Anda di halaman 1dari 87

TEKNIK KEPEMIMPINAN LURAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA

PEGAWAI DI KANTOR LURAH PONDAMBEA KECAMATAN KADIA KOTA


KENDARI

OLEH :

WA ODE NURMI
STB. 21708005

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu
Politik (S.IP) Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu PolitikUniversitas Muhammadiyah Kendari

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Utama dan

Pembimbing Pendamping untuk dipertahankan dihadapan Panitia Ujian

Skripsi pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Kendari:

Judul Skripsi : Teknik Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan


Kinerja Pegawai di Kantor Lurah Pondambea
Kecamatan Kadia Kota Kendari
Nama Mahasiswa : Wa Ode Nurmi

Stambuk : 21708005

Kendari, 29 Juli 2021

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Abdul Rahman, S.Sos., M.Si Darwan Sari, S.Pd., M. Si


NIDN. 0906097705 NIDN. 0909098504

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan
fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Kendari

Dr. Abdul Rahman, S.Sos., M.Si


NIDN. 0906097705

ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI

TEKNIK KEPEMIMPINAN LURAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA


PEGAWAI DI KANTOR LURAH PONDAMBEA KECAMATAN KADIA KOTA
KENDARI

OLEH :

WA ODE NURMI
21708005

Telah dipertahankan dihadapan panitia ujian Skripsi pada Program Studi


Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Kendari pada tanggal 29 Juli 2021 Untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Politik dengan Sebutan S.IP dan hasilnya dinyatakan telah
memenuhi syarat dan dinyatakan lulus.
PANITIA UJIAN SKRIPSI :

Ketua : Dr. Abdul Rahman, S.Sos., M.Si (……………………….)

Sekretaris : Murniati, S.Sos., M.Si (……………………….)

Anggota : Darwan Sari, S.Pd., M.Si (……………………….)

Yunitawati Lampasa, S.Pd., M.Si (……………………….)

Kendari, 29 Juli 2021

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiya Kendari

Muhamad Ihsan Mattaliti,S.Sos.,M.A


NIDN.O9O7O779O1

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Wa Ode Nurmi

Stambuk : 21708005

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi yang berjudul

Teknik Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di

Kantor Lurah Pondambea Kecamatan Kadia Kota Kendari adalah benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau karya

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau karya sendiri baik

seluruhnya maupun sebagian. Segala materi yang diambil dari karya orang

lain, hanya digunakan sebagai acuan dengan mengikuti aturan dan tata cara

penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan jujur dan benar. Apabila

pernyataan ini tidak sesuai dengan fakta yang ada, maka saya selaku penulis

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di lingkup

Universitas Muhammadiyah Kendari.

Kendari, 29 Juli 2021


Yang Membuat,

Wa Ode Nurmi
21708005

v
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawa ini:

Nama : wa Ode Nurmi

NIM : 21708005

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Perguruan Tinggi :Universitas Muhammadiyah Kendari

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Teknik


Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor
Lurah Pondambea Kecamatan Kadia Kota Kendari adalah benar
merupakan karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam skripsi
tersebut diberi tanda citasi ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar dan


ditemukan pelanggaran atas karya skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi
tersebut

Kendari, 29 juli 2021

Yang membuat pernyataan

Materai
10.000

Wa Ode Nurmi
NIM 21708005

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

Salawat dan Salam penulis juga kirimkan kepada Rasulullah SAW, Ushwatu

Khasanah, suri tauladan dan pembawa pelita dalam kehidupan penulis.

Dengan selesainya penyususan skripsi ini, tidak terhitung hambatan

yang telah penulis hadapi, Penghargaan dan hormat penulis sampaikan

kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda dan Ibunda tercinta, terima

kasih atas didikannya selama ini, yang dengan susah payah mendidik dan

memberi motivasi agar segera menyelesaikan studi ini. Semoga Allah SWT

senantiasa memberi perlindungan kepada kedua orang tua penulis.

Selain itu, berkat bimbingan dan dorongan berbagai pihak khususnya

Bapak pembimbing pada akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada Bapak Dr. Abdul Rahman, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing Utama dan

Bapak Darwan Sari, S.Pd., M.Si selaku Pembimbing Pendamping. Peneliti tak

lupa memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Amir Mahmud, S.Pi., M.P selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Kendari.

2. Bapak Muh. Ihsan Mattaliti, S.Sos, M..A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Kendari.

vii
3. Para dosen serta segenap staf Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Kendari yang telah memberikan pengetahuan dan segenap bantuan

selama proses studi.

4. Terimakasih kepada Bapak Lurah dan jajaran Kepala Seksi serta Staf

Kantor Lurah Pondambea yang banyak membantu dengan memberikan

data, baik berupa wawancara maupun data dokumen yang menunjang

penelitian ini.

5. Terimakasih yang tak terhingga kepada saudara/saudariku La Ode

Nursalim, Siti Salmina, Ikmal Syapurta dan Cici Ramdani yang telah

memotivasi penulis dalam penyelesaian studi ini.

6. Terimaksih juga kepada partner peneliti Sujatmiko yang telah

memberikan dukungan motivasi maupun materi. Menuju halal (01-10-

2021).

7. Terimakasih kepada seluruh teman-teman seangkatan : Sri Rahayu, Ati

Suniarti, La Ode Abd. Sarifuddin, Andri Nubu, Prisca, Rezky Syaputri, Gita

Pancarini, Muh. Aksanto Tawulo, Muh. Tegar Saputra, Muh. Hanafi Salu.

8. Segenap pihak yang belum disebutkan di atas yang juga telah

memberikan bantuan kepada penulis baik langsung maupun tidak

langsung.

viii
Semoga semua bantuan tersebut dicatat sebagai amal sholeh dan

mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT, amin.

Kendari, 29 Juli 2021

Wa Ode Nurmi
21708005

ix
ABSTRAK

Wa Ode Nurmi (21708005) : Teknik Kepemimpinan Lurah Dalam


Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Lurah Pondambea Kecamatan
Kadia Kota Kendari. Dalam Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Abdul
Rahman, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing Utama dan Bapak Darwan Sari, S.Pd.,
M.Si selaku Pembimbing Pendamping.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis teknik
kepemimpinan Lurah Pondambea Kecamatan Kadia dalam meningkatkan
kinerja pegawai. Jenis data yang digunakan adalah data primer (pengamatan,
wawancara) serta data sekunder (dokumentasi/pendukung) yang diperoleh
secara langsung. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, serta
ditarik kesimpulan berdasarkan jawaban dari responden dan informan
penelitian yang relevan dengan masalah penelitian Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa Lurah Pondambea memiliki teknik kepemimpian yang
baik dalam mempengaruhi bawahannya. Seperti teknik human relation,
teknik persuasive, teknik penyediaan fasilitas dan teknik menjadi teladan.
Dengan berbagai teknik kepemimpinan yang dimiliki Lurah Pondambea,
maka berdampak pada peningkatan kinerja pegawai. Peningkatan kinerja
pegawai tersebut dapat dilihat dari tingkat produktifitas pegawai yang
meningkat. Selanjutnya kinerja pegawai juga dapat dilihat dari kualitas
layanan yang diberikan kepada masyarakat.Pelayanan di Kantor Lurah
Pondambea telah memiliki Standar Operasional Prosedur yaitu pelayanan
menggunakan aplikasi elektronik namun kenyataan dilapangan pegawai
masih belum bekerja sesuai standar yang ditetapkan disebabkan masih
rendahnya tingkat disiplin pegawai khususnya yang terlibat dalam aplikasi
pelayanan yang berbasis teknologi tersebut, sehingga pelayanan tetap
dilakukan secara manual.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Kinerja, Pegawai

x
ABSTRACT

Wa Ode Nurmi (21708005): Village Head Leadership Techniques in


Improving Employee Performance at the Pondambea Village Head Office,
Kadia District, Kendari City. In this research guided by Mr. Dr. Abdul Rahman,
S.Sos., M.Si as the Main Advisor and Mr. Darwan Sari, S.Pd., M.Si as the
Companion Advisor.
The purpose of this study was to describe and analyze the leadership
techniques of the Head of Pondambea Village, Kadia District in improving
employee performance. The type of data used is primary data (observation,
interview) and secondary data (documentation / support) which is obtained
directly. The method used is descriptive qualitative, and conclusions are
drawn based on the answers from respondents and research informants
relevant to the research problem. The results showed that the Pondambea
village head had good leadership techniques in influencing his subordinates.
Such as human relations techniques, persuasive techniques, facility provision
techniques and techniques are exemplary.
With various leadership techniques owned by Pondambea Village Head, it
has an impact on improving employee performance. The increase in
employee performance can be seen from the increased level of employee
productivity. Furthermore, employee performance can also be seen from the
quality of services provided to the community. Services at the Pondambea
Urban Village Office have Standard Operating Procedures, namely services
using electronic applications, but the fact is that in the field of employees they
are still not working according to the standards set due to the low level of
employee discipline, especially those involved in service application based on
this technology, so that the service is still done manually.

Keywords: Leadership, Performance, Employees

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………..…………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………….…………… ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR ………………………………………………..……………


v
ABSTRAK …………………………………………………………….…………… vi
ABSTRACT…………………………………………………………….…………… vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………….…………… viii

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………….…………… 1

1.1.Latar Belakang …………………………………….…………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………. 4

1.3.Tujuan Penelitian ……………………………………………… 4

1.4.Manfaat Penelitian ……………………………….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 5

2.1. Konsep Kepemimpinan..………………………… 5

2.2. Konsep Kinerja ………….……………………… 10


2.3. Kerangka Pikir …………………………………… 16

BAB III : METODE PENELITIAN ……….………………………………… 17

3.1. Lokasi Penelitian ………………………………….. 17

3.2. Informan Penelitian ……………………………… 17


3.3. Sumber dan Jenis Data …………………………… 18

3.4. Teknik Pengumpulan Data ………………………. 19

12
3.5. Teknik Analisa Data …..………………………… 19

3.6. Operasional Variabel ……………………………. 20

BAB IV : HASIL PENELITIAN ……….………………………. 22

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………… 22

4.2. Teknik Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai di Kantor Lurah Pondambea

Kecamatan Kadia Kota Kendari……………………


27

BAB V : PENUTUP ………………………………………..…... 58

5.1. Kesimpulan ……………………………….………. 58

5.2. Saran ………………………………………………. 59

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………...………… 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap organasisasi, baik itu orgasnisasi pemerintah maupun

swasta, kepemimpinan menjadi hal yang sangat vital. Keberhasilan

suatu organisasi takkan lepas dari kemampuan setiap pemimpin untuk

mengatur, mengendalikan dan menjalankan roda organisasinya.

Dalam suatu teori kepemimpinan pada umumnya bersifat

menyeluruh, dan berhubungan dengan segala sisi kehidupan. Teori

kepemimpinan pada umumnya juga mempunyai konsekuensi yang

nyata dari peradaban umat manusia, baik itu peradaban pada masa pra-

modern hingga modern. Konsep kepemimpinan menyentuh segala lini

mulai dari konteks sosial politik, keagamaan hingga permasalahan

kepemimpinan itu sendiri, dari sini jelaslah bahwa konsep

kepemimpinan dapat bersifat esensial yang wajib untuk dikaji oleh

setiap disiplin ilmu pengetahuan (Adiwilaga, 2018: 28).

Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik.

Literatur tentang kepemimpinan dapat mendorong setiap orang untuk

berperilaku dan sebagai seorang pemimpin yang baik. Setiap orang

dapat meniru sikap dan metode kepemimpinan sesuai dengan situasi

dan kondisi kepemimpinan, serta syarat dari seorang pemimpin yang

baik (Thoha, 2012: 45).

14
Kepemimpinan haruslah merupakan konsekuensi yang logis yang

disebakan dari lahirnya suatu kehidupan dalam suatu masyarakat.

Seorang pemimpin harusnya adalah tauladan yang senantiasa

mementingkan kepentingan yang dipimpinnya, dalam artian

kepentingan pribadi harus di rela untuk dinomor duakan untuk

kepentingan banyak orang atau yang dipimpinnya agar tujuan

organisasi dapat tercapai (Garis, 2018: 8).

Tidak bisa dipungkiri bahwa unsur kepemimpinan yang baik

adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur jalannya

roda pemerintahan. Setiap pemimpin dituntut untuk memiliki

kemampuan berfikir ke depan. Oleh sebab itu setiap pemimpin

mempunyai kewajiban yang jelas serta memiliki kejelasan visi dan misi

sehingga roda organisasi dapat berjalan efektifitas dan efisien.

Keberhasilan pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai sangat

bergantung pada peran pemimpin itu sendiri.

Pemimpin yang baik akan menjadi faktor yang sangat penting dan

menentukan dalam suatu organisasi, sebagai seorang pemimpin

memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi orang yang dipimpinnya

disebabkan suksesnya atau keberhasilan setiap pegawai sangat

tergantung pada kemampuan pemimpinnya dalam mengarahkan,

membina pegawainnya dalam mencapai tujuan organisasi. Seorang

pemimpin sangat diharapkan untuk mampu mewujudkan setiap

15
perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Sebagai

aparat pemimpin dituntut untuk mampu merespon setiap perubahan

dan berbagai kebutuhan masyarsakat dengan meningkatkan kinerja

pegawai.

