Anda di halaman 1dari 120

SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI


DESA PITUMPIDANGE KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE

Oleh:

ANDI ADNAN
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11227 16

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI DESA


PITUMPIDANGE KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

ANDI ADNAN
Nomor Stambuk: 10561 11227 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa


(BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan
Libureng Kabupaten Bone
Nama Mahasiswa : Andi Adnan
Nomor Induk Mahasiwa : 10561 11227 16
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdi, M.Pd Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP

Mengetahui:
Dekan Ketua Program Studi

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Nasrul Haq, S.Sos., MPA
NBM: 730727 NBM: 1067463

i
HALAMAN PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Surat Keputusan Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
Nomor. 0157/FSP/A.4-II/II/42/2021 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi dan memperoleh gelar sarjana dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara
yang dilaksanakan di Makassar pada hari Rabu tanggal 24 bulan Februari tahun
2021

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si
NBM: 730727 NBM: 1084366

PENGUJI:

1. Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si ( )

2. Dr. Hj. Sudarmi, M.Si ( )

3. Nurbiah Tahir, S.Sos., M.Ap ( )

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa : Andi Adnan
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11227 16
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat
dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari pemyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 05 Januari 2021

Yang Menyatakan,

Andi Adnan

iii
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan rasa puji dan syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Di Desa Pitumpidange Kecematan Patimpeng Kabupaten Bone”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Makassar

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Abdi, M.Pd selaku Pembimbing I dan Nurbiah Tahir, S.Sos, M.AP selaku

Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan

mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ayahanda H. Andi Suradi dan Ibunda Hj. Rahmi dan segenap keluarga yang

senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil

selama penulis melaksanakan pendidikan di Universitas Muhammadiayah

Makassar.Seluruh staf pengajar, baik dosen maupun asisten dosen, dan seluruh

iv
staf pegawai yang ada di lingkup fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiayah Makassar.

5. Pemerintah Kabupaten Bone khususnya Pemerintah Desa Pitumpidange dalam

hal ini BUMDes Sipurennu dan segenap masyarakat Desa Pitumpidange yang

telah banyak membantu, memberi kemudahan dan kelancaran dalam melakukan

penyusunan tugas akhir ini

6. Sahabat-sahabatku dan teman-teman kelas seperjuangan ilmu administrasi

negara terima kasih untuk segala cerita, kenangan, dan kebersamaan selama ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skipsi masih jauh dari

kesempurnaan, oleh kareana itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari pembaca maupun pihak lain. Akhir kata semoga

karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti

bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 05 Januari 2021

Andi Adnan

v
ABSTRAK

Andi Adnan, 2021. Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa


(BUMDes) Di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone (di
bimbing oleh Abdi dan Nurbiah Tahir)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecematan Libureng
Kabupaten Bone.
Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif dan menggunakan tipe
fenomenologi. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah informan sebanyak 5
orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis data yang di gunakan dalam
penelitian ini yaitu Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan kesimpulan.
Pengabsahan data yang digunakan adalah Triangulasi sumber, dan Triangulasi
waktu. Berdasarkan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa 1) Strategi organisasi
yang dilakukan dilihat dari keterkaitan antara program yang dijalankan dengan visi
misi BUMDes telah memenuhi semua kriteria yang ada pada visi misi. 2) Strategi
pendukung sumber daya belum bisa dikatakan baik dilihat dari empat dimensi yaitu
Sarana dan prasarana yang disediakan oleh BUMDes kebanyakan diantaranya
sudah tidak digunakan lagi. Sumber daya alam dalam pemanfaatannya sudah baik
dilihat dari produksi jamur dan pembuatan pupuk cair. Sumber daya manusia dalam
pengembangannya telah melakukan pelatihan tetapi beberapa diantaranya sudah
tidak laksanakan lagi. Sumber daya finansial yang ada di BUMDes Sipurennu
sangat baik dilihat dari modal yang diberikan cukup signifikan dan omset yang di
dapatkan cukup besar. 3) Strategi Program sudah terpenuhi dilihat dari dua dimensi
yaitu, Implikasi program terhadap organisasi dilihat dari usaha simpan pinjam yang
memberikan omset yang besar. Implikasi program terhadap masyarakat dapat
dilihat dari usaha simpan pinjam, wisata kuliner, dan warkop yang sangat
membantu masyarakat secara langsung.

Kata Kunci : Strategi, BUMDes, Desa Pitumpidange

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... i


HALAMAN PENERIMAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN. ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10


A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 10
B. Teori Organisasi .......................................................................................... 13
C. Strategi ........................................................................................................ 15
D. Strategi Pengembangan ............................................................................... 21
E. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ......................................................... 26
F. Kerangka Pikir ............................................................................................ 31
G. Fokus Penelitian .......................................................................................... 33
H. Deskripsi Fokus Penelitian.......................................................................... 33

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 35


A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 35
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................... 35
C. Informan ..................................................................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37
E. Teknik Analisis Data.................................................................................. 38
F. Teknik Pengabsahan Data .......................................................................... 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 42


A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 42
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 58
C. Pembahasan Penelitian ............................................................................... 80

vii
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 89
A. Kesimpulan ................................................................................................ 89
B. Saran .......................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 92
LAMPIRAN...................................................................................................... 95

viii
DAFTAR TABEL

3.1 Daftar nama-nama informan penelitian ..................................................... 36


4.1 Jumlah Penduduk per Dusun ..................................................................... 41
4.2 Komposisi Penduduk Desa Pitumpidange Umur 15 tahun keatas
Menurut Mata Pencaharian ........................................................................ 42
4.3 Sarana dan prasaran Desa Pitumpidange ................................................... 44
4.4 Status Kepemilikan Sawah Kepala Keluarga ............................................ 45
4.5 Status Kepemilikan Kebun Kepala Keluarga............................................. 47
4.6 Kepemilikan Hewan Ternak Berdasarkan Kepala Keluarga ..................... 48

ix
DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka Pikir ........................................................................................... 32


1.2 Teknik Analisis Data .................................................................................. 40
4.1 Struktur Organisasi BUMDes Sipurennu ................................................... 51

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa merupakan satuan wilayah terkecil pada pemerintahan negara

Indonesia. Adanya Desa di harapkan mampu menjadi ujung tombak negara

dalam mengembangkan perekonomian negara secara mandiri, pengembangan

desa sudah lama di lakukan akan tetapi masih banyak permasalahan yang

belum terselesaikan secara seksama. Program – program yang di berikan oleh

pemerintah pusat untuk di jalankan oleh desa menjadi banyak kendala.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya program-

program yang telah diberikan pemerintah pusat. Salah satunya yang paling

sering ditemukan adalah intervensi pemerintah pusat yang sangat besar kepada

masyarakat, sehingga dapat menghambat daya kreativitas dan inovasi bagi

masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan roda ekonomi mandiri di

pedesaan. Sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi yang ada di desa tidak

terlaksana secara efektif sehingga berdampak kepada ketergantungan terhadap

bantuan yang diberikan oleh pemerintah sehingga memutuskan semangat

kemandirian dan kreatifitas dalam membangun perekenomian pedesaan.

Bentuk lembaga ekonomi yang di maksud adalah Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes). BUMDes adalah badan usaha yang seutuhnya atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui ikut sertaan secara langsung yang

bersumber dari kekayaan Desa yang terpisah sehingga dapat mengelola aset,

jasa pelayanan, dan usaha lainnya demi kesejahteraan masyarakat di Desa

1
2

(Pasal 1 angka 6 UU No. 6/2014 tentang Desa). BUMDes di harapkan mampu

menjadi ujung tombak perekonomian desa yang dikelola lamgsung oleh

masyarakat desa. Substansi dan filosofi BUMDes harus maknai dengan

semangat sesama dan self help sebagai upaya memperkuat aspek ekonomi

pemerintahan desa. Pada tahap ini, BUMDes akan bergerak sejalan dengan

upaya meningkatkan sumber pendapatan asli desa, mendorong kegiatan

ekonomi masyarakat yang ada sehingga, BUMDes sebagai institusi yang dapat

menaungi aspek tersebut. Upaya ini juga penting dalam rangka mengurangi

peran free-rider yang seringkali mark up harga dalam kegiatan ekonomi

masyarakat melalui praktek rentenier (Nurcholis, 2011).

Menurut Tama dan Yanuardi (2013: 1), pembentukan BUMDes

dilakukan untuk membangun desa melalui program pemberdayaan masyarakat

desa untuk meningkatkan produktivitas dan keanekaragaman usaha desa,

membangun dan memperkuat lembaga yang mendukung pola produksi dan

pemasaran, ketersediaan sarana dan fasilitas yang memadai untuk mendukung

ekonomi pedesaan, serta meningkatkan sumber daya alam sebagai awal dari

pertumbuhan ekonomi pedesaan. Sesuai dengan pendapat tersebut BUMDes di

harapkan mampu meningkatkan potensi desa secara menyeluruh dan dapat di

rasakan langsung oleh masyarakat desa dengan adanya BUMDes. Masyarakat

dapat menjadikan BUMDes sebagai penyaluran aspirasi kebutuhan

masyarakat, tempat sumber daya manusia setempat untuk pengembangan

potensi desa, dan penggunaan modal dari dana desa untuk di kelola secara

maksimal untuk pengembangan perekenomian masyarakat desa.


3

BUMDes sebagai suatu perusahaan milik desa yang bertujuan

meningkatkan perekonomian masyarakat desa perlu adanya perencanaan yang

matang tentang apa yang harus di lakukan untuk mencapai tujuan dari

pembentukan BUMDes. Selaras dengan itu maka, perlu adanya strategi dalam

pengembangan BUMDes sehingga tidak adanya program yang tidak relevan

dengan kebutuhan masyarakat desa.

Strategi dalam suatu organisasi adalah tindakan-tindakan dan

pendekatan-pendekatan organisasi yang diterapkan oleh pihak pimpinan guna

mencapai kinerja keorganisasian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal

ini secara khas strategi merupakan sebuah hasil campuran yang terdiri dari

tindakan-tindakan yang dilakukan secara sadar dan yang ditujukan pada

sasaran-sasaran yang di tentukan serta tindakan-tindakan yang diperlukan guna

menghadapi perkembangan-perkembangan yang tidak dibayangkan

sebelumnya, dan area tekanan-tekanan yang bersifat kompetetitif yang

dilancarkan. (Strickland, 2006: 106).

Sehubung dengan pendapat di atas maka strategi pengembangan

organisasi perlu di lihat dalam BUMDes sehingga apa yang menjadi tujuan

pembentukan BUMDes dapat tecapai. Strategi tidak lepas dengan bagaimana

perencanaan itu dapat terealisasikan dengan baik sehingga, apa yang menjadi

visi misi organisasi dapat tercapai.

Pentingnya penerapan strategi dalam BUMDes selaras dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Kateria, 2017) tentang Strategi pengembangan

Badan Usaha Milik Desa Jaya Gemilang Dalam Meningkatkan Kesejahteraan


4

Masyarakat Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara saat ini belum

berjalan dengan maksimal antara lain kurangnya pemahaman masyarakat

mengenai BUMDes serta masyarakat belum dapat merasakan manfaat dari

keberadaan BUMDes Jaya Gemilang Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan

Utara. Keberadaan Manajemen Strategi dalam BUMDes dapat memberikan

dampak yang besar demi keberlangsungan dari adanya BUMDes.

Terkait dengan Strategi yang menjadi asumsi pengembangan BUMDes

selaras dengan apa yang terjadi di BUMDes Sipurennu di desa Pitumpidange

yaitu adanya pembuatan pupuk cair yang di nilai dapat membantu masyarakat

dalam penyeburuan lahan pertanian yang di nilai sudah strategis. Di lihat dari

segi konsep yang melihat kebanyakan masyarakat berprofesi sebagai petani

dan membuat pupuk tersebut.

Adupun program yang lain yang mendapat perhatian pemerintah daerah

yaitu adanya inovasi traktor tangan yang multi fungsi yang di nilai tepat guna

dalam penerapannya. Traktor ini dapat mengola kebun tebu, padi, dan

tumbuhan biji-bijian dalam tahap penanamannya. Teknologi tepat guna ini pun

pernah di liput salah satu media online, dimana Mini Traktor Orong-orong ini

bisa dipakai untuk mengelola sawah seperti untuk pengelolaan padi, dilengkapi

Implemet Mould Board, sehingga hasil kerjanya dicapai lebih luas dan efekif.

(Suarajelata.com, Di akses pada Tanggal 18 Maret 2020).

Salah satu program yang tepat dalam hal strateginya adalah adanya

program tempat kuliner, program ini berlokasi di Desa Pitumpidange dan

memliki luas 50 Meter. Pengunaan tempat kuliner sangat baik untuk


5

pengembangan ekonomi lokal masyarakat. Adapun sarana dan prasarana yang

di sediakan oleh BUMDes Sipurennu sangat bervariatif yaitu adanya mesin

jahit, traktor tangan dan juga mobil yang dapat dipakai masyarakat dalam

keperluan tertentu. Sumber daya yang melimpah yang ada di desa

Pitumpidange dirasa sudah dimanfaatkan berupa produksi jamur, pemanfaat

tetes tebu jadi pupuk cair, dan kerajinan tangan dari bambu dan rotan.

Adanya hasil temuan yang dikemukakan diatas dari BUMDes

Sipurennu Desa Pitumpidange sehingga perlu di ketahui strategi apa saja yang

di lakukan oleh BUMDes di Desa Pitumpidange dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat desa. Tak lepas dari pengaruh pemimpin desa dalam

memberikan arah tujuan BUMDes yang di nilai belum sesuai dengan tujuan di

bentukya BUMDes Sipurennu . Perlu adanya sinergritas dengan apa yang

menjadi tujuan di bentuknya BUMDes dengan arahan yang di berikan oleh

pemimpin desa.

BUMDes Sipurennu merupakan lembaga desa yang perkembangannya

sulit diprediksi, menurut pengamatan ketika eksplorasi, perkembangannya

terlihat kurang peningkatan dilihat dari sarana dan prasarana yang tidak

terurus, pengurus BUMDes Sipurennu yang kurang aktif, dan juga alokasi dana

yang masih belum maksimal penggunaannya dilahat dari modal yang dipakai

lebih diperentungkan untuk usaha simpan pinjam saja. Dengan keadaan seperti

itu maka masalah yang dihadapipun semakin variatif sehingga perlu rancangan

strategis dalam pengembangan organisasi agar tetap eksis dan mampu bersaing

dengan organisasi niaga ataupun BUMDes di desa lain.


6

Peningkatan kualitas yang diperlukan dalam Bumdes Desa

Pitumpidaenge sangatlah penting, dikarenakan kondisi lingkungan pedesaan

yang diharuskan mandiri dan berdaya guna dalam beraktivitas agar mampu

bersaing dengan desa lainnya. Program-program yang dilaksanakan oleh

Bumdes Sipurennu belum memberikan dampak yang signifikan kepada

BUMDes sendiri maupun masyarakat, dilihat dari banyaknya program yang

dilaksanakan hanya beberapa yang memberikan dampak besar kepada

BUMDes Sipurennu yaitu usaha simpan pinjam. Implikasi kepada masyarakat

pun masih belum memberikan dampak yang tepat dilihat dari antusias

masyarakat Desa Pitumpidange melihat BUMDes Siperunnu seperti organisasi

niaga lainnya yang belum memberikan ketertarikan sendiri kepada masyarakat

dan program yang dihasilkan belum dapat membantu masyarakat secara

signifikan dilihat dari usaha jahit menjahit yang macet dan juga traktor tangan

yang sudah tidak terpakai lagi.

Peneliti merasa perlu adanya analisis yang mendalam untuk

mendeskripsikan bagaimana strategi yang di gunakan oleh BUMDes

Sipurennu di Desa Pitumpidange melalaui pendekatan teori strategi sesuai

dengan bidang ilmu peneliti yaitu Ilmu Administrasi Negara.

Berdasarkan uraian di atas mengenai latar belakang permasalahan yang

terkait dengan BUMDes di Desa Pitumpidange sehingga Peniliti bermaksud

mengambil judul penelitian yaitu “Strategi Pengembangan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone”
7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang di atas, maka adapun

rumusan masalah yang ingin di kemukakan yaitu :

1. Bagaimana Strategi Organisasi (Corporate Strategy) di Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten

Bone ?

2. Bagaimana Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

yang di lakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa

Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ?

3. Bagaimana Strategi Program (Program Strategy) yang di lakukan oleh

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan

Libureng Kabupaten Bone ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah yang di atas, adapun yang

menjadi tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui Strategi Organisasi (Corporate Strategy) yang di

lakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.

2. Untuk mengetahui Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support

Strategy) yang di lakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di

Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.


