Anda di halaman 1dari 15

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP)


DI KABUPATEN GOWA

COMMUNITY PARTICIPATION IN VILLAGE INFRASTRUKTUR


DEVELOPMENT PROGRAM IN BAROMBONG DISTRICT OF GOWA
REGENCY

Asti Amin1, Baharuddin Hamzah2, Syamsu Alam3

Program Studi Teknik Perencanaan PrasaranaUniversitas Hasanuddin1, Fakultas Teknik


Universitas Hasanuddin2, Jurusan Teknik Perencanaan Prasarana Universitas Hasanuddin3

Alamat Korespondensi:

Asti Amin
Jln. Tidung 8 Stp. 8 No. 179
Makassar 90222
HP: 081 342 333 717
E- mail: astiamin@yahoo.co.id
2

Abstrak

Sasaran utama kegiatan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) untukmeningkatnya kemampuan
masyarakat pedesaan dalam penyelenggaraan infrastruktur perdesaan. Penelitian inibertujuan mengkaji bentuk
dan tingkat partisipasi masyarakat serta untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi
masyarakat dalam PPIP di Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif yang didukung dengan pengumpulan data, serta menggunakan analisis kualitatif. Alat
analisis yang digunakan adalah Skala likert untuk mengetahui bentuk dan tingkat partisipasi dan faktor-faktor
yang mempengaruhi partisipasi masyarakat. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk angka, dijelaskan dengan
kata-kata untuk mengungkapkan kondisi masyarakat Barombong sebenarnya.Hasil penelitian ditemukan bahwa
partisipasi masyarakat Barombong dalam bentuk tenaga, bentuk pikiran/ide dan material serta dalam bentuk
dana. Tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Barombong dalam kegiatan PPIP tergolong tinggi.Kemudian
faktor internal yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat dalam PPIP di Kecamatan
Barombong, yaitu faktor umur, jenis pekerjaan, pendidikan dan pengetahuan.Adapun faktor eksternal yaitu
pihak yang berkepentingan terhadap PPIP yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat adalah
pihak pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan fasilitator.

Kata kunci: Partisipasi Masyarakat ,Dalam Program (PPIP)

Abstract

The main objectivesthe village infrastruktur development program (PPIP) is improve the ability of rural
community in implementing the rural infrastructure development The aims of research were to analyze the form
and level of community participation of to determine the factors related to community participation in Village
Infrastruktur Development Program in Barombong District of Gowa Regency. This research research was a
quantitative and qualitative study. The data were analyzed using likert scale and presented in the form of
numerals. The result of the research indicate that Barombong community participates in forms of energy, idea,
material, and fund. The participation level of Barombong community in the activity of Village infrastrukture
Development Program is high. The internal factors affecting the forms and levels of community participation are
age, types of jobs, education, and knowledge. Meanwhile, the external factor, i.e. the stakeholders, who affect the
forms and levels of community participation are local goverment, community leaders, and facilitators.

Kata Kunci: community participation in Village Infrastruktur Development Program

.
3

PENDAHULUAN
Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang
tumbuh dalam masyarakat. Untuk itu, otonomi daerah diharapkan dapat: menciptakan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana sumber daya daerah,
meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraaan masyarakat (Mardiasmo, 2012).
Salah satu tujuan kegiatan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun kesadaran dan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahannya dan penyediaan infrastruktur
perdesaan.
Oleh karena itu, pelaksanaan PPIP di suatu Desa, seluruh masyarakat diajak terlibat
dalam setiap tahap kegiatan partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan
keputusan dalam penggunaan dan pengolahan dana sesuai kebutuhan prioritas di desa masing-
masing hingga pelaksanaan dan pemeliharaannya sebagai upaya meningkatkan proses belajar
masyarakat, mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang bertanggung jawab,
mengeliminasi perasaan terasing sebagian masyarakat desa, serta menimbulkan dukungan dan
penerimaan dari pemerintah.
Masyarakat adalah pelaku utama PPIP pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pelestarian. Sedangkan para pelaku lainnya di desa (kelurahan), kecamatan, kabupaten dan
seterusnya berfungsi sebagai pelaksana, fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan,
prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PPIP tercapai dan dilaksanakan secara benar dan
konsisten.
Dampak signifikan pelaksanaan PPIP di pedesaan dapat terlihat dari kenaikan belanja
rumah tangga pedesaan.Fenomena ini merupakan hasil studi yang telah dilakukan di
kecamatan lokasi PPIP yang menunjukkan adanya peningkatan belanja rumah tangga yang
cukup besar dibandingkan kecamatan non program PPIP.Selanjutnya semakin lama sebuah
kecamatan menerima bantuan program, maka semakin besar dampaknya terhadap
peningkatan belanja rumah tangga pedesaan.
Berbicara mengenai suatu program tentu saja memiliki sisi kelemahan dan kekuatan
dalam pelaksanaannya. Permasalahan kompleks yang menjadi hambatan dalam
pelaksanaan program membutuhkan partisipasi masyarakat untuk mencari solusi
permasalahan yang baik dalam suatu komunitas dengan membuka lebih banyak kesempatan
bagi masyarakat untuk ikut memberikan kontribusi sehingga implementasi kegiatan berjalan
lebih efektif, efisien dan berkelanjutan.
4