Terkait hal tersebut, maka kemampuan lurah sebagai pemimpin

di wilayahnya hendaknya mempunyai visi, misi, inisiatif

tanggungjawab, dan pembinaan pelayanan publik dalam

penyelenggaraan pemerintahan (Syarifudin, 2013: 23).

Dalam sistem penyelenggaraan Pemerintahan di negara kita,

pemerintah Kelurahan sebagai bagian dari yang tidak terpisahkan dari

lembaga pemerintahan yang melaksanakan suatu program kebijakan

yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat, selain itu juga memiliki

kewenangan untuk melakukan pengawasan atas jalannya

penyelenggaraan pemerintahan diwilayahnya.

Dalam menyelenggarakan pemerintahan yang baik, sangat

memerlukan kepemimpinan yang berkualitas tinggi dan sadar akan

tanggung jawabnya sebagai pemimpin, sehingga mampu melaksanakan

tugas umum pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik- baiknya,

dalam artian seorang lurah haruslah memiliki kemampuan dalam

merencanakan, mengimplementasikan, mengawasi dan mengatur

seluruh tugas dan tanggungjawab yang diberikan oleh pejabat di

atasnya (Syarifudin, 2013: 24). Pemerintah kelurahan diharapkan

16
menjadi sasaran yang efektif baik dalam meningkatkan keberhasilan

program pemerintah maupun dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Berdasarkan pengamatan awal peneliti terhadap kinerja pegawai,

masih banyak pegawai yang memiliki kinerja yang rendah apabila

dilihat dari tingkat produktifitas, kualitas pelayanan kepada

masyarakat dan tingkat disiplin. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah

dari Lurah Pondambea untuk semakin memperbaiki teknik

kepemimpinannya sehingga dapat mempengaruhi pegawai dalam

meningkatkan kinerja mereka.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti kemudian

merumuskan masalah penelitianya itu bagaimana teknik

kepemimpinan Lurah Pondambea Kecamatan Kadia dalam

meningkatkan kinerja pegawai?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

dan menganalisis teknik kepemimpinan Lurah Pondambea Kecamatan

Kadia dalam meningkatkan kinerja pegawai.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Kegunaan Praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada Pemerintah khususnya di Kelurahan Pondambea

terkait teknik kepemimpinan.

17
b. Kegunaan akademis yang diharapkan adalah menambah informasi

dan pengetahuan, terutama bagi mereka yang tertarik terhadap

permasalahan kepemimpinan.

18
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Pada dasarnya setiap manusia, baik sebegai individu maupun

sebagai anggota dalam suatu kelompok pastilah membutuhkan sosok

pemimpin yang dapat dijadikan panutan atau teladan. Seorang pemimpin

yang baik itu harus dapat memposisikan dirinya sebagai pengambil

keputusan, pengayom maupun sebagai pelindungnya, maka disini sosok

yang mempunyai nilai lebih untuk dijadikan seorang pemimpin pada

kelompok atau organisasi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, maka setiap organisasi haruslah

memiliki seorang pemimpin yang dapat dijadikan sebagai motor

penggerak organisasi. Selain itu seorang pemimpin haruslah memiliki

gaya kepemimpinan yang dapat diterima oleh semua pihak. Seorang

pemimpin hendaknya memiliki unsur-unsur falsafah, keterampilan, sifat,

dan sikap bawahan (Garis, 2018: 45).

Berikut ini dipaparkan beberapa pendapat pakar mengenai

kepemimpinan. Dubrin (2005: 31) mengatakan bahwa konsep

kepemimpinan itu adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi

orang lain dengan melalui komunikasi yang baik dalam rangka untuk

mencapai tujuan. Adapun cara mempengaruhi orang lain tersebut bias

19
dengan member petunjuk atau perintah serta tindakan yang pada

akhirnya menyebabkan orang lain yang diperintah tersebut dapat

bertindak atau merespons apa yang diperintahkan dan kemudian dapat

menimbulkan perubahan kearah yang positif. Kemampuan untuk

mempengaruhi orang lain tersebut merupakan suatu kekuatan dinamis

penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan orang-orang dalam

rangka mencapai tujuan organisasi. Selain itu seorang pemimpin

hendaknya memiliki kemampuan menciptakan rasa percaya diri dari

bawahan serta selalu mendapatkan dukungan bawahan agar tujuan

organisasional dapat tercapai.

Selanjutnya Siagian (2002:62) mengatakan bahwa konsep

kepemimpinan merupakan suatu kemampuan induvidu untuk

mempengaruhi orang lain (para pegawai atau bawahannya), sedemikian

bawahannya tersebut mau melaksanakan keinginan sang pemimpin, baik

perintah itu disukai atau bahkan tidak disukai secara pribadi oleh orang

yang dipimpinnya. Lebih lanjut dikatakan Nimran (2004: 24) bahwa

leadership atau kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi

perilaku indivudi lain dalam suatu organisasi agar individu tersebut mau

berperilaku sebagaimana apa yang akan dikehendaki oleh pemimpin

tersebut. Sedangkan Robbins (2002) mengatakan bahwa kepemimpinan

adalah suatu kemampuan seseorang yang dapat mempengaruhi suatu

20
individu dalam suatu kelompok untuk berprilaku sebagaimana keinginan

pemimpin tersebut kearah tercapainya tujuan dari organisasi.

Menurut Kartono (dalam Syarifuddin, 2013: 17) kepemimpinan

adalah penggeneralisasian saat seni perilaku pemimpin dan konsep-

konsep kepemimpinannnya dengan menonjol latar belakang historis,

sebab musabab timbulnya kepemimpinannya, persyaratan menjadi

pemimpin sifat-sifat utama seorang pemimpin, memiliki dan

menjalankan tugas pokok dan fungsinya, serta memiliki etika profesi

kepemimpinan.

Berbagai pendapat pakar di atas menggambarkan bahwa seorang

pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan, dimana setiap

pemimpin harus mampu mengedalikan orang-orang yang menjadi

bawahannya, dapat menjadi panutan dan contoh sehingga para bawahan

mempunyai semangat dan motivasi untuk bekerja sehingga tujuan dari

organisasi dapat terwujud.

2. Teknik Kepemimpinan

Dalam konsep kepemimpinan hal yang sangat penting untuk

dibahas adalah berbagai teknik kepemimpinan yang digunakan oleh

seseorang dalam memimpin suatu organisasi. Teknik kepemimpinan

diperlukan untuk mengukur keterampilan teknis, kemampuan dan serta

jiwa sosial seseorang pemimpin dalam memimpin orang-orang dalam

suatu organisasi. Seseorang pemimpin hendaknya mampu menerapkan

21
teori kepemimpinan pada praktik kehidupan serta organisasi yang

dipimpinnya. Teori kepemimpinan tersebut dapat meliputi konsep dan

pemikiran, perilaku tindakan sehari-hari dan segala hal yang dugunakan

oleh pemimpin tersebut dalam mewujudkan kepemimpinan (Darmawan,

2017: 125). Berikut ini akan dipaparkan teknik kepemimpinan menurut

pakar. Yang pertama menurut Pamudji (dalam Syarifuddin, 2013: 21)

dalam Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia, antara lain:

a. Teknik Pematangan atau Penyiapan Pengikut

Yaitu kemampuan seseorang pemimpin untuk memberikan

penjelasan yang jelas dan terkini kepada setiap orang atau

bawahannya, sehingga orang lain tersebut dapat memiliki pengertian

terhadap sesuatu hal tersebut

b. Teknik Human Relation

Teknik human relation ini merupakan suatu teknik atau berbagai

rangkaian aktifitas pemimpin dalam memotivasi orang lain. Teknik

ini merupakan keseluruhan proses dalam memberikan motivasi atau

dorongan kepada orang lainagar orang tersebut mau dan bersedia

untuk mengikuti segala kehendak pemimpin dalam dapat memenuhi

tujuan dari organisasi itu sendiri.

c. Teknik Persuasif dan Pemberian Perintah

Teknik persuasif atau ajakan mengindikasikan adanya perbedaan

antara pemimpin dan yang dipimpin dimana kedudukan antara

22
seorang pemimpin dengan yang dipimpin memiliki batas-batas yang

jelas, sehingga pemimpin dapat mempergunakan kekuatan dan

kekuasaannya. Adapun teknik pemberian perintah kemampuan

pemimpin untuk menyuruh orang lain agar dapat mematuhinya dan

melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan si pemberi perintah. Di

belakang perintah tersebut dapat kekuatan dan kekuasaan.

d. Teknik Penggunaan Sistem Komunikasi yang baik

Teknik penggunaan system komunikasi yang baik dapat berarti

pemimpin dapat menyampaikan suatu maksud dan tujuan kepada

orang lain dalam rangka perintah, penerangan maupun persuasi dan

yang terpenting adalah maksud dan tujuannya dapat diterima sama

dengan maksud pengirim, hal ini disebabkan seringkali ditemui

maksud tersebut tidak dapat diterima dan disalah tafsirkan orang

lain.

e. Teknik Penyediaan Fasilitas

Apabila dalam suatu organisasi, orang-orangnya (karyawan) telah

bersedia serta siap melaksanakan arahan dari pemimpinnya, maka

orang-orang tersebut haruslah diberi penghargaan berupa

pemberian fasilitas dan penghargaan. Seperti member kesempatan

mengikut pendidikan dan pelatihan, memberikan uang, perlengkapan

dan tempat kerja serta perangsang berupa materi maupun non

materi.

23
f. Teknik Menjadi Teladan

Teknik menjadi teladan diharapkan pemimpin dapat memberikan

contoh teladan kepada orang-orang yang dipimpinnya sehingga

orang tersebut mau digerakkan atau diperintah. Pemimpin terkadang

tidak perlu mengeluarkan perintah, cukup dengan tindakan yang

dapat diikuti oleh setiap pegawai yang melihat tindakan pemimpin

tersebut. Seorang pemimpin yang baik biasanya menunjukkan

perilaku yang baik pula yang merupakan pencerminan jati dirinya

sebagai seorang pemimpin, dengan melakukan teknik-teknik untuk

pencapaian tujuan dari organisasi.

Selanjutnya Teknik Kepemimpinan Menurut Karjadi (dalam

Darmawan, 2017: 126), yaitu:

a. Teknik kepemimpinan pokok, ialah teknik kepemimpinan yang dapat

digunakan sebagai dasar dari seluruh macam kepemimpinan, seperti

:teknik agar orang lain mau menjadi pengikut, memperlakukan

bawahan sebagai manusia, bukan sebagai mesin yang hanya untuk

diperintah dan yang terakhir adalah seorang pemimpin memberikan

contoh atau teladan kepada bawahannya.

b. Teknik kepemimpinan khususya itu teknik-teknik kepemiminan

lainnya untuk menambah teknik kepemimpinan dalam bidang

khusus tertentu dapat dijalankan dengan hasil yang baik, seperti

24
dalam bidang khusus :perusahaan industri, perusahaan pertanian,

keolah-ragaan, kemiliteran, kepolisian, dan lain sebagainya.

2.2. Konsep Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Telah banyak kita jumpai pengertian dari kinerja (performance).

Berikut ini dijelaskan beberapa diataranya, yaitu bahwa kinerja

merupakan salah satu aspek mengenai tingkat keberhasilan dalam

melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu program dalam mewujudkan

visi, misi, sasaran serta tujuan dari suatu organisasi yang biasanya telah

ditetapkan dalam suatu desain program perencanaan organisasi atau

instansi tersebut.

Biasanya istilah kinerja tidak bias dipisahkan dengan kata prestasi

kerja. Tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok dalam bekerja

dilihat dari tingkat kinerja mereka. Seorang pegawai dapat dikatakan

memiliki kinerja yang baik apabila pegawai tersebut memiliki prestasi

kerja. Indikator keberhasilan kerja tersebut dapat dinilai dari adanya

tujuan dan target yang akan dihadapi oleh setiap pegawai.

Heresy (1998:179) mendefenisikan kinerja sebagai hasil-hasil

yang telah dicapai seseorang dengan menggunakan media tertentu. Hal

ini menggambarkan bahwa kinerja tidak terlepas dari sarana yang

digunakan, yang menghasilkan output yang baik, sehingga menghasilkan

kinerja yang baik pula. Khedouri (1998: 626-628) mengatakan bahwa

25
kinerja lembaga dapat dilihat dari tiga dimensi, yakni; (1) kontekstual;

(2) proses, dan (3) keluaran. Suatu kinerja bila dipandang dalam dimensi

kontektual dapat berarti eksistensi suatu lembaga dapat diterima

ditengah-tengah lingkungan lembaga lainnya. Lembaga dalam dimensi

proses berarti buruknya kinerja lembaga dapat dilihat dari bagaimana

lembaga tersebut melaksanakan tahapan-tahapan pekerja yang sedang

dilakukannya dan tanpa memandang hasil yang dicapai.