8

3. Untuk mengetahui Strategi Program (Program Strategy) yang di lakukan

oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sesuasi dengan apa yang menjadi tujuan

penelitian yaitu:

1. Secara Teoritis

Penelitian yang dilakukan diharapkan menjadi sumber ilmu dan

pengetahuan serta memberikan kontribusi yang sangat berarti dan

bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Administrasi Publik dalam bidang

Pemerintahan Desa melalui program Badan Usaha Milik Desa

2. Secara Praktis

a. BUMDes Sipurennu di Desa Pitumpidange, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan hasil temuan dalam proses pengembangan

BUMDes, sehingga dalam pengembangan berikutnya dapat dijadikan

referensi agar BUMDes di Desa Pitumpidange dapat lebih optimal dalam

penerapan strategi dalam melaksanakan program usahanya yang di

jalankan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi atau bahan

acuan bagi Pemerintah Desa yang lain untuk membentuk ataupun

mengembangkan BUMDes di desanya sesuai dengan potensi yang terdapat

di desa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian sehingga peneliti mampu memperkaya teori yang

digunakan dalam menganalisis penelitian yang dilakukan. Berikut beberapa

penelitian terdahulu yang mempunyai relevan dengan penelitian ini:

Penelitian dari Realita Utama (2019) dengan judul Sinergitas Bumdes

Sebagai Inovasi Dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Studi Pada

BUMDes Tunas Unggul Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran). Dengan Hasil dari penelitian menggunakan empat indikator yaitu

Komunikasi yang efektif, Umpan balik yang cepat, kepercayaan, dan

kereatifitas. Semua indikator tersebut mendapat respon yang baik. Adapun

perbedaan dari penelitian Realita Utama dengan peneliti yaitu lebih fokus

kepada sinergritas yang ada berbeda yang peneliti lakukan yaitu melihat

strategi pengembangan BUMDes. Persamaanya dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti Salah satu menjadi kesamaan dalam penelitian ini

adalah bagaimana BUMDes dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Penelitian Hennidar,dkk (2017) dengan judul Kapasitas Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Dalam Pengelolaan Potensi Wisata Desa Ponggok,

Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Hasil penelitiannya tersebut ialah

Kapasitas BUMDes Tirta Mandiri berdasarkan indikator sumber daya manusia

belum memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup mempuni. Kapasitas

10
11

BUMDes dalam penyediaan infrastruktur wisata belum dikatakan baik

sedangkan kapasitas teknologi dan keuangan telah mencukupi. Adapun

perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdapat perbedaan dari segi

fokus dan apa yang menjadi tujuannya yaitu mengelola potensi wisata

berebeda dengan peneliti lakukan yang berfokus kepada strategi yang di

lakukan oleh BUMDes untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Hainidar, dkk yaitu

sama-sama mengenai BUMDes.

Penelitian Reza M. Zulkarnaen (2017) dengan judul Pengembangan

Potensi Ekonomi Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pondok

Salam Kabupaten Purwakarta dengan hasil sebagai Keberadaan BUMDES

dalam mewujudkan perekonomian desa yang Mandiri sangat diperhatikan.

Melalui BUMDES diharapkan antar lembaga yang ada di masayarakat saling

sejalan untuk lebih maksimalkan dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat

yang sejajar. Adapun perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Reza M.Zulkarnaen membahas tentang

keberadaan BUMDes yang mempengaruhi perekonomian sedangkan peneliti

membahas tentang strategi dalam mengembangkan BUMDes. Persamaan yang

ada dengan peneliti yaitu penelitian yang di lakukan oleh Reza M Zulkarnaen

adalah bagaimana BUMDes dapat menjadi pendorong perekonomian desa

secara mandiri.

Penelitian Asrar, dkk (2020) dengan judul Strategi Dinas Pemberdayaan

masyarakat dan Desa dalam Pelaksanaan Program Kampung KB Di Desa


12

Lipukasi Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Hasil dari penelitian

tersebut adalah Strategi dinas pemberdayaan masyarakat dan desa berdasarkan

empat indikator. Komunikasi sudah sangat baik karena adanya sosialisasi

tentang kampung KB. Sumber daya sudah baik dilihat dari aspek sumber daya

manusia dan sumber dana. Disposisi sudah sangat baik dilihat dari kerja keras

POKJA. Struktur Organisasi sudah baik dilhat dari adanya POKJA yang

struktrur organisasinya tidak berbelit-belit. Adapun perbedaan penelitian yang

dilakukan dengan peneliti ialah Strategi Dinas Pemberdayaan masyarakat dan

Desa dalam Pelaksanaan Program Kampung KB sedangkan peneliti mengenai

strategi pengembangan BUMDes. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti ialah sama -sama menggunakan teori strategi sebagai fokus

penelitiannya.

Dari hasil penelitian terdahulu yang di temukan oleh peneliti di atas

melihat bahwa penelitian yang di lakukan oleh Realita Utama bahwa sinegritas

dalam BUMDes berdampak signifikan terhadap peningkatan perekonomian

masyarakat, begitu juga dengan penelitian dari Hennidar Dkk, yang melihat

potensi wisata dan di kelola oleh BUMDes, penelitian dari Reza M. Zulkarnaen

yang menyatakan bahwa potensi desa dikembangakan demi meningkatkan

perekonomian masyarakat secara mandiri, Penelitian Asrar, Dkk yang

menyatakan penerapan strategi di Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Desa

dalam Pelaksanaan Program Kampung KB sudah sangat baik. Dari kempat

penelitian tersebut peniliti melihat bahwa ada persamaan yang dimiliki oleh

peneliti yang lain akan tetapi tidak ada yang sangat spesifik dengan apa yang
13

menjadi fokus dan lokus penelitian yang di ambil, maka perlu penelitian ini

dilakukan agar adanya pembaharuan penelitian tentang Strategi Pengembangan

BUMDes di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.

B. Teori Organisasi

Secara konseptual ada dua batasan yang perlu kita ketahui, yakni istilah

“organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian)

sebagai kata kerja, memaparkan pada tahapan kegiatan yang harus dilakukan

secara sistematis. Hasibuan (2011:120) Organisasi adalah suatu sistem

gabungan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari kelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama.

Menurut Stephen P Robbin (2015:4) Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial

yang dilakukan secara sadar, dengan adanya batasan yang relatif dapat

diketahui, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai

suatu tujuan yang disepakati bersama ataupun sekelompok tujuan. Berdasarkan

beberapa pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa organisasi

adalah suatu wadah yang terdiri dari beberapa unsur manusia yang saling

bekerja sama dan bermanfaat untuk kepentingan bersama dalam mencapai

tujuan organisasi.

Setiap organisasi baik publik, swasta maupun masyarakat, pada

dasarnya senantiasa berada di dalam kondisi yang terus berubah. Organisasi

menghadapi berbagai permasalahan, baik yang berasal dari internal organisasi

maupun berasal dari lingkungan luar (eksternal) yang merupakan penyebab

organisasi harus ada perubahan (Sutarto, 2002:414). Perubahan tersebut terjadi


14

dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, baik dibidang politik, ekonomi,

sosial budaya ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan juga nilai-nilai sosial

yang ada di masyarakat. Untuk itu, organisasi sebagai suatu rangkaian sistem

yang menyeluruh dalam masyarakat diharapkan mampu beradaptasi di dalam

berbagai perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Dengan kondisi yang

berubah - ubah seperti itu, maka diharapkan pula organisasi dapat menjadikan

hal tersebut sebagai tantangan atau rintangan untuk bisa meningkatkan

kapasitasnya dalam rangka mengefesienkan dan mengefektifkan berbagai

subsistem yang ada. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan bersama dengan

cara yang efisien dan efektif.

Menurut Rivai dan Mulyadi (2011:411), ada beberapa pengertian mengenai

pengembangan organisasi, yaitu:

a. Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang terdapat

serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang selalu dilakukan

oleh suatu organisasi.

b. Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan keadaan untuk

meningkatkan efektivitas organisasi.

c. Pengembangan Organisasi lebih memfokuskan pada sistem sebagai sasaran

perubahan.

d. Pengembangan Organisasi mencakup perubahan yang sengaja

direncanakan.

Menurut French dan Bell dalam Ardana, dkk (2009:176),

pengembangan organisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam jangka


15

panjang untuk memperbaiki proses-proses pemecahan masalah yang ada dan

pembaharuan organisasi, terutama melalui berbagai manajemen budaya

organisasi yang lebih mengedepankan efektif dan kolaboratif. Sedangkan

Menurut Beckhart dalam Ardana, dkk (2009:176), pengembangan organisasi

merupakan sesuatu usaha yang di lakukan dengan terencana dan berkelanjutan

mencakup lingkup organisasi secara keseluruhan yang dilakukan oleh

pimpinan organisasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan realibilitas

organisasi melalui pengaruhnya secara terencana terhadap proses yang sering

terjadi dalam suatu organisasi. Dari uraian diatas peneliti dapat meyimpulkan

bahwa pengembangan organisasi mencakup tentang perencanaan jangka

Panjang yang dilakukan pimpinan organisasi dalam hal ini adalah strategi

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan

organisasi.

C. Strategi

Menurut Chandler dalam Umar (2010:16), strategi merupakan suatu

proses penentuan rencana yang dilakukan oleh para pemimpin puncak yang

berorientasi pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu

cara ataupun upaya yang dilakukan untuk bagaimana agar tujuan tersebut dapat

dicapai.

Definisi yang lebih khusus disampaikan oleh Hamel dan Prahalad

dalam Umar (2010:17), Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat atau berkelanjutan) dan terus-menerus, serta dilakukan

berdasarkan pandangan tentang apa yang diharapkan oleh para masyarakat di


16

masa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang dapat

terjadi nantinya dan bukan dimulai dari apa yang sedang terjadi. Terjadinya

percepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan

kompetensi inti atau pusat (core competencies). Organisasi perlu mencari

kompetensi inti atau pusat di dalam program yang dilakukan. Berdasarkan

beberapa pendapat para ahli tentang pengertian strategi

diatas, terlihat bahwa konsep strategi memiliki makna yang beragam.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana

berupa tindakan yang digunakan oleh sebuah organisasi dalam mewujudkan

tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Assauri (2016:7), fungsi dari strategi pada dasarnya adalah

upaya yang dilakukan agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan

secara efektif dan efisien. Untuk itu, ada enam fungsi yang harus dilakukan

secara simultan, yaitu:

1. Mengkomunikasikan suatu maksud atau tujuan (visi) yang ingin dicapai

kepada orang lain.

2. Menghubungkan dan mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang

didapatkan sekarang sekaligus mengidentifikasi adanya peluang-peluang

baru yang muncul.

3. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang

dicapai sekarang sekaligus mengidentifikasi adanya peluang-peluang baru

yang muncul.
17

4. Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya potensial yang

lebih banyak dari apa yang digunakan sekarang ini.

5. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi

yang akan dilakukan kedepannya.

6. Menanggapi serta bereaksi atas apa yang menjadi keadaan baru dihadapi

sepanjang waktu.

Menurut Mintzberg (2007), konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup

lima arti yang saling terkait, yaitu :

1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah dan tujuan yang ditempuh

organisasi secara rasional sehingga dapat mewujudkan tujuan-tujuan jangka

panjang organisasi.

2. Acuan yang berkenan dengan apa penilaian konsistensi ataupun

inkonsistensi perilaku yang ada serta tindakan yang dilakukan oleh sebuah

organisasi.

3. Sudut yang diposisikan oleh sebuah organisasi saat ingin memunculkan

aktivitasnya.

4. Suatu perspektif yang menyangkut tentang visi yang terintegrasi antara

organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.

5. Rincian langkah taktis yang dilakukan oleh organisasi yang berisi informasi

atau data untuk mengelabui para pesaing yang ada.

Jadi, strategi merupakan hal yang sangat penting karena strategi mendukung

tercapainya suatu tujuan organisasi. Strategi mendukung sesuatu hal yang unik
18

dan berbeda dari lawan atau pesaing. Strategi dapat pula mempengaruhi

kesuksesan sebuah organisasi karena pada dasarnya strategi dapat dikatakan

sebagai rencana untuk mencapai tujuan jangka panjang.

1. Sumber-Sumber Strategi

Menurt Harold (1990) Untuk memahami timbulnya strategi, maka

ada baiknya meninjau beberapa sumber utama dari strategi yaitu:

a. Sumber Asal (Originated)

Sumber strategi atau kebijakan yang paling logis adalah

manajemen puncak, yang menetapnya sebagai pedoman bagi bawahan

dalam pelaksanaan tugas-tugas mereka.

b. Himbauan (Appealed)

Dalam praktek, barangkali hampir semua kebijakan dan bahkan

strategi tertentu berasal dari himbauan yang timbul dari kasus-kasus

luar biasa yang dinaikkan kepada hirarki wewenang manajemen.

c. Tersirat (Implied)

Bukan hal yang luar biasa apabila kebijakan dan bahkan strategi

timbul dari tindakan-tindakan yang dipandang dan diyakini orang-

orang sebagai kebijakan atau strategi.

d. Berasal dari luar (Externally Imposed)

Dewasa ini sebagian besar strategi atau kebijakan secara eksternal

terbentuk karena pengaruh pemerintah, serikat dagang, dan asosiasi-

asosiasi perdagangan.
19

2. Pentingnya Strategi

Menurut Supriyono (1998:8) Dalam mempelajari strategi, kita perlu

mengetahui arti penting dan manfaat strategi. Banyak sekali arti penting dan

manfaat strategi, antara lain:

a. Strategi merupakan cara untuk mengantisipasi tantangan-tantangan dan

kesempatan-kesempatan masa depan pada kondisi lingkungan

perusahaan yang sangat cepat berkembang.

b. Strategi dapat memberikan tujuan dan arah perusahaan dimasa depan

yang jelas bermanfaat pada semua karyawan untuk:

1) Mengetahui dari apa yang diharapkan karyawan dan kemana arah

tujuan perusahaan

2) Dapat digunakan untuk mempertimbang sebagai alternative.

3) Mengurangi hambatan-hambatan untuk berubah.

c. Pada saat ini, strategi banyak dipraktekkan di industri karena membuat

tugas para eksekutif puncak menjadi lebih mudah dan kurang berisiko.

d. Strategi adalah kacamata yang bermanfaat untuk memonitor apa yang

dikerjakan dan terjadi di dalam organisasi, dapat memberikan sumbangan

terhadap kesuksesan perusahaan atau sebaliknya.

3. Indikator Strategi

Menurut Umar (2010:17) terdapat tiga tingkatan strategi, yaitu:

a. Strategi Korporasi

Strategi ini menggambarkan arah organisasi secara menyeluruh

mengenai sikap organisasi secara umum terhadap arah pertumbuhan dan


20

manajemen berbagai program dan lini produk untuk mencapai

keseimbangan produk dan jasa yang dipasarkan.

b. Strategi Unit Bisnis

Strategi ini biasanya dikembangkan pada level divisi atau departemen

dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa

perusahaan yang terjadi dalam industrinya atau segmen pasar yang dilayani

oleh divisi atau departemen tersebut. Strategi bisnis umumnya menekankan

pada peningkatan keuntungan produksi dan penjualan. Strategi bisnis yang

diimplementasikan merupakan salah satu strategi yang overall cost

leadership, atau diferensiasi.

c. Strategi Fungsional

Strategi ini menekankan terutama pada maksimalkan sumber daya

yang ada secara produktif. Dalam batasan oleh organisasi dan strategi bisnis

yang berada di sekitar, departemen fungsional sebagai fungsi-fungsi

Pemasaran, Keuangan, Sumber Daya Manusia, Produksi-Operasi

mengembangkan strategi untuk mengumpulkan secara bersama berbagai

aktivitas dan kompetensi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja

perusahaan.

Sedangkan menurut Koteen dalam Salusu (2008:104) terdapat empat

tipe strategi, yaitu:

a. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

Strategi ini berkaitan dengan apa yang menjadi perumusan misi,

tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif strategi yang baru. Pembatasan-


21

pembatasan diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa hal

tersebut.

b. Strategi Program (Program Strategy)

Strategi ini lebih memberi perhatian kepada implikasi-implikasi

strategi dari suatu program. Apa kira-kira dampaknya sehingga suatu

program dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya sehingga sasaran

organisasi tersebut.

c. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

Strategi sumber daya ini memusatkan perhatiannya pada

memaksimalkan pemanfaatan sumber -sumber daya penting yang tersedia

guna meningkatkan kualitas kinerja sebuah organisasi. Sumber daya itu

dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya.

d. Strategi Kelembagaan (Institution Strategy)

Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan

sebuah organisasi untuk melaksanakan atau menjalankan inisiatif-inisiatif

strategi. Pada umumnya bentuk-bentuk strategi yang telah dikemukakan,

secara garis besar menjelaskan hal yang sama yaitu tingkatan atau tipe - tipe

strategi apa saja yang dapat digunakan dalam mengembangkan organisasi.

