TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Disahkan oleh,
Koordinator Program Studi
Jurusan Teknik Manufaktur Dan Mineral Kebumian
Institut Teknologi Sumatera
Skripsi ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.
NIM : 12116084
Tanda Tangan :
Tanggal :
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai civitas akademik Institut Teknologi Sumatera, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Teknologi Sumatera berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
ABSTRAK
Kata kunci:
Interpretation Of Alluvial Precipitation Environment Using The Vertical Electrical
Sounding (VES) Method in Al Field, Vion Field, and Ita Field, Tanjung Jabung
Timur District, Jambi Province
(Teresia Okta Alvionita Br Sinuraya) (12116084)
(Dr. Ir. Agus Laesanpura, M.S.) (Rizka, S.T., M.T.)
ABSTRACT
Keyword:
MOTTO
TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.
(Keluaran 14:14)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul
Interpretasi Lingkungan Pengendapan Daerah Alluvial Menggunakan Metode
Vertical Electrical Sounding (VES) di Lapangan Al, Lapangan Vion, dan Lapangan
Ita, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Penulisan laporan tugas akhir
ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan program studi Teknik
Geofisika di Institut Teknologi Sumatera, dalam proses penulisan laporan ini penulis
mengalami beberapa kesulitan dan hambatan, namun dengan dorongan dan bantuan
dari berbagai pihak maka laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menopang selama
menjalani kehidupan.
2. Kedua orangtua terhebat yang penulis sayangi bapak dan mamak, kakak dan
adik-adik yang sangat penulis sayangi kak Ika, Egi, Yolanda. Terimakasih
untuk tidak pernah bosan menunggu penulis untuk segera menyelesaikan
tugas akhir begitupun untuk dukungan, saran, serta doa yang tidak pernah lupa
dipanjatkan yang selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Agus Laesanpura, selaku Ketua Program Studi Teknik Geofisika dan
pembimbing satu tugas akhir yang mengarahkan saya dalam penyusunan
laporan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Rizka selaku dosen pembimbing dua tugas akhir yang mengarahkan saya
dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
5. Seluruh dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sumatera yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis hingga penyusunan Tugas
Akhir ini.
Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Akhir kata, penulis memohon maaf kepada semua pihak atas
segala kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja dalam perkataan
maupun perbuatan yang mungkin kurang berkenan selama penulisan laporan Tugas
Akhir ini. Penulis berharap laporan Tugas Akhir Ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Halama
Gambar 2.1 Siklus elektrik determinasi resistivitas dan lapangan elektrik untuk
stratum homogenous permukaan bawah tanah (Todd, 1980).....................................12
Gambar 2.2. Silinder konduktor (Lowrie, 2007).........................................................15
Gambar 2.3 Sumber arus 2 titik pada permukaan homogen isotropis (Telford et al,
1990)............................................................................................................................17
Gambar 2.4 Sumber arus berupa titik pada permukaan bumi homogen.....................18
Gambar 2.5 Dua pasang elektroda arus dan elektroda potensial pada permukaan
medium homogen isotropis dengan resistivitas 𝜌 (Telford et al, 1990)......................19
Gambar 2.6 Konfigurasi Schlumberger.......................................................................21
YGambar 3.1 Stratigrafi daerah penelitian...................................................................32
Gambar 3.2 Peta Topografi (Badan Informasi Geospasial)........................................33
Gambar 3.3 Peta arah aliran........................................................................................34
Gambar 3.4 Peta geologi provinsi Jambi (Badan Informasi Geospasial)....................35
YGambar 4.1 Peta desain survei lokasi penelitian.......................................................40
Gambar 4.2 Diagram alir.............................................................................................43
YGambar 5.1 Lintasan A-B korelasi titik 02, 01, 03 dengan arah Barat Laut-Tenggara
.....................................................................................................................................52
Gambar 5.2 Lintasan A-B korelasi titik 04, 01, 05 dengan
arah Timur Laut - Barat Daya......................................................................................53
Gambar 5.3 Lintasan A-B korelasi titik 07, 06, 08 dengan arah Barat Laut-Timur....54
Gambar 5.4 Lintasan A-B korelasi titik 07, 06, 09 dengan arah Barat Laut – Selatan
.....................................................................................................................................55
Gambar 5.5 Lintasan A-B korelasi titik 13, 18, 12 dengan arah Barat-Timur............56
Gambar 5.6 Lintasan A-B korelasi titik 11, 12, 15, 14, 16 dengan arah Selatan-Utara
.....................................................................................................................................57
Gambar 5.7 Sub-surface stratigraphy daerah Lapangan Al dan Lapangan Vion.......59
Gambar 5.8 Sub-surface stratigraphy daerah LapanganIta.........................................59
Gambar 5.9 Visualisasi 3D daerah penelitian.............................................................60
Daftar Tabel
Halaman
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi litologi menggunakan data Vertical Electrical Sounding
(VES) pada daerah penelitian.
