IBRAHIM
E211 14 005
i
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
ABSTRAK
ii
HASANUDDIN UNIVERSITY
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE
DEPARTMENT OF PUBLIC ADMINISTRATION
STUDY PROGRAM OF PUBLIC ADMINISTRATION
ABSTRACT
iii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
Nama : Ibrahim
sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar dalam daftar
pustaka.
Ibrahim
NIM. E211 14 005
iv
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
LEMBAR PENGESAHANSKRIPSI
Nama : Ibrahim
Menyetujui,
Mengetahui,
v
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
Nama : Ibrahim
NIM : E211 14 005
Program Studi : Administrasi Negara
Judul : Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar Negeri 33 Boddie Kecamatan Mandalle Kabupaten
Pangkep.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam semoga
sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang
Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.
Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih yang tulus
kepada kedua orang tua saya Ayahanda H. Ngaru, S.Pd , Ibunda Hj.
Darmawati, dan kedua kakakku Haeril Ahyar dan Chairil Akbaryang selama ini
banyak memberikan kasih sayang, doa, semangat, saran dan dorongan dalam
Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati juga
yang setinggi-tingginyakepada :
2. Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta para Wakil Dekan Fakultas
vii
3. Dr. Hj. Hasniati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi
7. Drs. Ali Fauzi Ely, M.Si,Drs. Lutfi Atmansyah, MA, danAdnan Nasution,
S. Sos, M.Si Selaku dewan penguji dalam sidang proposal dan skripsi.
9. Seluruh Staf Jurusan Ilmu Administrasi (Pak Lili, Kak Ros dan Ibu Darma)
10. Kepala sekolah, para guru dan staff SDN 33 Boddie Kecamatan Mandalle
viii
11. Terima kasih kepada teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk
kalian merupakan teman, sahabat bahkan saudara, terima kasih atas segala
Purma, Syamsir, Rais, Wawan, Amli, Muchlis, Zul, Fikar, Taufik, Andri,
Benyamin, Mesa, Musa, Irwandi, Aceng, Ibas, Ocan, Juli, dan Alif) yang
telah banyak membantu memberi dukungan tiada henti dan selalu ada dalam
kondisi apapun.
14. Terima kasih kepada HUMANIS FISIP UNHAS yang telah memberikan ilmu
serta pengalaman yang sangat berharga yang penulis tidak bisa dapatkan di
Kebersamaan.
FISIP UNHAS periode 2016/2017 yang telah banyak memberi ilmu dan
16. Terima kasih kepada kanda-kanda senior (Creator ’07, Bravo ’08, CIA ’09,
Prasasti ’010, Brillian ’011, Relasi ’012, Record ’013) dan adik-adik(
Champion ’015, Frame ’016, dan Leader ’017). Terima kasih karena telah
ix
berbagi pengalaman dan kerjasamanya selama berproses di HUMANIS
FISIP UNHAS.
17. Terimakasih untuk UKM Pencak Silat Panca Suci Fisip Unhas, terutama
bela diri.
Pangkep Gel.96 :Remis, Kak Fadly, Asri, Dia, Cimma, dan Ningsih.
Terima Kasih telah menjadi saudara baru walau awalnya agak sulit untuk
19. Keluarga Calon Taken :Bom-bom, Ardian, Rahmat, Aan, Nurdin, Firman,
Ita, Oting, Nurul, Ros, JJ, Tuti, Najma, Erna, Mirna, Ira, Jumiati, Ni’ma,
Jannah, Ceceng, dan Irfa. Terima kasih atas kebersamaannya dalam suka
20. Semua pihak yang tidak dapat diucapakan satu persatu yang selalu
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu masukan
dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun, karena kita
masing-masing. Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga skripsi ini
Ibrahim
E21114005
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
xi
II.2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan..................................................... 17
xii
III.8. Fokus Penelitian ..................................................................................... 57
Boddie ................................................................................................................ 79
xiii
IV.3.2.3. Waktu .............................................................................................. 89
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.9 Kualifikasi Tenaga Pendidika dan Kependidikan SDN 33 Boddie .......64
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
dan perkembangan yang terjadi, baik pada tingkat lokal, nasional maupun
kurikulum.
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
tertentu. Senada dengan hal itu, Nana Sudjana (2006), juga mengemukakan
bahwa Kurikulum merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk
sekolah.
adalah proses belajar mengajar. Yang terlibat didalam proses tersebut yakni
pendidik dan peserta didik. Hal ini berarti kurikulum merupakan sautu hal yang
penting dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan dan
1
sangat penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal pengembangan ide
dinilai tepat untuk menjawab cita-cita pendidikan selama ini, hal ini dibuktikan
dengan sederet pergantian Kurikulum yang dilakukan oleh Pemerintah dari tahun
pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, yang disusul
Indonesia di mata dunia internasional, yang kini berada pada tingkat kurang
2
multikultural yang luas, sikap kewarganeraan yang baik, serta ketaatan
tenaga kerja terampiil dengan etos kerja yang tinggi, penciptaan lapangan
dari kurikulum sebelumnya, dimana kurikulum yang baru ini diharapkan memuat
3
beberapa komponen diatas dan jika disimpulkan, maka yang menjadi harapan
dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum
peserta didik.
Indonesia, Pada awal tahun ajaran 2013/2014, pemerintah secara resmi telah
terakreditasi A dan B, Yaitu pada Sekolah Dasar kelas I,II,III,IV,V dan kelas VI,
Tingkat Menengah Pertama (SMP/MTS) kelas VII,VIII, dan IX, serta Tingkat
publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis
dibidang pendidikan.
4
Nasional, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006
Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi. Yang kedua adalah landasan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini,
Dan yang terakhir adalah landasan empiris, secara kasat mata beberapa
belaka tanpa disertai praktik yang memadahi, sehingga peserta didik terkesan
hal tersebut dengan harapan orientasi kurikulum yang tidak membebani peserta
didik dengan konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan
nasional agar selalu relevan dan kompetitif.Selain itu, juga diharapkan mampu
Sosialisasi dan pelatihan yang memadahi agar kurikulum 2013 tidak hanya
5
menjadi program yang sia-sia. Oleh sebab itu, lahirnya kebijakan baru ini,
tentunya harus tetap disikapi dengan positif jangan sampai menjadi beban guru,
terhadap pendidikan.
mulai menjalankan kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Lanjut beliau
Pangkep termasuk salah satunya. Pada saat itu hanya beberapa sekolah yang
parasarana yang masih kurang lengkap, kualitas guru yang masih kurang
memadahi, serta beberapa pertimbangan lain. Hal ini diperjelas oleh salah
seorang guru sekolah dasar yang kebetulan mengajar di salah satu sekolah
6
kabupaten lain yakni kecamatan Mandalle. “Beberapa kendala yang kami alami
sebagai seorang guru adalah masih terbatasnya sarana dan prasaran penunjang
seperti komputer, alat peraga dalam pembelajaran, seperti pelajaran IPA, serta
suatu kebijakan atau program Pemerintah. Terkadang hal seperti ini yang
salah satunya, mulai dari di terapkannya kurikulum 2013 baru 2 Sekolah Dasar
yang menerapkan kurikulum ini, yakni SDN 33 Boddie dan SDN 20 Mandalle.
seperti ukuran dan tujuan kebijakan Kurikulum 2013 yang tergolong cukup ideal
dikarenakan ada dua komponen yang ingin dicapai sekaligus, yakni lulusan yang
Boddie belum mumpuni untuk mencapai dua hal tersebut dalam proses yang
bersamaan karena daya tanggap peserta didik masih tergolong lambat dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM), sehingga guru harus mengajar secara perlahan
dari tiap materi. Dari sisi sumberdaya , sarana belajar yang tersedia terdiri dari 6
ruang kelas, 1 ruang perpustakaan dan belum memliki LAB untuk peyimpanan
7
penjaga sekolah, dan 1 Kepala sekolah, 3 diantaranya yang memegang kelas
masih berstatus sebagai guru honorer dan belum mengikuti banyak pelatihan
dasar, serta komite sekolah. Oleh karena letak geografis SDN 33 Bodiie yang
berada cukup jauh dari daerah perkotaan, menyebabkan seluruh agen pelaksana
cukup jauh dari dinas penddikan kabupaten pangkep, apalagi dengan info rapat
yang datang secara tiba-tiba tanpa melalui perantara surat atau dengan adanya
tahun lalu, terdapat kasus di salah satu sekolah kecamatan mandalle dimana
guru dilaporkan oleh orang tua siswa kepada pihak kepolisian, dikarenakan
orang tua tersebut tidak terima atas perlakuan guru terhadap anak kandungnya
8
pada saat guru tersebut mengajarkan pendidikan karakter yang disiplin terhadap
masih terdapat beberapa komponen yang belum siap dan memadahi untuk
penelitian pada salah satu sekolah yang terpilih untuk diterapkannya kebijakan
SDN 33 BODDIE Kec. Mandalle, Kab. Pangkep, penulis menggunakan teori Van
Meter dan Van Horn (1975) yang menggunakan enam variabel (ukuran dan
9
I.4. Manfaat Penelitian
a. Praktis
dan para stakeholder yang berkecimpung pada dunia pendidikan, termasuk guru
b. Akademis
bidang kajian Pemerintah Dinas Pendidikan dan sebagai bahan referensi bagi
sama.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan apa efek dari tindakan aktif (action) dan pasif (inaction) pemerintah atau
pemerintah mengambil tindakan tersebut, dan apa akibat dari tindakan tersebut
mereka berdiskusi dalam ruang politis (Nawawi, 2009 : 7). Sedangkan menurut
Nugroho (2003) dalam (Nugroho, 2014 : 105), kebijakan publik tidak pernah
Yunani dan Romawi yang mengambil konsep publik dan privat. Bangsa Romawi
mendefinisikan kedua istilah tersebut dalam term res publica dan res priva.
Gagasan publik dan privat pada masa Yunani kuno diekspresikan dalam istilah
konion (yang dapat diartikan publik) dan idion (yang bisa diartikan privat).
publik yang bersatu dan adil pada masa ketika Babilonia mengalami transisi dari
Negara kota kecil menjadi wilayah yang luas (Fermana, 2009: 30-31).
11
Thomas Dye (1981 ; 10 seperti yang dikutip oleh Agus Subarsosno (2011:
to do).