D. Strategi Pengembangan

Strategi pengembangan adalah cikal bakal tindakan yang menuntut

keputusan yang diambil manajemen puncak dalam hal pengembangan usaha

untuk dapat merealisasikannya. Disamping itu, strategi pengembangan juga

dapat mempengaruhi kehidupan sebuah organisasi dalam jangka panjang,


22

paling tidak terjadi selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi

pengembangan adalah berorientasi kepada masa depan. Strategi

pengembangan mempunyai fungsi dalam perumusan dan mempertimbangkan

faktor-faktor yang ada di internal maupun eksternal yang dihadapi sebuah

organisasi (David, 2004).

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana dalam jangka

panjang untuk manajemen yang efektif dari kesempatan dan ancaman sekitar

, dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. Strategi yang dirumuskan

sangat bersifat spesifik tergantung dengan kegiatan yang bersifat fungsional

manajemen (Hunger and Wheelen, 2003). Perumusan strategi mencakup hal

kegiatan mengembangkan visi dan misi suatu usaha organisasi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal sebuah organisasi, memilih

kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, menetapkan sebuah

tujuan jangka panjang sebuah organisasi, membuat berbagai strategi alternatif

untuk sebuah organisasi, dan memilih strategi yang baik untuk digunakan

organisasi (David, 2004).

Strategi pengembangan usaha dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) tipe

strategi yaitu:

1.Strategi manajemen

2.Strategi investasi

3.Strategi bisnis
23

Suatu strategi dikatakan sebagai strategi pengembangan jika secara

sengaja organisasi mendesain strategi yang hendak meningkatkan status,

kapasitas, dan sumber daya yang pada ujungnya akan melahirkan postur

organisasi baru yang berbeda di masa depan. Organisasi sepenuhnya

diletakkan dan dioperasikan dalam mode pengembangan.

Bryson dalam Swarsono (2012:86) strategi dikatakan sebagai

strategi pengembangan jika strategi tersebut berusaha menciptakan masa

depan baru yang lebih baik. Pilihan pada strategi ini baru bisa dilaksanakan

jika dukungan yang berasal dari lingkungan eksternal organisasi memadai.

Bahkan ia menambahkan bahwa sistem perencanaan formal dapat

digunakan untuk memberikan panduan dalam merancang jenis strategi ini.

Untuk melihat strategi pengembangan BUMDes Sipurennu peneliti

menggunakan teori menurut koteen dalam salusu (2008:104) dengan

menggunakan tiga indikator yaitu

1. Strategi organisasi (Corporate Strategy)

Strategi ini berkaitan dengan apa yang menjadi perumusan misi,

tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif strategi yang baru. Pembatasan-

pembatasan diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa hal

tersebut.

a. Visi

Menurut Kuncoro (2006) visi merupakan hal yang sangat

penting sebagai arah strategi dan pedoman melaksanakan strategi yang

diformulasikan. Visi yang baik (vision of succes) dapat didefinisikan


24

sebagai deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh BUMDes

Sipurennu setelah BUMDes Sipurennu mengimplementasikan

strateginya yaitu dengan program yang dijalankan dan mencapai potensi

sepenuhnya.

b. Misi

Menurut Tunggal (2011:22) misi merupakan identifikasi

bidang usaha yang dilakukan organisasi untuk beroperasi yaitu

pelanggannya yang dilayani, produk, jasa yang disediakan organisasi

dan lokasi tempat beroperasinya usaha. Misi hendaknya juga

mengkomunikasikan tentang sebuah filosofi dasar yang akan

mengarahkan pengurus organisasi dalam beroperasi.

2. Strategi sumber daya (Resource Support Strategy)

Strategi sumber daya ini memusatkan perhatiannya pada

memaksimalkan pemanfaatan sumber -sumber daya penting yang

tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja sebuah organisasi. Sumber

daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya.

a. Sarana dan prasarana

Menurut KBBI (2020) sarana adalah segala sesuatu hal yang

dapat digunakan sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan

tertentu sebuah organisasi. Prasarana adalah segala sesuatu hal yang

merupakan penunjang utama sebuah organisasi sehingga dapat

terselenggaranya suatu proses.


25

b. Sumber daya alam

Menurut Ahmad (2019) Sumber daya alam adalah sesuatu

yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal kepentingan dan

kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di

sekitar alam lingkungan hidup kita.

c. Sumber daya manusia

Menurut pendapat dari Sumarsono (2003:4) sumber daya

manusia (SDM) merupakan jasa atau usaha kerja yang bisa

diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain, SDM

menggambarkan kualitas sebuah usaha yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok dalam jangka waktu tertentu untuk dapat

menghasilkan suatu barang dan jasa.

d. Sumber daya finansial

Menurut Delfa dkk (2019:105) sumber daya finansial adalah

keuangan ataupun biaya yang digunakan dalam perencanaan

strategik melalui pengadaan dan penggunaan sumber daya yang

diperlukan untuk mencapai suatu maksud tertentu.

3. Strategi program (Program Strategy)

Strategi ini lebih memberi perhatian kepada implikasi-

implikasi strategi dari suatu program tertentu yang ingin dijalankan.

Apa kira-kira dampak yang diberikan apabila suatu program

diperkenalkan atau dilancarkan, apa dampak yang diberikan bagi

sasaran organisasi tersebut.


26

Menurut Silalahi (2005: 43) implikasi adalah akibat yang

ditimbulkan oleh sebuah organisasi dari adanya implementasi suatu

kebijakan atau program, yang dapat bersifat baik atau buruk terhadap

pihak yang terkait yang menjadi sasaran pelaksanaan program atau

kebijakan hal tersebut.

Berkaitan dengan penelitian ini, bentuk indikator strategi yang paling

relevan dengan penelitian ini diantaranya Strategi Organisasi (Corporate

Strategy), Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy),

dan Strategi Program (Program Strategy). Strategi organisasi dibutuhkan

untuk mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan

inisiatif-inisiatif strategi dilihat dari keterkaitan visi dan misi dengan

program di BUMDes Sipurennu. Selanjutnya untuk Strategi pendukung

sumber daya dapat berupa pemanfaatan sumber daya seperti sarana dan

prasarana, sumber daya manusia, dan sumber daya finansial. Kemudian

untuk strategi program dapat berupa berbagai kegiatan peningkatan

ekonomi pada unit usaha yang sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai

sebuah organisasi, sehingga hasilnya juga dapat dirasakan langsung oleh

sasaran organisasi tersebut. Untuk melihat strategi program tersebut dilihat

dari dampak yang diberikan baik untuk organisasi maupun masyarakat.

E. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Badan Usaha Milik Desa yang disingkat menjadi BUMDes merupakan

suatu lembaga/usaha yang dikelola pemerintah dan masyarakat desa yang

bertujuan untuk memperkuat perekonomian desa.


27

Definisi BUMDes Menurut Maryunani (2008) BUMDes adalah

lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat setempat dan pemerintah

desa dalam upaya meningkatkan perekonomian desa dan membangun

kerekatan sosial masyarakat setempat yang dibentuk berdasarkan kebutuhan

dan potensi desa yang ada.

BUMDes merupakan suatu usaha/lembaga yang memiliki fungsi untuk

membangun perekonomian desa melalui usaha yang dikembangkan dalam

rangka memperoleh suatu hasil (keuntungan atau laba).

BUMDes merupakan suatu lembaga yang dipercaya sebagai badan

usaha yang mampu membantu pemerintah dan masyarakat desa untuk

mengembangkan sekaligus memenuhi kebutuhan sehari-hari, menjadi peluang

usaha, menambah wawasan masyarakat desa baik dengan cara

mengembangkan potensi desa maupun memanfaatkan sumber daya alam desa.

BUMDes dapat menjadi pertimbangan untuk menyalurkan apa yang menjadi

inisiatif masyarakat desa, potensi desa, mengelola dan memanfaatkan potensi

- potensi Sumber Daya Alam (SDA) desa serta mengoptimalkan atau

mamaksimalkan Sumber Daya Manusia (Warga Desa).

Keberadaan BUMDes secara umum dimaksudkan untuk meningkatkan

kemandirian desa serta untuk memperkuat perekonomian desa, demi

mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Mengingat dengan adanya

BUMDes, desa diberikan hak penuh untuk mengelola dan mengembangkan

potensi desa tanpa intruksi dari pemerintah dan kelompok tertentu. Oleh sebab

itu pemerintah dan masyarakat desa dituntut untuk mandiri. Dalam hal ini
28

untuk menopang sifat kemandirian dari pemerintah dan masyarakat desa maka

diperlukan prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif dan emansipatif,

transparansi, serta sustainable agar BUMDes dapat dijalankan dengan baik dan

optimal, selain itu harus didasarkan oleh kemauan (kesepakatan) masyarakat

banyak serta kemampuan setiap anggota untuk lebih mandiri dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya, baik untuk kepentingan produksi dan konsumen.

Terciptanya Badan Usaha Milik Desa dikarenakan, sudah dititik

beratkan bahwa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan

pemerintah, desa dapat mendirikan sebuah Badan Usaha Milik Desa. Sebagai

lembaga komersial dengan institusi sosial ekonomi BUMDes harus mampu

berkompetensi ke luar desa serta harus berpihak pada pemenuhan kebutuhan

masyarakat baik dari segi prokduktif maupun konsumtif dengan pelayanan

distribusi penyediaan barang dan jasa, yakni hal ini mampu diwujudkan dalam

pemenuhan pengadaan kebutuhan masyarakat desa yang tidak memberatkan

seperti harga yang lebih murah dan mudah didapatkan dan lebih

menguntungkan, tetapi dalam hal ini BUMDes harus tetap memperhatikan

efisiensi serta efektifitas dalam kegiatan sektor riil dan lembaga keuangan yang

berlaku sebagai lembaga keuangan mikro.

Menurut Purnomo (2004) maksud dan tujuan dari pembentukan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) yakni :

Maksud pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah :

1. Menumbuhkembangkan perekonomian desa

2. Meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah


29

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan jasa bagi

peruntukan hajat masyarakat desa

4. Sebagai perintis bagi kegiatan usaha desa.

Adapun tujuan dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah :

a. Meningkatkan peranan masyarakat yang ada desa dalam mengelola

sumber-sumber pendapatan lain yang sah.

b. Menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi masyarakat desa, dan unit-

unit usaha desa.

c. Menumbuhkembangkan usaha sektor informal untuk dapat menyerap

tenaga kerja masyarakat di desa.

d. Meningkatkan kreaktifitas berwirausaha desa masyarakat yang

berpenghasilan rendah.

BUMDes sebagai lembaga pengembangan potensi desa diperkirakan

muncul sebagai kekuatan ekonomi baru di wilayah pedesaan. UU No. 6 tahun

2014 tentang payung hukum yang diberikan desa atas BUMDes sebagai pelaku

ekonomi yang mengelola potensi desa secara kolektif dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa. Secara subtansial, UU No. 6 tahun 2014

mengerakkan sekaligus mendorong desa untuk pemenuhan pelayanan desa

kepada masyarakat dengan subjek pembangunan. Keberadaan BUMDes

menjadi suatu lembaga yang memunculkan pusat ekonomi di desa dengan

semangat ekonomi kolektif. Mengingat BUMDes sebagai lembaga ekonomi

yang bermodal usaha, yaitu sebagai salah satu pembangunan desa bersifat

mandiri yang dapat berjalan dengan percaya diri bahwa sudah berhasil
30

mengatur rumah tangganya sendiri dan menciptakan sebuah desa yang mandiri

yang tidak hanya bergantung pada anggaran dana desa yang telah diberikan

oleh pemerintah.

Untuk mengetahui seberapa jauh BUMDes berperan dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat, beberapa indikator kemajuan

ekonomi yang harus diperhatikan. Daerah dapat dikatakan maju atau tidak,

ditinjau dari apa yang menjadi keadaan ekonomi, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif. Kondisi perkembangan dapat dilihat dari parameter-parameter

(Farida, 2011) berikut :

1. Pendapatan per kapita

2. Tingkat Pertumbuhan ekonomi desa

3. Kegiatan perekonomian utama

4. Ketersediaan modal usaha

5. Pemanfaatan SDA di Desa

6. Pertumbuhan penduduk

7. Kepadatan penduduk

8. Tingkat pengangguran

9. Keadaan sosial budaya

10. Kemajuan teknologi

Peranan dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terhadap

peningkatan perekonomian desa, Menurut Seyadi (2003) adalah sebagai

berikut :
31

1. Pembangunan dan pengembangan potensi dan kemampuan ekonomi

masyarakat desa pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan social

dan ekonomi.

2. Berperan secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian desa dengan adanya BUMDes sebagai

pondasinya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

masyarakat desa setempat.

5. Membantu para masyarakat setempat untuk meningkatkan penghasilan

sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan dan kemakmuran

masyarakat.

Dari peranan tersebut kita dapat mengetahui bahwa BUMDes

mempunyai posisi penting dalam desa. Sehingga perlu diketahui bagaimana

BUMDes itu berjalan sebagaimana mestinya.

F. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis pelaksanaan dari strategi

pengembangan BUMDes dengan teori strategi dari Koteen. Peneliti memilih

untuk menggunakan teori ini disebabkan peneliti menganggap teori ini relevan,

dapat melihat dan menjelaskan pelaksanaan pengembangan BUMDes serta

proses pencapaian tujuan BUMDes Desa Pitumpidange. Berikut tahapan


32

tahapan strategi pengembangan organisasi yang peneliti ambil sebagai acuan

yaitu :

Menurut Koteen dalam Salusu (2008:104) ada tiga tipe strategi yang

dipakai, yaitu:

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

2. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

3. Strategi Program (Program Strategy)

Adapun kerangka pikir yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

Bagan Kerangka Pikir


Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa
Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone

Strategi Pendukung Sumber Strategi Program (Program


Strategi Organisasi
Daya (Resource Support Strategy)
(Corporate Strategy)
Strategy) 1. Dampak Program Terhadap
1. Visi 1. Sarana dan Parasarana
2. Misi Organisasi
2. Sumber Daya Alam 2. Dampak Program Terhadap
3. Sumber Daya Manusia Masyarakat
4. Sumber Daya Finansial

Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Masyarakat di Desa


Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone

Gambar. 1.1
Kerangka Pikir
33

G. Fokus Penelitian

Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Strategi

menurut Koteen. Berdasarkan teori tersebut, maka fokus penelitian ini

berfokus pada Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Desa Pitumpidange, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Fokus penelitian

ini mengacu pada indikator di bawah ini :

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy) dengan melihat dimensinya

yaitu, Visi dan Misi

2. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy) dengan

melihat dimensinya yaitu, Sarana dan prasarana, Sumber daya alam,

Sumber daya manusia, dan Sumber daya finansial

3. Strategi Program (Program Strategy) dengan melihat dimensinya yaitu,

Implikasi program terhadap organisasi dan Implikasi porgram terhadap

masyarakat.

H. Deskripsi Fokus Penelitian

Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa

Pitumpidange, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Fokus penelitian ini

mengacu pada indikator di bawah ini :

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

Strategi organisasi berkaitan dengan visi misi BUMDes Sipurennu

dengan program yang ada. Dalam tipe corporate strategy ini, strategi yang

dihasilkan tidak terlepas dari visi, misi BUMDes Sipurennu.


34

a. Visi di BUMDes Sipurennu menjadi arah untuk membuat program atau

usaha dilihat dari keterkaitan antara visi dengan program yang

dijalankan.

b. Misi di BUMDes Sipurennu menjadi patokan untuk menjalankan

sebuah program dilihat dari keterkaitan antara misi dengan program

yang dijalankan.

2. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

Strategi sumber daya dilihat dari memaksimalkan pemanfaatan sumber

daya esensial yang tersedia sehingga dapat meningkatkan kualitas BUMDes

Sipurennu. Strategi pendukung sumber daya merupakan suatu strategi yang

memanfaatkan segala sumber daya yang ada di Desa Pitumpidange. Sumber

daya tersebut termasuk didalamnya yaitu sarana dan prasarana, sumber daya

alam, sumber daya manusia, serta sumber daya finansial

a. Sarana dan prasarana, adanya sarana dan prasarana yang menunjang yang

di sediakan oleh BUMDes Sipurennu yang dapat digunakan masyarakat

Desa Pitumpidange.

b. Sumber daya alam, pemanfaatan sumber daya alam oleh BUMDes

Sipurennu untuk pengembangan program yang dijalankan.

c. Sumber daya manusia, adanya pelatihan yang di lakukan oleh BUMDes

Sipurennu baik untuk pengurus BUMDes maupun masyarakat Desa

Pitumpidange.
35

d. Sumber daya finansial, pemanfaatan sumber dana secara maksmimal

untuk program atau usaha yang dijalankan yang berasal dari Dana Desa

maupun dana bergulir.

