M. Debby Rizani
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT)
Jl. Diponegoro No. 1B Jogoloyo Demak Telp (0291) 686227
Abstrak : Untuk mengkoordinasikan seluruh upaya pembangunan partisipatif diwujudkan dalam beberapa
pendekatan yaitu politik, teknokratik, partisipatif, top down, dan bottom up. Musrenbang dilaksanakan
dengan tepat dengan memenuhi nilai-nilai demokratisasi, desentralisasi dan pemerintahan yang bersih,
maka proses musrenbang merupakan langkah awal terjadinya inovasi perencanaan pembangunan daerah.
Ada 3 (tiga) aspek yang mempengaruhi hasil musrenbangkec tersebut, yaitu : tingkat partisipasi
masyarakat, peran pemerintah dan tata cara penentuan prioritas program dan kegiatan. Sosialisasi,
koordinasi rutin, sinkronisasi program dan kegiatan serta keseimbangan peran antara masyarakat dan
pemerintah perlu dilakukan dalam setiap tahapan pembangunan infrastruktur daerah mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan.
Abstract : From the context of this legislation shows that musrenbang has a high influence on the
achievement of the reform agenda. Musrenbang implemented to meet the exact values of democratization,
decentralization and good governance, it is the first step musrenbangkec the innovation of regional
development planning. There are three (3) aspects that affect the results of musrenbangkec, namely : the
level of community participation, the role of government and procedures for determining the program
priorities and activities. Socialization, regular coordination , synchronization of programs and activities as
well as the balance between the public and the government needs to be done in each phase of the
development of local infrastructure from planning , implementation and maintenance .
2 JURNAL
Analisis Proses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan Prioritas Vol. 9 No. Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 22
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
dimunculkan. Oleh karena itu Lokasi penelitian dibatasi pada 2
dirumuskan permasalahan-permasalahan (dua) kecamatan di Kabupaten Demak,
sebagai berikut : yaitu :
1. Bagaimana tingkat partisipasi Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan
masyarakat dalam Musrenbang Dempet. Adapun ruang lingkup
Kecamatan di Kecamatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Wonosalam dan Kecamatan Dempet a. Tingkat partisipasi masyarakat dan
Kabupaten Demak ? peran pemerintah dalam
2. Bagaimana peran pemerintah dalam pelaksanaan Musrenbang di
Musrenbang Kecamatan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Dempet.
Kecamatan Dempet Kabupaten b. Tata cara penentuan prioritas
Demak ? program dan kegiatan pembangunan
3. Bagaimana tata cara penentuan infrastruktur desa di Kecamatan
prioritas program dan kegiatan Wonosalam dan Kecamatan Dempet
pembangunan infrastruktur desa melalui Musrenbang Kecamatan.
dalam Musrenbang Kecamatan di c. Pembangunan infrastruktur desa
Kecamatan Wonosalam dan dibatasi pada pembangunan jalan
Kecamatan Dempet Kabupaten lingkungan di Kecamatan
Demak ? Wonosalam dan Kecamatan
Maksud dari penelitian ini adalah Dempet.
untuk mencari alternatif penentuan Pendekatan yang digunakan
program dan kegiatan prioritas dalam penelitian ini adalah deskriptif
pembangunan infrastruktur desa melalui kualitatif. Variabel bebas dalam
musyawarah perencanaan pembangunan penelitian ini adalah : tingkat partisipasi
(Musrenbang) Kecamatan yang sesuai masyarakat, peran pemerintah dan tata
dengan kebutuhan masyarakat setempat. cara penentuan prioritas program dan
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa kegiatan pembangunan infrastruktur
tingkat partisipasi masyarakat, peran desa. Dalam penelitian pengumpulan
pemerintah dan tata cara penentuan data dilakukan dengan observasi,
prioritas program dan kegiatan kuesioner dan wawancara. Metoda
pembangunan infrastruktur desa dalam analisis yang digunakan dalam penelitian
Musrenbang Kecamatan di Kecamatan ini adalah kuantitatif (distribusi
Wonosalam dan Kecamatan Dempet frekwensi) dengan data dari hasil
Kabupaten Demak. kuesioner yang telah disebarkan ke
responden berdasarkan tabel kebutuhan
4 JURNAL
Analisis Proses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan Prioritas Vol. 9 No. Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 44
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
mengemukakan dua hal pokok, yaitu pendamping masyarakat atau fasilitator).
proses yang aktif, dan pemanfaat Penyadaran masyarakat tersebut
mempengaruhi arah dan pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan
proyek-proyek pembangunan pendampingan. Dari uraian di atas dapat
(Mardikanto, 1988). Ciri-ciri partisipasi disimpulkan bahwa terdapat empat
adalah : keterlibatan dalam keputusan, pelaku yang mempengaruhi keberhasilan
bentuk kontribusi, organisasi kerja, partisipasi masyarakat yakni pemerintah
penetapan tujuan, peran masyarakat. dan pelaksana, fasilitator serta
Partisipasi masyarakat diartikan sebagai masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat
peran aktif dalam mempengaruhi proses terlaksana selama keempat pelaku saling
pembangunan serta secara bersama-sama mendukung.
