Anda di halaman 1dari 136

PELAYANAN PARKIR TEPI JALAN OLEH PD PARKIR

MAKASSAR RAYA DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS


JALAN PENGAYOMAN)

Management of Parking Services in Makassar City(Case Study of Jalan


Pengayoman)

SKRIPSI

MUHAMMAD SAIFUL HAQ RH


1765142001

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
SKIRPSI

PELAYANAN PARKIR TEPI JALAN OLEH PD PARKIR MAKASSAR RAYA DI


KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS JALAN PENGAYOMAN)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik

MUHAMMAD SAIFUL HAQ RH


1765142001

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing yang ditunjuk berdasarkan Surat Persetujuan Dekan Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Makassar Nomor: 9075/UN36.6/LT/2021 Tanggal 29

Desember 2021 untuk membimbing saudari:

Nama : Muhammad Saiful Haq RH

NIM 1765142001

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Judul Skripsi : Pelayanan Parkir Tepi Jalan oleh PD Parkir Makassar Raya

di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan Pengayoman)

Menyatakan bahwa Skripsi ini telah diperiksa dan dapat diujikan di depan

Panitia Penguji Skripsi Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Universitas Negeri Makassar.

Makassar, 15 Maret 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si Dr. Hj. Andi Aslinda, M.Si


NIP. 19601231 198803 1 001 NIP. 19691010 200312 2 001
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Muhammad Saiful Haq RH


NIM 1765142001
Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 8 Februari 1999
Jenis Kelamin : Laki-laki
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Judul Skripsi : Pelayanan Parkir Tepi Jalan oleh PD Parkir
Makassar Raya di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan
Pengayoman)
Dengan pembimbing masing-masing:

1. Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si

2. Dr. Hj. Andi Aslinda, M.Si

Benar adalah hasil karya sendiri, bebas dari unsur ciplakan atau plagiat.

Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan apabila dikemudian hari

ditemukan ketidakbenaran, maka saya siap dituntut didalam maupun diluar

pengadilan dan menanggung risiko yang diakibatkannya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebagai tanggung jawab moral untuk

digunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, 15 Maret 2022

Diketahui oleh;
Ketua Program Studi
Ilmu Administrasi Negara FISH UNM Yang Membuat Pernyataan

Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si Muhammad Saiful Haq RH


NIP. 19601231 198803 1 001 NIM. 17651420001

iii
MOTTO

“Siapapun Yang Ingin Bertindak Dialah Pemenangnya”

Muhammad Saiful Haq RH

“Khairul kalami ma qalla wa dalla”

(Sebaik-baik Perkataan Sedikit Tapi Berisi)

Rusdi Hanafi

vi
ABSTRAK

Muhammad Saiful Haq RH 2022. Pelayanan Parkir Tepi Jalan oleh PD


Parkir Makassar Raya di Kota Makassar (Studi Kasus di Jalan Pengayoman).
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum. Universitas Negeri Makassar.
Dibimbing oleh H. Mummad Guntur, M,Si dan Dr. Hj. Andi Aslinda, M. Si)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan parkir


tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar (studi kasus Jalan
Pengayoman). Parkir tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya merupakan
sebuah bentuk pelayanan perparkiran dengan memanfaatkan tepi jalan yang
ada di Kota Makassar dengan tetap memperhatikan rambu-rambu jalan yang
berlaku, serta terdapat tarif yang telah ditentukan besaranya oleh pemerintah,
yang setiap lahan parkir dijaga oleh juru parkir yang ditugaskan oleh
Perusahaan. Pelayanan ini diselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Parkir
Makassar Raya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Zeithamel (dalam Lukman
2000;205) Kualitas Pelayanan Publik yag dibagi dalam 5 dimensi:pertama
yakni Bukti Fisik (Tangibles) dinilai masih kurang optimal karena bukti fisik
berupa kurangnya marka parkir dan juru parkir yang terkadang tidak
menggunakan atribut saat bertugas, begitupun dengan variabel Kehandalan
(reliability) yang masih kurang optimal karena tidak ada spesifikasi yang jelas
untuk juir yang direkrut dan seringnya ditemukan pelanggaran yang
dilakukan oleh oknum jukir. Senada dengan dua variabel diatas, Daya
Tanggap (responsiviness) juga masih dinilai kurang optimal karena PD Parkir
Makassar Raya belum bisa menyelesaiakn problem perparkiran yang sering
terjadi seperti maraknya parkir liar. Walaupun dari variabel Jaminan
(assurance) sudah optimal karena dilapangan jukir bertanggung jawab dalam
menjaga keamanan kendaraan yang ada, begitupun dengan Empati (empathy)
dinilai baik karena keramahan juru parkir ke pengguna jasa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelayanan Parkir Tepi Jalan oleh
PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan Pengayoman)
berdasarkan kelima variabel belum optimal.

Kata Kunci: Pelayanan Parkir Tepi Jalan oleh PD Parkir Makassar


Raya di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan Pengayoman)

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil Alamin. Segala puji dan syukur tiada hentinya


penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan keagungan-Nya telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pelayanan Parkir Tepi Jalan Oleh PD Parkir Makassar
Raya (Studi Kasus Jalan Pengayoman)”. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan
studi dan memperoleh gelar sarjana Administrasi Publik pada program studi Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar. Shalawat
serta salam tak lupa peneliti haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
telah diutus kebumi sebagai lentera bagi hati manusia, Nabi yang telah membawa
manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan yang luar biasa seperti saat ini.

Skripsi ini terdiri dari Lima Bab yaitu : Bab I Pendahuluan yang
menguraikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat
Penelitian. Bab II berisi Tinjauan Pustaka dan Kerangka Konseptual. Bab III
Metode Penelitian yang menguraikan Jenis Penelitian, Waktu dan Tempat
Penelitian, Fokus Penelitian, Deskripsi Fokus, Tahap-Tahap Penelitian, Sumber
Data, Instrumen Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data, Pengecekan Keabsahan
Data dan Teknik Analisis Data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang
menguraikan Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Penyajian Data Hasil Penelitian
dan Pembahasan. Dan yang terakhir adalah Bab V Penutup yang menguraikan
Kesimpulan dan Saran.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil


penelitian ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan, namun dengan usaha yang
semaksimal mungkin dan dukungan, petunjuk, arahan bimbingan dan do’a dari
berbagai pihak sehingga segala hambatan dapat teratasi. Ucapan terima kasih
sayang, sumber inspirasi terbesar, penyemangat hidup tanpa henti kepada kedua
orang tua Ayahku tercinta Drs.Rusdi Hanfi dan Ibuku tercinta Dra.Hasniyah.

viii
Saudaraku Nurafiah S.Fam ,yang tak habis-habisnya dengan penuh cinta dan kasih
sayang memberikan dukungan, motivasi dalam berbagai bentuk serta do’a restu
yang terus mengiringi perjalanan kehidupan peneliti. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M. TP.IPU ASEAN ENG Rektor
Universitas Negeri Makassar beserta Staff atas pelayanan yang diberikan.
2. Bapak Prof. Dr. Jumadi, S.Pd., M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah
memberikan izin dan persetujuan mengadakan penelitian.
3. Ibu Dr. Hj. Andi Aslinda, M.Si, Wakil Dekan Dua dan Selaku Dosen
Pembimbing Kedua yang dengan penuh kesabaran dan pengertian
membimbing penulis ditengah kesibukan beliau untuk menyelesaikan skripsi
ini mulai dari pemilihan judul, pelaksanaan penelitian sampai dengan
penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. Haedar Akib, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar sekaligus Penguji Pertama
yang telah banyak memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun dalam penulisan skripsi.
5. Ibu Dra. Hj. Herlina Sakawati, M.Si, Sekretaris Jurusan Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar yang telah membantu dalam
melaksanakan ujian proposal dan hasil penelitian serta memberi arahan dalam
urusan persuratan.
6. Bapak Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara sekaligus Pembimbing Pertama yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penuh sampai
skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak Ismail, S.Pd, M.Si, Selaku Dosen Penguji Kedua yang telah banyak
memberikan masukan kritikan dan saran agar skripsi yang penulis buat dapat
menjadi karya tulis ilmiah yang baik dan bermanfaat.
8. Para Dosen dan seluruh Staff Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Makassar yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama

ix
proses perkuliahan maupun diluar bangku kuliah hingga selesainya skripsi ini
memberikan kemudahan dalam mengurus administrasi penulis.
9. Pemerintah Kota Makassar yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian di Kota Makassar
10. Terimakasih untuk segala pihak yang terlibat dalam hal ini Direktur Oprasional
PD Parkir Makassar Raya, Kasie Pelataran Umum, dan Jasa parkir . Yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama melakukan
kegiatan penelitian
11. Sahabat-sahabatku teman seperjuangan “Fby, Mely, Ekha, Dea, Andis, Pipo,
Salsabila, Fuad, Fahmi, Agung, Aldi, Erwin, Kareng Sultan Dg.Lord ,
Syarwan, Fiqri, Faisal, Charles, Rahmat, wahyu, Ahmad, Hamdar, arman
terima kasih atas segala waktu dan kenangan selama perkuliahan semoga kita
sukses sama-sama yah.
12. Teruntuk Tri Salwa Sakhawati rekan kerja skripsi yang selalu meluangkan
waktu dengan sabar dan penuh pengertian, terimakasih tak terhingga telah
membantu penulis hingga skripsi ini selesai.
13. Teruntuk Timur Kota Official. Ambonai, Malla, Sape, Pak Mantri,
Wanimbang, Sakka, Bos Pirang, Pak Komandan, Cuki, Mufida, Ruleng,
Rustang, Pak iman Alimuddin, Kunra, terimakasih selalu memberikan hiburan
dan menjadi moodbooster saat lelah peneliti mengerjakan skripsi ini.
14. Seluruh teman-teman Diskresi Angkatan 2017 Program Studi Ilmu
Administrasi Negara, terima kasih atas segala motivasi dan kenangan semasa
kuliah.
15. Semua pihak yang telah mendoakan dan turut membantu selama proses
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis
menjadi berkah dan mendapatkan pahala dari Allah SubhanahuWa Ta’ala. Penulis
harap dengan adanya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak
yang membutuhkan.
Makassar, Maret 2022

x
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................i


PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian (Teoritis dan Praktis) ............................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Konsep Pengelolaan ............................................................. 12
B. Konsep Pelayanan Publik ..................................................... 13
C. Jenis dan Standar Pelayanan Publik ..................................... 18
D. Kualitas Pelayanan Publik .................................................... 24
E. Pengertian Parkir .................................................................. 26
F. Pengertian Parkir .................................................................. 28
G. Kerangka Konseptual ........................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................... 35
B. Lokasi Penelitian .................................................................. 35
C. Deskripsi Fokus Penelitian ................................................... 36
D. Tahap - Tahap Penelitian ...................................................... 37
E. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................. 38
G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................ 39
H. Pengecekan Keabsahan Data ................................................ 40
I. Analisis Data ........................................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum.................................................................. 42
B. Peyajian Data Hasil Penelitian ............................................. 50
C. Pembahasan .......................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 80
B. Implikasi ............................................................................... 81
C. Saran ..................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 83
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tingkat Pelanggaran Parkir Kota Makassar tahun .......……. 9


Tabel 2 Sarpras dan SDM PD Parkir Makassar Raya ... .................... 53
Tabel 3 Rekapitulasi Indikator.............................................................78

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konseptual Penelitian ......................................................... 32

Gambar 2 Alur Rekruitmen Juru Parkir di PD Parkir Makassar Raya..................59

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan adanya otonomi daerah maka setiap daerah mempunyai hak dan

kewajiban untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendri berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Otonomi daerah ini diharapkan

dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan dan pelayanan

kepada masyarakat. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah

diperlukan kewenangan yang luas, dan bertanggungjawab di daerah secara

proporsional yang diwujudkan dengan peraturan, pemberian dan pemamfaatan

sumber daya nasional yang terkendali, serta perimbangan keuangan antara pusat

dan daerah. Sumber pembiayaan pemerintah dalam rangka perimbangan keuangan

pusat dan daerah dilaksanakan atas dasar desentralisasi, dekonsentraisasi dan tugas

pembantuan. Sebagimana yang termaktub pada pasal 1 Ayat 63 Bab I Undang-

Undang Nomor 28 tahun 2009 menyatakan bahwa retribusi daerah adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi

atau badan. Dalam pelaksanaannya retribusi dikelompokkan menjadi tiga yaitu

retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Makassar

berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2021

tercatat mencapai 1.543.373 jiwa, dengan peningkatan jumlah penduduk

1
2

menyebabkan meningkatnya kepemilikan kendaraan diperkotaan Makassar, ibu

kota Provinsi Sulawesi Selatan, salah satu kota besar di Indonesia menghadapi

masalah transportasi. Membaiknya tingkat ekonomi mempercepat bertambahnya

kendaraan pribadi.

Mencermati Provinsi Sulawesi Selatan jumlah kendaraan meningkat 18

persen per tahun. Sementara di Kota Makassar jumlah kendaraan roda 2 meningkat

13-14 persen per tahun dan roda 4 meningkat 8-10 persen per tahun. Sementara

pertumbuhan jalan hanya 0,001 persen per tahun. Jumlah kendaraan baik roda dua

maupun roda empat mencapai 2,4 juta (1,1 juta roda 2 dan 1,3 juta mobil) lebih

tinggi dari jumlah penduduknya sebanyak 1,7 juta jiwa, (Dinas Perhubungan Kota

Makasar, tahun 2021).

Kondisi bertambahnya jumlah kendaraan tentu hal tersebut akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kegiatan manusia di dalamnya

terutama pada kawasan yang memiliki presentase yang tinggi atas kegiatan

perdagangan dan komersial. Tarikan pergerakan kendaraan yang terjadi sudah

pasti diawali dan diakhiri ditempat parkir. Kondisi yang semacam ini tentunya

akan membutuhkan ruang parkir yang memadai, namun persediaan ruang parkir

di kawasan pusat kota biasanya sangat terbatas.

Mengingat jumlah transportasi untuk kendaraan mobil maupun motor di

Kota Makassar setiap tahunnya meningkat untuk roda 2 meningkat 13-14 persen

per tahun dan roda 4 meningkat 8-10 persen per tahun sehingga menyebabkan

volume kendaraan tersebut memenuhi berbagai fasilitas jalan terkadang seperti

lokasi pertokoan atau pusat perbelanjaan yang fasilitas area parkirnya tidak
3

memadai sehingga hal tersebut seringkali mengakibatkan kemacetan di jalan

umum, dan hal ini tentunya akan berdampak pada kenyamanan dan kepuasan

masyarakat. Sebagaimana juga telah dijelaskan oleh Daraba, dkk (2018:4)

Permasalahan transportasi umum di Makassar dan sekitarnya dapat teratasi jika

implementasi kebijakan angkutan umum berjalan sesuai dengan model

pemerintahan. Dalam konteks ini, Pemerintah Kota Makassar harus berada pada

posisi sentral dalam menentukan tujuan dan arah transportasi pelayanan, maka

dalam pelaksanaannya didukung oleh hubungan yang melembaga antara aktor

pemerintah dan swasta dan masyarakat sipil. Dengan cara ini, hasil implementasi

kebijakan transportasi akan memuat kekuatan karakter masyarakat sipil yang

meliputi: partisipasi, keterwakilan proporsional, inklusi, dan transparansi.

Fasilitas jasa parkir yang diberikan Perusahaan Daerah (PD) Parkir

Makassar Raya Kota Makassar untuk pelayanan di area parkir berupa petugas yang

resmi yang dilengkapi dengan baju parkir serta karcis parkir yang diperuntukkan

bagi pengendara. Selain itu, fasilitas parkir yang ditetapkan oleh Perusahaan

Daerah (PD) Parkir Makassar Raya Kota Makassar dalam pengelolaan parkir tepi

jalan, maka Direksi Perusahaan Daerah (PD) Parkir Makassar Raya Kota

Makassar telah menetapkan beberapa kebijakan sesuai yang tercantum di dalam

Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Perkir Tepi Jalan

Umum Dalam Daerah Kota Makassar pasal 3 ayat 2 yang menyatakan bahwa

Direksi berwenang menetapkan: a. Titik/ tempat-tempat parkir b. Pembagaian

tempat parkir, c. Pengelompokan jenis kendaraan pengguna tempat dan jasa

parkir, d. Pengguna areal/pelataran parki,r e. Tanda / garis tempat parker, f.


4

Struktur tarif jasa penggunaan /pemanfaatan fasilitas parker, g. Perbaikan

/rehabilitasi sarana dan prasarana parker, h. Pemasangan dan pemanfaatan fasilitas

parkir.

Pelayanan umum atau pelayanan publik merupakan salah satu tugas yang

harus dijalankan oleh pemerintah Kota Makassar. Dalam rangka penertiban dan

memperlancar lalu lintas di jalan umum agar pelaksanaan parkir lebih berdaya

guna dan berhasil dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jalan, maka

perlu pengaturan parkir kendaraan. Prinsip dasar yang perlu dilakukan penyedia

jasa adalah memberikan pelayanan jasa yang optimal, sehingga pelanggan merasa

puas. Perasaan puas pelanggan merupakan persepsi yang diterima oleh pelanggan

di mana pelayanan yang diterima mendekati kenyataan atau sesuai dengan harapan

pelanggan (Kotler, 2005:118). Kualitas pelayanan memiliki hubungan erat dengan

kepuasan pelanggan. Jadi penyedia layanan jasa harus memberikan kualitas

pelayanan sebaik mungkin agar hubungan erat dalam hal kepuasan pelanggan

dapat terjaga dengan baik.

Menurut Gronroos dalam (Tjiptono, 2006:218) membicarakan masalah

pelayanan tidak lepas dari tiga unsur, yaitu pelanggan (customer, petugas pelayanan

(costumer service), dan manajemen perusahaan (organisasi yang menimbulkan

output dari suatu proses penyampaian jasa berupa pelayanan yang akan dinilai

kemabli oleh pelanggan sebagai pelayanan yang bermutu, pelayanan yang

memuaskan atau pelayanan yang tidak bermutu. Kebutuhan (wants), keinginan

(needs) ataupun pilihan (preference) pelayanan selalu berubah serta menuntut

pemenuhan kepuasan (statisfaction) yang semakin tinggi, oleh karena itu perlu
5

diantisipasi oleh pemerintah dan juga pihak yang terlibat dalam pemberian

pelayanan kepada publik.

Mencermati pemberian pelayanan jasa parkir di berbagai wilayah kota di

Kota Makassar ditemukan banyaknya keluhan dan pengelolaan parkir yang illegal,

artinya terjadi pemungutan biaya parkir yang tidak sesuai dengan retribusi parkir

yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Selain daripada itu, bentuk pelayanan

yang diberikan oleh petugas parkir selalu menjadi keluhan bagi masyarakat yang

tidak menjalankan tugasnya dengan baik sebagai petugas parkir, sehingga

masyarakat tidak mendapatkan pelayanan yang baik. Masalah utama dari parkir

juga adalah terbatasnya ruang jasa parkir yang tersedia dibandingkan dengan

jumlah kendaraan yang membutuhkan tempat atau area parkir sehingga untuk

pemecahannya perlu di tambah areal parkir yang luas sedangkan di pusat kota

terutama pada kawasan yang kegiatan perdagangan dan jasa tinggi, lahan yang ada

sangat terbatas dan mahal. Menurut Fitzsimmons dan Sullivan, 1982; dalam

Tjiptono (2006), perkembangan sektor jasa erat kaitannya dengan tahap-tahap

perkembangan aktifitas ekonomi.

Pelayanan publik memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Hal ini disebabkan karena salah satu tugas pemerintah

terhadaprakyatnya adalah memberikan pelayananyang berkualitas dalam rangka

memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat. Oleh karena itu

diterbitkanlah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

yang menjadi pedoman bagi pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan

publik yang berkualitas. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang baik saat ini
6

memaksa penyedia layanan untuk menata kembali pelayanan publik yang

disediakan kepada masyarakat. Dengan berbagai kebutuhannya, masyarakat selalu

mencari kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Jika masyarakat tidak

mendapat kepuasan, maka akan menimbulkan persepsi negatif terhadap pelayanan

dalam lingkungan masyarakat.

Kota Makassar adalah kota yang tergolong memiliki penduduk yang tinggi

pada tahun 2021 mencapai 1.543.373 jiwa selain dari penduduk asli juga banyak

penduduk yang berdatangan ke kota Makassar dengan tujuan yang berbeda-beda.

Perkembangan Makassar dari tahun ke tahun semakin memperlihatkan perubahan

terhadap pola hidup masyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap sektor kepemilikan

kendaraan di Makassar yang makin meningkat dimana setiap pemilik kendaraan

menginginkan kemudahan untuk menjalankan aktifitasnya.

Meningkatnya penggunaan kendaraan untuk roda 2 meningkat 13-14

persen per tahun dan roda 4 meningkat 8-10 persen per tahun sehingga

mengakibatkan tumbuhnya aktifitas masyarakat dari satu tempat ke tempat lain

maka meningkat pula kebutuhan masyarakat akan lahan parkir, sebagai unsur

terpenting dalam transportasi. Tidak seimbangnya pertambahan ruas jalan dengan

pertambahan volume kendaraan dan menyusul banyaknya ruko, minimarket, pusat

perbelanjaan dan jenis bangunan lainnya yang didirikan tanpa lahan parkir yang

presentatif, bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki lahan parkir. Kondisi

seperti ini menyebabkan masyarakat terpaksa menggunakan badan jalan sebagai

tempat parkir. Banyaknya bangunan yang besar menghiasi kota ini sehingga lahan

semakin sedikit untuk keperluan sarana publik. Kondisi inilah yang membuat
7

pemerintah kota harus berinisiatif untuk mengatur sistem transportasi yang lebih

baik di Makassar sehingga kota ini dapat berkembang menjadi kota metropolitan

yang ramah lingkungan.

Daya tarik kota Makassar memang banyak diminati oleh berbagai kalangan,

baik dari kalangan pedagang, pencari pekerjaan,pendidikan,wisatawan dan lainnya.

Dengan demikian banyaknya berbagai aktivitas masyarakat di Kota Makassar

khususnya pada wilayah jalan Pengayoman yang dipenuhi pusat pertokoan

sehingga setiap harinya maka banyak pula tempat parkir yang dibutuhkan karena

setiap kendaraan pasti akan berhenti di wilayah tersebut.

Dengan demikian pemerintah akan berperan penting dalam pengaturan

parkir di kota Makassar. Sebagaimna yang termaktub pada pasal 1 Ayat 6 Bab I

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan

Parkir Tepi Jalan Umum Dalam Daerah Kota Makassar menyatakan bahwa parkir

adalah memberhentikan atau menempatkan kendaraan bermotor di tepi jalan umum

yang bersifat sementara pada tempat yang di tetapkan. Olehnya itu, sistem

perparkiran di Kota Makassar yang ditangani oleh perusahaan daerah parkir

Makassar Raya memiliki peran penting untuk mengatasi berbagai kondisi

persoalan yang menjadi kebutuhan pelayanan parkir kepada masyarakat kota

Makassar.

Perlu diketahui, tarif parkir berdasarkan Perda nomor 17 tahun 2006 tentang

pengelolaan perparkiran dan diperkuat oleh Peraturan Wali Kota (Perwali) Kota

Makassar No.64 Tahun 2011, tarif parkir untuk roda dua atau motor hanya Rp.

1.000, sementara untuk mobil hanya Rp. 2.000. Peraturan daerah yang mengatur
8

parkir tepi jalan umum adalah peraturan daerah kota Makassar No.17 tahun 2006

tentang pengelolaan parkir tepi jalan umum. Peraturan tahun 2016 yang saat ini

telah diperbaharui oleh Pemerintah Kota Makassar melalui SK Wali Kota Makassar

No: 767/900/Tahun 2019 tentang Penerapan Tarif Parkir Progresif Elektronik Tepi

Jalan Umum dalam Daerah Kota Makassar, dimana Ada empat ruas jalan kawasan

parkir elektronik yang menetapkan tarif Rp. 3000, untuk kendaraan motor dan Rp.

5.000 berjenis kendaraan mobil yakni jalan Boulevard, jalan Hertasning, jalan

Perintis Kemerdekaan dan jalan Pengayoman.

