Anda di halaman 1dari 130

ANALISIS OVERPRESSURE DENGAN MEKANISME

PEMBEBANAN DAN NON - PEMBEBANAN BERDASARKAN


DATA LOG PADA LAPANGAN “X” CEKUNGAN
SUMATERA SELATAN

SKRIPSI
Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Sarjana Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Reza Utama Darmawan
072001500126

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020

i
OVERPRESSURE ANALYSIS WITH LOADING AND
UNLOADING MECHANISM BASED ON LOG DATA
AT “X” FIELD SOUTH SUMATRA BASIN

FINAL ASSESMENT
Submitted as a requirement to obtain Undergraduate in study program of
Geology, Faculty of Earth Technology and Energy

By
Reza Utama Darmawan
072001500126

STUDY PROGRAM OF GEOLOGY DEPARTEMENT


FACULTY OF EARTH TECHNOLOGY AND ENERGY
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020

ii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS OVERPRESSURE DENGAN MEKANISME
PEMBEBANAN DAN NON PEMBEBANAN BERDASARKAN
DATA LOG PADA LAPANGAN “X” CEKUNGAN
SUMATERA SELATAN

SKRIPSI
Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Sarjana Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Reza Utama Darmawan
072001500126

Foto
Menyetujui,
2x3
Pembimbing I Pembimbing II

( Dr.Ir.Imam Setiaji Ronoatmono, MT ) ( Novi Triani, ST, MT )


NIK : USAKTI/3474 NIK : USAKTI/3203

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Geologi

(Dr. Ir. Arista Muhartanto, MT)


NIK : USAKTI/2025

iii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS OVERPRESSURE DENGAN MEKANISME
PEMBEBANAN DAN NON – PEMBEBANAN BERDASARKAN
DATA LOG PADA LAPANGAN “X” CEKUNGAN
SUMATERA SELATAN

SKRIPSI
Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Sarjana Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Reza Utama Darmawan
072001500126

Menyetujui,

Pembimbing Teknis

( Bayu Sapta Fitriana, ST )


Pertamina Hulu Energi Ogan Komering

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Geologi

(Dr. Ir. Arista Muhartanto, MT)


NIK : USAKTI/2025

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur serta terima kasih kepada Allah SWT atas Karunia-Nya lah
sehingga skripsi yang berjudul “ANALISIS OVERPRESSURE DENGAN
MEKANISME PEMBEBAN DAN NON PEMBEBANAN BERDASARKAN
WIRELINE LOG PADA LAPANGAN “X” CEKUNGAN SUMATERA
SELATAN” ini dapat terselesai dengan baik dan tepat waktu.
Pada kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun
tidak langsung :
1. Mama dan Papa dan adik penulis, yang selalu memberikan motivasi,
semangat, kasih sayang, dan membantu membiayai dan memberikan
fasilitas untuk penulis.
2. Keluarga besar H. Soelardi dan Keluarga besar Ir. Basuki Mangunwasito
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dan dukungan baik moral
dan materi
3. Bapak Dr. Ir Imam Setiaji Ronoatmojo,.MT. selaku pembimbing utama
dalam tugas akhir penulis yang selalu sabar membimbing penulis hingga
selesainya tugas akhir ini.
4. Novi Triani , ST., MT. selaku pembimbing kedua dalam tugas akhir penulis
yang selalu sabar membimbing penulis hingga selesainya tugas akhir ini.
5. Bapak Bayu Sapta Fitriana selaku pembimbing teknis di PT. PERTAMINA
HULU ENERGI OGAN KOMERING atas segala saran, bimbingan dan
nasehatnya selama penelitian berlangsung dan selama penulisan skripsi ini.
6. Bapak Agah Nugraha selaku Manager Exploration PT. PERTAMINA
HULU ENERGI OGAN KOMERING atas kesempatan untuk penelitian
tugas akhir penulis dan bimbingan, saran selama penulisan skripsi ini.
7. PT. PERTAMINA HULU ENERGI OGAN KOMERING yang
menyediakan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
8. Bapak Dr. Ir. Arista Muhartanto selaku Ka. Prodi Jurusan Teknik Geologi
Universitas Trisakti.

v
9. Bapak Ramadhan Adhitama ST. MT selaku dosen wali penulis.
10. Teman – Teman penulis , Risha, Reno, Vieri, Ais, Pauling Shafa
Widandi, Miza , Rifano, Naufal, Petrus, Hanny, Faza yang selalu
mengsupport penulis
11. Teman Teman diskoesi Sandi, Oi, Angga, Gustap , DT yang selalu
mengsupport penulis hingga selesai tugas akhir ini
12. Teman – teman Srab, Angga, Asel, Rio, Senko, Tyo dan Biyan selalu
mengsupport penulis
13. Teman-teman Geologi Universitas Trisakti yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang juga selalu membantu penulis.

vi
ABSTRAK

ANALISIS OVERPRESSURE DENGAN MEKANISME PEMBEBANAN


DAN NON-PEMBEBANAN PADA LAPANGAN “X” CEKUNGAN
SUMATERA SELATAN

Reza Utama Darmawan1


1
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi,
Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Daerah penelitian terletak di Cekungan Sumatera Selatan pada Sub Cekungan


Palembang. Penelitian overpressure ini bertujuan untuk mengetahui Formasi pada
daerah penelitian yang mengalami overpressure dan mekanisme overpressure
pada Lapangan X Cekungan Sumatera Selatan, yang akan berguna untuk melihat
prediksi tekanan pori pada bawah permukaan yang berguna untuk keselamatan
pemboran dalam eksplorasi hidrokarbon di daerah yang sama di masa depan.
Perhitungan tekanan pori dalam studi ini meggunakan metode Eaton berkonstanta
empiris pangkat dua dan tiga berdasarkan log sonic. Pada keempat sumur yang
diteliti, yaitu Sumur R-1, R-2, R-3, dan R-4.zona overpressure terjadi pada
kedalaman Formasi Air Benakat dan Formasi Gumai dan Formasi Talang Akar.
Formasi Air Benakat dan Formasi Gumai disebabkan oleh mekanisme
pembebanan. Sedangkan Formasi Talang Akar terjadi pada diakibatkan oleh
mekanisme non-pembebanan berupa diagenesis mineral lempung dan
pembentukan hidrokarbon dan juga didukung dengan data Tmax.. Pada Peta Sand
Shale Ratio didapatkan dengaan pengendapan barat – timur berdasarkan litologi
batupasir yang dominanan dari barat dengan batuserpih yang dominan mengarah
orientasi timur.

Kata Kunci: Overpressure, Cekungan Sumatera Selatan, Metode Eaton,


Mekanisme Overpressure

vii
ABSTRACT

OVERPRESSURE ANALYSIS WITH LOADING AND NON-LOADING


MECHANISM AT THE "X" FIELD OF SOUTH SUMATERA BASIN

Reza Utama Darmawan1


1
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi,
Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

The study area is located in the South Sumatra Basin in the Palembang Sub Basin.
This overpressure study aims to study the Formation in research that increases
overpressure and overpressure in the Basin X Field, South Sumatra, which will be
useful to see estimates of emissions on the lower surface that are useful for drilling
safety in hydrocarbon research in the same area in the future. Calculating the
pressure in this studio using the Eaton method with empirical constants of two and
three squares based on a sonic log. R-1, R-2, R-3, and R-4 wells. Overpressure
occurs at the depths of the Benakat Air Formation and Gumai Formation and
Talang Akar Formation. The Benakat Air Formation and the Gumai Formation are
influenced by the loading relationship. While the Talang Akar Formation occurs
when it is involved by non-loading including clay mineral diagenesis and
hydrocarbon formation and is also supported by Tmax data and vitrinite reflatance.

Key Word: Overpressure, South Sumatera Basin, Eaton Method, Overpressure


mechanism

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
TITLE PAGE .......................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA............... v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


I.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
I.3 Maksud dan Tujuan ........................................................................................... 2
I.4 Batasan Masalah ................................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 2
I.6 Peneliti Terlebih dahulu ( Skripsi Teknik Geologi ).......................................... 3

BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................ 4


II.1 Geologi Regional Cekungan Sumatera Selatan ................................................ 4
II.1.1 Struktur Geologi Regional ...................................................................... 4
II.1.2 Stratigrafi Regional ................................................................................ 6
II.2 Petroleum System Cekungan Sumatera Selatan ............................................... 8
II.2.1 Source Rock ............................................................................................ 8
II.2.2 Reservoir Rock........................................................................................ 9
II.2.3 Seal Rock ................................................................................................ 9
II.2.4 Trap ...................................................................................................... 10
II.2.5 Migrasi .................................................................................................. 10
II.3 Konsep Tekanan ............................................................................................. 10

ix
II.4 Tegasan Vertikal ............................................................................................. 11
II.5 Tegasan Hidrostatis Normal ........................................................................... 12
II.6 Tegasan Horizontan Minimum ( Tekanan Rekah ) ........................................ 13
II.7 Tekanan Efektif .............................................................................................. 15
II.8 Mekanisme Overpressure ............................................................................... 15
II.8.1 Mekanisme Pembebanan ..................................................................... 16
II.8.2 Mekanisme Non- Pembebanana .......................................................... 16
II.8.3 Plot silang Velocity – Densitas............................................................. 17
II.9 Identifikasi dan Estimasi Overpressure.......................................................... 18
II.9.1 Kompaksi Batulempung....................................................................... 18
II.9.2 Karateristik Overpressure .................................................................... 20
II.10 Metode Estimasi Overpressure .................................................................... 21
II.11 Data Pendukung............................................................................................ 21
II.12 Rekomendasi Pemboran ............................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 23


III.1 Sistematika Penlisan ..................................................................................... 23
III.2 Diagram Alir Penelitian ................................................................................ 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 25


IV.1 Ketersediaan Data ......................................................................................... 25
IV.2 Pengolahan Data ........................................................................................... 26
IV.2.1 Determinasi Tekanan Hidrostatik dan Litostatik .............................. 26
IV.2.2 Determinasi Tren Kompaksi Normal ( TKN ) .................................. 27
IV.2.3 Determinasi Tekanan Pori dan Tekanan Rekah ................................ 28
IV.2.4 Determinasi Mekanisme Overpressure............................................. 32
IV.3 Analisis Sumur .............................................................................................. 32
IV.3.1 Sumur R-1 ....................................................................................... 32
IV.3.2 Sumur R-2 ....................................................................................... 33
IV.3.3 Sumur R-3 ....................................................................................... 35
IV.3.4 Sumur R-4 ....................................................................................... 37
IV.4 Kompilasi Tekanan Pada Setiap Sumur ........................................................ 38

x
IV.5 Overpressure ................................................................................................. 38
IV.5.1 Sumur R-1 ......................................................................................... 38
IV.5.2 Sumur R-2 ......................................................................................... 39
IV.5.3 Sumur R-3 ......................................................................................... 39
IV.5.4 Sumur R-4 ......................................................................................... 39
IV.6 Analisis Mekanisme Ovepressure ................................................................ 40
IV.7 Kompilasi Mekanisme Ovepressure ............................................................. 57
IV.7.1 Sumur R-1 ......................................................................................... 58
IV.7.2 Sumur R-2 ......................................................................................... 58
IV.7.3 Sumur R-3 ......................................................................................... 59
IV.7.4 Sumur R-4 ......................................................................................... 61
IV.8 Peta Struktur Kedalaman .............................................................................. 62
IV.9 Peta Sand Shale Ratio ................................................................................... 63
IV.10 Rekomendasi Pemboran ............................................................................. 64

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 72


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74
LAMPIRAN ......................................................................................................... 76

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Ketersediaan Data ................................................................... 25


Tabel 4.2 Tabel Ketersediaan Data Pada Tekanan ............................................. 25
Tabel 4.3 Tabel Ketersediaan Data Pendukung ................................................. 25
Tabel 4.4 Tabel Perhitungan kedalaman m Konversi ft ..................................... 26
Tabel 4.5 Perhitungan tekanan hidrostatis dan tekanan vertikal sumur R-3 ...... 27
Tabel 4.6 Volume Serpih Pada Setiap Sumur .................................................... 28
Tabel 4.7 Nilai cut off pada setiap formasi. ........................................................ 28
Tabel 4.8 Perhitungan Mud Weight pada sumur R-3. .............................................. 30
Tabel 4.9 Perhitungan Tekanan Pori dan Tekanan Rekah ................................. 31
Tabel 4.10 Data Laju Pengendapan Formasi Tiap Sumur.................................... 41
Tabel 4.11 Perhitungan Konversi Sonic - Velocity.............................................. 41
Tabel 4.12 Kompilasi formasi dan mekanisme overpressure .............................. 66

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Geologi Regional Cekungan Sumatera Selatan (De Coaster,
1974 .................................................................................................... 5
Gambar 2.2 Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Selatan ............................ 6
Gambar 2.3 Konsep Tekanan menurut Terzaghi,1941 ...................................... 11
Gambar 2.4 Konsep Overbuden Stress menurut Terzaghi, 1967 ...................... 12
Gambar 2.5 Grafik Hubungan Antara Tekanan dan Kedalaman yang Menunjukan
Zona Overpressure ( Ramdhan,2010) ............................................ 13
Gambar 2.6 Contoh plot silang sonic densitas pada diagenesis mineral
lempung .......................................................................................... 15
Gambar 2.7 Plot silang velocity – densitas berdasarkan hoesni 2004 ............... 16
Gambar 2.8 Perbandingan Tren Kompaksi Normal (TKN) antara persamaan
eksponensial 2PNCT dan 3P-NCT .............................................. 18
Gambar 2.9 Ilustrasi profil respon log terhadap kedalaman berdasarkan
mekanisme ketidakseimbangan kompaksi dan non-pembenanan 19
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 23
Gambar 4.1 Penentuan tren kompaksi normal berdasarkan log sonic a) sumur
R-1, b) sumur R-2, C) sumur R-3, d) sumur R-4 .......................... 31
Gambar 4.2 Korelasi Sumur Berdasarkan Top Formasi Pada Lapangan “X” . 42
Gambar 4.3 Korelasi Sumur Berdasarkan Kompilasi Tekanan Pada Lapangan
“X” .................................................................................................. 43
Gambar 4.4 Profil tekanan pori pada sumur R-1 ............................................... 44
Gambar 4.5 Profil tekanan pori pada sumur R-2 ............................................... 45
Gambar 4.6 Profil tekananan pori pada sumur R-3............................................ 46
Gambar 4.7 Profil Tekanan Pori Pada Sumur R-4 ............................................. 47
Gambar 4.8 Plot silang sonic – densitas R-1 dan R-2 ........................................ 48
Gambar 4.9 Plot silang sonic – densitas R-3 dan R-4 ........................................ 49
Gambar 4.10 Vitrine reflatance pada sumur R-1 ................................................. 50
Gambar 4.11 Vitrinite reflatance pada sumur R-4 ........................................... 50
Gambar 4.12 Tmax pada sumur R-1 ................................................................... 51
Gambar 4.13 Tmax pada sumur R-4 ................................................................... 51

xiii
Gambar 4.14 Plot silang velocity-densitas, velocity-tekanan pori, densitas –
tekanan pori R-1 ............................................................................ 52
Gambar 4.15 Plot silang velocity-densitas, velocity-tekanan pori, densitas –
tekanan pori R-2 ............................................................................ 53
Gambar 4.16 Plot silang velocity-densitas, velocity-tekanan pori, densitas –
tekanan pori R-3 ............................................................................ 54
Gambar 4.17 Plot silang velocity-densitas, velocity-tekanan pori, densitas –
tekanan pori R-4 ............................................................................ 55
Gambar 4.18 Mekanisme Overpressure dari data korelasi sumur ...................... 65
Gambar 4.19 Peta struktur kedalaman Formasi Air Benakat.............................. 67
Gambar 4.20 Peta struktur kedalaman Formasi Gumai ...................................... 68
Gambar 4.21 Peta struktur kedalaman Formasi Talang Akar ............................ 69
Gambar 4.22 Korelasi sumur flattening Formasi Talang Akar ........................... 70
Gambar 4.23 Peta Sand Shale Ratio ................................................................... 71

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Biostatigrafi sumur R-2


Lampiran 2 : Data Biostratigrafi sumur R-3
Lampiran 3 : Perhitungan tekanan hidrostatis, tekanan litostatik, tekanan pori Sumur
R-1
Lampiran 4 : Perhitungan tekanan hidrostatis, tekanan litostatik, tekanan pori Sumur
R-2
Lampiran 5 : Perhitungan tekanan hidrostatis, tekanan litostatik, tekanan pori Sumur
R-3
Lampiran 6 : Perhitungan tekanan hidrostatis, tekanan litostatik, tekanan pori Sumur
R-4
Lampiran 7 : Perhitungan berat lumpur pada sumur R-1
Lampiran 8 : Perhitungan berat lumpur pada sumur R-2
Lampiran 9 : Perhitungan berat lumpur pada sumur R-3
Lampiran 10 : Perhitungan berat lumpur pada sumur R-4

xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN Nama Pemakaian pertama


kali pada halaman

SSR Sand Shale Ratio 62


PP Tekanan pori 13
Sv Tekanan vertikal ( litostatik) 14
LOT Leak off test 13

LAMBANG

σv Tekanan Vertikal 11
ρb Densitas sedimen 11
P Tekanan 12
ρw Densitas air 12
g Percepatan gravitas 12
z Kedalaman 12

xvi
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Minyak bumi adalah senyawa yang dihasilkan dari pelapukan materi organik
menjadi fosil dan mengendap dalam kerak bumi. Senyawa ini menjadi salah satu
sumber kekayaan yang sangat penting dan memiliki peran yang besar dalam
peradaban manusia. Meskipun keberadaanya terkadang menjadi sumber konflik
internasional,namun masih memberikan efek positif yang sangat besar dalam
kehidupan manusia dan sangat sulit untuk digantikan dengan energi yang lain pada
masa sekarang.

Terhadap kebutuhan akan energi tidak bisa dipungkiri terus meningkat setiap
tahunnya, khususnya kepada sumber energi minyak dan gas bumi itu sendiri.
Kondisi mencapai 962 juta Setara Barel Minyak (SBM) pada tahun 2014 (BPPT,
2016).Hal ini Menunjukan bahwa Kebutuhan akan energi yang besar tersebut
haruslah diimbangi dengan meningkatnya jumlah cadangan energi itu sendiri. Guna
meningkatkan jumlah cadangan tersebut terdapat beberapa upaya yang dapat
dilakukan, diantaranya adalah dengan penemuan lapangan minyak baru atau
pengembangan lapangan minyak tua dengan konsep yang baru sehingga dapat
diperoleh temuan temuan baru dilapangan tersebut.

Tetapi, pada suatu upaya penemuan minyak, terdapat parameter yang penting
untuk diketahui yaitu tekanan pori. Tekanan Pori yang melebihi tekanan normal
disebut Overpressure. Keberadaan Overpressure sendiri dapat mengakibatkan
kegagalan pemboran sehingga mengalami kerugian dari segi biaya hingga
keamanan. Maka, perlu adnya pemahaman overpressure dengan baik agar
eksplorasi atau ekspolitasi migas berjalan dengan baik dan mampu mengantisipasi
bila memang terjadi Overpressure. Disamping itu, tekanan pori juga bisa berperan
sebagai indiakator adanya migrasi hidrokarbon.

I.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil tekanan pori pada lapangan “X” Cekungan Sumatera


Selatan ?

1
2. Formasi apa yang mengalami Overpressure Pada Lapangan “ X “
Cekungan Sumatera Selatan ?

3. Mekanisme apa yang menyebabkan terjadinya Overpressure pada


lapangan “X”Cekungan Sumatera Selatan ?

I.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah menentukan profil tekanan pori pada
lapangan X, mengetahui tekanan tiap formasi pada tiap sumur, dan diakhir
mekanisme terjadinya Overpressure pada lapangan X.

Tujuan penelitian ini adalah dengan mengetahui profil tekanan pori dan diakhiri
mengetahui mekanisme terjadinya overpressure, maka dapat diketahui zona
overpressure pada kedalaman tiap sumur untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sehingga dapat mencegah terjadinya Overpressure..

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini difokuskan ke profil
tekanan pori Lapangan “X”. Penelitian ini difokuskan pada analisis tekanan pori
Lapangan “X” , formasi yang yang mempunyai tekanan pori melebihi tekanan
normal dan mekanisme Overpressure sendiri terbentuk disebabkan mekanisme
pembebanan dan non pembenanan . Penelitian ini menggunakan log sumur, dan
yang ditunjang dengan beberapa data sekunder seperti laporan analisis dan log,
laporan analisis, peta struktur kedalaman, laporan geokimia, peta sand shale ratio
laporan produksi sumur, laporan pemboran dan laporan lain yang ikut diolah.

I.5 Manfaat Penelitian

1. Melihat profil tekanan pori pada tiap sumur dengan formasi paling atas
sampai dengan formasi paling bawah
2. Mengetahui mekanisme terjadinya Overpressure
3. Dapat mengantisipasi adanya Overpressure yang bisa terjadi ke depannya

2
4. Dapat memberikan rekomendasi pemboran untuk mencegah kick atau
blowout.
I.6 Peneliti Terlebih dahulu ( Skripsi Teknik Geologi )

Hasil
No. Penulis Judul Tahun
Penelitian

Analisis Overpressure Akibat 2018 Analisis


Overpressure
Mekanisme Pembenanan dan
Gusti Agung Prabawa Non Pembenanan berdasarkan
1.
Data Log Dan Seismik
Cekungan Jawa Timur Utara

Analisis 2018 Analisis


Zona Overpressure Pada Overpressure
Anak Agung Sagung
2. Lapangan "aas", Cekungan
Mayun Yudhyasmara
Sumatera Utara
Prabandari

Analisis Zona Overpressure 2015 Analisis


Overpressure
Pada Formasi Pendopo, Blok
3. Idha Anggraini "jm", Sub Cekungan Jambi,
Cekungan Sumatera Selatan

3
BAB II TINJAUAN UMUM

II.1. Geologi Regional Cekungan Sumatera Selatan

Cekungan Sumatera Selatan dari kegiatan atau aktifitas tektonik zona


penunjaman atau Subduction Zone pada lempeng Indo Australia- Eurasia yang
dinamik dari arah utara sampai dengan timur laut terhadap lempeng Eurasia.
Sejumlah Micro Plate berada di zona penunjaman ikut bergerak dan menimbulkan
konvergensi.

Zona penunjaman Indo-Australia mampu mempengaruhi kondisi – kondisi


sekitar , seperti morfologi, litologi, dan struktur di Sumatera Selatan. Tumbukan
Tektonik lempeng di Pulau Sumatera menghasilkan Forc Arc Basin, Volcanic Arc,
Back Arc Basin. ( Bishop,2000).

Cekungan Sumatera Selatan merupakan Back Arc Basin (Cekungan busur


belakang) dimana cekungan terbentuk diakibatkan pertemuan dua lempeng yang
konvergen antara lempeng Indo - Australia bertumbukan dengan lempeng mikro
sunda. Menurut Pulonggono (1984) Cekungan Sumatera Selatan dibagi menjadi
empat Sub Cekungan yaitu;
1. Sub Cekungan Jambi.
2. Sub Cekungan Palembang Utara.
3. Sub Cekungan Palembang Selatan.
4. Sub Cekungan Palembang Tengah.

II.1.1. Struktur Regional Cekungan Sumatera Selatan

Secara regional, struktur geologi di Cekungan Sumatera Selatan disebabkan


beberapa rezim tektonik. Daerah back-arc basin kondisi struktur geologi relatif
berkembang karena disebabkan adanya struktur geologi strike slip atau wrenching
dan rezim kompresi. Untuk volcanic arc Struktur geologi dikontrol oleh
Wrenching.

4
Gambar 2.1 Struktur Geologi Regional Cekungan Sumatera Selatan (De Coaster,
1974

Struktur geologi umumnya ditunjukkan oleh dua jenis, yaitu :

• batuan basement yang membentuk half graben, horst dan blok sesar (De
Coster, 1974; Pulonggono, Haryo dan Kosuma, 1992),
• elemen struktur berarah Barat laut-Tenggara dan struktur depresi di
Timurlaut yang keduanya terbentuk sebagai akibat dari orogen Plio-
Plistosen (De Coster, 1974).

Selain itu, jenis struktur geologi umumnya di Cekungan Sumatera Selatan


terdapat kekar, lipatan, dan sesar. Struktur lipatan memiliki arah Barat laut-
Tenggara, terdapat sikuen batuan berumur Oligosen-Plistosen (Gafoer, Cobrie dan
Purnomo, 1986). Sedangkan sesar terdapat sesar normal dan sesar naik Sesar
normal dengan orientasi Barat laut-Tenggara berkembang pada batuan berumur
Oligosen – Miosen. Sedangkan struktur yang lain pada umumnya arah Timur laut-
Barat daya, Utara-Selatan, dan Barat-Timur pada sikuen batuan berumur Pliosen -
Plistosen. Sesar naik memiliki orientasi Barat laut-Tenggara, Timurlaut-Barat daya
dan Barat-Timur, dijumpai pada batuan berumur Pliosen – Plistosen. Diasumsikan
bahwa sesar tersebut adalah reaktivasi yang berasal dari struktur tua yang
merupakan sesar turun.