Kabupaten Gowa menjadi salah satu sasaran PPIP yang merupakan program dari Dinas
Pekerjaan Umum. Pada tahun 2013, terdapat dua belas kecamatan yang menjadi sasaran PPIP
Kabupaten Gowa antara lain: kecamatan Bajeng, Bajeng Barat, Pallangga, Bontonompo
Selatan, Pattallassang, Manuju, Tinggimoncong, Parigi, Bontolempangan, Tombolopao,
Biringbulu dan Tompobulu.
Hasil akhir dalam tahap perencanaan pada program PPIP adalah tersusunnya dokumen
perencanaan yang proses pembuatannya melibatkan masyarakat secara langsung sebagai
subyek dari perencanaan sehingga pembangunan dapat sesuai dengan harapan masyarakat.
Perlunya dilakukan penelitian yang difokuskan pada tingkatan partisipasi masyarakat,
dikarenakan begitu sentralnya peran serta (partisipasi) masyarakat dalam pelaksanaan proyek
ini.Dimana dalam hal ini tingkatan partisipasi memegang peranan penting dalam keberhasilan
PPIP. Perencanaan partisipatif akan menghasilkan dokumen perencanaan yang merupakan inti
atau pedoman dari keberlanjutan program pada tahapan selanjutnya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam PPIP di Kecamatan
Barombong Kabupaten Gowa.
Tinjauan hasil penelitian atau studi terdahulu yang relevan dengan fokus penelitian,
mencakup substansi topik kesimpulan dan metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
Satriani, (2010),Teknik Perencanaan Prasarana Universitas Hasanuddin dalam tesis yang
berjudul “Efektifitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Infrastruktur
Perdesaan(PNPM-PPIP) di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ”. Penelitian bersifat
deskriptif kualitatif, populasi penelitian adalah masyarakat di tiga lokasi sampel penelitian
yaitu didesa Taeng, didesa Bontoramba, desa Panakukang.Pengambilan sampel dilakukan
dengan purposive sampling, kemudian dilakukan pengambilan respon secara cluster. Hasil
penelitian analisis data menunjukkan bahwa efektifitas pelaksanaan PNPM-PPIP seperti
komponen drainase dan irigasi, penyediaan sarana air bersih, dan sanitasi dilaksanakan.
Keterlibatan masyarakat miskin dalam pelaksanaan PNPM-PPIP kurang efektif diperdesaan
sehingga PNPM-PPIP harus tetap berkelanjutan dan berkesinambungan serta melibatkan
masyarakat miskin mulai tahapan sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, sampai pengawasan.

BAHAN DAN METODE


Pendekatan dan Jenis PenelitianPendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Santoso (2012), menjelaskan
pendekatan deskriptif kuantitatif merupakan penelitian dengan mendeskripsikan secara
5