3. Strategi Program (Program Strategy)

Strategi ini berbicara tentang implikasi atau dampak. Strategi ini lebih

memberi perhatian kepada dampak yang diberikan dari program yang

dijalankan oleh BUMDes Sipurennu sehingga dapat diketahui strategi

program yang digunakan sudah tepat atau belum

a. Implikasi program terhadap organisasi, melihat program apa saja yang

dapat memberikan keberlangsungan hidup BUMDes Sipurennu dilihat

dari usaha yang memberikan keuntungan yang besar.

b. Implikasi program terhadap masyarakat, melihat program atau usaha

apa saja yang memberikan efek secara langsung di masyarakat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

selama dua bulan. Lokasi penelitian yang diambil ialah Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Sipurennu yang ada di Desa Pitumpidange, Kecamatan

Libureng Kabupaten Bone. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan karena

BUMDes Sipurennu menjadi salah satu BUMDes di kecamatan Libureng yang

cukup berkembang dan berprestasi . BUMDes ini baru berdiri pada tahun 2016.

Meskipun masih terlihat dini, BUMDes ini telah menunjukkan

perkembangannya. BUMDes Sipurennu telah mengembangkan teknologi tepat

guna yaitu adanya mesin traktor yang multi fungsi, pupuk cair, dan kerajinan

tangan lainnya. Semua hasil dari keluaran BUMDes Sipurennu telah di

pamerkan di Pada kegiatan Bursa Inovasi Desa region 1 tahun 2019.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan

pendekatan fenomenologi. Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan

yang berasal dari kesadaran atau cara kita memaknai suatu obyek penelitian yaitu

strategi pengembangan BUMDes Sipurennu dari pengalaman seseorang secara

sadar, dengan melakukan interaksi melalui wawancara. selain itu juga

fenomenologi merupakan gagasan realita, fakta sosial atau fenomena sosial yang

terjadi seputar Strategi Pengembangan BUMDes Sipurennu yang menjadi

35
36

masalah penelitian. Metode ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana

strategi pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa

Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone dengan menggambarkan

keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang didapat dari hasil

wawancara, dokumentasi dan observasi yang berkaitan dengan strategi

pengembangan BUMDes Sipurennu yang berada di Desa Pitumpidange

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Kemudian, tipe penelitian Fenomenalogi

digunakan peneliti untuk menyesuaikan atau membandingkan fakta yang ada di

lapangan dengan penggunaan teori dan mencoba memberikan pemecahan

terhadap permasalahan.

C. Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan seseorang yang memiliki informasi atau

mempunyai keterkaitan dengan objek penelitian yaitu Strategi Pengembangan

BUMDes yang disebut dengan narasumber. Peneliti dalam memperoleh data

yakni data yang didapatkan dari hasil wawancara peneliti dengan para

narasumber. Dalam penelitian ini, informan yang diwawancarai adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1
Daftar nama-nama informan penelitian

No. Nama Inisial Keterangan

1. Andi Muh. Amran, S.T., M.S.P AMA Kepala Desa


Pitumpidange
2. Kasmawati, SE K Ketua BUMDes
Sipurennu
3. Sugima, SE S Bendahara BUMDes
Sipurennu
37

4. Murni M Masyarakat Desa


Pitumpidange
5. Muh Rizal MR Masyarakat Desa
Pitumpidange

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada penelitian ini dengan

tepat dan akurat, maka Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung yang dilakukan

terhadap kondisi yang terjadi di lokasi penelitian. Observasi dilakukan

untuk melihat dan mengamati sebuah objek secara langsung tentang

keadaan yang ada di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang

lebih luas mengenai topik yang diteliti. Observasi yang digunakan peneliti

yaitu observasi pasif, peneliti tetap bisa mengamati objek penelitian tanpa

harus mengikuti segala kegiatan yang dilakukan oleh objek yang sedang

diteliti.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai bentuk Teknik pengumpulan data

ketika peneliti ingin melakukan sebuah studi pendahuluan untuk

menemukan sebuah permasalahan yang harus diidentifikasi, dan juga

peneliti ingin mendapatkan hal-hal dari narasumber yang lebih mendalam.

Jadi dengan adanya wawancara, maka peneliti dapat mengetahui hal-hal

yang lebih terperinci dalam mengidentifikasi situasi dan fenomena


38

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan teknik pengumpulan data dari catatan

kejadian yang sudah berlalu. Dokumen pada umumnya berbentuk tulisan,

gambar, maupun karya-karya yang berkesan dari seseorang, studi ini

merupakan pelengkap dari penggunaan observasi dan wawancara. Dalam

penelitian ini, data-data yang dapat dijadikan informasi yaitu data-data dan

dokumen - dokumen tertulis yang ada kaitannya dengan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Sipurennu Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses identifikasi dan menata secara teratur data

yang didapat dari hasil wawancara narasumber, catatan lapangan, dan bahan

lainnya, sehingga dapat mudah dimengerti dan temuannya dapat

diinformasikan secara seksama kepada khalayak banyak. Aktivitas dalam

menganalisis data kualitatif meliputi:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, memilih hal-hal yang pokok, dicari tema dan bentuknya dan

menghilangkan yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

dipotong atau dikurangi akan memberikan pola yang jelas, dan

mempermudah peniliti untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan mencari

data bila diperlukan. Data yang diperoleh peneliti dilapangan kemudian

dipilih melalui reduksi data sehingga didapatkan data yang berfokus dan
39

berhubungan dengan penelitian atau tidak. Dalam penelitian ini, proses

mereduksi data dilakukan dengan cara memilih serta menyeleksi data yang

ada di BUMDes yang telah diperoleh, lalu memfokuskan pada berbagai data

yang ada berkaitan tentang Strategi Pengembangan BUMDes Sipurennu.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan pembagian suatu pemahaman peneliti

mengenai hasil penelitian. Penyajian data dapat mempermudah peneliti

dalam melihat pola secara menyeluruh dari penelitian. Pada penelitian ini,

penyajian data yang digunakan peneliti pada data yang telah direduksi

dengan cara mendeskripsikan hasil temuan dilapangan dan wawancara

dengan informan yang ada kemudian didukung oleh dokumen-dokumen,

tabel data, foto maupun gambar yang berkaitan dengan penelitian di

BUMDes Sipurennu.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Pengambilan kesimpulan adalah bagian tahap akhir dalam berbagai

rangkaian analisis data kualitatif. Kesimpulan awal yang disampaikan masih

bersifat sementara dan berubah – ubah apabila tidak ditemukan bukti yang

kuat yang dapat mendukung pada tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data.

Apabila kesimpulan yang disampaikan pada tahap awal, dapat mendukung

bukti yang valid dan tidak berubah saat peneliti kembali pada objek

penelitian yang ada di lapangan untuk mengumpulkan data, sehingga

kesimpulan yang disampikan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam

penelitian ini, pengambilan kesimpulan dilakukan dengan cara mengambil


40

intisari dari serangkaian kategori yang ada dalam hasil penelitian

berdasarkan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi hasil penelitian

di BUMDes Sipurennu.

Pengumpulan Penyajian
Data Data

Reduksi Penarikan
Data
Kesimpulann

Sumber: Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2016:246)


Gambar 1.2
Teknik Analisis Data

F. Teknik Pengabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti, temuan atau data

dikatakan valid atau sah apabila adanya kesamaan antara yang dilaporkan

peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada objek yang sedang di diteliti.

Teknik mengecek keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu hal yang lain diluar data untuk keperluan tertentu seperti pengecekan

ataupun sebagai pembanding terhadap data. Triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diterjemahkan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber,

dan berbagai waktu yang ada. Dengan demikian penelitian ini terdapat

triangulasi sumber, dan triangulasi waktu.


41

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang ada dan diperoleh melalui wawancara dengan

pertanyaan yang sama dengan berbagai narasumber yang relevan.

2. Triangulasi Waktu

Waktu sering mempengaruhi kredibilitas data yang ada. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara dengan narasumber pada waktu

yang berbeda dengan pertanyaan yang sama akan memberi data yang lebih

valid sehingga lebih mempuyai kredibelitas.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil Desa Pitumpidange

Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone secara

geografis terletak di 110𝑜 48’ 55,12” BT dan terletak di 7𝑜 02’ 27,52” LS.

Secara tipografi Desa Pitumpidange termasuk dalam kategori daerah

dataran rendah dengan ketinggian ± 50 Meter dari permukaan laut (mdpl)

Adapun batas-batas wilayah desa Pitumpidange Kecematan Libureng

Kbupaten Bone adalah sebagai berikut

a. Sebelah utara : Desa Wanuawaru Kecamatan Libureng

b. Sebelah timur : Desa Suwa Kecemattan Libureng

c. Sebealah selatan : Desa Polewali Kecematan Libureng

d. Sebelah barat : Desa Tappale, Desa Laburasseng dan Desa

Mattiro Walie Kecamatan Patimpeng

Luas wilayah Desa Pitumpidange 20,29 K𝑚2 yang terdiri dari empat

dusun yaitu Dusun Parigi, Dusun Samaenre, Dusun Bone-Bone dan Dusun

Pattiro. Jarak dari Ibukota kecamatan 8 Km, dari kabupaten 85 Km dari

provinsi 159 Km. Jumlah penduduk desa Pitumpidange sebanyak 1.817

jiwa yang terdiri dari 888 laki-laki dan 983 perempuan dengan jumlah

kepala keluarga sebanyak 557 KK.

42
43

a. Visi Misi Desa Pitumpidenge

1) Visi

Terwujudnya Pitumpidange sebagai Desa yang mandiri berbasis

pertanian, untuk mencapai masyarakata yang sehatt, cerdas dan

lebih sejahtera.

2) Misi

a.) Menciptakan suasana aman dantertib dalam kehidupan

bermasyarakat.

b.) Menyelenggarakan urusan pemerintahan Desa Secara benar,

terbuka, dan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

c.) Melaksanakan pembangunan Desa berdasarkan Demokrasi,

Kebersamaan, Keadilan, dan berwawasan lingkungan serta

kemandirian.

d.) Meningkatkan peran organisasi keagamaan dalam

permberdayaan umat.

e.) Berupaya membina dan mengembangkan seluruh aspek

potensial yang dimiliki Desa Pitumpidange, sehingga bisa

terwujud masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

b. Jumlah Penduduk per Dusun

Jumlah Penduduk terbanyak berada di Dusun Samaenre,

sedangkan Dusun yang berpenduduk rendah terdapat di Bone-Bone.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :


44

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk per Dusun
Dusun Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total

1. Parigi 276 235 511

2. Samaenre 152 241 393

3. Pattiro 241 289 530

4. Bone-Bone 219 218 437

Total 888 983 1871

Sumber : Sistem Database Desa (SDD) dalam Angka (2020)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk dusun parigi

jenis kelamin laki-laki 276 dan perempuan 235, Jadi totalnya 511.

Dusun Samenre jenis kelamin laki-laki 152 dan perempuan 241 dengan

jumlah total 393. Dusun Pattiro jenis kelamin laki-laki 241 dan

perempuan 289 jadi jumlahnya 530. Sedangkan Dusun Bone-bone

jumlah laki-laki219 dan perempuan 218 jadi jumlahnya 437. Dari

gambaran ini menunjukkan jumlah keseluruhan penduduk Desa

pitumpidange jenis kelamin laki-laki adalah 888 dan perempuan adalah

983 jadi totalnya adalah 1871.

c. Jenis Pekerjaan

Penduduk usia kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas.

Jenis pekerjaan di Desa Pitumpidange dominan pada jenis mata

pencaharian pertanian.
45

Tabel 4.2
Komposisi Penduduk Desa Pitumpidange Umur 15 tahun keatas
Menurut Mata Pencaharian
Lapangan Pekerjaan Jumlah

Petani 391
Pedagang / Wiraswasta 18
PNS / TNI / Polri 65
Karyawan Perusahaan / Swasta 45
Nelayan 0
Tenaga Kontrak / Sukarela 30
Buruh / Tenaga Lepas 25
Pensiunan 17
Tidak bekerja 47
Total 638
Sumber Data : Sistem Database Desa (SDD) Desa Pitumpidange (2020)

Tabel 4.2 menunjuukkan Komposisi Desa Pitumpidange yang

berumur 15 tahun keatas menurut mata pencahariannya yaitu petani 391

orang, pedagang/wiraswasta 18 orang, PNS/TNI/Polri 65 Orang,

Karyawan Perusahaan/Swasta 45 Orang, nelayan tidak ada, tenaga

kontrak/sukarela 30 orang, buruh/tenaga lepas 25 orang, Pensiunan 17

Orang, tidak bekerja 47 Orang. Jadi Jumlah keseluruhan adalah 638

Orang.

d. Keadaan Sosial

Masyarakat Desa Pitumpidange merupakan masyarakat religious

dan masih melekat rasa gotong-royong yang tinggi. Hal tersebut dapat

kita lihat bahwa seluruh masyarakat Desa Pitumpidange adalah pemeluk


46

Agama Islam.Dan hampir setiap kampung memiliki tempat ibadah yang

dibangun dengan swadaya maupun bantuan dari pihak luar/pemerintah.

Disamping itu, tradisi yang ada tetap dipelihara dan dijadikan

sebagai motivasi yang mempererat persatuan dan kebersamaan dalam

kehidupan bermasyarakat, baik yang tinggal di dalam desa maupun di

daerah perantauan.

e. Pendidikan

Masyarakat Desa Pitumpidange rata-rata tingkat pendidikan yang

dimiliki adalah tingkat sekolah dasar. Akan tetapi tingkat kesadaran

masyarakat terhadap pendidikan semakin meningkat. Faktor ini

dipengaruhi dengan semakin lancarnya transportasi karena perbaikan

infrastruktur jalan dan tersedianya fasilitas Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan juga memiliki Sekolah Menengah Atas.

f. Kesehatan

Dalam memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat akan pelayanan

kesehatan, maka Pemerintah Desa telah membangun fasilitas pelayanan

kesehatan masyarakat, dalam hal ini adalah pembangunan Posyandu dan

Pustu. Sampai sekarang terdapat 2 Posyandu yang terletak di Dusun

Samaenre dan 1 Pustu yang terletak di Dusun Bone-Bone. Dan

posyandu tersebut bukan hanya diperuntukkan untuk menimbang

Balita, akan tetapi juga dijadikan sarana pelayanan kesehatan untuk

anak, ibu/bapak dan manula.


47

Dan selanjutnya di bawah ini dapat kita lihat Sarana dan Prasarana

Sosial yang ada di Desa Pitumpidange

Tabel 4.3
Sarana dan prasaran Desa Pitumpidange
NO. SARANA DAN PRASARANA VOLUME

1. Sarana ibadah :

- Mesjid 3 Unit

- Musholla 3 Unit

2. Sarana Pendidikan :

- SD 3 Unit

SMP/MTS 1 Unit

SMA 1 Unit

3. Sarana dan Prasarana Kesehatan :

Pustu 1 Unit

- POSYANDU 2 Unit

4 - Sarana Pemuda dan Olah Raga :

- Lapangan Bola Volley 4 buah

- Lapangan Bulu Tangkis 3 buah

Lapangan Sepak Takraw 1 buah

Sumber Data : Sistem Database Desa (SDD) Desa Pitumpidange (2020)


48

g. Keadaan Ekonomi

Desa Pitumpidange merupakan desa agraria. Hal tersebut dapat kita lihat

bahwa sebagian besar wilayah desa diperuntukkan untuk lahan pertanian

dan perkebunan.

Tabel 4.4
Status Kepemilikan Sawah Kepala Keluarga
Dusun Kepemilikan Sawah

Milik Sewa Bagi Tanah Lebih dari 2 Tidak Total

Sendiri Hasil Negara Kepemilikan Punya

1. Parigi 90 6 13 - 1 - 110

2. Samaenre 56 - 1 - - - 57

3. Bone- 93 8 15 - 1 - 117

Bone

4. Pattiro 5 - 1 - - - 6

Total 244 14 28 - 2 - 290

Sumber Data : Sistem Database Desa(SDD) Desa Pitumpidange (2020)

Pada Tabel 4.4 menunjukkan status Kepemilikan Sawah Kepala

Keluarga di Tiap dusun. Dusun Parigi Milik Sendiri 90 Kepala Keluarga,

Sewa 6 Kepala Keluarga, Bagi Hasil 13 Kepala Keluarga, Tanah Negara

Tidak ada, Lebih dari dua kepemilikan 1 Kepala Keluarga, Dengan Total

110 Kepala Keluarga. Dusun Samaenre Milik Sendiri 56 Kepala Keluarga,

Sewa tidak ada Kepala Keluarga, Bagi Hasil 1 Kepala Keluarga, Tanah
49

Negara Tidak ada, Lebih dari dua kepemilikan Kepala Keluarga, Dengan

Total 57 Kepala Keluarga.

