Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT LASTEK DWIJASARANA INDONESIA

PEMBUATAN RAK ROLL DENGAN BAHAN BESI KANAL L

DENGAN MEDIA SAMBUNG LAS MAG

Disusun oleh:

Nama : Ibnu Wafa

NIM : 5201413078

Jurusan/Prodi : Teknik Mesin

/Pend. Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2016
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh PT Lastek Dwijasarana

Indonesia dan jurusan Teknik Mesin.

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Ahmad Roziqin S.Pd., M.Pd. Alex Firmanto


NIP. 198704192014041002

Mengetahui, Mengetahui,

Ketua Jurusan Pimpinan/Ketua Institusi Mitra

Rusiyanto S.Pd, MT Sarwoto


NIP. 197403211999031002

i
Abstrak

Ibnu Wafa
Pembuatan Rak Roll dengan Bahan Besi Kanal L
Menggunakan Media Sambung Las MAG
PT Lastek Dwija Sarana Indonesia

Pendidikan Teknik Mesin – Teknik Mesin


Universitas Negeri Semarang
Tahun 2016

Laporan PKL ini mengangkat judul Pembuatan Rak Roll dengan Bahan
Besi Kanal L Menggunakan Media Sambung Las MAG. Karena praktik kerja
lapangan yang saya lakukan di PT Lastek Dwijasarana Indonesia lebih banyak
pesanan dari pelanggan yang menggunakan besi kanal sebagai bahannya dan
dalam pembuatannya menggunakan las MAG. Tujuan dari Laporan PKL ini
adalah untuk memahami bagaimana cara mengelas dengan menggunakan las
MAG serta mengetahui bagian-bagian penting dari las MAG. Manfaat yang
didapat dari pembuatan laporan PKL ini adalah menambah pengetahuan
mahasiswa PKL terhadap praktik pengelasan yang ada saat ini.
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan
penelitian meliputi studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan meliputi
wawancara dan pengamatan. Studi pustaka dilakukan dengan penelitian
kepustakaan yang relevan dengan masalah yang dihadapi penulis.
Dalam laporan ini, penulis menjelaskan bagaimana proses pekerjaan
berlangsung. Penulis mengambil topik tentang las MAG (Metal Active Gas). Hal
ini dikarenakan banyaknya job di PT LASTEK DWIJA SARANA INDONESIA
yang menggunakan las MAG sebagai media penyambungnya.
Penggunaan las MAG dianggap cocok digunakan untuk pengelasan besi
Channel karena tingkat penetrasi dari hasil las yang dalam sehingga membuat
sambungan antar besi menjadi sangat kuat. Dalam pengelasan MAG harus
dilakukan dengan jarak yang pas (tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat)
sehingga hasil las menjadi maksimal.

Kata kunci: pengelasan besi Channel, las MAG

ii
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktik Kerja

Industri dengan judul “Pembuatan Rak Roll dengan Bahan Besi Kanal L

Menggunakan Media Sambung Las MAG”.

Penulis menyadari bahwa terlaksananya kegiatan PKLI dan penulisan

Laporan PKL ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Rusiyanto S.Pd., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan

Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang.

2. Bapak Ahmad Roziqin S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing

Praktek Kerja Lapangan.

3. Bapak Sarwoto, selaku Pimpinan PT. Lastek Dwijasarana Indonesia.

4. Bapak Alex Firmanto, selaku Pembimbing Lapangan.

5. Seluruh Staf dan Karyawan PT. Lastek Dwijasarana Indonesia.

6. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan support baik

material maupun spiritual.

Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan.

Penulis sangat menharapkan kritik dan saran dari para Dosen Penguji dan

Pembaca demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Semarang, Februari 2016


Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan .......................................................................................... i

Abstrak ............................................................................................................... ii

Kata Pengantar .................................................................................................. iii

Daftar Isi............................................................................................................ iv

Daftar Gambar .................................................................................................... v

Daftar Lampiran ................................................................................................ vi

Bab I. Pendahuluan ............................................................................................ 1

A. Latar belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 2

C. Tempat dan Pelaksanaan ................................................................. 5

D. Pengumpulan Data .......................................................................... 7

Bab II. Isi ......................................................................................................... 9

A. Kegiatan/Pekerjaan.......................................................................... 9

B. Analisis Hasil Pekerjaan................................................................ 19

Bab III. Penutup ............................................................................................... 24

A. Simpulan........................................................................................ 24

B. Saran .............................................................................................. 25

Daftar Pustaka .................................................................................................. vii

Lampiran

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Denah lokasi tempat PKL ...................................................................

