SKRIPSI
Oleh:
Lulu Khoerunnisa
170110140011
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
JATINANGOR
2018
i
ABSTRAK
i
ii
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas ridha
dapat terselesaikan. Skripsi ini penulis ajukan untuk menempuh ujian sidang
sarjana pada program studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik
dan masukan yang membangun untuk dijadikan sebuah pembelajaran dan dapat
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka telah berakhir pula masa
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran. Dalam penyelesaian skripsi ini
banyak pihak yang telah membantu, maka penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, S.IP., S.Si., M.T. M.Si selaku
2. Bapak Dr. Wahju Gunawan, M.Si. selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu
3. Bapak Dr. Slamet Usman Ismanto, S.IP., M.Si. selaku Ketua Prodi
5. Bapak Sudirman Soeyoso Putro, S.H., M.AP. dan bapak Hilman Abdul
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu
ilmu dan bekal bagi penulis selama menempuh studi semoga diberikan
7. Pak Hadi, Ibu Ai, Teh Tita, Ibu Dede dan Teh Mira selaku staf Program
Studi Administrasi Publik Program Sarjana Fakulitas Ilmu Sosial dan Ilmu
menyelesaikan tulisan ini yakni Kesbangpol Kota Bandung, Pak Agus dan
Pak Dida selaku bagian Pemerintahan Umum Kota Bandung, Bapak Merdi
waktu luangnya dan semangat serta doa yang diberikan kepada penulis.
9. Keluarga penulis mamah, bapak, kakak dan ade yang selalu menjadi
semangat untuk penulis selama ini. Tanpa dorongan dan kerja keras
keluarga selama ini penulis tidak tahu apakah penulis bisa meyelesaikan
skripsi ini yang merupakan penyelesaian ujian hidup untuk mencapai dan
10. Rafi Farhan Abdillah yang selalu meluangkan waktunya untuk penulis
kendala kendala yang penulis hadapi dalam perjalanan skripsi ini dengan
vi
curhatan yang tidak cukup sekali tapi beruntui dan turun temurun
direpotkan oleh penulis yang banyak minta tolong ini itu. Meluangkan
11. “R” dan kakaknya selaku teman terbaik aku selama ini dari awal mulai
jurusan sampai skripsi ini selesai. Terima kasih kalian sudah menjadi
bagian yang indah dalam kehidupan ini. Terimakasih telah menjadi orang
tentang skripsi ini. Kalian orang yang kejelekannya aku ketahui semangat
dan terpecaya hahaha. Bakal kangen banget sama suudzonnya Tiara, keras
boloynya Renne. Kalian akan selalu penulis ingat dan menjadi ceritanya
12. Bapak Gojek yang selalu mengantarkan penulis selama ini dari DU ke
ketemunya rumah informan tanpa aplikasi gojek penulis tidak tahu apa
13. Bapak Damri gratis yang selalu mengantarkan penulis setiap pagi dan
sudah merosot turun dan penulis sudah bangkrut dari tahun 2017.
14. Masjid Unpad Du yang selalu menjadi transitnya penulis selama ini dipagi
kepastian informan dan sore hari buat menunggu jemputan damri gratis ke
Jatinangor.
semangat, dan doa disaat masa perkuliahan maupun dalam perjalan proses
pengerjaan skripsi.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh
ilmu Administrasi Publik dan ilmu-ilmu lainnya. Terimakasih semoga Allah SWT
meridhai dan merahmati setiap langkah kita menuju kebahagiaan yang hakiki di
Penulis
viii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................
ABSTRAK ..............................................................................................................i
ABSTRACT.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.2.3 Pembangunan.............................................................................23
Kota Bandung..............................................................57
KotaBandung...............................................................59
Kota Bandung..............................................................61
(PIPPK)..................................................................................................63
Pemikiran/Usulan...........................................................71
dan Rapat........................................................................81
Pengoperasian..............................................................104
Mengawasi...................................................................111
Masukan.......................................................................113
5.1 Simpulan..............................................................................................116
5.2 Saran....................................................................................................118
LAMPIRAN........................................................................................................125
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR BAGAN
PENDAHULUAN
jika tidak bisa dijangkau oleh masyarakat luas sehingga kebijakan akan tidak
Pemerintahan Daerah yang diubah menjadi UU No.32 tahun 2004 dan diubah
1
2
daerah untuk secara kreatif dan inovatif mengelola daerahnya. Hematnya dengan
memunculkan gagasan, ide-ide atau terobosan baru yang berbeda dan tidak
Inovasi kebijakan muncul dari ide-ide baru yang secara substantif dibuat
baru yang berbeda dari sebelumnya. Inovasi kebijakan muncul karena sektor
publik mengalami banyak tuntutan perubahan untuk lebih fleksibel dan mampu
tidak hanya melibatkan peran pemerintah saja, melainkan sangat dibutuhkan peran
serta masyarakat dalam segala tahapan. Mulai dari tahap awal pembuatan
kebijakan sampai pelaksanaan program yang merupakan tindak lanjut dari inovasi
kebijakan tersebut.
Pembangunan daerah tidak bisa menjadi tanggung jawab pemerintah daerah saja
janji politik ketika mencalonkan sebagai Kepala Daearah pada Pemilihan Umum
Kepala Daerah Kota Bandung tahun 2013. Program ini berawal dari pemikiran
ditempuh melalui peran serta dan partisipasi aktif yang luas dari seluruh
masyarakat mulai dari tingkat paling bawah sesuai dengan harapan dan arah Kota
Perubahan Atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 281 Tahun 2015 tentang
masyarakat.
lembaga kemasyarakatan kelurahan baik LPM, PKK, Karang Taruna dan seluruh
(RW, LPM, PKK dan Karang Taruna). Penulis memilih salah satu lembaga
pelaksanaan pembangunan.
PKK, LPM dan Karang Taruna) harus berpedoman kepada jenis kegiatan yang
kemasyarakatan Rukun Warga (RW) memiliki ruang lingkup yang tidak sama
kewenangan Camat.
Bandung tanpa melihat maju atau tidaknya tapi untuk melihat keterwakilan
yang merupakan keterwakilan dari wilayah bagian timur Kota bandung, bagian
selatan Kota Bandung, bagian barat Kota Bandung, bagian utara Kota Bandung
dan pusat Kota Bandung. Kemudian juga merupakan keterwakilan wilayah dari
pinggir Kota Bandung, dalam Kota Bandung dan pusat Kota Bandung. Lima
Braga Kecamatan Sumur Bandung. Dari salah satu kelurahan tersebut didapat
lainnya, dengan terobosan baru yaitu melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan
pendukung saja, melainkan program yang harus ada mengingat tidak semua
Namun pada realisasinya, masih banyak kekurangan dalam seluruh proses tahapan
spesifikasi barang dan hanya sebagian barang yang tersedia dalam pagu anggaran.
9
inisiatif untuk menyesuaikan pagu anggaran dengan kode rekening yang ada pada
sistem sehingga usulan yang disetujui tidak lagi berasal dari usulan dan kebutuhan
tidak ikut andil membantu pelaksanaan kegiatan PIPPK. Hal ini dikarenankan
pelaksanaan dilakukan oleh pihak ketiga dan tidak melibatkan warga sehingga
warga hanya sebagai penerima manfaat saja.Jika pelaksanaan kegiatan PIPPK bisa
yang tidak memiliki pekerjaan/pekerjaan tetap atau yang memang ahli dalam
kelurahan Padasuka bahwa masih ada yang tidak sesuai dengan usulan
Cipadung DPA yang keluar masih berbeda jauh dengan apa yang
melihat bahwa masih ada beberapa hasil dari kegiatan PIPPK yang
pelaksanaan program PIPPK. Sehingga maksud dan tujuan serta sasaran dari
pelaksanaan PIPPK dapat dicapai dan dapat terlaksana dengan baik termasuk
12
hasilnya dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat. Tapi hal ini masih
Bandung”.
Bandung.
13
Bandung.
14
TINJAUAN PUSTAKA
permasalahan yang dihadapi dan kebtuhan masyarakat itu sendiri. Dan jika
tersebut bisa dilaksanakan secara cepat dan merata juga masyarakat dapat
ini, maka penulis mengambil beberapa penelitian yang relevan untuk dijadikan
perbandingan dengan melihat lokus, fokus atau objek penelitian yang sama.