2. Membuat korelasi titik sounding untuk mengetahui kemenerusan,
ketebalan, dan kedalaman lapisan setiap titik VES.
3. Interpretasi lingkungan pengendapan pada daerah alluvial.
4. Membuat visualisasi pemodelan 3D bawah permukaan daerah penelitian.
Aliran arus listrik dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi 3
macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik dan konduksi
secara dielektrik (Kusumandari, 2015).
1. Konduksi Secara Elektronik
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak electron
bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh
electron-elektron bebas tersebut. Aliran listrik ini juga dipengaruhi oleh
sifat atau karakteristik masing-masing batuan yang dilewatinya. Salah
satu sifat atau karateristik batuan tersebut adalah resistivitas yang
menunjukkan kemampuan bahan untuk menghantarkan arus listrik.
Semakin besar nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan
tersebut menghantarkan arus listrik, begitu pula sebaliknya. Resistivitas
mempunyai pengertian yang berbeda dengan resistansi (hambatan),
dimana resistansi tidak hanya tergantung pada bahan tetapi juga
bergantung pada faktor geometri atau bentuk bahan tersebut. Sedangkan
resistivitas tidak bergantung pada faktor geometri (Telford et al, 2007).
Jika ditinjau sebuah silinder dengan panjang L, luas penampang A dan
resistansi R seperti Gambar 2.2.
dv
Dimana 𝐽 = rapat arus listrik = −𝜎
dr
Untuk konstanta integrasi A dalam setengah bola yaitu:
−IP
A= (7)
2π
Sehingga diperoleh:
−A IP
V= (8)
r 2π
Dimana Δ𝑉 = beda potensial, 𝐼 = kuat arus yang dilalui oleh bahan
(ampere).
Maka nilai resistivitas listrik yang diberikan oleh medium:
v
ρ = 2πr (9)
i
Persamaan (9) merupakan persamaan ekuipotensial permukaan setengah
bola yang tertanam di bawah permukaan tanah (Telford et al, 1990).
2. Dua Titik Arus di Permukaan
Apabila terdapat elektroda arus C1 yang terletak pada permukaan suatu
medium homogen, terangkai dengan elektroda arus C2 dan diantaranya
ada dua elektroda potensial P1 dan P2 yang dibuat dengan jarak tertentu
seperti pada Gambar 2.5, maka potensial yang berada di dekat titik
elektroda tersebut bisa dipengaruhi oleh kedua elektroda arus.