Perubahan kebijakan merupakan suatu hal yang lumrah apalagi perubahan tersebut

merupakan aspirasi masyarakat dan membawa dampak positif untuk masyarakat,

seperti pendapat dari Weible, Sabetir, dan McQueen dalam Aslinda (2014) bahwa

perubahan kebijakan dalam koalisi advokasi disebabkan oleh perubahan-perubahan

eksternal yang memungkinkan redistribusi kekuasaan yang menyerupai sistem

kepercayaan seseorang atas orang lain. Hal ini pun terjadi dalam perubahan

kebijakan tarif parkir di Kota Makassar.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis mengenai kondisi pengelolaan

pelayanan jasa parkir di kota Makassar sangatlah memprihatinkan, mulai dari

penerimaan retribusi parkir yang tidak terkelolah dengan baik sampai kepada

banyaknya oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan situasi ini

untuk meraut keuntungan sendiri. Sistem perpakiran di kota Makassar juga dinilai

tidak terkordinasikan dan diawasi dengan baik oleh pemerintah dan juga

perusahaan yang terlibat dimana seringkali dijumpai di titik sepanjang jalan

Pengayoman Kota Makassar terjadi pungutan parkir dapat dikenakan kapan saja
9

dan dimana saja, meskipun petugas parkir tidak dilengkapi dengan bukti tanda

parkir. Bahkan lebih meresahkan ketika sistem perpakiran dikelola oleh sebuah

perusahaan jasa parkir yang sering ditemukan pada sarana sosial seperti pusat

perbelanjaan di Jalan Pengayoman tidak dilakukan penertiban, hal ini dapat dilihat

pada data yang ditemukan penulis mengenai tingkat persentasi pelanggar parkir

khususnya di Jalan Pengayoman Makassar selama tiga tahun terakhir yaitu 2019

sampai dengan tahun 2021 yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah kota

Makassar, sebagai berikut:

Tabel 1.1. Tingkat Pelanggaran Parkir Kota Makassar tahun 2019-2021

Tahun Jenis Pelanggaran Jumlah %

2019 Parkir liar, tidak menggunakan atribut 25 %

parkir dan karcis parkir

2020 Parkir liar, tidak menggunakan atribut 39 %

parkir dan karcis parkir

2021 Parkir liar, tidak menggunakan atribut 36 %

parkir dan karcis parkir

Sumber: PD Parkir Makassar Raya, tahun 2021

Berdasarkan dari data di atas, menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir

tingkat persentasi pelanggaran parkir atau terjadi parkir liar yang tidak sesuai

dengan peraturan pemerintah, mulai dari (titik yang dapat ditempati parkir,

penggunaan baju parkir, karcis parkir) terlihat lebih besar terjadi sistem parkir yang

ditemukan melakukan pelanggaran, dimana terdapat 36 persen atau 172 petugas


10

resmi maupun ilegal sistem perparkiran yang tercatat melakukan pelanggaran jasa

pelayanan parkir berupa tidak memiliki karcis parkir, tidak menggunakan atribut

baju parkir dan juga masih ditemukan menggunakan karcis parkir tahun yang sudah

lewat

Hasil pengamatan penulis sejak bulan Agustus tahun 2021 ditemukan

aktivitas transportasi di jalan Pengayoman seringkali mengalami kemacetan

terutama di waktu siang dan sore hari, hal ini dikarenakan jumlah kendaaraan yang

tidak seimbang dengan area parkir tersedia di Toko perbelanjaan, tempat makan,

café, yang terdapat di jalan Pengayoman, tercatat jumlah kendaraan yang parkir

dalam setiap hari di berbagai tepi pertokoan di jalan pengayoman mencapai 100-

200 kendaraan motor dan mobil seperti terjadi di sektor toko Bintang, dan Toko

Alaska sehingga dengan kondisi tersebut sistem perparkiran kendaraan yang

mengambil arus tempat parkir di bahu jalan dan akhirnya menimbulkan kemacetan

terutama yang seringkali terjadi pelanggaran di toko Bintang,

Banyak kawasan perparkiran yang tidak masuk sebagai lahan parkir PD

Parkir Makassar Raya, dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab

untuk mendapatkan keuntungan yaitu juru parkir tidak resmi yang tidak memiliki

surat izin parkir dari PD Parkir Makassar Raya. Para juru parkir tidak resmi ini juga

banyak menggunakan tepi jalan di beberapa tempat keramaian sebagai tempat

parkir tanpa memperhatikan aturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Walaupun

saat ini perusahaan Perusahan perparkiran Kota Makassar membentuk tim khusus

untuk mengatur tata parkir pada sejumlah titik strategis sekaligus memberangus

juru parkir liar di kota tersebut yang diberi nama Tim Patuh Parkir (TP2) itu
11

melibatkan lintas instansi termasuk TNI-Polri untuk mendukung penegakan

maupun penindakan bagi pelanggar aturan tata kelola perparkiran yang terjadi di

Kota Makassar termasuk di jalan pengeyoman.

Penelitian pada skripsi Henry (2012) dengan judul “Analisis tanggung

jawab pengelolaan parkir di Indonesia dari hukum perlindungan konsumen” Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen mengalami kehilangan dan

kerusakan kendaraan namun tidak ada itikad baik dari pengelola parkir untuk

memberi perlindungan dan menghindar dari tanggungjawab.

Penelitian selanjutnya pada Yunitaeka Sulistiyuwati (2010) dengan judul

“Analisis Kualitas pelayanan parkir berlangganan (Studi mengenai kualitas jasa

juru parkir di Zona E Kabupaten Jember)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Hasil penelitian yang diperoleh dari perhitungan dengan metode ServQual

diketahui bahwa kualitas pelayanan juru parkir kepada pengguna parkir

berlangganan di Zona E memiliki skor gap negatif yang berarti harapan pengguna

lebih besar dibanding realita atau persepsi yang dirasakan oleh pengguna sehingga

kualitas pelayanan parkir berlangganan di zona E pada semua dimensi tersebut

dikatakan tidak baik atau tidak memuaskan.

Dari dua penelitian terdahulu terdapat adanya perbedaan dengan penelitian

yang akan dilakukan ini. Perbedaan tersebut terdapat pada objek yaitu lokasi

penelitian, informan, fokus dan teori yang di gunakan. Berdasarkan hasil observasi

awal dan penjelasan pada latar belakang penulisan ini, maka, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengelolaan layanan jasa parkir, sehingga penulis

mengangkat judul penelitian yaitu “Pelayanan Parkir Tepi Jalan Oleh PD Parkir
12

Makassar Raya Di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan Pengayoman)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

permasalahan yang menjadi pusat perhatian oleh penulis yang akan diteliti ialah:

“Bagaimana Pelayanan Parkir Tepi Jalan Oleh PD Parkir Makassar Raya Di Kota

Makassar (Studi Kasus Jalan Pengayoman)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menjadi tujuan rancangan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pelayanan Parkir

Tepi Jalan Oleh PD Parkir Makassar Raya Di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan

Pengayoman) .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam rancangan penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara akademis, hasil penelitian ke depan dapat mengembangkan teori-teori

pemerintahan, terutama teori-teori yang berhubungan dengan pelayanan dan

pembangunan tata kelola Perkotaan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah

Kota serta Stakeholder yang terlibat terhadap penyelenggaran pelayanan parkir

tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pelayanan Publik

Salah satu fungsi-fungsi dari birokrasi pemerintahan adalah memberikan

pelayanan bagi masyarakat, yang dimaksud dengan pelayanan adalah suatu

kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara

seseorang dengan orang lain. Pelayanan dilakukan pemerintah atau organisasi

swasta untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Pelayanan menyangkut tiga hal

yaitu cara melayani, memberikan pelayanan pada orang lain dan memperoleh

imbalan, memberikan pelayanan sehubungan dengan jual beli jasa.

Groonros (dalam Ratminto dan Atik 2005:2) pelayanan adalah: Suatu

aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat

diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan

karyawan atau hal-hal lain yang di sediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan

yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

Moenir (2010:26) bahwa pelayanan adalah “kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materi melalui sistem,

prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang

lain sesuai dengan haknya”. Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,

karena itu pelayanan merupakan sebuah proses yang berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

13
14

Kedua pengertian diatas dapat dipahami bahwa pelayanan merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh organisasi atau instansi yang ditujukan untuik

kepentingan masyarakat yang dapat berbentuk uang, barang, ide, atau gagasan

ataupun surat-surat atas dasar keikhlasan, rasa senang, jujur, mengutamakan rasa

puas bagi yang menerima layanan.

Supranto (dalam Sinambela 2011:4) mengatakan bahwa “pelayanan atau

jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak terwujud dan cepat hilang, lebih

dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif

dalam proses mengonsumsi jasa tersebut”. Sampara (dalam Sinambela 2011:5)

pelayanan adalah “suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan”.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan pelayanan adalah

kegiatan yang dilakukan oleh seorang maupun sekelompok orang untuk memenuhi

kebutuhan orang lain sesuai dengan prosedur dan sistem yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Djamaludin (dalam Sinambela 2011:5) Istilah publik, yaitu: Publik yang

berarti umum, masyarakat atau negara. Publik yang mempunyai arti umum adalah

public service yang berarti pelayanan umum, publik yang mempunyai arti

masyarakat adalah public relation yang berarti hubungan masyarakat, sedangkan

publik yang mempunyai arti negara adalah public authorities yang berarti

kewenangan negara. Selanjutnya Labib (dalam Sinambela 2011:5) publik adalah

Sejumlah orang yang dengan sesuatu cara mempunyai pandangan yang sama
15

mengenai suatu masalah atau setidaknya mempunyai kepentingan bersama dalam

suatu masalah tersebut. Sejumlah orang tersebut tidak saling kenal satu sama lain,

tetapi sebenarnya memiliki perhatian dan minat yang sama dalam suatu masalah.

Mengenai pengertian pelayanan publik yang dikemukakan olehHardiansyah

(2011:11) pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak

swasta atas nama pemerintah atau pihak swasta kepada masyrakat, dengan atau

tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pelayanan Publik adalah “segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan peraturan

perundang-undangan”.

Menurut Sinambela (2011:127) pelayanan publik yaitu sebagai setiap

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang

memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau

kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu

produk secara fisik. Pandangan lain juga dikemuakan oleh Rasyid dalam

Sinambela (2011:127) pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan

(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada

organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Pemerintahan pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, tidak dapat

untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta

menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat


16

mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama.

Kurniawan (dalam Pasolong 2007:28) pelayanan publik diartikan “sebagai

pemberi pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

ditetapkan”. Pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan

menghasilkan kepercayaan publik. Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai

pilar dan kepercayaan publik sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah yang

baik. Menurut penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pelayanan publik

adalah segala suatu kegiatan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, maupun

pihak swasta atas nama pemerintah atau atas nama pihak swasta kepada

masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang

dan jasa, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Menurut Lewis dan Gilman (2005:22) pelayanan publik adalah kepercayaan

publik. Warga negara berharap pelayanan publik dapat melayani dengan kejujuran

dan pengelolaan sumber penghasilan secara tepat, dan dapat di

pertanggungjawabkan kepada publik. Pelayanan publik yang adil dan dapat

dipertanggungjawabkan menghasilkan kepercayaan publik. Dibutuhkan etika

pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan publik sebagai dasar untuk

mewujudkan pemerintah yang baik. Menurut penjelasan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa pelayanan publik adalah segala suatu kegiatan pelayanan

yang diberikan oleh pemerintah, maupun pihak swasta atas nama pemerintah atau

atas nama pihak swasta kepada masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, sesuai dengan aturan pokok dan tata
17

cara yang telah ditetapkan.

Pelayanan publik sangat erat kaitannya dengan pemerintah, karena salah

satu tanggung jawab pemerintah ialah memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kualitas pelayanan publik yang diterima masyarakat secara langsung dapat

dijadikan tolak ukur dalam menilai kualitas pemerintah. Pelayanan publik dalam

perkembangannya timbul dari adanya kewajiban sebagai suatu proses

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan baik yang bersifat individual maupun

kelompok. Pelayanan publik memiliki peranan penting dalam kehidupan

masyarakat saat ini dikarenakan tidak semua jasa atau pelayanan disediakan oleh

pihak swasta, oleh karena itu pemerintah memiliki kuwajiban untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan masyarakat yang tidak disediakan swasta tersebut.

2. Jenis dan Standar Pelayanan Publik.

Pelayanan publik dilakukan tiada lain untuk memberikan kepuasan bagi

pengguna jasa, karena itu penyelenggaraannya secara niscaya membutuhkan asas-

asas pelayayanan. Dengan kata lain, dalam memberikan pelayanan publik, instansi

penyedia pelayanan publik harus memperhatikan asas pelayanan publik.

Pengelompokan jenis pelayanan publik berdasarkan Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003

didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk

pelayanan yang dihasilkan, dapat dibedakan menjadi:

1. Pelayanan Administratif Yaitu jenis pelayanan yang di berikan oleh unit

pelayanan berupa kegiatan pencatatan, pengambilan keputusan,

dokumentasi, dan kegiatan tata usaha lainnya secara keseluruhan menghasilkan

produk akhir berupa dokumen.


18

2. Pelayanan Barang Yaitu jenis pelayanan yang di berikan oleh unit pelayanan

berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik

termasuk distribusi dan penyimpanannya kepada konsumenlangsung dalam

satu sistem.

3. Pelayanan Jasa Yaitu jenis pelayanan yang di berikan oleh unit pelayanan

berupa penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya.

Moenir (2003:190) menyatakan bahwa bentuk pelayanan umum dibagi

dalam tiga jenis, yaitu: “a) layanan lisan, layanan melalui tulisan dan, layanan

dengan perbuatan”.

Ketiga bentuk layanan ini tidak selamanya berdiri sendiri secara murni,

melainkan saling kombinasi. Berdasarkan pendapat Moenir, akan diuraikan

sebagaiberikut:

a) Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh pegawai pada bidang hubungan

masyarakat, bidang layanan informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya

memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapa pun yang memerlukan. Agar

layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus

dipenuhi oleh pelaku layanan, yaitu:

1) Memahami benar masalah-masalah yang termaksud dalam bidang tugasnya.

2) Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi

cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh

kejelasan mengenai sesuatu.

3) Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.


19

4) Memiliki kedisiplinan pada saat bekerja.

b) Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol

dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi

perannya. Pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi

layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar layanan dalam bentuk tulisan dapat

memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang harus diperhatikan adalah faktor

kecepatan. Layanan tulisan terdiri dari atas dua bagian, yaitu:

1) Layanan berupa petunjuk, informasi dan yang sejenisnya ditujukan pada

orang- orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam

berurusan denganinstansi.

2) Layanan berupa berkas tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberian

atau penyerahan, dan pemberitahuan.

c) Layanan berbentuk perbuatan

Layanan perbuatan sering terkombinasi dengan layanan lisan. Hal ini

disebabkan karena hubungan pelayanan secara umum. Jadi tujuan utama orang

yang berkepentingan adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan

atauhasil perbuatan, bukan sekedar penjelasan.

Setiap penyelenggaraan publik harus memiliki standar pelayanan. Standar

merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan publik yang wajib

ditaati. Standar pelayanan publik sendiri menurut Hardiyansyah (2011:35)

sekurang-kurangnya meliputi:

a. Prosedur pelayanan,
20

b. Waktu penyelesaian,

c. Biaya pelayanan,

d. Sarana dan prasarana,

e. Kompetensi Petugas pelayanan.

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 membedakan jenis pelayanan

menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Kelompok pelayanan administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan


berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, sertifikat
kompetensi, kepemilikan atau pengawasan terhadap sesuatu barang dan
sebagainya.
2. Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon,
penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.
3. Kelompok pelayanan jasa yaitu yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,
penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.
Untuk melengkapi standar pelayanan tersebut di atas ditambahkan materi

muatan yang dikutip dari rancangan undang-undang tentang pelayanan publik,

karena dianggap cukup realitas untuk menjadi materi muatan standar pelayanan

publik, sehingga menjadi berikut :

1. Dasar hukum

2. Persyaratan

3. Prosedur pelayanan

4. Waktu pelayanan

5. Biaya pelayanan

6. Produk pelayanan

7. Sarana dan prasarana

8. Kopetensi petugas pelayanan


21

9. Pengawasan intern

10. Pengawasan extern

11. Penanganan pengaduan, saran dan masukan

12. Jaminan pelayanan.

Pelayanan publik dalam pelayanannya harus memperhatikan asas pelayanan

publik karena pelayanan publik tidak lain dilakukan untuk kepuasan bagi pengguna

jasa. Adapun asas pelayanan publik menurut Sinambela (2011:31) adalah sebagai

berikut:

1. Transparansi, bersifat terbuka mudah dan dapat diakses oleh semua pihak
yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
2. Akuntabilitas, dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
3. Kondisional, sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang dengan prinsip efesiensi danefektivitas
4. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat.
5. Kesamaan hak, tidak diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan, gender dan status ekonomi
6. Kesamaan hak dan Kewajiban, pemberi dan penerima pelayanan publik
harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik yaitu

penyelenggara Negara/Pemerintah maupun lembaga independen yang dibentuk

oleh pemerintah, seperti badan usaha/badan hukum, yang diberikan wewenang

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik, dalam penyelenggaraan

pelayanan publik ada sepuluh prinsip yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara

Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik

kesepuluh prinsip tersebut adalah:

1) Kesederhanaan Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah


dipahami dan dilaksanakan.
2) Kejelasan Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik, unit
22

kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan


pelayanan dan rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3) Kepastian Waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurung waktu yang telah ditentukan.
4) Akurasi Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah.
5) Keamanan Proses produk pelayanan publik memberikan rasa dan kepastian
hukum.
6) Tanggung Jawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanan pelayanan publik
7) Kelengkapan Sarana dan Prasarana Peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi, telekomunikasi dan
informatika.
8) Kemudahan Akses Tempat dan lokasi sarana dan prasarana yang memadai
mudah dijangkau oleh masyrakat dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informasi.
9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan Pemberian pelayanan harus
bersikap disiplin, sopan dan santun ramah serta memberikan pelayanan
dengan ikhlas.
10) Kenyamanan Pemberi pelayanan harus tertib, teratur disediakan ruang dan
waktu yang nyaman, bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan.

3. Kualitas Pelayanan Publik

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah untuk

memuaskan masyarakat. Sinambela (2011:6) menjelaskan bahwa kualitas

pelayanan prima tercermin terdiri dari: “ 1. Transparansi, 2. Akuntabilitas, 3.

Kondisional, 4. Partisipatif, 5. Persamaan Hak, dan 6. Keseimbangan Hak”. Hal ini

akan lebih dijelaskan sebagai berikut mengenai kualitas pelayanan prima, yaitu:

1) Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara

memadai serta mudah dimengerti;

2) Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3) Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan


23

pemberi dan penerima palayanan dengan tetap berpegang pada prinsip

efisiensidan keefektifan;

4) Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan masyarakat;

5) Persamaan hak, yaitu pelayanan yang diskriminasi dilihat dari aspek apapun

khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain;

6) Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan

publik.

Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang

lebih strategis dijelaskan oleh Gaspersz (dalam Lukman 2000:7) mengemukakan

bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok yakni :

1) Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik ketistimewaan

langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan

pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk;

2) Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau

kerusakan.

Agar pelayanan yang diberikan berkualitas tentu saja kedua kualitas yang

dimaksud harus terpenuhi. Negara berkembang umumnya tidak dapat memenuhi

kedua kualitas tersebut sehingga pelayanan publiknya menjadi kurang memuaskan.

Zeithamel (dalam Lukman 2000:205) menjelaskan bahwa kualitas pelayanan

publik dibagi dalam 5 (lima) dimensi. Dimensi-dimensi tersebut yang dimaksud


24

bekerja saling mempengaruhi dan berinteraksi sehingga merupakan satu kesatuan

yang saling mendukung dalam kualitas pelayanan.

Dimensi dari kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Zeithamel dalam

Lukman akan lebih diuraikan sebagai berikut:

1. Tangibles (bentuk tampilan atau bentuk fasilitas fisik misalnya tampilan


petugas, ketersediaan karcis, dan kartu petugas parkir, area tempat parkir).
2. Responsivitas merupakan kemampuan petugas parkir dalam memberikan
daya tanggap atau respon pelayanan yang cepat dalam artian dapat mengatur
kendaraan parkir dengan tertib dan rapi.
3. Reabilitas (kehandalan) merupakan konsistensi dari penampilan pelayanan
serta kehandalan pelayanan yang diberikan oleh petugas parkir atau dapat
juga dikatakan kemampuan memenuhi pelayanan yang diberikan.
4. Jaminan, yaitu kemampuan dari para petugas parkir dalam meyakinkan
masyarakat ketika mengerjakan pekerjaan dan dapat dipercaya dari hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh petugas parkir.
5. Empati merupakan salah satu bukti pelayanan yang handal, namun sering
diabaikan karena pada kondisi tertentu banyak orang yang tidak mudah
menampilkan sikap empaty atau perhatiannya kepada masyarakat (perhatian
terhadap pengguna secara individual tanpa melakukan diskriminasi).

4. Pengertian Parkir

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dalam Undang-Undang

Nomor 272 Tahun 1996 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir

terdapat beberapa pengertian yang berkaitan dengan parkir, diantaranya yaitu :

1) Keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat sementara atau

tidak tetap disebut parkir.

2) Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara

dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraan.

3) Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian

kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan satu kegiatan

dalam kurun suatu waktu.


25

4) Fasilitas parkir di luar badan jalan (Off-Street Parking) adalah fasilitas

parkir kendaraan diluar tepi jalan umum yang digunakan dibuat khusus atau

penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir dan /atau gedung

parkir.

5) Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan

kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang

bebas dan lebar buka pintu.

6) Jalur sirkulasi adalah tempat yang digunakan untuk pergerakan kendaraan

yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir.

7) Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan.

8) Kawasan parkir adalah kawasan atau area yang memanfaatkan badan jalan

sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu

masuk.

Lalu lintas berjalan menuju suatu tempat tujuan dan setelah mencapai

tempat tersebut kendaraan membutuhkan suatu tempat pemberhentian. Tempat

pemberhentian tersebut kemudian disebut sebagai ruang parkir. Agar sistem

transportasi menjadi lebih efisien maka pada tempat-tempat yang dianggap dapat

membangkitkan pergerakan perjalanan harus menyediakan fasilitas pelayanan

yangmemadai.

Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin meningkatnya kepemilikan

kendaraan akan menimbulkan meningkatnya permintaan jalan untuk menampung

kegiatan lalu lintas. Penyediaan tempat-tempat parkir di pinggir jalan pada lokasi

jalan tertentu baik di badan jalan maupun dengan menggunakan sebagian dari
26

perkerasan jalan mengakibatkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya arus lalu

lintas, dan penggunaan jalan menjadi tidak efektif (Direktorat Perhubungan Darat,

1998). Penyediaan fasilitas parkir juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat

pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada

kawasankawasan tertentu dapat disediakan fasillitas parkir untuk umum yang

diusahakan sebagai suatu kegiatan yang berdiri sendiri dengan memungut bayaran

ataupun tidak dipungut bayaran. Fasilitas tersebut dapat berupa taman parkir

dan/atau gedung parkir. Penyediaan fasilitas parkir ini dapat pula merupakan

kegiatan ataupun bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pokok misalnya

gedung pertokoan, gedung perkantoran, ataupun gedung sekolahan.

5. Jenis Parkir

Sarana perparkiran merupakan bagian dari sistem transportasi dalam

perjalanan mencapai tujuan karena kendaraan yang digunakan memerlukan parkir.

Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1998), sarana parkir dapat

diklasifikasikan menjadi :

a. Parkir Menurut Penempatannya

1) Parkir di Jalan (On Street Parking)

Parkir di jalan umum adalah jenis parkir yang penempatannya di sepanjang

tepi badan jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri bagi

fasilitas parkir. Parkir seperti ini menguntungkan bagi pengunjung yang

menginginkan parkir dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir seperti ini

dapat ditemui di kawasan pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada

kawasan pusat perdagangan dan perkantoran yang umumnya tidak siap untuk
27

menampung pertambahan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian parkir

jenis ini dapat mengurangi kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan yang

digunakan tempat parkir, parkir ini terdiri dari :

(1) Parkir di Daerah Perumahan Akibat dari meningkatnya volume

kendaraan di jalan serta hambatan yang diakibatkan oleh parkir

kendaraan seperti terganggunya kelancaran lalu lintas dan penurunan

kelas jalan, hampir pada setiap kota kebijaksanaan mengenai

perparkiran mutlak diperlukan. Sistem parkir di perumahan ini

sebenarnya terdapat kerugian dari berjejernya parkir disepanjang trotoar

jalan, namun hal tersebut tertutupi dengan berkurangnya kecepatan

kendaraan akibat keberadaan parkir di jalan tersebut yang secara tidak

langsung akan meningkatkan keselamatan bagi penghuni di sekitar jalan

tersebut. Terlebih lagi di perumahan di pinggiran kota dimana masih

tersedia ruang untuk parkir, dan parkir di jalanpun dapat dilakukan

Namun pada daerahpemukiman yang berada dekat dengan pusat kota,

kontrol tersebut tetap diperlukan jika kondisi transportasi tetap efektif.

