HALAMAN COVER
MIFTAKHUL SYAIFUDDIN
03411440000007
MIFTAKHUL SYAIFUDDIN
03411440000007
ii
DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL,
LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER SURABAYA 2017
iii
PERNYATAAN KERJA PRAKTIK
NIM : 03411440000007
Menyatakan akan menjaga kerahasiaan data yang akan digunakan dalam kerja praktik di Pusat
Sumber Daya Mineral Batubara dan Panasbumi dan hanya akan menggunakannya secara
pribadi untuk kepentingan pengerjaan kerja praktik. Data yang diolah adalah asli sesuai yang
diberikakan pihak PSDMBP.
Apabila di kemudian hari terjadi pelanggaran terhadap isi surat ini, maka saya bersedia untuk
bertanggungjawab.
Demikian surat ini saya buat secara sadar dan tanpa ada paksan dari pihak manapun.
Miftakhul Syaifuddin
iv
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
v
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
vi
Miftakhul Syaifuddin NRP 03411440000007
Surabaya,
Menyetujui,
vii
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
viii
ABSTRAK
*)
Mahasiswa Departemen Teknik Geofisika ITS NRP 03411440000007;
Peneltian dan eksplorasi mineral endapan laterit menggunakan metode Geo Penetrating
Radar telah banyak dilakukan. Penelitian logam efektif menggunakan metode Geo
Penetrating Radar dengan konstanta dielektrik pada karakterik logam tersebut. Data
yang digunakan yaitu data GPR 2 lintasan yang melintang dari barat daya ke timur laut
dan dipotong oleh 1 lintasan dari barat laut ke tenggara. Perbedaan nilai konstanta
dielektrik mengindikasikan bentuk struktur dan perlapisan batuan dengan dominasi
logam nikel dan kromium. Pada permodelan didapat 3 lapisan dengan karakteristik yang
berbeda yaitu lapisan pertama pada kedalaman 0-5 meter, lapisan kedua 5-15 meter dan
lapisan ketiga 15-20 meter.
ix
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
x
ABSTRACT
Research and exploration of laterite sediment mineral using Geo Penetrating Radar method has
been done. The metal research is effective using the Geo Penetrating Radar method with the
dielectric constant on the metallic character. The data used are GPR 2 trajectory that transverse
from southwest to northeast and cut by 1 track from northwest to southeast. Differences in
dielectric constant values indicate the shape of structures and bedding of rocks with dominance
of nickel and chromium metals. In the model obtained 3 layers with different characteristics of
the first layer at a depth of 0-5 meters, the second layer 5-15 meters and the third layer 15-20
meters
xi
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan
karuniaNya serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik dan
menyusun laporan ini dengan judul “Analisa Struktur Endapan Laterit Daerah X,
Jayapura dengan Metode Geo Penetrating Radar”. Program Kerja Praktek ini
merupakan salah satu langkah yang harus penulis tempuh untuk mempersiapkan
mahasiswa sebelum terjun langsung ke dunia kerja. Selain itu, dengan adanya Kerja
Praktik ini dapat melatih mahasiswa untuk tanggap dan peka terhadap kondisi lingkungan
kerja. Serta dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah diperoleh selama
kuliah.
Dalam Kerja Praktik serta penyusunan laporan ini banyak sekali hambatan dan
rintangan. Namun bantuan, dorongan, dan juga bimbingan dari berbagai pihak maka
penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik serta laporan ini. Sehubungan dengan hal ini,
tidak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panasbumi (PSDMBP) untuk Kerja Praktik
2. Yudi Aziz Muttaqin A.Md., selaku pemnimbing Kerja Praktik
4. Dr. Widya Utama, DEA., selaku Ketua Departemen Teknik Geofisika Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
5. Dr. A. Syaeful Bahri, S.Si, MT., selaku pembimbing dan Kepala Laboratorium Jurusan
Teknik Geofisika, FTSLK, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
6. Segenap Karyawan di Pusat Penelitian dan Pengembangan PSDMBP Bandung
Penulis
xiii
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
xiv
DAFTAR ISI
xv
2.3.6 Log Neutron ........................................................................................................
14
2.4 Ekstraksi Wavelet ......................................................................................................
