Anda di halaman 1dari 81

ANALISIS LAJU KEAUSAN, KARAKTERISTIK MEKANIK, DAN

STRUKTUR MORFOLOGI HASIL CETAK 3D PRINT RESIN


PHOTOPOLYMER DENTAL MODEL DENGAN ADITIF
HIDROKSIAPATIT (HA)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik

Oleh :
ABDURRAHMAN HANIF
NIM. I0419001

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
Jl. Ir. Sutami Nomor 36A Kentingan Surakarta 57126, Tel. (0271)647069, Faks. (0271)647069
Laman https://www.mesin.uns.ac.id

SURAT TUGAS PEMBIMBING DAN PENGUJI TUGAS AKHIR


PROGRAM SARJANA TEKNIK MESIN UNS
Program Studi :S1 Teknik Mesin
Nomor : 1187/TA/S1/07/2023

Nama :ABDURRAHMAN HANIF


NIM :I0419001
Bidang :Ilmu Bahan
Pembimbing 1 :Prof.Ir. Ubaidillah, ST., M.Sc., Ph.D.,IPM,ASEAN
Eng./198408252010121004
Pembimbing 2 :Prof. Dr. EKO SUROJO., ST,MT/196904112000031006

Penguji : 1. Prof. DODY ARIAWAN, S.T, M.T, Ph.D/


197308041999031003
2. Dr.Eng. ADITYA RIO PRABOWO, S.T., M.T., M.Eng/
199209152019031016

Mata Kuliah Pendukung


1.Karakterisasi Material(MS04309-20)
2.Analisa Kegagalan(MS04303-20 )
3.()

Judul Tugas Akhir

"ANALISIS LAJU KEAUSAN, KARATERISTIK MEKANIK,


DAN STRUKTUR MORFOLOGI HASIL CETAK 3D PRINT
RESIN PHOTOPOLYMER DENTAL MODEL DENGAN
ADITIF HIDROKSIAPATIT (HA)"

Surakarta,
Kepala Program Studi S1 Teknik Mesin,

Dr. EKO SUROJO., ST,MT


NIP. 196904112000031006

Tembusan :
1. Mahasiswa ybs.
2. Dosen Pembimbing TA ybs.
3. Koordinator TA.
4. Arsip.
F-TM-03.01.02 Hal 1 dari 1 hal.
iii

HALAMAN INTEGRITAS PENULIS

Saya Abdurrahman Hanif mahasiswa program studi S1 Teknik Mesin


Fakultas Teknik, Univesitas Sebelas Maret NIM I0419001 dengan judul tugas akhir
“ANALISIS LAJU KEAUSAN, KARAKTERISTIK MEKANIK, DAN
STRUKTUR MORFOLOGI HASIL CETAK 3D PRINT RESIN
PHOTOPOLYMER DENTAL MODEL DENGAN ADITIF HIDROKSIAPATIT
(HA)”. Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat tidak mencontoh
atau melakukan plagia dari karya ilmiah orang lain. Apabila ternyata didalam
naskah skripsi ini terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku.

Surakarta, November 2023

Penulis
iv

HALAMAN MOTTO
“Meluangkan Waktu sesukaku adalah Jalan Ninjaku”
- Nazca
ANALISIS LAJU KEAUSAN, KARATERISTIK MEKANIK, DAN STRUKTUR
MORFOLOGI HASIL CETAK 3D PRINT RESIN PHOTOPOLYMER DENTAL
MODEL DENGAN ADITIF HIDROKSIAPATIT (HA)

Disusun Oleh

ABDURRAHMAN HANIF
NIM : I0419001

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Prof.Ir. Ubaidillah, ST., M.Sc., Prof. Dr. EKO SUROJO., ST,MT


Ph.D.,IPM,ASEAN Eng. NIP. 196904112000031006
NIP. 198408252010121004

Telah dipertahankan di depan Tim Dosen Penguji pada tanggal , pukul , bertempat di .

1. Prof. DODY ARIAWAN, S.T, M.T, Ph.D __________________


197308041999031003

2. Dr.Eng. ADITYA RIO PRABOWO, S.T., M.T., M.Eng __________________


199209152019031016

3. __________________

Kepala Program Studi Teknik Mesin Koordinator Tugas Akhir


Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Dr. EKO SUROJO., ST,MT Dr.RENDY ADHI RACHMANTO., ST,MT


NIP. 196904112000031006 NIP. 197101192000121006

www.sijamut.net
DAFTAR HADIR SEMINAR HASIL

Nama : Abdurrahman Hanif


Judul Tugas Akhir : Analisis Laju Keausan, Karakteristik Mekanik, Dan Struktur
Morfologi Hasil Cetak 3D Print Resin Photopolymer Dental Model Dengan Aditif
Hidroksiapatit (HA)

Tempat : Ruang Sidang 1109


Hari, Tanggal : Senin, 27 November 2023
Pukul : 13.00 - 15.00

No. Nama NIM Tanda Tangan

1 Muhammad Ridwan Faza I0419067

2 Sri Teguh Lestari I0418076

3 Kusuma Dewi S952202006

4 Rony Akbar Majid I0419086

5 Ismail Fauzan Hadi Rochman I0419045

6 Latifah Nur Hikmah I0418048


7 Cahyo Hadi Wibowo S952208005

8 Imroatus Sholikhah I0419042

9 Fian Wiradhitama I0419032

Mayrizko Syah Candra


10 I0419053
Adipura

11 Hanifa Delfiera I0419037

12 Ahmad Azza I0419006

13 Qolis Fandra Irawan I0419076


viii

ANALISIS LAJU KEAUSAN, KARAKTERISTIK MEKANIK, DAN


STRUKTUR MORFOLOGI HASIL CETAK 3D PRINT RESIN
PHOTOPOLYMER DENTAL MODEL DENGAN ADITIF
HIDROKSIAPATIT (HA)

Abdurrahman Hanif

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret


Surakarta, Indonesia
Email: abdurrahmanhanif40@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini menyelidiki pengaruh hidroksiapatit (HA) terhadap laju keausan, sifat
mekanik, dan struktur morfologi resin photopolymer dental model. Penambahan
nanopartikel hidroksiapatit bertujuan untuk meningkatkan kekuatan mekanik resin
photopolymer dental model yang rendah ketika proses pencetakan tiga dimensi.
Nanopartikel hidroksiapatit dicampur dengan resin dengan interval 0, 1, 3, dan 5
wt%, dan pencampuran dilakukan selama 105 menit. Uji tarik, uji impak, dan mesin
Tribometer digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan konsentrasi HA
terhadap sifat mekanik yang dihasilkan dan laju keausan resin. Laju keausan bahan
menurun seiring dengan meningkatnya konsentrasi HA. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa penambahan HA memiliki efek yang signifikan terhadap
karakteristik mekanik dari resin photopolymer dental model. Analisis morfologi
menunjukkan bahwa penambahan HA meningkatkan kekasaran permukaan dan
berdampak pada struktur mikro resin. Penelitian ini memberikan pengetahuan
tentang resin photopolymer dental model untuk aplikasi pencetakan 3D.

Kata kunci: 3D Printing, komposit, nanopartikel, hidroksiapatit, tribometer, laju


keausan
ix

ANALYSIS OF WEAR RATE, MECHANICAL CHARACTERISTICS,


AND MORPHOLOGICAL STRUCTURE OF 3D PRINTING DENTAL
MODEL PHOTOPOLYMER RESIN INCORPORATING
HYDROXYAPATITE ADDITIVE

Abdurrahman Hanif

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret


Surakarta, Indonesia
Email: abdurrahmanhanif40@gmail.com

ABSTRACT
This study investigates the effect of hydroxyapatite (HA) on the wear rate,
mechanical properties, and morphological structure of dental model photopolymer
resin. The incorporation of a nanoparticle hydroxyapatite additive aims to address
the inadequate mechanical strength of photopolymer dental model resin in the 3D
printing process. Hydroxyapatite nanoparticles were mixed with resin at 0, 1, 3, and
5 wt% intervals, and the mixture was done for 105 minutes. Tensile tests, impact
tests, and Tribometry machines were used and conducted to determine the effect of
changing concentrations of HA on the resultant mechanical properties and wear rate
of the resin. The wear rate was found to decrease as the concentration of HA
increased. The results also showed that the incorporation of HA significantly
affected the mechanical characteristics of the dental model photopolymer resin.
Morphological analysis indicated that adding HA improved the microstructure and
surface roughness of the cured resin. This study provides valuable insights into the
design of dental model photopolymer resin for 3D printing applications.

Keywords: 3D Printing, composites, nanoparticle, hydroxyapatite, tribometry,


wear rate
x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat
serta karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul ANALISIS LAJU KEAUSAN, KARAKTERISTIK
MEKANIK, DAN STRUKTUR MORFOLOGI HASIL CETAK 3D PRINT
RESIN PHOTOPOLYMER DENTAL MODEL DENGAN ADITIF
HIDROKSIAPATIT (HA). Penyusunan skripsi menjadi pelengkap mata kuliah
dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
Disisi lain, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penelitian serta penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih penulis haturkan kepada:
1. Bapak dan Ibu serta keluarga besar yang telah memanjatkan doa serta
memberi motivasi secara emosi dan materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Ubaidillah, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing I
yang selalu membimbing serta memberi arahan dan nasihan dalam
menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. Eko Surojo, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing II dan
Kepala Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret yang
turut memberi dorongan dan motivasi dalam penyelesain skripsi serta
jenjang pendidikan S1.
4. Bapak Prof. Dody Ariawan, S.T., M.T., Ph.D. dan Dr.Eng. Aditya Rio
Prabowo. S.T., M.T., M.Eng. selaku dosen penguji yang senantiasa
memberikan saran serta kritik dalam menyelesaikan skripsi.
5. Seluruh Dosen, Staff, dan Karyawan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Sebelas Maret yang telah membimbing sebagai
mahasiswa selama perkuliahan di kampus.
6. Mas Fahmi Imanullah selaku kakak tingkat yang telah memberikan ilmu
dan saran dalam penulisan skripsi.
xi

7. Rekan dan kakak tingkat di Laboratorium Material dan Laboratorium


Getaran Teknik Mesin yang telah membantu dan memberi masukan dalam
pengerjaan skripsi.
8. Teman-teman mahasiswa Teknik Mesin 2019 “M19GHTY”, Universitas
Sebelas Maret sebagai keluarga kedua yang selalu memberikan motivasi
dan dorongan moral untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi yanng tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat serta wawasan baru bagi
pembacanya. Disisi lain, penulis menyadari bahwa masih terdapat celah dan
kekurangan dalam skripsi ini dan penulis mengharapkan saran serta kritik yang
bersifat membangun sehingga karya selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Surakarta, November 2023

Penulis
xii

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 19
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 19
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 21
1.3 Batasan Permasalahan ................................................................................. 21
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................... 21
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 22
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 22
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 23
2.1 Tinjauan Pustaka.......................................................................................... 23
2.2 Dasar Teori .................................................................................................. 26
2.2.1 3D printing ...................................................................................... 26
2.2.2 Metode 3D printing SLA ................................................................. 28
2.2.3 Nanopartikel hidroksiapatit ............................................................. 30
2.2.4 Komposit ......................................................................................... 31
2.2.5 Fraksi massa .................................................................................... 32
2.2.6 Uji tarik ........................................................................................... 32
2.2.7 Uji impak......................................................................................... 34
2.2.8 Pengujian morfologi ........................................................................ 36
2.2.9 Uji Laju Keausan............................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39
3.1 Diagram Alir ................................................................................................ 39
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 40
3.2.1 Alat .................................................................................................. 40
3.2.2 Bahan............................................................................................... 44
3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 46
xiii

3.3.1 Studi literatur................................................................................... 46


3.3.2 Pembuatan campuran resin dengan aditif hidroksiapatit ................ 46
3.3.3 Persiapan alat .................................................................................. 46
3.3.4 Pembuatan spesimen uji .................................................................. 46
3.4 Variabel Penelitian....................................................................................... 47
3.5 Pengujian ..................................................................................................... 47
3.6 Variabel Hasil Pengujian ............................................................................. 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 50
4.1 Perhitungan densitas spesimen laju keausan ............................................... 50
4.2 Hasil uji laju keausan ................................................................................... 51
4.3 Hasil uji tarik ............................................................................................... 53
4.4 Hasil uji impak............................................................................................. 55
4.5 Hasil foto SEM ............................................................................................ 56
4.6 Perbandingan nilai modulus elastisitas teoritis dan eksperimen ................. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 61
5.2 Saran ............................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Sifat hidroksiapatit [21] [43] ................................................................ 31


Tabel 3. 1 Komposisi eSun Dental Model Resin .................................................. 44
Tabel 3. 2 Spesifikasi eSun Dental Model Resin .................................................. 45
Tabel 3. 3 Spesifikasi nano hidroksiapatit (HA) ................................................... 45
Tabel 3. 4 Variasi fraksi massa (wt%) nanopartikel hidroksiapatit ...................... 47
Tabel 4. 1 Hasil Perhitungan Densitas .................................................................. 50
Tabel 4. 2 Hasil perhitungan modulus elastisitas persamaan Halpin-Tsai dan
eksperimen ............................................................................................ 58
xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Foto SEM campuran HA/HDPE komposit nano (a) 20 wt% HA (b) 30
wt% HA (c) serbuk HA ................................................................... 24
Gambar 2. 2 Bagian-bagian mesin 3d print SLA................................................... 29
Gambar 2. 3 Skematik struktur hidroksiapatit [45]............................................... 31
Gambar 2. 4 Filler pada komposit (a) fiber panjang (b) fiber pendek (c) partikel
[47] ................................................................................................... 32
Gambar 2. 5 Universal testing machine (UTM) .................................................... 33
Gambar 2. 6 Skema spesimen uji tarik ASTM D638-14 ...................................... 33
Gambar 2. 7 Skema alat uji impak [51] ................................................................ 35
Gambar 2. 8 Skema scanning electron microscope [54] ...................................... 37
Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian ..................................................................... 39
Gambar 3. 2 Mesin 3D printing SLA .................................................................... 40
Gambar 3. 3 Magnetic stirrer................................................................................ 41
Gambar 3. 4 Mesin mikser ultrasonik ................................................................... 41
Gambar 3. 5 Timbangan digital ............................................................................ 42
Gambar 3. 6 Mesin tribometer .............................................................................. 42
Gambar 3. 7 Alat uji impak izod ........................................................................... 43
Gambar 3. 8 Scanning electron microscope (SEM) .............................................. 44
Gambar 3. 9 Nano hidroksiapatit (HA) ................................................................. 45
Gambar 3. 10 Skema spesimen uji tarik................................................................ 48
Gambar 3. 11 Skema spesimen uji impak ............................................................. 48
Gambar 3. 12 Skema spesimen uji laju keausan ................................................... 49
Gambar 4. 1 Hubungan fraksi massa dengan laju keausan spesifik .................... 52
Gambar 4. 2 Hubungan fraksi massa dengan koefisien gesek .............................. 53
Gambar 4. 3 Hubungan fraksi massa hidroksiapatit dengan kekuatan tarik ......... 54
Gambar 4. 4 Hubungan fraksi massa hidroksiapatit dengan kekuatan impak ...... 55
Gambar 4. 5 Hasil pengujian SEM (a) resin murni, (b) 1 wt% HA (kekuatan tarik
terendah), dan (c) 5 wt% HA (kekuatan tarik tertinggi) .................. 57
Gambar 4. 6 Modulus elastisitas ekperimen dan teoritis ...................................... 59
xvi

DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1 Perhitungan fraksi massa ........................................................... 27


Rumus 2.2 Perhitungan kekuatan tarik ........................................................ 29
Rumus 2.3 Perhitungan nilai regangan ........................................................ 29
Rumus 2.4 Perhitungan modulus elastisitas ................................................. 29
Rumus 2.5 Perhitungan energi impak .......................................................... 30
Rumus 2.6 Perhitungan kekuatan impak ..................................................... 31
Rumus 2.7 Perhitungan laju keausan .......................................................... 32
Rumus 2.8 Perhitungan perubahan volume ................................................. 33
Rumus 2.9 Perhitungan koefisien gesek ...................................................... 33
Rumus 3.1 Perhitungan densitas spesimen .................................................. 44
xvii

DAFTAR NOTASI

Wi = Berat material konstituen


Wc = Berat total komposit
𝜎 = Tegangan (N/ mm2)
𝐿0 = Panjang awal
Δ𝐿 = Perubahan panjang
𝐿1 = Panjang akhir
𝜀 = Regangan spesimen
𝛦 = Nilai modulus elastisitas material (N/mm2)/(GPa
𝑊 = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg.m)
𝑊1 = Usaha yang dilakukan (kg.m)
𝑊2 = Usaha setelah mematahkan benda (kg.m)
𝐺 = Berat pendulum (kg)
𝜆 = Jarak lengan pendulum (m)
𝑐𝑜𝑠𝛼 = sudut awal pendulum (⁰)
𝑐𝑜𝑠𝛽 = sudut akhir pendulum (⁰)
𝐾𝑖𝑚𝑝𝑎𝑘 = Kekuatan impak spesimen (kJ/mm2)
𝐴0 = Luas Spesimen (mm2)
𝐾 = Laju keausan spesimen (mm3/Nm)
∆𝑉 = Perubahan Volume (mm3)
𝐹 = gaya penekanan (N)
𝐿 = Panjang lintasan gesekan spesimen (m)
𝑚1 = Massa awal spesimen (gr)
𝑚2 = Massa akhir spesimen (gr)
𝜌 = Massa jenis spesimen (gram/mm3)
𝜇 = Koefisien gesek spesimen
𝑓 = Gaya gesek yang terjadi (N)
𝑁 = Gaya normal (N)
𝑚 = Massa (gr)
𝑉 = Volume (mm3)
𝐸𝑚1 = Modulus elastisitas resin diperkuat nanopartikel HA
xviii

𝐸𝑚 = Modulus elastisitas resin


𝐸𝐻𝐴 = Modulus elastisitas HA
𝜉 = Bentuk geometri
𝑉𝐻𝐴 = Fraksi volume nanopartikel HA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode pencetakan 3D atau yang dikenal dengan istilah additive
manufacturing pertama kali dikenal pada tahun 1980-an [1]. Metode ini membantu
perubahan dalam pengerjaan, terutama dalam pembuatan prototipe. Prototipe atau
prototyping dibuat dengan menggunakan proses 3D printing melalui proses
pembuatan desain, fabrikasi layer, dan menjadi sebuah objek prototipe. Additive
manufacturing dapat dikontrol secara langsung proses desain dan pembuatannya,
serta dapat membuat struktur yang kompleks yang tidak dapat dibuat dengan
metode prototyping tradisional. Proses ini tidak membutuhkan alat tambahan (JIG)
dan dapat dengan mudah dioperasikan [2].
Jurnal dan artikel mengenai inovasi dan penelitian mengenai 3D
photopolymer printing dilakukan oleh Hideo Kodama pada tahun 1980. Hideo
Kodama mengembangkan sistem pembuatan prototipe secara cepat dengan
menggunakan pendekatan layer-by-layer menggunakan resin fotosensitif yang
dipolimerisasi dengan sinar UV (Ultraviolet) [3]. Kemudian pada tahun 1986,
Chuck Hall memperkenalkan metode 3D printing menggunakan peralatan dengan
sumber foton yang bergerak untuk mengaktifkan proses polimerisasi resin
fotosensitif [4]. Dua tahun kemudian pada tahun 1988, metode pemodelan fused
deposition atau yang dikenal dengan metode FDM (Fused Deposition modelling)
ditemukan oleh Scott Crump [5] Saat ini terdapat tiga metode additive
manufacturing yang sering digunakan, yaitu fused deposition modeling (FDM),
laser sintering platform, dan Zprinter Platform [5]. Metode-metode tersebut
berkembang karena kemajuan teknologi hingga saat ini.
Penelitian dan studi mengenai 3D printing SLA (Stereolithography) dan
material yang digunakan untuk aplikasi pada industri serta kesehatan berkembang
dengan pesat dalam 10 tahun terakhir [6]. Pengembangan pada material baru
terutama komposit, nanomaterial, serta material yang heterogenous menjadi fokus
utama dalam pengembangan teknologi 3D printing [7]. Hal ini dikarenakan
keuntungan manufaktur aditif yang bersifat relatif cepat namun memiliki
kekurangan yaitu sifat mekanik yang terbatas karena viskositas resin [8].

19
20

Penggunaan metode fotopolimerisasi dalam bidang kesehatan dimulai pada


awal tahun 1960-an. Kemudian pada tahun 1980 bahan yang dapat di-curing
dengan menggunakan UV seperti metil benzoin diformulasikan ulang untuk
mengurangi toksisitas dari bahan tersebut [9]. Model gigi komposit berbasis resin
photopolymer telah mengubah bidang kesehatan, terutama dalam perawatan gigi
dan mulut serta implan. Riset dan penelitian mengenai resin jenis ini mulai
berkembang karena biaya manufaktur murah, tidak beracun, tidak cepat aus saat
digunakan (sifat tribologi), dan memiliki biokompatibilitas yang tinggi.
Penambahan berbagai bahan aditif dari ukuran makro hingga nano seperti kaca
silika, keramik dan mineral alam dapat meningkatkan sifat tribologi serta mekanik
komposit berbasis resin [10].
Salah satu nanomaterial yang disintesis menjadi partikel nano adalah
hidroksiapatit. Hidroksiapatit adalah zat yang banyak digunakan dalam berbagai
bidang kesehatan sebagai pengganti zat tulang serta dapat digunakan sebagai zat
aditif polimer yang digunakan sebagai implan dental dan pelapis sendi prostesis
[11]. Berdasarkan penelitian dari [12] Sammy A. Ojo metode manufaktur aditif
(additive manfucturing) seperti SLA (Stereolithography), FDM (Fused Deposition
Modelling), SLS (Selective Laser Sintering), Binder Jetting, dan DIW (Direct Ink
Writing) dapat dikembangkan untuk membuat serat sintetis dan biomaterial
berbasis penguat aditif hidroksiapatit (HA).
Penambahan hidroksiapatit (HA) meningkatkan ketahanan aus dan kekerasan
secara signifikan dari komposit HDPE (high density polyethylene)/hidroksiapatit
(HA). Penambahan HA pada HDPE mempengaruhi struktur material dari HDPE.
Pada penambahan HA 10 wt%, 20 wt%, dan 30 wt% dengan menggunakan SEM
(Scanning Electron Microscope) dapat dilihat bahwa HA menyebar rata pada setiap
monomer HDPE. Kehilangan massa pengujian aus paling kecil terjadi pada variasi
HDPE+30 wt% HA dengan nilai 57 mg. Disisi lain, kehilangan massa terbesar pada
pengujian aus terjadi pada variasi HDPE+0 wt% HA dengan kehilangan massa
sebesar 89 mg [13].
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti akan
melakukan penelitian yang berfokus pada investigasi penambahan hidroksiapatit
sebagai bahan aditif pada resin photopolymer model dental dengan pembatasan
21

kadar campuran. Karakteristik material yang diteliti adalah ketahanan gesek,


kekuatan tarik, kekuatan impak, dan struktur morfologi dari material resin pada
metode 3D printing sebelum dan sesudah diberi perlakuan hidroksiapatit sebagai
bahan aditif atau pengisi. Laju keausan bahan diuji menggunakan alat uji gesek
tribometer, pengujian tarik menggunakan alat uji UTM, pengujian impak
menggunakan alat uji impak izod, dan pengamatan struktur morfologi
menggunakan pengujian SEM.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penambahan hidroksiapatit (HA) terhadap ketahanan
aus material komposit resin photoplymer dental model yang diberi aditif
hidroksiapatit (HA)?
2. Bagaimana pengaruh penambahan hidroksiapatit (HA) terhadap sifat fisik
dan mekanik material komposit resin photoplymer dental model yang diberi
aditif hidroksiapatit (HA)?

1.3 Batasan Permasalahan


Agar penelitian lebih berfokus dan terarah. Maka dibuat batasan-batasan
permasalahan. Adapun Batasan permasalahan yang diterapkan pada penelitian ini
yaitu:
1. Pada penelitian ini tidak dilakukan untuk mencari nilai optimum dari
pencetakan
2. Resin yang digunakan adalah photopolymer model dental.
3. Nanopartikel yang digunakan berukuran 20 nm dengan model M600 BH-
HAP04 dimanufaktur oleh Xi’an Best Biotech.
4. Distribusi nanopartikel dalam resin dianggap homogen.
5. Parameter pencetakan dianggap sama pada setiap spesimen.
6. Zat pengotor lain yang tercampur pada bahan diabaikan.

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menyelidiki pengaruh penambahan hidroksiapatit terhadap ketahanan aus
material komposit resin dental yang diberi aditif hidroksiapatit (HA).
22

2. Menyelidiki pengaruh penambahan hidroksiapatit (HA) terhadap sifat


mekanik dan struktur morfologi komposit resin dental yang diberi aditif
hidroksiapatit (HA).

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana pengetahuan mahasiswa tentang teknologi di bidang 3D
Printing khususnya di bidang CAD
b. Mengetahui manfaat penambahan nanopartikel sebagai penguat sifat mekanik
suatu bahan.
2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Sebagai wujud partisipasi dalam pengembangan ilmu di bidang IPTEK.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori, Berisikian tinjauan pusataka yang


berkaitan dengan Resin Model Dental, dan Hidroksiapatit
(HA) sebagai biomaterial.

BAB III : Metodologi penelitian, menjelaskan peralatan dan bahan


yang digunakan, tempat dan pelaksanaan penelitian, serta
langkah-langkah penelitian dan pengambilan data.

BAB IV : Data dan Analisa, menjelaskan data hasil pengujian dan


analisa pengujian.

BAB V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia sangat dinamis.
Teknologi 3D printing atau yang dikenal juga dengan istilah additive
manufacturing merupakan salah satu kemajuan teknologi yang sangat pesat di era
industri 4.0 [14]. 3D printing merupakan metode yang digunakan untuk membuat
model, prototipe, alat peraga, desain produk awal, dan berbagai bentuk 3 dimensi
[15]. Produk 3D printing relatif murah, dan memiliki teknik pembuatan yang
mudah dibandingkan dengan metode manufaktur lainnya [16].
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ilmu material dan teknologi
manufaktur pencetakan 3D telah dimanfaatkan dalam biomedis, perawatan
kesehatan, dan peralatan medis [17]. Penggunaan metode ini untuk dukungan bedah
dan implan sudah umum saat ini dalam bidang ortopedi, rekonstruksi kraniofasial,
bedah plastik, dan aplikasi gigi mulut [18]. Di antara banyak kegunaannya dalam
bidang medis, salah satu contohnya adalah belat trakea yang dicetak menggunakan
metode pencetakan 3D dengan bahan dari polimer termoplastik biokompatibel.
Belat tersebut ditanamkan pada bayi baru lahir untuk menyelamatkan nyawa bayi
tersebut [19].
Komposit resin photopolymer banyak digunakan di sektor kesehatan karena
sifat fisik, kimia dan optiknya yang baik. Aplikasi resin jenis ini beragam, termasuk
bahan restoratif medis, pelapis rongga, mahkota gigi, peralatan ortopedi, implan
sendi, dan tiang saluran akar [20]. Karena penyusutan polimer, ketahanan yang
rendah dan kekuatan yang rendah, penggunaan komposit resin photopolymer
menjadi terbatas [21]. Banyak percobaan telah dilakukan untuk meningkatkan
kinerja sifat fisik, mekanik dan termo-mekanik resin seperti kekerasan, kekuatan
tekan dan kekuatan lentur [22]. Eksperimen untuk meningkatkan sifat-sifat ini
termasuk pengembangan kimia resin, teknologi pengisi (aditif), silanisasi dan
teknik curing UV [22]. Dalam teknologi filler, metode yang digunakan tergantung
pada variasi filler yang digunakan, ukuran partikel, perlakuan silan, dan
pengembangan mikro dan nanopartikel [23]..

23
24

Hidroksiapatit merupakan material yang ideal untuk produksi tulang buatan


atau implan tulang. Hal ini dikarenakan hidroksiapatit memiliki sifat mekanik
berupa kekuatan yang tinggi, biokompatibilitas yang tinggi, dan kemampuan untuk
menstimulasi perkembangan sel punca pada tulang [24]. Hidroksiapatit (HA)
merupakan salah satu jenis garam CaP yang memiliki kemiripan yang hampir sama
dengan mineral tulang [25]. HA dapat diperoleh dengan metode presipitasi dan
memiliki rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)2). Metode presipitasi adalah metode
yang menggunakan reaksi asam-basa untuk menghasilkan kristal garam (produk
reaksi) dan air. Kelebihan dari metode ini adalah ukuran partikel memiliki
homogenitas yang baik, reaksi kimianya sederhana, serta bahan dan alat yang
digunakan mudah didapat [26].
Ketahanan aus mengacu pada keausan material yang disebabkan oleh kontak
dengan benda lain yang bergerak [27]. Penggabungan hidroksiapatit (HA) ke dalam
komposit HDPE (High Density Polietilen) / hidroksiapatit (HA) menghasilkan
ketahanan aus dan kekerasan yang meningkat secara signifikan. Penambahan HA
berdampak pada susunan struktural HDPE. Ketika SEM (Scanning Electron
Microscope) digunakan untuk menambahkan 10 wt%, 20 wt% dan 30 wt% HA,
terlihat bahwa HA terdistribusi secara merata di setiap monomer HDPE. Variasi
HDPE + 30 wt% HA menunjukkan kehilangan massa terkecil yaitu 57 mg pada uji
keausan, sedangkan variasi HDPE + 0 wt% HA menunjukkan kehilangan massa
terbesar yaitu 89 mg [13]. Foto SEM HA murni dan kompositnya ditunjukkan oleh
Gambar 2. 1.

