segenap
(einginan manusia. 0i(a (e#ai(an hati dan (emanisan (eluar dari mulutna ma(a
suamina tida( sama seperti manusia lain. 5arangsiapa mendapat isteri
memperoleh mili( ang unggul! seorang pem#antu ang serasi denganna dan
se#uah tiang penangga. Tempat tida( ada pagar tanah a(an dirampo(i! dan
tempat tida( ada isteri suami mengem#ara sam#il mengeluh. +e#a# siapa
gerangan a(an percaa pada perampo(an di 3alan raa! ang lari dari (ota (e
(otaB =emi(ianpun halna seseorang ang tida( #ertempat tinggal dan
menginap di mana sa3a (emalaman. +ira(h G;-22-2H
5er#ahagialah suami dari isteri ang #ai( dan pan3ang umurna a(an #erlipat
ganda. /steri #er#udi menggem#ira(an suamina! ang dengan tenteram a(an
menggenapi umurna. /steri ang #ai( adalah #agian ang #ai(! ang
dianugerah(an (epada orang ang ta(ut a(an Tuhan. +ira(h 2;-1-G
5iar lu(a apa sa3a! asal #u(an lu(a hati: #iar (e#uru(an apa sa3a! asal #u(an
(e#uru(an perempuan: le#ih a(u su(a #erumah #ersama singa dan naga dari
pada #ersama isteri ang 3ahat. +etiap (e#uru(an hana (ecil di#anding(an
dengan (e#uru(an perempuan! mudah-mudahan ia ditimpa nasi# orang #erdosa.
,ati murung! mu(a suram dan lu(a hati dise#a#(an istri 3ahat: tangan (endor
dan lutut lumpuh demi(ian isteri ang tida( mem#ahagia(an suamina.
Permulaan dosa dari perempuan an (arena dialah (ita se(alian mesti mati.
0angan mem#iar(an air meluap dan 3angan pula mem#iar(an mu(a isteri ang
3ahat #erleluasa. 0i(a ia tida( #er3alan menurut tuntunanmu! pisah(anlah dari
9:
+obert Maynard ,utchins, Aristoteles, !he 5eneration of Animals, II.iii, 1>.
<;
tu#uhmu.9 +ira( 2I-1G!1;!1J!2G-2;. 0adi Kesus #in +ira(h melihat wanita 3ahat
menata(an sum#er dari (e3atuhan manusia.
*. Dunia 'reko $o!a-i
-emua literatur yang ditemukan khususnya yang berkaitan dengan fungsi dan
peranan #anita di aman 5reko +oma#i kebanyakan berorientasi kepada dunia #anita
yang mampu, hampir tidak ada informasi tentang keadaan #anita miskin atau kalangan
rakyat elata.
9L
Pada aman nenek moyang orang 5rika, #anita tidak mempunyai tempat di
dalam kehidupan sosial masyarakat. Peranannya lemah sekali. 4anita hanya dipandang
sebagai penerus keturunan saa dan pemuas nafsu pria.
-elain itu perempuan ditegaskan berada di ba#ah otoritas orang tua laki-laki atau
bapak "patris potestas" dan di ba#ah kuasa laki-laki. -edikit informasi perka#inan satu
enis kelamin, seperti homoseksual dilarang di aman ini.
'eberapa #anita di aman peranian baru seperti /idia, perempuan kelas menengah
ke atas. Priskila dan Ak#ila pedagang tenda. /idia seorang 5rika =ahudi dan Priskila
seorang +oma#i.
E. Kedudukan 5anita dala! Ke"idu+an Tu"an 6esus
Ada banyak #anita yang menadi pengikut =esus. -iapakah saudara dan orang tua
=esusK Mat )16>9-HJ, "siapapun yang melakukan kehendak 'apa(u di -orga dialah
saudaraku laki-laki, saudaraku #anita dan ibuku," 4anita pertama dalam kitab Inil
=ohanes yang ditemui =esus adalah Perempuan -amaria. =oh >6H-<J. -etelah itu #anita
dari (anaan yang menerit meminta tolong =esus dalam =oh )H611-1L. 4anita yang
mengurapi !uhan =esus di rumah -imon si orang Farisi. /uk :6>>-HJ. -eorang #anita
yang menderita bungkuk delapan belas tahun, /uk )<6)J-):. 4anita dalam ceritera parabel
!uhan =esusE seorang #anita mengaduk tepung dengan ragi Mat )<6<<, gadis yang
mencari koin yang hilang /uk )H6L-)J, sepuluh gadis pintar dan sepuluh gadis bodoh Mat
1H6)-)<. $anda yang ulet dalam memohon kepada seorang hakim /uk )L6)-L dan $anda
miskin yang memberikan seluruh hartanya kepada !uhan Mat )16<L->>.
4anita yang menadi murid =esus dalam hal pengaaranNya, Maria dan Marta, /uk
)J6<L->1. Maria Magdalena, seorang #anita yang disembuhkan =esus karena kuasa roh
9L
$ames ,urley, :H.
<:
ahat, menerima =esus di rumahnya dan mendukung pelayanan =esus dengan menual dan
memberikan harta miliknya. /uk L6)-<. -alome dan ibu dari =akobus anak Qebedius Mat
1:6HH-H; serta Maria ibu =esus.
Pengaaran =esus tentang perka#inan, perceraian, dan selibat. %Mat )96<-)1 dan
Mrk )J6))-)1& $auh melampaui tradisi atau hukum =ahudi. Pertama, pada prinsipnya Allah
tidak menghendaki perceraian, kedua, =esus mengatakan suami yang menceraikan istrinya
kemudian menikah lagi, suami itu melakukan per.inahan. Prinsip kedua ini tidak sama
dengan tradisi dan hukum =ahudi, yang menekankan pada kebebasan suami untuk menikah
lagi. Isu moral yang !uhan =esus aarkan melampaui pengaaran rabbi-rabbi =ahudi. Mat
H-:.
-emua rabbi =ahudi setuu dan menghalalkan serta melegitimasikan adanya
perceraian. !uhan =esus tidak. +abbi ,ilel lebih toleran dalam membela kepentingan laki-
laki, "a man might di&orce his wife if she spoiled his food." +abbi -hammai lebih ketat
dan menekan perceraian, ia mengatakan perceraian itu 9shameful thing9 or 9indecenc9.
99
(. Kedudukan 5anita dala! ;a!an Para $asul
*alam aman para +asul kedudukan #anita adalah sebagai teman sekera dalam
penginilan. Priskila dan suaminya Ak#ila, dalam (is )L61, mereka adalah ka#an sekera
+asul Paulus. -eperti dalam +om );6<-H, salam dari Paulus dapat dilihat bagaimana
dekatnya hubungan Paulus dengan mereka. Ada beberapa #anita lagi yang sangat
mendukung pelayanan penginilan, seperti 2udia, -intekhe dan Febe.
(alau dilihat dalam banyak hal maka Alkitab tidak pernah membuang apalagi
merendahkan peranan #anita. !eologi Feminis harus melihat peranan mereka secara
menyeluruh dan dari semua sisi kehidupan #anita, bukan hanya sisi ketidakadilannya,
tetapi uga bagaimana hebatnya pelayanan mereka dalam mengembangkan penginilan yang
dilakukan mulai dari aman !uhan =esus sampai amannya para +asul. Peranan #anita ini
terus berlangsung dan sangat positif disambut dalam kehidupan gerea mula-mula.
'. Kedudukan 5anita dala! #ejara" Ba+a%Ba+a 'ereja
99
Ibid )J1-)JH.
<L
9/f it was once true that women were neglected factor in the church histor! that
im#alance is "uic(l #eing rectified9! kalimat ini merupakan kalimat pertama dari 4illiam
4einrich dalam menanggapi analisa dan tulisan dari tiga tokoh teologi Feminis, yaitu,
+osemary +. +uether dan +osemary (eller %ed.2 <omen and 7eligion in .merica dan
-haron (. 2lkins. ,ol <omen in Twelfth-Centur Dngland. -angat diragukan penguraian
mereka tentang peranan #anita yang disepelekan oleh para 0patriakh0 atau bapa gerea.
Mereka melihat kedudukan #anita sangat ditekan sehingga tidak ada tempat lagi bagi
#anita dalam gerea. !anggapan tidak adil ini dia#ab oleh 4illiam 4einrich dengan
meneliti peranan dan kedudukan #anita disepanang searah gerea. ,asilnya para teolog
Feminis sangat tidak 'fair' dan 'o#3ecti&e' dalam menguraikan pendapatnya, karena terbukti
dalam searah gerea, peranan #anita sebagai pelayan !uhan, hamba !uhanE diaken dan
biara#ati sangat positif.
)JJ

(ecenderungan menyepelekan #anita uga melanda bapa-bapa gerea abad
permulaan sampai pertengahan. !ertulianus sebagai contoh, yang menelorkan istilah
O!ritunggalP
)J)
dan yang mengungkapkan gagasan "dosa #arisan"
)J1
mempunyai anggapan
terhadap #anita seperti berikut, P(au adalah pintu masuk IblisE kau perusak meterai pohon
%yang terlarang& ituE melanggar pertama kali hukum ilahiE kau adalah pembuuk pria yang
Iblis tidak punya nyali menyerangnya. (au begitu gampang merusak
)JJ
$ohn Piper and 4ayne 5rudem %ed.&, +eco"ering 'iblical Manhood and 4omanhood6 A
+esponse to 2"angelical Feminism, %Illinois6 8ross#ay, )99)& 1;<. 4illiam 4einrich menyelidiki
kebenaran ini dari sudut perspektif searah gerea. Ia melihat bah#a pengetahuan searah gerea atau lebih
terfokuskan lagi searah "ibu-ibu" gerea sangat banyak nilai positifnya. Ia menganalisa tanggapan para
teolog Feminis tentang peranan #anita yang disepelekan dalam searah "bapa-bapa" gerea sebenarnya
hanya sisi yang sempit yang dilihat para teolog Feminis. -ecara ,istoris peranan #anita sudah cukup
terbukti, dan memang tidak terekspos dengan sangat luas. ,al ini tidak dapat diadikan alasan bah#a
keadian ini merupakan kesalahan "bapa-bapa gerea" semata-mata.
)J)
/ouis 'erkhof, !he ,istory 8hristian *ocrine, %Michigan6 'aker, )9<:& ;:-;L.
)J1
,endrikus 'erkhof dan I. ,. 2nklaar, -earah 5erea, %$akarta6 5unung Mulia, )9L:& >).
<9
citra Allah, yaitu pria. Akibatnya ganaran yang kau terima -yaitu, kematian- bahkan Anak
Allah pun harus menderita kematian."
)J<
H. Kedudukan 5anita dala! Aga!a%Aga!a.
)J>
(edudukan #anita dalam umat beragama menadi sasaran kritik karena berabad-
abad lamanya kedudukan #anita baik secara teoritis maupun secara praktis tidak
disamakan dengan kedudukan kaum pria. !idak dapat disangkal, bah#a dalam banyak hal
kritikan ini sangat tepat. 4alaupun pada umumnya para #anita diiinkan mengambil bagian
dalam hidup keagamaan, peranan yang sama penting dengan pria arang boleh dilakukan
oleh #anita. +itus-ritus inisiasi biasanya dikhususkan bagi priaE karena menstruasi dan
kehamilan dianggap nais, sehingga #anita dilarang untuk ikut serta dalam upacara. *alam
beberapa agama, #anita menalankan ritus-ritus tertentu, khususnya yang berhubungan
dengan kesuburan %kultus *ionisius di =unani&, terutama sebagai imam #anita di kuil-kuil
berdasarkan beberapa agama kuno !imur !engah. Menurut agama Persia %Qaratustra& dan
uga 'uddhisme, kedudukan dan peranan #anita auh lebih rendah daripada pria. *emikian
uga dengan =udaisme yang #alaupun dalam Peranian /ama, dikenal tokoh-tokoh #anita
sebagai "hakim" dan "nabi", mereka hanya menadi penonton dan pendengar saa dalam
ibadat.
Menurut agama Islam pun peranan #anita dalam ibadat, syariat dan pergaulan sosial
sangat dibatasi, kecuali adat setempat menghalangi pelaksanaan itu %misalnya di beberapa
daerah di Indonesia&. =esus tidak pernah menolak para #anita yang mau mengikutiNya
serta memilih para #anita yang mau mengikutiNya dan memilih Maria Magdalena sebagai
saksi pertama kebangkitanNya, =oh 1J6))-)Ltetapi Ia tidak menerima satu #anita pun di
antara para +asulNya.
)JH
-eberapa auh kenyataan itu merupakan penyesuaian dengan
)J<
!ertullian, Dn the Apparel of 4omen, 'ook ), 8hapter ), %!he Ante-Nicene&.
)J>
A. ,euken -$, 2nsiklopedi 5erea I A-5, %$akarta6 =ayasan Pitaloka )99)&, <)9-<1J.
)JH
Penulis melihat ada beberapa alasan yang sangat "ital mengapa !uhan =esus tidak memilih
rasul seorang #anita.
Alasan teologis3
). !uhan =esus harus mutlak memenuhi tuntutan hukum !aurat. Ia sebagai seorang
+abbi atau Farisi yang sudah dinyatakan lulus menalani uian pada umur <J tahun. *alam
/uk >6);-<J, Ia mempunyai "hak" membaca ayat nubuatan Mesias yang sangat penting, hal
ini menunukkan statusnya sebagai seorang +abbi. $ika tidak Ia tidak akan diperbolehkan
membaca (itab -uci. !idak semua orang boleh atau sembarangan membaca ayat-ayat itu di
muka umum. Ia harus menalani seluruh tuntutan ,ukum !aurat itu sampai kepada
kehidupan praktis dan syarat-syarat sebagai seorang +abbi@Farisi. *alam adat atau tradisi
+abbi tidak diperbolehkan adanya murid perempuan.
>J
kedudukan sosial #anita dalam umat =ahudi pada abad ke-), atau merupakan keputusan
=esus yang harus diterima gerea untuk selamanya, kurang elas. Posisi #anita yang kuat
dalam 5erea Purba %sebagai diakon, penginil, penatua, presbiter emaat& digeser pada
abad ke-1. Pengaruh dualisme menganggap #anita lebih rendah %yang lebih emosional
daripada rasionya-rohani& sehingga mengecilkan peranannya dalam umat.
)J;
Penghormatan terhadap 'unda Maria mendukung penghormatan terhadap
kepera#anan dan kehidupan biara#ati. *alam hirarkhi, #anita %sampai sekarang& tidak
diterima oleh 5erea (atolik dan 5erea Drthodoks, sedangkan gerea-gerea Protestan
dan Anglikan mengenal pendeta #anita.
*alam agama 'uddha, khususnya pendiri agama itu, -ang 'uddha sendiri
mempunyai anggapan dan pemikiran untuk menghindari kehidupan yang berbau seksual,
karena kehidupan seksual menghalangi kehidupan monastik yang lebih khusuk, adi akan
sulit melakukan kehidupan monastik ika ada #anita. 4alau pada akhirnya agama ini
membuka diri terhadap kehadiran biara#ati atau pendeta #anita, tetapi posisinya tetap
berada di ba#ah pria. *alam ibadah pemimpin tidak pernah diangkat dari seorang pendeta
#anita, yang memimpin tetap pendeta pria. -eberapa tua usia pendeta #anita itu tetap tak
bisa berada di depan.
)J:

Menurut agama ,indu, seseorang yang dilahirkan dengan enis kelamin #anita
dianggap semacam "kesialan" karena kesalahan orang tuanya di masa lalu. 'ahkan #anita
hanya dianggap sebagai pemuasan-pemenuhan nafsu kesenangan bagi suaminya. 4anita
1.-eorang +abbi =ahudi dilarang keras berhubungan dengan #anita, apalagi hidup
bersama-sama dengan murid #anitanya. Ingatlah bah#a =esus selalu berkeliling negeri dan
tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Murid-murid atau rasul-rasulNya pun hidup
bersama-sama, makan bersama-sama, tidur dalam satu ruangan@tempat bersama-sama
denganNya. -egala sesuatunya mereka lakukan bersama-sama. $ika ada rasul #anita hal ini
menimbulkan sesuatu yang "aib" pada konteks budaya saat itu dan konteks abatanNya
sebagai +abbi.
Alasan sosial budaya3
<. 'isa dibayangkan apa yang dipikirkan oleh rakyat =ahudi saat itu tentang
kehidupan =esus, ika ia mempunyai rasul #anita. Problema sosial akan lebih banyak dan
semakin rumit. ,ubungan relasi di antara rasul-rasul akan semakin kompleks bahkan akan
banyak gesekan psikologi dan sosial antara mereka, "the #ay of life" #anita dan pria sehari-
harinya berbeda. $adi secara konteks budaya sangatlah tidak mungkin untuk mengangkat
rasul seorang #anita.
>.(onteks budaya rasul-rasul yang dipilihNya itu .aman itu sudah tertanamkan
dalam diri pria bah#a kehidupan seorang #anita dan laki-laki sudah sedemikian dipisahkan
dan ada "larangan" berrelasi dengan #anita yang bukan keluarganya. Peraturan tentang
hubungan pria dan #anita dalam sosial budaya =ahudi itu sudah diatur sedemikian rupa %ada
peraturan secara lisan dan tertulis& dan sudah dialankan selama berabad-abad lamanya..
)J;
Ibid.
)J:
*orothy +. +ape, In -earch of 5od0s Ideal 4oman6 a Personal 23amination of the Ne#
!estament, %Illinois6 IGP, )9:;& 1>-1H.
>)
harus melayani suaminya sampai mati. +itual agama yaitu "-utee" dianurkan bagi #anita
%anda& yang ditinggal mati suaminya untuk mengabdikan diri dengan mati dibakar
bersama-sama dengan ena.ah suaminya. -edangkan ika #anita yang meninggal dunia,
suaminya tidak dituntut untuk melakukan "-utee" mati bersama-sama dibakar bersama
istrinya, malahan duda itu diperbolehkan menikah lagi. 4alaupun upacara ini akhirnya
dilarang oleh undang-undang karena peruangan para Misionaris (risten di India, tetapi
kepercayaan ini masih tetap berlangsung di daerah yang terpencil di India.
)JL