16
2.4.1 Ekstraksi Wavelet Secara Teoritis ...................................................................... 16
2.4.2 Ekstraksi Wavelet Secara Statistik dari Data Seismik ........................................
16
2.4.3 Ekstraksi Wavelet Secara Deterministik .............................................................
16
2.5 Seismogram Sintetik ..................................................................................................
17
2.6 Checkshot dan VSP Survey ....................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI .................................................................................................... 19
3.1 Skema Kerja ............................................................................................................... 19
3.2 Data
3.2.1 Data seismik ........................................................................................................ 19
3.2.2 Data sumur .......................................................................................................... 20
3.3 Jadwal Kegiatan ......................................................................................................... 21
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 22
4.1 Pengolahan Data ........................................................................................................ 22
4.1.1 Well to well correlation ...................................................................................... 22
4.1.2 Well to Seismic Tie ............................................................................................. 23
Interpretasi Fault dan Horizon .................................................................................... 25
4.2.1 Picking Fault ....................................................................................................... 25
4.2.2 Picking Horizon .................................................................................................. 26
4.3 Time Structure Map 2D ............................................................................................. 26
Pembahasan ............................................................................................................... 27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 29
5.1 Simpulan .................................................................................................................... 29
5.2 Saran .......................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Negara dengan kekayaan negeri yang tak pernah habis, Indonesia memiliki potensi
Sumber Daya Alam yang melimpah dan perlu dikembangkan. Irian Jaya sebagai gugusan
pulau yang unik berbeda dengan pulau-pulau besar lainnya memiliki kekayaan SDA yang
berbeda pula. Kota Jayapura memiliki potensi bahan galian golongan B dan golongan C.
Golongan B diantaranya berupa pasir besi yang terdapat di waena, angkasa dan Base-G
dengan luasan ± 8.000 ha; dan nikel yang terdapat di sepanjang kaki pengunungan cycloop
dengan luasan ± 18.000 ha.(BP Pokja Jayapura)
Metode GPR merupakan metode geofisika yang dapat menunjukkan profil atau
rekaman kondisi bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan kontras dielektrik material
di bawah permukaan. Gelombang radar akan diteruskan, dipantulkan, dan atau dihamburkan
oleh struktur dan anomali di bawah permukaan. Gelombang elektromagnetik yang
dipantulkan dan dihamburkan direkam oleh antena penerima di permukaan bumi. Metode ini
sangatlah efektif dan telah banyak digunakan karena pengoperasiannya praktis, tidak
merusak, dan ekonomis sehingga sangat memudahkan dalam melakukan penelitian kondisi
geologi bawah permukaan.
Peneltian dan eksplorasi mineral endapan laterit menggunakan metode Geo
Penetrating Radar telah banyak dilakukan. Penelitian logam efektif menggunakan metode
Geo Penetrating Radar dengan konstanta dielektrik pada karakterik logam tersebut.
Perbedaan logam dengan konstanta dielektriknya menunjukkan data perlapisan dan struktur
bawah permukaan.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana mengetahui dan menganalisa
struktur endapan laterit Daerah X, Jayapura dengan metode Ground Penetrating Radar.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan peta penampang struktur
endapan laterit Daerah X, Jayapura dengan metode Ground Penetrating Radar.
1
1.4 Manfaat
2
BAB II
DASAR TEORI
Tatanan tektonik lempeng Irian Jaya telah diulas oleh beberapa ahli geologi sepertu Charlton
(1986), Dow dkk (1988) dan Hall (2001) yang dapat dijadikan sebaga kerangka dalam menerangkan
posisi dan sejarah tektonik. Konfigurasi tektonik Pulau Irian Jaya pada saat ini berada pada bagian
tepi utara Lempeng Australia, yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke
barat. Dua lempeng utama ini mempunya sejarah evolusi yang diidentifikasi berkaitan erat dengan
proses magmatic dan pembentukan busur gunung api yang berasosiasi dengan meneralisasi emas
porfiri dan emas epitermal.
Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu metode survey untuk soil,
bangunan dan kondisi bawah permukaan (dalam interval beberapa sentimeter hingga
3
kedalaman 60 meter). Metode GPR ini menggunakan analisa refleksi/pantulan dari gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan akibat dari perbedaan sifat /konstanta dielektrik benda-benda
di bawah permukaan.