(a) (b) (c)


Gambar 2. 1 Foto SEM campuran HA/HDPE komposit nano (a) 20 wt% HA (b)
30 wt% HA (c) serbuk HA
25

Biocomposite NFSS (nickel free stainless steel)-hidroksiapatit dengan variasi


NFSS 0 wt%, 30 wt%, 40 wt%, 50 wt%, 60 wt%. Dari penelitian tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah fraksi volume NFSS meningkat dan jumlah fraksi volume
hidroksiapatit semakin kecil dari masing-masing variasi. Kehilangan volume oleh
aus gesekan (volume loss) meningkat dengan fraksi volume NFSS yang meningkat
dan hidroksiapatit yang menurun pada komposit. Pada variasi 0 Wt.% NFSS
kehilangan volume sebesar 200 mm3 10-6 untuk beban gesek 15 N dan 300 mm3 x
10-6 untuk beban gesek 45 N, variasi 30 wt% kehilangan volume sebesar 380 mm 3
x 10-6 untuk beban gesek 15 N dan 470 mm3 x 10-6 untuk beban gesek 45 N, variasi
40 Wt.% kehilangan volume sebesar 450 mm 3 x 10-6 untuk beban gesek 15 N dan
840 mm3 x 10-6 untuk beban gesek 45 N, variasi 50 wt% kehilangan volume sebesar
650 mm3 x 10-6 untuk beban gesek 15 N dan 1180 mm3 x 10-6 untuk beban gesek 45
N, variasi 60 wt% kehilangan volume sebesar 890 mm3 x 10-6 untuk beban 15 N dan
1440 mm3 x 10-6 untuk beban 45 N [28].
Pada studi mengenai karakteristik keausan dari paduan Fe-8Ni dengan
kondisi penyebaran oksida yang di adisi dengan Zr. Keausan dari spesimen
diselidiki pada beban yang berbeda dari 1 N hingga 4 N dengan uji kelajuan aus
bolak balik pada temperatur ruang. Hasil dari uji kelajuan aus menunjukkan bahwa
tingkat keausan dari spesimen 1Zr (Fe91Ni8Zr1) dan 4Zr (Fe88Ni8Zr4) memiliki
karakteristik aus masing-masing. Pada beban 1 N dan 2 N, spesimen 4Zr
menghadapi gesekan lebih baik dibanding dengan 1Zr. Pada beban 3 N dan 4 N
spesimen 1Zr menghadapi gesekan lebih baik [29].
Penelitian mengenai sifat komposit UHMWPE dengan hidroksiapatit dan
GNP (Graphene Nanoplatelets) sebagai filler. Spesimen dibuat dengan
perbandingan 100% UHMWPE (U), 90% UHMWPE-10% HA (UH), 89,99%
UHMWPE-10% HA-0.1% GNP [UHG (0.1)], 89,5% UHMWPE-10% HA-0.5%
GNP [UHG (0.5)], dan 89% UHMWPE-10% HA-1% GNP [UHG (1)] di uji laju
keausan dengan mesin pin-on-disk untuk mengetahui karakteristik gesekan dan
tribologi sesuai dengan ASTM G99. Dari pengujian tersebut, hasil yang didapat
yaitu fluktuasi pada nilai koefisien gesek tiap spesimen. Penurunan terjadi pada
spesimen U hingga UHG (0.1) namun mengalami kenaikan pada UHG (0.5) hingga
UHG (1). Fluktuasi tersebut dikarenakan komposit memiliki karakteristik yang
26

berbeda pada beban yang diberikan. Filler juga berpengaruh terhadap karakteristik
komposit.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 3D printing
Metode additive manufacturing (AM), umumnya dikenal sebagai pencetakan
3D, adalah proses yang memanfaatkan penambahan lapisan demi lapisan material
atau bahan untuk menghasilkan objek tiga dimensi. Metode ini memiliki kelebiha
dibanding teknik tradisional seperti pengecoran dan pemesinan karena
kemampuannya untuk membuat bentuk yang rumit langsung dari desain digital
tanpa memerlukan alat atau cetakan khusus [30].
Pencetakan 3D umumnya digunakan sebagai teknologi untuk pembuatan
rapid prototyping. Rapid prototyping memiliki beberapa keunggulan, yaitu waktu
yang lebih singkat, kemudahan penggunaan, dan risiko yang rendah. Salah satu
teknologi yang digunakan untuk pembuatan prototipe cepat adalah vat
photopolymerization. Teknologi ini didefinisikan sebagai proses mengubah cairan
menjadi bentuk padat. Proses ini dikontrol oleh komputer untuk membuat benda
padat dari resin cair dengan menggunakan sinar UV.
Teknologi vat photopolymerization dapat diklasifikasikan ke dalam empat
jenis, yaitu stereolithography (SLA), digital light processing (DLP), continual light
interface production (CLIP), dan two-photon polymerisation (2PP). Keempat
proses ini menggunakan sumber cahaya yang berbeda-beda untuk memadatkan
resin. Secara khusus, SLA menggunakan sinar laser UV untuk mengeraskan resin,
sementara DLP memanfaatkan cahaya dari proyektor digital untuk memadatkan
lapisan resin. CLIP juga menggunakan sinar proyektor digital, mirip dengan DLP,
tetapi dengan kecepatan sinar yang lebih cepat. Selain itu, 2PP menggunakan sinar
laser dari titanium-safir, biasanya digunakan untuk mencetak objek 3D dengan
resolusi sangat tinggi (<100nm) [31].
Stereolithography (SLA) adalah teknik pencetakan 3D yang sering digunakan
dalam industri. Prinsip kerjanya melibatkan reaksi polimerisasi dengan
menggunakan resin photosensitive. Prosesnya dimulai dengan tangki mesin SLA
yang berisi resin. Resin, dalam bentuk cair, kemudian dipindai dengan sinar laser
dibawah cermin pembelok. Gelombang cepat dan intensitas sinar UV yang
27

dipancarkan menyebabkan polimerisasi resin. Resin yang terpolimerisasi


mengalami peningkatan berat molekul yang cepat, yang mengarah ke transisi dari
keadaan cair ke keadaan padat [2].
Digital Light Projector (DLP) beroperasi dengan memproyeksikan gambar
objek ke resin fotosensitif menggunakan proyektor. Proses DLP menawarkan
manfaat pembentukan gambar yang tepat dan dapat disesuaikan. Kemunculan
teknologi DLP dikaitkan dengan penemuan semikonduktor untuk peralatan optik,
yang membuka jalan bagi perkembangannya [32].
Continues Light Interface Production (CLIP) merupakan teknologi yang
dikembangkan tahun 2015. Konsep dasar CLIP mirip dengan DLP namun lebih
cepat dalam proses pencetakan. Proses ini menghasilkan objek dengan permukaan
halus tanpa garis halus [31].
Teknologi two-photon polymerization, atau direct laser writing, umumnya
digunakan di laboratorium akademis dan industri. Proses ini menggunakan sinar
laser femtosecond dengan ukuran pembacaan minimum 160 nm. Bahan yang
biasanya digunakan dalam metode ini adalah resin polimer cair dengan bahan dasar
akrilik atau epoksi, serta bahan berbasis kaca [33]. Secara keseluruhan, proses
Photopolymerization dalam pencetakan 3D menggunakan cahaya sebagai media
aktivasi polimerisasi. Perbedaan teknologi ini terletak pada jenis sumber cahaya
dan sistem pencitraan yang digunakan [34].
Mesin dengan metode 3D printing dapat digunakan dengan menggunakan
prosedur umum sebagai berikut:
a. Pemodelan
Proses pemodelan dan desain tiga dimensi dapat diselesaikan dengan
menggunakan aplikasi CAD pada komputer. Pemindai tiga dimensi juga dapat
digunakan jika objek yang akan dicetak sudah ada. Proses pemodelan memerlukan
pencarian, pengumpulan, dan analisis data pada suatu objek.
b. Pencetakan
Pembentukan objek yang didesain atau dipindai dengan pemindai tiga
dimensi, melibatkan proses pencetakan yang menggunakan metode tertentu.
Setelah membuat desain atau objek CAD, objek tersebut harus ditransformasikan
ke dalam format STL sebelum dilanjutkan. Selanjutnya, aplikasi yang terkait
28

dengan mesin cetak 3D akan memproses format STL untuk mengubah file tiga
dimensi menjadi beberapa lapisan dan G-code. G-code menunjukkan serangkaian
kode perintah yang dimasukkan ke mesin cetak 3D.
c. Finishing
Proses finishing merupakan proses penyempurnaan objek yang telah dicetak.
Proses ini disebut proses terakhir karena hasil cetakan akan dibersihkan dari support
yang menempel pada objek hasil cetak. Selain pembersihan, finishing digunakan
untuk memperkeras objek (postcuring). Secara keseluruhan penggunaan mesin 3D
ini merupakan proses terakhir untuk menyempurnakan objek yang sudah di cetak.
Proses ini digunakan untuk membersihkan support yang terbentuk ataupun untuk
memperkeras objek yang telah dibentuk. Adapun langkah menggunakan 3D print
meliputi pembuatan model serta konsep awal menggunakan pernagkat lunak bantu
CAD. Kemudian model dikonversi kedalam format STL yang akan menjadi G-code
dalam aplikasi mesin. Setelah proses cetak selesai dapat dilakukan finishing dan
pembersihan bed dan support [35].
Proses 3D printing FDM (Fused Deposition Modeling) membutuhkan bahan
khusus yang memiliki sifat tertentu agar dapat dideposit. Bahan khusus ini disebut
dengan filament. Filament yang secara umum sering digunakan dalam proses FDM
yaitu PLA (Poly Lactic Acid) [36], ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) [37], dan
PETG (Polyethylene Terephthalate Glycol) [38]. Bahan yang digunakan pada
metode ini dibagi menjadi tiga sesuai dengan wujud nya yaitu cair, serbuk, dan
padat [39].

2.2.2 Metode 3D printing SLA


Metode 3D printing laser secara umum menggunakan prinsip dasar yang
sama yaitu desain CAD dari benda tiga dimensi harus dikonversi atau di-slice
menjadi lapisan dua dimensi. Lapisan dua dimensi tersebut dicetak secara
bertumpuk sehingga menjadi model tiga dimensi. Setiap lapisan dibentuk
menggunakan sinar laser yang berada pada mesin dan dikontrol oleh program dari
perangkat lunak mesin. Teknologi ini dapat digunakan sebagai validasi purwarupa
sebuah produk baru, analisis teknik, mempersingkat waktu perencanaan ke
produksi, memotong biaya produksi dan pengembanga, serta meningkatkan daya
saing perusahaan [7].
29

Pada metode SLA, lapisan tipis dua dimensi dari resin photocurable memiliki
monomer yang sensitif terhadap cahaya UV seperti resin akrilat atau epoksi.
Lapisan cairan dari resin akan mengeras dan bertumpuk satu sama lain hingga
membentuk model tiga dimensi. Sinar UV yang dipancarkan oleh laser
menyediakan energi yang dibutuhkan oleh monomer-monomer kecil dan
membentuk polimer dengan ikatan silang (cross-linked) [40].
Kelebihan utama dari metode SLA yaitu resolusi dari kecepatan, arah, dan
volume cetakan yang dapat diatur dengan meningkatkan dan menurunkan ukuran
titik laser hingga ukuran 10 μm. Karakteristik metode ini yaitu memiliki akurasi
yang tinggi karena ukuran laser yang dapat diperkecil, memiliki hasil permukaan
yang baik, dapat membuat model dengan bentuk yang kompleks, namun peralatan
yang digunakan cukup mahal dan proses manufaktur membutuhkan desain untuk
support model [7]. Metode 3D printing SLA serta bagian alat SLA ditunjukkan pada
Gambar 2. 2.

1. Printer build platform


2. Printer support
3. Cairan resin
4. Spesimen
5. Sinar laser
6. Kaca pemindai X-Y
7. Tangki cairan resin
8. Alat laser
9. Galvanometer

Gambar 2. 2 Bagian-bagian mesin 3d print SLA

Semua metode 3D printing laser memiliki prinsip kerja yang sama dengan
menggunakan sinar UV dari laser atau proyektor untuk mengubah cairan resin
menjadi model padat. Cairan resin tersebut memiliki sifat termoset dan reaktif
terhadap sinar UV. Resin ini terdiri dari monomer, oligomer, dan zat photoinitiator.
Photoinitiator merupakan molekul penyerap foton pada saat resin terkena radiasi
30

sinar UV yang akan membentuk zat reaktif untuk proses polimerisasi monomer dan
oligomer. Proses polimerisasi menyambung banyak monomer serta oligomer
dengan ikatan silang (cross-linked) sehingga resin menjadi padat [41].

2.2.3 Nanopartikel hidroksiapatit


Nanopartikel oleh The International Organization for Standardization (ISO)
didefinisikan sebagai objek nano dengan semua dimensi eksternal dalam skala nano
(nanometer). Sebuah bahan diklasifikasikan sebagai nanopartikel Ketika berada
dalam rentang ukuran 1 – 100 nm. Partikel digunakan dalam berbagai aspek seperti
katalis, pengolahan air, penyimpanan energi, bidang Kesehatan dan obat-obatan,
serta pertanian. Material ukuran nano memiliki keunikan pada efek permukaan jika
dibandingkan dengan material berukuran mikro atau besar (bulk material) karena
tiga alasan yaitu: material nano yang tersebar memiliki luas permukaan lebih besar
dan jumlah partikel lebih banyak dibandingkan dengan material dengan ukuran
besar; fraksi atom pada permukaan material nano meningkat; atom yang terletak
pada permukaan material nano memiliki lebih sedikit atom tetangga disekitarnya.
Sifat kimia dan fisik material nano dapat diubah-ubah dengan cara melakukan
pengontrolan terhadap ukuran material, luas permukaan, fraksi pada material nano,
dan komposisi material nano. Aplikasi partikel berukuran nano terdapat diberbagi
bidang seperti obat-obatan, elektronika (pengembangan alat-alat elektronik),
pertanian (pupuk ukuran nano dan pestisida nano), dan industri makanan (kemasan
makanan) [42].
Hidroksiapatit merupakan salah satu jenis kalsium apatit penyusun jaringan
keras pada tubuh manusia seperti tulang dan gigi. Rumus kimia hidroksiapatit
adalah Ca10(PO4)6(OH)2 yang terbuat dari substansi bioactive ceramic.
Hidroksiapatit memiliki kualitas biokompatibilitas yang baik dan tidak beracun
ataupun korosif. Selain itu, HA dapat tumbuh serta berkembang bersama dengan
tulang manusia dan sering digunakan sebagai material rekayasa jaringan tulang,
implan ortopedi dan pelapis dental, filler tulang dan berbagai operasi dalam bidang
kesehatan [21]. Sifat dari hidroksiapatit yang digunakan pada penelitian
ditunjukkan pada Tabel 2. 1.
31

Tabel 2. 1 Sifat hidroksiapatit [21] [43]


Sifat Nilai
Modulus elastisitas 80-120 GPa
Massa jenis 3.18 g/cm3
Kekuatan tarik 70-300 MPa
Ketangguhan retak 0.6-1 MPa.m1/2
Indeks Refraksi 1.63
Titik leleh 1670˚C

Sifat mekanik hidroksiapatit dipengaruhi oleh faktor tertentu yaitu ukuran


partikel, komposisi kimia, morfologi, tingkat kristalitas, yang dipengaruhi oleh
proses sintesis. Ukuran partikel menjadi faktor utama perubahan sifat mekanik
hidroksiapatit. Hidroksiapatit dengan ukuran nano memberikan lebih banyak
potensi pemanfaatan dibandingkan hidroksiapatit mikro. Hal ini dikarenakan HA
ukuran nano memiliki karakteristik mekanik yang baik dan mampu mempercepat
pembentukan ikatan dalam tulang. Selain itu, semakin kecil butir HA dapat
mengurangi tingkat porositas HA [44]. Struktur hidroksiapatit ditunjukkan oleh
Gambar 2. 3.