Harold Laswell dan Abraham (1981) seperti yang dikutip oleh (Dye, 1981)
yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Thoha (2008 :106-
suatu pihak dapat berbentuk suatu usaha yang komplek dari masyarakat untuk
kepentingan masyarakat, dilain pihak policy merupakan teknik atau cara untuk
Dalam pandangan David Easton yang dikutip oleh (Dye, 1981), juga
saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada
12
Beberapa defenisi kebijakan public juga melengkapi beberapa konsep
(2009 : 9).
(reputasi) tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka yang
13
Menurut Bridgman dan Glyn Davis (2000) yang juga dikuti dalam Nawawi
(2009 : 7) adalah banyaknya defenisi kebijakan publik menjadikan kita sulit untuk
1. Memiliki tujuan yang didesain untuk dicapai atau tujuan yang dipahami.
5. Bersifat dinamis.
membahas beberapa konsep kunci yang termuat dalam kebijakan publik seperti
yang diutarakan oleh Young dan Quinn (2002) dalam Suharto (2005 : 44-45)
yaitu:
berkembang di masyarakat.
14
4. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor.
Keputusan yang telah dirumuskan dalam kebijakan publik bisa dibuat oleh
pemerintah.
bentuknya, merupakan suatu landasan hukum yang sah bagi Pemerintah untuk
mengambil tindakan. Oleh karena itu, suatu kebijakan publik haruslah dibuat
yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis
15
Sedangkan Michael Howlet dan M.Ramesh (1975) dalam (Nawawi, 2009:
16) menyatakan bahwa proses kebijakan public terdiri dari lima tahapan yaitu:
Siklus hidup atau tahap-tahap dari suatu kebijakan pada dasarnya adalah
Gambar II.1
Perumu
san
masalah
Evaluasi Interpret
asi
Implem Identifik
entasi asi
alternati
f
Interpret Evaluasi
asi
Pemiliha
n
alternatif
16
James Anderson (1979) dalam Nawawi (2009 : 15-16) menetapkan
formulasi kebijakan?
Persyaratan / kriteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan
kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?
17
Istilah implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
mengenai studi kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu
yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya
(2012:138)yaitu:
Dalam pendapat lain Daniel Mazmian dan Paul Sabatier (1983:61) dalam
Implementasi merupakan salah satu bagian dari tahapan kebijakan publik yang
dalam (Akib, VOL 1 Nomor 1 2010: 1) dan beberapa penulis menempatkan tahap
implementasi kebijakan pada posisi yang berbeda, namun pada prinsipnya setiap
18
Sedangkan Meter dan Horn dalam (Safawi et al., VOL 3 Nomor 2 2012 :
oleh publik maupun swasta baik secara individu maupun kelompok yang
kebijakan. Ripley dan Franklin dalam (Sidik, VOL 19 Nomor 1 2015 : 29)
Sedangkan, Van Meter dan Van Horn, 1975 (Suratman, 2017, hal 25),
Lebih lanjut Van Meter dan Van Horn, 1975 (Suratman, 2017 : 26 ),
yang dilakukan oleh organisai publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-
menjadi tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka
tidak akan dimulai sebelum tujuan dan sasaran ditetapkan terlebih dahulu yang
19
kebijakan terjadi hanya setelah undag-undang di tetapkan dan dana di sediakan
organisasi di luar dan di dalam sistem politik menjalankan urusan mereka dan
berinteraksi satu sama lain; apa motivasi-motivasi mereka bertindak seperti itu,
dan apa motivasi lain yang mungkin membuat mereka bertindak secara berbeda
Grindle dan Quade dalam (Rifandi dan Maryani, VOL 5 Nomor 1 2014:
bagus, 60% berkontribusi dari implementasi yang genius, dan 20% dari seberapa
adanya alat ukur yang jelas dalam pelaksanaanya, Ripley dan Franklin (1986:
tiga aspek yaitu: (1) tingkat kepatuhan birokrasi terhadap kebijakan; (2) lancarnya
pelaksaan rutinitas fungsi dan tidak adanya kendala; serta (3) terwujudnya
20
Sedangkan menurut Goggin, proses implementasi kebijakan sebagai
upaya transfer informasi atau pesan dari institusi yang lebih tinggi ke institusi
dorongan dan paksaan pada tingkat federal; (b) kapasitas pusat/Negara; dan (c)
dorongan dan paksaan pada tingkat pusat dan daerah (Rifandi dan Maryani, VOL
melakukan suatu kegiatan yang pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil
yang sesuai dengan tujuan dan maksud dari suatu kebijakan yang
diimplmentasikan. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Lester dan
nampak dari proses yang terjadi dengan hasil akhir yang sesuai, Keberhasilan
suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dapat dilihat dari proses
yang ingin diraih, hal ini tidak jauh berbeda dengan apa yang diutarakan oleh
Hal yang terpenting dalam kebijakan salah satunya berada pada proses
maka hasil yang dituju akan baik pula. Hal tersebut diperjelas oleh Odoji 1989
21
(Nawawi, 2009 :131 ), yang mengatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah
sesuatu yang penting bahkan lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan
hanya sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam
Model pendekatan yang dirumuskan Van Meter dan Van Horn disebut
yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Model ini
22
tentunya menegaskan standar dansasaran tertentu yang harus dicapai
sasarantersebut.
b) Sumber daya
Van Horn, 1975) bahwa:”New townstudy suggest that the limited supply of
23
menjadipertimbangan penting dalam menentukan agen
pelaksanakebijakan.
Van Horn danVan Mater (dalam Widodo2007) apa yang menjadi standar
sumberinformasi.
diselesaikan”.
24
f) Lingkungan sosial, politik, dan ekonomi
implementasi”.
memodifikasi model mereka pada tahun (1973), berdasarkan riset di Eropa dan
1. Variabel Independen
25
a. kesukaran teknis
2. Variabel Intervening
3. Variabel Dependen
26
pelaksana. Kedua, kepatuhan objek. Ketiga, hasil nyata. Keempat,
pada revisi atas kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan, baik sebagian
b. Dukungan politik
implementasi.
dikembangakan oleh George C. Edward III dalam Leo Agustino (2016 : 136-141).
oleh Edward III, terdapat empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan
27
1. Komunikasi
yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang akan mereka
tepat. Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan pun harus tepat, akurat,
masyarakat.
jalan.
28
ambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu
tatarn yang lain hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang
2. Sumberdaya
29
melaksanakan kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang harus
ditetapkan secara politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan para
yang lain, ketika wewenang formal tersebut ada, maka sering terjadi
30
3. Disposisi
sehingga dalam praktiknya tidak menjadi bias. Hal-hal penting yang perlu
memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetaplan; lebih khusus lagi
31
kebijakan melaksanakan perintah dengan baik. Hal inidilakukan sebagai
4. Strktur birokrasi
banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang
dengan baik.
32
standar yang ditetapkan (atau standar minimum yang dibutuhkan
warga).
kapabel.
tersebut, Leo Agustino (2012 :157) dalam bukunya menyebutkan beberapa faktor
Masalah waktu
33
Tidak adanya kepastian hukum
berarti berlari dan currere yang artinya tempat berpacu. Dalam bahasa Latin
race course dan terdapat pula dalam bahasa Prancis ”courier” artinya ”to
matapelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.
Dalam bahasa Arab, kurikulum diartikan dengan manhaj, yakni jalan yang terang
yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupan dan kemudian diterapkan
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta carayang digunakan sebagai pedoman
Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
34
Rahmat Raharjo (2012) dalam Imam machawi (2014 : 73) Istilah
yang sempit hingga yang sangat luas. Pengertian kurikulum secarasempit seperti
yang dikemukakan oleh William B. Ragan yang dikutip oleh Hendyat Soetopo
dan Wasty Soemanto: ”Traditionally, the curriculum has meantthe Subject taugth
in school, or course of study”. Senada dengan definisi ini, Carter V. Good dalam
dapat dipahami bahwa kurikulum mencakup pengertian yang sangat luas meliputi
lain kurikulum tersembunyi adalah hasil; dari suatu proses pendidikan yang tidak
direncanakan. Artinya, perilaku yang muncul dari luar tujuan yang dideskripsikan
oleh guru.
35
II.3.2 Pengertian Kurikulum 2013
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang mulai aktif diterapkan pada
menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar,
kompetensi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil
36
penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai
berikutnya.
secara terpadu.”
pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu, sedangkan
pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output
pelajaran.
37
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar isi.
Ibtidayyah.
Layak.
mencakup:
38
a. Pedoman Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan;
Dasar/Madrasah Ibtidayyah.
Ibtidaiyah.
1. Landasan Filosofis
pengembangan pendidikan.
2. Landasan yuridis
39
b. PP No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Naasional Pendidikan.
3. Landasan Konseptual
40
Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan
dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran
41
kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan
dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik
masyarakat.
42
9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
43
sekarang (KTSP). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi
dan seni yang berlangsung cepat dalam era global dewasa ini, E. Mulyasa (2016
menekankan pendidikan
karakter
lepas
perkembangan anak
44
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
D. PENILAIAN D. PENILAIAN
proporsional
KEPENDIDIKAN KEPENDIDIKAN
dimiliki
45
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, serta
sekolah menengah kejuruan seperti yang disajikan dalm materi uji publik
kurikulum 2013, dan juga materi sosialisasi kurikulum 2013 (Kemendiknas 2013),
berikut:
mata pelajaran
46
Usulan Rancangan Struktur Kurikulum SD
matematika, dll
Indonesia, dll
pelajaran
6. Menempatkan IPA dan IPS pada posisi sewajarnya bagi anak SD yaitu
apakah buku teksnya terpisah atau jadi satu. tetapi apabila dipisah dapat
47
II.4. Penelitian Terdahulu
perbedaan yang sangat jelas, sebagai batasan agar tidak tejadi kesamaan
sebagai berikut:
- Teknik
pengumpulan data
meggunakan
(kuesioner)
48
Judul NamaPeneliti Temuan Persamaan Perbedaan
No.
Penelitian (Th) Penelitian penelitian penelitian
berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, sehat, mandiri, menjadi warga negara yang
49
dilakukan secara sadar dan terencana oleh pemerintah untuk meningkatkan
kecamatan dalam hal ini dinas terkait seharusnya dapat berperan aktif dalam
hasil dari Kurikulum tersebut maka diharapkan mampu untuk menghasilkan insan
BODDIE Kec. Mandalle, Kab. Pangkep, penulis menggunakan teori Van Meter
dan Van Horn (1975) yang menggunakan enam variabel (ukuran dan tujuan
kebijakan ini. Oleh sebab itu, kerangka pikir yang digunakan adalah sebagai
berikut:
50
Kebijakan Kurikulum
2013 SDN 33 BODDIE
Kec. Mandalle, Kab.
