Anda di halaman 1dari 42

KERJA PRAKTIK – RF141417

ANALISIS STRUKTUR LAPISAN ENDAPAN LATERIT DAERAH X,


JAYAPURA DENGAN METODE GEO PENETRATING RADAR

HALAMAN COVER
MIFTAKHUL SYAIFUDDIN
03411440000007

DOSEN PEMBIMBING INTERNAL


DR. A. SYAEFUL BAHRI, S.SI, MT
NIP 196909061997021001

DOSEN PEMBIMBING EKSTERNAL


DZIL MULKI HEDITAMA, S.Si.
NIP 00029394

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2018
i
KERJA PRAKTIK – RF141417

ANALISIS STRUKTUR LAPISAN ENDAPAN LATERIT DAERAH X,


JAYAPURA DENGAN METODE GEO PENETRATING RADAR

MIFTAKHUL SYAIFUDDIN
03411440000007

DOSEN PEMBIMBING INTERNAL


DR. A. SYAEFUL BAHRI, S.SI, MT
NIP 196909061997021001

DOSEN PEMBIMBING EKSTERNAL


1. YUDI AZIZ MUTTAQIN, A.Md.

2. DZIL MULKI HEDITAMA, S.Si.

ii
DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL,
LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER SURABAYA 2017

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

iii
PERNYATAAN KERJA PRAKTIK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Miftakhul Syaifuddin

NIM : 03411440000007

Jurusan : Departemen Teknik Geofisika ITS Surabaya

Menyatakan akan menjaga kerahasiaan data yang akan digunakan dalam kerja praktik di Pusat
Sumber Daya Mineral Batubara dan Panasbumi dan hanya akan menggunakannya secara
pribadi untuk kepentingan pengerjaan kerja praktik. Data yang diolah adalah asli sesuai yang
diberikakan pihak PSDMBP.

Apabila di kemudian hari terjadi pelanggaran terhadap isi surat ini, maka saya bersedia untuk
bertanggungjawab.

Demikian surat ini saya buat secara sadar dan tanpa ada paksan dari pihak manapun.

Bandung, 18 Juni 2017

Miftakhul Syaifuddin

iv
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

v
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK

INTERPRETASI DATA SEISMIK 2D DENGAN PEMBUATAN TIME


STRUCTURE MAP FORMASI MINAHAKI AREA “X”
Disusun oleh

vi
Miftakhul Syaifuddin NRP 03411440000007

Diajukan Sebagai Prasyarat Mata Kuliah Kerja Praktik


pada
Departemen Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya,
Menyetujui,

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing


Internal, Eksternal,
Kepala Laboraturium Eksplorasi
T. Geofisika ITS,

Dr. Ayi Syaeful Bahri, S.Si, M.T Alanta Elyan Putra


NIP 1969909061997021001 NIP 19013281

vii
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

viii
ABSTRAK

ANALISIS STRUKTUR LAPISAN ENDAPAN LATERIT DAERAH X,


JAYAPURA DENGAN METODE GEO PENETRATING RADAR (GPR)

Oleh: Miftakhul Syaifuddin*

*)
Mahasiswa Departemen Teknik Geofisika ITS NRP 03411440000007;

Peneltian dan eksplorasi mineral endapan laterit menggunakan metode Geo Penetrating
Radar telah banyak dilakukan. Penelitian logam efektif menggunakan metode Geo
Penetrating Radar dengan konstanta dielektrik pada karakterik logam tersebut. Data
yang digunakan yaitu data GPR 2 lintasan yang melintang dari barat daya ke timur laut
dan dipotong oleh 1 lintasan dari barat laut ke tenggara. Perbedaan nilai konstanta
dielektrik mengindikasikan bentuk struktur dan perlapisan batuan dengan dominasi
logam nikel dan kromium. Pada permodelan didapat 3 lapisan dengan karakteristik yang
berbeda yaitu lapisan pertama pada kedalaman 0-5 meter, lapisan kedua 5-15 meter dan
lapisan ketiga 15-20 meter.

Kata kunci: Endapan Laterit, Logam, Konstanta dielektrik.

ix
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

x
ABSTRACT

LATERIT DOPOSITONAL STRUCTURE ANALYSIS USING GEO


PENETRATING RADAR GPR IN X ZONE JAYAPURA

Research and exploration of laterite sediment mineral using Geo Penetrating Radar method has
been done. The metal research is effective using the Geo Penetrating Radar method with the
dielectric constant on the metallic character. The data used are GPR 2 trajectory that transverse
from southwest to northeast and cut by 1 track from northwest to southeast. Differences in
dielectric constant values indicate the shape of structures and bedding of rocks with dominance
of nickel and chromium metals. In the model obtained 3 layers with different characteristics of
the first layer at a depth of 0-5 meters, the second layer 5-15 meters and the third layer 15-20
meters

xi
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

xii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan
karuniaNya serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik dan
menyusun laporan ini dengan judul “Analisa Struktur Endapan Laterit Daerah X,
Jayapura dengan Metode Geo Penetrating Radar”. Program Kerja Praktek ini
merupakan salah satu langkah yang harus penulis tempuh untuk mempersiapkan
mahasiswa sebelum terjun langsung ke dunia kerja. Selain itu, dengan adanya Kerja
Praktik ini dapat melatih mahasiswa untuk tanggap dan peka terhadap kondisi lingkungan
kerja. Serta dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah diperoleh selama
kuliah.

Dalam Kerja Praktik serta penyusunan laporan ini banyak sekali hambatan dan
rintangan. Namun bantuan, dorongan, dan juga bimbingan dari berbagai pihak maka
penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik serta laporan ini. Sehubungan dengan hal ini,
tidak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panasbumi (PSDMBP) untuk Kerja Praktik
2. Yudi Aziz Muttaqin A.Md., selaku pemnimbing Kerja Praktik

3. Dzil Mulki Heditama S.Si., selaku pembimbing Kerja Praktik

4. Dr. Widya Utama, DEA., selaku Ketua Departemen Teknik Geofisika Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
5. Dr. A. Syaeful Bahri, S.Si, MT., selaku pembimbing dan Kepala Laboratorium Jurusan
Teknik Geofisika, FTSLK, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
6. Segenap Karyawan di Pusat Penelitian dan Pengembangan PSDMBP Bandung

7. Teman-teman Kerja Praktik di PSDMBP yang selalu memberikan semangat kepada


penulis
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan. Oleh
karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Diharapkan dengan adanya kritik dan saran maka penulisan laporan Kerja
Praktik ini nantinya dapat berguna dan dimanfaatkan dengan baik sebagai referensi bagi
yang membutuhkan untuk sarana membangun pembangunan ilmu bagi seluruh pihak
khususnya Teknik Geofisika.

Bandung, 29 Nopember 2017

Penulis
xiii
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

xiv
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .............................................................................................................


i
PERNYATAAN KEASLIAN ..............................................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................
vi
ABSTRAK..........................................................................................................................
viii
ABSTRACT .......................................................................................................................... x
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
xii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................................
xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................
1
1.3 Tujuan dan Manfaat .....................................................................................................
1
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................................
3
2.1 Geologi Regional .........................................................................................................
3
2.2 Pengertian dan Prinsip GPR ........................................................................................ 9
2.3 Analisis Data Well-Log .............................................................................................
12
2.3.1 Log Spontaneous Potential (SP) ......................................................................... 12
2.3.2 Log Gamma Ray (GR) ........................................................................................
13
2.3.4 Log Resistivitas ...................................................................................................
13
2.3.5 Log Densitas ....................................................................................................... 14

xv
2.3.6 Log Neutron ........................................................................................................
14
2.4 Ekstraksi Wavelet ......................................................................................................
16
2.4.1 Ekstraksi Wavelet Secara Teoritis ...................................................................... 16
2.4.2 Ekstraksi Wavelet Secara Statistik dari Data Seismik ........................................
16
2.4.3 Ekstraksi Wavelet Secara Deterministik .............................................................
16
2.5 Seismogram Sintetik ..................................................................................................
17
2.6 Checkshot dan VSP Survey ....................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI .................................................................................................... 19
3.1 Skema Kerja ............................................................................................................... 19
3.2 Data
3.2.1 Data seismik ........................................................................................................ 19
3.2.2 Data sumur .......................................................................................................... 20
3.3 Jadwal Kegiatan ......................................................................................................... 21
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 22
4.1 Pengolahan Data ........................................................................................................ 22
4.1.1 Well to well correlation ...................................................................................... 22
4.1.2 Well to Seismic Tie ............................................................................................. 23
Interpretasi Fault dan Horizon .................................................................................... 25
4.2.1 Picking Fault ....................................................................................................... 25
4.2.2 Picking Horizon .................................................................................................. 26
4.3 Time Structure Map 2D ............................................................................................. 26
Pembahasan ............................................................................................................... 27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 29
5.1 Simpulan .................................................................................................................... 29
5.2 Saran .......................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
31

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Nilai umum beberapa litologi pada pembacaan log ........................................... 15


Tabel 3. 1 Ketersediaan Data Sumur ................................................................................... 20
Tabel 3. 2 Jadwal kegiatan yang dilakukan selama kerja praktik ....................................... 21

xvii
xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara dengan kekayaan negeri yang tak pernah habis, Indonesia memiliki potensi
Sumber Daya Alam yang melimpah dan perlu dikembangkan. Irian Jaya sebagai gugusan
pulau yang unik berbeda dengan pulau-pulau besar lainnya memiliki kekayaan SDA yang
berbeda pula. Kota Jayapura memiliki potensi bahan galian golongan B dan golongan C.
Golongan B diantaranya berupa pasir besi yang terdapat di waena, angkasa dan Base-G
dengan luasan ± 8.000 ha; dan nikel yang terdapat di sepanjang kaki pengunungan cycloop
dengan luasan ± 18.000 ha.(BP Pokja Jayapura)

Metode GPR merupakan metode geofisika yang dapat menunjukkan profil atau
rekaman kondisi bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan kontras dielektrik material
di bawah permukaan. Gelombang radar akan diteruskan, dipantulkan, dan atau dihamburkan
oleh struktur dan anomali di bawah permukaan. Gelombang elektromagnetik yang
dipantulkan dan dihamburkan direkam oleh antena penerima di permukaan bumi. Metode ini
sangatlah efektif dan telah banyak digunakan karena pengoperasiannya praktis, tidak
merusak, dan ekonomis sehingga sangat memudahkan dalam melakukan penelitian kondisi
geologi bawah permukaan.
Peneltian dan eksplorasi mineral endapan laterit menggunakan metode Geo
Penetrating Radar telah banyak dilakukan. Penelitian logam efektif menggunakan metode
Geo Penetrating Radar dengan konstanta dielektrik pada karakterik logam tersebut.
Perbedaan logam dengan konstanta dielektriknya menunjukkan data perlapisan dan struktur
bawah permukaan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana mengetahui dan menganalisa
struktur endapan laterit Daerah X, Jayapura dengan metode Ground Penetrating Radar.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan peta penampang struktur
endapan laterit Daerah X, Jayapura dengan metode Ground Penetrating Radar.

1
1.4 Manfaat

1. Sebagai pembelajaran untuk memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengolah


maupun menganalisa data GPR.
2. Sebagai salah satu pemetaan sumber kekayaan negeri di daerah Jayapura.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Geologi Jayapura, Irian Jaya

Tatanan tektonik lempeng Irian Jaya telah diulas oleh beberapa ahli geologi sepertu Charlton
(1986), Dow dkk (1988) dan Hall (2001) yang dapat dijadikan sebaga kerangka dalam menerangkan
posisi dan sejarah tektonik. Konfigurasi tektonik Pulau Irian Jaya pada saat ini berada pada bagian
tepi utara Lempeng Australia, yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke
barat. Dua lempeng utama ini mempunya sejarah evolusi yang diidentifikasi berkaitan erat dengan
proses magmatic dan pembentukan busur gunung api yang berasosiasi dengan meneralisasi emas
porfiri dan emas epitermal.

Gambar 1. Peta Mineralogi Irian Jaya

2.2 Pengertian dan Prinsip Dasar Ground Penetrating Radar (GPR)

Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu metode survey untuk soil,
bangunan dan kondisi bawah permukaan (dalam interval beberapa sentimeter hingga

3
kedalaman 60 meter). Metode GPR ini menggunakan analisa refleksi/pantulan dari gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan akibat dari perbedaan sifat /konstanta dielektrik benda-benda
di bawah permukaan.
Secara umum peralatan GPR terdiri dari dua komponen utama yaitu peralatan
pemancar gelombang radar (transmitter) dan peralatan penerima pantulan/ refleksi gelombang
radar (tranceiver). Sistem yang digunakan adalah merupakan sistem aktif dimana dilakukan
‘penembakan’ pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (pada interval gelombang radar) untuk
kemudian dilakukan perekaman intensitas gelombang radar yang berhasil dipantulkan kembali
ke permukaan (Quan dan Haris, 1997).

Ground Penetraling Radar (GPR) terdiri dari control unit, transmitter, receiver, note book,
kabel serat optik dan tambahan alat lain untuk trigger. Dengan frekuensi antenna yang
bermacam-macam, seperti 25 MHz, 50 MHz, 100 Mhz, 200 MHz, 500 Mhz dan 1000 MHz.

Gambar 2. Komponen/peralatan GPR/RAMAC (Lane, dkk., 1996)

Gambar 3. Diagram kerja GPR (Arisona, 2009)


4
Control unit berfungsi sebagai pengatur pengumpulan data. Komputer memberikan
informasi lengkap bagaimana prosedur yang harus dilakukan, dan saat sistem diaktifkan,
control unit mengatur transmitter dan receiver. Control unit menyimpan data mentah dalam
sebuah buffer sementara dan saat dibutuhkan, dapat diambil dan ditransfer ke komputer.
Transsmitter menghasilkan energi elektromagnetik dan mengirimnya pada daerah sekitar,
khususnya ke dalam medium yang diobservasi. Energi dalam bentuk pulsa pada amplitudo tinggi
(370 V) yang dipindahkan ke bagian antena.
Receiver mengkonversi sinyal yang diterima oleh antena menjadi nilai integer. Dalam unit
receiver terdapat dua konektor optik, pertama digunakan untuk mentransfer sinyal terkontrol dari
control unit (bertanda R) dan lainnya mengirim data yang diperoleh ke control unit (bertanda
D). Antenna receiver menerima pulsa yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam
domain waktu tertentu. Mode konfigurasi antenna transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari
mode monostatik dan bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung
dalam satu antena sedangkan mode bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah.
Prinsip kerja GPR adalah Transmitter membangkitkan pulsa gelombang elektromagnetik
pada frekuensi tertentu sesuai dengan k a r a k t e r i s t i k a n t e n n a tersebut (10 Mhz-4Ghz).
Receiver diset untuk melakukan scan yang secara normal mencapai 32 – 512 scan per detik. Setiap
hasil scan ditampilkan pada layar monitor sebagai fungsi waktu two-way time travel time, yaitu
waktu tempuh gelombang elektromagnetik menjalar dari tranmitter – target – receiver. Tampilan
ini disebut dengan radargram (Lane, dkk., 1996).

2.3 Persamaan Gelombang untuk GPR

Persamaan gelombang elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell, yaitu


empat persamaan differensial yang menyatakan hubungan antara medan listrik dan medan
magnet, yang juga menyatakan arah perambatan, transmisi, refleksi dan juga difraksi pada
gelombang elektromagnetik.

5
dimana :

E = kuat medan listrik (V/m)


2
B = induksi magnetik (Wb/m atau Tesla)
ε = permitivitas listrik (F/m)
μ = permeabilitas magnetik (H/m)
2
J = densitas arus listrik (A/m )
3
ρ = densitas muatan (C/m )

Selanjutnya polarisasi P dan magnetisasi M dari mediun dielektrik diasumsikan


linear terhadap kuat medan. Sehingga dapat dituliskan :

D = ε 0E + P = ε E (2.5)

B = μ ( H + M ) = μH (2.6)
J=σE (2.7)
dimana :

ε = ε 0 (1 + χe )
μ = μ0 (1 + χm )
ε0 = 8,854⋅10-12 F/m
-7
μ0 = 4π10 H/m

σ = konduktivitas listrik (S/m)

χm dan χe masing-masing adalah suseptibilitas magnetik dan dielektrik medium yang


merupakan fungsi komplek terhadap frekuensi. Oleh karena itu, ε secara umum adalah fungsi
komplek terhadap frekuensi juga. Dengan memasukkan konsep fase, komponen medan

6
magnetik dan listrik dari E dan H juga menjadi bentuk komplek. Jika tidak ada muatan yang
bebas ( σ = 0 ) dan untuk frekuensi sinyal ω, maka persamaan Maxwell dapat dituliskan :
∇• E=0 (2.8)
∇• H=0 (2.9)
∇ × E = −iωμ H (2.10)
∇ × H = iωε E (2.11)

dimana : i = −1
ω = frekuensi sirkular (rad/s)
Untuk menurunkan persamaan gelombangnya, diberikan curl pada persamaan (2.10) dan
digunakan persamaan (2.8) & (2.11) untuk memenuhi persamaan vektor Helmholtz :
2
∇ ×∇ × E = ∇ ( ∇ E ) − ∇ E

2 2
−∇ E = −iωμ ∇ × H = ω με E (2.12)

Untuk gelombang yang menjalar ke arah z, persamaan Helmholtz pada persamaan (2.12)
dapat dituliskan dalam bentuk
d2 Ex 2
2
=−ω με E x (2.13)
dz
dimana indeks x menyatakan komponen x dari E dan z adalah posisi pada arah rambat
gelombangnya. Persamaan gelombang elektromagnetik dari persamaan (2.13) dapat dituliskan :

❑❑❑

dimana bagian real α berasosiasi dengan faktor pelemahan dalam db/m dan bagian
imajiner β berasosiasi dengan faktor fase dalam rad/m. Pada medium yang merupakan dielektrik
sempurna (tidak ada muatan bebas), solusi nilai k pada persamaan (2.14) adalah

Atau dapat dituliskan dengan

Persamaan (2.16) menunjukkan bahwa pada medium yang bersifat dielektrik sempurna tidak
terjadi pelemahan gelombang elektromagnetik. Sedangkan pada medium yang konduktif,

7
persamaan (2.11) harus dimodifikasi untuk memperhitungkan adanya efek karena konduksi dan
displacement current pada perambatan gelombang. Sehingga dari persamaan (2.11) dapat
dituliskan :
∇ × H = (σ + iωε ) E = Jσ + Jd

(2.17)
dimana Jσ adalah rapat arus konduksi dan Jd adalah rapat displacement current keduanya

2
dalam A/m .

2.4 Kecepatan, Penetrasi, Koefisien Refleksi dan Resolusi Gelombang Radar

2.4.1 Kecepatan Gelombang Radar


Dalam setiap perambatan gelombang dikenal istilah kecepatan (velocity). Kecepatan
gelombang radar sangat bergantung pada konstanta dielektrik dari medium yang dilalui oleh
gelombang tersebut (Mussett and Khan, 1993).
c
v= (2.18)
√εy
Dimana :
v = kecepatan gelombang radio merambat dalam tanah (m/s)
c = kecepatan cahaya (m/s)
εr = konstanta dielektrik relatif
Dari persamaan diatas dapat didefinisikan bahwa ketika gelombang radar melalui
material atau benda di bawah permukaan yang memiliki konstanta dielektrik yang tinggi,
maka gelombang tersebut akan merambat dengan kecepatan yang lebih rendah dan
sebaliknya. Sebagai contoh udara yang memiliki konstanta dielektrik 1 dan air yang
memiliki konstanta dielektrik 80 memiliki kontras kecepatan yang sangat tinggi, dimana
gelombang radar akan memiliki kecepatan yang lebih tinggi pada udara dibandingkan pada
air. Adanya kontras konstanta dielektrik pada batas permukaan menyebabkan gelombang
radar akan terpantulkan (terefleksikan) dengan koefisien refleksi:

R=
√ ε 2− √ ε 1 (2.19)
√ ε 2+ √ ε 1

8
Besarnya penetrasi atau kedalaman yang dapat dicapai oleh gelombang radar sangat
bergantung pada besar kecilnya frekuensi yang digunakan. Semakin kecil frekuensi atau
semakin besar panjang gelombang yang digunakan, maka akan semakin besar penetrasi yang
dapat dicapai oleh gelombang dan sebaliknya. Besarnya penetrasi juga dipengaruhi oleh
konduktivitas material, dimana konduktivitas yang tinggi akan menyebabkan penetrasi lebih
dangkal karena terjadinya absorbsi oleh lapisan-lapisan yang konduktif (Mussett and Khan,
1993).
Penentuan frekuensi gelombang radar yang digunakan juga akan berpengaruh pada
resolusi hasil rekaman data. Ketika menggunakan frekuensi yang rendah akan diperoleh
penetrasi yang dalam, akan tetapi resolusi yang dihasilkan akan semakin buruk. Maka, untuk
menghasilkan resolusi yang baik digunakan frekuensi yang besar.

2.4.2 Atenuasi Gelombang Radar


Gelombang Elektromagnetik akan mengalammi atenuasi dengan hamburan atenuasi yang
dinyatakan sebagai keofisien atenuasi α (Annan, 2005). Energi elektromagnetik akan
menurun sesuai kedalaman dapat dinyatakan

(2.20)
Keterangan:
E = Energi magnetic
E0 = Energi magnetic awal
αs = koefisien atenuasi
r = kedalaman

dan koefisien atenuasi adalah

(2.21)

9
Keterangan :
N = Jumlah unit
A = hamburan atenuasi

Gambar 4 Kurva antara waktu dan kedalaman yang menggambarkan Atenuasi

2.4.3 Koefisien Refleksi Gelombang Radar


Koefisien refleksi (R) didefinisikan sebagai perbandingan energi yang dipantulkan dengan
yang datang, nilainya (R) bergantung pada konstanta dialetrik relatif ε lapisan 1 dan lapisan
2, adalah ukuran kapasitas dari sebuah material dalam hal ini melewatkan muatan saat
medan elektromagnetik melewatinya.

(2.22)
Secara teknisnya saat pengukuran di lapangan, hasil praktis dari radiasi gelombang
elektromagnetik ke bawah permukaan untuk pengukuran GPR ditunjukkan dengan prinsip
operasi dasar yang diilustrasikan pada Gambar 2.4 Gelombang elektromagnetik terpancar
dari antena pemancar, bergerak melalui material dengan kecepatan yang ditentukan terutama
oleh permitivitas material. Gelombang menyebar keluar dan perjalanan ke bawah hingga
menabrak objek yang berbeda sifat kelistrikannya dari medium sekitarnya, tersebar dari
obyek, dan kemudian terdeteksi oleh antena penerima.

10
Gambar 5 Jejak sinyal dari transmitter menbrak material di bawah pemukaan. A adalah
direct airwave, G adalah adalah direct ground wave, dan R adalah gelombang refleksi, dan
C adalah gelombang refraksi. (Jol, 2009)

2.4 Pengolahan Data GPR

Terkadang terdapat beberapa komponen yang dapat merusak sinyal yang di perlukan, sinyal-
sinyal ini menyebar secara acak. oleh Karena itu, sinyal tersebut harus di hilangkan untuk
meningkatkan mutu hasil pencitraan (Daniels, 1996). Sehingga digunakan beberapa sekuen filtering
dalam penerapannya. Sekuen filtering yang akan digunakan untuk pengolahan data GPR ini antara
lain :
1. Static correction
Proses filtering pertama adalah static correction, filter ini digunakan untuk setiap trace, tidak
bergantung satu sama lain. Filter ini digunakan untuk mengoreksi data terhadap elevasi dan
waktu tempuh gelombang akibat pengurangan kecepatan.
2. Subtract-mean (dewow)
Dewow merupakan salah satu noise frekuensi rendah yang terekam oleh system. Hal ini
terjadi karena instrumen elektronik tersaturasi oleh nilai amplitude besar dari gelombang
langsung dan gelombang udara (Van overmeeren, 1997).
3. Gain
Filter ini digunakan karena pada lapisan tanah, frekuensi tinggi diserap lebih cepat
dibandingkan dengan frekuensi rendah dan terjadi juga spherical divergensi, yaitu energi
gelombang yang menjalar berkurang berbanding terbalik dengan kuadrat dari sumber dan hal ini
sejalan dengan jarak dan waktu, maka untuk menghilangkannya dilakukan penguatan kembali
amplitude yang hilang sehingga seolah-olah di setiap titik energinya sama. Tampilan setelah

11
static correction merupakan Manual Gain yang menggunakkan proses energy decay (Pasasa,
1999).
4. Background Removal
Proses pengolahan data dilanjutkan dengan filter Background Removal yang bertindak atas
angka terpilih dari lintasan. Filter satu mengurangi lintasan rata-rata (tracerange) yaitu
memberi jarak jangkauan secara aktual pada suatu bagian . Filter melaksanakan pembersihan
latar belakang. Untuk itu, hal ini didefinisikan sebagai waktu / pemberian jarak jangkauan rata-
rata.
5. Bandpass butterworth
Filter ini berfungsi untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan. Hal ini
di maksudkan untuk menghilangkan sinyal horizontal (Hugenschmidt, dkk., 1997).
6. F-K filter
Dan proses terakhir yaitu F-K filter. Filtering ini berfungsi untuk membatasi area yang akan
di filter, dimana Amplitudo spectrum F-K yang terpilih akan memperlihatkan profil asli
(Sandmeier, 2012).

Sekuen tersebut merupakan sekuen filter standar untuk data GPR yang merupakan data mentah
(raw data). Seluruh proses pengolahan data ini dilakukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

12
BAB III

METODOLOGI

3.1 Jadwal Kegiatan

Berikut adalah jadwal kegiatan selama Kerja Praktik:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktik

Kegiatan Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu Minggu


1 2 3 4 ke 5 ke 6
Persiapan
Pengolahan
data 1
Pengolahan
data 2
Penyusunan
Laporan

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PSDMBP (Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan
Panasbumi) Bagian Mineral, pada tanggal 22 Juni – 6 Juli 2017 dan dilanjutkan pada
15November – 6 Desember 2017.

3.2 Metode Penelitian

1. Studi Literatur

13
Ketika dimulainya penelitian ini, penulis mengumpulkan dan mempelajari pustakapustaka
yang terkait dengan topik penelitian. Referensi-referensi tersebut berupa e-book, tugas akhir,
maupun jurnal-jurnal nasional dan internasional.

2. Pengolahan Data 1
Pengolahan data pertama dilakukan filtering dari data berbentuk segY atau DZT
menggunakan perangkat lunak REFLEXW.

Studi
Mulai Data AGC Gain
Literatur

Background
Selesai Geologi Removal

Kesimpulan Analisis dan Topografi FK Migration


Pembahasan

Gambar 6. Diagram Alur Kerja


1. Static correction
Proses filtering pertama adalah static correction, filter ini digunakan untuk setiap trace, tidak
bergantung satu sama lain. Filter ini digunakan untuk mengoreksi data terhadap elevasi dan
waktu tempuh gelombang akibat pengurangan kecepatan.
2. Subtract-mean (dewow)
Dewow merupakan salah satu noise frekuensi rendah yang terekam oleh system. Hal ini terjadi
karena instrumen elektronik tersaturasi oleh nilai amplitude besar dari gelombang langsung
dan gelombang udara (Van overmeeren, 1997).
3. Gain
Filter ini digunakan karena pada lapisan tanah, frekuensi tinggi diserap lebih cepat
dibandingkan dengan frekuensi rendah dan terjadi juga spherical divergensi, yaitu energi
gelombang yang menjalar berkurang berbanding terbalik dengan kuadrat dari sumber dan hal
ini sejalan dengan jarak dan waktu, maka untuk menghilangkannya dilakukan penguatan
kembali amplitude yang hilang sehingga seolah-olah di setiap titik energinya sama. Tampilan
14
setelah static correction merupakan Manual Gain yang menggunakkan proses energy decay
(Pasasa, 1999).

Gambar 7. AGC Gain Line 2


4. Background Removal
Proses pengolahan data dilanjutkan dengan filter Background Removal yang bertindak atas
angka terpilih dari lintasan. Filter satu mengurangi lintasan rata-rata (tracerange) yaitu
memberi jarak jangkauan secara aktual pada suatu bagian . Filter melaksanakan
pembersihan latar belakang. Untuk itu, hal ini didefinisikan sebagai waktu / pemberian jarak
jangkauan rata-rata.

15
Gambar 8. Background Removal Line 2
5. Bandpass butterworth
Filter ini berfungsi untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan. Hal ini di
maksudkan untuk menghilangkan sinyal horizontal (Hugenschmidt, dkk., 1997).
6. F-K filter
Dan proses terakhir yaitu F-K filter. Filtering ini berfungsi untuk membatasi area yang akan di
filter, dimana Amplitudo spectrum F-K yang terpilih akan memperlihatkan profil asli
(Sandmeier, 2012).

16
Gambar 9. FK Migration Line 2

3. Pengolahan Data 2
Data yang sudah difilter dilakukan koreksi topografi.

Gambar 10. Hasil Pengolahan Akhir Line 2

17
Gambar 11. Hasil Pengolahan Akhir Line 9

Gambar 12. Hasil Pengolahan Akhir Line 10

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Perlapisan dan Struktur Daerah X

Analisa tiga line GPR yaitu Line 2, 9 dan 10 didapati :

1. Line 2 : Lapisan 1, tebal 5 meter. Karakteristik dominan aluvial. Sepanjang Lintasan.


Lapisan 2, tebal 10-15 meter. Karakteristik dominan keras/logam. Lapisan 3, tebal 3
meter. Karakteristik dominan aluvial.
2. Line 9 : Lapisan 1, tebal 3-5 meter. Karakteristik keras/logam. Sepanjang Lintasan.
Lapisan 2, tebal 5 meter. Karakteristik lunak/aluvial. Tebal di ujung linatasan, tipis di
tengah. Lapisan 3, tebal 10 meter. Karakteristik keras/logam. Tebal di tengah lintasan.
3. Line 10 : Lapisan 1, tebal 3-5 meter. Karakteristik keras/logam. Sepanjang Lintasan.
Lapisan 2, tebal 5 meter. Karakteristik lunak/aluvial. Tebal di ujung linatasan, tipis di
tengah. Lapisan 3, tebal 10 meter. Karakteristik keras/logam. Tebal di tengah lintasan.
4. Model struktur endapan terdapat pada antiklin sedang line 2 dan line sinklin tertinggi
9.