Gambar 2. 3 Skematik struktur hidroksiapatit [45]

2.2.4 Komposit
Komposit merupakan sebuah material yang terdiri dari campuran dua atau
lebih bahan dengan sifat berbeda serta tidak melarutkan satu sama lain. Tujuan
32

pencampuran bahan yaitu menggabungkan dua bahan atau lebih dengan masing-
masing sifat unggul yang dimiliki bahan sehingga terbentuk material dengan sifat
baru yang lebih unggul. Bahan utama komposit disebut dengan matriks sedangkan
bahan penguat matriks disebut dengan reinforced atau filler. Interaksi mekanis
antara matriks dan filler menentukan sifat komposit yang meliputi sifat kimia,
elektrikal, dan termal [46]. Berdasarkan jenis filler yang digunakan, komposit dapat
diilustrasikan seperti pada Gambar 2. 4.

(a) (b) (c)


Gambar 2. 4 Filler pada komposit (a) fiber panjang (b) fiber pendek (c) partikel
[47]

2.2.5 Fraksi massa


Fraksi massa adalah ukuran berat konstituen dibagi dengan berat total
komposit. Penjumlahan fraksi massa dan semua massa konstituen akan
menghasilkan nilai satu. Persamaan fraksi massa dan penjumlahan fraksi massa
serta semua massa konstituen komposit dapat dilihat pada Persamaan (2.1)
𝑊
𝑊𝑖 = 𝑊𝑖 ...................................................................................................... (2.1)
𝑐

Wf + W m = 1
dimana, 𝑊𝑖 merupakan berat material konstituen (%) dan 𝑊𝑐 adalah berat total
komposit (%). Wf adalah perbandingan antara Wf dan 𝑊𝑐 sedangkan Wm
merupakan perbandingan antara Wm dan 𝑊𝑐 .

2.2.6 Uji tarik


Uji tarik merupakan salah satu jenis pengujian mekanik untuk mengetahui
kekuatan material terhadap gaya tarik. Untuk menentukan nilai tarik sebuah
material, uji tarik dilakukan dengan cara memberikan gaya tarik (pembebanan)
dalam satu sumbu. Beban tarik yang diberikan bertambah secara berkala dan
kontinu hingga spesimen putus. Hasil uji tarik menampilkan hubungan antara
33

ketahanan tegangan-regangan material selama pengujian terjadi [48]. Uji tarik


dilakukan menggunakan UTM (Universal Testing Machine) menggunakan standar
ASTM D638-14. UTM ditunjukkan oleh Gambar 2. 5 dan skema uji tarik
ditunjukkan oleh Gambar 2. 6

Gambar 2. 5 Universal testing machine (UTM)

Gambar 2. 6 Skema spesimen uji tarik ASTM D638-14 [49]


34

Parameter hasil uji tarik berupa kekuatan tarik (ultimate tensile strength) dan
luluh (yield strength). Data hasil yang didapatkan dari mesin pengujian tarik
dinaytakan dengan beban dan pertambahan panjang. Data tersebut dihitung agar
mendapatkan nilai tegangan-regangan. Nilai tegangan material yang diuji tarik
dapat dihitung dengan Persamaan (2.2) [50].
𝐹
𝜎= ........................................................................................................ (2.2)
𝐴0

Dimana, 𝜎 adalah tegangan (N/mm2)/(MPa) dan 𝐹 adalah gaya tarik (N) sedangkan
merupakan 𝐴0 luas Penampang awal spesimen(mm2).
Nilai regangan dapat diperoleh dengan rumus yang ditunjukkan pada Persamaan
(2.3) [50].
𝐿1 −𝐿0
𝜀= ................................................................................................... (2.3)
𝐿0

dimana, 𝜀 merupakan nilai regangan spesimen (%); 𝐿1 adalah panjang setelah


pembebanan(mm) dan 𝐿0 adalah panjang mula-mula spesimen (mm).
Modulus elastisitas material dapat diperoleh dengan rumus yang ditunjukkan
pada Persamaan (2.4).
𝜎
𝛦= ......................................................................................................... (2.4)
𝜀

Dimana, 𝛦 merupakan nilai modulus elastisitas material (N/mm2)/(GPa), 𝜀


merupakan nilai regangan spesimen, dan 𝜎 adalah nilai tegangan material
(N/mm2)/(MPa).

2.2.7 Uji impak


Pengujian impak merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk
karakteristik mekanik bahan. Kemampuan bahan terhadap gaya cepat (benturan
cepat) dan karakteristik ulet bahan ketika mengalami perubahan suhu dapat
diketahui melalui pengujian impak. Energi yang diserap oleh material untuk
terjadinya patahan adalah ketahanan impak atau ketangguhan material tersebut.
Material ulet cenderung menunjukkan nilai impak yang besar [51].
35

Prinsip kerja uji impak yaitu memberikan beban kejut pada spesimen dan
perhitungan beban yang diberikan serta beban yang diserap oleh spesimen. Skema
alat uji impak ditunjukkan pada Gambar 2. 7.

Gambar 2. 7 Skema alat uji impak [52]

Metode pengujian impak umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu metode
impak charpy dan impak izod. Metode impak izod merupakan pengujian impak
dengan prinsip kerja spesimen diletakkan secara vetikal pada tumpuan dan
pembebanan searah dengan peletakan spesimen. Sedangkan metode impak charpy
merupakan pengujian impak dengan prinsip spesimen diletakkan secara horizontal
pada tumpuan dan beban berlawanan arah takik.
Usaha yang dibutuhkan dalam merusak benda kerja dapat diketahui melalui
Persamaan (2.5).
𝑊 = 𝑊1 − 𝑊2
𝑊1 = 𝐺 𝜆 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝛼)
𝑊2 = 𝐺 𝜆 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝛽)
Maka, dengan melakukan substitusi 𝑊1 dan 𝑊2 didapatkan Persamaan berikut:
𝑊 = 𝐺 𝜆 (𝑐𝑜𝑠𝛼 − 𝑐𝑜𝑠𝛽) .......................................................................... (2.5)
dimana, 𝑊 adalah usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg.m); 𝑊1
merupakan usaha yang dilakukan (kg.m); 𝑊2 adalah usaha setelah mematahkan
benda uji (kg.m); 𝐺 adalah berat Pendulum (kg); 𝜆 merupakan jarak lengan
pendulum; 𝑐𝑜𝑠𝛼 adalah sudut awal pendulum; dan 𝑐𝑜𝑠𝛽 adalah sudut akhir
pendulum dengan 1 kg.m setara 10 Joule.
36

Nilai kekuatan impak dapat diketahui melalui Persamaan (2.6).


𝑊
𝐾𝑖𝑚𝑝𝑎𝑘 = .............................................................................................. (2.6)
𝐴0

dimana, 𝐾𝑖𝑚𝑝𝑎𝑘 merupakan nilai impak spesimen (J/mm2); 𝑊 adalah usaha untuk
mematahkan spesimen (J); dan 𝐴0 adalah luas penampang spesimen (mm2)

2.2.8 Pengujian morfologi


Struktur morfologi spesimen dianalisis menggunakan Scanning Electron
Microscope (SEM). Analisis terhadap struktur morfologi spesimen dilakukan
karena sifat mekanik spesimen dipengaruhi oleh struktur mikro dan komposisi
kimia spesimen. Pengujian morfologi bertujuan untuk mengetahui kondisi
distribusi nanopartikel hidroksiapatit dalam komposit resin yang mempengaruhi
sifat mekanik komposit.
Scanning Electron Microscope (SEM) merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk meneliti dan merekam topografi permukaan spesimen yang
umumnya tidak dapat dilihat oleh mikroskop cahaya. Mikroskop jenis ini
memberikan informasi struktur permukaan dan morfologi spesimen yang diuji [53].
Prinsip dasar SEM menggunakan dua berkas elektron yang memindai pola mirip.
Berkas elektron pertama dipancarkan pada spesimen untuk merekam data dan
berkas lainnya dipancarkan ke layar katoda untuk ditampilkan. Sinyal yang
dipancarkan oleh spesimen karena stimulasi berkas elektron akan dikumpulkan oleh
detektor. Kemudian sinyal diperkuat dan digunakan untuk meningkatkan kecerahan
layar. Topografi dari spesimen dapat terlihat karena proses tersebut [54]. Skema
scanning electron microscope ditunjukkan pada Gambar 2. 8.
37

Gambar 2. 8 Skema scanning electron microscope [55]

2.2.9 Uji Laju Keausan


Gesekan adalah peristiwa yang terjadi ketika dua permukaan benda saling
bersentuhan. Sentuhan kedua permukaan benda akan menimbulkan gaya gesek.
Arah gaya gesek melawan arah gerak benda. Gesekan yang terjadi dapat
menimbulkan keausan. Keausan adalah hilangnya massa dari permukaan benda
padat karena terjadi gerakan mekanik. Faktor yang mempengaruhi tingkat keausan
adalah kecepatan, kekerasan permukaan, kekerasan material, dan tekanan [56].
Keausan dipengaruhi oleh gesekan karena dapat menimbulkan panas.
Peningkatan panas mengakibatkan kekerasan material berkurang. Nilai laju
keausan sebuah material dapat diuji dengan menggunakan alat uji keausan. Salah
satu jenis alat uji keausan adalah tipe pin on disk. Rumus laju keausan dapat dilihat
pada Persamaan (2.7) [57]
∆𝑉
𝐾= ..................................................................................................... (2.7)
𝐹. 𝐿
38

dimana, K adalah laju keausan bahan (mm3/Nm), ∆𝑉 adalah perubahan volume


spesimen pin (mm3), 𝐹 merupakan gaya penekanan atau gaya normal yang terjadi
pada spesimen (N), dan L adalah panjang lintasan yang dilalui spesimen pin selang
waktu tertentu (m)
Sedangkan untuk menghitung perubahan pada volume pin atau volume
keausan yang terjadi dapat menggunakan rumus pada Persamaan (2.8)[57].
𝑚1 −𝑚2
∆𝑉 = ............................................................................................... (2.8)
𝜌

dimana, ∆𝑉 adalah perubahan volume material selama proses pengujian (mm3), 𝑚1


merupakan massa material sebelum pengujian dilakukan (gram), 𝑚2 adalah massa
material setelah pengujian (gram), dan 𝜌 adalah massa jenis material (gram/mm3).
Koefisien gesek material yang diuji dapat dihitung dengan rumus pada
Persamaan (2.9)
𝑓
𝜇 = 𝑁 ......................................................................................................... (2.9)

dimana, 𝜇 adalah nilai koefisien gesek spesimen yang diuji, 𝑓 merupakan besar
gaya gesek yang terjadi pada saat spesimen pin dan disc bergesekan, dan 𝑁 adalah
gaya normal yang diberikan pada spesimen pada saat pengujian.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir


Diagram alir dibuat untuk menggambarkan metode penelitian secara umum.
Pada penelitian, diagram alir ditunjukkan oleh Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian.

Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian

39
40

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mesin 3D printing
Penelitian ini menggunakan mesin 3D printing model creality sky halot one.
Model mesin 3D print jenis ini ditunjukkan oleh Gambar 3. 2. mesin ini memiliki
spesifikasi dimensi 221x221x404 cm; batas benda yang dapat dibuat maksimal
130x82160 mm; pencetakan atau molding menggunakan LCD; laju pencetakan 50-
200 mm tiap menit; tingkat kepresisian sumbu XY 0,075 mm; memiliki layer height
0,03-0,05 mm.

Gambar 3. 2 Mesin 3D printing SLA

2. Mesin magnetic stirrer


Penelitian menggunakan magnetic stirrer merek Dragon Las MS-PB dengan
model H-MS-78. Mesin ini memiliki spesifikasi kecepatan putar hingga 1500 rpm,
tegangan 230 V, dan daya listrik 10 W. alat ini digunakan untuk pencampuran
sederhana resin dan hidroksiapatit. Magnetic stirrer ditunjukkan oleh Gambar 3. 3.
41

Gambar 3. 3 Magnetic stirrer

3. Mesin mikser ultrasonik


Pada penelitian ini mesin mikser ultrasonik yang digunakan bermerek Notale
Ultrasonic Cleaner dengan nomor seri NTL-UC411. Mikser digunakan untuk
mencampur resin dannano hidroksiapatit dengan gelombang ultrasonik. Mesin
mikser Ultrasonik ditunjukkan oleh Gambar 3. 4 dengan spesifikasi:

- Kapasitas :450 ml
- Frekuensi :45 kHz
- Daya adaptor :AC100
240V~5060Hz-0.8A/12V-2000mA
- Daya :24 W

Gambar 3. 4 Mesin mikser ultrasonik

4. Timbangan
Penelitian ini menggunakan timbangan digital dengan ketelitian pengukuran
satu angka dibelakang koma serta memiliki batas pengukuran beban sebesar 500
gram. Timbangan memiliki merek ACIS dengan seri BC 500 dan ditunjukkan oleh
Gambar 3. 5.
42

Gambar 3. 5 Timbangan digital

5. Mesin tribometer
Penelitian menggunakan mesin uji tribometer tipe pin on disk untuk
mengetahui laju keausan dengan penekan pneumatik. Spesimen uji berbentuk pin
akan dipasang pada holder yang terhubung dengan pneumatik. Disk pad (piringan)
diputar dengan menggunakan motor lisrik sehingga spesimen yang ditekan akan
bergesek dengan piringan. Mesin dilengkapi dengan panel kontrol untuk mengatur
kecepatan motor listrik, kontrol pneumatik, dan jumlah lintasan yang dilalui.
Tekanan pneumatik disediakan oleh kompresor melalui katup sebagai input. Mesin
tribometer ditunjukkan oleh Gambar 3. 6.

