Anda di halaman 1dari 97

SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN DALAM PENGURUSAN SURAT IZIN

MENGEMUDI DI SATUAN PENYELENGGARA ADMINISTRASI

POLRESTABES MAKASSAR

OLEH :

ABDUL JALIL

E011 191 001

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ABSTRAK

Abdul Jalil (E011191001). Kualitas Pelayanan Dalam Pengurusan Surat


Izin Mengemudi Di Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes
Makassar : 92 Halaman + 15 Gambar + Lampiran, Dibimbing oleh Prof.
Dr. H. Muh. Akmal Ibrahim, M.Si dan Prof. Dr. Badu Ahmad, M.Si

Aparatur pemerintah diwajibkan memberikan pelayanan yang maksimal


kepada masyarakat. Hal ini diperlukan agar instansi dari setiap aparatur
pemerintah dapat dikatakan berhasil dalam menyelenggarakan pemerintahan
karena yang menjadi salah satu indikator dari keberhasilan tersebut adalah
kualitas pelayanan yang diberikan. Adapun yang dimaksud masyarakat
dalam konteks ini adalah orang yang menuntut suatu instansi publik untuk
memenuhi standart kualitas pelayanan tertentu dan itu memberi dampak
pada instansi publik. Kunci keberhasilan instansi publik yang bergerak pada
bidang jasa terletak pada pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa.
Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dan Jenis penelitian yang digunakan
adalah kualitatif, Teknik Pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu, Wawancara, Observasi dan Dokumentasi. Teknik Analisis Data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Reduksi Data, Sajian Data dan
Penarikan Kesimpulan.

Adapun hasil penelitian ini membahas Kualitas Pelayanan Di Satuan


Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar dengan lima indikator
yaitu Tangible (berwujud) telah diterapkan dengan baik, dapat dilihat dari
fasilitas yang sampai sejauh ini dimiliki oleh Satuan Penyelenggara
Administrasi Polrestabes Makassar, Reliability (Kehandalan) telah diterapkan
dalam pengurusan SIM yang dilakukan oleh para petugas dilakukan dengan
bantuan peralatan, Responsiveness (Ketanggapan) dalam pengurusan SIM
yang dilakukan oleh petugas benar-benar telah menerapkan sistem
pelayanan Publik yang benar, Assurance (Jaminan) telah diterapkan dengan
baik oleh petugas benar-benar telah berusaha semaksimal mungkin bisa
melayani masyarakat, Empathy (Empati) dimana petugas mengutamakan
kepentingan masyarakat.

KATA KUNCI: Kualitas, Tangible, Reliability, Responsiveness,


Assurance and Empathy

i
ii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ABSTRACT

Abdul Jalil (E011191001). Quality of Service in the Management of


Driving Permits in the Administrative Unit of the Makassar Polrestabes:
92 Pages + 15 Pictures + Attachments, Supervised by Prof. Dr. H. Muh.
Akmal Ibrahim, M.Si and Prof. Dr. Badu Ahmad, M.Si

Government officials are required to be able to provide maximum service to


the community. This is necessary so that agencies from each government
apparatus can be said to be successful in running the government because
one of the indicators of this success is the quality of the services provided. As
for what is meant by the community in this context are people who demand a
public institution to meet certain service quality standards and that has an
impact on public institutions. The key to the success of public agencies
engaged in the service sector lies in the services provided to service users.

This type of research is descriptive and the type of research used is


qualitative, the collection techniques used in this research are interviews,
observations and documentation. The data analysis technique used in this
study is data reduction, data presentation and conclusion drawing.

The results of this study discuss the Quality of Service in the Makassar
Polrestabes Administrative Organizing Unit with five indicators, namely
Tangible (tangible) has been implemented well where it can be seen from the
facilities so far owned by the Makassar Polrestabes Administrative Organizing
Unit, Reliability has been implemented with good where this is in the
management of SIMs carried out by officers carried out with the help of
equipment, Responsiveness (Responsiveness) has been well implemented
where matters in the management of SIMs carried out by officers have really
implemented the correct public service system, Assurance (Guarantee) it has
been well implemented where the officers have really tried their best to serve
the community, Empathy has been well implemented where the officers when
serving the community prioritize the interests of the community.

KEYWORDS: Quality, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance


and Empathy

iii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abdul Jalil

NIM : E011191001

Program Studi : ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Menyatakan bahwa skripsi yang berujudul “Kualitas Pelayanan

Dalam Pengurusan Surat Izin Mengemudi Di Satuan Penyelenggara

Administrasi Polrestabes Makassar” adalah benar-benar merupakan hasil

karya pribadi dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah

dinyatakan dengan benar dalam daftar pustaka.

Makassar, 30 Mei 2023

Yang menyatakan,

ABDUL JALIL

iv
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : ABDUL JALIL

NIM : E011191001

Program Studi : ADMINISTRASI PUBLIK

Judul : KUALITAS PELAYANAN DALAM PENGURUSAN

SURAT IZIN MENGEMUDI DI SATUAN

PENYELENGGARA ADMINISTRASI POLRESTABES

MAKASSAR

Telah diperiksa oleh Pembimbing I, Pembimbing II dan Tim Penguji skripsi dan

dinyatakan sesuai dengan saran perbaikan Ujian Skripsi, Departemen Ilmu Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.

Makassar, 30 Mei 2023

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Muh. Akmal Ibrahim, M.Si Prof. Dr. Badu Ahmad, M.Si

NIP 19601231 198601 1 005 NIP 19621231 198903 1 028

Mengetahui:

Ketua Departemen Ilmu Administrasi Publik,

Prof. Dr. Alwi, M.Si


NIP 19631015 198903 1 006

v
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Abdul Jalil

NIM : E011191001

Program Studi : Ilmu Administasi Publik

Judul : Kualitas Pelayanan Dalam Pengurusan

Surat Izin Mengemudi Di Satuan

Penyelenggara Administrasi Polrestabes

Makassar

Telah diperiksa oleh Pembimbing I, Pembimbing II dan Tim Penguji

skripsi dan dinyatakan sesuai dengan saran perbaikan Ujian Skripsi,

Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Hasanuddin.

Makassar, 30 Mei 2023

Tim Penguji Skripsi:

Ketua ( )

Sekertaris : Prof. Dr. Badu Ahmad, M.Si ( )

Anggota : 1. Dr. Muhammad Yunus, MA ( )

2. Irma Ariyanti Arif, S.Sos., M.Si ( )

vi
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ــــــــــــــــــِم ِهللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحْي ِم‬


Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Setelah penantian panjang akhirnya tibalah saatnya Skripsi ini selesai.

Entah berapa banyak emosi yang terbuang, berapa kekecewaan yang

terpendam, dan berapa harapan yang tergenggam mengiringi hari-hari

penulisan Skripsi ini.

Skripsi ini kupersembahkan kepada Orang Tuaku, ALM H. Muh Anwar

yang belum sempat melihat anak bungsunya sarjana dan HJ. Marwiah yang

doanya tidak pernah putus untuk ku. Kepada Kakak-kakak ku Hasna Anwar,

Jamila Anwar, Rais Abd Rahman terimakasih atas bantuan dan support

selama mengerjakan skripsi ini.

Segala puji dan syukur terpanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan nikmat, ridho, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Kualitas Pelayanan

Dalam Pengurusan Surat Izin Mengemudi Di Satuan Penyelenggara

Administrasi Polrestabes Makassar” sebagai syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana S1 Jurusan Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Tidak lupa pula shalawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah mengantarkan kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang

vii
benderang dengan karunia ilmu pengetahuan yang tiada batasnya seperti

saat ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan. Olehnya itu, penulis sangat mengharapkan dan terbuka

terhadap saran dan kritikan yang membangun untuk penyempurnaan karya

ini kedepannya.

Pembuatan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Oleh karena itu

melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis juga ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

2. Dr. Phill. Sukri, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Hasanuddin.

3. Prof. Dr. Alwi, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi FISIP

Universitas Hasanuddin.

4. Dr. Muh. Tang Abdullah, S.Sos, MAP selaku Sekretaris Departemen

Ilmu Administrasi FISIP Universitas Hasanuddin.

5. Prof. Dr. H. Muh. Akmal Ibrahim, M.Si selaku Pembimbing I dan Prof.

Dr. Badu Ahmad, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa

viii
menyempatkan waktunya untuk memberi masukan, saran dan nasehat

dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Dr. Muhammad Yunus, MA dan Irma Ariyanti Arif, S.Sos., M.Si selaku

Dewan Penguji dalam sidang proposal dan skripsi penulis. Terima

Kasih atas kritik, saran dan masukannya yang sangat membangun

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin,

terima kasih atas ilmu yang telah diberikan semoga ilmu yang

diberikan dapat dimanfaatkan penulis sebaik mungkin.

8. Seluruh Staf Departemen Ilmu Administrasi (Ibu Rosmina, Pak Lili, Ibu

Mantasia dan Pak Andi Revi), dan staf di lingkup FISIP UNHAS tanpa

terkecuali. Terima kasih atas bantuan pelayanan yang telah diberikan

selama penulis menjalani studi.

9. Dr. H. Muhammadong, S.E., M.M. selaku Kepala kepolisian resor Kota

Makassar Kabag SDM yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

10. Brigpol I Gede Wisnu Wasistha selaku Benma Satpas Polrestabes

Makassar yang sangat membantu dengan berbagi banyak hal yang

dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

11. Terima kasih kepada Bapak/Ibu Petugas Pelayanan Loket, dan

Pemohon Penerbitan Surat Izin Mengemudi yang telah bersedia

menjadi informan dalam penelitian skripsi ini.

ix
12. Terima kasih kepada Teman Seperjuangan Saya di kampus TAU

LISE’, Izzul Ramadhan, Aljabar.an, Muhammad Ghifary, Regil Destiya

Yunus, dan kepada Alfina Dwiarti, Sabrina Suci Ramadhani, Zhafirah

Azzahrah Azhary, Wenni Yulianti Taufan.

13. Terima kasih kepada MIRACLE 2019 atas segala suka dan duka

selama penulis menempuh status sebagai mahasiswa, semoga apa

yang kita harapkan dapat tercapai dan sukses selalu. Miracle Selalu

Bersama!

14. Terimakasih kepada kakak- kakak HUMANIS FISIP UNHAS telah

mengajarkan saya tentang etika dan memberikan arahan kepada saya

selama di kampus.

15. Terima kasih kepada teman-teman KKN UNHAS Gel.107 Gowa 9 atas

suka maupun duka selama ber-kkn.

16. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu,

terima kasih atas bantuan dan doanya.

Makassar, 30 Mei 2023

Penulis, Abdul Jalil

x
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................................

ABSTRACT....................................................................................................................

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN.....................................................................

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..........................................................................

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...........................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I................................................................................................................................

PENDAHULUAN...........................................................................................................

I.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................

I.2 Rumusan Masalah...................................................................................

I.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................

I.4 Manfaat Penelitian...................................................................................

BAB II..............................................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................

II.1 Konsep Teori Administrasi.......................................................................

II.1.1 Pengertian Teori..................................................................................................

II.1.2 Teori Administrasi Publik...................................................................................

II.2 Pelayanan Publik...................................................................................

II.2.1 Pengertian pelayanan.........................................................................................

II.2.2 Pengertian Pelayanan Publik.............................................................................

xi
II.2.3 Jenis-jenis pelayanan publik..............................................................................

II.3 Kualitas Pelayanan Publik.....................................................................

II.3.1 Definisi Kualitas Pelayanan..............................................................................

II.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan..............................................................................

II.4.1 Definisi Pelayanan Prima ( Service Excellence)...............................................

II.4.2 Proses dan Tahapan Pelayanan Prima (Service Excellence).............................

II.4.3 Unsur-Unsur Pelayanan Prima..........................................................................

II.5 Konsep Surat Izin Mengemudi (SIM).....................................................

II.5.1 Pengertian Surat Izin Mengemudi (SIM)..........................................................