-elain aaran agama di India, di 8ina pun, aaran (ong ,u 8u tidak auh berbeda
dari tetangganya di India. (ong ,u 8u mengatakan bah#a posisi #anita tetap harus patuh
di ba#ah pria, di sini pria itu maksudnya bisa suaminya, bapaknya, anaknya laki-laki
%khususnya yang pertama&. $adi otoritas #anita selalu di"subordinasi" oleh pria. Aarannya
selalu terkait dengan dunia pemerintahan yang memang dikuasai laki-laki pada aman itu.
Murid-muridnya pun semuanya laki-laki tidak ada catatan kalau ia mempunyai murid
seorang perempuan. 4anita yang melahirkan anak perempuan diperlakukan tidak
se#aarnya atau tidak dihargai seperti ika ia melahirkan seorang anak laki-laki. Anak laki-
laki yang memegang kendali keturunan, marga akan diturunkan dari laki-laki bukan
perempuan.
)J9
Agama Islam pun mempunyai kesamaan tentang kedudukan #anita dalam upacara
agama. 4anita selalu berada dibelakang pria saat mereka melakukan ibadah. 4anita yang
menstruasi tidak diperbolehkan memasuki mesid. %,al ini pun berlaku uga di beberapa
tempat suci ,indu di 'ali&. Alasannya adalah #anita dalam kondisi tidak bersih, atau
"nais". *orothy +.+ape menuliskan pengalamannya saat ia membaca sebuah tulisan di
sebuah mesid dengan perkataan seperti berikut! 9<omen! dogs! and $ther /mpure
.nimals not permitted." Ia uga menceritakan bagaimana Muhammad pernah menikahi
seorang gadis yang baru berumur sembilan tahun.
))J
)JL
$ames (ennedey, 'agaimana $ika =esus !idak Pernah /ahirK *an 'agaimana $ika Alkitab
tidak pernah *itulisK %$akarta6 Interaksara, )999& 1<).
)J9
*orothy, 1H.
))J
Ibid.
>1
BAB I<
P$IN#IP%P$IN#IP HE$MENEUTIK ALKITABIAH
A. Asas%Asas Pedo!an Her!eneutik Alkitab
(aum Feminis sudah mengotak-atik doktrin Allah !ritunggal serta berani mengganti
istilah Allah 'apa, Putra dan +oh (udus dengan istilah dan prinsip yang mereka buat
sendiri. Mereka memakai metode hermeneutik orthopraxis yang artinya aaran teologi
mereka bukan hanya dipahami secara dogmatis@secara teori pengaaran saa orthodoxy
tetapi aaran mereka harus di#uudkan, dilakukan dan dipraktekkan secara nyata.
5erea harus berani dengan uur untuk berapologetika menguraikan fakta-fakta dan
kebenaran pemakaian istilah Allah !ritunggal. *alam membahas doktrin Allah, khususnya
Allah !ritunggal ini, kita harus mempunyai prinsip-prinsip Alkitabiah yang benar %sebagai
0presaposisi atau 0starting point0& yang harus diadikan pedoman untuk memahami
penafsiran istilah Allah, diantaranya6
Pertama! Allah hanya dapat dikenal dengan dua macam pe#ahyuanE #ahyu umum -
>general re&elation? dan #ahyu khusus - >special re&elation?.
)))
Melalui #ahyu umum,
Allah dapat dikenal secara umum oleh semua manusia tanpa terkecuali tanpa perlu melihat
penyataan Allah di dalam Alkitab. 4ahyu umum ini tidak dapat menebus dosa manusia dan
tidak dapat menyelamatkan manusia dari murka Allah, yang dapat menyelamatkan manusia
adalah #ahyu khusus yang terdapat di dalam diri =esus (ristus dan Alkitab. Pendekatan
dan penghayatannya dapat dimulai dari sudut pandang aspek seluruh aspek kehidupan
manusiaE seperti sosial, historis, psikologi, biologi, dll.
Kedua! pengenalan gerea akan Allah tetap terbatas, yaitu seauh Allah menyatakan
diriNya kepada gerea yaitu persekutuan umat pilihanNya, seauh mana Ia membukakan
diri seauh itu pula batas gerea mengenal *ia. $ohn M. Frame mengatakan tentang
keterbatasan pengetahuan manusia %baik dalam bahasa, pikiran, keadaan, aman, kondisi,
perasaan dll.& untuk memahami keberadaan Allah, ia menguraikannya sebagai berikut 6
%)& 5odCs thought are uncreated and eternalE ours are created and limited by time.
%1& 5odCs thought ultimately determine, or degree, #hat comes to pass. 5odCs
thoughts cause the truths that they contemplateE our do not. !his is the lordship
attribute of control in the realm of kno#ledge. %<& 5odCs thought, therefore, are
self-"alidatingE they ser"e as their o#n criteria of truth. %>& 5odCs thought al#ays
)))
/ouis 'erkhof, -ystematic !heology, %Michigan6 4M '. 2erdmans, )9L;& <;.
><
bring glory and honor to ,im because 5od is al#ays Opresent in blessingP to
,imself. %H& 5odCs thought are originals of #hich ours, at best, are only copies,
images. %;& 5od does not need to ha"e anything Ore"ealedP to ,imE ,e kno#s
#hat ,e kno#s simply by "irtue of #ho ,e is and #hat ,e does. ,e kno#s, then,
at ,is o#n initiati"e. 5ut all of our (nowledge is #ased on re&elation. <hen we
(now something! it is #ecause )od decided to let us (now it! either # +cripture or
# nature. %:& 5od has not chosen to re"eal all truth to us. 4e do not kno# the
future, beyond the #hat the -cripture teaches.
))1
Arti kutipan di atas, %)& Pikiran Allah adalah kekal dan tidak diciptakanE
pikiran kita dicipta dan dibatasi oleh #aktu. %1& Pikiran Allah sangat pasti dan terencana
terhadap segala sesuatu yang akan teradi pada masa mendatang, sedangkan manusia tidak
dapat. %<& Pikiran Allah absah dalam diriNya sendiriE hanya melayani kriteria kebenaranNya
sendiri. %>& Pikiran Allah selalu memba#a kemuliaan dan pemuaan kepada diriNya karena
Allah selalu menadi berkat untuk diriNya sendiri. %H& Pikiran Allah adalah pikiran yang
orisinil sedangkan pikiran manusia yang terbaik pun merupakan iplakan dari pikiran Allah.
%;& Allah tidak memerlukan sesuatu yang Adibukakan-di#ahyukanC pada diriNya. Ia
mengetahui sebagaimana ia tahu dari nilai diriNya sendiri dan apa yang *ia lakukan.
PengetahuanNya berasal dari inisiatifNya sendiri tidak dipengaruhi oleh sesuatu di luar
diriNya. !etapi semua pengetahuan kita secara menyeluruh didasarkan atas pe#ahyuan.
(etika kita tahu sesuatu, hal itu karena Allah memutuskan untuk memberitahukannya pada
kita, baik melalui Alkitab atau alam. %:& Allah tidak memilih untuk memberikan semua
kebenaranNya kepada kita, kita tidak mengerti masa depan kita bahkan pengetahuan yang
melebihi Alkitab.
Ketiga! percaya bah#a Alkitab adalah #ahyu Allah dan mempunyai otoritas
tertinggi dari segala sumber pengetahuan tentang Allah, hanya di dalam Alkitab satu-
satunya sumber pengetahuan pengenalan akan Allah yang -eati. Alkitab sudah sempurna
dan mencukupi kebutuhan kita akan pengenalan Allah, tidak memerlukan penambahan dan
pengurangan, pereduksian atau pere"isian.
))<
(esukaran dalam memahami Alkitab bukan
merupakan kesalahan Alkitab tetapi biarkanlah kesukaran itu dia#ab Alkitab sendiri atau
biarkanlah Alkitab menafsirkan Alkitab sendiri %+criptura +cripturae interpres! that is!
+cripture is the interpreter of +cripture: and (22 omnis intellectus ac expositio +cripturae
sit analogia fidei! that is! let all understanding and exposition of +cripture #e in
))1
$ohn M. Frame. !he *octrine of the (no#ledge of 5od, %Ne# $ersey6 Presbyterian and
+eformed., )9L:& 11-1<.
))<
Ibid L).
>>
conformit with the analog of faith2.
))>
Alkitab hanya berbicara sebatas Allah mengiinkan
pengetahuan tentang diriNya itu dimiliki manusia.
))H
Keempat! menyelidiki diri Allah haruslah dilakukan dengan kesungguhan hati,
ketaatan, takut dan gentar serta dengan hati penuh penyembahan dan pengucapan syukur,
agar angan menyebut nama Allah kita dengan sia-sia %(el. 1J6)-):&. (ita harus sadar
bah#a yang kita teliti bukan AobyekC tetapi subyek yang mencipta kita, yaitu Allah yang
auh melampaui segala akal, pikiran dan pengetahuan kita.
$alan satu-satunya untuk mengerti dan mengenal Allah secara benar dan
bertanggung a#ab adalah melalui pe#ahyuan Allah di dalam Alkitab di mana Allah sendiri
berbicara tentang siapakah diriNya. 4alaupun misteri tentang Allah ini sudah dapat kita
mengerti, hal ini bukan berarti pengetahuan dan pengertian kita dapat dengan sempurna
mengenal diri Allah.
!he !riune identity of 5od #ho gi"es us ,is "ery self kno#able, strictly, only
through re"elation. 'ut e"en though the mystery is kno#n, it permanently eludes
human comprehension. !he mystery of the presence of the three-personed 5od to
human kno#ledge and lo"e in grace is ine3haustible and in that sense ne"er fully
comprehensible or e3pressible. !o be sure, faith, is the source of our kno#ledge of
this mystery. 'ut since its obect is the transcendent 5od, this kno#ledge can ne"er
be complete of comprehensi"e.
));
,anya melalui iman, yang merupakan ApintuC pengetahuan, kita dapat mengenal Allah
yang seati yang khusus diberikan hanya kepada anak-anakNya.
!antangan bagi teolog Feminis adalah melihat ulang metode mereka yang terlalu
dipaksakan dengan memakai satu metode hermeneutik pengalaman perempuan %#alaupun
diluaskan keseluruh aspek kehidupan& untuk mencakup seluruh kesulitan dan 0kesalah
kaprahan0 tradisi yang ada. 'ahkan yang paling celaka adalah dengan memakai metode
0narro# minded0 ini teolog Feminis berusaha mengubah dan merestruktur ulang semua
istilah yang dipusatkan pada istilah Allah. Alkitab auh melampaui segala keterbatasan kita
))>
/ouis 'erkhof, Principles of 'iblical Interpretation %-acred ,ermeneutics&, %Michigan6 'aker,
)9HJ& 1;.
))H
2li.abeth Achtemeier, "23changing 5od for ANo 5odC6 A *iscussion of Female /anguage for
5od", dalam -peaking the 8hristian 5od6 !he ,oly !rinity and the 8hallenge of Feminism. %Michigan6
4M '. 2erdmans, )991& 1.
));
$.A. *inoia D.P, (no#ing and Naming the !riune 5od6 !he 5rammar of !rinitarian
8onfession, dalam -peaking the 8hristian 5od the ,oly !rinity and 8hallenge of Feminism, edited by
Al"in F. (imel, %Michigan6 4M '. 2erdmans, )991& );>.
>H
dalam menghayati segala problema kehidupan di dunia, baik penghayatan secara pemikiran
dan kognitif, maupun dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat affektif.
-eak Mary *aly dengan berani mengatakan 9)od is male!9 said 6ar =al! 9
6ale is )od9!
)):
perkataan ini akhirnya menadi problema besar bagi teologi Feminis.
(emudian timbul diskusi dunia sekuler yang dimulai oleh beberapa kaum perempuan yang
mempunyai kesamaan ide, atau paling tidak yang menyetuui pendapat Mary *aly ini.
Mary A. (assian dengan tegas mengatakan bah#a Feminis (risten menolak semua bias
budaya patriarkal yang ada di dalam Alkitab. Mereka, termasuk Mary *aly dan beberapa
teolog Feminis, akhirnya malah menduga bah#a penulis Alkitab %autographa& memang
sengaa menuliskan tradisi kebudayaan yang mempengaruhi mereka dengan menonolkan
dan mengutamakan kelelakian daripada ke#anitaan, kaum #anita didesak, diperas,
diadikan kambing hitam, pokoknya segala hal yang ahat dan elek berasal dari kaum
perempuan.
))L
/etty +ussel mengatakan,
!he 'ible #as #ritten in a patriarchal culture in #hich the father #as supreme in
clan, family, and nation, and #ifes and children #ere legally dependent. !he
interpretation and translation of the 'ible through the centuries has been carried
out in societies and 8hristian communities that are male-centered, or androcentric.
$ust as non-4estern cultures must seek to liberate the #hite, 4estern
interpretations of -cripture and theology so that they are heard a ne# in different
cultures and sub-cultures, #omen must seek to liberate the interpretation of 5od0s
4ord from male-bias.
))9
Menurut teori teologi Feminis, simbol-simbol linguistik memberikan bentuk bagi
masyarakat untuk bertindak, asal tingkah laku masyarakat berubah. (emudian simbol
tradisi linguistik akan ditantang untuk menghadapi hal ini. Menurut +ussel, hal ini saling
timbal balik mempengaruhi antara penggunaan linguistik dengan tingkah laku masyarakat,
/anguage and social structures are reciprocal in relationship. /anguage not only
shapes gi"en concepts of reality and #ays of acting, it is also shaped by changes in
concepts and social beha"iourB. !he type of biblical and theological language
used in church ser"ices of #orship, discussion groupUsV educational BBtends to
)):
Mary *aly, !he Sualitati"e /eap 'eyond Patriarchal +eligion, Suest %#omen and -pirituality&
%)9:>&6 1), di dalam Al"in (imel, -peaking the 8hristian 5od6 !he ,oly !rinity and 8hallenge of
Feminis, %Michigan6 4m '. 2erdmans, )99H& 1).
))L
Mary A. (assian, !he Feminist 5ospel, )<;.
))9
/etty M. +ussel, !he /iberating 4ord6 A 5uide to Non--e3ist Interpretation of the 'ible,
%Philadelphia6 4estminster, )9:;& )H.
>;
e3clude #omen from the 8hristian community. 4omenBbecoming conscious of
their social e3clusion reflected in that language.
)1J
Metode pendekatan Feminis ini menganggap bahasa adalah simbol manusia#i,
bahasa itu dapat menggambarkan kenyataan yang berada di luar dirinya melalui gestur,
lukisan, ime, ritme, metafor, simile, mitos, -hal ini hanya merupakan simbol saa. -ecara
tradisi simbol gerea dalam menyebut Allah sebagai IA-laki-laki, +aa, !uan dan ,akim,
semua berorientasi pada bahasa laki-laki. -imbol dalam tradisi gerea ini membuang
keberadaan perempuan. Maka menurut teolog Feminis simbol lingusitik ini perlu diganti
dan dire"isi untuk memba#a simbol itu ke dalam bahasa inklusif kesedearatan antara
#anita dan pria.
4e can not #ait for a ne# generation of female or male scholars to publish ne#
'ible translations and commentaries the hitherto unconscious se3ist bias of #riters,
most of #hom are male. +ight no#, #omen sit #ith men in the pe#s of the
church.
)1)
+uether melihat ada tiga problema dasar penggunaan tradisi bahasa dalam gerea,
pertama, mendukung adanya 0stereotypes0
)11
inferioritas dan superioritas, kedua
pengasingan kaum #anita dalam penafsiran Alkitab dan tradisi gerea, ketiga, pembatasan
Allah dalam konsep patriarkal yang sempit.
)1<
*engan bahasa inklusif kaum Feminis
mere"isi *oa 'apa (ami yang diaarkan !uhan =esus seperti demikian,
$ur Father! who art in hea&en! $ur mother/Father! who is e&er where!
,allowed #e Th name! ,ol #e our names!
Th (ingdom come! 6a our new age come
Th will #e done! 6a our will #e done
$n earth! as it is in hea&en /n this and in e&er time and place
)i&e us this da our dail #read 6eet our needs each da and
.nd forgi&e us our de#ts! Forgi&e our failure to lo&e
.s we forgi&e our de#tors. .s we forgi&e this same failure in
others.
.nd lead us not into temptation! +a&e us in hard times! and
)1J
Ibid );-):.
)1)
/etty, )>.
)11
(amanto -unarto, Pengantar -osiologi, %$akarta6 ?I, )99<&, +teriotip (8orn#lum&6 citra yang
kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra
tersebut. +teriotip (5anton2- kecenderungan bah#a sesuatu yang dipercayai orang bersifat terlalu
menyederhanakan dan tidak peka terhadap fakta obyektif, +teriotip superego (0anowit% dan 5ettleheim2-
melihat bah#a suatu kelompok mempunyai sifat-sifat pribadi tertentu, seperti sifat ambisi, rain, penuh
usaha, cerdas, curang, tidak uur. +teriotip id (0anowit% dan 5ettleheim2- melihat bah#a suatu kelompok
yang cenderung berada pada lapisan ba#ah masyarakat bersifat malas, tanpa tanggung a#ab, tidak
berambisi, bodoh, malas, tidak bisa menahan diri.
)1<
Ibid )L.
>:
5ut deli&er us from e&il! Lead us into the was of lo&e!
For Thine is the (ingdom! For ours is the wholeness!
and the power! and the power
.nd the glor! fore&er! .men. .nd the lo&ing! fore&er! .men.
)1>
'ahkan +ussel mengusulkan beberapa prinsip pandangan agar gerea mengubah istilah
Allah yang memakai gender laki-laki dengan bahasa inklusif kaum Feminis,
). *o not use Man or 'rotherhood in the generic sense, substitute inclusi"e
language such as persons, people, e"eryone.
1. A"oid masculine pronouns to refer to men and #omen together by using "he
and she", or by shifting to the plural form.
<. A"oid use of male-dominant phrases #here all the people of 5od are to be
included. -ons of 5od to children of 5odE "faith of our fathers" to "faith of our
forbears, ancestors, or forerunners."
>. 8all both #omen and men by their full names. Not $ohn 'ro#n and his #ife,
but $ohn and -ally 'ro#n, or Ms. #hen preferred by #omen.
H. Alternate references to #omen and men in speech and #riting, he and she, she
and he, etc.
;. +efer to the clergy as clergy persons rather than clergymenE clergy and spouses,
not clergy and #i"es.
:. A"oid referring to people and the church #ith female pronouns.
)1H
+ussel uga mengusulkan perubahan-perubahan dalam konsep penyebutan nama Allah bagi
orang (risten6
). "Names for 5od should a"oid e3cessi"e use of male imagery and pronouns and
those #hich model the social relationships of patriarchal culture, such as
0Father0, 0(ing0, 0master0. BIt is also helpful to include references of both
masculine and feminine pairs %Mother and Father, he and she&."
1. A"oid the o"eruse of the #ords "Dur Father," substitute "Dur Parent" or Dur
5od."
<. 2mphasi.e non-se3 specific #ords for 5od, such as -pirit, 4isdom, 5lory, ,oly
Dne, +ock, Fire, First and /ast, -ustainer, /iberator, 8reator, Ad"ocate, Maker,
*efender, Friend, Nurturer. In addition, it is suggested that the trinitarian
formula of "Father, -on and ,oly -pirit," be changed to "8reator, +edeemer,
-ustainer," or "-ource, -er"ant, 5uide."
>. -peak about $esus as male only #hen the designation refers to his earthly life as
a male.
H. -peak of the ,oly -pirit as "she" or "it".
)1;
)1>
Mary A. (assian, )><.
)1H
/etty M. +ussel, )>1.
)1;
Ibid.
>L
!eolog Feminis yakin sekali dengan perubahan simbol dan pemakaian bahasa inklusif
akan memba#a gerea semakin mendekat pada sifat karakter seati Allah. Mary A.
(assian menuliskan sebagai berikut,
'ecause the 'ible symboli.es 5od as possessing "feminine" characteristic, feminist
felt that they could take the liberty of calling 5od "-he" or "Mother" this argued
#ould more acurately communicate the true character of 5od. Feminist took a
Muantum leap, ho#e"er, #hen they mo"ed from obser"ing the feminine
characteristic of 5od to the practice of addressing 5od #ith feminine prounouns.
4hen feminist changed biblical language about 5od they changed the biblical
image of 5od.
)1:
,ermeneutik teolog Feminis ini dikritik oleh Mary A. (assian dalam beberapa cara
metode penafsiran mereka. Pertama, teologi Feminis telah men0seksualitas0kan Allah
pencipta sebagai Allah ciptaan yang mempunyai gender sebagai laki-laki atau perempuan
atau pun netral. (etika teolog Feminis mengubah simbol bahasa maskulin menadi simbol
bahasa feminin dalam penelasannya tentang Allah, sebenarnya mereka sedang
merendahkan posisi Allah dari pencipta sebagai mahluk ciptaan.
)1L