Selanjutnya Lexie (2004: 27), mengemukakan bahwa konsep

kinerja ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu; kemampuan, motivasi

dan peluang. Ability adalah suatu kesanggupan yang dimiliki seseorang,

baik itu berupa mental spritual, kekuatan fisik maupun keterampilan dan

pengetahuan. Sedangkan motivasi merupakan suatu keinginan dari

seseorang agar mampu menghasilkan energi atau kekuatan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan

opportunity ialah ada atau tidaknya kesempatan bagi individu unutuk

menunjukkan kinerjanya.

Selanjutnya menurut Dwiyanto (2002: 48-49) mengemukakan

terdapat lima indikator guna mengukur kinerja birokrasi publik.

Indikator tersebut yaitu (1) produktivitas; (2) Kualitas Layanan; (3)

Responsivitas; (4) Responsibilitas dan (5) Akuntabilitas

26
Kemudian menurut Suyuti (1999: 193) secara sederhana

mengatakan bawah kemampuan dan kinerja seseorang dapat dilihat

dari:

(1) Tanggung jawab

Konsep tanggungjawab disini yaitu kemampuan dari seseorang

untuk melaksanakan pekerjaan sampai tuntas dalam hal ketepatan

waktu serta berani menanggung segala resiko yang timbul atas

keputusan yang telah diambilnya tersebut (Yusuf, 2018).

Indiaktornya adalah: a) Memiliki sikap serta kesadaran yang tinggi

dan menunjukkan rasa tanggungjawab yang besar terhadap

pekerjaannya; b) Kesanggupan menyelesaikan pekerjaan yang

dibebankan dengan baik serta tepat waktu; c) Berani menanggung

resiko terhadap keputusan yang diambil; d) Bekerja secara tekun dan

berdedikasi tinggi; e) Memberikan pelayanan yang optimal sesuai

bidang tugas.

(2) Mutu dan hasil kerja,

Mutu dan hasil kerja pegawai dapat dilihat dari segi kualitas

kerja, sedapat mungkin kurangnya kesalahan kerja dan hasil yang

didapat juga memuaskan.

(3) Disiplin kerja

Amriany, dkk dalam Indriyani dkk (2020) menyebutkan aspek-

aspek disiplin kerja, yaitu: 1. Kehadiran pegawai yang telah terjadwal

27
untuk bekerja. 2. Waktu Kerja yaitu jangka waktu saat pekerja harus

hadir untuk memulai bekerja hingga akhir pekerjaan. 3. Kepatuhan

terhadap perintah. Yaitu ketika seseorang melakukan apa yang

dikatakan kepadanya. 4. Kepatuhan terhadap aturan. Dalam hal ini

terlihat pada keadaan pegawai yang tidak patuh pada aturan dengan

tidak mengikuti apel disebabkan adanya hambatan atau kepentingan

lain yang mendesak, maka sebelumnya pegawai tersebut

berkewajiban untuk member informasi ketidakhadirannya terlebih

dahulu kepada pimpinannya melalui surat izin tertulis. Dan apabila

terdapat kendala yang mendadak bias melalui konfirmasi melalui

pesan singkat (SMS).

(4) Keahlian atau skill yang dimiliki.

Yaitu suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mengartikan pengetahuan yang didapatnya ke dalam praktik

sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan (Suprapto, 2009).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja pegawai.

Menurut Jones (2002:92) bahwa “ada enam faktor yang menyebabkan

kinerja pegawai menjadi buruk, antara lain: (1) kesanggupan tiap

individu, (2) kesanggupan dari pimpinan, (3) adanya ketimpangan pada

proses, (4) permasalahan lingkungan, (5) keadaan setiap individu, (6)

motivasi diri”.

28
Sementara itu Buchari Zainun (1996:51) menyampaikan bahwa

ada tiga faktor yang mampu mempengaruhi kinerja pegawai, faktor

tersebut adalah (1) ciri-ciri seseorang, (2) lingkungan luarnya, dan (3)

sikapnya terhadap profesi pegawai”. Selanjutnya Gordon (dalam Zainun,

1996: 60) mengatakan bahwa suatu organisasi dapat memiliki prestasi

yang tinggi disebabkan adanya peran pemimpin dalam menjaga dan

membina serta member semangat dan motivasi kepada bawahannya

agar para bawahan tersebut mampu memiliki tingkat produktivitas yang

tinggi”.

Beberapa pendapat tersebut telah menggambarkan bahwa tinggi

rendahnya suatukinerja dari pegawai sangat tergantung kepada

kemampuan kepemimpinan. Tindakan yang mampu dilaksanakan agar

dapat mengembangkan kekuatan setiap pegawai, baik secara individu

maupun secara berkelompok yaitu dengan cara memperlihatkan

perbuatan dan perkataan nonformal bahwa pimpinan dapat

mempercayai pegawainya. Hal ini dapat berarti bahwa faktor

kepemimpinan sangat memiliki peranan yang cukup tinggi terhadap

kinerja pegawai tersebut.

Berbagai pandangan dari para ahli tersebut, disimpulkanlah

bahwa suatu kinerja dapat dikatakan sebagai suatu sifat dan karakter

dari suatu tugas yang dinyatakan sebagai catatan kerja dari pegawai,

dengan indicator dari pengembangan diri, kerja sama tim, komunikasi

29
yang baik, produktifitas kerja yang tinggi, dan keputusan yang

dihasilkan, kecelakaan kerja, ketidakhadiran serta kesalahan dalam

kurun waktu tertentu.

Kriteria kinerja setiap pegawai dapat dilihat dari tugas dan

tanggung jawab keseharian yang dibebabkan kepadanya. Kinerja

pegawai dapat berfungsi sebagai cara untuk memberi informasi terkait

pekerjaan pegawai serta mengenai bagaimana seseorang pegawai

dalam melaksanakan pekerjaannya. Dan kinerja merupakan fungsi dari

hubungan antara kemampuan dan karakter kepribadian para pegawai.

3. Kriteria Penilaian Kinerja

Dalam usaha untuk melihat peningkatan kinerja masing-masing

pegawai, mengidentifikasi permasalahan yang timbul, dan memberi

masukan dalam suatu instansi, maka diperlukan suatu komunikasi kerja

yang berlangsung secara berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan

guna mencegah dan menyelesaikan permasalahan yang mungkin

terjadi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bernardin & Russell (dalam Ruky,

2001: 8) menyatakan bahwa perlunya diadakan diadakan penilaian

kinerja setiap pegawai, guna, mengatur dan mengelola serta

memperbaiki kinerja setiap pegawai, untuk membuat keputusan yang

tepat waktu dan akurat serta untuk meningkatkan kualitas produksi

dari organisasi secara keseluruhan”.

30
Sementara menurut Gomes (dalam Zainun, 1989: 85) penilaian

kinerja mempunyai tujuan untuk me-reward kinerja sebelumnya (to

reward past performance) dan untuk memotivasi demi perbaikan kinerja

pada masa yang akan datang (to motivate future performance

improvement), serta informasi yang didapatkandari penilaian kinerja

sehingga dapat dimanfaatkan kepada kepentingan untuk pemberian gaji,

kenaikan gaji, pemberian promosi jabatan, mutase serta pelatihan dan

penempatan tugas-tugas tertentu.

2.3. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan literature tentang konsep kepemimpinan dalam

meningkatkan kinerja pegawai, maka peneliti mencoba merangkainya

dalam sebuah kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

TEKNIK KEPEMIMPINAN KINERJA PEGAWAI


1. Teknik Human Relation 1. Produktifitas,
2. Teknik Persuasif dan 2. Kualitas Layanan,
Pemberian Perintah 3. Disiplin kerja dan
3. Teknik Penyediaan
Fasilitas Dwiyanto (2002) dan Suyuti
4. Teknik Menjadi Teladan (1999)

Pamudji (dalam Syarifuddin,


2013)

Gambar 1.
Kerangka Pikir Penelitian

31
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian berada di Kantor Lurah Pondambea

Kecamatan Kadia Kota Kendari. Penentuan lokasi tersebut didasarkan

pertimbangan bahwa kinerja pegawai masih rendah sehingga

memotivasi penulis untuk mengetahui teknik kepemimpinan apa yang

dimiliki oleh Lurah Pondembea tersebut untuk meningkatkan kinerja

para pegawainya.

3.2. Informan Penelitian

Untuk mendapatkan data penelitian, maka peneliti menggunakan

beberapa informan yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian.

Peneliti membagi dua informan, yaitu informan dari unsure pegawai

kantor Lurah Pondambea dan informan dari unsur masyarakat yang

pada saat penelitian berlangsung sedang mendapatkan pelayanan dari

aparat kelurahan Pondambea. Adapun informan dalam penelitian ini

berjumlah 10 (sepuluh) orang, yaitu:

1. Lurah Pondambea

2. Sekretaris Lurah Pondambea

3. 2 (dua) orang Kepala Seksi, yaitu Kepala Seksi Pemerintahan dan

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat

4. 3 (tiga) orang Pegawai Kelurahan

32
5. 3 (tiga) orang tookh masyarakat

3.3. Sumber dan Jenis Data

1. Sumber Data

Arikunto (2010: 18) menyatakan bahwa sumber data dalam

penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus 3 P, yaitu:

a. Person (orang), yaitu adanya informan yang dijadikan sumber

informasi data penelitian

b. Paper (kertas), yaitu sumber data yang diperoleh melalui berbagai

dokumen yang tertulis baik itu diperoleh dari kantor Lurah

Pondambea maupun dari tempat lain, seperti dari kantor statistik

dan juga dari media massa

c. Place (tempat), yaitu data penelitian yang diperoleh langsung dari

lokasi penelitian yaitu di Kantor Lurah Pondambea

2. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini didapatkan dari dua sumber penelitian,

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data

primer adalah data yang peneliti peroleh langsung di tempat

penelitian yaitu saat peneliti melakukan observasi atau pengamatan

langsung di lapangan dan juga saat peneliti melakukan wawancara

dengan para informan penelitian. Sumber yang kedua adalah data

sekunder yaitu data yang peneliti peroleh dari berbagai dokumen-

33
dokumen yang berhubungan dengan peneltiain, juga literatur dari

Badan Pusat Statistik, internet dan sebagainya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang peneliti lakukan saat mengumpulkan data

yaitu, antara lain:

1. Observasi

Yang dimaksud observasi dalam penelitian ini adalah

pengamatan langsung dengan melihat, mengamati sendiri kejadian

di lapangan. Observasi dilakukan dengan melihat teknik

kepemimpinan Lurah khususnya dalam meningkatkan kinerja

pegawainya.

2. Wawancara

Yaitu melakukan aktifitas wawancara mendalam kepada

informan yang telah terpilih. Wawancara dilakukan dengan

menggunakan pedoman wawancara yang sebelumnya telah

dipersiapan. Adapun lokasi wawancara bertempat di Kantor Lurah

Pondambea.

3. Dokumentasi

Adapun pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi

juga peneliti lakukan. Dokumentasi itu peneliti dapatkan berupa

beberapa file seperti SOP pelayanan pegawai, daftar hadir pegawai,

foto-foto kegiatan yang tersimpan pada kantor Lurah Pondambea.

34
3.5. Teknik Analisis Data

Salah satu cara untuk menganalisa data kualitatif adalah dengan

mengolah data yang telah dikumpulkan, kemudian memilah-milah agar

dapat menemukan suatu pola sehingga dapat menemukan apa yang

penting dan apa yang diperlukan, setelah itu peneliti melakukan uji data

kembali atau memverifikasi ulang data yang telah masuk (verification),

dan selanjutnya memutuskan kesimpulan (tentative conclusion).

3.6. Definisi Operasional

1. Teknik Kepemimpinan

a. Teknik Human Relation, yaitu kemampuan lurah dalam

memberikan motivasi atau dorongan kepada bawahannya

b. Teknik persuasif dan pemberian perintah, yaitu kemampuan

lurah untuk memerintahkan bawahannya atau orang lain untuk

agar dapat meningkatkan kinerjanya

c. Teknik penyediaan fasilitas, yaitu kemampuan lurah untuk

mempengaruhi para pengawainya untuk meningkatkan kinerja

dengan cara menyediakan fasilitas yang berhubungan dengan

pekerjaan pegawai.

d. Teknik menjadi teladan, yaitu kemampuan lurah untuk

mempengaruhi para pegawainya dengan cara member contoh

dan teladan kepada para pegawai tersebut.

2. Kinerja Pegawai

35
a. Produktifitas, apabila pegawai dapat menyelesaikan tupoksinya

pada hari itu juga dan tidak menunda-nunda pekerjaannya,

maka dapat dikatakan pegawai tersebut tingkat produktifitas

kerjanya bagus dan memuaskan.

b. Kualitas layanan, kemampuan pegawai memberikan layanan

yang cepat, tepat kepada masyarakat.

c. Disiplin kerja, yaitu ketaatan pegawai terhadap aturan yang ada,

misalnya kehadiran di kantor dan waktu kerja pegawai.