II.5.2 Jenis Surat Izin Mengemudi (SIM)...................................................................

II.5.3 Kerangka Pikir...................................................................................................

BAB III..........................................................................................................................

METODE PENELITIAN.............................................................................................

III.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian..........................................................

III.2 Lokasi Penelitian....................................................................................

III.3 Fokus Penelitian....................................................................................

III.4 Informan Penelitian................................................................................

III.5 Jenis Data..............................................................................................

III.6 Teknik Pengumpulan Data....................................................................

III.7 Teknik Analisis Data..............................................................................

BAB IV...........................................................................................................................

GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN.................................................

xii
IV.1 Deskripsi Dan Lokasi Penelitian............................................................

IV.1.1 Visi, Misi Satpas Polrestabes Makassar........................................................

IV.1.2 Standar Pelayanan Surat Izin Mengemudi.....................................................

IV.1.3 Standar Operasional Prosedur Tugas Penerbitan SIM...................................

IV.1.4 Job Desk Personil Unit Regident Lantas.......................................................

IV.1.5 Golongan-golongan SIM...............................................................................

IV.1.6 Sarana dan Prasarana.....................................................................................

IV.2 Hasil Penelitian......................................................................................

IV.2.1 Reability (Kehandalan)..................................................................................

IV.2.2 Responsiveness (Daya tanggap)....................................................................

IV.2.3 Assurance (Jaminan)......................................................................................

IV.2.4 Empathy (Empati)..........................................................................................

IV.2.5 Tangibles (Bukti Fisik)..................................................................................

BAB V............................................................................................................................

PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................

B. Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pikir..................................................................46

Gambar IV.1 Prosedur Kerja ...............................................................64

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Sarana dan Prasarana........................................................74

Tabel IV.2 Sarana dan Prasarana .......................................................74

xv
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Aparatur pemerintah diwajibkan untuk bisa memberikan pelayanan

yang maksimal kepada masyarakat. Hal ini diperlukan agar instansi dari

setiap aparatur pemerintah dapat dikatakan berhasil dalam

menyelenggarakan pemerintahan karena yang menjadi salah satu indikator

dari keberhasilan tersebut adalah kualitas pelayanan yang diberikan.

Adapun yang dimaksud masyarakat dalam konteks ini adalah orang yang

menuntut suatu instansi publik untuk memenuhi standart kualitas pelayanan

tertentu dan itu memberi dampak pada instansi publik. Kunci keberhasilan

instansi publik yang bergerak pada bidang jasa terletak pada pelayanan

yang diberikan kepada pengguna jasa (masyarakat). Peranan pelayanan

pembuatan surat izin mengemudi merupakan fasilitas yang membantu

terbangunnya interaksi antara masyarakat dan instansi publik dalam hal ini

yang dimaksud adalah pihak kepolisian negara republik indonesia.

Berdasarkan peraturan perundang undangan lalu lintas Pasal 77 ayat

1 UU No.22 Tahun 2009 tentang setiap warga Indonesia yang

mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki Surat Izin

Mengemudi sesuai jenis kendaraan bermotor yang di kemudikan. Oleh

karena itu, mengurus untuk mendapatkan surat izin mengemudi merupakan

1
hal yang diharuskan bagi setiap warga negara Indonesia yang hendak

berkendara. Berkaitan dengan hal ini, Kepolisian Republik Indonesia

merupakan fungsi instansi publik pada bidang ketertiban masyarakat,

keamanan, penegak hukum, dan palayanan pada masyarakat. Dapat

dikatakan bahwa polisi sangat berperan dalam pelayanan publik. Salah satu

pelayanan yang diberikan oleh instansi kepolisian kepada masyarakat adalah

dengan penerbitan administrasi lalu lintas yaitu penerbitan Surat Izin

Mengemudi.

Kepuasan di definisikan sebagai upaya memenuhi sesuatu dan

membuat sesuatu memadai, menurut Kotler dan Armstrong (2003)

kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami

setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk

dengan harapan-harapannya. Dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan

yang baik adalah hal yang penting dan sangat berpengaruh bagi pelanggan.

Suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan publik kunci

keberhasilan terletak pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

(pengguna jasa). Inti dari dinamika perbaikan kualitas pelayanan terletak

pada kepuasan dari masyarakat (pengguna jasa). Pelayanan dan kepuasan

masyarakat sebagai pelanggan merupakan suatu hal yang penting dalam

mempertahankan eksistensi suatu organisasi yang bergerak dalam bidang

pelayanan publik. Hal ini yang seharusnya menjadikan pelayanan publik

2
lebih responsif terhadap kepentingan publik karena adanya transparansi

kebijakan dan masih terdapat prosedur dan perilaku menyimpang.

Terkait dengan kualitas pelayanan dalam pembuatan SIM, terdapat

hasil dalam penelitian terdahulu oleh Karlina (2017) di Kantor Polres Kota

Bontang dengan judul “Pelayanan Administrasi Pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM)” dapat disimpulkan bahwa pelayanan administrasi

pembuatan SIM oleh Aparatur Kepolisian Resor (Polres) di Kota Bontang

berjalan dengan baik karena prosedur pelayanan yang sederhana dan

mudah dipahami oleh masyarakat melalui persyaratan pelayanan oleh

petugas yang sudah menginformasikan pembuatan SIM secara jelas

kepada masyarakat melalui baliho yang terpasang di area pembuatan SIM.

Kecepatan pelayanan sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

oleh Aparat Kepolisian walaupun terjadi keterlambatan penyelesaian

pembuatan SIM karena kendala teknis dan non teknis. Di Kota Bontang

masih memiliki kendala dalam pelayanan administrasi pembuatan SIM

tersebut yakni peralatan yang kurang memadai seperti komputer uji teori,

tempat uji praktek.

Penelitian selanjutnya dilakukan Hidayati (2014) di Kepolisian Resort

Mojokerto dengan judul “Efektifitas Pelayanan Pembuatan SIM Dalam

Perspektif Pengguna Pelayanan” dapat disimpulkan bahwa keefektifan nya

menunjukkan masalah karena sering terjadi di masyarakat dalam

pembuatan SIM kurangya waktu dalam tes ujian praktik berkendara.

3
Pelayanan SIM didaerah ini dijalan Gajah Mada, pelayanan yang di

selenggarakan oleh Polres Mojokerto hanya melayani pelanggan dari

masyarakat yang berdomisili diwilayah Mojokerto yang meliputi Polsek-

polsek termasuk dalam kekuasaan wilayah Polres Mojokerto itu sendiri.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Gusriani (2015) di Kantor

Kepolisian Resort Kota (Polresta) Samarinda dengan judul “Pelayanan

Pengurusan Surat Izin Mengemudi (SIM)” dapat disimpulkan pelayanan

pengurusan SIM di Polresta Samarinda memuaskan karena tidak berbelit-

belit, sedangkan waktu penyelesaian pelayanan pengurusan SIM belum

memuaskan, karena pelayanan yang diberikan oleh staf lambat dalam

waktu penyelesaian setiap harinya tidak mengikuti Standar Operasional

Prosedur (SOP). Lalu untuk kendaraan yang digunakan untuk proses ujian

praktek juga kurang memadai. Tetapi ada beberapa faktor yang

menghambat dalam memberikan pelayanan pembuatan SIM yaitu masih

kurangnya jumlah staf yang ada di bandingkan dengan jumlah masyarakat

yang mengurus SIM sehari-harinya.

Terkait dengan pelayanan SIM, satuan penyelenggara administrasi

polrestabes Makassar merupakan salah satu gerai penerbitan SIM yang

cukup aktif, sehingga masyarakat membutuhkan pelayanan serta sarana

dan prasarana yang baik untuk memudahkan masyarakat dalam penerbitan

SIM. Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi masyarakat umum tentu sudah tidak

asing sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam berkendara.

4
Pembuatan SIM tiap Kota atau Kabupaten hanya terpusat pada satu tempat

yaitu Polrestabes Kota/Kabupaten sehingga sering terjadi tumpukan massa.

Masalah utama dari proses pembuatan SIM adalah lamanya waktu yang

ditunggu akan menyebabkan semakin lama proses pembuatan SIM mulai

dari awal pendaftaran sampai dengan SIM tersebut diterima oleh pemohon.

Lamanya waktu yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur

(SOP) tidak jarang mengakibatkan antrian dalam pelayanan SIM.

Kurangnya sumber daya atau petugas juga dapat menghambat kelancaran

proses pembuatan SIM.

Kenyataan di lapangan yang terjadi dalam pengurusan SIM masih

banyak masyarakat yang menggunakan jasa “perantara” karena merasa

lebih mudah dan cepat untuk mendapatkan SIM tanpa harus menjalani

tes dan berbagai prosedur. Banyak masyarakat yang mengeluh karena

pengurusan sim terlalu ribet dan tahapan pembuatan SIM ini ada dua tahap

yaitu: ujian teori dan ujian praktek , jika masyarakat yang mengurus SIM

gagal dalam tes ujian maka harus mengulang 2-3 hari berikutnya dan batas

mengulang disetiap tes maximal 3 kali tes setelah itu masyarakat yang

mengurus SIM harus mengulang dari awal. Penelitian ini penting dilakukan

oleh peneliti untuk melihat bagaimana pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat sejauh ini. Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi masyarakat umum

tentu sudah tidak asing sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi

dalam berkendara.

5
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah di jelaskan maka

peneliti mengambil kesimpulan dan tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Kualitas Pelayanan Dalam Pembuatan Surat Izin Mengemudi di

Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar”.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka peneliti

mengidentifikasikan permasalahan penelitian adalah Bagaimana kualitas

pelayanan penerbitan surat izin mengemudi (SIM) di Satuan Penyelenggara

Administrasi Polrestabes Makassar?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan peneliti pada penelitian ini, maka tujuan yang

hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan surat izin

mengemudi yang diberikan di satuan penyelenggara administrasi Polrestabes

Makassar.

I.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk meingkatkan wawasan pada bidang keilmuan

bagi perkembangan ilmu administrasi publik, khususnya mengarah ke

persepsi masyarakat atas kualitas pelayanan Surat Izin Mengemudi di satuan

penyelenggara administrasi Polrestabes Makassar.

6
2. Manfaat Praktis

 Dapat bermanfaat bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti

dalam bidang yang sama.

 Untuk memberikan masukan kepada satuan penyelenggara

administrasi Polrestabes Makassar.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Teori Administrasi

II.1.1 Pengertian Teori


Teori dapat digunakan untuk menganalisis, menjelaskan dan

menerangkan suatu fenomena tertentu. Analisis dan penjelasan yang

dilakukan bukanlah sekedar penjelasan yang berdasarkan perasaan,

prasangka atau akal sehat, melainkan penjelasan yang rasional atau bersifat

ilmiah. Dalam hal teori administrasi, yang diterangkan, dijelaskan dan

dianalisis adalah fenomena administrasi. Teori menurut para ahli :

1. Kerlinger (1973:14), mendefinisikan Teori adalah serangkaian konstruk

(konsep), batasan dan proposisi, yang menyajikan suatu pandangan

sistematis tentang fenomena dengan fokus hubungan dengan merinci

hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan

memprediksikan gejala itu.

2. Masri Singarimbun & Sofyan Effendi (1995:37), teori adalah

serangkaian asumsi, proposisi, konstruk, definisi dan proposisi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antar konsep.

3. Prajudi Atmosudirdjo (2003:28), Teori adalah merupakan suatu

pendapat (opinion, view) yang diperoleh melalui pemikiran rasional

8
menurut suatu prosedur atau proses tertentu yang disebut orang

”prosedur akademik” atau prosedur ”ilmiah” (scientific method) oleh

karena melalui langkah-langkah tertentu yang logis rasional.