15
16
penelitiannya yaitu lembaga kemasyarakatan yang terdiri dari PKK, LPM, Karang
wilayah Kelurahan di Kota Bandung yang diambil secara acak untuk menilai atau
memberikan apresiasi atas variabel-variabel yang diteliti yang melekat pada diri
Lurah masing-masing.
(PIPPK) Kota Bandung. Sedangakan perbedaannya ada pada fokus penelitian dan
Publik Fakultasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan.
implementasi peraturan walikota Bandung No. 281 Tahun 2017 dengan objek
kualitatif.
Persamaan dengan penelitian ini terdapat pada fokus dan metode yang
dalam penelitian ini dan penulis adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Sedangan yang berbeda adalah pada objek penelitian dan lokus
infrastruktur dasar pedesaan dan rehab kantor desa. Sedangkan penulis mengambil
Bandung.
Menurut Eran Vigoda Gadot dalam Thoha bahwa “ada tiga kajianutama
dalam ilmu administrasi publik yaitu Public Policy and Political Science,
dan ilmu politik, sosiologi dan ilmu budaya, organisasi dan bisnis” (Thoha, 2008:
19
60). Maka, kebijakan publik merupakan salah satu kajian utama dalam ilmu
administrasi publik.
do or not to do... apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak
bahwa:
kebijakan yaitu:
formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan tersebut. Kebijakan publik
dalam bentuk Undang-Undang atau Perda adalah jenis kebijakan publik yang
merupakan kebijakan publik penjelas atau bisa disebut dengan istilah peraturan
pelaksanaan.
diimplementasikan.
maka inovasi disektor publik mau tidak mau akan berhubungan dengan inovasi
pada kebijakan publik. Seperti yang dipaparkan oleh Yogi Suwarno bahwa:
Inovasi dan kebijakan merupakan dua istilah yang saling berhubungan satu sama
lain. Inovasi hadir sebagai produk yang baru dan sifatnya menggantikan yang
lama. Begitu pula sifat kebijakan yang hadir untuk menggantikan kebijakan yang
lama.
21
Inovasi kebijakan muncul dari ide-ide, gagasan ataupun terobosan baru yang
berbeda baik yang sudah ada ataupun yang belum ada. Walaupun kebijakan
tersebut sudah digunakan oleh negara lain tapi akan menjadi inovasi kebijakan
apabila baru diadopsi oleh negara tersebut dan tidak ada sebelumnya.
Inovasi tidak harus selalu merubahan keseluruhan, inovasi juga bisa hanya untuk
sebagian yang memang diprioritaskan atau untuk sebagian yang dianggap penting
untuk dirubah. Maka inovasi memiliki beberapa tipe yang berbeda, ada yang
Mulgan dan Albury membagi inovasi kedalam tiga tipe diantaranya yaitu
sebagai berikut :
masyarakat. Maka apapun tipe inovasinya, inovasi kebijakan dibuat untuk tujuan
sehingga tidak harus serta merta merubah semunya atau hanya sebagian namun
sangat dibutuhkan peran serta masyarakat dalam segala tahapan baik dari awal
2.2.3 Pembangunan
daerah. Pembangunan menjadi salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan
“Negara kuat tidak harus ditandai dengan birokrasi yang otoriter dan
arogan, melainkan birokrasi yang responsif, transparan dan
bertanggungjawab. Negara yang seperti itu didukung kuat oleh
demokrasi inklusif, dimana kekuasaan negara untuk mengelola
masalah lebih baik bersipat lokal melalui desentralisasi politik
pemerintah nasional ke pemerintah lokal, khususnya lagi kepada
masyarakat setempat yang teroganisir dalam komuntias mereka
sendiri. (Mardikanto, 2015: 20)
24
Maka dalam pembangunan, negara yang baik ditandai dengan birkorasi yang
pembangunan yang disumbangkan oleh Carolie Bryant dan Louise White (1982)
merupakan gerbang awal pembangunan dan mengetahui secara dasar apa yang
juga dikuat dengan paradigma baru pembangunan Indonesia saat ini yaitu
25
tawar yang lebih besar, membuat keputusan sendiri dan untuk lebih mudah
yang tidak berdaya membuat situasi menjadi mereka dapat menggunakan suara
merubah dari yang asalnya tidak berdaya menjadi berdaya dengan cara
Secara harfiah, partisipasi dapat diartikan turut berperan atau ikut serta
pada keseluruhan proses baik pada proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan
mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut
3. Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam
pembangunan yang menjadikan mereka objek pembangunan. Dengan
melibatkan mereka dalam pembangunan, berarti mereka bukan hanya
sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek pembangunan.
(Conyers, 1991:154-155)
gerbang utama dalam pembangunan dan juga agar masyarakat percaya bahwa
sumbangan pikiran dan tenaga yang nantinya bisa menjadi alat untuk
29
tersebut.
seperti:
Sementara tingkat partisipasi tertinggi ada pada ‘citizen power’. PIPPK apabila
dikaitakan dengan target dan sasaran yang diharapkan, maka PIPPK berada pada
Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan terbagi atas tiga tahap yaitu
Dari teori yang dikemukakan oleh Cohen dan Uphoff maka dapat disimpulkan
masyarakat dari Cohen dan Uphoff sebagai acuan karena dianggap cocok untuk
Rukun Warga (RW) dalam setiap tahapan proses pelaksanaan Program Inovasi
pembelajaran masyarak untuk sekarang dan kedepannya. Oleh karena itu, harus
tengah masyarakat dapat dicapai secara optimal apabila ditempuh melalui peran
serta dan partisipasi aktif yang luas dari seluruh masyarakat mulai dari tingkat
paling bawah sesuai dengan harapan dan arah Kota Bandung selanjutnya yaitu
program PIPPK sehingga maksud dan tujuan serta sasaran dari pelaksanaan
PIPPK dapat dicapai dan dapat terlaksana dengan baik, termasuk hasilnya dapat
partisipasi masyarakat dari Cohen dan Uphoff sebagai salah satu acuan karena
evaluasi.
Kota Bandung.
Rukun Warga (RW) baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil
dan evaluasi yang selanjutnya akan muncul pemberdayaan masyarakat dan sesuai
peneliti mengemukakan hipotesis kerja sebagai berikut: " Bandung sebagai Kota
dengan maksud, tujuan dan kegunaan tertentu melalui data dan informasi yang
upaya untuk mencapai maksud dan tujuan dalam peneltian ini, maka penelitian ini
dihadapi pada saat penelitian. Masalah dari suatu fenomena dihubungkan dengan
37
38
atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau
keadaan di lapangan.
Pada teknik pengumpulan data, data yang dibutuhkan oleh penulis meliputi
data yang terperinci berupa data primer maupun sekunder.Data primer merupakan
yang diperoleh melalui studi literatur, dan studi dokumen yang dipublikasikan
oleh media pemberitaan resmi serta audio visual dari penelitian sebelumnya.
data dalam penelitian. Maka penulis memerlukan data berupa informasi serta
(PIPPK) di Kota Bandung dari mulai tahap awal kegiatan sampai tahap akhir
kegiatan.
berikut :
1. Studi Kepustakaan.
(PIPPK) di Kota Bandung. Data yang terkait dengan penelitian ini adalah
2. Studi Lapangan
sebagai berikut :
bagian utara kota dan pusat kota. Dalam penelitian ini penulis akan
dengan cara purposive sampling, dimana informan yang dipilih dianggap kredibel
keterwakilan dari setiap wilayah bagian Kota Bandung. Lima kelurahan dan
lembaga kemasyarakatan Rukun Warga (RW) yang aktif dalam Program Inovasi
kemasyarakatan Rukun Warga (RW) yang dipilih untuk diteliti merupakan hasil
1. Camat di lima Kecamatan dari wilayah timur, selatan, barat, utara dan
3. Ketua Rukun warga (RW) di lima kelurahan dari wilayah timur, selatan,
4. Masyarakat di lima kelurahan dari wilayah timur, selatan, barat, utara dan
data yang diperoleh ketika penulis turun ke lapangan. Teknik yang digunakan
44
yaitu suatu logika yang bertitik dari khusus ke umum berdasarkan data yang
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009 : 246) yang menjabarkan bahwa
terdapat tiga tahap yang digunakan dalam menganalisis data kualitatif, yaitu
sebagai berikut:
1. Reduksi data
memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya sehingga
2. Penyajian data
berkaitan.