5
II.1.2. Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Selatan

Stratigrafi cekungan Sumatera Selatan terdapat beberapa fase proses


sedimentasi, yaitu Formasi Lemat yang diendapkan sebelum fase transgresi utama,
kemudian Fase Transgresi yang ditandai dengan pegendapan Kelompok Telisa
(Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, dan Formasi Gumai) yang terletak tidak
selaras di atas Batuan yang berumur pra-Tersier. Selama fase pengendapan yang
terjadi pada fase ini, proses sedimentasi lebih lambat daripada penurunan dasar
cekungan, sehingga karena hal tersebut, terbentuklah fasies non-marine, transisi,
laut dangkal, laut dalam. Kemudian fase Regresi yang ditandai oleh pengendapan
Kelompok Palembang (Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan Formasi
Kasai) ( De Coster,1974 ).

Stratigrafi regional pada Cekungan Sumatera Selatan terdapat tujuh formasi


yang terdapat pada cekungan ini yaitu terdiri, Pra-Tersier Basement, Talang Akar ,
Baturaja, Gumai, Air Benakat, Muara Enim, Kasai. ( JOB Pertamina - Talisman,
2001).

Gambar 2.2 Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Selatan ( JOB Pertamina -


Talisman, 2001 )

6
1. Pra-Tersier Basement
Batuan Basement merupakan batuan yang terbentuk pada Pra-tersier yang
terdiri dari batuan beku dan metamorf. Untuk batuan beku terdapat granite,
dan granodiorite. Sedangkan untuk batuan metamorf yaitu slate, phyllite
( JOB Pertamina - Talisman , 2001).

2. Formasi Lahat
Formasi Lahat merupakan batuan vulkanik ( Tuff ) dan material klastik.
Pada top formasi , material sedimen biasanya tersimpan pada lingkungan
fluvial dan lacustrine ( JOB Pertamina - Talisman, 2001 ).

3. Formasi Talang Akar


Formasi Talang Akar terdiri dari batuan sedimen terbagi menjadi dua yaitu
batupasir ( Talang Akar Sand ), dan batuserpih ( Talang Akar Shale).
Namun juga terdapat batubara namun sedikit pada formasi ini. Formasi ini
diendapkan pada lingkungan fluvial dan delta ( JOB Pertamina - Talisman,
2001).

4. Formasi Baturaja
Formasi Baturaja ini berkembang pada lingkungan transisi yaitu lagoon
pada back reef .secara lateral, menuju kedalman yang lebih dalam, formasi
ini terdapat shalier clastic carbonate ( batugamping serpihan ) ( JOB
Pertamina - Talisman, 2001).

5. Formasi Gumai
Formasi Gumai terdiri dari serpih dan juga dijumapai napal selang seling
batupasir. Dan diendapkan pada lingkungan laut dalam. ( JOB Pertamina -
Talisman, 2001 ).

6. Formasi Air Benakat


Formasi Air Benakat terdiri dari dari serpih dengan sisipan lanau, batupasir,
dan batugamping.( JOB Pertamina - Talisman, 2001 ).

7
7. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim, terdiri dari dari serpih dan batulempung dengan
beberapa batupasir dan batubara. formasi ini menjadi target untuk eksplorasi
batubara karena memiliki tingkat kematangan batubara yang tinggi.
Formasi ini diendapkan pada lingkungan fluvial dan shallow marine.
( JOB Pertamina -Talisman, 2001 ).

8. Formasi Kasai
Formasi Kasai terdiri dari beberapa batulempung dan batupasir tufaan
dimana diendapkan pada fluviatile sampai terrestrial. ( JOB Pertamina -
Talisman, 2001 ).

II.2 Petroleum System Cekungan Sumatera Selatan


Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang produktif sebagai
penghasil minyak dan gas. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya rembesan
minyak dan gas yang dihubungkan dengan adanya antiklin. Letak rembesan ini
berada di kaki bukit Gumai dan pegunungan Barisan. Dengan kejadian tersebut,
dapatddigunakan indikasidawal untukdeksplorasi adanyadhidrokarbondyang
berada di bawah permukaandberdasarkandpetroleum system (Ariyanto, 2011).

1. Batuan Induk (Source Rock)


Hidrokarbon yang ada pada Cekungan Sumatera Selatan diperoleh
dari batuan induk lacustrinedFormasi Lahat dan batuan induk terrestrial
coal dan coaly shaledpada Formasi Talang Akar. Selain itu pada
batugamping Formasi Baturaja dan shaleddari Formasi Gumai yang
memungkinkan untuk dapat menghasilkan hirdrokarbon pada area
lokalnya (Bishop,d2001). Formasi Baturaja dan Formasi Gumai berada
dalamdkeadaan matang hinggadawal matang padadgenerasi gasdtermal
didbeberapa bagiandyang dalam dari cekungan, olehdkarena itu
dimungkinkan untukdmenghasilkandgas pada petroleumdsystem
(Bishop,d2001).

8
2. Reservoir
Pada cekungan Sumatera Selatan, beberapadformasi dapat menjadi
reservoir yang efektif untukdmenyimpan hidrokarbon, antaradlain adalah
pada Basement,dFormasi Lahat, FormasidTalang Akar, Formasi
Baturaja,ddan Formasi Gumai. Sedangkanduntuk Sub Cekungan
Palembang Selatandproduksi hidrokarbondterbesar berasalddari formasi
Talang Akar dan Formasi Baturaja. Basementdyang berpotensi sebagai
reservoirdterletak pada daerahduplifted dan paleohigh yang
didalamnyadmengalami rekahan dandpelapukan. Batuan pada basement
inidterdiri dari granit dandkuarsit yang memiliki porositas efektif sebesar 7
%. UntukdFormasi Talang Akar secaradumum terdiri dari quarzone
sandstone, siltstone, dan pengendapan shale. Sehingga padadsandstone
sangatdbaik untuk menjadi reservoir. Formasi Talang Akarddiperkirakan
mengandung 75% produksi minyak dari seluruh cekungan
SumateradSelatan (Bishop, 2001). Pada reservoirdkarbonat
formasidBaturaja, bagian atas-nyadadalah zona yang porous
dibandingkanddengan bagian dasarnyadyang relatifdpadat (tight).
Porositas yang terdapat padadFormasi Baturajadberkisardantara 10-30%
(Ariyanto,d2011).

3. Batuan Penutup (Seal)


Batuan penutup seal pada cekungan Sumatra Selatan secara umum berupa
lapisandshale cukupdtebal yang beradaddi atasdreservoir Formasi
TalangdAkar dandGumai itu sendiri (intraformational seal rock). Batuan
penutup pada reservoirdbatugamping Formasi Baturaja juga berupa lapisan
shale yangdberasal dari formasidGumai. Pada reservoir batupasir
FormasidAir Benakat dan Muara Enim, shale yangdbersifat
intraformational juga menjadi seal rock yang baik untukdmenjebak
hidrokarbon itu sendiri. (Ariyanto, 2011).

9
4. Trap
Jebakan hidrokarbon utamaddiakibatkan oleh adanya antiklinddari
arah baratlaut kedtenggara dandmenjadi jebakandyang pertama
dieksplorasi. Antiklin iniddibentuk akibatdadanya kompresi
yangddimulai saat awal miosen dan berkisardpada 2-3 juta tahun yang
lalu (Bishop,d2000). Selain itu jebakan hidrokarbon yang ada pada
Cekungan Sumatra Selatan juga diakibatkan karena struktur. Tipe
jebakandstruktur pada Cekungan SumatradSelatan secara
umumddikontrol oleh struktur-struktur tuaddan struktur lebihdmuda.
Jebakandstruktur tua ini berkombinasi dengan sesardnaik sistem
wrench fault yang lebih muda. Jebakan sturktur tua juga berupadsesar
normal regional yangdmenjebak hidrokarbon. Sedangkandjebakan
struktur yang lebihdmudadterbentuk bersamaan dengandpengangkatan
akhir PegunungandBarisan (Pliosen - Pleistosen) (Ariyanto,d2011).

5. Migrasi
Migrasi hidrokarbon ini terjadi secara horisontalddan vertikal dari
source rock Shaleddan batubara padadFormasi Lahat dan Talang Akar.
Migrasidhorisontal terjadi didsepanjang kemiringandslope yang
membawa hidrokarbon dari source rock dalam kepada batuan reservoir
dari Formasi Lahat dan Talang Akar sendiri. Migrasi vertikal dapat
terjadi melalui rekahan-rekahan dan daerah sesar turun mayor.
Terdapatnya resapan hidrokarbon di dalam Formasi Muara Enim dan
Air Benakat adalah sebagai bukti yang mengindikasikan adanya
migrasi vertikal melalui daerah sesar kala Pliosen sampai Pliestosen
(Ariyanto, 2011).

II.3 Konsep Tekanan

𝐹
Pada dasarnya, Konsep tekanan yaitu 𝑃 = 𝐴. Dimana F adalah gaya , dan

A adalah luas area. Pada saat aktivitas pengeboran, tekanan yang paling
berpengaruh yaitu tekanan hidrostatis yang disebabkan oleh air dan tekanan vertikal
yang disebabkan oleh potensial batuan.

10
Tekanan hidrostatis dapat merupakan tekanan pada suatu kedalaman yang
disebabkan oleh air pada tekanan normal. Sedangkan tekanan litostatik adalah
tekanan yang dihasilkan oleh berat densitas diatasnya, termasuk berat fluida yang
ada di dalam batuan. Menurut terzaghi 1941, tekanan litostatik dapat ditentukan
dengan selisih tekanan efektif dengan tekanan pori. Untuk tekanan yang melebihi
tekanan normal hidrostatis disebut Overpressure

Gambar 2.3. Konsep Tekanan menurut Terzaghi,1941

II.4 Tegasan Vertikal

Tegasan Vertikal adalah tegasan yang berasal dari arah vertical yang
merupakan fungsi dari densitas dan kedalaman batuan. Besar dari tegasan vertikal
dengan densitas batuan dari permukaan hingga maksimum kedalaman dapat
ditentukan dari persamaan:

𝝈𝒗 = 𝝆𝒃 𝒈 𝒛 2.1

dimana 𝜎𝑣 = tekanan vertikal, 𝜌𝑏 = densitas sedimen (bulk density), dan z =


kedalaman di bawah suatu datum.

11
Gambar 2.4 Konsep Overbuden Stress menurut Terzaghi, 1967

II.5 Tegasan Hidrostatis Normal

Tekanan hidrostatis normal (garis biru pada Gambar 2.5) pada kedalaman
tertentu merupakan tekanan pori yang dipengaruhi oleh kolom air yang menjangkau
hingga permukaan, dalam hal ini permukaan laut (Ramdhan, 2010). Dengan
mengabaikan tekanan atmosfir, tekanan hidrostatis normal pada tiap titik di bawah
permukaan bumi bergantung pada berat kolom air di atasnya dan terkakulasi dengan
persamaan sebagai berikut:

𝑷 = 𝝆𝒘 𝒈 𝒛 2.2

dimana P = tekanan fluida , 𝜌𝑤 = densitas air, g = percepatan gravitasi, dan z =


kedalaman di bawah datum tertentu. Dalam kondisi air tawar dengan densitas 1
gram/cc, tekanan hidrostatis normal adalah 0,433 psi/ft.

12
Gambar 2.5 grafik hubungan antara tekanan dan kedalaman yang menunjukan zona
overpressure ( Ramdhan,2010)

II.6 Tegasan Horizontal Minimum ( Fracture Pressure )

Tegasan Horizontal Minimum adalah tegasan yang paling kecil atau disebut
least principle stress dalam kondisi rezim sesar normal ataupun strike-slip .namun
pada rezim sesar naik, tegasan vertikal menjadi tegasan yang paling kecil. Tegasan
ini merupakan salah satu dari dua nilai tegasan utama yang dapat dihitung langsung
selain tegasan vertikal.

Garis hitam pada gambar 2.6 menunjukan tekanan horizontal minimum


yang dapat diketahui dengan data dari leak-off test (LOT). Tekanan horizontal
minimum atau tekanan rekah merupakan tekanan maksimal yang mampu
ditopang oleh batuan (formasi) sebelum kekuatan regangannya melebihi batas dan
membentuk rekahan.
Tekanan rekah melalui leak off test ( LOT) dapat ditentukan melalui dengan
lumpur diinjeksikan. Pada sumur bor dalam meningkatkan tekanan. Leak of

13
Pressure (LOP) didapat pada tekanan yang terus meningkat sehingga
merekahkan dalam kejadian awal. LOP merupakan garis linier antara tekanan dan
volume lumpur. Pertistiwa ini menandakan batas kemampuan suatu batuan telah
terlewati dan rekahan hidrolik dimulai. Seiring dengan terbentuknya rekahan
hidrolik, terdapat penambahan volume lumpur sehingga lumpur dialiri oleh
rekahan yang menyebar. Pada saat tekanan maksimum atau titik tertentu,
didapatkan Formation Breakdown Pressure (FBP) (Gambar 2.6) saat tekanan
mulai konstan pada sumur bor. Instaneous Shut-In Pressure (ISIP) dimana
tekanan mulai menurun pada saat pemompaan lumpur dihentikan untuk
mengurangi tekanan. Rekahan yang awalnya terbentuk diakibatkan oleh kenaikan
tekanan akan menutup dan didapat Fracture Closure Pressure (FCP) dari titik
silang antara garis ISIP dan garis tekanan yang stabil (Gambar 2.6). Menurut
White, dkk (2002), dalam Ramdhan (2010), ISIP dan FCP adalah metode terbaik
untuk menentukan tekanan horizontal minimum/ tekanan rekah jika dibandingkan
dengan LOP, karena LOP dipengaruhi oleh hoop stress di sekeliling lubang bor
saat rekahan mulai terbuka.

Gambar 2.6 Diagram extended leak off test (XLOT) untuk mengetahui gradien rekah
pada suatu sumur (White, dkk, 2002 dalam Ramdhan, 2010).

14
Selain XLOT, Nilai tegasan horizontal minimum dapat dihitung melalui
persamaan seperti Metode Zoback. berikut persamaan metode Zoback (1998)

𝑺𝒗−𝑷𝒑
𝑺𝒉𝒎𝒊𝒏 = (√𝟏+𝝁𝟐+𝝁)𝟐 + 𝑷𝒑 2.3

Dengan Sv yaitu nilai tegasan vertikal, Pp yaitu nilai tekanan pori , 𝜇 adalah
nilai koefisen friksi dengan nilai 0.6 menurut Brylee dalam Zoback 2007.

II.7 Tekanan Efektif

Pada tekanan efektif ini tidak dapat dihitung seperti tekanan pori dan
tekanan vertical, tetapi tekanan efektif didapat selisih antara tekanan pori dan
tekanan vertical. Secara makro atau fisik, tekanan efektif adalah kontak antar butir
batuan ( Gambar 2.3 )

II.8 Mekanisme Overpressure

Menurut Ramdhan 2010, Overpressure terjadi jika tekanan pori pada batuan
melebihi dari tekanan hidrostatis/ normal. Pada gambar 2.5, Overpressure dimulai
dari titik. Garis hijau pada profil merupakan zona overpressure yang dihitung
berdasarkan dari pengukuran tekanan ( Ramdhan,2010 ).

Secara Teori, Overpressure terbagi menjadi dua berdasarkan


mekanismenya yaitu mekanisme pembebanan dan non pembebanan. Mekanisme
pembebanan disebabkan disequilibrium compaction ( ketidakseimbangan
kompaksi ) dan proses tektonik pada regional. Untuk mekanisme non pembebanan,
disebabkan oleh diagenesis mineral lempung, pembentukan hidrokarbon pada
formasi batuan dan temperature ( Ramdhan 2010 )

15
II.8.1 Mekanisme Pembebanan

A. Ketidakseimbangan Kompaksi ( Disequilibrium Compaction )


Ketidakseimbangan Kompaksi mekanisme overpressure yang
terjadi disebabkan laju pengendapan sedimentasi lebih cepat dari keluarnya
fluida pada saat kompaksi. Pada kasus ini, biasanya dijumpai pada batuan
yang memiliki permeabilitas rendah (im-permeable). Contoh serpih,
batulempung.

B. Tektonik
Menurut Swabrick dan Orbone 1998, mekanisme ovepressure juga
disebabkan oleh tektonik. Dimana pada stress pada gaya tektonik
menyebabkan kompaksi pada batuan tersebut. Biasanya dikelilingi oleh
struktur geologi seperti sesar.

II.8.2 Mekanisme Non Pembebanan

A. Diagenesis mineral Lempung


Pada kasus ini, terjadi perubahan dari mineral lempung yaitu dari
smektit menjadi iilit yang mengakibatkan terjadinya overpressure akibat air
yang keluar lebih lambat dari perubahan mineral.pada kasus ini terjadi pada
temperature lebih dari 80 C ( Ramdhan,2010)
Untuk menentukan terjadinya diagenesis mineral lempung,
dilakukan plot silang antara log densitas dengan log sonic. Jika plot silang
melewati garis iilit, maka diagenesis mineral lempung terjadi pada formasi
tersebut.
B. Pembentukan hidrokarbon
Pembentukan hidrokarbon melibatkan dua proses, yaitu
transformasi kerogen pada batuan induk menjadi minyak atau gas dan
peristiwa katagenesis (Swarbick, 2002). Pembentukan minyak atau gas dari
hasil pemecahan kerogen menyebabkan volume fluida dalam pori
bertambah. Menurut Swarbrick dan Osborne (1998), penambahan volume
fluida dalam reservoir dan pengalihan tekanan yang ditahan oleh butiran

16
Gambar 2.7 Contoh plot silang sonic densitas pada diagenesis mineral lempung

II.8.3 Plot Silang Velocity – Densitas

Pada kasus plot silang ini bertujuan untuk melihat mekanisme berdasarkan
data velocity dengan densitas. Pada plot ini berdasarkan Hoesni, 2004 yang
melakukan Analisa overpressure untuk melihat mekanisme pembenanan dan
mekanisme non pembenanan.

Gambar 2.8 Plot silang velocity – densitas berdasarkan Hoesni 2004

17
II.9 Identifikasi dan Estimasi Overpressure

Menurut Swabrick dan Osborne,1998 overpressure dapat ditentukan


dengan data data log ( data tekanan, data log,, data temperature dan drilling event
), peta struktur kedalaman, dan data kematangan. Ada berbagai cara untuk
mengetahui karateristik overpressure antara lain :

II.9.1 Kompaksi Batuserpih

Anomali pada tren kompaksi normal batuserpih adalah kunci untuk dapat
estimasi ovepressure. pada wireline log alam penelitian ini estimasi ovepressure
menggunakan metode Eaton 1975 dari data log sonic, log resistivitas, dan log
densitas. Tetapi log sonic merupakan log yang paling utama untuk estimasi
overpressure , karena log sonic memiliki kualitas yang akurat.

Untuk mengestimasi pada tekanan pori, tahap yang dilakukan adalah


melakukan Tren Kompaksi Normal ( TKN ) berdasarkan wireline log.

A. Log Gamma Ray


Diskriminasi Litotlogi pada wireline log dilakukan dengan
menggunakan log gamma ray. Estimasi overpressure dapat dilakukan
dengan litologi yang memiliki kandungan organic yang tinggi dan
impermeable seperti serpih. Setelah litologi pada wireline log
didiskriminasi., dapat dilakukan kurva Tren Kompaksi Normal.

B. Log Sonic
Porositas pada batuan diketahui dengan memanfaatkan gelombang
sonic. Dalam melakukan estimasi tekanan pori berdasarkan TKN,
menggunakan persamaan eksponensial untuk mengestimasi transit time
pada garis TKN. Digunakan persamaan

∆𝒕𝒏 = ∆𝒕𝟎𝒆−𝒃𝒛 2.4

18
Dimana ∆𝒕𝒏 = transit time pada garis TKN, ∆𝒕𝒐 = transit time berdasarkan garis
tren, dan b= Konstanta yang didapat dari garis tren kurva sonic terhadap
kedalaman. Persamaan TKN ini dinamakan 2P- NCT ( Two Point Normal
Compaction Trend ) .

Gambar 2.9 Perbandingan Tren Kompaksi Normal (TKN) antara persamaan


eksponensial 2PNCT dan 3P-NCT (Ramdhan, 2010).

Menurut Chapman ( 1983), persamaan eksponensial untuk TKN adalah:

∆𝒕𝒏 = ∆𝒕𝟎𝒆−𝒃𝒛 + ∆𝑻𝒎 2.5

Dimana ∆𝑻𝒎 adalah transit time matriks batuan . persamaan ini dinamakan 3P-
NCT karena terdapat tiga konstanta yang harus ditentukan yaitu ∆𝑡𝑛, ∆𝑡𝑚, dan b.

C. Log Resisitivitas
Log ini menggunakan dengan daya hantar batuan. Persamaan
Eksponensial untuk mendapatkan Nilai TKN berdasarkan Log Resistivitas.

𝟏 (𝑹𝒎−𝑹𝒐) 𝟏
= 𝒆−𝒃𝒛 + 2.6
𝑹𝒏 𝑹𝒐𝑹𝒎 𝑹𝒎

19
D. Log densitas
Log densitas ini menggunakan massa jenis batuan oleh wireline log. Pada
log ini digunakan untuk mengetahui densitas pada batuan.

II.9.2 Karateristik Overpressure

A. Mekanisme ketidakseimbangan Kompaksi


Dalam mekanisme ketidakseimbangan kompaksi, fluida tidak dapat
keluar dengan cepat pada saat batuserpih proses
kompaksi.akibatnya,batuserpih mengalami tekanan pori yang melebihi
dari tekanan hidrostatis dan porositas lebih besar dibandingkan dengan
keadaan hidrostatis normal.

B. Mekanisme non pembenanan


Dalam mekanisme non pembenanan overpressure terlihat pada log
densitas yang terus bertambah seiring kedalaman. Untuk log sonic dan
resistivitas mengalami reversal. Menurut ramdhan,2010, log densitas
akan mengalami pembablikan jika tekanan pori mendekati garis litotatik
akibat adanya rekahan kecil

Gambar 2.10 Ilustrasi profil respon log terhadap kedalaman berdasarkan mekanisme
ketidakseimbangan kompaksi ( atas ) dan non-pembenanan ( bawah ) ( Ramdhan,2010 )

20
II.10 Metode Estimasi Overpressure

Metode Eaton ( 1975) dapat menentukan estimasi ovepressure secata empiris.pada


metode ini dapat dilakukan persamaan sebagai berikut.:

∆𝑇𝑛
𝑃 = 𝜎𝑣 − (𝜎𝑣 − 𝑃)( ∆𝑇 )1,2 untuk log sonic 2.7

untuk log resistivitas 2.8

untuk koreksi d’eksponen 2.9

Nilai n menunjukan parameter dalam kurva Tren Kompaksi Normal ( TKN ).

Namun, Eaton 1975 tidak dapat menunjukkan dan menjelaskan bagaimana TKN
dapat ditentukan. Namun dapat diindikasi dari garis TKN ditentukan melalui
persamaan empiris dari batuserpih dimana tekanan fluida memiliki tekanan yang
sama dengan hidrostatis normal. Eksponen eaton dapat diestimasi sesuai lapangan
suatu daerah dan dikalibrasi pada tekanan sumur yang sudah diprediksi.

II.11 Data Pendukung

Terdapat beberapa data pendukung digunakan untuk mengetahui penyebab


overpressure. Data yang digunakan adalah data geokimia,data peta struktur
kedalaman

Data geokimia dapat ditentukan dari data Vitrinite Reflatance untuk menentukan
zona overpressure pada pembentukan hidrokarbon. Data tersebut digunakan
sebagai data pendukung untuk mengintepretasi zona overpressure akibat
pembentukan hidrokarbon.Peta struktur kedalaman digunakan untuk
mengintepretasi bahwa zona overpressure juga diakibatkan oleh tinggian dan
strukur geologi diakibatkan rezim tektonik yang menyebabkan overpressure. Data
biostratigrafi juga dapat dilakukan untuk melihat laju sedimentasi yang berguna
sebagai penyebab overpressure.

21
II.12 Rekomendasi Pemboran

Tekanan pori yang telah dideterminasi digunakan untuk menghitung


gradien tekanan pori terhadap kedalaman sumur. Gradien tersebut diubah dari
satuan pounds per square inch (PSI) menjadi pounds per gallon (PPG) untuk
rekomendasi berat lumpur yang digunakan pada interval kedalaman tertentu.
Konversi tersebut digunakan dengan persamaan (Lapeyrouse, 2002)

psi
ppg = gradien tekanan kaki : 0.052 2.10

Selain itu, rekomendasi pemboran juga mencakup kedalaman yang memerlukan


penempatan casing shoe untuk mencegah terjadinya kick atau blowout.
Rekomendasi sangat diperlukan khusunya pada lapangan-lapangan zona
overpressure.

22
BAB III METODOLOGI PENELITAN

Metode yang digunakan untuk menganalisis pada skripsi ini yaitu dengan
menggunakan data log yang telah di rekam dan kemudian melakukan analisis.
Dimulai dari studi literatur , kondisi geologi regional pada daerah penelitian baik
dari struktur regional maupun stratigrafi regional. Mengindentifikasi daerah
penelitian untuk mengintepretasikan dari log yang ada pada zona tersebut.
Kemudian membuat profil tekanan pori pada masing-masing sumur. Kemudian
dilanjutkan dengan menganalisis hasil dari profil tekanan pori yang terjadi
Overpressure dengan didukung data laporan pengeboran, data kematangan
Hidrokarbon, dan data plot silang log sonic dan densitas untuk menetukan
diagenesis mineral lempung dan didukung data peta struktur kedalaman, peta sand
shale ratio.