*engan menamakan kembali Allah dengan sebutan "-he"@",e"-Ia perempuan@Ia
laki-laki berarti hal ini mengotak-atik kemerdekaan Allah sebagai pribadi yang sepenuh-
penuhnya bebas. Allah adalah suatu pribadi yang bebas menyatakan #uud diriNya dalam
metafor yang dipilih olehNya sendiri baik Ia sebagai pribadi "laki-laki" atau "perempuan".
Menamakan ulang pribadi Allah dengan mengganti istilah baru yang "bernafaskan #arna
feminin" mengindikasikan secara logis berarti mengikis kemerdekaan ontis pribadi Allah.
)19
Pemakaian kata-kata 0maskulin0 untuk pribadi Allah !ritunggal bukan hanya masalah
penggunaan bahasa kiasan fenomenal saa yang dapat diganti-ganti tetapi hal ini mengacu
kepada pemikiran yang lebih mendalam secara ontologis yaitu menerangkan karakter
pribadi Allah yang luas dan dalam artinya. Penggunaan istilah yang patriarkal ini bukan
seperti yang diduga oleh teolog Feminis yaitu penulis Alkitab dipengaruhi oleh pengalaman
budaya yang menunung tinggi nilai manusia laki-laki. Pemilihan kata-kata ini benar-benar
didasarkan atas pemilihan Allah sendiri untuk memakai kata-kata atau istilah yang *ia
ingin sampaikan kepada manusia tentang siapakah diriNya dalam komunikasi secara
akomodasial.
)1:
Mary A. (assian, )>>.
)1L
Ibid.
)19
Ibid, )>H.
>9
Pemakaian sebutan Allah 'Lord! 8ing! 0udge! and Father' bukan simbol yang
berkorespondensi dengan perasaan suatu kelompok, kaum atau kelas sosial tertentu.
Namun hal ini semata-mata dituukan kepada suatu realitas keberadaan Allah secara ontis-
Nya. $adi hal ini lebih mengacu kepada keobyekti"itasan dari pada kesubyekti"itasan. $adi
kalau simbol ini diubah maka secara langsung uga menyerang hakekat terdalam dari
karakter Allah.
)<J
(alaupun teolog Feminis tetap memaksakan kehendaknya mengubah istilah nama
Allah yang ber#arna kelelakian ini berarti akan mengakibatkan hilangnya relasi dalam diri
=inter%+ersonal%relations"i+= pribadi-pribadi Allah. (arena kedudukan 'apa dan Anak
serta +oh (udus mustahil dapat diganti dengan nama lain yang mempunyai kualitas
kedalaman, kesatuan dan keharmonisan seperti yang sudah di#ahyukan Allah dalam
Alkitab.
,ubungan ketiga pribadi Allah itu bukan hanya pengertian hubungan tubuh secara
kontak fisik, secara psikologis, secara sosial-ekonomis, melainkan hubungan itu lebih
mengarah kepada 0alam-'eing0 yang dimiliki oleh Allah. $adi istilah yang dipakai itu
sebenarnya merupakan suatu embatan atau piakan pengertian yang memang Allah
gunakan untuk menerangkan siapakah diriNya dengan bahasa %manusia& yang terbatas
untuk memahami Allah yang tak terbatas. $adi masalah dalam teologi Feminis sebenarnya
terletak pada metode hermeneutik mereka yang hanya menekankan salah satu aspek
metode penafsiran saa %yaitu metode penafsiran pengalaman perempuan yang tertindas&.
!eolog Feminis menyangkal hubungan pribadi Allah !ritunggal %yang di#ahyukan Allah
dalam (itab -uciNya& maka konsekuensinya mereka secara otomatis menyangkal uga
keberadaan Allah yang seutuhnya.
)<)
$ohn 8al"in mengatakan bah#a pengenalan Allah akan memba#a pencerahan pada
pengenalan siapakah diri manusia,
)<1
maka ika teolog Feminis tetap menggunakan bahasa
inklusif yang dicocokkan dengan pengalaman kaum perempuan. Pemakaian bahasa itu
bukan semakin memperelas pengertian kita tentang diri Allah tetapi semakin mengaburkan
dan mengacaukan keberadaan Allah. !idak hanya sampai di situ saa, bahkan mungkin
yang auh lebih parah adalah menggantikan Allah seati dengan Allah palsu %0allah0 yang
dikonseptualisasikan oleh para teolog Feminis&. Akibat lainnya adalah kaum perempuan itu
)<J
Ibid.
)<)
*onald 'loesch, !he 'attle for the !rinity, !he *ebate o"er Inclusi"e 5od-/anguage, %MI6
-er"ant 'ook, )9LH& W"iii.
)<1
$ohn 8al"in, Institute of the 8hristian +eligion, %Michigan6 4M.'. 2erdmans, )9L9& trans.
,enry 'e"eridge, 'uku I, 'ab I, paragraf ), <:-<L
HJ
akhirnya tidak dapat mengenal dengan elas siapakah dirinya sendiri, di mana kedudukan
mereka, sampai akhirnya memba#a mereka memberanikan diri menyatakan bah#a diri
mereka adalah "allah", seperti Girginia +. Mollenkott memproklamasikan dirinya, ' / am a
manifestation of )od. )od ,erselfL )od ,imselfL )od /tselfL .#o&e all. Through all. .nd
in us all'.
)<<
Allah Alkitab berbeda dengan 0allah-allah0 yang disembah oleh penyembah berhala,
0allah-allah0 mereka tidak mempunyai suatu 0consort0 - hubungan pasangan paling intim
yang mau tidak mau secara hakekat tidak dapat dipisahkan keberadaanNya %seperti suami-
istri&. ,ubungan ini pun diutarakan oleh =esus bah#a *ia melambangkan diriNya sebagai
mempelai laki-laki dan gerea sebagai mempelai perempuan.
-ebenarnya (itab -uci benar-benar diaga oleh Allah dari pengaruh perbuatan dosa
yang dapat memba#a kepada kesalahan dalam penulisan Alkitab, maksudnya +oh (udus
melindungi dan menaga kekudusan isi (itab -uci dari pengaruh sifat-sifat keberdosaan
penulis yang mula-mula. (alau ditelusuri dengan teliti Alkitab uga banyak memberikan
bahasa figuratif dengan memakai nuansa imainasi gambaran feminin, misalnya, =es. >16)>,
/uk. )>69, (is. ):61;, +om. L611, Ayb. <L6L, =oh. <6)-;, =oh. );61), 5al. >6)9, ?l. ))6)1,
,os. ))6<->, =es. >;6<, 5al. <61:-1L, Ma.. )J161H-1;, ?l. <16))-)1.
Pada a#alnya teolog Feminis menamai ulang keberadaan diri mereka, kemudian
menamai dunia lingkungan mereka, kemudian tidak puas dengan hal di atas, akhirnya
sampai mereka menamai ulang nama Allah. *engan demikian mereka telah menggantikan
0hak prerogatif0 Allah dalam memberikan nama kepada Allah sendiri. (alau dilihat dari
amanat agung Allah kepada Adam, yang diberiNya hak untuk menamai seluruh binatang
yang ada tetapi Adam tidak mempunyai daya untuk menamai dirinya sendiri, apalagi
menamai Allah. Allah memperbolehkan manusia bertanya tentang namaNya, tetapi Allah
tidak pernah memperbolehkan manusia menamai diriNya.
Manusia tidak mampu menamai dirinya sendiri karena hanya Allah yang mampu
memberikan nama manusia %Adam-,a#a&. (alau ditinau dari sudut peristi#a hari
penciptaan, maka teolog Feminis seharusnya sadar dan tunduk kepada otoritas Alkitab dan
Allah, sebab ika tidak demikian teolog Feminis sedang melanggar perintah Allah. Mereka
bukan saa melanggar tetapi uga sudah berani menentang Allah dengan meninggikan diri
mereka yaitu dengan memberi nama kepada Allah. Manusia tidak berhak memberi nama
Allah. Allahlah yang berhak memberi nama manusia, urutan ini ika dibalik akan sangat
)<<
Girginia +amey Mollenkott, 5odding6 ,uman +esponsibility and the 'ible, %Ne# =ork6
8rossroad, )9LL&, ;>.
H)
fatal akibatnya. -ebab arah penyembahan umat !uhan akan berubah dari teosentris menadi
anthropo%female&sentris.
(alau kritikan metode hermeneutik Feminis memakai tradisi gerea yang diambil
dari pemikiran bapa-bapa gerea, yang mana menurut kaum Feminis sangat merendahkan
martabat dan kedudukan #anita, kritikan ini tidak beralasan kuat sebab ikalau diteliti lagi
dengan cermat karya-karya bapa-bapa gerea banyak memakai gambaran seorang
perempuan dalam karangan-karangan mereka. *i ba#ah ini penulis memberikan contoh
yang lumayan banyak tentang tulisan dari bapa-bapa gerea yang membahas isi teologinya
dengan memakai simbol linguistik bahasa feminin6
8lement of Ale3andria0s Paidagogos focuses nearly a #hole chapter on a maternal,
suckling 5od. !o 8lement, the aspect of 5od0s nature that has sympathy #ith
humankind is Mother6 "'y ,is lo"ing," 8lement says,"!he Father became of
#omen0s nature.
)<>
-t. $ohn 8hrysostom %<>:->J: A.*.& uses allusions to 5od0s motherhood in his
,omilies on the 5ospel of -aint Matte#. In his baptismal Instructions 8hrysostom
says that "$ust a #oman nurtures her offspring #ith her o#n blood and milk, so
also 8hrist continuously nurtures #ith ,is o#n blood those #hom ,e has
begotten. At the same time -t. Ambrose of Milan speaks of "the Father0s 4omb"
and e"en of the nourishing breasts of 8hrist.
)<H
Dthers in the orthodo3 8hristian tradition #ho utili.e one or se"eral of the biblical
images of 5od as female include Galentius %1nd century&, -t. 5regory of Nyssa %X
<9H A.*.&, -t. Augustine of ,ippo %<H>-><J&, Peter /ombard %)))J-));>&,
!homas AMuinas %)11H-)1:>&, -t. 'ona"entura %)11)-)1:>&, etc.
)<;
B. Analisa Ayat%Ayat Teologi (e!inis
). Markus ).3,%>
Markus 14!-" %=oh. )16)-L, Mat. 1;6;-)<& ayat-ayat ini adalah ayat yang
memberikan pencerahan kepada teolog Feminis, khususnya 2li.abeth -. Fioren.a,
)<>
$ennifer Perone ,eimmel, 5od Is Dur Mother6 $ulian of Nor#ich and the Medie"al Image of
8hristian Feminine *i"inity, %*essertation & %MI6 ?ni"ersity of MI., )9LJ& H.
)<H
Ibid 1)-11.
)<;
Girginia +amey Mollenkott, !he *i"ine Feminine6 !he 'iblical Imagery of 5od as Female,
%Ne# =ork6 8rossroad, )9L>& L-)<.
H1
karena ayat ini telah membuka kesadaran dirinya tentang betapa penting nilai perempuan
yang sudah dibuang. Ia mengatakan bah#a 0partisipasi0 Feminis dalam membangun inti
pesan Inil sangat kuat signifikansinya dalam Mrk. )>69b ,0Buntuk mengenang dia0.
Apakah memang tuuan ayat ini tema intinya ada di ayat 9b ataukah tema intinya berbeda.
?ntuk menentukan apakah dalam Markus )>6<-9b tema intinya adalah untuk mengenang
#anita yang mengurapi !uhan =esus, ataukah ayat 9b ini hanyalah suatu sub-temaK
-ebaiknya tafsiran ayat ini harus kembali dilihat secara tekstual melihat perbandingan
antara Markus, Matius dan =ohanes. (ata-kata atau kalimat "Buntuk mengenang #anita
itu" hanya ada di dalam Inil Markus, tidak ada di Inil lain berarti keberadaan teks ayat 9b
bukan merupakan teks yang menentukan arti dari konteks secara keseluruhan, artinya nilai
kepentingan ayat 9b ini tidak sedemikian 0crucial0 dan yang ditekankan, sebab (itab Inil
lain tidak mencantumkan teks ayat 9b ini. Alasan kedua, ika teolog Feminis mengambil
ayat 0minor0 ini untuk kepentingan secara 0mayor0 maka mereka salah dalam menerima
berita sesungguhnya yang dimaksudkan oleh penulis Inil. Penekanan arti pun akan kabur.
Pasal )> ayat 9b dalam Inil Markus merupakan ayat yang dituukan untuk kepentingan
pembaca aman dan situasi saat penulisan kitab ini.
-ecara umum kebanyakan kata kera dalam Inil Markus ini memakai enis kata
kera bentuk 0present tense0, sehingga menunukkan bah#a hal yang dipentingkan adalah
perbuatan yang dilakukan oleh =esus saat Ia memulai karya penebusanNya yang
dampaknya terasa sepanang searah, penekanannya adalah karya %perbuatan&
keilahianNya. 'egitu uga dengan Markus )>669b, konteksnya adalah menekankan
pelayanan (ristus bukan pada perbuatan dan pribadi #anita yang mengurapinya, namun
tujuan dari perbuatan #anita yang mengurapi !uhan =esus merupakan spontanitas dalam
dirinya. Ia melakukan ini bukan untuk pamer, tetapi sebagai ungkapan rasa syukurnya atas
kehadiran (ristus dalam kehidupannya pada saat itu. /nti tema 6ar(us secara meneluruh
adalah mene(an(an pada per#uatan Kesus #u(an per#uatan wanita ang mengurapi
Kesus. Perkataan =esus dalam teks perikop Markus )>6<-9 ini adalah apa yang dilakukan
oleh #anita itu tuuan utamanya untuk mengenang peristi#a peralanan penderitaan
diriNya sampai kepada kematian di kayu salib. $adi melalui peristi#a pengurapan yang
dilakukan #anita ini, =esus ingin memperingatkan dan mempertaam arti dan dampak
peristi#a kematianNya.
(arena iu ika teolog Feminis %khususnya 2li.abeth -.Fioren.a& menitikberatkan
hanya pada peristi#a seorang #anita yang mengurapi =esus maka secara teks dan konteks
H<
korpus kitab dan kanon tidak cocok. 'ahkan hal ini akan menyimpang dari yang dikaitkan
dan diaarkan oleh =esus apalagi ika yang disoroti hanyalah kepentingan pribadi
ke#anitaannya maka akan semakin mengaburkan arti teks yang sesungguhnya.
*. E/esus 93*)%*,
#$% &'1-'!, menurut penafsiran teolog Feminis ayat-ayat ini menyatakan
ketidakadilan dan ketidakseimbangan terhadap peranan #anita yang harus selalu tunduk
kepada laki-laki. -usan 'rooks !histleth#aite menafsirkan ayat ini sebagai berikut,
2f H61)-1< is a "ery difficult passage for abused #omen to find self-respect and
some control o"er their li"es. A preliminary study of this passage modifies e3treme
misinterpretation by demonstrating that to be "subect" %" 1)&B!his type of
subection appears compatible #ith the 2phesians passage, since only #i"es are
admonished to "respect" their spouse.
)<:
*i sini terlihat bah#a !hisleth#aite menafsirkan dengan perasaan curiga bah#a
Paulus adalah seorang yang sangat dipengaruhi oleh sistem peranan patriarkal,
kepentingan laki-laki lebih menonol. *engan elas ia meremehkan #anita karena hanya
#anita saa yang disebut harus 0tunduk0 kepada pria dan #anita harus menghormati pria
sebaliknya tidak ada pesan dari Paulus yang mengatakan bah#a laki-laki harus
menghormati dan 0tunduk0 kepada istri.
(alau dilihat dari latar belakang konteks historis dan budayanya saat itu, maka kita
akan mengerti alasan Paulus memakai analogi hubungan suami istri yang disamakan
dengan hubungan (ristus %sebagai mempelai laki-laki& dan gerea %mempelai perempuan&.
Paulus melihat keadaan emaat di 2fesus saat itu banyak dipengaruhi oleh tradisi =ahudi
dan =unani yang sangat merendahkan martabat #anita. 4illiam 'arclay mengatakan,
'angsa =ahudi sangat memandang rendah #anita. *alam doanya setiap pagi,
seorang pria =ahudi selalu menyatakan ucapan syukurnya karena Allah tidak
menciptakannya "sebagai bangsa kafir, sebagai budak atau sebagai #anita". *alam
hukum =ahudi #anita bukan mahluk tetapi dianggap sama dengan benda.
)<L
)<:
-usan 'rooks !hisleth#aite, "2"ery !#o Minutes6 'attered 4omen and Feminist
Interpretation", ed. /etty M. +ussel, Feminist /nterpretation, )J>-)JH.
)<L
4illiam 'arclay, Pemahaman Alkitab -etiap ,ari6 5alatia dan 2fesus, %teremahan& %$akarta6
5unung Mulia,)991& 1H<-1H>.
H>
*i =unani keadaan #anita auh lebih parah daripada di =ahudi, percabulan
merupakan hal yang sangat #aar dan tidak ada pelarangan. =emosthenes menetapkan
suatu aturan hidup yang menarik, "(ita memiliki banyak pelacur untuk memenuhi
kesenangan kitaE kita memiliki banyak gundik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hariE kita memiliki istri untuk memperoleh anak yang sah dan supaya urusan-urusan rumah
tangga kita dapat dikelola dengan baik.
)<9
$adi tuuan pemikiran Paulus ini bertolak belakang dengan prasangka hermeneutik
teolog Feminis, yang mengatakan Paulus itu sangat bersifat maskulin dan merendahkan
deraat #anita. -ebaliknya yang teradi adalah Paulus ingin membela kepentingan kaum
#anita yang tidak mendapatkan keadilan selama ini. Metode secara konteks searah dan
sosialisasi penulisan Alkitab dan latar belakang kehidupan penulis Alkitab banyak
dikesampingkan oleh teolog Feminis. *engan elas dan nyata sekali metode pendekatan
historis dan latar belakang penulisan dikesampingkan oleh teolog Feminis.
Istilah kata "tunduk" @,upotassomai@ mempunyai arti secara literal adalah 0to
subect one-self, place oneself in submission0. Arti kata "tunduk" ini bukan hanya dituukan
hanya untuk kaum #anita saa, lihat ayat 1) 0dan rendahkanlah dirimu seorang akan yang
lain di dalam takut akan (ristus,0 kata "rendahkanlah" dalam bahasa aslinya memakai kata
yang sama persis dengan kata "tunduk". $adi kalau diteliti pada teks perikop sebelumnya
yaitu ayat 1), terlihat bah#a Paulus bukan hanya menekankan yang tunduk hanya istri saa
tetapi saling menundukkan diri satu sama lain. $adi tidak ada alasan kuat ika Paulus pilih
kasih dalam memilih ayat dengan menekan kedudukan #anita dan meninggikan kedudukan
pria. -piros Qodhiates menguraikan dan menelaskan dengan sangat baik arti ayat-ayat ini,
Although ontological spirituality eMuality bet#een men and #omen, there remain
physical, positional and functional differences. !here are designated functions for a
husband and a #ife #hich man cannot change because 5od has ordained them.
..change #ill bring frustration, "anity and emptiness. 5od has made one #oman to
become a #ife to one man, and she is so constituted by 5od ,imslef. 'ut this is
not due to her being inferior to her husband, for they both eMual before 5od.
-ubmitting "one to another"- "Allelois" in the plural form dati"e indicating eMuality
of all concerned.
)>J
)<9
Ibid 1H;-1H:.
)>J
-piros Qodhiates, 4ord -tudy -eries6 !he 8omplete 4ord -tudy *ictionary Ne# !estament,
%8hattanoga6 AM5, )991& )>1L.
HH
*alam kehidupan sosial masyarakat, semua laki-laki dan #anita mempunyai posisi
kedudukan yang sama baik dalam kepemimpinan, kemerdekaan, dan pengikutnya tetapi