Pangkep
51
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dialami oleh subjek penelitian , secara holistic dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks, khusus yang alamiah
Pangkep. lokasi ini dipilih secara purposive yaitu dengan sengaja. Dengan
Adapun titik yang dijadikan lokasi penelitian antara lain, ruang kelas I s/d
dan kepala sekolah untuk melakukan wawancara secara langsung, kantor Unit
sebagai kantor cabang dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkep, kantor Dinas
infoman.
52
III.3. Tipe dan Dasar Penelitian
yang ada secara sistematis. Mely G. Tan, dalam Soejono:22 (dalam Ridho,
kelompok tertentu.
kabupaten.
53
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lokasi
penelitian atau data yang bersumber dari informan yang berkaitan dengan
Kabupaten Pangkep.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang berasal dari sumber – sumber yang
atau dokumentasi).
pengumpulan data dan berbagai sumber data. Menurut Sugiyono ada tiga
a. Triangulasi Sumber
b. Triangulasi Teknik
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
54
berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek
c. Triangulasi Waktu
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka
buletin serta bacaan lain yang relevan dengan masalah yang diteliti.
55
paparkan mengenai informan atau narasumber, yang dianggap
pengumpulan yaitu:
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
56
2. Penyajian data (Data Display)
flowchart dan sejenisnya. Akan tetapi yang paling sering digunakan untuk
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat
kredibel.
pendekatan Implementasi yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn,
57
dimana terdapat 6 variabel yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
Implementasi yaitu :
ukuran dan sasaran kebijakan terlalu ideal (utopis), maka akan sulit
direalisasikan (Agustino, 2006). Van Meter dan Van Horn (dalam Widodo,
tersebut.
2. Sumber daya
apolitik. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu
dan Van Horn, 1975) bahwa: ”New town study suggest that the limited
58
supply of federal incentives was a major contributor to the failure of the
program”.
sangat dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta cocok dengan para agen
yang ketat dan displin. Pada konteks lain diperlukan agen pelaksana yang
demokratis dan persuasif. Selain itu, cakupan atau luas wilayah menjadi
Van Horn dan Van Mater (dalam Widodo 2007) apa yang menjadi standar
sumber informasi.
59
sangat mempengaruhi keber hasilan atau kegagalan implementasi
kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kebijakan yang
kebijakan publik bias anya bersifat top down yang sangat mungkin para
dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari
kondusif.
60
BAB IV
Sumber: http://loketpeta.pu.go.id/assets/cms/uploads/images/media-
peta/peta-infrastruktur/pii-7300/7309_2012.gif
berada pada 11.00’ bujur timur, dan 040. 40’ – 080. 00’ lintang selatan.Secara
11.464,44 Km2, dengan daratan seluas 898,29 Km2, dan panjang garis pantai di
Kabupaten Pangkajene, dan Kepulauan yaitu 250 Km, yang membentang dari
61
barat ke timur. Di mana Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdiri dari 13
coppo tompong, sebelah barat desa tammarupa dan sebelah utara berbatasan
Dasar Negeri 33 Boddie pada tahun 1958 dengan SK No.1318 pada tahun 2017
dan NIS (1011090206033). Saat ini sekolah tersebut berstatus sebagai sekolah
Kec.Mandalle, Kab.Pangkep.
62
Tabel 4.1 Identitas Sekolah Dasar Negeri 33 Boddie
IDENTITAS SEKOLAH
4 OTONOMI DAERAH YA
5 KECAMATAN MANDALLE
14 AKREDITASI C
16 PENERBITAN SK
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
(DITANDATANGANI OLEH)
63
IDENTITAS SEKOLAH
22 JARAK KE PUSAT 2 KM
KECAMATAN
25 JUMLAH KEANGGOTAAN
SEKOLAH
RAYON SEKOLAH
27 PERJALANAN / PERUBAHAN
-
SEKOLAH
28
64
IV.1.2. 2. Profil Sekolah
A. DATA SEKOLAH
1. Jumlah Siswa
Jenis Kelas
Jumlah
Kelamin I II III IV V VI
Laki-laki 13 10 14 7 7 7 58
Perempuan 14 9 14 14 8 10 69
Jumlah 27 19 28 21 15 17 127
Sumber : Profil SDN 33 Boddie
Kelas Jumlah RB
I 1
II 1
III 1
IV 1
V 1
VI 1
Total 6
Sumber : Profil SDN 33 Boddie
Kualifikasi Jumlah
Doktor (S-3) -
Magister (S-2) -
Sarjana (S-1) 10
Sarjana Muda (D-III) -
65
Kualifikasi Jumlah
Diploma II (D-II) -
Diploma I (D-I) -
SLTA 1
Total 11
Sumber : Profil SDN 33 Boddie
Kualifikasi Jumlah
Guru Negeri (PNS) 4
Guru Tidak Tetap (Honorer) 4
Staff 2
Penjaga Sekolah 1
Total 11
Sumber : Profil SDN 33 Boddie
Baik 6
Rusak Ringan -
Rusak Berat -
Total 6
Sumber : Profil SDN 33 Boddie
66
6. Perpustakaan
a. Koleksi Buku
Total 683
Sumber : Profil SDN 33 Boddie
67
Tabel 4.10 Kualifikasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN 33 Boddie
Pangkat
Tempat, dan Ijazah Status
No Nama/NIP Jabatan Agama
Tanggal Lahir Gol. Terakhir Pegawai
Terakhir
1 Irasti, S.Pd Lancirang 01- S1 PNS Kep.Sek Islam
19670801 08-1967 IV/b 2004
199003 2 009
2 Muhammad Tammarupa S1 PNS Guru Kelas (VI) Islam
Irwan.L, S.Pd 15-09-1970 2007
IV / a
19700915
199106 1 001
3 Sitti Nasirah, Mandalle 29- S1 PNS Guru Kelas (III) Islam
S.Pd. 01-1967 2007
III/d
19670929
199903 2 003
4 Sukardi Jaga, Parangluara S1 PNS Guru Kelas(V) Islam
S.Pd 17-08-1971 1994
III/c
19710817
200103 1 002
5 Aminah, S.Pd. Boddie S1 Honorer Guru Kelas( I ) Islam
28-01-1982 2011
68
Pangkat
Tempat, dan Ijazah Status
No Nama/NIP Jabatan Agama
Tanggal Lahir Gol. Terakhir Pegawai
Terakhir
9 Galih Purworejo S1 Honorer T.Perpustakaan Islam
Wijayanto, S.E 01-07-1889 2013
69
IV.1.3. Visi dan Misi SDN 33 Boddie
berikut:
Bahkan tingkat kerugian suatu daerah/ negara sangat erat kaitannya dengan
tersebut diatas, maka misi yang dilaksanakan dan diselenggarakan oleh SDN 33
Boodie adalah:
yang luhur;
pemberani, bertanggungjawab;
sekolah;
70
IV.1.3.3. Tujuan SDN 33 Boddie
Dengan adanya Visi dan Misi yang diemban oleh SDN 33 Boddie, maka
adapuntujuan yang hendak dicapai dari sekolah ini adalah sebagai berikut:
ekstrakurikuler;
KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
HERLINA
WALI KELAS I WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS
II III IV V VI
PENJAGA
SEKOLAH
SISWA
MASYARAKAT SEKITAR
71
IV.1.4. Tugas Pokok
1. Kepala Sekolah
72
Mengelola administrasi keuangan, baikadministrasi keuangan
jangka panjang.
73
2. Komite Sekolah
( BP3 ) tidak berlaku lagi. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN No.
20/2003).
74
d. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada
pendidikan.
3. Pustakawan
dalam hal pengarsipan dan pengelolaan buku atau sumber belajar lainnya
yang meliputi::
b. Pelayanan perpustakaan.
elektronika.
75
h. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara
berkala.
4. Bendahara Sekolah
berjalan.
Sekolah (BOS) dan sumber lain yang sah secara transparan dan
akuntabel.
menjadi kewajiban.
e. Menutup buku kas tunai, kas umum (BKU) setiap akhir bulan.
tahun berjalan.
keuangan sekolah.
akuntabel.
76
1) Penyusunan program kerja tata usaha sekolah.
ketenagaan.
6. Guru
77
12) Mengadakan pengembangan program pembelajaran.
7. Penjaga sekolah
sekolah.
sekolah.
78
IV.2. Permendikbud No.57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidayyah.
Ibtidaiyah.
Boddie
Pada bagian ini, penulis akan menjabarkan analisis dari hasil penelitian
observasi di lapangan secara mendalam berdasarkan teori Van Meter dan Van
Horn. Teori dari Van meter dan Van Horn ini terdiri dari 6 elemen yaitu, ukuran
menyeluruh.
79
Namun demikian, ada beberapa kasus yang terkesan sulit dalam
oleh Van Meter dan Van Horn (1975), yaitu: pertama, mungkin disebabkan oleh
bidang program terlalu luas dan sifat tujuan yang kompleks. Kedua, akibat dari
menjelaskan bahwa inti dari lahirnya kurikulum 2013 adalah untuk melahirkan
siswa yang berkarakter. Selain itu, tanggungjawab bersama yang diemban dalam
“berbicara tujuan kurikulum 2013, yang saya tahu itu program bertujuan
untuk mewujudkan pendidikan karakater, jadi memang yang mau
dibangun dari siswa itu adalah perilakunya. Karena waktu saya dulu
memang betul-betul itu kita takut sama guru dan hormat, tapi sekarang
anak-anak itu biasa kurang ajar sama gurunya. Intinya mungkin itu yang
mau di perbaiki oleh pak menteri anies baswedan dulu. siswa itu tidak
hanya ditunutut untuk cerdas dari segi pelajaran tapi juga yah perilakunya
juga harus baik dalam kesehariannya.