Gambar 3. 6 Mesin tribometer

6. Universal Testing Machine


Pengujian tarik benda uji yang telah dibuat menggunakan mesin UTM dengan
model JTM-UTS 510. Alat uji disambungkan dengan computer atau laptop dengan
43

kabel konektor agar dapat menampilkan grafik serta nilai pengujian. Mesin UTM
ditunjukkan oleh Gambar 2. 5
7. Alat uji impak izod
Pengujian impak spesimen menggunakan mesin uji impak izod dnegan merek
Toyoseiki yang berada di Laboratorium Terpadu UNS. Alat ini memiliki prinsip
kerja aitu bandul ditarik pada sudut α (135⁰) setelah itu dilepaskan dan menumbuk
spesimen. Jarum pendulum akan menunjukkan sudut β yaitu sudut setelah
tumbukan dan spesimen patah. Alat uji izod ditunjukkan oleh Gambar 3. 7 dan
spesifikasi sebagai berikut:
- Kapasitas beban :30 – 60 kg
- Berat pendulum :1,591 – 2081 kgf
- Jarak pusat beban
ke beban luar :11,04 – 1686 cm
- Jarak pusat
beban ke lengan luar :35,7 cm
- Sudut dalam
mengangkat pendulum :135⁰

Gambar 3. 7 Alat uji impak izod

8. Mesin uji SEM


Mesin uji SEM (Scanning Electron Microskop) digunakan untuk mengamati
patahan hasil uji tarik. Pada penelitian ini, mesin uji SEM yang digunakan adalah
JEOL Benchtop Scanning Electron Microscopy JCM 7000 dengan perbesaran
maksimal 20.000x di Laboratorium Pengembangan produk dan desain TILC
Universitas Gajah Mada. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui secara visual
pengaruh penambahan aditif hidroksiapatit terhadap struktur komposit. Alat uji
SEM ditunjukkan oleh Gambar 3. 8.
44

Gambar 3. 8 Scanning electron microscope (SEM)

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Resin SLA model dental
Resin photopolymer yang digunakan pada penelitian ini yaitu eSun Dental
Model Resin produksi PT. Esun Industrial di Shenzhen, China. Komposisi serta
spesifikasi dari resin yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan oleh Tabel 3.
1 dan Tabel 3. 2.

Tabel 3. 1 Komposisi eSun Dental Model Resin


Komposisi eSun Dental Model Resin
Urethan acrylate 35%
2-phenoxyethyl acrylate 18%
Trimethylpropane triacrylate 25%
Triprophyleneglycol diacrylate 20%
Phenylbis(2,4,6-trimethylbenzoyl) 1%
phosphine oxide
BYK 1790 1%
45

Tabel 3. 2 Spesifikasi eSun Dental Model Resin


Spesifikasi eSun Dental Model Resin
Viskositas (Viscosity) 150-300 (mPa.s)
Massa Jenis (Density) 1.05-1.25 (g/cm3)
Kekuatan Tarik (Tensile strength) 42-60 (Mpa)
Kekuatan Impak (Impact strength) 44-49 (J/m)

2. Nanopartikel Hidroksiapatit
Nanopartikel hidroksiapatit yang digunakan pada penelitian diproduksi oleh
PT. XI'AN BEST BIO-TECH dengan ukuran 20 nm dan kemurnian 99% digunakan
sebagai aditif atau penguat dalam penelitian yang dilakukan. Spesifikasi detail
hidroksiapatit ditunjukkan pada Tabel 3. 3 dan nano hidroksiapatit ditunjukkan
oleh Gambar 3. 9.

Tabel 3. 3 Spesifikasi nano hidroksiapatit (HA)


Spesifikasi nano hidroksiapatit (HA)
Nama Produk Hydroxyapatite Nano
Warna Putih
Ukuran Partikel 20 nm
Kemurnian 99%
Massa Jenis 3.18 g/cm3

Gambar 3. 9 Nano hidroksiapatit (HA)


46

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Studi literatur


Studi literatur terkait SLA 3D Printing, pengaplikasian metode SLA pada
bidang kesehatan, dan laju keausan dilakukan untuk penelitian. Hasil studi literatur
berupa temuan permasalahan dan potensi penelitian lebih lanjut pada SLA 3D
Printing. Penjabaran pada masalah yang ditemukan telah dipaparkan pada bab
pertama serta sub bab rumusan masalah. Penelitian dilakukan karena adanya
permasalahan yang ditemukan pada saat studi literatur dilaksanakan.

3.3.2 Pembuatan campuran resin dengan aditif hidroksiapatit


Pembuatan campuran dilakukan dengan mencampur resin dan nanopartikel
hidroksiapatit menggunakan magnetic stirrer selama kurang lebih 15 menit.
Kemudian campuran akan dimasukkan ke dalam mikser ultrasonik (NTL-UC411)
dengan parameter ultrasonik yaitu 40 kHz, 60 W, selama 90 menit. Pencampuran
resin jenis photopolymer dengan metode sederhana dan dilanjutkan dengan
menggunakan mikser ultrasonik merupakan cara termudah untuk mendapatkan
homogenitas pada campuran nanopartikel.

3.3.3 Persiapan alat


Persiapan alat dilakukan dengan proses slicing dengan perangkat lunak dari
pengembang yaitu Halotbox. Pengaturan aplikasi yang digunakan yaitu layer height
0,05, kecepatan motor 5 mm/s dengan waktu paparan awal selama 40 s, dan jarak
angkat 8 mm serta lapisan bawah 2.

3.3.4 Pembuatan spesimen uji


Spesimen uji dibuat berdasarkan standar yang digunakan spesimen pada
masing-masing pengujian. Komposisi spesimen sesuai dengan variasi pada Tabel
3.4. Printer yang digunakan merupakan mesin 3D print SLA. Ukuran spesimen
didesain dengan menggunakan aplikasi computer aided design (CAD) seperti
solidworks atau Autodesk Fusion 360. Kemudian desain spesimen akan di-slice
47

dengan perangkat lunak pencetak. Jumlah spesimen pada tiap variasi adalah lima
buah dan data uji yang akan dipakai berjumlah rata-rata empat buah.

3.4 Variabel Penelitian


Variabel bebas merupakan variabel yang dapat memengaruhi spesimen yang
diteliti. Variabel bebas pada penelitian yaitu persentase massa (wt%) nano
hidroksiapatit (HA) yang terkandung dalam spesimen. Rasio massa nano
hidroksiapatit dan resin dapat dilihat pada Tabel 3. 4.

Tabel 3. 4 Variasi fraksi massa (wt%) nanopartikel hidroksiapatit


Kandungan Uji Laju Uji Tarik Uji Impak Struktur
nanopartikel Keausan Morfologi
HA (SEM)
0 wt% 1 5 5 1 Spesimen
kontrol dan
1 wt% 1 5 5
kekuatan tarik
3 wt% 1 5 5
terendah serta
5 wt% 1 5 5 tertinggi

Variabel terikat adalah variabel yang muncul karena variabel bebas


(dipengaruhi oleh variabel bebas). Pada penelitian, variabel terikat adalah kelajuan
aus, kekuatan Tarik, kekuatan impak, dan struktur morfologi spesimen hasil cetak.
Variabel tetap pada penelitian adalah bahan utama dalam penelitian yaitu 100 %
resin photopolymer dental model.

3.5 Pengujian
1. Uji tarik
Uji tarik pada penelitian dilakukan sesuai standar ASTM D638-14 Tipe 5
dengan parameter meliputi kecepatan penarikan 1 mm/menit dan load cell 200 kg.
48

Skema spesimen uji tarik sesuai dengan Gambar 3. 10. Pengujian tarik dilakukan
di Laboratorium Material Teknik Mesin UNS.

Gambar 3. 10 Skema spesimen uji tarik

2. Uji impak
Pengujian nilai impak pada penelitian dilakukan dengan metode impak izod.
Uji impak dilakukan di Laboratorium Terpadu MIPA UNS sesuai dengan standar
ASTM D4812-99. Skema spesimen uji impak ditunjukkan oleh Gambar 3. 11.

Gambar 3. 11 Skema spesimen uji impak

3. Struktur morfologi
Pengamatan struktur patahan hasil uji tarik menggunakan foto yang
didapatkan dengan alat uji SEM. Proses pengambilan foto pada alat uji SEM
meliputi persiapan spesimen dengan dimensi 5x5 mm2. setelah itu spesimen
dimasukkan ke dalam vakum chamber yang bertujuan menghilangkan kotoran.

4. Perhitungan densitas spesimen


Perhitungan dan pemeriksaan densitas digunakan untuk mengetahui massa
jenis spesimen yang digunakan untuk pengujian. Perhitungan densitas
menggunakan rumus persamaan densitas dengan menimbang massa serta
49

mengukur spesimen. Perhitungan densitas dilakukan dengan menggunakan


Persamaan (3.1) berikut.
𝑚
𝜌= ......................................................................................................... (3.1)
𝑉

dimana, 𝜌 merupakan massa jenis spesimen (g/cm 3), 𝑀 adalah massa spesimen
yang akan diuji (g), dan 𝑉 adalah volume spesimen uji (cm3).

5. Uji laju keausan


Uji laju keausan menggunakan mesin tribometer jenis pin on disc yang berada
di laboratorium Material Teknik Mesin UNS. Pengujian dilakukan sesuai standar
ASTM G99 dengan menggunakan parameter kecepatan 2 m/s [58], beban yang
diberikan 2 kg [59], dan panjang lintasan 1.800 m. Skema spesimen uji laju keausan
ditunjukkan oleh Gambar 3. 12.

Gambar 3. 12 Skema spesimen uji laju keausan

3.6 Variabel Hasil Pengujian


Setelah rangkaian pengujian spesimen dikerjakan, maka dilakukan analisa
yang mencakup Analisa hubungan rasio massa (wt%) nano hidroksiapatit yang
terkandung dalam resin terhadap nilai uji laju keausan, uji tarik, uji impak, dan
pengamatan struktur morfologi dari material resin model dental yang diperkuat
dengan hidroksiapatit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil dan diskusi dari penelitian yang telah diselesaikan.
Pada awalnya, spesimen material resin photopolymer dicetak dengan penambahan
nanopartikel hidroksiapatit (HA) dengan konsentrasi 0, 1, 3, dan 5 wt%.
Karakteristik material kemudian ditentukan melalui serangkaian pengujian
termasuk analisis densitas, tarik, dan impak, serta pengamatan struktur morfologi
berbasis foto SEM.

4.1 Perhitungan densitas spesimen laju keausan


Perhitungan dan pemeriksaan densitas digunakan untuk mengetahui massa
jenis spesimen yang digunakan untuk pengujian. Perhitungan densitas
menggunakan rumus persamaan densitas dengan menimbang massa serta
mengukur spesimen.
Hasil perhitungan densitas dengan persamaan diatas ditunjukkan oleh Tabel
4. 1 berikut.
Tabel 4. 1 Hasil perhitungan densitas
Densitas Spesimen (g/cm3) Rata-
Fraksi Standar
rata
Massa 1 2 3 4 5 Deviasi
(g/cm3)
0% 1,21037 1,21100 1.20856 1,20630 1,21162 1,20957 0,001929
1% 1,21711 1,21661 1,22139 1,21308 1,22387 1,21842 0,003794
3% 1,23949 1,23407 1,24513 1,24078 1,24265 1,24042 0,003700
5% 1,25004 1,24946 1,24819 1,24943 1,24943 1,24931 0,000606

50
51

Hasil perhitungan densitas dengan persamaan diatas ditunjukkan oleh


menunjukkan hasil pengukuran densitas spesimen resin photopolymer dengan
penambahan nanopartikel hidroksiapatit. Perhitungan tersebut menunjukkan
peningkatan densitas spesimen berbanding lurus dengan penambahan
hidroksiapatit. Densitas tertinggi terdapat pada spesimen dengan fraksi massa
hidroksiapatit 5% dengan nilai rata-rata densitas sebesar 1,24931 (g/cm3),
sedangkan densitas terendah terdapat pada spesimen dengan fraksi massa
hidroksiapatit 0% dengan nilai rata-rata densitas sebesar 1,20957 (g/cm3). Tabel
menunjukkan nilai standar deviasi kurang dari 0,001 pada semua variasi fraksi
massa. Standar deviasi yang rendah mendekati nol menandakan bahwa sampel
dalam setiap variasi fraksi homogen dan tidak berbeda satu sama lain.

4.2 Hasil uji laju keausan


Uji laju keausan merupakan pengujian untuk mengukur hilangnya volume
dan massa akibat gesekan antara permukaan sampel dan permukaan instrumen.
Nilai laju keausan dapat didefinisikan sebagai perubahan volume yang hilang
dibagi dengan hasil kali antara beban dan panjang lintasan disc. Pengujian laju
keausan dilakukan menggunakan mesin uji tribometer tipe pin-on-disc dengan
kecepatan instrumen 2 m/s [58], beban 2 kg [59], dan panjang lintasan 1.800 m.
Pengujian dilakukan sesuai dengan standar ASTM G-99. Spesimen uji
menggunakan photopolymer dental model dengan penambahan nano hidroksiapatit
dengan konsentrasi fraksi massa 0%, 1%, 3%, dan 5%. Hasil uji laju keausan
ditunjukkan pada Gambar 4. 1 dan Gambar 4. 2.
52

Gambar 4. 1 Hubungan fraksi massa dengan laju keausan spesifik

Gambar 4. 1 menunjukkan hasil pengujian laju keausan spesifik pada


spesimen resin tanpa dan dengan penambahan nanopartikel HA. Laju keausan
spesifik resin menurun seiring dengan penambahan fraksi massa nanopartikel HA
secara berturut yaitu 0, 1, 3, dan 5 wt% sebesar 27%, 38%, dan 71% dengan masing-
masing laju keausan spesifik sebesar 1,24 x 10-7 mm3/Nm; 9,02 x 10-8 mm3/Nm;
7,65 x 10-8 mm3/Nm; dan 3,60 x 10-8 mm3/Nm. Laju keausan terkecil terdapat
spesimen resin photopolymer model dental dengan penambahan fraksi massa
nanopartikel HA sebesar 5 wt%. Laju keausan spesifik sebuah bahan berhubungan
dengan sifat mekanik terutama sifat permukaan bahan. Peningkatan kekerasan
karena penambahan nanopartikel HA mempengaruhi keausan spesifik resin [13].
Penambahan nanopartikel HA dapat meningkatkan kekerasan resin karena
nanopartikel HA memiliki mampu anti deformasi yang tinggi. Ketika pembebanan
gesek berlangsung, nanopartikel HA akan berubah bentuk dan menopang sebagian
besar beban yang diberikan, sehingga resin yang menjadi bahan utama akan terkena
tegangan geser yang lebih kecil pada saat proses aus terjadi [13]. Disisi lain, ketika
kekerasan resin meningkat karena penambahan nanopartikel HA, ketahanan gerus
pada permukaan resin meningkat serta tegangan geser antara resin/HA dan piringan
putar (rotating disk) menurun sehingga kecepatan keausan menurun [60].
53

Gambar 4. 2 Hubungan fraksi massa dengan koefisien gesek

Gambar 4. 2 menunjukkan hasil pengujian gesek yaitu hubungan fraksi massa


dengan koefisien gesek. Secara keseluruhan nilai koefisien gesek dari resin tanpa
dan dengan penambahan fraksi massa HA semakin menurun. Resin tanpa
penambahan nanopartikel HA (0 wt%) memiliki koefisien gesek sebesar 0,844. Di
sisi lain resin dengan penambahan fraksi massa HA sebesar 1, 3, 5 wt% mengalami
penurunan koefisien gesek berturut-turut sebesar 39,9%; 44,1%; dan 47,8% dengan
nilai koefisien gesek sebesar 0,506; 0,471; dan 0,439. Koefisien gesek terkecil
terdapat pada resin dengan penambahan fraksi massa nanopartikel HA sebesar 5
wt%. Penambahan nanopartikel HA dapat meningkatkan kekerasan permukaan
resin. Kekerasan permukaan memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat tribologi
(laju keausan, dan koefisien gesek) dari resin. Semakin tinggi kekerasan permukaan
resin semakin menurun tingkat koefisien gesek [61].