Gambar 13. Perlapisan batuan pada line 2

19
Gambar 14. Perlapisan batuan pada line 9

Gambar 15. Perlapisan batuan pada line 10

4.2 Pembahasan Perlapisan Daerah X

Ketebalan dan karakteristik lapisan Lapisan pertama identifikasi Soil atau Limonit, tebal
5 meter pada kedalaman 0-5 meter memiliki karakteristik dominasi aluvial dengan
kenampakan endapan laterit logam pada meter ke 100, 300 lintasan 9 dan meter 100 pada
lintasan 2. Lapisan kedua identifikasi Saprolit, tebal 10 meter pada kedalaman 5-15 meter
memiliki karakteristik dominasi aluvial dengan kenampakan endapan laterit logam hanya
pada lintasan 2 pada antiklin yaitu meter ke 0-200. Lapisan ketigaidentifikasi base, tebal 5
meter pada kedalaman 15-20 meter memiliki karakteristik dominasi logam yang tersebar
sepanjang lintasan.

20
BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Dari Hasil penelitian yang dilakukan, didapatlah kesimpulan sebagai berikut:


1. Daerah penelitian X, Jayapura memiliki tiga lapisan, yaitu Soil atau Limonit, Saprolit, dan
base.
2. Pada zona Limonit dan Saprolit terdapat struktur endapan Laterit pada antiklin sedang Line
2 dan Sinklin tertinggi Line 9.

5.2 Saran

1. Meskipun ada beberapa anomali yang teramati di daerah penelitian, perlu adanya
eksplorasi dengan metode geofisika lain seperti metode geolistrik.
2. Perlunya monitoring pergerakan tanah, karena struktur cukup rentan untuk mengalami
pergeseran.

21
DAFTAR PUSTAKA
Bird, P., “An updated digital model of plate boundaries: Geochemistry, Geophysics,

Geosystems”, v. 4, no. 3, 1027, doi:10.1029/2001GC000252,

(http://element.ess.ucla.edu/publications/ 2003_PB2002/2001GC000252.pdf), 2003

Dobrovolsky, I.P., Zubkov, S.I., & Miachkin, V.I., “Estimation of The Size of Earthquake

Preparation Zones.” Pure and Applied Geophysics, Vol. 117, No. 5, pp. 1025–1044, 1979

Hamilton, W., “Tectonics of the Indonesian Region”; Geol. Surv. Prof. Paper No. 1078; U.S.
Gouvern. Print. Off., 345 p, 1979

Hattori,K., A.Serita, C. Yoshino, M. Hayakawa and N. Isezaki., “Singular Spectral analysis and
principal component analysis for signal discrimination of ULF geomagnetic data associated
with 2000 Izu Island Earthquake Swarm”. Physics dan Chemistry of the Earth.31, 281-291,
2006

Hayakawa, M., Hattori, K., and Ohta, K., “Monitoring of ULF (ultralow- frequency) Geomagnetic
Variations Associated with Earthquakes”, Sensors, 7, 1108–1122, 2007

Howell, D. C., “Statistical methods in human sciences.” New York: Wadsworth, 1998

Kamogawa, M., “Preseismic Lithospheric Atmosphere Ionosphere Coupling”. Eos, Vol.

87, No. 40, 3 October 2006 : 417 – 424, 2004

Kertapati, E., “Prosedur Pembuatan Peta Bahaya Goncangan Gempa”, Paper workshop gempa 6
Desember, 2005

Leys, C., dkk., “Detecting outliers: Do not use standard deviation around the mean, use absolute
deviation around the median”. Journal of Experimental Social Psychology, 2013

Loewe, C. A., and G. W., Prolls, “Classification and Mean Behavior of Magnetic Storms”, J.
Geophys. Res. Vol. 102, 14209-14213, 1997

Martodjojo, S., “Evolusi Cekungan Bogor.” Penerbit ITB, Indonesia, 2003

22
Pulunggono dan Martodjojo, S., “Perubahan Tektonik Paleogene – Neogene Merupakan
Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa”, Proceeding Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa,
Percetakan NAFIRI, Yogya, 1994

Saroso, S., “Analisis fraktal emisi sinyal ULF dan kaitannya dengan gempa bumi di

Indonesia” Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, 2008

Sulastri, dkk., “Anomali Elektromagnetik Dan Total Electron Content Sebagai Prekursor

Vozoff, K., “The Magnetotelluric M


ethod”, Electromagnetic methods in applied
geophysics, Vol. 2 Application, M.N. Nabighian (ed.), SEG Publishing
, 1991

Xuemin, Z. and Xuhui, S., “Electromagnetic Anomalies around The


Wenchuan Earthquake
and Their Relationship with Earthquake Preparation. ” International Journal of
Geophysics, Volume 2011, Article ID 904132, 8 ges,
pa 2011

Yumoto, K. dkk., “A new ULF wave analysis for Seismo - Electromagnetics using
CPMN/MAGDAS data”. Physics and Chemistry of the Earth.34, 360
-366, 2009

LAMPIRAN

23
24

Anda mungkin juga menyukai