(Wawancara tanggal 12 Januari 2018)
80
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan
yang ingin dicapai dari program ini yakni membangun karakter peserta didik
dalam keseharainnya, tidak hanya pintar dalam kelas namun juga harus
semakin menurunnya moral para peserta didik dari hari kehari, menjadikan
menekankan pada pembentukan sikap melalui kebijakan kurikulum 2013. Hal. ini
juga diperjelas oleh salah satu guru yang mengajar di SDN 33 Boddie, Bapak
“I.L” selaku guru senior dan paling lama mengajar di SD 33 Boddie, mengatakan
bahwa:
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dari proses belajar mengajar
dengan para siswa di pagi hari, kelas bersih setiap hari, guru yang seringkali
pelajaran yang berlangsung seperti pelajaran agama dan pkn, sebelum pulang
81
juga siswa kembali mencium tangan dan pamit kepada semua guru ataupun staff
sekolah.
Namun dilain hal ditemukan bahwa dari semua guru yang mengajar
terdapat satu guru yang kurang memahami apa tujuan kurikulum 2013 yakni guru
kelas III, dan bahkan kepala sekolah pada saat dilakukan wawancara, kembali
bertanya kepada peneliti dan guru yang berada disampingnya tentang tujuan
bahwa semua agen pelaksana belum begitu memahamai tujuan dari kebijakan
melaksanakan suatu maksud yang telah ditetapkan. Sumber daya berguna untuk
menunjang implementasi dari suatu kebijakan. Tanpa adanya sumber daya yang
cukup dan memadai, implementasi suatu kebijakan akan terganggu dan menjadi
agak sulit untuk dilaksanakan. Sumber daya yang ada pada pihak pembuat dan
pelaksana kebijakan haruslah cukup dan memadai sesuai dengan apa yang
tertera di dalam peraturan. Selain itu, pihak pembuat dan pelaksana kebijakan
harus menggunakan sumber daya secara cermat dan sesuai dengan apa yang
IV.3.2.1. Manusia
dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara
82
politik. Apabila sumber daya manusia dalam sebuah organisasi kurang dalam hal
jumlah, komepetensi dan kapabilitas dari sumber-sumber daya itu nihil, maka
Mengenai sumber daya manusia atau dalam hal ini para guru dan staff
yang melaksanakan program ini, Ibu “I” selaku kepala sekolah mengatakan
bahwa:
sumber daya manusia, Kepala sekolah berpendapat bahwa dari segi kuantittas
masih kurang karena ada guru bidang studi yang tidak ada, ditambah juga
sebagai PNS, namun dari segi kualifikasi latar belakang pendidikan guru yang
mengajar di SDN 33 Boddie sudah sesuai dengan kebutuhan pengajar dan staff
sekolah, hal ini diperkuat oleh pernyataan dari guru yang penulis sempat penulis
wawancarai.
“Rata-rata guru sekarang itu dua kali S1, karena dalam penyesuaian
latarbelakang pendidikan guru sekarang harus betul-betul relevan dengan
kebutuhan tenaga pendidik, jadi kalau ada guru yang mendapat kelas
untuk mengajar dan tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikannya,
maka disuruh untuk kuliah kembali dengan mengambil program studi
83
PGSD. Selain itu juga kita masih kekosongan guru olahraga dan bahasa
inggris, sehingga biasa kami sebagai guru kelas mengambil alih jam
pelajaran tersebut”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengajar kembali kuliah dan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selain itu jumlah guru yang mengajar
di SDN 33 Boddie belum memadahi dari segi jumlah karena masih terdapat guru
yang kosong sehingga terkadang diambil alih sendiri oleh guru kelas seperti mata
pelajaran olahraga. Lebih lanjut “M” sebagai guru kelas yang paling muda, juga
mengatakan bahwa:
sumber daya manusia, para guru yang terlibat dalam menjalankan program ini
pada guru bidang studi seperti guru olahraga dan guru bahasa inggris. Selain itu
status guru yang belum semuanya berstatus sebagai PNS (Masih honorer).
Selain dari wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru serta observasi
kompetensi dan kapabilitas yang cukup juga ditunjang dengan studi dokumentasi
golongannya pada absensi harian dan profil guru yang terpampang di ruang
84
kepala sekolah SDN 33 Boddie.Dimana pada daftar tersebut, staff dan para guru
IV.3.2.2. Finansial
daya yang tidak kalah pentingnya dengan manusia. Ketika sumber daya manusia
yang kompeten dan kapabel telah tersedia sedangkan kucuran dana mealui
apa yang hendak dituju oleh kebijakan tersebut. Untuk memperdalam informasi
tiap tahunnya dan hal tersebut menyesuaikan dengan jumlah siswa yang
terdaftar tiap tahunnya yakni Rp. 800.000 per siswa dari 127 siswa yang
terdaftar. Pada tahun 2016 jumlah anggaran yang diterima SDN 33 Boddie
sebesar Rp. 103.200.000,- yang diterima selama 4 kali triwulan. Adapun jumlah
85
“kalau berbicara anggaran sumber yang kita pakai dalam kurikulum 2013
adalah APBN/APBD yang berbentuk dana Biaya Operasional Sekolah
(BOS). Jumlah yang kita terima itu berdasarkan jumlah siswa yang ada di
sekolah ini yaitu sebesar Rp. 800.000.-/siswa dan itu diterima per Tiga
bulan sekali. Kalau berbicara gaji dari guru honor, 15% dari anggaran itu
dikeluarkan untuk tenaga pendidik yang belum berstatus PNS, 20%
belanja buku, dan selebihnya untuk operasional lainnya. Tapi biasa
kendalanya jumlah yang kita terima itu selalu kurang dari jumlah siswa
yang sebenarnya, SOP bilang Rp. 800.000.-/siswa tapi biasa setelah
dihitung tidak sesuai dengan jumlah yang sebenarnya.
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan diatas, beliau selaku kepala
berbentuk dana BOS. Jumlah anggaran yang diterima berdasarkan jumlah siswa
kurun waktu 3 bulan sekali (triwulan) atau 4 kali selama satu tahun namun,
terkadang jumlah yang di cairkan oleh pusat tidak sesuai dengan jumlah siswa
pendidik (guru honorer), 20% belanja buku dan selebihnya untuk keperluan
dinas pendidikan juga mengemukakan hal yang serupa.Bapak “M” selaku KASI
mengatakan;
“kalau sumber anggaran yang kita gunakan itu sumbernya APBN, dan
ada juga sebagian dari APBD. Kemarin pada tahun 2015 yang
dianggarkan oleh pusat hanya sekitar 9 sekolah yang untuk mengikuti
pelatihan, tapi pihak pemda meminta tambahan dengan membiayai 40
sekolah untuk diikutkan dalam pelatihan tersebut, dan rencana terakhir
kemarin PEMDA kembali akan menambah kuota guru sebanyak 150
sekolah untuk mengikuti lagi pelatihan yang kedua”
(Wawancara tanggal 8 Januari 2018)
86
Menurut pak “M”, anggaran yang digunakan dalam kurikulum 2013
bersumber dari APBN dan sebagian juga dari APBD, anggaran yang bersumber
dari APBD ini di anggarkan untuk melakukan pelatihan kepada guru terhadap
salah satu guru SDN 33 Boddie yakni “IL”, sebagai guru yang berstatus PNS juga
mengatakan bahwa:
“sumber dana sekarang semuanya bersumber dari dana BOS, ini baru
saja pihak sekolah melakukan belanja buku untuk kebutuhan belajar
sebeser 20 juta. Anggaran untuk pendidikan seperti yang kita tahu bahwa
20% juga harus betul-betul disalurkan untuk biaya pendidikan jadi itu juga
yang bantu kita untuk lebih menambah buku dan kebutuhan lainnya.
(Wawancara tanggal 12 Desember2017)
”kalau untuk gaji guru dan staff yang PNS sudah jelas,karena kami punya
gaji pokok dan tunjangan perbulan, ditambah juga tunjangan sertifikasi
dari pemerintah yang bisa diterima pertriwulan dan itu terhitung 1 kali gaji
pokok kami, tapi kami disini juga punya guru honorer 4, otomatis juga
harus digaji. Biaya untuk memberikan honor kepada teman-teman guru
yang mengajar dan memgang kelas, biasa di ambil dari dana BOS yang
tersedia, dimana sebesar 15% dari total keseluruhan anggaran itu
memang dianggarkan untuk guru honorer.