4.3 Hasil uji tarik


Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan universal testing machine
untuk menentukan kekuatan tarik, perpanjangan, dan modulus elastisitas (modulus
young) dari material. Pengujian dilakukan sesuai dengan ASTM D638-14 tipe 5.
Pengujian menggunakan load cell sebesar 200 kg dan kecepatan tarikan sebesar 1
54

mm/menit untuk mengukur hubungan antara beban dan pertambahan panjang. Data
yang dihasilkan kemudian diolah untuk mendapatkan nilai kekuatan tarik,
regangan, dan modulus young. Spesimen uji menggunakan photopolymer dental
model dengan penambahan nano hidroksiapatit dengan konsentrasi fraksi massa
0%, 1%, 3%, dan 5%. Kekuatan tarik dari hasil pengujian pada spesimen resin
photopolymer model dental tanpa dan dengan penambahan nanopartikel
hidroksiapatit dengan fraksi massa berturut-turut 0, 1, 3, 5 wt% ditunjukkan oleh
Gambar 4. 3.

Gambar 4. 3 Hubungan fraksi massa hidroksiapatit dengan kekuatan tarik

Gambar 4. 3 menunjukkan peningkatan kekuatan tarik seiring pertambahan


fraksi massa nanopartikel hidroksiapatit [62]. Secara berturut-turut resin
photopolymer dental model tanpa dan dengan penambahan HA dengan fraksi massa
0, 1, 3, 5 wt% mengalami peningkatan kekuatan tarik sebesar 12,7%; 12,8%; dan
44,6% dengan masing-masing kekuatan tarik sebesar 45,72 MPa; 51,53 MPa;
51,605 MPa; dan 66,11 MPa. Resin dengan penambahan fraksi massa nanopartikel
hidroksiapatit sebesar 5 wt% memiliki kekuatan tarik maksimal sebesar 66,11 MPa
(kenaikan sebesar 44,6% dari 45,72 MPa). Penambahan nanopartikel pada resin
berdampak pada interaksi antarmuka pada resin dan menyebabkan peregangan yang
lebih rendah serta meningkatkan kekuatan mekanik [63]. Peningkatan kekuatan
tarik dapat disebabkan oleh kekakuan molekul nanopartikel HA yang tinggi,
55

peningkatan rasio HA, dan efek saling mengunci (mechanical interlocking) yang
menyebabkan interaksi antarmuka (Interfacial interactions) antara HA dan resin
jika dibandingkan dengan resin tanpa penambahan nanopartikel [62].

4.4 Hasil uji impak


Uji impak dilakukan untuk menentukan energi yang dapat diserap oleh suatu
material sebelum patah. Uji ini menilai ketahanan material terhadap guncangan dan
beban yang tiba-tiba. Pengujian dilakukan di Laboratorium Pusat UNS dengan
menggunakan alat uji impak izod. Hasil yang diperoleh menunjukkan sudut
pergerakan bandul setelah menumbuk spesimen. Informasi ini kemudian dianalisis
untuk menghitung energi tumbukan dan kekuatan material. Pengujian impak
dilakukan sesuai pedoman ASTM D4812-99 dengan spesimen menggunakan resin
photopolymer dental model dengan penambahan nano hidroksiapatit dengan
konsentrasi fraksi massa 0%, 1%, 3%, dan 5%. Hasil uji impak ditunjukkan oleh
Gambar 4. 4

Gambar 4. 4 Hubungan fraksi massa hidroksiapatit dengan kekuatan impak

Gambar 4. 4 menunjukkan hasil pengujian impak izod pada resin tanpa dan
dengan penambahan nanopartikel HA. Pada spesimen resin tanpa penambahan
nanopartikel HA (0 wt%) didapatkan kekuatan impak sebesar 20,75 kJ/m 2.
Spesimen ini digunakan sebagai pembanding terhadap spesimen dengan
penambahan nanopartikel HA. Secara berturut-turut resin dengan penambahan
56

fraksi massa nanopartikel HA 1%, 3%, dan 5% mengalami peningkatan sebesar


38,1%; 53,7%; 69,8% dengan nilai kekuatan impak masing-masing sebesar 28,6;
31,9; 35,2 kJ/m2. Peningkatan nilai kekuatan impak terbesar terjadi pada spesimen
dengan penambahan nanopartikel HA sebesar 5 wt%.
Peningkatan kekuatan impak berkaitan dengan pemindahan tegangan
antarmuka (interface stress transfer) yang terjadi serta kompatibilitas antara
nanopartikel dan resin [64]. Penambahan nanopartikel dapat meningkatkan
ketahanan impak, dan sifat mekanik. Hal ini dikarenakan efek penguatan dari
nanopartikel yang meningkatkan ketangguhan bahan. Selain itu, interaksi antara
resin dan nanopartikel yaitu kekuatan adhesi antarmuka (interfacial adhesion
strenght) dan kekakuan antarmuka (interfacial stiffness) memengaruhi pemindahan
tegangan (stress transfer) dan dapat meningkatkan sifat mekanik termasuk
kekuatan impak [65].

4.5 Hasil foto SEM


Pengujian SEM digunakan untuk memeriksa struktur morfologi permukaan
patahan selama pengujian tarik dengan dan tanpa penambahan nanopartikel
hidroksiapatit. Foto SEM yang dihasilkan dapat membantu memperkuat analisis
hasil uji tarik. Pengujian SEM dilakukan pada spesimen kontrol (tanpa penambahan
nanopartikel hidroksiapatit) sebagai acuan, spesimen dengan penambahan
nanopartikel hidroksiapatit sebesar 1% fraksi massa nomor dua sebagai spesimen
dengan kekuatan tarik terkecil, dan spesimen dengan penambahan nanopartikel
hidroksiapatit sebesar 5% fraksi massa nomor dua sebagai spesimen dengan
kekuatan tarik terbesar.
Hasil foto SEM menunjukkan pada patahan resin photopolymer dental model
murni terlihat permukaan yang rapi dan celah patahan yang cenderung datar serta
halus (Gambar 4. 5 [a]). Pada Gambar 4. 5 (b, c) terlihat bahwa setelah penambahan
nanopartikel HA, permukaan patahan terlihat lebih kasar dan terdapat
penggumpalan yang dapat berupa nanopartikel HA ataupun gumpalan platina
(panah C) yang berasal dari proses coating ketika proses foto SEM. Pada spesimen
dengan kekuatan tarik terendah (b) yaitu spesimen dengan penambahan
nanopartikel HA 1 wt% terlihat bahwa permukaan tidak jauh berbeda dengan
spesimen resin murni, hal ini dikarenakan penambahan nanopartikel HA dengan
57

kadar rendah yaitu hanya 1 wt%. Disisi lain, Gambar 4. 5 (c) menunjukkan
spesimen resin photopolymer dental model dengan penambahan nanopartikel HA
sebanyak 5 wt% memiliki permukaan lebih kasar dan terdapat large crack dengan
celah patahan yang lebih dalam dibanding spesimen resin murni dan spesimen resin
dengan penambahan nanopartikel HA 1 wt%.

(a)

(b) (c)
Gambar 4. 5 Hasil pengujian SEM (a) resin murni, (b) 1 wt% HA (kekuatan tarik
terendah), dan (c) 5 wt% HA (kekuatan tarik tertinggi)

Pada permukaan hasil foto SEM, kekasaran ditandai dengan adanya celah
patahan yang dangkal (panah A) dan dalam (panah B). Celah patahan tersebut
mengindikasikan fenomena yang disebut mikro crack (Panah A) dan large crack
(Panah B). Permukaan kasar dikarenakan penambahan nanopartikel pada resin serta
58

memiliki celah patahan dalam mengindikasikan adanya penambahan kekuatan


bahan [66].

4.6 Perbandingan nilai modulus elastisitas teoritis dan eksperimen


Persamaan Halpin-Tsai digunakan untuk menghitung perkiraan nilai modulus
elastisitas komposit resin/nano hidroksiapatit. Persamaan Halpin-Tsai merupakan
sebuah model matematika yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai
modulus elastisitas sebuah komposit berdasarkan bentuk geometri, orientasi dari
filler, dan sifat elastis dari filler dan matriks [67].
𝐸𝑚1 1+𝜉𝜂𝑉𝐻𝐴
= .......................................................................................... (4.2)
𝐸𝑚 1−𝜂𝑉𝐻𝐴
𝐸𝐻𝐴
−1
𝐸𝑚
𝜂 = 𝐸𝐻𝐴 .................................................................................................. (4.3)
+𝜉
𝐸𝑚

Dimana 𝐸𝑚1 adalah modulus elastisitas resin yang diperkuat dengan nanopartikel
hidroksiapatit, 𝐸𝑚 adalah modulus elastisitas resin, dan 𝐸𝐻𝐴 adalah modulus
elastisitas nanopartikel HA. Sedangkan 𝜉 dan 𝑉𝐻𝐴 masing-masing adalah geometri
dan fraksi volume HA. Perbandingan antara nilai modulus elastisitas teoritis dan
nilai modulus elastisitas eksperimen ditunjukkan pada Tabel 4. 2 dan Gambar 4. 6.

Tabel 4. 2 Hasil perhitungan modulus elastisitas persamaan Halpin-Tsai dan


eksperimen
E (GPa) dengan Halpin-
Variasi Spesimen E (GPa) data eksperimen
Tsai
HA 1 wt% 0,369 0,482 ± 0,03
HA 3 wt% 0,665 0,675 ± 0,008
HA 5 wt% 0,964 0,846 ± 0,05
59

Gambar 4. 6 Modulus elastisitas ekperimen dan teoritis

Gambar 4. 6 menunjukkan perbedaan nilai pada modulus elastisitas secara


teoritis dan eksperimen. Hasil eksperimen pencampuran resin dengan nanopartikel
HA kurang sesuai dengan nilai modulus elastisitas secara teoritis. Terdapat
perbedaan yang cukup jauh antara nilai eksperimen dan teoritis. Pada resin
photopolymer dental model dengan penambahan nanopartikel HA 1 dan 3 wt% nilai
modulus elastisitas secara eksperimen lebih tinggi masing-masing 30% dan 1%
dibanding dengan nilai modulus elastisitas teoritis. Sedangkan pada spesimen
dengan penambahan nanopartikel HA sebanyak 5 wt% nilai eksperimen terdapat
perbedaan 12% dibandingkan nilai teoritis (nilai teoritis lebih tinggi). Perbedaan
nilai eksperimen dan teoritis dapat disebabkan karena metode Halpin-Tsai tidak
dapat memprediksi kesempurnaan ketika proses pencampuran, titik jenuh
penambahan nanopartikel HA, efek distribusi nanopartikel yang tidak merata,
ikatan antara atom, cacat ketika proses pencetakan menggunakan sinar UV, dan
kemungkinan terjadi perubahan struktur kimia yang tidak diharapkan. Disisi lain,
selain terdapat perbedaan antara nilai teoritis dan eksperimen yang signifikan,
60

metode Halpin-Tsai dapat dengan benar memprediksi tren peningkatan nilai


modulus elastisitas yang terjadi ketika resin diberi nanopartikel HA.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Setelah dilakukan pengujian laju keausan menggunakan mesin tribometer pada
sampel tanpa dan dengan penambahan nanopartikel HA didapatkan penurunan
laju keausan dan koefisien gesek, dengan nilai laju keausan dan koefisien gesek
terendah pada variasi 5 wt% masing-masing sebesar 3,60 x 10-8 mm3/Nm dan
0,439 sedangkan laju keausan dan koefisien gesek tertinggi pada spesimen
tanpa penambahan nanopartikel HA dengan masing-masing nilai sebesar 1,24
x 10-7 mm3/Nm dan 0,506.
2. Setelah dilakukan pengujian tarik menggunakan mesin universial testing
machine dapat disimpulkan terjadi peningkatan kekuatan tarik pada spesimen
dengan penambahan naopartikel HA. Nilai kekuatan tarik tertinggi pada variasi
5 wt% sebesar 66,11 MPa sedangkan kekuatan tarik terendah terdapat pada
variasi 0 wt% sebesar 45,72 MPa.
3. Setelah dilakukan uji impak dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
kekuatan impak setelah penambahan nanopartikel HA. Nilai kekuatan impak
tertinggi terdapat pada variasi 0 wt% sebesar 35,2 kJ/m 2 dan terendah pada
variasi 5% sebesar 20,75 kJ/m2.
4. Setelah dilakukan pengamatan foto SEM dapat disimpulkan bahwa
penambahan nanopartikel HA mempengaruhi permukaan spesimen.
Penambahan nanopartikel HA pada resin menyebabkan peningkatan kekasaran
permukaan yang dapat menjadi indikasi kenaikan sifat mekanik resin.