III.1 Sistematika Penulisan

A. Tahap Penulisan ( Studi literatur )


Pada tahap persiapan dilakukan studi awal terlebih dahulu, yaitu studi
literatur dan pengumpulan data. Studi literatur dilakukan untuk mempelajari
konsep yang akan digunakan berdasarkan penelitan. Konsep yang
digunakan adalah Teori tekanan pori menurut Terzaghi, wireline log,
Vitrinite Reflantance, dan Diagnesis mineral lempung.

B. Tahap Analisis data


Pada tahap ini, setelah data terkumpul, dengan tahapan sebagai berikut :
1. Analisis data log yang terdiri dari log sonic, log densitas, log resistivitas.
2. Melakukan profil tekanan pori pada masing – masing sumur.
3. Menganalisis profil tekanan pori pada masing – masing sumur terutama
pada zona overpressure.
4. Membuat plot silang densitas – sonic untuk mencari penyebab
diagenesis mineral lempung pada zona overpressure.
5. Membuat data geokimia ( Vitrine Reflantance ) untuk mencari
kematangan hidrokarbon sebagai penyebab zona overpressure.

23
6. Mengkalibrasi data drilling event berdasarkan laporan pengeboran
seperti kick,loss.
7. Melakukan analisis plot silang velocity- densitas untuk mengetahui
mekanisme overpressure
8. Melakukan analisis tekanan pori berdasarkan peta strukur kedalaman

Pada tahap pengelolahaan data, penulis menggunakan software untuk


mengelolah data. Mulai dari Laptop Dell Windows 7, Microsoft Excel 2016,
Microsoft Word 2016, Petrel 2016, dan Corel Draw X7

C. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan merupakan tahap terakhir, dimana laporan tersebut
disusun berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Laporan
harus disusun dengan menggunakan metodologi penulisan laporan yang
baik dan benar

III.2 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Ketersediaan Data.

Tabel 4.1 Ketersediaan data pada log sumur.

R-1 R-2 R-3 R-4


LOG SONIC ✓ ✓ ✓ ✓

LOG GR ✓ ✓ ✓ ✓

LOG ✓ ✓ ✓ ✓
DENSITAS
LOG ✓ ✓ ✓ ✓
RESISTIVITAS

Tabel 4.2 Ketersediaan data pada data Tekanan

R-1 R-2 R-3 R-4


DATA ✓ ✓ ✓ ✓
PENGEBORAN
BERAT ✓ ✓ ✓ ✓
LUMPUR
LEAK OFF ✓
TEST ( LOT)
DRILLING ✓ ✓
EVENT

Tabel 4.3 Ketersedian data pendukung

R-1 R-2 R-3 R-4


BIOSTRATIGRAFI ✓ ✓

KEMATANGAN HC ✓ ✓ ✓ ✓

25
IV.2 Pengolahan Data
IV.2.1. Determinasi Tekanan Hidrostatik dan Litostatik

Perhitungan tekanan hidrostatik dan litostatik pada setiap sumur penilitian


diperlukan untuk menganalisis tekanan pori dan vitr berdasarkan profil tekanan pori
masing – masing sumur. Perhitungan ini mempertimbangkan kedalaman dan
diintergrasikan data log densitas

Dalam perhitungan kedua tekanan tersebut, kedalaman suatu datum dalam


satuan kaki (ft), maka kedalaman dalam satuan meter (m) perlu dikonversikan
terlebih dahulu dengan

(depth (m ) - KB) * 3.28 4.1


Dimana depth (m)kedalaman dalam satuan meter (m), KB adalah Kelly Bushing,
dan 3.28 konversi kedalaman m terhadap kaki (ft).

Tabel 4.4. Perhitungan kedalaman m konversi ft

Kedalaman (m) Kedalaman (ft)

308.4 803.928

308.5 804.256

308.6 804.584

…. ….

1401 4387.656

Perhitungan tekanan hidrostatik menggunakan gradien normal yaitu 0.433


psi/kaki. Perhitungan tekanan hidrostatik menggunakan persamaan 2.2 yaitu

𝑃 = 𝜌𝑤 𝑔 𝑧 4.2

dimana P = tekanan fluida , 𝜌𝑤 = densitas air, g = percepatan gravitasi, dan z =


kedalaman di bawah datum tertentu. Dalam kondisi air tawar dengan densitas 1
gram/cc, tekanan hidrostatis normal adalah 0,433 psi/ft.

26
Sedangkan perhitungan tekanan litostatik dari data log densitas dengan
menggunakan persamaan 2.3vyaitu

𝜎𝑣 = 𝜌𝑏 𝑔 𝑧 4.3

dimana 𝜎𝑣 = tekanan vertikal, 𝜌𝑏 = densitas sedimen (bulk density), dan z


kedalaman di bawah suatu datum.

Tabel 4.5 Contoh perhitungan tekanan hidrostatis dan tekanan vertikal sumur R-3

Kedalaman Kedalaman Densitas Tekanan Tekanan


(m) (ft) ( RHOB) Hidrostatis Litostatik
(Psi) (Psi)
308.4 803.928 1.63 348.10 568.4168

308.5 804.256 1.73 348.24 568.6634

308.6 804.584 1.83 348.38 568.9233

…. …. …. …. ….
1401 4387.656 2.56 1899.86 3974.189

IV.2.2 Determinasi Tren Kompaksi Normal ( TKN )


a. Diskriminasi Batuserpih dengan Litologi Lain
Setelah dilakukan perhitungan tekanan hidrostatik dan litostatik,
dilakukan Analisa Tren Kompaksi Normal ( TKN ) pada suatu sumur.yang
memisahkan litologi batuserpih dengan litologi lain. Estimasi tekanan pori
dan overpressure dan TKN dilakukan untuk sumur yang dominan
batuserpih. Untuk mengetahui tersebut diperlukan perhitungan nilai volumr
batuserpih dengan persamaan sebagai berikut :
𝑮𝑹−𝑮𝑹𝒎𝒊𝒏
𝑽𝒔𝒉𝒂𝒍𝒆 = 𝑮𝑹𝒎𝒂𝒙−𝑮𝑹𝒎𝒊𝒏 4.4

27
Dimana GR adalah nilai gamma ray, GRmin nilai gamma ray
terendah, GRmax adalah nilai gamma ray tertinggi atau maksimum dan
Vshale adalah nilai volume batuserpih.

Tabel 4.6 Volume batuserpih pada setiap formasi.

R-1 R-2 R-3 R-4


Formasi Air
Benakat - 0.58 0.55 -

Formasi
Gumai - 0.55 0.56 -

Formasi
Talang Akar 0.30 0.34 0.55 0.45

Pada memisahkan litologi batuserpih, nilai cut off dilakukan pada


tiap formasi pada masing- masing sumur. Hal ini disebabkan tiap formasi
memiliki karateristik yang berbeda sehingga dilakukan cut off pada formasi
untuk mengdiskriminasi batuserpih.

Tabel 4.7 Nilai cut off pada setiap formasi.

R-1 R-2 R-3 R-4


Formasi Air
Benakat - 86.52 API 92.77 API -

Formasi
69.85 API
Gumai - 99.84API -

Formasi
Talang Akar 85 API 100.70 API 99.71 API 89.546 API

28
b. Determinasi Tren Kompaksi Normal
Log dari diskriminasi batuserpih kemudian dibuat profil dari log
sonic untuk mendapatkan nilai tren tekanan normal dari litologi batuserpih
tiap-tiap sumur.

c. Eksponensial Tren Kompaksi Normal


Untuk melakukan perhtingan tekanan pori, diperlukan perhitungan
transit time berdasarkan trend eksponensial yang didapatkan perhitungan
Tren Kompasi Normal pada persamaan 2.5. Selain itu, penentuan transit
time dilakukan pada masing- masing sumur untuk menentukan transit time
TKN.
Setelah itu didapatkan persamaan melalui trend eksponensial pada log
sonic yang telah didiskriminasi batuserpih. Pemilihan trend eksponensial
didasari dengan pergerakan dari log sonic tersebut. Trend tersebut
menunjukkan pergerakan trend yang non-linier ( tidak lurus ) sehingga
didapatkan persamaan berdasarkan trend eksponensial tersebut.

1. Sumur R – 1
Tren Kompaksi yang didapat dari seksi kompaksi normal dari data log
sonic mendapat hasil transit time sebagai berikut :
y = 10.517e0.0003x 4.5

2. Sumur R – 2
Tren Kompaksi yang didapat dari seksi kompaksi normal dari data log
sonic mendapat hasil transit time sebagai berikut :
y = 207.41e-5E-04x 4.6

3. Sumur R – 3
Tren Kompaksi yang didapat dari seksi kompaksi normal dari data log
sonic mendapat hasil transit time sebagai berikut :
y = 120.4e-2E-04x 4.7

29
4. Sumur R – 4
Tren Kompaksi yang didapat dari seksi kompaksi normal dari data log
sonic mendapat hasil transit time sebagai berikut :
y = 6.3319e0.0007x 4.8

IV.2.3 Determinasi Tekanan Pori dan Tekanan Rekah

Setelah dilakukan perhitungan terhadap transit time, langkah selanjutnya


dilakukan untuk perhitungan tekanan pori dengan persamaan. Dalam perhitungan
ini menggunakan eksponen empiris Eaton dengan dikalibrasi data laporan harian,
Mud Weight, Leak Off Test (LOT), Drilling Event pada profil tekanan pori masing-
masing sumur yang diteliti.

Pada laporan harian, mud weight dalam satuan point per gallon (ppg),
sedangkan dalam profil tekanan pori yaitu psi, Oleh karena itu perlu dikonversikan
dalam satuan ppg terhadap psi dengan persamaan,

𝑀𝑊 (𝑝𝑠𝑖) = 0.052 ∗ MW(ppg) ∗ z. 4.9

Dimana 0.052 adalah konversi ppg terhadap psi, MW adalah mud weight
dalam satuan ppg dan z yaitu kedalaman.

Tabel 4.8 Contoh perhitungan Mud Weight pada sumur R-3.

Kedalaman (ft) Mud Weight ( ppg) Mud Weight ( psi)


803.928 9 376.24

804.256 9 376.39

804.584 9 376.55

…. … ….

4387.656 9.1 2076.24

30
Perhitungan tekanan pori menggunakan pangkat eksponen empiris sebesar
satu. Sedangkan untuk menghitung tekanan rekah digunakan pada persamaan 2.3
𝑆𝑣−𝑃𝑝
berdasarkan Zoback yaitu 𝑆ℎ𝑚𝑖𝑛 = ( + 𝑃𝑝 Dengan Sv yaitu nilai
√1+𝜇2+𝜇 )2

tekanan vertikal atau tekanan litostatik, Pp yaitu nilai tekanan pori, 𝜇 adalah nilai
koefisen friksi dengan nilai 0.6 menurut Brylee dalam Zoback 2007.

Tabel 4.9 contoh tabel perhitungan tekanan pori dan tekanan rekah

Kedalaman Log Log Tekanan Tekanan Eaton Tekanna


(ft) Densitas Sonic Hidrostatis Litostatik pp rekah
(Psi) (Psi) (Psi) ( Psi)
803.928 1.63 186.31 348.10 568.42 364.23 468.41

804.256 1.73 189.34 348.24 568.66 367.66 470.21

804.584 1.83 191.22 348.38 568.92 369.81 471.39

…. …. …. …. …. ….
4387.656 2.56 61.41 1899.86 3974.19 1753.97 2886.73

Gambar 4.1 Penentuan tren kompaksi normal berdasarkan log sonic a) sumur R-1,
b) sumur R-2, C) sumur R-3, d) sumur R-4

31
IV.2.4 Determinasi Mekanisme Tekanan Pori dan Overpressure

Determinasi mekanisme overpressure dilakukan dengan berbagai cara,


yaitu analisis kualitatif profil tekanan yang disandingkan dengan log sonic,
resistivitas, dan densitas, perhitungan kecepatan sedimentasi pada formasi
terjadinya overpressure, plot silang log sonic dan densitas, perhitungan gradien
temperatur, dan plot data Vitrinite Reflectance terhadap kedalaman. Kemudian
determinasi tersebut disesuaikan dengan kondisi stratigrafi yang ada pada tiap
sumur, mengingat overpressure hanya terjadi pada sikuen batuserpij. Perhitungan
kecepatan sedimentasi dilakukan dengan melihat data biostratigrafi dan ketebalan
tiap formasi. Data biostratigrafi tersebut digunakan untuk menentukan lama
pengendapan suatu formasi. Pembagian ketebalan formasi dengan lama
pengendapan formasi (dalam satuan juta tahun) menghasilkan kecepatan
sedimentasi suatu formasi yang digunakan untuk meninjau mekanisme
overpressure berupa ketidakseimbangan kompaksi yang diakibatkan oleh laju
sedimentasi yang cepat. Dan juga berupa data peta struktur kedalaman dengan
melihat pengaruh dari mekanisme ovepressure.

Pada penelitian ini dilakukan Analisa dengan sebanyak 4 sumur pada


lapangan “x”. dapat dilihat dari korelasi sumur berdasarkan top formasi ( Gambar
4.2 ).

IV.3 Analisis Sumur

IV.3.1 Sumur R – 1

a. Stratigrafi
Pengendapan pada sumur pada profil tekanan pori dimulai dari
Formasi Lahat . Formasi ini didominasi oleh batupasir dengan ketebalan
4430 kaki atau 449 kaki. Formasi ini diendapkan pada oligosen awal
berdasarkan geologi regional Pertamina.
Kemudian diendapkan Formasi Talang Akar dengan didominasi
litologi batupasir dan litologi batuserpih pada oligosen akhir sampai dengan
miosen awal. dengan ketebalan 3982- 4430 atau 449 kaki.Kemudian

32
diendapkan diatasnya Formasi Baturaja dengan didominasi batugamping
pada miosen awal.

b. Analisis Log
Pada sumur ini menggunakan data log sonic, log densitas log
resistivitas. Secara keseluruhan, analisis tekanan pori pada penelitian yaitu
Formasi Lahat sampai dengan Formasi Talang Akar. Litologi pada Formasi
Lahat didominasi oleh batupasir sedangkan untuk Formasi Talang Akar
yaitu litologi batupasir selang – seling batuserpih.
Pada profil tekanan pori Formasi Talang Akar mempunyai tekanan
pori yang melebihi tekanan hidrostatis pada kedalaman 3982 – 4430 kaki
sedangkan pada Formasi Lahat tekanan pori cenderung sedikit melebihi
tekanan hidrostatis.
Formasi Baturaja sendiri memiliki tekanan pori yang kurang dari
tekanan hidrostatis. sehingga formasi ini memiliki tekanan pori
underpressure pada kedalaman 3109.28 – 3322.48 kaki . Jika menurut
geologi regional, Formasi Baturaja merupakan batuan reservoir yang
memiliki tekanan pori yang tinggi karena batua terisi fluida. kondisi ini
disebabkan oleh faktor litologi, dimana pada formasi ini litologi yaitu
batugamping yang memiliki batuan yang padat (tight) yang membuat fluida
sulit untuk masuk kedalam batuan atau volume pori yang besar dan tidak
ada penambahan fluida sehingga membuat kondisi tekanan pori
underpressure - hidsrostatis . bisa juga disebabkan oleh faktor kedua yaitu
Formasi Baturaja adanya dissolution (pelarutan) yang membuat fluida
masuk kedalama secondary porosity.sehingga pada profil tekanan pori
terdeteksi underpressure – hidrostatis.Pada sumur ini tidak dilakukan uji
Leak Off Test ( LOT ) dan juga tidak ada kick.

IV.3.2 Sumur R – 2

a. Stratigrafi
Pada sumur ini diendapkan Formasi Basement pada oligosen dengan
kondisi tektonik kompressional. Formasi ini didominasi litologi batuan

33
metamorf dengan kedalaman 5496 kaki. Diatasnya diendapkan Formasi
Lahat pada oligosen akhir – miosen awal. Formasi ini didominasi litologi
tuff dengan kedalaman 3500 – 5014 kaki atau 1514 kaki. Diatasnya
diendapkan Formasi Talang Akar . pada formasi ini didominasi litologi
batuserpih dengan selang-seling batupasir pada miosen awal dengan
kedalaman 3322.48- 3411.36. Kemudian diendapkan Formasi Baturaja
dengan didominasi litologi batugamping sisipan pada miosen awal pada
dengan kedalaman 3109.28 – 3322.48 kaki atau 213.2 kaki.
Kemudian diatasnya diendapkan Formasi Gumai pada miosen
tengah dengan didominasi litologi batulempung – batuserpih dan sisipan
batugamping dengan kedalaman 2292.56 - 3109 kaki atau 816.72 kaki. Dan
diendapkan pada Formasi paling atas yaitu Formasi Air Benakat dengan
didominasi litologi batulempung – batuserpih dan sisipan batupasir pada
miosen tengah dengan kedalaman 536 – 2292.56 kaki atau 1756 kaki.

b. Analisis log
Pada sumur ini menggunakan data log sonic, log densitas. Secara
keseluruhan, analisis tekanan pori pada penelitian yaitu pada Formasi
Basement sampai dengan Formasi Air Benakat. Pada Formasi basement dan
lahat memiliki tekanan pori yang cenderung hidrostatis karena pada batuan
basement memiliki litologi batuan granit dan lahat memiliki litologi tuff
yang bersifat tight sehingga fluida juga akan sulit mengalir pada batuan
tersebut. Kemudian pada Formasi Talang akar memiliki tekanan pori yang
cenderung melebihi tekanan hidrostatis. Oleh sebab itu Formasi ini dapat
dikatakan mengalami overpressure.
Formasi Baturaja sendiri memiliki tekanan pori yang kurang dari
tekanan hidrostatis, Hal ini menyebabkan Formasi Baturaja memiliki
tekanan pori underpressure pada kedalaman 3109.28 – 3322.48 kaki. Jika
menurut geologi regional, Formasi Baturaja merupakan batuan reservoir
yang memiliki tekanan pori yang tinggi karena batua terisi fluida. kondisi
ini disebabkan oleh faktor litologi, dimana pada formasi ini litologi yaitu
batugamping yang memiliki batuan yang padat (tight) yang membuat fluida

34
sulit untuk masuk kedalam batuan atau volume pori yang besar dan tidak
ada penambahan fluida sehingga membuat kondisi tekanan pori
underpressure – hidsrostatis. Faktor lain juga disebabkan yaitu formasi
baturaja adanya dissolution (pelarutan) yang membuat fluida masuk
kedalama secondary porosity.sehingga pada profil tekanan pori terdeteksi
underpressure – hidrostatis.
Kemudian diendapkan diatasnya yaitu Formasi Gumai dan Formasi
Air Benakat . Pada kedua formasi ini memiliki tekanan pori yang melebihi
tekanan hidrostatis dan mengalami overpressure yang cenderung
relatif.Terdapat uji leak off test ( LOT ) pada kedalaman 2892 kaki, dan
kejadian pemboran yaitu loss pada kedalaman 3700 kaki tidak terdapat kick.

IV.3.3 Sumur R-3

a. Stratigrafi
Pada sumur ini diendapkan Formasi Basement pada. Formasi ini
didominasi Alitologi batuan granit dengan kedalaman 4319 kaki. Diatasnya
diendapkan Formasi Lahat . Formasi ini didominasi litologi tuff dengan
kedalaman 3699 – 4318 kaki. Diatasnya diendapkan Formasi Talang Akar
pada formasi ini didominasi litologi batuserpih dengan kedalaman 3174 –
3473.5 kaki. Kemudian diendapkan Formasi Baturaja dengan didominasi
litologi batugamping sisipan dengan kedalaman 2291 – 3174 kaki .
Kemudian didendapkannya diatasnya yaitu Formasi Gumai pada
miosen tengah dengan didominasi litologi batulempung – batuserpih dan
sisipan batupasir dan sedikit batugamping dengan kedalaman 2259 – 2291.5
kaki. Kemudian diendapkan pada Formasi paling atas yaitu Formasi Air
Benakat dengan didominasi litologi batulempung – batuserpih dan sisipan
batupasir pada miosen tengah. dengan kedalaman 641.9 – 2259 kaki.

35
b. Analisis Log
Pada sumur ini menggunakan data log sonic, log densitas. Secara
keseluruhan, analisis tekanan pori pada penelitian yaitu pada formasi
Basement sampai dengan Formasi Air Benakat. Pada Formasi Basement dan
Lahat memiliki tekanan pori yang cenderung hidrostatis karena pada batuan
basement memiliki litologi batuan metamorf dan lahat memiliki litologi tuff
yang bersifat tight sehingga fluida juga akan sulit mengalir pada batuan
tersebut. Kemudian pada Formasi Talang Akar memiliki tekanan pori yang
cenderung melebihi tekanan hidrostatis. Oleh sebab itu formasi ini dapat
dikatakan mengalami overpressure.
Formasi Baturaja sendiri memiliki tekanan pori yang kurang dari
tekanan hidrostatis, Hal ini menyebabkan Formasi Baturaja memiliki
tekanan pori underpressure pada kedalaman 2921.5 – 3174.1. Kondisi ini
disebabkan oleh faktor litologi, dimana pada Formasi ini litologi yaitu
batugamping yang memiliki batuan yang bersifat tight yang membuat fluida
sulit mengalir pada litologi tersebut. Jika menurut geologi regional,
Formasi Baturaja merupakan batuan reservoir yang memiliki tekanan pori
yang tinggi karena batua terisi fluida. Kondisi ini disebabkan oleh faktor
litologi, dimana pada formasi ini litologi yaitu batugamping yang memiliki
batuan yang padat (tight) yang membuat fluida sulit untuk masuk kedalam
batuan atau volume pori yang besar dan tidak ada penambahan fluida
sehingga membuat kondisi tekanan pori underpressure - hidsrostatis .
Faktor lain juga disebabkan oleh dissolution (pelarutan) yang membuat
fluida masuk kedalama secondary porosity.sehingga pada profil tekanan
pori terdeteksi underpressure – hidrostatis

Formasi Gumai dan Formasi Air Benakat merupakan Formasi


paling atas. Pada kedua formasi ini memiliki tekanan pori yang melebihi
tekanan hidrostatis dan mengalami overpressure . Terdapat uji Leak Off Test
(LOT) pada kedalaman 2944 kaki, dan kejadian pemboran kick pada
kedalaman 1059 kaki.

36
IV.34 Sumur R – 4

a. Stratigrafi
Pengendapan pada sumur pada profil tekanan pori dimulai dari
Formasi Lahat dengan Formasi Talang Akar . Formasi ini didominasi oleh
batuserpih dengan kedalaman 3459 - 3191.
Kemudian diendapkan diatasnya yaitu formasi baturaja dengan
didominasi litologi batugamping dengan kedalaman 2876 kaki.

b. Analisis Log
Pada sumur ini menggunakan data log sonic, log densitas log
resistivitas, Secara keseluruhan, analisis tekanan pori pada penelitian yaitu
Formasi Lahat ,Formasi Talang Akar sampai dengan Formasi Baturaja.
Formasi Lahat mempunyai tekanan pori yang hidrostatis karena faktor
litologi yang tight sehingga membuat tekanan cenderung hidrostatis.
Litologi pada Formasi Talang Akar didominasi oleh batuserpih sedangkan
untuk Formasi Baturaja yaitu litologi batugamping. Pada profil tekanan pori
Formasi Talang Akar mempunyai tekanan pori yang melebihi tekanan
hidrostatis pada kedalaman 3459 - 3191.
Formasi Baturaja memiliki tekanan pori cenderung kurang dari
tekanan hidrostatis. Hal ini menyebabkan Formasi Baturaja memiliki
tekanan pori underpressure. Jika menurut geologi regional, Formasi
Baturaja merupakan batuan reservoir yang memiliki tekanan pori yang
tinggi karena batua terisi fluida. kondisi ini disebabkan oleh faktor litologi,
dimana pada formasi ini litologi yaitu batugamping yang memiliki batuan
yang padat (tight) yang membuat fluida sulit untuk masuk kedalam batuan
atau volume pori yang besar dan tidak ada penambahan fluida sehingga
membuat kondisi tekanan pori underpressure - hidsrostatis . Faktor lain
juga disebabkan oleh faktor kedua yaitu formasi baturaja adanya dissolution
(pelarutan) yang membuat fluida masuk kedalama secondary
porosity.sehingga pada profil tekanan pori terdeteksi underpressure –
hidrostatis Pada sumur ini tidak dilakukan uji LOT dan juga tidak ada kick
.

37
IV.4 Kompilasi Tekanan Pada Setiap Sumur

Setelah analisis log pada setiap sumur dengan semua Formasi dari paling
bawah sampai dengan paling atas yaitu Formasi Basement, Formasi Lahat, Formasi
Talang Akar, Formasi Baturaja, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat.