sistematis, faktual dan akurat terhadap kondisi dan fenomena yang terjadi berdasarkan data
dan informasi yang didapatkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan metode
kuantitatif karena angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta
menampilkan hasilnya. Selain itu juga akan digunakan tabel, grafik dan diagram. Kerangka
konseptual juga bersifat deduktif, karena variabel yang akan diteliti semua sudah didapatkan
dari kajian teoritits.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di tiga desa yang melakukan kegiatan PPIP berupa pembangunan
jalan desa di Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.Tiga desa tersebut adalah desa
Tinggimae, desa Moncobalang dan desa Tamannyeleng.Waktu pelaksanaan penelitian
dilakukan mulai pada bulan mei tahun 2015 sampai dengan bulan Juli tahun 2015. Waktu
penelitian ini digunakan untuk melakukan survey, pengumpulan data, kompilasi data, analisis
data sampai dengan penyajian data hasil penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006).Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili yang diacak dari tiga desa lokasi penelitian
di Kecamatan Barombong. Masyarakat yang bermukim di Kecamatan Barombong dengan
jumlah penduduk 36.555 orang.Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui
cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap
bisa mewakili populasi (Ghozali, 2005).Sampel dalam penelitian ini memiliki jumlah yang
cukup besar, yaitu >100 warga desa. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, tidak
memungkinkan dilakukan survey terhadap keseluruhan populasi, sehingga penelitian ini
diarahkan kepada penelitian sampel.
Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin
(Sekaran, 2011) sebagai berikut:

n=
( )²

Dimana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran sampel

E = Persentase kelonggaran ketidakdetilan pengambilan sampel dalam toleransi.

Dengan menggunakan rumus diatas maka diperoleh sampel sejumlah berikut:


6

. .
n= = = 98.80 = 99 orang
. ( , )² ,

Jadi jumlah sampelnya adalah 99 masyarakat desa diambil dari 36.555 jumlah populasi
penduduk di Kecamatan Barombong.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu
pengumpulan data tahap pertama dan pengumpulan data tahap kedua.Tahap pertama melalui
pengumpulan berbagai informasi berupa kajian literatur.Data ini merupakan data sekunder
atau data primer yang diolah atau dianalisa. Data ini disajikan dalam bentuk tabel ataupun
diagram yang dapat menguraikan dan menjelaskan kondisi materi penelitian. Data sekunder
ini diperoleh antara lain dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa, Badan Pembangunan
Daerah (BaPeda) Kabupaten Gowa dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gowa yang
terkait dengan pelaksanaan kegiatan PPIP.
Tahap kedua yakni untuk mendapatkan data langsung pada obyeknya.Data ini
merupakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yang
berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PPIP di tiga desa Kecamatan
Barombong melalui observasi, kuesioner dan wawancara.
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong,2006).Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan cara distribusi frekuensi,
skala interval dan multifariat crosstab (tabulasi silang) ditunjang dengan analisis kualitatif.

HASIL PENELITIAN
Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat
Dalam tahap perencanaan, bentuk partisipasi responden pada lokasi penelitian yang
menonjol adalah partisipasi dalam bentuk sumbangan pikiran dalam pertemuan-pertemuan
yang membicarakan tentang rencana kegiatan dan komitmen yang akan dilaksanakan
selanjutnya dan juga sumbangan dalam bentuk material/ barang berupa konsumsi ringan
(kue/rokok) dan dalam bentuk tumpangan rumah untuk dijadikan tempat pertemuan, karena
ada keinginan mencari suasana baru selain di ruang pertemuan Balai Desa yang memang
menjadi satu-satunya tempat pertemuan yang diselenggarakan.
7