Terdapat dua cara kontrol terhadap cara parkir ini yaitu parkir gratis bagi

penghuni (dengan menempelkan tanda tertentu pada kendaraan) dan

bayaran dengan kartu yang dicap harian.

(2) Parkir di Pusat Kota, Tidak Dikontrol (Uncontrolled) Pada parkir jenis

ini terdapat 4 macam alternatif cara parkir kendaraan yaitu: a) Paralel

terhadap jalan. b) Tegak lurus terhadap jalan. c) Diagonal atau

membentuk sudut terhadap jalan. d) Di tengah jalan yang cukup lebar,


28

baik secara diagonal maupun tegak lurus terhadap jalan. Untuk saat

ini parkir paralel dirasakan paling tepat karena selain tidak terlalu banyak

memakan tempat untuk maneuver juga jauh lebih sedikit mengambil lebar jalan

dan kecil kemungkinan menyebabkan kecelakaan (Direktorat Perhubungan

Darat, 1998).

(3) Parkir di Pusat Kota, Terkontrol (Controlled) Ada tiga jenis metode yang

digunanakan oleh perencana transportasi : a) Pembatasan Waktu Parkir

Petunjuk umum yang dapat digunakan untuk pembatasan waktu

lamanya parkir adalah: (1) Satu jam untuk daerah perkotaan. (2) Dua

jam untuk daerah pinggiran kota dan sekitarnya. (3) 10-20 menit di

daerah tertentu misalnya seperti Bank dan Kantor pos. b) Disc Parking

Dengan sistem ini pemilik kendaraan diminta untuk memperagakan

kartu atau disc yang memperlihatkan waktu kedatangan kendaraan pada

ruang parkir dan c) Parkir Meter Terdiri atas jam pengukur waktu,

dimana jam berfungsi untuk mengukur lamanya parkir tersebut berputar

sesuai dengan jumlah uang yang dimasukkan. Jadi seolah-olah si

pemarkir membeli waktu pada ruang parkir tersebut. Alat pengukur

tersebut disamping memperlihatkan pambatasan waktu, sekaligus

mengumpulkan uang pula.

2) Parkir di Luar Jalan (Off Street Parking)

Untuk menghindari terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan di jalan

maka parkir di luar jalan/off street parking menjadi pilihan yang terbaik.

Terdapat dua jenis parkir di luar jalan, yaitu:

(1) Pelataran Parkir Pelataran parkir di daerah pusat kota sebenarnya


29

merupakan suatu bentuk yang tidak ekonomis. Karena itu di daerah

pusat kota seharusnya jarang terdapat pelataran parkir yang dibangun

oleh gedung-gedung yang berkepentingan, dimana masalah keuntungan

ekonomi dari parkir bukan lagi merupakan suatu hal yang penting.

(2) Gedung Parkir Bertingkat Saat ini bentuk yang sering dipakai adalah

gedung parkir bertingkat, terdapat dua parkir alternatif biaya parkir yang

akan diterima pemakai kendaraan, tergantung pada pihak pengelola

parkir, yaitu pihak pemerintah setempat menerapkan biaya nominal atau

pemerintah setempat menyerahkan pada pihak operator komersial yang

menggunakan biaya structural. Biasanya pemerintah lokal mengatasi

deficit parkir di luar jalan tadidengan Dana Pajak (Rate Fund) atau dari

surplus parkir meter.

Berbeda dengan pihak swasta yang terlibat dalam property, pihak swasta

yang terlibat bisnis perparkiran ini tidak menerima subsidi dari pemerintah

sehingga tidak ada cara lain untuk tetap dapat berbisnis di bidang ini dan

mendapatkan profit. Hal inilah yang perlu mendapatkan pengawasan dari

pemerintah dalam pelaksanaannya, sebab penerapan tarif oleh pengelola yang

tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan akan menerapkan tariff yang

lebih tinggi dari tarif yang seharusnya. Hal ini tentu akan merugikan masyarakat

sebagai pengguna jasa parkir dan mengurangi kenyamanan dalam penggunaannya.

Menurut Hoobs (1995) (dalam Sudibyo 2013:76) dalam mengatur perparkiran

bukan kepentingan teknik semata yang menjadi perhatian, melainkanjuga yang

menyangkut masalah keindahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa


30

pengendalian atau pengelolaan perparkiran untuk mencegah terjadinya hambatan

lalu lintas, mengurangi kecelakaan, menempatkan kendaraan yang parkir secara

efektif dan efisien, memelihara keindahan lingkungan dengan penataan parkir pada

tempatnya, dan menciptakan mekanisme penggunaan jalan secara efektif dan

efisien, terutama pada ruas jalan tempat kemacetan lalu lintas. Dalam

merencanakan suatu lahan parkir sangat diperlukan informasi mengenai

karakteristik parkir. Karakteristik parkir tersebut adalah akumulasi parkir, indeks

parkir, durasi parkir, turn over parkir (tingkat pergantian parkir), dan volume parkir.

B. Kerangka Konseptual

Pelayanan selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan

dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Fokus

penelitian ini ialah jasa pelayanan parkir. Pelayanan jasa parkir di Kota Makassar

dipahami sudah menjadi sumber konflik dan inefisiensi. Hal ini membutuhkan

tindakan segera untuk mengatasi masalah tersendiri. Pilihan kebijakan parkir juga

memiliki konsekuensi yang lebih luas yang signifikan. Ada perdebatan yang tajam

antara pendekatan yang tersedia dan implikasinya terhadap tren motorisasi,

pertumbuhan lalu lintas, ekuitas transportasi, pola pembangunan perkotaan, ruang

publik, dan emisi polutan udara dan gas rumah kaca. Kebijakan parkir telah menjadi

penting sebelum diakui seperti sekarang. Hal ini berpengaruh untuk peran ruang

parkir yang tidak berkelanjutan pembangunannya untuk mengatasi permintaan

ruang parkir. Sebaliknya, kebijakan parkir yang bijaksana mungkin menawarkan

alat untuk mengatasi masalah-masalah yang berkembang .


31

Berbagai masalah perparkiran terutama mengenai oknum pelanggar Parkir

melakukan kegiatan perparkiran di sembarang tempat, sehingga dapat

menyebabkan kemacetan-kemacetan. Pada dasarnya parkir adalah kebutuhan

umum yang awalnya berfungsi melayani, sesuai dengan fungsi tersebut, ruang

parkir disesuaikan dengan permintaan seiring dengan kebutuhan orang

berkendaraan untuk berada atau mengakses suatu tempat

Untuk menjalankan pengelolaan secara baik dan maksimal maka

pemerintah Kota Makassar memberikan mandat kepada PD Parkir Makassar Raya

dalam mengelola perparkiran di Makassar. Peran PD Parkir Makassar Raya dalam

mengelola system pelayanan parkir, agar pemberian pelayanan parkir kepada

masyarakat Kota Makassar khsusnya di Jalan Pengayoman tidak lagi menjadi

risauan atau keresahan masyarakat kota Makassar.

Adapun pendekatan teori yang digunakan penulis untuk menjawab segala

persoalan mengenai pengelolaan pelayanan jasa parkir di jalan Pengayoman Kota

Makassar, digunakan teori dari Zeithamel (dalam Lukman 2000:205) menjelaskan

bahwa kualitas pelayanan publik dibagi dalam 5 (lima) dimensi yaitu: Tangibles,

Responsivitas, Reabilitas, jaminan dan empati.

Kelima dimensi tersebut menjadi acuan dan pengukuran untuk melihat dan

mengetahui pelayanan parkir berkualitas atau tidak yang diberikan kepada

masyarakat kota Makassar. Nantinya kelima dimensi tersebut digunakan sebagai

acuan dalam mengukur kualitas pelayanan parkir tepi jalan di kota Makassar yang

dikelola oleh PD Parkir Makassar Raya terkhusus di jalan Pengayoman. Untuk

lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut: Untuk lebih jelasnya, indikator yang
32

digunakan dalam mengukur variabel ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Pelayanan Parkir Tepi Jalan


Oleh PD Parkir Makassar Rayadi
Kota Makassar (Studi Kasus
Jalan Pengayoman)

Peraturan Daerah Kota 1) Tangibles,


Makassar Nomor 17 2) responsivitas,
Tahun 2006 Tentang 3) reabilitas,
Pengelolaan Parkir Tepi 4) jaminan,
jalan Umum Dalam
5) empati.
Daerah Kota Makassar
Zeithamel dalam Lukman (2000)

Terwujudnya pelayanan parkir


tepi jalan yang berkualitas oleh
PD Parkir Makassar Raya di
Kota Makassar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual


35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif. Data penelitian yang diperoleh, baik melalui hasil wawancara dengan

para sumber informasi, maupun melalui pengamatan langsung serta dari dokumen-

dokumen yang relevan, dianalisis dengan menggunakan penafsiran-penafsiran

yangdidasarkan pada kerangka konsep serta teori-teori administrasi umum yang

sesuai.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan tujuan

untuk mendeskripsikan dan mengkaji bagaimana Pelayanan Parkir Tepi Jalan oleh

PD Parkir Makassar Raya di jalan Pengayoman Kota Makassar. Sugiyono

(2009:154) mendefinisikan penelitian kualitatif disebut sebagai “metode

penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

alamiah”. Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti ingin mengungkap dan

memahami secara mendalam sesuatu di balik fenomena yang belum diketahui atau

fenomena yang baru sedikit diketahui.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Jalan Pengayoman Makassar, di titik lokasi

yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Parkir Makassar Raya, dengan

pertimbangan bahwa pelayanan parkir di lokasi-lokasi tersebut sangat tidak efektif

karena menggunakan sebagian badan jalan yang mengakibatkan kemacetan, serta


36

yang tidak mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh PD Parkir Makassar

Raya .

C. Deskripsi Fokus Penelitian

Fokus yang diselidiki dalam penelitian ini adalah: ingin mengetahui lebih

mendalam mengenai Pelayanan parkir tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di

jalan Pengayoman Kota Makassar, dimana pengelolaan pelayanan jasa parkir ialah

sistem pemberian pelayanan oleh petugas parkir yang resmi kepada masyarakat

tanpa melakukan tindakan yang melanggar aturan perparkiran. Adapun yang

menjadi deskripsi fokus pada penelitian ini yaitu 1) tangibles, 2) responsivitas, 3)

reabilitas, 4) jaminan, dan 5) empati. Penjelasan dari kelima indicator tersebut

sebagai berikut:

1. Tangibles (bentuk tampilan atau bentuk fasilitas fisik misalnya tampilan

petugas, ketersediaan karcis, dan kartu petugas parkir, area tempat parkir).

2. Responsivitas merupakan kemampuan petugas parkir dalam memberikan

dayatanggap atau respon pelayanan yang cepat dalam artian dapat mengatur

kendaraan parkir dengan tertib dan rapi.

3. Reabilitas (kehandalan) merupakan konsistensi dari penampilan pelayanan

serta kehandalan pelayanan yang diberikan oleh petugas parkir atau dapat

jugadikatakan kemampuan memenuhi pelayanan yang diberikan.

4. Jaminan, yaitu kemampuan dari para petugas parkir dalam meyakinkan

masyarakat ketika mengerjakan pekerjaan dan dapat dipercaya dari hasil

pekerjaan yang dilakukan oleh petugas parkir.


37

5. Empati merupakan salah satu bukti pelayanan yang handal, namun sering

diabaikan karena pada kondisi tertentu banyak orang yang tidak mudah

menampilkan sikap empaty atau perhatiannya kepada masyarakat (perhatian

terhadap pengguna secara individual tanpa melakukan diskriminasi).

D. Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap pra penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi serta

wawancara awal di masyarakat untuk memberikan permasalahan yang akan

diteliti dan menentukan lokasi penelitian.

2. Tahap penelitian. Tahap ini dilakukan pengumpulan data baik berupa

wawancara langsung maupun pengumpulan data yang menggunakan teknik-

teknik lain yang dapat menjadi acuan dalam melakukan analisis data

penarikan kesimpulan.

3. Tahap akhir. Tahap ini data-data yang terkumpul tersebut disusun sebuah
laporan (skripsi) berdasarkan aturan penulisan yang ditetapkan oleh Jurusan
Ilmu Administrasi Universitas Negeri Makassar.

E. Jenis dan Sumber Data


Sumber data merupakan tempat dimana data dapat diperoleh dalam

penelitian ini, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Data Primer

Data primer dalam hal ini diperoleh dari beberapa narasumber atau informan

yang mampu menjelaskan bagaimana pelayanan parkir dari PD Parkir dilihat

dari kondisi/situasi lokasi dan kapasitas parkir yang tersedia, jumlah kendaraan

yang parkir, durasi/lama parkir, berapa jumlah kendaraan yang parkir per/satu jam,
38

apakah pelayanan parkir sesuai prosedur atau tidak, serta berapa pendapatan yang

diperoleh oleh juru parkir resmi maupun tidak resmi disetiap lokasi penelitian,

informan dalam penelitian ini terdiri dari: pegawai PD. Parkir, Juru Parkir resmi

sebagai informan kunci, dan Masyarakat (pengunjung).

2. Data Sekunder

Data Sekunder atau data pendukung dalam penelitian ini bersumber dari

beberapa literatur atau dokumen yang menjelaskan mengenai aturan perparkiran

yang resmi dan bagaimana alur penyetoran pendapatan resmi kepada pihak PD

Parkir Makassar raya, yang diperoleh dari Dirut.PD Parkir Makassar Raya dan

Dirut Operasional sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi

kepustakaan dan telaah dokumen.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini

adalah Peneliti itu sendiri (human instrument). Peneliti kualitatif sebagai human

instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Pedoman Wawancara

adalah sebuah instrumen berupa daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk

memperoleh informasi. Buku catatan di perlukan untuk mencatat segala informasi

di lapangan, Tape/sound recorder merekam hasil wawancaran dengan subjek

penelitian, Kamera untuk mendokumentasikan kejadian di lapangan dan lain-lain.


39

G. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang obyektif pada penelitian ini dipergunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik wawancara.

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data primer tentang

pengelolaan pelayanan jasa parkir di jalan Pengayoman Kota Makassar,. Sebelum

proses wawancara dimulai terlebih dahulu penulis meminta kesediaan informan

untuk diwawancarai dan ketika infoman telah bersedia barulah penulismelakukan

proses wawancara dengan mempersiapkan beberapa perangkat terkaiat dengan

kebutuhan pada saat wawancara, antara lain: radio tape/HP untuk merekam

percekapan, buku catatan, panduan wawacara dan kamera.

2. Teknik observasi.

Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data sekunder tentang

pengelolaan pelayanan jasa parkir di jalan Pengayoman Kota Makassar,.Tujuan

dari observasi ini adalah untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara

sekaligus membandingkan apakah informasi yang disampaikan oleh informan

dalam wawancara benar-benar dilaksanakan.

3. Teknik dokumentasi.

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder tentang

pengelolaan pelayanan di Kota Makassar, seperti dokumen Peraturan Perparkiran,

Standar Operasional Prosedur Parkir, dan Laporan pengaduan masyarakat atas

pelanggaran jasa parkir dan mengambil data yanag berupa struktur/bagan

organisasi, dan catatan-catatan/file yang berhubungan deangan fokus penelitian .


40

H. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data bertujuan untuk menguji kredibilitas data atau

untuk mendapatkan kepercayaan terhadap data dari hasil penelitian. Pengecekan

keabsahan data ini dilakukan melalui cara triangulasi sumber.

Pada penelitian ini digunakan triagulasi sumber dimana pengecekan

keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber dengan menggunakan sumber yang sama. Data yang diperoleh

dari informan kemudian dianalisis dan dilihat kesesuaian informasi yang diberikan.

Informasi yang dianggap sama dan relevan dari para informan akan dipilih untuk

menjadi bahan pertimbangan kemudian ditarik kesimpulannya.

I. Teknik Analisis Data

Teknik menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan analisis yang dilakukan secara terus menerus baik dalam proses

pengumpulan data muapun setelah pengumpulan data selesai dilakukan. Proses

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Menurut Miles, Huberman

dan Saldana (2014) di dalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis data yaitu: “data condensation,

data display, dan conclusion drawing/verifications”. Dengan langkah-langkah

analisis data yang dikemukakan oleh Miles, Huberman dan Saldana, yang akan

diurakan sebagai berikut, yaitu:

1. Kondensasi data (Data condensation), yakni kondensasi data merujuk pada

proses memilih, dan atau mentransformasikan data yang mendekati

keseluruhan bagia dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip


41

wawancara, dokumen-dokumen dan materi materi empiris lainnya.

2. Penyajian data (Data display), yang merupakan sebuah pengorganisasian,

penyatuan dari informasi yang memungkinkan penyimpulan dan aksi.

Penyajian data membantu dalam memahami apa yang terjadi dan untuk

melakukan sesuatu, termasuk analisis yang lelbih mendalam atau mengambil

aksi berdasarkan pemahaman.

3. Kesimpulan atau verifikasi (Conclusion drawing/verification) yaitu menarik

permasalahan sehingga memungkinkan verifikasi selama penelitian

berlangsung. Kegiatan ini merupakan analisis ketiga yang penting dengan

menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data,

seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat

keteraturan penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-

akibat, dan proposisi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Lokasi Penelitian

Kota Makassar Dari tahun 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai

Ujung Pandang atau Ujung Pandang adalah kotamadya dan sekaligus ibu kota

provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena

berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi

di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia

dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia.

Secara geografis wilayah kota Makassar berada pada koordinat 1190 Bujur

Timur dan 5,80 Lintang Selatan, dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25

meter dari permukaan laut. Dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut :

Utara : Kabupaten Kepulauan Pangkajene

Selatan : Kabupaten Bone

Barat : Selat Makassar

Timur : Kabupaten Maros

Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek

pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang

menetap di kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah

suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan

khas Makassar yang umum dijumpai seperti Coto Makassar, Roti Maros,

Jalangkote, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.
43

Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0-

5derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara

di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas

wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan

dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang

lebih 100 Km², dengan jumlah penduduk sebesar kurang lebih 1,25 juta jiwa.

Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki

143 kelurahan. Diantara kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan

dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo,

Tamalanrea dan Biringkanaya.

Dari gambaran sepintas mengenai lokasi dan kondisi geografis Makassar,

memberi penjelasan bahwa secara geografis, kota Makassar memang sangat

strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Dari sisi ekonomi,

Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentunya akan lebih efisien

dibandingkan daerah lain.

2. Sekilas Terbentuknya PD Parkir Makassar Raya

Perusahaan Daerah (PD) Parkir Kota Makassar didirikan pada tahun 1999

berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kotamadya Daerah Tingkat (DATI) II

Ujung Pandang No.5 Tahun 1999, tentang: Pendirian Perusahaan Daerah Parkir

Makassar Raya Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang (Lembaran Daerah

Kotamadya DATI II Ujung Pandang No.19 Tahun 1999, Seri D, Nomor 6,

kemudian diubah dengan Perda Kota Makassar No.16 Tahun 2006).


44

Sebelum pembentukan PD Parkir Makassar Raya, perparkiran di Kota

Makassar dikelola oleh Badan Pengawas Perparkiran (BPP) dibawah struktur

organisasi unit-unit Pelaksana Tetap Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya.

Pemikiran Pemerintah Kota Makassar untuk membentuk PD. Parkir Makassar

Raya didasari atas prinsip-prinsip efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan

pelayanan dari sektor perparkiran kepada masyarakat kota Makassar. Disamping

itu kegiatan perparkiran di Kota Makassar juga merupakan salah satu objek yang

mempunyai prospek untuk menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota

Makassar. Jadi dengan kehadiran PD Parkir Makassar Raya, selain diharapkan

menunjang pelaksanaan otonomi daerah, juga dapat meningkatkan PAD Kota

Makassar.

PD Parkir Makassar Raya muai disahkan pada tanggal 23 Agustus 1999.

Sesuai dengan perkembangan kondisi dan kebutuhan di lapangan, maka

berdasarkan SK Walikota Makassar No. 7040 Tahun 1999, Struktur Organisasi

PD Parkir Kota Makassar berubah menjadi masing-masing terdiri dari 3

Direktur,4 Kepala Bagian, dan 12 Kepala Seksi. Perusahaan daerah ini secara

efektif mulai beroperasi pada tanggal 1 September 2000.Pada akhir tahun

anggaran 2000 di bawah kepemimpinan R. Iswahyudi, PD Parkir berhasil

menyumbang PAD sebesar Rp.240 juta. Angka pendapatan yang cukup signifikan

jika dibandingkan dengan pendapatan yang dihimpun oleh pengelola parkir

sebelumnya yang hanya sebesar Rp.75 juta dalam setahun. Namun perjalanan

selanjutnya, ternyata kepemimpinan R. Iswahyudi banyak menimbulkan masalah,

yang bermuara pada anjloknya pencapaian target pada tahun 2002 yang tidak
45

mencapai 50 persen.

Mantan Walikota Makassar H.B. Amiruddin Maula kemudian me-

reevaluasi direksi dengan memberhentikan secara terhormat R. Iswahyudi selaku

direktur utama. H. Bakrie Amin pun ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas, sementara

direktur umum dijabat Aryanto Dammar, dan jabatan Direktur Operasional tetap

dipegang oleh M. Arfah Kasib. Trio kepemimpinan ini kemudian melakukan

serangkaian pembenahan yang bersifat mendasar, mulai dari perampingan tenaga

kerja lapangan demi efisiensi biaya dan efektifitas pekerjaan, penjadwalan ulang

warisan sebanyak Rp.207 juta, sampai pada pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen usaha yang sehat dan berdaya saing. Hasilnya cukup menggembirakan

dari tahun ke tahun sampai masa jabatan mereka berakhir.

Perkembangan yang semakin mengagumkan tercatat ketika direksi baru

dilantik pada tahun 2007. Mereka adalah Aryanto Dammar (Direktur Utama), Ir.

Rusdi Muhadir (Direktur Umum), dan H. Mustafa (Direktur Operasional). Di

Bawah kendali mereka, perusahaan daerah ini mencatat keberhasilan yang

fantastis dan membuat banyak perusahaan serupa di daerah lain berdatangan

melakukan studi banding. Saat ini, daerah operasional pelayanan jasa perparkiran

yang menjadi tugas dan tanggungjawab PD Parkir Kota Makassar meliputi seluruh

wilayah Kota Makassar yang terdiri dari 14 Kecamatan,143 kelurahan, 971 RW

dan 4789 RT, dengan luas 175,77 Km2.

3. Visi Misi PD Parkir Makassar Raya

PD Parkir Makassar Raya meyakini bahwa untuk menjadi salah satu

perusahaan daerah yang terbaik kinerjanya, maka perusahaan harus melakukan


46

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan jasa perparkiran kepada masyarakat secara

optimal,

b. Meminimalisasi adanya keluhan pelanggan melalui pelaksanaan

pelayanan secara prima,

c. Mengembangkan kemampuan SDM sebagai aset strategis perusahaan,

d. Menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan menerapkan

budaya perusahaan secara konsekuen dan terus menerus pada semua level

organisasi yang ada di lingkungan internal perusahaan.

4. Nilai dan Sasaran PD Parkir Makassar Raya

Dalam melaksanakan tugas, tanggungjawab dan fungsinya sebagai sebuah

perusahaan daerah, PD Parkir Makassar Raya senantiasa menganut prinsip-prinsip

dan nilai budaya perusahaan (Corporate Culture) dengan berpegang teguh pada

motto “Memberikan Kepuasan Terbaik Kepada Pelanggan / pengguna jasa”.

Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh PD Parkir adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan perusahaan daerah yang mampu memberikan pelayanan jasa

perparkiran kepada masyarakat secara optimal dan memuaskan.

b. Mengoptimalkan pendapatan dalam rangka upaya untuk menjadikan

perusahaandaerah yang terbesar dalam memberikan kontribusi terhadap

PAD Kota Makassar.

c. Meningkatkan mutu fasilitas, sarana, prasarana dan teknologi perparkiran.

d. Menertibkan kawasan-kawasan/areal perparkiran diseluruh wilayah Kota

Makassar agar menjadi lebih aman, nyaman dan memuaskan.


47

e. Melakukan penertiban terhadap juru parkir liar.

f. Memupuk dan mengembangkan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha,

perguruan tinggi dan lembaga iptek baik di dalam maupun di luar negeri

dalam rangka pengembangan organisasi perusda perparkiran dan

peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

5. Kebijakan dan Program PD Parkir Makassar Raya

a. Kebijakan

Dengan mengacu pada Visi dan Misi, serta 6 sasaran tersebut diatas, maka

dirumuskan 8 kebijakan yang akan dijadikan sebagai acuan dalam menetapkan

program PD Parkir Makassar Raya, yaitu:

1) Pembangunan kualitas sumber daya manusia;

2) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung;

3) Peningkatan realisasi pencapaian target pendapatan;

4) Peningkatan pelayanan perparkiran kepada masyarakat;

5) Perbaikan sistem manajemen perusahaan;

6) Peningkatan kinerja dan disiplin pegawai;

7) Peningkatan kerjasama pengelolaan perparkiran dengan pihak ketiga;

8) Penerapan teknologi modern dalam pengelolaan perparkiran.

b. Program

Untuk merealisasikan 8 kebijakan tersebut, maka akan dijabarkan kedalam

beberapa program pokok, yakni:

1) Pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia,


a) Peningkatan kualitas pendidikan formal;

b) Peningkatan kualitas keahlian dan keterampilan;


48

c) Peningkatan derajat kesehatan jasmani;

d) Peningkatan kualitas kerohanian; dan

e) Rekrutmen pegawai baru dan rotasi jabatan pada tingkat jabatan

operasional (Kepala Bagian dan Bawahannya)

2) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung,

a) Peningkatan sarana dan prasarana kantor; dan

b) Peningkatan fasilitas operasional lapangan.

3) Peningkatan realisasi pencapaian target pendapatan,

a) Peningkatan kerjasama pengelolaan perparkiran dengan pihak ketiga;

b) Penambahan dan perluasan areal/kawasan/titik lokasi perparkiran;

c) Peningkatan intensitas pengawasan kegiatan para juru parkir di

lapangan.

d) Peningkatan efisiensi biaya operasional dan biaya-biaya tak terduga;

e) Optimalisasi pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggungjawab seluruh

unitorganisasi.

4) Peningkatan pelayanan perparkiran kepada masyarakat,

a) Pemberian jaminan keamanan dan kenyamanan bagi kendaraan yang

diparkir oleh pemilik kendaraan;

b) Penerapan Besaran tarif retribusi parkir proporsional dan berimbang;


49

c) Peningkatan transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas pada

masyarakat.

5) Perbaikan sistem manajemen perusahaan,

a) Pemahaman prinsip-prinsip dasar Sistem Manajemen Mutu; dan

b) Pelaksanaan dan penerapan Sistem Manajemen Mutu pada setiap unit

kerja organisasi.

6) Peningkatan kinerja yang disiplin pegawai,

a) Penerapan peraturan perusahaan secara konsisten dan konsekuen;

b) Peningkatan motivasi, loyalitas,disiplin, dan kreativitas pegawai;

c) Peningkatan kesejahteraan pegawai; dan

d) Peningkatan kekompakan, solidaritas, kepedulian dan rasa

kebersamaan antara direksi dengan karyawan, dan sesama karyawan

serta keluarga.

6. Sarana dan Prasarana PD Parkir Makassar

Sarana dan prasarana pendukung perparkiran yang ada pada PD Parkir

Makassar Raya saat ini masih kurang memadai. Sebagai salah satu gambaran yang

paling nyata dapat dilihat dari kondisi gedung kantor yang ada. Luas lahankantor

PD Parkir yang ada sekarang hanya 392m2, luas bangunan 366m2 yang diisi oleh

126 orang pegawai. Luas halaman parkir yang juga sekaligus berfungsi sebagai

lapangan upacara hanya seluas 22m2. Ini berarti luas lahan parkir yang ada hanya

dapat menampung 2 kendaraan roda 4 dan 10 kendaraan roda 2. Padahal idealnya

untuk mengantisipasi pertambahan pegawai dalam 5 tahun kedepan, maka luas

bangunan gedung kantor PD Parkir minimal harus mencapaisekitar 1000m2.


50

Untuk transportasi yang ada sekarang itu berjumlah 5 kendaraan roda 4,

yangmasing-masing fungsinya: 1 unit untuk patroli, dan 4 unit untuk operasional.

Selain banguna kantor, sarana dan prasarana pendukung yang ada juga masih jauh

dari memadai. Untuk itulah, dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan kawasan

perparkiran dan pencapaian target pendapatan dalam 5 tahun kedepan, beberapa

fasilitas kerja yang harus segera diadakan atau ditambah antara lain: Komputer

(PC), Printer, Laptop, GPS, Jaringan internet dan Wireless LAN, kendaraan

operasional (Motor), Radio Orari, pesawat Handy Talky, seragam (Rompi dan

Topi) Jukir, Sound System, kursi dan meja kerja karyawan, serta meja Meeting

Direksi.

B. Penyajian Data Hasil Penelitian

Penyajian data dalam penelitian ini berdasarkan pada data yang telah

diperoleh dan yang telah dikumpulkan melalui observasi dan wawancara yang

dilakukan, serta data dan dokumen yang menunjang penelitian Pelayanan Parkir

Tepi Jalan Oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan

Pengayoman).

Wawancara dilakukan dengan pegawai PD Parkir Makassar Raya,

beberapa Juru Parkir Resmi, Masyarakat. Terpilihnya informan tersebut karena

dianggap memiliki kapasitas dalam memberikan informasi mengenai penelitian

ini.

Penyajian data dan hasil wawancara tentang Pelayanan Parkir Tepi Jalan

Oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar akan dibahas dan disajikan

berdasarkan teori Zeithaml dalam Lukman (2000) yang terdiri dari lima variabel
51

yaitu bentuk fisik, responsivitas, kehandalan, jaminan dan empati. Untuk penyajian

hasil penelitian akan diuraikan berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut:

1. Bukti Fisik (tangibles)

Zithamal dalam Lukman (2000) tangibles adalah peralatan modern,

fasilitas yang berdaya tarik visual, karyawan yang berpenampilan rapi dan

profesional, materi-materi yang berkaitan dengan jasa yang berdaya tarik visual.

Tangibles atau bukti fisik menyangkut penampilan dan kemampuan, sarana dan

prasarana fisik, dan keadaan lingkungan sekitar merupakan bukti nyata dari

pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Tangibles mencakup fasilitas fisik atau

bukti fisik yang dalam hal ini adalah sarana dan prasarana yang digunakan dalam

pemberian pelayanan parkir. Contoh sarana dalam pelayanan parkir, yaitu:

Peralatan kantor, Atribut juru parkir, Identitas diri dan Karcis parkir. Sedangkan

prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses (fasilitas penunjang / pendukung). Contoh

prasarana dalam pelayanan parkir, yaitu: Gedung PD Parkir, titik / lahan parkir,

kendaraan operasional, marka parkir (tanda/garis pembatas ruang parkir).

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa bukti fisik dalam pelayanan

parkir tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar berupa juru

parkir resmi yang bertugas mendapatkan atribut dari PD Parkir berupa Rompi,

kartu identitas dan juga karcis atau Hender (alat pembayaran elektronik) serta PD

Parkir juga telah memiliki lahan parkir jelas di sepanjang jalan pengayoman, dan

di lahan parkir tersebut dilengkapi dengan marka jalan walaupun belum

sepenuhnya memadai.
52

Berdasarkan hasil wawancara dengan NS selaku Kasi Pelataran Umum

mengenai PD Parkir Makassar Raya telah memenuhi fasilitas parkiran sesuai

standar dalam Perda No 17 tahun 2006, seperti kejelasan lahan parkir, marka

parkir, dan juga jukir resmi yang bertugas di titik yang telah ditentukan dalam

pelayanan parkir tepi jalan di Kota Makassar yang dikelola oleh PD Parkir

Makassar Raya, ia mengemukakan bahwa:

“Jadi menurut saya ada salah satu pasal dalam Perda 17 tahun 2006 tentang
parkir tepi jalan itu bahwa PD Parkir diberi kewenangan dalam pengelolaan
parkir di tepi jalan umum selama tidak ada rambu larangan parkir di daerah
itu dan tetap berkoordinasi dengan dishub mengenai apakah lokasi itu bukan
larangan parkir dan tidak mengganggu pengguna jalan dalam artian lahan
parkir kami jelas. Juga di setiap lokasi parkir yang dikelola PD Parkir itu
kami telah berikan tanda yang jelas berupa garis-garis itu untuk pembeda
parkiran mobil dan motor. Nah kalo jukir resmi kami tugaskan itu ada sekitar
100 orang lebih yang berpencar di 99 titik parkir di jalan pengayoman dan
orang yang bertugas sepanjang jalan pengayoman dilengkapi dengan rompi,
kartu identitas da juga Hender bukan lagi karcis dari PD parkir”.(28, Januari
2022)

Pendapat senada juga disampaikan oleh E selaku Humas PD Parkir

Makassar Raya mengenai penjelasan lahan parkir tepi jalan, marka parkir yang

belum jelas di beberapa titik parkir serta jumlah jukir yang bertugas di setiap titik

dalam pelayanan parkir tepi jalan di kota makassar oleh PD Parkir Makassar raya:

“sepengetahuan saya lahan parkir itu sepanjang jl. Pengayoman baik itu di
depan toko maupun warung makan seperti di depan pasger depan alaska ahh
itu semua lahan yang dikelola oleh PD parkir. Kalo marka parkir eee
biasanya kalo toko-toko besar seperti toko alaska jelas marka parkirnya tapi
kalo toko kecil kayak alfamart biasanya tidak jelaski marka parkirnya, biarmi
tukang parkir sendiri yang atur karena sedikit pengunjungnya. Nah kalo
jukirnya, sudah ada semua ditugaskan jukir resmi di setiap titiknya 1 atau 2
orang itu biasanya, tapi biasa juga ada jukir pembantu kalau tempat yang
ramai sekali seperti toko bintang”.(28 Januari 2022)

Hasil wawancara diatas kembali diperkuat oleh bapak SM selaku juru

parkir resmi di depan RSIA Bunda yang menjelaskan bukti fisik dalam dalam
53

pelayanan jasa parkir berupa lahan parkir, marka parkir dan juga atribut dari para

juru parkir yang bertugas walaupun dari keterangannya ditemukan bahwa bukti

fisik berupa marka parkir belum memadai di beberapa titik parkir di jalan

Pengayoman terutama di depan RSIA Bunda:

“Kalo lahan parkir itu eee ini di halaman RS ini sampe di pinggir jalan.
Marka parkir iyaa liatmki sendiri, adaji tapi beberapaji yang muat sama
motor yang parkir selebihnya saya sendiriji yang aturki. Kalau dititik ini
sendirija jukirnya karena kan disini orang yang parkir ndak terlalu ramaiji
juga, beda kalau kayak toko bintang,atau alaska yang selalu ramai setiap
harinya”.(29, Januari 2022)

Tabel Sarana dan Prasarana serta SDM PD Parkir Makassar Raya

No Sarpras Jumlah SDM PD Parkir jumlah


Makassar Raya
1 Mobil Patroli 1 unit Pegawai tetap 48 orang
2 Mobil 4 unit Pegawai kontrak 43 orang
Oprasional
3 Motor 5 unit Pegawai honorer 35 orang
Oprasional
4 Handy Talky 10 unit Juru parkir di di Jl 99 orang
Pengayoman
5 Rompi 100 unit
6 Kartu 100 unit
Identitas
Jukir
7 Handher 15 unit
8 Kantor PD 1 kantor
Parkir
Sumber: data diolah berdasrakan wawancara dan observasi di lapangan.

Dari tabel diatas dapat dilihat sarpras yang dimiliki PD Parkir Makassar

Raya masih sangat minim melihat daerah kerjanya yang begitu luas namun

hanya memiliki 4 unit kendaraan oprasional (mobil) dan 15 unit (motor) serta

1 unit kendaraan patroli. Walaupun dari kebutuhan jukir terkhusus di Jl

Pengayoman sudah terpenuhi dengan baik dalam hal rompi dan kartu

identitas, walaupun Handher belum merata dimiliki oleh semua titik parkir
54

di jl. Pengayoman.

Dari hasil wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa PD

Parkir Makassar Raya belum memenuhi fasilitas parkiran sesuai standar dalam

perda no 17 tahun 2006, karena sesuai dengan hasil wawancara, walaupun lahan

parkir yang dikelola oleh PD Parkir sepanjang jalan pengayoman sudah jelas, yakni

sebanyak 99 titik, PD Parkir juga telah merekrut jukir resmi di 99 titik tersebut

rata- rata satu atau dua orang disetiap titik, akan tetapi dari fasilitas yang kurang

adalah marka parkir di beberapa titik yang belum jelas, dan juga penggunaan

Handher sebagai alat dalam proses pembayaran elektronik yang belum merata di

semua titik parkir di Jl. Pengayoman.

Wawancara mengenai kepatuhan juru parkir memenuhi atribut seperti

menggunakan rompi, membawa identitas diri dan juga memiliki karcis parkir

sesuai dalam Perda nomor 17 tahun 2006 tentang parkir tepi jalan, dijelaskan oleh

NS selaku Kasi Pelataran Umum bahwa:

“PD parkir itu sudah memfasilitasi semua jukir resmi dengan atribut, nah kan
kalau mereka sudah melakukan permohonan ke PD Parkir dan diterima maka
kita akan fasilitasi mereka dengan Rompi parkir, kartu identitas dan juga
karcis, tapi khusus di Pengayoman sudah pakai Hendher itu sebagai alat
pembayaran elektronik karena kan harusnya sudah melakukan pembayaran
non tunai atau cashless). Bahkan rompi parkirnya itu ada barcode
pembayaran, nah orang yang parkir tinggal scan disitu”.(28, Januari 2022)

Wawancara lebih lanjut dengan DS sebagai salah satu jukir yang bertugas

di jalan Pengayoman, ia menjelaskan bahwa para jukir telah diberikan atribut

lengkap oleh PD Parkir seperti rompi, kartu identitas dan juga karcis walaupun

tidak selalu memberikan karcis kepada pengguna jasa, hanya memberi karcis pada

pengguna jasa yang meminta karcis saja. Akan tetapi sering ditemukan jukir yang
55

melepas atributnya selama bertugas karena alasan gerah atau tidak memakai kartu

identitas karena alasan tali kartu identitas yang putus.:

”Saya jukir yang memiliki atribut lengkap yang dikasi sama PD Parkir,
seperti memiliki rompi, kartu nama dan juga karcis, hanya saja kadang saya
melepas rompi karena cuaca panas. Kartu identitas jukir pun saya hanya
kantongi karena talinya yang sudah putus. Mengenai karcis kadang saya kasi
kepada pengguna jasa kadang juga tidak, karena biasanya kalau diberi karcis
langsung dibuang, jadi hanya yang minta yang kami kasi”.(29, Januari 2022)

Pendapat diatas kembali diperkuat oleh IW sebagai jukir yang bertugas di

depan Kantor BNI Pengayoman dalam hal kelengkapan atribut juru parkir dalam

bertugas dilapangan:

“Kalau rompi ada, identitas ada, nah kalo karcis khusus di sini di depan BNI
Pengayoman kita itu sudah pake hendher atau transaksi online juga bisa, jadi
bukanmi karcis tapi struk pembayaran yang kita kasi kepada pengguna jasa
parkir. Walaupun dilihat dilapangan tidak semuapi tempat parkir pakai
seperti ini, bahkan beberapa tempat parkir liar yang tidak punya karcis parkir
sama sekali”. (29, Januari 2022)

Salah satu masyarakat dengan inisial AH memberikan pandangannya

mengenai juru parkir yang bertugas di lapangan bahwa:

“Jadi yang saya lihat di pengayoman, dari beberapa kali saya parkir
kendaraan di pengayoman seperti di toko bintang dan alaska kadang ada juru
parkir yang menggunakan rompi dan adapun yang tidak. Kalau mengenai
karcis, ada yang disediakan oleh jukir dan sesuai dengan nominal
pembayarannya”. (29, Januari 2022)

Dari hasil wawancara diatas mengenai kelengkapan atribut juru parkir

sesuai dengan Perda nomor 17 tahun 2006 dapat disimpulkan bahwa Juru parkir

yang bertugas di jalan Pengayoman belum sepenuhnya mematuhi perda nomor 17

tahun 2006 tentang parkir tepi jalan karena dalam aturan para juru parkir wajib

menggunakan rompi dan kartu identitas selama bertugas, serta menggunakan

handher atau cashless dalam pembayaran, akan tetapi di lapangan justru hal

sebaliknya sering dijumpai, seperti jukir yang tidak menggunakan rompi walaupun
56

sudah dibagikan oleh PD Parkir karena alasan gerah jika menggunakan rompi, atau

tidak menunjukkan kartu identitas, bahkan beberapa oknum jukir tidak

memberikan karcis atau struk pembayaran kepada para pengguna jasa parkir.

Dalam variabel bukti fisik (tangibles) pada penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan bahwa bukti fisik (tangibles) dalam Pelayanan Parkir Tepi Jalan oleh

PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar Studi Kasus Jalan Pengayoman belum

memadai walaupun dalam hal lahan parkir, juru parkir resmi, pemberian atribut

dari PD parkir ke juru parkir sudah berjalan dengan baik akan tetapi dalam

keseharian masih ditemukan oknum jukir yang tidak menggunakan atributnya pada

saat bertugas di lapangan, seperti tidak menggunakan rompi atau tidak dapat

menunjukkan kartu identitas, serta belum menggunakan metode pembayaran

nontunai dan atau Handher atau bahkan tidak memberikan karcis kepada para

pengguna jasa parkir, dan juga marka parkir yang belum jelas di beberapa titik

parkir di sepanjang jalan pengayoman, seperti didepan RSIA Bunda dan juga

depan toko Bintang.

2. Keandalan (Reliability)

Reliability menurut Parasuraman, Zeithamal dan Berry dalam Tjiptono

dan Chandra (2016) kemampuan suatu perusahaan dalam memberikan layanan

yang akurat tanpa kesalahan dan menyampaikan jasa tersebut dengan tepat waktu.

Reliability atau keandalan adalah kemampuan atau modal penting yang harus

dimiliki oleh seseorang untuk memberikan pelayanan yang baik dan terpercaya

sesuai dengan yang diharapkan oleh penerima layanan. Reliabilitymenyangkut

kemampuan dan keandalan petugas dalam memberikan pelayanan yang


57

terpercaya, tepat dan memuaskan bagi penerima layanan sesuai yang diharapkan.

Begitu Pula dengan juru parkir. Seorang juru parkir tidak boleh bekerja atau

melaksanakan pekerjaan dengan semau-maunya, tapi harus mampu dan handal

dalam memberikan pelayanan parkir agar memuaskan pengguna layanan parkir,

sehingga dalam perekrutan juru parkir PD Parkir tidak serta-merta merekrut begitu

saja, akan tetapi sebelumnya diberikan pelatihan dan arahan serta wajib

menandatangani surat pernyataan kesediaan mematuhi aturan yang berlaku.

Dalam hal pemberian pelayanan parkir tepi jalan oleh PD parkir Makassar

raya di Kota Makassar dalam hal kehandalan (realialibity) hal yang paling penting

dibahas adalah yang pertama bagaimana proses rekrutmen dan spesifikasi yang

harus dipenuhi untuk bisa menjadi jukir resmi PD Parkir Makassar Raya, karena

dengan melihat spesifikasi dari penerimaan jukir maka kita juga dapat melihat

standar kualitas jukir yang direkrut, serta yang kedua sejauh mana pemahaman dan

pengamalan akan kewajiban jukir sesuai yang tertera dalam Perda nomor 17 tahun

2006.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi maka

didapatkan hasil penelitian berupa proses rekrutmen dan spesifikasi yang harus

dipenuhi untuk bisa menjadi juru parkir resmi di Kota Makassar adalah kalau

proses rekrutmen masyarakat yang ingin menjadi juru parkir resmi melakukan

permohonan dengan datang ke kantor PD Parkir Makassar Raya, dengan membawa

kartu identitas serta melaporkan lahan mana yang nantinya akan ditempati untuk

bertugas, mengenai spesifikasi untuk jukir tidak mempertimbangkan pendidikan

dan jenis kelamin, selama pemohon sehat jasmani dan rohani serta kuat dalam
58

memindah atau menggeser kendaraan itu sudah cukup. Sesuai dengan hasil

wawancara dengan NS selaku Kasi Pelataran Umum, iya mengemukakan bahwa:

“Jadi juru parkir itu tidak kita ambil begitu saja, yang pertama kan klo mau
jadi jukir resmi harus datang ke kantor PD parkir untuk mendaftarkan dirinya
disitu kami berikan pelatihan terlebih dahulu, setelah itu kami memberikan
surat pernyataan tentang hak dan kewajiban nah kalo dia sudah sepakat dan
siap menandatangani surat pernyataan baru kita rekrut. Tapi tidak semua
orang juga bisa kita rekrut, kita juga lihat dari kawasan parkir yang ada dan
kebutuhan jukir pada kawasan tersebut”. (28, Januari 2022)

Lebih lanjut dijelaskan oleh E sebagai Humas PD Parkir mengenai syarat

yang harus dipenuhi menjadi Juru parkir resmi adalah:

“Syarat yang harus dipenuhi itu kalo mau jadi jukir resmi itu sebenarnya
satuji, jadi orang yang mau jadi jukir resmi datang ke kantor PD parkir
laporkan dimana lahan parkir tepi jalan yang belum dikelola sama PD parkir
dan belum ada jukirnya. Nahh dia mendaftar untuk lahan tersebut yang tidak
adapi juru parkirnya. Selain itu dia juga harus sehat jasmani dan rohani serta
orangnya harus kuat karena jadi jukir kita mengandalkan fisik setelah dia
melapor ke PD Parkir, nanti kita ada tim yang turun untuk mengecek apakah
lahan yang didaftarkan memang potensial untuk dijadikan lahan parkir yang
akan dikelola oleh PD Parkir”. (28, Januari 2022)

Lebih lanjut penjelasan tambahan dari salah satu juru parkir resmi yakni

SM yang bertugas di jalan pengayoman berbagi pengalaman mengenai bagaimana

ia direkrut

“kalo saya dulu kan saya lamama jadi tukang parkir, di sini sekitar
pengayoman bahkan sebelum ada PD parkir saya memang sudah berprofesi
sebagai tukang parkir. Nahh semenjak ada PD parkir ini saya jadima petugas
juru parkir resmi. Caranya itu dulu melaporkan ke PD parkir klo saya yang
mau jagai parkirannya sekitar RSIA Bunda, saya disuruh buat surat
pernyataan untuk mematuhi aturan yang ada dan juga dikasi atribut serta
diberi pelatihan juga”. (29, Januari 2022)
59

Gambar Alur Rekruitmen Juru Parkir Resmi PD Parkir Makassar Raya

• Open rekruitmen dibuka oleh PD Parkir


tahap 1

• Calon juru parkir resmi datang mendaftar langsung di kantor PD Parkir


tahap 2 Makassar raya
• Calon juru parkir resmi melaporkan lokasi parkir yang akan ditempatinya
tahap 3
kemudian hari bertugas


• Staf dari PD Parkir melakukan kroscek kelokasi melihat lahan parkir
tahap 4 tersebut tidak melanggar aturan dan potensial mendatangkan keuntungan
• Kalau diterima, calon juru parkir membuat perjanjian kerja dengan PD
tahap 5 Parkir Makassar Raya
• Calon jukir diberi arahan dan pelatihan oleh PD Parkir Makassar Raya
tahap 6 sebelum ditugaskan dilapangan

Sumber: diolah dari hasil wawancara dengan pegwai PD Parkir Makassar Raya

Gambar diatas memperlihatkan secara jelas mengenai bagaimana alur

penerimaan juru parkir resmi yang dilakukan oleh PD Parkir Makassar Raya mulai

dari pembukaan pendaftaran sampai pada juru parkir siap bertugas dilapangan

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

proses rekrutmen dan spesifikasi yang dipenuhi untuk menjadi jukir adalah yang

terpenting harus orang yang sehat dan waras serta wajib datang ke kantor PD Parkir

untuk melaporkan lahan yang akan ditempati untuk bertugas nanti yang belum

dikelola oleh PD Parkir, setelah dilakukan pengecekan potensi lahan tersebut,

kemudian PD Parkir memberikan arahan dan surat pernyataan yang wajib

ditandatangani oleh calon jukir resmi.