Gambar 2. Dua pasang elektroda arus dan elektroda potensial pada permukaan
medium homogen isotropis dengan resistivitas 𝜌 (Telford et al, 1990)
Oleh karena itu potensial P1 yang disebabkan arus di C1 adalah:
− A1
V 1= (10)
r1
Dimana:
−Iρ
A1= (11)
2π
Karena arus pada kedua elektroda adalah sama dan arahnya berlawanan,
maka potensial P1 yang disebabkan arus di C2 adalah:
− A2
V 2= (12)
r2
Dimana:
Iρ
A2=−A 1= (13)
2π
Karena arus pada dua elektroda besarnya sama dan berlawanan arah
sehingga diperoleh potensial total di P1:
Iρ 1 1
V 1 +V 2= ( − ) (14)
2 π r1 r2
Dengan cara yang sama diperoleh potensial total di P2 yaitu:
Iρ 1 1
V 1 +V 2= ( − ) (15)
2 π r3 r 4
Sehingga dapat diperoleh beda potensial antara titik P1 dan P2 yaitu:
Iρ 1 1 1 1
ΔV= (
[ − − − ]
2 π r1 r 2 )(
r3 r4 ) (16)
Dengan:
ΔV : beda potensial antara P1 dan P2
I : arus (A)
ρ: resistivitas (Ωm)
r1 : jarak C1 ke P1 (m)
r2 : jarak C2 ke P1 (m)
r3 : jarak C1 ke P2 (m)
r4 : jarak C2 ke P2 (m)
Susunan keempat elektroda tersebut merupakan susunan elektroda yang
biasanya dalam metode geolistrik resistivitas. Pada konfigurasi ini garis-
garis aliran arus dan ekuipotensial diubah oleh dekatnya kedua elektroda
arus (Reynolds, 2005).
BAB III
GEOLOGI REGIONAL
3.1 Daerah Penelitian
Lokasi wilayah berada pada ketinggian 1 m – 5 m dpl. Wilayah ini berdataran
rendah yang sangat luas dan sebagian ditutupi hutan lahan gambut yang alami.
Litologi daerah tersebut tersusun atas satuan endapan alluvial dan satuan endapan
rawa. Endapan alluvium merupakan endapan sekunder hasil rombakan batuan di
permukaan yang telah terbentuk sebelumnya. Endapan ini terdiri dari material lepas
berupa lempung, pasir, kerikil dan kerakal. Hingga saat ini, proses pengendapan
material-material tersebut masih berlangsung sedangkan endapan rawa terdiri dari
material sisa-sisa tumbuhan (gambut) dan material lepas yang berukuran lempung
dan pasir serta diperkirakan berumur Holosen (Kusnaidi et al, 2009).
Gambar 3.1 Peta Geologi Tanjung Jabung Timur (Badan Informasi Geospasial)
4.3 Data
Penelitian ini menggunakan metode Vertical Electrical Sounding (VES) dengan
menggunakan konfigurasi Schlumberger. Data yang diolah merupakan data sekunder
VES yang diperoleh pada pengukuran di beberapa daerah Kabupaten Tanjung Timur.
Titik VES terdiri dari 18 titik pengukuran, dengan jarak AB/2 serta MN/2 yang dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4. Jarak AB/2 dan MN/2 pengukuran pada setiap titik VES
AB/2 MN/2 AB/2 MN/2 AB/2 MN/2 AB/2 MN/2 AB/2 MN/2
1.5 15 30 75 250
2.5 20 40 100 300
5 40
4 25 50 15 125 350
6 30 60 150 20 400
0.5
8 75 175
10 200
12 250
15
4.4.4 Rockworks
Perangkat lunak Rockworks memvisualisasikan data yang ada pada permukaan
tanah dan di bawah permukaan tanah yang sangat berguna bagi engineer geology.
Pada umumnya rockworks digunakan dalam bidang pertambangan, perminyakan,
hidrologi, arkeologi, bidang sipil, dan lingkungan hidup dengan berbagai macam alat
bantu di dalamnya seperti maps, logs, cross sections, fence diagrams, solid models
dan volumetrics.
4.4.5 Surfer
Perangkat lunak untuk membuat pemodelan dengan mendasarkan pada grid.
Perangkat lunak ini sangat berperan besar dalam pemetaan kawasan seperti
pemodelan medan, pemetaan kontur, pemetaan permukaan 3D, dan lain-lain.
Penelitian ini menggunakan surfer untuk melakukan proses korelasi penampang dua
dimensi.