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Lastek Dwija Sarana Indonesia ....................

Gambar 3. baja jenis kanal UNP ...........................................................................

Gambar 4. pemotongan bahan...............................................................................

Gambar 5. Perangkaian bahan...............................................................................

Gambar 6. Proses pengelasan penuh .....................................................................

Gambar 7. Pembuatan Lubang ..............................................................................

Gambar 8. Proses Pewarnaan ................................................................................

Gambar 9. Pemasangan Papan dan Benda Jadi .....................................................

Gambar 10. Grafik perbedaan tingkat kekilapan pada kedua sampel penelitian

v
DAFTAR LAMPIRAN

Desain Rak Roll ....................................................................................................

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat

ini, dimana tuntutan terhadap dunia pendidikan semakin tinggi sehingga

materi yang diterapkan semakin kompleks, Universitas Negeri Semarang

sebagai lembaga akademis yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan

teknologi diharapkan mampu menerapkan kurikulum yang fleksibel sehingga

dapat mengikuti perkembangan yang ada.

Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib

ditempuh mahasiswa prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik universitas Negeri

Semarang. Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan sangat penting bagi

mahasiswa karena dengan adanya mata kuliah tersebut mahasiswa akan

mendapat gambaran secara langsung tentang dunia kerja, sehingga akan

menjadi terbiasa dan terampil saat memasuki dunia kerja. Pelaksanaan kerja

praktik ini tidak terlepas dari peran penting pihak perusahaan/institusi,

khususnya kalangan industri untuk memfasilitasi kegiatan ini demi kemajuan

dunia pendidikan dan bisnis/industri. Dengan adanya kerja praktik ini

diharapkan mahasiswa dapat menerapkan teori–teori yang didapat dari

bangku perkuliahan untuk belajar memecahkan masalah-masalah yang timbul

di lapangan sehingga akan dapat meningkatkan daya pikir dan kreativitas

mahasiswa dengan mendapatkan gambaran langsung dari dunia kerja yang

1
2

pada akhirnya lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia kerja di

lapangan.

B. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan buku pantauan Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjelaskan

bahwa Praktik Kerja Lapangan memberikan pembekalan dan pengalaman kerja

yang relevan sehingga yang bersangkutan memiliki pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang memadai di bidangnya. PKL dilaksanakan untuk mengikuti

perkembangan teknologi yang ada di industri. Hal tersebut dikarenakan

perkembangan teknologi di industri selalu lebih cepat daripada di Perguruan

Tinggi. Perkembangan teknologi yang demikian pesat tidak dapat diikuti oleh

Perguruan Tinggi dikarenakan fasilitas yang kurang memadai seperti sarana

praktik, buku referensi dan hal lainnya. Mahasiswa perlu diperkenalkan dengan

perkembangan teknologi yang ada di industri melalui mata kuliah PKL.

1. Tujuan Pelaksanaan PKL

Adapun tujuan umum dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini

adalah:

a. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dan

mengetahui secara langsung tentang perusahaan/lembaga/institusi

sebagai salah satu penerapan disiplin dan pengembangan karier. Di

samping itu, mahasiswa dapat mempelajari aspek-aspek

kewirausahaan yang terkait dengan industri yang ditempati, sehingga

dapat membawa pengalaman praktik industrinya ke dalam tugasnya

setelah lulus.
3

b. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang diperoleh di

lapangan. Mahasiswa akan merasakan secara langsung perbedaan

antara teori di kelas dengan yang ada di lapangan. Praktek kerja

lapangan sangat membantu mahasiswa dalam meningkatkan

pengalaman kerja sehingga dapat menjadi tenaga profesional

nantinya.

c. Memahami konsep-konsep non-akademis di dunia kerja. PKL akan

memberikan pendidikan berupa etika kerja, disiplin, kerja keras,

profesionalitas, dan lain-lain.

d. Meningkatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan

instansi. PKL dapat menjadi media promosi lembaga terhadap

institusi kerja. PKL juga dapat membantu institusi kerja untuk

mendapatkan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja akademis

yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang dimilikinya.