fungsi tubuh mereka berlainan satu sama lain, tanggung a#ab antara laki-laki dan
perempuan. ,anya perempuan yang dapat melahirkan anak, dalam mengerakan hal ini
perempuan harus tunduk kepada laki-laki, karena laki-laki tidak diciptakan untuk bisa
melahirkan. Mereka, laki-laki dan perempuan, berbeda bukan karena keinginan mereka
tetapi karena Allah yang menadikannya seperti itu, 9.nd the are different not #ecause we
want them to #e! #ut #ecause )od made them to #e so.9
)>)
Penundukan #anita ini hanya dituukan kepada suami yang sah dalam pernikahan
yang Allah berkati dan kuduskan. (alau dilihat secara menyeluruh tafsiran untuk kata
"tunduk" harus selalu dihubungkan dengan (ristus sebagai kepala -"kephale", relasi antara
kedua kata itu bukan menunukkan adanya suatu tingkatan kekuasaan antara tuan dan
hamba dalam posisi manusia %laki-laki dan perempuan&, tetapi hal ini lebih mengarah
kepada direksi tubuh yang harus taat menalankan perintah %saling melayani-0mutual
ser"ing0& dari kepala. 2f H61)-1< penekanannya bukan pada kekuasaan atau otoritas laki-
laki, tetapi pada ketaatan istri yang berasal dari kasih sang suami, ketaatan inilah yang
ditekankan dalam ayat 11. Maka dari itu tanggung a#ab seorang istri adalah setelah
mendapatkan kasih yang tulus dari suami, seharusnyalah ia menundukkan diri kepada
suaminya, penundukan ini keluar dari kehendak hati yang bebas dan rela bukan dipaksakan
karena asalnya adalah kasih yang tulus dan murni sang suami.
(epala gerea adalah (ristus, arti kepala -9(ephale9, bukan memfokuskan pada
kedudukan abatan, kekuasaan atau keotoritasan tetapi lebih mengarah kepada tempat di
mana gerakan itu berasal. $adi kepala adalah pusat segala gerakan dan arah dari
tubuh-0gerea0, artinya asal gerakan tubuh itu dari kepala yang mengarahkannya, tanpa
pengarahan dari kepala ini tubuh tak dapat bergerak. $adi arti (epala 5erea adalah
seluruh gerak 0sebagai tanda kehidupan0 atau kegiatan dari gerea-gerea sepanang aman,
segala tempat, segala enis hanya menerima satu sinyal dan perintah dari Pusat Pengelola
dan -umber 5erakan yaitu (ristus sebagai (epala-Pusat timbulnya gerakan tubuh.
)>1
8urtis Gaughan melihat penggunaan kata kera =unani dalam ayat 11 ini memakai
bentuk 0middle "oice0 maka teremahan yang baik adalah istri secara
)>)
Ibid.
)>1
Frits +ienecker and 8leon +ogers, /inguistic (ey to the 5reek Ne# !estament, %Michigan6
Qonder"an,, )9LJ& H<L.
ontologisnya@essensinya menundukkan dirinya sendiri tanpa ada yang memaksa dan
mendesak dia.
)><
Ayat yang secara eksplisit persis sama seperti ayat 11, 0hai istri tunduklah kepada
suamimu0, memang tidak ada, tetapi ika diamati dari susunan kalimatnya yang
menggunakan kalimat pararel maka dapat disimpulkan bah#a secara implisit suami pun
harus tunduk kepada istri dalam arti, suami harus bertanggung a#ab menaga istrinya
seperti tubuhnya sendiri, adi tafsiran Feminis secara teologis hermeneutiknya tidak benar
dan tidak sesuai dengan tema utamanya. !ema utamanya bukan hal kedudukan suami atau
istri lahiriahnya atau refleksi secara fisik hubungan suami istri, tetapi auh lebih daripada itu
yang dimaksudkan oleh Paulus dalam menuliskan 2fesus pasal H ini adalah hubungan
suami dengan istrinya hanyalah merupakan ilustrasi atau analogi gambaran hubungan
(ristus dengan gereaNya.
-ecara konteks aman saat Paulus menuliskan surat ini kepada emaat di 2fesus
adalah mereka salah dalam memahami kedudukan laki-laki dan perempuan dan salah
mengerti tentang hubungan (ristus dengan gereaNya. *i kota 2fesus kedudukan laki-laki
dan perempuan dinilai begitu auh dan sangat timpang, perempuan selalu dinomorduakan
tidak dianggap, disepelekan, direndahkan kedudukannya dalam status sosial, abatan,
pemerintahan, dan keluarga. Maka dengan surat ini Paulus ingin meluruskan pengertian
mereka yang salah itu.
)>>
,. 'alatia ,3*?
(a)atia !'* dibandingkan dengan Ko)ose !11. *alam (ol <6)) ada rumusan
yang merupakan pengulangan dari rumusan 5al <61L, suatu rumusan pembaptisan. Namun
dalam perumusan ulang ini kata perempuan disingkirkan sehingga berbunyi, "*alam
hal ini tidak ada lagi orang =unani atau orang =ahudi, orang bersunat atau orang tidak
bersunat, orang =unani atau Drang =ahudi, orang bersunat atau orang tidak bersunat,
orang barbar atau orang sakit, budak atau orang merdeka, tetapi (ristus adalah semua dan
di dalam segala sesuatu." ?ngkapan "tidak ada laki-laki atau perempuan" oleh -usan
)><
8urtis Gaughan, 'ible 8ommentary6 2phesians, %Michigan6 /amplighter 'ooks, Qonder"an,
)9::&, ));.
)>>
4illiam 'arclay, 5alatia dan 2fesus, 1HH-1H:.
H;
'rooks !histleth#aite, diartikan bah#a Paulus tampaknya sengaa membuang peranan
#anita dalam suratnya kepada emaat di (olose.
)>H
Penafsiran teolog kaum Feminis ini berbahaya sekali, karena dengan mengatakan
bah#a Paulus sengaa menghilangkan "tidak ada laki-laki atau perempuan" yang terdapat
di dalam 5alatia, orang akan melihat Paulus sebagai rasul yang tidak konsisten
pendiriannya. Menurut penafsiran F.F. 'ruce, dikatakan mengapa Paulus mencantumkan
"tidak ada laki-laki atau perempuan" dalam kitab suratan 5alatia. Paulus mempunyai
maksud yang berbeda antara ia menuliskan suratnya kepada emaat di 5alatia dan di
(olose, konteks suratnya dituukan kepada pembaca yang berbeda latar belakang dan
kehidupannya. $emaat di 5alatia adalah emaat yang mempunyai latar belakang ke-=ahudi-
an sangat kuat, sehingga ia menegaskan bah#a pemisahan antara laki-laki dan perempuan
itu berbahaya sekali, maka ia menuliskan tambahan frase ayat "tidak ada laki-laki atau
perempuan" untuk menegaskan akan kesalahan kebudayaan atau tradisi yang sudah
mereka lakukan sebelumnya.
)>;
-edangkan pada emaat (olose, Paulus menuliskan
apologetikanya kepada aaran sesat yang tidak sespesifik di 5alatia.
)>:
(onteks Peranian /ama tentang sakramen dilambangkan dengan "sunat"
%hanya bagi kaum laki-laki& dan Peranian 'aru dilambangkan dengan baptisan %untuk baik
bagi kaum laki-laki atau perempuan&. F. F. 'ruce mengatakan,
4hereas Paul0s ban on discrimination on racial or social grounds has been fairly
#idely accepted au pied de la lettre, there has been a tendencey to restrict the
degree to #hich "there is no "male and female" . !hus it has been argued that these
#ords relate only to the command access of men and #omen in baptism, #ith its
introduction to their ne# e3istence "in 8hrist". !rue, Paul may ha"e been had ini
mind that circumcision in"ol"ed a form of discrimination bet#een men and #omen
#as remo"ed #hen circumcision #as demoted from its position as religious la#,
#hereas baptism #as open to both se3es indiscriminately. 'ut the denial of
discrimination #hich is sacramentally affirmed in baptism holds good for the ne#
e3istence 0in 8hrist0 in entirely. No more restriction is implied in Paul0s eMuali.ing of
the status of male and female in 8hrist B
)>L
$adi mengapa Paulus tidak mencantumkan 5alatia <61L akhir dalam (olose, alasan
pertama, setiap surat yang ditulis oleh Paulus mempunyai pembaca atau pendengar yang
berbeda-beda antara satu surat dengan surat yang lain, pembaca surat 5alatia adalah orang
)>H
-usan 'rook !., )JH.
)>;
F., F. 'ruce, 8ommentary on 5alatians, %Michigan6 4illiam '.2erdmans, )9L1& )L9-)9J.
)>:
M. ,. 'olkestein, !afsiran (olose, %$akarta6 5unung Mulia,)9HJ& )J-)<.
)>L
Ibid.
H:
(risten berlatar belakang ke-=ahudian yang sangat kuat, sedangkan (olose pembacanya
mempunyai latar belakang kebudayaan =unani yang ,elenistiknya kuat. Alasan kedua,
semua tulisan Paulus tidak boleh dipisah-pisahkan namun sebaliknya harus dipersatukan
dengan pemikirannya secara 0#holly0 menyeluruh %corpus hermenia&, tidak boleh dipisah-
pisahkan. (husus dalam kasus 5alatia <61L dengan (olose <6)) ini F.F 'ruce berpendapat
seperti demikian,
Paul states the basic principle hereE if restrictions on it are found else#here in the
Pauline corpus, as in ) 8or )>6<>fB or ) !im 16))f. they are to be understood in
relation to 5alatian <61L and not "ice "ersa. Attempts to find canon la# in Paul, or
to be based canon la# on Paul, should be forestalled by a consideration of Paul0s
probable reaction to "ery idea of canon la#.
)>9
Alasan ketiga, metode hermeneutik teologi Feminis tidak mempunyai landasan korelasi
dan koherensi yang kuat, mereka melihat bah#a ayat 5al <61L bertentangan dengan ayat
(ol <6)), di sini tafsiran teolog Feminis sangat lemah karena tidak mampu melihat adanya
satu sistem kesatuan metode penulisan surat-surat dan pengaaran teologi Paulus. !idak
dituliskannya 5al <61L akhir "tidak ada laki-laki atau perempuan", Paulus tidak
bermaksud merendahkan dan menyepelekan kesederaatan dalam hal ke#anitaan atau
kelelakian manusia, tetapi tuuan Paulus semata-mata karena persoalan kontekstualisasi
dan penyampaian berita Inil secara akomodasional kepada pembaca suratnya. 5ordon *.
Fee mengungkapkan langkah-langkah teori penafsiran yang baik, dari cara umum ke cara
khusus genre-enis kitabnya,
-tep )6 -ur"ey the historical conte3t in general, 1& 8onfirm the limits of the
passage, <& 2stablish the te3t, >& Make a pro"osional translation, H& analy.e
sentence structures and syntactical relationships, ;& Analy.e the grammar, :&
analy.e significant #ords, L& +esearch the historical-cultural background, For
2pitles 9& *etermine the formal character of the 2pistle, )J& 23amine the historical
conte3t in particular, ))& *etermine the literary conte3t.
)HJ
5ordon *. Fee mengatakan bah#a setiap menafsirkan surat-surat Paulus
memerlukan langkah-langkah yang dia usulkan di atas, surat kiriman itu isinya bersifat
khusus %bisa masalah-masalah gerea lokal@setempat& dan pembacanya pun khusus, bukan
)>9
Ibid.
)HJ
5ordon *. Fee, !he Ne# !estament 23egesis6 A ,and 'ook for -tudents and Pastors,
%Philadelphia6 !he 4estminster Press., )9L<& 1;.
HL
dituukan untuk semua gerea di segala tempat %#alaupun ada pengaaran atau pelaaran
yang baik dari peristi#a itu dan dapat diterapkan kepada seluruh gerea di segala aman&.
)H)
5al <61L dan (ol <6)), inti beritanya adalah di dalam (ristus tidak ada
penggolongan, pengklasifikasian, penge0blok0kan, perbedaan sosial, kelas, deraat, bangsa,
bahasa, enis kelamin, pendidikan, dll. 'erita Inil itu melampaui batasan- batasan yang ada
di dalam dunia ini, sebab berita Inil itu bersifat kekal dan diperuntukkan kepada semua
bangsa, bahasa dan negara.
)H)
Ibid 1:-1L.
H9
. PEN''ANTIAN NAMA ALLAH T$ITUN''AL
+obert /etham mengatakan bah#a dengan mengganti istilah !ritunggal yang
merupakan antung atau inti doktrin (risten, maka akan mengakibatkan perubahan
terhadap keseluruhan doktrin yang ada @Theolog as a whole. Changes in one place
affect others.A
)H1
Pendapat ini uga didukung oleh 2li.abeth Achtemeier, menurut dia, usaha untuk
menggantikan istilah !ritunggalE Allah 'apa, Anak dan +oh (udus dengan istilah lain yang
digunakan oleh kaum Feminis akan mengakibatkan peniadaan ke-CallahC-an Allah. Ia
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut," 5 attempting to change the #i#lical
language used of deit! the feminist ha&e in realit exchanged the true )od for those
deities which are >no )od? as 0eremia said in 0er. 2-11.
)H<
). Alasan Teolog (e!inis Menguba" Na!a Tritunggal
Feminis melihat di dalam cerita Alkitab banyak #anita mengalami penindasan dan
perlakuan yang tidak senonoh. Phyllis !rible dalam bukunya, 0)od and 7hetoric of
+exualit' memaparkan beberapa ayat Alkitab yang banyak menuliskan cerita perempuan
yang ditindas kaum laki-laki. 'eberapa contoh ayat Alkitab yang diambil dari (e. )96L,
peristi#a /ot memberikan dua anaknya sebagai aminan keselamatan keluarganya dan
utusan Allah, =efta memberikan anak perempuannya untuk a#aban dari na.arnya kepada
!uhan, ,ak. ))69->J. Amnon memperkosa !amar, II -am. )<, peristi#a seorang imam di
pegunungan 2fraim yang memberikan anak perempuannya supaya diperkosa oleh orang-
orang dursila sedangkan gundik orang dilindunginya, ,ak. )961>, perempuan tidak boleh
meminta cerai ?l.1>6)->, serta tidak berhak mendapatkan harta benda suaminya,
perempuan lebih nais atau kotor dari laki-laki, ?l. )H, ,a#a selalu yang pertama kali
dituduh berdosa karena Adam atuh dalam dosa (e. 1-<, sedangkan kalau dilihat dari
percakapan ular dengan ,a#a, maka kata kera yang digunakan adalah plural, adi Adam
pada saat itu berada di sekitar ,a#a.
)H>
)H1
+obert /etham, !he Man-4oman *ebate 6 !heological 8omment.P %Philadelphia6
4estminster !heological $urnal - H1, Philadelphia, )99J& ::.
)H<
2li.abeth Achtemeier, "23changing 5od for ANo 5odC 6 A *iscussion of Female /anguage for
5od", dalam -peaking the 8hristian 5od, !he ,oly !rinity and the 8hallenge of FeminismP, ed. oleh
Al"in F. (imel $r., %Michigan6 4M '. 2erdmans, )991& <.
)H>
Phyllis !riblle, "Feminist ,ermeneutics and 'iblical -tudies", dalam Feminist !heology a
+eader, Ann /oades ed., %Philadelphia6 -P8( 4estminster@$ohn (no3., )99)& 1<-19.
;J
Mereka uga melihat bah#a Allah tidak selalu dianggap sebagai "the Father", karena
dalam Ma.. 1169-)J, Allah digambarkan sebagai seorang ibu yang mengandung dan
melahirkan anak, ?l. <16)L. Allah uga digambarkan sebagai seorang ibu yang dilupakan
Israel, seperti uga dalam 'il. ))6)1-)<, Ayub <L6L,1L,19, =es. >16)>, >96)H, ;;6)<, Ma..
)1<61, )<)61, ,os. )<6L, Mat. )<6<<, 1<6<:, /uk. )<61J-1), )H61J-1).
)HH
*engan beberapa alasan "alkitabiah" seperti di atas, maka teolog Feminis merasa
berhak mengganti istilah Allah 'apa dengan Allah "Ibu". 'ukan hanya mengusulkan
penggunaan "kefemininan" dalam ke-Allah-an tetapi mereka uga ingin menggunakan
sebutan Allah yang netral.
*. Perbedaan Pengunaan Kiasan Kata Meta/or dan #i!ile
Meta$or adalah suatu gaya bahasa yang menadikan satu obyek %A& diumpamakan
sebagai sesuatu obyek lain %'& dengan menekankan obyek %A& itu adi seperti obyek %'&,
atau dengan membicarakannya seolah-olah obyek %A& itu seperti obyek %'&. Atau dengan
bahasa yang lebih mudah mengumpamakan sesuatu obyek seperti obyek yang lain. 8ontoh
Ma. )L61, 'Ka Tuhan(u! #u(it #atu(u! (u#u pertahanan(u dan penelamat(u! .llah(u!
gunung #atu(u! tempat a(u #erlindung! perisai(u! tandu( (eselamatan(u! (ota
#enteng(uL' di sini terlihat ada enam metafor yang dituukan kepada Allah. =esus uga
menggunakan gaya bahasa ini /uk )<6<1, 0pergilah dan (ata(anlah (epada si serigala
itu.' Ada dua macam metafor dalam Alkitab yang berkaitan dengan keberadaan Ilahi,
pertama %)& anthropopatisme dan %1& anthropomorfem, yang pertama berhubungan dengan
emosi manusia, hasrat, keinginan yang dialamatkan pada pribadi Allah, (e ;6;E ?l )<6):E
2f >6<J, kedua, berelasi dengan keadaan fisik atau tubuh manusia, kegiatannya secara
nyata direfleksikan pada pribadi Allah, misalnya, (el )H6);E Ma. <>6);E +at <6H;E Qak
)>6>E =ak H6>. -elain contoh di atas uga masih banyak yang lain seperti gambaran kota
=erusalem baru yang berlapis emas, batu-batuan, api penyiksaan, dll.
)H;
Menurut 'ullinger, metafor adalah >. =eclaration that one Thing is (or represents2
another: or! Comparison # 7epresentation?, adi metafor adalah suatu
deklarasi@pernyataan bah#a suatu hal dipresentasikan kembali dengan menghadirkan hal
yang lain, atau perbandingan dengan menggunakan presentasi.
)H:
Ia mengatakan bah#a
)HH
Ibid.
)H;
/ouis 'erkhof, 'iblical Interpretation, L<.
)H:
2.4. 'ullinger, Figures of -peech ?sed in the 'ible6 ?sed in the 'ible, %Michigan6 'aker,
)9;L& :<H.
;)
lebih mudah merasakan perbedaan metafor dalam Peranian 'aru daripada dalam
Peranian /ama, tetapi ika kita dapat membedakan antara apa yang benar terhadap
(enataan dan apa yang benar hanya melalui perasaan maka dengan mudah kita dapat
mengerti arti dan penggunaan metafor.
It is, therefore, more easy to discern a 6etaphor in the Ne# !estament than the
Dld. In the latter #e ha"e to be guided by #hat is true to fact and #hat is true only
to feeling. If #e distinguish bet#een these, #e shall not fail to see #hat is a
statement of fact, and #hat is a 6etaphor.
)HL
+imi)e adalah gaya bahasa yang sama seperti metafor hanya bedanya simile
memakai kata-kata 0seperti0, 0seumpama0, 0mirip0, 0serupa0 atau 0hampir sama0 %as if, like,
similar&. 8ontoh Ma. 169 yang dengan elas mengatakan, 'Dng(au a(an meremu((an
mere(a dengan gada #esi! memecah(an mere(a seperti tem#i(ar tu(ang periu(.', =es.
)6L, 'Puteri Mion tertinggal sendirian seperti pondo( di (e#un anggur! seperti gu#u( di
(e#un mentimun! dan seperti (ota ang ter(epung.'
)H9