Lempung 0 Ωm-3 Ωm
Lanau 3.1 Ωm -10 Ωm
Pasir 10.1 Ωm -50 Ωm
Kerikil/Kerakal > 50 Ωm
Tabel 5. Nilai resistivitas litologi daerah Muaro Jambi (Ikhsan et al,2018)
Muaro Jambi
Lanau Pasiran 14.2 Ωm -121 Ωm
Lempung Berbatu 152 Ωm -259 Ωm
Tanah Batu Dasar 403 Ωm -1922 Ωm
Lempung Basah 1.65 Ωm
Lempung Lanauan 4.11 Ωm -12.5 Ωm
Tabel 5. Nilai resistivitas litologi di Kawasan Geopark Merangin ( Dewi et al, 2018)
Tabel 5. Nilai resistivitas litologi di Politeknik Negeri Bengkalis ( Yendra et al, 2018)
Tipe
Titik N ρ (Ωm) d (m) h (m) Litologi Kurva VES
Kurva
3 16.5 Pasir
3 14 Pasir
4 5.91 Lanau
4 7.88 Lanau
4 10.4 Lempung
4 23.3 Pasir
4 25 Pasir
1 23.9 0.57 0.57 Pasir
6 135 Kerikil/Kerakal
3 17.8 Pasir
5 19.5 Pasir
3 18.4 Pasir
1 10.1 1.1 1.1 Pasir
3 15.8 Pasir
5 11.5 Pasir
5 12 Pasir
4 13.9 Pasir
1 3.07 1.53 1.53 Lanau
5 7.79 Lanau
3 10.8 Pasir
5.2 Hasil Korelasi Titik Sounding
5.2.1 Lapangan Al
Gambaran keadaan bawah permukaan yang telah diidentifikasi melalui
pemodelan 1D kemudian dibuat korelasi untuk mengetahui adanya informasi geologi
yang lain seperti akuifer, intrusi air laut, hingga struktur geologi. Korelasi dibuat
berdasarkan hubungan nilai resistivitas antar titik VES per kedalaman. Lapangan Al
di dominasi oleh endapan alluvial. Korelasi pada lokasi penelitian lapangan Al
dilakukan dengan dua arah.
Penampang hasil korelasi pertama dilakukan pada titik VES 1, VES 2, dan VES
3 dari arah Barat Laut-Tenggara yang diidentifikasi memiliki 4 lapisan (Gambar 5.1)
dan tersusun oleh lapisan pasir dan lanau. Lapisan atas pada titik tersebut berada
hingga kedalaman 5.32 meter dengan nilai resistivitas 28 Ωm hingga 34.8 Ωm yang
diidentifikasi sebagai lapisan pasir. Lapisan kedua diidentifikasi berada hingga
kedalaman 68 meter dengan resistivitas 3.25 Ωm hingga 5.79 Ωm yang diidentifikasi
sebagai lapisan lanau. Lapisan ketiga diidentifikasi berada hingga kedalaman 106
meter dengan resistivitas 11.3 Ωm hingga 18.3 Ωm yang diinterpretasikan sebagai
lapisan pasir. Lapisan keempat diidentifikasi berada hingga 110 meter dengan
resistivitas 5.91 Ωm yang diinterpretasikan sebagai lapisan lanau.
Gambar 5. Lintasan A-B korelasi titik 02, 01, 03 dengan arah Barat Laut-Tenggara
Penampang hasil korelasi kedua dilakukan pada titik VES 1, VES 4, dan VES 5
dari arah Timur Laut-Barat Daya, yang diidentifikasi memiliki 4 lapisan (Gambar
5.2) dan tersusun oleh lapisan pasir dan lanau. Lapisan pertama diidentifikasi berada
hingga kedalaman hingga 4.33 meter dengan nilai resistivitas 28 Ωm hingga 46.7 Ωm
yang diidentifikasi sebagai lapisan pasir. Lapisan kedua diidentifikasi berada hingga
kedalaman 68 meter dengan nilai resitivitas 4.55 Ωm hingga 9.7 Ωm yang
diidentifikasi sebagai lapisan lanau. Lapisan ketiga diidentifikasi berada hingga
kedalaman 110 meter dengan resistivitas 16.5 Ωm hingga 25.3 Ωm yang
diidentifikasi sebagai lapisan pasir. Lapisan keempat diidentifikasi berada hingga
kedalaman lebih dari 110 meter dengan resistivitas 7.88 Ωm yang diinterpretasi
sebagai lapisan lanau.