II.1.2 Teori Administrasi Publik

Teori Administasi adalah ungkapan yang dapat digunakan untuk

menjelaskan keadaan fenomena saat ini dalam ilmu administrasi. Dalam

administrasi, tidak ada satu pun teori administrasi yang khusus membahas

administrasi. Selama ini teori-teori yang digunakan dalam administrasi publik

terdiri dari teori-teori yang sudah ada dalam ilmu-ilmu lain dan

mengadaptasinya ke dalam kajian administrasi publik. Teori Administrasi

menjelaskan upaya-upaya untuk mendefinisikan fungsi universal yang

dilakukan para pimpinan dan asas-asas yang menyusun praktik

kepemimpinan yang baik.

Setiap pemikiran tentang administrasi dan manajemen selalu diawali

dari pemikiran Henry Fayol (1841-1925). Henry Fayol disebut sebagai bapak

administrasi (father of modern operational management theory), Fayol

menggunakan pendekatan berdasarkan atas administrative management

(manajemen administrasi), Manajemen administrasi ialah suatu pendekatan

dari pimpinan atas sampai pada tingkat pimpinan yang terbawah.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Stephen K Bailey, ada

empat teori yang berkaitan dengan studi administrasi publik, yaitu:

9
1. Teori Perspektif, teori yang menggambarkan perubahan-perubahan

di dalam arah kebijakan publik, dengan mengeksploitasi keahlian

birokrasi. Penekanan teori ini adalah untuk melakukan pembaharuan,

melakukan koreksi dan memperbaiki proses pemerintahan.

2. Teori Normatif, pada dasarnya teori mempersoalkan peranan

birokrasi. Apakah peranan birokrasi dipandang di dalam

pengembangan kebijakan dan pembangunan politik, ataukah

peranan birokrasi seharusnya dimantapkan, diperluas atau dibatasi

3. Teori Asumtif, teori yang memusatkan perhatiannya pada usaha-

usaha untuk memperbaiki praktik administrasi. Untuk mencapai

tujuan ini, teori asumsi berusaha memahami hakikat manusiawi yang

terjadi di lingkungan birokratis. Di dalam kenyataannya, setiap

administrator publik memiliki asumsi operasional mengenai hakikat

manusiawi dan kesetiaan institusionalnya.

4. Teori Instrumental, teori yang bermaksud untuk melakukan

konseptualisasi mengenai cara-cara untuk memperbaiki teknik

manajemen, sehingga dapat dibuat sasaran kebijakan secara lebih

realistis. Teori ini amat menekankan alat, teknik, dan peluang untuk

melaksanakan nilai-nilai yang telah ditentukan.

10
5. Teori Administrasi Publik adalah serangkaian konsep yang

berhubungan dengan kepublikan yang telah di uji kebenarannya

melalui riset, dalam hal pencapaian tujuan secara efisien dan efektif.

II.2 Pelayanan Publik

II.2.1 Pengertian pelayanan


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian pelayanan adalah

usaha melayani, sedangkan melayani dalah membantu menyiapkan

(mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Pelayanan memiliki banyak

definisi. Salah satu definisi pelayanan yang paling sederhana dikemukakan

oleh Ivancevich, Lorenzi, Skinner, dan Crosby pelayanan adalah produk-

produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-

usaha manusia dan menggunakan peralatan. Definisi pelayanan publik

adalah kegiatan antara dua orang atau sekelompok orang dengan faktor

materil melalui prosedur, sistem, dan metode tertentu dalam memenuhi

kepentingan orang lain sesuai dengan haknya, jadi pelayanan publik tidak

lepas dari kepentingan publik. Definisi publik berasal dari Bahasa Inggris

yang berarti umum, masyarakat, dan Negara.

Pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk

membantu, menyiapkan, dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari

satu pihak ke pihak lain. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah serangkaian

kegiatan yang bertujuan untuk melayani, membantu menyiapkan,

11
menyelesaikan atau mengurs apa yang diperlukan oleh orang lain

(Hardiansyah, 2011:11). Sedangkan, menurut Gronross yang dikutip oleh

winarsih (2006;2) Pelayanan adalah suatu aktikvitas atau serangkaian

aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi

sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-

hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan dimaksudkan

untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

II.2.2 Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Zauhar, Pelayanan publik merupakan satu upaya membantu

atau memberi manfaat kepada publik melalui penyediaan barang dan jasa

yang diperlukan oleh mereka. Pelayanan publik yaitu semua barang dan jasa

publik (public good and service) yang diatur atau diselenggarakan oleh

pemerintah kepada warga negara (Badu, 2018:3).

Definisi pelayanan publik berdasarkan Undang-undang Nomor 25

Tahun 2009 bahwa pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga Negara atas barang dan jasa, atau pelayanan.

Administrasi yang disediakan oleh para penyelenggara pelayanan publik.

Pelayanan publik atau publik service adalah salah satu wujud dari fungsi

aparatur negara sebagai abdi masyarakat selain sebagai abdi negara.

Pelayanan publik daoat diartikan sebagai segala bentuk upaya kegiatan

12
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintahan di pusat,

daerah, dan du lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dalam

bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Sinambela dkk. dalam (Mulyadi, 2016: 39) mendefinisikan pelayanan

publik sebagai “Pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap

kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan

menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk

secara fisik.”

Menurut Gronroos (dalam Daryanto, 2014: 135) pelayanan adalah

suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata

(tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh

perusahaan pemberian pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan

permasalahan konsumen/pelanggan.

Menurut Kurniawan (dalam Mulyadi, 2016: 39) pelayanan publik dapat

diartikan sebagai “Pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam pelayanan publik

pada umumnya pemerintah melakukan pengaturan terhadap barang publik

13
maupun barang dilaksanakan setengah publik.” Sedangkan, menurut

Ridwan dan Sudraja (dalam Mulyadi, 2009: 19) pelayanan publik merupakan

pelayananyang diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara Negara

terhadap masyarakat guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri

dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Thoha (dalam Ramli, 2016: 6), menjelaskan bahwa “pelayanan

masyarakat merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh

seseorang/sekelompok orang/institusi tertentu untuk memberikan bantuan

kemudian kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu.”

Menurut Gilman dan Lewis (2005), bahwa pelayanan publik

adalah kepercayaan publik. Pelayanan publik dilakukan secara penuh

tanggung jawab dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada.

Pelayanan mempunyai makna melayani orang yang dilayani. Jika melayani,

maka sejatinya adalah memberikan pelayanan atau pengabdian secara

profesional. Sedangkan dalam konteks pelayanan publik yaitu melayani

kebutuhan yang berkaitan dengan kepentingan publik. Pelayanan publiik

merupakan pemberian layanan yang diberikan kepada masyarakat secara

baik, yaitu baik secara jasa maupun barang atau administratif sebagai bagian

dari keperluan masyarakat. Pelayanan publik yang baik akan memberikan

kepuasan terhadap masyarakat karena pelayanan tersebut.

14
Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 menyebutkan

bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip

sebagai berikut:

1. Kesederhanaan: Prosedur pelayanan publik tidak berbeli-belit,

mudah dipahami dan mudah dijelaskan

2. Kejelasan, kejelasan yang dimaksud adalah Persyaratan teknis dan

administrative pelayanan publik. Unit kerja atau pejabat yang

berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan,

penyelesaian keluhan atau persoalan dan sengketa dalam

pelaksanaan pelayanan publik.

3. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

4. Kepastian waktu: pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan

dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

5. Akurasi: produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan

sah.

6. Keamanan: proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa

aman dan kepastian hukum.

7. Tanggung jawab: pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau

pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan

15
pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam

pelaksanaan pelayanan publik.

8. Kelengkapan sarana dan prasarana: tersedianya sarana dan

prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang

memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi

dan informatika.

9. Kemudahan akses: tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat

memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

10. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan: pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan

pelayanan dengan ikhlas.

11. Kenyamanan: lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,

disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan

yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung

pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

II.2.3 Jenis-jenis pelayanan publik

Menurut MENPAN NOMOR 63 Tahun 2003 jenis pelayanan umum

atau publik antara lain:

16
1. Pelayanan Administratif, adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh

unit pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan

dokumentasi dan tata kegiatan usaha lainnya yang secara keseluruhan

menghasilkan produk akhir berupa dokumen , misalnya kartu tanda

penduduk (KTP), akte kelahiran, akte kematian, buku pemilik kendaraan

bermotor (BPKB), surat ijin mengemudi (SIM), ijin mendirikan bangunan

(IMB), paspor, sertifikat kepemilikan atau pengurusan tanah dan lain

sebagainya .

2. Pelayanan barang adalah pelayanan yang diberikan oleh beberapa unit

pelayanan berupa kegiatan penyedian dan atau pengolahan barang

berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaian kepada konsumen

langsung ( sebagai unit ataupun individu ) dalam suatu sistem, kegiatan

tersebut menghasilkan produk yang berwujud benda (fisik) misalnya

pelayanan listrik, air bersih, dan pelayanan telpon.

3. Pelayanan jasa, adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan

berupa sarana dan prasarana serta penunjangnya , produk akhirnya

berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara

langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu . misalnya

pendidikan , pemeliharaan kesehatan , pelayanan perbankan,

pelayanan pos , penyelengaraan transportasi lainnya . Jenis-jenis

pelayanan publik menurut Lembaga Administratif Negara (SANKRI

2004;85) yaitu:

17
4. Pelayanan pemerintahan adalah jenis pelayanan masyarakat yang

terkait dengan dengan tugas-tugas pemerintahan , seperti pelayanan

KTP , SIM , Pajak ,Perijinan , dan Keimigirasian .

5. Pelayanan pembangunan adalah suatu jenis pelayanan masyarakat

yang terkait dengan penyedian sarana dan prasarana untuk

memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam melakukan aktivitasnya

sebagai warga negara. Pelayanan ini meliputi penyedian jalan-

jalan,jembatan,pelabuhan dan lainnya.

6. Pelayanan utilitas adalah jenis pelayanan yang terkait dengan dengan

utilitas bagi masyarakat seperti penyedian listri , air , telepon , dan

transportasi lokal

7. Pelayanan sandang , pangan dan papan adalah jenis pelayanan yang

menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan perumahan,

seperti penyedian beras , gula , minyak , gas , tekstil , dan perumahan

murah.

8. Pelayanan kemasyarakatan adalah jenis pelayanan yang dilihat dari

sifat dan kepentingannya lebih ditekankan pada kegiatan sosial

kemasyarakatan, seperti pelayanan Kesehatan dan Pendidikan.

18
II.3 Kualitas Pelayanan Publik

II.3.1 Definisi Kualitas Pelayanan


Kualitas pelayanan yang baik adalah salah satu upaya perusahaan

untuk menciptakan kepuasan bagi pelanggannya. Kepuasan pelanggan atas

pelayanan yang diberikan, kinerja pelayanan dan kualitas pelayanan saling

berkaitan satu sama lain. Kualitas pelayana yang diberikan kepada

pelanggan akan menentukan seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan

dan mencerminkan kinerja dari pelayanan yang telah diberikan.

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat

diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen

serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen

(Tjiptono,2007)

Menurut Tjiptono (1995:25) dalam Hardiyansyah setidaknya ada enam

ciri-ciri atau atribut-atribut yang ikut menentukan kualitas pelayanan publik,

antara lain:

1. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu

proses.

2. Akurasi pelayanan. Yang meliputi bebas dari kesalahan.

3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan

19
4. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas

yang melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti computer.

5. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkaitan dengan

lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan

informasi dan lain-lain.

6. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber-AC,

kebersihan dan lain-lain.

Lovely (Fandy Tjiptono 2000;59) menyebutkan kualitas pelayanan

merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi harapan pelangganǁ, kaitannya

dengan pelayanan publik, kualitas pelayanan merupakan indikator penting

yang dapat dijadikan sebagai tolak ukurdalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan sesuai dengan yang diharapkan.