36
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis dan Batas Wilayah

Kelurahan Pondambea adalah salah satu kelurahan yang

terletak di Kecamatan Kadia Kota Kendari dengan luas wilayah

kurang lebih 1,52 km2. Secara administratif Kelurahan Pondambea

terdiri dari 4 RW dan 20 RT dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bende

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Wawowanggu

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bonggoeya

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Mataiwoi

(Sumber: Kantor Kelurahan Pondambea, 2021)

2. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kelurahan Pondambea Kecamatan Kadia

Kota Kendari sampai tahun 2020 berjumlah 2.949 jiwa dan 572 KK.

Persebaran jumlah penduduk tersebut merata di empat RW dengan

perincian sebagai berikut:

Tabel 1.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Wilayah dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah


No Wilayah
Laki2 Perempuan
1. RW I 390 410 800

37
2. RW II 311 321 632

3. RW III 249 314 563

4. RW IV 450 455 905

Jumlah 1.449 1.500 2.949

Sumber: Kantor Kelurahan Pondambea, 2021

1.1. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah

Kelurahan Pondambea Kecamatan Kadia Kota Kendari

1. Struktur Organisasi

Untuk mengetahui struktur organisasi pemerintah Kelurahan

Pondambea Kecamatan Kadia dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini :

LURAH KEL.JBTN FUNGSIOANAL

SEKRETARIS LURAH

KASI TATA KASI KETENTRAMAN/ KASI


PEMERINTAHAN KETERTIBAN PEMBERDAYAAN
KETE

RW I RW II RW III RW IV

Sumber: Perda No. 9 Tahun 2008 tanggalI 17 Maret 2008 Tentang


Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Kendari

Gambar 2.
Struktur Organisasi Kantor Lurah Pondambea

38
2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berikut Tugas dan Fungsi masing-masing perangkat Kelurahan

Pondambea sebagai berikut:

a. Lurah

Dalam menyelenggrakan tugasnya lurah mempunyai fungsi adalah;

1) perumusan kebijakan teknis wilayah kelurahan

2) melaksanakan tugas ketentraman dan ketertiban dalam

wilayahnya

3) melaksanakan pelayanan kepada masyarakat

4) melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh camat.

b. Sekretaris Kelurahan

Mempunyai tugas membantu Lurah dalam melaksanakan tugas

penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan dan memberikan

pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat/aparatur

Kelurahan;

Untuk melaksanakan tugas Sekretaris Kelurahan menyelenggarakan

fungsi;

1) Pengumpulan bahan dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas-

tugas penyelenggaraan urusan kelurahan serta administrasi

pemerintahan kelurahan;

2) Penyusunan rencana program tahunan kelurahan;

39
3) Pelaksanaan pelayanan dan pengelolaan administrasi kelurahan

yang meliputi Tata Usaha Umum dan Kepegawaian serta

pengelolaan keuangan;

4) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Kepala-Kepala Seksi;

5) Perencanaan pengadaan kebutuhan barang inventaris dan

pemeliharaannya;

6) Pelaksanaan evaluasi dan monitoring penyelenggaraan urusan

Kelurahan dan Pengelolaan administrasi Kelurahan;

7) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan;

8) Pelaksanaan urusan pemeliharaan dan keamanan kantor;

9) Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Lurah baik

didalam maupun diluar organisasi.

c. Seksi Pemerintahan

Seksi pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang

bertanggungjawab langsung kepada Lurah. Seksi Pemerintahan

mempunyai tugas membantu Lurah dalam hal perumusan suatu

kebijakan, mengevaluasi semua kegiatan serta melakukan pelaporan

urusan pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas Seksi

Pemerintahan fungsi :

1) Pengumpulan bahan dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas-

tugas penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan Pelayanan

Umum;

40
2) Penyusunan rencana dan program kegiatan operasional

penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah Kelurahan dibidang

Pemerintahan dan Pelayanan Umum;

3) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan

penyelenggaraan administrasi kependudukan, catatan Sipil. Dan

keagrariaan sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

4) Pelaksanaan evaluasi dan monitoring;

5) Pembuatan laporan secara berkala tentang penyelenggaraan

pemerintahan di kelurahan dibidang Pemerintahan dan

pelayanan Umum;

6) Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Lurah baik

didalam maupun diluar organisasi.

d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Seksi ini dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

bertanggungjawab langsung kepada Lurah. Seksi Ketentraman dan

Ketertiban Umum mempunyai tugas membantu Lurah dalam

menyiapkan bahan perumusan kebijakan evaluasi dan pelaporan

urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum. Untuk

menyelenggarakan tugas Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

menyelenggarakan fungsi :

41
1) Pengumpulan bahan dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas

seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;

2) Penyusunan rencana dan program kegiatan operasional

penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum;

3) Penyusunan pedoman pembinaan Ketentraman, Keamanan dan

Ketertiban Umum di lingkup Kelurahan;

4) Pelaksanaan evaluasi dan monitoring;

5) Pembuatan laporan secara berkala tentang penyelenggaraan

tugaas seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;

6) Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Lurah baik

didalam maupun diluar organisasi.

e. Seksi Pelaksanaan Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah

dan tanggungjawab kepada Lurah melalui Sekertaris Lurah. Seksi

Pelaksanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

mempunyai tugas membantu Lurah dalam menyiapkan bahan

perumusan kebijakan evaluasi dan pelaporan urusan pembangunan

dan Pemberdayaan Masyarakat.

4.2. Teknik Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Kinerja

Pegawai di Kantor Lurah Pondambea Kecamatan Kadia Kota

Kendari

42
1. Teknik Kepemimpinan Lurah Pondambea

Pada kepustakaan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada

dasarnya setiap individu ataupun kelompok masyarakat pasti

mendambakan seorang pemimpin yang dapat dijadikan contoh ataupun

panutan. Seorang pemimpin dalam suatu organisasi apalagi dalam

organisasi public sangat dituntut memiliki berbagai kemampuan baik itu

sebagai pengambil keputusan, pelindung ataupun pengayomnya

warganya. Untuk itu dibutuhkan seseorang yang dapat dijadikan

pemimpin yang mempunyai nilai lebih pada kelompok tersebut. Suatu

kepemimpinan dapat digambarkan sebagai hubungan antara seorang

pemimpin dengan yang dipimpinnya dan bagaimana seorang pemimpin

dapat mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin

diharapkan dapat mempengaruhi perilaku para bawahan melalui

pendekatan dalam mengelola manusia.

Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini

bawahan menjadi suatu keharusan bagi seorang pemimpin. Keberhasilan

dari suatu organisasi sangat ditentukan bagaimana jiwa kepemimpinan

seseorang, dikarenakan banyak pemimpin tapi tidak mampu mengatur

dan mengendalikan para bawahannya. Untuk itu setiap pemimpin harus

menguasai berbagai teknik-teknik kepemimpinan.

Lurah Pondambea yang merupakan kepala wilayah di kelurahan

Pondambea, bukan hanya memimpin pegawai di instansinya yaitu kantor

43
Lurah, namun juga memimpin warga yang berada di wilayahnya. Seorang

Lurah haruslah mampu melibatkan semua pegawai dan juga warga

masyarakatnya dalam setiap program pembangunan, melibatkan pegawai

dan warganya agar menciptakan ketentraman dan ketertiban di

wilayahnya. Agar masyarakat dan pegawainya mengikuti arahan dari

Lurah tersebut, maka Lurah wajib memiliki Teknik dalam mengatur dan

mengendalikan warganya. Pada penelitian ini Peneliti bermaksud melihat

Teknik kepemimpinan Lurah Pondambea sebagaimana teori yang telah

dikemukakan oleh Pamudji sebagaimana yang dikutip oleh Syarifuddin

(2013) sebagai berikut:

a. Teknik Human Relation

Human relation merupakan inti dari pada kepemimpinan.

Dari

fungsi human relation tersebut untuk menerapkannya, seorang pemi

mpin

hendaknya dapat mengayomi serta memberikanar ahan dan

pendekatan terhadap bawahannya ataupun terhadap masyarakat,

sehingga human relation tersebut dapat dirasakan bersama dengan

baik.

Human Relations merupakan serangkaian relasi, baik relasi

yang sifatnyaformal maupun sifatnya informal, relasi antara pimpinan

dengan pegawainya, pimpinan dengan pimpinan, serta pegawai

44
dengan pegawai yang lain yang senatiasa dijaga dan dipelihara

sehingga tercipta suatu team work yang kompak sehingga

menimbulkan suatu suasana kerja yang dinamis dan mandiri dalam

rangka pencapaian tujuan.

Untuk mengukur keberhasilan suatu komunikasi dengan baik,

maka dapat dilihat dari Human Relationnya. Human Relation

merupakan salah satu unsure yang sangat penting dan berpengaruh

besar dalam komunikasi,baik dalam komunikasi antar individu

maupun komunikasi dalam organisasi kelompok, bahkan bagi seorang

pemimpin Human Relation juga sangat penting dimana pemimpin

sehari-harinya banyak melakukan komunikasi baik secara vertical

maupun secara horisontal, karena pemimpin yang baik adalah bias

dapat memecahkan masalah baik yang berada dalam organisasi

maupun di luar organisasi.

Adapun tujuan seorang pemimpin mempelajari human

relations atau hubungan antara masyarakat yaitu agar organisasi yang

dipimpinya senantiasa dapat meningkatkan produkvitas kerja para

pegawainya baik dan yang di pengaruh oleh unsur-unsur induvidu,

kelompok, dan lingkungannya. Ini terjadi disebabkan tujuan dari

hubungan masyarakat ialah untuk memberikan kepuasan terhadap

semua pihak yang berkepentingan, yaitu masyarakat umum, para

pegawai, dan para pimpinan organisasi itu sendiri.

45
Berdasarkan paparan di atas, maka jika seseorang pemimpin

ingin sukses dalam memimpin organisasinya, maka Teknik Human

Relations adalah Salah satu cara untuk dapat dipergunakan. Terlebih

bagi seorang pemimpin dalam bidang apapun. Dengan mempelajari

teknik human relations tersebut maka pemimpin tersebut senantiasa

disenangi, disegani, dihormati, baik oleh para bawahannya maupun

orang-orang yang berada di luar lingkungan organisasi tersebut.

Setiap pemimpin dituntut untuk memahami teknik human

relations. Memahami Teknik Human Relations oleh setiap pemimpin

merupakan aspek penting untuk memenuhi kebutuhan para bawahan

yang bersifat kejiwaban dan spiritual (non materi). Kebutuhan

spiritual atau non materi tersebut apabila pemimpin dapat

memenuhinya akan berdampak pada peningkatan motivasi pegawai

untuk senantiasa bekerja secara lebih optimal lagi. Para pegawai akan

melakukan semua itu dengan penuh rasa keikhlasan dan semangat

saling membantu satu sama lain. Adapun indicator terpenuhinya

kebutuhan bawahan atau pegawai dapat dilihat dari:

1) Merasakan Ketentraman dan Ketenangan

Terkait rasa tentram dan ketenangan pegawai merupakan

salah satu keinginan dari setiap pegawai. Dengan adanya rasa

tenteram dan tenang dalam bekerja akan meningkatkan produktifitas

kerja pegawai. Kemampuan dari Lurah untuk mengetahui Teknik

46
human relations tersebut perlu dimiliki. Untuk mengetahui apakah

Lurah mempunyai Teknik human relation sehingga menimbulkan

rasa tentram dan tenang para pegawainya, maka peneliti mengajukan

pertanyaan kepada para informan. Peneliti mengambil 3 orang

informan dari unsur ASN sebanyak tiga orang informan. Berikut

petikan hasil wawancaranya:

Kepala Seksi Pemerintahan:

“Soal kemampuan Pak Lurah dalam hal penguasaan Teknik


Human Relation saya kurang paham, tapi dalam prakteknya
kepemimpinan lurah saya liat membuat para pegawai merasa
tenteram, dan juga tenang dalam bekerja. Karena beliau
menganggap kami sebagai partner dan juga sahabat. Cara
memerintah Lurah juga bijaksana, seperti sebelum menyuruh
beliau selalu awali dengan kata minta tolong, begitu juga
setelah selesai pekerjaan yang disuruhkan, tidak seganpak
Lurah mengucapkan terimakasih. Mungkin kata-kata itu
sederhana, tapi sangat besar pengaruhnya bagi kejiwaban
pegawai” (Wawancara tanggal 15 Februari 2021)

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat:

“Sebagai pemimpin beliau saya liat caranya bagus. Walaupun


dari segi usia dan masa kerja saya lebiht ua dan juga masa
kerja lebih lama dari Pak Lurah, tapi dari segi pendidikan dan
kepangkatan beliau lebih, jadi beliau adalah pemimpin saya
Sebagai Lurah beliau tetap mengedepankan rasa hormat
kepada kami yang lebih tua. Tidak pernah saya mendengar dan
melihat beliau kasar dan keras dalam memimpin. Beliau ini
malah saya anggap dewasa dan bijaksana. Saya rasa nyaman
dan tenang dibawah kepemimpinan Pak Lurah” (Wawancara
tanggal 15 Februari 2021)

Staf Seksi Pemerintahan:

“Pak Lurah itu humoris, suka berbaur dengan para pegawai.


