Anda di halaman 1dari 156

PENYERAPAN ANGGARAN PADA BADAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KOTA BANDUNG TAHUN 2017 – 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Administrasi Publik

Shella Nirmala Dhevi

NIM. 1168010251

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis Shella Nirmala Dhevi,

dilahirkan di Bogor, 21 Maret 1997. Putri kedua dari

tiga bersaudara dari pasangan Bapak Dida Budiarjo

dan Ibu Atini. Penulis berkebangsaan Indonesia dan

beragama Islam. Bertempat tinggal di Kp. Suka Asih

Rt. 002 Rw. 003 Desa Leuwimekar, Kecamatan

Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Riwayat pendidikan

penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Al-Fath dan lulus pada tahun 2004

kemudian dilanjutkan ke tingkat Sekolah Dasar di SDN Leuwiliang 01 dan lulus

pada tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMPN

Cibungbulang 01 dan lulus pada tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan di

SMAN Leuwiliang 01 dengan peminatan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan

lulus pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2016, penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Publik dan lulus pada

tahun 2020.
MOTTO HIDUP

Tidak ada perjuangan yang sia-sia, asalkan terus selalu berusaha dan mau

berjuang karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Berterimakasihlah pada dirimu sendiri karena dirimu juga patut dihargai

atas usahanya.

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

(HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni)


ABSTRAK

Penyerapan anggaran menjadi salah satu indikator untuk dapat menilai


kinerja dari pengelolaan keuangan daerahnya yang telah dilakukan oleh
pemerintah daerah dan perangkat kerja daerah yang ada didalamnya. Berkaitan
dengan hal tersebut Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan (Bappelitbang) yang merupakan bagian dari perangkat kerja
pemerintah daerah Kota Bandung yang setiap tahunnya mendapatkan anggaran
dari Pemerintah Kota Bandung untuk dapat menjalannya setiap program dan
kegiatan yang akan dilakukannya. Penyerapan anggaran untuk setiap program dan
kegiatan yang dilakukan di Bappelitbang Kota Bandung menjadi tanggung jawab
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang ada disetiap bidang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyerapan
anggaran di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan
Kota Bandung Tahun 2017-2018.
Peneliti menggunakan teori penyerapan anggaran dari Perdana Kusuma
Negara, Lilik Handajati & Lukman Effendy (2018) yaitu penyerapan anggaran
dilihat dari beberapa faktor yaitu 1)faktor sumber daya manusia, 2)faktor
administrasi, dan 3)faktor kebijakan.
Metode yang peneliti gunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif yang mana teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi serta menggunakan teknik analisis data dengan
melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tentang penyerapan
anggaran di Bappelitbang Kota Bandung dapat digambarkan bahwa sumber daya
manusia yaitu PPTK yang dimiliki oleh Bappelitbang Kota Bandung dalam
melakukan penyerapan anggaran sudah melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik, PPTK selalu mengusahakan untuk melakukan penyerapan anggaran sesuai
dengan target yang telah ditentukan. Administrasi yang digunakan oleh PPTK
Bappeltbang bersifat secara umum, mengikuti sistem administrasi yang digunakan
oleh Pemerintah Kota Bandung. Bappelitbang Kota Bandung tidak memiliki
kebijakan yang mengatur dalam penyerapan anggarannya.

Kata Kunci: Penyerapan Anggaran, Bappelitbang Kota Bandung, PPTK.

i
ABSTRACK

Budget absorption is one of indicators to assess the performance of


finance management which has been being done by region government and region
work device that involve in it. Concerning this case Bappelitbang is a part of
Bandung City Government’s work device which every year obtains the
consideration from Bandung City Government to do every program and activity
that will be done. Budget absorption for every program and activity which done in
Bandung City Bappelitbang becomes responsibility of PPTK which available in
every sector.

The goal of this research is know how the budget absorption in Badan
Perencanaan Pembangunan dan Pengembangn of Bandung City ini 2017-2018.

The researcher applied the theory of budget absorption from Perdana


Kusuma Negara, Lilik Handjati & Lukman Effendy (2018) which budget
absorption can be well continued by highlighting 1) human resources, 2)
administration 3) regulation.

The method applied by the researcher is qualitative research method with


descriptive approach which the data collection technique through observation,
interviewing, and documentation, it also uses data analysis technique by doing
data reduction, data presentation and taking conclusion.

Based in the previous research about budget absorption in Bappelitbang


Bandung City it can be illustratted that PPTK as human resource that owned by
Bappelitbang Bandung City, thery have done the work of budget absorption well
as its responsibility, PPTK always struggles to do budget abroption appropriate
as the fixed target. The administration that applied by PPTK Bappelitbang is
universal , following the adminsitration that applied by the Government of
Bandung City. Bappelitbang Bandung City does not have the regulation about
budget absorpion.

Keywords: Budget Absorption, Bappelitbang Bandung City, PPTK.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Swt yang telah

memberikan kenikmatan, keberkahan, serta kemudahan sehingga penulis bisa

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, izinkan penulis untuk memberikan ucapan rasa syukur

dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa,

dorongan serta motivasi yang tidak henti-hentinya kepada penulis. Ucapan tersebut

penulis haturkan kepada:

1. Allah Swt. Yang telah memberikan kemudahan serta kelancaran atas segala

kegiatan yang penulis lakukan;

2. Bapak Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si selaku Rektor dari Universitas Islam Negeri

Sunan Gunung Djati Bandung beserta jajarannya;

3. Bapak Ahmad Ali Nurdin, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik beserta jajarannya;

4. Bapak Khaerul Umam, S.IP., M.Ag selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik

beserta jajarannya;

5. Bapak Drs. Herabudin, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan

kepada penulis selama proses penyusunan Skripsi ini;

iii
6. Bapak H. Wawan Setiawan Abdilah M. Ag selaku dosen pembimbing yang

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan

kepada penulis selama proses penyusunan Skripsi ini;

7. Ibu Iis Diana, S.E selaku pejabat penatausahaan keuangan di Bappelitbang Kota

Bandung yang selalu memberikan bantuan dalam penyusunan proposal usulan

penelitian ini;

8. Orang tua penulis yaitu Papah Dida Budiarjo, Mamah Atini, dan Ayah

Komarudin, kepada Dilla dan Bisma selaku kakak dan adik saya yang tidak

henti-hentinya selalu memberikan dukungan dan mendo’akan saya;

9. Keluarga besar Moch Ro’i yang tidak pernah berhenti mendoakan untuk

kelancaran dalam setiap kegiatan dan aktivitas penulis;

10. Keluarga besar Din Syamsudin yang tidak pernah berhenti mendoakan untuk

kelancaran dalam setiap kegiatan dan aktivitas penulis;

11. Serta tak lupa para sahabat seperjuangan kelas Administrasi Publik F 2016 yang

senantiasa mendoakan serta mendukung penulis.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penyusun,
Bandung, 26 Agustus 2020

Shella Nirmala Dhevi

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

RIWAYAT HIDUP

MOTTO HIDUP

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Fokus Masalah ................................................................................................ 9

C. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10

F. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 11

G. Proposisi ....................................................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 14

A. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 14

B. Administrasi Publik ...................................................................................... 19

C. Keuangan Daerah .......................................................................................... 21

D. Penyerapan Anggaran ................................................................................... 24

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32

A. Metode Penelitian ......................................................................................... 32

B. Jenis dan Sumber Data.................................................................................. 33

C. Operasional Variabel .................................................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 35

E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 40

F. Tempat dan Jadwal Penelitian ....................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43

A. Gambaran Umum Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan


Pengembangan Kota Bandung .......................................................................... 43

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................................. 47

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75

A. Simpulan ....................................................................................................... 75

B. Saran ............................................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Realisasi Anggaran Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2017-2018 .... 4

Tabel 1. 2 Realisasi Anggaran Belanja Operasi Pada Bappelitbang Tahun 2017-

2018 ......................................................................................................................... 5

Tabel 1. 3 Realisasi Anggaran Belanja Modal Pada Bappelitbang Tahun 2017-

2018 ......................................................................................................................... 7

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 16

Tabel 3. 1 Operasional Variabel.............................................................................34

Tabel 3. 2 Kegiatan Parameter ...............................................................................36

Tabel 3. 3 Informan Penelitian ...............................................................................39

Tabel 3. 4 Jadwal Penelitian.................................................................................. 42

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 13

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyerapan anggaran menjadi salah satu indikator untuk dapat menilai

kinerja dari pengelolaan keuangan daerahnya yang telah dilakukan oleh

pemerintah daerah dan perangkat kerja daerah yang ada didalamnya. Hal ini

disebabkan karena untuk menilai kinerja keuangan daerah dapat dilihat pada

penyerapan anggarannya dalam satu periode anggaran yang telah ditentukan.

Kondisi dari penyerapan angaran, baik penyerapan anggaran yang dilakukan pada

pemerintah daerah maupun pada perangkat kerja daerahnya hampir mempunyai

kondisi yang hampir sama dimana penyerapan anggaran ada yang dilakukan

dengan baik dan ada juga penyerapan anggaran yang tidak sesuai dengan

anggaran yang telah ditentukannya.

Penyerapan anggaran yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi dapat

menimbulkan masalah yang nantinya akan berpengaruh pada kinerja dari

keuangan daerah secara keseluruhan. Karena pada dasarnya penyerapan anggaran

ini dilakukan oleh perangkat kerja yang ada di dalam pemerintah daerah tersebut,

permasalahan dalam penyerapan anggaran pun biasanya ada pada salah satu

ataupun beberapa perangkat kerja pemerintah tersebut, terkadang ada perangkat

kerja pemerintah yang penyerapan anggarannya terserap dengan baik sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukannya, tetapi ada juga perangkat kerja

1
2

pemerintah daerah yang tidak melaksanakan penyerapan anggaran dengan tidak

baik karena beberapa hal tertentu, tetapi dari hal tersebut akan berpengaruh pada

kinerja keuangan daerah secara keserluruhan karena nantinya pada setiap akhir

periode anggarannya akan di konsolidasikan di PPKD yang kemudian disusun

menjadi laporan keuangan pemerintah daerah. Oleh karena itu penyerapan

anggaran yang dilakukan oleh setiap perangkat kerja yang ada di pemerintahan

daerah perlu diperhatikan dengan baik, agar penyerapan anggarannya pun dapat

berjalan dengan baik dan semestinya.

Terkadang dalam realisasi penyerapan anggaran masih banyak perangkat

kerja pemerintahan dalam penyerapan anggaran tersebut belum dilakukan secara

maksimal sehingga nantinya akan berpengaruh pada optimalnya kinerja dari

pemerintah. Penyerapan anggaran ini dapat mendorong suatu proses untuk

pembangunan sehingga nantinya dapat berpengaruh pada kinerja pemerintah.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 258/ PMK.02/ 2015 yang terdapat dalam

pasal 3 ayat 2 yang didalamnya menyatakan, “Persentase penyerapan anggaran

paling sedikit 95%”, dapat dikatakan bahwa jika persentase dari penyerapan

anggaran dibawah 95% dapat dinilai kurang baik juga, misalkan karena

disebabkan adanya mark up terhadap anggarannya dari anggaran secara wajarnya

atau bisa juga disebabkan karena ada beberapa program yang tidak dilaksanakan

dengan baik oleh perangkat kerja pemerintahan tersebut. Tetapi jika persentase

penyerapan anggarannya diatas 100% akan bermasalah karena bisa menimbulkan

persepsi bahwa kurangnya perkiraan dalam perencanaan anggaranya, sehingga

nantinya akan berpengaruh pada pemborosan terhadap penggunaan anggaranya.


3

Berkaitan dengan hal tersebut Badan Perencanaan Pembangunan,

Penelitian dan Pengembangan yang merupakan bagian dari perangkat kerja

pemerintah daerah Kota Bandung yang setiap tahunnya mendapatkan anggaran

dari Pemerintah Kota Bandung untuk dapat menjalannya setiap program dan

kegiatan yang akan dilakukannya. Penyerapan anggaran untuk setiap program dan

kegiatan yang dilakukan di Bappelitbang Kota Bandung menjadi tanggung jawab

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang ada disetiap bidang. Berdasarkan

pada hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti terdapat data dari

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja pada tahun 2017 sampai

dengan 2018, di mana dalam data tersebut terdapat penurunan persentasi

penyerapan anggaran dari tahun 2017 sampai dengan 2018. Namun penurunan

tersebut tidak hanya pada persentasi anggarannya saja, akan tetapi pada tahun

2017 dan 2018 pun terjadi penurunan pada jumlah program dan kegiatan yang

dilakukan oleh Bappelitbang Kota Bandung. Pada tahun 2017 Bappelitbang Kota

Bandung telah melaksanakan 16 program dengan 63 kegiatan, sedangkan tahun

2018 hanya melaksanakan 12 program dengan 57 kegiatan. Berdasarkan pada data

yang di dapatkan oleh peneliti dari Bappelitbang Kota Bandung yaitu selama dua

tahun anggaran pada tahun 2017 - 2018 terdapat selisih antara anggaran yang

telah ditentukannya dengan realisasinya, adapun data Laporan Realisasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja pada tahun 2017 – 2018, adalah sebagai berikut:
4

Tabel 1. 1

Realisasi Anggaran Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2017-2018

Tahun Uraian Anggaran Realisasi %

2017 Belanja Rp37.657.300.190 Rp33.836.705.229 89,85

2018 Belanja Rp39.629.337.998 Rp34.374.539.230 86,74

Sumber: LRA Bappelitbang Kota Bandung

Tabel di atas merupakan data penyerapan anggaran pada Bappelitbang

Kota Bandung tahun anggaran 2017 – 2018 yang terdiri dari rekapitulasi belanja

keseluruhan, belanja operasi secara keseluruhan dan belanja modal secara

keseluruhan pada tahun tersebut. Bisa kita lihat bahwa persentase penyerapan

anggaran belanja dari tahun 2017 – 2018 tidak ada yang persentasenya diatas

95%. Berdasarkan tabel di atas bisa kita lihat bahwa pada tahun 2017 untuk

komponen belanja secara keseluruhan dianggarakan sebesar Rp. 37.657.300.190,

namum pada realisasi penyerapan anggarannya sebesar Rp. 33.836.705.229 atau

setara 89,85% dari total anggaran yang dialokasikannya dengan selilih

anggarannya sebesar Rp3.820.594.961. Sedangkan pada tahun 2018 anggaran

belanja dianggarkan sebesar Rp. 39.629.337.998 namun realisasi penyerapannya

hanya sebesar Rp. 34.374.539.230 atau setara dengan 86,74% dan memiliki

selisih sebesar Rp5.254.798.768. Jika dilihat pada persentasenya telah terjadi

penurunan persentase dari penyerapan anggarannya, dimana pada tahun 2017

persentasenya sebesar 89,85% sedangkan pada tahun 2018 persentasenya sebesar

86,74%, terjadi penurunan persentase sebesar 3,11%.


5

Adapun realisasi dari penyerapan anggaran yang terperinci dari komponen

belanja operasi dan belanja modalnya yang dilihat dari Laporan Realisasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Bappelitbang Kota Bandung dari tahun 2017 –

2018, sebagai berikut:

Tabel 1. 2
Realisasi Anggaran Belanja Operasi Pada Bappelitbang Tahun 2017-2018

Tahun Uraian Anggaran Realisasi %


Belanja Operasi Rp36.392.761.520 Rp32.649.896.109 89,72
2017 Belanja Pegawai Rp16.197.054.237 Rp16.075.369.512 99,25
Belanja Barang dan Jasa Rp20.195.707.283 Rp16.574.526.597 82,07
Belanja Operasi Rp39.025.881.305 Rp34.174.798.410 87,57
2018 Belanja Pegawai Rp21.361.444.435 Rp20.716.355.953 96,98
Belanja Barang dan Jasa Rp17.664.436.870 Rp13.458.442.457 76,19
Sumber: LRA Bappelitbang Kota Bandung

Pada tabel di atas kita bisa lihat bahwa pada tahun 2017 belanja operasi

dianggaran sebesar Rp. 36.392.761.520 namun pada realisasi penyerapan

anggaranya hanya sebesar Rp. 32.649.896.109, jika dipersentasekan hanya

terealisasi 89,72%. Sedangkan pada tahun 2018 belanja opera dianggarkan

sebesar Rp39.025.881.305 dengan realisasi penyerapan anggarannya sebesar Rp.

34.174.798.410, jika dipersentasekan penyerapan anggaranya sebesar 87,57%.

Jika dilihat persentase realisasi penyerapan anggarannya terjadi penurunan

persentasi, dimana pada tahun 2017 persentasenya sebesar 89,72% sedangkan

pada tahun 2018 menjadi 87,57%, terjadi penurunan persentase penyerapan

anggaran sebesar 2,15%.


6

Jika dilihat penyerapan anggaran pada komponen belanja pegawai

penyerapannya dapat dinilai sudah baik karena penyerapan anggarannya pada

tahun 2017 – 2018 persentasenya diatas 95%, pada tahun 2017 belanja pegawai

dianggarkan Rp. 16.197.054.237 dengan realisasi penyerapan anggarannya

sebesar Rp. 16.075.369.512, jika dipersentasekan realisasi penyerapan

anggarannya sebesar 99,25%. Sedangkan pada tahun 2018 belanja pegawai

dianggarkan Rp. 21.361.444.435 dengan realisasi penyerapan anggaranya sebesar

Rp. 20.716.355.953, jika dipersentasekan penyerapan anggarannya sebesar

96,98%. Meskipun persentasenya mengalami penurunan sebesar 2,27% tapi

penyerapan anggaran pada komponen belanja pegawai ini dapat dikatakan baik

karena penyerapan anggarannya selalu diatas 95%.

Kemudian jika dilihat penyerapan anggaran pada komponen belanja

barang dan jasa, pada tahun 2017 belanja barang dan jasa ini dianggarkan sebesar

Rp. 20.195.707.283 dengan realisasi penyerapan anggarannya sebesar Rp.

16.574.526.597, jika dipersentasekan realisasi penyerapan anggaranya hanya

82,07%. Sedangkan pada tahun 2018 belanja barang dan jasa dianggarkan sebesar

Rp. 17.664.436.870 dengan realisasi penyerapan anggarannya sebesar Rp.

13.458.442.457, jika dipersentasikan realisasi penyerapan anggarannya sebesar

76,19%. Telah terjadi penurunan persentase penyerapan anggarannya dari tahun

2017 ke tahun 2018 yaitu sebesar 5,88%.


7

Tabel 1. 3

Realisasi Anggaran Belanja Modal Pada Bappelitbang Tahun 2017-2018

Tahun Uraian Anggaran Realisasi %


Belanja Modal Rp1.264.538.670 Rp1.186.809.120 93,85
Belanja Modal
Peralatan dan Mesin Rp1.139.038.968 Rp1.064.057.500 93,42
Belanja Modal
2017
Gedung dan
Bangunan Rp125.499.702 Rp122.751.620 97,81
Belanja Modal Aset
Tetap Lainnya Rp0 Rp0 0
Belanja Modal Rp603.456.693 Rp199.740.820 33,10
Belanja Modal
Peralatan dan Mesin Rp492.586.286 Rp199.740.820 40,55
Belanja Modal
2018
Gedung dan
Bangunan Rp0 Rp0 0
Belanja Modal Aset
Tetap Lainnya Rp110.870.407 Rp0 0
Sumber: LRA Bappelitbang Kota Bandung

Berdasarkan pada tabel di atas kita bisa lihat bahwa pada tahun 2017

belanja modal dianggarkan sebesar Rp. 1.264.538.670 dengan realisasi

penyerapan anggarannya sebesar Rp. 1.186.809.120, jika dipersentasekan realisasi

peneyerapan anggaran sebesar 93,85%. Sedangkan pada tahun 2018 belanja

modal dianggarkan sebesar Rp. 603.456.693 dengan realisasi penyerapan

anggarannya hanya sebesar Rp. 199.740.820, jika dipersentasekan realisasi

penyerapanya hanya sebesar 33,10%. Terjadi penurunan yang signifikan pada

persentase realisasi penyerapan anggaran belanja modal pada tahun 2018,

penurunan persentasenya sebesar 60,75%. Jika dibandingan dengan penurunan

persentase pada setiap komponen dalam penyerapan anggaran belanjanya,


8

penurunan persentase penyerapan anggaran pada komponen belanja modal tahun

2018 ini merukapan persentase penurunan yang paling tinggi.

Pada tahun 2017 belanja modal peralatan dan mesin dianggarkan sebesar

Rp. 1.139.038.968 dengan realisasi penyerapan anggarannya sebesar Rp.

1.064.057.500, jika dipersentasekan sebesar 93,42%. Sedangkan pada tahun 2018

belanja modal peralatan dan mesin dianggaran sebesar Rp. 492.586.289 dengan

realisasi penyerapan anggaranya sebesar Rp. 199.740.820, jika dipersentasekan

hanya sebesar 40,55%. Terjadi penurunan yang siginifikan terhadap persentase

realisasi penyerapan anggaran pada tahun 2018 yaitu sebesar 52,87%.

Kemudian pada tahun 2017 belanja modal gedung dan bangunan

dianggarkan sebesar Rp. 125.499.702 dengan realisasi penyerapan anggarannya

sebesar Rp. 122.751.620, jika dipersentasekan menjadi 97,81%, penyerapan

anggaran belanja modal pada tahun 2017 tersebut dapat dikatakan baik karena

persentasenya di atas 95%. Sedangkan pada tahun 2018 belanja modal gedung dan

bangunan tidak dianggarkan. Tetapi pada tahun 2018 ada anggaran yang

dianggarkan untuk belanja modal aset tetap lainnya sebesar Rp. 110.870.407, akan

tetapi tidak ada realisasi penyerapan anggaranya.

Dapat dikatakan bahwa penyerapan anggaran di Bappelitbang ini belum

dikatakan cukup baik, karena berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas kita bisa

lihat bahwa rata-rata penyerapan anggarannya di bawah 95%. Bahkan di tahun

2018 terjadi penurunan dari persentase penyerapan anggaran dari tahun

sebelumnya. Oleh karena itu Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


9

mengenai penyerapan anggaran pada Bappelitbang Kota Bandung tahun 2017-

2018, dengan penelitian yang berjudul:

PENYERAPAN ANGGARAN PADA BADAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA

BANDUNG TAHUN 2017-2018

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi fokus

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penyerapan anggaran yang menurun pada Bappelitbang Kota Bandung yang

dapat dilihat dari persentase realisasi anggarannya pada tahun 2017-2018.

2. Penyerapan anggaran Bappelitbang Kota Bandung yang dapat dilihat dari

realisasinya tidak sesuai dengan anggaran yang telah dianggaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana penyerapan anggaran di Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2017-

2018 ditinjau dari faktor sumber daya manusia?

2. Bagaimana penyerapan anggaran di Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2017-

2018 ditinjau dari faktor faktor administrasi?


10

3. Bagaimana penyerapan anggaran di Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2017-

2018 ditinjau dari faktor kebijakan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana penyerapan anggaran di Bappelitbang Kota

Bandung Tahun 2017-2018 ditinjau dari faktor sumber daya manusia.

2. Untuk mengetahui bagaimana penyerapan anggaran di Bappelitbang Kota

Bandung Tahun 2017-2018 ditinjau dari faktor faktor administrasi.