yang digunakan dalam program ini adalah bersumber dari dana Biaya
Operasional Sekolah (BOS).. Secara financial personalia, gaji yang diterima oleh
guru PNS terdiri dari gaji pokok, tunjangan bulanan dan tunjangan sertifikasi guru
sedangkan guru honorer hanya menerima 15% dari anggaran dana bos yang
87
kemudian dibagi dengan beberapa honorer lainnya. Pendapat ini juga diperkuat
oleh Ibu “M” yang kebetulan baru mengajar selama 7 bulan di sekolah ini dengan
mengatakan bahwa:
“saya juga kebetulan baru mengajar selama 7 bulan disini dek, untuk gaji
kami sebagai guru honorer yang kami terima itu diambil dari dana BOS
yang tersedia, dan biasanya itu baru kami terima setelah 3 bulan sekali
karena mengikuti jadwal cairnya dana BOS dari pemerintah. Biasa yang
saya terima itu sebesar Rp. 500.000,- sampai Rp. 900.000,-per tiga
bulan, tapi itu juga disyukuri karena disini lumayan banyak siswanya
dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain dan kalau dibandingkan
dengan sekolah lain disini cukup sedikit guru honornya, karena disekolah
lain ada yang hanya 2 orang gurunya yang berstatus sebagai PNS. Dana
BOS juga menyesuaikan dengan jumlah siswa dari tiap sekolah dan 15%
itu juga dibagi untuk guru honor, jadi semakin sedikit guru yang honor
semakin banyak juga yang saya terima, Jelasnya”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
Menurut Ibu “M”, gaji atau honor yang biasa diterima bersumber dari
anggaran dana BOS dan diterima selama tiga bulan sekali, yakni mengikuti
20% belanja buku, 15% belanja tenaga pendidik, dan selebihnya untuk keperluan
operasional lainnya. Dari segi penggajian untuk guru dan staff sudah diatur oleh
pemerintah berdasarkan pangkat dan golongan bagi guru yang berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS),dan untuk guru/staff yang berstatus sebagai guru
sebesar 15% dari total anggaran yang diterima oleh sekolah tiap triwulan untuk
88
kemudian dibagi oleh 4 guru honorer, 1 opeator sekolah, 1 orang pustakawan
kepala sekolah dalam hal ini harus cermat untuk membagi anggaran tersebut
terhadap guru PNS dan Honorer yang mengemban tugas yang sama namun
dengan gaji yang berbeda. Meilhat beratnya beban sebagai seorang guru
sekolah dasar apalagi dengan tuntutan pemerintah dari tahun ketahun yang
para siswa. Ditambah dengan lahirnya kurikulum 2013 yang semakin menambah
beban guru menjadikan pemerintah harus mengambil langkah yang lebih serius
periode agar guru yang berstatus sebagai honorer dapat diminimalisir dan
IV.3.2.3. Waktu
yang sama pentingnya dengan sumber daya yang sebelumnya. Waktu akan
kebijakan tersebut secara maksimal. Saat sumber daya manusia giat bekerja dan
kucuran dana berjalan dengan baik, tetapi terbentur denga persoalan waktu yang
implementasi kebijakan. Selain itu, waktu juga berbicara mengenai jam kerja
pegawai apakah sesuai atau justru melampaui batas. Ketepatan waktu dalam
implementasi kebijakan kurikulum 2013 ini menjadi hal penting agar dapat tepat
89
waktu dalam pelaksanaannya maka yang harus diperhatikan adalah pelaksanaan
pelaksanaan kurikulum 2013 ini kendala waktu yang biasa dialami adalah proses
penliaian atau pengisian raport siswa dari tiap semeseternya. Hal tersebut di
”kalau dari segi pembelajarannya, saya rasa selama ini cukup bagus dan
berjalan sama seperti dulu waktu pemberlakuan KTSP, bahkan kita
sebagai guru yah bisa cukup santai karena sekarang guru hanya
memfasilitasi dan siswa yang dituntut untuk lebih aktif, namun yang
menjadi beban kami sebagai guru adalah penulisan rapor siswa yang
cukup lama kita kerjakan karena biasa begitu dek, sekarang rapor anak-
anak itu berbeda dari yang dulu waktu KTSP, sejak kurikulum 2013
berlaku rapor itu lebih banyak diisi dengan kata-kata daripada nilai, jadi
biasa terlambat dibagikan rapornya dan bahkan belakangan ini
penerimaan rapor dirangkaikan langsung 2 semester. Tapi Alhamdulillah
ini karena sekarang selalu ada revisi saya lihat jadi tidak sesulit dulumi
peniliannya”
kurikulum 2013 sedikit lebih ringan dibanding KTSP 2006 yang sebelumnya,
kurikulum 2013 lebih menekankan siswa yang lebih aktif dalam proses
dialami adalah proses penilaian yang rumit dan lama karena indikator penilaian
90
yang digunakan bukan sebatas nominal angka, melainkan menggunakan kata-
kata untuk mengambarkan hasil yang dicapai oleh siswa oleh tiap semesternya,
sejalan dengan hal itu pemerintah juga terus melakukan revisi kurikulum tiap
tahunnya agar guru lebih mudah untuk melakukan penilaian. Hal tersebut juga
senada dengan apa yang dikemukakan oleh “M” (KASI KURIKULUM DISIDIK)
“kurikulum 2013 selalu ada revisi dari tahun ketahun dek, dari awal
diberlakukannya pada tahun 2014, itu sudah mengalami revisi beberapa
kali dan ditahun 2015 itu revisinya terjadi dua kali. Ini bertujuan agar
mempermudah guru untuk lebih memahami kurikulum ini dan tidak terlalu
sulit dalam melaksankannya”
2013 ini dari tahun ketahun mengalami revisi, dan bahkan biasanya revisi
tersebut dilakukan lebih dari satu kali dalam setahun. Hal tersebut bertujuan agar
guru lebih mudah paham akan maksud dari kurikulum 2013 dan
disimpulkan bahwa dari segi waktu, para guru SDN 33 Boddie sebagian besar
mengalami kendala waktu dalam hal penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa di
tiap semesternya. Hal ini karena format raport siswa yang berbeda dengan
yang cukup lama dalam mengisi format penilaian siswa. sehingga raport
biasanya dibagikan satu kali setahun atau tiap 2 semester, yang seharusnya tiap
91
semester dibagikan kepada siswa. Namun untuk menanggulangi hal tersebut,
bentuk yang lebih sederhana dan mudah dipahami agar para agen pelaksana
organisasi informal yang akan terlibat dalam implementasi kebijakan ini. Dalam
dan van Horn (1975), maka pembahasan ini tidak bisa lepas dari struktur
eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa
yang mereka miliki dengan menjalankan kebijakan. Van Meter dan van Horn
92
tingkat kebebasan yang secara relatif tinggi dalam komunikasi dengan
“kita sudah bagi memang tim dek, kami punya pengawas yang
berhubungan langsung dengan sekolah yang bersangkutan, selain itu
juga ada instruktur yang bertugas untuk memberikan pelatihan kepada
sekolah tentang ini kurikulum dan itu biasanya utusan dari provinsi
langsung. Selain itu juga, karena ini program nasional jadi semua pihak
pemerintahan bertanggung jawab dalam hal ini dan siap tidak siap kami
harus laksanakan. Bupati juga biasa memberikan arahan tentang kualitas
pendidikan kalau ada pertemuan dengan para kepala sekolah dan dinas
pendidikan, juga membantu dari segi pendanaan karena menggunakan
APBD untuk melakukan pelatihan kompetensi guru. Tapi biasa juga
tergantung sitausi dek karena ada memang rapat khusus antara pihak
sekolah dengan dinas pendidikan dan ada juga internal sekolah untuk
menjalin komunikasi dan saling sharing, kalau dari dinas pendidikan
namanya rapat K3S dan sekolah namanya rapat KKG, jelasnya”
(Wawancara tanggal 8 Januari 2018)
menyatakan bahwa, pihak dinas pendidikan sendiri telah membentuk tim dalam
menjalankan program ini. Dari pihak dinas pendidikan telah membentuk badan
pengawas atau instruktur kurikulum yang biasa mengawasi dan melatih di tiap
sekolah, biasa juga diadakan rapat dengan kepala sekolah untuk membahas
program tersebut ataupun internal sekolah yang mengadakan rapat KKG. Selain
itu, pihak bupati juga turut andil dalam kebijakan ini dengan menyediakan
anggaran untuk melatih para guru agar lebih professional dalam mengajar.
93
”sebagai perwakilan dari dinas pendidikan di tingkat kecamatan kami juga
berperan untuk mengawal kebijakan ini dengan mengadakan rapat rutin
tiap sekali sebulan dengan sekolah dan juga rapat dadakan apabila ada
informasi dari dinas pendidikan kabupatenapabila ada hal yang perlu
dibahas dengan pihak sekolah. Kalau yang saya tahu selain dari
dukungan dari pihak bupati, pihak DPR sepertinya tidak berperan dalam
kebijakan ini karena selama ini tidak ada partsispasinya”.
pihak sekolah yang bersangkutan. Dilihat dari realita, pihak bupati turut berperan
dalam kebijakan ini namun tidak dari pihak anggota dewan (DPR). Tambahan
“kalau pertemuan dengan pihak dinas pendidikan biasa paling tidak satu
bulan sekali, biasa ada pertemuan dari pihak dinas pendidikan dengan
bapak bupati langsung juga, biasa kalau ada pidato bapak beliau dan
bertepatan dengan tema pendidikan, biasa dibahas tentang program-
program tersebut”
(Wawancara tanggal 2 Januari 2018)
pendidikan biasa melakukan pertemuan dengan kepala sekolah selama satu kali
dalam sebulan dan pihak pemda (bupati pangkep) biasa juga melakukan
pendidikan. Pendapat lain juga dikemukakan oleh “N” selaku guru yang tinggal
94
Berdasarkan wawancara diatas, beliau menyatakan bahwa biasa
SDN 33 Boddie dan biasa yang ditekankan adalah kebersihan sekolah dan
pelaksanaan kebijakan ini di dukung oleh beberapa pihak yang terkait seperti
guru dengan sistem kuota sekolah, dinas pendidikan kabupaten yang mengawal
bahwa sejak berubah status menjadi sekolah inti, SDN 33 Boddie belakangan ini
untuk mandiri. Sehubungan dengan itu, maka pihak lain seperti dinas pendidikan
Menurut Van Meter dan Van Horn (1975), Penerimaan atau penolakan
tidaknya kinerja implementasi kebijkan publik. Setiap komponen dari model yang
95
kemampuan dan keinginan mereka untuk melaksanakan kebijakan, yakni:
dasar dan tujuan-tujuan juga merupakan suatu hal yang sangat penting. Para
kebijakan tersebut.
Dan begitupun sebaliknya. Van Meter dan Van Horn (1975), juga
diri sendiri, atau karena hubungan-hubungan yang ada dan yang lebih disenangi.
Berdasarkan hal seperti ini, maka dapat dikatakan dengan bahasa yang
mungkin menolak untuk berperan serta dalam program tersebut sama sekali.
Van Meter dan Van Horn (1975) menyarankan agar orang melihat kepada peran
keefektifan implementasi.