Formasi yang mengalami underpressure – hidrostatis yaitu Formasi


Basement, Formasi Lahat, dan Formasi Baturaja. Kondisi ini disebabkan karena
faktor litologi yang sifat batuan yang tight ( padat ) sehingga tekanan fluida tidak
bisa masuk kedalam batuan tersebut. Untuk Formasi Baturaj, menurut geologi
regional merupakan batuan reservoir, namun kondisi tekanan memiliki
underpressure. Ini disebabkan karena fluida terperangkan karena adanya porositas
sekunder yaitu dissolution sehingga fluida terperangkap pada porositas sekunder
seperti vuggy.

Formasi yang mengalami Overpressure yaitu adalah Formasi Talang Akar,


Formasi Gumai, dan Formasi Air Benakat. Ketiga formasi ini memiliki tekanan ang
melebihi tekanan hidrostatis, sehingga tekanan tersebut memiliki sifat overpressure
dalam analisis tersebut akan dikaji dengan data – data pendukung seperti laju
pengendapan Formasi dengan diintegrasikan data biostratigrafi dan geologi
regional, kemudian data kematangan hidrokarbon ( Vitrinite Reflatance ) plot silang
sonic -densitas, plot silang velocity – densitas dan data – data lainnya seperti peta
struktur kedalaman dan peta sand – shale ratio. Kompilasi tekanan pada korelasi
sumur terdapat pada gambar

IV.5 Overpressure

Pada suatu profil tekanan pori, terdapat tekanan yang melebihi hidrostatis
yang disebut ovepressure .Menurut Ramdhan ( 2011 ) .Pada sumur penelitian
terdapat overpressure diantaranya sebagai berikut :

IV.4.1 Sumur R-1

Pada profil tekanan pori sumur R-2, overpressure terdapat pada Formasi
Talang Akar..Overpressure dimulai pada kedalaman 3982 – 4430 kaki.
Pada laporan harian pembora, tidak dilakukan leak off test (LOT) dan juga
tidak terdapat kick dan loss.

38
IV.4.2 Sumur R-2

Pada profil tekanan pori sumur R-3, overpressure terdapat Formasi


Air Benakat, Gumai dan Talang Akar. Formasi Air Benakat dan Gumai
mengalami overpressure kedalaman 536 – 2292.56 kaki, Sedangkan untuk
Formasi Talang pada kedalaman 3411 – 3500 kaki. Pada laporan harian
pembotan dilakukan leak off test ( LOT) pada kedalaman 3000 kaki.
Terdapat loss pada kedalaman 3700 kaki.

IV.4.3 Sumur R-3

Pada profil tekanan pori sumur R-3, overpressure terdapat Formasi


Air Benakat, Gumai dan Talang Akar. Formasi Air Benakat dan Gumai
terjadi ovepressure pada kedalaman 536 – 2292.56 kaki, Sedangkan untuk
Formasi Talang Akar terjadi overpressurepada kedalaman 3411 – 3500
kaki. Terdapat uji kick leak off test (LOT) pada kedalaman 2944 kaki, dan
kejadian pemboran kick pada kedalaman 1059 kaki

IV.4.4 Sumur R-4

Pada profil tekanan pori sumur R-4, overpressure terdapat pada


Formasi Talang Akar. Formasi terjadi overpressure pada kedalaman 3191 –
3459. tidak dilakukan leak off test ( Leak Off Test ) dan juga tidak terdapat
kick dan loss.

IV.6 Analisis Mekanisme Ovepressure

Analisis mekanisme overpressure terbagi menjadi dua yaitu pembenanan


(loading) dan non-pembebanan (unloading) dalam pembebanan dilakukan analisa
kecepatan sedimentasi sedangkan untuk non pembebanan yaitu pembentukan
hidrokarbon dan diagenesis mineral lempung.

Untuk diagenesis mineral lempung sendiri ,Sumur R-1 pada kedalaman


Fornasi Talang Akar pada kedalaman 4000 kaki dengan sebagian melewati garis
iilit. Pada sumur R-2 dimulai dengan kedalaman 3000 – 4000 kaki juga sebagian
melewati garis ilit ( Gambar 4.7). Pada sumur R-3 dimulai dari kedalaman 3000

39
kaki juga sebagian melewati garis iilit. Namun pada sumur R-4 tidak terjadi
transformasi smektit dan iilit (Gambar 4.8)

Sedangkan pada analisis vitrine reflatance hanya dilakukan pada sumur R-


1 dan R-4 untuk data R-2 dan R-3 terdapat data tipe kerogen berdasarkan laporan
harian Pertamina. Data pembentukan hidrokarbon pada sumur R-1 memiliki tingkat
kematangan 0.58 (Gambar 4.9) sedangkan untuk R-4 memiliki tingkat kematangan
belum mencapai 0.55 (Gambar 4.10) Untuk R-2 memiliki tipe kerogen II/III dan
juga R-3 memiliki tipe kergen II/III. Dengan demikian untuk pada Formasi Talang
Akar, overpressure terjadi karena disebabkan mekanisme non-pembebanan
berdasarkan data vitrinite reflatance dan data tipe kerogen.

Untuk data laju pengendapan dilakukan berdasarkan ketebalan Formasi


dengan data umur pengendapan. Umur pengendapan sendiri berdasarkan data
biostratigrafi dan data lainnya seperti data geologi regional. Formasi Air Benakat
mengalami laju pengendapan atau sedimentasi yang relatif cepat pada sumur R-2
yaitu 351.22 kaki/juta , sumur R -3 yaitu 325.96 kaki/juta Untuk Formasi Gumai
pada sumur R-2 yaitu 163.28 kaki dan pada sumur R-3 yaitu 162.75 kaki/juta,
Sedangkan pada Formasi Talang Akar, memiliki laju pengendapan lebih rendah
dari Formasi Air Benakat, dan Gumai. Untuk Sumur R-1, laju pengendapan 40.554
juta/kaki, sumur R-2 yaitu 40.424 juta/kaki, sumur R-3 yaitu 75.12 juta/kaki dan
sumur R-4 yaitu 70.45 juta/kaki

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data mekanisme overpressure dari


data vitrinite reflatance, tipe kerogen, plot silang sonic-densitas dan data laju
kecepatan sedimentasi yaitu Formasi Air Benakat dan Formasi Gumai mengalami
overpressure disebabkan oleh mekanisme pembenanan yang mempunyai kecepatan
sedimentasi yang relatif cepat. Sedangkan Formasi Talang Akar penyebab
overpressure yaitu non-pembebanan yang mempunyai data vitrinite reflatance yang
melewati 0.55 sedangkan sumur R-4 memang tidak melewati 0.55. Sedangkan
untuk data plot silang sonic- densitas untuk melihat transformasi smekti dan iilit
hanya sebagian yang melewati garis iilit. Walaupun seperti itu, mekanisme tersebut
dapat juga penyebab overpressure selain pembentukan hidrokarbon. kemudian

40
selanjutnya akan dilakukan plot silang velocity-densitas untuk mengetahui
mekanisme overpressure berdasarkan data tersebur menrut Hoesni, 2004

Tabel 4.10 Data Laju Pengendapan tiap sumur

Formasi R-1 R-2 R-3 R-4

FM Air Benakat 351.22 325.96

Laju Pengendapan
FM Gumai 163.28 162.75
Ft/ma

FM TAF 40.554 40.424 75.12 70.45

Kemudian dilakukan analisis plot silang velocity dengan densitas dengan


bertuujuan melihat mekanisme overpressure berdasarkan Hoesni (2004) Penelitian
ini bertujuan untuk mengkombinasi antara data sebelumnya yang sudah ada
(vitrinite reflatance), plot silang sonic- densitas, kecepatan sedimentasi. Untuk
melakukan analisis ini, log sonic dikonversikan mencjadi velocity dengan
persamaan 106 ∗ 𝑆𝑜𝑛𝑖𝑐 ∗ 3.28 .

Tabel 4.11 Perhitungan konversi sonic - velocity

Kedalaman (ft) sonic velocity

803.93 186.31 1635.95

804.26 189.34 1609.77

804.85 191.22 1593.95

…. …. ….

4387.66 61.41 4963.57

41
24
24
Gambar 4.2 Korelasi sumur berdasarkan top formasi pada lapangan “X”

42
Gambar 4.3 Korelasi sumur berdasarkan kompilasi tekanan pada lapangan “X”

43
Gambar 4.4 Profil tekanan pori pada sumur R-1

44
Gambar 4.5 Profil tekanan pori pada sumur R-2

45
Gambar 4.6 Profil tekananan pori pada sumur R-3

46
Gambar 4.7 Profil tekanan pori pada sumur R-4

47
Gambar 4.7 Plot silang sonic densitas pada sumur R-1, R-2, R-3

Gambar 4.8. Plot silang sonic densitas R-4 dan R-5

\\\\\

‘Gambar 4.8 Plot silang sonic – densitas R-1 dan R-2

48
Gambar 4.9 Plot silang sonic – densitas R-3 dan R-4

49
Gambar 4.10 Vitrine reflatance pada sumur R-1

Gambar 4.11 Vitrinite reflatance pada sumur R-4

50
Gambar 4.12 Tmax pada sumur R-1

Gambar 4.13 Tmax pada sumur R-4

51
Gambar 4.14 Plot silang velocity-densitas, velocity-tekanan pori, densitas – tekanan pori R-1

52
Gambar 4.15 Plot silang velocity-densitas, velocity-tekanan pori, densitas – tekanan pori R-2

53
Gambar 4.16 Plot silang velocity-densitas, velocity-tekanan pori, densitas – tekanan pori R-3

54
Gambar 4.17 Plot silang velocity-densitas, velocity-tekanan pori, densitas – tekanan pori R-4

55
Pada plot silang ini dilakukan pada semua sumur. Sumur R-1 pada
kedalaman 3000-4000 kaki memiliki gradien positif dengan velocity bertambah
dengan densitas bertambah. Kemudian pada kedalaman 4000-5000 kaki terdapat
Formasi Talang Akar dengan mempunyai penurunan velocity dengan densitas
perubahan yang tidak signifikan atau konstan. Dapat dilihat juga dengan plot silang
antara velocity dengan tekanan pori, yang memperlihatkan pada kedalaman 4000-
5000 kaki mengalami penurunan sehingga. Begitupun juga dengan plot silang
antara densitas dengan tekanan pori yang memperlihatkan kedalaman 4000-5000
kaki dengan perubahan densitas yang konstan atau tidak signifikan . Hal ini dapat
mekanisme overpressure dengan proses non pembebanan . (Gambar 4.11)

Pada plot silang dilakukan sumur R-2 pada kedalaman 1000-2000 memiliki
gradien positif dengan bertambahnya velocity dan densitas. Begitu juga dengan
pada kedalaman 2000-3000 gradien positif dengan bertambahnya velocity dan
densitas. Namun pada kedalaman 3000-4000 memiliki velocity yang bertambah
dengan perubahan densitas yang tidak siginifikan atau konstan Dapat dilihat juga
dengan plot silang antara velocity dengan tekanan pori, yang memperlihatkan pada
kedalaman 3000-4000 kaki mengalami penurunan sehingga terjadi mekanisme
yang berbeda. Begitupun juga dengan plot silang antara densitas dengan tekanan
pori yang memperlihatkan kedalaman 3000-4000 kaki dengan perubahan densitas
yang konstan atau tidak signifikan. Pada kedalaman 1000-2000 dan 2000-3000
merupakan Formasi Air Benakat dan Gumai yang merupakan zona overpressure.
Kedua Formasi ini merupakan mekanisme pembenanan yaitu disequilibrium
compaction/ kegagalan kompaksi berdasarkan plot silang antara velocity dengan
densitas . Namun pada kedalaman 3000-4000 khusunya Formasi Talang Akar yang
juga merupakan zona ovepressure. Pada Formasi Talang Akar merupakan
mekanisme non – pembebananan yang disebabkan oleh pembentukan
hidrokarbon.(Gambar 4.12)

Pada plot silang dilakukan sumur R-3 pada kedalaman 1000-2000 memiliki
gradien positif dengan bertambahnya velocity dan densitas. Begitu juga dengan
pada kedalaman 2000-3000 gradien positif dengan bertambahnya velocity dan
densitas. Namun pada kedalaman 3000-4000 memiliki velocity yang bertambah
dengan perubahan densitas yang tidak siginifikan atau konstan. Dapat dilihat juga

56
dengan plot silang antara velocity dengan tekanan pori, yang memperlihatkan pada
kedalaman 3000-4000 kaki mengalami penurunan sehingga terjadi mekanisme
yang berbeda. Begitupun juga dengan plot silang antara densitas dengan tekanan
pori yang memperlihatkan kedalaman 3000-4000 kaki dengan perubahan densitas
yang konstan atau tidak signifikan Pada kedalaman 1000-2000 dan 2000-3000
merupakan Formasi Air Benakat dan Gumai yang merupakan zona overpressure.
Kedua Formasi ini merupakan mekanisme pembenanan yaitu disequilibrium
compaction/ kegagalan kompaksi berdasarkan plot silang antara velocity dengan
densitas menurut Hoesni. Namun pada kedalaman 3000-4000 khusunya Formasi
Talang Akar yang juga merupakan zona ovepressure. (Gambar 4.13). Pada
Formasi Talang Akar merupakan mekanisme non – pembebanan yang disebabkan
oleh pembentukan hidrokarbon dan diagenesis mineral lempung walaupun hanya
sebagian yang telah melewati garis iilit.

Pada plot silang ini dilakukan pada semua sumur. Sumur R-4 pada
kedalaman 2000-3000 kaki memiliki gradien dengan velocity bertambah dengan
densitas yang perubahan tidak siginifikan. Kemudian pada kedalaman 3000-4000
kaki terdapat Formasi Talang Akar dengan mempunyai penurunan velocity dengan
densitas perubahan yang tidak signifikan atau konstan. Dapat dilihat juga dengan
plot silang antara velocity dengan tekanan pori, yang memperlihatkan pada
kedalaman 3000-4000 kaki mengalami penurunan. Begitupun juga dengan plot
silang antara densitas dengan tekanan pori yang memperlihatkan kedalaman 3000-
4000 kaki dengan perubahan densitas yang konstan atau tidak signifikan Hal ini
dapat mekanisme overpressure dengan proses non pembebanan. ( Gambar 4.14)

IV.7 Kompilasi Mekanisme Ovepressure

Dengan tinjauan dari data yang sudah tersedia, dapat dilakukan analisis
mekanisme overpressure keseluruhan pada setiap sumur dari data kecepatan
sedimentasi, vitrinite reflatance, plot silang sonic - densitas dan plot velocity -
densitas .

57
IV.7.1 Sumur R-1

Pada sumur R-1 overpressure terjadi pada kedalaman 4000 kaki.


Pada kedalaman tersebut merupakan Formasi Talang Akar yang mengalami
tekanan pori melebihi tekanan hidrostatis yang menyebabkan overpressure.
Pada mekanisme overpressure, dapat dilihat data vitrinite reflatance
dengan tingkat kematangan hidrokarbon yang mencapai 0.57% untuk
menjadi oil generation. Lalu dianalisis melalui plot silang sonic – densitas.
Dengan hasil tersebut bahwa pada kedalaman 4000 kaki melewati garis ilit
atau telah mengalami diagenesis mineral lempung.

Kemudian dianalisis melalui proses plot silang velocity dan densitas


berdasarkan Hoesni,2004r. Pada Fomasi Talang Akar juga mengalami
velocity yang menurun dengan densitas perubahan yang tidak siginifikan/
konstan. Berdasarkan plot silang tersebut, mekanisme overpressure
disebabkan oleh non pembebanan dengan oil generation. Namun pada plot
silang sonic – densitas mekanisme transformasi smektit dan iilit terjadi
akan tetapi tidak semua batuan yang melewati garis iilit. Namun mekanisme
tersebut dapat dijadikan mekanisme penyebab overpressure.

Dengan demikian bahwa sumur R-1 pada kedalaman 4000 kaki


mengalami overpressure disebabkan oleh pembentukan hidrokarbon dan
diagenesis mineral lempung. Mekanisme ini adalah mekanisme non-
pembebanan ( unloading ).

IV.7.2 Sumur R-2

Pada sumur R-2, overpressure diawali pada Formasi Air Benakat


dan Gumai . pada kedalaman 536 – 2292.56 kaki. Kedua formasi ini
mempunyai kecepatan sedimentasi relatif yang cepat. Dapat dilihat dari
tabel 4.1 pada data kecepatan sedimentas. Formasi Air Benakat memiliki
kecepatan 351.22 kaki/juta sedangkan Formasi Gumai memiliki kecepatan
163.28 kaki/juta. Kedua Formasi juga dapat dilihat berdasarkan plot silang
velocity – densitas. Dimana pada kedalaman 1000–2000 kaki mengalami
kenaikan velocity dan densitas ( gradien positif). Dengan demikian
mekanisme overpressure pada kedua Formasi tersebut yaitu disequilibrium

58
compaction/kegagalan kompaksi. Pada Formasi Talang Akar, overpressure
disebabkan oil generation yang diperoleh laporan harian pertamina dengan
kematangan hidrokarbon tipe kerogen II/III minyak/ gas. Berdasarkan plot
silang sonic – densitas pada kedalaman Formasi Talang Akar mengalami
transformasi smektit sebagian telah melewati garis iilit. Namun pada laju
sedimentasi, formasi Talang Akar memiliki kecepatan relatif lebih rendah
dari Formasi Air Benakat dan Formasi Gumai. Kecepatan sedimentasi yaitu
40.424 kaki/juta.

Berdasarkan plot silang velocity – densitas Formasi ini mengalami


perubahan velocity sedangkan densitas perubahan tidak signifikan/ konstan.
Hal ini disebabkan oleh terbentuknya oil generation sesuai dengan data
sebelumnya yaitu kematangan hidrokarbon tipe kerogen II/III , namun pada
plot tersebut tidak terlihat kenampakan mekanisme transformasi smektit –
iilit. Hal ini juga dapat dilihat data sebelumnua dengan plot silang sonic-
densitas yang hanya sebagian melewati garis iilit. Akan tetapi pada
mekanisme tersebut dapat dijadikan sebagai mekanisme penyebab
overpressure pada Formasi Talang Akar .

Dengan demikian berdarsarkan data laju kecepatan sedimentasi dan


plot silang velocity – densitas, Formasi Air Benakat dan Formasi Gumai
merupakan overpressure yang diakibatkan oleh kegagalan kompaksi.
Mekanisme ini merupakan mekanisme pembebanan ( loading ). Sedangkan
untuk Formasi Talang Akar terjadi overpressure karena oil generation
berdasarkan tipe kerogen II/III dan plot silang velocity- densitas. Dan juga
diagenesis mineral lempung. Mekanisme ini merupakan mekanisme non-
pembebanan ( unloading ).

IV.8.3 Sumur R-3

Pada sumur R-3 overpressure diawali pada Formasi Air Benakat


dan Gumai merupakan ini merupakan overpressure pada kedalaman 700 –
2250 kaki. Kedua Formasi ini mempunyai kecepatan sedimentasi relatif
yang cepat. Dapat dilihat dari tabel 4.1 pada data kecepatan sedimentasi.
Formasi Air Benakat memiliki kecepatan 325.96 kaki/juta sedangkan

59
Formasi Gumai memiliki kecepatan 162.75 kaki/juta. Kedua Formasi juga
dapat dilihat berdasarkan plot silang velocity – densitas. Dimana pada
kedalaman 1000 – 2000 mengalami kenaikan velocity dan densitas ( gradien
positif). Dengan demikian mekanisme overpressure pada kedua Formasi
tersebut yaitu disequilibrium compaction/kegagalan kompaksi Pada
Formasi Talang Akar, overpressure disebabkan oil generation yang
diperoleh laporan harian pertamina dengan kematangan hidrokarbon tipe
kerogen II/III minyak/ gas. . Berdasarkan plot silang sonic – densitas pada
kedalaman Formasi Talang Akar mengalami transformasi smektit sebagian
telah melewati garis iilit. Pada laju sedimentasi, Formasi Talang Akar
memiliki kecepatan relatif lebih rendah dari Formasi Air Benakat dan
Formasi Gumai. Kecepatan sedimentasi yaitu 75.12 kaki/juta maka Formasi
ini bukan disebabkan pembenanan.

Berdasarkan plot silang velocity – densitas Formasi ini mengalami


perubahan velocity sedangkan densitas perubahan tidak signifikan/ konstan.
Hal ini disebabkan oleh terbentuknya oil generation sesuai dengan data
sebelumnya yaitu kematangan hidrokarbon tipe kerogen II/III , namun pada
plot tersebut tidak terlihat kenampakan mekanisme transformasi smektit –
iilit. Hal ini juga dapat dilihat data sebelumnua dengan plot silang sonic-
densitas yang hanya sebagian melewati garis iilit. Akan tetapi pada
mekanisme tersebut dapat dijadikan sebagai mekanisme penyebab
overpressure pada Formasi Talang Akar .

Dengan demikian berdarsarkan data laju kecepatan sedimentasi dan


plot silang velocity – densitas, Formasi Air Benakat dan Formasi Gumai
merupakan overpressure yang diakibatkan oleh kegagalan kompaksi.
Mekanisme ini merupakan mekanisme pembebanan ( loading ). Sedangkan
untuk Formasi Talang Akar terjadi overpressure karena oil generation
berdasarkan tipe kerogen II/III dan plot silang velocity- densitas. Dan juga
diagenesis mineral lempung. Mekanisme ini merupakan mekanisme non-
pembebanan ( unloading ).

60
IV.8.4 Sumur R-4

Pada sumur R-4 overpressure terjadi pada kedalaman 3250 kaki.


Pada kedalaman tersebut merupakan Formasi Talang Akar yang mengalami
tekanan pori melebihi tekanan hidrostatis yang menyebabkan overpressure.
Pada mekanisme overpressure, dapat dilihat data vitrinite reflatance
dengan tingkat kematangan hidrokarbon yang tidak sampai 0.55 untuk
menjadi oil generation. Lalu dianalisis melalui plot silang sonic – densitas.
Dengan hasil tersebut bahwa pada kedalaman 3000 kaki sebagian melewati
garis ilit atau telah mengalami diagenesis mineral lempung.

Berdasarkan data plot silang velocity – densitas Formasi Talang


Akar menunujukan penurunan velocity dengan densitas yang konstan.
Berdasarkan plot tersebut bahwa Formasi tersebut mengalami oil
generation. Oleh karena itu walaupun data vitrinite reflatance menunjukkan
bahwa tingkat kematangan belum mencapai 0.55. Dengan plot silang
velocity – densitas menunjukan mekanisme oil generation , bahwa sumur
R-4 ini mengalami overpressure disebabkan oleh pembentukan hidrokarbon
walaupun dengan tingkat kematangan kurang dari 0.55.

Dengan demikian mekanisme penyebab berdasarkan data vitrinite


reflatance dan plot silang velocity dengan densitas, overpressure pada
sumur R-4 disebabkan oleh oil generation dan berdarsarkan plot silang
sonic-densitas tidak disebabkan oleh transformasi smektit dan iilit.
Mekanisme pada sumur R-4 ini adalah non-pembebananan ( Unloading)

Dari analisis setiap log, penyebab overpressure disebabkan dua mekanisme


yaitu mekanisme pembebanan ( loading ) dan mekanisme non pembebanan (
unloading ) pada daerah penelitian ini. Mekanisme pembabanan disebabkan oleh
ketidakseimbangan kompaksi pada Air Benakat, Gumai berdasarkan laju
sedimentasi dan plot silang velocity - densitas. Selain itu juga terdapat faktor dari
gaya tektonik, dimana pada miosen akhir pada Cekungan Sumatera Selatan gaya
tektonik yaitu kompresional sehingga memengaruhi dari hasil tekanan pori pada
ketiga formasi tersebut. Mekanisme ini disebut mekanisme pembebanan (loading)

61
Untuk mekanisme non pembebanan, terjadi karena adanya oil generation
dan diagenesis mineral lempung ( transformasi smektit dan iilit ) adalah Formasi
Talang Akar. Formasi tersebut juga dianalisis vitrinite reflatance, data tipe kerogen
dan plot silang velocity – densitas dan plot silang sonic – densitas. Formasi Talang
Akar ini disimpulkan bahwa Formasi Talang Akar mekanisme ini adalah
mekanisme non-pembebanan ( unloading). Kompilasi data tersebut terdapat pada
gambar 4.11 dan tabel 4.11

IV.8 Peta Struktur Kedalaman

Pada peta struktur kedalaman adalah peta yang memuat kondisi dibawah
permukaan secara lateral dengan domain kedalaman (m). Peta struktur kedalaman
bertujuan untuk melihat persebaran formasi secara lateral. Pada penelitian ini
Formasi peta strukur kedalaman yang mengalami overpressure seperti Formasi Air
Benakat, Formasi Gumai, Formasi Talang Akar. Peta struktur kedalaman ini
merupakan data pendukung untuk mengetahui mekanisme ovepressure.

Pada peta struktur kedalaman Formasi Air Benakat berada di ketinggian .