Poin kedua yang diteliti dalam variabel keandalan (realiability) adalah

pemahaman dan pengamalan akan kewajiban jukir sesuai dengan perda nomor 17
60

tahun 2006. Data yang diperoleh setelah melakukan wawancara, observasi dan

dokumentasi di lapangan diperoleh bahwa juru parkir selalu berusaha menjaga

keamanan, ketertiban dan kebersihan lokasi parkir, akan tetapi yang menjadi

polemik adalah sering ditemukan oknum jukir yang memarkirkan kendaraan

sampai di badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan, dan ditemukan pula

oknum jukir yang melakukan kecurangan dalam penentuan tarif parkir seperti yang

terjadi ditepi jalan sekitaran mall panakukang, atau oknum jukir yang

menggunakan karcis yang sudah kadaluarsa. Seperti keterangan dari NS sebagai

Kasi Pelayanan Umum PD parkir Makassar Raya, dia menerangkan bahwa:

“Yah harus itu, kalau sesuai hasil evaluasi dari tim pengawas, juru parkir
yang bertugas selalu menjaga keamanan,ketertiban serta kebersihan area
parkir yang dikelolanya, jadi area parkir itu selalu familiar dengan tempat
sampah baik disediakan oleh toko ataupun disediakan PD Parkir, yang
menjadi masalah yang seringkali dikritik oleh masyarakat adalah adanya
oknum jukir yang memarkirkan kendaraan sampai di badan jalan lantas
menyebabkan kemacetan, hal seperti ini sebenarnya sudah sering
diperingatkan oleh PD Parkir seperti yang terjadi di toko Bintang atau depan
toko Lavita. Masalah lain lagi itu seperti oknum jukir yang melakukan
kecurangan dalam pemberian karcis, jadi dia itu memberi karcis dari tahun
lalu hal ini merupakan sebuah kecurangan karena akan mengurangi
setorannya ke kita ini sesuai dengan temuan Tim Reaksi Cepat PD Parkir,
dan jika ada yang ditemukan seperti ini kita pasti tindak”. (28, Januari 2022)

Untuk mengetahui lebih lanjut persoalan dalam pelayanan parkir tepi jalan

di Kota Makassar oleh PD Parkir dalam hal keandalan, yakni bagaimana juru parkir

memahami dan menjalankan aturan yang berlaku maka wawancara dengan salah

satu jukir yaitu DA mengemukakan bahwa kemacetan yang terjadi diluar kendali

dari juru parkir, hal ini karena volume kendaraan yang ingin melakukan parkir

memang yang tinggi:

“kami ini sebagai jukir merasa bertanggung jawab jki menjaga ketertiban
area parkir, kebersihannya juga kami sering bersihkan ini lahan parkir.
61

Masalahnya itu kita ini biasa bermasalah sama Dishub, kayak ini di Lavita
kan lahan parkirnya ini nda seberapaji baru pengunjungnya ini toko Lavita
selalu ramai, jadi kadang kita ini parkir motor sampe di badan jalan padahal
itu dilarang sama aturan karna menyebabkan kemacetan. Baru kita juga ini
nda bisaki larang pengunjung untuk datang di toko ini klo full mi
parkirannya”. (29, Januari 2022)

Selain masalah kemacetan akibat parkiran yang mengambil badan jalan,

persoalan lain dalam pemberian layanan parkir tepi jalan oleh PD Parkir Makassar

Raya diungkapkan oleh salah satu juru parkir yang diwawancarai yakni DS

mengemukakan bahwa adanya jukir yang tidak memberikan karcis karena

memang pengguna jasa yang tidak meminta karcis itu sendiri:

“Ya jelas, kita ini menjaga ketertiban dan keamanan tempat parkir ini karena
kita yang jadi petugas merasaki punya tanggung jawab untuk menjaga. Itu
juga tentang pembayaran parkir, cobamki tanya tanya orang yang bayar
parkir ee tidak ada itu dimintaki lebih dari 3 ribu klo motor karna ituji
ketentuan dari PD parkir memang. Tapi masalah yang terjadi di sini dan
hampir sepanjang jalan pengayoman ee parkiran itu sering tutupi badan jalan
karna banyak pengunjung yang datang, sebenarnya ini melanggar tapi karena
tidak adami lahan parkir kosong ee kita mami ini petugas parkir atur
sebagaimana supaya bisa rapi ini parkiran”. (29, Januari 2022)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Jukir

yang bertugas di jalan Pengayoman belum maksimal menjalankan kewajibannya,

walaupun dalam hal menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban serta tarif sudah

lumayan bertanggung jawab dan sesuai dengan ketentuan yang ada, akan tetapi

yang menjadi masalah adalah karena beberapa titik parkir sering melakukan

pelanggaran dalam hal memarkirkan kendaraan pengguna jasa sampai badan jalan

yang menyebabkan kemacetan, serta dalam pembayaran terkadang ada oknum

jukir yang tidak memberikan karcis dan atau menggunakan karcis lama.

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Parasuraman dalam Tjiptono dan Chandra 2016 mengatakan bahwa


62

Responsiveness (daya tanggap) berkaitan dengan kesediaan dan kemampuan para

pelanggan, menanggapi permintaan pelanggan serta menginformasikan waktu

pemberian jasa kemudian memberikan jasa secara bersangkutan.

Daya tanggap menyangkut kemauan atau kesiapan serta kesanggupan

petugas dalam menyediakan pelayanan yang cepat, tepat dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat/pengunjung. Bagaimana seorang penentu kebijakan

merespon suatu persoalan yang terjadi di lapangan, bagaimana tanggapan dan

upaya dalam pemecahan sebuah masalah yang terjadi.

Dalam pemberian pelayanan parkir tepi jalan oleh PD Parkir Makassar

Raya di Kota Makassar studi kasus jalan Pengayoman maka dapat dilihat

bagaimana respon dan upaya dari PD Parkir terhadap persoalan yang dihadapi oleh

instansinya agar terciptanya pelayanan yang optimal. Berdasarkan hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi di lapangan maka ditarik sebuah hasil

penelitian mengenai respon yang dilakukan oleh PD Parkir terhadap persoalan

parkir liar di kota Makassar, terkhusus di jalan Pengayoman yaitu PD Parkir

membentuk Tim Patuh Parkir (TP2) yang melibatkan TNI-Polri, satpol PP dan juga

Dishub dalam pemberantasan Parkir liar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan E selaku Humas PD parkir, yang mengemukakan bahwa:

“Jadi kita dalam merespon maraknya parkir liar di kota Makassar, begitupun
juga di jalan Pengayoman, Persoalan parkir liar ini kita respon dengan PD
parkir membentuk tim Tim Patuh Parkir (TP2) yang melibatkan TNI-Polri,
Satpol PP dan juga Dishub dalam pemberantasan parkir liar di kota
makassar, karena parkir liar itu merupakan sebuah pelanggaran, karena kan
semua lahan tepi jalan itu wewenangnya PD Parkir, ini saya tidak klaim
sepihak tapi begitulah bunyi peraturannya mmg, kalau parkir resmi ada
setoran wajibnya ke PD Parkir sedangkan enak dia yang parkir liar karena
semua keuntungannya masuk di kantong pribadi, nah karena parkir liar dapat
merugikan negara makanya harus ditindak”. (28, Januari 2022)
63

Ditemui terpisah, NS Selaku Kasi Pelataran Umum PD Parkir memberikan

pandangan mengenai respon terhadap parkir liar yang melanggar aturan, serta

banyaknya jumlah parkir liar di Jalan Pengayoman yakni ada sekitar 30an orang

yang terdata yang membuka lahan parkir tanpa mendaftar di PD Parkir Kota

makassar, apalagi sesuai dengan SK Walikota Makassar No:767/900/2019 tentang

Penerapan Tarif Parkir Progresif Elektronik Tepi Jalan Umum Daerah Kota

Makassar dimana besaran tarif parkir untuk mobil itu Rp. 5.000,00 dan untuk

motor Rp. 3.000,00,ia mengatakan bahwa:

“biasanya itu yang sering melakukan pelanggaran jukir tidak resmi seperti
mark up tarif dan buka lahan parir sesukanya, kan yang dimaksud titik parkir
liar itu yang ada tanda larangan parkir dan tetap buka parkiran di situ, seperti
didepan polsek rappocini, depan mall Panakukang, juga ada disekitar Pasar
Segar. kalo kasusnya seperti ini bukan lagi wewenangnya PD parkir tapi
menjadi tugas ee satpol PP atau mungkin Dishub. Beda kasus kalo lahan
yang belum terdaftar dalam pengelolaan PD parkir tetapi ada jukir yang
bertugas di situ dalam kasus ini PD parkir melakukan pendekatan persuasif
ke jukir yang tidak resmi tersebut dan mengedukasi bahwa tindakan jukir
tersebut merupakan pungutan liar karena semua lahan tepi jalan yang
berpotensi dijadikan parkiran merupakan milik negara yang diberikan
wewenang kepada PD parkir untuk mengelolanya. Maka jukir yang tidak
resmi tersebut diarahkan untuk mendaftar ke PD parkir atau kalo tidak
diimbau untuk berhenti melakukan pungutan di area tersebut”. (28, Januari
2022)

Argument berbeda disampaikan oleh salah satu jukir yang diwawancarai

yaitu AD, ia mengemukakan tidak ambil pusing dengan hadirnya jukir liar karena

memiliki lahan parkir yang berbeda, selama tetap saling menghargai sesama jukir:

“Mengenai jukir liar kami sesama tukang parkir tidak terlalu ambil pusing
karna kita punya lahan masing masing, biarmi itu menjadi tanggungjawab
pemerintah saja. Yang penting saling menghargai dan tidak melakukan
pelanggaran lah karena kalau melanggar yang kena sentimen dari
masyarakat kita semua ini yg seprofesi”. (29, Januari 2022)

Salah satu masyarakat AH yang juga pernah melakukan parkir di jalan


64

Pengayoman memberikan pandangan mengenai parkir liar bahwa:

“Parkir liar di kota makassar memang begitu marak, bahkan saya sebagai
masyarakat sulit membedakan yang mana merupakan parkir liar dan yang
mana parkir resmi, salah satu hal juga karena tidak ada sosialisasi dan
edukasi ke masyarakat perihal bagaimana ciri-ciri parkir resmi yang
bertugas”. (29, Januari 2022)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

masyarakat kesulitan membedakan yang mana parkir liar dan resmi walaupun PD

Parkir tetap menyikapi maraknya parkir liar dengan membentuk Tim Patuh Parkir

(TP2) yang bertugas dalam menindak para jukir liar, dimana tim ini melibatkan

TNI-Polri, Satpol PP dan Dishub, sebelum itu PD Parkir awalnya melakukan

pendekatan persuasif kepada para jukir liar untuk bergabung ke PD Parkir menjadi

jukir resmi atau menghentikan aktivitasnya sebagai jukir liar serta memberikan

pemahaman bahwa jukir liar merupakan suatu tindakan melawan hukum. Beda hal

dengan jukir resmi yang tidak terlalu mempersoalkan adanya jukir liar yang

penting saling menghargai dan tidak menyebabkan kemacetan.

PD Parkir Makassar Raya dalam meningkatkan pelayanan parkir tepi jalan

di Kota Makassar terkhusus di jalan pengayoman haruslah melakukan sebuah

upaya yang terukur dan sistematis, salah satu upaya yang terbaru adalah dengan

megalihkan pembayaran jasa parkir dari konvensional ke elektronik yang dimulai

di jalan Pengayoman dan jalan Bolevard yang bertujuan menekan kecurangan yang

dilakukan juru parkir serta meningkatkan pendapatan PD Parkir Makassar raya,

agar para pengguna jasa parkir dapat puas akan pelayanan yang diterima. Dalam

hal meningkatkan kualitas pelayanan PD Parkir melakukan pengarahan dan

pelatihan terlebih dahulu terhadap para calon jukir yang akan direkrut menjadi
65

jukir resmi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan NS selaku Kasi Pelataran umum, dia

menjelaskan upaya yang dilakukan PD Parkir dalam meningkatkan pelayanan

dengan memberikan pelatihan terlebih dahulu terhadap para calon juru parkir:

“Tentu saja kita ini sebagai penanggung jawab parkir tepi jalan di Kota
Makassar tentunya menginginkan masyarakat puas akan kinerja kami, selain
itu maksimalnya kinerja kami merupakan sebuah peningkatan PAD untuk
kota makassar, maka dari itu kami dalam merekrut para jukir, pasti kami bina
terlebih dahulu, pertama bagaimana ketangkasannya dalam kerja- kerja di
lapangan,memahami marka parkir, dan yang kedua kita bina agar mereka
mengetahui dan mematuhi aturan parkir tepi jalan yang berlaku”. (28,
Januari 2022)

Upaya lain yang ditempuh oleh PD Parkir Makassar Raya dalam

meningkatkan pelayanan parkir tepi jalan di kota makassar dijelaskan lebih lanjut

oleh E selaku humas dari PD Parkir Makassar Raya:

“Upaya PD parkir dalam membentuk jukir yang berkompeten serta taat


aturan yaitu, kami menyediakan pengawas yang bertugas untuk mengawasi
kerja jukir, karena beberapa kali ditemukan oknum jukir yang melanggar
aturan, seperti membiarkan masyarakat parkir sampai dibadan jalan yang
menyebabkan kemacetan, tidak memberikan karcis atau struk pembayaran
jasa parkir, disinilah letak peran pengawas untuk mengedukasi bahkan
sampai menindak jukir agar mematuhi aturan yang berlaku”. (28, Januari
2022)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,

PD Parkir Makassar Raya telah berupaya meningkatkan pelayanan parkir tepi jalan

dengan memberikan pembinaan kepada para calon juru parkir yang akan direkrut

serta membentuk tim pengawas yang bertugas mengawasi kerja-kerja jukir selama

dilapangan, bahkan sampai pada penindakan jika ditemukan jukir yang sering

melakukan pelanggaran.

4. Jaminan (assurance)

Kenyo dan Sen 2015 mengatakan bahwa jaminan dilambangkan sebagai


66

kemampuan penyedia layanan dalam memberikan kepercayaan kepada pelanggan.

Dimensi jaminan merupakan prilaku atau sifat para karyawan yang dapat

menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan sehingga terciptanya

rasa aman bagi pelanggan.

Assurance (Jaminan) menyangkut pengetahuan, keamanan, sikap sopan

santun dan kemampuan seorang petugas dalam melaksanakan tugas, untuk

menunjang kinerja dengan baik sehingga menimbulkan kepercayaan serta

keyakinan masyarakat/pengunjung. Begitu Pula halnya dengan parkiran, jukir

dituntut untuk bisa memberikan rasa aman kepada pemilik kendaraan ketika

mereka memarkirkan kendaraan di lahan parkirnya. Dengan jaminan rasa aman,

maka pemilik kendaraan akan merasa tenang dalam melakukan aktivitasnya

setelah memarkirkan kendaraan. Hal ini juga merupakan sebuah upaya dalam

meningkatkan kualitas pelayanan.

Dalam pengelolaan perparkiran tepi jalan di Kota Makassar, selain PD

Parkir Makassar Raya sebagai pengelola sesuai aturan yang berlaku, juga

melibatkan pihak ketiga yakni PT Sistem Pembayaran Global (SPG) yang bertugas

mendistribusikan alat parkir elektronik Handheld di jalan Pengayoman dan

Bolevard Makassar, juga Bappeda Kota Makassar selaku lembaga yang

mengumpulkan pajak dari retribusi parkir di Kota Makassar

PD Parkir Makassar Raya selaku pengelola parkir tepi jalan di kota

Makassar juga dituntut untuk bisa memberikan kepastian rasa aman terhadap para

pengguna jasa parkir tepi jalan di kota Makassar. Dari wawancara dan observasi

serta dokumentasi di lapangan, maka diperoleh sebuah hasil penelitian mengenai


67

kemampuan PD Parkir dalam memberikan jaminan keamanan kendaraan para

pengguna jasa Parkir Tepi jalan. Berdasarkan hasil wawancara dengan NS selaku

Kasi Pelataran Umum PD Parkir Makassar Raya, dijelaskan bahwa juru parkir

yang bertugas mengupayakan keamanan kendaraan akan tetapi kalau ada

kehilangan PD Parkir tetap bertanggung jawab dengan membantu membuat

laporan ke kepolisian:

“Intinya jukir itu mengupayakan keamanan kendaraan. Kalaupun ada terjadi


kerusakan atau kehilangan, selama ada juru parkir disitu, pasti PD parkir
bertanggung jawab akan kehilangan atau kerusakan, tapi kalau sampai
penggantian atau perbaikan ndak sampai disitu barangkali, jangan sampai
antara pengguna saja, bekerja sama dengan orang yang menghilangkan
kendaraan itu, jadi upaya PD parkir itu melapor ke pihak berwajib lantas
dilakukan penyidikan. Kecuali kalau jukir mmg yang merusak atau
mengambil kendaraan pengguna jasa PD parkir siap bertanggung jawab”.
(28, Januari 2022)

Lebih lanjut dijelaskan oleh E selaku humas PD Parkir Makassar Raya

perihal memberikan kepastian keamanan pengguna jasa berupa:

“Bentuk tanggung jawab PD parkir itu adalah sebatas mengupayakan jukir


untuk menjaga keamanan kendaraan pengguna jasa, karena jukir juga kalau
misal ada pengguna jasa yang kadang lupa mengambil kunci motor, atau
menyimpan handphone di dashboard motor, pasti akan dijaga oleh juru
parkir, tapi kalau dalam hal kehilangan kendaraan kami PD parkir tetap
mengawal masalah seperti ini seperti melaporkan ke pihak berwajib, dan
selama ini alhamdulillah belum pernah ada masuk laporan kehilangan
kendaraan di parkiran tepi jalan di pengayoman”. (28, Januari 2022)

Untuk menggali lebih dalam perihal upaya peningkatan kualitas pelayanan

parkir tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya dalam hal jaminan, dilakukan

wawancara dengan juru parkir resmi IW yang bertugas di depan BNI Pengayoman,

ia menerangkan bahwa:

“Kalau disini itu di area parkir kita di sekitar BNI pengayoman ini, kita
bertanggung jawab itu misalkan kehilangan helm, yah kita ganti itu kalau
ada kerusakan yang memang diakibatkan sama jukir juga pasti kita tanggung
68

jawab juga. Cuman kalau diluar dari area parkir inii minta maaf mami bukan
tanggung jawabta. Apalagikan di parkiran sini dilengkapi juga CCTV dari
kantor, jadi kalau ada kehilangan barang kentaraji kalau betul- betul
kehilangan dilokasi ini, karena biasa juga ada orang kehilangan di tempat
lain tapi nakira hilang disini”. (29, Januari 2022)

Juru parkir lain yang ditemui di depan Toko Lavita juga menjaminkan

usahanya dalam menjaga kendaraan yang parkir di area tugasnya:

“Yah kalau parkir di daerah parkirku kujagai iya barang-barangnya orang,


kayak mobil pick up yang bawa muatan dijagai supaya ndak ada yg curi
muatannya, begitu juga kalau motor, apalagi kalau ada nalupai dimotorna
kitaji dulu amankanki, karena sering kali kejadian seperti ini, orang kelupaan
kunci motor, atau hp, dompet, di dasbornya, pasti kita amankan terlebih
dahulu kemudian dikasi kembali ke yang punya”. (29, Januari 2022)

Salah satu juru parkir DS yang bertugas di jalan pengayoman juga

menjawab mengenai jaminan yang diberikan kepada pemilik kendaraan yang

parkir di areanya:

“Tidak ada jaminan yang bisa kami berikan, kami hanya upayakan untuk
jaga kendaraannya orang yang parkir, sampai situji saja yg mampu kami
lakukan untuk orang yg menggunakan jasa parkir, karena kalau motor hilang
baru kita disuruh ganti rugi mau dapat uang dari mana, padahal kita saja
penghasilan perhari untung kalau bisa sampai 100rb”. (29, Januari 2022)

Dari hasil wawancara diatas mengenai jaminan maka dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa, PD Parkir Makassar Raya selalu menekankan kepada jukir

untuk menjaga amanah dari para pengguna jasa dalam menjaga kendaraan yang

dititipkan, dan PD Parkir bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan

kendaraan pengendara apabila diakibatkan oleh ulah juru parkir resmi, dalam hal

kehilangan kendaraan di area parkir, PD Parkir sebatas bertanggung jawab dalam

mendampingi korban dalam pelaporan ke pihak berwajib. Sedangkan juru parkir

di lapangan tidak dapat memberikan jaminan dalam hal kehilangan kendaraan dari

para pengguna jasa, jukir hanya berupaya semaksimal mungkin dalam menjaga
69

kendaraan para pengguna jasa. Dan sampai saat ini belum ada laporan kehilangan

kendaraan.

5. Empati (empathy)

Kenyo dan Sen 2015 berpendapat bahwa empati terkait dengan

pengetahuan yang dimiliki perusahaan mengenai kebutuhan aktual dan keinginan

pelanggan. Menurut Parasuraman, Zeithamal dan Berry dalam Tjiptono dan

Chandra 2016 empati terkait dengan pemahaman perusahaan terhadap masalah

pelanggan dan kesediaan bertindak demi kepentingan pelanggannya, serta

memberikan perhatian secara personal kepada pelanggan dan memiliki jam

operasional yang nyaman.

Empathy (Empati) menyangkut pemberian layanan yang baik, dalam hal

ini keramahan, menjaga hubungan atau menjalin komunikasi dengan baik, serta

kesabaran dalam memberikan pelayanan. Begitu halnya dengan pemberian layanan

yang baik oleh PD Parkir Makassar raya terhadap para pengguna jasa parkir tepi

jalan di Kota Makassar khususnya di Jalan Pengayoman. Karena empati

merupakan ketulusan hari para juru parkir dalam melayani para pengguna jasa,

maka dari penelitian ini, setelah melalui tahap wawancara, observasi dan

dokumentasi di lapangan, diperoleh hasil bahwa juru parkir yang bertugas di jalan

pengayoman lumayan ramah terhadap para pengguna jasa, serta tidak segan

memberikan bantuan-bantuan kepada para pengguna jasa tersebut.

Seperti yang diterangkan oleh IW selaku salah satu jukir yang bertugas di

jalan Pengayoman mengenai keramahan dan empati kepada pengguna jasa, ia

menerangkan bahwa:
70

“Kita ini pasti berusaha untuk ramah kepada orang parkir, walaupun kadang
juga ada orang yang tidak suka ditegur toh, tapi bentuk kepedulianta itu,
seperti kalau panas matahari sekali di tutupi sadel motornya dengan kardus,
kalau mau juga keluar dari parkiran, pasti kita bantu kasi keluarkan
motornya”. (29, Januari 2022)

Keterangan lain disampaikan oleh masyarakat yang pernah parkir beberapa

kali di jalan Pengayoman AH, ia menerangkan bahwa:

“Kalau saya sebagai masyarakat, sebenarnya beda-beda juga pelayanannya


tukang parkir, ada yang bagus ada juga yg kurang bagus, biasa ada lokasi
parkir yang paski datang parkir tidak ada tukang parkir yang menjaga,
sekalinya mau keluar motorta tiba-tiba langsung ada tukang parkir yg minta
uang. Tapi ndak semuaji begitu, adaji juga yang tukang parkir yang betul-
betul najaga kendaraanta”. (29, Januari 2022)

Untuk memperkuat data mengenai jaminan, maka wawancara dilakukan

dengan NS selaku Kasi Pelataran Umum PD Parkir Makassar Raya, yang

mengemukakan bahwa:

“Lagi-lagi kalau ditanya mengenai ini mungkin masyarakat yang berhak


menjawab ini, karena masyarakat yang merasakan langsung bagaimana
pelayanan dari juru parkir, kalau saya yang diumpamakan jadi masyarakat
iya penilaianku saya lumayan ramai caranya juru parkir, semisal dia kasi taw
ke pengguna jasa jangki kunci leher motorta, sopanji cara bicaranya, kalau
parkirki juga pas mau keluar motor, naksi keluarkanki motorta, yah jadi
lumayan berempatilah tukang parkir dengan pelayanannya apalagi yang
dibayarkan juga ndak seberapaji”. (28, Januari 2022)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

jaminan cukup baik karena Jukir yang bertugas telah memperlihatkan empati yang

baik kepada masyarakat, seperti membantu masyarakat ketika ingin parkir dan

keluar dari parkiran, menutupi dengan kardus motor yang terkena terik matahari,

membungkus dengan kantong plastik atau membawa ke tempat berteduh helm

yang kehujanan, selalu bersikap ramah dan tidak meminta pembayaran lebih

kepada pengguna jasa.