mengambl manfaat dari kegiatan yang
dilakukan. Partisipasi mengandung arti Musrenbang Kecamatan
pula keterlibatan sebagian masyarakat Dalam penelitian ini dilakukan
secara aktif dan bermakna pada dua kajian terhadap musrenbang kecamatan
tingkat yang berbeda yaitu proses dalam perencanaan pembangunan
pengambilan keputusan dalam penetapan infrastruktur desa. Dasar pelaksanaan
tujuan dan alokasi sumber daya serta musrenbang adalah Surat Edaran
proses penetapan program dan proyek. Bersama Kepala Bappenas dan Menteri
Partisipasi merupakan sebuah bentuk Dalam Negeri nomor
hubungan yang saling menguntungkan 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ
bagi pelaku yakni pemerintah dan tanggal 12 Januari 2007 Perihal Petunjuk
masyarakat (Nurcholis, 2009). Bila Teknis Penyelenggaraan Musrenbang
masyarakat aktif, pemerintah hanya Tahun 2007. Menurut surat edaran
bertindak sebagai fasilitator, sedangkan tersebut, musyawarah perencanaan
bila masyarakat tidak aktif, pemerintah pembangunan (Musrenbang) kecamatan
mengupayakan agar masyarakat dapat adalah forum musyawarah tahunan para
berpartisipasi. Selain itu, pihak pemangku kepentingan di tingkat
pelaksana (professional, swasta) perlu kecamatan untuk mendapatkan masukan
memberi kesempatan kepada masyarakat mengenai kegiatan prioritas
berpartisipasi dalam proses perencanaan, pembangunan di wilayah kecamatan
alokasi sumber daya dan pelaksanaan terkait yang didasarkan pada masukan
proyek. Pihak yang berperan dalam dari desa/kelurahan, serta menyepakati
menyadarkan masyarakat adalah rencana kegiatan lintas desa/kelurahan di
community workers atau pekerja sosial kecamatan yang bersangkutan.
(di Indonesia lebih popular sebagai Musrenbang kecamatan tidak hanya
6 JURNAL
Analisis Proses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan Prioritas Vol. 9 No.Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 66
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
2. Peran Pemerintah 1. Tingkat partisipasi masyarakat
Tingkat pengaruh = Σ (25,4x5 + dalam pelaksanaan musrenbang
13,4x4 + 12,1x3 + 1x2 + 0x1)/50 = 4,4 kecamatan di Kecamatan
(skala Tinggi) Wonosalam pengaruhnya terhadap
3. Tata Cara Penentuan Prioritas penentuan prioritas program dan
Tingkat pengaruh = Σ (27x5 + kegiatan masih pada skala sedang,
11,7x4 + 11,3x3 + 0x2 + 0x1)/50 = 4,3 yang berarti bahwa keterlibatan
(skala Tinggi) masyarakat dalam musrenbang
Dari hasil analisis tingkat kecamatan dan penentuan prioritas
partisipasi masyarakat, analisis peran program dan kegiatan belum
pemerintah dan analisis tata cara dilakukan secara maksimal, baik
penentuan prioritas program dan dari tingkat kehadiran masyarakat,
kegiatan diperoleh nilai total 4480 dan keaktifan diskusi dan mendengarkan
masuk pada tingkat IV (Gambar 2) yaitu aspirasi orang lain, tingkat
Tingkat Pengendalian Terbagi (Range pemahaman terhadap isu-isu
Nilai : 4410 – 5880). permasalahan dan arah
y y = a + bx pembangunan dan tingkat
7350 pemahaman terhadap tata cara
penentuan prioritas program dan
5880
kegiatan. Sedangkan di Kecamatan
Level Nilai 4410 Dempet tingkat partisipasi
3533 masyarakat sudah menunjukkan
2940 skala tinggi untuk semua aspek
1470 partisipasinya.
2. Peran pemerintah di dalam
0 x
I II II I V
musrenbang kecamatan di
I V Kecamatan Wonosalam
Tingkat Partisipasi
pengaruhnya terhadap penentuan
Gambar 2 Diagram Tingkat Partisipasi prioritas program dan kegiatan
terhadap Level Nilai Kecamatan Dempet masih pada skala sedang, yang
berarti bahwa kemampuan fasilitasi
KESIMPULAN, SARAN DAN oleh pemerintah kecamatan selaku
REKOMENDASI tim penyelenggara belum maksimal
Dari hasil analisis dan dalam penyelenggaraan musrenbang
pembahasan, dapat diambil kesimpulan mulai dari tingkat pemahaman
sebagai berikut: terhadap alur/tahapan musrenbang,
Analisis
8 JURNALProses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan Prioritas Vol. 9 No. Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 88
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
Guna mencapai tujuan pada Rencana Pembangunan Jangka
musrenbang kecamatan dengan Menengah Daerah (RPJMN).