Pada sumur R-1 R-2, R-3, R-4.. jika dilihat letak sumur tersebut, semua sumur
pada Formasi Air Benakat berada di tinggian dengan ketinggian relatif yang hamper
sama. Pada akan tetapi Formasi Air Benakat terdapat sesar yang mengelilingi
lapangan daerah penelitian, sesar ini disebabkan oleh kompresi tektonik pada
miosen akhir sehingga terbentuk strukur sesar . dan sesar juga termasuk sebagain
faktor penyebab overpressure menurut Swabrick dan Osborne (Gambar 4.11) .

Pada Formasi Gumai memiliki persamaan dengan Formasi Air Benakat.


Pada peta struktur kedalaman Formasi Gumai berada di ketinggian . Pada sumur R-
1 R-2, R-3, R-4.. jika dilihat letak sumur tersebut, semua sumur pada Formasi Air
Benakat berada di tinggian dengan ketinggian relatif yang hampir sama. Akan tetapi
Formasi Air Benakat terdapat sesar yang mengelilingi lapangan daerah penelitian,
pada Formasi Gumai terdapat sesar. Akan tetapi, sesar yang berada pada Formasi
ini tidak sama dengan Formasi Air Benakat. Sesar pada Formasi ini disebabkan
oleh gaya tektonik dengan fase ekstensional pada miosen tengah dimana pada fase
tersebut merupakan pembentukan cekungan disandingkan dengan sesar yang aktif

62
Oleh karena itu, diasumsikan sesar tersebut tidak mempengaruhi oleh tekanan pori
pada Formasi Gumai. ( Gambar 4.12).

Pada peta stuktur kedalaman Formasi Talang Akar. Pada posisi Sumur R-
1 ,R-2 R-3, R-4 berada di titik ketinggian yang relatif sama. Pada Formasi Talang
Akar dapat dilihat semua sumur berada dikelilingi oleh sesar, Akan tetapi sesar ini
tidak mempengaruhi pada profil tekanan pori, kemungkinan besar pada sesar pada
Formasi Talang Akar lebih muda dari pembentukann hidrokarbon sehingga sesar
tersebut tidak mempengaruhi overpressure pada Formasi Talang Akar. Dan juga
pada Formasi ini merupakan gaya tektonik fase ekstensional pada oligosen miosen
yang merupakan pembentukan cekungan dengan sesar aktif. Oleh karena itu,
diasumsikan sesar tersebut tidak mempengaruhi oleh tekanan pori pada Formasi
Talang Akar. (Gambar 4.13).

IV.9 Peta Sand – Shale Ratio

Peta Sand Shale Ratio (SSR) merupakan peta yang digunakan untuk
mengetahui suatu perbandingan antara jumlah ketebalan net sand dengan jumlah
shale pada satu sikuen. Melakukan tahap ini diawali dengan meng-flattening pada
Formasi Talang Akar (Gambar 4.19) Perbandingan yang dihasilkan dapat
memberikan informasi mengenai genesa pengendapan dan juga umur yang dapat
dihubungkan secara selaras, yang mana jika hasil perbandingan yang semakin kecil
maka menunjukkan arah pengendapan semakin menuju kearah laut. (Gambar
4.20). Berdasarkan hasil perbandingan sand dan shale pada top Talang Akar, yang
mana memperlihatkan arah distribusi sand secara umum adalah relatif Barat-Timur.

Hal ini mempengaruhi data tekananan pori. Terlihat pada sumur R-1
memiliki data laju pengendapan yang relatif lebih cepat karena letak posisi sumur
R-1 diasumsikan transportasi sedimen yang cepat mempengaruhi tekanan pori,
namun profil R-1 pun cenderung seragam atau masih terdapat yang hidrostatis
karena faktor litologi didominasi oleh batupasir. Namun, jika dilihat pada sumur R-
3, R-4 sudah menuju kearah laut, hal tersebut mempengaruhi tekanan pori yang
hampir semua lapisan melebihi tekanan hidrostatis karena faktor litologi yang
semua lapisan adalah serpih

63
IV.10 Analisis Layer

Pada analisis layer bertujuan untuk melihat skala kecil pada tekanan pori
pada sumur R-1, R-2, R-3, R-4. Pada analysis ini, dikaitkan keseluruhan tekanan
pori dengan peta strukur kedalaman dan peta sand shale ratio.

IV.10.1 Formasi Talang Akar

Formasi Talang Akar pada hasil analisis tersebut diawali dengan sumur R-
1 dengan didominasi batupasir – batu serpih. Untuk pada bagian bawah, Formasi
Talang Akar didominasi batupasir dengan sisipan batuserpih. Sedangkan dibagian
atasnya didominasi oleh batuserpih. dengan demikian sumur R-1 didominasi oleh
batupasir terlihat pada peta sand shale ratio sumur R-1 memiliki ketebalan yang
lebih tebal dibanding batuserpih dan juga terlihat nilai vshale memiliki 0.30.

Pada sumur R-2 dengan didominasi batupasir – batu serpih. Sumur R-2
terlihat pada peta sand shale ratio sumur R-2 berada di ketebalan batupasir dan
batuserpih. Namun diyakini batuserpih pada sumur R-2 memiliki ketebalan yang
lebih besar dibandikan sumur R-1 dengan terlihat nilai vshale 0.34.

Pada sumur R-3 dengan didominasi batu serpih. Untuk seluruh bagian ,
didominasi batuserpih. Terlihat pada peta sand shale ratio sumur R-3 berada di
ketebalan batupasir bernilai minus (-) bahwa sumur R-3 tidak ada pengendapan
batupasir. Nilai vshale dengan terlihat nilai 0.55

Pada sumur R-4 dengan didominasi batuserpih. Untuk seluruh bagian,


didominasi batuserpih. Terlihat pada peta sand shale ratio sumur R-2 berada di
ketebalan batupasir bernilai minus (-) bahwa sumur R-4 tidak ada pengendapan
batupasir. Nilai vshale 0.45.

Dengan demikian, bahwa pada sumur R-1 terlihat didominasi oleh batupasir
– batuserpih. Namun terlihat didominasi dengan batupasir. Terlihat pada korelasi
layer dan peta sand shale ratio dengan berada di ketebalan pasir yang lebih tebal
dibanding batuserpih. Oleh karena itu tekanan pori pada sumur R-1 memiliki
overpressure namun masih cenderung hidrostatis Untuk Sumur R-2, terlihat pada
peta korelasi layer batupasir pada sumur R-2 menipis dan selalng seling batuserpih.
Peta sand shale ratio sumur R-2 berada di ketebalan batupasir dan batuserpih.

64
Namun, ketebalan batuserpih lebih tebal dibandingkan batupasir ataupun sumur R-
1, terlihat dengan nilai vshale 0.34. Oleh karena itu, tekanan pori pada sumur R-2
mengalami overpressure tetapi sedikit mengalami hidrostatis, karena pada sumur
R-2 mengalami penipisan batupasir. Pada sumur R-3 dan sumur R-4 memiliki
seluruh litologi batuserpih. Dapat dilihat dengan korelasi layer pada sumur R-3 dan
R-4 sudah tidak terdapat batupasir dan peta sand shale ratio dengan nilai ketebalan
batupasir minus (-). Dan nilai vshale 0.55 dan 0.45. Oleh karena itu, terkanan pori
pada sumur R-3 dan R-4 cenderung memiliki tekanan pori yang melebihi tekanan
hidrostatis karena didominasi batuserpih.

Untuk aspek struktur, terlihat pada korelasi sumur top formasi sumur R-1
maupun korelasi layer berada di kedalaman yang lebih rendah dibandingkan dari
sumur R-2, R-3, R-4. Ketiga sumur tersebut mengalami pengangkatan (uplifted)
pada kompresional pliosen – plistosen dengan orientasi timur laut – tenggara pada
peta struktur kedalaman. Sumur R-1 memiliki nilai tekanan pori yang lebih besar
dibandingkan dengan sumur R-2, R-3, dan R-4. Karena memiliki faktor berada di
kedalaman yang lebih dalam dibanding dengan ketiga sumur lainnya walaupun
dengan litologi dominan batupasir. Sumur R-1 memiliki rata-rata tekanan pori 1654
psi, R-2 1271 psi, R-3 1454 psi, dan R-4 1470 psi.

IV.10.2 Formasi Gumai

Formasi Gumai pada hasil analisis tersebut diawali dengan sumur R-2
dengan didominasi batuserpih . Untuk pada bagian bawah didominasi batuserpih.
Sedangkan dibagian atasnya didominasi oleh batupasir. Nilai vshale pada sumur R-
2 adalah 0.55.

Formasi Gumai pada hasil analisis tersebut dilanjuti pada sumur R-3 dengan
didominasi batuserpih . Untuk pada bagian bawah didominasi batuserpih.
Sedangkan dibagian atasnya didominasi oleh batupasir. Nilai vshale pada sumur R-
2 adalah 0.56.

Dengan demikian terlihat pada korelasi layer, bahwa pada sumur R-2 dan
R-3 terlihat didominasi batuserpih . Namun terlihat pada bagian atas didominasi
dengan batupasir.. Oleh karena itu tekanan pori pada sumur R-2 pada memiliki
overpressure pada bagian bawah dengan didominasi batuserpih tekanan melebihi

65
tekanan hidrostatis sedangkan untuk bagian atas didominasi batupasir memiliki
overpressure namun cenderung hidrostatis. Untuk Sumur R-3, tidak berbeda jauh
dengan sumur R-2. memiliki overpressure pada bagian bawah dengan didominasi
batuserpih tekanan melebihi tekanan hidrostatis sedangkan untuk bagian atas
didominasi batupasir memiliki overpressure namun cenderung hidrostatis. Diyakini
Formasi Gumai merupakan transgresif sedimen, tetapi memiliki pengendapan
relatif cepat, dapat dibuktikan dengan data laju pengendapan sebelumnya pada
sumur R-2 memiliki laju pengendapan 163.28 juta/kaki dan R-3 memiliki 162.75
juta/kaki. Sehingga overpressure mekanisme pembebanan dapat berperan untuk
seal/cap rock untuk batuan reservoir pada Formasi Baturjaa dan Formasi Gumai itu
sendiri.

Kedalaman Formasi sumur R-2 dan R-3 terlihat memiliki kedalaman yang
relatif sama. Hal ini dilihat pada hasil tekanan pori sumur R-2 memiliki rata- rata
tekanan pori 1139 psi, dan R-3 1156 psi. Dari peta struktur kedalaman, sumur R-2
dan R-3 memiliki berada di ketinggian yang sama sehingga hasil dari tekanan pori
pun juga relatif mendekati.

IV.10.2 Formasi Air Benakat

Formasi Air Benakat pada hasil analisis tersebut diawali dengan sumur R-2
dengan didominasi batuserpih dengan sisipan batupasir... Nilai vshale pada sumur
R-2 adalah 0.58.

Formasi Air Benakat pada hasil analisis tersebut dilanjuti pada sumur R-3
dengan didominasi batuserpih . dengan sisispan oleh batupasir. Nilai vshale pada
sumur R-2 adalah 0.56.

Berdasarkan analisis layer, bahwa pada sumur R-2 dan R-3 terlihat
didominasi batuserpih . Namun terlihat pada bagian atas sedikit dengan sisispan
dengan batupasir.. Oleh karena itu tekanan pori pada sumur R-2 memiliki
overpressure pada bagian bawah sekitar 2000 kaki dengan didominasi batuserpih
tekanan melebihi tekanan hidrostatis sedangkan untuk bagian atas memiliki
overpressure namun cenderung hidrostatis karena diintepretasikan berada di
kedalaman yang lebih rendah atau berada di tinggian dengan kurang dari 2000 kaki
. Untuk Sumur R-3, tidak berbeda jauh dengan sumur R-2. Memiliki overpressure

66
pada bagian bawah sekitat 2000 kaki dengan didominasi batuserpih dimana tekanan
melebihi tekanan hidrostatis. Sedangkan untuk bagian atas memiliki overpressure
namun cenderung hidrostatis karena diintepretasikan berada di kedalaman yang
lebih rendah atau berada di tinggian dengan kurang dari 2000 kaki. Diyakini pada
Formasi Air Benakat merupakan regresif dimana supply sedimen lebih besar dari
akomodasi sehingga laju pengendapan relatif cepat dibandingkan Formasi Gumai
dan Formasi Talang Akar. Pada Formasi Air Benakat memiliki litologi batuserpih
sedangkan di Sub Cekungan Jambi litologi didominasi Batupasir. Jika dilihat
geologi regional, Formasi Air Benakat merupakan lower Palembang dan
diintepretasikan bahwa pengendapan awal regresif pada daerah penelitian atau Sub
Cekungan Palembang yang berada di lingkungan neritik dalam sampai neritic luar
berdasarkan data biostratigrafi. Sehingga pengendapan menuju darat dengan
orientas ke utara atau barat laut menuji ke Sub Cekungan Sumatera lainnya.
Sehingga, litologi Formasi Air Benakat contohnya pada Sub Cekungan Jambi
memiliki litologi Batupasir yang cukup dominan sebagai reservoir. Formasi Air
Benaat memiliki pengendapan relatif cepat, dapat dibuktikan dengan data laju
pengendapan sebelumnya pada sumur R-2 memiliki laju pengendapan 351.22
juta/kaki dan R-3 memiliki 390.55 juta/kaki. Sehingga overpressure mekanisme
pembebanan dapat berperan untuk seal/cap rock untuk batuan reservoir pada
Formasi Baturaja, Formasi Gumai, ataupun Formasi Air Benakat itu sendiri.

Kedalaman Formasi sumur R-2 dan R-3 terlihat memiliki kedalaman yang
relatif sama. Hal ini dilihat pada hasil tekanan pori sumur R-2 memiliki rata- rata
tekanan pori 660 psi, dan R-3 700 psi. Sumur R-3 memiliki rata – rata tekanan pori
sedikit lebih tinggi dikarenakan faktor laju pengendapan yang relatif lebih tinggi
dibandikan dengan sumur R-2 dan juga terdapat faktor kedalaman. Dari peta
struktur kedalaman, sumur R-2 dan R-3 memiliki berada di ketinggian yang sama
sehingga hasil dari tekanan pori pun juga relatif mendekati.

67
IV.11 Rekomendasi Pemboran

Rekomendasi pemboran pada daerah penelitian yang berhubungan dengan


overpressure yang telah dianalisis adalah berat lumpur dan kedalaman dalam
pemasangan casing shoe. Dari hasil tekanan pori dan kedalaman terjadinya
overpressure , berat lumpur yang ideal adalah pada sebesar 9.5 ppg dalam zona
overpressure yaitu pada Formasi Air Benakat dan Gumai. Sedangkan dalam
overpressure Formasi Talang Akar, berat lumpur ideal adalah sebesar 10.3 ppg.
Dalam rekomendasi ini berguna untuk mencegah terjadinya kick atau yang lebih
membahayakan yaitu blowout.

68
Gambar 4.18 Mekanisme Overpressure dari data korelasi sumur

69
Tabel 4.12 Kompilasi formasi dan mekanisme overpressure

R-1 R-2 R-3 R-4


FM Air Benakat - FM Gumai,
Formasi Overpressure FM TAF FM Air Benakat - FM Gumai, FM TAF FM TAF
FM TAF

536 – 2292.56 kaki, 3000 - 4000


Kedalaman Overpressure 4000 kaki 700-2250 kaki, 3250-3700 kaki 3250 - 3500 kaki
kaki

Formasi Mekanisme Ovepressure


FM Air Benakat - FM Gumai FM Air Benakat - FM Gumai
Pembebanan

Formasi Mekanisme Ovepressure non


FM TAF FM TAF FM TAF FM TAF
pembebanan

Mekanisme Overpressure Pembebanan Ketidakseimbangan Kompaksi Ketidakseimbangan Kompaksi

Mekanisme Ovepressure non Pembentukan Hidrokarbon dan Pembetukan Hidrokarbon dan Pembentukan Hidrokarbon dan Diagenesis
Pembentukan Hidrokarbon
pembebanan Diagenesis Mineral Lempung Diagenesis Mineral Lempung Mineral Lempung

FM Air Benakat 351.22 325.96


Laju Pengendapan
Ft/ma FM Gumai 163.28 162.75

FM TAF 40.554 40.424 75.12 70.45

70
388000 392000 396000 400000 404000 408000 412000 416000 420000 424000
9580000

9580000
9575000

9575000
9570000

9570000
-450
-600

-300
9565000

9565000
-300

-45
-750

-30
-750 -300

0
0
-750 -30 -300

0
-600

-30

-450
0
0

-45
-75

-600

-300
-750 0 R-2
0
-75 -75 -450

-30
-150

-6
9560000

9560000
-450

-4
00

0
-450

50
R-3
-300
-30 R-1 R-4

-300
-600
0

00
0
-30

-3
-300
-750
-75
50

0
-7

-450
9555000

9555000
9550000

9550000
9545000

9545000
388000 392000 396000 400000 404000 408000 412000 416000 420000 424000

Map 0 2500 5000 7500 10000 12500m Ele v a tion de pth [m]
- 120.00
C ount ry Sc ale 1:265779 - 150.00
1:265779 - 180.00
- 210.00
Bloc k C ont our inc - 240.00
30 - 270.00
Lic ens e U s er nam e - 300.00
- 330.00
Gar uda - 360.00
M odel nam e D at e - 390.00
- 420.00
11/28/2019
- 450.00
H oriz on nam e Signat ure - 480.00
- 510.00
- 540.00
- 570.00
- 600.00
- 630.00
- 660.00
- 690.00
- 720.00
- 750.00
- 780.00
- 810.00
- 840.00

Gambar 4.19 Peta struktur kedalaman Formasi Air Benakat

71
388000 392000 396000 400000 404000 408000 412000 416000 420000 424000
9580000

9580000
9575000

9575000
9570000

9570000
-10
50
-1200

50
-105
9565000

9565000
-900 -900

-10
0 0
-105

-90
00
00

-9

0
-9
-1200 -1200

-1050

50
-1200 -750
00

-900

-750 -7
-12

-9
-75
-1200

R-2

00
0 -90 -900
9560000

9560000
0 0

-1
-120 -12

-90
-900

05
-120
0 00 0R-3
0

0
20
-75 R-4

0
-750
-1

0 -120 R-1 -90 -750

-1050
-120 0 0

-90
-90

0
0

-900
9555000

9555000
-9
00
9550000

9550000
9545000

9545000
388000 392000 396000 400000 404000 408000 412000 416000 420000 424000

Map 0 2500 5000 7500 10000 12500m Elev ation depth [m]
-690.00
-720.00
Country Scale 1:265779
-750.00
1:265779 -780.00
Block Contour inc -810.00
-840.00
30
-870.00
License User name -900.00
Garuda -930.00
-960.00
Model name Date -990.00
11/28/2019 -1020.00
-1050.00
Horizon name Signature -1080.00
-1110.00
-1140.00
-1170.00
-1200.00
-1230.00
-1260.00
-1290.00
-1320.00

Gambar 4.20 Peta struktur kedalaman Formasi Gumai

72
388000 392000 396000 400000 404000 408000 412000 416000 420000 424000

9580000

9580000
9575000

9575000
9570000

9570000
-1500

-15
9565000

9565000
-1500
-125 00

-12
50 -1250 0
-17 -1750

50
-1500
-1750 -1750 0
-125

-1500
-12
R-2 50

-1000
-1250
9560000

9560000
-1250
R-3

-1250
-1000
R-4 -10

-1500
R-1 00

-1000
-125

-1250
0
9555000

9555000
9550000

9550000
9545000

9545000
388000 392000 396000 400000 404000 408000 412000 416000 420000 424000

Map 0 2500 5000 7500 10000 12500m Elev ation depth [m]
-950.00
Country Scale 1:265779
-1000.00
1:265779 -1050.00
-1100.00
Block Contour inc -1150.00
50 -1200.00
License User name -1250.00
-1300.00
Garuda
-1350.00
Model name Date -1400.00
11/28/2019 -1450.00
-1500.00
Horizon name Signature -1550.00
-1600.00
-1650.00
-1700.00
-1750.00
-1800.00

Gambar 4.21 Peta struktur kedalaman Formasi Talang Akar

73
Gambar 4.22 Korelasi sumur flattening Formasi Talang Akar

74
Gambar 4.23 Peta sand shale ratio pada Formasi Talang Akar

75
Gambar 4.24 Korelasi Layer Formasi Talang Akar

75
Gambar 4.25 Korelasi Layer Formasi Gumai

76
Gambar 4.26 Korelasi Layer Formasi Air Benaka

77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data serta pembahasan zona dan mekanisme overpressure pada lapangan X, Cekungan Sumatera
Selatan didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Volume batuserpih pada Formasi Air Benakat adalah 0.58 Sumur R-2, 0.55 sumur R-3.
2. Volume batuserpih pada Formasi Gumai adalah 0.55 Sumur R-2, 0.56 sumur R-3
3. Volume batuserpih pada Formasi Talang Akar adalah 0.30 sumur R-1, 0.34 sumur R-2, 0.55 sumur R-3, 0.45 sumur R-4
4. Pada perhitungan tekanan pori, perhitungan pada daerah penelitian menggunakan metode eaton dengan log sonic yang
sudah didiskriminasi dengan batuserpih
5. Berdasarkan profil tekanan pori, terdapat 4 sumur yaitu R-1, R-2, R-3, R-4 dengan suatu Formasi Air Benakat, Formasi
Gumai, Formasi Baturaja, Formasi Talang Akar, Formasi Lahat dan Basement.
6. Pada keempat sumur yang diteliti, Formasi yang mengalami Overpressure yaitu Formasi Air Benakat, Formasi Gumai, dan
Formasi Talang Akar dengan mekanisme yang berbeda-beda.
7. Formasi Air Benakat disebabkan mekanisme pembebanan berdasarkan kecepatan laju sedimentasi yang cepat dan plot
silang velocity – densitas yang mengalami peningkatan velocity dan densitas pada setiap interval kedalaman Formasi
8. Formasi Gumai disebabkan mekanisme pembebanan berdasarkan kecepatan laju sedimentasi yang cepat dan plot silang
velocity – densitas yang mengalami peningkatan velocity dan densitas pada setiap interval kedalaman formasi

85
9. Formasi Talang Akar disebabkan mekanisme non pembebanan berdasarkan data kematangan hidrokarbon ( vitrinite
reflatance ) dan plot silang sonic- densitas dan plot silang velocity – densitas yang mengalami peningkatan velocity dan
namun trend densitas tidak signifikan/konstan pada setiap interval kedalaman formasi
10. Pada peta struktur kedalaman Formasi Air Benakat terdapat sesar yang disebabkan gaya kompresional pada miosen akhir
dan sesar juga termasuk sebagain faktor penyebab overpressure menurut Swabrick dan Osborne
11. Pada peta struktur kedalaman Formasi Gumai, Sesar pada Formasi ini disebabkan oleh gaya tektonik dengan fase
ekstensional pada miosen tengah dimana pada fase tersebut merupakan pembentukan cekungan disandingkan dengan sesar
yang aktif Oleh karena itu, diasumsikan sesar tersebut tidak mempengaruhi oleh tekanan pori pada Formasi Gumai.
12. Pada peta struktur kedalaman Formasi Talang Akar terdapat sesar pada Formasi ini merupakan hasil gaya tektonik fase
ekstensional pada miosen oligosen yang merupakan pembentukan cekungan dengan sesar aktif. Oleh karena itu,
diasumsikan sesar tersebut tidak mempengaruhi oleh tekanan pori pada Formasi Talang Akar.
13. Pada peta sand shale ratio, terlihat arah distribusi sand dan arah pengendapan relatif ke barat-timur. Dapat disimpulkan
bahwa arah timur menunjukan pengendapan kerarah laut.
14. Dari hasil tekanan pori dan kedalaman terjadinya overpressure , berat lumpur yang ideal adalah pada sebesar 9.5 ppg dalam
zona overpressure yaitu pada Formasi Air Benakat dan Gumai. Sedangkan dalam overpressure Formasi Talang Akar, berat
lumpur ideal adalah sebesar 10.3 ppg. Dalam rekomendasi ini berguna untuk mencegah terjadinya kick atau yang lebih
membahayakan yaitu blowout.

Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang sama adalah :

1. Pengunaan metode yang lain untuk mendukung keakuratan profil tekanan pori.

86
2. Dilakukan studi overpressure lebih lanjut dengan mengetahui sebaran overpressure secara lateral.
3. Menggunakan data log yang telah dinormalisasi.

87
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sugiyono, Anindhita, La Ode M.A. Wahid, dan Adiarso (editor)., 2016. Outlook Energi Indonesia 2016: Pengembangan
Energi untuk Mendukung Industri Hijau, ISBN 978-602-74702-0-0, Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri
Kimia, BPPT. Jakarta.

Ariyanto, Yonas. 2011. Pemodelan Impedansi Akustik untuk karakterisasi reservoar pada daerah “X”, Sumatera Selatan.
FMIPA Universitas Indonesia.

Bishop, M.G., 2000, South Sumatera Basin Province, Indonesia:The Lahat/Talang Akar-Cenozoic Total Petroleum System,
USGS Open-file report 99-50-S

Chapman, R.E. 1983. Petroleum Geology. Amsterdam: Elsevier. 415.

De Coster, G. L., 1974, The Geology of the Central and South Sumatra Basin, Proceedings 3rdAnnual Convention IPA, Juni 1974,
Jakarta.

Dutta, N. C. 1987. Geopressure. Tulsa: Society of Exploration Geophysicist.

Dutta, N.C. 2002. Deepwater Geohazard Prediction Using Prestack Inversion of Large Offset P-Wave Data and Rock Model.
The Leading Edge. 21. 193198.

Eaton, B. A. 1975. The Equation for Geopressure Prediction from Well Logs.
Society of Petroleum Engineers. Paper SPE 5544.

88
Gafoer, S., Cobrie, T., dan Purnomo, J. (1986). Peta Geologi Indonesia Lembar Lahat, Sumatra Selatan. Bandung: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Hoesni, M.J., 2004, Origins of overpressure in the Malay Basin and its influence on petroleum systems: Ph.D. thesis, University
of Durham, Durham, England

Koesoemadinata, R.P. 1977. Geologi Minyak- dan Gas Bumi. Bandung.

Lapeyrouse, Norton J. 2002. Formulas and Calculations for Drilling, Production, and Workover 2nd Edition. New York: Elsevier
Science. 224. 2.

Prabawa, G.A. 2018. Analisis Ovepressure Akibat Mekanisme Pembebanan dan Non Pembebanan Berdasarkan Data Log dan
Data Seismik Cekungan Jawa Timur Utara. Jakarta. Universitas Trisakti
Pulunggono, A. dan Cameron, N.R., 1984, Sumatran Microplates, Their Characteristics and Their Role in the Evolution of the
Central and South Sumatra Basins, Proceedings Indonesian Petroleum Association (IPA) 13th Annual Convention, hlm.
121-143.

Pulunggono, A., Haryo, A., & Kosuma, C.G., 1992, Pre-Tertiary and Tertiary Fault systems as a framework of the South Sumatera
Basin; A Study of SAR-MAPS, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 21Th Annual Convention.

Ramdhan, A. M. 2010. Overpressure and Compaction in The Lower Kutai Basin, Indonesia. Durham theses, Durham University

89
Swarbrick, R. E. dan M. J. Osborne. 1998. Mechanism for Generating Overpressure in Sedimentary Basins: Reevaluation.
American Association of Petroleum Geologist Bulletin, v. 74, 6, 1023-1041
Terzaghi, K. dan Peck, R. B. 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice 2nd Edition. New York: John Wiley & Sons.
Zoback, M.D., (2007). Reservoir Geomechanics, New York: Cambridge University Press.

90
9
8
7
6
5
4
3
2
1

45
44
43
42
41
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
No
Kedalaman percontoh serbuk bor (m)

985
970
962
957
956
955
813
500
352

1002
986.5
971.5
902.5
626.5

1071.5
1028.5
1012.5
980-982
776-778
774-776
772-774
770-772
768-770
766-768
638-640
636-638
634-636
632-634
630-632
628-630
626-628
600-602
596-598
374-376
372-374
366-368
364-366
362-364
360-362

1164-1166
1162-1164
1028-1030
1022-1024
1020-1022
1014-1016
Talang Akar
Baturaja Formation Gumai Formation Air Benakat Formation FORMASI
Formation

Oligo Miosen tengah


Miosen Awal Miosen Tengah UMUR
sen - lebih muda

N4 or
N4-N5 N5-N9 N9-N11 N11 or younger Zonasi foraminifera plangtonik (Blow,1979)
older

INTERVAL KEDALAMAN 352-1071.5 METER


TABEL DISTRIBUSI FORAMINIFERA SWC
Keterangan:
Datum Foraminifera

Orbulina suturalis
Globorotalia peripheroronda
MARKER BIOZONASI

Globigerinoides quadrilobatus
Globigerinoides subquadratus
Supralitoral (darat)
Litoral (daerah pasang surut)
Neritik dalam (0-20m)
Neritik tengah (20-100m)
1980)

Neritik luar (100-200m)


Keberadaan

1966 dan Ingle,


(Tipsword dkk.,
PALEOBATIMETRI

Batial atas (200-500m)

1
1
3
0
1
5
0
1
1
1
4
0
0
0
1
6
1
0
2
0
2
2
4
2
2
6
0
6
KELIMPAHAN FORAMINIFERA PLANGTONIK

26
13
54
12
29

0
0
0
5
0
4
0
1
7
1
0
2
2
1
1
8
6
KELIMPAHAN BENTONIK GAMPINGAN

55
24
69
17
17
265 33
81
72
15
55
39
68
92

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
660 380 0
0
162 150 0
650 400 0
572 334 0
1737 544 0
0
0
94 294 0
0
4
16 439 0
0
0
64 193 2
70 574 0
2
0
192 0
203 0
226 0
284 0
0
4
KELIMPAHAN BENTONIK ARENASEUS

740 210 16
3573 1703 24
Kelimpahan kelompok taxa foram. Bentonik neritik dalam

Kelimpahan kelompok taxa foram. Bentonik neritik tengah-


KERAGAMAN

neritik luar
Kelimpahan kelompok taxa foraminifera bentonik
kosmopolitan
RINGKASAN KELIMPAHAN DAN

KERAGAMAN FORAMINIFERA

% Kelimpahan foram. Plangtonik penciri iklim


HANGAT/TROPIS (TROPICAL-WARM SUBTROPICAL)
% Kelimpahan foram. Plangtonik penciri iklim
SEDANG/SUBTROPIS (WARM-COOL SUBTROPICAL)
IKLIM (%)
PERSENTASE
PERBANDINGAN

% Kelimpahan foram. Plangtonik Kosmopolitan (cosmo)


KELOMPOK FORAM.
PLANGTONIK PENCIRI
IKLIM PURBA

INTERPRETASI IKLIM PURBA

Kedalaman percontoh serbuk bor (m)

985
970
962
957
956
955
813
500
352

1002
986.5
971.5
902.5
626.5

1071.5
1028.5
1012.5
980-982
776-778
774-776
772-774
770-772
768-770
766-768
638-640
636-638
634-636
632-634
630-632
628-630
626-628
600-602
596-598
374-376
372-374
366-368
364-366
362-364
360-362

1164-1166
1162-1164
1028-1030
1022-1024
1020-1022
1014-1016
Rentang zona taxa foraminifera
*

FAD LAD
plangtonik (Blow, 1979)
bioge
ografi
Paleo

1
2
6
1
1
6
8
8
6
1
2
2
3
2

12
16
16
Globigerina spp.

1
1
8
4
4
4
1
2
2

12
12
16
32
Globorotalia (T.) spp.

1
3
1
3
8
N4 N23 cosmo

21
92
88
87
10
18
20

Glogigerinoides quadrilobatus

160
368
560
TR = Tropical

2
N4 N5

6 124 16
Globigerinoides primordius

3
2

N2 N23 cosmo

32
12
Globorotalia (T.) obesa

1
4
1
4

N6 N22 Glogigerinoides obliquus TR-CST


2
3

N4 N19 Globoquadrina dehiscens cosmo

32 96 104

1
1
12 3
4
4

N2 N14 cosmo

96
144 208 272 48 Globorotalia (T.) siakensis
3
2
5

N6 N11 cosmo

68 12 64
72 44 68
24
12

Globorotalia (T.) peripheroronda

4
1
8
3
2
8
1
4
4

N4 N23 TR-CST

27
48
12

Globigerinoides trilobus

104
128
112
224
432

1
4
1
2
2
4

P16 N17 WST-CST

80
84
84
28
33
14
16
21

Globigerina praebulloides
104
208
5

3 12 N4 N23 cosmo
100 44
Globigerinoides immaturus

91
3

N9 N13
56
52

Globorotalia mayeri
WST = Warm Subtropical

6
4
3

N6 N16 TR-CST
64 16
Globorotalia (T.) continuosa
4

N3 N21 Globoquadrina altispira


6

N7 N13 cosmo
48 20
32
112 24 120 72

Hastigerina praesiphonifera
320 224 272 16 256 128

32 1
PLANGTONIK

N2 N14 Globigerinoides sacculifer TR-WST

1
1

Globigerinoides sp.
LAMPIRAN

3
6

36

Neogloboquadrina dutertrei
4

N9 N23 Orbulina suturalis


4

N3 N19
28
3 28 1 32

Globigerina venezuelana
144 1 152
32 240 5 176
CST = Cool Subtropical

3 9

N2 N16 Globoquadrina baroemoenensis


1
2

N5 N13 cosmo
80

Globigerinoides subquadratus
4

Globigerinoides diminutus
1

Globigerinita sp.
8

N8 N9 Globigerinoides bisphericus

N3 N5
1?

Globigerina binaiensis

P18 N3 Globigerina gortanii

P19 N4
1? 1?

Globigerina ciperoensis
* Keterangan paleobiogeografi distribusi taxa foraminifera untuk penentuan iklim purba (Boltovsky & Wright (1976) dan Be (1977))

1
1
5
1
2
1
2
1
5
3
4
2
3
2

forminifera plangtonik tak teridentifikasi


128
3
6 8
4 3
4
9
2 1
8
3
2
1

48 48
84 36
56 96
21 21
6 64

Lenticulina inornata
192 336
5 148

3
9
2
8
5
2
1

60 52 16
16
12
36
40
20
52
16
56
12
33
66
20

Ammonia beccarii
3
1
1
4
1
4
2
1

33 15 6 12
24
24
80
15
28
45
22
20
52
44
34

Ammonia umbonata
123
324
208
104
168
165
153

2
4
3
1
3
1
2
4
2
6
6
1

Cibicides praecinctus
3
6
2
1

16
12
20

Bolivina subaenariensis
2
1

Glomospira sp.
3
21
10

Asterorotalia yabei
2
1
3
2
4

Pararotalia sp
1
1
3 2
2 1
4
4
4
1
3
4

4 20

Quinquelocullina spp.
FORAMINIFERA

3
1
7
6
8 4
2

3 6 27

Bolivina spp.
176
48 5 272
3
4
1
4
24 8
2

15 27
36 72
68
24
84 28

Bulimina striata
32 104
120
288

4
1
2
2
4
3
2

64
12
15
16

Cibicides tobatulus
6
2
8
6
3

24 16
20
64
12

Eponides subornatus
240
9
3

Fissurina marginata
5
1
1
2
1

11
12

Elphidium limpidum
4

Gyroidina soldanii
4
4
4
1
1
1
3
8
3
2

20
80
21

Melonis sp.
8
2

Planularia sp.
1
1
3
2
3

12
48

Nonion scaphum
2
4

Spiroloculina sp.
4

24 12 24
64
12
10

Uvigerina peregrina
160

1
1
2
1
9 3
3
1

24
32 16
48 16

Lenticulina thalmani
3
8

Triloculina sp.
4
6
2
2
2
8
6
4

21
20
12
32

Cibicides sp.
3

16

Nodosaria sp.
BENTONIK GAMPINGAN

6 3
10 4

12 16
64 48

Lagena sp.
1
48 64 48

Chilostomella sp.
3
4

Trifarina sp.
1
4
4

16

Planulina wuellerstorfi
2
2

Bulimina spp.

Virgulina sp.
60 16 10

Brizalina sp.
4
2

Miliolina sp.
1

Fursenkoina sp.
1

Lepydocyclina sp.

Calcarina sp.
1
24

Pullenoides?
3
9
1

Elphidium crispum
2
1

Pyrgo sp.
1

Amphistegina sp.
24

Cassidulina sp.
1
8
2
4
8
8
1
6
6
3
1
4
2
3
6

18
10
12
16
12
10
12
11
12
15

Foraminifera bentonik tak terdterminasi


4
1

Nertitik dalam Haplophragmoides sp.


Nertitik dalam BENTONIK
Bigenerina sp.
ARENASEUS
2
1
4

Nertitik dalam
16
24

Textularia sp.
9
8
7
6
5
4
3
2
1

60
59
58
57
56
55
54
53
52
51
50
49
48
47
46
45
44
43
42
41
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
No
Kedalaman percontoh serbuk bor (m)

774
770
726

1550
1516
1121
1112
1102
1100
1096
1090
1088
1086
1078
1077
1076
1072
1068
1064
1056
1044
1039
1038
1032
1030
1029
1027
1020
1015
1013
1007
771.5

1591.5
1474.5
1300.5
1079.5
1070.5
1062.5
1048.5
1034.5
1022.5
1017.5
1010.5
1009.5
948-950
946-948
942-946
778-780
774-776
638-640
634-636
632-634
630-632
628-630

1630-1632
1594-1596
1554-1556
1310-1312
1282-1284
1098-1100
Basement LAF TAF BRF GUF ABF FORMASI

Oligocene (?) - Early Miocene Early Miocene Middle Miocene UMUR

? - N4 N4-N5 N6 - N8 N9 - N13 N13 - N? Zonasi foraminifera plangtonik (Blow,1979)


INTERVAL KEDALAMAN
Zonasi nanoplangton gampingan (Martini, 1971)
Keterangan:

Datum Foraminifera
TABEL DISTRIBUSI FORAMINIFERA SWC - Cutting

Orbulina universa
Globorotalia mayeri
MARKER BIOZONASI

Globigerinoides primordius
Globigerinoides primordius
Supralitoral (darat)
FAD

Litoral (daerah pasang surut)


Neritik dalam (0-20m)
Neritik tengah (20-100m)
1980)

Neritik luar (100-200m)


1966 dan Ingle,
(Tipsword dkk.,
PALEOBATIMETRI

Batial atas (200-500m)


LAD

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
8
0
4
0
3
0
8
3
3
6
8
KELIMPAHAN FORAMINIFERA PLANGTONIK

57
50
25
40
29
46
75
15
45
76
46
50
17

155
153
389
459
307
181
142
146

1828
1341
1506
1535

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
3
1
0
2
0
1
0
3
3
3
5
KELIMPAHAN BENTONIK GAMPINGAN

13
49
78
79
14
27
26
51
23
34
17
21
39
18
86
17
17

464
148
381
523
522
130
260
208
173

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
5
1
4
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
5
0
0
0
0
0
0
1
1
KELIMPAHAN BENTONIK ARENASEUS

32
12
10
12
Kelimpahan kelompok taxa foram. Bentonik neritik dalam

Kelimpahan kelompok taxa foram. Bentonik neritik tengah-


KERAGAMAN

neritik luar
Kelimpahan kelompok taxa foraminifera bentonik
kosmopolitan
RINGKASAN KELIMPAHAN DAN

KERAGAMAN FORAMINIFERA

% Kelimpahan foram. Plangtonik penciri iklim


HANGAT/TROPIS (TROPICAL-WARM SUBTROPICAL)
% Kelimpahan foram. Plangtonik penciri iklim
SEDANG/SUBTROPIS (WARM-COOL SUBTROPICAL)
IKLIM (%)
PERSENTASE
PERBANDINGAN

% Kelimpahan foram. Plangtonik Kosmopolitan (cosmo)


KELOMPOK FORAM.
PLANGTONIK PENCIRI
IKLIM PURBA

INTERPRETASI IKLIM PURBA

Kedalaman percontoh serbuk bor (m)


774
770
726

1550
1516
1121
1112
1102
1100
1096
1090
1088
1086
1078
1077
1076
1072
1068
1064
1056
1044
1039
1038
1032
1030
1029
1027
1020
1015
1013
1007
771.5

1591.5
1474.5
1300.5
1079.5
1070.5
1062.5
1048.5
1034.5
1022.5
1017.5
1010.5
1009.5
948-950
946-948
942-946
778-780
774-776
638-640
634-636
632-634
630-632
628-630

1630-1632
1594-1596
1554-1556
1310-1312
1282-1284
1098-1100
Rentang zona taxa foraminifera
*

FAD LAD
plangtonik (Blow, 1979)
bioge
ografi
Paleo

5
6
4
3
4
2
1
5
3
9
5
7
4
8
6
7
2
2
1

13
26
30
68
72
43
14

Globigerina spp.
128

1
1
1
2

N4 N23

24
34
15
23
18

Glogigerinoides quadrilobatus
144
184
102

6 3
5 8
2 4
7 6
6
1

N6 N16
16 96
36
46
32
30
22
18

Globorotalia (T.) continuosa


TR = Tropical

1
4
3
1
1
8 4
3
2
2
8
7
2
1

22 17
13 25 67 46
26
14
84
50
64
15
12

Globorotalia (T.) spp.

6
8
2
3
4
4
9
5
1

N4 N23 Globigerinoides trilobus

18
12
78
16
42
15

464
100

9
1
8
1

N3 N21 Globoquadrina altispira


10 1 4
1
8
4
2

N3 N19
16

Globigerina venezuelana

1
8
5
64 18 4 8
5
2

N2 N14
16 15
112 27 32 28
488 32 8 32
464 112 3 14

Globorotalia (T.) siakensis

2
3
7
6
7
5
4
3
2

P16 N17 Globigerina praebulloides

12
27
15
13
34
68
48
15
21
16
12

336
288
200

1
5
1
1
2
2
6
4

92
N4 N23

21
12
44
72
36
38
35

Globigerinoides immaturus
272
128
256
320

1
8
6
4

N6 N11 Globorotalia (T.) peripheroronda


11
16
42
20
11
15

288

2
2
2
1
2
3
3
4
2
5
4
2
6
3

12
12
80
16

Globigerinoides sp.
6

N9 N13
13
10
20

Globorotalia mayeri
PLANGTONIK

9 2
14 7

N4 N19
30

Globoquadrina dehiscens

N7 N13
16
48 18 32

Hastigerina praesiphonifera

N2 N16 Globoquadrina baroemoenensis

N5 N13 Globigerinoides subquadratus

4
6
6
2
6
3

N2 N23

14
80

Globorotalia (T.) obesa


24 20 8 8

N6 N22
5 24 48
15 144 16

Globigerinoides obliquus
4

N9 N23 Orbulina universa


1
2
2
4
1
4
2

N4 N6
14

Globorotalia peripheroronda f.aplpha


2
6
1
3
8

N4 N5 Globigerinoides primordius

Globigerinita sp.
1
5
4
2
6
4
2
5
5
1
1
2
4

23
35
16
42
14
21
17
13
16
29
28
14
13
21
62
52
10
32
13

forminifera plangtonik tak teridentifikasi


192
134

9
3
1
2
3
1
4
5

Ammonia beccarii
4
9
1
1
2
5
2
26 5
5
3
7
2
9 4
3
4
3
7

20
43
65 82

Ammonia umbonata
4
2
3
1
4
4 2
5
4
4
3

64
21
96
12

Lenticulina thalmani
* Keterangan paleobiogeografi distribusi taxa foraminifera untuk penentuan iklim purba (Boltovsky & Wright (1976) dan Be (1977))

1
1
112 5
3 1
20 6
1
1

Quinquelocullina spp.
1
1
1

Operculina ammonoides
2
8
3
1
1

Pararotalia sp
1

Triloculina sp.
1
6
2
1

Gyroidina soldanii
8
1

20

Cassidulina sp.
3
1

Rotalia sp.
4
1
2
8

Bulimina striata
60
52
56
10
51
21
12

224
FORAMINIFERA

3
3
3
2
7
5
6
8
3
8

17
64
40
56
34

Cibicides sp.
122

1
8
5 1
4
9 7
3
3
9
7
4
5

22
15
25
23
32
26
12

Bolivina sp.
160
128

12 5 2
5 3
4

21 11 12
13 10 16
15

Nonion scaphum
3
7
8
1

Nodosaria sp.
2
3
16
36
24
7 25
80
15

Uvigerina peregrina
132

2
3

Trifarina sp.
2

Bolivina subaenariensis
112

6
4
4
2
2

12
48

Cibicides tobatulus
48 5
28 8 14 5 4
5 12 22 36

Eponides subornatus
7
5

Lenticulina sp.
4

13
16
32
15

Cibicides praecinctus
5
3
8

Melonis sp.
2
1
1
2
8

Lagena sp.
BENTONIK GAMPINGAN

Planulina wuellerstorfi
1
5

Oridorsalis sp.
6
16
18

Discorbis sp.
9 1
4 32

Fissurina sp.
2
5
5
1

17

Bulimina spp.

Fissurina marginata
10
14 16

Cancris auriculus
7

Planorbulina sp.
6

Siphonina sp.
15

Chilostomella sp.
3

Glomospira sp.
3
2
1
2
4
5
3
32 16

Gavelinella sp.
2

Amphistegina sp.
1
3
1
2
1

Osangularia sp.

Elphidium sp.
1

Cellanthus sp.

Foraminifera bentonik tak terdterminasi


5
1
8
1
1

Nertitik dalam
16

Haplophragmoides sp.
4

Ammodiscus sp. BENTONIK


Nertitik dalam ARENASEUS
16

Bigenerina sp.
2
2
4
5
1
4
5

Nertitik dalam
10
12

Textularia sp.
Perhitungan Tekanan pada sumur R-1

Tekanan Tekanan Sonic Eaton Eaton Tekanan


Depth( Ft) GR RHOB DT Hidrostatis Vertikal NCT Effective Tekanan Rekah
Stress Pori
3280.08 44.14 1.87 109.60 1420.28 2650.97 92.38 1037.37 1613.61 2142.88

3280.49 45.82 1.95 113.31 1420.45 2651.32 92.38 1003.47 1647.85 2159.82
3280.90 46.97 1.95 113.83 1420.63 2651.67 92.37 998.96 1652.71 2162.38
3281.31 47.57 1.95 113.38 1420.81 2652.01 92.37 1003.03 1648.99 2160.73
3281.72 47.77 1.95 112.51 1420.99 2652.36 92.36 1010.91 1641.45 2157.22
3282.13 46.62 1.95 109.16 1421.16 2652.71 92.36 1041.95 1610.76 2142.36
3282.54 46.08 1.95 106.72 1421.34 2653.05 92.35 1065.92 1587.13 2130.97
3282.95 46.02 1.95 104.92 1421.52 2653.40 92.35 1084.27 1569.13 2122.33
3283.36 45.90 1.95 104.26 1421.70 2653.74 92.34 1091.28 1562.46 2119.24
3283.77 44.85 1.95 104.87 1421.87 2654.09 92.34 1084.94 1569.15 2122.69
3284.18 43.86 1.95 105.80 1422.05 2654.44 92.33 1075.56 1578.88 2127.63
3284.59 42.80 1.95 107.03 1422.23 2654.78 92.33 1063.24 1591.54 2134.01
3285.00 42.25 1.96 109.36 1422.41 2655.13 92.33 1040.74 1614.39 2145.38
3285.41 42.79 1.98 112.95 1422.58 2655.48 92.32 1007.71 1647.77 2161.91
3285.82 43.73 1.98 114.38 1422.76 2655.83 92.32 995.24 1660.59 2168.37
3286.23 44.46 1.97 115.93 1422.94 2656.18 92.31 982.03 1674.15 2175.19
3286.64 44.96 1.97 117.60 1423.12 2656.53 92.31 968.17 1688.36 2182.33
3287.05 44.03 1.96 116.12 1423.29 2656.88 92.30 980.61 1676.28 2176.59
3287.46 43.14 1.96 113.99 1423.47 2657.23 92.30 998.94 1658.29 2167.95
3287.87 42.29 1.96 110.89 1423.65 2657.58 92.29 1027.02 1630.56 2154.55

93
3288.28 41.65 1.96 108.11 1423.83 2657.92 92.29 1053.46 1604.46 2141.94
3288.69 41.42 1.97 104.66 1424.00 2658.27 92.28 1088.29 1569.99 2125.24
3289.10 41.70 1.97 104.37 1424.18 2658.62 92.28 1091.47 1567.15 2124.03
3289.51 42.13 1.98 105.57 1424.36 2658.98 92.27 1079.14 1579.83 2130.42
3289.92 42.55 1.98 107.82 1424.54 2659.33 92.27 1056.71 1602.62 2141.76
…. …. …. …. …. …. …. ….. ….. …..
3725.34 107.56 2.39 94.76 1613.07 3097.98 77.89 1220.61 1877.37 2500.13
3725.75 111.32 2.38 94.78 1613.25 3098.40 81.16 1271.83 1826.57 2475.47
3726.16 114.09 2.38 93.83 1613.43 3098.83 81.16 1284.81 1814.01 2469.53
3726.57 116.77 2.40 92.46 1613.61 3099.25 81.16 1304.06 1795.19 2460.53
3726.98 117.31 2.41 93.11 1613.78 3099.68 81.15 1295.01 1804.67 2465.39
3727.39 117.22 2.41 93.78 1613.96 3100.11 81.15 1285.98 1814.13 2470.24
3727.80 116.94 2.41 94.03 1614.14 3100.54 81.15 1282.71 1817.82 2472.27
3728.21 117.39 2.39 94.97 1614.32 3100.96 81.14 1270.23 1830.73 2478.81
3728.62 118.65 2.38 95.44 1614.49 3101.38 81.14 1264.12 1837.26 2482.22
3729.03 120.07 2.37 95.55 1614.67 3101.80 81.14 1262.85 1838.95 2483.27
3729.44 121.29 2.36 94.67 1614.85 3102.22 81.13 1274.76 1827.46 2477.85
3729.85 121.90 2.35 94.05 1615.03 3102.64 81.13 1283.24 1819.40 2474.12
3730.26 121.47 2.35 93.29 1615.20 3103.06 81.13 1293.87 1809.18 2469.32
3730.67 120.87 2.35 92.50 1615.38 3103.47 81.12 1305.03 1798.45 2464.28
3731.08 120.20 2.36 92.00 1615.56 3103.89 81.12 1312.31 1791.58 2461.13
3731.49 119.24 2.37 93.63 1615.74 3104.31 81.12 1289.64 1814.68 2472.65
3731.90 118.85 2.38 93.56 1615.91 3104.74 81.11 1290.73 1814.00 2472.54
3732.31 118.42 2.39 94.37 1616.09 3105.16 81.11 1279.80 1825.36 2478.32
3732.72 118.12 2.40 94.38 1616.27 3105.58 81.11 1279.92 1825.66 2478.68
3733.13 117.97 2.41 92.58 1616.45 3106.01 81.10 1304.98 1801.03 2466.84

94
3733.54 117.99 2.41 92.56 1616.62 3106.44 81.10 1305.37 1801.07 2467.07
3733.95 118.03 2.40 93.59 1616.80 3106.87 81.10 1291.14 1815.72 2474.47
3734.36 118.06 2.37 94.15 1616.98 3107.29 81.09 1283.70 1823.58 2478.53
3734.77 118.18 2.30 96.96 1617.16 3107.70 81.09 1246.64 1861.05 2497.09
3735.18 118.24 2.27 96.23 1617.33 3108.10 81.09 1256.17 1851.92 2492.83
3735.59 118.25 2.24 95.83 1617.51 3108.50 81.08 1261.55 1846.94 2490.59
3736.00 118.17 2.23 96.03 1617.69 3108.89 81.08 1259.09 1849.80 2492.20
3736.41 117.72 2.27 95.03 1617.87 3109.29 81.08 1272.48 1836.82 2486.04
3736.82 117.36 2.31 94.32 1618.04 3109.70 81.08 1282.18 1827.52 2481.70
3737.23 116.99 2.35 94.87 1618.22 3110.12 81.07 1274.86 1835.26 2485.70
3737.64 116.62 2.38 95.26 1618.40 3110.54 81.07 1269.83 1840.72 2488.59
3738.05 116.09 2.41 94.48 1618.58 3110.97 81.07 1280.51 1830.46 2483.78
3738.46 116.13 2.40 94.32 1618.75 3111.40 81.06 1282.80 1828.60 2483.09
3738.87 116.64 2.40 94.83 1618.93 3111.82 81.06 1276.04 1835.78 2486.82
3739.28 117.48 2.39 94.82 1619.11 3112.25 81.06 1276.34 1835.91 2487.10
3739.69 119.04 2.39 94.56 1619.29 3112.67 81.05 1280.12 1832.55 2485.68
3740.10 119.28 2.40 94.76 1619.46 3113.10 81.05 1277.51 1835.59 2487.38
3740.51 119.25 2.41 94.88 1619.64 3113.53 81.05 1276.14 1837.39 2488.48
3740.92 118.84 2.43 94.05 1619.82 3113.96 81.04 1287.54 1826.42 2483.33
3741.33 117.80 2.46 94.63 1620.00 3114.40 81.04 1279.84 1834.56 2487.54
3741.74 117.32 2.47 95.02 1620.17 3114.84 81.04 1274.74 1840.09 2490.47
3742.15 117.02 2.47 95.59 1620.35 3115.27 81.03 1267.31 1847.96 2494.55
3742.56 116.89 2.47 96.23 1620.53 3115.71 81.03 1258.96 1856.75 2499.08
3742.97 117.30 2.42 96.56 1620.71 3116.14 81.03 1254.82 1861.32 2501.54
3743.38 117.43 2.39 96.38 1620.88 3116.57 81.02 1257.32 1859.24 2500.73
3743.79 117.12 2.36 95.81 1621.06 3116.98 81.02 1265.05 1851.94 2497.37

95
3744.20 116.66 2.33 94.99 1621.24 3117.40 81.02 1276.03 1841.37 2492.41
3744.61 116.12 2.30 94.63 1621.42 3117.81 81.01 1281.03 1836.78 2490.36
3745.02 116.79 2.30 94.77 1621.59 3118.21 81.01 1279.36 1838.85 2491.59
3745.43 118.15 2.30 94.29 1621.77 3118.62 81.01 1285.93 1832.69 2488.78
3745.84 120.08 2.31 94.77 1621.95 3119.03 81.00 1279.68 1839.35 2492.25
3746.25 123.02 2.32 95.44 1622.13 3119.44 81.00 1270.84 1848.61 2496.99
3746.66 123.32 2.32 95.76 1622.30 3119.86 81.00 1266.74 1853.12 2499.41
3747.07 123.29 2.33 95.99 1622.48 3120.27 81.00 1263.77 1856.50 2501.28
3747.48 122.89 2.35 96.08 1622.66 3120.69 80.99 1262.79 1857.89 2502.18
3747.89 122.23 2.39 95.80 1622.84 3121.11 80.99 1266.67 1854.44 2500.70
3748.30 122.10 2.41 95.97 1623.01 3121.54 80.99 1264.57 1856.97 2502.16
3748.71 122.20 2.42 95.06 1623.19 3121.97 80.98 1276.80 1845.16 2496.60
3749.12 122.40 2.43 94.19 1623.37 3122.40 80.98 1288.82 1833.58 2491.14
3749.53 122.79 2.44 93.98 1623.55 3122.83 80.98 1291.86 1830.98 2490.09
3749.94 122.68 2.43 93.89 1623.72 3123.27 80.97 1293.22 1830.04 2489.85
3750.35 122.25 2.42 93.83 1623.90 3123.69 80.97 1294.25 1829.44 2489.77
3750.76 121.80 2.41 94.32 1624.08 3124.12 80.97 1287.64 1836.48 2493.44
3751.17 121.70 2.41 94.70 1624.26 3124.55 80.96 1282.71 1841.85 2496.29
3751.58 122.20 2.43 94.55 1624.44 3124.98 80.96 1284.88 1840.10 2495.65
3751.99 122.71 2.45 94.25 1624.61 3125.42 80.96 1289.14 1836.28 2494.00
3752.40 122.33 2.47 92.87 1624.79 3125.86 80.95 1308.47 1817.38 2484.97
3752.81 117.69 2.50 86.26 1624.97 3126.30 80.95 1408.90 1717.40 2436.23
3753.22 113.19 2.49 87.48 1625.15 3126.74 80.95 1389.49 1737.25 2446.18
3753.63 109.23 2.47 88.44 1625.32 3127.18 80.94 1374.52 1752.67 2453.95
3754.04 105.81 2.44 89.22 1625.50 3127.62 80.94 1362.70 1764.92 2460.17
3754.45 106.99 2.39 92.37 1625.68 3128.04 80.94 1316.42 1811.62 2483.26

96
Perhitungan Tekanan pada sumur R-2

Tekanan Tekanan Sonic Eaton Eaton Tekanan


Depth( Ft) GR RHOB DT Hidrostatis Vertikal NCT Effective Tekanan Rekah
Stress Pori
886.42 91.05 2.04 169.80 383.82 782.08 169.80 398.26 383.82 587.02
886.75 88.43 2.04 169.57 383.96 782.37 169.79 398.92 383.45 586.98
887.08 85.88 2.05 169.04 384.10 782.66 169.78 400.30 382.37 586.60
887.40 84.80 2.06 168.50 384.25 782.96 169.76 401.70 381.25 586.20
887.73 85.24 2.06 168.30 384.39 783.25 169.75 402.30 380.95 586.20
888.06 88.01 2.06 168.67 384.53 783.54 169.74 401.55 381.99 586.86
888.39 89.74 2.06 169.59 384.67 783.83 169.73 399.48 384.35 588.17
888.72 90.21 2.05 170.85 384.81 784.12 169.72 396.67 387.45 589.84
889.04 89.07 2.04 172.14 384.96 784.41 169.71 393.81 390.60 591.53
889.37 87.71 2.04 173.14 385.10 784.70 169.70 391.66 393.04 592.87
889.70 85.66 2.04 173.67 385.24 784.99 169.69 390.59 394.41 593.69
890.03 85.10 2.04 173.77 385.38 785.28 169.67 390.48 394.81 594.03
890.36 86.34 2.04 173.61 385.52 785.57 169.66 390.96 394.62 594.08
890.68 88.58 2.05 173.40 385.67 785.86 169.65 391.56 394.31 594.08
891.01 90.51 2.05 173.25 385.81 786.15 169.64 392.01 394.14 594.15
891.34 93.05 2.05 173.24 385.95 786.45 169.63 392.14 394.31 594.38
891.67 95.19 2.04 173.32 386.09 786.74 169.62 392.09 394.64 594.69
892.00 96.72 2.03 173.32 386.23 787.02 169.61 392.19 394.83 594.93
892.32 97.12 2.03 173.14 386.38 787.31 169.59 392.73 394.59 594.96
892.65 97.46 2.02 172.74 386.52 787.60 169.58 393.75 393.85 594.74

97
892.98 96.66 2.03 172.19 386.66 787.89 169.57 395.13 392.76 594.35
893.31 94.96 2.04 171.55 386.80 788.18 169.56 396.72 391.46 593.87
893.64 93.45 2.04 170.94 386.94 788.47 169.55 398.26 390.21 593.40
893.96 92.27 2.05 170.37 387.09 788.76 169.54 399.70 389.06 592.99
894.29 91.35 2.05 169.94 387.23 789.05 169.53 400.85 388.20 592.71
894.62 89.91 2.05 169.57 387.37 789.34 169.52 401.84 387.50 592.52
894.95 89.01 2.05 169.25 387.51 789.63 169.50 402.72 386.91 592.38
895.28 88.57 2.05 168.89 387.65 789.92 169.49 403.71 386.21 592.19
895.60 88.99 2.05 168.45 387.80 790.21 169.48 404.87 385.34 591.91
895.93 89.67 2.06 167.89 387.94 790.51 169.47 406.36 384.14 591.47
896.26 89.93 2.06 167.14 388.08 790.80 169.46 408.31 382.49 590.81
896.59 90.49 2.06 166.19 388.22 791.09 169.45 410.76 380.33 589.90
896.92 89.80 2.06 165.09 388.36 791.38 169.44 413.64 377.74 588.78
….. …. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
3322.48 83.49 2.42 89.06 1438.63 3113.01 91.91 1727.91 1385.10 2266.69
3322.80 84.79 2.40 91.85 1438.77 3113.35 91.90 1675.63 1437.72 2292.63
3323.13 86.82 2.39 93.95 1438.92 3113.69 91.90 1638.19 1475.51 2311.32
3323.46 91.00 2.38 95.41 1439.06 3114.03 91.90 1613.34 1500.69 2323.83
3323.79 96.77 2.39 96.34 1439.20 3114.37 91.89 1597.84 1516.53 2331.76
3324.12 105.03 2.41 96.87 1439.34 3114.71 91.89 1589.21 1525.51 2336.33
3324.44 113.86 2.43 97.14 1439.48 3115.06 91.89 1585.01 1530.05 2338.73
3324.77 122.55 2.45 97.14 1439.63 3115.41 91.88 1585.07 1530.34 2339.05
3325.10 127.71 2.47 96.89 1439.77 3115.76 91.88 1589.34 1526.42 2337.31
3325.43 129.73 2.48 96.34 1439.91 3116.11 91.88 1598.54 1517.57 2333.15
3325.76 127.90 2.49 95.57 1440.05 3116.46 91.87 1611.46 1505.00 2327.18
3326.08 124.65 2.49 94.72 1440.19 3116.82 91.87 1626.10 1490.72 2320.36

98
3326.41 120.29 2.49 94.01 1440.34 3117.17 91.86 1638.56 1478.61 2314.61
3326.74 116.85 2.48 93.56 1440.48 3117.52 91.86 1646.67 1470.86 2310.99
3327.07 113.99 2.48 93.40 1440.62 3117.88 91.86 1649.62 1468.26 2309.90
3327.40 110.61 2.47 93.41 1440.76 3118.23 91.85 1649.53 1468.70 2310.29
3327.72 106.75 2.46 93.46 1440.90 3118.58 91.85 1648.82 1469.75 2310.99
3328.05 102.78 2.44 93.41 1441.05 3118.92 91.85 1649.75 1469.17 2310.88
3328.38 100.05 2.44 93.27 1441.19 3119.27 91.84 1652.46 1466.81 2309.90
3328.71 97.81 2.43 93.11 1441.33 3119.61 91.84 1655.38 1464.23 2308.82
3329.04 97.43 2.43 93.13 1441.47 3119.96 91.84 1655.21 1464.75 2309.24
3329.36 97.56 2.44 93.46 1441.61 3120.31 91.83 1649.50 1470.81 2312.39
3329.69 98.64 2.45 94.18 1441.76 3120.66 91.83 1637.00 1483.66 2318.86
3330.02 99.50 2.45 95.21 1441.90 3121.00 91.82 1619.39 1501.62 2327.83
3330.35 101.33 2.43 96.41 1442.04 3121.35 91.82 1599.38 1521.97 2337.98
3330.68 103.56 2.42 97.49 1442.18 3121.69 91.82 1581.86 1539.83 2346.90
3331.00 105.44 2.40 98.11 1442.32 3122.03 91.81 1571.85 1550.19 2352.15
3331.33 105.47 2.39 97.92 1442.47 3122.37 91.81 1575.06 1547.31 2350.91
3331.66 103.72 2.38 96.69 1442.61 3122.71 91.81 1595.25 1527.46 2341.36
3331.99 100.33 2.39 94.38 1442.75 3123.05 91.80 1634.33 1488.72 2322.56
3332.32 96.33 2.41 91.30 1442.89 3123.39 91.80 1689.68 1433.71 2295.79
3332.64 92.04 2.44 87.94 1443.03 3123.74 91.80 1754.45 1369.29 2264.42
3332.97 89.32 2.48 84.88 1443.18 3124.09 91.79 1817.85 1306.24 2233.72
3333.30 87.76 2.51 82.43 1443.32 3124.45 91.79 1871.92 1252.53 2207.59
3333.63 86.48 2.54 80.68 1443.46 3124.81 91.78 1912.68 1212.12 2187.98
3333.96 83.73 2.55 79.32 1443.60 3125.17 91.78 1945.70 1179.47 2172.17
3334.28 80.34 2.56 77.92 1443.74 3125.54 91.78 1980.91 1144.62 2155.29
3334.61 76.36 2.57 75.99 1443.89 3125.90 91.77 2031.28 1094.62 2130.99

99
3334.94 70.85 2.57 73.42 1444.03 3126.26 91.77 2102.79 1023.47 2096.33
3335.27 64.82 2.58 70.34 1444.17 3126.63 69.71 1667.42 1459.21 2309.94
3335.60 59.59 2.59 67.14 1444.31 3127.00 69.71 1746.99 1380.01 2271.33
3335.92 56.15 2.61 64.38 1444.46 3127.37 69.70 1821.97 1305.40 2234.98
3336.25 53.77 2.62 62.49 1444.60 3127.74 69.70 1877.54 1250.20 2208.13
3336.58 53.35 2.63 61.85 1444.74 3128.12 69.70 1897.06 1231.06 2198.94
3336.91 54.93 2.63 62.48 1444.88 3128.49 69.70 1878.19 1250.30 2208.56
3337.24 57.98 2.61 64.41 1445.02 3128.86 69.70 1821.95 1306.92 2236.48
3337.56 61.15 2.58 67.42 1445.17 3129.23 69.70 1740.81 1388.41 2276.58
3337.89 63.69 2.53 71.37 1445.31 3129.59 69.70 1644.85 1484.74 2323.95
3338.22 65.53 2.47 75.79 1445.45 3129.94 91.73 2038.89 1091.05 2131.30
3338.55 66.12 2.42 80.29 1445.59 3130.28 91.73 1924.79 1205.49 2187.52
3338.88 66.22 2.36 84.42 1445.73 3130.62 91.73 1830.74 1299.87 2233.93
3339.20 65.65 2.32 87.80 1445.88 3130.95 91.72 1760.43 1370.51 2268.69
3339.53 65.15 2.28 90.30 1446.02 3131.27 91.72 1711.73 1419.54 2292.87
3339.86 65.31 2.27 91.96 1446.16 3131.59 91.72 1680.91 1450.68 2308.29
3340.19 66.17 2.26 93.14 1446.30 3131.91 91.71 1659.78 1472.13 2318.96
3340.52 67.72 2.26 93.99 1446.44 3132.23 91.71 1644.82 1487.41 2326.61
3340.84 69.89 2.26 94.68 1446.59 3132.56 91.71 1633.01 1499.55 2332.72
3341.17 72.78 2.27 95.12 1446.73 3132.88 91.70 1625.56 1507.32 2336.68
3341.50 77.39 2.29 95.28 1446.87 3133.20 91.70 1622.88 1510.33 2338.32
3341.83 84.02 2.32 95.05 1447.01 3133.53 91.69 1626.91 1506.62 2336.68
3342.16 92.91 2.36 94.54 1447.15 3133.87 91.69 1635.86 1498.01 2332.63
3342.48 103.13 2.41 93.93 1447.30 3134.21 91.69 1646.68 1487.53 2327.67
3342.81 114.75 2.45 93.47 1447.44 3134.56 91.68 1654.79 1479.76 2324.05
3343.14 126.27 2.47 93.33 1447.58 3134.91 91.68 1657.54 1477.37 2323.06

100
Perhitungan Tekanan pada sumur R-3

Eaton Eaton
Tekanan Tekanan Sonic Tekanan
Effective Tekanan
Depth( Ft) GR RHOB DT Hidrostatis Vertikal NCT Rekah
Stress Pori
803.93 92.01 1.63 186.31 348.10 568.42 172.67 204.19 364.23 468.40
804.26 90.95 1.74 189.34 348.24 568.66 172.66 201.01 367.66 470.21
804.58 88.79 1.83 191.22 348.38 568.92 172.65 199.12 369.80 471.39
804.91 86.73 1.89 191.34 348.53 569.19 172.64 199.10 370.09 471.67
805.24 86.32 1.90 188.50 348.67 569.46 172.63 202.20 367.26 470.42
805.57 86.22 1.87 184.00 348.81 569.73 172.62 207.25 362.48 468.22
805.90 86.02 1.83 181.75 348.95 569.99 172.61 209.91 360.07 467.17
806.22 86.50 1.78 181.09 349.09 570.24 172.59 210.77 359.47 467.01
806.55 86.05 1.74 181.28 349.24 570.49 172.58 210.64 359.85 467.32
806.88 85.02 1.72 180.66 349.38 570.73 172.57 211.44 359.29 467.17
807.21 83.81 1.73 181.66 349.52 570.98 172.56 210.36 360.62 467.94
807.54 84.13 1.75 183.06 349.66 571.23 172.55 208.84 362.39 468.94
807.86 85.53 1.79 185.16 349.81 571.48 172.54 206.56 364.92 470.31
808.19 88.25 1.83 185.56 349.95 571.74 172.52 206.21 365.53 470.74
808.52 91.55 1.87 186.34 350.09 572.01 172.51 205.45 366.56 471.38
808.85 94.10 1.91 187.63 350.23 572.28 172.50 204.14 368.14 472.29
809.18 94.71 1.94 189.56 350.37 572.55 172.49 202.17 370.38 473.53
809.50 93.79 1.96 191.56 350.52 572.83 172.48 200.17 372.66 474.79
809.83 92.64 1.97 192.41 350.66 573.11 172.47 199.40 373.72 475.45
810.16 91.40 1.98 193.28 350.80 573.39 172.45 198.61 374.78 476.12

101
810.49 91.66 1.99 192.59 350.94 573.68 172.44 199.44 374.24 475.99
810.82 92.56 2.00 190.13 351.08 573.96 172.43 202.13 371.83 474.96
811.14 93.87 2.00 185.97 351.23 574.25 172.42 206.77 367.47 472.97
811.47 94.86 2.00 181.31 351.37 574.53 172.41 212.21 362.32 470.59
811.80 95.41 2.00 177.38 351.51 574.81 172.40 217.03 357.78 468.51
812.13 95.22 2.00 176.00 351.65 575.10 172.39 218.86 356.24 467.90
812.46 94.50 1.99 176.28 351.79 575.38 172.37 218.63 356.75 468.30
812.78 94.06 1.99 177.28 351.94 575.66 172.36 217.52 358.14 469.12
813.11 93.78 2.00 178.00 352.08 575.95 172.35 216.77 359.18 469.78
813.44 93.82 2.01 178.88 352.22 576.23 172.34 215.82 360.41 470.52
813.77 93.69 2.01 178.91 352.36 576.52 172.33 215.91 360.61 470.77
814.10 94.03 2.02 179.13 352.50 576.81 172.32 215.77 361.04 471.12
814.42 94.18 2.01 178.97 352.65 577.09 172.30 216.09 361.00 471.25
814.75 95.26 2.01 178.50 352.79 577.38 172.29 216.78 360.60 471.20
815.08 96.69 2.00 177.41 352.93 577.66 172.28 218.23 359.43 470.77
….. ….. ….. ….. ….. ….. …… ….. ….. …..
3174.06 96.05 2.37 121.97 1374.37 2737.05 139.89 1562.96 1174.09 1971.52
3174.38 105.43 2.32 122.56 1374.51 2737.38 112.88 1255.17 1482.21 2122.60
3174.71 112.53 2.29 123.33 1374.65 2737.70 112.87 1247.48 1490.22 2126.69
3175.04 115.88 2.27 123.63 1374.79 2738.02 112.87 1244.59 1493.44 2128.43
3175.37 116.53 2.27 123.42 1374.93 2738.35 112.86 1246.74 1491.61 2127.70
3175.70 116.33 2.27 122.88 1375.08 2738.67 112.85 1252.39 1486.28 2125.25
3176.02 115.98 2.27 122.11 1375.22 2738.99 112.85 1260.34 1478.65 2121.68
3176.35 115.85 2.27 121.36 1375.36 2739.31 112.84 1268.24 1471.08 2118.14
3176.68 116.00 2.27 120.48 1375.50 2739.64 112.84 1277.55 1462.09 2113.90
3177.01 116.92 2.27 119.47 1375.64 2739.96 112.83 1288.52 1451.44 2108.85
102
3177.34 118.29 2.27 118.11 1375.79 2740.28 112.83 1303.45 1436.83 2101.85
3177.66 120.28 2.27 117.11 1375.93 2740.60 112.82 1314.69 1425.91 2096.67
3177.99 122.52 2.28 115.87 1376.07 2740.93 112.81 1328.81 1412.12 2090.08
3178.32 124.62 2.30 114.81 1376.21 2741.25 112.81 1341.22 1400.04 2084.33
3178.65 125.89 2.32 113.67 1376.35 2741.58 105.10 1262.23 1479.35 2123.35
3178.98 125.73 2.34 112.70 1376.50 2741.91 105.09 1273.19 1468.72 2118.31
3179.30 124.38 2.35 112.38 1376.64 2742.25 105.09 1277.03 1465.22 2116.76
3179.63 122.32 2.36 112.27 1376.78 2742.58 105.08 1278.40 1464.19 2116.43
3179.96 120.83 2.35 112.23 1376.92 2742.92 105.08 1278.87 1464.04 2116.53
3180.29 119.29 2.35 112.09 1377.06 2743.25 105.07 1280.60 1462.65 2116.02
3180.62 117.97 2.35 111.78 1377.21 2743.58 105.07 1284.30 1459.29 2114.54
3180.94 115.99 2.35 111.55 1377.35 2743.92 105.06 1287.11 1456.80 2113.49
3181.27 113.70 2.35 111.72 1377.49 2744.25 105.06 1285.25 1459.00 2114.74
3181.60 111.23 2.36 112.39 1377.63 2744.59 105.05 1277.69 1466.89 2118.78
3181.93 110.50 2.36 113.13 1377.77 2744.92 105.05 1269.52 1475.40 2123.12
3182.26 111.49 2.36 113.97 1377.92 2745.26 105.04 1260.24 1485.02 2128.00
3182.58 112.93 2.35 114.61 1378.06 2745.59 112.73 1345.16 1400.43 2086.73
3182.91 113.83 2.34 115.33 1378.20 2745.92 112.73 1336.90 1409.02 2091.12
3183.24 114.33 2.34 115.47 1378.34 2746.26 112.72 1335.39 1410.87 2092.19
3183.57 114.84 2.35 115.63 1378.48 2746.59 112.72 1333.71 1412.88 2093.35
3183.90 115.05 2.35 115.63 1378.63 2746.92 112.71 1333.83 1413.10 2093.62
3184.22 115.94 2.36 116.08 1378.77 2747.26 112.71 1328.74 1418.52 2096.45
3184.55 118.13 2.36 116.38 1378.91 2747.60 112.70 1325.47 1422.12 2098.39
3184.88 120.44 2.36 116.41 1379.05 2747.93 112.70 1325.24 1422.70 2098.84
3185.21 121.61 2.35 116.34 1379.20 2748.26 112.69 1326.07 1422.20 2098.76
3185.54 121.14 2.35 116.17 1379.34 2748.60 112.68 1328.15 1420.45 2098.08

103
3185.86 120.29 2.35 116.28 1379.48 2748.93 112.68 1327.02 1421.92 2098.96
3186.19 119.27 2.35 115.66 1379.62 2749.26 112.67 1334.31 1414.96 2095.73
3186.52 118.20 2.35 115.27 1379.76 2749.60 112.67 1338.95 1410.65 2093.79
3186.85 116.81 2.35 115.13 1379.91 2749.93 112.66 1340.71 1409.23 2093.26
3187.18 115.99 2.35 115.70 1380.05 2750.27 112.66 1334.13 1416.14 2096.82
3187.50 115.94 2.34 116.47 1380.19 2750.60 112.65 1325.47 1425.13 2101.39
3187.83 116.16 2.34 117.00 1380.33 2750.93 112.64 1319.57 1431.36 2104.61
3188.16 116.41 2.33 117.64 1380.47 2751.26 112.64 1312.50 1438.76 2108.41
3188.49 116.37 2.32 118.33 1380.62 2751.59 112.63 1304.99 1446.60 2112.41
3188.82 115.99 2.31 118.94 1380.76 2751.92 112.63 1298.41 1453.51 2115.96
3189.14 114.45 2.31 119.36 1380.90 2752.25 112.62 1293.93 1458.32 2118.48
3189.47 112.66 2.31 119.45 1381.04 2752.58 112.62 1293.03 1459.55 2119.26
3189.80 110.85 2.32 119.50 1381.18 2752.91 112.61 1292.63 1460.27 2119.78
3190.13 108.94 2.34 119.48 1381.33 2753.24 112.60 1292.91 1460.32 2119.97
3190.46 106.96 2.35 119.44 1381.47 2753.57 112.60 1293.54 1460.03 2120.00
3190.78 105.47 2.37 119.44 1381.61 2753.91 112.59 1293.66 1460.25 2120.28
3191.11 104.42 2.38 119.42 1381.75 2754.25 112.59 1293.95 1460.30 2120.48
3191.44 103.45 2.39 119.64 1381.89 2754.58 112.58 1291.70 1462.88 2121.92
3191.77 102.81 2.39 120.16 1382.04 2754.92 112.58 1286.28 1468.65 2124.91
3192.10 102.80 2.39 121.08 1382.18 2755.26 112.57 1276.60 1478.66 2129.99
3192.42 102.97 2.39 122.36 1382.32 2755.60 112.56 1263.35 1492.25 2136.82
3192.75 102.76 2.39 123.59 1382.46 2755.94 116.40 1293.49 1462.45 2122.39
3193.08 101.85 2.38 124.83 1382.60 2756.28 116.39 1280.82 1475.46 2128.94
3193.41 100.62 2.37 126.36 1382.75 2756.62 116.38 1265.41 1491.20 2136.82
3193.74 99.33 2.36 127.91 1382.89 2756.95 116.38 1250.22 1506.73 2144.60
3194.06 98.01 2.34 129.28 1383.03 2757.28 120.21 1277.80 1479.48 2131.42

104
Perhitungan Tekanan pada sumur R-4

Eaton Eaton
Tekanan Tekanan Sonic Tekanan
Effective Tekanan
Depth( Ft) GR RHOB DT Hidrostatis Vertikal NCT Rekah
Stress Pori
2865.74 48.03 2.30 93.74 1240.86 2853.54 97.33 1674.39 1179.15 2033.43
2866.06 47.85 2.29 92.89 1241.01 2853.87 97.32 1689.77 1164.09 2026.22
2866.39 47.48 2.29 91.80 1241.15 2854.19 97.32 1709.98 1144.22 2016.65
2866.72 47.14 2.29 90.66 1241.29 2854.52 97.32 1731.62 1122.90 2006.38
2867.05 46.92 2.29 89.71 1241.43 2854.84 97.31 1750.10 1104.74 1997.65
2867.38 46.99 2.29 89.29 1241.57 2855.17 97.31 1758.40 1096.77 1993.91
2867.70 47.63 2.30 89.29 1241.72 2855.49 97.30 1758.66 1096.83 1994.11
2868.03 48.68 2.31 90.14 1241.86 2855.82 97.30 1742.07 1113.75 2002.56
2868.36 49.58 2.31 91.58 1242.00 2856.15 97.29 1714.93 1141.22 2016.18
2868.69 49.51 2.32 93.42 1242.14 2856.48 97.29 1681.17 1175.31 2033.05
2869.02 47.99 2.34 95.87 1242.28 2856.81 97.29 1638.45 1218.36 2054.30
2869.34 45.59 2.37 98.50 1242.43 2857.15 97.28 1594.84 1262.31 2076.00
2869.67 42.95 2.38 101.26 1242.57 2857.48 97.28 1551.47 1306.01 2097.58
2870.00 40.69 2.31 103.95 1242.71 2857.81 97.27 1511.40 1346.41 2117.53
2870.33 39.02 2.18 106.39 1242.85 2858.12 97.27 1476.80 1381.32 2134.79
2870.66 38.11 2.08 108.60 1242.99 2858.42 97.27 1446.85 1411.57 2149.76
2870.98 38.31 2.12 110.06 1243.14 2858.72 97.26 1427.76 1430.96 2159.41
2871.31 39.59 2.25 111.10 1243.28 2859.04 97.26 1414.49 1444.55 2166.23
2871.64 42.07 2.38 111.69 1243.42 2859.37 97.25 1407.07 1452.31 2170.20
2871.97 45.76 2.44 111.62 1243.56 2859.72 97.25 1408.08 1451.64 2170.05

105
2872.30 49.94 2.46 111.33 1243.70 2860.07 97.24 1411.84 1448.23 2168.56
2872.62 53.98 2.44 110.80 1243.85 2860.42 97.24 1418.74 1441.68 2165.52
2872.95 57.22 2.42 110.20 1243.99 2860.76 97.24 1426.61 1434.15 2162.01
2873.28 59.58 2.42 109.70 1244.13 2861.11 97.23 1433.23 1427.88 2159.12
2873.61 61.48 2.42 109.37 1244.27 2861.45 97.23 1437.62 1423.83 2157.31
2873.94 63.43 2.43 109.24 1244.41 2861.79 97.22 1439.46 1422.33 2156.75
2874.26 65.72 2.42 109.07 1244.56 2862.14 97.22 1441.84 1420.30 2155.93
2874.59 68.46 2.40 108.75 1244.70 2862.48 97.22 1446.15 1416.32 2154.16
2874.92 71.50 2.37 107.93 1244.84 2862.82 97.21 1457.32 1405.49 2149.03
2875.25 74.23 2.35 106.80 1244.98 2863.15 97.21 1472.80 1390.35 2141.78
2875.58 76.32 2.33 105.22 1245.12 2863.48 97.20 1495.00 1368.48 2131.24
2875.90 78.08 2.32 103.40 1245.27 2863.81 97.20 1521.44 1342.37 2118.62
2876.23 80.69 2.32 101.50 1245.41 2864.14 109.85 1752.01 1112.14 2006.02
2876.56 84.91 2.34 99.56 1245.55 2864.47 97.19 1580.35 1284.12 2090.42
2876.89 90.69 2.37 97.59 1245.69 2864.81 97.19 1612.46 1252.35 2075.03
2877.22 96.73 2.38 95.55 1245.83 2865.15 97.18 1647.00 1218.15 2058.45
2877.54 100.82 2.36 93.31 1245.98 2865.48 97.18 1686.59 1178.89 2039.40
2877.87 101.07 2.33 90.99 1246.12 2865.81 97.17 1729.87 1135.94 2018.53
2878.20 95.66 2.32 88.64 1246.26 2866.14 97.17 1775.87 1090.28 1996.33
2878.53 85.27 2.31 86.43 1246.40 2866.47 97.17 1821.28 1045.19 1974.41
….. ….. ….. ….. ….. ….. …… ….. ….. …..
3191.77 105.83 2.13 123.02 1382.04 3195.57 131.77 1942.57 1253.00 2244.10
3192.10 104.69 2.15 122.34 1382.18 3195.87 116.41 1725.80 1470.07 2350.58
3192.42 105.09 2.17 121.01 1382.32 3196.18 116.40 1744.76 1451.42 2341.60
3192.75 106.27 2.19 119.30 1382.46 3196.49 116.40 1769.95 1426.54 2329.58
3193.08 107.62 2.21 117.24 1382.60 3196.80 112.55 1741.62 1455.19 2343.77
106
3193.41 108.41 2.21 114.69 1382.75 3197.12 112.55 1780.56 1416.56 2325.01
3193.74 108.32 2.19 112.04 1382.89 3197.43 108.71 1760.48 1436.95 2335.15
3194.06 107.20 2.17 109.32 1383.03 3197.74 104.86 1740.75 1456.99 2345.13
3194.39 104.93 2.16 107.05 1383.17 3198.04 104.86 1777.78 1420.27 2327.30
3194.72 102.10 2.16 105.44 1383.31 3198.35 104.85 1804.98 1393.37 2314.28
3195.05 99.47 2.18 104.62 1383.46 3198.66 104.85 1819.20 1379.46 2307.63
3195.38 97.95 2.21 105.65 1383.60 3198.98 104.85 1801.58 1397.39 2316.57
3195.70 97.53 2.26 107.52 1383.74 3199.30 104.84 1770.27 1429.02 2332.22
3196.03 97.47 2.29 110.43 1383.88 3199.62 108.67 1786.75 1412.87 2324.48
3196.36 96.73 2.28 114.25 1384.02 3199.94 112.50 1788.01 1411.94 2324.19
3196.69 94.76 2.24 118.30 1384.17 3200.26 116.32 1785.73 1414.53 2325.62
3197.02 92.04 2.18 122.54 1384.31 3200.57 116.32 1724.02 1476.55 2356.15
3197.34 89.26 2.12 126.64 1384.45 3200.87 116.31 1668.28 1532.59 2383.75
3197.67 87.17 2.07 130.62 1384.59 3201.17 116.31 1617.55 1583.62 2408.90
3198.00 85.95 2.04 134.38 1384.73 3201.46 131.62 1779.44 1422.01 2329.89
3198.33 85.56 2.03 137.72 1384.88 3201.75 131.62 1736.32 1465.43 2351.30
3198.66 85.60 2.05 140.68 1385.02 3202.04 131.61 1699.84 1502.20 2369.46
3198.98 85.51 2.08 142.89 1385.16 3202.33 131.60 1673.65 1528.68 2382.58
3199.31 85.10 2.12 144.19 1385.30 3202.63 131.59 1658.60 1544.03 2390.26
3199.64 84.60 2.16 144.95 1385.44 3202.94 131.59 1649.89 1553.05 2394.83
3199.97 84.68 2.19 144.94 1385.59 3203.25 131.58 1650.16 1553.09 2395.01
3200.30 85.54 2.20 144.56 1385.73 3203.56 131.57 1654.47 1549.09 2393.21
3200.62 86.95 2.19 144.03 1385.87 3203.87 131.56 1660.67 1543.21 2390.49
3200.95 88.39 2.18 143.48 1386.01 3204.18 131.56 1667.03 1537.15 2387.68
3201.28 89.73 2.18 143.08 1386.15 3204.49 131.55 1671.75 1532.74 2385.68
3201.61 90.82 2.18 142.78 1386.30 3204.80 131.54 1675.35 1529.46 2384.22

107
3201.94 91.33 2.18 142.60 1386.44 3205.11 131.53 1677.53 1527.58 2383.46
3202.26 91.04 2.19 142.43 1386.58 3205.42 131.53 1679.61 1525.82 2382.76
3202.59 89.95 2.19 142.26 1386.72 3205.74 131.52 1681.64 1524.10 2382.08
3202.92 88.69 2.19 142.06 1386.86 3206.05 131.51 1684.06 1521.99 2381.20
3203.25 87.91 2.19 141.83 1387.01 3206.36 131.50 1686.93 1519.43 2380.11
3203.58 87.79 2.18 141.56 1387.15 3206.67 131.50 1690.21 1516.46 2378.81
3203.90 88.11 2.17 141.21 1387.29 3206.98 131.49 1694.37 1512.61 2377.08
3204.23 88.42 2.16 140.84 1387.43 3207.28 131.48 1698.96 1508.32 2375.14
3204.56 88.52 2.16 140.43 1387.57 3207.59 131.47 1703.98 1503.61 2372.99
3204.89 88.64 2.16 139.95 1387.72 3207.90 131.47 1709.81 1498.09 2370.44
3205.22 89.41 2.17 139.47 1387.86 3208.21 131.46 1715.84 1492.37 2367.80
3205.54 91.17 2.18 138.97 1388.00 3208.52 131.45 1722.08 1486.43 2365.05
3205.87 93.83 2.19 138.52 1388.14 3208.83 131.44 1727.71 1481.11 2362.60
3206.20 96.97 2.19 138.12 1388.28 3209.14 131.44 1732.69 1476.45 2360.47
3206.53 100.36 2.20 137.80 1388.43 3209.45 131.43 1736.77 1472.69 2358.79
3206.86 103.52 2.21 137.62 1388.57 3209.76 131.42 1739.19 1470.57 2357.92
3207.18 105.60 2.22 137.50 1388.71 3210.08 131.41 1740.72 1469.36 2357.48
3207.51 106.04 2.23 137.49 1388.85 3210.40 131.41 1741.01 1469.39 2357.66
3207.84 104.59 2.23 137.60 1388.99 3210.71 131.40 1739.58 1471.13 2358.67
3208.17 102.21 2.23 137.81 1389.14 3211.03 131.39 1736.98 1474.05 2360.26
3208.50 100.48 2.22 138.17 1389.28 3211.35 131.38 1732.56 1478.78 2362.74
3208.82 99.98 2.22 138.71 1389.42 3211.66 131.38 1725.89 1485.77 2366.33
3209.15 100.32 2.21 139.35 1389.56 3211.97 131.37 1718.09 1493.88 2370.46
3209.48 100.64 2.20 140.11 1389.70 3212.29 131.36 1708.79 1503.50 2375.33
3209.81 100.84 2.19 140.91 1389.85 3212.60 131.35 1699.08 1513.51 2380.39
3210.14 100.79 2.18 141.72 1389.99 3212.91 131.35 1689.49 1523.41 2385.40

108
Berat lumpur pada sumur R-1

Depth ( Ft) Berat Lumpur ( ppg) Berat Lumpur (psi)


3280.082 9.8 1671.53
3280.492 9.8 1671.739
3280.902 9.8 1671.948
3281.312 9.8 1672.157
3281.722 9.8 1672.366
3282.132 9.8 1672.574
3282.542 9.8 1672.783
3282.952 9.8 1672.992
3283.362 9.8 1673.201
3283.772 9.8 1673.41
3284.182 9.8 1673.619
3284.592 9.8 1673.828
3285.002 9.8 1674.037
3285.412 9.8 1674.246
3285.822 9.8 1674.455
3286.232 9.8 1674.664
3286.642 9.8 1674.873
3287.052 9.8 1675.082
3287.462 9.8 1675.291
3287.872 9.8 1675.5
3288.282 9.8 1675.709
3288.692 9.8 1675.917
3289.102 9.8 1676.126
3289.512 9.8 1676.335
3289.922 9.8 1676.544
3290.332 9.8 1676.753
3290.742 9.8 1676.962
3291.152 9.8 1677.171
3291.562 9.8 1677.38
3291.972 9.8 1677.589
3292.382 9.8 1677.798
3292.792 9.8 1678.007
3293.202 9.8 1678.216
3293.612 9.8 1678.425
….. …. ….
3723.702 9.8 1897.599
3724.112 9.8 1897.807
3724.522 9.8 1898.016
3724.932 9.8 1898.225

78
3725.342 9.8 1898.434
3725.752 9.8 1898.643
3726.162 9.8 1898.852
3726.572 9.8 1899.061
3726.982 9.8 1899.27
3727.392 9.8 1899.479
3727.802 9.8 1899.688
3728.212 9.8 1899.897
3728.622 9.8 1900.106
3729.032 9.8 1900.315
3729.442 9.8 1900.524
3729.852 9.8 1900.733
3730.262 9.8 1900.942
3730.672 9.8 1901.15
3731.082 9.8 1901.359
3731.492 9.8 1901.568
3731.902 9.8 1901.777
3732.312 9.8 1901.986
3732.722 9.8 1902.195
3733.132 9.8 1902.404
3733.542 9.8 1902.613
3733.952 9.8 1902.822
3734.362 9.8 1903.031
3734.772 9.8 1903.24
3735.182 9.8 1903.449
3735.592 9.8 1903.658
3736.002 9.8 1903.867
3736.412 9.8 1904.076
3736.822 9.8 1904.284
3737.232 9.8 1904.493
3737.642 9.8 1904.702
3738.052 9.8 1904.911
3738.462 9.8 1905.12
3738.872 9.8 1905.329
3739.282 9.8 1905.538
3739.692 9.8 1905.747

Berat lumpur pada sumur R-2

Depth ( Ft) Berat Lumpur ( ppg) Berat Lumpur (psi)


886.42 9.00 410.24

79
886.75 9.00 410.39
887.08 9.00 410.54
887.40 9.00 410.69
887.73 9.00 410.84
888.06 9.00 410.99
888.39 9.00 411.15
888.72 9.00 411.30
889.04 9.00 411.45
889.37 9.00 411.60
889.70 9.00 411.75
890.03 9.00 411.90
890.36 9.00 412.06
890.68 9.00 412.21
891.01 9.00 412.36
891.34 9.00 412.51
891.67 9.00 412.66
892.00 9.00 412.82
892.32 9.00 412.97
892.65 9.00 413.12
892.98 9.00 413.27
893.31 9.00 413.42
893.64 9.00 413.57
893.96 9.00 413.73
894.29 9.00 413.88
894.62 9.00 414.03
894.95 9.00 414.18
895.28 9.00 414.33
895.60 9.00 414.49
895.93 9.00 414.64
896.26 9.00 414.79
896.59 9.00 414.94
896.92 9.00 415.09
897.24 9.00 415.24
897.57 9.00 415.40
897.90 9.00 415.55
898.23 9.00 415.70
898.56 9.00 415.85
898.88 9.00 416.00
899.21 9.00 416.16
…. ….. …..
3322.48 9.20 1589.47
3322.80 9.20 1589.63
3323.13 9.20 1589.79
80
3323.46 9.20 1589.94
3323.79 9.20 1590.10
3324.12 9.20 1590.26
3324.44 9.20 1590.41
3324.77 9.20 1590.57
3325.10 9.20 1590.73
3325.43 9.20 1590.88
3325.76 9.20 1591.04
3326.08 9.20 1591.20
3326.41 9.20 1591.36
3326.74 9.20 1591.51
3327.07 9.20 1591.67
3327.40 9.20 1591.83
3327.72 9.20 1591.98
3328.05 9.20 1592.14
3328.38 9.20 1592.30
3328.71 9.20 1592.45
3329.04 9.20 1592.61
3329.36 9.20 1592.77
3329.69 9.20 1592.92
3330.02 9.20 1593.08
3330.35 9.20 1593.24
3330.68 9.20 1593.40
3331.00 9.20 1593.55
3331.33 9.20 1593.71
3331.66 9.20 1593.87
3331.99 9.20 1594.02
3332.32 9.20 1594.18
3332.64 9.20 1594.34
3332.97 9.20 1594.49
3333.30 9.20 1594.65
3333.63 9.20 1594.81
Berat lumpur pada sumur R-3

Depth ( Ft) Berat Lumpur ( ppg) Berat Lumpur (psi)


803.93 9.00 376.24
804.26 9.00 376.39
804.58 9.00 376.55
804.91 9.00 376.70
805.24 9.00 376.85
805.57 9.00 377.01
805.90 9.00 377.16
806.22 9.00 377.31
81
806.55 9.00 377.47
806.88 9.00 377.62
807.21 9.00 377.77
807.54 9.00 377.93
807.86 9.00 378.08
808.19 9.00 378.23
808.52 9.00 378.39
808.85 9.00 378.54
809.18 9.00 378.69
809.50 9.00 378.85
809.83 9.00 379.00
810.16 9.00 379.15
810.49 9.00 379.31
810.82 9.00 379.46
811.14 9.00 379.62
811.47 9.00 379.77
811.80 9.00 379.92
812.13 9.00 380.08
812.46 9.00 380.23
812.78 9.00 380.38
813.11 9.00 380.54
813.44 9.00 380.69
813.77 9.00 380.84
814.10 9.00 381.00
814.42 9.00 381.15
814.75 9.00 381.30
815.08 9.00 381.46
815.41 9.00 381.61
815.74 9.00 381.76
816.06 9.00 381.92
816.39 9.00 382.07
816.72 9.00 382.22
….. ….. …..
1806.95 9.50 892.63
1807.28 9.50 892.80
1807.61 9.50 892.96
1807.94 9.50 893.12
1808.26 9.50 893.28
1808.59 9.50 893.44
1808.92 9.50 893.61
1809.25 9.50 893.77
1809.58 9.50 893.93

82
1809.90 9.50 894.09
1810.23 9.50 894.25
1810.56 9.50 894.42
1810.89 9.50 894.58
1811.22 9.50 894.74
1811.54 9.50 894.90
1811.87 9.50 895.06
1812.20 9.50 895.23
1812.53 9.50 895.39
1812.86 9.50 895.55
1813.18 9.50 895.71
1813.51 9.50 895.87
1813.84 9.50 896.04
1814.17 9.50 896.20
1814.50 9.50 896.36
1814.82 9.50 896.52
1815.15 9.50 896.69
1815.48 9.50 896.85
1815.81 9.50 897.01
1816.14 9.50 897.17
1816.46 9.50 897.33
…… …… …….
3173.73 9.00 1485.30
3174.06 9.00 1485.46
3174.38 9.00 1485.61
3174.71 9.00 1485.77
3175.04 9.00 1485.92
3175.37 9.00 1486.07
3175.70 9.00 1486.23
3176.02 9.00 1486.38
3176.35 9.00 1486.53
3176.68 9.00 1486.69
3177.01 9.00 1486.84
3177.34 9.00 1486.99
3177.66 9.00 1487.15
3177.99 9.00 1487.30
3178.32 9.00 1487.45
3178.65 9.00 1487.61
3178.98 9.00 1487.76
3179.30 9.00 1487.91
3179.63 9.00 1488.07
3179.96 9.00 1488.22
3180.29 9.00 1488.37
83
3180.62 9.00 1488.53
3180.94 9.00 1488.68
3181.27 9.00 1488.84
3181.60 9.00 1488.99
3181.93 9.00 1489.14
3182.26 9.00 1489.30
3182.58 9.00 1489.45
3182.91 9.00 1489.60
3183.24 9.00 1489.76
3183.57 9.00 1489.91
3183.90 9.00 1490.06
3184.22 9.00 1490.22
3184.55 9.00 1490.37
3184.88 9.00 1490.52
3185.21 9.00 1490.68
3185.54 9.00 1490.83
3185.86 9.00 1490.98
3186.19 9.00 1491.14
3186.52 9.00 1491.29

Berat lumpur pada sumur R-4

Depth ( Ft) Berat Lumpur ( ppg) Berat Lumpur (psi)


2865.74 9.60 1430.58
2866.06 9.60 1430.74
2866.39 9.60 1430.90
2866.72 9.60 1431.07
2867.05 9.60 1431.23
2867.38 9.60 1431.39
2867.70 9.60 1431.56
2868.03 9.60 1431.72
2868.36 9.60 1431.89
2868.69 9.60 1432.05
2869.02 9.60 1432.21
2869.34 9.60 1432.38
2869.67 9.60 1432.54
2870.00 9.60 1432.70
2870.33 9.60 1432.87
2870.66 9.60 1433.03
2870.98 9.60 1433.20
84
2871.31 9.60 1433.36
2871.64 9.60 1433.52
2871.97 9.60 1433.69
2872.30 9.60 1433.85
2872.62 9.60 1434.01
2872.95 9.60 1434.18
2873.28 9.60 1434.34
2873.61 9.60 1434.51
2873.94 9.60 1434.67
2874.26 9.60 1434.83
2874.59 9.60 1435.00
2874.92 9.60 1435.16
2875.25 9.60 1435.32
2875.58 9.60 1435.49
2875.90 9.60 1435.65
2876.23 9.60 1435.82
2876.56 9.60 1435.98
2876.89 9.60 1436.14
2877.22 9.60 1436.31
2877.54 9.60 1436.47
2877.87 9.60 1436.63
….. ….. …..
3196.69 9.20 1529.30
3197.02 9.20 1529.45
3197.34 9.20 1529.61
3197.67 9.20 1529.77
3198.00 9.20 1529.92
3198.33 9.20 1530.08
3198.66 9.20 1530.24
3198.98 9.20 1530.39
3199.31 9.20 1530.55
3199.64 9.20 1530.71
3199.97 9.20 1530.86
3200.30 9.20 1531.02
3200.62 9.20 1531.18
3200.95 9.20 1531.34
3201.28 9.20 1531.49
3201.61 9.20 1531.65
3201.94 9.20 1531.81
3202.26 9.20 1531.96
3202.59 9.20 1532.12
3202.92 9.20 1532.28

85
3203.25 9.20 1532.43
3203.58 9.20 1532.59
3203.90 9.20 1532.75
3204.23 9.20 1532.90
3204.56 9.20 1533.06
3204.89 9.20 1533.22
3205.22 9.20 1533.38
3205.54 9.20 1533.53
3205.87 9.20 1533.69
3206.20 9.20 1533.85
3206.53 9.20 1534.00
3206.86 9.20 1534.16
3207.18 9.20 1534.32
3207.51 9.20 1534.47
3207.84 9.20 1534.63
3208.17 9.20 1534.79

86
87

Anda mungkin juga menyukai