96
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru SDN 33
bahwa:
“saya juga kurang begitu paham dengan ini kurikulum 2013, karena saya
sudah menjadi kepala sekolah sudah beberapa tahun,Cuma yang saya
tahu itu kalau kurikulum ini seidkit lebih rumit daripada kurikulum
sebelumnya, pada saat saya dulu mengajar masih menggunakan KTSP
2006, barangkali guru saya yang mengajar disini lebih tahu tentang
kurikulum 2013’
(Wawancara tanggal 2 Januari 2018)
Boddie belum begitu mengetahui maksud dan tujuan dari pemerintah mengganti
KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013. Hal tersebut terjadi karena, beliau masih
kepala sekolah. Temuan lain juga didapatkan oleh peneliti dari wawancara
dengan tujuan dari kurikulum 2013, beliau hanya menjalankan apa yang menjadi
mengajar. Namun dari segi proses pembelajaran semua dituntut aktif terutama
siswa sendiri. Pendapat lain juga ditemukan dari hasil wawancara dengan “IL”
97
“sekarang ini status sekolah sudah bersifat mandiri, artinya SDN 33
Boddie sebagai sekolah pertama yang dipilih di kec.mandalle sudah
dianggap mampu untuk berdiri sendiri dan mengembangkan dirinya
sendiri. Kalau dari segi pemahaman, kami sebagai guru memang dituntut
belajar sendiri karena sudah ada buku panduan yang disiapkan dan
sejauh ini untuk kegiatan pelatihan dan lain sebagainya saya rasa masih
sangat kurang, mungkin karena keterbatasan dana. Tapi menurut saya
harapan pemerintah menerapkan kurikulum ini adalah untuk
pembentukan sikap siswa, karena dulu waktu KTSP tolak ukur
pencapainnya itu melalui angka, kalau sekarang lebih ditekankan ke
sikap, jelasnya”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
Boddie sudah bersifat sekolah mandiri, dimana sekolah yang pertama dipilih
kurikulum 2013 adalah pembentukan sikap dari peserta didik. Hal ini juga senada
dengan pendapat “M” selaku guru di sekolah tersebut yang mengatakan bahwa:
“setahu saya tidak pernah lagi diadakan pelatihan oleh dinas pendidikan,
jadi kita memang harus belajar secara mandiri untuk mengetahui apa
maksud dari kurikulum tersebut, semenjak sekolah ini berstatus sebagai
sekolah yang mandiri, semua kegiatan seperti pelatihan itu tergantung
sekolah lagi. Artinya kalau sekolah mau adakan, yah diadakan. Saya
juiga kurang paham kenapa pimpinan menetapkan sekolah ini sebagai
sekolah yang sudah dianggap mampu untuk mengelola pembelajarannya
sendiri. Adaji pelatihan ini baru-baru yang diadakan oleh diknas tapi
sasarannya kepada sekolah yang baru ditetapkan untuk menerapkan
kurikulum 2013 tahun ini”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
lagi diadakan pelatihan kurikulum 2013 dari dinas pendidikan dan akhirnya
belajar secara mandiri dan otodidiak pun dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
98
Beberapa hasil wawancara diatas dibuktikan dengan observasi yang telah
dilakukan selama proses penelitian, dimana masih ada guru yang belum paham
betul program ini, bahkan kepala SDN 33 Boddie sendiri belum begitu paham
minimnya pelatihan yang dilakukan oleh pihak dinas pendidikan dan SDN 33
Boddie pun belum pernah melakukan pelatihan khusus untuk sekolahnya, dan
2. Tanggapan kebijakan
“Sebagai guru dan pelaksana kami siap tidak siap harus tetap siap
menjalankan kalau ada program yang ini, karena kita di bawah jadi harus
terima apapun yang menjadi program dari pemerintah”
siap menjalankan program ini dan oleh karena merupakan program pemerintah
jadi tetap harus dilaksanakan, pendapat lain juga ditemukan dari hasil
“kalau bicara siap tidak siapnya, kita semua harus siap kalau ada
kebijakan seperti ini terutama sekolah dan gurunya sendiri, tapi siap
tidaknya guru untuk jalankan tetap masih ada kendalanya karena guru
masih kurang yang mendapat pelatihan K13 ditambah buku yang masih
terbatas karena biasa kalau kita pesan terlambat datang dari pusat”
(Wawancara tanggal 12 Januari 2018)
99
Berdasarkan wawancara diatas, beliau menyatakan bahwa apabila ada
kebijakan seperti kurikulum 2013, semua pihak harus siap terlibat. Akan tetapi di
tengah kesiapan para pelaksana tetap ada kendala yang dialami selama proses
ditambah dengan sarana seperti buku yang biasa tidak tepat waktu datang.
maksimal. Hal senada juga dikemukakan oleh “IL”selaku guru di sekolah tersebut
“kami sebagai guru dek, terima saja kalau ada yang seperti ini.
Sebenarnya ada 2 hal, pertama kita juga sebagai guru tentu
melaksanakan tugas sebagai pendidik dan juga sebagai naungan dari
pemerintah. Namun, harus banyak-banyak pelatihan, apalagi untuk
teman-teman yang baru. Tapi kalau sudah lama mengajar yah dipahami
sendiri juga, apalagi sudah cukup bagus saya lihat karena selalu ada
revisi tiap tahun tentang ini kurikulum. Jadi guru juga semakin mudah
untuk mengajar dan memberikan penilaian kepada siswa”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
menyatakan terima atas kebijakan ini. Hal ini dilandasi dengan dua alasan. Yang
pertama karena tugas dan yang kedua sebagai naungan dari pemerintah, jadi
harus siap menjalankan program dari atas. Menurut beliau masih perlu banyak
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa program ini tidak mendapat
penolakan dari pihak pelaksana program baik dari pimpinan hingga ke para guru
yang menjalankan program tersebut. Jadi semua mendukung program ini dan
minimnya pelatihan guru terhadap kurikulum 2013 dan sarana penunjang seperti
100
buku yang sering terlambat, kebijakan ini tetap direspon baik oleh pihak dinas
3. Intensitas tanggapan
bahwa:
sebanyak satu kali. Hal tersebut masih sangat kurang sehingga guru harus
menegaskan bahwa:
“kita ini di boddie sudah lama terapkan kurikulum 2013, mungkin kitayang
terdepan barangkali disini, jadi biasa teman-teman yang lain dan yang
masih baru, biasa bertanya. Seperti saya kemarin ini ada pelatihan tapi
bukan untuk kelas VI, biasa ada nuansa-nuansa baru yang didapat itu kita
bagi lagi. Jadi intinya harus memamng kami belajar sendiri dari kurikulum
ini”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
SDN 33 Boddie telah menjadi yang terdepan dalam pelaksanaan kurikulum 2013
dan selama ini telah mengikuti pelatihan sebanyak 2 kali, tapi khusus untuk kelas
VI baru satu kali. Sebagai guru paling senior di sekolah tersebut, beliau seringkali
harus mengajar dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan guru yang baru
agar pemahaman tentang program ini bisa merata di semua kalangan guru. Akan
101
tetapi yang menjadi pemeran utama untuk memahami program ini adalah guru
sendiri yang harus sadar dan mencari tahu tentang maksud, tujuan, dan proses
belajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. “N” selaku guru di SDN 33
tingginya dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah dan tiap guru dalam
pelaksanaanya masih kurang pelatihan guru yang diperoleh dari pihak dinas
informasi dan belajar secara otodidak setidaknya hal tersebut menjadi bukti
102
akan sangat kecil terjadi; dan begitupula sebaliknya. Dalam setiap implementasi
kebijakan, diperlukan peran yang sangat penting dari berbagai elemen yang
terkait. Walaupun ada satu elemen yang menjadi tumpuan atau pelaksana
utama, tapi tentu akan membutuhkan elemen lain supaya tujuan yang telah
harus dilakukan secara bersama-sama agar tingkat hambatan dan kesulitan saat
Begituhalnya dalam kasus ini, SDN 33 Boddie sebagai salah satu agen
itu, SDN 33 Boddie bekerja sama dengan beberapa elemen lain seperti, Dinas
Pendidikan Kab. Pangkep, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan kec.
103
dipahami oleh individu-individu atau kelompok orang yang bertanggungjawab
dalam kinerja kebijakan. Dengan begitu, sangat penting untuk memberi perhatian
sangat kecil untuk terjadi dan, begitu pula sebaliknya, Van Meter dan Van Horn
(1975). Dalam hal ini SDN 33 Boddie sebagai agen pelaksana tentu akan
memerlukan sosialisasi dengan beberapa elemen yang terkait seperti yang telah
Kec. Mandalle, Kepala sekolah, dan beberapa tenaga pendidik di sekolah ini.
“sejak keluarnya edaran dari pusat, memang SDN 33 Boddie itu langsung
ditunjuk dari sana, Jadi bukan kita itu yang pilih sekolah dek untuk
diterapkannya ini kurikulum. Nah setelah adanya nama-nama sekolah
yang keluar dipangkep, kita langsung adakan pertemuan dengan kepala
sekolahnya masing-masing, dan waktu itumi juga langsung diadakan
pelatihan pertama”
(Wawancara tanggal 8 Januari 2018)
104
Dari pendapat informan diatas, dapat dikatakan bahwa ditunjuknya SDN
keputusan dari pusat melalui kordinasi dinas pendidikan setempat. Sejak adanya
dilanjutkan dengan peltihan untuk para guru masing-masing, pendapat lain juga
mengatakan bahwa:
Pendidikan adalah melalui media sosial (Whatsapp), sehingga jika ada informasi
mengenai rapat ataupun urusan lainnya dapat tersampaikan secara tepat dan
seragam karena menggunakan sistem obrolan grup (WA Group). Menurut beliau
semenjak hal tersebut ada, sudah jarang penyampaian informasi lewat surat ,
akan tetapi rapat yang diadakan tetap secara bertatap muka. Lain hal dengan
rapat internal sekolah yang mengahadirkan para guru dan komite sekolah yang
105
terlibat, biasanya bentuk penyampainnya secara langsung dan jelas bahwa rapat
tersebut diadakan selama tiga bulan sekali. Pendapat yang kurang lebih sama
dilakukan dengan komite sekolah dan para guru biasanya berlangsung dalam
kurun 3 bulan sekali, hal tersebut bertujuan agar informasi dari pihak dinas
observasi yang dilakukan oleh peneliti, dapat dikatakan bahwa sejak keluarnya
kebijakan tersebut dari Kemendikbud, maka sosialisasi awal yang dilakukan oleh
agen pelaksana yang ditunjuk dan melakukan pelatihan awal kepada guru
sebagai bentuk sosialisasi pelaksan inti (guru). Dan seiring berjalannya kebijakan
tersebut, agar informasi yang tersalurkan kepada pihak pelaksana selalu tepat
Sedangkan, rapat internal antara para guru dan komite sekolah biasanya
peneliti melalui penelusuran surat masuk sekolah dan surat masuk kantor UPTD
106
pendidikan, ditemukan bahwa memang jarang masuk surat untuk undangan
rapat, selain itu peneliti juga diperlihatkan grup obrolan yang biasa digunakan
berkaitan dengan urusan kurikulum 2013 akan tepat sasaran dan efektif karena
media yang digunakan adalah media online, terkecuali kepala sekolah kehabisan
terlambat.
bahwa:
informasi yang diperoleh berasal dari media sosial dengan via obrolan grup WA
ataupun lewat via telfon dan SMS antara pihak dinas pendidikan, UPTD
pendidikan dan para kepala sekolah. Beliau juga termasuk admin grup Whatsapp
UPTD pendidikan kecamatan mandalle, hal ini agar informasi yang diterima bisa
seragam dan terutama jika ada rapat, sedangkan rapat internal dengan pihak
komite sekolah dan para guru biasa hanya mengggunakan media komunikasi
langsung, baik dalam bentuk penyampaian informasi rapat ataupun proses rapat.