Selanjutnya, Fandy Tjoptono (2004;121) menyebutkan ada dua faktor

yang mempengaruhi kualitas jasa diantaranya : Ada dua faktor utama yang

mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan (expected service)

dan jasa yang dirasakan atau dipersepsikan (perceived service). Apabila

perceived service sesuai dengan expected service, maka kualitas jasa yang

bersangkutan dipersepsikan baik atau positif, sebaliknya jika perceived

service lebih jelek dibandingkan dengan expected service, maka kualitas jasa

dipersepsikan negative atau tidak baik.

20
Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai kualitas

pelayanan, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan usaha

untuk memenuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan produk

jasa,proses, dan manusia, yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan

baik berupa pelayanan atau jasa yang diharapkan untuk memenuhi harapan

dan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan. Berdasarkan kaitannya

dengan Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar sebagai

penyedia Jasa pelayanan untuk pembuatan Surat Izin Mengemudi

diharapkan mampu memberikan pelayanan yang baik dan optimal sesuai

dengan harapan masyarakat.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna

jasa, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan

sebagai berikut (Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004):

1. Trasparansi

Bersifat terbuka, mudah di akses oleh semua pihak yang membutuhkan dan

disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

21
4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarkat dalam penyelenggaraan pelayanan public

dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan Hak

Tidak disriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,

gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

masing- masing pihak.

II.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan

Zeithml, Berry dan Parasuraman, (Diana (2003;690) menyatakan ada

lima karakteristik yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan,

yaitu:

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai dan sarana komunikasi.

2. Kehandalan (reability), yakni kemampuan memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness) , yaitu keinginan para staf untuk

membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

tanggap

22
4. Jaminan (assurance) , mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat

yang dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya

risiko, atau ragu-ragu.

5. Empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Untuk dapat menilai sejauh mana mutu kualitas pelayanan publik yang

diberikan oleh aparatur pemerintah, memang tidak bisa dihindari bahwa

dimensi-dimensi kualitas pelayanan publik ini dijadikan sebagai indikator atau

tolak ukur dalam menilai pelayanan yang telah diselenggarakan.

Berdasarkan pendapat Zeithaml 1990 dalam Hardiansyah(2011;46)

dapat dijelaskan bahwa kualitas pelayanan dapat diukur dengan lima dimensi

sebagai berikut :

A. Dimensi Tangibles (berwujud) , terdiri atas beberapa indikator:

1. Penampilan pegawai dalam melayani pengguna layanan.

2. Kenyamanan tempat dalam melakukan proses layanan.

3. Kelengkapan fasilitas kantor pelayanan.

B. Dimensi Realibility (Kehandalan) terdiri atas beberapa indikator:

1. Kemudahan dalam proses pelayanan.

2. Memiliki standar pelayanan yang jelas.

3. Kecermatan pegawai dalam melayani pengguna layanan.

4. Kedisiplinan pegawai dalam melayani pengguna layanan.

23
5. Kemampuan pegawai menggunakan alat bantu pelayanan.

6. Keahlian pegawai menggunakan alat bantu pelayanan.

C. Dimensi Responsivines (Ketanggapan), terdiri atas beberapa

indikator ;

1. Pegawai tanggap terhadap pengguna layanan.

2. Pelayanan yang cepat dan tepat.

3. Pegawai melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat.

D. Dimensi Assurance (Jaminan), terdiri atas beberapa indikator ;

1. Jaminan tepat waktu pelayanan.

2. Jaminan kepastian biaya dalam pelayanan.

3. Pegawai memiliki pengetahuan yang luas tentang pelayanan.

E. Dimensi Emphaty (Empati), terdiri atas indikator ;

1. Melayani dengan sikap ramah dan sopan santun.

2. Melayani dan menghargai setiap pengguna layanan.

3. Mendahulukan kepentingan pengguna layanan.

4. Tidak diskriminasi.

Lima dimensi pelayanan publik tersebut diatas, menurut Zeithamyl

(1990) dalam hardiansyah (2011;47) dapat dikembangkan menjadi sepuluh

dimensi sebagai berikut :

1. Tangibles (berwujud fisik) terdiri dari fasilitas fisik, peralatan,

personil dan komunikasi.

24
2. Realiability (kehandalan) terdiri dari kemampuan unit

pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjijan

dengan tepat.

3. Responsiveness (ketanggapan) merupakan kemauan untuk

membantu konsumen atau pelanggan, bertanggungjawab terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan.

4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan

keterampilan yang baik oleh aparatur pemerintah dalam

memberikan layanan.

5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap

terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontrak

hubungan pribadi.

6. Creadibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik

kepercayaan masyarakat.

7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari

berbagai bahaya resiko.

8. Access, terhadap kemudahan untuk mengadakan kontak dan

pendekatan.

9. Communication, kemauan memberi pelayanan untuk

mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pelanggan,

sekaligus kesedian untuk selalu menyampaikan informasi baru

kepada masyarakat.

25
10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk

mengetahui kebutuhan pelanggan.

II.4 Konsep Pelayanan Prima

II.4.1 Definisi Pelayanan Prima ( Service Excellence)


Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi

dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin

secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan (Barata, 2003; 30).

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha

melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu

menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang.

Definisi lain menyebutkan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk

kegiataan pelayanan yang dilaksanakan oleh intansi pemerintah baik di

pusat, di daerah, BUMN, dan BUMD dalam bentuk barang maupun jasa

dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai perundang-

undangan yang berlaku (KEPMENPAN 81/93). Menurut Daviddow dan Uttal

(1989) pelayanan merupakan kegiatan/keuntungan yang ditawarkan oleh

organisasi atau perorangan kepada konsumen/costomer yang bersifat tidak

berwujud dan tidak dapat dimiliki. Dalam pelayanan yang disebut konsumen

adalah masyarakat yang mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan

oleh 13 organisasi atau petugas dari organisasi pemberi layanan (Lukman &

Sugiyanto, 2001; 4).

26
Sedangkan, hakikat dari customer service atau pelayanan nasabah

sendiri adalah setiap kegiatan yang dimaksud untuk memberikan kepuasan

nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

nasabah (Wahjono, 2010; 179). Pelayanan Prima adalah kemampuan

maksimal seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dalam hal

pelayanan. Pelayanan prima adalah pelayanan yang terbaik yang diberikan

kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal berdasarkan

standard dan prosedur pelayanan (Suwithi, 1999; 4) Pelayanan prima

(Service Excellent) adalah suatu pelayanan yang terbaik dalam memenuhi

harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan prima

merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan

yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai

dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat (Maddy, 2009; 8).

Keberhasilan dalam mengembangkan dan melaksanakan pelayanan

prima tidak terlepas dari kemampuan dalam pemilihan konsep

pendekatannya. Konsep pelayanan prima berdasarkan (Barata, 2003; 31),

yaitu mengembangkan pelayanan prima dengan menyelaraskan konsep-

konsep Sikap (Attitude), Perhatian (Attention), Tindakan (Action),

Kemampuan (Ability), Penampilan (Appearance), dan Tanggung jawab

(Accountability).

27
1. Sikap (Attitude) Perilaku yang harus ditonjolkan ketika menghadapi

pelanggan, yang meliputi penampilan yang sopan dan serasi, berpikir

posotif, sehat dan logis, dan bersikap menghargai.

2. Perhatian (Attention) Kepedulian penuh kepada pelanggan, baik yang

berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pelanggan

maupun pemahaman atas saran dan kritiknya, yang meliputi

mendengarkan dan memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan

para pelanggan, mengamati dan menghargai perilaku para pelanggan,

dan mencurahkan perhatian penuh kepada pelanggan.

3. Tindakan (Action) Berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan

dalam memberikan layanan kepada pelanggan, yang meliputi

mencatat setiap pesanan para pelanggan, mencatat kebutuhan para

pelanggan, menegaskan kembali kebutuhan para pelanggan,

mewujudkan kebutuhan para pelanggan, dan menyatakan terima kasih

dengan harapan pelanggan mau kembali.

4. Kemampuan (Ability) Pengetahuan dan keterampilan tertentu yang

mutlak diperlukan untuk menunjang program pelayanan prima, yang

meliputi kemampuan dalam bidang kerja yang ditekuni, melaksanakan

komunikasi yang efektif, mengembangkan motivasi, dan

mengembangkan public relation sebagai instrument dalam membina

hubungan kedalam dan keluar organisasi atau perusahaan.

28
5. Penampilan (Appearance) Penampilan seseorang baik yang bersifat

fisik saja maupun fisik atau non fisik, yang mampu merefleksikan

kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain.

6. Tanggung Jawab (Accountability) Suatu sikap keberpihakan kepada

pelanggan sebagai suatu wujud keperdulian untuk menghindarkan

atau meminimalkan kerugian atau ketidakpuasan pelanggan.

II.4.2 Proses dan Tahapan Pelayanan Prima (Service Excellence)

Proses dan tahapan pelayanan prima (Judiari, 2010; 106):

1. Pancarkan segenap sikap positif kepada orang

lain/pelanggan.Langkah: identifikasi kebutuhan dasar manusia

(pengertian), membaca kebutuhan pelanggan (perhatian), pengaturan

waktu pelayanan (tepat waktu), situasi dan kondisi, kepekaan dan

empati (mendengarkan).

2. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.Langkah: identifikasi kebutuhan

dasar manusia (pengertian), membaca kebutuhan pelanggan

(perhatian), pengaturan waktu pelayanan (tepat waktu), situasi dan

kondisi, kepekaan dan empati (mendengarkan).

3. Aplikasi diri pengidentifikasian kebutuhan pelanggan. Langkah: ambil

inisiatif untuk memperluas tanggung jawab, berkomunikasi dengan

jelas/asertif, pengertian, pelanggan disambut dengan baik, membantu

mereka merasa penting, memberikan lingkungan yang menyenagkan.

29
4. Ada pengakuan kepuasan dari pelanggan yang anda layani.Langkah:

tuntaskan semua kebutuhan pelanggan, ambil langkah ekstra bagi

pelayanan, beri sikap yang menjadikan pelanggan berada di pihak

anda.

II.4.3 Unsur-Unsur Pelayanan Prima

Unsur-unsur melayani prima, sesuai keputusan Menpan No. 81/1993,

yaitu :

1. Kesederhanaan

2. Kejelasan dan kepastian

3. Keamanan

4. Keterbukaan

5. Efisien

6. Ekonomis

7. Keadilan yang merata

II.5 Konsep Surat Izin Mengemudi (SIM)

II.5.1 Pengertian Surat Izin Mengemudi (SIM)


Pengertian SIM berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalanadalah bukti

registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang

telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani,

memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan

30
bermotor. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan

wajib memiliki surat izin mengemudi sesuai dengan jenis kendaraan bermotor

yang dikemudikan. Izin yang bersifat pribadi, merupakan izin yang isinya

tergantung pada sifat atau kualitas pribadi dan pemohon izin misalnya izin

mengemudi (SIM). 1 Sedangkan menurut ketentuan Pasal 1 angka 4

Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi, SIM

adalah tanda bukti legitimasi kompetensi, alat kontrol dan data forensik

Kepolisian bagi seseorang yang telah lulus uji pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan untuk mengemudikan kendaraan bermotor di jalan sesuai

dengan persyaratan yang ditentukan berdasarkan Undang-UndangLalu

Lintas dan Angkutan Jalan.

SIM (Surat Ijin Mengemudi) adalah bukti registrasi dan identifikasi

yang diberikan oleh Polri kepada seseoraang yang telah memenuhi

persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan

lalu lintas dan trampil mengemudikan kendaraan bermotor.

A. Dasar Hukum

UU No.2 Tahun 2002 :

1. Pasal 14 ayat (1) b

2. Pasal 15 ayat (2) c

3. Peraturan Pemerintah No. 44 / 1993 Pasal 216

B. Fungsi dan Peranan

1. Sebagai sarana identifikasi / jati diri seseorang

31
2. Sebagai alat bukti

3. Sebagai sarana upaya paksa

4. Sebagai sarana pelayanan masyarakat

Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memiliki SIM peraturan

ini tercantum pada Pasal 18 (1) UU No. 14 Th 1992 tentang Lalu-lintas dan

Angkutan Jalan, bahwa setiap pengemudi kendaraan bermotor diwilayah

wajib memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM).