-imile menurut 'ullinger adalah >. =eclaration that one Thing resem#les another:
or! comparison # 7esem#lance?
);J
suatu deklarasi bah#a sesuatu mirip dengan sesuatu
yang lain, atau pembandingan dengan Persamaan. 'ullinger sangat eli membedakan antara
simile dengan komparisasi, allegori, dan metafor.
+imile differs from Comparison, in that comparison admits of dissimilitudes as #ell
as resemblances. +imile differs from .llegor, in that allegory names only one or
t#o things and lea"es us to find, and make the resemblance #ith the other,
oursel"es. +imile differs from 6etaphor, in that it merely states resemblance, #hile
6etaphor boldly transfers the 7epresentation.
);)

'ahasa mempunyai bermacam-macam enis gaya bahasa, tak terkecuali di dalam
Alkitab pun terdapat banyak enis gaya bahasa. Alkitab memakai gaya bahasa untuk
menggambarkan pribadi dan peranan Allah dalam pekeraanNya, contoh gaya bahasa yang
banyak digunakan adalah simile, metafor atau analogi. ?ngkapan di dalam gaya
bahasa ini bukan untuk menyatakan esensi dari pribadi yang digayabahasakan tetapi hanya
memberikan suatu gambaran dari pribadi itu.
)HL
Ibid :<:.
)H9
'erkhof, 'iblical Interpretation, L9.
);J
'ullinger, :1;.
);)
Ibid :1:.
;1
!eolog Feminis kurang teliti dalam menafsirkan ayat-ayat Alkitab karena mereka
tidak melihat arti teks atau ayat-ayat yang ditafsirkan, apakah gaya bahasanya parable,
personifikasi, simile, paralel atau metafor. -ebutan Allah yang digambarkan sebagai
seorang ibu atau seekor induk ayam bukan berarti bah#a Allah itu benar-benar sama
dengan induk ayam atau seorang ibu. !etapi hal ini hanya menggambarkan pekeraan dan
pemeliharaan Allah yang diungkapkan dengan gaya bahasa yang paling bisa diterima dalam
pengertian manusia AanthropomorphisC
);1
, #alau penggunaan gaya bahasa ini pun hanya
merupakan ApintuC untuk membuka pengertian kita tentang Allah itu sendiri.
+oland Frye meneliti penggambaran Allah sebagai ibu di dalam Alkitab memakai
gaya bahasa simile bukan metafor. Perbedaan ini perlu dan penting sekali untuk diteliti
penggunaannya. Ia mengatakan bah#a Alkitab khusus memakai gaya bahasa simi)e untuk
mengungkapkan salah satu figur Allah. ?capan +oland ini dikutip oleh 2li.abeth
Achtemeier dalam kalimat seperti berikut, >...as 7oland Fre has ampl demonstrated! he
few instance of feminine imager for )od in the 5i#le all ta(e the form of a simile not of
a metaphor! and that distinction is crucial.?
);<
-eperti dalam =esaya >16)>, @... se(arang .(u mau mengerang seperti perempuan
ang melahir(an ana( ...P kalimat itu memakai kata Aseperti - likeC bukan diidentifikasikan
bukan pada pribadi perempuan itu secara keseluruhan tetapi pada apa yang dilakukan
perempuan itulah yang diCsimileCkan, adi yang diungkapkan ayat di atas hanyalah satu
bagian ungkapan dari pekeraan Allah, bukan keseluruhan pribadi Allah. 2li.abeth
Achtemeier menerangkan demikian! >)od will @cr outA li(e a woman in tra&ailA #ut
onl his cring out is #eing referred to: he is not #eing identified as a whole with the
figure of a woman in child#irth.?
);>
-ebaliknya, metafor memba#a arti identitas antara subyek dan sesuatu yang
menerangkan subyek auh lebih berarti dari pada arti leksikalnya saa. !idak seperti simile
yang menerangkan hanya satu bagian dari figur Allah yang digambarkan seperti figur
#anita. Metafor dalam menerangkan figur Allah auh lebih memberikan pengertian yang
lengkap dan menggambarkan secara langsung keadaan subyeknya. 2li.abeth Achtemeier
mengatakan,
In metaphors, on the other hand, identity bet#een the subect and the thing
compared to it is assumed. 5od is the Father! or $esus is the 5ood -hepherd, of
);1
F./. 8ross, *. Phil., *.*., !he D3ford *ictionary of the 8hristian 8hurch, %Ne# =ork6 !he
/ondon D3ford ?ni"ersity, )9HL& ;).
);<
2li.abeth Achtemeier, >.
);>
Ibid H.
;<
;>
5od is the (ing. !hus the metaphor Ocarries a #ord or phrase far beyond its
ordinary le3ical meaning so as pro"ide a fuller and more direct understanding of
the subect.P /anguage is stretched to its limit, beyond ordinary usage, to pro"ide
ne# understanding.
);H
,. Mere/or!ulasikan Istila" Tritunggal
*engan alasan yang dipaparkan di atas, teolog Feminis melangkah lebih auh dengan
penemuan mereka yaitu mengganti Allah 'apa - APenciptaC atau AIbuC, Allah Anak
%laki-laki& - A+edeemerC atau AAnak - perempuanC, sedangkan +oh (udus menadi -
APenyuciC, ApenghiburC untuk kata gantinya diubah she perempuan.
);;
Alasan mereka
adalah Alkitab sudah dipengaruhi pemikiran 0udeo-Christian, yaitu segala sesuatu
istilahnya selalu menggunakan A#arna kelelakianC atau AkebapakanC dengan kata lain
penulis Alkitab menggunakan sistem Cpatriarchy0 atau 0androcentricismC.
(onsep androcentric ini menurut mereka sudah merupakan penyembahan berhala,
maka mereka menghindarinya dengan menggunakan istilah yang diambil berdasarkan
pengalaman mereka sendiri.
-ome reformists contend that e3clusi"ely androcentric conceptions of and
language for 5od can become idolatrous. In order to safeguard the
incomprehensibility and ineffability of the transcendent, such language must be
complemented by categories and terms deri"ed from #omenCs e3perience.
);:
(elemahan utama dari kaum teolog Feminis adalah mereka mendasarkan
pengamatan dan penafsiran Alkitab hanya melalui pengalaman mereka sendiri, sehingga
pengalaman mereka berada di atas otoritas Alkitab bahkan Alkitab sendiri pun dihakimi
oleh pengalaman mereka. Metodologi seperti ini menurut penulis merupakan penyembahan
berhala uga. -tanley $. 5ren. mengatakan bah#a, @D&en scripture must #e 3udged # it.
5ecause the language of domination and su#ordination that reinforces patriarchal
institution is found in the 5i#le.A
);L
,ampir seluruh teolog Feminis tidak setuu kalau Alkitab sebagai >sola scriptura?
karena Alkitab sudah dikamiri@dirusak oleh bau >patriarch?. Menurut mereka Alkitab
masih perlu diperbaiki karena Alkitab masih dalam proses menuu kesempurnaan.
);H
Ibid H.
);;
$.A. *inoia, );;.
);:
Ibid );:.
);L
-tanley $. 5ren., 1<).
;H
All feminist theologians agree, then, that -cripture alone - sola scriptura - cannot
ser"e as the principle of authority of theology, because the 'ible is thoroughly
permeated by patriarchy. In addition, di"ine re"elation is an ongoing processE .....
);9
Penggantian istilah Allah !ritunggal, Allah 'apa menadi APenciptaC - AIbuC, Allah
Anak menadi APenebusC - AAnak %perempuan&C dan Allah +oh (udus menadi APenghibur -
PenyuciC - akan mengaburkan pemahaman tentang !rinitas $. A. *inoia sependapat!
@.lthough the su#stitution of >Child? for >+on? cannot #e positi&el excluded! it should #e
noted that it #lurs rather than enhances the personal realit suggested # relationship of
son to father.A
):J
!eologi Feminis tidak memikirkan secara serius betapa besar pengaruh penggantian
istilah !ritunggal terhadap doktrin-doktrin yang lain karena dalam teologi sistematika,
doktrin yang satu tidak boleh dipisahkan dari doktrin yang lainnya. -emua doktrin yang
ada merupakan satu kesatuan secara holistik dan simplisistik. -eperti +obert /etham
mengatakan, @Theolog as a whole. Changes in one place affect others.A
):)
Penggunaan istilah !ritunggal di dalam Alkitab tidak didasarkan pada seksualitas
atau enis kelamin secara biologis yang menunukkan kepada enis kelamin Allah tetapi hal
ini menunukkan hubungan kera sama dan persekutuan secara mutualisme dan
memperlihatkan keintiman satu pribadi dengan pribadi yang lain dalam esensi Allah.
2li.abeth Achtemeier dalam Dxchanging )od for >4o )od? mengatakan, @/t is uni&ersall
recogni%ed # #i#lical scolars that the )od of the 5i#le has no sexualit.A
):1
(husus dengan ke-CanakC-an =esus, $. A. *inoia mengemukakan ketidaksetuuannya
terhadap teologi Feminis dengan mengatakan bah#a tanpa (e?ana(?an Kesus! orang
percaa tida( a(an diang(at se#agai ana(-ana( .llah. *engan melalui perantaraan
=esus (ristus maka setiap orang yang percaya kepada !uhan =esus (ristus sebagai
Anak Allah, akan diberi hak untuk menyebut Allah sebagai A'apaC sama seperti =esus
menyebut Allah yang mengutusnya A'apaC.
!he gift of 5odCs "ery self thus entails the incorporation of human persons into the
inner life of -on, and ,oly -pirit. In an important #ay, the structure of the persons
of the !rinity. 8hristCs sonship is the principle of our coming to life in grace - our
);9
Ibid 1<).
):J
$. A. *inoia, )LH.
):)
+obert /etham, !he Man-4oman *ebate6 !heological 8omment, %Philadelphia6 4estminster
!heological $ournal "ol. H1, )99J& ::.
):1
2li.abeth Achtemeier, "23changing 5od for ANo 5odC6 A *iscussion of Female /anguage for
5od", dalam -peaking the 8hristian 5od 6 !he ,oly !rinity and the 8hallenge of Feminism, Al"in (amel
ed., %Michigan6 4M '. 2erdmans, )991& >.
;;
adoption - as sons and daughters #ho can #ith 8hrist speak the name of the Father
in the po#er of the -pirit6 O5od sent forth his -on ...so that #e might recei"e
adoption as sons. And because you are sons, 5od has sent the -pirit of ,is -on
into our heart crying, AbbaR FatherR %5alatia >6>-;&.
):<
(eberatan terhadap penggantian istilah !ritunggal yang diusulkan oleh teolog
Feminis adalah istilah yang baru tentang Tritunggal itu mene(an(an pada ma(na 3a#atan
atau fungsi .llah se#agai >Pencipta?, Allah sebagai APenebusC dan Allah sebagai
APenghiburC. $. A. *inoia dan $urgen Moltmann sependapat dengan mengatakan,
According to the first obection, the terms A8reatorsC, A+edeemerC, and A-anctifierC
are not in fact, as alleged by reformist, eMui"alent to AFatherC, A-onC, and A,oly
-piritC. For one thing, AFatherC, A-onC, and A,oly -piritC, are personal names, #hile
A8reatorC, A+edeemerC, and A-anctifierC are functional terms.P
):>
....considering Athe creation of the FatherC, Athe incarnation of the -onC, Athe
transfiguration of the -piritC, that is the function of the doctrine of creation,
8hristology, and 2schatology.
):H
Makna dari nama atau ulukan !ritunggal lebih mengarah kepada hubungan
keintiman antara ketiga pribadi Allah dalam satu kesatuan AkasihC. -eperti Agustinus
menggambarkan hubungan !rinity ini dalam suatu kesatuan kasih antara Allah 'apa, Allah
Anak dan Allah +oh (udus, seperti ang mencinta! ang dicinta dan cinta itu sendiri, ia
menelaskan demikian,
'ehold, then, there are three things6 he that lo&es, and that which is lo&ed! and
lo&e. 4hat, then, is lo"e, e3cept a certain life #hich couples or seeks to couple
together some t#o things, namely, him that lo"es, and that #hich is lo"ed K And
this is so e"en in out#ard and 8arnal lo"es.
):;
Analogi ini cukup me#akili pengertian keintiman antara Allah 'apa, Allah Anak dan
Allah +oh (udus, #alaupun hal ini tetap tidak akan mencapai pengertian yang sempurna
tentang diri Allah yang sebenarnya %?l 19619&. Apabila teolog Feminis hanya menekankan
pengaturan pekeraan Allah saa maka mereka akan atuh ke dalam paham modalisme yang
tersamar Acrypto - modalistC, di mana Allah hanya dilihat sebagai satu pribadi dan memakai
):<
$. A. *inoia D. P., );>.
):>
$. A. *inoia, ):J.
):H
$urgen Moltmann, !he !rinity and the (ingdom, %Philadelphia6 !he ,arper 7 +o#, )9L)& 9L.
):;
Augustinus, Dn the !rinity, dalam . +elected Li#rar of the 4icene and Post - 4icene Fathers
of the Christian Church, edit oleh Phillip -chaff **., //.*., Gol.<, %Michigan6 4M. '. 2erdmans, )9LL&
)1>.
;:
beberapa peran sebagai APenciptaC, APenebusC, APenghiburC dalam implikasinya yang secara
AtriadicC - tiga nama yang dipakai bersama-sama dalam pengaturan pekeraan keselamatan.
$. A. *inoia menerangkannya demikian,
A second important obection suggest that the proposed substitution is crypto-
modalist in its implication that the triadic structure of economy of sal"ation -
represented by the threefold actions of creation, redemption, and sanctification -
e3hibits bothing of internal life of the triune 5od.
)::
Pendapat +ussel yang dikutip oleh Mary A. (assian adalah bah#a pemakaian istilah
Allah 'apa dari kaum orthodoks sangat riskan bagi orang percaya karena dengan konsep
ini, pengertian kita tentang Allah menadi terlalu sempit dan picik.
In conceptuali.ing 5od primarily as OFatherP, she argued that many rich, inclusi"e
'iblical metaphors #ere neglected. +ussel belie"ed that this limited the belie"erCs
concept of the person and character of 5od, for 5od #as thus reduced to male
metaphors and masculine imagery.
):L
2li.abeth Achtemeier menanggapi pendapat +ussel dengan mengemukakan bah#a
istilah Allah sebagai A'apaC itu adalah karena Allah sendiri yang memilih term maskulin
dalam penggambaran diri-Nya bukan untuk menghina atau menindas kaum Feminis. Allah
mempunyai tuuan dengan memakai istilah A'apaC yaitu karena Allah ingin umatNya
memakai term maskulin agar mempunyai perbedaan dengan konsep AallahC yang dimiliki
oleh bangsa Mesir, 'abilonia, =unani, +oma#i, Afrika, Polinesia, India dan Amerika
-elatan di mana bangsa-bangsa itu menggunakan konsep allah yang feminin. ,al ini
seperti dikatakan oleh 2laine Paget dalam artikel 2li.abeth Achtemeier bah#a,
2laine Paget is Muite correct #hen she states that Othe absence of feminine
symbolism of 5od marks $udaism, 8hristianity, and Islam in striking contrast to the
#orldCs other religious traditions, #hether in 2gypt, 'abylonia, 5reece and +ome,
or Afrika, Polynesia, India, and North America.
):9
'ahasa yang digunakan oleh Alkitab adalah bahasa maskulin karena bahasa ini
memang !uhan sendiri yang pilih. $adi tanpa pengungkapan dari Allah sendiri mengenai
siapakah diriNya, tidak ada pengetahuan yang boleh mengklaim dan mengoreksi apa yang
)::
$. A. *inoia, ):J.
):L
Mary A. (assian, !he Feminist 5ospel6 !he Mo"ement to ?nite Feminism #ith the 8hurch,
%Illinois6 8ross#ay, )991& )<9.
):9
2li.abeth Achtemeier, :.
;L
sudah di#ahyukan Allah, karena hanya *ialah yang berhak untuk menerangkan siapakah
*iriNya. !anpa pengungkapan diriNya maka Allah selamanya tidak akan pernah dikenal
manusia. 2li.abeth mengutarakannya demikian,
!he 'ible uses masculine language for 5od because that is the language #ith
#hich 5od has re"ealed himself. !he 'iblical, 8hristian faith is a re"ealed religion.
It claims no kno#ledge of 5od beyond the kno#ledge 5od has gi"en of himself
through ,is 4ord and deeds in history of Israel and of $esus 8hrist and his church.
?nless 5od re"eals himself, he remains unkno#n to humanity.
)LJ
.. Alla" Me!beri Na!a DiriNya #endiri
-ecara tegas Alkitab menolak konsep yang dimiliki oleh teolog Feminis, sebab
penamaan ulang analogi, ime, simbol tentang Allah itu benar-benar mela#an kebenaran
Alkitab, maka setiap orang yang percaya berotoritas tertinggi Alkitab harus berani
menolak dan menentang metode penafsiran feminis dalam mere"isi nama Allah !ritunggal.
-ebenarnya perspektif filosofi dari teolog Feminis adalah menuduh laki-laki membentuk
dan mencocokkan kebenaran Firman Allah bagi kepentingan diri mereka sendiri untuk
kepercayaan kaum patriarkal.
)L)
,ermeneutik kecurigaan seperti ini sangat tidak obyektif
dan tidak ernih.
=ohanes pun auh-auh hari sudah mengingatkan kepada setiap orang yang mau
mengganti, mengurangi, menambahkan kalimat-kalimat pada Firman Allah apalagi
mengganti artinya tidak sesuai dengan #ahyu Allah, maka sangsi yang akan diterima
sebagai berikut,
0i(a seorang menam#ah(an sesuatu (epada per(ataan-per(ataan ini! ma(a .llah
a(an menam#ah(an (epadana malapeta(a-malapeta(a ang tertulis di dalam
(ita# ini. =an 0i(a seorang mengurang(an sesuatu dari per(ataan-per(ataan
dari (ita# ini! ma(a .llah a(an mengam#il #agianna dari pohon (ehidupan dan
dari (ota (udus seperti ang tertulis di dalam (ita# ini.9 <ahu 22-1N-1J.
Nama Allah sebenarnya sangat paradoks, artinya manusia tak akan mampu
memahami dengan bahasa manusia %yang merupakan ciptaan Allah uga& untuk
mendefinisikan Allah. *ari sisi sebaliknya Allah uga menyatakan namaNya sebatas Ia
)LJ
Ibid H.
)L)
Mary A. (assian, 1>).
;9
berkenan menyatakanNya. Paradoks di sini berarti dari sudut pandang Allah, Allah mampu
memahami dan menyatakan diriNya kepada manusia sebatas manusia mampu menerima
pe#ahyuan ini, sebaliknya dalam sudut pandangan manusia, manusia tidak mampu
mengenal Allah secara sempurna, karena bahasa manusia pun adalah bahasa ciptaan Allah.
Allah sebagai pencipta bahasa tidak mungkin dapat dibatasi, dikungkung dan dibelenggu
oleh bahasa %manusia& yang adalah ciptaan Allah. Pencipta tak dapat diikat dan dilimitasi
oleh ciptaan, sebaliknya ciptaan dapat dilimitasi oleh Pencipta. -egala analogi dalam
Alkitab yang menyingkapkan Pribadi Allah, baik Allah 'apa, Allah Anak atau Allah +oh
(udus, merupakan cara Allah mengenalkan diriNya sebatas manusia dapat menerimanya,
selain dari yang dinyatakan Alkitab pengertian kita tentang Allah berasal dari roh pendusta.
Allah dengan elas menyatakan nama diriNya yang diakomodasikan kepada manusia.
Alkitab bagi teolog (risten merupakan pedoman tertinggi dan berotoritas mutlak untuk
mengerti siapakah Allah sebenarnya, sebab hanya di dalam Alkitab saa Allah memberikan
namaNya kepada manusia. $ika teolog Feminis memakai pedoman pengalaman hidup
#anita untuk menilai Alkitab berarti secara nyata teolog Feminis tidak percaya kepada
Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam hidup orang percaya. $adi kesimpulannya teolog
Feminis menyangkali otoritas Alkitab yang berarti menyangkali keberadaan Allah, maka
boleh dikatakan bah#a teolog Feminis yang berani mengganti nama Allah bukanlah orang
yang takut akan Allah. Mungkin mereka memakai 0lebel0 "(risten Feminis", "Feminis Inili",
"!ranformasi Feminis" secara luarnya tetapi dalam hidup spiritualitasnya mereka sangat
memusuhi Allah.
*i ba#ah ini penulis mencantumkan nama-nama sebutan kepada Allah yang
dicantumkan dalam buku (atekesasi -inode 5(A -urabaya, %=,4,& =eho"a6
=eho"ah $ireh - !uhan menyediakan (e 116)<-)>
=eho"ah +apha - !uhan penyembuh@tabib (el )H61;
=eho"ah Nissi - !uhan pani-pani (el ):6H-)H
=eho"ah -halom - !uhan keselamatanku ,ak ;61>
=eho"ah +a0ah - !uhan gembalaku Ma. 1<6)
=eho"ah !sidkenu - !uhan kebenaranku =er 1<6;
=eho"ah -abbaoth - !uhan semesta alam I -am )6<
=eho"ah Makkaddeshkem - !uhan menguduskan (el <)6)<
=eho"ah -hamah - !uhan tempat kediamanku =eh >L6<H
2lohim - Allah maha dahsyat dan kuat(e )6)
2l -haddai - Allah maha pengayom (el )<6)
2l 2lyon - Allah maha kuasa (e )>6)L-1J
2l Sodash - Allah maha kudus =es H6);
2l !saddik - Allah maha adil, +m <69-))
benar, setia pada aniNya
2l Sanno - Allah yang cemburu (el 1J6H
:J
2l +oi - Allah maha tahu (e );6)<
2l Neema - Allah maha setia (el :69
2l 8hai - Allah hidup =os <6)J
2l !sur - Allah gunung batu Ma. 1L6 L
!heos - 2lohim =oh 1J61L
(urios - Adonai /uk )6><
Pater - Abba Mat ;6<-9
$esus - $ehoshua, $oshua, Messias, Anak Manusia
Anak Allah, pintu, air hidup, roti hidup, dll.
+oh (udus - Penghibur, Penolong, (ebenaran, dll.
)L1
Nama Allah yang diuraikan dalam Alkitab %hampir sebagian besar nama Allah
dinyatakan melalui pernyataan manusia. *an yang lainnya Allah langsung menyatakan
siapakah diriNya& untuk menyatakan suatu ungkapan yang dapat me#akili keberadaan
realitas "asli" diri Allah. Nama Allah yang disebut Alkitab itu mempunyai peranan penting
bagi pengaaran (risten di mana dinyatakan bah#a dalam namaNya Ia menolong kita
"Pertolongan kita adalah dalam nama !uhanyang menciptakan langit dan bumi." %Ma.
)1>6L&. "Drang yang mengenal NamaMu percaya kepadaMu." %Ma. 96))a&,
"...keselamatan itu hanya ada di dalam nama *ia %=esus (rsitus& (is >6)1. Nama Allah
sangat kudus dan harus dimuliakan, "Aku hendak suud ke arah baitMu yang kudus dan
memui NamaMuB0 %Ma. )<L61&. Nama Allah tidak akan berakhir selama-lamanya tetap
ada %Ma. )<H6)<&, Ia menyatakan kekuasaanNya yang kekal dan mutlak dengan nama
+aa di atas segala raa %4hy )96))-);&.
Penamaan ulang teolog Feminis terhadap Allah sama dengan penghuatan kepada
Allah. -eperti sudah diterangkan di atas, untuk memberi nama pada diri sendiri manusia
tidak akan mampu, hanya Allah yang sanggup memberikan nama kepada manusia. 'aik
nama 0Adam0 maupun nama 0,a#a0 Allahlah yang memberikannya kepada mereka.
-edangkan Adam #aktu memberi nama pada istrinya kemampuan ini berasal dari Allah.
$adi teolog Feminis salah duga kalau tradisi dalam penulisan Alkitab itu merendahkan
deraat dan menyepelekan kaum perempuan. $adi Adam pun berhak memberi nama istrinya
karena daya kreati"itas dari Allah. Allah tidak pilih kasih. Manusia mampu memberi nama
setelah Allah memberikan kemampuan berkreati"itas kepadanya. *engan memakai
0Potential 8rea"ity0 %-daya kreatifitas dalam diri Adam dan ,a#a& yang berasal dari Allah
barulah mereka dapat memberi nama semua enis binatang dan seluruh agad alam semesta.
)L1
,./. 4illminton, 4illmingtonCs 5uide to the 'ible, %Illinois6 !yndale ,ouse Publishers, )9L9&
H91-H9>. /ihat uga %'uku (etekisasi -inode 5(A -urabaya, )99:& L, dan /ouis 'erkhof, -ystematic
!heology, >:-H1,<)1-<1), >)H-><1.
:)
9. Alla" Me!beri Na!a i+taanNya Melalui Manusia
-etelah Adam mendapat mandat menguasai alam semesta, maka mulailah ia
menamai semua binatang satu persatu, nama-nama yang Adam berikan kepada
binatang@tumbuhan atau alam semesta ini bukan berasal dari diri Adam sendiri tetapi
kembali manusia harus sadar bah#a yang memberi nama adalah Allah sendiri. Allah sudah
menyediakan nama-nama bagi semua mahluk ciptaanNya termasuk manusia %Adam
-,a#a&, dan semua mahluk yang ada termasuk seluruh malaikat. Mengapa hanya Allah
saa yang dapat memberi nama, karena Allahlah yang menciptakannya. $adi segala sesuatu
yang diadikan Allah sudah ada "calon" nama bagi semua ciptaanNya, baik yang non-
materi atau materi.
$adi kalau ada gerakan yang tidak mau menerima nama Allah khususnya nama yang
berime laki-laki dalam Alkitab %bukan hanya Feminis, /iberal, Ne# Age, atau apa pun
nama paham mereka& mereka sedang membohongi diri mereka sendiri, dalam +oma )6)L-
1) dinyatakan, '+e#a# mur(a .llah nata dari surga atas segala (efasi(an dan (elaliman
manusia! ang menindas (e#enaran dengan (elaliman! (arena apa ang mere(a (etahui
tentang .llah sudah nata #agi mere(a! se#a# .llah telah menata(anna (epada
mere(a. +e#a# apa ang tida( nampa( daripada4a! aitu (e(uatan4a! dapat nampa(
(epada pi(iran dari (ara4a se3a( dunia dicipta(an! sehingga mere(a tida( dapat
#erdalih. +e#a# se(alipun mere(a mengenal .llah! mere(a tida( memulia(an =ia
se#agai .llah atau mengucap su(ur (epada4a. +e#ali(na pi(iran mere(a men3adi
sia-sia dan hati mere(a ang #odoh men3adi gelap!9
5erakan Feminis ini sudah banyak mempengaruhi metode penafsiran Alkitab. Pada
a#alnya gerakan ini mela#an gerakan otoritas maskulin yang sangat menekankan
pengalaman hidup kaum laki-laki yang menguasai kaum perempuan. !etapi patut
disayangkan gerakan Feminis ini akhirnya menuu kepada arah "pendulum" %arum am
yang bergoyang dari kiri ke kanan terus menerus& yang ekstrem yaitu menadikan gerakan
Feminis ini mutlak harus diakui dan dilaksanakan dalam seluruh aspek kehidupan manusia
dan bukan hanya di bidang teologi saa. Francis A. -chaeffer mengatakan, 9/n This fallen
world! things consistantl swing li(e a pendulum! from #eing wrong in one extreme to
#eing wrong in another extreme. The de&il ne&er gi&es us the luxur of fighting on onl
one front! and this will alwas #e the case.9
)L<
)L<
Francis A. -chaeffer, !he 5reat 2"angelical *isaster, %Illinois6 8ross#ay , )9L>& 9L-99.
:1
$adi #aktu gerakan Feminis membuang tradisi budaya patriarkal, mereka ustru
atuh pada gerakan yang mereka unung sendiri yaitu budaya kaum "matriachy" sistem
yang meninggikan nilai feminis - atau matrilinial.
Metode hermeneutik teolog Feminis yang semula bercita-cita membentuk manusia
baru seutuhnya sekarang malah mereka melakukan Odedi&ini%ing9 nama Allah, dan
Odi&ini%ing9 simbol-simbol atau term-term Feminin. Penulis melihat bah#a metode
hermeneutik Feminis yang selalu berusaha menempatkan nama-nama atau simbol-simbol
Allah yang dihumanisasikan atau diadikan lebih manusia#i, semua analogi tentang diri
Allah dire"isi dan di"in"ersi" -0diputarbalik0 untuk kepentingan kecocokkan pengalaman
dan perasaan perempuan. -etelah mendapatkan simbol-simbol dan analogi baru yang
sesuai dengan cara berpikir mereka, mereka lalu memformulasikan kembali simbol-simbol
nama Allah ke dalam suatu bentuk bahasa yang inklusif dan Alkitab pun dire"isi sesuai
dengan angan-angan mereka. -elanutnya setelah simbol-simbol, metafor atau analogi
tentang diri Allah sudah terbentuk, lalu simbol-simbol ini disebarluaskan dan dipromosikan
melalui buku-buku, seminar-seminar, diskusi-diskusi di seluruh aspek kehidupan.
(emudian mereka menyusun dan terus menerus memperbaharui suatu buku acuan dan
Alkitab acuan yang diterbitkan mereka sendiri dengan bahasa inklusifnya. -etelah
semuanya berhasil dan banyak diterima oleh masyarakat, mulailah gerakan Feminis ini
menuntut supaya simbol-simbol yang mereka buat diakui dan dimutlakkan penggunaannya
dalam metode hermeneutik secara menyeluruh serta dalam kehidupan gerea dan dunia
secara luas. Dbsesi yang sangat optimistik ini boleh disebut sebagai keserakahan untuk
mendapatkan pengakuan kedudukan. ,al inilah yang menadikan mereka menuntut bahasa
inklusif yang mereka buat menadi bahasa yang berotoritas tertinggi, bahasa yang
sempurna, bahasa "penggenap" bahasa Alkitab. *i sinilah penulis menyebut bah#a teolog
Feminis menunukkan kecenderungan "menuhankan" atau mengilahkan bahasa penemuan
mereka, sehingga mereka merasa bah#a bahasa Alkitab itu lebih rendah dan bahasa
mereka auh lebih baik.
5erakan teologi Feminis ini menginginkan bahasa mereka lebih diterima
otoritasnya. Mereka uga mengklaim bah#a bahasa dan simbol-simbol, analogi, metafor
yang mereka buat itu harus diangkat setinggi mungkin dan diharapkan, dicita-citakan agar
bahasa inklusif yang mereka temukan dapat diadikan bahasa "ilahi", "di"inistic language"
dalam ibadah gerea. Firman Allah bukanlah Firman Allah yang sempurna ika tidak
menggunakan metode hermeneutik Feminis karena tradisi gerea lama dinilai kurang
:<
mencakup aspek kemanusiaan secara utuh. ,al ini disebabkan penggunaan bahasa, simbol-
simbol, sebutan tentang diri Allah dalam Alkitab sudah sangat dipengaruhi oleh budaya
berbau patriarkal. Akhirnya gerakan Feminis ini elas-elas menyingkirkan otoritas Alkitab
sebagai presaposisi dalam metode hermeneutik mereka.
*ilain segi, -tanley $. 5ren. menge"aluasi bah#a gerakan teologi Feminis sudah
memberikan pelayanan yang terbaik dalam melakukan pekeraannya, yaitu dengan
berhasilnya mereka membukakan adanya pengaruh ahat yang ada pada sistem androsetrik,
patriarki dan misogeni. Para ahli teologi Feminis sering menolong gerea menadi lebih
inklusif tidak eksklusif, dan menafsirkan bah#a 0the image of 5od0 itu bukan hanya laki-
laki saa tetapi uga perempuan. 5erakan teologi Feminis ini pun berhasil menadikan Inil
lebih dapat diangkau ke dalam aspek kehidupan yang lebih luas yaitu dengan menerima
pengalaman perempuan dan peranannya pada masa yang akan datang.
)L>
In spite of the gains it has offered, ho#e"er, feminist theology goes too far in its
radical re"ision of the 8hristian symbols, and it threatens a ne# schism #ithin the
body of 8hrist by its support and encouragement of the 4omen-8hurch
mo"ement.
)LH
-ebaliknya *onald 'loesch menganalisa bah#a metode hermeneutik Feminis ini
sangat berbahaya karena membuka peluang kepada pemahaman relati"isme.
Bthe feminist methode of determining "8hristian" doctrine leads directly into
relati"ism6 "If one appeals only to a member0s self-identification as a criterion for
deciding #hat is or #hat is not part of a gi"en religious tradition, one left #ith a
relati"ism that must accept all #ithout udgment or discernment.
)L;
Pengalaman perempuan tidaklah mungkin diadikan norma, standard, kriteria yang
paling ultim dalam kehidupan masyarakat secara umum. Apalagi dalam metode penafsiran
Alkitab yang begitu luas cakupannya. *oktrin teologi Feminis tentang konsep Allah dan
(ristus sangat lemah metodologi hermeneutiknya, mereka hanya menyentuh fenomena
atau gealanya saa tapi tak pernah mampu menyentuh penafsiran yang inti. ,al ini
disebabkan teologi Feminis terlalu menekankan perspektif ke#anitaannya dalam seluruh
keberadaan dan cara-cara penafsirannya.
Metode penafsiran Feminis ini uga hanya meliputi permukaan dari pengenalan Allah
secara 0immanen0 tetapi tidak sampai kepada pengenalan Allah secara 0transenden0. Artinya
)L>
-tanley $. 5ren., 1<>.
)LH
Ibid.
)L;
*onald 5. 'loesch, !he 'attle for the !rinity, L>.
:>
apa yang mereka bahas hanya berorientasi mengganti simbol-simbol fenomenal secara
luarnya saa dan tidak pernah akan mampu menyentuh kehakekat terdalam makna simbol-
simbol tentang Allah. -ebab yang digunakan mereka hanyalah metode pengalaman secara
praktis, perlu diingat pengalaman secara praktis tidak akan pernah bisa mengupas
kehidupan secara ontis.
BAB <

