Anda di halaman 1dari 73

HALAMAN JUDUL

PENGARUH METODE INTERPOLASI BOR GEOTEKNIK


TERHADAP HASIL MODEL GEOLOGI DAN KESTABILAN
LERENG SECARA 3D MENGGUNAKAN METODE
KESETIMBANGAN BATAS

SKRIPSI

Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana


Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Muhammad Topan Yuza Akbar
073001500109

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2022

1
TITLE PAGE
THE EFFECT OF GEOTHECNICAL DRILL
INTERPOLATION METHOD ON THE RESULT OF
GEOLOGICAL MODEL AND SLOPE STABILITY IN 3D
USING LIMIT EQILIBRIUM METHOD

FINAL ASSIGNMENT

Submitted as a requirement to obtain Undergraduate in study program of


Mining Engineering, Faculty of Earth Technology and Energy

By
Muhammad Topan Yuza Akbar
073001500109

MINING ENGINEERING DEPARTEMENT


FACULTY OF EARTH TECHNOLOGY AND ENERGY
UNIVERSITAS TRISAKTI
2022

2
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE INTERPOLASI BOR GEOTEKNIK


TERHADAP HASIL MODEL GEOLOGI DAN KESTABILAN
LERENG SECARA 3D MENGGUNAKAN METODE
KESETIMBANGAN BATAS

SKRIPSI

Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana


Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Muhammad Topan Yuza Akbar
073001500109

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Dr. Ir. Masagus Ahmad Azizi, M.T., IPM) (Dr. Ir. Bani Nugroho, M.T.)
NIK 2507 USAKTI NIK 1547 USAKTI

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan

(Dr. Irfan Marwanza, S.T., M.T.))


NIK 2511 USAKTI

3
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH METODE INTERPOLASI BOR


GEOTEKNIK TERHADAP HASIL MODEL GEOLOGI DAN
KESTABILAN LERENG SECARA 3D MENGGUNAKAN METODE
KESETIMBANGAN BATAS”.

TIM PENGUJI
1. (Nama Ketua Penguji) Ketua Penguji (............................)

2. (Nama dosen PA) Pembimbing Akademik (............................)

3. (Nama dosen Pembimbing 1) Pembimbing Utama (............................)

4. (Nama dosen Pembimbing 2) Pembimbing Pendamping (............................)

5. (Nama dosen Penguji 1) Anggota Penguji (............................)

6. (Nama dosen Penguji 2) Anggota Penguji (............................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan

(Dr. Irfan Marwanza, S.T., M.T.)


NIK 2511 USAKTI

4
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Topan Yuza Akbar


Nim : 073001500109
Program studi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Teknologi Kebumian dan Energi
Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Trisakti Hak Bebas Royalti Non ekslusif (Non-exclusive-Royalty-
Free-Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh Metode Interpolasi Bor Geoteknik Terhadap Hasil Model Geologi
Dan Kestabilan Lereng Secara 3D Menggunakan Metode Kesetimbangan
Batas
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
ekslusif ini Universitas Trisakti berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan menyebarkan
skripsi saya sesuai aturan, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Tempat, (tanggal/bulan/thn)
Yang membuat pernyataan

Materai
Rp 6000-,

(Muhammad Topan Yuza Akbar)

5
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya Mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Fakultas


Teknologi Kebumian dan Energi, Usakti yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Topan Yuza Akbar


Nim : 073001500109

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul :


PENGARUH METODE INTERPOLASI BOR GEOTEKNIK TERHADAP
HASIL MODEL GEOLOGI DAN KESTABILAN LERENG SECARA 3D
MENGGUNAKAN METODE KESETIMBANGAN BATAS
Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bebas dari peniruan
terhadap karya dari orang lain. Kutipan pendapat dan tulisan orang lain ditunjuk
sesuai dengan cara-cara penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa dalam skripsi
ini terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruan lain yang dianggap
melanggar peraturan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Tempat, (tanggal/bulan/thn)
Yang membuat pernyataan

Materai
Rp 6000-,

(Muhammad Topan Yuza Akbar)

6
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur serta terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya lah sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH
METODE INTERPOLASI BOR GEOTEKNIK TERHADAP HASIL
MODEL GEOLOGI DAN KESTABILAN LERENG SECARA 3D
MENGGUNAKAN METODE KESETIMBANGAN BATAS ” ini dapat
selesai dengan baik.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. laporan
Skripsi ini tersusun karena mendapat pengarahan, bimbingan dan petunjuk -
petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak - pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan Skripsi ini. Ucapan terimah kasih penulis kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih sayang, bimbingan, dan arahan
yang menyertai setiap langkah dalam hidup.
2. Keluarga Besar saya tercinta yang telah memberikan cinta kasih, doa,
dukungan, semangat, dan materi yang tak ternilai jumlahnya.
3. Bapak Dr. Ir. Masagus Ahmad Azizi, M.T., IPM selaku Pembimbing
Pertama skripsi dan selaku pembimbing lapangan (Lab Komputer Trisakti)
4. Bapak Dr .Ir. Bani Nugroho M.T selaku Pembimbing Kedua skripsi
5. Bapak Dr. Irfan Marwanza, ST, IPM, selaku Kepala Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Trisakti
6. Bapak Reza Aryanto, ST, MT selaku Koordinator Tugas Akhir.
7. Ibu Dra. Emmy Fatmi Budhya Indroyono. M.T selaku Pembimbing
Akademik yang telah membantu selama masa perkuliahan
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Universitas
Trisakti, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang tak kenal lelah
dalam membagikan ilmunya serta arahan dan masukan pada setiap tahapan
perkuliahaan penulis dan penyelesaian skripsi ini.

7
9. Keluarga Besar PANSO dan Keluarga Kosan Penyelundup terutama
Muhammad Kemal Ghifari, Farrel Muhammad Syahputra, Toufik
Kurohman, Andre Yosef Siregar, Yoza Hardianda, Irfan Bayu Widodo,
Fredinand Debianus Bolang, Dwiki Ramadhan, Rifqi Sukmo Utomo dan
Hans Kristian yang selalu menemani setiap hari di google meet dan untuk
menemani mengerjakan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu penulisan laporan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

Penulis sangat berharap Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua sebagai mahasiswa yang senantiasa ingin memperkaya ilmu pengetahuan
sebagai usaha untuk menjadi manusia yang bisa diandalkan dimasa yang akan
datang.
Penulis menyadari kalau Skripsi ini masih kurang sempurna, sehingga
dibutuhkan kritik dan saran yang membangun bagi yang membaca

8
ABSTRAK

PENGARUH METODE INTERPOLASI BOR GEOTEKNIK


TERHADAP HASIL MODEL GEOLOGI DAN KESTABILAN
LERENG SECARA 3D MENGGUNAKAN METODE
KESETIMBANGAN BATAS

Muhammad Topan Yuza Akbar


073001500109
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Kebumian dan Energi,
Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan


batubara, perusahaan telah menentukan rancangan geometri lereng yang akan
direalisasikan guna menjaga keberlangsungan tingkat produksi. Untuk itu penting
bagi perusahaan menentukan dan menganalisa geometri lereng yang optimal
dengan mengukur tingkat kestabilan lereng rencana tersebut mengingat daerah
perusahaan memiliki kondisi lapisan geologi yang kompleks (memiliki banyak
lapisan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interpolasi terhadap
model geologi dan nilai faktor keamanan dengan metode kesetimbangan batas
Bishop 3D menggunakan software Slide3. Variabel penelitian ini

Kata kunci:

9
ABSTRACT

THE EFFECT OF GEOTECHNICAL DRILL INTERPOLATION


METHOD ON THE RESULTS OF GEOLOGICAL MODEL AND
SLOPE STABILITY IN 3D USING LIMIT EQUILIBRIUM
METHOD

Muhammad Topan Yuza Akbar


073001500109
Study Program of Mining Enginering, Faculty Of Earth
Technology and Energy, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

PT. X is a company engaged in coal mining, the company has determined


the slope geometry design that will be realized in order to maintain the continuity
of production levels. For this reason, it is important for the company to determine
and analyze the optimal slope geometry by measuring the level of slope stability
of the plan considering that the company's area has complex geological layer
conditions (having many layers). This study aims to determine the effect of
interpolation on the geological model and the value of the factor of safety with the
Bishop 3D boundary equilibrium method using Slide3 software.