II.5.2 Jenis Surat Izin Mengemudi (SIM)

Pasal 211 (2) PP 44 / 93

1. Golongan SIM A

SIM untuk kendaraan bermotor roda 4 dengan berat yang

diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 Kg.

2. Golongan SIM A Khusus

SIM untuk kendaraan bermotor roda 3 dengan karoseri mobil (Kajen

VI) yang digunakan untuk angkutan orang / barang (bukan sepeda

motor dengan kereta samping)

3. Golongan SIM B1

SIM untuk kendaraan bermotor dengan berat yang diperbolehkan lebih

dari 1.000 Kg.

4. Golongan SIM B2

32
SIM untuk kendaraan bermotor yang menggunakan kereta tempelan

dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1.000 Kg.

5. Golongan SIM C

SIM untuk kendaraan bermotor roda 2 yang dirancang dengan

kecepatan lebih dari 40 Km / Jam

6. Golongan SIM D

SIM khusus bagi pengemudi yang menyandang

disabilitas/berkebutuhan khusus.

II.5.3 Kerangka Pikir

Dimensi kualitas menurut (Fandy Tjiptono, 2012:75) mengungkapkan

bahwa terdapat lima indikator utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan

yaitu berupa kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan

(assurance), dan empati (emphaty), bukti langsung (tangibles).

1. Reliabilitas, yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan

dengan segera, akurat, dan memuaskan. Contohnya, dokter mampu

mendiagnosis penyakit pasien dengan akurat.

2. Responsivitas, yaitu keinginan dan kesediaan para karyawan untuk

membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.

Contohnya, sistem reservasi dan penanganan bagasi maskapai

penerbangan yang cepat.

33
3. Assurance, mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat

dapat dipercaya yang dimiliki para karyawan; bebas dari bahaya fisik,

risiko, atau keragu-raguan. Contohnya, mekanik di bengkel yang

berpengetahuan dan berpengalaman luas.

4. Emphaty, meliputi kemudahan dalam menjalin hubungan, komunikasi

yang efektif, perhatian personal, dan pemahaman atas kebutuhan

individual para pelanggan. Contohnya, seorang dokter mengenal

pasiennya dengan baik, mengingat masalah (penyakit, keluhan, dan

sejenisnya) sebelumnya, dan bersikap sabar serta menjadi pendengar

yang baik.

5. Tangibels meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan sarana

komunikasi. Contohnya, fasilitas reparasi, seragam karyawan,

kelengkapan peralatan, dan ruang tunggu yang representatif di bengkel.

II.1 Gambar Kerangka Pikir

Pelayanan Sektor Publik

Dimensi Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi

1. Realibilitas (Kehandalan)

2. Responsiveness (Daya Tanggap)

3. Assurance (Jaminan)

4. Emphaty (Empati)
34
5. Tangibles (Bukti Fisik)

6.
Terwujudnya Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat
Izin Mengemudi

35
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif yaitu untuk

mengetahui dan menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti

sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang objektif.

Pendekatan kualitatif tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk

hitungan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat digunakan untuk

mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang belum

diketahui. Menurut Sugiyono (2011), metode kualitatif dapat memberi rincian

yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode

kuantitatif. Kemudian menurut Miles dan Huberman (1992: 1) data kualitatif

merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta

memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup

setempat. Adapun jenis penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk

mendeskripsikan dan mengkaji data yang diperoleh dari hasil wawancara

mendalam, observasi, data dokumentasi dan studi kepustakaan.

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Satuan Penyelenggara

Adminisrasi Polrestabes Makassar.

36
III.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data

untuk menyamakan pemahaman dan cara pandang. Dalam penelitian ini,

untuk mengukur kualitas pelayanan pembuatan Surat Izin Mengemudi pada

Kantor Satuan Penyelenggara Adminisrasi Polrestabes Makassar, maka

diuraikan indikator-indikator kualitas pelayanan berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Zeithalm-Parasuraman-Berry (Ahmad,2018:139) yaitu:

A. Tangibles (berwujud) ditandai dengan penyediaan pelayanan berupa

sarana fisik, adapun indikator untuk mengukur dimensi ini yaitu:

1. Penampilan pegawai dalam melayani pengguna layanan.

2. Kenyamanan tempat dalam melakukan proses layanan.

3. Kelengkapan fasilitas kantor pelayanan.

B. Realibility (Kehandalan) ditandai dengan kemampuan dan keandalan

untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya, adapun indikator

untuk mengukur dimensi ini yaitu:

1. Kemudahan dalam proses pelayanan.

2. Memiliki standar pelayanan yang jelas.

3. Kecermatan pegawai dalam melayani pengguna layanan.

4. Kedisiplinan pegawai dalam melayani pengguna layanan.

5. Kemampuan pegawai menggunakan alat bantu pelayanan.

6. Keahlian pegawai menggunakan alat bantu pelayanan.

37
C. Responsivines (Ketanggapan), ditandai dengan kesanggupan untuk

membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat serta

tanggap terhadap keinginan konsumen, adapun indikator untuk

mengukur dimensi ini yaitu:

1. Pegawai tanggap terhadap pengguna layanan.

2. Pelayanan yang cepat dan tepat.

3. Pegawai melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat.

D. Assurance (Jaminan), ditandai dengan kemampuan dan keramahan

serta sopan santun pegawai dalam meyakinkan konsumen, adapun

indikator untuk mengukur dimensi ini yaitu:

1. Jaminan tepat waktu pelayanan.

2. Jaminan kepastian biaya dalam pelayanan.

3. Pegawai memiliki pengetahuan yang luas tentang pelayanan.

E. Emphaty (Empati), ditandai dengan sikap tegas tetapi penuh perhatian

dari pegawai terhadap konsumen, adapun indikator untuk mengukur

dimensi ini yaitu:

1. Melayani dengan sikap ramah dan sopan santun.

2. Melayani dan menghargai setiap pengguna layanan.

3. Mendahulukan kepentingan pengguna layanan.

4. Petugas melayani dengan tidak diskriminatif

38
III.4 Informan Penelitian

Narasumber atau informan dalam penelitian ini adalah orang-orang

yang betul-betul paham atau pelaku yang terlibat langsung dengan

permasalahan penelitian dan yang dapat memberikan informasi tentang

kualitas pelayanan pembuatan Surat Izin Mengemudi pada Kantor Satuan

Penyelenggara Adminisrasi Polrestabes Makassar. Adapun narasumber atau

informannya yaitu:

1. Petugas Pelayanan Surat Izin Mengemudi

2. Masyarakat Pengguna Layanan Pembuatan Surat izin Mengemudi.

III.5 Jenis Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan cara.

Adapun sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Data hasil penelitian didapatkan melalui dua sumber data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek

penelitiannya. Jadi data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui

wawancara dan observasi di Kantor Satuan Penyelenggara Adminisrasi

Polrestabes Makassar.

39
2. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak

langsung dari objek penelitian. Jadi data sekunder yaitu data yang

dikumpulkan berupa dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian.

III.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab secara langsung antara

dua orang atau lebih (Peneliti dan Informan), sesuai dengan pedoman

wawancara yang telah ditentukan. Adapun tujuan peneliti

menggunakan metode ini adalah untuk memperoleh data secara jelas

dan kongkrit terkait dengan masalah yang diteliti.

2. Observasi

Observasi adalah proses pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dan bertujuan

untuk mendapatkan data primer ataupun sekunder yang relevan

dengan masalah yang diteliti.

III.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan serangkaian proses pengumpulan

data secara sistemik dengan tujuan mempermudah peneliti dalam menarik

kesimpulan. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis didasarkan

40
pada data yang diperoleh. Miles & Huberman (1992) mengatakan bahwa

analisis terdiri dari tiga proses yang dilakukan yaitu :

1. Reduksi Data, didefinisikan sebagai proses pemilihan, pemusatan dan

penyederhanaan data yang muncul dari data yang diperoleh oleh

peneliti. Tahapan reduksi ini dilakukan selama pengumpulan data

dilakukan oleh peneliti. Reduksi data merupakan suatu bentuk

pengamatan yang bersifat menajamkan, mengelompokkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengatur data hingga kesimpulan dapat diperoleh.

2. Penyajian Data, hasil dari reduksi data, maka selanjutnya adalah

menyajikan data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan

dengan bentuk uraian singkat, digambarkan dengan bagan, grafik, dan

sebagainya. Penyajian data digunakan untuk mempermudah peneliti

dalam memahami apa yang terjadi kemudian bisa menentukan dalam

menarik kesimpulan atau terus melakukan pengamatan.

3. Penarikan Kesimpulan, proses terakhir dalam teknik analisis data

menurut Miles & Huberman (1992) adalah menarik kesimpulan dan

memverifikasi. Kesimpulan awal yang ditarik masih bersifat sementara

dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti yang kuat. Namun, jika

kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal didukung oleh data yang

valid dan konsisten dari lapangan, kesimpulan yang disempurnakan

adalah kesimpulan yang andal.

41
BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN

IV.1 Deskripsi Dan Lokasi Penelitian

Kantor Satpas (Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes

Makassar) Polrestabes Makassar terletak di jalan Tello Baru. Kecamatan

Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90233, Indonesia. Letak

kantor Satpas Polrestabes Makassar berada di dalam kantor Sekolah Polisi

Negara Batua tepatnya terletak di halaman belakang. Kantor satuan lalu

lintas ini melayani dan bertanggung jawab untuk memberikan edukasi lalu

lintas pada masyarakat, pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan dan

pengemudi, pemeriksaan dan penyelidikan kecelakaan dan lainnya dalam

bidang lalu lintas.

IV.1.1 Visi, Misi Satpas Polrestabes Makassar

A. Visi

Terwujudnya pelayanan sim yang transparan, mudah dan terukur

secara professional.

B. Misi

1. Tanggap atau responsive dan tidak diskriminatif di bidang Satpas agar

terwujudnya layanan pelayanan prima.

42
2. Membuat terobosan peningkatan pelayanan dibidang Satpas melalui

program ISO.

3. Mengembangkan Pendidikan kepada masyarakat tentang Kadarkum

berlalu lintas.

4. Memberikan sosialisasi tentang tata cara berlalu lintas dengan baik

sesuai aturan.

5. Lalu lintas menjadi kurikulum dalam pengajaran sekolah-sekolah

IV.1.2 Standar Pelayanan Surat Izin Mengemudi

A. Tujuan

Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) memiliki SOP yang bertujuan

sebagai pedoman standar bagi petugas Satpas dalam prosedur pelayanan

masyarakat dalam penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) untuk

mewujudkan efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas setiap Tindakan anggota

Polisi Lalu Lintas dalam kegiatan pelayanan penerbitan Surat Izin

Mengemudi (SIM) yang meliputi: pendaftaran, ujian teori, ujian praktek,

produksi SIM, dan pengarsipan dokumen pemohon SIM.

B. Pedoman

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

43
2. Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan pasal 77 tentang Surat Izin Mengemudi. 2. 4 PP No. 44 tahun 1993

tentang Kendaan dan pengemudi.

3. STR Babinkam Polri No.Pol :STR/129/VI/07 tentang Mewujudkan

pelayanan fungsi lantas (SIM, STNK dan BPKB ) kearah yang lebih baik.

4. Surat Telegram dari babinkam Polri No.Pol. :STR/782/XI/2006 tanggal 29

Nopember 2006 tentang Peningkatan Standar Pelayanan di Bidang Lalu

Lintas.

5. PP No. 50 tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan

Pajak yang berlaku di Kepolisian Republik Indonesia.

