Nama
NPM
Program Studi
Konsentrasi
:
:
:
:
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANGSIANTAR
2012
PAKTA INTEGRITAS
(TESIS MAHASISWA)
NPM
: 101351055
Program Studi
Konsentrasi
Alamat
Menyatakan
bahwa
Tesis
saya
yang
berjudul
PEMBINAAN
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan
adalah : Untuk mengetahui dan
menganalisis pelaksanaan pembinaan ekonomi masyarakat pedesaan di Kecamatan
Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun.
Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pemantapan ekonomi
masyarakat pedesaan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun
kaitannya dengan Pengembangan Wilayah.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelakanaan Pelaksanaan Pembinaan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar
Kabupaten Simalungun secara statistik masih berada pada klasifikasi sedang atau
menengah. Kualitas pelaksanaan Pelaksanaan Pembinaan Pengembangan Ekonomi
Masyarakat Pedesaan berdampak pada aspek kesejahteraan masyarakat didukung
oleh data angka rata-rata pendapatan perkapita yang terus meningkat yang meningkat
dari tahun 2006-2010 di Kecamatan Dolok Batu Nanggar.
Saran agar Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui Badan
Pemberdayaan Masyarakat Nagori lebih tanggap pada hal-hal berikut : Terus
menumbuhkan Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, Kebutuhan kepentingan
lokal lebih dapat terindentifikasi dan terakomodasi, Pelaksanaan Pemberdayaan
SDM dan Pelaksanaan Pemberdayaan Sosial Budaya.
Kata Kunci
: pembinaan pemantapan
Masyarakat Pedesaan.
ekonomi,
Pembangunan
Ekonomi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan berkatNya sajalah sehingga penulis dapat menyelesaikan seminar hasil
yang berjudul : Pembinaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Dolok
Batu Nanggar di Kabupaten Simalungun.
Tujuan penulisan tesis ini, yang pertama adalah untuk melengkapi bahan
Ujian Tesis untuk memperoleh gelar Magister Sain (M.Si) pada Program Studi Ilmu
Perencanaan Wilayah dan Desa (PWD), Program Pascasarjana Universitas
Simalungun Pematangsiantar. Dalam penulisan tesis ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan yang tidak disengaja tetapi semata-mata akibat keterbatasan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis menerima semua kritik dan saran
konstruktif dari khalayak pembaca demi penyempurnaannya.
Selama perkuliahan maupun dalam penulisan tesis yang sederhana ini
penulis banyak menerima bantuan moril dan motivasi dari berbagai pihak yang tidak
disebutkan satu persatu dalam laporan penelitian ini, oleh karena itu pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Bapak/Ibu :
1. Drs. Ulung Napitu, M.Si. selaku Rektor Universitas Simalungun
2. Prof. Dr. Erika Revida, MS, selaku Direktur PPs Universitas Simalungun
Pematangsiantar sekaligus sebagai ketua Komis Pembimbing.
3. Prof. Dr. Marihot Manullang, MM, selaku Ketua Komisi Pembimbing, yang telah
membimbing saya selama penelitian ini berlangsung.
4. Drs. Pinondang Nainggolan, M.Si selaku anggota Komisi Pembimbing yang
telah membimbing saya. Beliau selalu memotivasi dan memberi semangat bagi
saya selama proses penyelesaian penelitian ini.
5. Drs. Hisarma Saragih, M.Hum selaku Komisi Pembimbing, yang telah
membimbing saya. Beliau selalu memotivasi dan memberi semangat bagi saya
selama proses penyelesaian penelitian ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan selama
perkuliahan dan ikut serta dalam memberi masukan dalam diskusi sehingga
penelitian ini semakin terarah, baik isi maupun sistematikanya.
7. Bapak/Ibu Pengurus Yayasan Universitas Simalungun atas Ijin yang diberikan
untuk mengikuti Program S2 PPs Universitas Simalungun Pematangsiantar.
8. Bapak Camat Dolok Batu Nanggar, atas bantuannya memberi data-data yang
diperlukan dalam penelitian ini.