Adapun tujuan khusus ketika melaksanakan PKL adalah:

a. Menjelaskan manajemen industri dan kompetensi tenaga kerja yang

dipersyaratkan perusahaan/lembaga/institusi sesuai dengan

perusahaan/lembaga/institusi yang ditempati.

b. Menemukan suatu kasus pada waktu melaksanakan PKL dan

menganalisa secara mendalam yang dituangkan dalam laporan PKL

dan apabila memungkinkan, kasus tersebut dapat diangkat menjadi

Proyek Akhir dan/atau Skripsi.


4

2. Manfaat Pelaksanaan PKL

a. Manfaat Bagi Mahasiswa

1) Mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan pengetahuan

yang didapat dalam perkuliahan ke dunia industri.

2) Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dunia

industri dengan melakukan observasi langsung ke industri.

3) Mahasiswa dapat memahami proses industri dengan teori dan

praktik yang didapat dalam perkuliahan serta mampu dalam

praktik.

4) Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk melatih

kemampuan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.

5) Mahasiswa dapat memahami proses kerja yang sebenarnya secara

langsung pada dunia industri.

b. Manfaat Bagi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang

1) Dapat terjalin kerjasama antara Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarrang dengan dunia industri.

2) Fakultas Teknik dapat meningkatkan mutu lulusannya dengan

memadukan pengetahuan dalam kampus dengan dunia industri.

3) Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang

mahasiswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan Industri di

perusahaan tersebut.
5

c. Manfaat Bagi Instansi/Perusahaan

1) Ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapat

meningkatkan kualitas manusia yang mengarahkan pada

peningkatan intelektual dan profesionalisme.

2) Terjalinnya hubungan baik antara masyarakat perusahaan dengan

masyarakat sekitarnya pada bidang-bidang pendidikan, seperti

mahasiswa.

3) Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam rangka

memajukan pembangunan di bidang pendidikan.

C. Tempat dan Pelaksanaan

PT LASTEK DWIJA SARANA INDONESIA terbagi menjadi 2 (dua)

cabang. Cabang pertama berada di Jalan Joko Tingkir No. 5 Pajang,

Kabupaten Sukoharjo, Surakarta yang merupakan tempat pelatihan mengelas

dan sebagai tempat sertifikasi bagi para welder. Cabang kedua merupakan

bagian produksi yang mana merupakan tempat PKL dilaksanakan, yaitu

berada di Jalan Mangesti Raya No.88 Waru, Baki, Kabupaten Sukoharjo.


6

Gambar 1. Denah lokasi tempat PKL

PKL dilaksanakan setelah melakukan observasi lokasi

perusahaan/institusi yang dijadikan tempat PKL. Setelah dilakukannya

observasi, mulai mengikuti prosedur pendaftaran PKL seperti:

1. Mahasiswa mengumpulkan informasi dan survey ke instansi untuk

mengetahui apakah instansi tersebut bisa dijadikan lokasi PKL.

2. Konsultasi ke Kaprodi tentang lokasi PKL, apabila disetujui, mahasiswa

membentuk kelompok/individu meminta memo ijin PKL dari Kaprodi.

3. Mahasiswa mengisikan data anggota kelompok dan identitas instansi

PKL pada menu Pendaftaran kelompok di www.pkl.ft.unnes.ac.id.


7

4. Mahasiswa membawa print out bukti pendaftaran dan memo ijin PKL ke

Administrasi Jurusan sebagai bukti proses VALIDASI IJIN PKL pada

SIM PKL.

5. Mahasiswa membawa bukti pendaftaran ke Bagian Akademik FT (gugus

PKL) untuk pencetakan Surat Permohonan PKL.

6. Mahasiswa menyerahkan surat permohonan PKL ke Instansi untuk

selanjutnya mendapatkan balasan.

7. Jika diterima, mahasiswa melapor ke Admin Jurusan untuk VALIDASI

DITERIMA.

8. Lapor ke Kaprodi untuk penentuan dan menginput dosen pembimbing ke

SIM PKL.

Waktu pelaksanaan PKL sendiri terjadwal dari 1 Februari- 5 Maret

2016. Sebelum PKL berakhir, dilakukan pembuatan SURAT PENARIKAN

PKL di TU Jurusan dan diserahkan pada instansi.

D. Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, keterangan yang dibutuhkan untuk

penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menggunakan 2

(dua) metode yaitu :

1. Studi Kepustakaan (Library Study)

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dan

mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku, jurnal-jurnal, surat kabar

serta hal-hal lain yang berhubungan dan relevan dengan obyek penelitian.
8

Dengan studi kepustakaan diharapkan dapat memperoleh bahan-

bahan yang bersifat teoritis ilmiah yang di pergunakan sebagai dasar

pemikiran dalam melakukan penulisan dan analisa terhadap

permasalahan-permasalahan yang ada.

2. Studi Lapangan (Field Study)

Metode ini dilakukan penulis secara langsung untuk

mengumpulkan data yang berhubungan dengan data yang ada pada PT.

INLASTEK Surakarta. Data–data tersebut penulis kumpulkan dengan

cara :

a. Pengamatan Langsung (Obsevasi)

Yaitu melaksanakan pengamatan secara langsung terhadap

objek yang sedang diteliti, maka penulis lebih leluasa mengetahui

apa sebenarnya yang menjadi kendala terhadap sistem yang sedang

berjalan tersebut. Oleh karena itu dapat mengetahui hal – hal apa

saja yang diperlukan untuk menyempurnakan sistem yang sedang

berjalan tersebut.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

bertanya langsung kepada responden. Penulis melakukan interview

(wawancara) untuk mendapatkan penjelasan dari masalah–masalah

yang sebelumnya kurang jelas dan untuk meyakinkan bahwa data

yang diperoleh/dikumpulkan benar – benar akurat.


BAB II

ISI

A. Pekerjaan/Kegiatan

1. Pekerjaan Secara Umum

a) Profil perusahaan

Inlastek Welding Institute merupakan lembaga pendidikan,

pelatihan, dan pengujian pengelasan didirikan pada tahun 1998 di

Surakarta oleh Bapak Subagio. Inlastek berafiliasi dengan

Schweisstechniche Lehr und Versuchanstalt (SLV) – Mannheim,

German. Sampai saat ini Inlastek memiliki cabang di beberapa kota,

diantaranya ialah Inlastek Medan, Inlastek Cilegon, dan Inlastek

Surabaya.

Tingginya kebutuhan akan jasa manufacturing menjadi landasan

didirikannya anak perusahaan dengan sektor produksi dengan nama

PT.Lastek Dwija Sarana Indonesia yang berlokasi di Jalan Mangesti

Raya No. 88 Waru, Baki, Sukoharjo. Perusahaan ini menerima berbagai

macam pengelasan, dari pengelasan SMAW, TIG, MIG, MAG, las spot,

las laser, dan sebagainya. Tidak hanya pengelasan, perusahaan ini juga

menerima jasa bending, pembuatan mesin produksi, perawatan, dan

perbaikan mesin.

9
10

b) Struktur Organisasi

Struktur organisasi di PT.Lastek Dwija Sarana Indonesia dapat

dilihat pada Gambar 1. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

PT.LASTEK DWIJA SARANA INDONESIA

Direktur

Divisi Divisi Divisi Divisi


Divisi Teknisi Divisi
Produksi Marketing Pengadaan Peralatan dan
Keuangan
dan Rumah Tangga
Subdivisi Subdivisi Administras
Perbaikan dan i
Jasa Harian Perawatan

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Lastek Dwija Sarana Indonesia


11

c) Deskripsi Kerja

Berikut diuraikan pekerjaan masing-masing divisi:

1. Direktur

a. Meningkatkan omset perusahaan

b. Menambah hubungan kerja sama ke perusahaan lain

2. Devisi Keuangan dan Administrasi

a. Mengarsipkan dokumen

b. Merekap absen karyawan

c. Membuat laporan tahunan

d. Membenahi sistem keuangan

e. Melakukan program perpajakan

3. Devisi Marketing

a. Melakukan kunjungan atau menambah pelanggan baru

b. Melakukan promosi dengan membuat MMT, brosur, dan

katalog

c. Melakukan penawaran harga dan menetapkan harga

4. Devisi Produksi

a. Mengerjakan pekerjaan sesuai order dengan baik

b. Merencanakan proses pengerjaan yang lebih cepat dan

bagus

Sub divisi jasa harian

a. Meningkatkan proses pengerjaan

b. Pegadaan peralatan khusus untuk order harian


12

c. Melaksanakan perintah dengan mengutamakan mutu dan

kualitas

5. Devisi Teknisi

a. Pengadaan peralatan teknis

b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar operasional

c. Melakukam uji kualitas sebelum pekerjaan dikirim

Sub divisi Perawatan dan Perbaikan:

a. Evaluasi pekerjaan

b. Melakukan perbaikan mesin hasil produks

c. Melakukan perawatan mesin hasil produksi

6. Devisi Pengadaan

a. Peremajaan alat-alat bengkel

b. Menyusun pengajuan pengadaan barang atau alat

7. Devisi Peralatan dan Rumah Tangga

a. Bertanggung jawab atas kebersihan bengkel dan kantor

b. Bertanggung jawab atas penyediaan konsumsi bagi

karyawan

d) Jam Kerja

PT. Lastek Dwija Sarana Indonesia mempunyai jam kerja

sebagai berikut:

a. Senin – Kamis

Masuk : 08.00
13

Istirahat : 12.00 – 13.00

Keluar : 16.00

b. Jumat

Masuk : 08.00

Istirahat : 11.30 – 13.00

Keluar : 16.00

c. Sabtu

Masuk : 08.00

Keluar : 13.00

2. Pekerjaan Secara Spesifik

a) Kegiatan PKL

Proses Pembuatan Rak Roll

a. Persiapan bahan

Bahan utama yang diguanakan dalam pembuatan rak roll

adalah besi jenis kanal UNP. Besi kanal UNP yang digunakan

adalah yang gradenya B. Selain dipilih karena pertimbangan

harganya, kualitasnya pun sudah termasuk baik.


14

Gambar 3. baja jenis kanal UNP

Selain bahan utama, terdapat bahan pelengkap lainnya

yang digunakan dalam pembuatan rak roll. Bahan pelengkap

tersebut antara lain papan kayu ukuran 3 mm (digunakan

sebagai alas), cat semprot (digunakan untuk mewarnai rak roll).

b. Persiapan alat

Alat utama yang digunakan dalam proses pembuatan rak

roll adalah mesin las GMAW (Gas Metal Arc Welding). Alat

bantu lainnya yang digunakan dalam pembuatan rak roll antara

lain bor tangan (hand bor), pemotong (circle cutter), paint

sprayer (penyemprot cat).

c. Pemotongan bahan

Bahan yang telah disiapkan, dipotong sesuai dengan

ukuran-ukuran yang telah ditentukan. Bahan yang berukuran 50

mm x 50 mm dipotong sepanjang 1900 mm, bahan yang


15

berukuran 30 mm x 30 mm dipotong sepanjang 1200 mm dan

700 mm, sedangkan strip plat dipotong sepanjang 640 mm.

Setelah dipotong, setiap ujung bahan berukuran 30 mm x 30 mm

sisi ujungnya dibuat menjadi 45o. Proses pemotongan tersebut

bisa menggunakan gerinda potong.

Gambar 4. pemotongan bahan

d. Perangkaian bahan

Bahan ukuran 30 mm x 30 mm yang telah dipotong,

dirangkai menjadi berbentuk persegi panjang dan ditengahnya

diberi strip plat sebagai penguat. Setelah dirangkai dan dirasa

rangkaiannya sudah presisi maka sambung setiap sisinya dengan

las MAG (Metal Active Gas). Sambungan yang dibuat hanya

dengan menitik saja menggunakan las MAG (Metal Active Gas).

Buat rangkaian tersebut sebanyak 11 rangkaian.


16

Pada bahan berukuran 50 mm x 50 mm pada ujungnya

diberi sebuah plat persegi berukuran 100 mm x 100 mm. Plat

tersebut digunakan sebagai kaki dari rak roll. Pemasangan plat

tersebut tegak lurus dengan ujung bahan berukuran 50 mm x 50

mm tersebut.

Rangkai semua rangkaian kecil tersebut agar dapat

membentuk kerangka dari rak roll. Pasang rangkaian persegi

yang telah dibuat dari ujung bahan berukuran 50 mm x 50 mm

dengan jarak 180 mm antar rangkaian persegi tersebut.

Gambar 5. Perangkaian bahan

e. Proses pengelasan penuh

Bahan telah dirangkai, tetapi penyambungannya masih

dengan las titik saja, oleh karena itu perlu dilakukannya

pengelasan penuh dimana pengelasan penuh tersebut dilakukan

untuk memperkuat rangkaian rak roll yang telah dibuat.