BEBE$APA TANTAN'AN BA'I MET&DE HE$MENEUTIK
TE&L&'I (EMINI#
!hiselton berpendapat bah#a karya Fioren.a masih tetap dapat dirasakan dan
diterapkan metode penafsirannya dengan batasan hanya untuk melihat setting suatu cerita
dalam Alkitab serta menambah #a#asan hermeneutik secara umum dan 0hori.ontal0.
-edangkan aspek-aspek lain yang dipakai sangat spekulatif %hermeneutik sosial-politik-
budaya dan hermeneutik "kecurigaan"nya& dan lemah dalam pencarian dasar fundamental
kritik yang kokoh. -elain itu, teolog Feminis terlalu memaksakan pemakaian metode yang
mempunyai daya angkauan kecil untuk melingkupi cara hermeneutik Alkitab secara
menyeluruh.
)L:
Morgan mengakui kontribusi teolog Feminis tentang pemakaian fungsi
metode penafsiran 0sosio-theological0 hermeneutik atau 0socio-pragmatic0, tetapi metode
hermeneutik secara historisnya kurang dapat dipercaya.
)LL

4aktu penciptaan, Allah menciptakan manusia seturut gambar dan rupa Allah 'the
image of )od'. Namun sasaran metode kritik hermeneutik teologi Feminis adalah
menekankan bah#a 'the image of )od' itu bukan hanya laki-laki saa, namun uga
perempuan. ,al ini bukannya salah, tetapi tidak tepat, sebab penentu gambar dan rupa
Allah itu bukan didasarkan pada enis kelamin laki-laki %Adam& dan@atau bersama
perempuan %,a#a&. Penekanan Alkitab bukan didasarkan pada keberadaan mahluk
ciptaanNya tetapi pada pribadi Allah, -i Pencipta, yang menciptakan manusia %secara utuh-
Adam@,a#a& sesuai dengan kehendakNya. (onsekuensinya secara ontologis 'the image of
)od' itu tidak tergantung kepada reaksi ciptaanNya, atau lebih elas lagi tidak tergantung
dari enis kelamin ciptaanNya. (esempurnaan ciptaanNya tidak dapat diukur hanya dari
melihat hasil yang tampak dari padanya tetapi ciptaanNya itu mutlak baik dan sempurna
karena Allah !ritunggal bermusya#arah sebelumnya untuk menadikan manusia seturut
dengan gambar dan rupa Allah. $adi gambar dan rupa Allah itu tidak dinilai dari sudut
pandang hasil karya ciptaanNya %yaitu adanya manusia laki dan perempuan&. Mengapa
penulis berpendapat demikian karena memang #aktu Allah menciptakan manusia, Allah
memberikan nama dan sebutan kepada manusia tidak didasarkan kepada keberadaannya
)L:
!hiselton, >>L.
)LL
+obert Morgan, Feminist !heological Interpretation of the Ne# !estament, ed. $anet Martin,
.fter D&e! %/ondon6 8ollins, )99J& 1;.
:H
:;
tetapi secara mutlak didasarkan karena keberadaanNya sendiri yaitu kehendak Allah dalam
ketetapanNya yang Agung dan Mulia.
5erakan Feminis tidak mempunyai suatu kesatuan bentuk teologi, seperti pendapat
?rsula (ing yang dikutip !hiselton, 'feminism is not a unitar mo&ement! and consists of
man different political and ideological orientation.'
)L9
2laine -torkey mengatakan paham
Feminis ini menekankan perbaikan secara struktural dalam tatanan masyarakat daripada
memperbaiki hal-hal secara indi"idu, tetapi ia uga memperingatkan bahaya penekanan
indi"idu yang memba#a efek elek yaitu menuduh dan menyalahkan sistem eksternal
%patriarkal, kapitalisme, class-struktur& dan hanya melihat kepentingan internal kaum
#anita.
)9J
2li.abeth Achtemeier mengutarakan bah#a bukan karena nabi itu mampu atau tidak
menerima #ahyu Allah yang mengungkapkan diriNya dengan istilah maskulin. Manusia
yang dekat dengan Allah seperti nabi-nabi, hakim-hakim, raa-raa, rasul-rasul bahkan
=esus tidak akan mau menggunakan ime tentang Allah dengan menggunakan bahasa
feminin, karena masyarakat pada saat itu sudah sangat didistorsi oleh pengertian yang
salah tentang 0ilah-ilah0 berenis kelamin feminin. $adi, Achtemeier mengatakan,"1the
religious surrounding them that female language for deit results in a #asic distortion of
the nature of )od and of his relation to his people dan creation.9
)9)

!hiselton menyimpulkan bah#a Achtemeier dan ,eine mena#arkan suatu alasan
teologis dan sosiologis untuk menyeimbangkan ketidakstabilan dan program
0depatriarkalisasi0 untuk Allah. Penggunaan bahasa maskulin untuk Allah bukan untuk
merendahkan, menghina atau menadikan masyarakat anti-kaum feminis. Analogi yang
dipakai Alkitab menunukkan kepada hakekat relasi antara Allah dengan umat pilihanNya
dalam halE perhatian, ketekunan, pemeliharaan, kesetiaan, otoritas dan kedisiplinan sosial
antara ayah@ibu yang berelasi dengan anak-anaknya.
!he use of "Father" in biblical traditions does not necessarily presuppose an anti-
feminist social orientationE it is used analogically to designate the relation of care,
compassion, authority, and social discipline #hich both parents, regardless of
gender, can e3ercise to#ards their children.
)91
)L9
!hiselton, ><:.
)9J
Ibid ><L.
)9)
Ibid )J9.
)91
!hiselton, >H9.
::
*engan alasan bah#a bangsa Israel pada aman patriarkal banyak dikelilingi berhala-
berhala atau de#a-de#i yang mempunyai enis kelamin #anita, maka dari alasan socio-
ratio-cultural ini dapat disimpulkan bah#a Allah tidak mau menggunakan istilah yang
berbau feminin. Menurut penulis alasan ini pun sebenarnya tidak begitu kuat diadikan
pegangan. Mengapa penulis berpendapat demikian sebab kalau dilihat dari alasan konteks
kebudayaan di aman Israel kuno berbeda dengan aman sekarang. (onsek#ensi logisnya,
apabila aman di mana konteks budaya berubah maka cara Allah menyatakan diriNya pun
harus berubah. Akibatnya ika Inil diberitakan kepada bangsa yang dikelilingi 0ilah-ilah0
maskulin, maka penyataan tentang ime Allah itu harus memakai simbol feminin. *i sini
terlihat bah#a cara Allah me#ahyukan diri tergantung dari konteks budaya lokal bukan
dari diriNya sendiri dan itu berla#anan dengan sifat-sifat dalam diri Allah, yang tidak
tergantung kepada apa pun di luar diriNya.
*asar alasan mengapa Allah memakai ime maskulin karena bangsa-bangsa yang
mengelilingi bangsa Israel mempunyai konsep penyembahan terhadap de#a-de#i yang
banyak dan berenis kelamin perempuan. Akibatnya kalau Allah menyatakan diriNya
dengan gambaran feminin ditakutkan akan mengaburkan dan menyesatkan umatNya.
*engan demikian cara Allah me#ahyukan diriNya ditentukan oleh kondisi manusia.
Penyataan Allah bukan berasal dari diri Allah sendiri, tetapi ditentukan dari luar diriNya,
yaitu keadaan bangsa yang ada di sekitar orang Israel. Menurut penulis, hal ini hanya
menolong mena#ab persoalan secara hori.ontal dan konteks secara lokal bukan pada akar
masalah sebenarnya, ontis, atau filosofisnya, yaitu dengan "bahasa - iman". Alkitab adalah
(itab -uci yang sempurna dan mutlak kebenaranNya, sebab Allah yang berbicara bukan
manusia yang terbatas.
Pe#ahyuan nama atau ime Allah tidak didasarkan pada pengaruh tradisi dan
banyaknya de#a-de#i pada saat itu, melainkan pada kehendak Allah saa. Achtemeier
menegaskan pengertian hermeneutik alkitabiah adalah sebagai berikut,
First, it is uni"ersally recogni.ed by biblical scholars that 5od has no se3uality.
-e3uality is a structure of creation %5en. )-1&, confined #ith the limits of creation
%Mat. 116<J&, and the 5od of the 'ible consistently pictured as totally other than
all creation. 5od is "holy" - he is set apart, ,os. ))69, 0I am 5od not man,..0, 0!o
#hom then you liken 5od,B0 Isa. >J6)L. !hus, by insisting on female language for
5od, the feminist simply continue to emphasi.e the non-biblical "ie# that 5od
does indeed ha"e se3uality.
)9<
)9<
Ibid >.
:L
Mereka yang beriman kepadaNya dapat memahaminya, namun penulis akan berusaha
untuk mena#ab problem hermeneutik Feminis ini. Pertama, kaum Feminis harus mengerti
bah#a penggunaan istilah maskulin itu bukan kehendak manusia, tapi merupakan pilihan
dan kehendak Allah. Allah mempunyai sifat Maha sempurna maka apa yang
di#ahyukanNya selalu baik dan benar. 8edua, hendaknya problema teologis dia#ab
dengan metode hermeneutik teologis atau filosofis angan hanya menggunakan
hermeneutik sosial, historis, sosiologis dan psikologis. 8etiga, angan memaksakan
0presaposisi0 hermeneutik Feminis yang bercorak socio-historis %0from belo#0& dan
pragmatis ini ke dalam semua aspek hermeneutik Alkitab, sehingga terkesan seperti 0kunci
Inggris0 satu metode digunakan untuk mengatasi segala kesulitan penafsiran Alkitab.
Metode yang digunakan pada hermeneutik teologi Feminis adalah metode eisegesis@
yaitu metode yang tidak menggunakan teks Alkitab sebagai suatu ukuran kebenaran dalam
penafsirannya tetapi mereka memakai latar belakang socio-historis untuk menafsir Alkitab.
I see the modern feminist mo"ement %including 0e"angelical feminism0& as
promoting the follo#ing ideas %all unacceptable to 8hristians&6 %)& A 0god0 Muite
different from 'iblical 5od, partaking of the nature of the ancient fertility godesses
of the ancient Near 2ast B %<& A radical reinterpretation of -cripture %actually a
reection of scriptural authority and inspiration& under the guise of 0feminist
hermeneutics0. !his amounts to eisegesis, in that the feminist agenda, in the
ackno#ledged presupposition to #hich the scripture must conform.
)9>

Melalui beberapa signifikansi gerakan teologi Feminis ini terlihat bah#a mereka
mempunyai suatu tuuan yang khayal yaitu untuk membangun suatu masyarakat tanpa
perbedaan se3 dan kelas, seperti yang teradi uga dalam teologi Pembebasan dan
teristime#a dalam aaran Mar3-0utopian-8ommunism0.
!his is similar to the /iberation !heology0s incorporation of Mar3ism. And in the
process, like the latter, they ha"e demonstrated an increasing #illingness to bend
-cripture in alarming #ays. As a result, they are gradually bringing the same bitter
fruits of !oral and e+isti!ologi1al 1on/usion into t"e li/e o/ t"e "ur1" that
others ha"e e3perienced under the influence of feminism.
)9H
)9>
4illiam 'ell, "A +esponse to6 "!he 2n"itability of Failure6 !he Assumptions and
Implementations of Modern Feminism 0 by *a"id $. Ayers" %Presentasi yang tidak diterbitkan *allas,
April )991, halaman )&, *alam !he Feminist !ragedy6 *estroying the Freedom and $oy of 'iblical
5ender *istincti"es, %8ross#ind $urnal, -pring@-ummer )99<& >H.
)9H
Ibid >H.
:9
A. Ti!bulnya 'erakan #ekuler dala! #+iritualitas Teologi (e!inis
-piritualitas Feminis tidak dimulai dengan pengorganisasian agama yang didirikan
pada dasar doktrin yang kokohE tetapi pada tahun delapan puluhan, spiritualitas Feminis ini
mulai menampakkan diri dengan tema-tema sebagai berikut6
1, Monisme-.e/ 0ge Mo1ement6 .ll is one, semua adalah satu. !ema inilah yang
pertama kali muncul dalam kehidupan spiritualitas teologi Feminis, yang percaya bah#a
segala sesuatu satu adanya, seperti bagian-bagian kecil menyusun bagian kesatuan yang
besar. -egala sesuatunya saling berhubungan, saling bergantung, dan saling meresapi.
)9;
*ouglas 5roothuis meneliti bah#a gerakan Ne# Age pun sudah meresapi gerakan
Feminisme, "Cltimatel! monism asserts there is no difference #etween )od! a person! an
apple! or a stone. The are part of a continuous realit that has no #oundaries and no
di&isions.9
)9:
', Pantheisme, gerakan ini pun sangat dekat dengan lingkup pandangan teolog Feminis.
.ll is )od! semua adalah Allah, artinya semua materi atau benda apa pun, baik binatang,
manusia, tanah, tumbuhan, laut, dll., adalah merupakan bagian dari Allah.
!, +e)$isme, +elf is )od, *iri manusia adalah Allah, seperti Mary *aly berkata ika Allah
itu 0male0 maka 0male0 itu Allah.
4, 2umanitas 3aru, segala sesuatu menurut teologi Feminis menuu kepada suatu
peruangan yang mengarah kepada humanitas baru yang sempurna.
)9L
H& 4nisex, teologi Feminis mendesak menggunakan istilah Allah ke dalam istilah yang
menyatukan seksismeE laki-laki dan perempuan menadi suatu bentuk yang "netral" atau
"no se3".
)99
)9;
*ouglas 5roothuis, ?nmaking the Ne# Age, %Illinois6 IGP, )9L;& )L.
)9:
Ibid.
)9L
Mary A. (assian, )L:-)9).
)99
*onald 5. 'loesch, Is the 'ible -e3istK %Illinois6 8ross#ay 'ooks, )9L1& ):, 1), )J<. 'loesch
melihat adanya issu kontemporer yang teradi di dalam gerea yaitu konflik antara kaum 0maskulin0 dan
0feminin0 atau 0patriakalisme0 dengan 0matriakalisme0. !eolog Feminis seperti Mary *aly, ,elen /uke dan
!homas Parker ingin meninggalkan perbedaan fundamental seksual dengan mencita-citakan satu tuuan
baru yaitu 0uniseA0 - dimana manusia seharusnya melihat dirinya sendiri sebagai suatu penggabungan
antara elemen-elemen ke#anitaan dan kelaki-lakian dan seharusnya berusaha untuk mengintegrasikan
hal-hal ini dalam diri mereka sendiri. ?nise3, menurut seorang tokoh -earah#an Agama +oma (atolik,
+.8. Qaehner, yang dikutip oleh *onald 'loesch adalah sebagai berikut, 9unisex- 94o more males! no
more females! and! gi&en the irre&ersi#le progress of medical science! ma#e no more oung and no more
old.9 "Dur -a"age 5od" %Ne# =ork6 -heed and 4ard, )9:>& 1;:.
LJ
B. Pengaru" Teologi (e!inis
!eologi Feminis dibagi menadi beberapa golongan menurut enis teologianyaE pertama
kaum Feminis Pembaharuan, kedua kaum Feminis 2mansipasi, ketiga kaum Feminis
+adikal.
1JJ
(aum Feminis Pembaharuan berusaha memberi kesempatan baik bagi kaum pria
maupun kaum #anita untuk menggunakan potensinya. *alam masyarakat tradisional
pembagian tugas menurut enis kelamin membatasi kebebasan keduanya, pria dan #anita.
Mereka mendapat kesempatan memainkan peranannya dan hanya beberapa bagian peranan
yang cocok dengan kedudukannya, misalnya sebagai ayah atau ibu. Mereka berfungsi
seperti separuh manusia. Pembaharuan ini dapat dicapai dengan dua cara yaitu
pembaharuan secara struktural dan secara indi"idu.
1J)

Feminis 2mansipasi, istilah emansipasi berasal dari bahasa /atin "emancipare"
artinya melepaskan. $adi peranan #anita itu dilepaskan dan dibebaskan dari 0kuk0 tradisi
yang ada. Pembebasan kaum #anita harus lepas dari pengaruh peranan tradisional ke-
bapak-an. *alam piagam P'', disebutkan setiap penduduk dunia mempunyai hak yang
sama tanpa perbedaan ras, enis kelamin atau bahasa dan agama. -ecara politis semua
berhak memilih dalam pemilu. -ecara ekonomis, sosial, profesionalitas dan aneka
pekeraan terbuka bagi mereka.
1J1