3. Untuk mengetahui penyerapan anggaran di Bappelitbang Kota Bandung Tahun

2017-2018 ditinjau dari faktor kebijakan.

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoretis

Kegunaan dilakukannya penelitian ini mengenai penyerarapan anggaran di

Bappelitbang Kota Bandung ini untuk dijadikan sebagai media untuk peneliti agar

dapat menggunakan atau mempraktikan teori yang pernah didapatkan selama

perkuliahan berlangsung, selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat

menambah pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai akuntansi

pemerintahan yang merupakan bagian dari ilmu administrasi publik.


11

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti sendiri adalah untuk menambah

pengetahuan. Kemudian kegunaan penelitian ini mengenai penyerapan anggaran

pada Bappelitbang Kota Bandung ini sebagai salah satu tugas akhir yang

merupakan salah satu syarat peneliti untuk dapat memperoleh gelar Sarjana

Administrasi Publik.

b. Bagi Instansi

Kegunaan penelitian ini bagi Bappelitbang Kota Bandung dapat dijadikan

sebagai bahan perbaikan dan masukan mengenai kualitas penyerapan

anggarannya. Sehingga hasil dari penelitian ini bisa dijadikan bahan untuk

pertimbangan dalam penyusunan dari anggaran pada tahun-tahun yang akan

datang.

c. Untuk Peneliti Lain

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti lain diharapkan hasil dari penelitian

ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk dapat melakukan penelitian yang

mungkin serupa namun secara lebih mendalam lagi.

F. Kerangka Pemikiran

Edward H. Litchfield yang dikutif Syafiie (2010; 24) “Teori Administrasi

Publik” adminsitrasi publik adalah suatu studi yang menjelasakan berbagai


12

macam mengenai badan pemerintahan yang diorganisasikan, dilengkapi dengan

sumder daya yang dimilikinya, dibiayai, digerakkan dan dipimpin.

Faud (2015; 4) “Pengantar Akuntansi Keuangan Daerah”, mendefinisikan

keuangan daerah yaitu:

“Suatu proses yang terdiri dari pengindetifikasi, mengukur, mencatat dan


melaporkan mengenai suatu transaksi keuangan yang terjadi yang berasal
dari organisasi pemerintah daerahnya yang kemudian dapat dijadikan
sebagai bahan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi yang
nantinya dapat digunakan pihak internal maupun eksternal.”

Halim (2016; 92) “Manajemen Keuangan Sektor Publik”, menyatakan

bahwa:

“Penyerapan anggaran yang dimaksud disini adalah pencapaian realisasi


dari anggarannya. Penyerapan anggaran yang dimaksudkan disini adalah
suatu pencapaian dari suatu estimasi yang akan dicapai selama periode
waktu tertentu yang dipandang pada suatu waktu tertentu. Penyerapan
anggaran juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk pencairan atau realisasi
dari anggaran yang telah disesuaikan dengan yang dicantumkan dalam
LRA pada periode tertentu.”
Perdana Kusuma Negara, Lilik Handajati & Lukman Effendy (2018),

penyerapan anggaran dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Sumber Daya Manusia


Dalam suatu organisasi manusia memuliki posisi yang sangat vital.
Keberhasilan dari suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas dari
sumber daya manusia yang yang bekerja di dalamnya. Di sini sumber
daya manusia sangat berperan penting untuk dapat mencapai tujuan
dari organisasi.
2. Faktor Administrasi
SKPD pada awal tahun anggarannya biasanya disibukkan dengan
persiapan-persiapan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan seperti
penerbitan Surat Keputusan (SK) sebagai payung hukum untuk
pelaksanaan kegiatan selama satu tahun kedepan pada SKPD.
3. Faktor Kebijakan
Kebijakan identik dengan pengambilan keputusan oleh pemegang
kekuasaan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang besar
dalam mengambil setiap keputusan.
13

Administrasi Publik

Keuangan Daerah

Penyerapan Anggaran
1. Faktor Sumber Daya Manusia
2. Sumber Administrasi
3. Faktor Kebijakan

Gambar 1. 1

Kerangka Pemikiran Penelitian

G. Proposisi

Berdasar pada kerangka penelitian, penyerapan anggaran pada Badan

Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung Tahun

2017-2018 dalam pelaksanaannya akan baik jika memperhatikan ketiga faktor ini

yaitu sumber daya manusia, administrasi dan kebijakannya dilaksanakan dengan

baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini disajikan oleh penulis dengan tujuan sebagai

bahan acuan dalam penyusunan penelitian ini untuk dijadikan tolak ukur serta

penilaian bahwa terdapat perbedaan antaran penelitian terdahulu dengan

penelitian yang akan penulis lakukan ini, sebagai upaya untuk menghindari

anggapan bahwa terdapat kesamaan penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini

adalah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya:

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Abdul Azis

(2019) yang berjudul “Analisis Penyerapan Anggaran Pada Pemerintah Kota

Tangerang Tahun 2013-2017”. Metode penelitian dengan menggunakan

pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini

menggunakan teori penyerapan anggaran menurut Priatno (2013), di mana dalam

penyerapan anggaran dapat berjalan dengan baik apabila memperhatikan (1)

administrasi dan sumber daya manusia, (2) perencanaan dan (3) pengadaan barang

dan jasa. Hasil penelitian ini adalah bahwa penyerapan anggaran di Kota

Tangerang dapat digambarkan bahwa proses penyerapan anggaran sudah

terintegrasi dengan sistem administrasi secara online, faktor yang menjadi

penghambat dalam penyerapan anggarannya disebabkan oleh masih tingginya

harga satuan yang terdapat dalam DIPA dan dalam pengadaan barang dan jasanya

masih banyak yang melebihi dari waktu yang telah ditentukan.

14
15

Penelitian yang kedua adalah penelitian ayang dilakukan oleh Agung

Saputra (2018) yang berjudul “Analisis Penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah Di Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2012-2016”. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan deskriptif. Penelitian ini

menggunakan teori penyerapan anggaran dari Abdul Halim (2014) dimana

terdapat empat dimensi, (1) lemahnya perencanaan anggaran, (2) lamanya proses

pembahasan anggaran, (3) lambannya proses tender dan (4) ketakutan dalam

penggunaan anggaran. Hasil dari penelitian ini adalah walaupun penyerapan yang

dilakukan tidak mencapai 100% dan terdapat fluktuatif yang cukup signifikan

dalam hal tersebut tetapi penyerapan anggarannya masih dikatakan baik karena

tujuan dari sasarannya di atas 50%.

Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad

Anwar Sanusi (2018) yang berjudul “Analisa Penyerapan Anggaran Belanja

Modal di Kabupaten Sumedang”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif pendekatan deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori penyerapan

anggaran dari Abdul Halim (2014) dimana terdapat empat dimensi, (1) lemahnya

perencanaan anggaran, (2) lamanya proses pembahasan anggaran, (3) lambannya

proses tender dan (4) ketakutan dalam penggunaan anggaran. Hasil dari penelitian

ini adalah terdapat faktor pendukung dalam penyerapan anggaran di Pemerintahan

Kabupaten Sumedang, yang pertama yaitu perencanaan yang matang. Kedua,

sarana dan prasarana yang memadai. Ketiga, adanya sumber daya manusia yang

mendukung adapun yang menjadi faktor yang menghambat dalam melakukan

penyerapan anggaran di Pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu faktor pertama,


16

karena perencanaan, anggaran dan pelaksanaannya yang tidak sesuai. Kedua,

disebabkan keterlambatan waktu. Adapun upaya yang dilakukan untuk

meminimalis penyerapan anggaranya yaitu dengan melakukan upaya perencanaan

dan mengalokasikan anggaran yang lebih matang dan melakukan disiplin kepada

pegawai dalam melaksanakan tugas.

Tabel 2. 1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Persamaan dengan Perbedaan dengan

Terdahulu Penelitian Penulis Peneleitian Penulis

(1) (2) (3) (4)

1 Abdul Azis Penelitian yang dilakukan Perbedaan penelitian yang

(2019), oleh Abdul Azis dengan dilakukan oleh Abdul Azis

“Analisis penelitian yang akan dengan penulis adalah pada

Penyerapan dilakukan oleh peneliti ini teori yang digunakan dalam

Anggaran adalah sama-sama berfokus penyerapan anggaran

Pada pada penyerapan anggaran. belanjanya, dimana

Pemerintah Kesamaan lainnya adalah penelitian yang dilakukan

Kota pada metode penelitian oleh Abdul Azis

Tangerang yang akan digunakan menggunakan teori

Tahun 2013- dimana penulis juga akan penyerapan anggaran

2017.” menggunakan metode menurut Priatno (2013),

penelitian deskriptif sedangkan peneliti

Dilanjutkan
17

Pindahan

(1) (2) (3) (4)

kualitatif. menggunakan teori

penyerapan anggaran dari

Perdana Kusuma Negara,

dkk (2018). Perberdaan

lainnya terletak pada lokus

penelitian, di mana lokus

penelitian Abdul Azis adalah

Pemerintahan Kota

Tangerang sedangkan lokus

penelitian penulis dilakukan

di Bappelitbang Kota

Bandung.

2 Agung Penelitian yang dilakukan Perbedaan penelitian yang

Saputra oleh Agung Saputra dengan dilakukan oleh Agung

(2018), penelitian yang akan Saputra dengan penulis

“Analisis dilakukan oleh peneliti ini adalah pada teori yang

Penyerapan adalah sama-sama berfokus digunakan dalam penyerapan

Anggaran pada penyerapan anggaran. anggarannya, dimana

Pendapatan Kesamaan lainnya adalah penelitian yang dilakukan

Belanja pada metode penelitian menggunakan teori

Daerah Di yang akan digunakan penyerapan anggaran

Dinas dimana penulis juga akan menurut Abdul Halim

Dilanjutkan
18

Pindahan
(1) (2) (3) (4)

Pendidikan menggunakan metode (2013), sedangkan peneliti

Kota penelitian deskriptif menggunakan teori

Bandung kualitatif. penyerapan anggaran dari

Tahun 2012- Perdana Kusuma Negara,

2016.” dkk (2018). Perberdaan

lainnya terletak pada lokus

penelitian, di mana lokus

penelitian Agung Saputra

adalah Dinas Pendidikan

Kota Bandung sedangkan

lokus penelitian penulis

dilakukan di Bappelitbang

Kota Bandung.

3 Muhammad Penelitian yang dilakukan Perbedaan penelitian yang

Anwar oleh Muhammad Anwar dilakukan oleh Muhammad

Sanusi Sanusi dengan penelitian Anwar Sanusi dengan

(2018), yang akan dilakukan oleh penulis adalah pada teori

“Analisa peneliti ini adalah sama- yang digunakan dalam

Penyerapan sama berfokus pada penyerapan anggarannya,

Anggaran penyerapan anggaran. dimana penelitian yang

Belanja Kesamaan lainnya adalah dilakukan menggunakan

Modal di pada metode penelitian. teori penyerapan anggaran

Dilanjutkan
19

Pindahan

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten akan digunakan dimana menurut Abdul Halim

Sumedang”. penulis juga akan (2014), sedangkan peneliti

menggunakan metode menggunakan teori

penelitian deskriptif penyerapan anggaran dari

kualitatif. Perdana Kusuma Negara,

dkk (2018). Perberdaan

lainnya terletak pada lokus

penelitian, di mana lokus

penelitian Muhammad

Anwar Sanusi adalah

Pemerintah Kabupaten

Sumedang sedangkan lokus

penelitian penulis dilakukan

di Bappelitbang Kota

Bandung.

Sumber: Hasil Penelitian (Diolah Peneliti), 2019

B. Administrasi Publik

1. Pengertian Administrasi Publik

Dwiyanto (2017; 4) “Perbandingan Administrasi Publik” mengemukakan

definisi administrasi yang paling sederhana adalah suatu kegiatan yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
20

Sedangkan dalam arti publik adalah lawan kata dari kata privat atau pribadi.

Istilah publik ini sering kali berhampiran maknanya dengan kata umum.

Beddy (2017; 226) “Dasar-Dasar Administrasi Publik”, administrasi

publik adalah suatu keseluruhan dari proses kerja sama secara rasional yang

dilakukan oleh aparatur negara atau pemerintahan di mana sumber daya dan

personel publik di organisir dan dikoordinasikan dalam rangka pelaksanaan suatu

kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal tujuan negara dan penyelenggaraan

berbagai kebutuhan publik.

Menurut Edward H. Litchfield yang dikutif Syafiie (2010; 24) “Teori

Administrasi Publik” adminsitrasi publik adalah suatu studi yang menjelasakan

bermacam-macam mengenai badan pemerintahan yang diorganisasikan,

dilengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan dan dipimpin.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa,

administrasi publik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara

berkerjasama, baik kerja sama yang dilakukan oleh aparatur pemerintah atau pun

kerja sama antara aparatur pemerintah dengan masyarakat untuk mencapai suatu

tujuan yang telah ditentukan.

2. Ruang Lingkup Administrasi Publik

Nicholas Henry yang dikutip oleh Pasolong (2017; 22) “Teori

Administrasi Publik,” memberikan beberapa ruang lingkup mengenai administrasi

publik yang bisa dilihat dari topik-topik yang dibahas selain dari perkembangan

ilmu administrasi publik itu sendiri, yaitu meliputi:


21

a) Organisasi publik, hal ini prinsipnya berkenaan dengan model-model


suatu organisasi dan perilaku birokrasi,
b) Manajemen publik, hal ini berkenaan dengan sistem dan ilmu
manajemen, evaluasi program dan produktivitas, mengenai anggaran
publik dan manajemen sumber daya manusia,
c) Implementasi, hal ini menyangkut pendekatan terhadap kebijakan publik
dan implementasinya, privatisasi, administrasi antar pemerintahan dan
etika birokarasinya.

3. Peran Administrasi Publik

Menurut Gray yang dikutip oleh Pasolong, (2017; 20) “Teori Administrasi

Publik” menjelaskan peran administrasi publik dalam masyarakat sebagai berikut:

a. Administrasi publik berperan menjamin pemerataan distribusi pendapatan


nasional kepada kelompok masyarakat miskin secara berkeadilan
b. Administrasi publik melindungi hak-hak masyarakat atas oemilikan
kekayaan, serta menjamin kebebasan bagi masyrarakat unttuk
melaksanakan tanggung jawab atas diri mereka sendiri dalam bidang
kesehatan, pendidikan, pelayanan bagi kelompok masyarakt lanjut usia
c. Administrasi public berperan melestarikan nilai-nilai tradisi masyarakat
yang sangat bervariasi itu dari generasi ke generasi berikutnya, serta
memberikan jaminan dan dukungan sumber-sumber sehingga nilai-nilai
tersebut mampu tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan perubahan
zaman, serta dapat terus hidup bersama secara damai, serasi dan selaras
dengan budaya lain di lingkungannya.

C. Keuangan Daerah

1. Pengertian Keuangan Daerah

Keuangan daerah menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah segala

hak serta kewajiban yang dimiliki oleh daerah untuk menyelenggarakan

pemerintahan daerahnya yang kemudian dapat dinilai dengan uang yang

didalamnya termasuk dalan segala wujud kekayaan yang berhubungan dengan hak

serta kewajiban yang dimiliki oleh daerah itu.


22

Faud (2015; 4) “Pengantar Akuntansi Keuangan Daerah”, mendefinisikan

keuangan daerah yaitu:

“Suatu proses yang terdiri dari pengindetifikasi, mengukur, mencatat dan


melaporkan mengenai suatu transaksi keuangan yang terjadi yang berasal
dari organisasi pemerintah daerahnya yang kemudian dapat dijadikan
sebagai bahan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi yang
nantinya dapat digunakan pihak internal maupun eksternal.”

Dari pengertian keuangan daerah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

keuangan daerah adalah keseluruhan hak serta kewajiban yang dimiliki oleh

pemerintah daerah tersebut yang di dalamnya juga terdapat proses yang dimulai

dari pengindefikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan mengenai traksaksi-

transaksi yang terjadi, yang kemudian dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputasan mengenai pengelolaan keuangan

daerahnya sendiri.

2. Ruang Lingkup Keuangan Daerah

Siregar (2015; 12) “Akuntansi Sektor Publik”, ruang lingkup keuangan

daerah adalah sebagai berikut:

a. Hak daerah dalam pemungutan pajak daerah serta retribusi, termasuk


melakukan pinjaman.
b. Kewajiban daerah dalam penyelenggaraan urusannya serta
melakukan pembayaran kepada pihak ketiga.
c. Penerimaan yang masuk ke kas daerah.
d. Pengeluaran yang keluar dari kas daerah.
e. Pengelolaan kekayaan yang dimiliki oleh daerah di kelola oleh
pemerintah daerah itu sendiri atau oleh pihak lain.
f. Pihak lain yang memiliki kekayaan tertentu kemudian
pengelolaannya dikuasasi oleh pemerintah daerah untuk mendukung
pelaksanaan tugas pemerintahan itu sendiri atau diperuntukkan bagi
kepentingan publik.
23

3. Azas-azas dalam Pengelolaan Keuangan Daerah

Siregar (2015; 12) “Akuntansi Sektor Publik”, adapun azas-azas dalam

pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari:

a. Tertib, dalam pengelolaan keuangan daerah harus dilakuksan secara


tepat waktu serta tepat guna dengan didukung oleh bukti administrasi
yang kemudia dapat dipertanggungjawabkan.
b. Taat pada peraturan yang berlaku, dalam pengelolaan keuangan
daerah harus selalu berpedoman pada peraturan perundangan-
undangan yang berlaku.
c. Efektif, yang dimaksud efekstif disini adalah suatu program atau
kegaitan yang dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
d. Efisien, yang dimaksud dengan efisien disini adalah tingkat capaian
dari output yang secara maksimum dengan penggunaan input
terendah.
e. Ekonomis, dalam hal ini pencapaian input dengan kuantitas serta
kualitas tertentu dengan tingkat harga yang rendah.
f. Transparan, hal ini berhubungan dengan prinsip keterbukaan
sehingga informasi mengenai keuangan daerah dapat diketahui serta
diakses oleh publik.
g. Bertanggungjawab, merupakan kewajiban yang dimiliki oleh
pemerintah daerah untuk bisa mempertanggungjawabkan pengeloaan
keuangan.
h. Keadilan, hal ini berhubungan dengan keseimbangan dalam
distribusi kewenangannya serta pendanaannya.
i. Kepatuhan, merupakan sikap serta tindakan yang dilakukan secara
wajar dan proposional.
j. Manfaat, dalam hal ini pemanfaatan keuangan daerah ditujukan
sebagai wujud untuk pemenuhan kepentingan daeri masyarakat.

4. Laporan Keuangan Daerah

Deddi Nordiawan dan Ayunityas (2010; 205) “Akuntansi Sektor Publik”,

laporan keuangan daerah adalah suatu bentuk dari laporan penggunaan anggaran

yang dibuat secara terstruktur mengenai posisi serta transaksi yang dilakukan oleh

suatu enttitas pelaporannya.


24

Mursyidi (2013; 59) “Akuntansi Pemerintahan di Indonesia”, laporan

keuangan daerah ini bertujuan untuk memberikan suatu informasi yang dapat

berguna dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan daerah ini sebagai

wujud dari akuntanbilitas dari entitas pelaporan terhadap sumberdaya yang telah

diamanahkan kepadanya.

Pada dasarnya pembuatan laporan dari keuangan daerah ini dilakukan oleh

setiap intansi yang termasuk dalam pemerintahan daerah, yaitu oleh setiap SKPD

yang merupakan entitas akuntansi. Laporan keuangan yang dibuat oleh setiap

SKPD tersebut selanjutnya dikonsolidasikan oleh PPKD untuk disusun menjadi

laporang keuangan pemerintah kota/kabupaten.

Suwanda (2015; 21) “Sistem Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah

Berpedoman SAP Berbasis Akrual”, SKPD membuat lima jenis laporan keuangan

yang terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


2. Laporan Operasional (LO)
3. Neraca
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

D. Penyerapan Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Deddi Nordiawan dan Ayunityas (2010; 69) “Akuntasi Sektor Publik”,

mendefinisikan anggaran sebagai pernyataan mengenai suatu estimasi kinerja


25

yang akan dicapai selama periode waktu yang telah ditentukan dalam ukuran

finansialnya.

Moh. Mahsun (2011; 65) “Akuntansi Sektor Publik”, mendefinisikan

anggaran sebagai berikut:

“Suatu pernyataan mengenai suatu estimasi dari kinerja yang kemudian


akan dicapai oleh suatu suatu organisasi dalam periode anggaran tertentu
yang dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran moneter. Anggaran dalam
organisasi sektor publik ini sebagai instrumen akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan dari program-program yang
dibiayai dengan uang publik.”

Engkus & Kasmiri (2017; 1) “Kamus Praktis Keuangan Daerah”

mendefinikan anggaran adalah:

“Alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Anggaran


merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah
meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang
diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu
secara sistematis untuk satu periode.”
Dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu estimasi dari kinerja

yang akan dicapai dalam periode tertentu.

2. Konsep Anggaran Dalam Al-Qur’an

Konsep tentang anggaran Q.S 25; 67 (Al-Furqon) :

‫ْرفُوا َولَ ْم يَ ْقتُرُوا َو َكانَ بَ ْينَ َٰ َذلِكَ قَ َوا ًما‬


ِ ‫َوالَّ ِذينَ إِ َذا أَ ْنفَقُوا لَ ْم يُس‬

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (hartanya), secara tidak

berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan dalam membelanjakannya itu

tengah-tengah antara demikian.”

Quraih Shihab menafsirkan Q.S 25; 67 (Al-Furqon) :


26

“Keempat diantara tanda-tanda dari hamba Tuhan Yang Maha Penyayang


adalah dengan bersikap secara sederhana terutama ketika membelanjakan
harta yang dimilikinya, baik membelanjakan untuk diri sendiri maupun
untuk keluarganya. Dengan tidak membelanjakan secara berlebihan tetapi
tidak kikir juga untuk membelanjakannya itu, tetapi dengan berada
ditengah-tengah antara keduanya.”

Dapat disimpulkan bahwa anggaran yang telah diberikan harus

dibelanjakan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan, tidak boleh

boros dalam penggunaan anggarannya dan tidak boleh juga kikir dalam

penggunaannya, akan tetapi harus seimbang dua-duanya.