Bandung)
Kota Bandung)
sebagai berikut:
Pengurusan Surat
1. Perizinan
2. Penelitian dan Observasi
3. Pengumpulan Data
4. Penyusunan Laporan
5. Proses Bimbingan
Seminar Usulan
6. Penelitian
7. Clearance
8. Studi Lapangan
Menyusun Hasil
9. Penelitian
10 Sidang Sarjana
(Sumber: Rencana Penulis, 2018)
PIPPK bertujuan untuk mengoptimalkan tugas, peran dan fungsi aparat serta
setiap Kelurahan di Kota Bandung atas dasar kerjasama antara pemerintah Kota
setiap Kelurahan;
2. Meningkatkankemampuanmasyarakatdanlembagakemasyarakatandi
Kelurahanuntukmenyelesaikanberbagaipermasalahanpembangunan
3. Meningkatkankemampuanmasyarakatdibidangpengembanganekonomi
masyarakatkhususnyapengembangankewirausahaansehinggaterbuka
baru;
4. Memantapkanprosespembelajaranpengelolaanpembangunandisetiap
Kelurahan.
1. Transparan dan akuntabel, PIPPK terbuka untuk masyarakat dan harus bisa
dipertanggungjawabkan.
di kewilayahan
kelompok ahli, dunia usaha dan masyarakat luas. Semua pihak diharapkan
transformasi dan bukan transplantasi. Oleh karena itu sebagai upaya untuk
49
Keputusan Walikota.
1. Pembina
2. Ketua
3. Wakil Ketua I :
PIPPK)
PIPPK
51
PIPPK.
PIPPK
6. Sekretaris
Kewilayahan (TPPPIPPK);
Kewilayahan (TPP-PIPPK);
Kewilayahan (TPP-PIPPK);
Sekretaris Bidang;
7. Wakil Sekretaris I:
operasional PIPPK.
operasional PIPPK.
9. KepalaSekretariat Harian:
juta rupiah). Setiap Lembaga Kemasyarakatan (RW, LPM, PKK dan Karang
Taruna) memiliki ruang lingkup kegiatan yang berbeda seperti yang diuraikan
1. Infrastruktur
2. Sosial kemasyarakatan
kurang mampu;
3. Penguatan kelembagaan RW
kewenangan Camat.
RW
kewenangan Camat.
keterwakilan wilayah dari Kota Bandung yang selanjutnya bisa dijadikan sampel
oleh penulis untuk mewakili satu wilayah yang sama. Maka penulis memilih lima
lokasi yang merupakan bagian timur, selatan, barat, utara, dan pusat Kota
keterwakilan dari setiap wilayah bagian Kota Bandung. Lima kelurahan dan
Bandung dan memiliki jarak tempuh 17km untuk sampai di Pemerintahan Kota
jumlah penduduk sebanyak 59.010 jiwa terdiri dari 28.821 jiwa laki-laki dan
Kota Bandung. Kelurahan Cipadung memiliki luas wilayah 105 Ha terdiri dari 17
RW dan 83 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 19.739 jiwa pada Tahun 2016
terdiri dari 9.613 jiwa laki – laki dan 10.141 jiwa perempuan. Kelurahan
selatan Kota Bandung dan memiliki jarak tempuh 6,1km untuk sampai di
wilayah 303,4 Ha. Jumlah penduduk Kecamatan Bojongloa Kaler terbilang padat
dan tak sebanding dengan luas wilayahnya yang kecil dibandingkan dengan
kecamatan lain yaitu sebanyak 122.020 jiwa terdiri dari 61.989 jiwa laki-laki dan
Asih.
Bojongloa Kaler Kota Bandung. Secara geografis Kelurahan Babakan Asih berada
di wilayah Selatan Kota Bandung dan memiliki jarak tempuh 4,7 km untuk
penduduk sebanyak 14.734 jiwa pada tahun 2013 terdiri dari 7.640 jiwa laki – laki
jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 108.045 jiwa terdiri dari 54.057 jiwa
Kelurahan Sukagalih.
wilayah Barat Kota Bandung dan memiliki jarak tempuh 7,6km untuk sampai di
terdiri dari 7 RW dan 45 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 15.634 jiwa pada
tahun 2014 terdiri dari 7.852 jiwa laki – laki dan 7.782 jiwa perempuan.
wilayah utara Kota Bandung dan memiliki jarak tempuh 5km untuk sampai di
wilayah 515,34 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 99.832
jiwa terdiri dari 50.591 jiwa laki-laki dan 49.235 jiwa perempuan. Secara
berada di wilayah Utara Kota Bandung dan memiliki jarak tempuh sekitar 3 km
wilayah 51,5Ha terdiri dari 16 RW dan 103 RTdengan jumlah penduduk sebanyak
61
14.607 jiwa pada tahun 2016 terdiri dari 7.269 jiwa laki – laki dan 7.338 jiwa
perempuan.
pusat Kota Bandung dan memiliki jarak tempuh hanya sekitar 1 km untuk sampai
wilayah 340 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 36.579 jiwa
terdiri dari 18.457 jiwa laki-laki dan 18.122 jiwa perempuan. Secara administratif
Babakan Ciamis.
Bandung Kota Bandung. Secara geografis Kelurahan Braga berada di pusat Kota
Bandung dan memiliki jarak tempuh 1,1km untuk sampai di Pemerintahan Kota
RT dengan jumlah penduduk sebanyak 6.308 jiwa pada Tahun 2015 terdiri dari
3.285 jiwa laki – laki dan 3.095 jiwa perempuan. Kelurahan Braga memiliki
Hotel/ Penginapan, restoran, wilayah Asia – Afrika dengan cagar budaya Gedung
62
Merdeka yang sering menjadi tujuan wisatawan lokal maupun asing, juga unik
dan khasnya Jalan Braga yang kerap menjadi spot/tempat berfoto ria.
BAB IV
Pada bab ini penulis akan memaparkan data yang diperoleh penulis dari
dilakukan pada berbagai pihak dari berbagai wilayah yang berbeda di Kota
Uraian pada bab ini didasarkan pada studi kepustakaan yaitu dengan
kepada beberapa informan yang terkait dengan penelitian penulis yaitu partisipasi
yaitu keterwakilan dari wilayah Barat, Utara, Timur, Selatan dan Pusat Kota
Bandung yang meliputi berbagai pihak yang berasal dari Kecamatan, Kelurahan,
62
63
cara mengecek data yang sama dengan teknik yang berbeda biasanya data yang
diperoleh dari hasil wawancara dibandingkan dengan keadaan sekitar dan hasil
dokumentasi.
(PIPPK)
kepada 151 kelurahan dari 30 kecamatan di Kota Bandung atas dasar kerjasama
Kelurahan.
PIPPKdirancangsebagaigerakanbersamayangterpadudalamrangka
menunjangprogram/kegiatanPemerintahDaerahsesuaidenganPeraturan
DaerahKotaBandungNomor03Tahun2014tentangRencanaPembangunan
JangkaMenengahDaerah(RPJMD)Tahun2013-2018antaralainmelalui akselerasi
duniausahadanmasyarakatluas.Semuapihakdiharapkandapat
menjalankanperandantanggungjawabnyadenganbaikdalam memberdayakan
SecarakhususperangkatPemerintahDaerahdituntutagarmampu
berperansebagaikatalispembangunanuntukmendorongterjadinyaproses
transformasidanbukantransplantasi.Olehkarenaitusebagaiupayauntuk mencapai
dibentukorganisasipelaksanaTimPengarahProgramInovasiPembangunan
danPemberdayaanKewilayahan(TP-PIPPK)yangberfungsisebagaifasilitator
dalammembantu,memberdayakandanmendampingimasyarakatdidalam
pelaksanaanseluruhtahapankegiatan,danditetapkandenganKeputusan Walikota.