Gambar 5. Lintasan A-B korelasi titik 04, 01, 05 dengan arah
Timur Laut - Barat Daya
5.2.2 Lapangan Vion
Korelasi pada lokasi penelitian Lapangan Vion dilakukan dengan dua arah.
Lapangan Vion tersusun oleh endapan alluvial. Penampang hasil korelasi pertama
dilakukan pada titik VES 6, VES 7, dan VES 8 yang dikorelasikan dari arah Barat –
Selatan. Penampang ini memiliki 4 lapisan (Gambar 5.3) yang tersusun oleh lapisan
pasir, kerikil, dan lanau. Lapisan pertama diidentifikasi berada pada kedalaman
hingga 1 meter dengan resistivitas 13.7 Ωm yang diinterpretasi sebagai lapisan pasir.
Lapisan kedua diidentifikasi berada hingga kedalaman 16.7 meter dengan resistivitas
53 Ωm hingga 209 Ωm yang diidentifikasi sebagai lapisan kerikil/kerakal. Lapisan
ketiga diidentifikasi berada hingga kedalaman 120 meter dengan nilai resistivitas 11.2
Ωm hingga 25 Ωm yang diinterpretasi sebagai lapisan pasir. Lapisan keempat berada
hingga kedalaman lebih dari 120 meter dengan resistivitas 9.8 Ωm yang diinterpretasi
sebagai lapisan lanau.
Gambar 5. Lintasan A-B korelasi titik 07, 06, 08 dengan arah Barat Laut-Timur
Penampang hasil korelasi kedua dilakukan pada titik VES 6, VES 7, dan VES 9
dari arah Barat – Tenggara, yang diidentifikasi memiliki 5 lapisan (Gambar 5.4) dan
tersusun oleh lapisan pasir, kerikil, dan lanau. Lapisan pertama diidentifikasi berada
hingga kedalaman 0.5 meter dengan nilai resistivitas 23.9 Ωm yang diidentifikasi
sebagai lapisan pasir. Lapisan kedua berada hingga kedalaman 16.7 meter dengan
resistivitas 53 Ωm hingga 222 Ωm yang diinterpretasikan sebagai lapisan
kerikil/kerakal. Lapisan ketiga diidentifikasi berada hingga kedalaman 115 meter
dengan resistivitas 11.2 Ωm hingga 50 Ωm yang diidentifikasi sebagai lapisan pasir.
Lapisan keempat diidentifikasi berada hingga kedalaman 120 meter dengan
resistivitas 135 Ωm ini yang diinterpretasikan sebagai lapisan kerikil/kerakal. Lapisan
kelima diidentifikasi berada hingga kedalaman lebih dari 120 meter dengan
resistivitas 9.8 yang diinterpretasikan sebagai lapisan lanau.
Gambar 5. Lintasan A-B korelasi titik 07, 06, 09 dengan arah Barat Laut – Selatan
5.2.3 Lapangan Ita
Korelasi pada lokasi penelitian Lapangan Ita didominasi oleh endapan rawa
yang dilakukan dengan dua arah. Penampang hasil korelasi pertama dikorelasikan
pada titik VES 12, VES 13 dan VES 18 dari arah Barat-Timur yang diidentifikasi
memiliki 3 lapisan (Gambar 5.5) dan tersusun oleh lapisan lenau, lempung dan pasir.
Lapisan pertama diidentifikasi berada hingga kedalman 0.8 meter dengan
resistivitas 19.9 Ωm yang diidentifikasi sebagai lapisan pasir. Lapisan kedua
diidentifikasi berada hingga kedalaman 49 meter dengan resistivitas 1.73 Ωm hingga
2.56 Ωm yang diinterpretasi sebagai lapisan. Lapisan ketiga diidentifikasi berada
hingga kedalaman 50 meter dengan resistivitas 10 Ωm hingga 18.4 Ωm yang
diinterpretasikan sebagai lapisan pasir.