Dan kadang anggap kita sebagai teman. Contohnya kalo kita

47
lagi kerja bakti, kadang pak lurah banyak bercanda dan
mengganggu kerja kita. Tapi itu saya anggap bagus”
(Wawancara tanggal 15 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan tersebut

menggambarkan bahwa Lurah Pondambea mampu menciptakan rasa

aman, nyaman, tentram dan tenang kepada pegawainya dengan

menggunakan Teknik Human Relation dalam memimpinpegawainya.

Dengan Teknik ini maka pegawai semakin bersemangat dalam bekerja

sehingga akan meningkatkan kinerja pegawainya.

2) Merasa sebagai Bagian dari Organisasi

Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah

dengan menganggap pegawai adalah bagian dari organisasi. Dengan

cara seperti itu maka pegawai akan merasa memiliki organisasi itu

sehingga muncul rasa tanggungjawab dan rasa untuk membesarkan

organisasinya. Untuk menumbuhkan rasa sebagai bagian dari

organisasi dibutuhkan motivasi dari pemimpinnya. Pemimpin harus

mamp umenumbuhkan rasa memiliki pegawai tersebut dengan teknik

kepemimpinan human relation.

Terkait hal tersebut di atas, maka peneliti mengajukan

pertanyaan kepada informan penelitian yaitu apakah dengan Teknik

kepemimpinan Human Relation Lurah Pondambea dapat

meningkatkan rasa sebagai bagian dari Instantasi Kantor Lurah

Pondambea? Berikut ini jawaban dari para informan tersebut:

48
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat:

“Suasana kerja di kantor sangat kondusif, dalam artian ada rasa


nyaman bekerja, baik itu suasananya dan juga perlakuan
pimpinan yang sangat kekeluargaan. Cara memimpin seperti
ini dilakukan oleh Lurah. Lurah memimpin dengan bisaksana.
Tidak memaksakan kehendak, dan tidak arogan, sebab
misalnya Lurah memimpin secara arogan, kasar dan asal
perintah, tentu saja pegawai merasa kurang nyaman, dan pasti
suasana kantor akan tidak kondusif, serta pegawai pasti tidak
betah berada di kantor” (Wawancara tanggal 15 Februari
2021).

Staf Seksi Pemerintahan:

“Saya rasakan juga hal itu dek. Suasana kantor yang nyaman
sehingga kita bekerja juga dengan tenang, itu karena para
pegawai menganggap kantor ini memang tempat mereka
bekerja, ditambah kepemimpinan Lurah yang baik, bijaksana
dan tidak arogan. Coba misalnya pak Lurahnya sewenang-
wenang dan terlalu kaku dalam memimpin, pasti juga kami
tidak nyaman dan akhirnya tidak betah di kantor” (Wawancara
tanggal 15 Februari 2021).

Staf Seksi Ketentraman dan Ketertiban:

“Betul sekali, saya juga rasakan itu, adanya rasa memilki atau
menjadi bagian dari kantor Lurah ini, sehingga kami semangat
untuk bekerja. Iya. Salah satu dari cara memimpin pak lurah
bikin kami merasa menjadi bagian dari kantor ini, karena kami
dihargai, dibutuhkan tidak hanya diperintah saja.” (Wawancara
tanggal 15 Februari 2021).

Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa pegawai

merasa dijadikan sebagai bagian dari instansi Kantor Lurah

Pondambea dikarenakan sikap Lurah Pondambea yang menciptakan

suasana nyaman dan menganggap semua pegawai sebagai patner dan

juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Kantor Lurah

Pondambea. Teknik human relatioan ini sangat bagus penerapannya

49
sehingga pegawai semakin bersemangat dalam bekerja dan pada

gilirannya semakin meningkatkan kinerja para pegawai.

b. Teknik Persuasif dan Pemberian Perintah

Komunikasi merupakan salah satu cara menyampaikan pesan

kepada orang lain. Penguasaan teknik komunikasi dengan baik dapat

mempermudah tercapainya pesan yang akan disampaikan. Adapun

bentuk komunikasi yang baik bias dalam bentuk penerangan,

persuasi, perintah dan sebagainya. Dalam hal ini yang terpenting

bahwa apa yang diinginkan Lurah selaku pemimpin dalam

memberikan perintah dapat dipahami dengan baik oleh para

bawahannya, sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan

tugas.

Suatu komunikasi yang baik harus sifatnya dari dua arah,

artinya komunikasi tidak hanya bersumber dari pihak pimpinan saja,

namun harus juga bersumber dari bawahan atau dari pegawainya.

Komunikasi dari pimpinan kebawahan biasanya berisi perintah atau

informasi sedangkan komunikasi dari bawahan keatasan biasanya

berisikan laporan dan saran.

Agar seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya,

maka seorang pemimpin harus mampu melakukannya secara

persuasi. Cara persuasi dipakai dengan tujuan bukan untuk

memaksakan kehendak namun untuk mempengaruhi sikap orang lain

50
dengan cara halus tidak kasar atau dengan paksaan, sehingga para

bawahan secara ikhlas orang akan bertingkah laku sesuai dengan

yang dikehendaki oleh orang yang melakukan persuasi dalam hal ini

sang pemimpin.

Berbeda dengan cara persuasi, pemberian perintah dapat

diartikan pimpinan menyuruh bawahannya untuk mematuhi dan

melakukan sesuatu. Dalam pelaksanaannya terkadang perintah itu

mengandung adanya kekuasaan (power) dan kekuatan (force).

Kekuasaan merupakan kewenangan (authority) dari orang yang

memerintah ditambah dengan suatu kemampuan untuk memaksakan

kehendak sang pemberi perintah tersebut. Biasanya seorang bawahan

taat kepada perintah pimpinan disebabkan karena adanya wibawa

dari pemimpin tersebut yang timbul disebabkan kelebihan-kelebihan

yang ada pada diri pemimpin.

Terkait teknik kepemimpinan persuasif dan pemberian

perintah tersebut, peneliti kemudian mengajukan pertanyaan kepada

pegawai Kantor Lurah Pondambea yaitu apakah Lurah dalam

memberikan perintah dengan halus, kasar dan dengan paksaan? Maka

untuk mengetahui jawaban para informan tersebut dapat dilihat dari

rangkuman hasil wawancara berikut ini:

Kepala Seksi Pemerintahan:

“Lurah Pondambea dalam memberikan perintah kepada setiap


bawahannya dilakukan dengan bijak, dalam artian member

51
perintah tidak dengan cara keras apalagi kasar. Lurah
senantiasa memberikan perintah dengan lembut dan juga
terkadang keras” (Wawancara tanggal 15 Februari 2021).

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat:

“Dalam urusan dinas, kalau beliau memberikan perintah


kepada pegawai, pasti selalu diawali dengan kata tolong, saya
rasa itu sangat baik. Iya kadang memang kalau ada pegawai
yang sudah disuruh masih juga belum laksanakan, maka
biasanya nada bicara pak Lurah biasanya berubah dengan
keras” (Wawancara tanggal 15 Februari 2021).

Staf Seksi Pemerintahan:

“Lurah Pondambea senantiasa menjaga perasaan para


bawahannya. Walaupun beliau adalah seorang Lurah, tidak
berarti beliau dalam memimpin bersikap otoriter, kalau
mendapati pegawainya melakukan kesalahan, maka pak Lurah
akan memanggil pegawai tersebut dan menegurnya, tapi
setelah saya kasih penjelasan, maka pak Lurah cumin bilang
lain kali jangan terlambat lagi” (Wawancara tanggal 15
Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan tersebut,

ada kesamaan bahwa pada umumnya Lurah Pondambea dalam

memberikan tugas atau perintah kepada bawahannya melakukannya

dengan lembut, namun juga terkadang melakukannya dengan keras

apabila ada pegawai yang tidak taat pada aturan dan perintah

pimpinan. Namun perintah yang dilakukan oleh Lurah Pondambea

tidak kasar. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

Lurah Pondambea dalam memberikan perintah kepada para

pegawainya dilakukan secara persuasif.

52
c. Teknik Penyediaan Fasilitas

Teknik penyediaan fasilitas-fasilitas maksudnya adalah jika

bawahan sudah siap untuk mengikuti ajakan pemimpin maka

bawahan tersebut harus diberi fasilitas-fasilitas dan kemudahan-

kemudahan. Adapun yang dimaksud dengan fasilitas dan kemudahan

di sini adalah:

1) Kecakapan, yang dapat diberikan melalui pendidikan

dan pelatihan

Salah satu tugas pokok dan fungsi pegawai adalah taat pada

perintah atasan, dalam hal ini melaksanakan tugas yang diberikan

oleh Lurah Pondambea. Apabila pegawai siap untuk mengikuti

atau melaksanakan seluruh tugas yang diberikan, maka pimpinan

pasti akan memberikan berbagai kemudahan kepada pegawai

tersebut. Salah satu kemudahan yang sering dilakukan pimpinan

kepada pegawai yang siap mengikuti keinginan pimpinan adalah

member kesempatan untuk meningkatkan kecakapan pegawai

dalam bentuk mengikuti Pendidikan dan pelatihan.

Berdasarkan data sekunder yang peneliti peroleh di Kantor

Lurah Pondambea terkait pemberian kesempatan meningkatkan

kecakapan pegawai dalam bentuk Pendidikan dan pelatihan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2

53
Jenis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kelurahan
Pondambea

No. Jenis Diklat Pegawai Yang Ikut


1. Diklat teknis bidang Sekretaris Lurah
umum/administrasi dan manajemen
2. Sistem Penatausahaan Dan Kasubag Keuangan
Pertanggungjawaban Keuangan
3. Aplikasi Teknologi Informasi Staf Seksi
Pemerintahan LAIKA Pemerintahan

4. Manajemen Pelayanan Publik Staf Seksi


Pemberdayaan

5. Penyusunan Dan Pendayagunaan Kasi Pengolahan dan


Data Profil Kelurahan Pelaporan

6. Pembinaan Kesatuan Bangsa Dan Kasi Ketentraman


Perlindungan Masyarakat Bagi dan Ketertiban
Aparatur
7. Pedoman Tata Cara Pengadaan Staf Seksi Pengolahan
Barang/Jasa data dan Pelaporan

8. Kinerja Serta Tugas Camat/Lurah & Sekretaris Lurah


Sekretaris Lurah
Jumlah 7 (tujuh) Orang

Sumber: Kantor Lurah Pondambea, 2021

Berdasarkan tabel tersebut di atas menggambarkan bahwa

pengawai Kantor Lurah Pondambea telah mengikuti berbagai jenis

Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kecakapan mereka.

Terkait hal tersebut, maka peneliti mencoba mendapatkan

informasi kepada Lurah Pondambea. Berikut petikan

wawancaranya:

54
“Saya senantiasa memberikan contoh kepada setiap
pegawai agar senantiasa mentaati aturan termasuk menaati
perintah dari atasan,bahwa dalam artian setiap pegawai
yang bersedia taat dan mengikuti perintah dan arahan
pimpinan, maka saya akan beri kesempatan tersebut.
Artinya itu salah satu upaya saya supaya pegawai ikuti
aturan khususnya bagaimana mereka mau mengikuti
perintah dan arahan dari pimpinannya” (Wawancara
tanggal 18 Januari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan

bahwa salah satu upaya dari Lurah Pondambea agar arahan dan

perintahnya di taati oleh para bawahannya adalah memberikan

fasilitas berupa peningkatan kecakapan pegawai melalui

Pendidikan dan pelatihan.

2) Perlengkapan keja

Teknik penyediaan fasilitas-fasilitas lainnya adalah

memberikan fasilitas perlengkan kerja untuk menambah semangat

para pegawai untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Biasanya

pimpinan memberikan perlengkapan kerja kepada pegawai

apabila pegawai tersebut dengan cepat memberikan respon dan

taat pada saat pimpinan memberikan perintah atau arahan.

Untuk mengetahui perlengkapan kerja apa saja yang

diberikan Lurah Pondambea kepada pegawai yang respon dan

cepat dalam melaksanakan perintah dan arahan pimpinan dapat

dilihat pada table berikut ini:

55
Tabel 3
Jenis Perlengkapan Kerja Yang Diberikan Kepada Pegawai

No. Jenis Perlengkapan Kerja Keterangan


1. Fasilitas Kendaraan Roda Dua Sekretaris Lurah dan
Kasubag
Pemerintahan

2. Fasilitas Laptop Kasubag Keuangan


dan Operator LAIKA

3. Pemberian Pakaian Dinas Semua Pegawai

Sumber: Kantor Lurah Pondambea, 2021

Tabel tersebut di atas menggambarkan bahwa

pemerintah Kelurahan Pondambea memberikan fasilitas untuk

menunjang kerja pegawai sehingga pegawai dapat semakin

meningkatkan kinerjanya. Untuk selanjutnya peneliti mencoba

meminta konfirmasi kepada Lurah Pondambea terkait pemberian

fasilitas perlengkapan kerja kepada pegawainya. Berikut petikan

wawancaranya:

“Pegawai yang dianggap memiliki kinerja yang baik, maka


mendapatkan penghargaan. Misalnya ada pengadaan
kendaraan Roda Dua dari pemerintah Kota Kendari,
jumlahnya satu tiap tahunnya. Maka tentu saja tidak
semua bias mendapatkannya, maka saya lihat dulu
kinerja, mobilitasnya saatkerja, maka saya prioritaskan
kepada Sekretaris Lurah dan Kepala Seksi Pemerintahan,
mungkin tahun depan yang lain dapat menyusul”
(Wawancara tanggal 17 Januari 2021).

Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa Lurah

Pondambea tanpa sadar telah melaksanakan Teknik

56
kepemimpinan berupa penyediaan fasilitas kepada pegawainya

yang mempunyai respon dan ketaatan kepada perintah Lurah

Pondambea tersebut.

d. Teknik Menjadi Teladan

Seorang pemimpin yang baik, hendaknya memiliki teknik

dalam memimpin sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Namun

ada satu teknik yang harus dimiliki oleh pimpinan walaupun tidak

melakukan tindakan secara fisik, namun cukup dengan memberikan

teladan kepada para bawahannya. Teknik menjadi teladan ini

merupakan teknik yang harus digunakan oleh pemimpin agar

bawahan dapat dipengaruhi sehingga mengikuti kemauan sang

pemberi perintah. Teknik ini menuntut seorang pemimpin untuk

menjadikan dirinya sebagai panutan atau teladan bagi orang lain,

sehingga para pegawai akan mengikuti keteladanan pimpinan mereka.

Seorang pemimpin dalam rangka pemberian teladan harus

dapat membatasi dan menguasai diri, khususnya agar tidak

melakukan menyimpang atau pelanggaran ataupun sebaliknya dan

sebaliknya selalu memenuhi anjuran-anjuran atau keharusan-

keharusan. Agar semua itu dapat terlaksana dengan baik maka

seseorang harus memiliki tingkat kedisiplinan yang kuat. Dengan

demikian bawahan akan bersedia mengikuti pemimpin.

57
Salah satu contoh teladan yang harus diperlihatkan oleh

pimpinan adalah tingkat kedisiplinan, dalam arti kehadiran Lurah di

Kantor, baik displin Ketika masuk kantor dan juga disiplin saat pulang

kantor. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan dari Lurah

Pondambea, maka penelitimen coba menggali lebih dalam dengan

menanyakan kepada informan penelitian. Berikut petikan hasil

wawancaranya:

Kepala Seksi Pemerintahan:

“Lurah Pondambea memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.


Lurah senantiasa memberikan contoh dengan selalu dating
tepat pada waktunya dan pulang sesuai dengan waktunya
pula” (Wawancara tanggal 15 Januari 2021).

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat:

“Tingkat disiplin Lurah dapat dilihat dari jam masuk dan


pulang kantor. Lurah senantiasa menaati aturan tentang
kedisiplinan. Beliau selalu memberikan contoh kepada setiap
pegawai untuk senantiasa bersikap disiplin terhadap waktu
kerja.” (Wawancara tanggal 15 Januari 2021).

Staf Seksi Pemerintahan:

“Tingkat disiplin Lurah sangat tinggi.Saya liat selama ini beliau


itu saat saya dating ke kantor, beliau sudah datang, dan saat
saya pulang kantor, beliau juga masih ada” (Wawancara
tanggal 15 Januari 2021)

Dari wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat

kedisiplinan Lurah Pondambea di mata para bawahannya sangat

tinggi. Dan hal itu juga sesuai dengan pengamatan peneliti di

lapangan melihat bahwa Lurah Pondambea termasuk pimpinan yang

58
mempunyai tingkat disiplin yang tinggi dan juga mempunyai

komitmen kerja yang tinggi pula.

Selanjutnya peneliti juga mencoba menggali informasi kepada

Lurah Pondambea terkait Teknik kepemimpinan menjadi teladan

kepada seluruh pegawainya. Berikut petikan wawancaranya:

“Pemimpin harus member contoh terkait disiplin. Kalau


pimpinan tidak disiplin maka jangan salahkan pegawai apabila
juga tidak disipln, saya hanya berusaha bagaimana menjadi
contoh yang baik kepada seluruh pegawai” (Wawancara
tanggal 17 Januari 2021).

Hasil wawancara dengan Lurah Pondambea tersebut

menggambarkan bahwa Lurah juga mempunyai kemampuan

memerintah bawahannya dengan cara memberikan teladan yang baik

kepada bawahannya tersebut.

2. Kinerja Pegawai

Setelah mengamati teknik kepemimpinan Lurah Pondabea, maka

selanjutnya penelitimen coba melihat hubungan pelaksanaan berbagai

teknik Lurah Pondambea tersebut terhadap kinerja pegawai. Adapun

indikator kinerja yang menjadi patokan penelitian ini yaitu berdasarkan

pendapat Dwiyanto (2002) yaitu produktifitas, kualitas layanan, serta

pendapat Suyuti (1999) yaitu disiplin kerja dan keahlian atau skill yang

dimiliki. Berikut hasil penelitiannya:

1. Produktifitas

59
Sebagaimana kita telah pahami tentang konsep produktifitas,

maka pada penelitian ini peneliti mencoba menggali kemampuan

pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, apabila

pegawai dapat menyelesaikan tupoksinya pada hari itu juga dan tidak

menunda-nunda pekerjaannya, maka dapat dikatakan pegawai

tersebut tingkat produktifitas kerjanya bagus dan memuaskan.

Untuk mengetahui tingkat produktifitas pegawai Kantor Lurah

Pondambea, maka biasanya yang dinilai oleh pejabat di Kantor Lurah

adalah Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Sasaran Kerja Pegawai yang

selanjutnya disingkat Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah suatu

rencana kerja dan target yang harus dicapai seorang pegawai. SKP ini

selanjutnya disusun dan disetujui bersama antara pegawai yang

dinilai dengan atasan pegawai. Adapun target adalah jumlah

beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas Jabatan.

Sasaran kerja pegawai biasanya dilihat dari tugas pokok dan fungsi

pegawai tersebut. Berikut ini SKP beberapa informan penelitian:

Tabel 4
Sasaran Kerja Pegawai Kepala Seksi Pemerintahan, 2020

Target
No. Kegiatan Tugas Jabatan AK Kuant Kual Waktu
(Output) (Input)
1. Melaksanakan Rencana Kerja 1 Dok 100 2 bln
Tahunan (RKT) Tahun Anggaran
2020

60
2. Melaksanakan penyusunan Rencana 1 Dok 100 2 bln
Kerja Anggaran (RKA) Sekretariat
Tahun 2020

3. Menyiapkan pelaksanaan pendistribusian 1 Lap 100 12 bln


surat masuk dan surat keluar sesuai
dengan klasifikasinya agar penyampaian
ketempat tujuan tepat waktu
4. Menyiapkan pelaksanaan ketatausahaan 1 Lap 100 12 bln
dan kerumahtanggaan sesuai ketentuan
dan kebutuhan agar kegiatan dinas dapat
berjalan dengan lancar

5. Menyiapkan pelaksanaan 1 Lap 100 12 bln


pengadministrasian barang inventaris,
asset, perlengkapan, peralatan,
pemeliharaan dan perpustakaan sesuai
ketentuan dan kebutuhan dalam rangka
terwjudnya administrasi pengelolaan
barang milik daerah/Negara
6. Melaksanakanpenyusunan 1 Lap 100 12 bln
pemanfaatan barang inventaris,
asset, perlengkapan, peralatan,
pemeliharaan dan perpustakaan sesuai
ketentuan dan kebutuhan
7. Menyiapkan pelaksanaan administrasi 3 Lap 100 12 bln
kepegawaian, keuangan, organisasi,
ketatalaksanaan, hukum dan perundang-
undangan serta hubungan masyarakat
sesuai ketentuan dan kebutuhan
8. Menyusun laporan hasil pelaksanaan 1 Lap 100 1 bln
tugas kepada atasan sebagai bahan untuk
penyusunan program kegiatan
selanjutnya
Sumber: Kantor Lurah Pondambea, 2021

Tabel 5

61
Sasaran Kerja Pegawai Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat,

2020

Target
No. Kegiatan Tugas Jabatan AK Kuant Kual Waktu
(Output) (Input)
1. Pengumpulan bahan dan petunjuk 1 Dok 100 12 bln
teknis pelaksanaan tugas-tugas
penyelenggaraan urusan
pemberdayaan masyarakat
2. Penyusunan rencana dan program 1 Dok 100 12 bln
kegiatan operasional
penyelenggaraan tugas-tugas
pemberdayaan mayarakat

3. Penyusunan pedoman dan petunjuk 1 Dok 100 12 bln


teknis pembinaan penyelenggaraan
administrasi kependudukan, catatan
Sipil. Dan keagrariaan sesuai
peraturan perundang-undangan
yang berlaku

4. Pelaksanaan evaluasi dan 1 Dok 100 12 bln


monitoring

5. Pembuatan laporan secara berkala 1 Dok 100 12 bln


tentang penyelenggaraan
pemberdayaan

6. Pelaksanaan tugas dinas lain yang 1 Dok 100 12 bln


diberikan oleh Lurah baik didalam
maupun diluar organisasi

Sumber: Kantor Lurah Pondambea, 2021

62
Tabel 6
Sasaran Kerja Pegawai Staf Seksi Pemerintahan, 2020

Target
No. Kegiatan Tugas Jabatan AK Kuant Kual Waktu
(Output) (Input)
1. Melaksanaan tugas-tugas 1 Dok 100 12 bln
penyelenggaraan urusan
Pemerintahan dan Pelayanan Umum
2. Melaksanakan tugas-tugas 1 Dok 100 12 bln
pemerintah Kelurahan dibidang
Pemerintahan dan Pelayanan Umum

3. Melaksanakan administrasi 1 Dok 100 12 bln


kependudukan, catatan Sipil. Dan
keagrariaan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku

4. Pembuatan laporan secara berkala 1 Dok 100 12 bln


tentang penyelenggaraan
pemerintahan di kelurahan dibidang
Pemerintahan dan pelayanan Umum

6. Pelaksanaan tugas dinas lain yang 1 Dok 100 1 bln


diberikan oleh Lurah baik didalam
maupun diluar organisasi

Sumber: Kantor Lurah Pondambea, 2021

Berdasarkan tabel tersebut di atas, yang diambil dari SKP tiga

orang informan penelitian, maka dapat dikatakan bahwa pegawai

telah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi masing-masing informan, dan ini berarti pegawai tersebut

produktif dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

63
Terhadap Sasaran Kerja Pegawai yang dijadikan dasar dalam

menilai produktifitas kerja pegawai pada kantor Lurah Pondambea,

maka peneliti meminta konfirmasi dari Lurah Pondambea. Berikut

hasil wawancaranya:

“Untuk menilai tingkat produktifitas pegawai di Kantor Lurah


Pondambea ini adalah dengan melihat SKP pegawai tersebut.
Dari SKP inilah juga menjadi dasar pemberian tunjangan
kinerja pegawai. Dan saya melihat pada umumnya pegawai
memiliki produktifitas kerja yang bagus” (Wawancara tanggal
17 Februari 2021)

Hasil wawancara dengan Informan tersebut juga

menggambarkan bahwa pada umumnya pegawai memiliki tingkat

produktifitas yang baik. Yang menjadi ukurannya adalah dari laporan

Sasaran Kerja Pegawai dan dinilai oleh pejabat langsungnya, dan hasil

kesimpulan peneliti adalah tingkat produktifitas pegawai cukup tinggi.

2. Kualitas Layanan

Fungsi penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan oleh

aparatur pemerintah khususnya di Kantor Lurah Pondambea adalah

pelayanan publik. Pelayanan publik yang berkualitas merupakan

dambaan setiap orang, karena menyangkut kepentingan rakyat secara

keseluruhan. Pelayanan public saat ini sudah menjadi bagian

kebutuhan setiap masyarakat. Karena pentingnya hal tersebut maka

setiap birokrasi public perlu berupaya untuk senantiasa

meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna

layanan publik. Sebelum membahas tentang kualitas layanan yang

64
diberikan oleh Pegawai Kantor Lurah Pondambea, maka peneliti akan

menyampaikan beberapa jenis pelayanan yang bias dilakukan pada

kantor Lurah tersebut.

Tabel 7
Jenis Pelayanan di Kantor Lurah Pondambea

No. Jenis Pelayanan


1. Surat keterangan Domisili Usaha

2. Surat Pengantar Keterangan Kematian

3. Surat Keterangan Belum Pernah Nikah

4. Surat Keterangan Tempat Tinggal Sementara

5. Surat Domisili Yayasan

6. Surat Pengantar Izin Keramaian

7. Surat Pengantar SKCK

8. Surat Keterangan Tidak Mampu

9. Surat Keterangan Orang Terlantar

10. Surat KeteranganLainnya

Sumber: Kantor Lurah Pondambea, 2021

Sejak bulan Mei 2019, pelayanan publik yang selama ini

dilakukan secara konvensional dengan cara tatap muka perlahan

mulai berubah dengan menggunakan pelayanan berbasis elektronik.

Berdasarkan Peraturan Walikota Kendari Nomor 51 tahun 2019

tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Berbasis Elektronik maka

pemerintah Kota Kendari meluncurkan aplikasi layanan masyarakat

65
dalam pengurusan surat-surat administrasi kependudukan pada

kelurahan di Kota Kendari dengan nama Layanan Integrasi Kendari

atau selanjutnya disebut LAIKA.

Adapun tujuan LAIKA sebagai aplikasi/system manajemen

administrasi kependudukan pada kelurahan yaitu untuk

mempermudah kinerja penyelenggara pelayanan di kelurahan dan

kecamatan, serta meningkatkan kualitas pelayanan aparat yang masih

manual berubah

menjadi system terkomputerisasi, sehingga mempermudah pendataan

/pengarsipan data administrasi masyarakat.

Berdasarkan wawancara dengan Sekretaris Lurah Pondambea,

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan menggunakan

aplikasi LAIKA tersebut hanya membutuhkan waktu 7 (tujuh) menit

saja. Berikut petikan hasil wawancara dengan Sekretaris Lurah

Pondambea:

“Perlahan pemerintah Kota Kendari merubah pelayanan yang


secara manual menjadi pelayanan berbasis elektronik dalam
hal ini adalah LAIKA. Proses pelayananya sesuai SOP yang
diberikan oleh Pemkot Kendari tidak boleh lebih dari 7 menit,
dan konsukwensinya pegawai yang terlibat dalam LAIKA ini
harus selalu stand by di Kantor Lurah” (Wawancara tanggal 17
Februari 2021).

Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa kualitas

layanan di Kantor Lurah Pondambea perlahan mulai diubah yang

tadinya secara manual menuju pelayanan berbasis elektronik, tentu

66
saja dengan harapan semakin memudahkan masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan dengan cepat. Adapun SOP pelayanan dengan

menggunakan aplikasi LAIKA tersebut dapat dilihat pada table berikut

ini:

Tabel 9
SOP Pelayanan Berbasis Elektronik LAIKA

No Pelaksana
Tahapan Waktu
.
1. Pengajuan permohonan dengan 1 Petugas
melampirkan persyaratan; Menit loket

2. Penerimaan/Penolakan berkas; 1 Petugas


Menit loket

3. Input data ke Sistem Aplikasi Pelayanan 1 Operator


Kelurahan; Menit LAIKA

4. Verifikasi data persyaratan secara 1 Kepala Seksi


administrasi dan teknis kemudian diparaf Menit (Sesuai Jenis
Pelayanan)

5. Verifikasi data persyaratan secara 1 Sekretaris


administrasi kemudian diparaf Menit Lurah

6. Penandatanganan Dokumen 1 Lurah


Menit
7. Penyerahan dokumen kepada pemohon 1 Petugas
melalui loket pelayanan Menit loket

Sumber: Kantor Lurah Pondambea, 2021

Berdasarkan tabel tersebut menggambarkan bahwa aplikasi

LAIKA sangat memudahkan masyarakat dikarenakan pelayanannya

67
jelas dan waktu yang harus digunakan untuk mendapatkan pelayanan

juga jelas. Namun untuk mengetahui apakah aplikasi yang telah

dilaksanakan di Kantor Lurah Pondambea sejak tahun 2019 tersebut

telah dilaksanakan dengan baik dan juga semakin memudahkan

masyarakat, maka peneliti mencoba menggali informasi lebih

mendalam kepada warga masyarakat kelurahan Pondambea. Berikut

ini hasil wawancara dengan beberapa warga masyarakat yang pada

saat penelitian berlangsung juga sedang mengurus pelayanan di

Kantor Lurah Pondambea:

Informan Warga Masyarakat: Bapak Syamsuddin

Saat di kantor Lurah diarahkan untuk menggunakan aplikasi


LAIKA, saya tidak tau itu LAIKA apa, tapi pegawai kelurahan
menyampaiakannya, bagi saya tidak ada masalah karena
katanya hanya 7 menit saja. Namun ternyata akhirnya pegawai
melakukannya kembali menggunakan cara lama yaitu manual,
karena ada satu pegawai yang bertugas untuk memverifikasi
data tidak hadir. Dan ternyata saya rasa lebih bagus
menggunakan cara lama saja, kalau LAIKA ribet” (Wawancara
tanggal 16 Februari 2021).

Informan Warga Masyarakat: Bapak Alim Bahri

“Saya datang di kantor lurah ini mau mengurus Surat


Pengantar Izin Keramaian, karena kebetulan saya mau
nikahkan putri saya, tadi waktu di Kantor Lurah disuruh pakai
aplikasi LAIKA menggunakan hape, tapi saya tidak bawa Hape
yang ada aplikasinya, akhirnya dilayani secara manual, dan
malah tidak lamaji juga dilayani” (Wawancara tanggal 16
Februari 2021).

Hasil wawancara dengan ketiga informan tersebut di atas

menggambarkan masyarakat lebih cenderung minta dilayani secara

68
manual saja, ini disebabkan kurangnya sosialisasi aplikasi tersebut

kepada masyarakat sehingga mereka beranggapan dan meminta

pelayanan yang dilakukan secara manual saja.

Terkait informasi dari warga masyarakat tersebut yang

cenderung merasa lebih bagus mendapatkan pelayanan secara

manual daripada menggunakan aplikasi LAIKA mendapat tanggapan

dari Lurah Pondambea. Bahwa kecendrungan masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan secara cepat, tuntutan ini harus direspon

dengan baik, artinya kalau ada masyarakat yang baru dating untuk

mendapatkan pelayanan, maka kami memberikan pelayanan manual,

sambil menyampaikan untuk mendownlod aplikasi LAIKA tersebut,

agar apabila hendak mendapatkan pelayanan lagi, maka bias

menggunakan aplikasi, karena data masyarakat sudah terekam

diaplikasi.

Hasil wawancara dengan Lurah Pondambea tersebut

menggambarkan bahwa aplikasi ini masih harus terus disosialisasikan

kepada warga masyarakat agar mereka terbiasa menggunakan

elektronik dalam mendapatkan pelayanan. Ini menjadi tugas yang

harus dilakukan oleh segenap aparat pemerintah di Kantor Lurah

Pondambea.

69
3. Disiplin kerja

Sumber daya manusia merupakan factor sentral dalam

organisasi. Dalam organisasi dituntut perilaku disiplin dari setiap

anggotanya. Begitupun di Kantor Lurah Pondambea, tingkat disiplin

pegawai sangat menentukan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Terkait kedisiplinan pegawai tersebut, maka peneliti

mencoba menggali lebih jauh dengan menggunakan tolak ukur

disiplin menurut Amriany, dkk yang dikutip dari Jurnal Indriyani dkk

(2020). Adapun tolak ukur disiplin tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kehadiran (Jam Kerja)

Adapun kehadiran yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kehadiran masuk kantor dan pulang kantor. Berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan

jam kerja instansi pemerintah adalah 37 jam 30 menit per minggu,

baik untuk 5 (lima) hari kerja maupun 6 (enam) hari kerja

sesuai yang ditetapkan Kepala Daerah masing-masing. Berikut

ini perhitungan jam kerja PNS:

Tabel 10
Perhitungan Jam Kerja Efektif Pegawai Negeri Sipil

Jam Kerja PNS Per Jam Kerja PNS Jam Kerja


Jam Kerja Efektif Per Hari
Minggu Per Hari
1. Lima Hari Kerja 37,5 Jam (37 Jam 30 37,5 Jam : 5 = 75% x 7,5 Jam =
Menit) 7,5 Jam (7 Jam 5 Jam 37 Menit
30 Menit) = 337

70
2.Enam Hari Kerja 37,5 Jam (37 Jam 30 37,5 Jam : 6 = 75% x 6,25 Jam
Menit) 6,25 Jam (6Jam = 4 Jam40 Menit
15 Menit) = 280

Sumber: Keputusan PresidenNomor 68 Tahun 1995

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka untuk mengukur

tingkat disiplin pegawai Kantor Lurah Pondambea dengan

menggunakan 5 hari kerja yang telah ditetapkan oleh Pemerintah

Kota Kendari.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap jam kerja

efektif pegawai pada kantor Lurah Pondambea, peneliti mendapati

pada umumnya tidak memenuhi waktu jam kerja efektif selama

337 menit, dikarenakan tidak ada alat yang dapat mengukur

tingkat kehadiran pegawai selama kurung waktu tersebut.

Berdasarkan pengamatan peneliti, pegawai dating sesuai dengan

waktu kerja namun terkadang setelah itu kemudian meninggalkan

kantor dengan berbagai macam alasan. Untuk lebih jelasnya dapat

diperkuat dari hasil wawancara dengan para informan berikut ini:

Kepala Seksi Pemerintahan:

“Apabila disiplin pegawai rendah maka tingkat kinerja juga


otomatis rendah. Terkait disiplin pegawai tersebut,
pegawai pada kantor Lurah Pondambea ini memang
cenderung rendah apabila kita pakai tolak ukurnya adalah
kehadiran pegawai selama kurung waktu 337 menit,
banyaknya pegawai setelah melakukan absensi kemudian
keluar lagi dengan berbagai alasan,.” (Wawancara tanggal
15 Februari 2021).

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat:

71
“Apabila hendak melihat kemajuan suatu organisasi, maka
dapat dilihat dari tingkat disiplin pegawainya, makin
disiplin pegawai makin tinggi juga tingakat produktifitas,
begitupun sebaliknya. Untuk pegawai di kantor Lurah ini,
tingkat disiplinnya boleh saya katakana sedang, artinya
tidak terlalu disiplin, dalam artian pegawai kadang dating
terlambat dan pulang agak cepat” (Wawancara tanggal 15
Februari 2021).

Hal yang sama juga disampaikan oleh kepala seksi

pemeritahan bahwa banyak pegawai yang memiliki tingkat

disiplin yang rendah, hal ini terlihat dari seringnya pegawai untuk

minta izin keluar dari kantor untuk urusan pribadi (Wawancara

tanggal 15 Februari 2021).

Hasil wawancara tersebut di atas menggambarkan bahwa

tingkat kehadiran pegawai sesuai jam kerja efektif per harinya

yang mencapai 337 menit belum bias dipenuhi para pegawai

Kantor Lurah Pondambea dengan berbagai alas an seperti

mengantar dan menjemput anggota keluarga. Terkait hal tersebut

juga dibenarkan oleh informan dari unsure masyarakat yang pada

saat penelitian berlangsung sedang mendapatkan pelayanan di

Kantor Lurah Pondambea. Berikut petikan wawawancaranya:

bahwa Saat saya meminta pelayanan Surat Keterangan Belum

Nikah, dengan menggunakan aplikasi LAIKA tersebut, terpaksa

dilakukan secara manual karena pegawai yang bertugas verivikasi

tidak hadir, kata pegawai yang lain bahwa pegawai yang

memverifikasi tadi sempat hadir namun minta izin untuk

72
mengantar keluarganya” (Wawancara Bapak Syamsuddin tanggal

16 Februari 2021).

Demikian halnya dengan Bapak Alim Bahri yang

mengatakan bahwa terkadang ada beberapa pegawai yang tidak

ada pada saat kami butuh pelayanan, padahal pegawai tersebut

yang mengoperasikan aplikasi LAIKA, untuk ada pegawai lain yang

melayani walaupun secara manual, dan saya rasa pelayanan secara

manual lebih baik dan lebih cepat” (Wawancara tanggal 16

Februari 2021.

Hasil wawancara dengan informan dari unsur masyarakat

di atas menguatkan hasil wawancara dengan informan dari unsur

pegawai kelurahan Pondambea dimana terlihat pegawai sering

meninggalkan kantor dengan berbagai alas an sehingga jam kerja

efektif selama 337 menit tidak dapat terpenuhi, dan berarti dapat

dikatakan pegawai tersebut tidak disiplin.

b. Waktu Kerja

Selain kehadiran pegawai menjadi tolak ukur disiplin, maka

waktu kerja juga termasuk tolak ukur disiplin pegawai. Masih

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995

ditentukan waktu kerja bagi setiap pegawai. Berikut tabelnya:

Tabel 11
Perhitungan Waktu Kerja Pegawai Negeri Sipil

73
Jam Kerja Senin – Kamis Jumat Sabtu

1. Lima Hari Pukul 07.00 s.d. Pukul 07.00 s.d -


15.30 WIB 11.00 WIB
2. Enam Hari Pukul 07.00 s.d Pukul 07.00 s.d Pukul 07.00 s.d
11.00 WIB 11.00 WIB 12.30 WIB

Sumber: Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995

Berdasarkan tabel tersebut diatas pegawai Kantor Lurah

Pondambea menggunakan waktu kerja lima hari. Berbeda dengan

jam kerja efektif pegawai per harinya yang susah untuk diukur,

maka waktu kerja pegawai dapat diukur dengan melihat daftar

kehadiran pegawai pada saat mengisi daftar hadir saat datang dan

saat pulang kantor. Dan untuk mengetahui tingkat kehadiran

pegawai pada waktu kerja tersebut, maka peneliti merangkum

absen pegawai selama kurung waktu dua bulan yaitu Januari –

Februari 2021.

Tabel 12
Rekapitulasi Rata-Rata Jam Masuk dan Pulang Kantor Pegawai

Waktu Kerja Januari Februari

Jam Masuk: < 07.00 4 5

> 07.00 10 9

Jam Pulang: < 15.30 8 10

> 15.30 6 4

Sumber: Kantor Lurah Pondambea, 2021

74
Berdasarkan tabel di atas menggambarkan rata-rata

pegawai yang masuk kantor pada bulan Januari 2021 sebelum

pukul 07.00 adalah 4 orang dan yang dating setelah pukul 07.00

rata-rata ada 10 orang pegawai. Demikian halnya waktu pulang

kantor, jumlah pegawai yang pulang sebelum pukul 15.30 rata-rata

sebanyak 8 orang dibanding yang pulang setelah pukul 15.30. Hal

yang sama juga terjadi pada bulan Februari 2021. Rata-rata

pegawai yang dating sebelum pukul 07.00 sebayak 5 orang dan

yang dating setelah pukul 07.00 rata-rata sebanyak 9 orang.

Begitupun waktu pulang kantor, jumlah pegawai yang pulang

sebelum pukul 15.30 rata-rata sebanyak 10 orang dan yang pulang

setelah pukul 15.30 rata-rata sebanyak 4 orang. Dari table tersebut

mengindikasikan pegawai pada umumnya kurang disiplin terhadap

waktu kerja.

Namun Ketika peneliti meminta konfirmasi kepada Lurah

Pondambea terkait rendahnya disiplin pegawai terhadap waktu

kerja dibantah oleh Lurah dengan alas an adanya edaran walikota

terkait waktu kerja pada masa pandemic. Berikut petikan

wawancaranya:

“Memang sebelum adanya pandemic Covid 19, waktu kerja


PNS itu dimulai pukul 07.00 sampai pukul 15.30, namun
karena adanya pandemic maka Walikota Kendari
mengeluarkan surat edaran terkait waktu kerja menjadi
08.00 hingga 15.00. jadi ada pengurangan waktu kerja. Dan
bahkan bagi pegawai yang berusia di atas 50 tahun

75
diperkenangkan bekerja di rumah. Jadi kurang tepat
dikatakan PNS kurang disiplin” (Wawancara tanggal 20
Januari 2021).

Hasil wawancara dengan lurah Pondambea tersebut

menggambarkan bahwa dengan adanya Surat Edaran Walikota

Kendari tersebut mengharuskan pegawai datang dan pulang tidak

seperti hari biasanya. Namun Ketika peneliti mencoba merekap jam

datang dan pulang kerja pegawai sebelum pandemic melanda Kota

Kendari, rata-rata kedatangan dan kepulangan pegawai tidak

terlalu jauh perbedaanya Ketika kasus pandemic sudah melanda

Kota Kendari, artinya PNS dilingkup Kelurahan Pondambea

memang dapat dikatakan kurang disiplin.

76
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap teknik kepemimpinan

Lurah Pondambea dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka peneliti

mengambil kesimpulan bahwa Lurah Pondambea memiliki teknik

kepemimpian yang baik dalam mempengaruhi bawahannya. Seperti

teknik human relation, Lurah Pondambea dalam memerintah

bawahannya melalui pendekatan komunikasi yang baik. Dengan teknik

Human Relation tersebut, pegawai merasa tentram dan tenang dalam

bekerja, dan juga pegawai merasa sebagai bagian yang tak terpisahkan

dari kantor Lurah Pondambea.

Begitupun dengan teknik persuasif dan pemberian perintah.

Lurah pondambea juga melakukan dengan lembut walaupun terkadang

juga dilakukan secara keras dan tegas kepada bawahannya. Selanjutnya

Lurah juga memiliki teknik penyediaan fasilitas, artinya pegawai yang

melaksanakan perintah Lurah secara spontan dan cepat mendapatkan

fasilitas berupa peningkatan kecakapan melalui diikutkan berbagai jenis

Pendidikan dan pelatihan, selain itu pegawai yang taat pada perintah

pimpinan diberi perlengkapan kerja seperti kendaraan operasional dan

juga fasilitas kerja seperti laptop. Dan yang terakhir adalah teknik

menjadi teladan artinya Lurah dalam bertindak mengedepankan contoh

sehingga dapat dijadikan teladan misalnya dalam hal kedisiplinan.

77
Dengan bersikap disiplin maka diharapkan menjadi contoh bagi

pegawai lainnya.

Dengan berbagai teknik kepemimpinan yang dimiliki Lurah

Pondambea, maka berdampak pada peningkatan kinerja pegawai.

Peningkatan kinerja pegawai tersebut dapat dilihat daritingkat

produktifitas pegawai yang meningkat. Ini dapat dilihat pada Sasaran

Kerja Pegawai yang memenuhi target kuantitas dan kualitas pekerjaan.

Selanjutnya kinerja pegawai juga dapat dilihat dari kualitas layanan

yang diberikan kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pelayanan di Kantor Lurah Pondambea telah memiliki Standar

Operasional Prosedur yaitu pelayanan menggunakan aplikasi

elektronik, dengan harapan pelayanan menjadi cepat dan terukur.

Namun kenyataan dilapangan pegawai masih belum bekerja sesuai

standar yang ditetapkan disebabkan masih rendahnya tingkat disiplin

pegawai khususnya yang terlibat dalam aplikasi pelayanan yang

berbasis teknologi tersebut, sehingga pelayanan tetap dilakukan secara

manual.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, teknik kepemimpinan

yang telah dilakukan dengan baik oleh Lurah Pondambea belum terlalu

mempengaruhi kinerja pegawai, terutama dalam meningkatkan kualitas

78
layanan dan tingkat disiplin. Untuk itu peneliti menyarankan agar

kedisiplinan pegawai harus lebih diprioritaskan lagi.

79
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adiwilaga, Rendi, 2018. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia, Teori dan


Prakteknya. Deepublish, Sleman

Arikunto S, 2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktis (Edisi


Revisi. Rineka Cipta. Jakarta

Buchari, Zainun. H Prof. Dr. MPA. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia
Indonesia, Jakarta: Gunung Agung

Bungin, Burhan, 2001. Metode Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif


Dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press,

Bungin,Burhan, 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana,


Cet 5, hal.

Dwiyanto, Agus, 2002, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Pusat Studi


Kependudukan dan Kebijakan, UGM, Yogyakarta.

Garis, Regi Refian. Kepemimpinan Pemerintahan Pada Era Globalisasi (Kajian


tentang Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia)file:///C:/Users/le
novo/Downloads/1077-4264-1-PB.pdf

Jones, 2002. Kinerja Perusahaan. Gramedia. Jakarta

Khedouri, 1998. Kinerja Pemerintahan. Airlangga. Jakarta

Koontz, 1994. Manajemen Jilid 2. Terjemahan: Gunawan Hutahuruk.


Erlangga. Jakarta

Lexie, 2004. Management Organisasi. Suatu Pengantar. Gunung Agung.


Jakarta

Musanef, 2003. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Gunung Agung


Moleong, Lexy, 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya,

Moleong,Lexy.2007. Metode Penelitian Kualitaif Edisi Revisi. Bandung:


RosdaKarya,

Prawirosentono, Suyadi, 1999, Manajemen Sumber daya Manusia, : Kebijkan


Kinerja Karyawan ; Kiat membangun Organisasi kompetitif menjelang
perdagangan bebas dunia, Edisi Pertama, BPEF, Yogyakarta

80
Ruky, Achmad, S. 2001, Sistem Manajemen Kinerja, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

Samsudin, 2005.Kinerja Pemerintahan. PT. Pertja. Jakarta

Sinammora, Henry, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi III,


Yogyakarta: STIE YKPN.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Alfabeta,


Bandung: 2010).

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung :


Alfabeta, 2011),

Suyuti, Moh. Yakub, 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Gaya Media
Pratama. Jakarta Thoha, Miftah, 1995, Kepemimpinan Dalam
Manajemen, PT. Raya Grafindo Persada, Jakarta

Sondang P, Siagian, 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Cetakan


Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Thoha, Mifta. 1983. Kepemimpinan Dalam Manajemen. PT. Radja Grafindo


Persada. Jakarta

Tommy Suprapto, 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi,


MedPress, Yogyakarta, Cet. 8,

Umar,Nimran, 2004. Perilaku Organisasi, Cetakan Ketiga, CV. Citra Media,


Surabaya.

Wijaya, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alfa Beta. Bandung

B. Jurnal

Darmawan, Muhammad Rizky. Identifikasi Teknik Kepemimpinan Lurah di


Kantor Kelurahan Air Hitam Kota Samarinda. eJournal Ilmu
Pemerintahan , 2017, 5 (2): 633-646 ISSN 2477-2458 (Online), ISSN
2477-2631 (Print) ejournal.ipfisip-unmul.ac.id

Indriyani, Anisa Farah dkk. Analisis Kedisplinan Kerja Pegawai Di Kantor


Kelurahan Magelang Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang.
Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 4, No. 1, Mei 2020

Syarifudin, M. Studi Tentang Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan


Disiplin Kerja Pegawai di Kelurahan Pelita Kota Samarinda. eJournal
Ilmu Pemerintahan , 2013, 1 (3): 1229-1242 ISSN 2338-3615,
ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id

81
Yusuf, Nurdin. Pengaruh Kepemimpinan, Tanggung Jawab, Kedisiplinan Dan
Kerjasama Terhadap Kinerja Pegawai di Universitas Gorontalo.
Gorontalo Government Review. Volume 1 Nomor 1-April 2018.

82
LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA
(Khusus Pegawai Kantor Lurah Pondambea)

Nama : ………………………………………………….

Usia : ………………………………………………….

Jabatan : ………………………………………………….

Unit Kerja : ………………………………………………….

Pertanyaan:

1. Apakah Saudara merasa nyaman, tentram dan tenang bekerja dibawah


kepemimpinan Lurah Pondambea?
2. Apakah dibawah kepemimpinan Lurah Pondambea, Pegawai merasa
diperhatikan dan diperlakukan sebagai patner atau sebagai bawahan?
3. Apakah Saudara merasa sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
Kantor Lurah?
4. Apakah menurut Saudara, cara memerintah Lurah Pondambea itu kasar,
keras, tegas, lembut atau lemah?
5. Apakah Saudara `merasa nyaman dengan cara memerintah Lurah
Pondambea?
6. Apakah Saudara mendapatkan fasilitas penunjang kerja dari Lurah
Pondambea?
7. Apakah Saudara pernah mendapatkan kesempatan mengikuti Pendidikan
dan pelatihan?
8. Apakah Saudara pernah melihat Lurah memberikan contoh atau teladan
dalam memerintah?

83
PEDOMAN WAWANCARA
(Khusus Lurah Pondambea)

Nama : ………………………………………………….

Jabatan : ………………………………………………….

Pertanyaan:

1. Bagaimana tanggapan Bapak terkait pendapat pegawai bapak mengenai


teknik kepemimpinan Human Relation?
2. Bagaimana tanggapan Bapak terkait pendapat pegawai bapak mengenai
teknik Persuasif dan pemberian perintah?
3. Bagaimana tanggapan Bapak terkait pendapat pegawai bapak mengenai
teknik kepemimpinan Penyediaan Fasilitas?
4. Bagaimana tanggapan Bapak terkait pendapat pegawai bapak mengenai
teknik kepemimpinan Menjadi Teladan?
5. Bagaimana tingkat disiplin pegawai?
6. Bagaimana produktifitas pegawai bapak?

84
PEDOMAN WAWANCARA
(Khusus Anggota Masyarakat)

Nama : ………………………………………………….

Usia : ………………………………………………….

Pekerjaan : ………………………………………………….

Pertanyaan:

7. Apakah menurut Saudara pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor


Lurah Pondambea memuaskan, dari segi kecepatan dan dari segi
ketepatan melayani?
8. Apakah pelayanan yang diberikan menggunakan Aplikasi Laika atau
masih secara manual?
9. Menurut Saudara, yang mana lebih memuaskan pelayanan dengan
menggunakan aplikasi Laika atau dengan cara manual?

85
DOKUMENTASI

65
66

Anda mungkin juga menyukai