71

C. Pembahasan

Parkir tepi jalan merupakan suatu bentuk penggunaan tepi jalan sebagai

parkiran kendaraan, parkir tepi jalan diperbolehkan selama tepi jalan tersebut tidak

ada marka jalan yang melarang dilakukannya parkir. Di Kota Makassar,

pengelolaan parkir tepi jalan dilimpahkan sepenuhnya dari pemerintah kepada

Perusahaan Daerah (PD) Parkir Makassar Raya dalam mengelolah sepenuhnya.

Direksi PD Parkir Makassar Raya diberikan wewenang dalam menentukan lahan

parkir, besaran tarif parkir dan juga perekrutan juru parkir, hal ini didasari oleh

Perda Nomor 17 Tahun 2006 tentang Parkir Tepi Jalan di Kota Makassar.

PD Parkir Makassar Raya dituntut untuk bisa meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan perparkiran tepi jalan di Kota Makassar,

maka dari itu PD Parkir melakukan berbagai inovasi dalam meningkatkan

pendapatan serta peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna

jasa.

Penelitian ini menghubungkan temuan hasil penelitian dengan indikator

yang telah ditetapkan dalam hal ini adalah teori Zeithamal dalam Lukman (2000)

dengan variabel teori, a. bukti fisik, b. keandalan, c. daya tanggap, c. jaminan, e.

empati. Setelah melakukan penelitian di lapangan, maka dapat dilihat hasil dari

Pelayanan Pengelolaan Parkir Tepi Jalan oleh PD parkir Makassar Raya di Kota

Makassar Studi Kasus Jalan Pengayoman.

1. Bukti Fisik (Tangibles)

Definisi tangible menurut Wang dan Wang dalam Felix 2017 adalah

peralatan yang baru, fasilitas yang menarik, penampilan profesional, dan materi
72

yang berkaitan dengan pelayanan. Tangibles atau bukti fisik menyangkut

penampilan dan kemampuan, saranadan prasarana fisik, dan keadaan lingkungan

sekitar merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.

Tangibles mencakup fasilitas fisik atau bukti fisik yang dalam hal ini adalah sarana

dan prasarana yang digunakan dalam pemberian pelayanan parkir. Untuk mengukur

kualitas pelayanan PD Parkirdalam pemberian jasa parkir tepi jalan, maka bukti fisik

menjadi salah satu elemenpenting dalam penilaian seperti gedung/titik/lahan parkir,

marka parkir, serta atribut dari para juru parkir.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan

di kantor PD Parkir dan di titik parkir perihal bukti fisik dalam Pelayanan

Pengelolaan parkir tepi jalan oleh PD Parkir di Kota Makassar diperoleh bahwa

titik/lahan parkir yang dikelola oleh PD Parkir di Sepanjang jalan Pengayoman

terdapat 99 titik parkir resmi baik itu di depan pertokoan, cafe, rumah makan

maupun pusat keramaian lainnya. Serta disetiap titik parkir bertugas 1-2 orang juru

parkir resmi. Sedangkan marka parkir di setiap lahan parkir disepanjang jalan

Pengayoman masih belum memadai, ada parkiran yang memiliki marka parkir,

seperti di depan alfamart maupun indomaret, ada pula parkiran yang tidak memiliki

marka parkir yang jelas seperti di depan RSIA Bunda.

Mengenai atribut, setiap juru parkir resmi diberikan fasilitas berupa rompi

parkir, kartu identitas dan juga karcis oleh PD Parkir Makassar Raya. Tetapi khusus

di Jalan Pengayoman sudah menggunakan Handher, ini sebagai alat pembayaran

tunai maupun non tunai, bahkan rompi parkir saat ini telah dilengkapi oleh barcode

pembayaran, jadi pengguna jasa yang ingin melakukan pembayaran hanya tinggal
73

scan, hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kenyamanan pengunjung serta

mengurangi peluang kecurangan oleh juru parkir.

2. Keandalan (Reliability)

Al Baraq 2013 mengungkapkan reliability adalah kemampuan untuk

melaksanakan pelayanan yang dijanjikan dengan sikap yang akurat dan dapat

diandalkan. Reliability atau keandalan adalah kemampuan atau modal penting yang

harus dimiliki oleh seseorang untuk memberikan pelayanan yang baik dan

terpercaya sesuai dengan yang diharapkan oleh penerima layanan. Reliability

menyangkut kemampuan dan keandalan petugas dalam memberikan pelayanan

yang terpercaya, tepat dan memuaskan bagi penerima layanan sesuai yang

diharapkan. Untuk mengukur keandalan dari para juru parkir resmi yang bertugas,

maka langkah awal yang perlu kita ketahui adalah spesifikasi yang harus dipenuhi

untuk bisa menjadi juru parkir resmi di PD Parkir Makassar Raya, hal kedua yang

perlu diketahui untuk mengukur keandalan PD Parkir Makassar raya dalam

memberikan pelayanan adalah pemahaman dan pengamalan akan kewajiban juru

parkir sesuai dengan Perda nomor 17 tahun 2006 tentang parkir tepi jalan di Kota

Makassar.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dalam penelitian

mengenai Pelayanan pengelolaan parkir tepi jalan oleh PD Parkir di Kota Makassar

adalah PD Parkir Makassar Raya tidak memasang standar spesifikasi khusu untuk

para calon juru parkir yang melamar, syarat dari PD parkir hanyalah yang penting

orang bersangkut sehat jasmani dan rohani serta tangkas dalam menggeser-geser

kendaraan, karena nantinya juru parkir yang akan diterima tetap diberikan pelatihan
74

oleh PD Parkir Makassar raya. Salah satu hal penting adalah orang yang ingin

melamar melaporkan lokasi yang akan ditempati bertugas nantinya, lahan tersebut

harus belum dikelola oleh PD Parkir sebelumnya. Lahan tersebut nantinya akan di

kroscek oleh tim PD Parkir Makassar Raya, apakah potensial dibuka sebagai lahan

parkir resmi atau tidak.

Kewajiban yang harus dijalankan oleh juru parkir resmi sesuai dengan Perda

nomor 17 tahun 2006 adalah juru parkir yang bertugas wajib menjaga, keamanan,

ketertiban, kebersihan, memasang tarif yang sesuai serta tidak menanggung arus

lalu lintas. Akan tetapi yang terjadi dilapangan justru tidak sejalan, sesuai dengan

hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat ditarik sebuah hasil bahwa juru

parkir yang bertugas sudah lumayan bertanggung jawab dalam menjaga keamanan

dan kebersihan serta ketertiban di lokasi parkir, yang menjadi soal adalah juru

parkir ditemukan melakukan kecurangan dalam penggunaan karcis, dimana karcis

yang digunakan bukan yang berlaku untuk hari ini, akan tetapi karcis beberapa hari

yang lalu, dan juga masalah lainnya adalah seringkali juru parkir melakukan parkir

kendaraan sampai pada badan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan di ruas

jalan pengayoman, padahal hal ini jelas dilarang oleh aturan.

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Menurut Sokachaee (2014) mengartikan daya tanggap sebagai kemauan

untuk berkontribusi kepada pelanggan, menunjukkan kepekaan terhadap

permintaan dan keluhan pelanggan. Responsiveness (daya tanggap) menyangkut

kemauan atau kesiapan serta kesanggupan petugas dalam menyediakan pelayanan

yang cepat, tepat dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat/pengunjung.


75

Bagaimana seorang penentu kebijakan merespon suatu persoalan yang terjadi di

lapangan, bagaimana tanggapan dan upaya dalam pemecahan sebuah masalah yang

terjadi.

Dalam pemberian pelayanan parkir tepi jalan, tantangan yang paling sering

dihadapi oleh PD Parkir Makassar Raya adalah maraknya parkiran liar yang

menjamur di kota Makassar, begitupun dengan di Jalan Pengayoman. Hal ini sangat

perlu direspon oleh PD Parkir Makassar Raya karena selain Parkir liar merupakan

suatu bentuk pungutan liar kepada masyarakat, juga jelas melanggar aturan yang

ada.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, maka diperoleh

hasil bahwa respon PD Parkir Makassar raya akan Maraknya Parkir liar dengan

membentuk Tim Patuh Parkir (TP2) yang bertugas dalam menindak para juru parkir

liar, dimana tim ini melibatkan TNI-Polri, Satpol PP dan Dishub, sebelum PD

Parkir melakukan penindakan, ia terlebih dahulu melakukan pendekatan persuasif

kepada para juru parkir liar untuk bergabung ke PD Parkir Makassar raya untuk

menjadi juru parkir Resmi atau menghentikan aktivitasnya sebagai juru parkir liar

dan memberikan pemahaman bahwa juru parkir liar merupakan suatu tindakan

melawan hukum.

Respon PD Parkir Makassar Raya dalam upaya meningkatkan pelayanan

parkir tepi jalan di Kota Makassar adalah memberikan pelatihan kepada para calon

juru parkir serta kami membentuk Tim Pengawas yang bertugas mengawasi kerja-

kerja juru parkir di lapangan tiap harinya. Tim pengawas ini yang berkewajiban

memberikan arahan dan mengingatkan para juru parkir liar akan aturan yang ada,
76

bahkan jika ada juru parkir resmi yang kedapatan sering melanggar, maka

pengawas tidak segan menarik rompi juru parkir liar tersebut.

Banyak yang menjadi catatan untuk PD Parkir Makassar Raya dalam daya

tanggapnya merespon persoalan diatas, saat PD Parkir membentuk Tim Patuh

Parkir untuk bertugas memberantas parkir liar, akan tetapi tetap ada ditemukan

parkir liar baik itu di depan polsek Rappocini Makassar dan juga di depan Mall

Panakukang yang belum dikelola oleh PD Parkir dan masih eksis sampai hari ini,

begitupun dengan tim pengawas yang melakukan penindakan terhadap pelanggaran

perparkiran akan tetapi masih marak ditemukan jukir yang melanggar aturan yang

ada seperti membuka parkir sampai badan jalan seperti depan computer city dan

toko bintang.

4. Jaminan (Assurance)

Jaminan menurut Parasuraman dalam Yarimoglu (2014) yaitu sebagai

pengetahuan dan sopan santun karyawan dan kemampuan untuk membangun

kepercayaan dan kepercayaan diri. Assurance (Jaminan) menyangkut pengetahuan,

keamanan, sikap sopan santun dan kemampuan seorang petugas dalam

melaksanakan tugas, untuk menunjang kinerja dengan baik sehingga menimbulkan

kepercayaan serta keyakinan masyarakat/pengunjung. Begitu Pula halnya dengan

parkiran, jukir dituntut untuk bisa memberikan rasa aman kepada pemilik

kendaraan ketika mereka memarkirkan kendaraan di lahan parkirnya. Dengan

jaminan rasa aman, maka pemilik kendaraan akan merasa tenang dalam melakukan

aktivitasnya setelah memarkirkan kendaraan. Hal ini juga merupakan sebuah upaya

dalam meningkatkan kualitas pelayanan.


77

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, maka diperoleh

hasil penelitian bahwa PD Parkir Makassar Raya selalu menekankan kepada jukir

untuk menjaga amanah dari para pengguna jasa dalam menjaga kendaraan yang

dititipkan, dalam hal kendaraan yang hilang atau rusak, PD Parkir bertanggung

jawab bila yang menghilangkan atau yang merusak adalah juru parkir resmi yang

bertugas, dalam hal kehilangan di area parkir, PD Parkir tetap bertanggung jawab

tapi sebatas mengawal korban untuk melakukan laporan ke pihak berwajib.

Sedangkan sebagai juru parkir juga hanya mengupayakan yang terbaik

dalam menjaga keamanan kendaraan dari para pengguna jasa. Walaupun sejauh ini

parkir tepi jalan yang dijaga oleh juru parkir resmi dapat dikategorikan aman,

karena sampai saat ini belum ada laporan yang masuk ke PD Parkir akan kehilangan

kendaraan.

5. Empati (empathy)

Menurut Tjiptono dalam Pandjaitan (2016) empati meliputi kemudahan

dalam memjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman

atas keutuhan individual kepada pelanggan.

Empathy (Empati) menyangkut pemberian layanan yang baik, dalam hal ini

keramahan, menjaga hubungan atau menjalin komunikasi dengan baik, serta

kesabaran dalam memberikan pelayanan. Begitu halnya dengan pemberian layanan

yang baik oleh PD Parkir Makassar raya terhadap para pengguna jasa parkir tepi

jalan di Kota Makassar khususnya di Jalan Pengayoman. Karena empati merupakan

ketulusan hati para juru parkir dalam melayani para pengguna jasa, maka dari

penelitian ini, setelah melalui tahap wawancara, observasi dan dokumentasi di


78

lapangan, diperoleh hasil bahwa juru parkir yang bertugas di jalan pengayoman

lumayan ramah terhadap para pengguna jasa, serta tidak segan memberikan

bantuan-bantuan kepada para pengguna jasa tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi maka diperoleh

hasil bahwa Jukir yang bertugas telah memperlihatkan empati yang baik kepada

masyarakat, seperti membantu masyarakat ketika ingin parkir dan keluar dari

parkiran, menutupi dengan kardus motor yang terkena terik matahari, membungkus

dengan kantong plastik atau membawa ke tempat berteduh helm yang kehujanan,

selalu bersikap ramah dan tidak meminta pembayaran lebih kepada pengguna jasa.

Rekapitulasi Indikator

No Variabel kualitas Pelayanan oleh Keteran


gan
Zeithamal dalam Lukman (2000) Baik Kurang
baik
1 Bukti fisik (Tangibles) √

2 Keandalan (reliability) √

3 Daya Tanggap (responsiveness) √

4 Jaminan (assurance) √

5 Empati (Empathy) √

Berdasarkan tabel rekapitulasi kelima variabel kualitas pelayanan diatas

maka dapat disimpulkan bahwa Pelayanan Pengelolaan Parkir Tepi Jalan oleh PD

Parkir Makassar Raya di Kota Makassar Studi Kasus Jalan Pengayoman belum

berjalan baik sesuai dengan teori Zaithamal dalam Lukman (2000) karena dari

kelima indikator hanya dua indikator yang berjalan dengan baik. Untuk lebih

jelasnya diuraikan sebagai berikut:


79

1. Bukti Fisik (Tangibles)

Berdasarkan hasil penelitian bukti fisik dalam pelayanan pengelolaan parkir

tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar studi kasus Jalan

Pengayoman, dinilai kurang baik karena dari beberapa bukti fisik yang ada belum

memadai seperti marka parkir yang belum jelas di beberapa titik di sepanjang jalan

pengayoman, dan juga juru parkir yang telah diberikan atribut tapi dalam

keseharian tugasnya masih biasa tidak menggunakan atributnya.

2. Keandalan (Reliability)

Berdasarkan hasil penelitian keandalan dalam pelayanan pengelolaan parkir

tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar studi kasus Jalan

Pengayoman dinilai masih kurang baik karena, tidak ada spesifikasi yang jelas

untuk calon juru parkir resmi yang akan direkrut serta, juru parkir dalam

menjalankan kewajibannya sering ditemukan melakukan kecurangan karcis serta

melakukan parkir hingga ke badan jalan yang akhirnya mengakibatkan kemacetan.

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Berdasarkan hasil penelitian daya tanggap dalam pemberian pelayanan

pengelolaan parkir tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar studi

kasus Jalan Pengayoman masih kurang baik walaupun PD Parkir telah membentuk

Tim Patuh Parkir untuk memberantas Parkir liar serta membentuk Tim Pengawas

untuk mengawasi juru parkir resmi akan tetapi masih sering ditemukan juru parkir

liar di jalan pengayoman serta masih sering didapat pelanggaran yang dilakukan

para juru parkir yang berulang berupa memarkirkan kendaran hingga badan jalan

4. Jaminan (Assurance)
80

Berdasarkan hasil penelitian jaminan dalam pelayanan parkir tepi jalan di

Kota Makassar oleh PD Parkir Makassar Raya studi kasus jalan Pengayoman,

dinilai sudah baik, mendengar pengakuan dari para juru parkir yang

memaksimalkan pengawasan kendaraan pengguna jasa dan didukung nihilnya

laporan kehilangan kendaraan di tempat parkir tepi jalan.

5. Empati (Emphaty)

Berdasarkan hasil penelitian empati dalam pemberian pelayanan parkir tepi

jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota Makassar terkhusus di jalan

Pengayoman dinilai sudah baik karena juru parkir bersikap ramah terhadap para

pengguna jasa, serta memberikan bantuan-bantuan kepada pengguna jasa berupa

bantuan dalam memerkir dan mengeluarkan kendaraan, melindungi kendaraan dari

terik matahari dan hujan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan

mengenai pelayanan parkir tepi jalan oleh PD Parkir Makassar Raya di Kota

Makassar Studi Kasus Jalan Pengayoman sebagaimana yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Bukti fisik dinilai kurang memadai karena dari beberapa elemen yang

harus ada dalam pelayanan parkir tepi jalan di Kota Makassar terkhusus

di jalan Pengayoman, PD Parkir Makassar Raya belum bisa

memenuhinya.

2. Kehandalan dinilai belum dapat diandalkan karena dari beberapa

kewajiban yang harus dipenuhi masih ada saja yang dilanggar para jukir

seperti memarkirkan kendaraan hingga badan jalan

3. Daya tanggap dinilai masih kurang responsif karena PD Parkir telah

membentuk tim patuh parkir dan mengangkat pengawas juru parkir

namun dalam keseharian tetap saja ditemukan parkir liar dan pelanggaran

oleh juru parkir di lapangan

4. Jaminan, PD Parkir Makassar Raya dinilai sudah dapat memberikan

jaminan keamanan kendaraan pengguna jasa, karena jukir telah

mengupayakan keamanan dengan baik serta belum adanya laporan

81
82

kehilangan kendaraan yangmasuk ke PD Parkir Makassar raya.

5. Empati, PD Parkir Makassar raya dinilai telah menunjukkan empati

kepada pengguna jasa dilihat dari seringnya ditemukan jukir yang ramah

serta tidak segannya para jukir membantu pengguna jasa.

Berdasarkan poin-poin diatas maka dapat ditarik kesimpulan utama

bahwa Pelayanan Parkir Tepi Jalan Oleh PD Parkir Makassar raya di Kota

Makassar Studi Kasus Jalan Pengayoman belum berjalan dengan efektif karena

dari kelima indikator masih ada tiga indikator yang belum maksimal dalam

penilaian kualitas pelayanan berdasar dari teori Zeithaml dalam Lukman

(2000).

B. Implikasi

Hasil penelitian ini terkait dengan “Pelayanan Parkir Tepi Jalan Oleh

PD Parkir Makassar raya di Kota Makassar Studi Kasus Jalan Pengayoman”

ini merupakan salah satu penelitian ilmiah yang memberikan masukan betapa

pentingnya menjaga kualitas pelayanan dalam perparkiran tepi jalan di Kota

Makassar agar terciptanya pelayanan yang efektif dan masyarakat merasa puas

akan pelayanan dari PD Parkir Makassar Raya sesuai dengan amanat Perda

nomor17 Tahun 2006 tentang parkir tepi jalan di Kota Makassar.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diatas, saran yang

dapat peneliti berikan adalah:

1. Bagi PD Parkir Makassar Raya, untuk bisa lebih memenuhi fasilitas


83

parkir sesuai dengan aturan yang berlaku, serta lebih menguatkan

pengawasan terhadap juru parkir yang bertugas dilapangan.

2. Bagi para juru parkir resmi, agar senantiasa menjalankan kewajiban

dengan baik, serta meminimalisir pelanggaran seperti memarkirkan

kendaraan hingga badan jalan yang dapat menyebabkan kemacetan

3. Bagi masyarakat, agar lebih bijak dalam menggunakan jasa parkir tepi

jalandengan tidak memberikan pembayaran tanpa diberikan karcis, dan

lebih bijak dalam menggunakan parkiran tepi jalan agar tidak

menyebabkan kemacetan.
84

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda. (2014). Model Koalisi Advokasi dalam Perubahan Kebijakan Tata


Ruang di Kota Makassar.
Ali Faried dan Baharuddin. (2013). Pengantar Ilmu Administrasi. Gorontalo:PT
bifadpress
Daraba, Dahyar, dkk. (2018). Strategy Of Governance In Transportation Policy
Implementation: Case Study of Bus Rapid Transit (BRT) Program in Makassar
City. Journal Academy of Strategic Management.
Dharma, Surya. ( 2004). Manajemen Kinerja : Falsafah Teori dan
Penerapannya. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Dwiyanto, Agus . (2008). Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan
Publik.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hardiyansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator dan
Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media.
Keban, Yeremias T. (2008). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik:
Konsep, Teori, dan Isu. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit
GayaMedia.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Lukman, Sampara. (2000). Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN
Press.
Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP.
YKPN.
Miles, Mathew B.A, Michael Huberman, Saldana. (2014). Analisis Data Kualitatif.
Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press.
Moenir, H.A.S. (2010). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Pasolong, Harbani. (2010). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.
Ratminto. Atik Septi Winarsih. (2005). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Samsudin, Sadili. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka
Setia.
Sedarmayanti.(2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
CV.Mandar Maju.
Sembiring, Masana. (2012). Budaya dan Kinerja Organisasi. Bandung:
Fokusmedia.Sinambela,
Lijan Poltak,dkk. (2011). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta :Bumi Aksara.
Siswanto, Bejo. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administrarif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi Metode R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah. ( 2008). Pengantar
85

Manajemen.Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Tangkilisan, Nogi Hessel. (2005). Manajemen Publik. Jakarta.: PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia.
Tjiptono, Fandy. (2007). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.
86

LAMPIRAN
87

Lampiran 1
Matriks Penelitian Pengelolaan Pelayanan Jasa Parkir di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan Pengayoman)

Judul Rumusan Fokus/Sub Fokus Sumber Data Metode Penelitian


Masalah
Pengelolaan Bagaimana Zeithamel (dalam 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari 1. Jenis penelitian
Pelayanan Jasa pengelolaan Lukman 2000;205) hasil wawancara yang berisi pertanyaan yang adalah deskriptif
Parkir di Kota pelayanan jasa Kualitas Pelayanan berkaitan dengan pegelolaan pelayanan jasa dengan desain
Makassar Publik dibagi dalam 5 parkir di Kota Makassar (studi kasus jalan penelitian yaitu
parkir di jalan
(Studi Kasus dimensi: Pengayoman). Informan penelitian terdiri dari kualitatif.
Jalan Pengayoman 1. Bukti Fisik Direktur Umum PD Parkir Makassar, Kabag
Pengayoman) Kota (Tangibles) 2. Pengumpulan
Makassar? Pengelolaan PD Parkir Makassar, Juru Parkir
2. Kehandalan data dilakukan
Resmi yg bertugas di jalan Pengayoman,
(reliability) dengan tiga cara,
Masyarakat pengguna jasa parkir di jalan
3. Daya Tanggap yakni:
Pengayoman, ketua Serikat Juru Parkir Makassar
(responsiviness) 2. Data Sekunder merupakan sumber data yang a. Wawancara
4. Jaminan (assurance) tidak langsung memberikan data kepada
5. Empati (empathy)
pengumpul data dimana data sekunder b. Observasi
merupakan data pendukung penelitian yang c. Dokumentasi
diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi.
Misalnya dokumentasi seperti majalah, koran, .
jurnal dan dokumentasi lain yang berhubungan
dengan penelitian.
88

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

Penelitian yang berjudul Pengelolaan Pelayanan Jasa Parkir di Kota Makassar (Studi

Kasus Jalan Pengayoman) dengan menggunakan pendekatan kualitas pelayanan publik

teori Zeithamel dalam Lukman (2000) yang terdiri dari 5 (lima) dimensi yakni:

1. Bentuk Fisik (tangibles)

a. Apakah PD Parkir Makassar telah memenuhi fasilitas parkiran sesuai

standar dalam perda nomor 17 tahun 2006, seperti kejelasan lahan parkir,

marka parkir dan keberadaan jukir resmi di jalan pengayoman makassar?

b. Apakah jukir yang bertugas di jalan Pengayoman memenuhi aturan dalam

perda nomor 17 tahun 2006, seperti, menggunakan atribut, identitas diri dan

juga karicis parkir?