Lebih jelasnya struktur organisasi pelaksana PIPPK dapat dilihat di Bagan 4.1.
65
diterima dalam bentuk kegiatan yang telah disetujui oleh pemerintah Kota yang
RW, LPM, PKK dan Karang Taruna dalam melaksanakan kegiatan PIPPK harus
dituntut tidak hanya sebagai objek kegiatan PIPPK saja namun masyarakat juga
dituntut sebagai subjek kegiatan PIPPK artinya masyarakat harus ikut serta
berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan PIPPK seperti halnya tujuan awal dari
Pemerintah Daerah saja, melainkan harus dilakukan dan didukung oleh seluruh
pembahasan ini penulis akan mencoba menganalisa hasil penelitian yang telah
dilakukan berdasarkan teori yang digunakan oleh penulis yaitu teori partisipasi
masyarakat menurut Cohen dan Uphoff. Teori masyarakat menurut Cohen dan
pemanfaatan hasil dan tahap evaluasi.Penulis juga mengaitkan teori Cohen dan
(PIPPK) selama tiga tahun ini dari mulai tahun 2015 sampai 2018. Kemudian
berpendapat bahwa pada awal tahun 2015 banyak kesulitan dalam menjalankan
juga berpendapat bahwa sebelum adanya PIPPK, RW jarang sekali bahkan tidak
kemungkinan bisa disetujui karena mereka memang paham usulan tidak datang
pengurus di Rukun Warga (RW) atau RT saja yang paham mengenai PIPPK ini.
Hal tersebut juga diakui oleh Ketua RW di kelurahan Babakan Asih dan
PIPPK hal tersebut terjadi karena memang masih banyak masyarakat yang tidak
peduli, cuek dan acuh tak acuh terhadap kegiatan dalan PIPPK. Selain itu, Ketua
mengetahui bahwa kegiatan itu berasal dari swadaya masyarakat. Pendapat dari
setempat bahwa yang mereka tahu kegiatan selama ini bukan dari PIPPK namun
dari swadaya masyarakat sedangkan untuk kegiatan yang mereka ketahui dari
PIPPK adalah kegiatan berupa pemasangan spanduk atau tanaman yang bertulisan
“PIPPK”. selain itu juga masih banyak masyarakat yang menilai bahwa bantuan
masyarakat masih ada yang belum begitu paham mengenai Program Inovasi
belum paham mengenai PIPPK, apakah masyarakat akan terlibat dalam kegiatan
tahap evaluasi. Lebih jelasnya, setiap tahap akan penulis uraikan sebagai berikut.
71
meneliti bagaimana partisipasi masyarakat dan kendala apa saja yang ditemui di
warga (RW). Ada tiga aspek yang digunakan penulis dalam tahapan ini
kewilayahan.
dilaksanakan berjalan dengan lancar, efektif, efisien dan tepat sasaran. Seperti
1. Transparan dan akuntabel, PIPPK terbuka untuk masyarakat dan harus bisa
dipertanggungjawabkan.
72
(PIPPK) karena program akan terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Semua
harapan wilayahnya.
lanjuti untuk kemudian disampaikan dan dimunculkan pada saat rembug warga.
73
masing RW. Hasil dari rembug warga akan RW input ke E-Budgeting. Dalam E-
Budgeting ada dua kamus yaitu kamus untuk kegiatan yang dimasukkan ke
Musrenbang yang artinya kegiatan tersebut berskala besar dan dilaksanakan oleh
dinas-dinas terkait. Kamus yang kedua yaitu kamus PIPPK. kamus PIPPK
kegiatan lebih berskala kecil dan sesuai dengan ruang lingkup yang ada dalam
Perwal.
kemasyarakatan Rukun Warga memiliki ruang lingkup yang berbeda seperti yang
N
LembagaKemasyarakatan Ruang Lingkup Kegiatan
o
1 Rukun Warga Infrastruktur
Sosial kemasyarakatan
Penguatan kelembagaan RW
Fasilitasi pelaksanaan ketertiban,
kebersiahn, keindahan Lingkup RW
Pemberdayaan dan inovasi ekonomi lokal
Pemberdayaan dan
2 Kesejahteraan Keluarga Fasilitasi penguatan kelembagaan
(PKK)
Fasilitasi kegiatan lingkup pokja I PKK:
mengelola penghayatan dan pengamalan
Pancasila dan gotong royong
Fasilitasi kegiatan lingkup pokja IIPKK:
74
6. Infrastruktur
e. Kegiataninfrastrukturlainnyasesuaidengankebutuhan
pembangunandilingkupRWsesuaidengankewenangan Camat
7. Sosial kemasyarakatan
c. Bantuanfasilitasdankelengkapansekolahbagianakkeluarga kurang
mampu;
8. Penguatan kelembagaan RW
h. Pengadaan Meubalair
kewenangan Camat.
9. Fasilitasipelaksanaanketertiban,kebersihan,keindahan lingkup RW
kewenangan Camat.
76
e. Kegiatanlainnyabidangekonomidankoperasidalamlingkup RW sesuai
Padasuka bahwa usulan yang masuk ke dalam E-Budgeting harus sesuai dengan
ruang lingkup yang ada pada lampiran Peraturan Walikota No. 436 Tahun 2015
makan usulan tersebut tidak bisa di input ke dalam E-Budgeting dan tidak bisa
dilaksanakan.
bahwaselain disesuaikan dengan Perwal usulan tersebut harus sesuai denga kode
rekening yang terdapat pada kamus PIPPK dalam E-Budgeting. Apabila tidak
sesuai maka usulan tidak bisa disetujui dan tidak bisa diterima. Usulan akan
diterima dan dianggarkan apabila ada dalam kode rekening dan tidak melebih
Kecamatan, Kelurahan dan rukun warga berpendapat bahwa selama ini mereka
77
masyarakat karena masih banyaknya usulan masyarakat yang tidak tersedia dalam
kode rekeing sehingga banyak usulan masyarakat yang tidak disetujui. Ketua RW
kesempatan untuk mengusulkan hanya saja usulan tersebut tidak diterima karena
ada penolakan dari sistem. Perancang sistempun sudah mengakui dan menyadari
bahwa sistem E-Budgeting masih dalam tahap revisi dan belum sempurna.
tidak sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga beliau merasa bahwa sistem
Sistem E-Budgeting pertama kali launching pada tahun 2016 dan masih
berjalan sampai saat ini. Namun sayangnya selama tiga tahun berjalan tidak ada
Permasalahan yang terjadi pun sudah dievaluasi nanun tetap saja bermasalah
seperti pendapat dari Ketua RW 4 Kelurahan Babakan Asih bahwa usulan yang
78
tidak disetujui bukan terjadi setahun saja namun hampir setiap tahun. Contohnya
diusulkan melainkan kegiatan lain yaitu pembangunan gapura dan urban farming.
Dan pada saat itu serentak semua RW di Kelurahan Babakan Asih yang disetujui
dan diakomodir dalam DPA adalah pembangunan gapura dan Urban Farming.