Feminis +adikal kelihatannya tidak puas untuk memperbaharui masyarakat yang ada
saa, tetapi ingin menghancurkan sistem "patriak" yang ada. (aum radikal ini menganggap
bah#a kaum pria sebagai musuh dan mereka mau beruang mela#an diskriminasi. Mereka
memakai dua strategi aitu pertentangan dan pemisahan.
1J<
). Pengaru" Positi/
Apabila Feminisme bertuuan agar #anita mempunyai hak yang sama dengan pria
dan mereka diperlakukan sama sederaat dalam segala hal, maka kita harus menerimanya
dengan catatan bah#a gerakan Feminisme tidak dituukan untuk menginak-inak kaum
laki-laki sebagai alasan Acuriga-dendamC atas hak-hak mereka yang ditindas. Fisher
1JJ
Anne ,ommes, Perubahan Peran Pria dan 4anita dalam 5erea dan Masyarakat, %$akarta-
'andung6 5unung Mulia dan (anisius, )991& ))J-))>.
1J)
Ibid.
1J1
Ibid.
1J<
Ibid.
L)
,umphreys mengatakan, @/f feminism means that women should ha&e e"ual rights with
men and should #e treated with e"ual respect! the answer is es.A
1J>
*engan adanya cara kritik historis yang dilakukan oleh para tokoh Feminisme ini
gerea menemukan kembali pentingnya nilai arti pelayanan #anita yang dilupakan dalam
searah gerea. Memang kalau diamati secara sepintas dalam peralanan searah gerea
#anita biasanya hanya dianggap sebagai pelayan "kelas dua" tanpa adanya sumbangsih
yang berarti. (ritikan hermeneutik Feminis ini sangat dibutuhkan oleh gerea untuk
mengingat kembali betapa pentingnya nilai sumber daya #anita dalam pelayanan gerea
dan akti"itasnya, #alaupun metode dan kesimpulan yang dibuat teolog Feminis ini sangat
spekulatif. -tanley $. 5ren. mengakui kenyataan buruk ini dengan mengatakan,
!he positi"e of the feminist approach to the 8hristian tradition is the reco"ery of
the lost memory of #omen. No one has done more to redisco"er the roles and
contributions of #omen in 8hristian tradition than 2li.abeth -chFssler Fioren.a.
Although her methods and conclusions might be considered speculati"e.
1JH
-ifat mementingkan dan memusatkan laki-laki sebagai pemimpin yang otoriter
menadikan mereka sebagai penindas perempuan baik di dalam maupun di luar kehidupan
gerea. (esalahan fatal gerea harus diperbaikiuntuk itu gerea mesti berterima kasih
kepada kaum Feminis yang telah bersungguh-sungguh mengungkapkan "dosa besar" ini.
(eangkuhan laki-laki, otoritas kebapakan dan sifat kebenciannya terhadap perempuan
yang telah terpendam beratus-ratus tahun lalu. Mereka uga menolong gerea agar lebih
terbuka dan Ainclusi"eC terhadap kaum perempuan dan tidak Ae3clusi"eC untuk kaum laki-
laki saa.
Feminist theology has done a great ser"ice to the 8hristian community by pointing
out the e"ils of androcentrism, patriarchy and mysogyny. Its theologians ha"e often
helped the church to become more inclusi"e and therefore truer to the image of
5od as both male and female and to the uni"ersality of the 5ospel.
1J;
!eologi Feminis membukakan satu dimensi dan suatu #a#asan baru dalam
mengerakan penafsiran secara hori.ontal seluruh penafsiran Alkitab.
1J>
Fisher ,umphreys, Feminism and the 8hristian Faith, %Ne# Drleans6 !he !heological
2ducator, )99H& )H.
1JH
-tanley $. 5ren., 119.
1J;
Ibid 1<H.
L1
*. Pengaru" Negati/
-etelah mendapatkan kesempatan dan simpati dari masyarakat dan gerea, kaum
Feminis yang bersifat AradicalC atau Ae3tremeC sering melangkah terlalu auh bahkan dengan
menggunakan metode spekulatifnya berani untuk menghakimi Alkitab. Mereka
mengatakan bah#a Alkitab tidak benar sebab disusun dengan menunung nilai maskulin
dan merendahkan nilai feminin. Mereka menyimpulkan kedudukan antara Allah dan
manusia akhirnya tak ada bedanya. *onald 5. 'loesch, mengutip ucapan 8arol Dchs
demikian, "<e! all together! are part of the whole! the all in all! )od is not father! nor
mother! nor e&en parents! #ecause )od is not other than! distinct from! or opposed to
creation.
1J:
Pada mulanya teolog Feminis hanya menuntut haknya tetapi lama-kelamaan
beberapa dari mereka menadi 0radical0. !untutan mereka melampaui dari yang ditetapkan
Alkitab bahkan berani menentang aaran fundamental ortodoks tentang Allah !ritunggal
dan (ristus. Ada empat hal atau ciri-ciri mengetahui teolog Feminis itu radikal atau tidak,
seperti kesimpulan Fisher ,umphreys,
First! feminist is radical #hen it calls upon #omen to hate men and #hen it calls
upon men to hate themsel"es, second! #hen it is contemptuous of marriage,
parenthood, and domesticity ... to remain single, childless, third! #hen it affirms
homose3uality, bise3uality, or a genderless society, fourth! #hen it interprets all
social reality through the grid of gender.
1JL
!entu saa terdapat banyak kritik terhadap teologi Feminis antara lain, penolakan
Allah sebagai 0'apa0 dan 0!uhan0 dapat membuka alan pada kepercayaan politeisme de#a-
de#i. (ebiasaan berbicara begitu tidak didasarkan kemauan atau konsensus teolog pria,
melainkan hanya karena 4ahyu Ilahi yang diba#a oleh =esus sendiri %R&. 'ah#a
kenyataan itu mungkin disalahtafsirkan oleh sementara teolog pria, bukanlah alasan yang
tepat untuk menolak bahasa 4ahyu %Allah& itu sendiri. (ritik lain menekankan, bah#a
naskah Alkitab tidak boleh diubah misalnya untuk mengurangi bau 0patriarkalnya0 dan
1J:
*onald 5. 'loesch, Is the bible -e3istK %Illinois6 8ross#ay, )9L1& ;<.
1JL
Fisher ,umphreys, );.
L<
bah#a naskah tersebut tidak boleh disingkirkan karena dianggap bertentangan dengan hak
semua #anita dalam segala hal %mis 2f. H61)-1>&.
1J9
=ang lebih berbahaya lagi adalah teolog Feminis seperti Mary *aly akhirnya
mendukung gerakan "gay", "lesbian" dan masyarakat "non-se3ist". *onald 5. 'loesch
mengutarakan sebagai berikut.
It is not surprising that radical feminist tend to support the 5ay /iberation
mo"ement, since they completely se"er se3 from its reproducti"e or generati"e
purpose. !hey also propose the "total elimination of se3 role", and this include a
tolerance of lesbian as #ell as male homose3ual relationships. For Mary *aly, in a
nonse3ist society homose3ual #ould free to relate meaningfully and authentically
to one another.
1)J
1J9
A. ,euken -$, 2nsiklopedi 5erea IG, %$akarta6 =ayasan 8ipta /oka 8araka, )99>& <;H-<;;.
1)J
*onald 5. 'loesch, 1J.
L>
BAB <I
KE#IMPULAN
(onsep Allah A!ritunggalC teologi Feminis adalah konsep AallahC hasil rekayasa
pemikiran kaum Feminis. "Allah" teolog Feminis bukan Allah !ritunggal yang ada di dalam
Alkitab. *ireformulasikannya Allah !ritunggal oleh kaum Feminis menyebabkan bukan
saa konsep !ritunggal kaum Feminis menadi kacau balau tetapi uga menadi sangat
menyesatkan dan tidak sesuai dengan kebenaran Firman Allah. ,al ini mengakibatkan
tuuan mereka berbalik, di mana pada mulanya bertuuan meCre-$ormu)asi istilah Allah
!ritunggal menadi menCde-$ormu)asi - atau merusak formulasi yang sudah ada dan
benar.
!idak ada seorang pun yang berhak mengganti istilah Allah !ritunggal, yang berhak
memberi nama Allah adalah Allah sendiri. +oland M. Frye berkata, @.ccording the
#i#lical religion! on the other hand! onl )od can name )od.A
1))
Manusia hanya mampu
memberi nama setelah Allah memberikan kuasa kepadanya. !eologi Feminis, akhirnya
tidak bisa melarikan diri dari ketidakpercayaan terhadap Alkitab yang adalah #ahyu Allah.
Akibatnya segala usaha yang mereka lakukan hanyalah mengakibatkan "menghina" atau
"menghuat" Allah, sebab teologi Feminis pada dasarnya sudah menolak Allah yang
mengenalkan diri dalam Alkitab.
5elombang dan badai pengaaran yang berusaha menyele#engkan aaran doktrin
Allah dalam Alkitab sekuat apapun tidak akan mampu mela#an dasar iman (risten yang
sudah ditanamkan, diaga, dipelihara oleh Allah sendiri dalam searah gerea seak ratusan
tahun silam. !eologi Feminis ini elas-elas tidak mempercayai kanonisasi Alkitab. Mereka
tidak percaya bah#a para penulis Alkitab diinspirasikan oleh +oh (udus, di mana semua
tulisan, idea, kemauan kehendak penulis Alkitab dikontrol, dikuduskan oleh +oh (udus,
sehingga tidak ada kemungkinan sekecil apa pun kesalahan dalam Alkitab.
1)1

!eologi Feminis berusaha untuk membuat 0agama0 baru dengan memakai nama
AallahC baru yang AmenyamarC dengan memakai topeng kekristenan. Al"in F. (imel $r.
1))
+oland M. Frye, "/anguage for 5od and Feminist /anguage 6 Problems and Principles", di
dalam -peaking the 8hristian 5od 6 !he !rinity and the 8hallenge of Feminism. Al"in F. (imel $r., ed.,
%Michigan6 4M. '. 2erdmans, )991& ):.
1)1
Norman /. 5eisler, 4illiam 2. Ni3. A 5eneral Introducttion to the 'ible, %8hicago6 Moody,
)9:;& <J-;). 'aca 1 !im <6); dan 1 Petrus )61) di mana dalam ayat-ayat ini sangat-sangat elas
menyatakan bah#a para penulis Alkitab itu diinspirasikan oleh Allah +oh (udus, dalam bahasa
=unaninya menggunakan kata @theo-pneustos@-"5od 'reathed".
LH
menganalisa seperti ini, A/f / am correct in m preceding analsis! these changes touch
the su#stance of the gospel. To a#andon or re3ect the trinitarian naming is to create a
new religion! a new )od.A
1)<
Penyingkapan diri Allah dalam Alkitab adalah cukup bagi
orang percaya. +oland M. Frye mengatakan, O... what )od has freel re&ealed to us is
sufficient for our needs.A
1)>

Metode penafsiran Alkitab teologi Feminis tidak memperhatikan hubungan antara
teks, konteks dan kontent. Mereka hanya memakai penafsiran subyekti"isme
1)H
pengalaman
#anita saa. Pendekatan metode penafsiran teologi Feminis tidak pernah memperhatikan
metode pendekatan yang lain sepertiE 0Contextual .nalsis! +ntactical .nalsis! Oer#al
.nalsis! Theological .nalisis! Lingusitic =istinctions! etc.'
1);
Metode penafsiran atau
hermeneutik teologi Feminis adalah bukan eksegesis tetapi eisegesis.
1):
-etiap idealisme,
sekterianisme, aaran, gerakan Aisme-ismeC yang menyerang aaran Allah akan roboh
dengan sendirinya karena di dalam aaran-aaran atau gerakan Aisme-ismeC yang memusuhi
Allah sudah tertanam suatu benih perusakan diri "seed-self-destruction". -ecara alamiah
tumbuhnya gerakan tersebut akan menghantam dirinya sendiri dan merobohkan gerakan
mereka. %*alam pengertian teologi hal ini dapat digolongkan ke dalam tindakan manusia
yang selalu mela#an Allah-!otal *epra"ity&.
4ahyu 116)L-)9, suatu perkataan Firman Allah yang harus benar-benar disadari
bahayanya ikalau sampai ada suatu usaha untuk merubah perkataan-perkataan dalam
Alkitab, 9.(u #ersa(si (epada setiap orang ang mendengar per(ataan-per(ataan
nu#uat ini- 90i(a seorang menam#ah(an sesuatu (epada per(ataan-per(ataan ini! ma(a
.llah a(an menam#ah(an malapeta(a-malapeta(a ang tertulis di dalam (ita# ini. =an
1)<
Al"in F. (imel, $r., "!he 5od 4ho /ikes ,is Name 6 ,oly !rinity, Feminism, and the
/anguage of Faith", di dalam -peaking the 8hristian 5od 6 !he ,oly !rinity and the 8hallenge of
Feminism! Al"in F. (imel, $r., ed., %Michigan6 4M. '. 2erdmans, )991& 1JL.
1)>
+oland M. Frye, "/anguage for 5od and Feminist /anguage", dalam -peaking the 8hristian
5od 6 !he ,oly !rinity and the 8hallenge of Feminism, Al"in F. (imel, $r., ed., <).
1)H
+.8. -proul, Pengenalan Alkitab, Malang6 -AA!, )99>& <)-<1. -proul membedakan istilah
subyekti"isme dengan subyekti"itas. Mengatakan bah#a kebenaran memiliki elemen subyektif, lain
daripada mengatakan bah#a kebenaran itu sepenuhnya subyektif. -upaya kebenaran atau kepalsuan dapat
bermakna untuk hidup saya haruslah diterapkan kepada hidup saya dengan cara tertentu. -ubyekti"isme
teradi ikalau kita dengan minat-minat kita sendiri. Bkebenaran itu secara mutlak ditetapkan oleh
subyeknya, ikalau kita ingin menghindarkan diri dari pembengkokkan atau penyimpangan Alkitab, dari
a#al kita sudah harus menghindari subyekti"isme.
1);
4alter 8.(aiser, $r., !o#ard An 23egetical !heology6 'iblical 23egesis for Preaching and
!eaching, %Michian6 'aker, )9L)&.
1):
-proul, <<. 2isegesis berasal dari kata =unani yang berarti "ke dalam". $adi eisegesis
menyangkut memasukkan ide sendiri ke dalam teks yang sebenarnya sama sekali tidak terdapat dalam
kata-kata tersebut. 2ksegesis usaha yang obyektif sedangkan 2isegesis adalah menyangkut usaha praktek
subyekti"isme.
L;
0i(alau seorang mengurang(an sesuatu dari per(ataan-per(ataan (ita# nu#uat ini! ma(a
.llah a(an mengam#il #agianna dari pohon (ehidupan dan dari (ota (udus! seperti
ang tertulis di dalam (ita# ini.9
). I!+likasi
Penulis merasakan bah#a hasil dari tesis ini belum dapat memuaskan dan mencakupi
seluruh permasalahan interpretasi teologi Feminis yang dibahas di atas. (arena itu penulis
menyadari memang terdapat banyak problema dalam tesis ini yang masih membutuhkan
penelitian-penelitian dan pemecahanan secara serius, dengan berprinsip pada kepercayaan
bah#a Alkitab adalah Firman !uhan yang tidak bersalah dan tidak meremehkan posisi
#anita. Alkitab berotoritas tertinggi karena Alkitab adalah 4ahyu Allah yang diinspirasikan
oleh +oh (udus. $ika ada hal-hal yang memang kurang bisa dimengerti dengan elas, hal
ini disebabkan keterbatasan pemikiran yang dimiliki oleh manusia.
*. $eko!endasi
*engan menyadari akan adanya keterbatasan tenaga, #aktu, dan pemikiran dalam
membahas permasalahan pada tesis ini, maka penulis merasakan perlunya studi lanut
tentang cara penafsiran teologi Feminis dalam konteks yang lebih luas yang berkaitan
dengan teologi Peranian /ama %eksegese& serta pemakaian kata dalam bahasa yang
berenis kelamin maskulin. (ebutuhan kedua adalah membandingkan keberadaan teologi
Feminis dengan teologi 'iblika, -istematika, ,istorika dan Praktika, khususnya yang
berkaitan dengan teologi peranian lama dan baru dalam bidang tata bahasanya. !erakhir
penulis melihat adanya suatu kebutuhan utama untuk membuka #a#asan dengan
penemuan atau penyingkapan dalam bidang historika yang bersangkut paut dengan teologi
Feminis. -ebagai contoh penerbitan karya seorang penulis #anita pada aman Martin
/uther yang bernama .rgula &on )rum#ach (1PJ2-1IIP2- . <omen?s Ooice in the
7eformation, dalam urnal @The D&angelical QuaterlA "olume /WIW@No. ) $anuari
)99:.
4alaupun penulis menyadari kelemahan-kelemahan dasar penafsiran teologi Feminis
tetapi ia tetap melihat adanya kontribusi yang besar dari teologi Feminis. -umbang sih
mereka khususnya dalam dunia perteologian yaitu membukakan kesadaran suatu #a#asan
L:
penafsiran yang memang sudah lama terpendam yaitu penafsiran dari Odunia #anitaP yang
merangsang dan memperkaya pertumbuhan metode penafsiran secara hori.ontal.
Akhir kata penulis mengharapkan akan adanya suatu forum untuk meresponi gerakan
Feminis secara umum dan teologi Feminis secara khusus dan berkala, baik melalui
pertemuan-pertemuan dalam seminar, atau diskusi-diskusi dalam pembinaan di gerea-
gerea, atau persekutuan-persekutuan Mahasis#a, dll.
LL
BIBLI&'$A(I
Achtemeier, 2li.abeth. "23changing 5od for ANo godC6 A *iscussion of Female
/anguage for 5od", dalam -peaking the 8hristian 5od. ed. Al"in F. (imel,
Michigan6 4m. '. 2erdmanns Publ. )991.
Allen, *iogenes. Philosophy for ?nderstanding !heology. Atlanta6 $ohn (no3., )9L<.
Anne ,ommes. Perubahan Peran Pria dan 4anita dalam 5erea dan Masyarakat. $akarta-
=ogyakarta6 5unung Mulia dan (anisius, )991.
Arthur F. Mc 5odern, /iberation !heology and Its 8ritiMues6 !o#ard an Assessment. Ne#
=ork6 Drbis 'ook, )99>.
'agus, /orens. (amus Filsafat. $akarta6 Pustaka ?mum 5ramedia, )99;.
'arclay, 4illiam. Pemahaman Alkitab -etiap ,ari6 5alatia-2fesus. $akarta6 5unung Mulia,
)991.
'arth, (arl. 8hurch *ogmatics. 2dinburgh6 !. and !. 8lark, )9H:. )< Golume.
'erkhof, /ouis. !he ,istory of 8hristian *octrines. 5rand +apidsE Michigan6 'aker 'ook
,ouse Publ., )99J.
--------. !he +eformed *ogmatics. 5rand +apidsE Michigan6 4illiam. '. 2erdmanns,
)9<:.
--------. !he -ystematic !heology. 5rand +apidsE Michigan6 4illiam '. 2erdmanns.
--------. Principles of 'iblical Interpretation %-acred ,ermeneutics&. 5rand +apidsE
Michigan6 'aker, )9HJ.
-------. -ummary of 8hristian *octrine. 5rand +apidE Michigan6 'aker 'ook ,ouse,
)991.
'laiklock dan +.(. ,arrison. !he Ne# *ictionary of 'iblical Archaelogy. Michigan6
+egency +./ibrary, Qonder"an, )9L<.
'loesch, *onald 5. !he 'attle for the !rinity6 !he *ebate o"er Inclusi"e 5od-/anguage.
MI6 -er"ant, )9LH.
-------. Is the 'ible -e3istK Illinois, 8ross#ay, )9L1.
-------. ,oly -cripture6 +e"elation, Inspiration 7 Interpretation. Illinois6 IGP, )99>.
L9
'oethner, /oraine. !he +eformed *octrine of Predestination. 5rand +apidsE Michigan6
4m. '. 2erdmanns, )9H>.