6. PERKAP No. 9 tahun 2012 tentang Surat Izin mengemudi.

IV.1.3 Standar Operasional Prosedur Tugas Penerbitan SIM

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan SIM tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan

Persyaratan Usia untuk golongan SIM paling rendah 17 tahun, mengisi

formulir pengajuan SIM dan kartu tanda penduduk asli setempat yang

masih berlaku bagi WNI atau dokumen keimigrasian bagi WNA, surat

keterangan kesehatan dan mengikuti ujian teori dan praktek. SIM berlaku

44
untuk mengemudikan Ranmor dengan jumlah berat yang ditentukan

sesuai dengan jenis SIM .

3. Kepastian waktu

Pelayanan SIM dapat diselesaikan dalam kurung waktu yang telah

ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan SIM diterima dengan benar, tepat dan sah sesuai

peraturan Perundangan –undangan.

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan SIM memberikan rasa aman dan

kepastian hukum kepada masyarakat.

6. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan SIM atau pejabat yang ditunjuk

bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan.

7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan

pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana tekhnologi

telekomunikasi dan informatika/Telematika.

IV.1.4 Job Desk Personil Unit Regident Lantas

Berikut fungsi jabatan dan tugas personil di bagian Satuan

Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar:

45
Kanit Regident

1. Unsur pelaksana pada Sat Lantas Polrestabes Makassar yang beruraian

penugasan menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan bagi

kelancaran sarana Identifikasi Surat Izin Mengemudi.

2. Menerima dan meneliti masyarakat yang akan mengurus Surat izin

Mengemudi kendaraan bermotor.

3. Memberikan Surat izin Mengemudi kepada pemohon yang memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan.

4. Melaksanakan ujian terhadap keterampilan pemohon Surat Izin

Mengemudi untuk menjamin kebenaran SIM yang diterbitkan.

5. Bertanggung jawab kepada Kasat Lantas Polrestabes Makassar.

BA Loket – 1 (Benma)

1. Melaksanakan Commander Wish jam 06.30 s/d 08.30 Wita.

2. Memberikan Blanko Biamin SIM (PNBP) kepada Pemohon SIM yang telah

mengambil keterangan kesehatan dan Blanko.

3. Menyetor Dana PNBP ke BRI

4. Membuat Laporan Harian, Mingguan, Bulanan dan Tahunan.

5. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

BA Loket – 2 (Formulir)

1. Melaksanakan Commander Wish pada jam 06.30 s/d 08.30 Wita.

2. Menyiapkan Stok Map dan Formulir PNBP.

46
3. Memberikan Formulir PNBP kepada Pemohon SIM yang telah mengambil

keterangan kesehatan dan Blanko Biamin SIM (PNBP).

4. Memberi petunjuk pengisian formulir SIM (PNBP) kepada pemohon SIM.

5. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

BA Loket – 3 (Pendaftaran)

1. Melaksanakan Commander Wish pada jam 06.30 s/d 08.30 Wita

2. Melayani pendaftaran pemohon SIM.

3. Memeriksa perlengkapan administrasi berkas pemohon SIM.

4. Memberikan nomor register pemohon SIM yang sudah memenuhi

persyaratan.

5. Merekapitulasi jumlah pendaftar pemohon SIM.

6. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

BA Loket – 4 (Penginputan Data)

1. Melaksanakan Commander Wish pada jam 06.30 s/d 08.30 Wita .

2. Menyiapkan sarana dan prasarana computer SIM.

3. Menginput data pemohon SIM yang sudah lengkap pada computer

registrasi

4. Mengekspedisi berkas pemohon SIM yang sudah siap melaksanakan

pengecekan data dan ujian teori SIM.

5. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

47
BA Loket – 5 (Teori)

1. Melaksanakan Commander Wish pada jam 06.30 s/d 08.30 Wita

2. Mempersiapkan soal (seri) ujian teori dan pensil.

3. Memberikan penyuluhan tentang peraturan lalu lintas sebelum

melaksanakan ujian.

4. Memberikan petunjuk dan arahan kepada pemohon SIM tata cara

pelaksanaan ujian.

5. Mengoreksi/menilai hasil ujian teori.

6. Meregistrasi berkas pemohon SIM yang sudah siap melaksanakan ujian

Teori.

7. Merekapitulasi jumlah pemohon SIM yang ikut ujian.

8. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

BA Loket – 6 (Praktek)

1. Melaksanakan Commander Wish pada jam 06.30 s/d 08.30 Wita

2. Menyiapkan buku registrasi dan peralatan Bantu serta lapangan ujian

praktek SIM bagi pemohon yang telah lulus ujian teori.

3. Memberikan petunjuk/ penyuluhan tentang tata cara pelaksanaan ujian

praktek (Praktek I & II) di tempat kegiatan.

4. Mengoreksi/ menilai hasil pelaksanaan ujian praktek (Praktek I dan II).

5. Melakukan pengamanan dan pengaturan Malam Minggu dan Balap Liar.

6. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

48
BA Loket – 7 (Foto Sim)

1. Melaksanakan Comandersih Wish dari jam 06.30 s/d 08.30 Wita.

2. Menyiapkan ruangan Komputer pengambilan gambar (foto SIM) beserta

kelengkapannya.

3. Memanggil pemohon SIM yang sudah melengkapi persyaratan.

4. Melaksanakan pengambilan gambar pemohon SIM.

5. Membuat laporan nominative harian produksi SIM setiap hari.

6. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

BA Loket – 8 (Produksi/Serah Sim)

1. Melaksanakan Comandersih Wish dari jam 06.30 s/d 08.30 Wita.

2. Menghidupkan computer dan menyiapkan buku registrasi dan materiil SIM.

3. Memproduksi SIM dan meregister SIM yang sudah diproduksi/dicetak.

4. Meregister penerimaan dan pengeluaran materiil SIM.

5. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

BA Material – 9

1. Melaksanakan Comandersih Wish dari jam 06.30 s/d 08.30 Wita.

2. Memberikan blanko SIM kepada Bintara Produksi SIM.

3. Mendatakan Blanko SIM yang masuk dan yang telah terpakai untuk

produk.

49
4. Membuat Laporan Harian, Mingguan, Bulanan dan Tahunan.

5. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

BA Loket – 10 (Arsip)

1. Melaksanakan Comandersih Wish dari jam 06.30 s/d 08.30 Wita.

2. Menyortir Berkas SIM sesuai dengan tanggal pembuatan dan Golo. SIM

3. Menyusun dan merapikan arsip SIM.

4. Menyiapkan berkas/arsip SIM apabila :

a.Pemohon ingin mutasi/pindah SIM.

b. SIM asli pemohon hilang dan ingin mengurus SIM lagi.

5. Melakukan pemusnahan arsip apabila sudah melewati masa 5 tahun serta

membuatkan berita acara pemusnahan berkas SIM.

6. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

BA Sim Keliling

1. Melaksanakan Comandersih Wish dari jam 06.30 s/d 08.30 Wita.

2. Memberikan pelayanan permohon SIM perpanjangan Khusus SIM A dan C

di tempat-tempat keramaian, Terminal, Pasar dan Instansi

Pemerintah/Swasta serta di Mako Sat Lantas Polrestabes Makassar.

3. Menyusun dan merapikan arsip SIM.

4. Menyrahkan berkas/arsip SIM kepada Bag Arsip.

5. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

50
BA Gerai SIM

1. Memberikan pelayanan permohon SIM perpanjangan Khusus SIM A dan C

di Gray Mal Panakukang dan TSM.

2. Menyusun dan merapikan arsip SIM.

3. Menyrahkan berkas/arsip SIM kepada Bag Arsip.

4. Bertanggung jawab kepada Kaur Regident.

IV.1.5 Golongan-golongan SIM

Golongan SIM berdasarkan Pasal 80 UU No. 22 Tahun 2009:

1. SIM A, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang

perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi

3.500 kg.

2. SIM B1, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang

perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500

kg

3. SIM B2, untuk mengemudikan Kendaraan alat berat, Kendaraan penarik,

atau Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau

gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta

tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 kg.

4. SIM C, untuk mengemudikan Sepeda Motor.

5. SIM D, untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat.

51
Golongan SIM Umum berdasarkan Pasal 82 UU No. 22 Tahun 2009:

1. SIM A Umum, untuk mengemudikan kendaraan bermotor umum dan

barang dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg.

2. SIM B1 Umum, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang

umum dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.

3. SIM B2 Umum, untuk mengemudikan Kendaraan penarik atau

Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan

dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan

lebih dari 1.000 kg.

IV.1.6 Sarana dan Prasarana

Berdasarkan peraturan kepala kepolisian Negara Republik Indonesia

nomor 9 tahun 2012 tentang surat izin mengemudi, berikut adalah sarana

dan prasarana yang disediakan oleh pihak Satuan Penyelenggara

Administrasi Polrestabes Makassar:

A. Sarana pelayanan administrasi Satpas meliputi:

1. Komputer.

2. Alat pengambil foto (kamera) dan alat pengambil tanda tangan

(signature capture).

3. Alat sidik jari.

4. Alat cetak (printer).

5. Latar belakang foto (background foto).

52
B. Prasarana pelayanan administrasi Satpas melliputi:

1. Ruang identifikasi dan verifikasi, serta pendaftaran.

2. Ruang pencerahan.

3. Ruang penerbitan dan pengambilan.

4. Ruang server dalam jaringan.

5. Ruang arsip dan materil.

6. Ruang tunggu.

7. Ruang pelayanan informasi (customer service)

8. Ruang pelayanan administrasi.

IV.2 Hasil Penelitian

Dalam sub bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang

Kualitas Pelayanan Dalam Pengurusan Surat Izin Mengemudi Di Satuan

Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar. Dalam mencapai

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan, maka

diperlukan adanya kualitas pelayanan dan daya tanggap pelayanan publik

di Satpas Polrestabes Makassar. Pelayanan prima ini berkaitan dengan

kemampuan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan maupun

keinginan masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan Kantor Satpas

Polrestabes Makassar dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

masyarakat. Untuk melihat kualitas pelayanan pada pelayanan

53
Pengurusan SIM di Kantor Polrestabes Makassar, penulis menggunakan 5

indikator kualitas pelayanan menurut Fandy Tjiptono yaitu:

IV.2.1 Reability (Kehandalan)

Reliability (Kehandalan) merupakan kemampuan unit pelayanan dalam

memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

Reliability ini juga merupakan kemampuan penyedia layanan untuk

memberikan pelayanan secara tepat waktu dan konsisten. Kehandalan dapat

diartikan mengerjakan dengan benar sesuai dengan prosedur kerja, standar

pelayanan telah ditetapkan maka dari itu Kehandalan ini penting mengingat

peningkatan status pelayanan pada SIM di suatu daerah terkait dengan

pemahaman masyarakat mengenai program dan mekanisme pelayanan.

Kehandalan yang dimaksud disini adalah kecermatan petugas dalam

melayani pelanggan, memiliki standar pelayanan yang jelas, kemampuan

petugas/ aparatur dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan

dan keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses

pelayanan.

Gambar IV.1 Prosedur Kerja Penerbitan Surat Izin Mengemudi Baru

54
Sumber: Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar

Adapun pendapat yang diungkapkan salah satu informan berinisial I

selaku Brigadir Polisi Kepala mengatakan :

“Kami sebagai pihak penyedia layanan permohonan SIM sudah memberikan


pelayanan kepada pemohon SIM sesuai prosedur ketentuan yang kami miliki.
Sebagai contoh bahwa salah satu ketentuan dalam prosedur ataupun SOP kami
dalam penerbitan SIM adalah kami diharuskan untuk bertidak secara
professional serta transparan dan akuntabel dalam melakukan tugas sebagai
pelayan masyarakat dalam hal ini memberikan pelayanan SIM. Selain itu, kami
mengutamakan kecermatan dalam pelayanan agar pengurusan SIM tidak ada
yang salah dan sesuai prosedur yang ada. Jadi bukan hanya pelayanan yang
diberikan itu harus cepat selesai, namun kami sebagai petugas juga harus
cermat agar tidak ada hal yang keliru. Dalam kata lain, selain cepat, pelayanan
kami juga harus tepat serta professional dalam bertindak.”