Gambar 5. Lintasan A-B korelasi titik 13, 18, 12 dengan arah Barat-Timur
Penampang hasil korelasi kedua dilakukan pada titik VES 11, VES 12, VES 14,
VES 15, VES 16 yang dikorelasikan dari arah Barat-Timur. Penampang ini memiliki
4 lapisan (Gambar 5.6) yang tersusun oleh lapisan lanau, lempung, dan pasir. Lapisan
pertama diidentifikasi berada hingga kedalaman 0.8 meter dengan resistivitas 1.21
Ωm hingga 1.32 Ωm. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai lapisan lempung. Lapisan
kedua diidentifikasi berada hingga kedalaman 3.6 meter dengan resistivitas 3.79 Ωm
hingga 6.56 Ωm. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai lapisan lanau. Lapisan ketiga
diidentifikasi berada hingga kedalman 43 meter dengan resistivitas 0.747 Ωm hingga
1.73 Ωm yang diinterpretasikan sebagai lapisan lempung . Lapisan keempat
diidentifikasi berada hingga kedalaman 50 meter dengan resistivitas 11 Ωm hingga
19.6 Ωm ini yang diinterpretasikan sebagai lapisan pasir.
Gambar 5. Lintasan A-B korelasi titik 11, 12, 15, 14, 16 dengan arah Selatan-Utara
5.3 Visualisasi 3D
Ahmad Fauzi Pohan, Rusnoviandi . 2018. Studi Penyelidikan Air Tanah Di Kota
Terpadu Mandiri, Pesisir Selatan Dengan Metode Geolistrik. Research of
Applied Science and Education 12(2). 139-149
Aji, Widya Seto. 2016. "Inversi 2d Data Geolistrik Untuk Menentukan Bidang
Gelincir Tanah Sebagai Referensi Pembangunan Jalan Lintas Wajo-Morowali
Sulawesi Tengah". Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik. Universitas
Lampung :Bandar Lampung.
Alfauzan Yendra, Abdul Haris Salam. 2017. Analisa dan Penentuan Lapisan Keras
dengan Metode Geolistrik Untuk Dasar Pembangunan Gedung Baru di
Politeknik Negeri Bengkalis. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. 15(1). 47-51
Andriyani, Ari Handono Ramelan, dan Sutarno. 2010. "Metode Geolistrik Imaging
Konfigurasi DipoleDipole digunakan digunakan Untuk Penelusuran Sistem
Sungai Bawah Tanah Pada Kawasan Karst Di Pacitan ,Jawa Timur". Jurnal
EKOSAINS. II(1) : 46–54.
Ariyanto, Yonas. 2011. “Pemodelan Impedansi Akustik Untuk Karakterisasi
Reservoar Pada Daerah “X”, Sumatera Selatan”. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia:
Depok.
Aryaseta,Bagas. 2017. Identifikasi Intrusi Air Laut Pada Air Tanah Menggunakan
Metode Induced Polarization: Studi Kasus Daerah Surabaya Timur. Skripsi.
Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember:Surabaya
Boggs, S. Jr. 1987. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. Merril Publishing
Company : Ohio.
Cristi, Kerista Sebayang, Mester Sitepu. 2014. Studi Intrusi Air Laut Dengan
Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Dipole- Dipole Di Kawasan
Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai Cermin Provinsi Sumatera Utara.
Fakultas MIPA. Universitas Sumatera Utara : Medan.
Gafoer, S., Amin, T. C. dan Purnomo, J. 2007. Peta geologi lembar Lahat, Sumatera
Selatan, skala 1:250.000. Bandung.
Gould, H.R. 1972. Environmental indicators-A key to the stratigraphic record, dalam
J.K. Rigby & W.K. Hamblin (eds.). Recognition of ancient sedimentary
environments: Soc.Econ. Paleontologists and Mineralogist Spec. Pub. 16, p. 1-
3.
Harjito, H. 2013. "Metode Vertical Electrical Sounding (VES) untuk Menduga
Potensi Sumberdaya Air". Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan. 5(2). 127–
140.