Secara umum peralatan GPR terdiri dari dua komponen utama yaitu peralatan
pemancar gelombang radar (transmitter) dan peralatan penerima pantulan/ refleksi gelombang
radar (tranceiver). Sistem yang digunakan adalah merupakan sistem aktif dimana dilakukan
‘penembakan’ pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (pada interval gelombang radar) untuk
kemudian dilakukan perekaman intensitas gelombang radar yang berhasil dipantulkan kembali
ke permukaan (Quan dan Haris, 1997).
Ground Penetraling Radar (GPR) terdiri dari control unit, transmitter, receiver, note book,
kabel serat optik dan tambahan alat lain untuk trigger. Dengan frekuensi antenna yang
bermacam-macam, seperti 25 MHz, 50 MHz, 100 Mhz, 200 MHz, 500 Mhz dan 1000 MHz.
5
dimana :
D = ε 0E + P = ε E (2.5)
B = μ ( H + M ) = μH (2.6)
J=σE (2.7)
dimana :
ε = ε 0 (1 + χe )
μ = μ0 (1 + χm )
ε0 = 8,854⋅10-12 F/m
-7
μ0 = 4π10 H/m
6
magnetik dan listrik dari E dan H juga menjadi bentuk komplek. Jika tidak ada muatan yang
bebas ( σ = 0 ) dan untuk frekuensi sinyal ω, maka persamaan Maxwell dapat dituliskan :
∇• E=0 (2.8)
∇• H=0 (2.9)
∇ × E = −iωμ H (2.10)
∇ × H = iωε E (2.11)
dimana : i = −1
ω = frekuensi sirkular (rad/s)
Untuk menurunkan persamaan gelombangnya, diberikan curl pada persamaan (2.10) dan
digunakan persamaan (2.8) & (2.11) untuk memenuhi persamaan vektor Helmholtz :
2
∇ ×∇ × E = ∇ ( ∇ E ) − ∇ E
2 2
−∇ E = −iωμ ∇ × H = ω με E (2.12)
Untuk gelombang yang menjalar ke arah z, persamaan Helmholtz pada persamaan (2.12)
dapat dituliskan dalam bentuk
d2 Ex 2
2
=−ω με E x (2.13)
dz
dimana indeks x menyatakan komponen x dari E dan z adalah posisi pada arah rambat
gelombangnya. Persamaan gelombang elektromagnetik dari persamaan (2.13) dapat dituliskan :
❑❑❑
dimana bagian real α berasosiasi dengan faktor pelemahan dalam db/m dan bagian
imajiner β berasosiasi dengan faktor fase dalam rad/m. Pada medium yang merupakan dielektrik
sempurna (tidak ada muatan bebas), solusi nilai k pada persamaan (2.14) adalah
Persamaan (2.16) menunjukkan bahwa pada medium yang bersifat dielektrik sempurna tidak
terjadi pelemahan gelombang elektromagnetik. Sedangkan pada medium yang konduktif,
7
persamaan (2.11) harus dimodifikasi untuk memperhitungkan adanya efek karena konduksi dan
displacement current pada perambatan gelombang. Sehingga dari persamaan (2.11) dapat
dituliskan :
∇ × H = (σ + iωε ) E = Jσ + Jd
(2.17)
dimana Jσ adalah rapat arus konduksi dan Jd adalah rapat displacement current keduanya
2
dalam A/m .
R=
√ ε 2− √ ε 1 (2.19)
√ ε 2+ √ ε 1
8
Besarnya penetrasi atau kedalaman yang dapat dicapai oleh gelombang radar sangat
bergantung pada besar kecilnya frekuensi yang digunakan. Semakin kecil frekuensi atau
semakin besar panjang gelombang yang digunakan, maka akan semakin besar penetrasi yang
dapat dicapai oleh gelombang dan sebaliknya. Besarnya penetrasi juga dipengaruhi oleh
konduktivitas material, dimana konduktivitas yang tinggi akan menyebabkan penetrasi lebih
dangkal karena terjadinya absorbsi oleh lapisan-lapisan yang konduktif (Mussett and Khan,
1993).
Penentuan frekuensi gelombang radar yang digunakan juga akan berpengaruh pada
resolusi hasil rekaman data. Ketika menggunakan frekuensi yang rendah akan diperoleh
penetrasi yang dalam, akan tetapi resolusi yang dihasilkan akan semakin buruk. Maka, untuk
menghasilkan resolusi yang baik digunakan frekuensi yang besar.