Dusun Bone-bone Milik Sendiri 93 Kepala Keluarga, Sewa 8 Kepala

Keluarga, Bagi Hasil 15 Kepala Keluarga, Tanah Negara Tidak ada, Lebih

dari dua kepemilikan 1 Kepala Keluarga, Dengan Total 117 Kepala

Keluarga dan untuk Dusun Pattiro Milik Sendiri 5 Kepala Keluarga, Sewa

Tidak Ada Kepala Keluarga, Bagi Hasil 1 Kepala Keluarga, Tanah Negara

Tidak ada, Lebih dari dua kepemilikan 1 Kepala Keluarga, Dengan Total

6 Kepala Keluarga. Jadi secara keseluruhan untuk Desa Pitumpidange

Milik Sendiri 244 Kepala Keluarga, Sewa 14 Kepala Keluarga, Bagi Hasil

28 Kepala Keluarga, Tanah Negara Tidak ada, Lebih dari dua kepemilikan

2 Kepala Keluarga, Dengan Total 110 Kepala Keluarga.

Tabel 4.5
Status Kepemilikan Kebun Kepala Keluarga
Dusun Kepemilikan Kebun
Milik Sewa Bagi Tanah Lebih dari 2 Tidak Total
Sendiri Hasil Negara Kepemilikan Punya
1. Parigi 59 - 1 - - - 60
2. Bone- 34 - - - - - 34
Bone
3. Samaenre 48 - - - - - 48
4. Pattiro 32 - - - - - 32
Total 173 - 1 - - - 174
Sumber Data : Sistem Database Desa(SDD) Desa Pitumpidange (2020)
50

Pada tabel 4.5 menunjukkan status kepemilikan kebun Kepala

Keluarga Dusun Parigi Milik sendiri 59 Kepala Keluarga dan bagi hasil 1

kepala keluarga, jadi jumlahnya 60 Kepala Keluarga. Dusun Bone-bone

milik sendiri 34 Kepala Keluarga, Dusun Samaenre milik sendiri 48 Kepala

Keluarga, dusun Pattiro miliki sendiri 32 Kepala Keluarga jadi total kepala

keluarga yang memiliki kebun sendiri adalah 173 dan bagi hasil 1 kepala

keluarga jadi jumlah keseluruhan 174 Kepala Keluarga.

Selain dari hasil pertanian dan perkebunan, penyumbang terbesar

perekonomian masyarakat Desa Pitumpidange yang lain adalah dari bidang

peternakan, terutama peternakan sapi dan kerbau.

Tabel 4.6
Kepemilikan Hewan Ternak Berdasarkan Kepala Keluarga
Dusun Kepemilikan Hewan Ternak

Sapi/ Kuda Kambing Itik Ayam Tidak Total

Kerbau Ada

1. Parigi 111 - 3 7 5 - 126

2. Bone-Bone 79 - - 5 9 93

3. Samaenre 68 - - 10 15 - 83

4. Pattiro 58 - - - 27 - 95

Total 316 - 3 22 56 - 397

Sumber Data : Sistem Database Desa(SDD) Desa Pitumpidange (2020)

Tabel 4.6 menunjukkan Kepemilikan hewan ternak berdasarkan

Kepala Keluarga dusun parigi 111 KK, kambing 3 kk, itik 7 kk, ayam 5 kk
51

jadi jumlahnya 126 KK. Dusun Bone-bone Sapi 79 KK, Itik 5 KK, ayam 9

KK jadi jumlahnya 93 KK. Dusun Samaenre sapi 68 KK, Itik 10 KK,

Ayam 15 KK jadi jumlahnya 83 KK. Dusun Pattiro Sapi 58 KK, Ayam 27

KK jadi jumlahnya 95 KK. Jadi jumlah total kepemilikan hewan ternak

berdasarkan kepala keluarga khusus sapi 316 KK, kambing 3 KK, Itik 22,

ayam 56 KK dengan total 397 Kepala Keluarga.

Diantara hasil pertanian yang ada di Desa Pitumpidange, yang paling

besar menyumbangkan pendapatan adalah hasil pertanian padi. Adapun

hasil pertanian dan perkebunan lain yang dijadikan sebagai komoditi

perdagangan adalah : Kakao, Jagung, Kacang, Pisang, Merica, serta

berbagai jenis hasil tanaman sayur-sayuran.

2. Profil BUMDes Sipurennu Desa Pitumpidange

Dalam upaya meningkatkan pendapatan pemerintah desa dan

masyarakat desa, pemerintah desa membentuk dan mendirikan yang

namanya Bumdes Sipurennu dalam Perdes Nomor 08 Tahun 2016 tentang

pembentukan dan pengelolaan badan usaha milik desa.

a. Tujuan BUMDes

Bumdes DesaPitumpidange dibentuk dan didirikan untuk tujuan :

1) Meningkatkan pendapatan asli desa dalam rangka meningkatkan

kemampuan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan serta pelayanan masyarakat;


52

2) Mengembangkan potensi perekonomian di wilayah pedesaan untuk

mendorong pengembangan dan kemampuan perekonomian

masyarakat desa secara keseluruhan;

3) Mewujudkan kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat

pedesaan yang mandiri dan tangguh dapat memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan masyarakat

4) Menciptakan kesempatan berwirausaha, meningkatkan

kebersamaan, mengurangi pengangguran dan menjadi pilar kegiatan

sosial ekonomi di desa;

5) Memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha produktif bagi

kelompok masyarakat miskin serta sebagai wahana untuk

pembelajaran usaha ekonomi, sosial menciptakan pemerataan

kesempatan berusaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat

desa.

b. Visi Misi BUMDes Sipurennu

1) Visi

Mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Desa

Pitumpidange melalui pengembangan ekonomi lokal dan

peningkatan pelayanan masyarakat Desa Pitumpidange, dengan

Motto “ BANGKIT BERSAMA MEMBANGUN DESA MENUJU

DESA YANG MANDIRI”


53

2) Misi

a) Pengembangan usaha ekonomi pada pertanian, peternakan dan

simpan pinjam sesuai dengan potensi desa.

b) Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung

perekonomian perdesaan.

c) Mengembangkan jaringan dan kerjasama bisnis dengan berbagai

pihak

d) Mengelola dana program yang masuk ke desa bersifat dana

bergulir terutama dalam rangka pengentasan kemiskinan dan

pengimbangan usaha ekonomi perdesaan.

c. Struktur organisasi BUMDes Sipurennu

BADAN PENASEHAT

Andi Muh. Amran, S.T, M.S.P BADAN PENGAWAS

Andi Sarmawati
KETUA

Kasmawati, SE

BENDAHARA SEKERTARIS

Sugima, SE Andi Srisulfianti, S.Pd

UNIT SIMPAN PINJAM UNIT PENGEMBANGAN UNIT INDUSTRI &


JAMUR PERDAGANGAN
Andi Bosmawati, S.Pd HJ. Sukmawati, S.P Gusnawari
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BUMDes Sipurennu
54

d. Penetepan jenis usaha

Jenis usaha BUMdes Sipurennu meliputi usaha-usaha antara lain :

1) Unit simpan pinjam

a) Simpan pinjam, pemberian modal dan menyimpan modal dari

masyarkat desa Pitumpidange untuk keperluan usaha.

b) Sewa transportasi, menyediakan layanan penyewaan

transportasi berupa mobil untuk keperluan masyarakat desa

2) Unit pengembangan jamur

a) Produksi jamur, memproduksi sendiri jamur tiram untuk dij jual

ke masyarakat desa dan dipasarkan keluar daerah

b) Pupuk Cair, menyediakan pupuk dalam bentuk cair untuk

keperluan perkebunan masyarakat desa

3) Unit industri dan perdagangan

a) Warkop, menyediakan tempat kumpul bagi masyarakat desa dan

juga menjual aneka makanan dan minuman.

b) Wisata kuliner, meyediakan sarana dan prasarana bagi warga

desa untuk melakukan usaha di bidang kuliner.

c) Distribusi pangan, melakukan bazar murah pada saat bulan

ramadhan berupa gula untuk menghindari harga naik

d) Kerajinan tangan, memanfaatkan sumber daya alam sekitar

untuk dijadikan bahan kreatifitas masyarakat desa.

e) Teknologi tepat guna, membuat inovasi traktor mini yang

memilik tiga fungsi.


55

f) Pelatihan berbasis kompetensi, melakukan pelatihan berupa jahit

menjahit, perbengkelan, dan pengunaan microsoft office untuk

masyarakat desa dan pengurus BUMDes Sipurennu.

e. Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus BUMDes Sipurennu

2) Ketua BUMDes Sipurennu

Tugas Pokok:

a) Melaksanaan pengelolaan BUMDes

b) Menumbuhkembangkan BUMDes dengan memberdayakan

sumber daya dan potensi desa

c) Membangun kemitraan dengan lembaga desa lainnya

d) Bersama Pemerintah Desa menyusun rencana kerja dan rencana

anggaran tahunan

e) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap akhir tahun

Wewenang:

a) Mendayagunakan sumber daya dan potensi desa guna

meningkatkan kinerja BUMDes

b) Mengangkat dan memberhentikan pegawai BUMDes

c) Melakukan kerja sama dengan lembaga desa dan pihak ketiga

lainnya

d) Mewakili BUMDes didalam dan diluar pengadilan

3) Sekertaris BUMDes Sipurennu

Tugas Pokok:
56

a) Melaksanakan kegiatan teknis pengelolaan data dan informasi

BUMDes sebagai basis perencanaan

b) Melaksanakan kegiatan teknis kemitraan dan kerjasama dengan

lembaga desa dan pihak ketiga lainnya

c) Melaksanakan kegiatan teknis penyusunan rencana kerja dan

rencana anggaran tahunan

d) Melaksanakan kegiatan teknis penyusunan laporan

pertanggungjawaban setiap akhir tahun

Wewenang:

a) Mendayagunakan sumber daya manusia BUMDes guna

meningkatkan kinerja BUMDes

b) Mendayagunakan sumber daya data dan informasi desa guna

meningkatkan kinerja BUMDes

c) Melakukan kerja sama dengan lembaga desa dan pihak ketiga

lainnya

d) Mewakili Ketua BUMDes Sipurennu pada saat Ketua BUMDes

Sipurennu berhalangan

4) Bendahara

Tugas pokok:

a) Melaksanakan kegiatan teknis pengelolaan administrtasi dan

keuangan sebagai basis perencanaan

b) Melaksanakan kegiatan teknis pengelolaan aset dan

perbendaharaan BUMDes Sipurennu


57

c) Melaksanakan kegiatan teknis penyusunan rencana anggaran

tahunan

d) Melaksanakan kegiatan teknis penyusunan laporan

pertanggungjawaban keuangan setiap akhir tahun

Wewenang:

a) Mendayagunakan aset dan perbendaharaan BUMDesa

Sipurennu guna meningkatkan kinerja BUMDes

b) Mendayagunakan sumber daya data dan informasi keuangan

guna meningkatkan kinerja BUMDes

5) Staf Unit Usaha

Tugas Pokok:

a) Melaksanakan kegiatan teknis pengelolaan unit usaha

b) Melaksanakan kegiatan teknis pengelolaan sumber daya yang

dimiliki dalam lingup unit usaha yang dikelola

c) Melaksanakan kegiatan teknis penyusunan rencana kerja

bulanan dan tahunan

d) Melaksanakan kegiatan teknis penyusunan laporan

pertanggungjawaban operasional setiap akhir tahun

Wewenang:

a) Mendayagunakan sumber daya dimasing masing unit usaha

guna meningkatkan kinerja BUMDes

b) Mendayagunakan sumber daya data dan informasi operasional

guna meningkatkan kinerja BUMDes


58

f. Fasilitas BUMDes Sipurennu

Kebutuhan Badan Usaha Milik Desa di lengkapi dengan sekretariat

dan fasilitas alat kantor yang memadai diantaranya :

1) Meja kerja pengurus sebanyak dua buah

2) Lemari berkas sebanyak satu buah

3) Komputer sebanyak 1 buah

4) ATK sebanyak 10 buah

5) Kendaraan Penunjang (mobil) sebanyak satu unit

B. Hasil Penelitian

Dalam pengembangan usaha desa memerlukan penanganan yang baik

agar terciptanya masyarakat desa yang mandiri dan dapat menjalankan

aktiftasnya seoptimal mungkin. Perlu adanya penopang atau lembaga

masyarakat desa yang mampu melihat dan mengatur potensi usaha desa,

BUMDes diharapkan mampu menjadi pelopor bagi masyarakat desa dalam

melihat dan mengatur usaha desa.

BUMDes Sipurennu dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai lembaga

usaha desa diharapkan mampu memberikan luaran yang signifikan bagi

masyarakat desa. Hasil wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu

mengenai tujuan dibentuknya BUMDes Sipurennu yang yaitu :

“ Tujuannya BUMDes itu sesuai hasil musyawarah desa ada banyak. Kita
di BUMDes dituntut untuk dapat tingkatkan itu pendapatan desa,
pelayanan ke masyarakat, menggali potensi desa, menjadi desa mandiri,
menciptakan lapangan pekerjaan melalui wirausaha, dan juga
membantu masyarakat miskin dalam hal usaha yang lebih produktif”
(Hasil wawancara dengan K pada tanggal 16 Oktober 2020)
59

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu

tersebut peneliti dapat simpulkan yaitu :

1. Meningkatkan pendapatan asli Desa Pitumpidange dalam rangka

meningkatkan kemampuan pemerintah Desa Pitumpidange dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa dan pembangunan serta pelayanan

masyarakat.

2. Mengembangkan potensi perekonomian di wilayah pedesaan untuk

mendorong pengembangan dan kemampuan perekonomian masyarakat

desa secara keseluruhan.

3. Mewujudkan kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat pedesaan yang

mandiri dan tangguh dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan

masyarakat.

4. Menciptakan kesempatan berwirausaha, meningkatkan kebersamaan,

mengurangi pengangguran dan menjadi pilar kegiatan sosial ekonomi di

desa.

5. Memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha produktif bagi kelompok

masyarakat miskin serta sebagai wahana untuk pembelajaran usaha

ekonomi, sosial menciptakan pemerataan kesempatan berusaha dan

meningkatkan pendapatan masyarakat desa.

Dalam mencapai tujuan tersebut maka, diperlukan program yang tepat

sasaran sehingga dapat tercapai apa yang menjadi tujuan dibentuknya BUMDes

Sipurennu.
60

Hasil wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu mengenai program

atau usaha yang di wacanakan yaitu

“hasil musyawarah desa program yang akan dilaksanakan di BUMDes


Sipurennu itu, ada simpan pinjam, sewa mobil, kita produksi juga jamur dan
pupuk cair, warkop, wisata kuliner, bazar gula murah, kerajinan tangan,
TTG, pelatihan – pelatihan yang bisa membantu masyarakat. Kita nanti mau
juga ada BUMDes Mart” (Hasil Wawancara dengan K pada tanggal 16
Oktober 2020)

Berdasarkan dengan hasil wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu

mengenai program yang diwacanakan oleh BUMDes Sipurennu adalah sebagai

berikut :

1. Unit simpan pinjam

a. Simpan pinjam

b. Sewa transportasi

2. Unit pengembangan jamur

a. Produksi jamur

b. Pupuk cair

3. Unit Industri & perdagangan

a. Warkop

b. Wisata kuliner

c. Distribusi pangan

d. Kerajinan tangan

e. Teknologi tepat guna

f. Pelatihan berbasis kompetensi

g. BUMDes Mart
61

Adapun program atau usaha yang telah dilaksanakan oleh BUMDes

Sipurennu dari hasil wawancara dengan ketua BUMDes Sipurennu yaitu :

“klau program yang sudah dikerjakan itu hampir semua yang dibilang tadi,
ada simpan pinjam, produksi jamur, pupuk cair, sewa mobil, warkop,
wisata kuliner, kerajinan tangan, bazar gula murah, TTG, dan pelatihan
jahit – menjahit, perbengkelan, pelatihan komputer” (Hasil wawancara
dengan K pada tanggal 16 Oktoer 2020)

Berdasarkan dengan hasil wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu

mengenai program yang telah dilaksankan oleh BUMDes Sipurennu adalah

sebagai berikut :

1. Unit simpan pinjam

b. Simpan pinjam,

c. Sewa transportasi

2. Unit pengembangan jamur

a. Produksi jamur

b. Pupuk cair

3. Unit Industri & perdagangan

a. Warkop

b. Wisata kuliner

c. Distribusi pangan

d. Kerajinan tangan

e. Teknologi tepat guna

f. Pelatihan berbasis kompetensi


62

Program yang telah dilaksanakan oleh BUMDes Sipurennu merupakan

hasil dari kerja pengurus BUMDes, aparat desa dan kontribusi masyarakat

setempat.

Dengan adanya program yang telah dilaksanakan mampu memberikan dampak

yang kuat terhadap masyarakat Desa Pitumpidange, untuk melihat hal tersebut

perlu diketahui apakah strategi yang dilakukan BUMDes Sipurennu telah tepat

sasaran dengan apa yang menjadi tujuan dibentuknya BUMDes Sipurennu.

Berdasarkan teori dan kerangka pikir sebelumnya, Untuk meninjau dan

mengetahui lebih jauh tentang strategi pengembangan badan usaha milik desa

(BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupatten Bone

mengunakan indikator-indikator yang meliputi (1) strategi organisasi, (2)

strategi sumber daya, dan (3) strategi program.

Hasil pengkajian terhadap ketiga indikator tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Strategi organisasi (Corporate Strategy)

Strategi organisasi merupakan strategi dirumuskan melalui visi dan

misi BUMDes yang dituangkan ke dalam suatu program atau kegiatan-

kegiatan. Adapun aspek-aspek yang dapat dilihat dari strategi organisasi ini

adalah Visi dan misi. Sesuai dengan itu bagaimana visi misi dapat menjadi

tolak ukur sebuah strategi dilihat dari program yang dilaksanakan apakah

sesuai dengan visi BUMDes


63

a. Visi

Visi BUMDes Sipurennu adalah sebagai berikut :

Mewujudkan kemandirian misi dan kesejahteraan masyarakat

Desa Pitumpidange melalui pengembangan ekonomi lokal dan

peningkatan pelayanan masyarakat Desa Pitumpidange.

Menggunakan visi sebagai salah satu dimensi dalam melihat

strategi organisasi dalam mencapai tujuan BUMDes Sipurennu perlu

melihat bagaimana keterkaitan antara visi yang dicetuskan dan program

yang dijalankan. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan

wawancara dengan Kepala Desa Pitumpidange sekaligus sebagai

penasehat BUMDes Sipurennu.

“untuk mengembangkan ekonomi masayarakat desa


pitumpidange, BUMDes Sipurennu melakukan usaha yang
bersifat lokal yaitu simpan pinjam. Masyarakat bisa mendapatkan
modal untuk usahanya dari BUMDes ini, kita di BUMDes juga
menyediakan tempat wisata kuliner yang bisa di sewa masyarakat
untuk mengembangkan usahanya disana” (Hasil wawancara AMA
tanggal 16 Oktober 2020)

Adapun yang disampaikan oleh Ketua BUMDes Sipurennu

mengenai tentang pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan

pelayanan masyarakat desa sebagai berikut :

“banyak yang dilakukan BUMDes Sipurennu untuk ekonominya


masyarakat salah satunya itu simpan pinjam, ada juga produksi
jamur tapi sudah tidak jalan karena susah pemasarannya walaupun
bisa dikomsumsi rumah tangga tapi tidak cukup untuk pemenuhan
modal lagi. Kita juga biasanya buat kerajinan tangan berupa tas,
bosara, sama seprei yang bisa dijual. Sebenaranya semua
programnya BUMDes itu untuk membantu ekonominya
masyarakat” (Hasil wawancara K tanggal 17 Oktober 2020)
64

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Desa

Pitumpidange dan Ketua BUMDes Sipurennu dapat dilihat bahwa visi

BUMDes Sipurennnu adalah pengembangan ekonomi lokal dan

peningkatan pelayanan masyarakat. Sehubung akan hal itu program

yang dijalankan oleh BUMDes Sipurennu telah memenuhi kriteria

dalam visi yaitu adanya simpan pinjam, wisata kuliner, dan kerajinan

tangan.

Hasil Observasi menunjukan program yang telah dilakukan oleh

BUMDes Sipurennu dapat membantu ekonomi lokal masyarakat desa

dilihat dari beberapa programnya yaitu adanya simpan pinjam dapat

membantu masyarakat dalam permodalan usaha, usaha warkop yang

mempunyai banyak peminat dari penjualan makanan jadi oleh ibu-ibu

rumah tangga.

Dari paparan diatas peneliti dapat simpulkan mengenai visi

BUMDes Sipurennu sangat berkaitan dengan program atau usaha yang

dapat membantu ekonomi lokal dan peningkatan pelayanan kepada

masyarakat sudah terpenuhi dari adanya usaha simpan pinjam, warkop

dan wisata kuliner.

b. Misi

Misi BUMDes Sipurennu adalah sebagai berikut :

1) Pengembangan usaha ekonomi pada pertanian, peternakan dan

simpan pinjam sesuai dengan potensi desa.


65

2) Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung

perekonomian perdesaan.

3) Mengembangkan jaringan dan kerjasama bisnis dengan berbagai

pihak

4) Mengelola dana program yang masuk ke desa bersifat dana bergulir

terutama dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengimbangan

usaha ekonomi perdesaan.

Menggunakan misi BUMDes Sipurennu sebagai tolak ukur dalam

mengetahui strategi organisasi dalam mencapai tujuan dengan

mengaitkan antara misi dan program yang dijalankan oleh BUMDes

Sipurennu.

Wawancara dengan kepala desa Pitumpidange bahwa :

“ Program yang dapat membantu masyarakat salah satunya yah


simpan pinjam, masyarakat yang membutuhkan modal bisa dapat
modal dari BUMDes dari 1 juta – 10 juta dilihat dari usaha yang
dilaksanakan oleh masyarakat. Kita juga ada yang namanya TTG
salah satu hasilnya yaitu adanya traktor tangan yang dapat
digunakan dengan tiga fungsi” (Hasil wawancara AMA tanggal 16
Oktober 2020)
Hal serupa dikatakan oleh Ketua BUMDes Sipurennu :

“ Program yang pertama dilakukan itu budidaya jamur, kita


produksi jamur sampai di pasarkan ada juga program yang sedang
berjalan itu simpan pinjam yang setiap bulan dibayar sampai 10
bulan dengan biaya jasa setiap bulannya 1% sehingga tidak
membebani masyarakat. ” (Hasil wawancara K tanggal 17 Oktober
2020)
Berdasarkan dari hasil wawancara dari kepala desa dan ketua

BUMDes Sipurennu dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan misi


66

BUMDes Sipurennu yang pertama yaitu, Pengembangan usaha ekonomi

pada pertanian, peternakan dan simpan pinjam sesuai dengan potensi

desa. Dari apa yang dikatakan oleh kepala desa Pitumpidange dan ketua

BUMDes Sipurennu sudah melakukan pengembangan usaha ekonomi

pertanian, peternakan dan simpan pinjam. Adanya teknologi tepat guna

(TTG) yang mempunyai tiga fungsi sebagai mesin pembajak sawah,

pencacah makanan ternak dan juga penggiling tebu. Budidaya jamur juga

merupakan pengembangan usaha memenuhi unsur pertanian dan

peternakan walaupun belum maksimal. Program simpan pinjam yang

dikemukakan oleh kedua narasumber juga telah memenuhi misi pertama

yaitu pengembangan usaha simpan pinjam sesuai dengan potensi desa

dengan cara membatasi jumlah penerimaan uang dan juga biaya jasa

yang ringan sehingga tidak membebani masyarakat.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti melihat bahwa

masih kurangnya pemanfaatan sektor pertanian dan juga peternakan yang

dilakukan oleh BUMDes Sipurennu dilihat dari kurangnya program atau

usaha yang diambil untuk memenuhi dua sektor tersebut.

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa BUMDes

Sipurennu telah memenuhi ketiga persyaratan yaitu tentang

pengembangan usaha pertanian, peternakan dan simpan pinjam.

Walaupun telah memenuhi ketiga kriteria tersebut akan tetapi hanya

simpan pinjam yang memberikan dampak yang besar kepada

masayarakat Desa Pitumpidange.


67

Wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu :

“Kita juga ada Wisata Kuliner yang dioperasikan mulai januari


kemarin, masyarakat bisa datang dan menyewa lokasi jualan yang
ada disana” (Hasil wawancara K tanggal 17 Oktober 2020)
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Ketua BUMDes

Sipurennu dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan misi kedua yaitu,

Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung

perekonomian perdesaan. Wisata kuliner bisa menjadi wadah masyarakat

untuk berjualan aneka macam kuliner sehingga dapat membantu

perekonomian masyarakat desa.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti melihat bahwa wisata

kuliner yang di buat oleh BUMDes Sipurennu belum menarik perhatian

masyarakat dilihat dari masih kurangnya lapak yang terbuka dari

banyaknya lapak yang disediakan hal ini diakibatkan dari kondisi pandemi

covid-19 sehingga sepi peminat.

Dalam misi kedua dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara

program dan misi kedua belum memberikan dampak yang baik, sehingga

tidak menjadikan wisata kuliner sebagai infrastruktur dasar perekonomian

desa.

Wawancara dengan Kepala Desa Pitumpidange :

“kerja sama pihak ketiga ya kita dengan pabrik gula dengan


BUMDes, biasa kita beli gula di TR kemudian kita buka penjualan
gula murah membantu masyarakat miskin. Kita ambil 1 ton
kemudian dikemas dalam 1 liter dijual pada saat bulan ramadhan”
(Hasil wawancara AMA tanggal 16 Oktober 2020)
68

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Desa

Pitumpidange dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan misi ketiga yaitu,

Mengembangkan jaringan dan kerjasama bisnis dengan berbagai pihak.

BUMDes Sipurennu melakukan kerja sama dengan pabrik gula untuk

melakukan penjualan gula murah ke masyarakat pada saat musim bulan

ramadhan yang dimana setiap waktu harga bahan pokok melonjak naik,

dengan adanya BUMDes Sipurennu yang melakukan kerjasama dengan

pabrik gula sehingga masyarakat tidak khwatir lagi dengan masalah harga

gula yang naik pada saat bulan ramadhan.

Hasil wawancara dengan Bendahara BUMDes Sipurennu :

“ Dana yang masuk kita bagi hasil dulu sesuai aturan berlaku,
sisanya kita pakai lagi untuk porgram yang memerlukan modal
kayakmi itu simpan pinjam, warkop, wisata kuliner yang ada biaya
bulanannya” (Hasil wawancara S tanggal 17 Oktober 2020)

Berdasarkan dari hasil dari wawancara dari bendahara BUMDes

Sipurennu dapat disimpulkan bahwa misi ke empat yaitu, Mengelola dana

program yang masuk ke desa bersifat dana bergulir terutama dalam rangka

pengentasan kemiskinan dan pengimbangan usaha ekonomi perdesaan.

Digunakannya dana hasil program untuk dibagi hasil kemudian sisanya

dipakai lagi untuk modal pogram yang lainnya sehingga dapat memenuhi

pengelolaan dana bergulir walaupun belum mengutamakan pengentasan

kemiskinan.

Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan peneliti mengenai strategi organisasi BUMDes Supurennu dapat

dikatakan bahwa strategi organisasi BUMDes Sipurennu sudah terpenuhi


69

dilihat dari visi misinya yang mempunyai keselarasan dengan program yang

dijalankan oleh BUMDes Sipurennu berupa simpan pinjam, usaha warkop,

wisata kuliner dan kerajinan tangan.

2. Strategi pendukung sumber daya (Resource Support Strategy)

Sumber daya pendukung dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi

dan lain sebagainya. Strategi pendukung sumber daya merupakan suatu

strategi yang memanfaatkan segala sumber daya yang ada dalam sebuah

instansi atau organisasi. Sumber daya tersebut termasuk didalamnya yaitu

sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana dan prasarana serta sumber

daya finansial dari sebuah organisasi. Semua sumber daya ini digunakan

semaksimal mungkin sehingga menghasilkan strategi baru yang benar-

benar kompleks dan dapat mewujudkan tujuan dari suatu instansi atau

organisasi tersebut.

BUMDes Sipurennu memiliki bebrapa sumber daya pendukung

yang dapat membantu masyarakat dalam kebutuhan sehari-harinya. Dalam

menentukan sumber daya pendukung maka perlunya dimensi yang harus di

ambil untuk menentukan sebarapa efektifnya sumber daya pendung yang

dipunyai oleh BUMDes Sipurennu. Adapun dimensi yang telah di olah pleh

peneliti yaitu a) Sarana dan Prasaran, b) Sumber daya manusia dan, c)

sumber daya finansial.


70

Penjabaran dari kedua dimensi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasaran merupakan sumber pendukung bagi

masyarakat desa Pitumpidange dalam melakukan aktifitas

kesahariaanya baik itu kegiatan mata pencaharian ataupun hiburan.

BUMDes Sipurennu hadir untuk memberikan sarana dan prasarana

kepada masyarakat, sehingga apa yang menjadi kebutuhan masyarakat

dapat terpenuhi, baik itu untuk pekerjaam maupun untuk hiburan.

Hasil wawancara dengan kepala desa Pitumpidange

mengenai sarana prasarana yang disediakan BUMDes Sipurennu

sebagai berikut :

“Di BUMDes itu kita punya traktor tangan, mesin jahit, mobil
yang bisa dipakai masyarakat kalau ada keperluannya. Untuk
prasarananya itu duaji ada tempat wisata kuliner dan juga warkop
yang bisa dipakai sebagai tempat pertemuan atau musyawarah
desa” (Hasil wawancara AMA tanggal 16 Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa Pitumpidange

adapun sarana yang desediakan BUMDes Sipurennu yaitu traktor

tangan, mesin jahit mobil yang bisa di sewa oleh masyarakat kemudian

ada prasarana berupa wisata kuliner dan wwarkop yang dipakai sebgai

tempat usaha dan pertemuan masyarakat desa

Hal yang sama juga disampaikan oleh ketua BUMDes Sipurennu:

“ sarana yang kita sediakan disini banyak ada mesin jahit yang bisa
dipakai ibu-ibu jahit baju atau sprei, ada juga traktor tangan yang
dipakai bapak-bapak untuk bajak sawah kah, bikin dedak atau
giling tebu. Untuk mobil BUMDes biasanya kita sewakan
kemasyarakat 50 ribu dari pada rental diluar biasanya 200 ribu.
71

Kalau untuk prasarananya paling warkop ini sama wisata kuliner


yang bisa menajdi tempat kumpulnya masyarakat” (Hasil
wawancara K tanggal 17 Oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara ketua BUMDes Sipurennu

mengenai sarana dan parasaran dapat disimpulkan bahwa sarana yang

disediakan oleh BUMDes Sipurennu adalah traktor tangan, mesin jahit,

mobil ketiga sarana ini dapat digunakan oleh masyarakat desa dengan

menyewanya ataupun bisa sistem bagi hasil. Untuk prasarananya ada

warkop dan wisata kuliner yang bisa dipakai untuk tempat hiburan dan

tempat pertemuan masyarakat desa.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti melihat bahwa

traktor tangan dan juga mesin jahit yang sudah tidak dipakai oleh

masyarakat sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan

peralatannya sendiri ketimbang memakai sarana yang ada di BUMDes

Sipurennu.

Dari hasil pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa BUMDes

Sipurennu telah menyediakan sarana dan prasarana berupa mesin jahit,

traktor tangan dan mobil yang dapat digunakan dan ada juga warkop dan

wisata kuliner yang digunakan untuk tempat pertemuan dan hiburan

masyarakat akan tetapi dalam penggunaannya masih kurang yang

dilakukan oleh masyarakarat sehingga antusias masyarakat responnya

kurang terhadap program yang dijalankan oleh BUMDes Sipurennu.


72

b. Sumber daya alam

Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang ada di alam

yang dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk kepentingan BUMDes

Sipurennu dalam menjalankan program atau usahanya.

Hasil wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu mengenai

pemanfaatan sumber daya alam :

“kita itu ada produksi jamur, pupuk cair sama bahan kerajinan
tangan yang berasal dari alam berupa bambu, rotan yang bisa di
pakai untuk lanjutkan ini program”

Hal yang sama di utarakan oleh Kepala Desa Pitumpidange :

“kalau pemanfaatan sumber daya alam kita produksi jamur mulai


dari bibit sampai di pasarkan dan juga ada pupuk cair dari tetes
tebuh yang bisa dimanfaatkan”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu

dengan Kepala Desa Pitumpidange mengenai sumber daya alam dapat

disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber daya alam telah dilaksanakan

oleh BUMDes Sipurennu dilihat dari pemanfaatan melalui produksi

jamur, pupuk cari dan kerajinan tangan yang di olah berasal dari alam

sehingga dapat meunjang program atau usaha yang ada.

c. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia adalah menggali potensi manusia yang ada

pada sebuah daerah sesuai dengan kebutuhan daerahnya sehingga dapat

memajukan kesejahteraan masayarakat, melalui pengembangan potensi

seperti pemberian pelatihan bagi masyarakat desa pitumpidange yang

dilakukan oleh BUMDes Sipurennu.


73

Hasil wawancra dengan kepala desa Pitumpidange sebagai

berikut:

“Biasa juga kita di BUMDes lakukan pelatihan-pelatihan ke


masyarakat kalau ada seperti pembinaan jahit-menjahit, kerajinan
tangan, perbengkelan, aplikasi IT berbasis masyarakat dan juga
bimbingan-bimbingan peternakan” (Hasil wawancara AMA
tanggal 16 Oktober 2020)

Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua BUMDes Sipurennu:

“Ada kita lakukan konveksi sprei, kita beli kainnya di makassar


baru masyarakat di sini yang jahit toh, ada juga ketarampilan buat
gelang, tas, jilbab, bosara baru nanti masyarakat kalau belli bisa
cicil jadi tidak membebani masyarakat” (Hasil wawancara K
tanggal 17 Oktober 2020)

Berdasaarkan hasil wawancara dari kepala desa Pitumpidange

dan ketua BUMDes Sipurennu mengenai sumber daya manusia dapat

disimpulkan bahwa adanya pelatihan berupa jahit-menjahit,

perbengkelan, pengembangan aplikasi IT (microsoft office), bimbingan

peternakan, kerajinan tangan. Sehingga apa yang menjadi strategi

pengembangan sumber saya manusia dapat terpenuhi.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti melihat bahwa mesin jahit

yang digunkan sudah tidak dipakai lagi dan juga kerajinan tangan yang

sudah tidak beroperasi lagi sehingga dapat disimpulkan bahwa

pengembangan sumber daya manusia di BUMDes Sipurennu sudah

dilakukan akan tetapi tidak dilanjutkan kembali sehingga tidak ada

regenerasi.
74

d. Sumber daya Finansial

Sumber daya finansial adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan dalam bentuk keuangan yang dapat dikelola untuk

kepentingan BUMDes demi mencapai tujuannya. Dalam

pengelolaannya BUMDes Sipurennu mempunyai strategi pengelolaan

keuangan yang di kemukakan oleh Bendahara BUMDes Sipurennu

yaitu :

“Untuk kelola keuangan kita di BUMDes Lebih utamakan


program yang berkelanjutan kayak mi itu simpan pinjam,
warkop, wisata kuliner yang selalu ada perkembangannya tidak
sekali jalan saja jadi bagus kalau lebih di utamakan itu usaha”

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pengelolaan keuangan

diketahui bahwa dalam strategi yang dilakukan oleh BUMDes

Sipurennu dalam pengelolaan keuangan lebih mengutamakan program

atau usaha yang berkelanjutan sehingga keuntungan yang didapatkan

dalam jangka panjang.

Pengelolaan sumber daya finansial yang dilakukan oleh

BUMDes Sipurennu dimulai dari permodalan adapun modal dari

BUMDes Sipurennu yaitu :

1. Dana Desa (DD)

2. APBD dalam bentuk pendanaan dan peralatan

3. Hasil usaha

Modal usaha dari dana desa dilakukan secara bertahap yang diberikan

setiap tahunnya oleh pemerintah desa untuk keberlangsungan BUMDes


75

Sipurennu. Seperti yang dikatakan oleh Bendahara BUMDes

Sipurennu:

“Awalnya itu kita dikasih dana desa 50 juta tahun 2016 lanjut
tahun 2017 sebanyak 100 juta, tahun 2018 ditambah 130 juta.
Alhamdulillah tahun 2019 kemarin kita dapat keuntungan 35 juta”
(Hasil wawancara S tanggal 17 Oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bendahara BUMDes

Sipurennu mengenai sumber daya finansial bahwa dana desa setiap

tahunnya diberikan yang awalnya pada tahun 2016 sebanyak 50 juta

rupiah tahun selanjutnya 2017 sebesar 100 juta rupiah kemudain ditahun

2018 sebesar 130 juta. Keuntungan yang diberikan oleh BUMDes

Sipurennu pada tahun 2019 sebesar 35 juta rupiah. Pemberian modal

oleh Pemerintah Desa sangat intensif demi keberlangsungan BUMDes

Sipurennu karena pemerintah desa melihat ada potensi di bumdes

sehingga diberikan penambahan modal yang selalu meningkat setiap

tahunnya.

Berdasarkan Anggaran dasar BUMDes Sipurennu Hasil usaha

berasal dari keuntungan atau pendapatan usaha dikurangi biaya usaha

dalam satu tahun buku. Keuntungan yang diperoleh dapat dibagi setelah

dilakukan tutup buku tahunan dan setelah laporan keuangan BUMDes

Sipurennu dan diperiksa oleh Pengawas.

Pembagian keuntungan berdasarkan proporsi :

a.) Untuk penambahan modal sebesar minimal 20 %

b.) Untuk Pendapatan Asli Desa sebesar minimal 25 %


76

c.) Untuk dana pengurus, pengawas, dan penasehat sebesar 40%

e.) Untuk dana lain-lain sebesar 15%

Sumber: Anggaran dasar BUMDes Sipurennu

Pembagian hasil usaha ini merupakan hasil musyawarah pengurus,

pengawas dan penasehat BUMDes Sipurennu yang kemudian

ditetapkan dalam anggaran dasar BUMDes Sipurennu.

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti mengenai strategi pendukung sumber daya di

BUMDes Sipurennu maka dapat dikatakan bahwa strategi sumber daya

pendukung yang ada di BUMDes Sipurennu belum maksimal dilihat dari

empat dimensinya yaitu, sarana dan prasarana yang sudah tidak dipakai lagi

berupa traktor tangan dan mesin jahit. Pemanfaatan sumber daya alam yang

masih kurang. Pengembangan sumber daya manusia yang sudah tidak

laksanakan secara berkala. Pemanfaatan sumber daya finansial yang sudah

tepat sesuai aturan akan tetapi belum memberikan manfaat yang besar di

setiap program yang telah dijalankan.

3. Strategi Porgram (Program Strategy)

Strategi ini berbicara tentang implikasi atau dampak. Strategi ini

lebih memberi perhatian kepada implikasi-implikasi stratejik dari suatu

program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu

dilancarkan atau diperkenalkan dan apa dampaknya bagi sasaran BUMDes

Sipurennu.
77

Maka dari itu peneliti membagi dua dimensi dari dampak yang diberikan

oleh sebuah program tertentu yaitu, Implikasi program terhadap organisasi

dan Implikasi program terhadap masyarakat.

a. Implikasi program terhadap organisasi

Dampak program terhadap BUMDes Sipurennu sangatlah

penting untuk mencapai tujuan dan keberlangsungan BUMDes

Sipurennu kedepannya. Adapun wawancara dengan Ketua Bumdes

Sipurennu mengenai program apa saja yang dapat menjaga

keberlangsungan BUMDes Sipurennu

“program atau usaha yang bikin ini BUMDes tetap berjalan itu
simpan pinjam, awalnya itu ada 100 masyarakat yang ambil dan
untuk modal usahanya. Sekarang sudah lebih 200 masyarakat
jadi, usaha warkop juga kita bisa dapat pendapatan kisaran 5 juta
tiap bulannya. Jadi, banyak dana yang masuk yang dapat dikelola
BUMDes sampai sekarang ini” (Hasil wawancara K tanggal 17
Oktober 2020)

Adapun wawancara dengan Kepala Desa Pitumpidange tentang

implikasi program terhadap organisasi:

“Adanya warkop bisa membantu kelancaran BUMDes untuk


tetap berjalan dilihat dari banyaknya masyarakat setiap malam
kumpul disitu, ada pemudanya yang main game online dan
bapak-bapaknya kumpul bicara sama-sama. Kalau jamur dengan
pupuk cair itu juga membantu BUMDes supaya ada ciri khasnya
ini BUMDes dan kita bisa juga lakukan budidaya dan manfaatkan
itu limbah ternak sapi jadi kita bisa stok pupuk cair untuk
tanaman di Desa Pitumpidange jadi bisa mandiri dari segi
produksi” (Hasil wawancara AMA tanggal 16 Oktober 2020)

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas mengenai implikasi

program terhadap organisasi di simpulkan bahwa program atau usaha


78

simpan pinjam menurut Ketua BUMDes Sipurennu dapat membantu

keberlangsungan BUMDes dan juga usaha warkop dapat membantu

BUMDes tetap berjalan sesuai yang dikatakan oleh Kepala Desa

Pitumpidange sehingga dampak porgram terhadapat organisasi dapat

dilihat dari porgram atau usaha simpan pinjam ini dan juga produksi

jamur dan pupuk cair sangat memberikan dampak yang baik ke

BUMDes Sipurennu dilihat dari pemanfaatan budidaya jamur bisa untuk

rumahan dan di pasarkan dan juga limbah ternak sapi yang bisa

dimanfaatkan dengan baik.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti melihat bahwa

program simpan pinjam yang memberikan implikasi cukup besar

terhadap BUMDes Sipurennu kemudian diikuti usaha Warkop yang

banyak di kunjungi masayarakat desa.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa dari program yang ada

di BUMDes Sipurennu usaha simpan pinjam yang memberikan dampak

yang besar dilihat dari masyarakat desa sampai sekarang ini sudah 200

orang yang sedang ikut program simpan pinjam dari jumlah masyarakat

desa sebanyak 1871 orang sehingga membantu masyarakat desa sebesar

10,7 % dari total keseluruhan masyarakat desa Pitumpidange. Di ikuti

usaha Warkop juga dapat membantu keberlangsungan BUMDes

Sipurennu dari penghasilan perbulannya sebesar lima juta rupiah.


79

b. Implikasi program terhadap masyarakat

Implikasi program terhadap masyarakat merupakan dampak

secara nyata yang dirasakan oleh masyarakat yang sangat membantu

urusan-urusan mendasar masyarakat Desa Pitumpidange.

Wawancara dengan Ketua BUMDes Sipurennu

“Usaha simpan pinjam supaya bisa diterima di masyarakat dan


ada daya saing kita tidak ada sanksi tambah biaya jasa tapi kita
adanya sanksi sosial jadi kalau ada yang sudah jatuh tempo tapi
belum lunas biasanya kita suruh bantu-bantu di BUMDes jadi
tidak memberatkan masyarakat” (Hasil wawancara dengan K
tanggal 17 Oktober 2020)

Adapun hasil wawancara dengan beberapa masyarakat Desa

Pitumpidange

“alhamdulillah saya terbantu dengan adanya warkop BUMDes ini


jadi saya bisa melakukan kuliah daring dengan menggunakan wifi
yang disediakan karena, kalau pakai jaringan seluler jelek sekali
dipakai kuliah daring orang” (Hasil wawancara MR tanggal 20
Oktober 2020)

Wawancara dengan masyarakat Desa Pitumpidange:

“semenjak saya pakai ini uang dari BUMDes untuk modal usaha
jual saya, bisa membantu keuangan keluarga saya walaupan belum
seberapa nak. Saya bisa lanjut ambil lagi itu uang untuk tambah-
tambah modal jualan ku nak” (Hasil wawancara M tanggal 20
Oktober 2020)

Wanwancara dengan Bendahara BUMDes Sipurennu

“ usaha warkop ini jadi lapangan pekerjaan juga bagi ibu-ibu


disekitar sehingga membantu perekonomian ibu-ibu yang ikut
kerja, biasa kita juga terima pesanan makanan untuk acara di desa
ini” (Hasil wawancara S tanggal 17 Oktober)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengenai implikasi

program terhadap masyarakat dapat disimpulkan bahwa ada dua


80

program yang membantu masyarakat secara langsung yaitu program

warkop BUMDes dan simpan pinjam sehingga, program yang

dijalankan oleh BUMDes Sipurennu telah memberikan implikasi

terhadap masyarakat.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti melihat bahwa

simpan pinjam telah membantu masyarakat dalam hal permodalan

kemudian wisata kuliner yang dapat memberikan wadah kepada

masyarakat untuk membuat lapak kulinernya dan juga usaha warkop

yang dijadikan tempat pertemuan dan pembelajaran daring yang

memberikan implikasi yang cukup besar kepada masyarakat.

Dari beberapa hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dapat

dikatakan bahwa strategi program telah terpenuhi , dilihat dari implikasi

program terhadap organisasi sudah ada berupa program simpan pinjam dan

usaha warkop. Implikasi program terhadap masyarakat sudah ada berupa

program simpan pinjam, wisata kuliner, dan usaha warkop yang dirasarakn

langsung oleh masyarakat Desa Pitumpidange.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Strategi Organisasi

Hasil penelitian menggunakan dua dimensi untuk melihat strategi

organisasi di BUMDes Sipurennu yaitu melihat visi dan misi.

a. Visi

Visi BUMDes Sipurennu ialah Mewujudkan kemandirian misi dan

kesejahteraan masyarakat Desa Pitumpidange melalui


81

pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan pelayanan

masyarakat Desa Pitumpidange. Adanya visi BUMDes Sipurennnu

adalah pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan pelayanan

masyarakat. Sehubung akan hal itu program yang dijalankan oleh

BUMDes Sipurennu telah memenuhi kriteria dalam visi yaitu

adanya simpan pinjam, wisata kuliner, dan kerajinan tangan.

Adanya usaha simpan pinjam, wisata kuliner dan kerajinan

tangan dapat membantu masyarakat dalam hal permodalan dari

usaha simpan pinjam, wisata kuliner dapat menjadi wadah

masyarakat untuk membuat tempat usaha kuliner sehingga

membantu masyarakat dalam memberikan tempat usaha. Usaha

kerajinan tangan yang dilakukan oleh BUMDes Sipurennu

dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

peningkatan keahlian sehingga dapat memberikan kompetensi bagi

masyarakat Desa Pitumpidange. Akan tetapi usaha wisata kuliner

masih kurang dilirik oleh masyarakat dilihat dari lapak yang

disediakan masih banyak yang kosong salah faktor yang

menyebabkan hal tersebut ialah usaha tersebut masih belum lama

beroperasi kembali setelah adanya pandemi dan juga kurangnya

sosialisasi yang dilakukan oleh BUMDes Sipurennu untuk

memberikan arahan kemasyarakat untuk membuka lapak di usaha

wisata kuliner milik BUMDes Sipurennu.


82

Menurut Kuncoro (2006) visi merupakan hal yang sangat

penting sebagai arah strategi dan pedoman melaksanakan strategi

yang diformulasikan. Visi yang baik (vision of succes) dapat

didefinisikan sebagai deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh

BUMDes Sipurennu setelah BUMDes Sipurennu

mengimplementasikan strateginya yaitu dengan program yang

dijalankan dan mencapai potensi sepenuhnya.

Dilihat dari pemaparan diatas visi BUMDes Sipurennu

sudah ada keterkaitan dengan program yang dijalankan akan tetapi

belum maksimal dalam pelaksanaannya. Teori visi dari Kuncoro

mempunyai kesamaan dengan visi yang ada di BUMDes Sipurennu

yaitu mendeskripsikan tentang apa yang ingin dicapai kemudian

mengimplementasikan dalam bentuk program yang dijalankan oleh

BUMDes Sipurennu walaupun belum dilakukan secara maksimal

pelaksanaannya.

b. Misi

Misi merupakan penjabaran dari sebuah visi yang lebih khusus

sehingga dapat memberikan arah dan tujuan yang lebih jelas

terhadap pembuatan sebuah program atau usaha di BUMDes

Sipurennu. Terkait dengan hal tersebut misi BUMDes Sipurennu

ada empat yaitu.:

1) Pengembangan usaha ekonomi pada pertanian, peternakan dan

simpan pinjam sesuai dengan potensi desa


83

Dalam pengembangan usaha ekonomi pada pertanian BUMDes

Sipurennu telah menghadirkan teknologi tepat guna yaitu adanya

traktor tangan yang mempunyai tiga fungsi yang dapat membantu

masyarakat dalam sektor pertanian dan peternakan walaupun

belum maksimal, usaha simpan pinjam juga sudah dilaksanakan

oleh BUMDes Sipurennu.

2) Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung

perekonomian perdesaan.

Infrastruktur dasar yang disediakan oleh BUMDes Sipurennu

adalah wisata kuliner yang dapat menjadi wadah untuk

mendukung perekonomian desa, walaupun yang terjadi

dilapangan belum maksimal penggunaan usaha wisata kuliner.

3) Mengembangkan jaringan dan kerjasama bisnis dengan berbagai

pihak

BUMDes Sipurennu telah melakukan kerja sama dengan pihak

ketiga yaitu dengan Pabrik Gula Camming dengan membeli gula

sebanyak satu ton kemudian dijual secara eceran dengan harga

murah pada saat bulan Ramadhan berlangsung.

4) Mengelola dana program yang masuk ke desa bersifat dana

bergulir terutama dalam rangka pengentasan kemiskinan dan

pengimbangan usaha ekonomi perdesaan.

Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh BUMDes

Sipurennu sesuai dengan aturan yang berlaku dan melakukan


84

pengimbangan usaha seperti melakukan usaha wisata kuliner,

warkop, dan simpan pinjam yang dapat meningkatkan ekonomi

Desa Pitumpidange tapi belum dapat mengentaskan kemiskinan.

Menurut Tunggal (2011:22) misi merupakan identifikasi

bidang usaha organisasi untuk beroperasi termasuk pelanggannya

yang dilayani, produk, jasa yang disediakan dan lokasi tempat

beroperasinya. Misi hendaknya juga mengkomunikasikan tentang

filosofi dasar yang akan mengarahkan pengurus dalam beroperasi.

Dari pemaparan di atas mengenai Misi peneliti melihat bahwa

misi yang ada di BUMDes Sipurennu mempunyai kesinambungan

dengan program yang dilaksanakan yaitu adanya pengembangan

usaha ekonomi berupa traktor tangan dan juga usaha simpan pinjam

kemudian infrastruktur dasar yang disediakan oleh BUMDes

Sipurennu yaitu berupa usaha wisata kuliner tapi belum memberikan

dampak yang besar, selanjutnya adanya kerja sama antara BUMDes

Sipurennu dengan Pabrik Gula Camming dalam hal penjualan gula

murah, terakhir pengelolaan dana dilakukan secara bergulir

sehingga mempunyai kesuian dengan misi di BUMDes Sipurennu.