17

Gambar 6. Proses pengelasan penuh

f. Pembuatan lubang

Pembuatan lubang dilakukan pada setiap sisi rangkaian

persegi. Setiap sisinya diberi 2 (dua) lubang. Lubang tersebut

digunakan untuk memasang papan kayu.

Gambar 7. Pembuatan Lubang

g. Proses finishing/ penghalusan permukaan


18

Proses finishing dilakukan dengan cara menghaluskan

rangkaian rak roll yang telah dibuat dengan menggunakan

gerinda. Penghalusan tersebut dilakukan pada setiap sisi bagian

dalam hasil pengelasan agar dapat mempermudah dalam

pemasangan papan kayu.

h. Proses pewarnaan

Sebelum dilakukan proses pewarnaan lakukan

pembersihan terlebih dahulu. Pembersihannya dapat dilakukan

mengan mengamplas bagian-bagian yang kurang halus dan

masih kotor. Setelah rak roll sudah bersih maka langsung

dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan cat semprot.

Gambar 8. Proses Pewarnaan

\
19

i. Pemasangan papan kayu

Setelah cat sudah mengering, maka dilakukan proses

pemasangan papan kayu dilakukan pada 11 tingkat rak. Setelah

pemasangan dilakukan , kita juga perlu melakukan pembersihan

terhadap papan tersebut. Rak roll tersebut telah jadi.

Gambar 9. Pemasangan papan dan benda jadi

B. Analisis Hasil Pekerjaan

1. Persiapan bahan

Bahan yang diperlukan dalam pembentukkan rak roll secara rinci

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


20

Gambar. Desain rak roll

Pada gambar di atas terdapat 4 penyangga utama di setiap sisi dan

dilengkapi penyangga pembantu yang berada diantara penyangga utama.

Pada penyangga utama bahan yang digunakan adalah bahan berukuran 50

mm x 50 mm dengan tebal 5 mm dan panjang awal adalah 6 m (6000 mm).

Untuk membuat 4 (empat) penyangga utama berukuran 1900 mm dan 2

(dua) penyangga pembantu berukuran 1800 mm dibutuhkan 2 bahan awal.

Pada sisi memanjang digunakan bahan berukuran 30 mm x 30 mm

dengan tebal 3 mm dan panjang awalnya adalah 8 m (8000 mm). Dari


21

bahan awal tersebut dapat dibuat menjadi ukuran 1200 mm sebanyak 22

buah. Dalam pemotongan bahan menjadi ukuran 1200 mm dibutuhkan

bahan awal sebanyak 4 buah.

Pada sisi melebar digunakan bahan berukuran 30 mm x 20 mm

dengan tebal 2 mm dan panjang awalnya adalah 8 m (8000 mm). Dari

bahan awal tersebut dapat dibuat menjadi ukuran 700 mm sebanyak 22

buah. Dalam pemotongan bahan menjadi ukuran 700 mm dibutuhkan

bahan awal sebanyak 2 buah.

Sebagai kaki untuk penyangga dibuat persegi dengan ukuran 100

mm x 100 mm dengan tebal 5 mm. Kaki untuk penyangga dibuat agar rak

roll tidak mudah oleng.

2. Persiapan alat

Dalam persiapan alat, kita membutuhkan las untuk melakukan

proses penyambungan rangkaian rak roll. Dikarenakan bahan yang

digunakan dalam pembuatan rak roll memiliki ketebalan yang berbeda

maka penyetelan mesin lasnya pun berbeda.

Untuk bahan siku yang berukuran 50 mm x 50 mm dengan tebal 5

mm pada proses pengelasannya disetel dengan ampere sebesar 125 A dan

kecepatan elektrodanya 200 ipm.

Untuk bahan siku yang berukuran 30 mm x 30 mm dengan tebal 3

mm pada proses pengelasannya disetel dengan ampere sebesar 100 A dan

kecepatan elektrodanya 160 ipm.


22

Untuk bahan siku yang berukuran 25 mm dengan tebal 1,5 mm

pada proses pengelasannya disetel dengan ampere sebesar 80 A dan

kecepatan elektrodanya 128 ipm.

3. Pemotongan bahan

Pada proses pemotongan bahan terdapat proses pembentukkan siku

pada setiap ujung bahan. Pembuatan siku tersebut dilakukan dengan

membuat garis siku terlebih dahulu menggunakan penggaris siku. Setelah

dibuat garis tersebut maka bahan tersebut dapat dipotong dengan gerinda

potong. Pada proses pemotongan bahan harus dilakukan dengan teliti. Hal

ini dikarenakan agar bahan tersebut mudah dalam dirangkai.

4. Perangkaian bahan

Perangkaian bahan harus memperhatikan dari gambar desain yang

telah dibuat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses perangkaian

tersebut. Perangkaian bahan dilakukan dengan menggabungkan 4 buah

bahan yang mana 2 diantaranya berukuran 700 mm dan 2 lainnya

berukuran 1200 mm. Dari setiap bahan, ujungnya dibuat sudut 45o.

Pembuatan sudut 45o tersebut dengan melakukan pengukuran terlebih

dahulu menggunakan busur baja ataupun penggaris siku. Setelah

dilakukan penetapan garis, lalu bahan tersebut langsung dipotong

menggunakan gerinda tangan. Setelah bahan telah selesai dibentuk maka

langkah selanjutnya adalah proses perangkaian bahan tersebut menjadi

bentuk persegi panjang. Pada bentuk persegi panjang, setiap sudutnya

adalah sudut siku-siku, maka diperlukan ketelitian dalam membuat


23

rangkaian bahan tersebut. Dalam perangkaian bahan tersebut pertama-

tama letakkan bahan berukuran 700 mm dan bahan berukuran 1200 mm

diatas meja datar dengan tingkat kerataan yang baik. Lalu dilakukan

penjepitan pada salah satu bahan dengan menggunakan tang penjepit

(klem). Setelah dirasa sudah kuat, letakkan bahan yang lain tegak lurus

dengan ujung bahan pertama (yang telah dibentuk siku). Perlu

diperhatikan sudut pemasangannya, apakah sudah siku atau belum, maka

dari itu perlu menggunakan penggaris siku untuk menentukan siku attau

tidaknya rangkaian tersebut. Dalam proses ini harus menggunakan

penggais siku dengan kondisi yang baik. Apabila rangkaian tersebut sudah

siku maka dilakukan penjepitan pada bahan kedua agar pada proses

penyambungan tidak bergeser. Perlu kita perhatikan bahwa dalam

pemasangan penjepit pada bahan kedua dapat terjadi pergeseran sehingga

mengakibatkan sudut rangkaiannya tidak siku, oleh karena itu perlu

dilakukan pengetukkan bahan menggunakan palu karet. Pengetukkan

dilakukan perlahan-lahan. Lalu dilakukan pengukuran kembali

menggunakan penggaris siku sampai menemukan sudut rangkaian yang

benar-benar siku. Semua proses di atas dilakukan pada rangkaian yang

lainnya.

5. Proses pengelasan penuh

Proses pengelasan penuh harus dengan baik dan rapi karena b

pengelasan yang baik akan membuat kekuatan sambungan pada rangka

semakin baik pula dan pengelasan dilakukan dengan rapi agar


24

mempermudah dalam proses berikutnya, seperti proses pemasangan papan

kayu.

6. Pembuatan lubang

Pebuatan lubang sebaiknya dilakukan sebelum proses

perangkaian bahan menjadi rangka rak roll karena proses pembuatan

lubangnya akan lebih mudah dan posisi lubang yang akan dibuat pun dapat

disamakan dengan mudah.

7. Proses finishing/ penghalusan permukaan

Finishing dilakukan pada permukaan yang terdapat percikan-

percikan las yang menempel pada bahan. Proses finishing dilakukan

dengan cara digerinda dan diamplas. Proses penggerindaan harus

dilakukan dengan baik agar dihasilkan permukaan rak roll yang rata.

8. Proses pewarnaan

Proses pewarnaan dilakukan 2 kali agar cat tersebut tidak mudah

mengelupas dari rak roll. Perbandingan campuran pada proses pengecatan

bergantung pada masing-masing cat yang digunakan. Nico Johansyah

Habibie dan Saiful Anwar dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Perbandingan Campuran Cat dengan Thinner Terhadap Kualitas Hasil

Pengecatan” mealakukan pencampuran antara cat dengan thinner dengan

perbandingan 1:0.8, 1:1, 1:1.2, 1:1.4, dan 1:1.5. Hasil dari penelitian

tersebut dapat disimpulkan bahwa campuran yang paling baik adalah

dengan perbandingan 1:1.5. Dibawah ini merupakan grafik hasil penelitian

yang telah dilakukan:


25

Gambar 10. Grafik perbedaan tingkat kekilapan pada kedua sampel

penelitin (Nico Johansyah Habibie dan Saiful Anwar)

Selain perbandingan campuran yang digunakan, tekanan kerja

udara pada kompressor juga mempunyai pengaruh terhadap hasil

pengecatan. Tekanan kerja udara pada pengecatan adalah 5- 6 kg/cm2.

Kompressor yang digunakan minimal dengan daya 1 HP karena ketentuan

tekanan kerja udara dalam pengecatan 5- 6 kg/cm2 sehingga membutuhkan

tekanan dalam tabung yang lebih tinggi dari 6 kg/cm2, hal ini bertujuan

agar pada waktu penyemprotan cat berlangsung tekanan udara tetap stabil

karena jika setelan spray gun sudah tepat dan dengan tekanan kerja udara

5- 6 kg/cm2 ketika penyemprotan cat sedang berlangsung mendadak

tekanan udara berkurang menjadi 5 kg/cm2 maka hasil atomisasi kurang


26

baik mengakibatkan cat yang disemprotkan berlebih dan akan mengalir ke

bawah (meleleh). Jadi, ketika tekanan udara berkurang mendekati 6

kg/cm2 kompressor secara otomatis bekerja kembali untuk mengisi udara

bertekanan dalam tabung sehingga tekanan kerja dapat stabil.

9. Pemasangan papan kayu

Pemasangan papan kayu akan lebih mudah apabila pada proses

perangkaian rangka rak roll dan pemotongan papannya dilakukan dengan

baik.

10. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pada umumnya, untuk semua proses yang telah dilakukan di atas

memerlukan perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang sama.

Perlengkapan K3 yang dibutuhkan antara lain: safety shoes, safety glass,

wear pack, sarung tangan, masker.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Hasil dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) memberikan

pengalaman yang berarti bagi penulis. Penulis dapat terlibat langsung dalam

proses pengelasan khususnya las MAG dan dapat membandingkan proses

pengelasan di PT LASTEK DWIJA SARANA INDONESIA dengan teori-

teori dalam perkuliahan. Adapun kesimpulan dari pelaksanaan PKL ini

adalah:

1. Dari pelaksanaan PKL ini penulis telah memahami bagaimana

struktur organisasi sebuah perusahaan tepatnya PT LASTEK

DWIJA SARANA INDONESIA Surakarta.

2. Dalam pelaksanaan PKL di PT LASTEK DWIJA SARANA

INDONESIA, proses pengelasan yang ada mengikuti

perkembangan ilmu pengelasan yang berkembang. Hal ini terlihat

dari penggunaan las yang sudah modern seperti las GMAW dan

GTAW serta pengelasan laser yang akan segera digunakan.

3. Hal pengendalian mutu, PT. LASEK DWIJA SARANA

INDONESIA menempatkan sebagai prioritas, baik mutu dari

tenaga kerja maupun mutu produk yang dihasilkan.

27
28

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan setelah melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan sebagai berikut:

1. Saran untuk lembaga :

a. Menambah dan mengefektifkan proses praktik produktif

b. Perbanyak pemantauan kepada siswa agar dapat mengetahui sejauh

mana perkembangan siswa di industri

c. Meningkatkan sosialisasi ke dunia industri untuk lebih mengetahui

perkembangan teknologi yang ada.

2. Saran untuk industri :

a. Meningkatkan keselamatan kerja yang ada di bengkel

b. Meningkatkan kualitas kerja

c. Menambah alat-alat keselamatan kerja

d. Mengawasi tindakan siswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan

e. Membuat aturan kerja yang jelas yang harus dipatuhi oleh seluruh

direksi dan karyawan sehingga proses produksi berjalan dengan

lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Diktat Las MIG Pengelasan. 2010. Modul Pengelasan MIG (Metal Arc Welding).

Inlastek. 2016. Modul Pendidikan Dan Pelatihan Las Welding Profesional.


Surakarta: INLASTEK Welding Institute.

Tim Fakultas Teknik Unnes. 2016. Buku Pantauan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Fakultas Teknik Unnes Edisi 2016. Semarang: Universitas Negeri
Semrang.

Wikipedia. 2011. Pengertian baja. Diakses tanggal 20 mei 2016.


www.wikipedia.com/pengertian-baja.

vii

Anda mungkin juga menyukai