3. Fungsi Anggaran

Deddi Nordiawan dan Ayunityas (2010; 69) “Akuntasi Sektor Publik”,

fungsi anggaran adalah sebagai berikut:

a. Anggaran sebagai alat perencanaan


Dengan adanya perencanaan anggaran ini dapat memudahkan suatu
organisasi pemerintahan untuk mengetahui apa yang perlu
dilakukannya dan ke arah mana kebijakan itu telah dibuat.
b. Anggaran sebagai alat pengendalian
Anggaran ini dapat dijadikan sebagai suatu instrumen untuk
mengendalikan terjadi pemborosan atau penggunaan anggaran yang
tidak semestinya.
c. Anggaran sebagai alat kebijakan
Arah dari kebijakan tertentu dari yang akan dilakukan oleh pemerintah
dapat ditentukan melalui anggaran organisasi sektor publiknya.
d. Anggaran sebagai alat politik
Suatu komitmen pengelola dalam pelaksanaan setiap program dan
kegiatannya sesuai dengan yang dijanjikannya bisa dilihat melalui
anggarannya yang telah ditentukan.
e. Anggaran sebagai alat koordinasi serta komunikasi
Dengan adanya dokumen anggaran yang komprehensif, sebuah bagian
atau unit kerja yang menjadi didalamnya terdapat subunit tertentu
dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang akan
dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya.
f. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
Anggaran ini bisa dijadikan suatu ukuran yang kemudian bisa
dijadikan patokan apakah suatu bagian atau unit kerja tersebut tercapai
27

target kerjanya, bisa dilihat dari terlaksananya kegiatan maupun


penggunaan efisiensi biayanya.
g. Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk dijadikan motivasi
dengan menjadikan nilai dari nominal yang dicantumkannya sebagai
target yang akan dicapainya.

4. Jenis-Jenis Anggaran
Mardiasmo (2009; 66) “Akuntansi Sektor Publik”, anggaran dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Anggaran Operasional
Anggaran operasional ini digunakan sebagai anggaran yang ditujukan
untuk pemenuhnan kebutuhan sehari-hari yang digunakann untuk
menjalankan pemerintahan. Pengeluaran yang dilakukan oleh
pemerintah yang nantinya masuk kedalam kategori anggaran
opersional adalah belanja rutin. Belanja rutin adalah suatu pengeluaran
yang dapat memberikan manfaat selama satu tahun anggaran dan tidak
berpengaruh terhadap penembahan aset atau kekayaan bagi pemerintah
daerah. Belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeriliharaan merupakan bagian dari anggaran operasional.
b. Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal ini akan menunjukkan kepada rencana jangka panjang
serta pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan dan yang
lainnya. Untuk pengeluaran modal yang cukup besar biasanya
dilakukan dengan cara menggunakan pinjaman. Anggaran modal atau
investasi ini biasanya dikategorikan sebagai belanja modal. Belanja
modal/investasi adalah suatu pengeluaran masa pemanfaatanya dapat
dirasakan melebihi satu anggaran dan kemudian akan berpengaruh
terhadap penambahan aset atau kekayaan yang dimiliki oleh
pemerintah.

5. Prinsip-prinsip Anggaran

Menurut Mardiasmo (2009; 67) “Akuntansi Sektor Publik”, ada 8 prinsip

anggaran sektor publik, yaitu:

a. Organisasi oleh legislative


Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislative terlebih
dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
28

b. Komprehensif
Anggaran harus menunjukan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Oleh karena itu adanya dana non budgetair pada dasarnya
menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
c. Keutuhan anggaran
d. Semua pendapatan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana
umum (general fund).
e. Nondiscretionary appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislative harus termanfaatkan secara
ekonomis, efisien dan efektif.
f. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan
atau multi tahunan.
g. Akurat
h. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukan cadangan yang
tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai kantong-
kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan
munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
i. Jelas
Anggaran sebaiknya sederhana, dapat dipahami oleh seluruh masyarakat
dan tidak membingungkan .
j. Di ketahui publik
Anggaran harus dipublikasikan sagar supaya seluruh masyarakat luas
mengetahuinya.

6. Sistem Anggaran
Rachmat (2010) sistem penganggaran , antara lain sebagai berikut:

a. Sistem Penganggaran Tradisional (Traditional Budgeting System),


merupakan suatu sistem dari penganggaran yang diarahkan pada
pengembangan sistem pengawasan terhadap pengeluaran serta
penerimaan uang. Sistem penganggaran ini diprioritaskan sebagai
suatu alat pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya suatu
penyelewengan.
b. Sistem Penganggaran Hasil Karya (Perfomance Budgeting
System), merupakan sistem penganggaran yang menyajikan
kebutuhan dari dana atau biaya serta kegiatan yang kemudian
diusulkan yang berisi data kuantitatif yang kemudia dapat
digunakan untuk mengukur hasil akhir dari pelaksanaan
programnya. Sistem penganggaran ini lebih menekankan terhadap
kegiatan rutin serta progam atau proyek yang harus
dilaksanakannya serta hasil yang ingin dicapainya. Biasanya
kegiatan yang bersifat rutin dan proyek yang akan dilakukan itu
meliputi barang dan jasa yang akan dibeli.
29

c. Sistem Penganggaran, Perencanaan dan Pemprograman (Planning,


Programming and Budgeting System), merupakan sistem
penganggaran yang lebih menekankan terhadap perencanaannya,
pembuatan programnya, dan penganggaran dari suatu organisasi
yang ada dalam suatu sistem yang menyeluruh. Tujuan dari sistem
penganggaran ini untuk membantu pimpinan dalam melakukan
pengambilan suatu keputusan dalam pengalokasian sumber daya
serta dana yang dimilikinya yang kemudian menjadi wewenananya
mengenai program pembangunan serta kegiatan rutin yang akan
dilakukannya agar lebih efisien serta efektif.
d. Sistem Penganggaran Dasar Nol (Zero Base Budgeting System),
merupakan suatu sistem penganggaran dimana setiap program
pembangunannya diuji secara keseluruhan pada setiap kali
penyusunan penganggaran baru, tanpa diperhatikan kembali
kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.

7. Proses Penyusunan Anggaran

Moh. Mahsun (2011; 66) “Akuntansi Sektor Publik”, penyusunan serta

pelaksanaan anggaran tahunan merupakan rangkaian dari suatu proses anggaran.

Proses penyusunan anggaran ini ditujukan untuk:

a. Dapat membantu pemerintah dalam mencapai tujuan dari fiskal serta


meningkatkan koordinasi antarbagian yang ada dalam lingkungan
pemerintahnya.
b. Dapat membantu dalam menciptakan efisiensi serta keadilan dalam
menyediakan barang dan jasa publik yang dibutuhkan melalui proses
penentuan skala prioritas.
c. Dapat dijadikan kemungkinan bagi pemerintah dalam memenuhi
prioritas dari belajanya.
d. Dapat dijadikan sebagai pendorong untuk meningkatkan transparansi
serta pertanggungjawabannya dari pemerintah kemudian kepada DPR/
DPRD dan kemudian kepada masyarakata secara luas.
Moh. Mahsun (2011; 66) “Akuntansi Sektor Publik”, adapun faktor yang

paling dominan yang terdapat dalam proses penganggaran:

a. Tujuan serta target yang akan dicapai.


b. Ketersediaan dari sumberdaya atau faktor-faktor dari produksi yang
miliki oleh pemerintah tersebut.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian dari tujuan serta target.
30

d. Faktor lainnya yang dapat berpengaruh pada anggaran, seperti


adanya peraturan pemerintahan yang terbaru, pengaruh daru
fluktuasi pasarnya, perubahan dari sosial dan politiknya, bencana
alam dan sebagainya.

8. Penyerapan Anggaran

Halim (2016; 92) “Manajemen Keuangan Sektor Publik”, menyatakan

bahwa:

“Penyerapan anggaran yang dimaksud disini adalah pencapaian realisasi


dari anggarannya. Penyerapan anggaran yang dimaksudkan disini adalah
suatu pencapaian dari suatu estimasi yang akan dicapai selama periode
waktu tertentu yang dipandang pada suatu waktu tertentu. Penyerapan
anggaran juga dapat diartikan sebagai suatau bentuk pencairan atau
realisasi dari anggaran yang telah disesuaikan dengan yang dicantumkan
dalam LRA pada periode tertentu.”

Anfujatin (2016; 5) mendefinisikan penyerapan anggaran sebagai berikut:


“Penyerapan anggaran merupakan salah satu indikator yang dapat
menunjukkan berhasilnya program atau kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah. Rasio realisasi terhadap anggaran mencerminkan terserapnya
anggaran dalam melakukan berbagai program yang telah ditetapkan.
Dengan pertimbangan ini maka kemampuan menyerap anggaran oleh
pemerintah daerah dapat menjadi indikator kinerja pemerintah
kota/kabupaten.”

Perdana Kusuma Negara, Lilik Handajati & Lukman Effendy (2018 ; 82),

penyerapan anggaran dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Sumber Daya Manusia


Dalam suatu organisasi manusia memuliki posisi yang sangat vital.
Keberhasilan dari suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas dari
sumber daya manusia yang yang bekerja di dalamnya. Di sini sumber
daya manusia sangat berperan penting untuk dapat mencapai tujuan dari
organisasi. Sumber daya manusia dapat dikatakan sebagai suatu
organisasi yang bisa menentukan baik buruknya kinerja dari sebuah
organisasi. Setiap persoalan yang dihadapi oleh suatu organisasi selalu
terkait dengan sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi
tersebut.
2. Faktor Administrasi
SKPD pada awal tahun anggarannya biasanya disibukkan dengan
persiapan-persiapan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan seperti
31

penerbitan Surat Keputusan (SK) sebagai payung hukum untuk


pelaksanaan kegiatan selama satu tahun kedepan pada SKPD. Akan
tetapi terdapat pekerjaan yang seyogyanya harus sudah selesai pada
tahun sebelumnya tetepi dikarenakan ada kesalahan-kesalahan sehingga
harus disesuaikan kembali pada awal tahun anggaran berjalan, sehingga
membuat SKPD tidak dapat menjalankan aktifitas pelaksanaan
kegiatannya secara efektif pada awal tahun.
3. Faktor Kebijakan
Kebijakan identik dengan pengambilan keputusan oleh pemegang
kekuasaan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang besar
dalam mengambil setiap keputusan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sugiyono (2016; 9) “Metode Penelitian”,

metode penelitian kualitatif adalah:

“Metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat postpositivisme, yang


digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana dalam penelitian kualitatif ini
peneliti sebagai instrumen kunci, analisis datanya bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil dari penelitian kualitatif ini lebih menekankan pada
suatu makna di bandingkan dari generalisasi.”
Sugiyono dikutif Pasolong (2012; 75) “Metode Penelitian Administrasi

Publik” mendefinisikan penelitian deskripsif sebagai suatu penelitian yang

mendeskripsikan apa yang terjadi pada saat melakukan penelitian. Di dalamnya

terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisa, dan menginterpretasikan

kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

Peneliti menggunakan metode ini karena penelitian ini akan menguraikan,

menggambarkan, mencatat, menganalisa, serta menginterpretasikan kejadian serta

fakta yang ditemukan dalam peneltian ini mengenai penyerapan anggaran pada

Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2017 – 2018 sehingga dapat ditarik

kesimpulan oleh peneliti untuk menentukan jawaban atas permasalahan dalam

penelitian ini.

32
B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang

berkaitan dengan penyerapan anggaran, peneliti menggunakan data kualitatif

karena meneliti mengenai penyerapan anggaran yang dapat dilihat pada realisasi

anggarannya yang tercantum dalam LRA pada satu periode anggaran serta

mendeskripsikan berdasarkan hasil wawancara.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer menurut Silalahi (2010; 289) “Metode Penelitian Sosial” yaitu

suatu dokumen yang bersifat asli yang didapatkan secara langsung dari

pelaku yang biasa dikenal dengan sebutkan “first hand information.”

Dalam penelitian ini data primer yang didapat oleh peneliti berupa LRA

Tahun 2017- 2018 yang peneliti peroleh secara langsung dari Ibu Iis Diana

selaku Kasubag Keuangan di Bappelitbang Kota Bandung, data pelaksanaan

Program dan Kegiatan Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2017-2018 dan

hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan PPTK yang ada disetiap

bidang dan Kasubag Keuangan di Bappelitbang Kota Bandung.

b. Data Sekunder

Data sekunder menurut Silalahi (2010; 291) adalah suatu data yang didapat

dari tangan kedua ataupun yang didapatkan dari sumber-sumber lainnya

yang telah tersedia.


Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini berupa buku, skripsi terdahulu dan sumber-sumber lainnya.

C. Operasional Variabel

Tabel 3. 1

Operasional Variabel

Teknik

Kajian Dimensi Indikator Pengumpulan

Data

Penyerapan 1. Faktor Sumber 1. Tanggung jawab yang Wawancara

Anggaran Daya Manusia dimiliki

2. Kemampuan dalam Wawancara

mencapai target

3. Ketepatan waktu Wawancara

4. Kendala yang Wawancara

dihadapi

5. Pendorong dalam Wawancara

pelaksanaan

2. Faktor 1. Sistem administrasi Wawancara

Administrasi yang digunakan

Dilanjutkan
Pindahan

2. Penyusunan Wawancara

aanggaran

3. Pencairan anggaran Wawancara

4. Penerbitan SK Wawancara

3. Faktor 1. Kebijakan dalam Wawancara

Kebijakan penyerapan anggaran

2. Kebijakan dalam Wawancara

persentase penyerapan

anggaran

3. Kebijakan mengenai Wawancara

reward dan punishment

Sumber: Hasil Penelitian (Diolah Peneliti), 2020

D. Teknik Pengumpulan Data

Silalahi (2010; 291) “Metode Penelitian Sosial” mendefiniskan teknik

pengumpulan data sebagai suatu cara yang bisa digunakan untuk dapat

mengumpulkan suatu data dari suatu fenomena yang empiris. Teknik

pengumpulan data yang digunukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
1. Observasi

Observasi merupakan teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data

dengan melakukan pengamatan pada objek kajian yang akan diteliti.

Peneliti melakukan obeservasi dalam rangka pencatatan serta

pengumpulan infromasi, serta mengamati fenomena yang dapat dilihat dari

informan guna mendapatkan informasi yang valid sampai dirasa cukup

dalam pengumpulan data. Adapun dari hasil kegiatan observasi adalah

sebagai berikut:

Tabel Tabel 3. 2

Kegiatan Observasi

No. Waktu Hasil

Pelaksanaan

1 02 Oktober 2019 Mengajukan surat permohonan data Laporan

Keuangan Teraudit Bappelitbang Kota

Bandung Tahun 2014-2018

2 09 Oktober 2019 Surat Permohonan data Laporan Keuangan

Teraudit Bappelitbang Kota Bandung Tahun

2014-2018 sudah disposisi, dan diteruskan

kepada Kabidek. Namun dari Kabidek

peneliti diarahkan untuk menemui Kasubag

Keuangan yaitu Ibu Iis Diana, S.E dan

peneliti hanya diperlihatkan Laporan

Keuangan Teraudit Tahun 2017-2018 saja

Dilanjutkan
Pindahan

dikarenakan Bappelitbang Kota Bandung

terbentuk pada tahun 2016 sesuai dengan

Peraturan Walikota Nomor 1402 Tahun 2016

dan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016.

Jadi Laporan Keuangan Teraudit yang

diberikan hanya dua tahun anggaran saja

yaitu Laporan Keuangan Tahun Anggaran

2017-2018.

3 25 Februari 2020 Peneliti mengajukan surat izin penelitian dan

melakukan wawancara dari FISIP UIN Sunan

Gunung Djati Bandung

4 06 Maret 2020 Peneliti mengajukan surat izin penelitian dan

melakukan wawancara dari Kesbangpol Kota

Bandung

5 11 Maret 2020 Peneliti diarahkan untuk menghubungi

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawain

yaitu Ibu Teti Arifiyanti, ST, M.Si

6 19 Maret 2020  Wawancara dengan Bapak Andriya

Marindya Putra , S. SiT., MM

 Wawancara dengan Freska Fitriyani, S.

Si., MT

 Wawancara dengan Ibu Iis Diana, SE

 Wawancara dengan Bapak Drs. Dudi

Dilanjutkan
Pindahan

Sumardi

7 20 Maret 2020  Wawancara dengan Bapak Muhammad

Bayu Permana R, S.Pi.,ME

 Wawancara dengan Ibu Ratna Rahayu

Pitriyati, S. STP., M.Si

8 24 April 2020 Wawancara dengan Bapak M. Tegar

Indranegara, ST, M. AP

Sumber: Hasil Penelitian (Diolah Peneliti), 2020

2. Wawancara

Lexy J. Moleong (2011; 186) “Metode Penelitian Kualitatif”

mendefisinikan wawancara sebagai percakapan yang dilakukan dengan

adanya maksud tertentu. Teknik purposive sampling digunakan oleh

penulis dalam penentuan informan, informan dipilih berdasarkan kriteria

tertentu yang sesuai dan relevan pada permasalahan yang diteliti yaitu

penyerapan anggaran. Dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang

berkaitan dengan penyerapan anggaran yaitu Kepala Sub Bagian

Keuangan dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang ada di

setiap bidang di Bappelitbang Kota Bandung. Di Bappelitbang Kota

Bandung sendiri didalamnya terdapat enam bidang, di mana setiap bidang

memiliki masing-masing PPTK. Adapun informan yang akan

diwawancarai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


Tabel 3. 3

Informan Penelitian

No. Nama Jabatan

1 Iis Diana, SE Kasubag Keuangan

2 Muhammad Bayu Permana R, S.Pi., PPTK Bidang Sekretariat

ME

3 Drs. Dudi Sumardi PPTK Bidang Analisis

Pembangunan Daerah,

Perencanaan Program,

Data, Evaluasi dan

Pelaporan

4 Ratna Rahayu Pitriyati, S. STP., M.Si PPTK Bidang I

Perencanaan Sosial

Budaya dan

Pemerintahan

5 Andriya Marindya Putra , S. SiT., MM PPTK Bidang II

Perencanaan Ekonomi,

Sumber Daya Keuangan

dan Sumber Daya Alam

6 M. Tegar Indranegara, ST, M. AP PPTK Bidang III

Perencanaan

Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah

Dilanjutkan
Pindahan

7 Freska Fitriyani, S. Si., MT PPTK Bidang Penelitian

dan Pengembangan

Sumber: Hasil Penelitian (Diolah Peneliti), 2020

3. Dokumen

Sugiyono (2016; 240) “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D” mendefisikan dokumentasi sebagai cacatan peristiwa yang sudah

berlalu. Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari pegunaan

metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini dokumen yang gunakan oleh peneliti adalah dengan

menggunakan data LRA yang merupakan bagian dari dokumen laporan

keuangan audited Bappelitbang Kota Bandung Tahun Anggaran 2017 –

2018 dan data pelaksanaan program dan kegiatan Bappelitbang Kota

Bandung Tahun Anggaran 2017-2018.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Silalahi (2010; 332) adalah suatu proses

penyederhanaan data serta penyajian data dengan mengelompokkanya dalam

suatu bentuk yang mudah dibaca dan dipahami.

Miles dan Hubermen dikutif Sugiyono (2016; 247) “Metode

PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D”, kegiatan analisis terdapat tiga alur

kegiatan yang dapat terjadi secara bersamaan yang terdiri dari:


1. Reduksi Data
Mereduksi data ini berarti merangkum, memilah dari hal-hal yang
pokoknya, kemudian memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan
melakukan reduksi data ini akan dapat memberikan suatu gambaran yang
lebih jelas lagi dan akan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data yang selanjutnya.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah
menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat
dilakukan dengan uraian singkat, bagan dan yang paling sering dengan
teks yang bersifat naratif yang bertujuan agar dapat mempermudah analisa,
serta penafsiran.
3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini
peneliti lakukan dengan melihat pada hasil reduksi data dan mengacu pada
rumusan masalah yang telah ditentukan serta pada tujuan yang akan
dicapai oleh peneliti. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini
dideskripsikan secara naratif.

F. Tempat dan Jadwal Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini di Badan Perencanaan

Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung yang berlokasi di

Jln. Aceh No. 36 Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung,

Jawa Barat.
2. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Jadwal Penelitian

Bulan/Tahun
No Tahap Penelitian 10/ 11/ 12/ 01/ 02/ 03/ 04/ 05/ 06/ 07/ 08/
19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20
1 Perijinan Pra
Penelitian
2 Penerimaan Data
Pra Penelitian
3 Pengajuan Judul
4 Penyusunan
Rancangan
Usulan Penelitian
5 Seminar
Rancangan
Usulan Penelitian
6 Penyusunan
Usulan Penelitian
7 Bimbingan
Usulan Penelitian
8 Sidang Usulan
Penelitian
9 Penyusunan
Skripsi
10 Sidang Skripsi

Sumber: Hasil Penelitian (Hasil Penelitian), 2020


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Kota Bandung

1. Sejarah Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan

Kota Bandung

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan

(Bappelitbang) Kota Bandung ini merupakan perubahan dari Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung berdasarkan pada Peraturan

Daerah Nomor 8 Tahun 2016 yang membahas tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kota Bandung. Bappeda Kota Bandung merupakan bagian dari

lembaga teknis dari lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Bappeda dibentuk

pada tahun 1972, dimana pada saat itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan

penyempurnaan Badan Perancang Pembangunan Daerah (Bappemda) Provinsi

Jawa Barat dengan membentuk juga Badan Perancang Pembangunan Kotamadya

(Bappemko) dan Badan Perancang Pembangunan Kabupaten (Bappemka), yang

menjadikan sebagai badan perencanaan pertama di Indonesia yang bersifat

regional dan lokal yang ditetapkan dengan SK Gubernur Provinsi Jawa Barat

Nomor 43 Tahun 1972. Namun pada tahun awal tahun 2017 Bappeda Kota

Bandung berubah menjadi Bappelitbang Kota Bandung berdasarkan Peraturan

Walikota Nomor 1402 Tahun 2016 dan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016.

43
2. Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Kota Bandung

a. Visi

Visi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan

Kota Bandung adalah: “Lembaga Perncana Pembangunan, Penelitian dan

Pengambangan yang Berkualitas, Aspiratif dan Aplikatif guna

Mewujudkan Kota Bandung Unggul, Nyaman dan Sejahtera”.

b. Misi

Misi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan

Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1) Mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas,

aspiratif, dan aplikatif;

2) Mewujudkan tata kekola pemerintahan yang baik;

3) Menghasilkan penelitian dan pengembangan yang implementis.

3. Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Kota Bandung

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota

Bandung mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan

fungsi dan penunjang urusan perencanaan pembangunan, penelitian dan

pengembangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bappelitbang

mempunyai fungsi sebagai berikut:


a. Penyusunan kebijakan teknis lingkup perencanaan pembangunan,

penelitian dan pengembangan;

b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis lingkup perencanaan pembangunan,

penelitian dan pengembangan;

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

lingkup perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan Pemerintah

Daerah lingkup perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

dan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Rincian tugas pokok dan fungsi Bappelitbang Kota Bandung ditetapkan

dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1402 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Sususnan Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan

Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung.

4. Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Kota Bandung

Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Kota Bandung terdiri atas:

1) Kepala Badan;

2) Sekretaris, yang membawahi:

a) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;


b) Kepala Sub Bagian Keuangan;

c) Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program.

3) Kepala Bidang Analisis Pembangunan Daerah, Perencanaan Program,

Data, Evaluasi dan Pelaporan, yang membawahi:

a) Kepala Sub Bidang I Analisis Pembangunan Daerah dan

Perencanaan Program;

b) Kepala Sub Bidang II Pengendalian dan Evaluasi;

c) Kepala Sub Bidang III Data, Informasi dan Pelaporan.

4) Kepala Bidang I Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan, yang

membawahi:

a) Kepala Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan

I;

b) Kepala Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan

II;

c) Kepala Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan

III.