Tahap pelaksanaan/pembangunan jalan adalah tahap yang paling kelihatan bentuk


partisipasi dari masyarakat, karena dalam tahap ini masyarakat dapat memberikan tenaga,
dana ataupun material/barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya.
Bentuk partisipasi masyarakat dalam tahap pemanfaatan (operasional dan
pemeliharaan), nilai kontribusi yang diberikan hampir seluruhnya berupa dana dalam bentuk
iuran. Wujud sumbangan tenaga sudah diserahkan kepada tim pengelola yang bertugas
mengoperasikan dan memelihara prasarana jalan. Tim pengelola ini diberikan insentif dari
hasil iuran masyarakat tersebut. Walaupun nilai insentifnya kecil, namun karena adanya
kesadaran untuk ikut berpartisipasi dalam program ini, maka anggota tim pengelola bekerja
sesuai tugas dan waktu yang disepakati.
Cara keterlibatan bentuk partisipasi masyarakat Kecamatan Barombong yang dapat
dikatakan berpartisipasi langsung dan tidak langsung.Partisipasi langsung yang diberikan
masyarakat seperti yang sudah dijelaskan di atas, diberikan dalam seluruh tahapan
pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemanfaatan.
Sedangkan partisipasi tidak langsung terutama diberikan pada tahap pelaksanaan dan
pemanfaatan, karena dalam program PPIP ini pelaksanaan pembangunan jalan dikoordinasi
oleh Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)dan tahap pemanfaatan dikelola oleh Kelompok
Pengelola Pemanfaatan (KPP)/Tim Pengelola yang bertugas untuk mengoperasikan dan
memelihara jalan yang telah dibangun.
Penelitian ini terdiri dari enam variabel dengan masing-masing limaindikator yang
menyangkut tingkat partisipasi masyarakat, maka secara kuantitatif dapat diketahui tingkat
partisipasi masyarakat tersebut dengan menjumlahkan skor masing-masing indikator yang
didapatkan dengan mengalikan skala masing-masing dengan frekuensi jawaban responden.
Tabel 1 menunjukkan jumlah kriteria interpretasi skor tingkat partisipasi yaitu:
1.756/2.550 x 100 % = 68,9 %, berdasarkan skala likert dapat disimpulkan bahwa partisipasi
masyarakat Kecamatan Barombong khususnya masyarakat sekitar pengguna jalan program
PPIP dapat dikatakan Tinggi karena tingkat interpretasi skor berada pada skor 61-80%.
Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat
Untuk mengetahui tingkatan partisipasi masyarakat yang dilakukan masyarakat
Kecamatan Barombong pada kegiatan PPIP, dapat digambarkan dengan alat yang disebut
Matriks, mulai dari tingkat tidak berperan, tidak langsung, konsultatif, terbagi sampai dengan
tingkat pengendalian penuh oleh masyarakat digambarkan dengan sumbu tegak, sedangkan
tahapan kegiatan mulai dari inisiatif warga, perencanaan, rancangan, pelaksanaan hingga
pemeliharaan digambarkan dengan sumbu datar.Dalam matriks akan terlihat hubungan antara
8

kelima tingkatan partisipasi menurut derajat keterlibatan masyarakat dengan kelima tahapan
program. Matriks tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Pengaruh Faktor-faktor Terhadap Bentuk dan Tingkat Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan hasil analisis, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa
faktor internal dari masyarakat kecamatan Barombong yang mempengaruhi bentuk dan
tingkat partisipasi masyarakat dalam program pembangunan jalan desa PPIP.
Faktor Umur. Dari tabel 3 dan 4, nilai pearson Chi Square dan tingkat signifikansi,
diketahui bahwa faktor umur/usia mempengaruhi kehadiran dalam pertemuan yang diadakan
untuk membicarakan program PPIP dalam pembangunan jalan desa dengan nilai signifikansi
0,00. Dalam tabulasi silang diketahui bahwa sebagian besar responden yang menghadiri
kegiatan pertemuan adalah umur 35-44 tahun.
Faktor jenis pekerjaan.Dari tabel 3 dan 4, nilai Pearson Chi Square dan tingkat
signifikansi, diketahui faktor jenis pekerjaan mempengaruhi bentuk partisipasi yang diberikan
dengan nilai signifikansi 0,00, faktor jenis pekerjaan juga mempengaruhi keaktifan berdiskusi
dalam pertemuan dengan nilai signifikansi 0,00dan juga mempengaruhi keaktifan dalam kerja
bakti dengan signifikansi 0,01.
Faktor tingkat pendapatan.Tingkat pendapatan masyarakat mempengaruhi bentuk
partisipasi yang diberikan dengan nilai signifikansi 0,00. Tingkat pendapatan yang sedang,
ternyata tidak menjadikan masyarakat rendah dalam berpatisipasi. Masyarakat yang
dikategorikan berpendapatan sedang dengan penghasilan bulanan yang diperkirakan sebesar >
Rp. 750.000,- sampai Rp.1.500.000,- memberikan bentuk partisipasinya berupa tenaga dan
material serta tenaga dan dana.
Faktor tingkat pendidikan.Berdasarkan hasil perhitungan Pearson Chi Square terlihat
bahwa faktor tingkat pendidikan memberikan pengaruh terhadap bentuk partisipasi yang
diberikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. Dalam tabel Pearson Chi Square terlihat
respoden yang banyak memberikan bentuk partisipasi didominasi oleh responden yang
pendidikannya hanya tamat SMP.
Faktor tingkat pengetahuan.Hasil Pearson Chi Square menunjukkan tingkat
pengetahuan responden terhadap PPIP mempengaruhi seluruh variabel bentuk dan tingkat
partisipasi masyarakat.Hal ini terlihat dari hasil tabulasi silang yang menunjukkan bahwa
responden yang cukup mengetahui tentang PPIP lebih banyak memberikan andil
partisipasinya.
Tingkat peran dari outsider (faktor-faktor eksternal) dalam mempengaruhi masyarakat
dari pemerintah daerah (pemda), tokoh masyarakat (kepala desa) dan fasilitator yang turun
9

langsung berinteraksi dengan masyarakat seperti yang dilaksanakan dalam kegiatan PPIP ini
meruapakan harapan dan impian dari masyarakat, terutama Kecamatan Barombong yang
boleh dikatakan masih kurang berkembang. Sehingga responden dan antusiasme masyarakat
untuk berpartisipasi mendukung kegiatan ini tinggi.
Faktor peran pemda dan OMS mempengaruhi seluruh variabel atau bentuk dan tingkat
partisipasi yaitu bentuk partisipasi yang diberikan, sumbangan pikiran yang diberikan,
kehadiran dalam pertemuan, keaktifan dalam berdiskusi, keaktifan dalam ikut bekerja bakti
dan keaktifan dalam pemeliharaan.Sedangkan faktor peran fasilitator mempengaruhi bentuk
partisipasi yang diberikan, sumbangan pikiran yang diberikan, kehadiran dalam pertemuan
dan keaktifan dalam berdiskusi.

PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam PPIP di Kecamatan
Barombong Kabupaten Gowa.
Jones dalam Satriani (2010), program adalah cara yang disahkan untuk mencapai
tujuan. Dalam pengertian tersebut menggambarkan bahwa program-program adalah
penjabaran dari langkah-langkah dalam mencapai tujuan itu sendiri.Dalam hal ini, program
pemerintah berarti upaya untuk mewujudkan kebijakan- kebijakan pemerintah yang telah
ditetapkan.Program-program tersebut muncul dalam Rencana Kerja Pemerintah atau RKP.
Pembangunan adalah suatu proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
pada tingkat yang lebih tinggi dan serba sejahtera. Suatu kinerja pembangunan yang
sangat baik pun, mungkin saja menciptakan berbagai masalah sosial ekonomi baru yang tidak
diharapkan. Kompleksitas permasalahannya bertambah besar karena ruang lingkup
permasalahannya telah bertambah luas. Pendekatan terhadap permasalahan pembangunan
dan cara pemecahannya telah mengalami perkembangan pula (Adisasmita, 2005).
Adapun tujuan pembangunan menurut Giant dalam Mahalli (2005), ada dua
tahap.Tahap pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan
kemiskinan.Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya maka tahap kedua adalah
menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi
segala kebutuhannya.
Hanafie (2010),menjelaskan adanya infrastruktur ekonomi yang memadai
merupakan prakondisi bagi tumbuh kembangnya kegiatan agribisnis dan perekonomian secara
umum dipedesaan. Infrastruktur esensial bagi agribisnis dan perekonomian pedesaan secara
10

umum mencakup sistem pengairan, pasar, komoditas pertanian, jalan raya, kelistrikan, dan
jaringan telekomunikasi.
Kawasan perdesaan dikategorikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian sedangkan kawasan perkotaan dikategorikan sebagai wilayah dengan kegiatan
utama di sektor perdagangan.Perubahan mendasar di wilayah perdesaan terjadi dalam semua
bidang sebagai bentuk respon terhadap perubahan sosial, ekonomi, lingkungan, dan
politik.Akibatnya, terutama di negara maju dan negara berkembang, telah terjadi perubahan
dikawasan perdesaan yang memunculkan desa-desa wisata, desa industri kerajinan, desa
nelayan, dan sebagainya.
PPIP menjadi salah satu bagian dari program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM Mandiri) berbasis masyarakat yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Cipta Karya. PPIP menjadi program pembangunan infrastruktur perdesaan lanjutan dari
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Di Bidang Infrastruktur
Perdesaan (PKPS - BBMIP) pada tahun 2005, dan Rural Infrastructure Support Program
(RISP) pada tahun 2006. PPIP yang dirancang berbasis pada partisipasi masyarakat ini untuk
menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi kawasan.
Dalam tahapan inisiatif pada kegiatan PPIP, peran pemerintah merupakan yang paling
dominan, sehingga tahap ini digolongkan pada tingkatan partisipasi tidak langsung. Tahapan
inisiatif dimasukkan dalam tingkatan partisipasi tidak langsung, karena pada tahap ini,
inisiatif program dan penentuan daftar panjang serta daftar pendek desa terseleksi calon
penerima PPIP diprakarsa dan ditentukan sepenuhnya oleh pemerintah. Informasi dari
masyarakat sebagai usulan akan dijadikan dasar penentuan daftar panjang dan daftar pendek
hanya berdasarkan pada data sekunder dan pengamatan lokasi desa calon penerima program.
Sedangkan dalam tahapan rencana, partisipasi masyarakat berada pada tingkatan
pengendalian terbagi. Dalam tahapan rencana, mulai pada proses seleksi desa terpilih sampai
dengan penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dalam kegiatan PPIP ini, peran dan
partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam program sangat menentukan keberhasilan
terpilihnya 3 desa di Kecamatan Barombong sebagai lokasi penerima PPIP dan fasilitator
sebagai outsider juga masih cukup penting untuk mengarahkan dan mendampingi dalam
proses-proses perencanaan tersebut. Dalam tahapan ini juga, masyarakat sudah membentuk
Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) dipersiapkan mengelola dana pembangunan kegiatan
PPIP. Oleh karena itu, antara masyarakat dengan outsider saling berinteraksi dan secara
bersama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan.
11

Tahap pembuatan rancangan adalah tahap yang sangat teknis dan harus dilakukan oleh
yang ahli dibidangnya. Dalam kegiatan PPIP pembangunan jalan desa dirancang oleh para
ahli ditingkat pusat (Departemen PU) dan diperkenalkan dan disosialisasikan ke masyarakat.
Pada tahap rancangan ini, tingkatan partisipasi masyarakat Kecamatan Barombong termasuk
dalam tingkatan tidak langsung.
Dalam tahapan pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan PPIP, tingkatan partisipasi
masyarakat Kecamatan Barombong berada pada tingkatan tertinggi yaitu tingkatan
pengendalian penuh. Penentuan tingkatan pengendalian penuh pada tahapan pelaksanaan dan
pemeliharaan program ini masyarakat lebih mendominasi seluruh kegiatan dan pada
pengambilan keputusan, walaupun peran masyarakat sudah didelegasikan kepada Organisasi
Masyarakat Setempat (OMS) sebagai organisasi pengelola pembangunan dan Kelompok
Pemanfaatan dan Pemeliharaan (KPP) sebagai organisasi pengelola operasional dan
pemeliharaan prasarana PPIP. Peran Pemerintah Daerah (PemDa)/Kepala desa dan fasilitator
sebagai outsider cukup sebagai pengamat dan memberikan sesuatu secara teknis serta
membantu jika diperlukan.
Partisipasi masyarakat diartikan sebagai peran aktif dalam mempengaruhi proses
pembagunan serta secara bersama-sama mengambil manfaat dari kegiatan yang dilakukan
(United Nations dalam Margiati, 2008). Partisipasi diartikan pula sebagai penyerahan
sebagian peran dalam kegiatan-kegiatan dan tanggung jawab tertentu dari suatu pihak pada
pihak lain (Ramos dalam Margiati 2008).Dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat
mengandung makna adanya keterlibatan aktif serta pembagian peran dan tanggung jawab
diantara pelaku (Yeung and Mc Gee dalam Margiati, 2008).

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan partisipasi dalam bentuk tenaga
diberikan masyarakat pada seluruh tahapan program pembangunan, sedangkan partisipasi
masyarakat dalam bentuk pikiran/ide dan material lebih dominan diberikan pada tahap
perencanaan dan pelaksanaan program.Partisipasi dalam bentuk uang diberikan lebih banyak
dalam tahap pelaksanaan dan pemanfaatan/pemeliharaan.Tingkat partisipasi masyarakat
Kecamatan Barombong dalam kegiatan PPIP tergolong tinggi karena tingkat interpretasi skor
berada pada skor 61-80 %. Dalam tahap program inisiatif dan pembuatan rancangan,
partisipasi masyarakat berada pada tingkatan tidak langsung ;dalam tahap program
penyusunan rencana, berada pada tingkatan pengendalian terbagi. Dalam tahap program
pelaksanaan dan pemeliharaan, partisipasi masyarakat pada tingkatan pengendalian
12

penuh.Faktor Internal mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu faktor umur; faktor jenis
pekerjaan; faktor tingkat pendapatan; faktor tingkat pendidikan; dan faktor tingkat
pengetahuan.Faktor Eksternal yaitu peran Pemda;peran tokoh masyarakat setempat; dan peran
fasilitator.Saran pada penelitian ini dukungan Pemda dalam bentuk dana masih diperlukan
sebagai stimulan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi membangun pembagunan yang
berkelanjutan yang dibutuhkan masyarakat, tidak hanya sampai pada tahap pelaksanaan dan
pembangunan, namun diharapkan sampai pada tahap pemeliharaan dan pengawasan untuk
menjamin terpeliharanya pembangunan yang sudah dibangun.
13

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita.(2005). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Arikunto.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali.(2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafie.(2010). Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andi.
Mahalli.(2005). Analisis Kebijakan Fiskal Kota Medan di Era Otonomi Daerah.Wahana
hijau.Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.Vol.1 Nomor 1, Agustus 2005.
Mardiasmo.(2012). Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama.Yogyakarta: Andi.
Margiati.(2008). Evaluasi Pelaksanaan Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Peningkatan
Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh (Studi Kasus Program Neighbornhood
Upgrading).
Moleong.(2006). Metode Penelitan Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Santoso.(2012). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo.
Satriani.(2010). Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Infrastruktur
Perdesaan (PNPM-PPIP) di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.Makassar:
Program Pascasarjana Teknik Perencanaan Prasarana Universitas Hasanuddin.
Sekaran.(2011).Research Methods For Business, Edisi 4 buku 2, Terjemahan Yon, Kwan.
Jakarta: Salemba Empat.
14

Tabel 1 Tingkat Partisipasi Masyarakat berdasarkan variabel


No Kriteria Skor
1. Bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat 242
2. Bentuk Sumbangan yang diberikan 333
3. Kehadiran dalam pertemuan 285
4. Keaktifan berdiskusi 300
5. Ikut bekerja bakti 301
6. Aktif dalam kegiatan pemeliharaan 295
Jumlah 1.756

Tabel 2 Tingkatan Partisipasi dan Tahapan Program


Tingkatan Tahapan Program
partisipasi Inisiatif Rencana Rancangan Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Tidak ada X X

2. Tidak langsung

3. Konsultatif X

4. Pengendalian
terbagi X X

5. Pengendaln
Penuh

Tabel 3. Nilai Pearson Chi Square Faktor Internal


Variabel A B C D E F

Umur 16,98 26,71 39,90 18,31 22,66 12,86


Jenis Kelamin
Pekerjaan 5,37 1,58 9,64 2,11 5,70 4,00
Pendapatan 47,62 9,24 23,71 31,83 31,56 14,01
Pendidikan 35,48 28,35 17,80 32,83 26,65 8,91
Pengetahuan 34,85 32,53 127,25 97,33 50,91 24,73
37,13 62,54 111,77 66,18 88,97 59,80

Keterangan:
A. Bentuk partisipasi yang diberikan
B. Sumbangan pikiran dalam pertemuan
C. Kehadiran dalam pertemuan
D. Keaktifan berdiskusi dalam pertemuan
E. Keaktifan dalam kerja bakti
F. Keaktifan dalam pemeliharaan
15

Tabel 4. Tingkat signifikansi faktor-faktor internal


Variabel A B C D E F
Umur 0,38 0,00 0,00 0,10 0,12 0,37
Jenis Kelamin
Pekerjaan 0,25 0,66 0,04 0,54 0,22 0,26
Pendapatan 0,00 0,68 0,09 0,00 0,01 0,30
Pendidikan 0,00 0,00 0,12 0,00 0,00 0,44
Pengetahuan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Keterangan:
A. Bentuk partisipasi yang diberikan
B. Sumbangan pikiran dalam pertemuan
C. Kehadiran dalam pertemuan
D. Keaktifan berdiskusi dalam pertemuan
E. Keaktifan dalam kerja bakti
F. Keaktifan dalam pemeliharaan

Anda mungkin juga menyukai