Braga adalah urban farming dan biogester sebuah alat yang bisa menghasilkan gas
dari berbagai sampah organik. Namun dua kegiatan tersebut bukan hasil dari
usulan masyarakat sehingga sampai saat ini urban farming dan biogester tidak
terpelihara dan tidak termanfaatkan karena itu bukan kebutuhan yang diusulkan
masyarakat dan juga tidak ada warga yang inisiatif untuk menggunakannya.Pada
yang keluar dan terakomodir dalam DPA Adalah vertical garden. Ketua RW 5
kelurahan Braga merasa kecewa dengan hasil dari DPA karena mereka
menganggap bahwa perbaikan jalan yang mereka usulkan lebih penting dan lebih
oleh Kelurahan agar tidak terjadi kesalahan dan tidak ada kendala sudah mewanti-
dengan kode rekening yang ada dalam kamus PIPPK. Namun pada bulan Maret
ada pemberitahuan bahwa usulan yang dikirim tidak disetujui karena tidak sesuai
dengan kode rekening. Hal tersebut terjadi karena ada kebijakan baru dalam kode
menginput usulan kegiatan. Usulan kegiatan yang diinput bukan berasal dari
usulan masyarakat karena sangat mendesak sehingga apapun diusulkan dan yang
terserap tujuh puluh juta masih lebih baik dibandingkan RW yang lainnya. RW
lain ada yang hanya mendapatkan dana empat puluh juta dan sampai ada yang dua
puluh juta. Namun adapula yang berbanding terbalik, ada pula RW yang
rembug warga di RW dan selanjutnya hasil dari rembug warga disampaikan pada
yang tidak tersedia dalam kode rekeing sehingga dalam pembangunan hanya
sebagian item yang tersedia. Kedua, kegiatan yang disetujui tidak sesuai dengan
yang keluar dalam DPA adalah penanaman vertical garden. Dan ketiga,
masyarakat sudah mengusulkan usulan sesuai dengan kode rekning pada akhir
tahun namun beberapa bulan pada awal tahun ada pemberitahuan bahwa usulan
tidak disetui karena tidak sesuai dengan kode rekening hal tersebut terjadi karena
ada kebijakan baru yang terlambat sedangkan usulan telah diinput sebelumnya.
masyarakat. Hanya saja usulan yang telah disampaikan oleh masyarakat banyak
diusulkantidak dilaksanakan.
81
fungsi dan peran aparat kewilayahan dapat dirasakan. Aparat kewilayahan sudah
Kelurahan Babakan Asih memaparkan bahwa peran Kelurahan sendiri yaitu untuk
kepada masyarakat agar masyarakat tidak merasa kesulitan dan terbebani dengan
kegiatan PIPPK agar sesuai dengan perwal atau petunjuk pelaksanaan PIPPK.
wargapun memahami perannya sebagai pengaju usulan kegiatan seperti apa yang
Babakan Asih.
Dalamrangkameningkatkanpemberdayaandanpartisipasi
RW. Dan juga untuk menampung apirasi atau usulan dari warga maka
Kelurahan saja yang dibutuhkan tapi penting juga untuk mengadakan Rembug
Warga. Rembug warga ini dilakukan disetiap masing-masing rukun waraga (RW)
wakilnyayanghadirdalam
unsurkepengurusanseluruhRT,kepengurusan
83
masyarakat lainnya.
sudah mengundang masyarakat secara intensif melalui surat dan melalui media
mana yang masuk dalam PIPPK dan mana yang masuk dalam usulan ke SKPD.
Kelurahan agar hal-hal yang akan dijelaskan dalam Musrenbang Kelurahan lebih
dilakukan oleh Rwnya langsung dan ada juga yang dilakukan bersama-sama di
maka bisa dilakukan sendiri oleh Rwnya langsung karena memang setiap RW
pengurus RW, RT, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat. Untuk jumlah peserta
masyarakat dan pemuda mengundang juga beberapa perwakilan dari PKK dan
Sukawarna memaparkan bahwa sebelum muncul PIPPK di RW, jarang sekali ada
ada rembug warga. Adanya rembug warga ini dapat memperat tali silaturahmi
Pelaksanaan rembug warga ini biasanya tidak dilakukan sekali atau dua
kali dalam setahun. Sekretaris Lurah Kelurahan Padasuka menuturkan bahwa hal
tersebut terjadi karena apabila ada penolakan dalam E-Budgeting yang disebabkan
karena tidak adanya item yang diusulkan dalam kode rekening maka usulan yang
85
Kelurahan Sukawarna mengatakan bahwa tahun demi tahun jumlah warga yang
pertama banyak warga yang hadir sekitar empat puluh orangnamun tahun
selanjutnya berkurang dan tahun ini warga yang hadir dalam rembug warga hanya
sekitar empat belas orang. Hal tersebut disebabkan karena ide-ide atau usulan dari
masyarakat khusunya RT yang komplain dan merasa kecewa seperti yang terjadi
malas untuk mengikuti rembug warga dan akhirnya seperti yang dijelaskan oleh
“Kalau awal awal itu kita beberapa kali ngerencanain ganti lagi ganti
lagi usulan kalau diawal awal sampai malem malem bikin RKA di
Kecamatan bareng-bareng sekecamatan karena besok kami harus nah
itu kelemahan dari PIPPK itu kenapa informasinya harus diakhir. iya
kebijakan baru itu harus. Kan gini kita ada rentan waktu dari Januari
sampai Desember dari Januari nah pas bulan Maret baru saya tau
didelete itukan dari bulan Maret. Heueh kenapa gak dari awal dari
januari biar kita ngusulinnya sesuai kode rekening padahal itukan
hasil evaluasi itu juga dari awal perwal masukkan 100.000.000
(seratus juta) biarin apa aja yang diajuin awal-awal terus terang
rembug warga itu memang ada tapi kedepannya saya langkahin
karena daripada gak keambil seratus juta mending dirembugin
bareng-bareng di Kecamatan. kedua, disini satu RW kita input data
dimasukin ke e-budgeting sama dirobah lagi capemasyarakat jadi
minusnya kalau masyarakat luas nggak ya kalau masyarakat RT jadi
pada males saya yang capenya dirubah lagi dirubah lagi.”(Ketua RW
8 Kelurahan Braga, 2018)
Dari hasil wawancara dengan Ketua RW 8 Kelurahan Braga, beliau
menjelaskan bahwa rembug warga memang ada tapi kedepannya rembug warga
RW-RW lain di kantor Kecamatan Sumur Bandung. Hal tersebut dilakukan agar
usulan cepat diselesaikan dan anggaran bisa terserap daripada menunggu lama
masyarakat secara intensif melalui surat dan melalui media sosial seperti Whats
app dan hanya perwakilan saja tidak semua masyarakat. Begitupun RW sudah
mengundang masyarakat secara intensif melalui surat dan hanya perwakilan saja.
rembug warga. Kehadiran pada rembut warga berkurang karena masih banyaknya
untuk mengikuti rembug warga dan akhirnyaada beberapa rembug warga yang
lainnya. Hal tersebut dilakukan agar cepat dan anggaran bisa terserap dibanding
harus menunggu dan aggaran tidak bisa terserap. Selain itu dengan Seringnya
kehadiran masyarakat dalam rembug wargatahun demi tahun jumlah warga yang
hadir dalam rembug warga berkurang dan bukan bertambah. Oleh karena itu dapat
untuk :
Kelurahan;
baru;
Kelurahan.
yang dibutuhkan oleh wilayahnya. Maka usulan yang diberikan oleh masyarakat
dalam PIPPK akan tepat sasaran. Sehingga PIPPK bisa dilaksanakan secara
efektif, efisien, ekonomis, demokratis dan partisipatif seperti prinsip PIPPK yang
tercantum dalam lampiran Peraturan Walikota No. 436 mengenai petunjuk Teknis
89
(PIPPK)
bahwa setiap RW pasti mempunyai skala prioritas jadi ketika proritas pertama
Namun yang terjadi pada saat ini, kegiatan yang dilakukan oleh warga
tidak sesuai dengan prioritas kewilayahan karena banyak usulan warga yang tidak
usulan pada PIPPK banyak yang tidak tersedia dan dibatasi sehingga usulan dari
hasil rembug warga tidak ada semua dalam aplikasi. Padahal usulan dari hasil
warga tersebut merupakan prioritas kewilayahan yang berasal dari usulan warga
terakomodir dalam DPA itu yang dilaksanakan. Artinya, masih ada pelaksanaan
8 kelurahan Padasuka yang mengatakan bahwa kegiatan PIPPK yang selama ini
dilakukan sebenarnya masih ada yang tidak sesuai dengan prioritas kewilayahan.