5.2 Saran
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut.

61
62

1. Penelitian struktur kimia perlu dilakukan untuk mengetahui ikatan dan struktur
kimia yang terbentuk pada resin tanpa dan dengan penambahan nanopartikel
HA
2. Variasi fraksi massa pada sampel dapat ditambahkan untuk mengetahui
dampak lebih jauh mengenai efek penambahan nanopartikel HA pada sifat
mekanik material
3. Pengujian mekanik dan pengambilan data sampel harus dilakukan dengan teliti
agar meminimalisir kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pristiansyah dan Herianto, “Pengaruh Parameter 3D Printing Terhadap
Transparansi Produk yang Dihasilkan.”
[2] J. Zhu dkk., “Recent advances in 3D printing for catalytic applications,”
Chemical Engineering Journal, vol. 433. Elsevier B.V., 1 April 2022. doi:
10.1016/j.cej.2021.134341.
[3] L. Venu Gopal dan G. Sai Krishna Reddy, “Design and Development of
Cantilever 3D Printer Model,” dalam IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering, Institute of Physics Publishing, Des 2018. doi:
10.1088/1757-899X/455/1/012137.
[4] A. Bagheri dan J. Jin, “Photopolymerization in 3D Printing,” ACS Applied
Polymer Materials, vol. 1, no. 4. American Chemical Society, hlm. 593–
611, 12 April 2019. doi: 10.1021/acsapm.8b00165.
[5] E. Matias dan B. Rao, “3D Printing: On Its Historical Evolution and the
Implications for Business.”
[6] S. Aati, B. Shrestha, dan A. Fawzy, “Cytotoxicity and antimicrobial
efficiency of ZrO2 nanoparticles reinforced 3D printed resins,” Dental
Materials, vol. 38, no. 8, hlm. 1432–1442, Agu 2022, doi:
10.1016/j.dental.2022.06.030.
[7] X. L. Ma, “Research on application of SLA technology in the 3D printing
technology,” dalam Applied Mechanics and Materials, 2013, hlm. 938–
941. doi: 10.4028/www.scientific.net/AMM.401-403.938.
[8] A. Milovanović dkk., “The effect of time on mechanical properties of
biocompatible photopolymer resins used for fabrication of clear dental
aligners,” J Mech Behav Biomed Mater, vol. 119, Jul 2021, doi:
10.1016/j.jmbbm.2021.104494.
[9] J. W. Stansbury, “Curing Dental Resins and Composites by
Photopolymerization,” 2000.
[10] K. Cho, G. Rajan, P. Farrar, L. Prentice, dan B. G. Prusty, “Dental resin
composites: A review on materials to product realizations,” Composites
Part B: Engineering, vol. 230. Elsevier Ltd, 1 Februari 2022. doi:
10.1016/j.compositesb.2021.109495.
[11] Z. Joma dan H. Al-Bahar, “EVALUATION THE EFFECT OF
INCORPORATED HYDROXYAPATITE PREPARED FROM DRIED
EGG SHELL ON SOME PROPERTIES OF RELINED DENTURE
BASE,” 2011. [Daring]. Tersedia pada: www.gssrr.org
[12] S. A. Ojo, D. V. Abere, H. O. Adejo, R. A. Robert, dan K. M. Oluwasegun,
“Additive manufacturing of hydroxyapatite-based composites for
bioengineering applications,” Bioprinting, vol. 32. Elsevier B.V., 1 Juli
2023. doi: 10.1016/j.bprint.2023.e00278.
[13] H. Fouad, R. Elleithy, dan O. Y. Alothman, “Thermo-mechanical, Wear
and Fracture Behavior of High-density Polyethylene/Hydroxyapatite Nano
Composite for Biomedical Applications: Effect of Accelerated Ageing,” J
Mater Sci Technol, vol. 29, no. 6, hlm. 573–581, Jun 2013, doi:
10.1016/j.jmst.2013.03.020.
[14] I. Akbar, Z. Sirwansyah Suzen, dan I. Idiar, “Analisis Proses 3D Printing
terhadap Pengujian Impak Metode Charpy Pada Material PLA+,” Jurnal
Health Sains, vol. 2, no. 8, hlm. 1480–1493, Agu 2021, doi:
10.46799/jsa.v2i8.297.
[15] S. Kumara, S. Putra, M. A. Ds, R. Sari, dan S. Ds, “Seminar Nasional
Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2018 SENSITEK 2018 STMIK
Pontianak,” 2018. [Daring]. Tersedia pada: http://www.insinyoer.com/wp-
[16] J. Rekayasa Material dkk., “FT-UMSU 8 Pengaruh Infill Type Hasil Cetak
3D Printer Terhadap Sifat Mekanik Material Berbahan Polylactic Acid
(PLA),” vol. 5, no. 1, 2022, doi: 10.30596/rmme.v5i1.10258.
[17] V. Basile, F. Modica, R. Surace, dan I. Fassi, “Micro-texturing of molds via
Stereolithography for the fabrication of medical components,” dalam
Procedia CIRP, Elsevier B.V., 2022, hlm. 93–98. doi:
10.1016/j.procir.2022.06.019.
[18] M. Touri, F. Kabirian, M. Saadati, S. Ramakrishna, dan M. Mozafari,
“Additive Manufacturing of Biomaterials − The Evolution of Rapid
Prototyping,” Advanced Engineering Materials, vol. 21, no. 2. Wiley-VCH
Verlag, 1 Februari 2019. doi: 10.1002/adem.201800511.
[19] A. E. Jakus, A. L. Rutz, dan R. N. Shah, “Advancing the field of 3D
biomaterial printing,” Biomedical Materials (Bristol), vol. 11, no. 1, Jan
2016, doi: 10.1088/1748-6041/11/1/014102.
[20] A. M. Herrera-González dan C. E. Cuevas-Suárez, “Evaluation of a
biobased polycarbonate interpenetrated network in a dental resin
composite,” J Mech Behav Biomed Mater, vol. 143, Jul 2023, doi:
10.1016/j.jmbbm.2023.105876.
[21] R. Yadav, H. Lee, J. H. Lee, R. K. Singh, dan H. H. Lee, “A
comprehensive review: Physical, mechanical, and tribological
characterization of dental resin composite materials,” Tribology
International, vol. 179. Elsevier Ltd, 1 Januari 2023. doi:
10.1016/j.triboint.2022.108102.
[22] A. Aminoroaya dkk., “A review of dental composites: Challenges,
chemistry aspects, filler influences, and future insights,” Composites Part
B: Engineering, vol. 216. Elsevier Ltd, 1 Juli 2021. doi:
10.1016/j.compositesb.2021.108852.
[23] J. L. Ferracane, “Resin composite - State of the art,” Dental Materials, vol.
27, no. 1. hlm. 29–38, Januari 2011. doi: 10.1016/j.dental.2010.10.020.
[24] C. D. Friedman, P. D. Costantino, S. Takagi, dan L. C. Chow, “BoneSource
TM Hydroxyapatite Cement: A Novel Biomaterial for Craniofacial Skeletal
Tissue Engineering and Reconstruction,” John Wiley & Sons, Inc, 1998.
[25] Mozartha Martha, “HIDROKSIAPATIT DAN APLIKASINYA DI
BIDANG KEDOKTERAN GIGI,” Cakradonya Dent J, vol. 7, hlm. 807–
868, 2015.
[26] B. S. Purwasasmita, D. Ramos, dan S. Gultom, “Sintesis dan Karakterisasi
Serbuk Hidroksiapatit Skala Sub-Mikron Menggunakan Metode Presipitasi
(Bambang Sunendar Purwasasmita dan Ramos Samuel Gultom) SINTESIS
DAN KARAKTERISASI SERBUK HIDROKSIAPATIT SKALA SUB-
MIKRON MENGGUNAKAN METODE PRESIPITASI,” Bandung, Jul
2008.
[27] D. P. N, “Experimental Evaluation On Mechanical Properties And Wear
Resistance In PMMA Seashell Bionanocomposite For Medical
Application,” 2018. [Daring]. Tersedia pada:
www.sciencedirect.comwww.materialstoday.com/proceedings
[28] M. Younesi dan M. E. Bahrololoom, “Optimizations of wear resistance and
toughness of hydroxyapatite nickel free stainless steel new bio-composites
for using in total joint replacement,” Mater Des, vol. 31, no. 1, hlm. 234–
243, Jan 2010, doi: 10.1016/j.matdes.2009.06.037.
[29] M. Tekin, F. Muhaffel, H. Kotan, dan M. Baydoğan, “Wear behavior of in-
situ oxide dispersion strengthened Fe-8Ni alloy with Zr additions,” Journal
of Metals, Materials and Minerals, vol. 33, no. 1, hlm. 1–7, 2023, doi:
10.55713/jmmm.v33i1.1568.
[30] S. Park, W. Shou, L. Makatura, W. Matusik, dan K. (Kelvin) Fu, “3D
printing of polymer composites: Materials, processes, and applications,”
Matter, vol. 5, no. 1. Cell Press, hlm. 43–76, 5 Januari 2022. doi:
10.1016/j.matt.2021.10.018.
[31] X. Xu, A. Awad, P. Robles-Martinez, S. Gaisford, A. Goyanes, dan A. W.
Basit, “Vat photopolymerization 3D printing for advanced drug delivery
and medical device applications,” Journal of Controlled Release, vol. 329.
Elsevier B.V., hlm. 743–757, 10 Januari 2021. doi:
10.1016/j.jconrel.2020.10.008.
[32] J. M. Florence dan L. A. Yoder, “System Architectures for Digital
Micromirror Device (DMDTM) Based Projectors.” [Daring]. Tersedia
pada: http://spiedl.org/terms
[33] D. E. Marschner, S. Pagliano, P.-H. Huang, dan F. Niklaus, “A
methodology for two-photon polymerization micro 3D printing of objects
with long overhanging structures,” Addit Manuf, vol. 66, hlm. 103474, Mar
2023, doi: 10.1016/j.addma.2023.103474.
[34] H. Quan, T. Zhang, H. Xu, S. Luo, J. Nie, dan X. Zhu, “Photo-curing 3D
printing technique and its challenges,” Bioactive Materials, vol. 5, no. 1.
KeAi Communications Co., hlm. 110–115, 1 Maret 2020. doi:
10.1016/j.bioactmat.2019.12.003.
[35] T. Rusianto, S. Huda, dan Hary Wibowo, J. Kalisahak No, dan K. Balapan
Yogyakarta, “A RIVIEW: JENIS DAN PENCETAKAN 3D (3D
PRINTING) UNTUK PEMBUATAN PROTOTIPE,” 2019. [Daring].
Tersedia pada: https://aaq.auburn.edu/node/9907/take
[36] B. Kartikeyan, A. Ponshanmugakumar, G. Saravanan, S. BharathGanesh,
dan V. Hemamalini, “Experimental and theoretical analysis of FDM AM
PLA mechanical properties,” Mater Today Proc, Mei 2023, doi:
10.1016/j.matpr.2023.05.105.
[37] M. S. Manola, B. Singh, M. K. Singla, dan R. Kumar, “Investigation of
melt flow index of dual metal reinforced ABS polymer for FDM filament
fabrication,” Mater Today Proc, 2023, doi: 10.1016/j.matpr.2023.02.188.
[38] L. Marsavina, M. Marghitas, dan E. Valean, “Size effect in PLA and PETG
specimens obtained using FDM,” Procedia Structural Integrity, vol. 42,
hlm. 1259–1265, 2022, doi: 10.1016/j.prostr.2022.12.160.
[39] R. Patel, C. Desai, S. Kushwah, dan M. H. Mangrola, “A review article on
FDM process parameters in 3D printing for composite materials,” Mater
Today Proc, vol. 60, hlm. 2162–2166, Jan 2022, doi:
10.1016/j.matpr.2022.02.385.
[40] S. Zakeri, M. Vippola, dan E. Levänen, “A comprehensive review of the
photopolymerization of ceramic resins used in stereolithography,” Additive
Manufacturing, vol. 35. Elsevier B.V., 1 Oktober 2020. doi:
10.1016/j.addma.2020.101177.
[41] R. Schwalm, “Photoinitiators and Photopolymerization,” dalam
Encyclopedia of Materials: Science and Technology, K. H. J. Buschow, R.
W. Cahn, M. C. Flemings, B. Ilschner, E. J. Kramer, S. Mahajan, dan P.
Veyssière, Ed., Oxford: Elsevier, 2001, hlm. 6946–6951. doi:
https://doi.org/10.1016/B0-08-043152-6/01230-4.
[42] N. Joudeh dan D. Linke, “Nanoparticle classification, physicochemical
properties, characterization, and applications: a comprehensive review for
biologists,” Journal of Nanobiotechnology, vol. 20, no. 1. BioMed Central
Ltd, 1 Desember 2022. doi: 10.1186/s12951-022-01477-8.
[43] D. V. Abere, S. A. Ojo, G. M. Oyatogun, M. B. Paredes-Epinosa, M. C. D.
Niluxsshun, dan A. Hakami, “Mechanical and morphological
characterization of nano-hydroxyapatite (nHA) for bone regeneration: A
mini review,” Biomedical Engineering Advances, vol. 4, hlm. 100056, Des
2022, doi: 10.1016/j.bea.2022.100056.
[44] S. Dasgupta, S. Tarafder, A. Bandyopadhyay, dan S. Bose, “Effect of grain
size on mechanical, surface and biological properties of microwave sintered
hydroxyapatite,” Materials Science and Engineering C, vol. 33, no. 5, hlm.
2846–2854, Jul 2013, doi: 10.1016/j.msec.2013.03.004.
[45] H. Khalid dan A. A. Chaudhry, “Basics of hydroxyapatite-structure,
synthesis, properties, and clinical applications,” dalam Handbook of Ionic
Substituted Hydroxyapatites, Elsevier, 2019, hlm. 85–115. doi:
10.1016/B978-0-08-102834-6.00004-5.
[46] C. E. Okafor dkk., “Advances in machine learning-aided design of
reinforced polymer composite and hybrid material systems,” Hybrid
Advances, vol. 2, hlm. 100026, Apr 2023, doi:
10.1016/j.hybadv.2023.100026.
[47] P. R. Matli, R. A. Shakoor, dan A. M. A. Mohamed, “Development of
Metal Matrix Composites Using Microwave Sintering Technique,” dalam
Sintering of Functional Materials, InTech, 2018. doi: 10.5772/68081.
[48] R. Denti Salindeho, J. Soukota, R. Poeng, J. Teknik, M. Universitas, dan S.
Ratulangi, “PEMODELAN PENGUJIAN TARIK UNTUK
MENGANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL.”
[49] American Society of Testing and Material, “Standard Test Method for
Tensile Properties of Plastics 1”, doi: 10.1520/D0638-1.
[50] P. Dwi, N. Herlina, dan D. Gede, “PENGARUH ORIENTASI DAN
FRAKSI VOLUME SERAT DAUN NANAS(ANANAS COMOSUS)
TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSITPOLYESTERTAK
JENUH (UP,” Dinamika Teknik Mesin, vol. 2, no. 1, Jan 2012.
[51] S. A.Jalil, Zulkifli, dan T. Rahayu, “ANALISA KEKUATAN IMPAK
PADA PENYAMBUNGAN PENGELASAN SMAW MATERIAL
ASSAB 705 DENGAN VARIASI ARUS PENGELASAN,” Jurnal
Polimesin, vol. 15, no. 2, Agu 2015.
[52] M. UPADHAYAY, “IZOD IMPACT TEST.” Diakses: 23 Juni 2023.
[Daring]. Tersedia pada: https://www.mechtechguru.com/2023/05/izod-
impact-test.html
[53] A. M. Paredes, “Microscopy: Scanning Electron Microscopy,” dalam
Encyclopedia of Food Microbiology: Second Edition, Elsevier Inc., 2014,
hlm. 693–701. doi: 10.1016/B978-0-12-384730-0.00215-9.
[54] D. C. Joy dan D. G. Howitt, “Scanning Electron Microscopy,” 2001.
[55] anupbiochemist@gmail.com, “Scanning Electron Microscope (SEM).”
Diakses: 23 Juni 2023. [Daring]. Tersedia pada:
https://www.biosciencenotes.com/scanning-electron-microscope-sem/
[56] T. Ahmad, D. Darmanto, dan S. Imam, “ANALISIS KEAUSAN KAMPAS
REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN,”
JURNAL ILMIAH MOMENTUM, vol. 14, no. 1, Apr 2018, doi:
10.36499/jim.v14i1.2182.
[57] I. Isranuri, W. Aditya, K. kunci, A.-S. Alloy, dan L. keausan, “ANALISA
PENGARUH BEBAN TERHADAP LAJU KEAUSAN AL-Si ALLOY
DENGAN METODE PIN ON DISK TEST,” Jurnal Dinamis, vol. II, no.
10, 2012.
[58] A. Christianto dan Kaelani Yusuf, “Mengukur Kecepatan dan Percepatan
Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital,” JURNAL TEKNIK
POMITS, vol. 2, no. 3, hlm. 2337–3539, 2013.
[59] D. J. Callaghan, A. Vaziri, dan H. Nayeb-Hashemi, “Effect of fiber volume
fraction and length on the wear characteristics of glass fiber-reinforced
dental composites,” Dental Materials, vol. 22, no. 1, hlm. 84–93, Jan 2006,
doi: 10.1016/j.dental.2005.02.011.
[60] Q. Wang, J. Liu, dan S. Ge, “Study on Biotribological Behavior of the
Combined Joint of CoCrMo and UHMWPE/BHA Composite in a Hip Joint
Simulator,” J Bionic Eng, vol. 6, no. 4, hlm. 378–386, Des 2009, doi:
10.1016/S1672-6529(08)60139-0.
[61] Y. Chen, X. Wang, L. Xu, Z. Liu, dan K. Do Woo, “Tribological behavior
study on Ti-Nb-Sn/hydroxyapatite composites in simulated body fluid
solution,” J Mech Behav Biomed Mater, vol. 10, hlm. 97–107, Jun 2012,
doi: 10.1016/j.jmbbm.2012.02.017.
[62] A. Albooyeh, P. Soleymani, dan H. Taghipoor, “Evaluation of the
mechanical properties of hydroxyapatite-silica aerogel/epoxy
nanocomposites: Optimizing by response surface approach,” J Mech Behav
Biomed Mater, vol. 136, Des 2022, doi: 10.1016/j.jmbbm.2022.105513.
[63] A. R. Albooyeh, S. Tarahomi, A. B. Fereidoon, dan Z. Taherian,
“Mechanics of Advanced Composite Structures 3 (2016) 73-82 Mechanics
of Advanced Composite Structures The Effect of Processing Conditions on
the Mechanical Properties of Polypropylene/Mesoporous Silica-
Hydroxyapatite Hybrid Nanocomposites P A P E R I N F O,” 2016.
[Daring]. Tersedia pada: http://MACS.journals.semnan.ac.ir
[64] M. Hajibeygi, M. Mousavi, M. Shabanian, N. Habibnejad, dan H. Vahabi,
“Design and preparation of new polypropylene/magnesium oxide micro
particles composites reinforced with hydroxyapatite nanoparticles: A study
of thermal stability, flame retardancy and mechanical properties,” Mater
Chem Phys, vol. 258, hlm. 123917, 2021, doi:
https://doi.org/10.1016/j.matchemphys.2020.123917.
[65] R. Barbaz-Isfahani, H. Dadras, S. Saber-Samandari, A. Taherzadeh-Fard,
dan G. Liaghat, “A comprehensive investigation of the low-velocity impact
response of enhanced GFRP composites with single and hybrid loading of
various types of nanoparticles,” Heliyon, vol. 9, no. 5, Mei 2023, doi:
10.1016/j.heliyon.2023.e15930.
[66] C. Xiao, Y. Tan, X. Yang, T. Xu, L. Wang, dan Z. Qi, “Mechanical
properties and strengthening mechanism of epoxy resin reinforced with
nano-SiO2 particles and multi-walled carbon nanotubes,” Chem Phys Lett,
vol. 695, hlm. 34–43, Mar 2018, doi: 10.1016/j.cplett.2018.01.060.
[67] A. Jasti, B. Akhil Chandra, dan S. Biswas, “Modified Halpin–Tsai model
for predicting the mechanical properties of polymer composites reinforced
with different cross-sectional fibers,” Mater Today Proc, 2023, doi:
10.1016/j.matpr.2023.04.131.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Perhitungan Hasil Uji Laju Keausan
Kecepata Panjang Perubahan Perubahan Standar Deviasi Laju
Variasi F (N) Mo (gr) M¡ (gr) Laju Keausan (mm3/Nm) Koefisien Gesek
n (m/s) Lintasan Massa Jenis Massa (gr) Volume Keausan
1,959 1,953 0,006 0,00496045 0,00000012391205025
1,953 1,946 0,007 0,00578719 0,00000014456405863
0 2 m/s 22,24 1800 1,946 1,941 1,20956836 0,005 0,00413371 0,00000010326004188 1,85E-08 0,844129643
1,941 1,934 0,007 0,00578719 0,00000014456405863
1,934 1,929 0,005 0,00413371 0,00000010326004188
Rata-rata 1,24E-07
1,940 1,935 0,005 0,00410369 0,00000010251028655
1,935 1,930 0,005 0,00410369 0,00000010251028655
HA 1% 2 m/s 22,24 1800 1,930 1,926 1,21841509 0,004 0,00328295 0,00000008200822924 1,00E-08 0,506502742
1,926 1,922 0,004 0,00328295 0,00000008200822924
1,922 1,918 0,004 0,00328295 0,00000008200822924
Rata-rata 9,02E-08
1,997 1,993 0,004 0,00322471 0,00000008055324384
1,993 1,989 0,004 0,00322471 0,00000008055324384
HA 3% 2 m/s 22,24 1800 1,989 1,985 1,2404226 0,004 0,00322471 0,00000008055324384 8,06E-09 0,471344896
1,985 1,981 0,004 0,00322471 0,00000008055324384
1,981 1,978 0,003 0,00241853 0,00000006041493288
Rata-rata 7,65E-08
1,998 1,996 0,002 0,00160089 0,00000003999014944
1,996 1,994 0,002 0,00160089 0,00000003999014944
HA 5% 2 m/s 22,24 1800 1,994 1,992 1,24930846 0,002 0,00160089 0,00000003999014944 8,00E-09 0,439873142
1,992 1,990 0,002 0,00160089 0,00000003999014944
1,990 1,989 0,001 0,00080044 0,00000001999507472
Rata-rata 3,60E-08
LAMPIRAN 2
Perhitungan Hasil Uji Tarik
Penampang Posisi Beban Tegangan Tarik Ε (Modulus Standar Deviasi Tegangan Standar Deviasi Modulus
No ΔL
Sampel Lebar Tebal Luas Awal Akhir Maksimum (N) Pada Beban Young) Ε (Modulus Young) (Gpa) Tarik young
1 3,18 3,2 10,176 304,88 307,13 2,25 507,7 49,89190252 509,692 0,50969158
2 3,18 3,2 10,176 302,77 304,54 1,77 442,66 43,50039308 452,396 0,45239633
3 3,18 3,2 10,176 307,24 310,01 2,77 521,94 51,29127358 495,296 0,49529618 4,872201794 0,036244746
1%
4 3,18 3,2 10,176 303,38 306,08 2,7 563,7 55,39504717 428,896 0,42889592
5 3,18 3,2 10,176 300,98 303,75 2,77 585,88 57,57468553 525,924 0,52592434
Rata-rata 524,376 51,53 482,441 0,48244087