'oomsma, 8larence. Male 7 Female Dne in 8hrist. Michigan6 'aker, )99<.
'orro#dale, Anne. !ugas +angkap 4anita6 Merubah -ikap Drang (risten. $akarta6
5unung Mulia, )99:.
'ro#n, 8ollin. !he Ne# International *ictionary of the Ne# !estament !heology. Gol
),1,<, 5rand +apidsE Michigan6 )9:H, )9:;, )9:L.
-------. ,istory and Faith6 A Personal 23ploration. /eicester6 IGP, )9L:.
-------. Filsafat dan Iman (risten. $akarta6 /+II,)991.
'ro#nigg, +onald. 4ho0s 4ho in the Ne# !estament. !oronto6 ,odder and -toughton,
)9:).
'ruce, F.F. 8ommentary on 5alatians. 5rand +apidsE Michigan6 4illiamm. '. 2erdmanns,
)9L1.
'ullinger, 2.4. Figure of -peech6 ?sed in the 'ible. 5rand +apidsE Michigan6 'aker,
)9;L.
'urnham, Frederic '. Postmodern !heology6 8hristian Faith in a Pluralist 4orld. -an
Franscisco6 ,arper and +o#, )9L9.
8aird, 5.'. !he /anguage and Imagery of the 'ible. Philadelphia6 4estminster, )9LJ.
8al"in, $ohn. Institute of the 8hristian +eligion. 5rand +apidsE Michigan6 4m. '.
2erdmanns, )9L9.
-------. $ohn 8al"in0s -ermons on 2phesians. Pennsyl"ania6 !he 'anner of !ruth !rust,
)9:<.
8arson, *.A., 'iblical Interpretation and the 8hurch6 !e3t and 8onte3t. 5rand +apids,
Michigan6 'aker, )9L>.
8omay, $oan. 4ho0s 4ho in the Dld !estament. !oronto6 ,odder and -toughton.,)9:).
8onn, ,ar"ie M. !eologia (ontemporer. Malang6 -AA!, )991.
8urtis, Gaughan. 'ible 8ommentary6 2phesians. 5rand +apidsE Michigan6 /amplighter,
Qonder"an, )9::.
9J
*armaputera, 2"ang. 4anita dan 'erbagai -egi (ehidupannya. $akarta6 5unung Mulia,
)99:.
*ockery, *a"id -.. 'iblical Interpretation6 !hen 7 No#. 5rand +apidE Michigan6 'aker
'ook ,ouse, )991.
*ouglas $.P. dan 4alter A. 2l#ell. !he 2"angelical *ictionary of the 8hristian !radition.
5rand +apidsE Michigan6 'aker 'ook ,ouse, )9L9.
*rane, $ohn. Memahami Peranian 'aru6 Pengantar ,istoris-!eologi. $akarta6 5unung
Mulia, )99<.
2l#ell, 4alter ed. 2"angelical *ictionary of 'iblical !heology. 5rand +apidE Michigan6
'aker, )99;.
2rickson, Millard $. 8hristian !heology. Gol. ), 1, 7 <, Michigan6 4illiam. '. 2erdmanns,
)9L>.
-------. 4here Is !heology 5oingK6 Issues and Perspecti"es on the Future of !heology,
Michigan6 'aker, )99>.
2"ans, Mary $., 4oman in the 'ible6 An D"er"ie# of All the 8rucial Passages on 4omen0s
+ole. Illinois6 IGP, )9L<.
Farley, Margareth A. Feminist 8onsciousness and Interpretation of -cripture. Philadelphia6
4estminster, )9LH.
Fee, 5ordon. !he Ne# !estament 23egesis6 A ,andbook for -tudents and Pastors.
Philadelphia6 4estminster,)9L<.
-------. ,ermeneutik6 'agaimana Menafsirkan Firman !uhan dengan !epat. Malang6
5andum Mas,)9L1.
Ferguson, -inclair '., $.I. Packer, *a"id F. 4right. Ne# *ictionary of the !heology.
Illinois6 IGP, )9LL.
Fischer, $ames A., 8.M. 5od -aid /et !here 'e 4oman6 A -tudy of 'iblical 4omen. Ne#
=ork6 Alba ,ouse, )9:L.
Fioren.a, 2li.abeth -chFssler, O2merging Issues in Feminist 'iblical InterpretationP6
8hristian Feminism6 Gisions of a Ne# ,umanity, -an Franscisco6 ,arper 7 +o#,
)9L>.
9)
-------. ?ntuk Mengenang Perempuan Itu6 In Memory of ,er-+ekonstruksi !eologis
Feminis tentang Asal-?sul (ekristenan, $akarta, 5unung Mulia, )99H.
-------. In Memory of ,er6 A Feminist !heological +econstrucion of 8hristian Drigins,
Ne# =ork6 8rossroad, )9L<.
Fit.myer, -.$. $oseph. A Pauline !heology6 A 'rief -ketch. Ne# $ersey6 Prentice ,all,
)9;:.
Ford, *a"id F. !he Modern !heologians6 An Introduction to 8hristian !heology in the
!#entieth 8entury. Gol. I 7 II, Ne# =ork6 'asil 'lack#ell, )9L9.
Frame, $ohn M. !he *octrine of the (no#ledge of 5od. Ne# $ersey6 Presbyterian and
+eformed Publ., )9L:
Franks, +obert -. !he *octrine of the !rinity. /ondon6 5rald *uck#orth, )9H<.
Frit., +ienecker and 8leon +ogers. /inguistic (ey to the 5reek Ne# !estament. 5rand
+apidsE Michigan6 Qonder"an,)9LJ.
5eisler, Norman /., 4illiam 2. Ni3. A 5eneral Introduction to the 'ible. 8hicago6 Moody,
)9:;.
5erald 'ray. 'iblical Interpretation6 Past 7 Present. Illinois6IGP, )99;.
5ideon, Girtus 2. 'ible -tudy 8ommentaries6 /uke. Michigan6 Qonder"an, )9:;.
5ill $erry ,. Dn (no#ing 5od. Philadelphia6 4estminster, )9L).
5race *. 8umming /ong. Passion 7 +eason6 4omen"ie#s of 8hristian /ife. /ousi"illeE
(entucky64estminster@$ohn (no3 Press., )99<.
5ren., -tanley $., et. all. 1J
th
8entury !heology6 5od and 4orld in a !ransitional Age.
Illinois6 IGP, )991.
-------. 4omen in the 8hurch6 A 'iblical !heology of 4omen in Ministry. Illinois6 IGP,
)99H.
5undry, -tanley. !ensions in 8ontemporary !heology. 5rand +apidsE Michigan6 'aker
)9LH.
5usta"o 5utierre.. A !heology of /iberation. Michigan6 Drbis, )99H.
5uthrie, *onald. Ne# !estament !heology. /eicester6 IGP, )9L).
91
-------. Introduction of Ne# !estament !heology, /eicester6 IGP, )9;L. < Golume
,adi#iono, ,arun. !eologi +eformatoris Abad ke 1J. $akarta6 5unung Mulia, )9L>.
,asel, 5erhard F. !he Flo#ering of Dld !estament !heology. Indiana6 2isenbrains 4inona
/ake, )991, "ol. ) 7 1.
,eimmel, $ennifer Perone. 5od is Dur Mother6 $ulian of Nor#ich and the Medie"al Image
of 8hristian Feminine *i"inity. MI6 ,ar"ard ?ni"ersity, )9LJ .
,odge, A.A. !he 8onfession of Faith /ondon6 'anner of !ruth, )9HL.
,odge, 8harles. -ystematic !heology. "ol.), 1, 7 < 5rand +apidsE Michigan6 4illiam. '.
2erdmanns, )9L).
,oekema, Anthony A. -a"ed by 5race. 5rand +apidsE Michigan6 4m. '. 2erdmanns
Publ., )9L>.
-------. 8reated on the 5od0s Image. 5rand +apidE Michigan6 2erdmans@Paternoster, )9L9.
,orst, 'al., dan 5erhard -chneider. 23egetical *ictionary of the Ne# !estament.
Michigan6 4illiam '. 2erdmans, )9L). Gol.), 1, 7 <.
'uttrick, Arthur, $ohn (no3, et all. !he Interpreter0s 'ible6 Matthe#-Mark. Gol. :,
Nas"ille6 Abingdon, )9:L.
-------. !he Interpreter0s 'ible6 Philippians - ,ebre#s. Gol. )), Nas"ille6 Abingdon, )9:L.
-------. !he Interpreter0s 'ible6 8orinthians - 2phesians.. Gol. )J, Nas"ille6 Abingdon, )9:L
,umphrey, Fisher. Feminism and the 8hristian Faith. Ne# DrleansE /A6 !he !heological
2ducator, )99H.
,urley, $ames '. Man and 4oman in 'iblical Perspecti"e. Michigan6 Qonder"an, )9L).
$ames (ennedy. 'agaimana $ika Alkitab !idak Pernah *itulis. $akarta6 Interaksara, )999.
-------. 'agaimana $ika =esus !idak Pernah /ahirK $akarta6 Interaksara, )999.
$e#ett, Paul (. Man as Male and Female6 A -tudy in -e3ual +elationships from a
!heological Point of Gie#. Michigan6 4illiam '. 2erdmans, )9:H.
$ohnson, 2li.abeth A. -he 4ho Is6 !he Mystery of 5od in Feminist !heological
*iscourse. Ne# =ork6 8rossroad, )99<.
9<
(aiser, 4alter 8. !o#ard an 23egetical !heology6 'iblical 23egesis for Preacing and
!eaching. 5rand +apidsE Michigan6 'aker, )9L).
(amanto, -unarto. Pengantar -osiologi. $akarta6 /embaga Penerbit Fakultas ?ni"ersitas
Indonesia, )99<.
(assian, Mary A. ,uman /iberation in a Feminist Perspecti"e6 A !heology. Philadelphia6
4estminster, )9:>.
-------. !he Feminist 5ospel6 !he Mo"ement to ?nite Feminism #ith the 8hurch.
4heatonE Illinois6 8ross#ay, )991.
(eener -., 8raig Paul, 4omen and 4i"es6 Marriage and 4omen0s Ministry in the /etter
of Paul. Massachutes6 ,endricksen, )991.
(imel, Al"in F. -peaking the 8hristian 5od6 !he ,oly !rinity and 8hallenge of Feminis.
5rand +apidsE Michigan6 4m. '. 2erdmanns, )991
/etham, +obert. !he Man-4oman *ebate6 !heological 8omment. Philadelphia6 $ournal of
4estminster, no. H1, )99J.
/embaga Alkitab Indonesia. !afsiran Alkitab Masa (ini. < "olume, $akarta6 =ayasan
(omunikasi 'ina (asih@ DMF, )9LL.
/uhrmann, *ieter. 5alatians6 A 8ontinental 8ommentary. Minneapolis6 Fortress, )991.
Marshall, ,o#ard. I 'elie"e in the ,istorical $esus. 5rand +apidsE Michigan. 4m. '.
2erdmanns, )99H.
Mary *aly. 'eyond 5od the Father6 !o#ard a Philosophy of 4omen0s /iberation. 'oston6
'eacon, )9:<.
-------. !he 8hurch and the -econd -e3. Ne# =ork6 ,arper and +o#, )9;L.
McFague, -ally. Metaphorical !heology6 Models of 5od in +eligious /anguage.
Philadelphia6 Fortress, )9L1.
Mc5rath, ed., !he 8hristian !heology +eader. D3ford6 'lack#ell, )99H.
-------. 8hristian !heology6 An Introduction. Massachusetts6 'lack#ell, )99>.
Mc(im, *onald, ed. 2ncyclopedia of the +eformed Faith. (entucky6 4estminster@$ohn
(on3, )991.
Mickelsen, Al"era, ed. 4omen Authority 7 the 'ible. Illinois6 IGP, )9L;.
9>
Migliore, *aniel /. Faith -eeking ?nderstanding6 An Introduction to 8hristian !heology.
5rand +apid6 Michigan6 4illiam '. 2erdmans, )99).
Milne, 'ruce. Mengenali (ebenaran. $akarta6 5unung Mulia, )991.
Moltmann, $urgen. !he !rinity and the (ingdom6 !he *octrine of 5od. -an Franscisco6
,arper and +o#, )9L).
Moris, /eon. 5alatians6 Paul0s 8harter of 8hristian Freedom. Illinois6 IGP, )99;.
Moris, /eon. !eologi Peranian 'aru. Malang6 5andum Mas, )99<.
Morgan, +obert. Feminist !heological Interpretation of the Ne# !estament. ed. $anet
Martin, .fter D&e, /ondon, 8ollin Press, )99J.
Mollenkott, Girginia +amey. 5odding6 ,uman +esponsibility and the 'ible. Ne# =ork,
8rossroad 'ook, )9LL.
-------. !he *i"ine Feminine6 !he 'iblical Imagery of 5od As Female. Ne# =ork6
8rossroad, )9L>.
------. 4omen Men and the 'ible. Nash"illeE !ennessee6 Abingdon, )9::.
Mo#ry, 8atherine /a8ogna, ed. Freeing !heology6 !he 2ssential of !heology in Feminist
Perspecti"e. -an Franscisco6 ,arper 7 ,is -on, )99<.
Nash, +onald. Faith and +eason6 -earching for a +ational Faith. Michigan6 Qonder"an,
)9LL
Muller, +ichard A. *ictionary of /atin and 5reek !heology !erms6 *ra#n Principally
from Protestant -cholastic !heology. Michigan6 'aker, )9LH.
Naisbitt, $ohn 7 Patricia Aburdene. Megatrends 1JJJ. $akarta6'ina Aksara, )99J.
Dduye, Mercy. -iapa yang akan Menggulingkan 'atu ituK *ekade Dikumenis 5erea-
5erea dalam -olidaritas dengan Perempuan. $akarta6 5unung Mulia, )99H.
Packer, $ames I. (no#ing 5od. *o#ners 5ro"eE Illinois6 IGP, )9L1.
Papa, Mary 'ader. 8hristian Feminism6 8ompleting the -ubtotal 4oman. 8hicagoE
Illinois6 Fides@8laretin, )9L).
Payne, /eanne. 8risis in Masculinity Illinois6 8ross#ay, )9LH.
9H
Philip 'abcock 5., and Miriam 4ebster, ed. 4ebster0s !hird Ne# International
*ictionary. Massachusettes, 5 7 8, Meriam, )9:;.
Pinnock, 8lark ,. !racking the Ma.e6 Finding Dur 4ay through Modern !heology from
an 2"angelical Perspecti"e. -an Franscisco6 ,arper 7 +o#, )99J.
+ape, *orothy +. In -earch fo 5od0s Ideal 4oman6 A Personal 23amination of the Ne#
!estament. Illinois6 IGP, )9:;.
+obin, $ohn 4. -cripture !#isting in the -eminaries. Maryland6 !he !rinity Foundation
$efferson, )9LH.
+onald Nash, Faith and +eason6 /iberation !heology. 5rand +apids, Michigan. 'aker
)9L>.
+onald Nash 7 ,umberto 'elk. 'eyond /iberation !heology. 5rand +apids6 Michgan,
'aker 'ook ,ouse, )991.
+ussel, /etty M, )9:1. Feminist Interpretation of the 'ible. Philadelphia6 4estminster,
)9LH.
-------. !he /iberating 4ord6 A 5uide to Non--e3ist Interpretation of the 'ible.
Philadelphia6 4estminster, )9:>.
+uether, +osemary +adford, -e3ism and 5od-!alk6 !o#ard a Feminist !heology, 'oston6
'eacon, )9L<.
-------. /iberation !heology6 ,uman ,ope 8onfronts 8hristian ,istory and American
Po#er. Ne# =ork6 Paulist, )9:1.
-akenfield, 8atherine *oob. Feminist ?ses of 'iblical Materials. *alam Feminist
/nterpretation of the 5i#le. +ussel, /ety., Philadelphia6 4estminster, )9LH.
-chaeffer, Francis A. !he 5reat 2"angelical *isaster. 4heatonE Illinois6 8ross#ay, )9L>.
-------. !he 8omplete 4orks of Francis A. -chaffer6 A 8hristian 4orld"ie#. Golume )-H.
4estchesterE Illinois6 8ross#ay 'ook, )9L1.
-chneiders, -andra M. 4omen and the 4ord. Ne# =ork6 Paulist, )9L;.
-herlock, 8harles. !he *octrine of ,umanity6 8ontours of 8hristian !heology. Illinois6
IGP, )99;.
-oedarmo, +. Ikhtiar dogmatika. $akarta6 5unung Mulia, )99).
9;
-proul, +.8. Pengenalan Alkitab. Malang6 -aat, )99>.
-pykman, 5ordon $. +eformational !heology6 A Ne# Paradigm for *oing *ogmatic.
Michigan6 4illiam '. eerdmans, )991.
-usabda, =akub '. Pengantar ke dalam !eologi +eformed. $akarta6 /embaga +eformed
Inili Indonesia, )99H.
-usanne ,eine. Matriarchs, 5oddesses, and Images of 5od6 A 8ritiMue of a Feminist
!heology. Minneapolis6 Ausburg, )9L9.
-usan !histleth#aite. -e3, +ace, and 5od. Ne# =ork6 8rossroad, )9L9.
-utanto, ,asan. ,ermeneutik6 Prinsip-Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Malang6
-AA!, )99J.
-tott, $ohn. Isu-Isu 5lobal Menantang (epemimpinan (ristiani. $akarta6 =ayasan
(omuniksi 'ina (asih@DMF, )9L>.
-------. Issues Facing 8hristians !oday. ?(6 Marshall Morgan 7 -cott, 'eggar /ane,
'asingstoke, ,ants +51< :/P, )9L>
-trong, A.,. -ystematic !heology. 5rand +apidsE Michigan6 4illiam '. 2erdmanns,
)9L>.
-uleeman, -tee"en, dan 'endalina *oeka, ed. 'entangkanlah -ayapmu6 ,asil -eminar dan
/okakarya !eologi Feminis. 'iro 4anita P5I - Per#ati-Persetia di (aliurang, 1L-
<J $uli )99:. $akarta, 'P( 5unung Mulia, )999.
-yukur *., Nico. Filsafat (ebebasan. =ogyakarta6 (anisius, )99<.
!hiselton, Anthony. Ne# ,ori.ons in ,ermeneutics. 5rand +apidsE Michigan6 Qonder"an,
)991.
!illich, Paul. ,istory of 8hristian !hought. Ne# =ork6 -imon 7 -chuster, )9L;.

!ong, $oseph. %/ecturer Notes& !he !riumph of -o"ereign 5race, A 8ollection of
!reatises. 8aliforniaE /os Angeles6 I!-, )99;.
-------. +esearch Methodology. Pacet6 I8!-, )99H.
-------. Foundation of Philosophical !heology. Pacet6 I8!-, )99L.
-------. -ystematic !heology. Pacet6 I8!-, )99L.
9:
-------. ,ermeneutics and 'iblical Interpretation. Pacet6 I8!-, )999.
Gaughan, 8urtis. 'ible -tudy 8ommentaries6 2phesians. Michigan6 Qonder"an, )9:;.
-------. 'ible -tudy 8ommentaries6 5alatians. Michigan6 Qonder"an, )9:;.
Gos, ,o#ard F. 'ible -tudy 8ommentaries6 Mark. Michigan6 Qonder"an, )9:;.
4altter, 'etty !albert. -ecular Feminist +eligious Metaphor and 8hristianity. -an *iegoE
8alifornia6 2G-$. %!ahun K&
4arfiled, 'enyamin '. 'iblical and !heological -tudies. PhiladelphiaE Pennsyl"ania6
Presbyterian 7 +eformed, )9;L.
4illmington, ,./., 4illmingtonCs 5uide to the 'ible. Illinois6 !yndale ,ouse Publishers,
)9L9.
4irt, -her#ood 2liot and (ersten 'eckstrom ed. !opical 2ncyclopedia of /i"ing
Suotations. Minnesota6 'ethany, )9L1.
4orld 8ouncil of 8hurches 5ene"a. 'erita Pembebasan 'agi 4anita, $akarta6 5unung
Mulia, )99>.
=oung, Pamela *icky. Feminist !heology@8hristian !heology6 In -earch of Method.
Minneapolis6 Fortress, )99J.
=oung, +obert. =oung0s Analytical 8oncordance to the 'ible. Michigan6 4illiam '.
2erdmans, )9:J.
Qodhiates, -piros. 4ord -tudy -eries6 !he 8omplete 4ord -tudy Ne# !estament.
8attanoogaE !N6 AM5, )991.
-------. 4ord -tudy -eries6 !he 8omplete 4ord -tudy *ictionary Ne# !estament.
8attanoogaE !N6 AM5, )991.
Da/tar $e/erensi 7urnal
'endroth, Margareth /ambert. "Feminism, Anne ,utchinson, and Antinomian
8ontro"ersy, );<>-);<L." Trinit 0urnal Gol.1 No.) %)9L)& >J->L.
9L
8ul"er, +obert *. "*oes +ecent -cientific +esearch D"erturn 8laims of +adical Feminism
7 -upport 'iblical Norms od ,uman -e3ualityK." 0DT+ Gol.<J No.) %)9L:& <9-
>L.
Feillard, Andree. "Indonesia0s 2merging Muslim Feminism" #omen /eaders Dn 2Muality,
Inheritance and Dther 5ender Issue." -tudia Islamika Gol > No.) %)99:& L<-))1
Feli3, Paul. ",ermeneutics of 2"angelical Feminism." 6aster 's +eminar 0ournal Gol H
No. 1 %)99>& >J->L.
5angel, (enneth D. "'iblical Feminism and 8hurch /eadership." 5i#lioteca +acra Gol.
)>J No. HH: %)9L<& HH-;<.
5eorge, I"y. "Feminism, -isterhood, and 5lobali.ation." Perspecti&es- 0urnal of
7eformed Thought Gol. )< No. )J %)99L& :-)J
,ouse, ,. 4ayne. "Paul, 4omen and 8ontemporary 2"angelical Feminism." 5i#liotheca
+acra Gol. )<; No. H>) %)9:9& >J-H<.
,umpreys, Fisher. "Feminism and 8hristian Faith." Theological Dducator Gol. No. H1
%)99H& )H-1J.
,utch, +.A. "Feminism and 2nd of 4orld." .sia 0urnal Gol.; No. 1 %)991& 191-19;.
(assian, Mary. "8hallenge of Feminism." Faith and 6ission "ol. )> No. ) %)99;& )>-1<.
/anur, Ale3. "Feminisme dan 5erakan 2mansipasi". 5asis Gol. <H No. <> %)9L;&. )11-
)1:.
/itfin, A. *uaneon /. "2"angelical Feminism6 4hy !raditionalist +eect It.9 5i#liotheca
+acra Gol.)>J No.HH: %)9L<& HH-;<.
Mamahit, N.5.M. "Pengantar6 !eologi Feminisme dan ,ermeneutika Feminis9. Forum
5i#li(a Gol. No. )J %)999& )-H.
Padgett, Alan. "Pauline +ationale for -ubmission6 'iblical Feminism and ,ina 8lauses of
!itus 16)-)J." D&angelical Quaterl Gol.H9 No. ) %)99L& )H-11.
Paimoen, Isriatmi. "Feminisme6 -umbangsih dan (ritik", Pelita 0aman Gol.)< No. )
%)99L& H>-;H.
+ees, -tephen. "Implications of 2"angelical Feminism." 7eformation Toda Gol. )>J
%)99>& 9-)J
-andlin, Andre#. "8oup *e 5race to Feminism." 8halcedon +eport No. >J; %)999& <-H.
99
-armento, $.F. *a -il"a. "Feminisme dan Ilmu Pengetahuan6 (ritik atas Postmodernisme
Feminis." =riang(ara Gol 1J No. >. %)99<-)99>&. H>-;H.

-utanto, !eddhy. "=esus, (aum Perempuan dan Feminisme." Forum 5i#li(a Gol. No.)J
%)999& <;->:.

Anda mungkin juga menyukai