Hal itu terjadi karena RW harus mengikuti kode rekening yang terdapat dalam
dan tidak diusulkan karena sejujurnya hal yang menjadi prioritas kewialyahan di
90
infrastruktur sudah baik semuanya. Namun sesuai dengan kebijakan dari Kota
bahwa penyerapan anggaran dari PIPPK 60% untuk infrastruktur dan 40% untuk
kegiatan selain infrastruktur. Jadi sampai saat ini usulan terbanyak berkaitan
dengan infrastruktur. Padahal seperti yang dijelaskan oleh warga Kelurahan Braga
bahwa masih banyak kebutuhan yang sangat diperlukan selain infrastruktur yaitu
sebatas infrastruktur yang berkaitan dengan perbaikan gedung atau jalan saja.
infratruktur selain pembangunan gedung atau jalan yang bisa meningkatkan usaha
masyarakat.
dalam PIPPK yang tidak sesuai dengan prioritas kewilayahan. Hal tersebut terjadi
karena masih banyaknya usulan warga yang tidak disetujui dan tidak terakomodir
prioritas kewilayahan. Dari ketiga aspek yang disebutkan, dapat dipahami bahwa
91
Kurangnya partisipasi masyarakat tersebut terjadi karena dari tiga aspek yang
menjadi indikator dalam tahap perencanaan, hanya satu aspek yang sudah
salah satu hal penting dalam era demokrasi yang harus ada kebebasan dan
keterbukaan ini. Deviasi yang cukup signifikan akan terjadi apabila mengabaikan
optimal apabila ditempuh melalui partisipasi aktif masyarakat secara luas dari
jenis partispasi masyarakat, baik berupa material maupu non material. pada tahap
dapat memberikan tenaga, uang atau pun material sebagai salah satu wujud
Kewilayahan (PIPPK) di Kota Bandung. Ada tiga aspek yang digunakan dalam
1
Berdasarkam Peraturan Walikota No. 281 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Program Inovasi Pembangunan dan
Pemberdayaan Kewilayahan Kota Bandung
2
Hal tersebut tercantum dalam revisi II buku Menata Kota Warga Bedaya tentang Program Inovasi Pembangunan dan
Pemberdayaan Kewilayahan (PIIPK) Kota Bandung
93
pembangunan.
yangterjalinantaramasyarakat denganpemerintahadalahupaya
kegiatan PIPPK.
tenaga melalui lembaga kemasyarakatan rukun warga (RW) dalam PIPPK dapat
dijelaskan sebelumnya.3
bahwa ada partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga karena memang adanya
3
Tercantum dalam Lampiran Perwal No. 436 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Inovasi Pembangunan dan
Pemberdayaan Kewilayahan Kota Bandung
94
masyarakat terlibat apabila kegiatan tersebut tidak sukar dan masih bisa
diupah dan ada yang tanpa upah. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam bentuk
tenaga namun ada upah yang diterima biasanya hal tersebut terjadi apabila sudah
bekerja diberikan oleh pihak ketiga bukan dari Kelurahan ataupun lembaga
masyarakat.5
juga didapatkan jawaban bahwa dalam satu pengerjaan ada sebagian masyarakat
yang diupah dan sebagian tidak diupah. Masyarakat yang diupah ini adalah tenaga
ahli yang langsung dipilih oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk masyarakat lain
yang ikut serta selain tenaga ahli tidak mendapatkan upah. Daripada itu banyak
masyarakat yang ikut terlibat dalam PIPPK tapi tanpa diberi upah. Masyarakat
tersebut secara sukarela ikut serta dalam kegiatan PIPPK karena simpati dan rasa
4
Hasil wawancara dengan Sekcam Cibiru, Sumur Bandung, Sekcam Cipadung, Padasuka ketua RW 4 Babakan Asih
5
Hasil wawancana dengan Lurah Braga, ketua RW 3 Sukawarna,
95
ada juga wilayah yang sama sekali tidak ada keterlibatan masyarakat dalam
bentuk tenaga salah satu sebabnya diakibatkan karena masih banyaknya yang
sudah diserahkan kepada pihak ketiga. Selain itu, adanya petugas gober sebagai
petugas kebersihan menjadi salah satu alasan masyarakat tidak ikut berpartisipasi
gober dan PD Kebersihan. Tapi masyarakat tidak bisa serta merta langsung
disalahkan, masyarakat memiliki alasan lain kenapa tidak bisa ikut berpartisipasi
atau kegiatannya. 6
sepenuhnya karena masih ada wilayah yang sama sekali tidak ada keterlibatan
sudah diserahkan kepada pihak ketiga. Selain itu, adanya petugas gober sebagai
petugas kebersihan menjadi salah satu alasan masyarakat tidak ikut berpartisipasi
juga ada dalam beberapa wilayah dimana mereka paham adanya PIPPK ini
6
Hasil wawancara dengan Sekcam Kecamatan Cibeunying Kidul, Lurah Braga, Ketua RW 4 Babakan Asih, Ketua RW 6
dan 10 Cipadung, dan Ketua RW 8 Braga)
96
masyarakatdalampelaksanaanpembangunanbukan
salah satunya
berwujuduangyangbergunabagipelaksanaanpembangunan.Keterlibatanmasyarakat
partisipasimasyarakatdalammelestarikandanmengembangkanhasildari
rasamemilikidantanggungjawabmoralterhadapkeberhasilankegiatan pembangunan
yang dilaksanakan.
Namun masih banyak juga partisipasi masyarakat dalam bentuk lain karena
97
ekonomi,sepertikemiskinandanminimnya
pendapatanmasyarakat.Sehinggamasyarakat
beranggapanjangankanuntukmemberikan
untuk dipenuhi.
Berdasarkanhasilwawancarayangtelahdilakukan, diperolehinformasi
untuk membantu membiayai kegiatan dari PIPPK. Artinya masih ada kontribusi
RW, dalam DPA PIPPK hanya disediakan dana Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta
19.000.000,00 (sembilan belas juta rupiah) yang mana sisa dari dan yang kurang
berasal dari swadaya masyarakat. Contoh lain yaitu perbaikan jalan, dalam DPA
PIPPK disediakan uang yang hanya cukup untuk memperbaiki jalan dengan
panjang 100 meter. Namun pada pelaksanaanya perbaikan jalan melebih 100
meter panjang yang sudah direncanakan. Hal tersebut terjadi karena keinginan
masyarakat agar perbaikan jalan bisa sampai ke wilayah rumahnya yang memang
7
Hasil wawancara dengan seklur kelurahan Padasuka, Lurah Kelurahan Sukawarna, Ketua RW 6 Kelurahan Cipadung,
Ketua RW 12 Kelurahan Padasuka, Ketua RW 3 Kelurahan Sukawarna, dan Ketua RW 5 Kelurahan Braga.
98
hampir rata-rata kegiatan dalam PIPPK masih berpacu pada dana PIPPK saja. Hal
tersebut terjadi karena mindset masyarakat yang masih menganggap bahwa PIPPK
adalah program berbentuk uang bukan berbentuk kegiatan. Selain itu Ketua RW
agar masyarakat lebih berinisiatif untuk pembangunan wilayah yang lebih baik
partisipasimasyarakatdalambentuk
terasa oleh masyarakat secara langsung. Kemudian masih ada wilayah dalam
melaksanakan kegiatan PIPPK hanya berpacu pada dana PIPPK saja. Mindset
bukan berbentuk kegiatan dan belum paham bahwa PIPPK merupakan program
8
Hasil wawancara dengan Lurah Kelurahan Babakan Asih, Ketua RW 8 Kelurahan Braga, RW 4 Kelurahan Babakan Asih,
dan warga Kelurahan Cipadung, Padasuka serta Braga)
100
banyak bentuknya.
masyarakat dalam bentuk material atau bahan. Partisipasi tersebut bisa berupa
ada di wilayahnya seperti pemberian makanan dari toko Kunafe kepada Kelurahan
Braga sebagai salah satu bentuk kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta.
partisipasimasyarakatdalambentuk kontribusiberupasumbanganmaterial/bahan
partisipasi tersebut tidak hanya dari masyarakat sekitar melainkan juga terdapat
material/bahan. Dari pemaparan diatas maka dapat dipahami bahwa dari ketiga
aspek tersebut hanya satu aspek yang terpenuhi yaitu aspek partisipasi masyarakat
dalam bentuk material/bahan sedangkan aspek yang lain belum terpenuhi karena
masih banyak yang beranggapan bahwa dalam kegiatan PIPPK masyarakat hanya
penerima manfaat saja serta dengan adanya PIPPK swadaya murni masyarakat
menurun.
tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah
menikmati hasil dari program PIPPK.selain menikmaati hasil dari adanya PIPPK
dua aspek yang digunakan dalam tahapan pemanfaatan hasil ini,diantaranya yaitu
karena dalam Musrenbang sendiri usulan tidak hanya dari satu Kelurahan saja
adanya PIPPK ini masyarakat bisa terbantu seperti perbaikan untuk yang berskala
Manfaat yang dirasakan masyarakat ada yang terasa secara langsung dan
tidak langsung. Manfaat yang diterima masyarakat secara langsung yaitu seperti
jalan, dan penerangan jalan gang. Sedangkan manfaat secara tidak langsung
biasanya terjadi setelah hasil yang cukup lama contohnya dengan ada perbaikan
juga dulu masih ada RW yang tidak memiliki kegiatan sama sekali namun dengan
pembangunan balai RW, balai RW tidak hanya digunakan untuk rapat saja
10
Hasil wawancara dengan Sekretaris Camat Kecamatan Cibiru, Sekretaris Lurah Kelurahan Padasuka, Lurah Kelurahan
Braga, Ketua RW 10 Cipadung, ketua RW 12 Kelurahan Padasuka,
103
melainkan bisa digunakan untuk kegiatan yang lainnya seperti tempat mengaji dan
masyarakat.11
menjadi lebih maju dan sejahtera. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sekretaris
adanya PIPPK. Dulu perilaku masyarakat ketika masuk ke kantor Kelurahan tidak
menggunakan sendal karena sendal kotor becek setelah hujan. Melainkan dengan
adanya PIPPK tidak lagi ada masyarakat yang membuka sendal ketika akan
masuk ke Kantor Kelurahan. hal ini terjadi karena sudah tidak ada lagi jalan yang
masih tanah semua jalan sudah diperbaiki sampai gang-gang kecil sekalipun..
masih ada warga yang tidak merespon adanya kegiatan PIPPK ini. Ditambahkan
pula oleh pendapat Lurah kelurahan Babakan Asih bahwa masyarakat hanya
Sedangkan untuk vertical garden masih ada respon masyarakat yang tidak suka
PIPPK ini belum terasa manfaatnya karena masih banyak kendala dalam
yang mengatakan bahwa kegiatan dari PIPPK hanya kegiatan seperti pemasangan
poster-poster sedangakan untuk kegiatan yang lainnya itu bersumber dari swadaya
11
Hasil wawancara dengan Ketua RW 12 Kelurahan Cipadung, Ketua RW 4&7 Kelurahan Babakan Asih, warga
Kelurahan Braga dan warga Kelurahan Padasuka.
104
farming. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika masyarakat tidak
tahu kegiatan apa yang telah dilaksanakan oleh PIPPK maka masyarakat tidak
Dari uraian diatas maka dapat dipahami dan diketahui bahwa masyarakat
dapat memanfaatkan hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan dalam PIPPK
tidak maju menjadi maju dan sejahtera. Masyarakat bisa menangani pemasalah di
Sebelum ada PIPPK masih ada RW yang tidak memiliki kegiatan sama sekali dan
kegiatannya. Akan tetapi masih ada warga yang tidak peduli atau tidak merespon
adanya kegiatan PIPPK ini. Ditambah dengan banyaknya usulan warga yang tidak
PIPPK.Partisipasimasyarakatpadatingkataninidiwujukandengancara
wilayahnya seperti perbaikan jalan-jalan yang bolong atau rusak. Perbaikan jalan
yang rusak tersebut berasal dari swadaya masyarkat dalam bentuk iuran warga.
warga sebagai swadaya juga diterapkan di wilayah lainnya. Iuran warga bisa
berupa kas atau iuran secara dadakan. Iuran ini tidak begitu besar sehingga hanya
dapat digunakan untuk perbaikan skala kecil seperti atap yang bocor atau
perbaikan lampu yang rusak. Sedangkan untuk perbaikan skala besar RW kembali
kegiatan PIPPK juga diterapkan untuk memelihara hasil kegiatan seperti yang
fariming secara rutin dan telaten sehingga akhirnya masyarakat dapat menambah
pendapatan dengan menjual hasil panen. Hal tersebut sudah dilakukan secara
12
Hasil wawancara dengan Sekretaris Camat Kecamatan Cibiru dan Sekretaris Lurah Kelurahan Padasuka
13
Hasil wawancara dengan Kecamatan Sumur Bandung
106
memelihara hasil kegiatan PIPPK selain pemelihraan dalam bentuk tenaga dan
lampu untuk mengganti lampu yang rusak pada PJG atau penerangan jalan gang.
Selain itu juga setrum atau listrik yang digunakan untuk penerangan jalan gang
dari kegiatan sudah tidak menjadi tanggung jawab Kelurahan atau Kecamatan
lagi. Hasil kegiatan sudah menjadi tanggung jawab RW, RT dan warga untuk
yang hanya mengandalkan RW atau RTnya saja bahkan ada yang langsung
dipelihara oleh Kelurahan karena tidak ada inisiatif dari RT dan RW dalam
Kelurahan Babakan Asih dan Kelurahan Braga. Kelurahan Babakan Asih dan
Braga berinisiatif membuat tim penyiram yang bertugas untuk merawat tanaman.
108
Anggaran yang keluarpun bukan berasal dari swadaya namun berasal dari
sudah kering akan diganti dari anggaran tersebut. Hal tersebut terjadi karena
memang tidak ada pemeliharaan dari RW/RT dan warga sekitar. Bahkan ada juga
yang hanya dipelihara oleh Ketua RWnya saja, biaya yang keluar bukan dari
Selain dari hasil wawancara informan diatas, sisa dari informan lainnya
Kepedulianmasyarakatmasihdianggapkurang,masihadamasyarakatyangtidakpeduli
seperti masih ada jalan yang bolong atau rusak, tanaman terbengkalai dan vertical
garden yang tidak terpelihara dapat dilihat pada gambar dibawah ini.14
14
Hasil wawancara dengan Kecamatan Bojongloa Kaler, Sekretaris Kelurahan Cipadung, Lurah Kelurahan Sukawarna,
Ketua RW 6 kelurahan Cipadung, sekretaris RW 8 Kelurahan Padasuka, Ketua RW 5 Kelurahan Braga, Ketua RW 4
Kelurahan Babakan Asih, Ketua RW 4 kelurahan Sukawarna, warga Kelurahan Braga
109
mereka rasa itu digunakan dan bermanfaat untuk mereka. Sedangkan untuk hasil
danbiogas yang merupakan alat penghasil gas dengan menggunakan bahan yang
berasal bahan yang tak tergunakan seperti sampah organik. Hal tersebut terjadi
karena hasil kegiatan PIPPK ini bukan berasal dari usulan mereka yang
15
Hasil wawancara dengan RW 3 Kelurahan Sukawarna
110
Cipadung berinisiatif dan berencana untuk membuat inovasi sebuah inovasi baru
dalam bentuk tenaga, uang ataupun material. Hal tersebut juga dipengaruhi karena
hasil kegiatan tersebut bukan berasal dari kegiatan yang diusulkan masyarakat
sehingga masyarakat tidak peduli dan banyak hasil kegiatan PIPPK yang
Kecamatan.