2. Kehandalan (realibility)

a. Apa spesifikasi yang harus dipenuhi untuk bisa mendaftar menjadi juru

parkir resmi di PD parkir Kota Makassar?

b. Apakah juru parkir memahami dan menjalankan kewajiban sebagai juru

parkir seperti menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan tempat parkir,

tidak menggangu lalu lintas, menaati ketentuan tarif, memberi karcis dan

menggunakan seragam sesuai dengan yang tertera pada pasal 10 perda

nomor 17 tahun 2006?

3. Daya tanggap (responsiviness)


89

a. Bagaimana tanggapan PD parkir kota Makassar terhadap titik-titik parkir

liar yang berada di jalan Pengayoman Kota Makassar?

b. Bagaimana tanggapan PD Parkir terhadap maraknya kemacetan yang

terjadi di jalan Pengayoman?

c. Bagaimana upaya PD parkir Kota Makassar dalam menyediakan juru parkir

yang berkompeten dalam memberikan jasa parkir di jalan Pengayoman

Kota Makassar?

4. Jaminan ( assurance)

a. bagaimana upaya PD parkir Kota makassar dalam memberikan jaminan

keamanan terhadap customer yang menggunakan jasa parkir di jalan

pengayoman Kota Makassar?

b. Bagaimana upaya juru parkir dalam memberikan jaminan keamanan

terhadap pengguna jasa dilapangan yang melakukan parkir di jalan

Pengayoman Kota Makassar?

5. Empati (empathy)

Apakah juru parkir dilapangan menjalin komunikasi yang baik serta bersikap

ramah terhadap para pengguna jasa parkir di jalan Pengayoman Kota

Makassar?
90

Lampiran 3
6. Informan Keenam
DAFTAR NAMA
INFORMAN Nama : Samsuddin
1. Informan Pertama
Nama : Pak Eko Jabatan : Juru Parkir

Jabatan : Staf Humas PD RSIA Bunda

Parkir Makassar Raya 7. Informan Ketujuh

2. Informan Kedua Nama : Ahmad

Nama : Nursalim Jabatan : Masyarakat

Jabatan : Kepala

Pelataran

3. Informan Ketiga

Nama : Dg. Subadi

Jabatan : Juru Parkir

Computer City

4. Informan Keempat

Nama : Iwan

Jabatan : Juru Parkir BNI

Pengayoman

5. Informan Kelima

Nama : Adi

Jabatan : Juru Parkir

Toko Lavita
91

Lampiran 4

MATRIKS WAWANCARA HASIL PENELITIAN PENGELOLAAN PELAYANAN JASA PARKIR DI KOTA MAKASSAR

(STUDI KASUS JALAN PENGAYOMAN)

Fokus
Pertanyaan Informan Hasil Wawancara Reduksi Data Penyajian Data Kesimpulan
Penelitian
Apakah PD NS Jadi menurut saya ee Jadi menurut saya ada salah Berdasarkan hasil PD Parkir Makassar
Tangibles parkir telah ada salah satu pasal satu pasal dalam perda 17 wawancara lahan Raya belum memenuhi
memenuhi dalam Perda 17 bahwa bahwa PD Parkir diberi parkir yang dikelola fasilitas parkiran
fasilitas PD Parkir diberi kewenangan dalam PD Parkir adalah tepi sesuai standar dalam
parkiran kewenangan dalam pengelolaan parkir di tepi jalan sepanjang jalan perda no 17 tahun
sesuai pengelolaan parkir di jalan umum selama selama pengayoman yang 2006, karena sesuai
standar tepi jalan umum tidak ada rambu larangan tidak ada rambu dengan hasil
dalam selama tidak ada parkir di daerah itu dan larangan parkir dan wawancara, walaupun
perda No. rambu larangan parkir tetap berkoordinasi dengan sesuai dengan titik lahan parkir yang
17 Tahun di daerah itu dan tetap dishuub mengenai apakah yang telah ditetapkan, dikelola oleh PD Parkir
2006? berkoordinasi dengan lokasi itu bukan larangan dan untuk marka sepanjang jalan
dishub mengenai parkir dan tidak parkir juga ada pengayoman sudah
apakah lokasi itu mengganggu pengguna beberapa parkiran jelas, yakni sebanyak
bukan larangan parkir jalan, juga disetiap lokasi yang memiliki ada 99 titik, PD Parkir juga
dan tidak mengganggu parkir yang dikelola PD yang tidak. Dan untuk telah membagikan
pengguna jalan. Juga Parkir kami berikan tanda juru parkir ada sekitar atribut lengkap kepada
di setiap lokasi parkir yang jelas berupa marka 90an orang yang para jukir yang
yang dikelola PD parkir untu membedakan terdaftr sebagai jukir ditugaskan, akan tetapi
Parkir itu kami parkiran mobil dan motor. resmi di pengayoman. dari fasilitas yang
92

berikan tanda yang Mengenai jukir resmi kami kurang adalah marka
jelas berupa garis- tugaskan sekitar 90an orang parkir dibeberapa titik
garis itu untuk sepanjang jalan yang belum jelas, dan
pembeda parkiran pengayoman yang juga penggunaan
mobil dan motor. Nah dilengkapi dengan rompi Handher sebagai alat
kalo jukir resmi kami dan kartu identitas dan dalam proses
tugaskan itu ada karcis dari PD Parkir pembayarn elektorik
sekitar 90 orang yang yang belum merata di
bertugas sepanjang semua titik parkir di Jl.
jalan pengayoman Pengayoman.
yang dilengkapi
dengan rompi dan ID
card dari PD parkir.
E Eee sepengetahuan Sepengetahuan saya lahan
saya lahan parkir itu parkir itu sepanjang
sepanjang jl. pengayoman baik itu di
Pengayoman baik itu depan tokoh maupun
di depan toko maupun warung makan seperti
warung makan seperti depan pasar segar, alaska,
di depan pasger ee dan tempat keramaian
depan alaska ahh itu lainnya yang semuanya
semua lahan yang dikelola oleh PD Parkir.
dikelola oleh PD Mengenai marka parkir
parkir. Kalo marka biasanya toko-toko besar
parkir eee biasanya seperti alaska yang
kalo toko-toko besar mempunyai marka parkir
seperti toko alaska jelas tapi kalau toko kecil
jelas marka parkirnya seperti alfamart biasanya
93

tapi kalo toko kecil memiliki marka parkir yang


kayak alfamart kurang jelas, kami memberi
biasanya tidak jelaski wewenang kepada tukang
marka parkirnya, parkir untuk mengatur
biarmi tukang parkir parkiran tersebut. Khusus
sendiri yang atur karna jukir sudah ditentukan oleh
sedikitji PD parkir setiap titik
pengunjungnya. Nah biasanya ditugaskan 1-2
kalo jukirnya, ee orang pertitik.
sudah ada semua
ditugaskan jukir di
setiap titiknya 1 atau 2
orang itu disetiap titik.
SM Kalo lahan parkir itu eee Lahan parkir sekitar halaman
Berdasarkan hasil
ini di halaman RS ini RS ini, sampai di pinggir wawancara lahan
sampe di pinggir jalan. jalan. Marka parkir bisa parkir itu adalah fornt
Marka parkir iyaa dilihat sendiri, ada RS sampai pada tepi
liatmki sendiri, adaji beberapa yang memeliki jalan. Dan marka jalan
tapi beberapaji yang marka jalan akan tetapi sudah ada akan tetapi
muat sama motor yang hanya beberapa yang bisa tidak dapat
parkir selebihnya saya ditempati oleh kendaraan, mengakomodir semua
sendiriji yang aturki. jadi selebihnya jukir sendiri kendaraan, dan atribut
Nahh atributnya ada yang mengatur. Atributnya ada berupa rompi,
mentong rompi sama ada berupa rompi, kartu kartu identitas dan
id card dari PD parkir identitas dari PD Parkir dan karcis.
dan juga karcis untuk juga karcis.
jukir yang resmi kayak
saya ini.
94

Apakah NS Kalo saya, sebelum dia Sepengetahuan saya, Berdasarkan hasil Juru parkir yang
jukir yang melakukan tugas sebelum dia melakukan wawancara secara bertugas di jalan
bertugas di sebagai juru parkir tugas sebagai juru parkir meyeluruh belum pengayoman belum
jalan mereka mereka menandatangani memenuhi aturan, sepenuhnya mematuhi
Pengayoma menandatangani hak hak dan kewajiban sebagai walaupun jukir telah perda nomor 17 tahun
n dan kewajiban sebagai jukir, jadi kewajiban jukir menandatangani surat 2006 tentag parkir tepi
memenuhi jukir. Jadi bagaimana melayani pernyataan, dan jukir jalan karena dalam
aturan kewajibannya dia pengguna jasa sebaik juga sudah berusaha perda para juru parkir
dalam bagaimana dia mungkin menertibkan menertibkan wajib menggunakan
perda melayani pengguna kendaraannya sesuai kendaraan sesuai rompi dan kartu
nomor 17 jasa sebaik mungkin dengan tempat yang dengan tempat yang identias selama
tahun eee menertibkan ditentukan. Setelah dia ditentukan. Beberapa bertugas, akan tetapi
2006? kendaraannya sesuai menandatangani surat jukir sudah dilapangan justru hal
dengan tempat yang pernyataan kita tetapkan menggunakan atribut sebaliknya sering
berlaku. Nah setelah dia sebagai jukir dan kami dalam tugasnya, ada dijumpai, juga adanya
dia menandatangani berikan dia atribut berupa juga memiliki atribut oknum jukir yang
surat pernyataan kita rompi, kartu identitas, dan tapi tidak melakukan parkir
tetapkan dia sebagai karcis parkir walaupun menggunakannya dan hingga kebadan jalan
jukir dan kami berikan sebenarnya beberapa titik ada pula yang tdk sehingga
dia atribut berupa di jalan pengayoman sudah memiliki atribut, dan mengakibatkan
rompi, kartu identitas, menggunakan alat dalam pembayaran kemacetan dijalan
dan karcis parkir pembayaraan tunai jasa masih ada jukir pengayoman padahal
walaupun sebenarnya elektronik (hendher). menggunakan karcis hal ini sangat
beberapa titik itu di jl. padahal aturannya bertentangan dengan
Pengayoman dan jl. semua transaksi parkir aturan. Selain itu masih
Boulevard itu di pengayoman harus sering ditemukan jukir
menggunakan alat menggunakan yang tidak
parkir elektronik hendher. memberikan karcis
95

(Hendher). kepada pengguna jasa


serta tidak
menggunkan handher
dalam metode
pembayaran jasa
parkir.
DS Saya ini tukang parkir Saya jukir yang memiliki Berdasarkan hasil
lengkapji atributku, atribut lengkap, seperti wawancara jukir telah
adaji rompi, kartu memiliki rompi, kartu jukir rata-rata
nama, sama karcis tapi nama dan juga karcis, memiliki atribut
biasa ee kulepas hanya saja kadang saya namun ada yang tidak
rompiku ka panas melepas rompi karena mengenakannya
kurasa. Ini juga kartu cuaca panas. Kartu karena merasa gerah
namanya eee ku kasi identitas jukir pun saya jika menggunakan
kantong karna putuski hanya kantongi karena atribut. Mengenai
talinya. Iniji karcis talinya yang sudah putus. karcis kadang ada
kadang kukasi yang Mengenai karcis kadang pengguna jasa yang
parkir kadang juga saya kasi kepada pengguna tidak menginginkan
tidak, ka biasa dikasiki jasa kadang juga tidak, karcis
langsung na buangji, karena biasanya kalau
jadi yang minta mami diberi karcis langsung
kukasi karcis. dibuang, jadi hanya yang
minta yang kami kasi.
IW Kalaoo rompi ada, Kalau rompi ada, kartu Berdasarkan hasil
identitas ada, nah kalo identitas juga ada, kalau wawancara rata-rata
karcis eee khusus di karcis khusus disini jukir memiliki atribut
sini di depan BNI didepan BNI Pengayoman yang lengkap dan
Pengayoman kita itu sudah pakai hendher untuk khusus di depan
96

sudah pake eee anu pembayaran. Walaupun kantor BNI jukir telah
hendher alat transaksi sepengetahuan saya belum menggunkan hendher
online. Tapi tidak semua tempat sepanjang dalam pembayaran
semua juga pake jalan pengayoman yang jasa walaupun
begini yang rameji menggunakan alat ini. beberapa tempat lain
saja kayak bintang, masih menggunakan
alaska. Tapi tetapjki karcis
iya sediakan karcis
kalo ada orang yang
mau bayar pake uang
langsung.
AH Jadi yang kuliat itu di Jadi yang saya lihat di Berdasarkan hasil
Pengayoman, pengayoman, dari beberapa wawancara jukir yang
beberapa kalika parkir kali saya parkir kendaraan bertugas di sepanjg
kayak di bintang sama di pengayoman seperti di jalan pengayoman
alaska eee kadang toko bintang dan alaska masih ada beberapa
kuliat ada petugas kadang ada juru parkir yang titik yang tidak
parkir yang pake menggunakan rompu dan konsisten
rompi ada juga tidak. adapun yang tidak. Kalau menggunakan
Eee kalo masalah mengenai karcis, ada yang atributnya seperti
karcis iya adaji dan disediakan oleh jukir dan didepan toko bintang
besaran yang dibayar sesuai dengan nominal dan alaska.
juga tawwa sesuaiji pembayarannya
sama yang di karcis.
Reability Apa NS Jadi juru parkir itu Jadi juru parkir tidak kita Berdasarkan hasil Spesifikasi yang
spesifikasi tidak kita ambil begitu tunjuk begitu saja, yang wawancara syarat dipenuhi untuk
yang harus saja, yang pertama kan pertama kalau mau menjadi menjadi jukir adalah menjadi jukir adalah
dipenuhi klo mau jadi jukir jukir harus datang ke kantor harus datang ke kantor yang terpenting harus
97

untuk bisa resmi harus datang ke PD Parkir untuk PD Parkir orang yang sehat dan
mendaftar kantor PD parkir mendaftarkan dirinya, mendaftarkan diri dan waras serta wajib
menjadi untuk mendaftarkan disitu kami berikan lokasi parkir yang datang ke kantor PD
juru parkir dirinya disitu kami pelatihan terlebih dahulu, akan ditempati Parkir untuk
resmi di PD berikan pelatihan setelah itu kami bertugas, kemudian melaporkan lahan yang
parkir Kota terlebih dahulu, memberikan surat diberi arahan dan surat akan ditempati untuk
Makassar? setelah itu kami pernyataan tentang hak dan pernyataan yang bertugas nantinya yang
memberikan surat kewajiban yang harus nantinya wajib ditanda sebelumnya belum
pernyataan tentang disepakati. Kalau sudah tangani oleh jukir. dikelola oleh PD
hak dan kewajiban nah sepakat dan siap Parkir, kemudian PD
kalo dia sudah sepakat menandatangai baru Parkir memberikan
dan siap direkrut menjadi jukir arahan dan surat
menandatangani surat resmi.tapi tidak semua pernyataan yang wajib
pernyataan baru kita orang pun bisa direkrut, ditandatangani oleh
rekrut. Tapi tidak kita juga lihat dari kawasan calon jukir resmi.
semua orang juga bisa parkir yang ada dan
kita rekrut, kita juga kebutuhan jukir pada
lihat dari kawasan kawasan tersebut.
parkir yang ada dan
kebutuhan jukir pada
kawasan tersebut.
E Syarat yang harus Syarat yang harus dipenuhi Berdasarkan hasil
dipenuhi itu kalo mau kalau mau jadi jukir resmi wawancara syarat
jadi jukir resmi itu cukup satu saja, yakni menjadi jukir Cuma
sebenarnya satuji, jadi orang yang mau jadi jukir satu yaitu datang ke
orang yang mau jadi resmi datang ke kantor PD kantor PD Parkir
jukir resmi datang ke Parkir laporkan dimana melaporkan dimana
kantor PD parkir lahan parkir tepi jalan yang lahan parkirnya yang
98

laporkan dimana lahan belum dikelola sama PD akan ditempati


parkir tepi jalan yang Parkir dan belum ada nantinya.
belum dikelola sama jukirnya. Dia mendaftarkan
PD parkir dan belum diri untuk lahan tersebut.
ada jukirnya. Nahh dia (bahas nanti mengenai
mendaftar untuk lahan kroscek penagihan)
tersebut yang tidak
adapi juru parkirnya.
SM Ohh kalo saya dulu Kalau saya sudah lama jadi Berdasarkan hasil
kan saya lamama jadi juru parkir disekitar wawancara cara
tukang parkir, di sini pengayoman, bahkan menjadi jukir melapor
sekitar pengayoman sebelum apanya ke PD Parkir saja
bahkan sebelum ada perusahaan PD Parkir, saya dimana lokasi yang
PD parkir saya sudah menjadi juru parkir. akan dikelola seperti
memang jadi tukang Semenjak ada PD Parkir ini saya yang melaporkan
parkir memangma. saya memilih menjadi juru area depan RSIA
Nahh semenjak ada parkir resmi, caranya itu Bunda sebagai lokasi
PD parkir ini saya dulu saya melapor ke PD parkir saya.
jadima petugas juru Parkir kalau ingin menjadi
parkir resmi. Caranya juru parkir untuk lahan
itu dulu melaporka ke disekitar RSIA Bunda ini.
PD parkir klo saya
yang mau jagai
parkirannya sekitar
RSIA Bunda.
Apakah NS Ya harus itu, Harus itu, walaupun ada Berdasarkan hasil Jukir yang bertugas di
juru parkir walaupun sebenarnya beberapa oknum jukir yang wawancara ditemukan jalan Pengayoman
memahami ada beberapa oknum lalai tapi banyak juga jukir beberapa oknum jukir belum maksimal
99

dan jukir yang lalai tapi yang memahami aturan. yang belum mematuhi menjalankan
menjalanka banyak juga jukir yang Contohnya saja, pernah ada aturan seperti kewajibannya,
n kewajiban memahami dan jukir yang bertugas di memarkirkan walaupun dalam hal
sebagai juru menjalankan aturan alfamidi pengayoman kita kendaraan sampai tarif sudah sesuai
parkir tersebut. Contohnya tarik rompinya karena tidak badan jalan dan tidak dengan ketentuan yang
sesuai eee pernah ada jukir menjalankan aturan, dia melakukan penyetoran ada, serta jukir selalu
dengan yang bertugas di tidak pernah melakukan hasil parkirnya. menjaga ketertiban dan
yang tertera alfamini pengayoman penyetoran ke PD Parkir. kebersihan lokasi
pada pasal kita tarik rompinya (bahas kemacetan efek dri parkir sesuai dengan
10 perda karna lalai jukir bandel) perda, akan tetapi yang
nomor 17 menjalankan aturan. menjadi masalah
tahun adalah karena beberapa
2006? titik parkir sering
melakukan pelanggran
dalam hal
memarkirkan
kendaraan pengguna
jasa sampai badan
jalan yang
menyebabkan
kemacetan
AD Ehhh kami ini sebagai Kami sebagai jukir merasa Berdasarkan hasil
jukir merasa bertanggungjawab menjaga wawancara jukir
bertanggungjawabjki ketertiban area parkir, bertanggung jawab
menjaga ketertiban kebersiahnnya pun kami menjaga ketertiban,
area parkir, jaga. Masalahnya itu kebersihan dilahan
kebersihannya juga karena sering bertolak parkirnya, jukir
kami sering bersihkan belakang dengan aturan terkadang tidak
100

ini lahan parkir. Dishub, seperti lahan parkir mematuhi aturan


Masalahnnya itu kita di toko Lavita yang tidak karena kondisi yang
ini biasa bermasalah begitu luas namun banyak membuatnya seperti
sama Dishub, kayak pengunjung yang datang, itu seperti lahan parkir
inii di Lavita kan jadi otomatis kita parkir yang minim tapi
lahan parkirnya ini motor sampai di badan volume pengguna jasa
nda seberapaji baru jalan. Kami selaku tukang yang membeludak.
pengunjungnya ini parkir juga tidak
toko Lavita selalu berwenang melarang
ramai, jadi kadang kita pengujung toko untuk
ini parkir motor sampe datang.
di badan jalan padahal
itu dilarang sama
aturan karna
menyeabkan
kemacetan. Baru kita
juga ini nda bisaki
larang pengunjung
untuk datang di toko
ini klo full mi
parkirannya.
DS Ya jelas, kita ini Iya, kita sebagai juru parkir Berdasarkan hasil
menjaga ketertiban menjaga ketertiban dan wawancara jukir
dan keamanan tempat keamanan tempat parkir bertanggung jawab
parkir ini karna kita karna kami mempunyai menjaga kemanan dan
yang jadi petugas tanggungjawab untuk ketertiban tempat
merasaki punya menjaga. Mengenai parkirnya mengenai
tanggungjawab untuk pembayaran parkir kami pembayaran parkir
101

menjaga. Itu juga memberikan harga sebesar harga yg


tentang pembayaran 3 ribu rupiah kepada ditetapkanuntuk motor
parkir, cobamki tanya pengguna motor itu sesuai 3 ribu dan kami
tanya orang yang dengan ketentuan PD menjalankan sesuai
bayar parkir ee tidak parkir. Namun, masalah dengan tarif itu.
ada itu dimintaki lebih yang sering terjadi di Aturan yang sering
dari 3 ribu klo motor sepanjang jl. Pengayoman dilanggar adalah
karna ituji ketentuan itu parkirannya sering beberapa titik di jalan
dari PD parkir menutupi badan jalan pengayoman parkiran
memang. Tapi disebabkan banyak yang meluber sampai
masalah yang terjadi pengunjung yang datang, pada badan jalan
di sini dan hampir hal ini sebenarnya karena kapastias
sepanjang jalan melanggar aturan tapi parkiran yang minim
pengayoman ee karena tidak ada lagi lahan
parkiran itu sering kosong jadi kita selaku
tutupi badan jalan jukir atur bagaimana
karna banyak rapinya parkiran.
pengunjug yang
datang, sebenarnya ini
melanggar tapi karna
tidak adami lahan
parkir kosong ee kita
mami ini petugas
parkir atur
sebagaimana supaya
bisa rapi ini parkiran.
Responsivi Bagaimana NS Kan yang dimaksud itu Yang dimaksud itu titik Berdasarkan hasil PD Parkir menyikapi
ness tanggapan titik larangan parkir parkir liar yang ada tanda wawancara parkir liar maraknya parkir liar
102