Herlambang, A., 1996. Kualitas Air Tanah Dangkal di Kabupaten Bekasi. Program
Pascasarjana, IPB. Bogor.
Ira Kusuma Dewi, Ichy Lucya Resta, dan Buhaira. 2018. Penentuan Bidang Gelincir
Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-
Dipole Di Kawasan Geopark Merangin. Prosiding PIT Ke-5 Riset Kebencanaan
IABI
Istiqamah, Nuril. 2018. "Studi Potensi Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik
Resistivitas(Studi Kasus di Desa Rajekwesi, Kecamatan Kendit, Kabupaten
Situbondo) ". Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Sains Dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim : Malang.
Jaelani , Dr. Suhayat Minardi, S.Si, M.T., Dr. Marzuki, M. Si. 2018. Penentuan
Transmisivitas Akuifer Dan Volume Air Tanah Berdasarkan Data Geolistrik Di
Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. FMIPA. Universitas
Mataram:Mataram.
Juandi, Ahmad, A., Edisar., Syamsulduha. 2013. Analisis parameter akuifer bebas
kota pekanbaru untuk Keberlanjutan air bawah tanah. Pekanbaru : FMIPA
Universitas Riau.
Krisna, Putu Sai. 2019. "Identifikasi Zona Akuifer Air Tanah Dengan Metode 1D
Geolistrik Resistivitas Dan Well Logging Pada Daerah Lampung Timur Dan
Way Kanan". Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik. Universitas
Lampung: Bandar Lampung.
Kunetz, G. 1966 . Principles of Direct Current Resistivity Surveying. Gebrüder
Borntraeger : Berlin
Kusnaidi. 2009. "Geologi Dan Geokimia Daerah Panas Bumi Geragai Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi". Kelompok Penyelidikan Panas Bumi,
Pusat Sumber Daya Geologi.
Kusumandari, Agesti. 2015. "Aplikasi metode geolistrik resistivitas untuk
mengidentifikasi lapisan akuifer di bumi perkemahan ragunan jakarta". Skripsi.
Tidak diterbitkan. Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah : Jakarta.
Koesoemadinata, R.P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid 1, ITB
Lowrie, W. 2007. Fundamental of Geophysics. Newyork: Cambridge University
Press.
M.Ikhsan,Faizar Farid, Samsidar, Linda Handayani. 2018. Penentuan Struktur Tanah
Sebagai Dasar Uji Kelayakan Kekuatan Bangunan Perumahan Di Muaro Jambi
Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole. Komunikasi
Fisika Indonesia. 15(2). 139-145.
Milsom, J. 2003. Field Geophysics Third Edition. John Willey and Sons Ltd, 249 p.
England.
Moechtar, Herman. 2006. Karakter dan Proses Pembentukan Rangkaian Fasies
Endpan Kuarter di Paparan Danau Maninjau, Kabupaten Agam (Sumatera
Barat). Geo Environment dan Geo Hazard. 16(1). 50-59.
Muzaki, M. Rifki. 2017. "Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Menentukan Letak dan
Kedalaman Sumber Air Di Perumahan Puri Sartika Semarang". Skripsi. Tidak
diterbitkan. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Negeri Semarang : Semarang.
Naufaldi, Muhammad Iqbal. 2019. Analisis Pola Lapisan Bawah Permukaan Dan
Arah Aliran Air Pada Rel Kereta Api Dengan Data Resistivitas, Studi Kasus:
Martapura, Sumatera Selatan. Skripsi Tidak diterbitkan. Teknologi Sumatera :
Lampung Selatan.
Partika, Pratiwi Ayurizky. 2019. "Identifikasi Zona Akuifer Aair Tanah
Menggunakan Metode Resistivitas dan Well Logging Di Desa Waringin Sari
Barat, Waringin Sari Timur dan Sidodadi, Kabupaten Pringsewu, Lampung".
Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik. Universitas Lampung : Bandar
Lampung.