Dari pernyataan diatas mengenai misi di BUMDes Sipurennu

mempunyai kesamaan dengan teori misi yang dikemukakan oleh

Tunggal dilihat dari identifikasi bidang usaha yang dijalankan oleh

BUMDes Sipurennu baik berupa pelanggan yang dilayani, produk,

jasa yang disediakan dan lokasi tempat usaha sudah dipenuhi.


85

2. Strategi Sumber Daya

Untuk melihat strategi sumber daya yang ada di BUMDes Sipurennu

penliti membaginya menjadi tiga dimensi untuk memudahkan identifikasi

strategi sumber daya di BUMDes Sipurennu.

a. Sarana dan Prasarana

BUMDes Sipurennu telah menyediakan sarana dan prasarana

berupa mesin jahit, traktor tangan dan mobil yang dapat digunakan dan

ada juga warkop dan wisata kuliner yang digunakan untuk tempat

pertemuan dan hiburan masyarakat.

Menurut KBBI sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai

sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Prasarana adalah

segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya

suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).

Dari pemaparan diatas peneliti melihat bahwa sarana dan

prasarana yang ada di BUMDes Sipurennu berupa sarana yaitu : mesin

jahit, traktor tangan dan mobil. Prasarana ada tempat wisata kuliner dan

warkop mempunyai kesesuain dengan defenisi sarana dan prasarana dari

KBBI yang dimana sarana dan prasarana yang ada di BUMDes telah

menjadi alat mencapai tujuan dan penunjang utama terselenggaranya

proses di BUMDes Sipurennu.

b. Sumber daya alam

Penmanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh BUMDes

Sipurennu sudaah dilakukan dilihat dari budidaya jamur yang dilakukan


86

dengan di produksi dari bibit hingga dipasarkan kemudian ada pupuk

cair yang berasal dari pemanfaatan tetes tebu yang diolah kemudian ada

kerajinan tangan yang berbahan dasar bambu dan rotan.

Menurut Ahmad (2019) Sumber daya alam adalahsesuatu yang

dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup

manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan

hidup kita.

Adanya persamaan pandangan antara pemanfaatan sumber daya

alam yang ada di Desa Pitumpidange dengan apa yag dikemukakan oleh

ahmad sehingga pemanfaatan sumber daya telah tepat sasaran karena

BUMDes Sipurennu telah memanfaatkan jamur yang di produksi

kemudian dipasarkan dan juga tetes tebu yang dijadikan pupuk cair.

c. Sumber Daya Manusia


BUMDes Sipurennu sudah melakukan pengembangan sumber

daya manusia yaitu: pelatihan berupa jahit-menjahit, perbengkelan,

pengembangan aplikasi IT (microsoft office), bimbingan peternakan,

kerajinan tangan. Akan tetapi, observasi yang dilakukan oleh peneliti

melihat bahwa mesin jahit yang digunakan sudah tidak dipakai lagi dan

juga kerajinan tangan yang sudah tidak beroperasi lagi sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya manusia di BUMDes

Sipurennu sudah dilakukan akan tetapi tidak dilanjutkan kembali.


87

Menurut pendapat dari Sumarsono (2003:4) sumber daya

manusia (SDM) merupakan jasa atau usaha kerja yang bisa diberikan

dalam proses produksi. Dalam hal lain, SDM menggambarkan kualitas

usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk

menghasilkan suatu barang dan jasa.

Keterkaitan antara sumber daya manusia di BUMDes Sipurennu

dengan teori sumber daya manusia menurut Sumarsono mempunyai

kesamaan dilihat pada jasa atau usaha kerja dari hasil pelatihan yang

dilakukan dalam proses produksi berupa jahit menjahit, perbengkelan,

pelatihan aplikasi IT (Microsoft Office), bimbingan peternakan dan

kerajinan tangan yang dinilai dapat menghasilkan barang dan jasa

berupa seprei, jilbab, bosara dan keterampilan jahit menjahit,

perbengkelan (las listrik), aplikasi Microsoft Office akan tetapi pelatihan

yang sudah dilakukan oleh BUMDes Sipurennu sudah tidak dijalankan

kembali sehingga tidak ada regenerasi berikutnya untuk meningkatkan

kemampuan atau keterampilan masyarakat Desa Pitumpidange.

d. Sumber daya finansial


Sumber daya finansial dari BUMDes Sipurennu berasal dari

dana desa (DD), APBN, dan juga hasil usaha yang dilakukan oleh

BUMDes Sipurennu. Mulai tahun 2016 sampai 2018 telah menerima

dana dari dana desa sebesar 280 juta rupiah yang digunakan untuk

permodalan dari BUMDes Sipurennu dan pada tahun 2019 BUMDes

Sipurennu mendapatkan keuntungan dari usaha atau program yang


88

dijalankan sebesar 35 juta rupiah. Hasil usaha yang dilakukan atau

keuntungan tersebut kemudian dilakukan pembagian sesuai proporsinya

berdasarkan anggaran dasar BUMDes Sipurennu.

Menurut Delfa dkk (2019:105) sumber daya finansial adalah

keuangan ataupun biaya yang digunakan dalam perencanaan strategik

melalui pengadaan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk

mencapai suatu maksud tertentu.

4. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Delfa dkk tentang sumber daya

finansial mempunyai kesamaan dengan pengelolaan sumber daya finansial

di BUMDes Sipurennu yaitu keuangan atau modal yang didapatkan

digunakan untuk pengembangan program atau usaha yang dilakukan yang

mendapatkan keuntungan adapun sumber daya yang digunakan yaitu sarana

dan prasarana beruapa mesin jahit, traktor tangan, dan mobil. Sumber daya

manusia berupa pelatihan

3. Strategi Program

Untuk memudahkan mengidentifikasi strategi program di BUMDes

Sipurennu peneliti menggunakan dua dimensi yaitu: a. Implikasi program

terhadap organisasi, b. Implikasi program terhadap masyarakat.

a. Implikasi program terhadap organisasi

Program atau usaha simpan pinjam merupakan program yang

memberikan dampak yang besar demi keberlangsungan BUMDes


89

Sipurennu dilihat dari usaha dari awal pembentukan dilaksanakan juga

masih berlangsung sampai saat ini dan dilihat dari antusias masyarakat

yang lebih 100 orang mengambil modal di program simpan pinjam.

Kemudian program atau usaha warkop yang mendapatkan omset lima

juta perbulannya sehingga sangat membantu BUMDes Sipurennu dalam

hal pemasukan.

b. Implikasi program terhadap masyarakat

Program yang memberikan dampak langsung ke masyarakat

yaitu ada usaha simpan pinjam, wisata kuliner dan juga usaha warkop.

Usaha simpan pinjam dapat membantu masyarakat dalam hal

permodalan usahanya, kemudian wisata kuliner yang menjadi wadah

untuk memulai usaha kuliner bagi masyarakat desa dan juga usaha

warkop yang menjadi tempat pertemuan dan kuliah daring bagi para

pelajar yang ada di desa Pitumpidange.

Menurut Silalahi (2005: 43) implikasi adalah akibat yang

ditimbulkan dari adanya penerapan suatu program atau kebijakan, yang

dapat bersifat baik atau tidak terhadap pihak-pihak yang menjadi sasaran

pelaksanaan program atau kebijaksanaan tersebut.

Dari pemaparan diatas adanya pernyataan dari silalahi mengenai

implikasi telah memberikan kesamaan dengan apa yang terjadi di BUMDes

Sipurennu yaitu penerepan program yang memberikan dampak kepada

sasaran yang dituju kepada organisasi sendiri dan masyarakat desa

Pitumpidange yang berifat baik sehingga dapat mencapai tujuan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Pengembangan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten

Bone, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Strategi organisasi dalam Pengembangan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone

telah dilakukan dengan baik, dilihat dari keterkaitan antara program yang

dijalankan dengan visi misi BUMDes yang memenuhi semua kriteria yang

ada pada visi misi. Walaupun masih ada beberapa progam yang belum

dilaksanakan secara maksimal untuk memenuhi visi misi, yaitu wisata

kuliner yang belum memberikan kontribusinya yang signifikan dilihat dari

masih kurangnya lapak yang terbuka dari banyaknya lapak yang disediakan

dan juga program pada sektor pertanian dan peternakan yang masih kurang.

2. Strategi pendukung sumber daya dalam Pengembangan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten

Bone belum maksimal dalam pengembangannya dilihat dari empat dimensi

yaitu sarana dan prasarana, sumber daya alam, sumber daya manusia dan

sumber daya finansial. Sarana dan prasaran yang disediakan oleh BUMDes

kebanyakan diantaranya sudah tidak digunakan lagi berupa traktor tangan

dan mesin jahit. Sumber daya alam dalam pemanfaatannya sudah baik

dilihat dari produksi jamur pembuatan pupuk cair dan bahan

89
90

baku kerajinan tangan dari bambu dan rotan, Sumber daya manusia dalam

pengembangannya telah melakukan pelatihan berupa pengembanagn

aplikasi IT, jahit menjahit, perbengkelan, bimbingan peternakan, kerajinan

tangan beberapa pelatihan yang dilakukan sudah tidak laksanakan. Sumber

daya finansial yang ada di BUMDes Sipurennu sangat besar dilihat dari

modal yang diberikan cukup signifikan setiap tahunnya dan omset yang di

dapat pada tahun 2019 sebesar 35 juta rupiah.

3. Strategi Program dalam Pengembangan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng Kabupaten Bone

sudah terpenuhi dilihat dari dua dimensinya. Implikasi program terhadap

organisasi dilihat dari program simpan pinjam yang memberikan

keuntungan atau omset yang besar kepada BUMDes Sipurennu. Implikasi

program terhadap masyarakat dilihat dari program simpan pinjam dapat

membantu permodalan masyarakat kemudian usaha wisata kuliner dapat

menjadi wadah untuk pengembanagan bisnis kuliner masyarakat dan usaha

warkop dapat menajdi tempat pertemuan dan juga tempat pembelajaran dari

untuk masyarakat Desa Pitumpidange.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan

saran untuk lebih meningkatkan indikator-indikator keberhasilan Strategi

Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pitumpidange

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, diantaranya sebagai berikut :

1. Dalam strategi organisasi disarankan lebih mengutamakan program


91

yang akan di buat dengan melihat visi misi yang telah di cetuskan

sehingga apa yang menjadi tujuan dari BUMDes Sipurennu dapat di

capai dikemudain hari.

2. Strategi sumber daya lebih mengedepankan pemberian pelatihan yang

tepat guna kepada masyarakat dan juga pengelolaan sarana dan

prasarana lebih ditingkatkan pengadaannya yang lebih penting sehingga

masyarakat dapat menggunakannnya dengan baik

3. Program yang di kembangkan lebih melihat kepada usaha atau program

yang memberikan dampak yang signifikan kepada BUMDes Sipurennu

dan juga masyarakat berupa usaha di sektor pertanian dan peternakan

agar terciptanya keberlangsungan BUMDes Sipurennu di tengah-tengah

masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Husain. (2019), Ketahanan Dasar Lingkungan. Makassar: Sah Media.

Ai Siti, Farida. (2011). Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Amin Widjaja Tunggal, (2011). Pengantar Kecurangan Korporasi. Jakarta:


Harvarindo.

Anif, Nurcholis. (2011). Pertumbuhan dan penyelenggaraan pemerintahan desa.


Jakarta : Erlangga.

Ardana, Komang dkk.. (2009). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha

Assauri, S. (2016). Manajemen Operasi Produksi. Jakarta: PT .Raja Grafido


Persada

David, F. R.. (2004). Manajemen Strategis :Konsep-Konsep, Edisi Kesembilan.


Jakarta: PT. Indeks

Delfa Oktra, Nursyaifi Yulius, Bahrul Anif. (2019). Kajian Manajemen Sumber
Daya Yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek (Studi Kasus: Proyek
Konstruksi Gedung Di Kota Bukittinggi). Ensiklopedia of Journal. Vol.
2No.1 Edisi 1 http://jurnal.ensiklopediaku.org

Fitriska, Kateria. (2017). Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Lancang Kuning
Kecamatan Bintan Utara. Universitas Lampung: Bandar Lampung

Hasibuan, Malaya S.P., (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi.


Aksara.

Harold., Cyril O‟Donnell, dan Heinz Weihrich. (1990). Manajemen. Jakarta :


Erlangga

Hennidar P. A. & Lena S. (2017). Kapasitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Dalam Pengelolaan Potensi Wisata Desa Ponggok, Kecamatan
Polanharjo, Kabupaten Klaten. Universitas Negeri Yogyakarta:
Yogyakarta

Husein Umar. (2010). Riset Pemasaran dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. (2003). Manajemen Strategis.


Yogyakarta: Penerbit Andi

92
93

M. Asrar As, Anwar Parawangi, Ruskin Azikin (2020). Strategi Dinas


Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam Pelaksanaan Program
Kampung KB di Desa Liupukasi Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten
Barru. Kajian Ilmu Mahasiswa Administrasi Publik. Vol. 1, no. 1.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/article/view/3725

Maryunani. (2008). Pembangunan Bumdes dan Pemberdayaan Pemerintah Desa.


Bandung: CV Pustaka Setia

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015

Purnomo. (2004). Pembangunan Bumdes dan Pemerdayaan Masyarakat Desa.


Lombok Timur: Makalah BPMPD

Realita, Utama. (2019). Sinergitas Bumdes Sebagai Inovasi Dalam


Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Studi Pada BUMDes Tunas
Unggul Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran). Universitas Lampung: Bandar Lampung

Reza, M. Z. (2017) Pengembangan Potensi Ekonomi Desa Melalui Badan Usaha


Milik Desa (Bumdes) Pondok Salam Kabupaten Purwakarta). Universitas
Padjadjaran: Bandung

rivai V, Mulyadi D. (2011). Kepemimpinan dan perilaku organisasi. Jakarta:


Rajawali pers

Salusu, J. (2008). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka

Seyadi. (2003). Bumdes Sebagai Alternatif Lembaga Keuangan Desa.


Yogyakarta: UPP STM

Stephen, Robbins. (2015). Perilaku Organisasi, Penerbit Salemba Empat. Jakarta:


Angkasa

Sumarsono, Sonny. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan.


Ketenagakerjaan.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Supriyono.(1998). Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis. Yogyakarta:


BPEE

Sutarto. (2012). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press

Thomson, Gamble dan Stricland. (2006). Strategy. New York: Mc Graw Hill
94

Ulbert Silalahi (2005). Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori dan
Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

UU No. 6 tahun 2004 tentang Desa


KBBI. (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sarana
KBBI. (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/prasarana
Kuncoro, Murdrajat. (2006). Ekonomi Pembangunan. Penerbit Salemba. Jakarta
LAMPIRAN

95
96
97
98
99
100

Foto bersama Kepala Desa Pitumpidange


101

Foto Bersama Pengurus BUMDES Pitumpidange


102

Sekretariat sekaligus Usaha Warkop BUMDes Sipurennu


103

Hasil kerajinan tangan BUMDes Sipurennu


104

Pupuk Cair dan Produksi Jamur


105
106

Wisata Kuliner BUMDes Sipurennu


RIWAYAT HIDUP

Andi Adnan, lahir pada tanggal 05 September 1998 di Desa

Masago Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone. Ia

merupakan anak ke-2 dari tiga bersudara dari pasangan H.

Andi Suradi dan Hj. Rahmi. Penulis memulai pendidikan

formal di TK Tau Mau pada tahun 2005 kemudian selesai

tahun 2006 lanjut di SD Inpres 3/77 Masago pada tahun 2006 selesai pada tahun

2010 lanjut ke jenjang pendidikan di SMPN 2 Salomekko pada tahun 2010 dan

selesai pada tahun 2013, lanjut ke SMAN 1 Patimpeng pada tahun 2013 dan selesai

2016 kemudian, melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Universitas

Muhammadiyah Makassar Program S1 Ilmu Administrasi Negara dan selesai pada

tahun 2021 dengan Gelar sebagai S.Sos.

Semenjak menempuh pendidikan formal telah mengikuti berbagai organisasi

ekstrakulikuler di sekolah dasar hingga perguruan tinggi di mulai mengikuti

kegiatan Pramuka dari SD sampai SMP melanjutkan kegiatan palang merah remaja

(PMR) di SMA dan mempunyai jabatan sebagai ketua umum periode 2015-2016.

Kegiatan organisasi di perguruan tinggi di mulai dari masukanya sebagai anggota

departemen di ikatan mahasiswa muhammadiyah (IMM) FISP UNISMUH pada

periode 2017-2018 kemudian melanjutkan kegiatan organisasi di Himpunan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara (HUMANIERA) sebgai anggota

pada periode 2018-2019 selanjutnya, menjabat sebagai Direktur Utama di

Komunitas Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik (KIMAP) periode 2019-2020.

Anda mungkin juga menyukai