5) Kepala Bidang II Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan

SDA, yang membawahi:

a) Kepala Sub Bidang Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya

Keuangan dan Sumber Daya Alam I;

b) Kepala Sub Bidang Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya

Keuangan dan Sumber Daya Alam II;


c) Kepala Sub Bidang Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya

Keuangan dan Sumber Daya Alam III.

6) Kepala Bidang III Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,

yang membawahi:

a) Kepala Sub Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah I;

b) Kepala Sub Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah II;

c) Kepala Sub Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah III.

7) Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, yang membawahi:

a) Kepala Sub Bidang I Sosial dan Pemerintahan;

b) Kepala Sub Bidang II Ekonomi dan Pembangunan;

c) Kepala Sub Bidang III Inovasi dan Teknologi.

8) Unit Pelaksana Teknis (UPT):

a) UPT Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU);

b) UPT Anjungan Perencana.

9) Jabatan Pelaksana dan Fungsional

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian merupakan isi dari hasil analisis data dan

fakta yang peneliti dapatkan dilapangan yang telah disesuaikan dengan teori yang

digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari Perdana

Kusuma Negara, Lilik Handajati & Lukman Effendy (2018; 82) yang
menyebutkan ada tiga faktor yang berperan penting dalam penyerapan anggaran

yaitu faktor sumber daya manusia, faktor administrasi dan faktor kebijakan.

1. Faktor Sumber Daya Manusia

Dalam suatu organisasi manusia memiliki posisi yang sangat vital.

Keberhasilan dari suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas dari sumber

daya manusia yang bekerja di dalamnya. Di sini sumber daya manusia sangat

berperan penting untuk dapat mencapai tujuan dari organisasi. Sumber daya

manusia yang ada dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai yang bisa

menentukan baik buruknya kinerja dari sebuah organisasi. Setiap persoalan yang

dihadapi oleh suatu organisasi selalu terkait dengan sumber daya manusia yang

ada di dalam organisasi tersebut. Jadi sumber daya manusia dalam suatu

organisasi sangat berperan penting, hal tersebut tidak hanya berlaku pada

organisasi secara umum namun berlaku juga untuk organisasi yang ada dalam

pemerintahan seperti unit-unit kerja pemerintah.

Penyerapan anggaran pada Bappelitbang Kota Bandung menjadi tanggung

jawab PPTK yang ada disetiap bidang yang menjadi bagian dari sumber daya

manusia yang dimiliki oleh Bappelitbang Kota Bandung. PPTK yang ada disetiap

bidang di Bappelitbang Kota Bandung memiliki peran yang sangat penting

terhadap penyerapan anggaran yang ada disetiap bidang di Bappelitbang Kota

Bandung. PPTK memiliki tanggung jawab penuh terhadap penyerapan anggaran

untuk setiap program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap bidang mulai

dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya. Adapun hasil wawancara


dengan PPTK yang ada disetiap bidang di Bappelitbang Kota Bandung mengenai

tanggung jawab yang dimiliki oleh PPTK dalam melakukan penyerapan anggaran

yaitu sebagai berikut.

Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Bayu R, S.Pi., ME selaku

PPTK Bidang Sekretariat menyatakan bahwa:

“PPTK bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap kegiatan itu


berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan oleh PPTKnya, akan tetapi
itu pun PPTK harus mendapatkan persetujuan mengenai kegiatannya dari
dari Kuasa Pengguna Anggaran dari atasan langsung”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Bapak Drs.

Dudi Sumardi selaku PPTK Bidang Analisis Pembangunan Daerah, Perencanaan

Program, Data, Evaluasi dan Pelaporan:

“Intinya harus bertanggung jawab kepada apa yang sudah dibuat di


dokumen perencanaan dari hal tersebutkan menjadi dokumen kegiatan.
Jadi kita tanggung jawabnya ke hal tersebut, kita tidak boleh keluar dari
koridor yang sudah ada dokumen tersebut, misalnya dalam bidang saya
wajib membuat laporan kegiatan monev sebanyak 100 exemplay, itu harus
jumlahnya 100 exemplay tidak ada alasan saya menurunkan jumlahnya,
kecuali mungkin ada hal-hal yang sifatnya luar biasa darurat. Jadi intinya
bertanggung jawab sesuai dengan yang sudah diamatkan dalam dokumen
perencanaan”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Hal ini juga diperkuat dari penyataan Ibu Ratna Rahayu Pitriyati, S. STP.,

M.Si selaku PPTK yang menyatakan bahwa:

“PPTK sesuai dengan singkatanya yaitu Pejabat Pelaksana Teknis


Kegiatan yang merancang dan merencanakan anggaran tahunan itu akan
seperti apa dan bagaimana implementasinya sesuai dengan yang tercantum
dalam DPA. Setelah itu PPTK juga harus mulai melaksanakan kegiatan
sesuai dengan yang tercantum dalam DPA yang tentunya pelaksanaan
tersebut harus sesuai dengan perencanaan awal. PPTK juga bertanggung
jawab terkait pengadministrasiannya dan bertanggung jawab untuk
mematuhi time line yang sudah ditentukan”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)
Adapun pernyataan dari Bapak Andriya Marindya Putra, S. SiT., MM

selaku PPTK Bidang II Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan

Sumber Daya yang menyatakan bahwa:

“Tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap PPTK yaitu bertanggung


jawab atas setiap pengeluaran bulanan yang telah dilaksanakannya, jadi
kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian pernyataan dari Bapak M. Tegar Indranegara, ST, M. AP selaku

PPTK Bidang III Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang

menyatakan bahwa:

“Tanggung jawab yang dimiliki pleh PPTK sendiri ada dipengawasan dan
pengendalian anggaran.”
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudia hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Ibu Freska Fitriyani, S.

Si., MT selaku PPTK Bidang Penelitian dan Pengembangan yang menyatakan

bahwa:

“Sebenarnya PTTK itu selain bertanggung jawab pada anggaran.Kalau


dianggaran itu bagaimana rencana anggaran yang sudah disusun itu bisa
terlaksanadalam hal penyerapannya harus tepat waktu sesuai dengan
rencana, kemudian untuk item-itemnya harus sesuai dengan anggaran yang
sudah direncanakan. Bertanggung jawab untuk implementasi dari yang
sudah direncanakannya”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Dari pernyataan setiap PPTK yang ada pada setiap bidang di Bappelitbang

Kota Bandung dapat disimpulkan bahwa dalam penyerapan anggaran PPTK

bertanggung jawab mulai dari perencanaannya sampai dengan pelaksanaannya.

Hal tersebut dimulai dari pembuatan RKA sampai menjadi DPA dan setiap PPTK
harus dapat melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan yang tercantum

dalam RKA dan DPA tersebut.

Dalam pelaksanaan penyerapan anggaran yang akan dilakukan PPTK

Bappelitbang Kota Bandung tidak memiliki ketakutan dalam penggunaan

anggaran untuk program dan kegiatan yang akan dilakukan. Sebagaimana hasil

wawancara dengan Bapak Muhammad Bayu Permana R, S.Pi.,ME yang

menyatakan bahwa:

“Kalau ketakutan sih sebenarnya tidak ada, karena kita program dan
kegiatannya dilaksanakan dan disusun pun itu berdasarkan ketentuan yang
berlaku dan juga kita yakin bahwa PPTK yang dipercaya SDMnya bisa
melaksanakan tanggung jawab kegiatannya masing-masing.”
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian pernyataan dari Bapak Andriya Marindya Putra , S. SiT., MM

yang menyatakan bahwa:

“Kalau selama sesuai dengan prosedur, tidak bermain macam-macam


kenapa harus takut”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Ibu Freska Fitriyani, S.

Si., MT yang menyatakan bahwa:

“Tidak ada ketakutan, kalau kita sudah sesuai dengan aturan tidak akan
ada ketakutan, karena sudah ada standar pelaksanaanya di Bappelitbang
karena kitakan tidak terjun langsung ke masyarakat kita lebih ke
backoffice, lebih banyaknya ke koordinasi, melakukan pengkajian jadi
tidak ada hal yang berhubungan dengan masyarakat secara langsung”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Namun selain tidak perlu takut karena penggunaan anggaran sudah sesuai

dengan aturan yang berlaku, hal tersebut juga didukung karena PPTK
Bappelitbang Kota Bandung dalam penggunaan anggarannya sesuai dengan apa

yang telah direncanakan. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Drs. Dudi

Sumardi yang menyatakan bahwa:

“Tidak ada, karenakan kita yang membuat perencanaannya untuk setiap


program dan kegiatan yang akan dilakukan, asalkan sesuai dengan yang
sudah direncanakan”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Bapak M. Tegar

Indranegara, ST, M. AP yang menyatakan bahwa:

“Tidak ada ketakutan, karena sudah direncanakan sebelumnya karena


meskipun mengalami kejadian yang tidak terduga, biasanya sudah
memiliki antisipasi”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

PPTK yang ada disetiap bidang di Bappelitbang Kota Bandung tidak

memiliki ketakutan dalam penggunaan anggarannya, hal tersebut terjadi karena

PPTK selalu bertanggung jawab terhadap penggunaan anggarannya dan PPTK

berupaya untuk menggunakan anggaran sesuai dengan apa yang telah

direncanakan dan tidak melanggar aturan secara hukum.

Dalam melakukan penyerapan anggaran tentu saja PPTK yang ada di

Bappelitbang Kota Bandung harus mengerti dalam melakukan pengelolaan

keuangan terkait dengan penyerapan anggaran untuk setiap program dan kegiatan

yang akan dilakukan. Hal tersebut sangat perlu untuk diperhatikan, karena tugas

dan fungsi PPTK di Bappelitbang Kota Bandung ini berkaitan langsung dengan

penggunaan anggaran untuk setiap program dan kegiatan yang akan dilakukan,

penggunaan anggaran tersebut merupakan bagian dari pengelolaan keuangan.


Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Iis Diana.,S.E selaku Kasubag

Keuangan yang menyatakan bahwa:

“Secara garis besar PPTK yang ada di Bappelitbang mengerti dan memang
harus mengerti, terkadang ada diklat mengenai pengelolaan keuangan,
karena PPTK yang bertanggung jawab dalam penyerapan anggaran”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

PPTK Bappelitbang Kota Bandung juga sudah melaksanakan tugasnya

dengan baik dalam pelaksanaan penyerapan anggaran untuk program dan kegiatan

telah dilaksanakan. Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Iis Diana.,S.E yang

menyatakan bahwa:

“Secari garis besar sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, karena hal
tersebut juga didorong oleh Kepala Bappelitbang Kota Bandung juga agar
penyerapnnya tercapai sesuai dengan anggaran bulanannya, jadi itu
membuat PPTK terpacu untuk menyelesaikan setiap program dan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

PPTK yang ada disetiap bidang di Bappelitbang Kota Bandung sudah

memiliki pemahaman terhadap pengelolaan keuangan yang harus dilakukan

terkait dengan jabatannya sebagai PPTK dan melaksanakan tanggung jawabnnya

sebagai PPTK dengan baik dalam melaksanakan penyerapan anggaran untuk

setiap program dan kegiatan yang telah dilakukan

PPTK juga harus melaksanakan penyerapan anggaran untuk setiap

program dan kegiatan yang akan dilakukan disetiap bidang sesuai dengan target

yang telah ditentukan. PPTK yang ada disetiap bidang di Bappelitbang Kota

Bandung selalu mengusahakan agar setiap pelaksanaan penyerapan anggaran

untuk program dan kegiatan yang akan dilakukannya sesuai dengan target yang
telah ditentukan. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Bayu

Permana R, S.Pi.,ME yang menyatakan bahwa:

“Setiap target kegiatan memang idealnya sesuai dengan target yang


ditentukan, tetapi ada beberapa kendala yang kadang terjadi dilapangan
sehingga kita menyesuaikan, akan tetapi biasanya tidak terlalu jauh dari
target yang telah kita buat”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian hal tersebut juga diperkuat oleh penyataan dari Bapak Drs.

Dudi Sumardi yang menyatakan:

“Intinya harus, kalau pun tidak mencapai itu pasti ada alasannya. Akan
tetapi intinya itu harus dan bisa dikatakan wajib setiap PPTK untuk
menyelesaikan apa yang menjadi target atau capaian”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Namun dalam kenyataannya pelaksanaan penyerapan anggaran untuk

setiap program dan kegaitan yang akan dilakukan oleh setiap bidang terkadang

tidak mencapai target atau pun bisa melebihi target yang telah ditentukan. Hal

tersebut terjadi karena sering ada beberapa kendala atau hambatan yang muncul

dalam pelaksanaan penyerapan anggaran untuk setiap program dan kegiatan yang

akan dilakukan. Sebagaiman hasil wawancara dengan Ibu Ratna Rahayu Pitriyati,

S. STP., M.Si yang menyatakan bahwa:

“Belum tentu sesuai dengan target, artinya kalau untuk target dalam
perencanaan pasti inginnya 100% tetapi pasti akan ada kendala, akan ada
hambatan jadi tidak harus sama dengan rencana, karena pasti akan ada
tidak sama persis dengan target yang direncanakan dalam DPA”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian pernyataan dari Bapak M. Tegar Indranegara, ST, M. AP yang

menyatakan bahwa:
“Secara garis besar memang sudah sesuai dengan target yang telah
ditetapkan, hanya saja yang tidak sesuai itu ada dalam penyerapan
anggarannya. Kalau untuk target program dan kegiatan itu sudah
memenuhi target, hanya saja terkadang dalam penyerapan anggarannya
tidak sesuai target”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Meskipun terkadang target penyerapan anggarannya tidak mencapai target

yang telah ditentukan, akan tetapi target dari program dan kegiatan yang

dilakukannya selalu mencapai target yang telah ditentukan. PPTK yang ada

disetiap bidang tersebut selalu mengusahakan agar tidak hanya target dari

program dan kegiatannya saja yang selalu tercapai, akan tetapi target dari

penyarapan anggaran untuk program dan kegiatannya pun dapat mencapai target

yang telah ditentukan.

PPTK dalam melaksanakan penyerapan anggaran untuk setiap program

dan kegiatan yang akan dilakukanpun harus diupayakan untuk sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan dalam pelaksanannya. Hal tersebut sangat penting

dilakukan karena ketepatan waktu dalam melaksanakan penyerapan anggaran

untuk setiap program dan kegiatan yang akan dilakukan akan mempengaruhi

terhadap kinerja dari PPTK yang ada disetiap bidang di Bappelitbang Kota

Bandung. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Bayu

Permana R, S.Pi.,ME yang menyatakan bahwa:

“Secara target waktu kita memiliki target-target tertentu yang harus


dicapai setiap triwulannya, apalagi di Kota Bandung setiap triwulannya itu
program dan kegiatan menjadi indikator kinerja individu setiap bulanan
dan tahunan. Sehingga jika setiap triwulanan tidak tercapai itu akan
menjadi hukuman yang berakibat pada pemotongan tunjangan bagi PPTK
karena target kinerjanya tidak tercapai”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)
Namun terkadang pelaksanaan penyerapan anggaran untuk program dan

kegiatan yang akan dilakukan pun tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Sebagaimana hasil dari wawancara dengan Bapak M. Tegar

Indranegara, ST, M. AP yang menyatakan bahwa:

“Untuk pelaksanaan penyerapan anggaran ada yang tepat waktu ada yang
tidak, misalkan anggaran ini sudah direncanakan di triwulan dua di bulan
April, apabila pencairan angaran seharusnya pada bulan April, akan tetapi
karena harus mengurus pencairannya beres pada bulan Mei”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Jadi dalam pelaksanaan penyerapan anggaran untuk setiap program dan

kegiatannya yang akan dilaksanakan oleh setiap bidang di Bappelitbang Kota

Bandung ada yang pelaksanaannya tepat waktu sesuai dengan yang telah

direncanakan, namun ada juga yang tidak sesuai dengan waktu yang

direncanakan, namun PPTK yang ada disetiap bidang tersebut selalu

mengupayakan untuk melaksanakan penyerapakan anggaran pada setiap program

dan kegiatan yang ada di setiap bidangnya untuk selalu tepat waktu sesuai dengan

yang telah direncanakan.

Dalam melakukan penyerapan anggaran untuk setiap program dan

kegiatan yang akan dilakukan oleh PPTK yang ada di Bappelitbang Kota

Bandung terkadang tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. PPTK

Bappelitbang Kota Bandung sering mendapatkan berapa kendala atau hambatan

dalam pelaksanaan penyerapan anggaran untuk setiap program dan kegiatan yang

akan dilakukan. Adapun kendala atau hambatan tersebut biasanya berasal dari

pihak eksternal atau pihak ketiga sehingga akan menghampat pada pelaksanaan
penyerapan anggarannya. Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Freska

Fitriyani, S. Si., MT yang menyatakan bahwa:

“Kalau untuk kendala sih yang berhubungan dengan pihak luar, kalau
misalkan untuk internal sih kita selalu diupayakan tetap waktu. Namum
jika dengan eksternal kadang kita tidak bisa mengatur, misalnya kita
mengundang Narasumber itukan ada biaya untuk honor Narasumber, tetapi
tiba-tiba Narasumbernya tidak bisa hadir karena itukan pasti
mempengaruhi. Jadi lebih ke pihak eksternal”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian diperkuat juga dengan pernyataan dari Bapak M. Tegar

Indranegara, ST, M. AP yang menyatakan bahwa:

“Sering ada hal-hal yang tidak diprediksi, seperti keterlambatan pencairan


anggaran karena melibatkan pihak ketiga, sehingga nanti akan
berpengaruh pada pelaksanaan program dan kegiatannya. Jadi
terkadangkan kendala atau hambatannya ada dipihak eksternal, karena
pengajuan pembayarannya terkadang lama”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Bapak Drs. Dudi

Sumardi yang menyatakan bahwa:

“Mungkin jika terkait dengan proses lelang, dimana kegiatannya spesifik.


Dilakukan pelelangan ternyata dari pihak penyedia pekerjaan atau pihak
ketiga itu tidak ada yang sanggup menyebabkan gagal lelang, sehingga
harus membuat proses dari awal lagi sampai tiga kali, kalau misalkan tiga
kali gagal lelang berarti kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan karena
sekali proses lelang itu membutuhkan waktu 3 bulan, tetapi jika melalui
mekanisme penunjukan langsung itu akan berjalan lancar”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Jadi kendala atau hambatan yang sering dihadapi oleh PPTK Bappelitbang

Kota Bandung dalam penyerapan anggaran untuk program dan kegiatan yang

akan dilakukan berasal dari pihak eksternal atau pihak ketiga, yang terkadang

dapat menghambat proses pencairan dari anggarannya ataupun pada proses


pelelengan dan hal tersebut berpengaruh pada pelaksanaan penyerapan anggaran

untuk setiap program dan kegiatan yang akan dilakukannya.

Selain kendala atau hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaannya

penyerapan anggarannya. Adapun yang menjadi pendorong dalam pelaksanaan

penyerapan anggaran untuk program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh

PPTK yang ada disetiap bidang pada Bappelitbang Kota Bandung sehingga

pelaksanaan dari penyerapan anggarannya dapat berjalan dengan baik.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Drs. Dudi Sumardi yang

menyatakan bahwa:

“Pertama, dari ketersediaan anggaran, karena pernah ada beberapa kasus


mungkin di Pemerintah Kota Bandung belum terjadi, ketika sudah jadi
DPA sudah ditetapkan di APBD tetapi begitu mau ditagihkan ternyata
uang belum ada di kas daerah sehingga bisa menyebabkan kemunduran
dari kegiatan yag akan dilakukan, tetapi untuk di bandung sendiri belum
ada. Untuk Pemerintah Kota Bandung ketersediaan anggaran selalu aman.
Kemudian Kedua, SDMnya juga itu relatif sudah paham masing-masing
tupoksinya. Ketiga, penyedia barang dan pekerjaan di Pemerintah Kota
Bandung relatif ada, apapun yang kita perlukan selalu ada. Keempat,
adanya aplikasi yang disebut e-catalog, sehingga kita tidak butuh lagi
survei jenis barang dan harga-harganya”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian pernyataan dari Bapak Andriya Marindya Putra , S. SiT., MM

yang menyatakan bahwa:

“Yang menjadi pendorongnya itu dengan pembagian tugas secara merata,


misalkan saya dengan bawahan mengerjakan tugas sesuai dengan jobdesk
yang dimiliki”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian pernyataan dari Bapak Muhammad Bayu Permana R, S.Pi.,ME

yang menyatakan bahwa:


“Indikator Kinerja Individu (IKI) bulanan itu menjadi pendorong dalam
penyerapan anggaran, karena jika target kinerja kita berkurang kita
menjadi lebih termotivasi. Jadi lebih ke motivasi yang dimiliki oleh
masing-masing SDM”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari Bapak M. Tegar

Indranegara, ST, M. AP yang menyatakan bahwa:

“Lebih cenderung kepada sumber daya manusia, karena setiap program


dan kegiatan melibatkan orang-orang”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Jadi yang menjadi pendorong dalam penyerapan anggaran untuk program

dan kegiatan yang akan dilakukan di Bappelitbang Kota Bandung meliputi

ketersediann anggaran yang memadai, sumber daya manusia yang memahami

tupoksinya masing-masing, adanya penyedia barang dan pekerjaan Pemerintah

Kota Bandung yang relatif lengkap, dan adanya aplikasi e-catalog yang

memudahkan PPTK dalam melakukan survei barang dan harganya tanpa perlu

melakukan survei langsung ke lapangan.

2. Faktor Administrasi
SKPD pada awal tahun anggarannya biasanya disibukkan dengan

persiapan-persiapan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan seperti penerbitan

Surat Keputusan (SK) sebagai payung hukum untuk pelaksanaan kegiatan selama

satu tahun kedepan pada SKPD. Namun faktor administrasi ini juga berhubungan

dengan sistem administrasi yang digunakan oleh Bappelitbang Kota Bandung

sehingga dapat mendukung penyerapan anggarannya. Bappelitbang Kota Bandung

tidak memiliki sistem administrasi secara khusus yang digunakan, akan tetapi
sistem administrasi yang digunakan saat ini merupakan sistem administrasi yang

dipakai oleh seluruh SKPD Kota Bandung yaitu berupa sistem administrasi dalam

bentuk aplikasi yang dikenal dengan Sistem Informasi Rencana Anggaran (SIRA)

dan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). Sebagaiman hasil

wawancara dengan Bapak Drs. Dudi Sumardi yang menyatakan bahwa:

“Kalau secara parsial se-Kota Bandung itu tidak ada karena kita sudah
punya aplikasi SIRA itu bisa diakses oleh seluruh PPTK se-Kota Bandung
dan itu sudah lengkap”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian hal tersebut juga sama dengan pernyataan yang diberikan oleh

Ibu Ratna Rahayu Pitriyati, S. STP., M.Si yang menyatakan bahwa:

“Ada yang nantinya terintegrasi dengan SIRA, tetapi Bappelitbang sendiri


tidak memiliki aplikasi khusus internal, akan tetapi secara global”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Adapun pernyataan dari Bapak Andriya Marindya Putra , S. SiT., MM

yang menyatakan bahwa:

“Kalau di Bappelitbang ini tidak memiliki sistem administrasi sendiri.


Sistem administrasi sendiri sama sih sistemnya, tidak memiliki sistem
sendiri-sendiri. Kalau untuk sistem administrasi kita masih pakai SIMDA
dan SIRA”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Bapak M. Tegar

Indranegara, ST, M. AP yang menyatakan bahwa:

“Kalau untuk sistem administrasi sendiri di Bappelitbang tidak ada, namun


jika se-Kota Bandung kita menggunakan SIRA untuk penginputannya,
sedangkan SIMDA untuk pengendaliannya. Sistem tersebut berpengaruh
pada penyerapan anggaran, karena sistem tersebut menyimpan data base,
bahwa penyerapan anggaran sudah ditentukan pada triwulan berapa saja”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)
Terkait dengan waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan anggaran untuk

setiap program dan kegiatan yang akan dilakukan hal tersebut berhubungan

dengan tahapan perencanaan. Tahapan tersebut dimulai dari penyusunan dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dibuat oleh

Pemerintah Kota Bandung untuk jangka waktu lima tahun. Kemudian dari

RPJMD di breakdown menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk

jangka waktu satu tahun. Dari RKPD kemudian dibuat Rencara Strategis Satuan

Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Kemudian dari Renstra SKPD tersebut

dibuat Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja). Sebagaimana hasil

wawancara dengan Bapak Drs. Dudi Sumardi yang menyatakan bahwa:

“ Itu terkait dengan tahapan perencanaan, seperti tahapan dari mulai


penyusunan dokumen RPJMD yang lima tahunan, bahwa Kota Bandung
selama 5 tahun akan mencapai apa, kemudian di breakdown pertahun dan
setiap sasaran itu didukung oleh program, kemudian setiap program
didukung oleh kegiatan itu itu terhitung mulai dari RPJMD sampai RKPD,
kemudian ke Renstra SKPD, lalu begitu masuk ke RENJA SKPD yang
didalamnya ada kegiatan, kita tinggal hanya melihat saja apa yang akan
dicapai tahun depan. Jadi tidak membutuhkan waktu lama sebab itu sudah
ada patokannya”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Ibu Freska Fitriyani,

S. Si., MT AP yang menyatakan bahwa:

“Tidak lama, jadi kita kan sudah ada panduannya dari RENSTA
Bappelitbang itu sudah ada anggaran-anggarannya, RENSTA itukan untuk
lima tahun, kemudian diturunkan ke yang tahunan. Jadi sebenarnya kita
sudah ada panduan untuk tahun depan untuk berapa pekerjaan, jadi kita
tinggal breakdown saja dengan mendetailkan apa yang akan dilakukan”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)
Kemudian sama halnya dengan pernyataan Bapak M. Tegar Indranegara,

ST, M. AP yang menyatakan bahwa:

“ Bisa satu minggu, jadi kan kita itu sebetulnya sudah memiliki Renstra
dan didalamnya sudah ada program-program yang akan dilakukan setiap
tahunnya, jadi kita tinggal hanya merinci kegiatan yang akan dilakukan
dari Renstra tersebut”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Jadi waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan anggaran untuk program

dan kegiatan yang akan dilakukan di Bappelitbang Kota Bandung tidak

membutuhkan waktu yang lama karena Bappelitbang Kota Bandung memiliki

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang dijadikan

sebagai patokan dalam penyusunan anggaran untuk setiap program dan kegiatan

yangan akan dilakukan.

Setelah penyusunan anggaran untuk program dan kegiatan yang akan

dilakukan Bappelitbang Kota Bandung pun melaksanakan pembahasan anggaran

yang dilakukan secara berjenjang. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak

Drs. Dudi Sumardi yang menyatakan bahwa:

“Tahapannya dilakukan dari unit yang terkecil terlebih dahulu, dari


subbidang dilakukan diskusi terlebih dahulu, kemudian dilakukan
pembahasan ke tingkat bidang dengan memaparkan penjelasan dari
masing-masing subbidang, kemudian nanti akan dibahas juga dengan
semua bidang di Bappelitbang dengan Kepala Dinas”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Bapak M.

Tegar Indranegara, ST, M. AP yang menyatakan bahwa:

“Proses pembahasan anggaran dilakukan dari level Kasubid yang dibahas


dengan staf, lalu ke Kabid, dari Kabid baru dilakukan pembahasan se-
Bappelitbang Kota Bandung dengan Kepala Bappelitbang Kota Bandung.
Pembahasan tersebut bisa satu minggu sampai satu bulan, tetapi dalam
waktu dua minggu saja bisa sudah selesai”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Pembahasan anggaran untuk setiap program dan kegiatan yang akan

dilakukan perlu untuk dilakukan karena akan menyangkut pada kinerja setiap

bidang yang ada di Bappelitbang Kota Bandung. Pembahasan anggaran di

Bappelitbang Kota Bandung biasanya dilakukan dari unit yang terkecil, yaitu

dilakukan pembahasan dari subbidang yang melakukan pembahasan anggaran

dengan staf-stafnya, kemudian dari pembahasan anggaran tingkat subbidang akan

dilakukan pembahasan kembali dengan kepala bidang dan beberapa subbidang

yang ada di bidang tersebut, kemudian pembahasan anggaran pun akan dilakukan

dengan kepala dinas dan bidang-bidang yang ada di Bappelitang Kota Bandung.

Adapun proses administrasi untuk pencairan anggaran di Bappelitbang

Kota Bandung yang dilakukan oleh PPTK yang harus didukung dengan dokumen

kegiatan, kwitansi pembelian dan dokumentasi. Sebagaimana hasil wawancara

dengan Bapak Drs. Dudi Sumardi yang menyatakan bahwa:

“Untuk penyedia dokumen pendukung untuk pencairan anggaran itu


dilakukan oleh PPTK, misalkan dalam bidang saya diadakan kegiatan
rapat, untuk menpertanggungjawabkan kegiatan rapat itu harus didukung
dengan dokumen daftar hadir, dokumen pembelian makanan dan
minumannya, kwitansi dan lainnya, lalu didukung dengan dokumentasi
kegiatannya”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Ibu Ratna

Rahayu Pitriyati, S. STP., M.Si yang menyatakan bahwa:

“Untuk proses administrasinya tentu saja harus melengkapi persyaratan


adminisstrasi keuangannya. Jadi dalam dokumen anggaran itu terdiri dari
berbagai jenis belanja dan untuk merealisasikan salah satu dari jenis
belanja tersebut, contohnya dalam satu bulan ada belanja kegiatan rapat,
lalu ada penggandaan maka bagian-bagian yang menjadi persyaratan untuk
setiap pos belanja tersebut harus dipenuhi, seperti harus ada surat
undangan, ada hasilnya, ada fotonya, ada kwitansi pembelian, setelah
dalam satu bulan tersebut terpenuhi semua maka nanti Bendahara akan
menyampaikan pertanggungjawaban kepada PPTK, jadi PPTK harus
mengetahui berapa pengeluaran anggaran yang digunakan, kemudian
PPTK melaporkan pada Kabid. Proses pencairan anggarannya disusun
untuk satu bidang, jadi satu bidang boleh mengajukan pencairan setelah
pengajuan anggaran sebelumnya sudah terpenuhi sebesar 75% baru boleh
mengajukan kembali”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Dalam pencairan anggaran pun dikenal dengan UP, LS dan GU. UP adalah

uang persediaan untuk membiayai kegiatan opersional kantor sehari-hari yang

tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. UP ini merukapan uang yang

pertama dicairkan setelah melakukan pengajuan anggaran. Setelah 70% UP

digunakan, PPTK dapat mengajukan kembali untuk pencairan anggaran yang

disebut dengan GU (Ganti Uang) persedian. Sebagaimana pernyataan dari Bapak

Muhammad Bayu Permana R, S.Pi.,ME yang mneyatakan bahwa:

“Kalau proses administrasi untuk pencairan yang pertama, DPAnya harus


sudah ditanda tangani, kemudian dari setiap dokumen itu kita
mencantumkan permohonan rencana setiap bulannya itu anggarannya
berapa dari situ kita mengajukan sesuai dengan yang telah kita rencanakan
setiap bulannya, nanti anggarannya cair yang pertama itu disebutnya
dengan uang persediaan (UP), setelah UP ini habis atau 70% persediaan
UP digunakan barulah kita boleh mengajukan kembali pencairan
berikutnya atau ganti uang (GU) persediaan, tetapi jika ditengah-tengah
perjalanan GU diberikan itu tidak cukup kita bisa meminta tambahan uang
persediaan. Kita mengajukan dari bidang ke bagian keuangan”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Sedangkan untuk LS (Pembayaran Langsung) ini berhubungan dengan

pihak eksternal atau biasa disebut dengan pihak ketiga. Pihak ketiga akan

mengajukan untuk melakukan pemeriksaan pekerjaan, setelah itu dikeluarkannya


berita acara mulai dari berita acara pemeriksaan, berita acara penyelesaian laporan

pekerjaan, berita acara serah terima pekerjaan, dan berita acara pembayaran.

Sebagaiman pernyataan dari Bapak M. Tegar Indranegara, ST, M. AP yang

menyatakan bahwa:

“LS ini berhubungan dengan pihak ketiga, kalau persyaratannya itu dari
pihak ketiga mengajukan pemeriksaan pekerjaan, kemudian ditindak
lanjuti dengan dikeluarkannya berita acara dari mulai berita acara
pemeriksaan, kemudian berita acara penyelesaian laporan pekerjaan dan
sampai terakhir pada berita acara serah terima pekerjaan sampai ke berita
acara pembayaran”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian sama halnya dengan pernyataan dari Ibu Freska Fitriyani, S. Si.,

MT yang menyatakan bahwa:

“Kalau untuk pencairan itu tergantung anggarannya untuk apa, kalau kita
itu ada anggaran yang LS misalnya untuk belanja jasa konsultasi itu ada
aturannya untuk apa saja, yang pasti hasil pekerjaannya harus sudah ada
terus nanti secara administrasi ada surat menyurat sampai ada surat
perintah pelaksanaan kerja, kemudian melaporkan surat berita acara
penyelesaian pekerjaan sampai akhirnya sudah ditanda tangani semua
berkasnya baru bisa dicairkan”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Pencairan anggaran di Bappelitbang Kota Bandung diproses melalui

bagian keuangan. Di mana setiap dokumen yang diajukan untuk pencairan

anggarannya harus melawati beberapa tahapan terlebih dahulu di bagian keuangan

dari mulai verikasi dokumen-dokumen yang diajukan, penginputan ke SIMDA,

setelah iti penerbitan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dan SPM (Surat

Perintah Membayar). Untuk pencairan anggaran LS (Pembayaran Langsung)

membutuhkan dua sampai tiga hari, sedangkan pencairan anggaran GU (Ganti

Uang) membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pencairan anggarannya.


Sebagaimana pernyataan dari Ibu Iis Diana S.E selaku Kasubag Keuangan yang

menyatakan bahwa:

“Proses pengajuan berkas untuk pencairan LS melewati beberapa tahap,


verifikasi, input SIMDA dan penerbitan SPP dan SPM. Kalo tidak ada
kendala dalam hal pemberkasan dari bidang dan yang menandatangan SPP
SPM ada di tempat biasanya ga memerlukan waktu lama, paling lama 2
hari kerja, tapi kalo banyak kendala biasanya sampe 3 hari atau lebih,
setelah itu dikirim ke BPKA untuk proses pencairan, batas waktu spm 2
hari kerja. Untuk berkas GU biasanya agak lama karena SPJ GU lebih
banyak, prosesnya sama diverifikasi, masuk SIMDA dan penerbitan SPP
SPM.”
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Namun dalam proses pencairan anggaran dalam mempercepat pelaksanaan

penyerapan anggaran untuk program dan kegiatan yang akan dilakukanpun sering

memiliki beberapa hambatan yang sering dihadapi dalam melakulan proses

pencairan anggarannya sehingga dapat mempengaruhi penyerapan anggaran untuk

program dan kegiatan yang akan dilakukan. Sebagaimana pernyataan dari Bapak

Muhammad Bayu Permana R, S.PI.,ME yang menyatakan bahwa:

“Kalau pencairan biasanya karena anggarannya dialokasokan perbidang


terhambatnya itu kadang ada kegiatan yang sudah direncanakan, misalkan
kegiatannya akan dilaksanakan cuman proses administrasinya yang kurang
lengkap sehingga nanti akan menghambat kegiatan yang akan dilakukan
oleh PPTK lain.”
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian pernyataan darri Ibu Ratna Rahayu Pitriyati, S.STP.,M.Si yang

menyatakan bahwa:

“Secara umum hambatannya adalah ketidak tepatan waktu, jadi misalkan


kita ada kegiatan yang harus dilaksanakan misalkan minggu depan tapi
karena terkendala administrasi jadi tidak bisa tepat waktu, tetapi selama
persyaratan itu terpenuhi relatif lebih cepat. Jadi lebih karena ketidak
tepatan waktu saja.”
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)
Selanjutkan pernyataan dari Bapak Andriya Marindya Putra, S. SiT.,MM

yang menyatakan bahwa:

“Kalau yang dihadapi untuk saya sendiri mengenai pencairan anggaran itu
lebih ke sumber daya manusia sih, karena untuk mengurus administrasi itu
susah karena keterbatasan jumlah staff.”
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Pernyataan-pernyataan yang telah dikemukakan oleh PPTK di atas sesuai

dengan penyataan dari Ibu Iis Diana S.E selaku Kasubag Keuangan yang

menyatakan bahwa:

“Kelengkapan administrasi dalam pencairan anggaran yang tidak dipenuhi.


Kadang karena banyaknya berkas yang tidak ditanda tangai oleh Kepala
Bidangnya, dengan alasan karena tidak ada dikantor dan sebagainya.”
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Jadi hambatan yang sering dihadapi oleh PPTK Bappelitbang Kota

Bandung dalam melakukan pencairan anggaran yaitu terkait berkas-berkas atau

persyaratan administrasi untuk pencairan anggaran yang kurang lengkap, seperti

berkas yang tidak ditanda tangan oleh Kepala Bidang sehingga dapat

menyebabkan ketidaktepatan waktu, selain itu karena keterbatasan jumlah staf

yang dimiliki dalam mengurus administrasi untuk pencairan anggarannya.

Surat Keputusan (SK) yang digunakan sebagai payung hukum untuk

pelaksaan program dan kegiatan yang akan dilakukan yang berkaitan langsung

dengan penyerapan anggarannya dimana proses administrasi dalam penerbitan SK

di Bappelitbang Kota Bandung yang dimana SK untuk pelaksaan program dan

kegiatan tersebut dibuat oleh Subbag Keuangan berdasarkan usulan dari bidang,

usulan untuk SK PA dan lain-lain dimasukan ke BPKA. Usulan tersebut dari


Kepala Bidang dan harus disertakan dengan Nota Dinas. Sebagaimana penyataan

dari Ibu Iis Diana S.E selaku Kasubag Keuangan yang menyatakan bahwa:

“SK tuh ada yg turun dari walikota ada juga SK intern, SK yg diterbitkan
walikota terdiri dari SK PA, KPA, BP dan BPP serta SK Pengelola
Barang. Kalau SK intern dalam arti yg menandatangan kepala
bappelitbang terdiri dr sk pelimpahan PA ke KPA, PPTK, PPK, PPHP,
PPK SKPD dan SK Pembantu PPK SKPD. Proses untuk SK Walikota,
Bappelitbang mengusulkan calon pengelola keuangan ya seperti tadi SK
PA, dan lain-lain. Kalau SK intern dibuat oleh Subbag Keuangan
berdasarkan usulan dari bidang, usulan untuk SK PA dan lain-lain
dimasukan ke BPKA. Berdasarkan usulan dari Kepala Bidang dengan
melampirkan Nota Dinas, sebagai bukti pegangan untuk yang membuat
SK.” (Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota
Bandung)

Dalam pembuatan Surat Keputusan (SK) di Bappelitbang Kota Bandung

dapat terhitung cepat karena pembuatan SK bisa kurang dari satu minggu.

Sebagaimana pernyataan dari Bapak M. Tegar Indranegara, ST, M. AP yang

menyatakan bahwa:

“Tidak lebih dari satu minggu untuk SK dari Kepala Bappelitbang Kota
Bandung”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian pernyataan dari Bapak Andriya Marindya Putra , S. SiT., MM

yang menyatakan bahwa:

“Untuk SK sendiri paling lama dua sampai tiga hari itu sudah keluar.
Tetapi tergantung pada tingkatannya, kalau untuk tiga hari itu tingkatan
Kepala Dinas”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)
Sama halnya dengan pernyataan dari Bapak Muhammad Bayu Permana R,

S.Pi.,ME yang menyatakan bahwa:

“ Untuk penerbitan SK sendiri karena ini sudah menjadi suatu kegiatan


yang rutin, misalkan diawal tahun DPA sudah jadi langsung terbit SK yang
menjadi pendukung untuk program dan kegiatan yang dilakukan. Untuk
penerbitan SK juga bisa dua sampai tiga hari, jadi bisa kurang dari satu
minggu karena kita harus segera melaksanakan kegiatan”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Waktu yang dibutuhkan untuk penerbitan SK (Surat Keputusan) di

Bappelitbang Kota Bandung terhitung cepat, hanya membutuhkan dua atau tiga

hari bahkan bisa kurang dari satu minggu SK untuk melaksanakan penyerapan

anggaran untuk setiap program dan kegiatan yang akan dilakukan sudah

diterbitkan, sehingga PPTK yang ada disetiap bidang di Bappelitbang dapat

melakukan penyerapan anggaran untuk program dan kegiatannya dengan cepat

dan tepat waktu sesuai dengan yang telah ditentukan.

3. Faktor Kebijakan

Kebijakan identik dengan pengambilan keputusan oleh pemegang

kekuasaan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang besar dalam

mengambil setiap keputusan. Dalam penyerapan anggarannya Bappelitbang Kota

Bandung tidak memiliki kebijakan untuk mengatur penyerapan anggaran yang

dilakukan oleh PPTK yang ada disetiap bidang dan tidak ada kebijakan apapun

dari Kepala Dinas Bappelitbang Kota Bandung terkait penyerapan anggarannya.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Andriya Marindya Putra , S. SiT.,

MM yang menyatakan bahwa:


“Kalau dari pimpinan sih tidak ada kebijakan tertentu, tetapi apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab kita harus selesai”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Namun PPTK Bappelitbang Kota Bandung harus tetap melakukan

penyerapan anggaran sesuai dengan apa yang direncanakan dan sesuai dengan

skala prioritasnya. Sebagaimana pernyataan dari Bapak Muhammad Bayu

Permana R, S.Pi.,ME yang menyatakan bahwa:

“Serap sesuai dengan apa yang direncanakan dan SPJkan dengan baik dan
benar, sehingga sesuai dengan rencana dan juga sesuai dengan aturan”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian sama halnya dengan pernyataan dari Ibu Ratna Rahayu

Pitriyati, S. STP., M.Si yang menyatakan bahwa:

“Harus sesuai dengan prioritasnya, ada beberapa kegiatan yang memang


time line itu sama. Sementara yang lain yang sebagai supporting itu
harusnya tetap ikut mendukung untuk pencapaian time line. Jadi intinya
Harus adalah menentukan skala prioritas”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Meskipun Bappelitbang Kota Bandung tidak memiliki kebijakan untuk

mengatur penyerapan anggarannya, namun setiap output atau outcome dari

program dan kegiatannya tercapai sesuai dengan target yang ditentukan, karena

mereka lebih terfokus kepada output dari setiap program dan kegiatan yang

dilakukan dibandingkan pada penyerapan anggarannya. Sebagaimana pernyataan

dari Ibu Freska Fitriyani, S. Si., MT yang menyatakan bahwa:

“Kalau aturan yang mengatur itu tidak ada, kita lebih ke outcome, bukan
berarti kita harus menghabiskan anggaran jadi intinya ketika output atau
outcomenya sudah tercapai itu sebenarnya sudah cukup. Jadi intinya bukan
fokus pada anggaran tapi pada output dan outcome yang akan dicapai”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)
Bappelitbang Kota Bandung juga tidak memiliki aturan khusus untuk

mengatur persentasi yang harus diserap setiap bulannya atau setiap triwulannya,

karena di Bappelitbang Kota Bandung dalam melakukan penyerapan anggarannya

harus disesuaikan dengan program dan kegiatan yang akan dilakukan.

Sebagaimana pernyataan dari Bapak Muhammad Bayu Permana R, S.Pi.,ME yang

menyatakan bahwa:

“Tidak ada, itu lebih ke menyesuaikan dengan jenis kegiatannya kalau


kegiatannya memang harus selesai di triwulan I semua akan disimpat di
triwulan satu, contohnya laporan LKPJ Walikota itu dibulan Maret ini
harus sudah selesai, maka otomatis menganggarakannya akan sampai
bulan Maret saja. Jadi tergantung pada jenis program dan kegiatannya”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Sama halnya dengan pernyataan dari Bapak M. Tegar Indranegara, ST, M.

AP yang menyatakan bahwa:

“Tidak ada, karena kita lebih mementingkan kepada output dari setiap
program dan kegiatannya, apabila output dari program dan kegiatannya
sudah tercapai dan anggarannya masih utuh itu tidak apa-apa, yang
terpenting outpunnya sudah tercapai sesuai target”.
(Wawancara, pada tanggal 24 April 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian diperkuat dengan pernyataan dari Bapak Andriya Marindya

Putra , S. SiT., MM yang menyatakan bahwa:

“Tidak ada target presentasi penyerapan anggaran, namun pada prinsipnya


program dan kegiatan yang direncanakan harus bisa berjalan dengan
anggaran yang sudah ada, yang terpenting uotput dan outcomenya
tercapai”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Namun meskipun tidak ada kebijakan secara khusus yang mengatur

tentang persentasi dari penyerapan anggarannya yang harus dilakukan setiap

bulannya di Bappelitbang Kota Bandung, akan tetapi PPTK harus dapat


menentukan skla prioritas dari setiap program dan kegiatan yang akan dilakukan

sehingga anggarannya dapat diserap dengan baik dan sesuai dengan target yang

telah ditentukan. Sebagaimana pernyataan dari Ibu Ratna Rahayu Pitriyati, S.

STP., M.Si yang menyatakan bahwa:

“Persentasenya sesuai dengan skala prioritas, jika akan mendukung


pencapaian IKU (Indikator Kinerja Utama) Bappelitbang maka itu akan
mendapat prioritas dari anggaran, sementara yang lainnya akan
disesuaikan dengan targetnya, dan di cari tau sebenernya kegiatan tersebut
akan mendorong ke pencapaian IKU yang mana, ada kalanya kegiatan
tersebut penting tapi tidak perlu dibiayai, misalkan dia termasuk pada
skala prioritas namun tanpa dibiayai pun akan tetap berjalan. Untuk
berasaran presentasinya itu ada di AKB (Anggaran Kas Bulanan) jika
PPTK tidak mencapai target itu pun PPTK harus memberikan alasan
kenapa tidak tercapai dan apa yang menjadi kendalanya”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Namun Bappelitbang Kota Bandung selalu melakukan monitoring dan

evaluasi (monev) yang dilaksanakan setiap triwulan untuk memantau penyerapan

anggarannya. Sebagaimana pernyataan dari Ibu Freska Fitriyani, S. Si., MT yang

menyatakan bahwa:

“Kalau untuk target itu pasti 100% untuk semuanya, cuman biasanya kalau
penyerapannya dibawah 80% itu biasanya akan ditanyakan kenapa
penyerapannya dibawah 80% akan ditanya apa kendalanya. Dilakukan
juga monev setiap triwulan, akan tetapi monev triwulan itu belum tentu
mencerminkan penyerapan anggaran yang sebenarnya karena bisa saja
kegiatannya memang dilakukan diakhir, jadi biasanya yang lebih valid itu
yang dilakukan setiap tahun. Setiap bidang pun melakukan monev yang
pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan, tergantung pada atasan”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

PPTK Bappelitbang Kota Bandung selalu pihak yang bertanggung jawab

dalam melaksanakan penyerapan anggaran akan diberikan tunjangan apabila

penyerapan anggarannya sesuai dengan target yang telah ditentukan, dapat

dikatakan tunjangan tersebut sebagai reward untuk PPTK karena penyerapan


anggarannya sudah dilaksanakan sesuai dengan target. Namun apabila penyerapan

anggaranya rendah maka akan diberikan punishment yaitu dilakukannya

pemotongan tunjangan atau bahkan tunjangan sebagai PPTK tidak akan diberikan.

Sebagaimana pernyataan dari Bapak Drs. Dudi Sumardi yang menyatakan bahwa:

“Ada, akan berpengaruh pada tunjangan kinerja kami sebagai PPTK akan
dipotong. Rewardnya itukan PPTK diberikan tunjangan, akan tetapi jika
tidak mencapai target akan dipotong tunjangan tersebut”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Sama halnya dengan pernyataan dari Bapak Muhammad Bayu Permana R,

S.Pi.,ME yang menyatakan bahwa:

“Jika setiap kegiatan sesuai dengan target yang telah rencanakan sesuai
dengan output yang diharapkan maka tunjangan kita sebagai PPTK akan
diberikan, akan tetapi jika tidak mencapai maka tunjangan kita sebagai
PPTK akan dipotong”.
(Wawancara, pada tanggal 20 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Adapun pernyataan dari Bapak Andriya Marindya Putra , S. SiT., MM

yang menyatakan bahwa:

“Ada punishment jika anggaran tidak terserap berarti ada pengurangan


tunjangan untuk PPTK”.
(Wawancara, pada tanggal19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Kemudian diperkuat dengan pernyataan dari Ibu Freska Fitriyani, S. Si.,

MT yang menyatakan bahwa:

“Ada berupa pemotongan tunjangan kepada kita sebagai PPTK, jadi jika
penyerapan anggarannya rendah itu akan mempengaruhi ke tunjangan dari
PPTKnya. Kalau untuk pemotongan anggaran untuk program dan kegiatan
yang akan dilakukan selanjutnya itu tergantung bagaimana keputusan
pimpinan. Pemotongan tunjangan PPTK itu langsung diberikan, karena
kita kan ada target triwulanan, kalau misalkan target tidak tercapai
pertriwulan itu langsung dilakukan pemotongan”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)
Namun untuk reward atau punishment yang diberikan kepada PPTK yang

ada di Bappelitbang Kota Bandung bagian keuangan tidak terlibat dalam hal

tersebut karena Bidang Keuangan Bappelitbang Kota Bandung hanya melakukan

konsilidasi dari beberapa bidang yang ada terkait pencairan anggaran dan

pembuatan laporan pengawasan yang kemudian dilaporkan kepada Kepala Dinas

Bappelitbang Kota Bandung. Sebagaimana pernyataan dari Ibu Iis Diana.,S.E

selaku Kasubag Keuangan yang menyatakan bahwa:

“Untuk reward atau punishment terkait penyerapan anggaran, bidang


keuangan sendiri tidak ikut campur dalam hal tersebut karena bidang
keuangan di Bappelitbang sendiri hanya melakukan konsolidasi dari
beberapa bidang di Bappelitbang mengenai pencairan anggaran dan
membuat laporan pengawasan setiap minggu terhadap penyerapan
anggaran setiap bidang yang kemudian di laporkan kepada Kepala Dinas”.
(Wawancara, pada tanggal 19 Maret 2020, di Bappelitbang Kota Bandung)

Jadi untuk reward atau punishemnt yang di berikan kepada PPTK yang

ada disetiap bidang di Bappelitbang Kota Bandung dalam melakukan penyerapan

anggaran, kasubag keuangan tidak terlibat sama sekali dalam pemberian reward

atau punishment tersebut. Hal tersebut karena Bidang Keuangan di Bappelitbang

Kota Bandung hanya melakukan konsolidasi dari beberapa bidang saja terkait

dengan pencairan anggaran dan pembuatan laporan pengawasan anggaran yang

dilakukan setiap minggu untuk mengetahui penyerapan anggaran yang dilakukan

oleh setiap bidang yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada Kepala Dinas

Bappelitbang Kota Bandung. Laporan pengawasan anggaran mengenai

penyerapan anggaran yang dibuat oleh bagian keuangan tersebut untuk dijadikan

sebagai bahan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Kepala Dinas dan

PPTK yang ada di Bappelitbang Kota Bandung.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Penyerapan

Anggaran pada Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan

Kota Bandung Tahun 2017-2018 berdasarkan pada data yang sudah diolah dan

dianalisis oleh peneliti, dalam penelitian ini mengacu pada tiga faktor yaitu

sumber daya manusia, administrasi dan kebijakan. Maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Sumber daya manusia, memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah

organisasi. PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) yang merupakan

pihak yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap penyerapan anggaran

yang dilakukan disetip bidang di Bappelitbang Kota Bandung yang dimulai

dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya, sudah melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya dengan baik. PPTK Bappelitbang Kota Bandung juga

tidak memiliki ketakukan dalam penggunaan anggarannya, karena PPTK

Bappelitbang Kota Bandung dalam melaksanakan penyerapan anggaran

terkait program dan kegiatannya selalu berpedoman apa yang sudah

direncanakan dan aturan yang berlaku. PPTK Bappelitbang Kota Bandung

selalu mengusakan dapat melakukan penyerapan anggaran sesuai dengan

target yang telah ditentukan. Namun dalam pelaksanaan penyerapan anggaran

tidak terlepas dari kendala yang dihadapi, biasanya kendala yang mereka

hadapi berhubungan dengan pihak eksternal atau pihak ketiga. Sedangkan

75
76

yang menjadi pendorong penyerapan anggaran dilaksanakan dengan baik,

yaitu anggaran yang tersedia dengan baik, sumber daya manusia yang

memahami tugas pokok dan fungsinya, Pemerintah Kota Bandung yang

memiliki penyedia barang dan pekerjaan yang relatif lengkap, dan adanya

sistem administrasi berupa aplikasi yang memudahkan PPTK dalam

melakukan pekerjaan.

2. Administrasi, Bappelitbang Kota Bandung tidak memiliki sistem administrasi

secara khusus yang digunakan, akan tetapi sistem administrasi yang

digunakan saat ini merupakan sistem administrasi yang dipakai oleh seluruh

SKPD Kota Bandung yaitu berupa sistem administrasi dalam bentuk aplikasi

yang dikenal dengan Sistem Informasi Rencana Anggaran (SIRA) dan Sistem

Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). Terkait dengan waktu yang

dibutuhkan dalam penyusunan anggaran untuk setiap program dan kegiatan

yang akan dilakukan, tidak membutuhkan waktu yang lama sebab semuanya

sudah ada patokannya yang tertera dalam RPJMD yang kemudian di

breakdown menjadi RKPD, kemudian dibuat Renstra SKPD yang kemudian

di buat Renja. Setiap penyusunan anggaran untuk program dan kegiatan yang

akan dilakukan dilakukan pembahasan anggaran secara berjenjang. Terkait

dengan pencairan anggarannya untuk pelaksanaan program dan kegiatannya

dilakukan melalui Bagian Keuangan yang ada di Bappelitbang Kota

Bandung. Dalam pembuatan Surat Keputusan (SK) di Bappelitbang dapat

terhitung cepat, karena dalam waktu kurang dari satu minggu SK sudah bisa

diterbikan.
77

3. Kebijakan, dalam pelaksanaan penyerapan anggarannya Bappelitbang Kota

Bandung tidak memiliki kebijakan yang mengatur penyerapan anggarannya,

PPTK hanya melaksanaan penyerapan anggaran sesuai dengan yang sudah

direncanakan dengan menentukan skala prioritasnya. Tidak ada kebijakan

yang mengatur besaran persentasi dari penyerapan anggaran. Namun apabila

persentasi dari penyerapan anggannya rendah, maka akan diberikan

punishment berupa pemotongan tunjangan sebagai PPTK.

B. Saran

Adapun saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi instansi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai penyerapan pada

Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung

perlu dibuatnya kebijakan yang mengatur penyerapan anggaran secara khusus,

termasuk kebijakan dalam penentuan besaran persentasi penyerapan anggaran

yang harus dicapai setiap triwulannya, hal tersebut perlu dilakukan agar anggaran

yang sudah direncanakan dapat terserap dengan baik sesuai dengan target yang

telah ditentukannya, jadi tidak hanya target dari program dan kegiatannya saja

yang tercapai akan tetapi target dari penyerapan anggaranya pun harus dapat

tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Saputra. (2018). Analisis Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Di Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2012-2016. Bandung:

FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Anfujatin. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Menyebabkan, 14(1), 1–18.

Azis, A. (2019). Analisis Penyerapan Anggaran Pada Pemerintah Kota

Tangerang Tahun 2013-2017. Bandung: FISIP UIN Sunan Gunung Djati

Bandung.

Deddi Nordiawan dan Ayunityas. (2010). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:

Salemba Empat.

Faud, R. (2015). Pengantar Akuntasi Keuangan Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia.

Halim, A. (2016). Manajemen Keuangan Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmiri, E. dan. (2017). Kamus Praktis Keuangan Daerah. Bandung: FISIP

UNPAS PRESS.

Lexy J. Moleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Maksudi, B. I. (2017). Dasar-Dasar Administrasi Publik. Depok: Rajawali Pers.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.

78
79

Moh. Mahsun, F. S. dan H. A. P. (2011). Akuntasi Sektor Publik. Yogyakarta:

BPFE.

Mursyidi. (2013). Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia. Bandung: Refika

Aditama.

Pasolong, H. (2012). Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Pasolong, H. (2017). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Perdana Kusuma Negara, Lilik Handajati, L. E. (2018). Studi Kasus Fenomena

Tingkat Serapan Anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. Jurnal

Akuntansi Dan Investasi, 19(1), 76–91. https://doi.org/10.18196/jai.190193

Rachmat. (2010). Akuntansi Pemerintah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sanusi, M. A. (2018). Analisa Penyerapan Anggaran Belanja Modal Di

Kabupaten Sumedang. Bandung: FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Siregar, B. (2015). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan STIM YKPN.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.
80

Suwanda, D. (2015). Sistem Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah Berpedoman

SAP Berbasis Akrual. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

Syafiie, I. K. (2010). Ilmu Administrasi Publik. Bandung: PT. Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 258/ PMK.02 Tahun 2015 tentang Tata

Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan

Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga. Menteri Keuangan Tanggal 31

Desember 2015.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah. Menteri Dalam Negeri Tanggal 15 Mei

2006.

TafsirQ.com. (2015). Surat Al-Furqon Ayat 67. Https://tafsirq.com/25-al-

furqan/ayat-67#tafsir-quraish-shihab Tanggal 15 November 2019 pukul

19.27 WIB.
LAMPIRAN
PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan atau observasi yang dilakukan adalah mengamati


mengenai proses dari penyerapan anggaran, yang dimulai dari penyusunan
anggaran untuk program dan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian
pelaksanaan anggaran untuk program dan kegiatan yang akan dilakukan hingga
sampai ke pelaporan pertanggung jawaban pelaksanaan dari anggaran untuk
progran dan kegiatan yang sudah dilaksanakannya, kemudian mendapatkan
Laporan Realisasi Anggaran pada akhir periode di Badan Perencanaan
Pembangunan, Penelitian dan Pengembagan Kota Bandung.. Di mana peneliti
mendapatkan data LRA dan data pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2017-
2018.

A. Tujuan:

Untuk memperoleh informasi dan data yang benar mengenai Penyerapan


Anggaran Pada Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan
Kota Bandung Tahun 2017-2018.

B. Aspek yang diamati:

1. Melakukan seluruh proses kegiatan terkait dengan penyerapan anggarannya.

2. Menilai kinerja berdasarkan hasil pengelolaan keuangannya yaitu laporan


keuangan berupa LRA.

3. Menjelaskan bahwa di Bappelitbang Kota Bandung penyerapan anggaran


menjadi tanggung jawab PPTK.
4. Di Bappelitbang Kota Bandung terdiri enam bidang di mana pada setiap bidang
terdapat PPTK yang bertanggung jawab penuh terhadap penyeran anggarannya
yang ada pada bidangnya masing-masing.

5. Menjelaskan tugas dan tanggub jawab yang dimiliki oleh PPTK terkait
penyerapan anggaran untuk program dan kegiatan yang akan dilakukan.

6. Adanya pengecekan kepada setiap bidang dalam setiap bulannya atau setiap
triwulannya terhadap program dan kegiatan yang sedang berjalan pada tahun
anggaran.

7. PPTK menjelaskan bagaimana proses dari penyusunan anggaran sampai proses


penerbitan SK terkait dengan penyerapan anggarannya untuk pelaksanaan
program dan kegiatannya.

8. Menjelaskan bahwa Sub Bagian Keuangan di Bappelitbang Kota Bandung


hanya sebagai pusat konsolidasi terkait keuangan dari berbagai bidang saja.

9. Sub Bidang Keuangan menjelaskan bahwa penyerapan anggaran yang


dilakukan oleh PPTK yang ada disetiap bidang sudah dilakukan dengan baik.

10. Menjelaskan capaian yang diperoleh dari hasil pelaksaan program dan
kegiatan yang dilakukan terkait dengan penyerapan anggaran pada tahun anggaran
2017-2018.
PEDOMAN WAWANCARA
BIDANG SEKRETARIAT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG
Profil Informan
Nama/ Inisial : Muhammad Bayu Permana R, S.Pi., ME
Jabatan : PPTK Bidang Sekretariat
Hari/ Tanggal : Jum’at, 20 Maret 2020
Waktu : 08.00 WIB
Tempat Penelitian : Di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung.

No. Dimensi Indikator Pertanyaan Jawaban


1 Sumber 1. Tanggung jawab yang 1. Tanggung jawab apa saja yang dimiliki PPTK bertanggung jawab untuk memastikan
Daya dimiliki oleh PPTK dalam melaksanakan anggaran bahwa setiap kegiatan itu berjalan sesuai dengan
Manusia untuk setiap program dan kegiatan yang yang telah direncanakan oleh PPTKnya, akan tetapi
akan dilakukan? itu pun PPTK harus mendapatkan persetujuan
mengenai kegiatannya dari dari Kuasa Pengguna
Anggaran dari atasan langsung
2. Apakah ada ketakutan dalam Kalau ketakutan sih sebenarnya tidak ada, karena
pelaksanaan anggaran untuk program dan kita program dan kegiatannya dilaksanakan dan
kegiatan yang akan dilakukan? disusun pun itu berdasarkan ketentuan yang berlaku
dan juga kita yakin bahwa PPTK yang dipercaya
SDMnya bisa melaksanakan tanggung jawab
kegiatannya masing-masing
2.Kemampuan dalam Apakah pelaksanan anggaran dari setiap Setiap target kegiatan memang idealnya sesuai
mencapai target program dan kegiatan sesuai dengan target dengan target yang ditentukan, tetapi ada beberapa
anggaran yang telah ditentukan? kendala yang kadang terjadi dilapangan sehingga
kita menyesuaikan, akan tetapi biasanya tidak
terlalu jauh dari terget yang telah kita buat
3. Ketepatan waktu Apakah setiap program dan kegiatan yang Secara target waktu kita memiliki target-target
sudah dianggarakan dalam pelaksanaannya tertentu yang harus dicapai setiap triwulannya,
selalu tepat waktu sesuai dengan yang apalagi di Kota Bandung setiap triwulannya itu
direncanakan? program dan kegiatan menjadi indikator kinerja
individu setiap bulanan dan tahunan. Sehingga juga
setiap triwulanan tidak tercapai itu akan menjadi
hukuman yang berakibat pada pemotongan
tunjangan bagi PPTK karena target kinerjanya tidak
tercapai
4. Kendala yang dihapapi Apa saja kendala atau hambatan yang Kendala lebih ke kondisi yang dihadapi di
biasanya muncul dalam pelaksanaan lapangan, jadi perlunya penyesuaian-penyesuaian
program atau kegiatan sehingga daya serap yang harus dilakukan
anggaran menjadi tidak sesuai dengan
target anggaran yang telah ditentukan?
5. Pendorong dalam Apa saja yang menjadi pendorong daya Indikator Kinerja Individu (IKI) bulanan itu
pelaksanaan serap anggaran pada program dan kegiatan menjadi faktor pendorong dalam penyerapan
dapat diserap atau direalisasikan sesuai anggaran, karena jika target kinerja kita berkurang
dengan target yang telah ditentukan? kita menjadi lebih termotivasi. Jadi lebih ke
motivasi yang dimiliki oleh masing-masing SDM.
2 Administrasi 1. Sistem administrasi 1. Apakah Bappelitbang Kota Bandung Kalau sistem adminsitrasi sendiri kita tidak ada,
yang digunakan memiliki sistem administrasi sendiri dalam kita masih mengikuti sistem administrasi yang ada
penyusunan anggaran untuk program dan di pemerintahan kota. Kita hanya melakukan
kegiatan yang akan dilakukan agar dapat pengawasan secara internal saja, dan tidak memakai
memaksimalkan penyerapan anggarannya? sistem
2. Penyusunan anggaran 1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Untuk penyusunan program dan kegiatan itu bisa
dalam penyusunan rencana anggaran untuk sampai enam bulan bahkan bisa sampai satu tahun
program dan kegiatan yang akan untuk tahun depan, karena penyusunannya harus
dilakukan? dilakukan di tahun ini. Kita melakukan penyusunan
program dan kegiatan yang akan dilakukan,
kemudian merinci kedalam SIRA dan termasuk
merencanakan pencairannya mau di bulan, apakah
mau direalisasikan ditriwulan I atau pada twirulan
II
2. Apakah dilakukan proses pembahasan Iyah, pasti melakukan proses pembahasan.
anggaran untuk program dan kegiatan yang Pertama, dari dokumen perencanaan itu RKPD
akan dilakukan ? terlebih dahulu, itu dibahas dengan Bappelitbang,
BPKA bagian hukum dan dinas-dinas, kemudian
naiklah ke kebijakan umum anggaran yang tahap
keduanya itu kemudian dibahas lagi untuk lebih
memfokuskan target kinerja yang akan datang. Lalu
dari situ kemudian dibahas dengan dewan menjadi
APBD. Kalau untuk di bidang sendiripun dilakukan
pembahasan, misalkan disetiap bidang mau
mengadakan kegiatan apa saja kemudian nanti
outputnya apa yang akan dicapai, dengan
melakukan analisis. Untuk membahas kajian yang
aktual paling satu minggu sampai dua minggu, jika
dirasakan harus melakukan kajiannya.
3. Pencairan anggaran 1.Proses administrasi apa saja yang harus Kalau proses administrasi untuk pencairan yang
dilakukan dalam melakukan pencairan pertama, DPAnya harus sudah ditanda tangani,
anggaran untuk program dan kegiatan yang kemudian dari setiap dokumen itu kita
akan dilakukan? mencantumkan permohonan rencana setiap
bulannya itu anggarannya berapa dari situ kita
mengajukan sesuai dengan yang telah kita
rencanakan setiap bulannya, nanti anggarannya cair
yang pertama itu disebutnya dengan uang
persediaan (UP), setelah UP ini habis atau 70%
persediaan UP digunakan barulah kita boleh
mengajukan kembali pencairan berikutnya atau
ganti uang (GU) persediaan, tetapi jika ditengah-
tengah perjalanan GU diberikan itu tidak cukup kita
bisa meminta tambahan uang persediaan. Kita
mengajukan dari bidang ke bagian keuangan
2. Hambatan apa saja yang sering dihadapi Kalau dipencairan anggaran biasanya karena
dalam pencairan anggaran? anggaran yang dialokasikan perbidang terhambatna
itu kadang karen ada kegiatan yang sudang
direncanakan, misalkan kegiatannya sudah
dilaksanakan cuman proses administrasi
keuangannya kurang lengkap sehingga nanti akan
menghambat kegiatan yang akan dilakukanoleh
PPTK lain
4. Penerbitan SK Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk Untuk penerbitan SK sendiri karena ini sudah
penerbitan Surat Keputusan (SK) untuk menjadi suatu kegiatan yang rutin, misalkan diawal
pelaksanaan setiap program dan kegiatan? tahun DPA sudah jadi langsung terbit SK yang
menjadi pendukung untuk program dan kegiatan
yang dilakukan. Untuk penerbitan SK juga bisa dua
sampai tiga hari, jadi bisa kurang dari satu minggu
karena kita harus segera melaksanakan kegiatan
3 Kebijakan 1. Kebijakan dalam Kebijakan seperti apa yang digunakan oleh Kebijakannya masih bersifat global secara umum,
penyerapan anggaran Bappelitbang Kota Bandung untuk serap sesuai dengan apa yang direncanakan dan
mengatur penyerapan anggarannya? SPJkan dengan baik dan benar, sehingga sesuai
dengan rencana dan juga sesuai dengan aturan
2. Kebijakan dalam Apakah ada kebijakan yang mengatur Tidak ada, itu lebih ke menyesuaikan dengan jenis
persentase penyerapan dalam penentuan besaran presentasi dari kegiatannya kalau kegiatannya memang harus
anggaran anggaran yang harus diserap dalam satu selesai di triwulan I semua akan disimpat di
tahun anggaran yang sudah ditentukan? triwulan satu, contohnya laporan LKPJ Walikota itu
dibulan Maret ini harus sudah selesai, maka
otomatis menganggarakannya akan sampai bulan
Maret saja. Jadi tergantung pada jenis program dan
kegiatannya
3. Kebijakan mengenai Apakah ada reward atau punishment yang Jika setiap kegiatan sesuai dengan target yang telah
reward atau punishment diberikan jika daya serap anggaran atau rencanakan sesuai dengan output yang diharapkan
realisasi dari anggaranya sesuai dengan maka tunjangan kita sebagai PPTK akan diberikan,
target atau tidak sesuai dengan target yang akan tetapi jika tidak mencapai maka tunjangan kita
telah ditentukan yang telah ditentukan? sebagai PPTK akan dipotong
PEDOMAN WAWANCARA
BIDANG ANALISIS PEMBANGUNAN DAERAH, PERENCANAAN PROGRAM, DATA, EVALUASI DAN PELAPORAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG
Profil Informan
Nama/ Inisial : Drs. Dudi Sumardi
Jabatan : PPTK Bidang Analisis Pembangunan Daerah, Perencanaan Program, Data, Evaluasi dan Pelaporan
Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Maret 2020
Waktu : 10.10 WIB
Tempat Penelitian : Di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung.

No. Dimensi Indikator Pertanyaan Jawaban


1 Sumber 1. Tanggung jawab yang 1. Tanggung jawab apa saja yang dimiliki Intinya harus bertanggung jawab kepada apa yang
Daya dimiliki oleh PPTK dalam melaksanakan anggaran sudah dibuat di dokumen perencanaan dari hal
Manusia untuk setiap program dan kegiatan yang tersebutkan menjadi dokumen kegiatan. Jadi kita
akan dilakukan? tanggung jawabnya ke hal tersebut, kita tidak boleh
keluar dari koridor yang sudah ada dokumen
tersebut, misalnya dalam bidang saya wajib
membuat laporan kegiatan monev sebanyak 100
exemplay, itu harus jumlahnya 100 exemplay tidak
ada alasan saya menurunkan jumlahnya, kecuali
mungkin ada hal-hal yang sifatnya luar biasa
darurat. Jadi intinya bertanggung jawab sesuai
dengan yang sudah diamatkan dalam dokumen
perencanaan
2.Apakah ada ketakutan dalam pelaksanaan Tidak ada, karenakan kita yang membuat
anggaran untuk program dan kegiatan yang perencanaannya untuk setiap program dan kegiatan
akan dilakukan? yang akan dilakukan, asalkan sesuai dengan yang
sudah direncanakan
3. Ketepatan waktu Apakah setiap program dan kegiatan yang Kecenderungannya selalu tepat waktu, karena
sudah dianggarkan dalam pelaksanaannya meskipun dipertengahan jalan trisemester misalnya
selalu tepat waktu sesuai dengan yang ada kemungkinan bahwa kegiatan tersebut tidak
direncanakan? akan tepat waktu, di manajemen pemeintahan ada
mekanisme perubahan anggaran di bulan
September, dan disitu bisa dirubah target, apakah
target dari volume atau target dari waktu
penyelesaian itu bisa dilakukan disitu, atau tidak
mungkin saja target-target tersebut dihilangkan
dalam arti tidak diserap, akan tetapi hal itu
kecendurangannya kecil
4. Kendala yang Apa saja kendala atau hambatan yang Mungkin jika terkait dengan proses lelang, dimana
dihadapi biasanya muncul dalam pelaksanaan kegiatannya spesifik. Dilakukan pelelangan ternyata
program atau kegiatan sehingga daya serap dari pihak penyedia pekerjaan atau pihak ketiga itu
anggaran menjadi tidak sesuai dengan target tidak ada yang sanggup menyebabkan gagal lelang,
anggaran yang telah ditentukan? sehingga harus membuat proses dari awal lagi
sampai tiga kali, kalau misalkan tiga kali gagal
lelang berarti kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan
karena sekali proses lelang itu membutuhkan waktu
3 bulan, tetapi jika melalui mekanisme penunjukan
langsung itu akan berjalan lancar
5. Pendorong dalam Apa saja yang menjadi pendorong daya Pertama, dari ketersediaan anggaran, karena pernah
pelaksanaan serap anggaran pada program dan kegiatan ada beberapa kasus mungkin di Pemerintah Kota
dapat diserap atau direalisasikan sesuai Bandung belum terjadi, ketika sudah jadi DPA
dengan target yang telah ditentukan? sudah ditetapkan di APBD tetapi begitu mau
ditagihkan ternyata uang belum ada di kas daerah
sehingga bisa menyebabkan kemunduran dari
kegiatan yag akan dilakukan, tetapi untuk di
bandung sendiri belum ada. Untuk Pemerintah Kota
Bandung ketersediaan anggaran selalu aman.
Kemudian Kedua, SDMnya juga itu relatif sudah
paham masing-masing tupoksinya. Ketiga, penyedia
barang dan pekerjaan di Pemerintah Kota Bandung
relatif ada, apapun yang kita perlukan selalu ada.
Keempat, adanya aplikasi yang disebut e-catalog,
sehingga kita tidak butuh lagi survei jenis barang
dan harga-harganya.
2 Administrasi 1. Sistem administrasi Apakah Bappelitbang Kota Bandung Kalau secara parsial se-Kota Bandung itu tidak ada
yang digunakan memiliki sistem administrasi sendiri dalam karena kita sudah punya aplikasi SIRA itu bisa
penyusunan anggaran untuk program dan diakses oleh seluruh PPTK se-Kota Bandung dan
kegiatan yang akan dilakukan agar dapat itu sudah lengkap
memaksimalkan penyerapan anggarannya?
2. Penyusunan anggaran 1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Itu terkait dengan tahapan perencanaan, seperti
dalam penyusunan rencana anggaran untuk tahapan dari mulai penyusunan dokumen RPJMD
program dan kegiatan yang akan dilakukan? yang lima tahunan, bahwa Kota Bandung selama 5
tahun akan mencapai apa, kemudian di breakdown
pertahun dan setiap sasaran itu didukung oleh
program, kemudian setiap program didukung oleh
kegiatan itu itu terhitung mulai dari RPJMD sampai
RKPD, kemudian ke Renstra SKPD, lalu begitu
masuk ke RENJA SKPD yang didalamnya ada
kegiatan, kita tinggal hanya melihat saja apa yang
akan dicapai tahun depan. Jadi tidak membutuhkan
waktu lama sebab itu sudah ada patokannya
2. Apakah dilakukan proses pembahasan Tahapannya dilakukan dari unit yang terkecil
anggaran untuk program dan kegiatan yang terlebih dahulu, dari subbidang dilakukan diskusi
akan dilakukan ? terlebih dahulu, kemudian dilakukan pembahasan
ke tingkat bidang dengan memaparkan penjelasan
dari masing-masing subbidang, kemudian nanti
akan dibahas juga dengan semua bidang di
Bappelitbang dengan dipimpin oleh Kepala Dinas
3. Pencairan anggaran 1. Proses administrasi apa saja yang harus Untuk penyedia dokumen pendukung untuk
dilakukan dalam melakukan pencairan pencairan anggaran itu dilakukan oleh PPTK,
anggaran untuk program dan kegiatan yang misalkan dalam bidang saya diadakan kegiatan
akan dilakukan? rapat, untuk menpertanggungjawabkan kegiatan
rapat itu harus didukung dengan dokumen daftar
hadir, dokumen pembelian makanan dan
minumannya, kwitansi dan lainnya, lalu didukung
dengan dokumentasi kegiatannya
4. Penerbitan SK Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk Paling lama satu minggu setelah APBD ditetapkan,
penerbitan Surat Keputusan (SK) untuk dan dalam sehari pun bisa
pelaksanaan setiap program dan kegiatan?
3 Kebijakan 1. Kebijakan dalam Kebijakan seperti apa yang digunakan oleh Untuk Bappelitbang ini rutin dilaksanakan evalusi
penyerapan anggaran Bappelitbang Kota Bandung untuk mengatur bulanan
penyerapan anggarannya?
2. Kebijakan dalam Apakah ada kebijakan yang mengatur dalam Untuk pengeluaran setiap bulan itu sudah
persentase penyerapan penentuan besaran presentasi dari anggaran ditentukan dari awal, dan dalam hal itu PPTK harus
anggaran yang harus diserap dalam satu tahun bisa memprediksi triwulan I itu harus berapa persen
anggaran yang sudah ditentukan? penyerapannya, lalu triwulan II harus berapa persen
penyerapannya hal tersebut juga harus disesuaikan
dengan target kegiatan, jangan sampai target
kegiatannya yang ada di triwulan III tetapi
penyerapannya sampai triwulan VI, lalu misalkan
kegiatannya yang harusnya dilaksanakan ditriwulan
VI tetapi di triwulan I sudah dilaksanakan itu tidak
logis juga. Kalau untuk bidang saya target
pertriwulannya itu 25%, karena output
pertriwulannya sama.
3. Kebijakan mengenai Apakah ada reward atau punishment yang Ada, akan berpengaruh pada tunjangan kinerja
reward atau punishment diberikan jika daya serap anggaran atau kami sebagai PPTK akan dipotong. Rewardnya
realisasi dari anggaranya sesuai dengan itukan PPTK diberikan tunjangan, akan tetapi jika
target atau tidak sesuai dengan target yang tidak mencapai target akan dipotong tunjangan
telah ditentukan yang telah ditentukan? tersebut.
PEDOMAN WAWANCARA
BIDANG I PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA DAN PEMERINTAHAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG
Profil Informan
Nama/ Inisial : Ratna Rahayu Pitriyati, S. STP., M.Si
Jabatan : PPTK Bidang I Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 20 Maret 2020
Waktu : 09.00 WIB
Tempat Penelitian : Di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung.

No. Dimensi Indikator Pertanyaan Jawaban


1 Sumber 1. Tanggung jawab yang 1. Tanggung jawab apa saja yang dimiliki PPTK sesuai dengan singkatanya yaitu Pejabat
Daya dimiliki oleh PPTK dalam melaksanakan anggaran Pelaksana Teknis Kegiatan merancang dan
Manusia untuk setiap program dan kegiatan yang merencanakan anggaran tahunan itu akan seperti apa
akan dilakukan? dan bagaimana implementasinya sesuai dengan yang
tercantum dalam DPA. Setelah itu PPTK juga harus
mulai melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang
tercantum dalam DPA yang tentunya pelaksanaan
tersebut harus sesuai dengan perencanaan awal.
PPTK juga bertanggung jawab terkait
pengadministrasiannya dan bertanggung jawab untuk
mematuhi time line yang sudah ditentukan di awal
tahun perencanaan
2. Apakah ada ketakutan dalam pelaksanaan Pasti ada, misalkan tidak seharusnya ada dengan
anggaran untuk program dan kegiatan yang yang dilapangan, akan tetapi solusinya adalah dengan
akan dilakukan? adanya pergeseran kode rekening belanja maupun
perubahan reguler yang dilakukan di bulan yang
lainnya
3. Ketepatan waktu Apakah setiap program dan kegiatan yang Seharusnya iya, tetapi pasti ada kendala dan
sudah dianggarakan dalam pelaksanaannya hambatan
selalu tepat waktu sesuai dengan yang
direncanakan?
4. Kendala yang dihadapi Apa saja kendala atau hambatan yang Hambatan dan kendala yang muncul, misalkan yang
biasanya muncul dalam pelaksanaan pertama, kegiatan kita bersingunggan dengan
program atau kegiatan sehingga daya serap kegiatan yang ada diperangkat daerah lain contohnya
anggaran menjadi tidak sesuai dengan target mereka merencanakan outputnya yang hampir mirip
anggaran yang telah ditentukan? meskipun tidak sama. Kedua, dari sisi waktu ada
kalanya kita merencanakan misalkan di bulan April
tetapi tidak bisa dilaksanakan
5. Pendorong dalam Apa saja yang menjadi pendorong daya Yang mendorong daya serap anggaran adalah
pelaksanaan serap anggaran pada program dan kegiatan perencanaan yang matang
dapat diserap atau direalisasikan sesuai
dengan target yang telah ditentukan?
2 Administrasi 1. Sistem administrasi Apakah Bappelitbang Kota Bandung Ada yang nantinya terintegrasi dengan SIRA, tetapi
yang digunakan memiliki sistem administrasi sendiri dalam Bappelitbang sendiri tidak memiliki aplikasi khusus
penyusunan anggaran untuk program dan internal, akan tetapi secara global
kegiatan yang akan dilakukan agar dapat
memaksimalkan penyerapan anggarannya?
2. Penyusunan anggaran 1.Berapa lama waktu yang dibutuhkan Jadi penyusunan anggaran untuk waktu tahun depan
dalam penyusunan rencana anggaran untuk itu harus sudah tersusun di tahun sekarang di bulan
program dan kegiatan yang akan dilakukan? Maret, karena pada bulan Mei itu mulai injeksi pada
SIRA
2.Apakah dilakukan proses pembahasan Tentu saja dilakukan, saya melakukan pembasan
anggaran untuk program dan kegiatan yang dengan staf saya kemudian diajukan pada Kabid
akan dilakukan ? selalu Kuasa Pengguna Anggaran, nanti Kabid yang
akan memutuskan apakah program dan kegiatan serta
target sudah sama dengan yang diampu oleh Kabid
selaku KPA
3. Pencairan anggaran 1. Proses administrasi apa saja yang harus Untuk proses administrasinya tentu saja harus
dilakukan dalam melakukan pencairan melengkapi persyaratan adminisstrasi keuangannya.
anggaran untuk program dan kegiatan yang Jadi dalam dokumen anggaran itu terdiri dari
akan dilakukan? berbagai jenis belanja dan untuk merealisasikan salah
satu dari jenis belanja tersebut, contohnya dalam satu
bulan ada belanja kegiatan rapat, lalu ada
penggandaan maka bagian-bagian yang menjadi
persyaratan untuk setiap pos belanja tersebut harus
dipenuhi, seperti harus ada surat undangan, ada
hasilnya, ada fotonya, ada kwitansi pembelian,
setelah dalam satu bulan tersebut terpenuhi semua
maka nanti Bendahara akan menyampaikan
pertanggungjawaban kepada PPTK, jadi PPTK harus
mengetahui berapa pengeluaran anggaran yang
digunakan, kemudian PPTK melaporkan pada Kabid.
Proses pencairan anggarannya disusun untuk satu
bidang, jadi satu bidang boleh mengajukan pencairan
setelah pengajuan anggaran sebelumnya sudah
terpenuhi sebesar 75% baru boleh mengajukan
kembali
2. Hambatan apa saja yang sering dihadapi Secara umum hambatannya adalah ketidak tepatan
dalam pencairan anggaran? waktu, jadi misalkan kita ada kegiatan yang harus
dilaksanakan minggu depan tapi karena terkendala
administrasi jadi tidak bisa tepat waktu, tetapi selama
persyaratan itu terpenuhi relatif lebih cepat
4. Penerbitan SK Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk Sebetulnya setiap program dan kegiatan yang akan
penerbitan Surat Keputusan (SK) untuk dilaksanakan pada tahun yang akan datang itu
pelaksanaan setiap program dan kegiatan? berdasarkan hasil penyusunan rencana penganggaran
dari tahun sebelumnya yang dituangankan dalam
RKPD. Jadi kalau kita akan melaksanakan program
dan kegiatan pada tahun 2020 RKPD tersebut
disusun pada tahun 2019 dan kita laksanakan di
tahun 2020, nah program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh setiap bidang berdasarkan RKPD
tersebut, jadi RKPD tersebut kemudian ditetapkan
menjadi Perda, jadi SK yang diterbitkan sebetulnya
tidak berbentuk pelaksanaan program dan kegiatan.
Kalau untuk SK internal untuk program dan kegiatan
yang akan dilakukan itu bisa dua atau tiga hari
selesai.
3 Kebijakan 1. Kebijakan dalam Kebijakan seperti apa yang digunakan oleh Harus sesuai dengan prioritasnya, ada beberapa
penyerapan anggaran Bappelitbang Kota Bandung untuk mengatur kegiatan yang memang time linenya itu sama RKPD,
penyerapan anggarannya? LKPJ, RKPD perubahan itu sama berarti itu menjadi
prioritas karena time linenya sudah jelas. Sementara
yang lain yang sebagai supporting itu harusnya tetap
ikut mendukung untuk pencapaian time line. Jadi
intinya harus adalah menentukan skala prioritas
2. Kebijakan dalam Apakah ada kebijakan yang mengatur dalam Presentasenya sesuai dengan skala prioritas, jika akan
persentase penyerapan penentuan besaran presentasi dari anggaran mendukung pencapaian IKU (Indikator Kinerja
anggaran yang harus diserap dalam satu tahun Utama) Bappelitbang maka itu akan mendapat
anggaran yang sudah ditentukan? prioritas dari anggaran, sementara yang lainnya akan
disesuaikan dengan targetnya, dan di cari tau
sebenernya kegiatan tersebut akan mendorong ke
pencapaian IKU yang mana, ada kalanya kegiatan
tersebut penting tapi tidak perlu dibiayai, misalkan
dia termasuk pada skala prioritas namun tanpa
dibiayai pun akan tetap berjalan. Untuk berasaran
presentasinya itu ada di AKB (Anggaran Kas
Bulanan) jika PPTK tidak mencapai target itu pun
PPTK harus memberikan alasan kenapa tidak
tercapai dan apa yang menjadi kendalanya
3. Kebijakan mengenai Apakah ada reward atau punishment yang Kalau untuk reward itu tidak ada dan untuk
reward atau punishment diberikan jika daya serap anggaran atau punishment terkadang itu berupa tegugaran lisan dari
realisasi dari anggaranya sesuai dengan Kabid, misalkan ditanyakan alasan kenapa pada saat
target atau tidak sesuai dengan target yang merencanakan anggaranya segitu tetapi pada
telah ditentukan yang telah ditentukan? pelaksanaannya sangat rendah, dan Kabid selaku
KPA biasanya akan menyetui angggaran untuk
kegiatan yang selanjutnya yang pengajuan dari
PPTKnya 100% tetapi yang disetujui hanya 70-80%.
Punishment untuk PPTK sendiri jika penyerapan
anggarannya rendah tidak mencapai target maka akan
ada pemotongan pada tunjangan PPTK
PEDOMAN WAWANCARA
BIDANG II PERENCANAAN EKONOMI, SUMBER DAYA KEUANGAN DAN SUMBER DAYA ALAM
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG
Profil Informan
Nama/ Inisial : Andriya Marindya Putra , S. SiT., MM
Jabatan : PPTK Bidang II Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber Daya Alam
Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Maret 2020
Waktu : 08.00 WIB
Tempat Penelitian : Di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung.

No. Dimensi Indikator Pertanyaan Jawaban


1 Sumber 1. Tanggung jawab yang 1. Tanggung jawab apa saja yang dimiliki Tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap
Daya dimiliki oleh PPTK dalam melaksanakan anggaran PPTK yaitu bertanggung jawab atas setiap
Manusia untuk setiap program dan kegiatan yang pengeluaran bulanan yang telah
akan dilakukan? dilaksanakannya, jadi kegiatan harus
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
2. Apakah ada ketakutan dalam pelaksanaan Kalau saya selama sesuai dengan prosedur,
anggaran untuk program dan kegiatan yang tidak bermain macam-macam kenapa harus takut
akan dilakukan?
3. Ketepatan waktu Apakah setiap program dan kegiatan yang Selalu sesuai tetap waktu dengan yang
sudah dianggarakan dalam pelaksanaannya direncanakan, kalau untuk tidak sesuai untuk
selalu tepat waktu sesuai dengan yang bidang Bidang Perencanaan Ekonomi, Sumber
direncanakan? Daya Keuangan dan Sumber Daya itu tidak
pernah tidak sesuai
4. Kendala yang dihadapi Apa saja kendala atau hambatan yang Kalau kendala yang dihadapi itu yang pertama
biasanya muncul dalam pelaksanaan yaitu tugas lain, selain dari kegiatan. Jadi adanya
program atau kegiatan sehingga daya serap tugas tambahan dari pimpinan seperti saya,
anggaran menjadi tidak sesuai dengan target selain memegang kegiatan saya juga memiliki
anggaran yang telah ditentukan? tugas lain dengan diberikan kepercayaan dari
pimpinan untuk mengevaluasi anggaran se-Kota
Bandung dengan merencanakan pagu anggaran
se-Kota Bandung karena itu membutuhkan effort
yang lebih tinggi lagi, jadi kadang itu menjadi
hambatan
5. Pendorong dalam Apa saja yang menjadi pendorong daya Pendorongnya itu dengan pembagian tugas
pelaksanaan serap anggaran pada program dan kegiatan secara merata, misalkan saya dengan bawahan
dapat diserap atau direalisasikan sesuai mengerjakan tugas sesuai dengan jobdesk yang
dengan target yang telah ditentukan? dimiliki

2 Administrasi 1. Sistem administrasi Apakah Bappelitbang Kota Bandung Kalau di Bappelitbang ini tidak memiliki sistem
yang digunakan memiliki sistem administrasi sendiri dalam administrasi sendiri. Sistem administrasi sendiri
penyusunan anggaran untuk program dan sama sih sistemnya, tidak memiliki sistem
kegiatan yang akan dilakukan agar dapat sendiri-sendiri. Kalau untuk sistem administrasi
memaksimalkan penyerapan anggarannya? kita masih pakai SIMDA dan SIRA.
2. Penyusunan anggaran 1.Berapa lama waktu yang dibutuhkan Kalau untuk waktu sih setahun H-1 , jadi bulan
dalam penyusunan rencana anggaran untuk Januari sampai April itu kita sudah menyusun
program dan kegiatan yang akan dilakukan? RENJA untuk tahun depan.

2.Apakah dilakukan proses pembahasan Pasti dilaksanakan pembahasan mengenai


anggaran untuk program dan kegiatan yang anggaran dari program dan kegaiatan yang akan
akan dilakukan ? dilakukan. Pembahan anggaran untuk program
dan kegiatan yang akan dilakukan itu dilakukan
di RKPD dan untuk penyusunan RKPD itu
dilakukan selama 3 bulan. Untuk kendala atau
hambatan yang muncul mungkin tidak ada, tetapi
kadang kita tidak bisa memprediksi kejadian
luar biasa yang akan terjadi tahun depan.
3. Pencairan anggaran 1. Proses administrasi apa saja yang harus Kalau untuk pencairan anggaran, yang terpenting
dilakukan dalam melakukan pencairan surat pertanggung jawabannya ada, bukti-
anggaran untuk program dan kegiatan yang buktinya lengkap baru bisa dicairkan uangnya.
akan dilakukan? Bukti-bukti tersebut kemudian diverifikasi oleh
Bendahara Pengeluaran
2. Hambatan apa saja yang sering dihadapi Kalau yang dihadapi untuk saya sendiri
dalam pencairan anggaran? mengenai pencairan anggaran lebih ke SDM sih,
karena untuk mengurus administrasi itu susah
karena keterbatasan staff, sedangkan tupoksi
saya banyak, jadi harus pintar-pintar untuk
membagi waktu
3 Kebijakan 1. Kebijakan dalam Kebijakan seperti apa yang digunakan oleh Kebijakannya itu harus bisa berbagi peran dan
penyerapan anggaran Bappelitbang Kota Bandung untuk mengatur berbagi tugas. Kalau dari pimpinan sih tidak ada
penyerapan anggarannya? kebijakan tertentu, tetapi apa yang menjadi tugas
dan tanggung jawab kita harus selesai
2. Kebijakan dalam Apakah ada kebijakan yang mengatur dalam Tidak ada target presentasi penyerapan anggaran,
persentase penyerapan penentuan besaran presentasi dari anggaran namun pada prinsipnya program dan kegiatan
anggaran yang harus diserap dalam satu tahun yang direncanakan harus bisa berjalan dengan
anggaran yang sudah ditentukan? anggaran yang sudah ada, yang terpenting uotput
dan outcomenya tercapai.
3. Kebijakan mengenai Apakah ada reward atau punishment yang Ada punishment jika anggaran tidak terserap
reward atau punishment diberikan jika daya serap anggaran atau berarti ada pengurangan tunjangan untuk PPTK
realisasi dari anggaranya sesuai dengan
target atau tidak sesuai dengan target yang
telah ditentukan yang telah ditentukan?
PEDOMAN WAWANCARA
BIDANG III PERENCANAAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG
Profil Informan
Nama/ Inisial : M. Tegar Indranegara, ST, M. AP
Jabatan : PPTK Bidang III Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Hari/ Tanggal : Jum’at, 24 April 2020
Waktu :14. 00 WIB
Tempat Penelitian : Di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung.

No. Dimensi Indikator Pertanyaan Jawaban


1 Sumber 1. Tanggung jawab yang 1. Tanggung jawab apa saja yang dimiliki Tanggung jawab yang dimiliki pleh PPTK sendiri
Daya dimiliki oleh PPTK dalam melaksanakan anggaran ada dipengawasan dan pengendalian anggaran
Manusia untuk setiap program dan kegiatan yang
akan dilakukan?
2. Apakah ada ketakutan dalam Tidak ada ketakutan, karena sudah direncanakan
pelaksanaan anggaran untuk program dan sebelumnya karena meskipun mengalami kejadian
kegiatan yang akan dilakukan? yang tidak terduga, saya sudah memiliki antisipasi.
3. Ketepatan waktu Apakah setiap program dan kegiatan yang Untuk anggaran ada yang tepat waktu ada yang
sudah dianggarakan dalam pelaksanaannya tidak, misalkan anggaran ini sudah direncanakan di
selalu tepat waktu sesuai dengan yang triwulan dua di bulan April, apabila pencairan
direncanakan? angaran seharusnya pada bulan April, akan tetapi
karena harus mengurus pencairannya beres pada
bulan Mei.
4. Kendala yang Apa saja kendala atau hambatan yang Sering ada hal-hal yang tidak diprediksi, seperti
dihadapi biasanya muncul dalam pelaksanaan keterlambatan pencairan anggaran karena
program atau kegiatan sehingga daya serap melibatkan pihak ketiga, sehingga nanti akan
anggaran menjadi tidak sesuai dengan berpengaruh pada pelaksanaan program dan
target anggaran yang telah ditentukan? kegiatannya. Jadi terkadangan kendala atau
hambatannya ada dipihak eksternal, karena
pengajuan pembayarannya terkadang lama.
5. Pendorong dalam Apa saja yang menjadi pendorong daya Untuk bidang saya lebih cenderung kepada sumber
pelaksanaan serap anggaran pada program dan kegiatan daya manusia, karena setiap program dan kegiatan
dapat diserap atau direalisasikan sesuai bidang saya melibatkan orang-orang.
dengan target yang telah ditentukan?
2 Administrasi 1. Sistem administrasi Apakah Bappelitbang Kota Bandung Kalau untuk sistem administrasi sendiri di
yang digunakan memiliki sistem administrasi sendiri dalam Bappelitbang tidak ada, namun jika se-Kota
penyusunan anggaran untuk program dan Bandung kita menggunakan SIRA untuk
kegiatan yang akan dilakukan agar dapat penginputannya, sedangkan SIMDA untuk
memaksimalkan penyerapan anggarannya? pengendaliannya. Sistem tersebut berpengaruh pada
penyerapan anggaran, karena sistem tersebut
menyimpan data base, bahwa penyerapan anggaran
sudah ditentukan pada triwulan berapa saja.
2. Penyusunan anggaran 1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Bisa satu minggu, jadi kan kita itu sebetulnya
dalam penyusunan rencana anggaran untuk sudah memiliki Renstra dan didalamnya sudah ada
program dan kegiatan yang akan program-program yang akan dilakukan setiap
dilakukan? tahunnya, jadi kita tinggal hanya merinci kegiatan
yang akan dilakukan dari Renstra tersebut.
2. Apakah dilakukan proses pembahasan Proses pembahasan anggaran dilakukan dari level
anggaran untuk program dan kegiatan yang Kasubid yang dibahas dengan staf, lalu ke Kabid,
akan dilakukan ? dari Kabid baru dilakukan pembahasan se-
Bappelitbang Kota Bandung dengan Kepala
Bappelitbang Kota Bandung. Pembahasan tersebut
bisa satu minggu sampai satu bulan, tetapi dalam
waktu dua minggu saja bisa sudah selesai.
3. Pencairan anggaran 1. Proses administrasi apa saja yang harus LS ini berhubungan dengan pihak ketiga, kalau
dilakukan dalam melakukan pencairan persyaratannya itu dari pihak ketiga mengajukan
anggaran untuk program dan kegiatan yang pemeriksaan pekerjaan, kemudian ditindak lanjuti
akan dilakukan? dengan dikeluarkannya berita acara dari mulai
berita acara pemeriksaan, kemudian berita acara
penyelesaian laporan pekerjaan dan sampai terakhir
pada berita acara serah terima pekerjaan sampai ke
berita acara pembayaran.
2. Hambatan apa saja yang sering dihadapi Karena bidang saya melibatkan pihakt ketiga, jadi
dalam pencairan anggaran? keterlambatan itu ada dipihak ketiga atau pihak
eksternal
4. Penerbitan SK Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk Tidak lebih dari satu minggu untuk SK dari Kepala
penerbitan Surat Keputusan (SK) untuk Bappelitbang Kota Bandung
pelaksanaan setiap program dan kegiatan?
3 Kebijakan 1. Kebijakan dalam Kebijakan seperti apa yang digunakan oleh Untuk di Bappelitbang Kota Bandung sendiri harus
penyerapan anggaran Bappelitbang Kota Bandung untuk mengikuti sesuai dengan yang ada di sistem SIRA
mengatur penyerapan anggarannya? & SIMDA, lalu kita juga harus mengikuti kebijakan
yang ada di Renstra dan RPJMD yang sudah
ditetapkan.
2. Kebijakan dalam Apakah ada kebijakan yang mengatur Kalau di bidang saya tidak ada, karena sekarang ini
persentase penyerapan dalam penentuan besaran presentasi dari kita lebih mementingkan kepada output dari setiap
anggaran anggaran yang harus diserap dalam satu program dan kegiatannya, apabila output dari
tahun anggaran yang sudah ditentukan? program dan kegiatannya sudah tercapai dan
anggarannya masih utuh itu tidak apa-apa, yang
terpenting outpunnya sudah tercapai sesuai target
3. Kebijakan mengenai Apakah ada reward atau punishment yang Kalau untuk reward itu tidak ada, tetapi jika
reward atau punishment diberikan jika daya serap anggaran atau punishment itu ada seperti pemotongan tunjuangan
realisasi dari anggaranya sesuai dengan untuk PPTK.
target atau tidak sesuai dengan target yang
telah ditentukan yang telah ditentukan?
PEDOMAN WAWANCARA
BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG
Profil Informan
Nama/ Inisial : Freska Fitriyani, S. Si., MT
Jabatan : PPTK Bidang Penelitian dan Pengembangan
Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Maret 2020
Waktu : 08.40 WIB
Tempat Penelitian : Di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung.

No. Dimensi Indikator Pertanyaan Jawaban


1 Sumber 1. Tanggung jawab yang 1. Tanggung jawab apa saja yang dimiliki Sebenarnya PTTK itu selain bertanggung jawab
Daya dimiliki oleh PPTK dalam melaksanakan anggaran pada anggaran, tetapi di teknis juga. Kalau
Manusia untuk setiap program dan kegiatan yang dianggaran itu bagaimana rencana anggaran yang
akan dilakukan? sudah disusun itu bisa terlaksana dalam hal
penyerapannya harus tepat waktu sesuai dengan
rencana, kemudian untuk item-itemnya harus sesuai
dengan anggaran yang sudah direncanakan.
Bertanggung jawab untuk implementasi dari yang
sudah direncanakannya.
2. Apakah ada ketakutan dalam Tidak ada ketakutan, kalau kita sudah sesuai
pelaksanaan anggaran untuk program dan dengan aturan tidak akan ada ketakutan, karena
kegiatan yang akan dilakukan? sudah ada standar pelaksanaanya di Bappelitbang
karena kitakan tidak terjun langsung ke masyarakat
kita lebih ke backoffice, lebih banyaknya ke
koordinasi, melakukan pengkajian jadi tidak ada hal
yang berhubungan dengan masyarakat secara
langsung
3. Ketepatan waktu Apakah setiap program dan kegiatan yang Iya, kalau kita diupayakan selalu tepat waktu
sudah dianggarakan dalam pelaksanaannya
selalu tepat waktu sesuai dengan yang
direncanakan?
4. Kendala yang dihadapi Apa saja kendala atau hambatan yang Kalau untuk kendala sih yang berhubungan dengan
biasanya muncul dalam pelaksanaan pihak luar, kalau misalkan untuk internal sih kita
program atau kegiatan sehingga daya serap selalu diupayakan tetap waktu. Namum jika dengan
anggaran menjadi tidak sesuai dengan eksternal kadang kita tidak bisa mengatur, misalnya
target anggaran yang telah ditentukan? kita mengundang Narasumber itukan ada biaya
untuk honor Narasumber, tetapi tiba-tiba
Narasumbernya tidak bisa hadir karena itukan pasti
mempengaruhi. Jadi lebih ke pihak eksternal.
5. Pendorong dalam Apa saja yang menjadi pendorong daya Karena kita sistem perencanaannya sudah detail,
pelaksanaan serap anggaran pada program dan kegiatan jadi kita memang melaksanakan setiap program dan
dapat diserap atau direalisasikan sesuai kegiatan itu sudah direncanakan akan dilakukan
dengan target yang telah ditentukan? beberapa kali rapat dan peserta rapatnya berapa,
jadi sudah ada panduan karena sudah kita tentukan
dari awal dan kita tinggal patuh saja dengan
mengikuti tahapannya
2 Administrasi 1. Sistem administrasi Apakah Bappelitbang Kota Bandung Kalau untuk sekarang aturan yang baru kita sudah
yang digunakan memiliki sistem administrasi sendiri dalam otonom, dulukan terpusat masih disekretariat jadi
penyusunan anggaran untuk program dan ketika kita mau mengajukan anggaran kita harus
kegiatan yang akan dilakukan agar dapat menunggu bidang-bidang lain, kalau untuk
memaksimalkan penyerapan anggarannya? sekarangkan sudah diserahkan ke bidang-bidang
jadi ketika bidang kita sudah selesai bidang kita
sudah bisa mengajukan sendiri, tanpa harus
menunggu bidang-bidang lain selesai, jadi lebih
fleksibel dan memuduhkan
2. Penyusunan anggaran 1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Tidak lama, jadi kita kan sudah ada panduannya
dalam penyusunan rencana anggaran untuk dari RENSTA Bappelitbang itu sudah ada
program dan kegiatan yang akan anggaran-anggarannya, RENSTA itukan untuk lima
dilakukan? tahun, kemudian diturunkan ke yang tahunan. Jadi
sebenarnya kita sudah ada panduan untuk tahun
depan untuk berapa pekerjaan, jadi kita tinggal
breakdown saja dengan mendetailkan apa yang
akan dilakukan
2. Apakah dilakukan proses pembahasan Untuk setiap bidang sendiri itu pasti dibahas, untuk
anggaran untuk program dan kegiatan yang waktu pembahasannya itu disesuaikan dengan
akan dilakukan ? kebutuhan, kadang cukup dalam satu atau dua kali
pertemuan dan terkadangpun misalnya Pak Kabid
memberikan arahan kalau tahun depan kita mau
mengerjakan pekerjaaan yang lain, nanti Pak Kabid
menyuruh staf-staf dibawahnya untuk menyusun
pra-RKA, lalu kemudian nanti diperiksa jika
disetujui baru diinput. Kendalanya yang biasa
dihadapi sih biasanya kurang anggaran, jadi harus
lebih efisien lagi
3. Pencairan anggaran 1. Proses administrasi apa saja yang harus Kalau untuk pencairan itu tergantung anggarannya
dilakukan dalam melakukan pencairan untuk apa, kalau kita itu ada anggaran yang LS
anggaran untuk program dan kegiatan yang misalnya untuk belanja jasa konsultasi itu ada
akan dilakukan? aturannya untuk apa saja, yang pasti hasil
pekerjaannya harus sudah ada terus nanti secara
administrasi ada surat menyurat sampai ada surat
perintah pelaksanaan kerja, kemudian melaporkan
surat berita acara penyelesaian pekerjaan sampai
akhirnya sudah ditanda tangani semua berkasnya
baru bisa dicairkan. Kalau untuk GU lebih ke nota,
kwitansi, faktur yang langsung ditanda tangani oleh
Kabid
2. Hambatan apa saja yang sering dihadapi Paling hambatannya karena sistemnya ini sudah non
dalam pencairan anggaran? cash jadi terkadang kita untuk belanja belum tentu
semua juga sudah siap untuk non cash jadi harus
transfer, jadi penyesuannya seperti itu saja, jadi
misalkan anggaran belum ada tetapi kita harus
mengerjakan kegiatan ini
4. Penerbitan SK Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk Kalau untuk penerbitan SK kegiatan itu tidak lama,
penerbitan Surat Keputusan (SK) untuk misalkan kita mau melakukan kegiatan kajian A,
pelaksanaan setiap program dan kegiatan? itukan tahapannya pertama kita melakukan surat
penawaran ke pihak yang akan melaksanakan,
kemudian pihak yang akan melaksanakan akan
menjawab kesediannya sesudah itu akan ada MOU,
setelah MOU itu baru di SK-an dan kemudia
menugaskan tim, bisa dua sampai tiga hari.
3 Kebijakan 1. Kebijakan dalam Kebijakan seperti apa yang digunakan oleh Kalau aturan yang mengatur itu tidak ada, kita
penyerapan anggaran Bappelitbang Kota Bandung untuk lebih ke outcome, bukan berarti kita harus
mengatur penyerapan anggarannya? menghabiskan anggaran jadi intinya ketika output
atau outcomenya sudah tercapai itu sebenarnya
sudah cukup. Jadi intinya bukan fokus pada
anggaran tapi pada output dan outcome yang akan
dicapai
2. Kebijakan dalam Apakah ada kebijakan yang mengatur Kalau untuk target itu pasti 100% untuk semuanya,
persentase penyerapan dalam penentuan besaran presentasi dari cuman biasanya kalau penyerapannya dibawah 80%
anggaran anggaran yang harus diserap dalam satu itu biasanya akan ditanyakan kenapa
tahun anggaran yang sudah ditentukan? penyerapannya dibawah 80% akan ditanya apa
kendalanya. Dilakukan juga monev setiap triwulan,
akan tetapi monev triwulan itu belum tentu
mencerminkan penyerapan anggaran yang
sebenarnya karena bisa saja kegiatannya memang
dilakukan diakhir, jadi biasanya yang lebih valid itu
yang dilakukan setiap tahun. Setiap bidang pun
melakukan monev yang pelaksanaanya disesuaikan
dengan kebutuhan, tergantung pada atasan.
3. Kebijakan mengenai Apakah ada reward atau punishment yang Ada berupa pemotongan tunjangan kepada kita
reward atau punishment diberikan jika daya serap anggaran atau sebagai PPTK, jadi jika penyerapan anggarannya
realisasi dari anggaranya sesuai dengan rendah itu akan mempengaruhi ke tunjangan dari
target atau tidak sesuai dengan target yang PPTKnya. Kalau untuk pemotongan anggaran untuk
telah ditentukan yang telah ditentukan? program dan kegiatan yang akan dilakukan
selanjutnya itu tergantung bagaimana keputusan
pimpinan. Pemotongan tunjangan PPTK itu
langsung diberikan, karena kita kan ada target
triwulanan, kalau misalkan target tidak tercapai
pertriwulan itu langsung dilakukan pemotongan
PEDOMAN WAWANCARA
SUB BAGIAN KEUANGAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG
Profil Informan
Nama/ Inisial : Iis Diana, SE
Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan
Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Maret 2020
Waktu : 09.30 WIB
Tempat Penelitian : Di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung.
No. Dimensi Indikator Pertanyaan Jawaban
1 Sumber Daya 1. Tanggung jawab 1. Menurut Ibu apakah PPTK yang ada Secara garis besar PPTK yang ada di Bappelitbang
Manusia yang dimiliki disetiap bidang mengerti dalam melakukan mengerti dan memang harus mengerti, terkadang ada
pengelolaan keuangan? diklat mengenai pengelolaan keuangan, karena PPTK
yang bertanggung jawab dalam penyerapan anggaran
2. Menurut Ibu apakah PPTK yang ada Secari garis besar sudah melaksanakan tugasnya
disetiap bidang sudah melaksanakan dengan baik, karena hal tersebut juga didorong oleh
tugasnya dengan baik? kepala Bappelitbang juga agar penyerapnnya tercapai
sesuai dengan anggaran bulanannya, jadi itu
membuat PPTK terpacu untuk menyelesaikan setiap
porgram dan kegiatan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan
2 Administrasi Pencairan anggaran 1. Proses administrasi apa saja yang harus Untuk pencairan sendiri itu berawal dari berkas-
dilakukan dalam melakukan pencairan berkas yang diajukan oleh PPTK dan KPA masing-
anggaran untuk program dan kegiatan yang masing bidang, ketika berkas-berkas mengenai
akan dilakukan? pengajuan kegiatan tersebut sudah lengkap baru
masuk ke bagian keuangan untuk diverifikasi, di
input ke dalam SIMDA, kemudian dibuat SPM.
Untuk yang lengkap berkas-berkasnya akan langsung
diverifikasi, akan tetapi sering juga terjadi berkas-
berkas yang tidak lengkap, seperti ada yang belum
ditanda tangan dan ada keselahan-kesalahan dalam
berkas tersebut, sehingga membuat tidak bisa
langsung diproses.

2. Berapa lama proses pencairan anggaran Proses pengajuan berkas untuk pencairan LS
di Bappelitbang Kota Bandung? melewati beberapa tahap, verifikasi, input SIMDA
dan penerbitan SPP dan SPM. Kalo tidak ada kendala
dalam hal pemberkasan dari bidang dan yang
menandatangan SPP SPM ada di tempat biasanya ga
memerlukan waktu lama, paling lama 2 hari kerja,
tapi kalo banyak kendala biasanya sampe 3 hari atau
lebih, setelah itu dikirim ke BPKA untuk proses
pencairan, batas waktu spm 2 hari kerja. Untuk
berkas GU biasanya agak lama karena SPJ GU lebih
banyak, prosesnya sama diverifikasi, masuk SIMDA
dan penerbitan SPP SPM
3. Kendala atau hambatan apa saja yang Kadang karena banyaknya berkas yang tidak ditanda
biasanya muncul dalam proses pencairan tangan oleh kepala bidangnya, dengan alasan karena
anggaran? (kesalahan-kesalahan dalam kepala bidang tidak ada di kantor, dan sebagainya
administrasi pencairan anggaran yang
dilakukan oleh setiap bidang yang ada di
Bappelitbang)
Penerbitan SK Bagaimana proses adminitrasi untuk SK tuh ada yg turun dari walikota ada juga SK intern,
penerbitan SK (Surat Keputusan) di SK yg diterbitkan walikota terdiri dari SK PA, KPA,
Bappelitbang Kota Bandung yang terkait BP dan BPP serta SK Pengelola Barang. Kalau SK
dengan penyerapan anggarannya? intern dalam arti yg menandatangan kepala
bappelitbang terdiri dr sk pelumpahan PA ke KPA,
PPTK,PPK, PPHP, PPK SKPD dan SK Pembantu
PPK SKPD. Proses untuk SK Walikota,
Bappelitbang mengusulkan calon pengelola
keuangan ya seperti tadi SK PA, dan lain-lain. Kalau
SK intern dibuat oleh Subbag Keuangan berdasarkan
usulan dari bidang, usulan untuk SK PA dan lain-lain
dimasukan ke BPKA. Berdasarkan usulan dari
Kepala Bidang dengan melampirkan Nota Dinas,
sebagai bukti pegangan untuk yang membuat SK.

3 Kebijakan Kebijakan dalam Kebijakan seperti apa yang digunakan oleh Di setiap bidang itukan sudah ada AKB-nya masing-
penyerapan anggaran Bappelitbang Kota Bandung untuk masing dan PPTK harus melaksananya sesuai dengan
mengatur penyerapan anggarannya? itu. Perlunya pengawasan juga untuk KPA dan
PPTK, saya juga membuat laporan setiap minggu
pada hari Jumat, yang kemudian nanti saya laporkan
ke kepala dinas mengenai penyerapan anggaran yang
dilakukan oleh setiap bidang. Jadi setiap hari Jumat
saya membuat laporan realisasi anggaran setiap
bidang, jadi jika nanti ada suatu bidang yang
penyerapan anggarannya rendah, nanti akan ditegur
oleh kepala dinasnya langsung, kemudian dievaluasi
melalui KPAnya, nanti dari KPA teguran dan
evaluasi itu disampaikan ke PPTK di bidang tersebut,
ditanyakan apa yang menjadi hambatannya
Kebijakan dalam Apakah Bappelitbang Kota Bandung Kebijakan tersebut sejauh ini berjalan lancar, karena
persentase penyerapan memiliki kebijakan khusus dalam pengawasannya juga dilakukan secara baik oleh
anggaran melakukan penyerapan anggaran? kepala dinasnya. Jadi dilakukan pemantauan secara
terus-menerus, apalagi jika akhir tahun selalu
dipantau dan harus dipacu setiap PPTK, dilakukan
rapat dan sebagainya

Kebijakan mengenai Apakah ada reward atau punishment yang Untuk reward atau punishment terkait penyerapan
reward atau punishment diberikan jika daya serap anggaran atau anggaran, bidang keuangan sendiri tidak ikut campur
realisasi dari anggaranya sesuai dengan dalam hal tersebut karena bidang keuangan di
target atau tidak sesuai dengan target yang Bappelitbang sendiri hanya melakukan konsolidasi
telah ditentukan yang telah ditentukan? dari beberapa bidang di Bappelitbang mengenai
pencairan anggaran dan membuat laporan
pengawasan setiap minggu terhadap penyerapan
anggaran setiap bidang yang kemudian di laporkan
kepada kepala dinas
Foto Pelaksanaan Wawancara

1. Wawancara dengan Ibu Iis Diana.,S.E selaku Kasubag Keuangan Bappelitbang


Kota Bandung

2. Wawancara dengan Bapak Muhammad Bayu Permana R, S.PI.,ME selaku


PPTK Bidang Sekretariat Bappelitbang Kota Bandung
3. Wawancara dengan Bapak Drs. Dudi Sumardi selaku PPTK Bidang Analisis
Pembangunan Daerah, Perencanaan Program, Data, Evaluasi dan Pelaporan
Bappelitbang Kota Bandung

4.Wawancara dengan Ibu Ratna Rahayu Pitriyati, S. STP., M.Si selaku PPTK
Bidang I Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan Bappelitbang Kota
Bandung
5. Wawancara dengan Bapak Andriya Marindya Putra , S. SiT., MM selaku PPTK
Bidang II Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber Daya
Alam Bappelitbang Kota Bandung

6. Wawancara dengan Ibu Freska Fitriyani, S. Si., MT selaku PPTK Bidang


Penelitian dan Pengembangan Bappelitbang Kota Bandung
SK Judul & Pembimbing Skripsi
Surat Izin Penelitian dari Bappelitbang Kota Bandung
Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kota Bandung

Anda mungkin juga menyukai