(2.20)
Keterangan:
E = Energi magnetic
E0 = Energi magnetic awal
αs = koefisien atenuasi
r = kedalaman
(2.21)
9
Keterangan :
N = Jumlah unit
A = hamburan atenuasi
(2.22)
Secara teknisnya saat pengukuran di lapangan, hasil praktis dari radiasi gelombang
elektromagnetik ke bawah permukaan untuk pengukuran GPR ditunjukkan dengan prinsip
operasi dasar yang diilustrasikan pada Gambar 2.4 Gelombang elektromagnetik terpancar
dari antena pemancar, bergerak melalui material dengan kecepatan yang ditentukan terutama
oleh permitivitas material. Gelombang menyebar keluar dan perjalanan ke bawah hingga
menabrak objek yang berbeda sifat kelistrikannya dari medium sekitarnya, tersebar dari
obyek, dan kemudian terdeteksi oleh antena penerima.
10
Gambar 5 Jejak sinyal dari transmitter menbrak material di bawah pemukaan. A adalah
direct airwave, G adalah adalah direct ground wave, dan R adalah gelombang refleksi, dan
C adalah gelombang refraksi. (Jol, 2009)
Terkadang terdapat beberapa komponen yang dapat merusak sinyal yang di perlukan, sinyal-
sinyal ini menyebar secara acak. oleh Karena itu, sinyal tersebut harus di hilangkan untuk
meningkatkan mutu hasil pencitraan (Daniels, 1996). Sehingga digunakan beberapa sekuen filtering
dalam penerapannya. Sekuen filtering yang akan digunakan untuk pengolahan data GPR ini antara
lain :
1. Static correction
Proses filtering pertama adalah static correction, filter ini digunakan untuk setiap trace, tidak
bergantung satu sama lain. Filter ini digunakan untuk mengoreksi data terhadap elevasi dan
waktu tempuh gelombang akibat pengurangan kecepatan.
2. Subtract-mean (dewow)
Dewow merupakan salah satu noise frekuensi rendah yang terekam oleh system. Hal ini
terjadi karena instrumen elektronik tersaturasi oleh nilai amplitude besar dari gelombang
langsung dan gelombang udara (Van overmeeren, 1997).
3. Gain
Filter ini digunakan karena pada lapisan tanah, frekuensi tinggi diserap lebih cepat
dibandingkan dengan frekuensi rendah dan terjadi juga spherical divergensi, yaitu energi
gelombang yang menjalar berkurang berbanding terbalik dengan kuadrat dari sumber dan hal ini
sejalan dengan jarak dan waktu, maka untuk menghilangkannya dilakukan penguatan kembali
amplitude yang hilang sehingga seolah-olah di setiap titik energinya sama. Tampilan setelah
11
static correction merupakan Manual Gain yang menggunakkan proses energy decay (Pasasa,
1999).
4. Background Removal
Proses pengolahan data dilanjutkan dengan filter Background Removal yang bertindak atas
angka terpilih dari lintasan. Filter satu mengurangi lintasan rata-rata (tracerange) yaitu
memberi jarak jangkauan secara aktual pada suatu bagian . Filter melaksanakan pembersihan
latar belakang. Untuk itu, hal ini didefinisikan sebagai waktu / pemberian jarak jangkauan rata-
rata.
5. Bandpass butterworth
Filter ini berfungsi untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan. Hal ini
di maksudkan untuk menghilangkan sinyal horizontal (Hugenschmidt, dkk., 1997).
6. F-K filter
Dan proses terakhir yaitu F-K filter. Filtering ini berfungsi untuk membatasi area yang akan
di filter, dimana Amplitudo spectrum F-K yang terpilih akan memperlihatkan profil asli
(Sandmeier, 2012).
Sekuen tersebut merupakan sekuen filter standar untuk data GPR yang merupakan data mentah
(raw data). Seluruh proses pengolahan data ini dilakukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
12
BAB III
METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan di PSDMBP (Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan
Panasbumi) Bagian Mineral, pada tanggal 22 Juni – 6 Juli 2017 dan dilanjutkan pada
15November – 6 Desember 2017.
1. Studi Literatur
13
Ketika dimulainya penelitian ini, penulis mengumpulkan dan mempelajari pustakapustaka
yang terkait dengan topik penelitian. Referensi-referensi tersebut berupa e-book, tugas akhir,
maupun jurnal-jurnal nasional dan internasional.
2. Pengolahan Data 1
Pengolahan data pertama dilakukan filtering dari data berbentuk segY atau DZT
menggunakan perangkat lunak REFLEXW.
Studi
Mulai Data AGC Gain
Literatur
Background
Selesai Geologi Removal
15
Gambar 8. Background Removal Line 2
5. Bandpass butterworth
Filter ini berfungsi untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan. Hal ini di
maksudkan untuk menghilangkan sinyal horizontal (Hugenschmidt, dkk., 1997).
6. F-K filter
Dan proses terakhir yaitu F-K filter. Filtering ini berfungsi untuk membatasi area yang akan di
filter, dimana Amplitudo spectrum F-K yang terpilih akan memperlihatkan profil asli
(Sandmeier, 2012).
16
Gambar 9. FK Migration Line 2
3. Pengolahan Data 2
Data yang sudah difilter dilakukan koreksi topografi.
17
Gambar 11. Hasil Pengolahan Akhir Line 9
18
BAB IV
19
Gambar 14. Perlapisan batuan pada line 9
Ketebalan dan karakteristik lapisan Lapisan pertama identifikasi Soil atau Limonit, tebal
5 meter pada kedalaman 0-5 meter memiliki karakteristik dominasi aluvial dengan
kenampakan endapan laterit logam pada meter ke 100, 300 lintasan 9 dan meter 100 pada
lintasan 2. Lapisan kedua identifikasi Saprolit, tebal 10 meter pada kedalaman 5-15 meter
memiliki karakteristik dominasi aluvial dengan kenampakan endapan laterit logam hanya
pada lintasan 2 pada antiklin yaitu meter ke 0-200. Lapisan ketigaidentifikasi base, tebal 5
meter pada kedalaman 15-20 meter memiliki karakteristik dominasi logam yang tersebar
sepanjang lintasan.
20
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Meskipun ada beberapa anomali yang teramati di daerah penelitian, perlu adanya
eksplorasi dengan metode geofisika lain seperti metode geolistrik.
2. Perlunya monitoring pergerakan tanah, karena struktur cukup rentan untuk mengalami
pergeseran.
21
DAFTAR PUSTAKA
Bird, P., “An updated digital model of plate boundaries: Geochemistry, Geophysics,
Dobrovolsky, I.P., Zubkov, S.I., & Miachkin, V.I., “Estimation of The Size of Earthquake
Preparation Zones.” Pure and Applied Geophysics, Vol. 117, No. 5, pp. 1025–1044, 1979
Hamilton, W., “Tectonics of the Indonesian Region”; Geol. Surv. Prof. Paper No. 1078; U.S.
Gouvern. Print. Off., 345 p, 1979
Hattori,K., A.Serita, C. Yoshino, M. Hayakawa and N. Isezaki., “Singular Spectral analysis and
principal component analysis for signal discrimination of ULF geomagnetic data associated
with 2000 Izu Island Earthquake Swarm”. Physics dan Chemistry of the Earth.31, 281-291,
2006
Hayakawa, M., Hattori, K., and Ohta, K., “Monitoring of ULF (ultralow- frequency) Geomagnetic
Variations Associated with Earthquakes”, Sensors, 7, 1108–1122, 2007
Howell, D. C., “Statistical methods in human sciences.” New York: Wadsworth, 1998
Kertapati, E., “Prosedur Pembuatan Peta Bahaya Goncangan Gempa”, Paper workshop gempa 6
Desember, 2005
Leys, C., dkk., “Detecting outliers: Do not use standard deviation around the mean, use absolute
deviation around the median”. Journal of Experimental Social Psychology, 2013
Loewe, C. A., and G. W., Prolls, “Classification and Mean Behavior of Magnetic Storms”, J.
Geophys. Res. Vol. 102, 14209-14213, 1997
22
Pulunggono dan Martodjojo, S., “Perubahan Tektonik Paleogene – Neogene Merupakan
Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa”, Proceeding Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa,
Percetakan NAFIRI, Yogya, 1994
Saroso, S., “Analisis fraktal emisi sinyal ULF dan kaitannya dengan gempa bumi di
Sulastri, dkk., “Anomali Elektromagnetik Dan Total Electron Content Sebagai Prekursor
Yumoto, K. dkk., “A new ULF wave analysis for Seismo - Electromagnetics using
CPMN/MAGDAS data”. Physics and Chemistry of the Earth.34, 360
-366, 2009
LAMPIRAN
23
24