2
9. Suami tercinta, terima kasih atas dukungan dan partisipasinya di akhir pengerjaan
Tesis ini sehingga saya tetap semangat menyelesaikan pendidikan S-2 ini.
10. Teman-teman saya semasa mengikuti pendidikan S-2 yang telah membantu dan
mendorong sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan mulai dari
perkuliahan, tugas-tugas sampai pada penulisan tesis ini, khususnya Ibu Donna
Veronica Saragih, SE.
11. Para staff pegawai sekretariat Program Pascasarjana USI atas segala bantuan
Bapak/Ibu yang tak terlupakan turut memperlancar proses administrasi selama
perkuliahan dan dalam penulisan tesis ini.
Akhirnya, penulis berharap agar tesis ini nantinya dapat memenuhi
fungsinya dan bermanfaat bagi penulis dan segenap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
a) Belum meratanya distribusi faktor produksi dan prasarana (fisik non fisik)
ke seluruh wilayah pedesaan.
b) Masih banyak desa dan kawasan pedesaan yang tertinggal akibat
pengelolaan pembangunan bersifat sentralik dan adanya aglomerasi di
pusat-pusat wilayah pedesaan yang cepat maju.
c) Belum optimalnya pemanfaatan potensi ekonomi pedesaan yang bertumpu
pada keunggulan geografis dan sumber daya manusia sekaligus basis
ekonomi dalam pembangunan perdesaan dan,
d) Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam tahapan implementasi
pembangunan desa.
1.2. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, maka adapun permasalahan yang
akan dihadapi dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pelaksanaan Pembinaan
Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten
Simalungun Dalam Pengembangan Wilayah.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi :
1. Untuk
mengetahui
dan
menganalisa
pelaksanaan
pemantapan
ekonomi
a. Manfaat Teoritis :
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pelaksanaan pemantapan
ekonomi masyarakat pedesaan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar
Kabupaten Simalungun.
2. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pemantapan ekonomi
masyarakat di Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun
kaitannya dengan pengembangan wilayah.
b. Manfaat Praktis :
1. Sebagai bahan masukan kepada pengambil kebijakan dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Simalungun dalam usaha peningkatan pemantapan
ekonomi masyarakat pedesaan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar
Kabupaten Simalungun kaitannya dengan Pengembangan Wilayah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang sehat juga dimaksudkan untuk memberikan perangsang bagi usaha desa yang
produktif dengan memanfaatkan potensi kegotong-royongan yang hidup di daerah
pedesaan.
Pelaksanaan program bantuan desa dilakukan oleh desa itu sendiri sehingga
disamping memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat secara luas dalam
pembangunan. Sambil melaksanakan program-program dibidang ekonomi sosial
budaya maka kegiatan pembangunan desa akan meningkat pula kemampuan aparatur
desa dalam perencanaan/pelaksanaan pembangunan.
Selain akan memberi pengaruh langsung, pelaksanaan program-program
pembangunan desa tersebut diatas juga menciptakan berbagai pengaruh yang tidak
langsung seperti peningkatan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan,
perluasan kesempatan kerja dan perbaikan serta penyempurnaan organisasi
pemerintah daerah.
Berbagai program pembangunan desa dalam perencanaan partisipatif yang
diterapkan oleh pemerintah yang secara umum untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat desa, tertuang dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri (Direktur
Jenderal Pembangunan Desa) Nomor 414.24/185/set 10 Juni 1996, bahwa dalam
rangka penerapan Metode P3MD terdapat 12 program/kegiatan yang erat kaitannya
dengan arah pembangunan desa. Program tersebut ditujukan untuk :
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan termasuk
kelompok miskin dan perempuan.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan.
3. Meningkatkan penyediaan prasarana sosial ekonomi masyarakat pedesaan.
4. Memperluas kesempatan berusaha dan mengembangkan usaha bagi
masyarakat pedesaan.
5. Mengembangkan kapasitas masyarakat dalam merencanakan, menyelenggarakan
dan melestarikan pembangunan serta mengakses sumber daya yang tersedia.
6. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melakukan pengawasan
terhadap program pembangunan di pedesaan.
semua
pihak
dan
berlangsung
secara
menyeluruh
serta
Beralihnya
sistem
pemerintahan
di
Indonesia
dari
sentralisasi
ke
h. Tidak adanya dialog yang efektif antara para pelaku pembangunan dalam
perencanaan.
i. Perencanaan pembangunan daerah tidak sesuai dengan metodologi perencanaan
yang sistematis.
j. Tidak jelasnya peran, fungsi serta kontribusi pemerintah propinsi dalam
perencanaan di wilayahnya.
k. Tidak terfasilitasinya potensi dari sektor swasta dan masyarakat dalam
perencanaan pembangunan daerah.
l. Kurang akurat dan validnya data yang tersedia untuk pembuatan kebijakan dan
perencanaan.
2.1.4. Konsep Pemberdayaan Masyrakat
Pemberdayaan merujuk pada pengertian perluasan kebebasan memilih dan
bertindak. Bagi masyarakat miskin, kebebasan ini sangat terbatas karena
ketidakmampuan bersuara (voicelessnes) dan ketidakberdayaan (powerlessnes)
dalam hubungan dengan negara dan pasar. Karena kemiskinan adalah multi dimensi,
masyarakat miskin membutuhkan kemampuan pada tingkat individu (seperti
kesehatan, pendidikan dan perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti bertindak
bersama untuk mengatasi masalah). Memberdayakan masyarakat miskin dan
terbelakang menuntut upaya menghilangkan penyebab ketidakmampuan mereka
meningkatkan kualitas hidupnya.
Unsur-unsur pemberdayaan pada masyarakat pada umumnya adalah :
a. Inklusi dan partisipasi
b. Akses pada informasi
c. Kapasitas organisasi lokal
d. Profesional pelaku pemberdayaan
Inklusi berfokus pada pertanyaan apa yang diberdayakan, sedangkan
partisipasi berfokus pada bagaimana mereka memberdayakan dan peran apa yang
mereka mainkan setelah mereka menjadi bagian dari kelompok yang diberdayakan.
Partisipasi masyarakat miskin dalam menetapkan prioritas pembangunan pada
tingkat nasional maupun daerah diperlukan guna menjamin bahwa sumber daya
pembangunan (dana, prasarana/sarana tenaga ahli dan lain-lain) yang terbatas secara
nasional maupun pada tingkat daerah dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan
prioritas masyarakat miskin tersebut.
Memberdayakan masyarakat berarti melakukan investasi pada masyarakat,
khususnya masyarakat miskin, dan organisasi mereka, sehingga asset dan
kemampuan mereka bertambah, baik kapasitas perorangan maupun kapasitas
kelompok. Agar pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung secara efektif, maka
reformasi kenegaraan, state reform, harus dilakukan pada tingkat nasional maupun
daerah.
Adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan menghasilkan
wujud yang berbeda jika pembangunan tidak melalui proses yang partisipatif.
Pembangunan yang partisipatif menghasilkan tata pemerintahan yang lebih baik,
kemakmuran yang lebih adil, pelayanan dasar yang lebih bermanfaat bagi
masyarakat banyak, akses ke pasar dan jasa bisnis yang lebih merata, organisasi
masyarakat yang lebih kuat, dan kebebasan memilih yang lebih terbuka.
2.1.5. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Sulistiany (2004) pemberdayaan mengandung arti tangguh atau kuat. Secara
etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar daya yang berarti kekuatan atau
kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai
sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan dan atau proses
pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada
pihak yang kurang atau belum berdaya. Berdasarkan beberapa pengertian
pemberdayaan yang dikemukakan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pada hakekatnya pemberdayaan adalah suatu proses dan upaya untuk memperoleh
atau memberikan daya, kekuatan kepada individu dan masyarakat lemah dapat
mengidentifikasikan, menganalisis, menetapkan kebutuhan dan potensi serta masalah
yang
dihadapi
dan
sekaligus
memilik
alternatif
pemecahannya
dengan
kesejahteraan
rakyat.
Dalam
upaya
memperlancar
aspek
10
Feed Back
Pemerintah
Kec. Dolok Batu Nanggar
Pembinaan
Pemantapan
Ekonomi
Masyarakat
Pemerintah
Kelurahan/
Nagori
Dampak :
Ekonomi,
Teknis,
Mental
Dan
Struktur
Sosial
Kesejahteraan
Masyarakat
11
PENGEMBANGAN WILAYAH
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Metode penelitian dirancang agar ada suatu tuntutan kerja penelitian agar
penelitian tersebut memenuhi tujuan penelitian yang telah ditentukan pada bab
sebelumnya. Dalam penelitian kita memerlukan data, yaitu suatu kerja yang menjadi
pedoman penelitian. Menurut Masri Singarimbun dan Sofiyan Effendi (1999 : 44)
penelitian digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu : Penelitian Penjajakan (eksploratif),
Penelitian Penjelasan (eksplanatori), dan Penelitian Deskriptif.
1. Tipe Penelitian Eksploratif
Adalah penelitian yang bertujuan menemukan sebab terjadinya sesuatu,
bersifat terbuka masih mencari-cari dan belum mempunyai hipotesis.
2. Tipe Penelitian Penjelasan (Eksplanatori) atau uji hipotesis
Tipe penelitian ini menyoroti hubungan antara variabel penelitian dan
menguji hipotesis atau testing research.
3. Tipe Penelitian Diskriptif
Untuk mengetahui perkembangan saran tertentu atau frekuensi terjadinya
suatu aspek fenomena sosial tertentu dan untuk mendiskripsikan secara
terinci fenomena sosial tertentu.
12
13
14
Tabel 3.1.
Distribusi Sampel Penelitian Menurut Nagori/Kelurahan di Kecamatan Dolok Batu
Nanggar Kabupaten Simalungun
Sampel
No
Nagori/Kelurahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Silenduk
Bah Tobu
Bandar Selamat
Dolok Merangir Satu
Dolok Merangir Dua
Serbelawan
Dolok Ilir Satu
Dolok Mainu
Bahung Kahean
Dolok Ilir Dua
Kahean
Dolok Hataran
Dolok Tenera
Padang Mainu
Bahung Huluan
Jumlah
LMD
5
5
5
4
5
5
2
5
6
5
3
2
7
5
5
69
Tokoh
Masyarakat
4
5
5
5
5
5
5
6
5
5
5
5
5
4
5
74
Masyarakat
Total
4
5
7
5
7
5
5
5
5
7
4
5
8
5
5
82
13
15
17
14
15
15
15
16
16
15
14
15
17
14
15
225
15
Karena
populasinya
bersifat
homogen
yaitu
peserta
Musrembang
Kecamatan sebanyak 225 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik yang diberikan Krejcie dan Morgan dalam Wirartha (2005)
dengan rumus :
S
x 2 NP(1 P)
d 2 (N 1) X 2 p(1 p)
Dimana :
S = ukuran sampel
N = ukuran populasi
P = proporsi populasi (0,5)
D = derajad ketelitian
X2 = nilai tabel X2 (3,841)
Berdasarkan rumus diatas, didapat jumlah sampel penelitian ini sebesar 36
pelanggan sebagai unit yang dihitung sebagai berikut :
3,841 . 225 (1 0,5)
S
0,05 (225 1) 3,841 . 0,5 (1 0,5)
3,841 . 112,5
S
11,20 3,841 . 0,25
432,1125
S
12,16205
S = 35,53 (dibulatkan ke atas menjadi 36)
Klasifikasi
Masyarakat
Tokoh Masyarakat
LMD
JUMLAH
Jumlah
Alokasi Sampel
82
74
69
225
13
12
11
36
16
17
Adalah analisa yang digunakan terhadap data yang diperoleh dari wawancara
dan daftar pertanyaan yang pembahasannya digunakan teknik statistik deskriptif
dengan metode tabulasi data, karena datanya sudah dikuantifikasi berwujud
angka-angka.
Tahap analisis pada penelitian ini dilakukan setelah kompilasi data setelah
lengkap, angkat yang dirancang dibagi kepada responden, lalu dilakukan tabulasi
data lapangan (primer) dan tahapan selanjutnya menentukan. Untuk mengetahui dan
menganalisis pelaksanaan pemantapan ekonomi masyarakat pedesaan di Kecamatan
Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun kaitannya dengan Pengembangan
Wilayah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Sebelah Utara berbasan dengan Kabupaten Serdang Bedage dan Deli Serdang
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Batubara dan Asahan
Ditengah Kota Pematangsiantar
4.2. Gambaran Umum Kecamatan Dolok Batu Nanggar
Wilayah Kecamatan Dolok Batu Nanggar mempunyai luas 135,30 km 2
terletak pada ketinggian 250 meter diatas permukaan laut. Batas-batas wilayah
Kecamatan Dolok Batu Nanggar adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kecamatan Bandar
Sebelah Selatan
: Kecamatan Siantar
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Tabel 4.1
Luas Nagori dan Jumlah Penduduk Menurut Nagori
Di Kecamatan Dolok Batu Nanggar
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nagori
Luas
Silenduk
9,26
Bah Tobu
13,34
Bandar Selamat
8,30
Dolok Merangir Satu
14,60
Dolok Merangir Dua
11,75
Serbelawan
5,10
Dolok Ilir Satu
7,00
Dolok Mainu
4,22
Bahung Kahean
5,15
Dolok Ilir Dua
9,18
Kahean
6,44
Dolok Hataran
7,93
Dolok Tenera
5,25
Padang Mainu
8,78
Bahung Huluan
19,00
Jumlah
122,16
Sumber : Kantor Camat Dolok Batu Nanggar, 2012
Penduduk
2.276
2.843
2.432
4.001
624
10.113
3.653
2.278
1.217
850
2.037
2.624
1.756
1.766
1.242
39.712
19
pendapatan
masyarakat
sebagai
subyek
dan
obyek
pembangunan.
Besarnya dana Bantuan Keuangan untuk pembangunan nagori/Kelurahan
yang dialokasikan kepada setiap nagori/kelurahan setiap tahun berbeda-beda. Secara
umum dana bantuan tersebut digunakan untuk kegiatan :
A. Bantuan biaya pembangunan nagori/kelurahan sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan hasil musyawarah seperti :
a. Prasarana/Sarana Perhubungan
b. Prasarana/Sarana Sosial
c. Prasarana/Sarana Penunjang Ekonomi Masyarakat dan Produksi
d. Prasarana/Sarana Pemasaran
B. Bantuan biaya pembangunan nagori/kelurahan untuk kegiatan PKK, pembinaan
anak dan remaja.
C. Bantuan biaya pembangunan nagori/kelurahan untuk biaya operasional pembinaan
bantuan keuangan yang dikelola oleh Pangulu/Lurah dan untuk pengadaan sarana
20
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Laki-laki
25
69,44
Perempuan
11
30,56
36
100
Jumlah
Sumber : Hasil Kuesioner, 2012
21
Tabel 4.3.
Klasifikasi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
SD
11,11
SLTP
13
36,11
SLTA
10
27,78
Diploma/ Sarjana
22,22
S2 / S3
2,78
Jumlah
36
100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan SD
4 orang (11,11%) yang turut menjadi sampel penelitian, SLTP 13 orang (36,11%)
yang
berpendidikan
SLTA 10
orang
(27,78%)
sedangkan
responden
pembinaan
Pengembangan
Ekonomi
Masyarakat
Pedesaan
di
Tabel 4.7.
Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Perumus atau Penyusun Perencanaan
Pembangunan, Pembinaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan hanya terbatas pada
Instansi-instansi Pemerintah saja
Pilihan
Jawaban Responden
Jumlah
Persentase
22
Tidak pernah
11
30,56
Kadang-kadang
16
44,44
Pernah
16,67
Sering
8,33
Sering sekali
Jumlah
36
100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden yang tidak
pernah bahwa Perumus atau penyusun perencanaan pembangunan, pembinaan
ekonomi masyarakat pedesaan hanya terbatas pada instansi-instansi pemerintah
saja sebanyak 7 orang (17,94%), kadang-kadang sebanyak 15 orang (38,46%),
pernah sebanyak 11 orang (28,21%), sering sebanyak 5 orang (12,82%)
sedangkan responden yang mengatakan sering sekali tidak ada.
Tabel 4.7.
Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Pendekatan Perencanaan Partisipasif
Pembinaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Tingkat Desa/Nagori
tidak berkelanjutan dan tidak bersambung ke tingkat
perencanaan pembangunan diatasnya
Pilihan
Jawaban Responden
Jumlah
Persentase
Tidak pernah
11
30,56
Kadang-kadang
16
44,44
Pernah
16,67
Sering
8,33
Sering sekali
Jumlah
36
100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden yang tidak
pernah bahwa Mengenai Pendekatan Perencanaan Partisipasif Pembinaan
Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Tingkat Desa/Nagori tidak berkelanjutan dan
tidak bersambung ke tingkat perencanaan pembangunan diatasnya sebanyak 1
orang (2,78%), kadang-kadang sebanyak 4 orang (11,11%), pernah sebanyak 10
23
Jawaban Responden
Jumlah
Persentase
Sangat sering
25,00
Sering
25,00
Pernah
13
36,11
Kadang-kadang
8,33
Tidak pernah
5,56
Jumlah
36
100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden yang sangat
sering bahwa Adanya Dialog Yang Efektif Antara Para Pelaku Pembangunan
Dalam Pembinaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan sebanyak 9 orang (25,00%),
sering sebanyak 9 orang (25,00%), pernah sebanyak 13 orang (36,11%), kadangkadang sebanyak 3 orang (8,33%), sedangkan responden yang mengatakan
sangat tidak pernah ada sebanyak 2 orang (5,56%).
Tabel 4.10.
Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Selalu Akurat dan Validnya Data
Yang Tersedia untuk Pembuatan Kebijakan dan Perencanaan
Pembinaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan
Pilihan
Jawaban Responden
Jumlah
Persentase
Sangat sering
11,11
Sering
13,89
Pernah
13
36,11
Kadang-kadang
22,22
Tidak pernah
16,67
24
Jumlah
36
100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden yang sangat
sering bahwa Selalu Akurat dan Validnya Data Yang Tersedia untuk Pembuatan
Kebijakan dan Perencanaan Pembinaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan
sebanyak 4 orang (11,11%), sering sebanyak 5 orang (13,89%), pernah sebanyak
13 orang (36,11%), kadang-kadang sebanyak 8 orang (16,67%), sedangkan
responden yang mengatakan sangat tidak pernah ada sebanyak 6 orang
(16,67%).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian analisis diatas dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan
Pembinaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan secara statistik masih
berada pada klasifikasi sedang atau menengah.
Kesimpulan penelitian ini terbatas pada asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Tahun penelitian dilakukan adalah tahun 2012
2. Penelitian dilakukan dengan mengambil responden sebanyak 36 orang yang
terklasifikasi sebagai LMD, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat.
3. Penelitian ini dilakukan dengan objek Pelaksanaan Pembinaan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan.
25
2. Saran
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diketahui bahwa tingkat perbaikan
Pelaksanaan Pembinaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan di
Kecamatan Dolok Batu Nanggar pada kategori partisipasi cukup atau sedang
yang berarti masih perlu ditingkatkan lagi pada masa mendatang.
Hasil penelitian tersebut belum maksimal, berarti baik Pemerintahan
Nagori, Kelurahan, Pemerintahan Kecamatan Dolok Batu Nanggar dan Pemerintah
Kabupaten Simalungun melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Nagori masih
perlu berbenah dengan membuat kebijakan yang terencana dalam pengelolaan
Pelaksanaan Pembinaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan di
Kecamatan Dolok Batu Nanggar.
Dari jawaban responden terhadap pertanyaan dalam angket terbuka,
ditambah hasil wawancara dengan informan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat
Nagori Kabupaten Simalungun bahwa jawaban mereka terpola pada saran agar
Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat
Nagori lebih tanggap pada hal-hal berikut :
1) Terus menumbuhkan Partisipasi masyarakat dalam perencanaan.
2) Kebutuhan kepentingan lokal lebih dapat teridentifikasi dan terakomodasi.
3) Pelaksanaan Pemberdayaan SDM.
4) Pelaksanaan Pemberdayaan Sosial Budaya.
26