111
dalam pemeliharaan masih kurang terlihat dengan masih banyaknya hasil kegiatan
yang terbengkalai.
masyarakat dalammengawasidanmenilaipelaksanaanhasil-hasil
perencanaan.Masyarakatdapatmemberikan
merupakan salah satu tahap dalam partisipasi yang bertujuan menjamin semua
Tahap Evaluasi merupakan tahap yang diterapkan oleh Cohen dan Uphoff
partisipasi masyarakat dan kendala apa saja yang ditemui di lapangan. Ada dua
aspek yang digunakan dalam tahapan ini diantaranya yaitu partisipasi masyarakat
manfaatnya. Dengan dimikian sebaiknya masyarakat ikut serta dalam menilai dan
mengawasi kegiatan yang dilaksanakan sehingga apabila ada kegiatan yang tidak
mereka memonitoring pekerjaan dari mulai 0%, 50% sampai 100% dan banyak
warga yang menanggapi kegiatan yang telah dikerjakan. Selain itu hampir semua
16
Hasil wawancara Seklur Kelurahan Cipadung, Lurah Kelurahan Babakan Asih, Lurah Kelurahan Sukawarna, Ketua RW
6 Kelurahan Cipadung, Ketua RW 10 dan Sekretaris RW 12 Kelurahan Padasuka, Ketua RE 5 dan Sekretaris RW 8
Kelurahan Braga, RW 4 Kelurahan Babakan Asih dan RW 3 Kelurahan Sukawarna)
113
diperiksa terlebih dahulu apakah pembangunan sudah sesuai dengan yang telah
direncanakan atau tidak. Kemudian banyak masyarakat yang ikut melihat dan
menilai pembangunan tersebut. Namun masih ada yang hanya hanya melihat dari
tersebut memang bisa terjadi dari pihak Kecamatan karena banyaknya kegiatan di
bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap evaluasi melalui aspek penilaian dan
dan mengawasi.
apabila ada kegiatan yang dirasa masih memiliki kekurangan maka masyarkat
Namun tindak lanjut dan saran dari masyarakat masih belum terealisasi
oleh pemerintah Daerah. Salah satunya warga Kelurahan Braga mengajukan saran
alangkah lebih baik apabila kegiatan dalam PIPPK hanya satu kegiatan hingga
selesai dibanding banyak kegiatan namun hasilnya tanggung dan tidak selesai
sepenuhnya. Sebenarnya hal tersebut tidak bisa diperbaiki oleh pemerintah pusat
karena dengan alasan bahwa PIPPK ini merupakan program stimulan untuk
tersebut tidak bisa dipahami oleh masyarakat. Sehingga dibutuhkan peran dari
RW dan kelurahan agar masyarakat paham dengan maksud dan tujuan dari adanya
PIPPK.
yang terakomodir dalam DPA PIPPK. Tahun 2016 banyak usulan masyarakat
yang tidak terakomodir dalam DPA PIPPK sedangkan kegiatan yang keluar
adalah kegiatan yang tidak diusulkan masyarakat. Setiap tahun RW protes akan
hal tersebut namun beberapa RW berpendapat bahwa sampai saat ini tidak ada
tindak lanjutnya. Kendala tersebut belum ditangani dan sampai tahun 2018 ini
tidak ada perubahan sama sekali seperti tahun sebelumnya,seperti halnya pendapat
17
Hasil wawancara dengan Sekretaris kecamatan Cibeunying Kidul, Kecamatan Bojongloa Kaler, Lurah Kelurahan
Sukawarna, Braga, Sekretaris kelurahan Cipadung, Padasuka, ketua RW 6& 10 Kelurahan Cipadung, Ketua RW 12
Kelurahan Padasuka, Ketua RW 8 Kelurahan Braga< Ketua RW 4 Kelurahan Babakan Asih dan Ketua RW 3 Kelurahan
Sukawarna
115
tahunnya tapi ada saja yang salah seperti kebijakannya yang terlambat padahal
aspek partisipasi masyarakat dalam bentuk saran dan masukan sudah dilakukan
oleh masyarakat karena semua informan berpendapat bahwa selama ini ada saran
penilaian dan pengawasan, dan aspek paritisipasi masyarakat dalam masukan dan
saran. Dari kedua aspek yang disebutkan maka dapat dipahami bahwa partisipasi
masyarkat pada tahap evaluasi sudah terpenuhi hanya saja tindak lanjut dan saran
dari masyarakat belum ditangani oleh pemerintah daerah selama beberapa tahun
ini.
BAB V
5.1 Simpulan
dengan baik. Paritisipasi masyarakat tersebut dapat dilihat dari paparan berikut :
aspirasi melalui RW yang diserahkan kembali pada setiap RT. Selain itu juga
pembagunan Kelurahan dan Rembug Waga RW. Namun masih banyak usulan-
116
117
warga tahun demi tahun. Rembug warga menjadi sering dilaksanakan karena
rembug dan tidak percaya lagi dengan RW. Kemudian dengan masih
banyaknya usulan warga yang tidak terakomodir dalam DPA PIPPK juga
PIPPK seperti memberikan makanan dan minuman untuk para pekerja kegiatan
dan uang masih kurang. Masih ada wilayah yang sama sekali tidak ada
keterlibatan masyarakat dalam bentuk tenaga dan uang yang disebabkan masih
berbentuk uang bukan berbentuk kegiatan dan belum paham bahwa PIPPK
manfaat besar bagi wilayah-wilayah di Kota Bandung dari yang tidak maju
menjadi maju dan sejahtera. Sebelum adan PIPPK, masih ada RW yang tidak
memiliki kegiatan sama sekali dan dengan adanya PIPPK banyak RW yang
diantaranya yaitu karena hasil kegiatan yang telah dilaksanakan bukan berasal
4. Pada tahap evaluasi, masyarakat sudah ikut berpartisipasi baik dalam evaluasi
5.2 Saran
Bandung, Kecamatan, Kelurahan, rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT)
mendengar dan menindak lanjuti saran dan masukan dari masyarakat. Turun
masyarakat dan wilayahnya. Selain itu, pemerintah Kota Bandung juga harus
masyarakat.
dananya, dan apa saja kendala-kendala dalam kegiatan. Hal tersebut bisa
120
membuka pemikiran warga untuk ikut berpartisipasi baik berupa tenaga, uang
rutin, atau pengumuman pada saat melaksanakan sholat jumat, pengajian dan
RW/RT harus berpengaruh menjadi public figure sebagai orang yang bisa
serta dan berperan aktif dalam PIPPK seperti tidak lelah dan selalu berusaha.
Ketika hasil kegiatan PIPPK bisa membuahkan hasil secara continue maka
lambat laun masyarakat akan tergerak untuk berpartisipasi dalam PIPPK. selain
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
121
122
Dokumen Kecamatan Cibeunying Kidul Dalam Angka Tahun 2016. PPID Kota
Bandung
Dokumen Laporan Kegiatan Sub Bagian Bina Kewilayahan Tahun Anggaran
2017. Bagian Pemerintah Sekretariat Daerah Kota Bandung
Dokumen Profil Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung Tahun 2015. PPID
Kota Bandung
Dokumen Profil dan Tipologi Kelurahan Braga Kecamatan Sumur Bandung
Kota Bandung Tahun 2017. Kelurahan Braga
Dokumen Profil dan Tipologi Kelurahan Babakan Asih Kecamatan Bojongloa
Kaler Kota Bandung Tahun 2017. Kelurahan Braga
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Bandung Tahun 2013-2018. Pemerintah Kota Bandung.
Dokumen Selayang Pandang PIPPK Kota Bandung 2015-2016-2017. Bagian
Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bandung.
Dokumen Sosialsasi PIPPK 2016. Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota
Bandung.
123
Jurnal
Mulgan, Geoff & Albury, David. 2003. Inovation in the Public Sector.
http://www.sba.oakland.edu/faculty/mathieson/mis524/resources/readi
ngs/innovation/innovation_in_the_public_sector.pdf (Diakses pada
Tanggal 31 Juli 2017 Pukul 13.00 WIB)
Peta Kota Bandung. https:// ppdbkotabandung.wordpress.com/pustaka/peta-
kota-bandung. (Diakses pada Tanggal 10 Februari 2018 Pukul 04.00
WIB)
Tyran, Jean-Robert & Sausgruber, Rupert. 2003. The Diffusion of Policy
Innovations An Experimental
Investigation.https://pdfs.semanticscholar.org/70d0/314ecde4ed00ae7bb9
4de30aad3feed0b144.pdf. (Diakses pada Tanggal 2 Januari 2018 Pukul
10.30 WIB)
Laporan Penelitian
Peraturan/Regulasi
Peraturan Mentri Dalam Negri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan
Lembaga Kemasyarakatan.
Peraturan walikota Bandung No. 281 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan
Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan Kota
Bandung.
Peraturan Walikota Bandung No. 436 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturaan Walikota Nomor 281 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan
Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan Kota
Bandung.
Lampiran Peraturan Walikota Bandung No. 436 Tahun 2015. Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan
Kewilayahan Kota Bandung.
Peraturan walikota No.107 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Walikota Bandung Nomor 281 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan
Kewilayahan Kota Bandung.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai
Pengganti dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah.