Anda di halaman 1dari 18

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DANA DESA TERHADAP PEMBANGUNAN

DAN PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT


(Studi Kasus di Desa Bernai, Kabupaten Sarolangun, JAMBI)

PROPSAL SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
Jurusan Ekonomi Syariah Pada Fakultas Syariah
Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran Jakarta

Oleh:

RAFI’I RAFSANJANIE
NIM: 191120009

FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan proposal skripsi. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita

Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Amin.

Adapun proposal skripsi ini berisikan materi tentang “IMPLEMENTASI PENGELOLAAN

DANA DESA TERHADAP PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT”

proposal skripsi ini merupakan syarat untuk melanjutkan skripsi agar menyelesaikan Pendidikan di

Program Studi Strata Satu (S.1) pada Program Studi Ekonomi Syariah di Institut Perguruan Tinggi

Ilmu Al-Quran Jakarta.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih kurang sempurna dalam hal isi

maupun pemakaian bahasa, sehingga penulis memohon kritikan yang membangun untuk

penulisan selajutnya. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas akhirnya penulis

dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.

Jakarta, 09 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Fokus Penelitian................................................................................................................................5
Tujuan Penelitian...............................................................................................................................5
Manfaat Penelitian.............................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................7
TELAAH PUSTAKA..........................................................................................................................7
A. Penelitian terdahulu...................................................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................................14
METODE PENELITIAN..................................................................................................................14
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................................................................14
B. Lokasi Penelitian.........................................................................................................................14
C. Kehadiran Peneliti.......................................................................................................................15
D. Data dan Sumber Data................................................................................................................15
E. Sistematika Penulisan Skripsi......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Negara Indonesia secara terus menerus melakukan pembangunan dan pembaruan
kebijakan demi mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Ketimpangan pembangunan
di Indonesia menjadi masalah pokok pelaksanaan pembangunan nasional, sehingga
pemerintah Indonesia terus menerus mengupayakan peningkatan pelaksanaan pembangunan
nasional agar laju pembangunan daerah serta laju pembangunan desa dan kota semakin
seimbang.

Dana Desa adalah salah satu bentuk upaya pemerintah Indonesia untuk pembangunan
secara fisik maupun non fisik serta memulihkan ekonomi masyarakat . Pembangunan sangat
diperlukan untuk menunjang kegiatan- kegiatan sosial ekonomi masyarakat, Tanpa fasilitas,
sarana dan prasarana yang memadai, maka produktifitas masyarakat juga akan stagnan. Maka
dari itu, pembangunan secara fisik sangat penting untuk dilakukan. Begitupun juga
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat.

Aspek ini menjadi hal yang tak kalah penting dengan pembangunan, saat
pembangunan disegala lini sudah dilakukan, termasuk pembangunan fasilitas, sarana dan
prasarana, maka pembangunan hanya akan meningkat dari segi fisiknya saja, sedangkan
keahlian masyarakat masih minim untuk memanfaatkan fasilitas dan sarana prasarana
tersebut.

Dalam UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa dijelaskan bahwa Dana Desa adalah
bagian dari kebijakan fiskal pemerintah. Undang- undang Desa telah menempatkan Desa
sebagai ujung tombak peningkatan kesejahteraan dan pembangunan masyarakat. Desa
diberikan kewenangan dengan sumber dana yang ada untuk mengelola potensi yang
dimilikinya, meningkatkan ekonomi dan juga kesejahteraan masyarakat desa.

Disini, Desa juga berwenang untuk mengatur dan mengelola keuangan Desa. Dana
Desa adalah sebagai bantuan stimulan untuk mendorong dan membiayai program pemerintah
desa yang melibatkan partisipasi, swadaya dan gotong royong masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan. Dengan tujuan dan sasaran pengelola Dana Desa
adalah Kepala Desa yang dibantu oleh Tim Pelaksana dan Teknis Pengelolaan Keuangan
Desa, Bendahara Desa, serta Tim Pelaksana Teknis Kegiatan yang utamanya adalah
Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam melakukan pembangunan, tentunya Desa membutuhkan sumbersumber


pendapatan untuk melakukan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pada
tahap perencanaan Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Desa),
masyarakat akan memberikan usulan dan pendapat untuk semua kegiatan baik pembangunan
fisik maupun non fisik di Desa. Pendapat atau usulan yang dikemukakan oleh partisipan/

4
masyarakat adalah pendapat yang sedikit banyak dapat membangun dan meningkatkan
kesejahteraan di Desa

Desa Bernai adalah salah satu dari 10 desa yang terletak di wilayah Kec. Sarolangun
Kab. Sarolangun. Wilayahnya terletak di dataran rendah dengan luas 6.184,00 km². Pusat
pemerintahannya terletak di Desa Bernai Luar RT ? RW ? dengan area lahan seluas 0,3 Ha.
Jumlah penduduk Desa Bernai sebanyak 3.286 jiwa yang tersebar di Desa Bernai, 24 RT,
Dari jumlah tersebut, terdiri dari laki-laki 1.581 jiwa dan perempuan 1.705.

Permasalahan sosial dan kesejahteraan rakyat adalah permasalahan yang timbul dalam
masyarakat akibat suatu perubahan atau keadaan yang mengakibatkan gangguan atau kendala
baik secara langsung maupun tidak langsung.1 Di Desa Bernai sendiri masih terdapat
permasalahan- permasalahan sosial, seperti kemiskinan, pendidikan, keagamaan, kesehatan,
pengangguran dan kriminalitas.

Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka permasalahan
yang di dapat yaitu:
1. Bagaimana implementasi pengelolaan dana desa terhadap pembangunan di Desa
Bernai, Kabupaten Sarolangun, JAMBI?
2. Bagaimana upaya Peningkatan mutu pengelolaan dana desa terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Masyarakat Di Desa Bernai, Kabupaten Sarolangun, JAMBI?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi pembangunan di Desa Bernai, Kabupaten
Sarolangun, JAMBI
2. Untuk mendeskripsikan upaya Peningkatan mutu pengelolaan dana desa terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Di Desa Bernai, Kabupaten Sarolangun, JAMBI
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat atau kegunaan, baik manfaat dalam bidang teoritis maupun dalam
bidang praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut

1. Manfaat secara Teoritis


Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi khususnya yang berkaitan
dengan
Pengelolaan Dana Desa.

1
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarolangun

5
2. Manfaat Praktis

a. Manfaat penelitian bagi lembaga atau institusi yang diteliti


Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi pihak- pihak yang terkait
dengan Dana Desa, seperti Kepala Desa, BPD, perangkat Desa, Pendamping Dana
Desa dan lainnya sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan
ataupunkeputusan oleh lembaga dalam pengelolaan Dana Desa.

b. Manfaat bagi Akademik


Secara akademik, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih
perbendaharaan perpustakaan PTIQ Jakarta dalam hal menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan terkait dengan pengelolaan Dana Desa.

c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya


Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi atau pemikiran
yang dijadikan dasar pijakan penelitian yang sejenis.

6
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Penelitian terdahulu

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul di atas dan untuk memperoleh
gambaran yang jelas serta dapat mempermudah pengertiannya, berikut ini penulis sajikan
penelitian terdahulu:

1. Dana Desa
Secara konseptual, dana berarti uang yang disediakan untuk suatu keperluan, biaya,
kesejahteraan.2 Sedangkan Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah
keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang
Kepala Desa).3 Secara
istilah Dana Desa berarti uang yang disediakan untuk keperluan/ biaya kesejahteraan
masyarakat Desa. Dalam UU No.6 Tahun 2014 dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi
Desa, yang ditransfer melalui anggaran belanja daerah Kabupaten/Kota. Dana ini
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembinaan
kemasyarakatan pelaksanaan pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa.4
Menurut Nurhakim, Village finance is all basic right and obligations that can be
assessed with money, and everything, wether in the form of money or goods that can
be used as a village property, relates to the implementation of right and obligations. 5
Yang berarti bahwa keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dasar yang dapat
dinilai dengan uang, dan semuanya, baik berupa uang atau barang itu dapat digunakan
sebagai milik Desa, terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.

` UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 72 ayat (1), Pendapatan Desa bersumber
dari:
a. Pendapatan Asli Desa, diantaranya berasal dari Hasil usaha, hasil aset, swadaya
partisipasi, gotong-royong masyarakat, dan lain-lain dari pendapatan asli Desa
b. Dana Desa dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten atau Kota (paling
sedikit sebesar10%)

2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Dasar Dana, diakses dari https://kbbi.web.id/dana pada
hari Sabtu, 11 Juni 2022 pada pukul 9.50 WIB
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Dasar Dana, diakses dari https://kbbi.web.id/dana pada
hari Sabtu, 11 Juni 2022 pada pukul 9.52 WIB
4
UU No. 6 Tahun 2014
5
Irman Nurhakim dan Ivan Yudianto, Implementation of Village Fund Management, Journal of
Accounting Auditing and Busines Vol.1,No.2,2018, from jurnal.unpad.ac.id, acces on Saturday 04 November
2020

7
d. Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota (minimal sebesar 10% dari Dana Bagi Hasil dan Dana
Alokasi Umum)
e. Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kab/Kota
f. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
g. Lain-lain pendapatan Desa yang sah6

Dana Desa adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer
melalui APBD kabupaten/kota dan diprioritaskan untuk pelaksanaan pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa. Tujuan diadakannya dana desa adalah
meningkatkan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa,
mengentaskan kemiskinan, Mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa,
Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dan objek pembangunan.

Masing- masing Desa memiliki porsi Dana Desa berdasarkan metode cara
penghitungan dana desa. Proporsi dan bobot formula mulai 2018 adalah sebagai
berikut:
a. 1. 77% Porsi yg dibagi rata (Alokasi Dasar),
b. 3% Alokasi aformasi untuk daerah tertinggal dan daerah sangat tertinggal.
c. 20% Porsi berdasarkan formula (Alokasi Formula):
- Jumlah penduduk desa sebesar 10%,
- Angka kemiskinan desa sebesar 50%,
- Luas wilayah desa sebesar 15%,dan
- Tingkat kesulitan geografis desa sebesar 25%.7

Setelah Dana Desa diperoleh. Maka penggunaannya pun harus sesuai dengan Prinsip-
prinsip Penggunaan Dana Desa. Prinsip- prinsip tersebut diantaranya adalah:
a. Swakelola dan berbasis sumber daya Desa, dimana pelaksanaannya dilakukan secara
mandiri dengan mendayagunakan sumberdaya alam Desa, mengutamakan tenaga
kerja, pikiran dan keterampilan warga Desa serta kearifan lokal.
b. Keadilan, yaitu memprioritaskan hak dan kepentingan seluruh warga Desa tanpa
membeda-bedakan status sosial.
c. Tipologi Desa, yaitu mempertimbangkan situasi dan kondisi dari kenyataan
karakteristik ekonomi, sosiologis, antropologis, geografis, dan ekologi Desa, serta
mempertimbangkan perkembangan atau perubahan dan kemajuan Desa
d. Kebutuhan prioritas, yaitu memprioritaskan kepentingan Desa yang lebih mendesak,
lebih dibutuhkan dan berhubungan
e. langsung dengan kepentingan sebagian besar masyarakat Desa Penggunaan Dana
Desa diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa,
terutama untuk peningkatan kualitas hidup, penanggulangan tingkat kemiskinan , dan
juga kesejahteraan masyarakat.
f. Partisipatif, yaitu mengutamakan prakarsa dan kreatifitas Masyarakat. Selalu
melibatkan masyarakat lokal, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
sampai ke tahap evaluasi.
6
UU No.6 Tahun 2014
7
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Buku Pintar Dana Desa, Dana Desa Untuk Kesejahteraan
Masyarakat, (KemenkeuRI, Jakarta:2017),32-33.

8
g. Kewenangan Desa, yaitu berupa kewenangan lokal berskala Desa dan kewenangan
hak asal- usul.

Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKUD oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara (BUN) melalui KPPN, Sedangkan penyaluran Dana Desa dari RKUD ke
RKD dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) yang menyalurkan dari APBD.
Mekanisme penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap dari Pemerintah Pusat (APBN)
ke Kabupaten/ Kota (APBD), dan selanjutnya ke Desa (APBDes). Ada 2 tahap penyaluran
yaitu sebagai berikut:

A. Tahap I, disalurkan sebesar 60% dari total pagu Dana Desa, paling cepat bulan Maret
dan paling lambat bulan Juli.
B. Tahap II, disalurkan sebesar 40% dari pagu Dana Desa, paling cepat bulan Agustus.
Lalu paling lambat 7 hari kerja setelah Dana
C. Desa berhasil diterima di APBD Kabupaten/ Kota pada setiap tahap, Dana tersebut
harus segera disalurkan ke Desa.8

2. Pembangunan
Pembangunan berasal dari kata “bangun” yang berarti bangkit, berdiri, atau
menaikkan. Pembangunan adalah proses menaikkan atau meningkatkan seluruh
sistem sosial, ekonomi, politik, budaya, intrastruktur, iptek, pendidikan, pertahanan,
dan lain- lain yang bertujuan untuk kelayakan hidup manusia.

Teori pembangunan juga dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus (1798) yang
berpendapat bahwa proses pembangunan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi
memerlukan usaha yang konsisten dari mayarakat. (rakyat). Bahkan beliau
menyampaikan bahwa pembangunan suatu negara akan mengalami kemerosotan
terlebih dahulu beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi yaitu kesejahteraan.
Menurutnya, proses pembangunan adalah suatu proses naik turunnya aktivitas
ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi9

Undang- Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi tonggak perubahan


paradigma pengaturan desa. Desa tidak lagi dianggap sebagai objek pembangunan
saja, melainkan juga ditempatkan menjadi subjek dan ujung tombak pembangunan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Progam Dana Desa ini bukan hanya menjadi yang pertama untuk Indonesia, tapi juga
untuk pertama dan terbesar di seluruh Dunia. RPJMN (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional) Tahun 2015-2019 merupakan visi, misi, dan agenda
(Nawacita) yang berfungsi untuk menjadi pedoman Kementerian atau Lembaga
dalam menyusun rencana strategis, acuan dasar, pemantauan dan evaluasi RPJMN.
RPJMN juga dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional

8
Ibid, 38.
9
Thomas Robert Malthus, An Essay on the Principle of Population, (London: Johnson, 1798)

9
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membangun Indonesia dari pinggiran ke
kota, dengan nawa cita “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah- daerah dan desa dalam kerangka NKRI”. Jadi pembangunan akan di
prioritaskan untuk daerah- daerah pinggiran atau daerah tertinggal yang disana masih
diperlukan pembangunan sarana dan prasarana masyarakat. Hal ini biasa disebut
dengan istilah “bottom up” yaitu yang berarti, pembangunan dimulai dari bawah ke
atas.

Desa diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,


kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, adatisti adat,
hak asal-usul, dan nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat desa yang
pengaturannya berpedoman pada 13 azas pengaturan desa sebagai berikut:

a. Kebersamaan, yaitu semangat untuk berperan aktif dan bekerja sama dengan
prinsip saling menghormati dan menghargai antar lembaga dan unsur- unsur
masyarakat di tingkat Desa dalam membangun Desa.
b. Rekognisi, yaitu pengakuan terhadap adat istiadat dan hak asal usul masyarakat
Desa.
c. Keberagaman, yaitu pengakuan dan penghormatan terhadap sistem nilai yang
berlaku di masyarakat Desa, tetapi dengan tetap mengindahkan sistem nilai
bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
d. Subsidiaritas , adalah Penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan
keputusan secara local Untuk kepentingan masyarakat Desa
e. Kegotong - royongan, adalah kebiasaan saling tolong -menolong untuk
membangun Desa
f. Kekeluargaan, adalah kebiasaan warga masyarakat Desa sebagai bagian dari satu
kesatuan keluarga besar masyarakat Desa
g. Musyawarah, adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut
kepentingan masyarakat Desa melalui diskusi dengan berbagai pihak yang
berkepentingan.
h. Demokrasi, adalah sistem pengorganisasian masyarakat desa dalam suatu sistem
pemerintahan yang dilakukan oleh masyarakat desa atau dengan persetujuan
masyarakat Desa serta keluhuran harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa diakui, ditata, dan dijamin
i. Kemandirian, adalah suatu proses yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dan
masyarakat Desa untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka memenuhi
kebutuhannya dengan kemampuan sendiri
j. Partisipasi, adalah turut berperan aktif dalam setiap kegiatan
k. Kesetaraan, adalah kesamaan dalam peran dan kedudukan
l. Pemberdayaan, adalah upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat desa melalui penetapan kebijakan, program, dan kegiatan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

10
m. Keberlanjutan, adalah suatu proses yang dilakukan secara terkoordinasi,
terintegrasi, dan berkesinambungan dalam merencanakan dan melaksanakan
program pembangunan Desa.10

Secara umum, ciri utama dari pembangunan adalah perubahan, perbaikan,


peningkatan dan pertumbuhan yang wujud nyatanya tergantung kepada kondisi masyarakat
yang membangun dan berkembang.11 Suatu pembangunan akan dikatakan seimbang jika
menempatkan dan memperhatikan pembangunan non ekonomi sebagai bagian yang tidak
terpisahkan. Pembangunan ekonomi menyangkut dengan penataan sosial politik, dan budaya
yang lebih baik serta terkendali sebagai bagian pengawal pembangunan ekonomi. aparatur
desa harus memiliki ketanggapan, yang berarti dia segera mengetahui berbagai hal yang ada
di desanya, segera dapat menangani permasalahan yang ada di desanya, karena kegiatan dan
masalah di desa selalu berjalan dinamis, maka aparatur desa harus segera tanggap.12

Menurut Galendra, The village financial management cycle (Village Accounting


Cycle) is planning, implementation, administration, reporting, accountability and come back
to planning again.12 Lingkaran management keuangan desa adalah perencanaan,
implementasi, administrasi, pelaporan, akuntabilitas dan kembali lagi ke perencanaan.

Lingkaran pengelolaan Dana Desa tersebut harus dikelola dengan baik oleh
pemerintah Desa. Sebuah bangsa dapat dikatakan sukses dalam pembangunan jika mampu
menyeimbangkan keadaan ini, sebagaimana ditegaskan oleh Rostow, pembangunan menurut
Rostow bukan saja masyarakat adanya perubahan struktural dari dominasi sektor pertanian
kearah pentingnya sektor industri, melainkan juga mensyaratkan terjadinya perubahan aspek
sosial, politik dan budaya berupa hal-hal berikut:

a. Perubahan orientasi dari institusi sosial, politik ekonomi dari berorientasi ke


dalam negeri menjadi berorientasi ke luar negeri. Tantangan dan peluang
berlingkup Internasional.
b. Perubahan orientasi penduduk dari berorientasi mempunyai jumlah anak banyak
menjadi berorientasi mempunyai jumlah anak sedikit.
c. Perubahan dalam pola menabung dan berinvestasi dari investasi yang tidak
produktif kearah invesatasi yang produktif (menabung di perbankan,
menginvestasikan pada sektor riil.
d. Perubahan orientasi pada masyarakat dalam memilih pemimpin berdasarkan atas
keturunan menjadi berdasarekan atyas kecakapan dengan menekankan pada
pentingnya nilai- nilai demokratis.
e. Perubahan dalam memandang alam, dari hambatan menjadi tantangan yang
mendorong perkembangan13

10
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Buku Saku Dana Desa, Dana Desa Untuk Kesejahteraan
Masyarakat, (KemenkeuRI, Jakarta:2017),2-3.
11
Siti Hajar, Irwan Syari Tanjung, Yurisna Tanjung dan Zulfahmi, Pemberdayaan dan Partisipasi
Masyarakat Pesisir, (Medan: Lembaga Penelitian Dan Penulisan Ilmiah Aqli,2018), 7
12
E. Sujono, Mengembangkan Potensi Masyarakat di Desa dan Kelurahan,(Yogyakarta:
Deepublish,2017),Ed.1,Cet.1, 5.
13
Irham Fahmi, Ekonomi Politik Teori Dan Realita, (Bandung, Alfabeta: 2013), 143

11
P embangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku,
baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang
berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi
dan aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
1. Pelaksanaan menggunakan sumber daya yang tersedia.
2. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah.
3. Menyusun konsep strategi solusi
4. Merumuskan tujuan serta kebijakan pembangunan daerah.
Berdasarkan Permendes PDT dan Transmigrasi No.19 Tahun 2017, Dana Desa
digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana Desa seperti:
1. Sarana / Prasarana Desa :
- Lingkungan pemukiman, antara lain untuk pembangunan rumah sehat , saluran
drainase, dan tempat pembuangan sampah;
- Informasi dan komunikasi, antara lain untuk fasilitas jaringan internet, telepon
umum, dan website desa.
- Energi, antara lain untuk pembangunan pembangkit listrik, tenaga diesel, dan
jaringan distribusi tenaga listrik; dan
- Transportasi, antara lain untuk pembangunan jalan pemukiman, jembatan desa,
jalan desa, dan tambatan perahu;
2. Sarana/ Prasarana Sosial Pelayanan Dasar:
- Kesehatan masyarakat, misalnya untuk pembangunan saluran air bersih, polindes;
MCK, posyandu
- Pendidikan dan kebudayaan, misalnya untuk pembangunan perpustakaan Desa.
3. Sarana/ Prasarana Usaha Ekonomi Desa
- Usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk ketahanan pangan, diantaranya
adalah saluran irigasi desa, embung desa, kapal penangkap ikan, dan kandang
ternak
- Usaha ekonomi pertanian atau lainnya berskala produktif yang difokuskan pada
kebijakan satu Desa satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi,
distribusi dan pemasaran antara lain lumbung desa, cold storage, pasar desa,
pondok wisata, penggilingan padi, peralatan bengkel kendaraan bermotor.
4. Sarana/ Prasarana Pelestarian Lingkungan Hidup
- Pelestarian lingkungan hidup disekitar wilayah Desa
- Penanganan menghadapi bencana alam;
- Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam;
- Penanganan kejadian luar biasa lainnya; dan
5. Sarana / prasarana lainnya.14
a. Tujuan Pembangunan Daerah antara lain:
- Mengurangi disparsi atau ketimpangan pembangunan antara daerah dan sub
daerah serta antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
- Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan
14
Permendes PDT dan Transmigrasi No.19 Tahun 2017

12
- Menciptakan lapangan kerja.
- Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.
- Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat
bagi generasi sekarang dan generasi berkelanjutan.

b. Pembangunan desa, perlu ditingkatkan dengan:


- Pemberdayaan ekonomi lokal/ kedaerahan;
- Percepatan pemenuhan infrastruktur dasar.
- Menciptakan sarana transportasi lokal ke wilayah pertumbuhan15
- Pembangunan kawasan pedesaan bertujuan untuk mewujudkan kemandirian
masyarakat dan menciptakan desa- desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki
ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi, serta penguatan keterkaitan kegiatan
ekonomi Kota dan Desa. Sasaran kebijakan pembangunan pedesaan tahun 2015-
2019 adalah mengurangi jumlah desa tertinggal dari 26% (2011) menjadi 20%
(2019), mengurangi jumlah desa tertinggal sampai 5.000 desa atau meningkatkan
jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.

3. Pertumbuhan Ekonomi
Secara konseptual kata pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang berarti timbul
(hidup) dan bertambah besar atau sempurna.16 Pertumbuhan adalah keadaan tumbuh,
perkembangan dan kemajuan. Sedangkan ekonomi adalah ilmu mengenai asas- asas
produksi, distribusi, dan pemakaian barang- barang serta kekayaan (seperti hal
keuangan, perindustrian dan perdagangan), pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan
sebagainya yang berharga.17 Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan perubahan
kondisi perekonomian masyarakat di suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat dalam jangka panjang.18

15
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Buku Saku Dana Desa, Dana Desa Untuk Kesejahteraan
Masyarakat, (Jakarta: KemenkeuRI,2017), 25.
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Dasar Dana, diakses dari https://kbbi.web.id/dana pada
hari Sabtu, 11 Juni 2022 pada pukul 11.OO WIB
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Dasar Dana, diakses dari https://kbbi.web.id/dana pada
hari Sabtu, 11 Juni 2022 pada pukul 11.10 WIB
18
Irma Yuliani, Pengaruh Belanja dan Investasi terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi
Daerah (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), Cet.1, 39.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Adapun penulisan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yang
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati oleh orang atau subjek itu
sendiri.19 Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang relevan atau sesuai untuk
mengetahui dan memahami fenomena sosial yang terjadi atau tindakan manusia di mana data
hasil penelitian tidak diolah dengan prosedur statistik melainkan analisis data dilakukan
secara induktif.
Jenis penelitian ini juga disebut dengan penelitian lapangan atau field research.
Penelitian lapangan adalah penelitian kualitatif di mana peneliti mengamati,terlibat dan
berpartisipasi secara langsung dalam penelitian dengan objek dan subjek yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, secara langsung
kepada informan dan pihak yang bersangkutan. Juga pihak- pihak yang bersinggungan
langsung dengan pelaksanaan teknis pengelolaan Dana Desa. Disini, Penulis ingin
menganalisis Implementasi Pengelolaan Dana Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian
yang relevan atau sesuai untuk mengetahui dan memahami fenomena sosial yang terjadi atau
tindakan manusia di mana data hasil penelitian tidak diolah dengan prosedur statistik
melainkan analisis data dilakukan secara induktif.
Jenis penelitian ini juga disebut dengan penelitian lapangan atau field research.
Penelitian lapangan adalah penelitian kualitatif di mana peneliti mengamati,terlibat dan
berpartisipasi secara langsung dalam penelitian dengan objek dan subjek yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, secara langsung
kepada informan dan pihak yang bersangkutan. Juga pihak- pihak yang bersinggungan
langsung dengan pelaksanaan teknis pengelolaan Dana Desa. Disini, Penulis ingin
menganalisis Implementasi Pengelolaan Dana Desa Terhadap Pengelolaan Dana Desa
Terhadap Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus di Desa
Bernai, Kabupaten Sarolangun JAMBI).

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Bernai Kabupaten Sarolangun JAMBI. Lokasi
tersebut dipilih sebagai objek penelitian karena Desa Bernai memiliki penduduk yang
beragam, mulai dari multi agama sampai multi profesi. Walaupun Desa Bernai adalah Desa
yang letak geografisnya tidak terlalu strategis, tapi Desa Bernai memiliki potensi yang luar
biasa. mulai dari potensi ekonomi sebagai desa penghasil tani dan tambang pasir, potensi

19
Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional,1992), 21

14
religi yang disana terdapat banyak sekali lembaga- lembaga keagamaan, sekaligus sumber
untuk lahan pertanian.

C. Kehadiran Peneliti
Peneliti turut berperan aktif dalam penggalian informasi dan data sebanyak mungkin
baik itu berasal dari internal ataupun eksternal. Peneliti juga menggunakan beberapa alat
perekam data seperti buku, catatan, bolpoin, dan kamera, handphone, laptop sebagai alat
pengumpul data yang diperlukan. 20
Selain itu, peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai instrument aktif dalam
upaya mengumpulkan data-data di lapangan, hal tersebut dilakukan peneliti dengan
melakukan observasi langsung di daerah Desa Bernai, Kabupaten Sarolangun. Utamanya di
Kantor Kepala Desa, dan tempat- tempat bukti implementasi pengelolaan dana desa terhadap
Pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa Benrai. Selain itu, peneliti
juga melakukan wawancara langsung ke beberapa narasumber dan stakeholder yang
bersinggunagan langsung dengan pelaksanaan teknis pengelolaan Dana Desa. Keterlibatan
peneliti secara langsung dan aktif dengan informan atau sumber data lainnya di sini mutlak
diperlukan.

D. Data dan Sumber Data


Data adalah sekumpulan bukti/fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan
tertentu. Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh. Pada dasarnya sumber
data dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi dua, yaitu:21
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung didapatkan dari sumber
pertama, atau dapat diartikan sebagai sumber data yang langsung diberikan kepada
pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui survey langsung
dengan teknik observasi dan wawancara dan melihat langsung situasi dan kondisi
yang terjadi di lapangan berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian seperti data jawaban person dari hasil wawancara.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak didapatkan secara
langsung oleh pengumpul data, atau melalui dokumen. Jadi sudah ada dokumen yang
tersedia lalu diteliti oleh pengumpul data. Dalam hal ini data sekunder bisa berupa
data statistik, foto bukti maupun studi kepustakaan mengenai teori-teori yang terkait
dengan isi penelitian ini. Peneliti menggunakan data sekunder untuk memperkuat dan
memperluas penemuan atau melengkapi informasi yang telah dikumpulkan
sebelumnya.

20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 4.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998),
129.

15
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini dengan jelas, maka disusunlah
sistematika penulisan yang berisi informasi-informasi dan hal-hal yang akan dibahas pada
setiap bab. Bagian awal berisi halaman sampul depan, halaman sampul dalam, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan penguji, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan
abstrak.
Bagian inti berisi enam bab, yang terdiri dari :
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian,
tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan skripsi.
Bab II Kajian pustaka, membahas tentang penjabaran teori yang digunakan terdiri
dari teori tentang Dana Desa, Pembangunan, Pemberdayaan, pertumbuhan
ekonomi masyarakat, penelitian terdahulu dan kerangka konseptual.
Bab III Metode penelitian, terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi
penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, tahap-tahap penelitian.
Bab IV Hasil penelitian, terdiri dari paparan data, dan temuan penelitian.
Bab V Pembahasan berisi tentang analisis dan konfirmasi antara teori dengan temuan
penelitian yang ada.
Bab VI Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
Bagian akhir, pada bagian ini berisi tentang uraian daftar pustaka, lampiran-lampiran,
surat pernyataan keaslian tulisan, dan daftar riwayat hidup.

16
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarolangun

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Dasar Dana, diakses dari https://kbbi.web.id/dana pada hari
Sabtu, 11 Juni 2022 pada pukul 9.50 WIB

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Dasar Dana, diakses dari https://kbbi.web.id/dana pada hari
Sabtu, 11 Juni 2022 pada pukul 9.52 WIB

UU No. 6 Tahun 2014

Irman Nurhakim dan Ivan Yudianto, Implementation of Village Fund Management, Journal of Accounting
Auditing and Busines Vol.1,No.2,2018, from jurnal.unpad.ac.id, acces on Saturday 04 November 2020

UU No.6 Tahun 2014

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Buku Pintar Dana Desa, Dana Desa Untuk Kesejahteraan
Masyarakat, (KemenkeuRI, Jakarta:2017),32-33.

Ibid, 38.

Thomas Robert Malthus, An Essay on the Principle of Population, (London: Johnson, 1798)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Buku Saku Dana Desa, Dana Desa Untuk Kesejahteraan
Masyarakat, (KemenkeuRI, Jakarta:2017),2-3.

Siti Hajar, Irwan Syari Tanjung, Yurisna Tanjung dan Zulfahmi, Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat
Pesisir, (Medan: Lembaga Penelitian Dan Penulisan Ilmiah Aqli,2018), 7

E. Sujono, Mengembangkan Potensi Masyarakat di Desa dan Kelurahan,(Yogyakarta:


Deepublish,2017),Ed.1,Cet.1, 5.

Irham Fahmi, Ekonomi Politik Teori Dan Realita, (Bandung, Alfabeta: 2013), 143

Permendes PDT dan Transmigrasi No.19 Tahun 2017

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Buku Saku Dana Desa, Dana Desa Untuk Kesejahteraan
Masyarakat, (Jakarta: KemenkeuRI,2017), 25.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Dasar Dana, diakses dari https://kbbi.web.id/dana pada hari
Sabtu, 11 Juni 2022 pada pukul 11.OO WIB

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Dasar Dana, diakses dari https://kbbi.web.id/dana pada hari
Sabtu, 11 Juni 2022 pada pukul 11.10 WIB

Irma Yuliani, Pengaruh Belanja dan Investasi terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
(Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), Cet.1, 39.

Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional,1992), 21

17
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 4.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 129.

18

Anda mungkin juga menyukai