Ramdani Salam, Sunarto, Langgeng Wahyu Santosa. 2018. Penentuan Kedalaman
Interface pada Bentuklahan Lereng Gunungapi Bawah dan Bentuklahan
Dataran Aluvial Kepesisiran di Pulau Ternate. POSITRON. 8(1). 8 – 14.
Ramadhaningsih, dkk. 2017. Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Lahan
Gambut di Desa Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu
Raya dengan Metode Resistivitas Konfigurasi Dipole-Dipole . Physics
Communication. 1 (2) (2017), 29-35.
Reynold, J. M. 1997. An Introduction to Apllied and Environment Goephysics.
England: Jhon Wiley & Sons, Ltd.
Reynold, J. M. 2005. An Introduction to Apllied and Environment Goephysics.
England: Jhon Wiley & Sons, Ltd.
Risanti,dkk. 2018."Hidrostratigrafi Akuifer dan Estimasi Potensi Airtanah Bebas
Guna Mendukung Kebutuhan Air Domestik Desa Sembungan". Majalah
Geografi Indonesia. 32(1). 108.
Riyadi, Agung. 2014. "Karakteristik Air Tanah Di Kecamatan Tamansari Kota
Tasikmalaya". Jurnal Teknik Lingkungan. 8(3). 197–206.
Rizka dan Soni Satiawan. 2019. "Investigasi Lapisan Akuifer Berdasarkan Data
Vertical Electrical Sounding (VES) dan Data Electrical Logging ; Studi Kasus
Kampus ITERA". Bulletin Of Scientific Contribution Geology. 17(2). 91–100.
Rizky Rahmadi Wardhana, Dwa Desa Warnana, dan Amien Widodo. 2017.
"Identifikasi Intrusi Air Laut Pada Air Tanah Menggunakan Metode
Resistivitas 2D Studi Kasus Surabaya Timur". Jurnal Geosaintek. 3(1). 17.
Saleh, Fitriyah Irmawati Elyas. 2011. "Strategi Pengembangan Kota Jambi Menuju
Riverfront City". Thesis. Tidak diterbitkan. Sekolah Pasca Sarjana. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Sampurno, dkk. 2016. Multifractal Characterization of Pore Size Distributions of Peat
Soil. Journal of Mathematical and Fundamental Sciences, 48(2), 106-114.
Santoso, dkk. 2015. Identifikasi Perubahan Nilai Resistivitas Tanah Gambut Akibat
Penyemprotan Herbisida Sistem Kontak Menggunakan Metode Geolistrik
Resistivitas Konfigurasi Dipole Dipole Prisma Fisika, 3(3).
Sutandi. 2012. "Air Tanah". Penelitian. Tidak terbitkan. Fakultas Teknik. Universitas
Kristen Maranatha : Bandung.
Syofyan. 2017. "Identifikasi Keberadaan Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik
Resitivitas Konfigurasi Schlumberger Di Daerah Pandawa, Jorong Tarok,
Kecamatan 2 X 11 Kayu Tanam". Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Padang : Padang.
Syuhada dan Anggono, Titi.2013. Penentuan Transmisivitas Akuifer Di Daerah
Padarincang Dengan Menggunakan Data Geolistrik Sounding.Banten : LIPI.
Telford, M. W., Gerdart, L. P., Sheriff, R. E, Keys, D. A.1990. Applied
Geophysics.USA: Cambrige University Press.
Todd, D. K.1980. Groundwater Hydrologi. New York: Jhon Wiley And Sons Inc.
Verhoef,P.N.W.1994.Geologi Untuk Tehnik Sipil.Terjemahan. E.Diraatmaja. cetakan
ketiga, Jakarta : Erlangga
Wiranti. 2013. "Metode Geolistrik Untuk Mendeteksi Akuifer Airtanah di Daerah
Sulit Air (Studi Kasus Di Kecataman Takeran, Poncol Dan Parang, Kabupaten
Magetan)". Angkasa. 5(1). 83–94.
Yuristina. 2015. "Pendugaan Persebaran Air Bawah Permukaan Metode Geolistrik
Konfigurasi Wenner-Schlumberger Di Desa Tanggungarjo Kabupaten
Grobogan". Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang : Semarang.