Keyword:

10
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
TITLE PAGE............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
ABSTRACT...............................................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.......................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
I.1 Latar belakang................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
I.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian......................................................2
I.4 Batasan Masalah............................................................................2
I.5 Manfaat Penelitian.........................................................................3
I.6 Peneliti Terdahulu..........................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM...............................................................................4
II.1 Tentang Perusahaan PT. Mandiri Intiperkasa................................4
II.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah.....................................................5
II.3 Kondisi Geologi Umum.................................................................6
II.4 Sistem Dan Metode Penambangan..............................................11
II.5 Konsep Kestabilan Lereng...........................................................12
II.6 Tipe-Tipe Longsoran....................................................................15
II.7 Metode Bishop.............................................................................17
II.8 Konsep Kesetimbangan Batas......................................................18
II.9 Metode Interpolasi.......................................................................19
II.9.1 Interpolasi Gaussian........................................................19
II.9.2 Interpolasi Inverse Distance............................................21
II.9.3 Interpolasi Linear/Triangulation...................................22
II.10 Software Slide3............................................................................23
II.11 Prinsip Kestabilan Lereng 3D Slide3...........................................24
II.12 Search Methods Slide3.................................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................26
III.1 Metodologi Penelitian..................................................................26
III.2 Jenis Data Penelitian....................................................................26
III.3 Analisis Kestablian Lereng 3D Metode Kesetimbangan Batas...27
III.4 Tahapan Penelititan......................................................................28

11
III.5 Diagram Alir Penelitian...............................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................31
IV.1 Data Penelitian.............................................................................31
IV.2 Model Penampang Pit..................................................................38
IV.2.1 Interpolasi Gaussian..........................................................38
IV.2.2 Interpolasi Inverse Distance..............................................39
IV.2.3 Interpolasi Linear/Triangulation.......................................41
IV.3 Hasil FK dan Volume Longsoran................................................42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................45
V.1 Kesimpulan..................................................................................45
V.2 Saran............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN...........................................................................................................48

12
DAFTAR TABEL

Tabel IV. 1 Rata-Rata Nilai Kohesi (Muhammad Kemal Ghifari, 2019)..............29


Tabel IV. 2 Rata-Rata Nilai Sudut Gesek Dalam (Muhammad Kemal Ghifari,
2019)......................................................................................................................29
Tabel IV. 3 Nilai Rata-Rata Bobot Isi (Muhammad Kemal Ghifari,2019)...........29
Tabel IV. 4 Rata-Rata Nilai Kuat Tarik (Muhammad Kemal Ghifari,2019).........30

13
DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Blok Penambangan PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad Kemal


Ghifari,2019)............................................................................................................4
Gambar II. 2 Rute Menuju PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad Kemal
Ghifari,2019)............................................................................................................5
Gambar II. 3 Peta Geologi PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad Kemal
Ghifari,2019)............................................................................................................7
Gambar II. 4 Log Bor PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad Kemal Ghifari,2019)
................................................................................................................................10
Gambar II. 5 Kegiatan Penambangan di PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad
Kemal Ghifari, 2019).............................................................................................12
Gambar II. 6 Analisa Gaya-Gaya Yang Bekerja Secara Sederhana (Romana,1993)
................................................................................................................................13
Gambar II. 7 Analisa Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Lereng (Wyllie dan Mah,
2004)......................................................................................................................13
Gambar II. 8 Skema Longsoran Busur (Wyllie dan Mah, 2004)...........................15
Gambar II. 9 Skema Longsoran Bidang (Wyllie dan Mah, 2004).........................15
Gambar II. 10 Skema Longsoran Baji (Wyllie dan Mah, 2004)............................15
Gambar II. 11 Skema Longsoran Guling (Wyllie dan Muh, 2004).......................16
Gambar II. 12 Asumsi Gaya Pada Metode Bishop (Anderson dan Richards, 1987)
................................................................................................................................17
Gambar II. 13 Metode Kesetimbangan Batas Tipe Rotasional (Fredlund, D.G, J.
Krahn, dan D.E. Pufahl, 1981)...............................................................................18
Gambar II. 14 Triangulasi dengan Interpolasi Linier............................................22
Gambar II. 15 Geometri 3 Dimensi Suatu Tambang Terbuka Menggunakan Slide3
................................................................................................................................23

Gambar IV. 1 Peta Lubang Bor (Muhammad Kemal Ghifari,2019).....................31


Gambar IV. 2 Pit Plan 2020 ( Muhammad Kemal Ghifari, 2019).........................32
Gambar IV. 3 Peta Topografi Existing (Muhammad Kemal Ghifari, 2019).........33
Gambar IV. 4 Model Penampang Gaussian Low Resolution................................38
Gambar IV. 5 Model Penampang Gaussian Medium Resolution..........................38
Gambar IV. 6 Model Penampang Gaussian High Resolution...............................39

14
Gambar IV. 7 Model Penampang Inverse Distance Low Resolution....................39
Gambar IV. 8 Model Penampang Inverse Distance Medium Resolution..............40
Gambar IV. 9 Model Penampang Inverse Distance High Resolution...................40
Gambar IV. 10 Model Penampang Linear/Triangulation Low Resolution...........41
Gambar IV. 11 Model Penampang Linear/Triangulation Medium Resolution.....41
Gambar IV. 12 Model Penampang Linear/Triangulation High Resolution...........42

15
DAFTAR LAMPIRAN

A. 1 Hasil Komputasi Gaussian High Resolution..................................................48


A. 2 Hasil Komputasi Gaussian Medium Resolution............................................48
A. 3 Hasil Komputasi Gaussian Low Resolution..................................................49

B. 1 Hasil Komputasi Inverse Distance High Resolution......................................50


B. 2 Hasil Komputasi Inverse Distance Medium Resolution................................50
B. 3 Hasil Komputasi Inverse Distance Low Resolution.......................................51

C. 1 Hasil Komputasi Linear/Triangulation High Resolution...............................52


C. 2 Hasil Komputasi Linear/Triangulation Medium Resolution..........................52
C. 3 Hasil Komputasi Linear/Triangulation Low Resolution................................53

16
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN Nama Pemakaian


pertama kali
pada halaman

PKP2B Perjanjian Karya Pengusahaan 1


Pertambangan Batubara
FK Faktor Keamanan 1
MKB Metode Kesetimbangan Batas 1
RQI Reservoir Quality Index 1
SCAL Special Core Analysis 13
SEM Scanning Electron Microscope 6
XRD X-Ray Diffraction 31

LAMBANG

A Luas area 33
B Bulk modulus 4
Bm Bulk modulus mineral 55
C Hydraulic Conductivity 14
c Konstanta Kozeny 134
E Young Modulus 33
Fs Shape factor 13
k Permeabilitas 8
Mdry Modulus pada kondisi dry 200
P Tekanan 33
Sgv Specific surface area per unit grain 13
Swi volume 13
Vclay Irreducible water saturation 18
Vp Volume clay 6
Kecepatan gelombang P

17
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG (lanjutan)

LAMBANG Nama Pemakaian


pertama kali
pada halaman

Vsdry Kecepatan gelombang S dry 59


Zi Kompresibilitas komponen ke-i 154
µ Shear Modulus 4
µc Shear Modulus kritis 148
µdry Shear Modulus dry 122
µm Shear Modulus mineral 122

 Porositas 8

c Porositas kritis 57

z Rasio volume pori terhadap volume 13

ρ butiran 36

ρf Densitas batuan 58

ρm Densistas Fluida 58

τ Densitas mineral 13

σ Tortuosity 33

ε Stress 33
Strain 34
λ
Lame' coefficient 33
υ
Poisson ratio

18
II.5.1 PENDAHULUAN

II.5.2Latar belakang
PT. X adalah perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) yang bergerak dibidang usaha pertambangan
batubara menggunakan sistem tambang terbuka dan metode open pit. Dalam
melakukan kegiatan pertambangan untuk mendapatkan batubara, maka harus
dilakukan penggalian lapisan tanah penutup dengan memperhatikan desain dari
bukaan pit yang akan dikerjakan dengan tetap memperhatikan aspek terkait
dengan masalah kestabilan lereng.
Perusahaan telah merancang geometri lereng yang akan direalisasikan
berdasarkan perhitungan kelayakan ekonomis, akan tetapi perlu untuk
dilakukannya kajian mengenai tingkat kestabilan dari lereng tersebut. Kestabilan
suatu lereng sangat bergantung pada karakteristik massa batuan serta kondisi dari
faktor-faktor eksternal yang ada di lapangan seperti muka air tanah, getaran, dan
lain-lain. Tingkat kestabilan lereng dapat diukur dari nilai Faktor Keamanan (FK).
Untuk menentukan nilai faktor keamanan dan estimasi volume longsoran
digunakan analisis 3 dimensi dengan menggunakan metode kesetimbangan batas
(MKB) Bishop. Model geologi batuan didapatkan dengan metode interpolasi,
yakni Gaussian, Inverse Distance, dan Linear/Triangulation.

1
II.5.3Rumusan Masalah
Bersama masalah yang ada pada penelitian ini, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh dari interpolasi lubang bor terhadap model geologi
3D?
2. Bagaimana pengaruh model geologi 3D terhadap nilai faktor kemanan
lereng?
3. Bagaimana pengaruh dari ineterpolasi lubang bor terhadap estimasi
volume longsoran?
4. Bagaimana pengaruh model geologi 3D terhadap prediksi area longsoran?
5. Model penampang dari metode interpolasi mana yang paling mendekati
model penampang acuaan composite 7 lapisan?

II.5.4Maksud Dan Tujuan Penelitian


Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh dari ineterpolasi lubang bor terhadap model geologi
3D
2. Mengetahui pengaruh model geologi 3D terhadap nilai faktor kemanan
lereng
3. Mengetahui pengaruh dari ineterpolasi lubang bor terhadap estimasi
volume longsoran
4. Mengetahui pengaruh model geologi 3D terhadap prediksi area longsoran

II.5.5Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Muhammad
Kemal Ghifari, 2019, yang sifatnya menggunakan data (data sekunder) dari
penelitian tersebut
2. Metode analisis yang digunakan adalah metode kesetimbangan batas
3. Lereng yang diuji pada software Slide3 dianggap dalam keadaan alami

2
4. Model geologi yang digunakan adalah model geologi 3D
5. Model geologi didapatkan dari hasil interpolasi lubang bor.

II.5.6Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian Tugas Akhir ini, ialah:
1. Dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi yang dapat berguna untuk
penunjang penelitian lain yang berkaitan dengan analisis kestabilan lereng 3D,
secara khusus peneliti yang menggunakan perangkat lunak Slide3.
2. Menjadi masukan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan yang terkait dalam hal merancang geometri lereng dan dapat
mencegah terjadinya longsoran.
3. Adanya hubungan yang baik yang terjalin antara Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Trisakti dengan perusahaan PT. Mandiri Intiperkasa.

II.5.7 Peneliti Terdahulu

3
Nama, Tahun, Judul Penelitian Fokus Penelitian
Ghifari, Muhammad Kemal. 2019. Melakukan penelitian mengenai
Pengaruh Pembobotan Nilai Properties kestabilan lereng dengan mengetahui
Batuan Terhadap Hasil Analisis Kestabilan perbandingan nilai SRF hasil analisis
Lereng Dengan Metode Elemen Hingga 3 dengan metode pembobotan nilai
Dimensi properties batuan.
Nadya Amelia Hartanti 2018. Analisis Analisis kestabilan lereng batu
kestabilan lereng batu gamping di gamping di PT.Omya Indonesia,
PT.Omya Indonesia, Rembang, Jawa Rembang, Jawa Tengah menggunakan
Tengah menggunakan metode metode kesetimbangan batas pada
kesetimbangan batas pada software slide 3 software slide 3

Juraj Muzik,dkk. 2015. Creation Of 3d Penelitian ini membahas membahas


Geological Models Using Interpolation mengenai metode interpolasi spasial
Methods For Numerical Modelling dan memberikan gambaran tentang
proses transformasi dengan
menyiapkan model konseptual
lingkungan geologi.
Danang Budi Susetyo, Agung Syetiawan. Penelitian ini membahas mengenai
2016. Perbandingan Metode Interpolasi penentuan metode interpolasi terbaik
Terhadap Hasil Pembentukan Digital dalam pembentukan DTM di
Terrain Model (DTM) Indonesia. Metode interpolasi yang
diuji antara lain Inverse Distance
Weighting (IDW), Kriging, Natural
Neighbor, Spline dan Triangulated
Irregular Network (TIN)

II.5.8 TINJAUAN UMUM

II.1 Tentang Perusahaan PT. Mandiri Intiperkasa


Lokasi wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara

4
(PKP2B) PT. Mandiri Intiperkasa, secara administratif terletak di Kecamatan
Sembakung dan Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten
Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara. Luas wilayah PKP2B PT. Mandiri
Intiperkasa adalah 9.240 Ha dengan koordinat geografis paling utara adalah 3o 37’
12.0” LU, paling selatan 3o 43’ 54.0” LS, paling timur 117o 16’ 6.0” BT dan
paling barat 117o 11’ 0.0” BT.
PT.Mandiri Intiperkasa adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha
pertambangan batubara menggunakan sistem tambang terbuka dalam kegiatan
penambangan, dalam proses penambangan untuk mendapatkan batubara maka
harus dilakukan penggalian lapisan tanah penutup dengan memperhatikan desain
dari bukaan pit yang akan dikerjakan dengan tetap memperhatikan aspek terkait
dengan masalah kestabilan. Pit yang dilakukan analisis pada penelitian ini berada
pada blok C.

Gambar II. 1 Blok Penambangan PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad Kemal


Ghifari,2019)
II.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Pada penelitian terdahulu, data diambil di PT. Mandiri Intiperkasa. Lokasi
wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT.
Mandiri Intiperkasa, secara administratif terletak di Kecamatan Sembakung dan

5
Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung,
Provinsi Kalimantan utara. Luas wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) PT. Mandiri Intiperkasa adalah 9.240 Ha
dengan koordinat geografis paling utara adalah 3o 37’ 12.0” LU, paling selatan 3o
43’ 54.0” LS, paling timur 117o 16’ 6.0” BT dan paling barat 117o 11’ 0.0” BB.
1. Dari bandara Soekarno-Hatta di Jakarta menuju bandara Juwata Tarakan
dengan menggunakan pesawat udara ditempuh dalam waktu 2,5 jam
2. Dari Tarakan untuk menuju bagian utara lokasi tambang PT. Mandiri
Intiperkasa dengan menggunakan transportasi air berupa long boat. Jalur yang
dilalui adalah Tarakan – Sungai Tibi – Tanah Merah – Sungai Linuangkayam
– Sungai Lagup atau Sungai Krassi. untuk menuju lokasi tambang PT. Mandiri
Intiperkasa dengan jalur yang sama saat menggunakan long boat, waktu yang
diperlukan sekitar 2 – 3 jam perjalanan.
3. Sedangkan untuk menuju bagian selatan lokasi tambang PT. Mandiri
Intiperkasa waktu yang diperlukan sekitar 2 – 3 jam dengan menggunakan long
boat. Apabila sarana transportasi yang digunakan adalah speed boat, waktu yang
dibutuhkan untuk menuju bagian selatan lokasi tambang sekitar 1,5 – 2 jam.

Gambar II. 2 Rute Menuju PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad Kemal Ghifari,2019)
II.3 Kondisi Geologi Umum
1. Geomorfologi
Morfologi daerah tambang dipengaruhi oleh adanya struktur lipatan, jenis
litologi dan kondisi kekerasan batuan, ditinjau dari bentuk relief dan ronanya

6
terbagi menjadi 2 satuan morfologi, yaitu morfologi perbukitan bergelombang
sedang dan morfologi lembah dan rawa.
Morfologi perbukitan bergelombang menempati bagian tengah dan barat.
Pada daerah ini mempunyai kemiringan lereng landai dengan sudut lereng antara
18% - 47%, dengan elevasi berkisar 30 m – 90 m dpl (dari permukaan laut).
Batuan dasarnya adalah satuan batupasir dan batulempung pasiran dan bagian
atasnya tertutup atau bercampur dengan tufa klastik. Morfologi lembah dan rawa
adalah daerah dengan topografi relatif datar dan di beberapa tempat membentuk
cekungan. Elevasi berkisar antara < 1,0 m – 35 m dpl. Daerah ini mempunyai
kemiringan berkisar antara 2% – 22%. Litologi tersusun oleh sisipan batulempung
tufaan dan batulanau.
Rawa pada daerah ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu rawa genangan
(tergenang pada waktu musim hujan) dan rawa permanen (tergenang sepanjang
musim). Penyebab terjadinya rawa permanen adalah karena elevasi yang rendah
(setara atau di bawah permukaan air laut) juga dipengaruhi oleh pasang surut air
laut.
Keadaan topografi daerah tambang adalah merupakan perbukitan rendah di
bagian tengah dengan ketinggian antara 30 – 90 meter di atas rata-rata permukaan
air laut. Sedangkan pada bagian tepi terdiri dari lembah, sungai dan rawa.
Prosentase perbukitan adalah sebesar 54%, lembah sebesar 15%, rawa genangan
sebesar 15% dan rawa permanen sebesar 2% serta sekitar 14% berupa sungai dan
anak-anak sungai.

7
Gambar II. 3 Peta Geologi PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad Kemal Ghifari,2019)

8
2. Stratigrafi
Stratigrafi regional Cekungan Tarakan secara umum terbagi atas 2 bagian,
yaitu : bagian utara (Simenggaris – Sesayap) yang meliputi Sub-Cekungan Tidung
dan sebagian dari Sub-cekungan Tarakan bagian utara. Bagian selatan (Kelai –
Berau – Bulungan – Sajau) yang meliputi Sub-cekungan Berau dan Sub-cekungan
Muara.
Daerah rencana tambang termasuk dalam Sub-cekungan Tidung yang secara
stratigrafi merupakan bagian dari stratigrafi Simenggaris – Sesayap. Formasi-
formasi yang menyusun stratigrafi Simenggaris – Sesayap adalah : Formasi
Sembakung, Formasi Naintupo/Jelai, Formasi Meliat, Formasi Tabul, Formasi
Sajau/Sinjin. Beberapa penulis mempergunakan nama Formasi Bunyu untuk
penamaan Formasi Sajau dan Formasi Tarakan untuk penamaan Formasi Sinjin.
Selain itu, ada yang menggunakan nama Formasi Mesaloi untuk penamaan
Formasi Jelai.
Sedangkan formasi-formasi pembawa batubara pada sub-cekungan ini
(Rosandi, Jurusan Teknik Geologi, ITB, Bandung, 1980) adalah formasi-formasi
sebagai berikut :
 Formasi Meliat, tersusun atas litologi batulempung dan batulanau dengan
sisipan-sisipan tipis batubara, batupasir dan batugamping. Formasi ini
berumur Miosen Awal – Miosen Tengah dan diperkirakan diendapkan pada
lingkungan pro delta hingga laut.
 Formasi Tabul, tersusun oleh litologi batulempung – batulanau dan batupasir
dengan sisipan-sisipan batubara. Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai
Miosen Akhir dan diendapkan secara selaras di atas Formasi Meliat.
Lingkungan pengendapan formasi ini adalah rawa.
 Formasi Tarakan, tersusun dari perulangan batupasir – batulempung dan
batubara. Bagian bawah formasi ini mengandung batubara dengan ketebalan
0,5 – 1 meter dengan penebalan ke arah atas (berkisar 3 – 5 meter). Formasi
ini berumur Pliosen dan diendapkan pada lingkungan pengendapan dataran
delta bawah – dataran delta atas.
 Formasi Bunyu, tersusun oleh litologi perulangan batubara, batulempung dan
batupasir. Formasi ini berumur Pliosen – Plistosen, dengan ketebalan lapisan

9
batubara dari 5.0 meter hingga 20.0 meter. Formasi ini diendapkan pada
lingkungan delta.
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan pada wilayah PKP2B PT.
Mandiri Intiperkasa berupa kegiatan pemetaan geologi, kegiatan pemboran dan
kegiatan-kegiatan yang lain, secara lithostratigrafi daerah rencana tambang dapat
dibagi menjadi tiga satuan batuan yaitu; satuan batuan Formasi Tabul, satuan
batuan intrusi dan endapan aluvial.
Formasi Tabul merupakan formasi pembawa batubara yang terdapat di
daerah rencana tambang dengan variasi litologi meliputi batupasir, batulanau,
batulempung dan batubara, formasi ini diendapkan pada lingkungan rawa,
berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir. Satuan batuan Formasi Tabul telah
mengalami perlipatan dengan arah relatif barat laut – tenggara dan terpotong oleh
beberapa sesar mendatar mendatar dengan arah relatif baratdaya – timur laut. Dari
hasil data pemboran yang dilakukan memperlihatkan bahwa litologi yang
dominan pada daerah penyelidikan adalah batulempung dengan sisipan lensa-
lensa batupasir, lensa-lensa batulanau dan lapisan batubara.
Perincian masing-masing litologi yang terdapat di daerah rencana tambang
PT. Mandiri Intiperkasa adalah sebagai berikut :
 Batulempung Warna : abu-abu hitam, mengandung tumbuh-tumbuhan dan
coaly clay (interbed) berwarna coklat kehitaman, kekerasan : lunak sampai
keras.
 Batupasir Warna : abu-abu sampai abu-abu terang, kuning – kuning
kemerahan, ukuran butir : sangat halus – sedang, membundar, pemilahan
baik, kekerasan : sedang – keras, didominasi oleh mineral kuarsa, plagioklas,
lensa karbon atau laminasi karbon, mika dan pirit.
 Batulanau Warna : abu-abu sampai abu-abu terang atau abu-abu kecoklatan,
ukuran butir : sangat halus – halus, membundar, pemilahan baik, kekerasan
sedang, porositas buruk, mengandung mineral kuarsa, sisipan : laminasi
karbon ber-pirit, laminasi batupasir berbutir sangat halus.
 Batubara Warna : hitam, keras, brittle, kadang-kadang mengandung pirit.

10
 BatuanIntrusi Satuan-satuan batuan yang disebutkan di atas diintrusi oleh
batuan andesit dan batuan beku yang mirip dengan batuan granit. Intrusi ini
diperkirakan yang menyebabkan naiknya kualitas batubara.

Gambar II. 4 Log Bor PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad Kemal Ghifari,2019)

11
3. Struktur Geologi
Struktur Geologi pada daerah rencana tambang tergolong rumit akibat
adanya perlipatan dan pensesar mendataran yang disusul oleh intrusi batuan beku.
Endapan batubara pada dasarnya terbagi menjadi dua unit struktur yang terpisah
oleh suatu struktur geologi, diperkirakan berupa patahan dan terletak di bagian
Barat dari endapan. Struktur geologi di bagian Timur dari patahan ini berupa
antiklin dan sinklin yang mempunyai arah Baratlaut – Tenggara, dengan
kemiringan batubara pada arah Utara dan Selatan. Di bagian Barat patahan jurus
pelapisan batubara berarah Utara dan Selatan dengan kemiringan ke arah Barat
dengan sudut yang besar.
Secara keseluruhan diinterpretasikan terdapat 4 patahan yang memotong
lapisan batubara berdasarkan hasil pemetaan singkapan dan interpretasi
penampang geologi. Struktur sinklin dan antiklin yang berkembang pada daerah
rencana tambang PT. Mandiri Intiperkasa menyebabkan adanya pebedaan yang
menyolok pada kemiringan lapisan batubara yang djumpai. Lapisan batubara yang
dekat dengan sumbu lipatan tersebut mempunyai kemiringan yang relatif lebih
besar dari lapisan batubara yang terletak lebih jauh dari sumbu lipatan tersebut.

II.4 Sistem Dan Metode Penambangan


Proses penambangan merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang meliputi
pengupasan tanah pucuk, pengupasan material penutup, penggalian, pemuatan dan
pengangkutan, pengolahan dan pemasaran. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengambil bahan galian dari dalam bumi. Metode penambangan secara garis
besar dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu tambang terbuka dan tambang bawah
tanah. Kegiatan penambangan yang PT. Mandiri Intiperkasa dilakukan secara
tambang terbuka. Metode penambangan ini melibatkan pengupasan sejumlah
material penutup atau yang bi-asa disebut dengan overburden. Untuk itu
penggalian harus dilakukan dengan memerhatikan volume overburden yang perlu
digali untuk mendapatkan per ton batu bara atau stripping ratio agar penggalian
tidak menyebaban kerugian. Dalam metode penambangan ini, penggalian

12
dilakukan dengan membuat jenjang-jenjang lereng dengan geometri tertentu.
Pengaturan geometri sangat penting untuk me-mastikan kestabilan lereng, maka
dari itu penggalian harus dilakukan dengan mengacu dari geometri optimum dari
analisis kestabilan lereng.

Gambar II. 5 Kegiatan Penambangan di PT. Mandiri Intiperkasa (Muhammad


Kemal Ghifari, 2019)

II.5 Konsep Kestabilan Lereng


Dalam melakukan analisis kestabilan lereng diperlukan nilai faktor
keamanan dari suatu bentuk lereng tertentu. Dengan didapatkannya faktor
keamanan memudahkan pekerjaan dalam pembuatan lereng untuk memastikan
apakah lereng yang dibuat mempunyai risiko longsor atau cukup stabil.
Bertambahnya tingkat kepastian untuk memprediksi ancaman longsor dapat
bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
 Untuk memperkirakan suatu kestabilan lereng dalam jangka pendek dan jika
kondisi jangka panjang.

13
 Untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya longsoran yang melibatkan
lereng alam atau lereng buatan.
 Untuk menyelidiki longsoran dan untuk mengetahui kesalahan mekanisme
dan pengaruh dari faktor lingkungan sekitar.
 Untuk dilakukannya disain ulang lereng yang gagal serta perencanaan dan
disain pencegahannya.
 Untuk meninjau efek atau pengaruh dari beban akibat gempa pada lereng dan
tanggul.
Kestabilan lereng merupakan perbandingan antara gaya-gaya penahan dan
gaya-gaya penggerak yang ada di lereng. Pada kondisi gaya penahan (terhadap
longsoran) lebih besar dari gaya penggerak, lereng tersebut akan berada dalam
kondisi yang stabil (aman). Jika sebaliknya, gaya penggerak lebih besar dari gaya
penahannya maka lereng tersebut dalam kondisi yang tidak stabil atau tidak aman
dan dapat terjadi longsor. Longsor yang terjadi merupakan proses lereng menuju
kestabilan yang baru.

Gambar II. 6 Analisa Gaya-Gaya Yang Bekerja Secara Sederhana (Romana,1993)

Gambar II. 7 Analisa Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Lereng (Wyllie dan Mah, 2004)

14
Tingkat kestabilan suatu lereng dapat didefinisikan dengan Faktor
Keamanan (Factor of Safety). FK merupakan nilai dari perbandingan antara gaya
penahan dengan gaya penggerak.

Gaya Penahan ( F ' ) Momen Penahan ( F ' . r ) '


Kekuatan Geser F / A τ '
K= = = = =
Gaya Penggerak ( F ) Momen Penggerak ( F .r ) Gaya Penggerak F / A τ

Kekuatan Geser (τ )=c+ σ n tan ϕ

Dengan analisa gaya-gaya yang lebih detail maka FK dapat ditentukan


dengan rumus sebagai berikut:

c . A+ σ n . A . tan ϕ c . A+ W cos ϕ F tan ϕ


FK = =
W sin ϕ F W sin ϕ F

Apabila nilai faktor keamanan suatu lereng > 1,0 (gaya penahan > gaya
penggerak), lereng tersebut akan berada dalam kondisi yang stabil. Namun,
apabila nilai faktor keamanan < 1,0 (gaya penahan < gaya penggerak), lereng
tersebut berada dalam kondisi yang tidak stabil dan kemungkinan akan terjadinya
longsoran pada lereng tersebut.

15
II.6 Tipe-Tipe Longsoran
Berdasarkan Wyllie dan Mah (2004), jenis longsoran dibagi menjadi 4 jenis:
 Longsoran Busur (Circular Failure)

Gambar II. 8 Skema Longsoran Busur (Wyllie dan Mah, 2004)

Longsoran busur sering terjadi pada lereng tanah atau batuan yang
terlapukkan dan juga di lereng timbunan. Bentuk bidang gelincirnya menyerupai
busur.

 Longsoran Bidang (Plane Failure)

Gambar II. 9 Skema Longsoran Bidang (Wyllie dan Mah, 2004)

Longsoran bidang dapat terjadi karena adanya struktur geologi yang


berkembang memotong muka lereng dan bagian atas lereng. Longsoran ini relatif
jarang terjadi.

 Longsoran Baji (Wedge Failure)

Gambar II. 10 Skema Longsoran Baji (Wyllie dan Mah, 2004)

16
Longsoran baji juga sering terjadi di lapangan. Longsoran ini dapat terjadi
karena adanya 2 struktur geologi yang berkembang yang saling berpotongan yang
juga memotong muka lereng.

 Longsoran Guling (Toppling Failure)

Gambar II. 11 Skema Longsoran Guling (Wyllie dan Muh, 2004)

Longsoran guling umumnya terjadi pada lereng yang terjal dan pada batuan
yang keras, dimana struktur bidang lemahnya berbentuk kolom. Longsoran guling
dapat terjadi karena adanya bidang-bidang lemah yang arahnya berlawanan
dengan arah kemiringan lereng.

17
II.7 Metode Bishop
Metode Bishop merupakan metode irisan yang tidak memenuhi semua
kondisi kesetimbangan gaya dan momen. Metode Bishop yang diperkenalkan oleh
A.W. Bishop menggunakan cara potongan dimana gaya-gaya yang bekerja.
Metode Bishop dipakai untuk menganalisis permukaan gelincir (slip surface) yang
berbentuk lingkaran. Dalam metode ini diasumsikan bahwa gaya-gaya pada sisi
kanan dan kiri setiap irisan dianggap bekerja secara horizontal sehingga gaya
geser antar irisan diasumsikan 0 (nol). Persyaratan keseimbangan dipakai pada
potongan-potongan yang membentuk lereng tersebut. Gaya normal
keseluruhannya dianggap bekerja dari titik tengah permukaan bidang longsor tiap
irisan secara vertikal. Metode Bishop menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja
pada irisan mempunyai resultan nol pada arah vertikal (Bishop,1955).

Gambar II. 12 Asumsi Gaya Pada Metode Bishop (Anderson dan Richards, 1987)

18
II.8 Konsep Kesetimbangan Batas
Pada metode ini, perhitungan analisis kestabilan lereng hanya menggunakan
kondisi keseimbangan statik dan mengabaikan adanya hubungan tegangan-
regangan pada lereng (Arif, 2016). Untuk geometri dari bentuk bidang runtuh
harus diketahui atau ditentukan dulu.

Gambar II. 13 Metode Kesetimbangan Batas Tipe Rotasional (Fredlund, D.G, J. Krahn, dan
D.E. Pufahl, 1981)

Analisa longsoran dengan metode kesetimbangan batas ada 2 yaitu dengan


tipe translasional dan tipe rotasional. Analisa longsoran tipe rotasional dapat
menggunakan metode massa ataupun metode irisan. Metode irisan sendiri dapat
dibagi menjadi 2 yaitu metode yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan
gaya dan momen (Spencer, Morgenstern-Price, dan Kesetimbangan Batas Umum)
dan yang tidak memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya dan momen (Irisan
Biasa, Bishop Yang Disederhanakan, dan Janbu Yang Disederhanakan). Dan
metode yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya dan momen
(Morgenstern-Price, Kesetimbangan Batas Umum dan Spencer).

19
II.9 Metode Interpolasi
Interpolasi merupakan teknik untuk mengestimasi nilai suatu titik yang
belum diketahui nilainya berdasarkan titik-titik tetangga yang diketahui nilanya.
Proses interpolasi digunakan untuk menghasilkan citra yang lebih detail.

II.9.1 Interpolasi Gaussian


Distribusi normal diperkenalkan pada abad ke-19, diawali oleh kemajuan
yang sangat pesat dalam pengukuran. Para pakar matematika pada waktu itu
dihadapkan pada suatu masalah bahwa apabila pengukuran dilakukan berulang-
ulang, maka akan diperoleh hasil yang berbeda-beda. Dari semua hasil
pengukuran yang diperoleh akan timbul masalah nilai manakah yang dianggap
paling tepat. Kesepakatan yang dilakukan oleh para pakar matematika ketika itu
adalah yang dianggap paling tepat yaitu nilai rata-rata dari pengukuran tersebut
dan semua penyimpangannya dianggap sebagai suatu kesalahan. Yang pertama
kali memperkenalkan distribusi normal adalah Abraham de Moivre (Perancis,
1667-1754).Tulisan tentang distribusi normal tersebut dimuat dalam sebuah
artikel pada tahun 1733 sebagai pendekatan dari distribusi binomial untuk n
besar. De Moivre telah menemukan persamaan matematika untuk kurva normal
yang menjadi dasar dalam banyak teori statistik inferensial. Menurut de Moivre,
suatu variabel random X dengan rata-rata () dan variansi (2 ) mempunyai
fungsi densitas:

−1
1 2
¿¿
f ( x )= e
σ √2π

dengan rata-rata () dan variansi ( 2 ) diketahui, maka seluruh kurva


normal dapat diketahui. Kemudian karya tersebut dikembangkan lebih lanjut
oleh Pierre Simon de Laplace (Perancis, 1749-1827). Laplace telah
menggunakan distribusi normal untuk analisis sesatan (error) suatu
percobaan/eksperimen. Pada tahun 1805 Andrian-Marie Legendre (Perancis,
1752-1833) memperkenalkan metode kuadrat terkecil. Metode ini kemudian
dipakai oleh Johann Carls Friedrich Gauss (Jerman, 1777-1855) dengan

20
mengasumsikan sesatannya mempunyai distribusi normal. Nama lain distribusi
normal adalah distribusi Gauss yaitu distribusi probabilitas yang paling banyak
digunakan dalam berbagai analisis statistika. Gauss telah mengamati hasil dari
percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang, dan dia telah menemukan hasil
yang paling sering, yaitu nilai rata-rata. Penyimpangan baik ke kanan atau ke
kiri yang jauh dari rata-rata terjadi semakin sedikit, sehingga jika disusun akan
terbentuk distribusi yang simetris. Distribusi Z dan Kegunaannya 2 Distribusi
normal sangat sesuai dengan distribusi empiris sehingga dapat dikatakan bahwa
semua kejadian yang alami akan membentuk distribusi normal. Dengan
menggunakan alasan ini maka distribusi ini dikenal sebagai distribusi normal
dan grafiknya dikenal sebagai kurva normal atau kurva Gauss. Distribusi normal
merupakan suatu alat statistik yang sangat penting untuk menaksir dan
meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas. Distribusi normal banyak
digunakan dalam berbagai bidang statistika, misalnya distribusi sampling rata-
rata akan mendekati normal, meski distribusi populasi yang diambil tidak
berdistribusi normal. Distribusi normal juga banyak digunakan dalam berbagai
distribusi dalam statistika, dan kebanyakan pengujian hipotesis mengasumsikan
normalitas suatu data.

21
II.9.2 Interpolasi Inverse Distance
Interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW) merupakan salah satu jenis
teknik interpolasi yang bersifat lokal. Nilai titik estimasi dipengaruhi oleh titik-
titik tetangga dimana titik yang jaraknya lebih dekat memberi pengaruh (bobot)
yang lebih besar dan bobot akan berkurang seiring bertambahmya jarak. Bobot
(ωi) menyatakan besar pengaruh titik tetangga pada titik estimasi. Persamaan
yang digunakan dalam metode interpolasi IDW yaitu:

N
z ( x , y )= ∑ ω i z ( x i , y i )
i=1

Dimana z(x,y) adalah nilai ketinggian estimasi pada titik (x,y), z ( x i , y i )


adalah data titik ketinggian yang ingin diinterpolasi sejumlah N titik, dan ω i
adalah bobot (weight) titik data. Bobot dirumuskan sebagai berikut:

h−i p
ω i= N

∑ h−i p
i=1

Dimana p adalah parameter power yang nilainya dapat diubah-ubah,


estimasi,hi adalah jarak titik data ke titik estimasi yang dapat dihitung
menggunakan persamaan pythagoras sebagai berikut:

hi =√ ¿¿

Kelebihan interpolasi IDW adalah jumlah titik-titik tetangga yang


berpengaruh dapat dibatasi. Titik-titik yang jauh dari titik estimasi dan dianggap
kurang berkorelasi atau tidak memiliki korelasi sama sekali bisa dihilangkan dari
perhitungan. Kelemahan interpolasi IDW yaitu tidak dapat mengestimasi nilai
diatas nilai maksimum dan dibawah nilai minimum dari titik-titik sampel.

22
II.9.3 Interpolasi Linear/Triangulation
Metode Triangulation/Linear Interpolation merupakan interpolasi dimana
dilakukan Algoritma dengan membuat segitiga dengan menggambar garis di
antara titik data. Titik-titik asli terhubung sedemikian rupa sehingga tidak ada
tepi segitiga yang berpotongan dengan segitiga lainnya. Hasilnya adalah
potongan-potongan segitiga di atas garis grid. Metode ini adalah interpolator
yang tepat. Setiap segitiga mendefinisikan sebuah bidang di atas grid node yang
terletak di dalam segitiga, dengan kemiringan dan ketinggian segitiga ditentukan
oleh tiga titik data asli yang mendefinisikan segitiga. Semua grid node dalam
suatu segitiga ditentukan oleh permukaan segitiga. Karena data asli digunakan
untuk mendefinisikan segitiga, data tersebut digunakan dengan cermat. Metode
Triangulation with Linear Interpolation bekerja paling baik ketika data
didistribusikan secara merata di area grid. Kumpulan data yang terpisah-pisah
menghasilkan sisi segitiga yang berbeda pada peta.
Metode triangulasi dengan interpolasi linier memberikan penilaian nilai
yang tidak diketahui dengan nilai linearitas. Formasi linier adalah diameter,
dimana tiga titik P, Q dan R adalah diekstraksi sehingga titik X terletak di dalam
segitiga. Dengan titik-titik ini adalah diameter dan koefisien khusus yang dicapai
dengan solusi sistem persamaan – dicari penyesuaian Z. Metode ini mengamati
nilai terukur, nyaman untuk pemodelan diskontinuitas di lapangan, tetapi
perilaku isoclines "kasar"

Gambar II. 14 Triangulasi dengan Interpolasi Linier

23
II.10 Software Slide3
Slide3 adalah program analisa kestabilan lereng dengan menggunakan
metode kesetimbangan batas 3 dimensi yang dikeluarkan oleh Rocscience. Slide3
dapat menghitung faktor keamanan dari geometri lereng yang kompleks sekalipun
dengan sangat cepat. Dengan analisa kestabilan lereng 3D menggunakan Slide3
maka dapat diketahui pula posisi dan bentuk bidang gelincir serta estimasi volume
potensi longsoran. Fitur-fitur utama yang dimiliki Slide3 yaitu:
 Perangkat modeling yang sangat mudah digunakan untuk konstruksi geometri
secara 3D
 Perhitungan arah longsoran tanpa asumsi pengguna (user definition)
 Dapat menggabungkan model material yang nonlinear dan anisotropic
 Menggukanan metode yang superior untuk menentukan bidang luncur kritis
dalam bentuk apapun
 10 kali lebih cepat dibandingkan kompetitor yang lain, dengan menggunakan
parallel processing untuk penghitungan yang cepat.

Gambar II. 15 Geometri 3 Dimensi Suatu Tambang Terbuka Menggunakan Slide3


(www.rocscience.com)

24
II.11 Prinsip Kestabilan Lereng 3D Slide3
Metode numerik awal yang diusulkan untuk perhitungan analisa kestabilan
lereng 3D pada awalnya tunduk pada beberapa kendala seperti :
• Asumsi arah longsoran
• Asumsi bidang simetri
• Kesetimbangan gaya dan momen transverse tidak terpenuhi
• Membutuhkan sistem koordinat lokal
• Metode pencarian bidang kritis (search method) yang simpel (contoh :
spherical, planar)

Hasilnya hanya memenuhi untuk kasus 3D simetri, tetapi tidak untuk kasus
3D asimetri yang rumit. Awalnya analisa secara 3D ini lebih dilakukan untuk
back analysis, bukan untuk mencari bidang kritis longsoran.

Metode Kesetimbangan Batas 3D dalam Slide3 yang dipakai sebenarnya


adalah metode Kesetimbangan Batas 2D yang diekstensi oleh Cheng dan Yip
(2007) yang merupakan penyempurnaan dari metode sebelumnya. Metode irisan
2D seperti Bishop, Janbu, Spencer, dan Morgenstern-Price diekstensi dimana
seluruh gaya dan momen diselesaikan dalam 2 arah orthogonal. Beberapa hal
yang disempurnakan yaitu :
• Kesetimbangan gaya dan momen dalam 2 arah orthogonal
• Arah longsoran dapat dipecahkan bukan diasumsikan

Sistem persamaan secara 3D-nya dapat ditentukan secara statistik.

25
II.12 Search Methods Slide3
Metode pencarian bidang luncur dalam Slide3 sangatlah otomatis dan hanya
memerlukan input user yang sedikit. Untuk bentuk permukaan dapat dibuat dan
dipilih dengan 2 tipe permukaan yang ada yaitu Spherical dan Ellipsoid, kemudian
dapat dicari bidang longsornya secara keseluruhan dengan FK yang lebih rendah.
Arah longsoran secara 3D akan secara otomatis terdeterminasikan selama analisis
berlangsung.
Pada Slide3, ada 4 metode pencarian slip surface yang disediakan yaitu Grid
Search, CS, dan PSO. Berdasarkan perkembangan metode-metode optimisasi, 2
diantara 4 yang disebutkan diatas merupakan metode yang paling modern dan
memiliki tingkat efektifitas yang tinggi dalam penyelesaian masalah di bidang
keteknikan. Metode tersebut adalah CS dan PSO.

26
II.5.9 METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metodologi Penelitian


Penelitian ini digunakan suatu metode Analisa numerik yaitu metode
kesetimbangan batas 3 dimensi, untuk menentukan faktor keamanan lereng,
estimasi volume longsoran dan posisi longsoran yang terjadi. Berdasarkan metode
pendekatannya, penelitian ini merupakan penelitian jenis eksperimental karena
pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap nilai variabel yang berbeda dan
pengaruhnya terhadap hasil analisis kestabilan lereng menggunakan metode
kesetimbangan batas. Berdasarkan data yang digunakan penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka.

III.2 Jenis Data Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder.
Data sekunder adalah data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian yang didapat
dari sumber tertentu dan bukan merupakan data yang didapat dari hasil pengujian.
Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari
Penelitian Muhammad Kemal Ghifari (2019). Pada penelitian Muhammad Kemal
Ghifari dilakukan Analisa kestablian lereng dengan model 3D yang memiliki
banyak lapisan atau multi-layer mnggunakan metode elemen, analisis menjadi
sulit dilakukan karena banyaknya lapisan sehingga kinerja perangkat lunak yang
menjadi terlalu berat. Untuk itu dilakukan simplifikasi dengan cara pembuatan
komposit, yaitu dengan menyatukan beberapa lapisan material menjadi satu
lapisan dengan nilai properties yang ditentukan dengan cara pembobotan
berdasarkan ketebalan lapisan setelah disatukan. Dalam penelitian ini lapisan
batubara dipisahkan dan dijadikan satu lapisan tersendiri.

27
III.3 Analisis Kestablian Lereng 3D Metode Kesetimbangan Batas
Analisis Kestabilan Lereng secara 3D dengan Metode Kesetimbangan Batas
menggunakan alat bantu perngkat lunak Rocscience Slide3.
Berikut adalah cara penggunaan software Slide3:
1) Buka Software Slide3
2) Klik Create New Project.
3) Pilih menu project setting, pilih metode Bishop Simplified.
4) Import geometri dari pit yang akan dianalisis.
5) Import geometri kontur struktur dari tiap lapisan.
6) Pilih menu Create external from surface dan buat kedalaman hingga
mencapai lapisan yang paling bawah.
7) Create external box dan sesuaikan ukuran volumenya.
8) Klik 3D boolean untuk melakukan intersect dari volumenya dan kondisi
volume harus dalam kondisi clear external.
9) Klik set as external untuk membuat volume.
10) Klik 3D boolean lalu pilih menu devide all geometry untuk membagi tiap
lapisan kontur struktur kedalam external volume.
11) Klik menu Define Material, input semua material properties yang akan
digunakan.
12) Klik menu Surface, pilih Surface Options.
13) Klik Search Method, pilih Define Search Grid
14) Klik Interpolation Method, pilih Gaussian, OK
15) Klik Compute, tunggu hingga selesai
16) Ulangi Langkah 1-15 dengan mengganti Interpolation Method: Inverse
Distance, dan Linear/Triangulation.

28
III.4 Tahapan Penelititan
Tahapan penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Tahapan ini meliputi langkah-langkah
analisan untuk penyelesaian masalah penelitian sehingga mendapatkan hasil
analisa dan dapat ditarik kesimpulan. Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi Literatur
Kegiatan ini dilakukan sebelum penelitian dimulai untuk mencari referensi
sebagai sarana yang dapat menunjang penelitian baik dari perusahaan atau
instansi terkait referensi dan acuan dapat berupa buku, jurnal, ataupun paper
dari penelitian yang telah ada sebelumnya.

2. Pengumpulan Data
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh sumber data yang akan
digunakan didalam penelitian ini. Pada penelitin ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari Muhammad Kemal Ghifari, 2019.

3. Pengolahan Data
Pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak yang sebagian besar dilakukan menggunakan software Slide3 yang
dikembangkan oleh perusahaan Rocscience. Perangkat lunak ini digunakan
untuk melakukan analisis kestabilan dengan metode kesetimbangan batas.
Data yang didapat selanjutnya diolah dengan software, lalu dilakukan
analisa secara 3 dimensi terhadap masing-masing metode interpolasi,
kemudian akan dianalisa dan dilakukan pembahasan guna diperolah suatu
penyelesaian masalah.

4. Pembahasan
Hasil yang didapat dari secara 3 dimensi dengan menggunakan software
Slide3 yang akan digunakan sebagai parameter untuk pembahasan. Pada
penelitian ini akan dibahas pengaruh dari metode interpolasi lubang bor
terhadap model geologi 3D dan apa pengaruhnya terhadap nilai faktor

29
keamanan, estimasi volume longsoran serta posisi longsoran.
5. Kesimpulan Dan Saran
Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan apakah ada pengaruh
dari interpolasi lubang bor terhadap kestabilan tingkat kestabilan lereng.

30
III.5 Diagram Alir Penelitian

Studi Literatur

Pengumpulan
Data Sekunder

Data Sifat Fisik Data Sifat Mekanik Topo Existing Pit Plan 2020 Data Survey dan
Lithologi Lubang Bor

Bobot Isi Kohesi,Sudut Geometri Lereng


Batuan: Kering, Gesek Dalam, dan
Natural, dan Kuat Tarik Batuan
Jenuh
Model Pit Plan 2020

Analisa Kestabilan Lereng


Metode Kesetimbangan Batas

Metode Interpolasi Bor Geoteknik

Gaussian Inverse DIstance Linear/Triangulation

 Model Penampang
 Nilai FK
 Volume Longsoran
 Posisi Longsoran
 Waktu Komputasi


Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

31
II.5.10 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Data Penelitian


Data-data yang digunakan didalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Data Bor Geoteknik dan Open Hole
Pada penelitian ini, ada beberapa jenis pemboran yang dilakukan untuk
menge-tahui perlapisan batuan pada daerah penelitian. Pemboran yang dilakukan
meliputi 6 pemboran geoteknik (DH_01, DH_03, DH_32, DH_34, DH_43,
DH_47), dan 10 pemboran open hole (DH_003, DH_10, DH_13, DH_55, DH_58,
DH_69, DH_92, DH_97, DH_100, DH_118). Pemboran geoteknik dalam hal ini
dilakukan untuk kepentingan korelasi perlapisan dan hasil pemboran ge-oteknik
yang berupa inti bor digunakan sebagai conto dalam pengujian sifat fisik dan
mekanik batuan. Sedangkan pemboran open hole dilakukan untuk pembuatan
stratmodel. Dari uji sifat fisik dan mekanik conto batuan, diperoleh data berupa
bobot isi batuan dalam kondisi kering, natural, maupun jenuh, kohesi, sudut gesek
dalam, modulus elastisitas dan poisson ratio yang nantinya data ini digunakan un-
tuk analisa kestabilan lereng menggunakan metode elemen hingga. Inti bor hasil
dari pemboran open hole dilakukan untuk mengetahui perlapisan batuan pada dae-
rah penelitian yang diakukan dengan logging lubang bor yang dilakukan untuk
untuk menghubungkan perlapisan sehingga informasi yang diperoleh lubang bor.

Gambar IV. 1 Peta Lubang Bor (Muhammad Kemal Ghifari,2019)

32
2. Data Pit Plan 2020 Format DXF
Data pit plan 2020 Format dxf digunakan untuk menentukan geometri
lereng yang selanjutnya menjadi dasar dalam pembuatan permodelan pit plan.
Data ini dibuat dengan menggunakan bantuan perangkat lunak minescape 5.7.

Gambar IV. 2 Pit Plan 2020 ( Muhammad Kemal Ghifari, 2019)

33
3. Data Topografi Existing DXF
Data kontur topografi situasi digunakan untuk digunakan untuk proses
triangulasi pada proses pemotongan permukaan kontur topografi dengan pit plan
untuk permodelan

Gambar IV. 3 Peta Topografi Existing (Muhammad Kemal Ghifari, 2019)

34
4. Data Hasil Pengujian Laboratorium Mekanika Batuan
Data yang dihasilkan dari pengujian laboratorium mekanika batuan adalah
data sifat fisik dan mekanik batuan. Data ini berupa bobot isi batuan dalam
kondisi kering, natural, dan jenuh, kohesi, dan sudut gesek dalam. Data sifat fisik
dan mekanik batuan ini digunakan sebagai data parameter dalam analisis
No Lithologi Peak (Mpa) Residual (Mpa)
1 Mudstone 0.06 0.03

2 Sandstone 0.12 0.06

3 Sandymudstone 0.07 0.05

4 Siltstone 0.09 0.04

5 Muddysandstone 0.09 0.04

6 coal 0.19 0.11

kestabilan lereng dengan metode kesetimbangan batas, menggunakan perangkat


lunak Slide3.
Data sifat fisik dan mekanik batuan diperoleh dari pengujian terahadap be-
berapa conto batuan. Untuk itu, nilai dari data yang digunakan adalah nilai rata-
rata dari data yang diperoleh. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
persebaran data yang diperoleh adalah normal, sehingga dilakukan penentuan nilai
rata-rata dari jumlah seluruh data terhadap jumlah data yang diperoleh. Berikut ini
adalah data yang diperoleh dari pengujian laboratorium mekanika batuan, berupa
sifat fisik dan mekanik batuan. Data sifat fisik dan mekanik ini didapatkan dari
penelitian Muhammad Kemal Ghifari (2019).

Tabel IV. 1 Rata-Rata Nilai Kohesi (Muhammad Kemal Ghifari, 2019)

35
Tabel IV. 2 Rata-Rata Nilai Sudut Gesek Dalam (Muhammad Kemal Ghifari, 2019)
No Lithologi Peak (o) Residual (o)
1 Mudstone 18.12 15.49

2 Sandstone 30.12 20.13

3 Sandymudstone 21.88 16.89

4 Siltstone 22.56 15.79

5 Muddysandstone 26.39 17.04

6 coal 43.06 23.97

Tabel IV. 3 Nilai Rata-Rata Bobot Isi (Muhammad Kemal Ghifari,2019)


No Lithologi Kering(gr/cm3) Natural(gr/cm3) Jenuh(gr/cm3)
1 Mudstone 2.03 2.10 2.16
2 Sandstone 2.17 2.30 2.37
3 Sandymudstone 2.06 2.16 2.22
4 Siltstone 2.03 2.11 2.19

36
5 Muddysandstone 2.13 2.26 2.34
6 coal 1.29 1.38 1.41

Tabel IV. 4 Rata-Rata Nilai Kuat Tarik (Muhammad Kemal Ghifari,2019)

No Lithologi Peak (Mpa) Residual (Mpa)


1 Mudstone 0.14 0.10

2 Sandstone 0.26 0.15

5. 3 Sandymudstone 0.16 0.15 Sifat


4 Siltstone 0.20 0.12 Fisik
dan 5 Muddysandstone 0.21 0.12 Mekanik
6 coal 0.40 0.21 Setelah
Pembobotan
Data yang ditampilkan pada tabel-tabel diatas merupakan data sebelum
dilakukan suatu metode penyederhanaan dari model geologi dengan banya
perlapisan menjadi beberapa komposit. Metode ini dilakukan dengan cara
pembobotan terhadap properties mekanik dan fisik batuan berdasarkan ketebalan.
Penentuan ketebalan dilakukan dengan cara membagi total kedalaman dengan
jumlah composite yang diinginkan. Pada penelitian oleh Muhammad Kemal
Ghifari (2019) melakukan pembobotan sifat fisik dan mekanik batuan dilakukan
dengan rumus berikut:

( n1 xt 1 ) + ( n 2 Xt 2 ) + ( n 3 Xt 3 ) … ..(nixti)
composite=
t 1+t 2+ t 3 … .ti

37
Dimana n adalah nilai properties batuan dan t merupakan ketebalan
lapisan. Data properties batuan yang sudah dibobotkan ini merupakan data yang
sudah tersedia dari peneliti terdahulu. Berikut adalah tabel nilai properties batuan
hasil pembobo-tan 7 lapisan yang dilakukan pada penelitian Muhammad Kemal
Ghifari (2019).

Tabel IV. 5 Data Sifat Fisik dan Mekanis Hasil Pembobotan (Muhammad Kemal Ghifari, 2019)
Nomor C Cred  red  red E  Unit
Komposit Weight
(Mpa (Mpa (Mpa (Mpa (º) (º) (Mpa
) ) ) ) ) (gr/cm3)

1 0,07 0,04 0,15 0,11 19,1 15,8 20,28 0,3 2,13


9 5 1

2 0,07 0,05 0,17 0,13 21,1 16,5 21, 0,3 2,12


0 0 0

3 0,09 0,06 0,20 0,14 23,9 17,4 23,26 0,3 2,05


4 8 0

4 0,08 0,05 0,19 0,13 23,2 17,2 22,09 0,3 2,06


6 2 0

5 0,09 0,05 0,23 0,14 27,1 18,4 24,62 0,2 2,12


1 0 8

6 0,10 0,05 0,20 0,13 24,4 17,6 26,67 0,2 2,27


1 6 7

7 0,07 0,05 0,17 0,14 22,2 16,9 19,90 0,2 2,14


6 8 9

38
6. Data Model Minescape Composite 7 Lapisan
Data model Minescape composite 7 lapisan digunakan untuk optimasi
model geologi hasil dari metode interpolasi. Data Model Composite 7 Lapisan
dengan nilai FK 1,19 didapatkan dari penelitian Muhammad Kemal Ghifari
(2019).

39
IV.2 Model Penampang Pit
Berikut adalah model penampang pit yang dihasilkan Slide3 untuk
digunakan dalam analisa kestabilan lereng 3D dengan resolusi komputasi yang
berbeda pada setiap metode interpolasi

IV.2.1 Interpolasi Gaussian

Gambar IV. 4 Model Penampang Gaussian Low Resolution

Gambar IV. 5 Model Penampang Gaussian Medium Resolution

40
Gambar IV. 6 Model Penampang Gaussian High Resolution

IV.2.2 Interpolasi Inverse Distance

Gambar IV. 7 Model Penampang Inverse Distance Low Resolution

41
Gambar IV. 8 Model Penampang Inverse Distance Medium Resolution

Gambar IV. 9 Model Penampang Inverse Distance High Resolution

42
IV.2.3 Interpolasi Linear/Triangulation

Gambar IV. 10 Model Penampang Linear/Triangulation Low Resolution

Gambar IV. 11 Model Penampang Linear/Triangulation Medium Resolution

43
Gambar IV. 12 Model Penampang Linear/Triangulation High Resolution

IV.3 Hasil FK dan Volume Longsoran

Low Medium High


Metode Interpolasi Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu
FK Komputasi FK Komputasi FK Komputasi
(s) (s) (s)
Gaussian 1,561 622,66 1,563 666,738 1,55 673,5
9
Inverse Distance 1,561 750,506 1,57 795,541 1,55 802,152
4
Linear/ 1,577 591,819 1,581 601,709 1,59 636,126
Triangulation 1
Tabel IV. 6. Nilai Fk dan Waktu Komputasi

44
Tabel IV. 7 Volume Longsoran dan Waktu Komputasi
Low Medium High
Metode Interpolasi Volume Waktu Volume Waktu Volume Waktu
Longsoran Komputasi Longsoran Komputasi Longsora Komputasi
(m3) (s) (m3) (s) n (m3) (s)
Gaussian 591649 622,66 541410 666,738 533947 673,5
Inverse Distance 591649 750,506 552513 795,541 579348 802,152
Linear/Triangulation 838143 591,819 718745 601,709 560967 636,126

Dalam analisis kestabilan lereng permodelan dengan menggunakan


interpolasi lubang bor menghasilkan model 3D yang meneyerupai kondisi aktual
di lapangan. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa pada masing-masing metode
interpolasi dengan hasil model penampang, nilai FK dan volume longsoran yang
berbeda-beda. Hasil yang dicari adalah metode permodelan dengan nilai FK dan
Volume Longsoran serta Model Penampang yang paling mendekati dengan
penelitian acuan.
Metode Gaussian adalah metode permodelan yang cocok untuk permodelan
dengan data yang sedikit, minimal 2 data bor dilakukan pemodelan model
mendekati model Linear/Triangulation. Model yang dihasilkan pada metode ini
adalah model dengan kemenerusan yang cukup tegas namun memiliki lekukan.
Pada percobaan ini, metode Gaussian dengan kualitas komputasi low
membutuhkan waktu komputasi selama 10 menit. Nilai FK yang dihasilkan
sebesar 1,561 dan Volume Longsoran sebesar 591649 m3. Metode Gaussian
dengan kualitas komputasi medium membutuhkan waktu komputasi selama 11
menit. Nilai FK yang dihasilkan sebesar 1,563 dan Volume Longsoran sebesar
541410 m3. Metode Gaussian dengan kualitas komputasi High membutuhkan

45
waktu komputasi selama 11 menit. Nilai FK yang dihasilkan sebesar 1,559 dan
Volume Longsoran sebesar 533947 m3.

Metode Inverse Distance adalah metode permodelan yang cocok untuk


permodelan dengan data yang sedikit minimal 2 data bor Model yang dihasilkan
pada metode ini adalah model dengan kemenerusan yang cukup tegas namun
memiliki lekukan. Pada percobaan ini, metode Inverse Distance dengan kualitas
komputasi low membutuhkan waktu komputasi selama 12 menit. Nilai FK yang
dihasilkan sebesar 1,561 dan Volume Longsoran sebesar 591649 m3. Metode
Inverse Distance dengan kualitas komputasi medium membutuhkan waktu
komputasi selama 13 menit. Nilai FK yang dihasilkan sebesar 1,57 dan Volume
Longsoran sebesar 552513 m3. Metode Inverse Distance dengan kualitas
komputasi High membutuhkan waktu komputasi selama 13 menit. Nilai FK yang
dihasilkan sebesar 1,554 dan Volume Longsoran sebesar 579348 m3.
Metode Linear/Triangulation adalah metode permodelan yang paling cocok
pada bidang perlapisan yang jelas atau tidak banyak parting. Model yang
dihasilkan pada metode ini adalah model dengan kemenerusan yang tegas. Pada
percobaan ini, metode Linear/Triangulation dengan kualitas komputasi low
membutuhkan waktu komputasi selama 9 menit. Nilai FK yang dihasilkan sebesar
1,557 dan Volume Longsoran sebesar 838143 m3. Metode Linear/Triangulation
dengan kualitas komputasi medium membutuhkan waktu komputasi selama 10
menit. Nilai FK yang dihasilkan sebesar 1,581 dan Volume Longsoran sebesar
718745 m3. Metode Linear/Triangulation dengan kualitas komputasi High
membutuhkan waktu komputasi selama 10 menit. Nilai FK yang dihasilkan
sebesar 1,591 dan Volume Longsoran sebesar 560967 m3.
Hasil Komputasi setiap metode interpolasi menghasilkan area posisi
longsoran yang sama. Model penampang yang paling mendekati model
penampang acuan composite 7 lapisan adalah model penampang yang dihasilkan
dari metode interpolasi Linear/Triangulation.

46
II.5.11 KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Metode interpolasi lubang bor menghasilkan model penampang geologi
yang berbeda-beda
2. Metode Interpolasi Linear/Triangulation merupakan metode dengan model
penampang yang paling mendekati model penampang acuan
3. Masing-masing metode interpolasi menghasilkan Nilai Faktor Keamanan
dan Volume Longsoran yang berbeda-beda
4. Masing-masing metode interpolasi menghasilkan Posisi Area Longsoran
yang sama
5. Metode interpolasi yang menghasilkan Nilai Faktor Keamanan yang
paling besar adalah metode Interpolasi Linear/Triangulation dengan nilai
FK 1,591

V.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap hasil olah data maka
faktor-faktor eksternal seperti muka air tanah, getaran, dan lain-lain perlu
dimasukkan dalam analisa kestabilan lereng.
2. Perlu dilakukan analisa kestabilan lereng dengan metode Interpolasi yang
lain untuk perbandingan

47
DAFTAR PUSTAKA

Bishop, A.W. 1955: The use of the slip circle in the stability analysis of earth
slopes. Geotechnique, Lodon College, 5, 7–17.

Wyllie, D.C. 1980: Toppling rock slope failures, examples of analysis and
stabilization. Rock Mech., 13, 89–98.

Kalatehjari, R., dan Ali, N. (2013): A Review of Three-Dimensional Slope


Stability Analyses Based On Limit Equilibrium Method, Electronic Journal of
Geotechnical Engineering, 18, 119–134.

Qiu, C., Xie, M., dan Esaki, T. (2007): Application of GIS Technique in
Three-Dimensional Slope Stability Analysis, 3(1), 703–712.

Reyes, A., dan Parra, D. (2014): 3D Slope Stability Analysis by The Using
Limit Equilibrium Method Analysis of A Mine Waste Dump, Proceedings
Tailings and Mine Waste, Colorado, USA, 127–139.

Astri A.N., 2018, Analisis Kestabilan Lereng Dua Dimensi dan Tiga Dimensi
dengan Metode Kesetimbangan Batas di PT Bukit Asam Tbk, Skripsi, Universitas
Trisakti, Jakarta.

Zakaria, Z. (2009): Analisis Kestabilan Lereng, Yogyakarta, Prodi Teknik


Geologi - Fakultas Teknik Geologi.

48
Ghifari, M.K. 2019: Pengaruh Pembobotan Nilai Properties Batuan Terhadap
Hasil Analisis Kestabilan Lereng Dengan Metode Elemen Hingga 3 Dimensi,
Universitas Trisakti.

Nadya A.H., 2018, Analisis Kestabilan Lereng Batugamping PT Omya


Indonesia, Rembang, Jawa Tengah Menggunakan Metode Kesetimbangan Batas
Pada Software Slide3, Skripsi, Universitas Trisakti, Jakarta.

Rocscience (2018): Slide 2018: Grid Search, diperoleh melalui situs internet:
www.rocscience.com.

Rocscience (2018): Slide3 – 3D Limit Equilibrium Slope Stability Overview,


diperoleh melalui situs internet: www.rocscience.com.

Rocscience (2018): Slide3: Tutorials, diperoleh melalui situs internet:


www.rocscience.com.

49
LAMPIRAN

 Lampiran A Hasil Komputasi Metode Interpolasi Gaussian

A. 1 Hasil Komputasi Gaussian High Resolution

50
A. 2 Hasil Komputasi Gaussian Medium Resolution

A. 3 Hasil Komputasi Gaussian Low Resolution

51
 Lampiran B Hasil Komputasi Metode Interpolasi Inverse Distance

B. 1 Hasil Komputasi Inverse Distance High Resolution

52
B. 2 Hasil Komputasi Inverse Distance Medium Resolution

B. 3 Hasil Komputasi Inverse Distance Low Resolution

53
 Lampiran C Hasil Komputasi Metode Interpolasi Linear/Triangulation

C. 1 Hasil Komputasi Linear/Triangulation High Resolution

54
C. 2 Hasil Komputasi Linear/Triangulation Medium Resolution

C. 3 Hasil Komputasi Linear/Triangulation Low Resolution

55

Anda mungkin juga menyukai