Pendapat lain juga ditemukan dari KASI KURIKULUM Dinas Pendidikan Kab.
107
“seperti yang saya katakan sebelumnya dek, supaya ini informasi tepat
sasaran dan seragam, maka kita hadirkan kepala sekolah dan adakan
peltihan guru dulu sebagai bentuk informasi awal, dan kalau dalam
bentuk komunikasi dan pengawasan yang kami lakukan itu melalaui
perwakilan pengawas/instrukutur saja, itupun pihak dinas pendidikan
biasanya turun tangan kalau mau diadakan pelatihan kurikulum 2013,
sekarang juga teknologi sudah maju, jadi kalau misalkan ada informasi
ataupun ada yang tidak ditau oleh guru itu lewat internet saja. Istilahnya
kami menyerahkan hampir sepenuhnya kepada pihak sekolah untuk
mengembangkan sekolahnya, kecuali ada informasi langsung dari pusat
seperti saat awal keluarnya kebijakan kurikulum 2013 di pangkep,
memang SDN 33 Boddie dan SDN 20 Mandalle yang ditunjuk pertama di
kecamatan mandalle, dan itu langsung kebijakan pusat melalui dinas
pendidikan kabupaten untuk diinfornasikan kepada pihak sekolah atas
kebijakan tersebut”
kurikulum 2013 ini, dan dinas pendidikan hanya berlaku sebagai pengawal
kendala.
sama dengan indikator yang pertama, karena menggunakan media yang sama
108
pendidikan langsung mengadakan pertemuan dengan sekolah yang ditunjuk
tipe kegiatan pelaksanaan merupakan hal yang paling penting. Pertama, nasihat
dan bantuan teknis yang dapat diberikan. Kedua, atasan dapat menyandarkan
pada berbagai sanksi, baik positif maupun negatif. Selain itu keberhasilan
nilai, yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik kepada para tenaga
pendidiknya.
1. Pembinaan mental
sikap batin dan watak. Dalam hal ini kepala sekolah harus mampu menciptakan
prasarana mengajar yang lengkap serta bekerja sama dengan komite sekolah
109
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, kepala
“sekolah kami sudah cukup lengkap dari segi sarana, mungkin hanya segi
pembiayaan yang biasanya tidak pernah cukup karena itu tadi, biasa
dana yang dicairkan dari pusat biasa tidak sesuai dengan jumlah yang
seharusnya, tapikembali lagi kepada guru bagaimana mengajar dengan
baik dengan sarana yang ada. Dalam menyukseskan pembelajaran kita
libatkan komite sekolah untuk berpartisipasi dan para guru untuk sama-
sama mendorong anak-anak kita untuk lebih rajin lagi belajar”.
(Wawancara tanggal 2 Januari 2018)
pembiayaan tidak pernah cukup karena terkadang dana yang dicairkan dari
pusat tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Sedangkan untuk proses
mengajar dan memanfaatkan sarana yang ada; tidak hanya itu, dalam
“kalau saya pribadi melihat ibu kepala sekolah, cukup bagus caranya
memimpin karena biasa begitu kita diberi nasihat dan begitupun kami
guru-guru senior, biasa juga mengajari guru-guru yang baru dan honorer.
Kalau buku saya rasa sudah lengkap, namun barangkali kendalanya kami
disini karena masih kurang sarana penunjang, biasa ada yang
membutuhkan internet tapi akses jaringan yang tidak ada. Kalau sarana
belajar yang lain saya rasa sudah cukup mendukung seperti buku, alat
peraga pembelajaran biasa juga guru sendiri yang berinovasi, seperti dulu
saya pernah bawa anak-anak ke pembibitan rumput laut waktunya
pembelajaran IPA”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
“seperti yang saya katakan tadi dek, biasa kami adakan rapat rutin
selama tiga bulan sekali. Nah biasa yang terlibat itu pihak sekolah,
110
pengawas sekolah, dan ketua komite beserta beberapa tokoh masyrakat
yang diundang untuk ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan sekolah,
khususnya kalau ada kebijakan baru”
sekolah sudah cukup bagus dalam memimpin, biasa diberi nasihat kepada para
guru apabila ada hal-hal yang tidak sesuai. Sedangkan dari segi sarana
penunjang seperti alat peraga biasanya di buat sendiri oleh guru dan siswa,
buku sudah cukup lengkap namun masih kurang sarana internet dan akses
jaringan yang masih terbatas, sehingga apabila ada yang membutuhkan internet
biasa terkendala.
diperkenalkan dengan dunia luar yang relevan dengan mata pelajaran yang
dengan komite sekolah dan beberapa tokoh masyarakat. Pendapat yang senada
juga ditambahkan oleh “N” selaku guru yang mengajar di sekolah tersebut, beliau
mengatakan bahwa:
cukup memadahi, jika ada sarana seperti alat peraga yang tidak ada, baisanya
diadakan sendiri oleh guru dengan cara membuatnya dengan para siswa, seperti
111
Dari beberapa informan diatas dan hasil observasi yang telah dilakukan
cukup memadahi dari segi alat peraga, hal ini diperoleh berdasarkan observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi tiap ruang kelas, dan hampir
belajajar mengajar, namun masih terkendala dari akses jaringan, hal ini kembali
diperoleh dengan memeriksa situs wifi yang tidak ditemukan oleh peneliti ketika
melakukan observasi.
beberapa tokoh masyarakat dan orang tua siswa yang dianggap mampu untuk
sekali.
2. Pembinaan moral
suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
“kalau saya pribadi melihat ibu kepala sekolah, bagus caranya memimpin
karena biasa diberi nasehat kepada kami. Kalau kepada siswa biasa tidak
bisaki juga kerasi karena sekarang bedami kondisinya dengan yang dulu.
Biasa siswa Cuma di nasehati saja, kalau diberi hukuman biasa melapor
sama orang tuanya dan orang tuanya pun marahi kita, padahal kan guru
niatnya baik untuk mendidik. Kekurangannya juga di sini dek dengan
dikota karena betul-betul itu siswa dilimpahkan sepenuhnya sama guru,
biasa orang tua kurang memperhatikan anaknya untuk belajar dirumah.
112
Jadi pembentukan moralnyalnya itu kurang lengkap karena hanya
bersumber dari guru”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
sekolah sudah bagus dari segi kepemimpinannya karena biasa kepala sekolah
memberi nasihat kepada para guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dari pihak siswa, guru tidak bisa melakukan tindakan kekerasan apabila ada
yang melanggar karena terkadang ada orang tua yang keberatan. Jadi guru
hanya sebatas menasihati apabila ada siswa yang melanggar. Dari guru yang
lain dalam hal ini “N” juga mengungkapkan hal senada yang mengatakan:
“kalau saya pribadi melihat kepala sekolah pak yah cukup bagus caranya
memimpin, biasa kalau ada guru yang telat datang biasa dikasi nasihat
supaya bisa datang lebih cepat lagi,
sekolah cukup bagus memimpin para guru dan staffnya. Biasa beliau memberi
nasihat kepada guru yang datang terlambat untuk mengajar lebih tepat waktu
3. Pembinaan fisik
melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Karena dibalik fisik yang sehat
terdapat jiwa yang kuat pula, dan hal ini secara sadar tersinkronisasi secara
berkesinambungan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini kepala SDN 33
113
Boddie sebagai pemimpin sekolah yang bertugas untuk menciptakan kondisi
“kalau olahraga untuk guru biasa paling diadakan senam, itupun kalau
sempat karena disini tidak ada guru olahraganya juga. Jadi paling sekali-
sekali saja diadakan seperti itu dan itu untuk siswa dan guru biasanya
kalau hari sabtu pagi”
(Wawancara tanggal 2 Januari 2018)
aktifitas fisik yang biasa dilakukan guru adalah senam pada hari sabtu. Namun
sejak guru olahraga tidak ada, aktifitas tersebut sudah jarang dilakukan dan
bahkan sudah beberapa bulan tidak pernah lagi diadakan. Peryataan senada
“karena disini tidak ada guru olahraga, bias tetap diadakan olahraga
antara para guru dengan siswa seperti senam pagi kalau hari sabtu. Dari
semua guru yang ada disini yah Alhamdulillah tidak adaji barangkali yang
sakit karena semua aktif dalam menjalankan tugasnya. Cuman barangkali
ada teman yang jauh rumahnya, seperti bapak sukardi guru kelas V
karena di barru ki tinggal. Tapi sekarang pindahmi di perumahan sekolah
jadi tidak terlalu jauhmi pergi mengajar, tuturnya”
diadakan senam pada hari sabtu pagi antara guru dengan para siswa. Dari
kondisi kesehatan para guru beliau menuturkan bahwa tidak ada guru yang
dengan baik.
Dari hasil wawancara dari kedua informan diatas dan observasi yang
bentuk pembinaan fisik yang biasa diadakan oleh pihak sekolah adalah senam
114
pagi tiap hari sabtu, namun sejak tidak adanya guru olahraga maka aktivitas
tersebut belakangan ini tidak terlaksana. Hal ini dibuktikan pada saat observasi
yang dilakukan oleh peneliti, dimana selama proses penelitian, peneliti tidak
4. Pembinaan artisitik
Dalam hal ini, artistik berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni
dan keindahan. Hal ini biasanya dilakukan dengan kegiatan karya wisata yang
bisa dilaksanakan setiap akhir tahun ajaran. Dalam hal ini kepala sekolah harus
padahal pada initnya kegiatan yang seperti ini mampu untuk meningkatkan
Dalam hal ini kepala sekolah SDN 33 Boddie selaku pemimpin memiliki
”kalau rekreasai keluar paling hanya diadakan satu tahun sekali, itupun
biasa hanya untuk kelas VI saja yang telah melaksanakan ujian nasional.