PD parkir yang ada tanda larangan parkirnya tapi bukan merupakan dengan membentuk
kota larangan parkir dan tetap buka parkiran di wewenang dari PD Tim Patuh Parkir
Makassar tetap buka parkiran di tempat itu, jika kasusnya Parkir untuk (TP2) yang bertugas
terhadap situ kalo kasusnya seperti ini maka bukan lagi melakukan dalam menindak para
titik-titik seperti ini bukan lagi wewenangnya PD parkir penindakan, justru PD jukir liar, dimana tim
parkir liar wewenangnya PD tapi menjadi tugas satpol Parkir melakukan ini melibatkan TNI-
yang berada parkir tapi menjadi PP atau mungkin Dishub. pendekatan persuasif Polri, Satpol PP dan
di jalan tugas ee satpol PP atau Beda kasus jika lahan yang kepada para jukir liar Dishub, sebelum itu
Pengayoma mungkin Dishub. belum terdaftar dalam untuk mau PD Parkir awalnya
n Kota Beda kasus kalo lahan pengelolaan PD parkir tapi menadftarkan diri ke melakukan pendekatan
Makassar? yang belum terdaftar ada jukir yang bertugas di PD Parkir agar bisa persuasif kepada para
dalam pengelolaan PD tempat itu, dalam kasus ini menjadi jukir resmi jukir liar untuk
parkir tetapi ada jukir PD parkir melakukan dan tidak melawan bergabung ke PD
yang bertugas di situ pendekatan persuasif ke hukum Parkir menjadi jukir
dalam kasus ini PD jukir yang tidak resmi resmi serta
parkir melakukan tersebut dan mengedukasi memberikan
pendekatan persuasif bahwa tindakan jukir pemahaman bahwa
ke jukir yang tidak tersebut merupakan jukir liar merupakan
resmi tersebut dan pungutan liar karena semua suatu tindkan melawan
mengedukasi bahwa lahan tepi jalan yang hukum. Beda hal
tindakan jukir tersebut berpotensi dijadikan dengan jukir resmi
merupakan pungutan parkiran merupakan milik yang tidak terlalu
liar karena semua ee negara yang diberikan mempersolakan
lahan tepi jalan yang wewenang kepada PD adanya jukir liar yang
berpotensi dijadikan parkir untuk mengelolanya. penting saling
parkiran merupakan Maka jukir yang tidak menghargai dan tidak
milik negara yang resmi tersebut diarahkan menyebabkan
diberikan wewenang untuk mendaftar ke PD kemacetan
103

kepada PD parkir parkir atau diimbau untuk


untuk mengelolanya. berhenti melakukan
Maka jukir yang tidak pungutan di area tersebut.
resmi tersebut
diarahkan untuk
mendaftar ke PD
parkir atau kalo tidak
diimbau untuk berenti
melakukan pungutan
di area tersebut.
E Persoalan parkir liar di Persoalan parkir liar di jl. Berdasarkan hasil
jl. Pengayoman PD Pengayoman PD parkir wawancara Persoalan
parkir telah telah membentuk tim Tim parkir liar di jl.
membentuk tim Tim Patuh Parkir (TP2) yang Pengayoman PD
Patuh Parkir (TP2) melibatkan TNI-Polri, parkir telah
yang melibatkan TNI- Satpol PP dan juga Dishub membentuk tim Tim
Polri, Satpol PP dan dalam pemberantasan Patuh Parkir (TP2)
juga Dishub dalam parkir liar di kota makassar yang melibatkan TNI-
pemberantasan parkir Polri, Satpol PP dan
liar di kota makassar juga Dishub dalam
pemberantasan parkir
liar di kota makassar
AD Mengenai jukir liar Mengenai jukir liar kami Berdasarkan hasil
kami sesama tukang sesama tukang parkir tidak wawancara juir resmi
parkir ee tidak terlalu ambil pusing karena kita tidak mempersoalkan
ambil pusing karna ee punya lahan masing hadirnya jukir liar
kita punya lahan masing, biar itu menjadi karena mereka punya
masing masing biarmi tanggungjawab pemerintah lahan masing-masing,
104

itu menjadi saja. Yang penting saling suatu hal yang penting
tanggungjawab menghargai saja. adalah saling
pemerintah saja. Yang menghargai.
penting saling
menghargai saja.
IW Itu jukir liar selama Itu jukir liar selama tertib Berdasarkan hasil
tertibji juga nda jadi tidak menjadi masalah, wawancara jukir liar
soalji karna kadang itu karena kadang yang bikin tidak menjadi soal
yang bikin macet jalan macet jalan itu yang parkir yang penting tetap
yang parkir motor motor sampai ke badan menjaga ketertiban,
sampe badan jalan, jalan. Yang sering karena masalah yang
sering yang saya liat melakukan hal seperti itu terjadi seperti biang
yang lakukan seperti saya liat juru parkir yang kemacetan biasa
itu ee juru parkir yang tidak menggunakan rompi. dipicu oleh oknum
tidak menggunakan Jika hal ini terjadi yang parkir liar.
rompi, klo hal ini kena imbasnya kita semua
terjadi yang kena kita ini yang jadi juru parkir.
semua ini yang jadi
juru parkir.
Bagaimana NS Jadi kalau kemacetan Jadi kalau kemacetan itu di Berdasarkan hasil Kemacetan yang terjadi
tanggapan itu di jalan jalan pengayoman memang wawancara Jadi kalau di Jl. Pengayoman
PD Parkir pengayoman memang marak terjadi yah, tapi ndak kemacetan itu di jalan memang salah satunya
terhadap marak terjadi yah, tapi bisaki sepenuhnya salahkan pengayoman memang diakibatkan karena
maraknya ndak bisaki jukir mengenai kemacetan, marak terjadi yah, tapi parkiran yang meluber
kemacetan sepenuhnya salahkan karena bisa saja kemacetan ndak bisaki sampai ke Badan jalan.
yang terjadi jukir mengenai yang terjadi karena volume sepenuhnya salahkan Hal seperti ini
dijalan kemacetan, karena kendaraan yang mmg jukir mengenai merupakan tanggung
Pengayomn bisa saja kemacetan banyak melintasi jalan kemacetan, karena jawab bersama
105

yang terjadi karena pengayoman yang bisa saja kemacetan pemerintah untuk
volume kendaraan notabenenya salah satu yang terjadi karena melakukan penertiban,
yang mmg banyak jalan pusat ekonomi kota volume kendaraan kami dari PD Parkir
melintasi jalan makassar ini, walaupun yang mmg banyak pun tidak segan
pengayoman yang terkadang memang ada melintasi jalan memberikan teguran
notabenenya salah jukir yang memarkir pengayoman yang sampai menarik rompi
satu jalan pusat kendaraan pengguna jasa notabenenya salah para juru parkir yang
ekonomi kota sampai badan jalan akan satu jalan pusat sering kali melanggar,
makassar ini, tetapi kami selalu menegur ekonomi kota satu sisi juru parkir
walaupun terkadang jukir yang melakukan makassar ini, melihat situasi ini
memang ada jukir pelanggaran tersebut walaupun terkadang merasa tidak ada
yang memarkir melalui pengawas memang ada jukir pilihan lain selain
kendaraan pengguna dilapangan. yang memarkir membuka parkirsan
jasa sampai badan kendaraan pengguna smpai di bdan jalan
jalan akan tetapi kami jasa sampai badan karena tingginya
selalu menegur jukir jalan akan tetapi kami volume masyarakat
yang melakukan selalu menegur jukir yang ingin
pelanggaran tersebut yang melakukan menggunakan jasa
melalui pengawas pelanggaran tersebut parkir di pengayoman.
dilapangan. melalui pengawas
dilapangan.
DS Kami sebagai jukir Kami sebagai jukir Berdasarkan hasil
menyadari ada menyadari ada beberapa wawancara Kami
beberapa memang memang oknum jukir lain sebagai jukir
oknum jukir lain yang yang sering mencuri badan menyadari ada
sering mencuri badan jalan dijadikan parkiran, beberapa memang
jalan dijadikan hal inilah salah satu biang oknum jukir lain yang
parkiran, hal inilah kemacetan dijalan sering mencuri badan
106

salah satu biang pengayoman, akan tetapi jalan dijadikan


kemacetan dijalan kami juga tidak bisa parkiran, hal inilah
pengayoman, akan berbuat banyak, karena salah satu biang
tetapi kami juga tidak volume orang yang ingin kemacetan dijalan
bisa berbuat banyak, menggunakan jasa parkir pengayoman, akan
karena volume orang yang besar, seperti di depan tetapi kami juga tidak
yang ingin tokoh bintang dan lavita bisa berbuat banyak,
menggunakan jasa yang sering terjadi hal karena volume orang
parkir yang besar, seperti itu, kami juga yang ingin
seperti di depan tokoh sebagai jukir tidak enak hati menggunakan jasa
bintang dan lavita menolak orang jika ingin parkir yang besar,
yang sering terjadi hal parkir disini, seperti di depan tokoh
seperti itu, kami juga bintang dan lavita
sebagai jukir tidak yang sering terjadi hal
enak hati menolak seperti itu, kami juga
orang jika ingin parkir sebagai jukir tidak
disini, enak hati menolak
orang jika ingin parkir
disini,
E Nah ini kemacetan Nah ini kemacetan Berdasarkan hasil
sebenarnya tanggung sebenarnya tanggung jawab wawancara Nah ini
jawab bersama, bersama, kalaupun ada kemacetan sebenarnya
kalaupun ada jukir jukir yang membuka tanggung jawab
yang membuka parkiran sampai dibadan bersama, kalaupun ada
parkiran sampai jalan harusnya ditindak jukir yang membuka
dibadan jalan oleh kepolisian ataupun parkiran sampai
harusnya ditindak oleh dishub karena itu jelas dibadan jalan
kepolisian ataupun melanggar aturan yang ada, harusnya ditindak oleh
107

dishub karena itu jelas kami juga PD Parkir selalu kepolisian ataupun
melanggar aturan mewanti-wanti para jukir dishub karena itu jelas
yang ada, kami juga untuk selalu menjaga melanggar aturan
PD Parkir selalu ketertiban di lokasi parkir, yang ada, kami juga
mewanti-wanti para bahkan kami tidak segan PD Parkir selalu
jukir untuk selalu untuk menarik rompi para mewanti-wanti para
menjaga ketertiban di jukir yang tidak mau ikut jukir untuk selalu
lokasi parkir, bahkan aturan menjaga ketertiban di
kami tidak segan lokasi parkir, bahkan
untuk menarik rompi kami tidak segan
para jukir yang tidak untuk menarik rompi
mau ikut aturan para jukir yang tidak
mau ikut aturan
Bagaimana NS Ehhh kan ini juru parkir Pekerjaan sebagai juru Berdasarkan hasil PD parkir mempunyai
upaya PD bukanji pekerjaan parkir tidak membutuhkan wawancara PD parkir staf yang bertugas
parkir Kota yang butuh sekolah sekolah tinggi, selama dia melalui pengawanya sebagai pengawas para
Makassar tinggi selama dia sehat sehat jasmani dan kuat turun kelapangan juru parkir dilapangan,
dalam jasmani sama kuatki dalam menggeser-geser mengawasi dan yang bertaggung jawab
menyediak geser geser motor kita motor kita di PD parkir mengarahkan para dalam mengarahkan
an juru dari PD parkir melalui melalui pengawas turun jukir untuk mematuhi jukir untuk taat
parkir yang pengawas eee turun ke kelapangan sesekali aturan yang berlaku. terhadap aturan yang
berkompete lapangan sesekali mengawasi dan ada, walaupun
n dalam mengingatkan ke jukir mengigatkan jukir untuk sebenarnya jukir yang
memberika untuk mematuhi mematuhi marka parkir, bertugas cukup
n jasa marka parkir, contohnya seperti ada garis berkompeten dalam
parkir di contohnya toh kayak parkir yang harus parkir hal merapikan parkir
jalan ada itu garis parkir serong, jukir harus kendaraan, akan tetapi
Pengayoma yang harus parkir mengikuti itu, adanya oknum jukir
108

n Kota serong, Jukir harus yang terkadang tidak


Makassar? ikuti itu. melakukan penyetoran
dan meyebabkan
kemacetan sehingga
perlu adanya
pengawas.
E Upayanya PD parkir itu Upaya PD parkir dalam Berdasarkan hasil
untuk jukir ini membentuk jukir yang wawancara PD parkir
berkompeten serta taat berkompeten serta taat menyediakan
aturan kami eee aturan yaitu, kami pengawas yang
menyediakan menydiakan pengawas bertugas mengawasi
pengawas yang yang bertugas untuk jukir karena seringnya
bertugas untuk mengawasi kerja jukir, menemukan oknum
mengawasi kerja karena beberapa kali jukir yang melaggar
kerjanya jukir karna ditemukan oknum jukir aturan, bahkan sampai
seringkali ditemukan yang melanggar aturan, menindak oknum jukir
oknum jukir yang seperti membiarkan yang bandel.
melanggar aturan, masyarakat parkir sampai
seperti membiarkan ee dibadan jalan yang
masyarakat parkir menyebabkan kemacetan,
sampe di badan jalan tidak memberikan karcis
padahal inimi yang atau struk pembayaran jasa
bkin sering macet di parkir, disinilah letak peran
badan jalan. Nah inimi pegawas untuk
perannya pengawas mengedukasi bahkan
untuk mengedukasi sampai menindak jukir agat
jukir agar mematuhi mematuhi aturan yang
perda 17 itu. berlaku.
109

Jaminan bagaimana NS Intinya jukir itu Intinya jukir itu Berdasarkan hasil PD Parkir selalu
upaya PD mengupayakan mengupayakan keamanan wawancara jukir sele menkankan kepada
parkir Kota keamanan kendaraan. kendaraan. Kalaupun ada lal umengupayakan jukir untuk menjaga
makassar Kalaupun ada terjadi terjadi kerusakan atau keamanan kendaraan amanah dari para
dalam kerusakan atau kehilangan, selama ada juru yang terparkir, pengguna jasa dalam
memberika kehilangan, selama parkir disitu, pasti PD jikalaupun ada menjaga kendaraan
n jaminan ada juru parkir disitu, parkir bertanggung jawab kehilangan, PD parkir yang dititipkan, dan
keamanan pasti PD parkir akan kehilangan atau akan bertanggung PD Parkir bertanggung
terhadap bertanggung jawab kerusakan, tapi tidak jawab dalam hal jawab terhadap
customer akan kehilangan atau dengan penggantian atau kerusakan yang kehilangan atau
yang kerusakan, tapi kalau perbaikan. Jangan sampai diakibatkan oleh jukir, kerusakan kendaraan
menggunak sampai penggantian antara pengguna bekerja tapi kalau kehilangan pengendara apabila
an jasa atau perbaikan ndak sama dengan orang yang akan dibantu dalam diakibatkan oleh ulah
parkir di sampai disitu menghilangkan kendaraan laporan ke kepolisian. juru parkir resmi,
jalan barangkali, jangan itu, jadi upaya PD parkir itu dalam hal kehilangan
pengayoma sampai antara melapor ke pihak berwajib kendaraan di area
n Kota pengguna saja, bekerja untuk dilakukan parkir PD Parkir
Makassar? sama dengan orang penyidikan. Kecuali jika bertanggung jawab
yang menghilangkan jukir memag yang merusak dalam mendampingi
kendaraan itu, jadi atau mengambil kendaraan korban dalam
upaya PD parkir itu pengguna jasa PD parkir pelaopran ke pihak
melapor ke pihak siap bertanggung jawab. berwajib.
berwajib lantas
dilakukan penyidikan.
Kecuali kalau jukir
mmg yang merusak
atau mengambil
kendaraan pengguna
110

jasa PD parkir siap


bertanggung jawab.
E Bentuk tanggung jawab Bentuk tanggung jawab PD Berdasarkan hasil
PD parkir itu adalah parkir itu adalah sebatas wawancara PD Parkir
sebatas mengupayakan jukir untuk akan bertanggung
mengupayakan jukir menajaga keamanan jawab dalam menjaga
untuk menajaga kendaraan pengguna jasa. keamanan pengguna
keamanan kendaraan Semisal ada pengguna jasa jasa
pengguna jasa, karena yang terkadang lupa
jukir juga kalau misal mengambil kunci motornya
ada pengguna jasa atau menyimpan hp di
yang kadang lupa dasbor motornya, pasti
mengambil kunci jukir akan menjaga barang
motor, atau tersebut, tapi kalau dalam
menyimpan handpone hal kehilangan kendaraan
di dasbord motor, kami PD Parkir tetap
pasti akan di jaga oleh mengawal masalah seperti
juru parkir, tapi kalau ini dengan melaporkan ke
dalam hal kehilangan pihak berwajib.
kendaraan kami PD
parkir tetap mengawal
masalah seperti ini
seperti melaporkan ke
pihak berwajib,
mungkin seperti itu.
111

Bagaimana DS Tidak ada jaminan yang Tidak ada jaminan yang bisa Berdasarkan hasil Juru parkir tidak dapat
upaya juru bisa kami berikan, kami berikan, kami hanya wawancara tidak ada memberikan jaminan
parkir kami hanya upayakan upayakan untuk jaga jaminan yang dalam hal kehilangan
dalam untuk jaga kendaraannya orang yang diberikan oleh jukir, kendaraan dari para
memberika kendaraannya orang parkir, sampai situji saja yg jukir hanya pengguna jasa, jukir
n jaminan yang parkir, sampai mampu kami lakukan untuk mengupayakan hanya berupaya
keamanan situji saja yg mampu orang yg menggunakan jasa kendaraan yang semaksimal mungkin
terhadap kami lakukan untuk parkir. terparkir menjaga dalam menjaga
pengguna orang yg dengan baik kendaraan para
jasa menggunakan jasa pengguna jasa.
dilapangan parkir.
yang
IW Kalau disini itu diarea Kalau area parkir sekitar Berdasarkan hasil
melakukan
parkir kita di sekitar BNI Pengayoman, kita wawancara jukir
parkir di
BNI pengayoman ini, bertanggug jawab dalam sekitar BNI
jalan
kita bertanggung hal kehilangan helem, pengayoman akan
Pengayoma
jawab itu misalkan kalau terjadi seperti ini bertanggun jawab
n Kota
kehilangan helem, yah pasti kita ganti, atau ada dalam hal kehilangan
Makassar?
kita ganti itu kalau ada kerusakan yang memang barang jika berupa
kerusakan yang diakibatkan oleh jukir, helem, dan menjaga
memang diakibatkan maka jukir akan kemanan barang
sama jukir juga pasti mempertanggung pengguna yang
kita tanggung jawab jawabkan. Cuman kalau tertinggal di motor,
juga. Cuman kalau diluar area parkir ini, itu suatu nilai lebih
diluar dari area parkir bukan kewenangan kami. karena area parkir
inii minta maaf mami Apalagi di parkiran ini dilengkapi oleh CCTV
bukan tanggung dilengkapi CCTV dari
jawabta. Apalagikan kantor BNI, jadi kalaupun
di parkiran sini ada kejadian kehilangan
112

dilengkapi juga CCTV barang atau kendaraan,


dari kantor, jadi kalau akan dapat memudahkan
ada kehilangan barang dalam proses penyidikan.
kentaraji kalau betul-
betul kehilangan
dilokasi ini, karena
biasa jug ada orang
kehilangan ditempat
lain tapi nakira hilang
disini.
AD Yah kalau parkir di Kalau parkirnya disekitar Berdasarkan hasil
daerah parkirku sini, saya pasti menjaga wawancara jukir
kujagai iya barang- barang ataupun kendaraan mengupayakan untuk
barangna orang, kayak pengguna jasa, seperti menjaga kemanan
mobil pick up yang mobil pick up yang kendaraan yang
bawa muatan dijagai membawa muatan, kami terparkir di areanya
supaya ndak ada yg menjaga supaya tidak ada
curi muatannya, muatan yg
begitu juga kalau kecurian,begitupun kalau
motor, apalagi kalau motor atau barang
ada nalupai dikendaraannya.
dimotornam kitaji
dulu amankanki
Empati Apakah juru NS Lagi-lagi kalau ditanya Jika ditanya mengenai hal ini Berdasarkan hasil Jukir yang bertugas
parkir mengenai ini mungkin mungkin masyarakat yang wawancara telah memperlihatkan
dilapangan masyarakat yang berhak menjawab, karena masyarakat yang empati yang baik
menjalin berhak menjawab ini, masyarakat yang berhak menilai empati kepada masyarkat,
komunikasi karena masyarakat merasakan langsung dari juru parkir, tetapi seperti membantu
113

yang baik yang merasakan bagaimana pelayanan dari dilihat dilapangan masyarakat ketika
serta langsung bagaimana jukir, kalau saya yang jukir yang bertugas ingin parkir dan keluar
bersikap pelayanan dri juru diumpamakan sebagai selalu ramah dan dari parkiran,
ramah parkir, kalau saya masyarakat, penilaian saya, senang hati membantu menutupi dengan
terhadap yang diumpakan jadi jukir yang bertugas penggua jasa. kardus motor yang
para masyarakat iya lumayan ramah, seperti saat terkena terik matahari,
pengguna penilaianku saya memberitahukan ke membungkus degan
jasa parkir lumayan ramahji pengguna jasa untuk tidak kantong plastik atau
di jalan caranya juru parkir, mengkunci ganda membawa ketempat
Pengayoma semisal dia kasi taw ke kendaraan, berteduh helm yang
n Kota pengguna jasa jangki diamenyampaikan dengan kehujanan, selalu
Makassar? kunci leher motorta, sopan. Saat kita ingin bersikap ramah dan
sopanji cara mengeluarkan kendaraan tidak meminta
bicaranya, kalau dari area parkir pun juga pembayaran lebih
parkirki juga pas mau dibantu oleh jukir yg kepada pengguna jasa.
keluar motor, naksi bertugas. Jadi lumayan
keluarkanki motorta, berempatilah jukir yang
yah jadi lumayan bertugas apalagi dibanding
berempatilah tukang dengan pembayarannya.
parkir dengan
pelayanannya apalagi
yang dibayarkan juga
ndak seberapaji.
IW Kita ini pasti berusaha Kita ini pasti berusaha untuk Berdasarkan hasil
untuk ramah kepada ramah kepada orang parkir, wawancara jukir
orang parkir, walaupun kadang juga ada selalu berusaha ramah
walaupun kadang juga orang yang tidak suka kepada pengguna jasa,
ada orang yang tidak ditegur toh, tapi bentuk bahkan memberikan
114

suka ditegur toh, tapi kepedulianta itu, seperti pelayanan tambahan


bentuk kepedulianta kalau panas matahari sekali dengan memberikan
itu, seperti kalau panas di tutupi sadel motornya kardus pada sadel atau
matahari sekali di dengan kardus, kalau mau membungku kantong
tutupi sadel motornya juga keluar dri parkiran, helm yg kehujanan,
dengan kardus, kalau pasti kita bantu kasi atau membantu
mau juga keluar dri keluarkan motornya. kendaraan keluar dri
parkiran, pasti kita parkiran.
bantu kasi keluarkan
motornya.
AH Kalau saya sebagai Kalau saya sebagai Berdasarkan hasil
masyarakat, masyarakat, sebnarnya wawancara
sebnarnya beda-beda beda-beda juga masyarakat melihat
juga pelayanannya pelayanannya tukang karakter jukir yang
tukang parkir, ada parkir, ada yang bagus ada berbeda-beda dan itu
yang bagus ada juga juga yg kurang bagus, biasa suatu hal yang lumrah
yg kurang bagus, biasa ada lokasi parkir yang paski dalam kehidupan.
ada lokasi parkir yang datang parkir tidak ada
paski datang parkir tukang parkir yang
tidak ada tukang menjaga, sekalinya mau
parkir yang menjaga, keluar motorta tiba-tiba
sekalinya mau keluar langsung ada tukang parkir
motorta tiba-tiba yg minta uang. Tapi ndak
langsung ada tukang semuaji begitu, adaji juga
parkir yg minta uang. yang tukang parkir yang
betul-betul profesinal.
115

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian


116
Lampiran 6
Pengesahan Judul Skripsi dan Pembimbing
117
Lampiran 7 Permintaan izin melakukan Penelitian
118
Lamipran 8 Surat izin Penelitian Kesbanpol Kota Makassar
119
Lampiran 9

Daftar juru parkir dan titik pesebarannya di Jl. Pengayoman


120
Lampiran 10

Dokumentasi wawancara dengan Pegawai PD Parkir Makassar Rata


121
Lampiran 11

Dokumentasi wawancara dengan juru parkir


122
Lampiran 12

Dokumentasi kondisi parkiran di Jl. Pengayoman


123
Lampiran 13

Struktur organisasi PD Parkir Makassar Raya


124
Lampiran 14

Alat Pembayaran dan bukti Pembayaran Parkir

Bukti Setoran Juru Parkir ke PD Parkir Makassar Raya


125
RIWAYAT HIDUP

Muhammad Saiful Haq RH, lahir di Ujung Pandang pada 8

Februari 1999. Merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dan

anak dari pasangan suami istri Drs.Rusdi Hanafi dan

Dra.Hasniyah. Pendidikan pertama di Madrasah Ibtidaiyah Darul

Aman 2005, kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Model Makassar selesai pada tahun 2014. Pendidikan Aliyah ditempuh di Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren An-Nahdlah U dan lulus pada tahun 2017. Selanjutnya

penulis berhasil diterima di Universitas Negeri Makassar melalui jalur Mandiri,

pada prodi Ilmu Administrasi Negara FIS-H UNM

Selama menempuh jenjang perkuliahan, penulis aktif pada organisasi

kampus, mengembang amanah sebagai Sekertaris Bidan Perekonomian Himpunan

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (HIMAGARA FIS UNM) pada 2019-2020.

Anda mungkin juga menyukai