Dari hasil wawancara dengan informan diatas bisa dikatakan bahwa

pihak petugas dari Satpas Polrestabes Makassar mengutamakan kecermatan

dan ketepatan dalam pelayanan sehingga pengurusan SIM tidak ada yang

salah dan sesuai prosedur yang ada. Dalam bertindak, petugas Satpas

Polrestabes juga diharuskan menjadi professional.

Selanjutnya merupakan wawancara dengan informan berinisial E,

salah satu pemohon SIM di Satpas Polrestabes Makassar mengatakan

bahwa:

“Kami sebagai pemohon SIM sangat merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh petugas Satpas Polrestabes Makassar. Saya pribadi sebagai
masyarakat merasakan petugas yang melayani itu ramah dan menguasai tugas
yang diberikan kepadanya. Selain itu, saya kurang mengerti menggunakan
teknologi saat melakukan pendataan untuk SIM. Namun, saya sangat terbantu
dengan adanya arahan dari petugas yang memberikan layanan kepada saya.

55
Dalam proses pengurusan SIM juga itu ada beberapa tahap, seperti daftar, foto,
praktek dan pencerahan hingga penerbitan itu saya rasakan bisa dilewati dengan
ringkas dan tidak ribet.”

Dari hasil wawancara dengan informan diatas, dapat dilihat bahwa

masyarakat juga membenarkan bahwa petugas dari Satpas Polrestabes

Makassar handal dalam bertindak yang dalam hal ini bekerja sesuai dengan

prosedur penerbitan SIM. Hal lain yang disampaikan oleh informan inisial E

adalah bahwa dalam mengikuti serangkaian proses pengurusan SIM di

Satpas Polrestabes Makassar bisa dilewati dengan waktu yang relative

singkat serta proses yang tidak sulit.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan yakni Petugas

dan Masyarakat bisa dikatakan bahwa petugas dari Satpas Polrestabes

Makassar telah memberikan pelayanan yang cepat, akurat dan memuaskan.

Cepat yang dimaksud adalah petugas cepat dalam melayani pemohon SIM

yang mengurus, Akurat yang dimaksud adalah petugas memberikan

informasi dan penjelasan yang tepat kepada pemohon SIM sehingga tidak

terjadi miskomunikasi yang membuat pelayanan dari Satpas Polrestabes

Makassar memuaskan. Selain itu, kehandalan dari petugas juga dapat dilihat

dari kemampuan mereka mengoperasikan serta membantu masyarakat

dalam menggunakan teknologi ataupun sarana yang diperlukan dalam

proses penerbitan SIM.

56
IV.2.2 Responsiveness (Daya tanggap)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang

cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian

informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang

negatif dalam kualitas pelayanan. Menurut Tjiptono (2012 : 175) berkenaan

dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para

pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera.

Setiap pegawai dalam memberikan bentuk-bentuk pelayanan,

mengutamakan aspek pelayanan yang sangat mempengaruhi perilaku orang

yang mendapat pelayanan, sehingga diperlukan kemampuan daya tanggap

dari pegawai untuk melayani masyarakat sesuai dengan tingkat penyerapan,

pengertian, ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk pelayanan yang tidak

diketahuinya. Hal ini memerlukan adanya penjelasan yang bijaksana,

mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk agar menyikapi segala

bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu

organisasi, sehingga bentuk pelayanan mendapat respon positif

(Parasuraman, 2001:52).

Adapun pendapat yang diungkapkan salah satu informan berinisial I

selaku Brigadir Polisi Kepala mengatakan :

“Salah satu tanggung jawab kami sebagai petugas adalah bisa memberikan
informasi kepada masyarakat yang hendak mengurus SIM. Semua yang
berkaitan dengan prosedur penerbitan SIM telah kami informasikan melalui
papan bicara/pengumuman yang dapat dilihat oleh masyarakat. Namun jika

57
masih terdapat masyarakat yang kebingungan, maka akan segera kami sapa
dan kemudian jelaskan secara langsung mengenai kendala yang didapatkan.
Namun jika dengan segala upaya yang telah dilakukan dan masih terdapat
masyarakat yang kebingungan ataupun ingin berkeluh kesah, maka kami telah
menyediakan posko aduan untuk menampung hal-hal yang seperti itu. Karena
saran dan keluhan juga kami perlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kami.”

Dari hasil wawancara dengan informan diatas bisa dikatakan bahwa

petugas dari Satpas Polrestabes Makassar telah memberikan pelayanan

sebisa mungkin Ketika ada pemohon SIM yang mengajukan akan dilayani

dengan cepat. Jika terdapat pemohon yang kebingungan, maka petugas

akan segera menyapa pemohon tersebut kemudian menjelaskan dan

mengarahkan tentang kendala yang dialami pemohon.

Selanjutnya merupakan wawancara dengan informan berinisial N,

salah satu pemohon SIM di Satpas Polrestabes Makassar mengatakan

bahwa:

“Selama mengurus SIM di kantor ini, karena saya baru jadi ada hal yang belum
saya tau. Tapi Alhamdulillah bapak petugas disini ramah-ramah dan bisa
jelaskan semuanya ke saya dengan jelas. Ada satu hal yang menurut ku jadi nilai
plus di kantor ini. Jadi setelah petugas itu jelaskan semuanya dengan terang-
benderang, saya juga diarahkan untuk tetap memberikan kritik dan saran kalau
sepanjang proses penerbitan SIM ada hal yang kurang berkenan.”

Dari hasil wawancara dengan informan-informan diatas, bisa dikatakan

bahwa petugas dari Satpas Polrestabes Makassar telah sesuai dengan

intisari dari indicator responsiveness. Yakni adanya daya tanggap dari

petugas terkait dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Daya

tanggap tersebut berupa kesediaan dari para anggota organisasi dalam hal

58
ini petugas Satpas Polrestabes Makassar untuk memberikan informasi yang

jelas mengenai hal-hal yang diperlukan. Selain itu, daya tanggap dari petugas

Satpas Polrestabes Makassar juga dapat dilihat dari adanya pengarahan

kepada masyarakat yang bermohon pengurusan SIM untuk memberikan

tanggapan positif ataupun negative kepada pemberi layanan yang dalam hal

ini Satpas Polrestabes Makassar.

IV.2.3 Assurance (Jaminan)

Dimensi Assurance (Jaminan) yaitu mencakup pengetahuan,

kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pegawai,

bebas dari bahaya, resiko, dan keragu- raguan. Jaminan adalah upaya

perlindungan yang disajikan untuk masyarakat bagi warganya terhadap

resiko yang apabila resiko itu terjadi akan dapat mengakibatkan gangguan

dalam struktur kehidupan yang normal. Hal wajar dimiliki setiap instansi demi

menjaga pencitraan karena pada dasarnya sekali melakukan kesalahan

maka nama baik akan hilang, Dalam upaya untuk memperluas jangkauan

dan mutu pelayanan, memungkinkan pelayanan masyarakat dalam hal ini

SIM ditunjang oleh pihak kepolisian.

Adapun pendapat yang diungkapkan salah satu informan berinisial I

selaku Brigadir Polisi Kepala mengatakan :

“Kami memberikan jaminan tepat waktu kepada pemohon SIM dan biaya yang
diberikan kepada pemohon SIM sesuai dengan peraturan yang ada sehingga
Pemohon SIM merasa sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh kami. Kemudian

59
kami menjamin keamanan dan kenyamanan pelanggan kami karena di kantor
kami terpas\ang cctv dan jika ada barang yang tertinggal kami akan menyimpan
barang pelanggan hingga pelanggan itu kembali. Selanjutnya mengenai
kompetensi dari petugas, kami di Satpas Polrestabes Makassar telah ada
beberapa dari petugas layanan SIM yang telah memeroleh sertifikat kompetensi
dari Jakarta sebagai pelayan SIM yang bermutu.

Dari hasil wawancara dengan informan diatas bisa dikatakan bahwa

petugas dari Satpas Polrestabes Makassar telah memberikan pelayanan

yang jujur dan tepat waktu. Jujur yang di maksud adalah petugas

memberikan biaya yang sesuai dengan peraturan yang ada kepada pemohon

SIM. Selain itu, petugas Satpas Polrestabes Makassar juga menjamin

keamanan dan kenyamanan dari pemohon selama berada dalam area kantor

Satpas Polrestabes Makassar.

Selanjutnya merupakan wawancara dengan informan berinisial S,

salah satu pemohon SIM di Satpas Polrestabes Makassar mengatakan

bahwa:

“Untuk jaminan keamanan, sebagai pemohon SIM saya merasa sangat aman
karena yang pertama ini kita ada di kantor polisi. Selain itu, saya juga lihat
kamera CCTV itu ada dimana-mana. Jadi saya kira untuk keamanan itu sudah
terjamin. Kemudian jika berbicara kemampuan petugas, saya yakin petugas
disini sudah menguasai tugas masing-masing karena pasti sebelumnya sudah
menjalani Pendidikan dan mendapatkan arahan dari senior-seniornya”

Dari hasil wawancara dengan informan diatas bisa dikatakan bahwa

petugas dari Satpas Polrestabes Makassar telah memberikan pelayanan

dengan ramah, sopan, dan jujur kepada pemohon SIM sehingga pemohon

SIM merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas. Disisi

60
yang lain, masyarakat sebagai pemohon layanan penerbitan SIM juga

merasakan keamanan dan kenyamanan selama berada di kantor Satpas

Polrestabes Makassar.

IV.2.4 Empathy (Empati)

Empathy (Empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pengguna layanan. Empati

adalah perhatian yang dilaksanakan secara pribadi atau individu terhadap

pengguna layanan dengan menempatkan dirinya pada situasi sebagai

pengguna layanan. Mendahulukan kepentingan permohonan, melayani

dengan sifat ramah, sopan santun, menghargai setiap pelanggan dan tidak

membeda- bedakan. Tuntutan masyarakat terhadap kinerja kini mulai

bergeser, keberadaan dan fungsi polisi dalam masyarakat dituntut

menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan, seperti

halnya dalam pengurusan SIM di Satpas Polrestabes Makassar. diharapkan

semakin dekat dan semakin dipercaya ditengah-tengah masyarakat, baik

sebagai pelindung, pengayom, dan pelayanan yang bersih, berwibawa,

transparan, dan profesional.

Adapun pendapat yang diungkapkan salah satu informan berinisial I

selaku Brigadir Polisi Kepala mengatakan :

“Kami sangat menerima kritikan dan masukan yang diberikan oleh pemohon SIM
yang dimana kami menjadikan kritikan dan masukan tersebut sebagai alat
pendorong untuk terus maju dan memperbaiki kualitas pelayanan yang kami

61
berikan. Kami juga senantiasa sabar dalam menghadapi pemohon SIM yang
kurang sabar dalam pengurusan SIM dengan tetap memberikan pelayanan
maksimal dan memberikan pengertian terkait kondisi yang sedang terjadi pada
pemohon SIM.”

Dari hasil wawancara dengan informan diatas bisa dikatakan bahwa

petugas dari Satpas Polrestabes Makassar sangat terbuka oleh kritikan dan

masukan yang diberikan oleh pemohon SIM, yang dimana kritik dan masukan

ini membuat Satpas Polrestabes memperbaiki pelayanan yang diberikan

kepada pemohon SIM.

Selanjutnya merupakan wawancara dengan informan berinisial A,

salah satu pemohon SIM di Satpas Polrestabes Makassar mengatakan

bahwa:

“Petugas memberikan perhatian dan pemahaman baik kepada masyarakat


pemohon SIM. Contohnya saya sendiri dimana cara mereka membangun
komunikasi sangat baik dan ramah.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu

informan masyarakat dimana masyarakat tersebut berpendapat bahwa para

petugas lebih mendahulukan kepentingan masyarakat yang datang saat

melakukan pengurusan dan selalu siaga kepada masyarakat dan telah

menunjukan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh petugas kepada

masyarakat dalam mengayomi kebutuhan masyarakat dan hal ini memang

telah ditentukan sebelumnya dalam tugas kepolisian bahwa lebih

mengutamakan masyarakat daripada kepentingan sendiri dan hal ini telah

menunjukan bahwa petugas kepolisian di Satpas Polrestabes Makassar

62
sudah sangat baik dalam melayani masyarakat dan juga para petugas sangat

sopan kepada masyarakat sehingga membuat masyarakat merasa nyaman

saat melakukan pengurusan.

IV.2.5 Tangibles (Bukti Fisik)

Tangible (berwujud) merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan,

personal, dan media komunikasi dalam pelayanan. Jika ini dirasakan oleh

masyarakat sebagai pengguna layanan sudah baik maka masyarakat akan

menilai baik dan merasakan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan

Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar namun sebaliknya

jika ini dirasakan oleh masyarakat buruk, maka masyarakat akan menilai

buruk dan tidak akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan

Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar . Untuk mengukur

Tangible maka peneliti akan mencari tau dengan mewawancarai beberapa

Informan Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar untuk

mendapatkan kepastian secara langsung tentang tangible : Adapun pendapat

yang diungkapkan salah satu informan selaku Brigadir Polisi Kepala I

tentang fasilitas yang digunakan Satuan Penyelenggara Administrasi

Polrestabes Makassar dalam pengurusan SIM mengatakan :

“Dalam hal sarana dan prasarana untuk seperti parkiran, papan petunjuk, dan
sarana untuk disabilitas telah tersedia di kantor Satuan Penyelenggara
Administrasi Polrestabes Makassar. Selain itu, penampilan petugas senantiasa
dilakukan pengarahan untuk menunjang kesiapan petugas dalam melayani
masyarakat yang dimana dilakukan langsung oleh Komandan kami. Dalam hal

63
pengarahan Komandan berfokus pada masalah penampilan anggota khususnya
pakaian dinas yang digunakan, agar senantiasa berpakaian rapi.”

Dari hasil wawancara infroman selaku Brigadir Polisi Kepala berinisial I

mengatakan bahwa semua petugas telah berusaha semaksimal mungkin

dalam menyiapkan kebutuhan dalam pengurusan SIM karena hamper

seluruh masyarakat memiliki kendaraan dan ingin mengurus SIM sangat

meningkat.

Selanjutnya merupakan hasil wawancara dengan informan berinisial A,

salah satu pemohon SIM satpas Polrestabes Makassar mengatakan :

“Perlengkapan di Satpas Polrestabes Makassar saya rasa sudah baik. Sarana


dan prasarana SATPAS Polrestabes Makassar lengkap, mulai dari ruang tunggu
yang nyaman dan luas, suhu dingin karena dilengkapi AC (Air Conditioner),
Peralatan seperti computer dan kamera serta alat pemindai sidik jari berfungsi
dengan baik sehingga Ketika melakukan proses permohonan penerbitan SIM
cepat dan mudah.

Sesuai hasil wawancara bisa dilihat bahwa sarana dan prasarana

yang dimiliki Satpas Polrestabes Makassar sudah memadai dalam

melakukan pengurusan SIM mulai dari ruang tunggu dan perlengkapan yang

digunakan saat pencetakan SIM, hal ini membuat pengurusan SIM jadi lebih

cepat.

Kualitas Pelayanan Di Kantor Satpas Polrestabes Makassar dengan

indikator Tangible (berwujud) telah diterapkan dengan baik dimana hal

tersebut didapatkan dari beberapa narasumber dalam bentuk wawancara

kemudian diperkuat beberapa pendapat masyarakat yang membuktikan

64
bahwa kualitas Di Kantor Satpas Polrestabes Makassar sudah sangat baik

dalam hal pengurusan SIM karena semua fasilitas di lengkapi di Satpas

Polrestabes Makassar mulai tempat tes kesehatan hingga lapangan uji

berkendara bagi masyarakat yang ingin mengurus SIM dan sangat

mempermudah masyarakat dalam pengurusan.

Tabel IV.1 Sarana dan Prasarana

No Sarana Jumlah Unit

1 Komputer 24

2 Kamera 4

3 Alat cetak (printer) 2

4 Alat cetak (printer card) 4

5 Scan sidik jari 4

6 Peralatan tes driver 6

7 Alat pengeras suara 5

Sumber: Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar

65
Tabel IV.2 Sarana dan Prasarana

No Sarana Jumlah Unit

1 Gedung cek kesehatan 1

2 Ruangan tes psikologi 1

3 Ruang pencerahan 1

4 Ruang tunggu 2

5 Ruang ujian teori 1

6 Ruang insabilitasi 1

7 Toilet 2

8 Musholla 1

Sumber: Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi Polrestabes Makassar

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berikut ini kesimpulan hasil penelitian mengenai kualitas pelayanan

pengurusan SIM di kantor Satpas Polrestabes Makassar berdasarkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Kualitas Pelayanan dengan Reliability (Kehandalan) telah diterapkan

dengan baik dimana hal tersebut dalam pengurusan SIM yang

dilakukan oleh para petugas dilakukan dengan bantuan peralatan,

teknologi sehingga bisa mempermudah pekerjaan para petugas dalam

66
melayani masyarakat saat melakukan pengurusan SIM dan membuat

pengurusan masyarakat lebih cepat selesai.

2. Kualitas Pelayanan dengan Responsiveness (Ketanggapan) telah

diterapkan dengan baik dimana hal tersebut telah menerapkan sistem

pelayanan Publik yang benar dimana hal tersebut tetap ramah di

depan masyarakat dan juga sopan, cepat dalam menanggapi saat

melakukan pelayanan kepada masyarakat.

3. Kualitas Pelayanan dengan Assurance (Jaminan) telah diterapkan

dengan baik dimana hal tersebut petugas tetap berusaha mengatasi

masalah tersebut dengan memberikan solusi kepada masyarakat agar

saat melakukan pengurusan tidak merasa kecewa kepada petugas

dan juga dapat menjelaskan kepada masyarakat agar dapat diterima

dengan baik.

4. Kualitas Pelayanan dengan Emphaty (Empati) telah diterapkan dengan

baik dimana para petugas saat melakukan pelayanan kepada

masyarakat lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dan juga

pelayanan yang dilakukan semaksimal mungkin tidak mengecewakan

masyarakat saat melakukan pelayanan dan dtetap membuat

masyarakat tetap merasa nyaman saat melakukan pengurusan.

5. Kualitas Pelayanan dengan Tangible (berwujud) telah diterapkan

dengan baik karna telah menyiapkan beberapa fasilitas seperti tes

kesehatan hingga lapangan uji berkendara bagi masyarakat yang ingin

67
mengurus SIM dan sangat mempermudah masyarakat dalam

pengurusan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan beberapa saran

yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan Pelayanan

Pada Pengurusan SIM Di Kantor Satpas Polrestabes Makassar, antara lain:

1. Pada sarana dan prasarana ujian teori, komputer yang di miliki

berjumlah sekitar 20 sedangkan pemohon SIM yang masuk hanya 5

orang. Sebaiknya peserta ujian teori bisa masuk lebih banyak lagi agar

penggunaan komputer bisa maksimal dan untuk mengantisipasi

penumpukan antrian pemohon SIM.

2. Pada ruang registrasi dan identifikasi memiliki 4 komputer yang siap

melayani para pemohon SIM tetapi yang beroperasi hanya 2 komputer.

Sebaiknya semua komputer beroperasi agar tidak terjadi penumpukan

di ruang tunggu.

3. Toilet berada di belakang Gedung pelayanan SIM yang dimana

pemohon SIM harus keluar Gedung untuk buang air kecil atau buang air

besar. Sebaiknya toilet berada di dalam Gedung agar pemohon SIM

tidak jauh untuk ke toilet.

4. Masih banyak pemohon SIM yang menggunakan jasa Calo yang

dimana calo itu bekerja sama dengan Oknum petugas kantor Satpas

68
Polrestabes Makassar. Sebaiknya Petugas harus transparan dalam

melayani pemohon SIM agar pemohon SIM tidak menggunakan jasa

calo yang dimana biaya dari calo sangat beda jauh dari harga yang

berlaku.

69
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Badu. 2018. Buku Ajar Pelayanan Publik. Makassar: Phinisi Utama
Media (Phinatama Media).
Fandy Tjiptono, Ph.D dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran
Strategik.
Fandy, Tjiptono. 2004. Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi
Offset. Frimayasa, A. (2017). Penerapan Pelayanan Prima Untuk
Memenuhi Harapan
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik konsep, Dimensi, Indikator,
dan implementasinya. Yogyakarta : Gava Media.
Herdiyansyah.2011. Kualitas Pelayanan Publik,Gava Media, Yogyakarta
Kepmempan No 63/kep/M.PAN/2003 Tentang Penyelenggara Pelayanan
Publik.
Kepmempan No 81 Tahun 1993 Tentang Pedoman Tata Laksana
Pelayanan Umum
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2004.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2003 Tentang Pelayanan Publik.
Lewis, Carol W. & Stuart. C. Gilman. 2005. The Ethics Challenge in Public
Service : A Problem Solving Guide. Market Street, San Fransisco.
Jossey Bass
Maddy, Khairul, 2009, Hakikat dan Pengertian Pelayanan Prima, Jakarta ;
Chama Digit
Masyarakat Terhadap Layanan Publik Pada Kelurahan Makasar, Jakarta
Timur. Cakrawala-Jurnal Humaniora, 17(2), 179-188.
Milles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Ratminto & Atik Septi Winarsih. Manajemen Pelayanan : Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2005
Samsu, Metode Penelitian: Teori Dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, Serta Research & Development,
Diterbitkan Oleh: Pusat Studi Agama Dan Kemasyarakatan
(PUSAKA), 2017,86.
Suwithi, Ni Wayan, 1999, Pelayanan Prima (Costumer Care). Makalah
Penataran Guru Akomodasi Perhotelan Pada Pusat Pengembangan
Penataran Guru Kejuruan; Jakarta
Tjiptono, Fandy, & Anastasia Diana.1995. Total Quality Manajemen.Andi.
Yogyakarta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Palayanan Publik
Undang-undang No. 9 Tahun 2012 Ayat 2 Tentang Surat Izin Mengemudi.
Website Resmi Polri - SIM. (2021). Retrieved August 26, 2022, from
Polri.go.id website: https://polri.go.id/sim
Winarsih, 2006. Manajemen Pelayanan.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Yogyakarta : Andi Offset.
L
A
M
P
I
R
A
N
I. Biodata Peneliti

Biodata

Identitas Diri :

Nama : Abdul Jalil

Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 10 Januari 2000

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Jipang raya no.15

No. Handphone : 081343556678

E-mail : abduljalilanwar01@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

2007-2012 : SD Inpres Btn Ikip 1 Makassar

2012-2015 : SMP Negeri 4 Kota Ternate

2015-2018 : SMA Negeri 9 Makassar

2019-2023 : S1 Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Hasanuddin
II. Dokumentasi

Wawancara dan foto bersama Brigadir Polisi bagian Benma


Wawancara dan foto bersama petugas loket tes rambu lalu lintas
Wawancara dan foto bersama pemohon penerbitan Surat Izin Mengemudi

Foto Petugas Pelayanan Loket Registrasi dan Identifikasi


Foto ruang tunggu pelayanan loket Registrasi dan Identifikasi
Foto ruangan Ujian Teori
Foto ruangan pencerahan dan uji teori

Foto Kendaraan Ujian Praktek


Wawancara dan foto bersama Petugas Ujian Praktek

Anda mungkin juga menyukai