Kalau rekreasi yang lain biasa tidak ada, palingan guru saja yang bawa
anak walinya keluar kalau misalkan ada mata pelajaran yang berkaitan”
bahwa bentuk pembinaan artisitik seperti rekreasi biasa diadakan satu tahun
sekali, dan hal tersebut hanya untuk kelas VI yang telah melaksanakan ujian
nasional. Adapun bentuk rekreasi yang lain, biasanya hanya inisiatif guru untuk
membawa sisiwanya keluar agar lebih mengenal alam. Pendapat tersebut juga
115
senada dengan pernyataan “IL” selaku guru senior di SDN 33 Boddie yang
menambahkan bahwa:
“biasa diadakan rekreasi tiap selesai ujian nasional, tapi itu secara
keseluruhan karena biasa kita bersama siswa keluar kalau sudah
diadakan ujian nasional, istilahnya bentuk refreshing setelah usai
pembelajaran satu semester. Tapi seperti yang saya katakan bahwa
biasa juga anak-anak wali saya bawa keluar kalau pelajaran IPA,
misalnya keluar ke tempat budidaya rumput laut. Jadi selain untuk
mengenalkan anak-anak tentang alam dan pembelajaran biasa juga
sebagai ajak rekreasi mi, tuturnya”
rekreasi yang diadakan untuk guru dan siswa oleh pihak sekolah adalah
dikhususkan untuk refreshing, namun untuk adik kelasnya kelas I-V kunjungan
keluar lebih diprioritaskan untuk belajar, dan refreshing hanya menjadi tujuan
kedua dan itu berlaku antara guru dan siswa. Jadi semuanya sama-sama belajar
dan rekreasi. Pendapat lain juga ditemukan dari hasil wawancara denga “N” yang
mengatakan bahwa:
rekreasi yang biasa diadakan adalah keluar sekolah. Adapun bentuk rekreasi
didalam sekolah adalah acara makan bersama tiap selesai ujian semester dan
Dari ketiga informan diatas dan observasi yang dilakukan oleh peneliti,
ditemukan bahwa bentuk pembinaan artistik yang diadakan pihak sekolah adalah
116
rekreasi yang diadakan untuk kelas VI yang telah selesai melaksanakan ujian
nasional, dan untuk kelas I-V bentuk pembinaan artisitik yang dilakukan adalah
sekolah adalah acara makan bersama antara para guru dengan siswa tiap
selesai ujian semester dan menjelang libur panjang. Hal ini diperkuat dengan
temuan peneliti pada saat observasi, dimana pada saat itu peneliti diundang
untuk datang kesekolah keesokan harinya dan ikut serta dalam acara makan
bersama tersebut.
kurikulum 2013. Dan secara umum dapat disimpulkan bahwa SDN 33 Boddie
telah melaksanakan keempat indikator tersebut, walaupun masih banyak hal lain
yang bisa menunjang indikator ini , namun setidaknya sekolah ini telah
Hal terakhir yang perlu diperhatikan dan tidak kalah penting adalah
maupun kecil. Apabila lingkungan eksternal tidak kondusif maka akan menjadi
117
sekolah yang aman, nyaman dan tertib merupakan iklim yang dapat
yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat
ekonomi yang memadahi, politik yang stabil serta lingkungan sosial masyarakat
pendanaan, dukungan orang tua dalam mendidik anaknya serta watak dan
perilaku masyarakat setempat yang juga turut serta berpengaruh terhadap watak
Terkhusus dalam penelitian ini adalah orang tua siswa dan guru.
“kalau disini cukup bagus, karena biasa diadukan sama orang tua kalau
ada anak didiknya yang malas atau bermasalah, begitupun kami sebagai
orang tua mendukung juga kalau misalkan memang anak kami
salah,tidak apa-apa jika diberi hukuman. Di kasi menyeberang juga
anaknya itu orang tua kalau misalkan di antar kesekolah karena bahaya
disini jalan raya banyak biasa mobil, tuturnya”.
dalam hal ini orang tua siswa turut mendorong keberhasilan impelementasi
program ini, karena orang tua mendukung apabila anaknya diberi hukuman jika
118
memang bersalah. Hal tersebut juga relevan dengan tujuan kurikulum 2013 yang
mengharapkan siswa memeiliki karakter yang baik, dan jika orang tua
orang tua siswa lebih menyerahkan sepenuhnya kepada guru dan pihak sekolah
untuk mendidik anaknya. Kurangnya tingkat kesadaran orang tua siswa terhadap
terhadap anak-anaknya ketika pulang sekolah. Hal ini diperkuat oleh pendapat
Ketika berada di SDN 33 Boddie, ada beberapa orang tua yang mengantar
119
Jadi berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan dan observasi
yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran orang tua
untuk mendorong anaknya agar rajin belajar dirumah masih terbilang rendah, hal
ini diperoleh dari hasil wawancara dengan para guru yang kebanyakan
mengeluhkan siswanya yang tidak menyelesaikan PR, hal ini juga salah satu
indikasi bahwa rata-rata orang tua siswa dirumah tidak memeriksa hasil
pembelajaran yang telah diperoleh oleh anaknya di hari itu selama belajar di
sekolah.
atau bahkan dari pihak pemerintah daerah. Sehubungan dengan hal ini, peneliti
”selama berlaku ini kurikulum 2013, sudah terjadi 3 kali pergantian kepala
sekolah, kalau yang pertama memang sudah pensiun, nah yang sebelum
ibu Haji yang sekarang ini tidak ditau apa kekuranagnnya tiba-tiba dikasi
pindah, padahal menurut teman-teman yang lama mengajar disini beliau
itu begitu bagus caranya memimpin, betul-betul diperhatikan gurunya,
malahan pernah satu kali saya sebelum pindah mengajar disini sekitar
dua tahun yang lalu karena kebetulan di kasi tugas untuk mengawas ujian
disini, kita memang betul dijamu dengan baik, dan waktu itu saya dikasi
semacam kantongan waktu selesai mengawas sebagai bentuk ucapan
terimakasih beliau”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
“waktu ibu Haji yang sebelum sekarang ini memimpin, pengawas atau
pihak dari dinas pendidikan suka untuk berkunjung kemandalle. dan kalau
mereka datang pasti berkunjung kesinikarena kepala sekolah dulu begitu
baik caranya menjamu tamu. Mungkin karena beliau orang dermawan
dan tidak mempunyai anak jadi memang betul-betul difasilitasi kalau ada
tamu yang datang kesekolahnya. Tapi begitu, kabar yang beredar beliau
120
itu terindikasi bukan pendukungnya bupati yang naik sekarang jadi
makanya dilengserkan dari jabatannya dan dikasi pindah ketempat yang
jauh, padahal ibu itu tinggalnya di kabupaten barru, jelasnya”
(Wawancara tanggal 12 Desember 2017)
diatas, dimana ada beberapa kepala sekolah yang dipindahkan di daerah pulau
dan pegunungan setelah dilantiknya bupati yang baru, hal ini mengindikasikan
bahwa ada upaya balas dendam dan adudomba yang dilakukan oleh pihak tim
sukses bupati terpilih ketika mengetahui ada ASN yang dahulu tidak mendukung
bupati yang terpilih. Hal ini tambah menguatkan temuan penulis, pada saat
diadakan, pada saat itu tidak ada mutasi pegawai dan pergantian kepala sekolah,
kebijakan atau program, termasuk kurikulum 2013 ini. karena apabila terjadi
pergantian pimpinan dalam rentan waktu yang berdekatan maka akan terjadi
121
BAB V
V.1. Kesimpulan
dan telah berjalan selama beberapa tahun terakhir. Hal ini dibuktikan dengan
berdasar pada beberapa faktor yang telah dikemukakan oleh Van Meter dan Van
Horn (1975) yakni: Ukuran dan Tujuan Kebijakan, dilihat dari tujuan kebijakan ini
kepala sekolah SDN 33 Boddie.Sumber daya, jika dilihat dari sumber daya
manusia, finansial, dan waktu sudah cukup baik namun masih terdapat
dan bahasa inggris, dari sisi pencairan anggaran dana BOS terkadang tidak
sesuai dengan jumlah yang seharusnya diterima, serta kendala waktu pada saat
penilaian hasil belajar tiap semesternya yang menggunkanan waktu yang cukup
lama.Karakteristik agen / badan pelaksana, jika dilihat dari faktor ini juga sudah
cukup baik, karena SDN 33 melakukan kordinasi dengan semua pihak yang
faktor ini juga sudah cukup baik karena para pelaksana tidak ada yang menolak
kebijakan ini, bahkan dinas pendidikan dan UPTD pendidikan turut serta
diadakan oleh pihak dinas pendidikan dan sekolah sendiri, maka para guru
122
cenderung belajar dan menggali informasi secara mandiri.Komunikasi
antara dinas pendidikan, UPTD Pendidikan dan pihak sekolah sudah cukup baik,
dilakuakan rapat komite selama 3 bulan sekali dan itupun sebagian kecil
sekolah SDN 33 Boddie telah melaksanakan pembinaan mental, moral, fisik dan
artisktik pada guru dan siswa, namun masih terkendala pada sisi pembinaan fisik
karena tidak adanya guru olahraga di sekolah tersebut. Serta indikator terakhir
telah dilakukan maka lingkungan sosial dan politik berpengaruh kurang baik
pendidikan masih sangat kurang dan pengaruh pilkada juga masih kuat pada
V.2. Saran
berikut:
123
disesuaikan dengan jumlah siswa SDN 33 Boddie yang terdaftar pada
untuk berlatih sendiri dan pandai mengatur waktu agar pembagian raport
evaluasi lebih lanjut tentang sistem atau kurikulum yang akan diterapkan.
portofolio tingkat SD, SMP, ataupun SMA, serta standar tenaga pendidik
124
dan kependidikan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan sekolah dan
daerah masing-masing.
125
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Nawawi Ismail. 2009. Public Policy (Analisis, Strategi Advokasi Teori dan
Praktek).Surabaya: PMN.
Parsons, Wayne. 2001. PUBLIC POLICY Pengantar Teori dan Praktik Analisis
Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
126
Wibawa, Samodra. 2011. Politik Perumusan Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis
Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Lainnya
Ahmad. 2012. Manusia, Teknologi, Dan Pendidikan Menuju Pendidikan
Baru,Malang: Universitas Negeri Malang. (hal 95-96).
http://aristwn.staff.iaiansalatiga.ac.id> uu-dan.p.com
https://dinarpratama.wordpress.com>….
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi
127
Permendikbud Republik Indonesia No.67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidayyah.
Permendikbud No.71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran yang Layak.
128
LAMPIRAN
Pedoman wawancara
(Bapak Irwan.L, S.Pd guru kelas VI) (Ibu Sitti Nasirah, S.Pd guru kelas III)
(Ibu Misnawati, S.Pd, Ibu Hadija Karlina, S.Pd dan Ibu Aminah, S.Pd)
Suasana Belajar SDN 33 Boddie Kelas III
Nama : Ibrahim
Agama : Islam
Orang tua
Riwayat Pendidikan