Penampang Posisi Beban Tegangan Tarik Ε (Modulus Standar Deviasi Tegangan Standar Deviasi Modulus
Sampel No ΔL
Lebar Tebal Luas Awal Akhir Maksimum (N) Pada Beban Young) Ε (Modulus Young) (Gpa) Tarik young
1 3,18 3,2 10,176 303,71 304,27 0,56 567,28 55,74685535 686,332 0,686331811
2 3,18 3,2 10,176 302,33 304,58 2,25 536,56 52,72798742 662,271 0,662270770
3 3,18 3,2 10,176 301,91 304,05 2,14 457,92 45 677,898 0,677897991 3,977768657 0,008671271
3%
4 3,18 3,2 10,176 304,24 306,67 2,43 560,88 55,11792453 668,312 0,668312149
5 3,18 3,2 10,176 304,5 307,27 2,77 503 49,43003145 680,695 0,680695382
Rata-rata 525,128 51,605 675,102 0,675101621

Penampang Posisi Beban Tegangan Tarik Ε (Modulus Standar Deviasi Tegangan Standar Deviasi Modulus
Sampel No ΔL
Lebar Tebal Luas Awal Akhir Maksimum (N) Pada Beban Young) Ε (Modulus Young) (Gpa) Tarik young
1 3,18 3,2 10,176 301,99 303,79 1,8 625,71 61,48879717 824,110 0,824109593
2 3,18 3,2 10,176 301,76 303,75 1,99 685,22 67,33687107 853,582 0,853582418
3 3,18 3,2 10,176 305,06 306,3 1,24 700,82 77,8789432 939,508 0,939508333 6,279681043 0,059785032
5%
4 3,18 3,2 10,176 302,21 303,64 1,43 623,64 61,28537736 859,534 0,859533664
5 3,18 3,2 10,176 301,13 302,723 1,592952381 636,72 62,57075472 754,306 0,754305862
Rata-rata 654,422 66,11 846,208 0,846207974

Penampang Posisi Beban Tegangan Tarik Ε (Modulus Standar Deviasi Tegangan Standar Deviasi Modulus
Sampel No ΔL
Lebar Tebal Luas Awal Akhir Maksimum (N) Pada Beban Young) Ε (Modulus Young) (Gpa) Tarik young
1 3,18 3,2 10,176 328,13 331,42 3,29 481,92 47,35849057 238,522 0,238521817
2 3,18 3,2 10,176 326,59 328,65 2,06 441,48 43,38443396 224,355 0,224354620
3 3,18 3,2 10,176 326,25 328,2 1,95 483,2 47,48427673 245,556 0,245556203 1,537654457 0,006879599
0%
4 3,18 3,2 10,176 328,01 329,85 1,84 458,9 45,09630503 236,636 0,236636231
5 3,18 3,2 10,176 325,61 329,4 3,79 488,14 45,29481132 238,277 0,238276513
Rata-rata 470,728 45,72 236,669 0,236669077
LAMPIRAN 3
Perhitungan Densitas
Densitas Uji Aus
SP Control massa diameter panjang volume densitas Standar Deviasi
1 1,978 10,06 20,56 1,6342141 1,21036772
2 1,980 10,06 20,57 1,63500895 1,21100254
3 1,976 10,06 20,57 1,63500895 1,20855607 0,001889744
4 1,977 10,05 20,66 1,6388995 1,20629728
5 1,980 10,055 20,58 1,63417816 1,2116182
rata-rata 1,20956836

SP 1% HA massa diameter panjang volume densitas Standar Deviasi


1 1,9580 10,04 20,32 1,608722 1,217115174
2 1,9650 10,06 20,32 1,6151377 1,216614556
3 1,9600 10,03 20,31 1,6047289 1,221390114
0,003794823
4 1,9680 10,065 20,39 1,6223131 1,213082754
5 1,9620 10,02 20,33 1,6031077 1,223872848
rata-rata 1,218415089

SP 3% HA massa diameter panjang volume densitas Standar Deviasi


1 2,000 10,07 20,26 1,6135717 1,239486304
2 1,997 10,04 20,44 1,6182224 1,234070203
3 2,004 10,03 20,37 1,6094696 1,245130699
0,003671858
4 2,000 10,04 20,36 1,6118888 1,240780373
5 2,000 10,03 20,37 1,6094696 1,242645408
Rata-rata 1,240422597

SP 5% HA massa diameter panjang volume densitas Standar Deviasi


1 2,004 10,03 20,29 1,603148653 1,250040036
2 2,008 10,03 20,34 1,607099241 1,249456131
3 2,007 10,04 20,31 1,607930342 1,2481884
0,000489554
4 2,008 10,04 20,30 1,607138648 1,249425495
5 2,005 10,03 20,31 1,604728888 1,249432234
Rata-rata 1,249308459
LAMPIRAN 4
Perhitungan Hasil Uji Impak

No Kode α (°) β (°) cos β (°) W (m*g) : 20,4273 N


1 135 128,9 -0,62796 R (panjang lengan) : 0,36 m
2 135 126,0 -0,58779 cos α : -0,7071 °
3 0% 135 126,7 -0,59763
h (tebal sampel) : 0,00317 m
4 135 125,5 -0,5807
b (lebar sampel) : 0,0127 m
5 135 125,0 -0,57358
A (h*b) : 4E-05 m²
1 135 121,0 -0,51504
2 135 124,0 -0,55919
3 1% 135 125,0 -0,57358
4 135 122,0 -0,52992
5 135 125,0 -0,57358
1 135 124,0 -0,55919
2 135 125,0 -0,57358
3 3% 135 120,0 -0,5
4 135 119,0 -0,48481
5 135 123,0 -0,54464
1 135 121,0 -0,51504
2 135 123,0 -0,54464
3 5% 135 122,8 -0,54171
4 135 120,0 -0,5
5 135 118,0 -0,46947
PENGOLAHAN DATA
NO KODE Cos β - Cos α Impact Energy (J) Impact Strength (J/m²) AVR (J/m²)
1 0,079 0,582 14456,593
2 0,119 0,877 21795,572
3 0% 0,109 0,805 19998,192 20746,118
4 0,126 0,930 23089,242
5 0,134 0,982 24390,990
NO KODE Cos β - Cos α Impact Energy (J) Impact Strength (J/m²) AVR (J/m²)
1 0,192 1,412 35083,755
2 0,148 1,088 27018,323
3 1% 0,134 0,982 24390,990 28649,916
4 0,177 1,303 32365,520
5 0,134 0,982 24390,990
NO KODE Cos β - Cos α Impact Energy (J) Impact Strength (J/m²) AVR (J/m²)
1 0,148 1,088 27018,323
2 0,134 0,982 24390,990
3 3% 0,207 1,523 37830,648 31904,418
4 0,222 1,635 40605,361
5 0,162 1,195 29676,769
NO KODE Cos β - Cos α Impact Energy (J) Impact Strength (J/m²) AVR (J/m²)
1 0,192 1,412 35083,755
2 0,162 1,195 29676,769
3 5% 0,165 1,216 30212,121 35242,069
4 0,207 1,523 37830,648
5 0,238 1,748 43407,050
Kode Rata-rata Energi Impak (J) Standar Deviasi Rata-rata Kekuatan Impak (kJ/m²) Standar Deviasi
0% 0,84 0,14 20,75 3,46
1% 1,15 0,17 22,32 4,34
3% 1,28 0,25 22,49 6,26
5% 1,42 0,21 23,74 5,09
LAMPIRAN 5
Perhitungan Nilai Modulus Elastisitas Teoritis

1%
Ϩ EHA Em η1 η2 η1/n2 VHA Em1 Em2 Em1/Em2 Ekomposit
2 120 0,236 507,4746 510,4746 0,994123 0,16 1,318119 0,84094 1,567435 0,369915

3%
Ϩ EHA Em η1 η2 η1/n2 VHA Em1 Em2 Em1/Em2 Ekomposit
2 120 0,236 507,4746 510,4746 0,994123 0,38 1,755534 0,622233 2,821343 0,665837

5%
Ϩ EHA Em η1 η2 η1/n2 VHA Em1 Em2 Em1/Em2 Ekomposit
2 120 0,236 507,4746 510,4746 0,994123 0,51 2,014006 0,492997 4,085227 0,964114
LAMPIRAN 6
Kalibrasi alat uji tarik
LAMPIRAN 7
Kalibrasi mesin foto SEM
LAMPIRAN 8
Kalibrasi mesin tribometer
Nilai Kekuatan Tarik Resin Photopolymer model dental dengan Penambahan Nanopartikel Hidroksiapatit Sebesar 1,3, dan 5 wt%

Anda mungkin juga menyukai