menghasilkan program dan kegiatan Berdasarkan kesimpulan diatas,
yang sesuai kebutuhan masyarakat, maka peneliti memberikan rekomendasi
maka peneliti perlu menyampaikan saran sebagai berikut kepada :
sebagai berikut : 1. Pemerintah daerah
1. Di Kecamatan Wonosalam perlu ada a. Keterbatasan dana desa dan
sosialisasi yang intensif oleh banyaknya kebutuhan masyarakat
pemerintah tentang regulasi, terhadap pembangunan
petunjuk teknis, isu-isu infrastruktur desa, diperlukan
permasalahan dan arah titik temu dan pembagian
pembangunan daerah sebagai dasar kewenangan yang jelas,
perencanaan pembangunan transparan dan memihak
infrastruktur daerah mulai tingkat masyarakat antara pemerintah
desa, kecamatan dan kabupaten/kota atau dinas teknis lainnya dengan
kepada masyarakat. pihak kebutuhan masyarakat di
2. Di Kecamatan Wonosalam perlu desa dengan didasari regulasi
adanya koordinasi rutin dan yang ada.
keseimbangan peran antara b. Berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat dan pemerintah dalam masyarakat diatas, ada 2 (dua)
setiap tahapan pembangunan alternatif untuk mengatasi hal
infrastruktur daerah mulai dari tersebut yaitu : 1) Dengan
perencanaan, pelaksanaan dan perimbangan keuangan antara
pemeliharaan melaui pendekatan desa dan kabupaten yang
politik, teknokratik, partisipatif, top diperhitungkan dengan besarnya
down dan bottom up. Dana Alokasi Umum (DAU)
3. Di Kecamatan Wonosalam dan sehingga desa mampu mencukupi
Kecamatan Dempet perlu adanya kebutuhannya dalam
sinkronisasi program dan kegiatan pembangunan infrastruktur desa;
mulai dari Rencana Kerja 2) Desa diberikan dana yang
Pembangunan Desa (RKPDes), lebih besar untuk pembangunan
Rencana Kerja Pembangunan infrastruktur pedesaan melalui
Kecamatan (RKPKec), Renja SKPD Alokasi Dana Desa (ADD) dan
dan Rencana Kerja Pembangunan dana khusus bagi desa-desa yang
Daerah (RKPD) dengan merujuk tertinggal kondisi
infrastrukturnya.
10JURNAL
Analisis Proses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan PrioritasVol. 9 No. Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 1010
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
Planning and Management Nabeel Hamdi, 1993, Housing Without
Countries, Spring Research Series House : Participation, Flexibility,
University of Dortmund, Germany Enablement, Intermediate
Jamal, Eriza, 2008. Kajian Krisis Technology.
terhadap Pelaksanaan Parsons, Talcot, 1985, Amitai Etzioni,
Pembangunan Perdesaan di Organisasi-Organisasi Modern,
Indonesia, Balai Besar Pengkajian (alih bahasa Suryatim), Penerbit
dan Pengembangan Teknologi Universitas Indonesia (UI-Press),
Pertanian, Bogor Jakarta.
Kartasasmita, Ginanjar, 1997 Poerwadarminta, W.J.S, 1991, “Kamus
Administrasi Pembangunan : Umum Bahasa Indonesia”, Balai
Perkembangan Pemikiran dan Pustaka, Jakarta.
Praktiknya di Indonesia, LP3ES, Riwu Kaho, Josef, 1991, “ Prospek
Jakarta. Otonomi Daerah di Negara R.I”,
Kodoatie, Robert J., 2005, Pengantar CV. Rajawali, Jakarta.
Manajemen Infrastruktur, Pustaka Riyadi dan Deddy Supriady
Pelajar, Yogyakarta. Bratakusumah, (2004),
Kirmanto, Djoko, 2005, Pembangunan Perencanaan Pembangunan Daerah
Infrastruktur Indonesia, : Strategi Menggali Potensi dalam
Departemen Pekerjaan Umum, Mewujudkan Otonomi Daerah, PT.
Jakarta Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Moekijat, 1990, Asas-Asas Perilaku Siagian,S.P, 1994, Manajemen Modern:
Organisasi, Penerbit Mandar Maju, Bunga Rampai, CV. Masagung,
Bandung. Jakarta.
Mardikanto, Totok, 1988, Partisipasi Slamet, Y, 1993, Pembangunan
Masyarakat Dalam Pembangunan, Masyarakat Berwawasan
Sebelas Maret University Press, Partisipasi, Sebelas Maret
Surakarta. University Press, Surakarta.
Muhadjir, H. Noeng, 2000, Metode Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi,
Penelitian Kualitatif dan 1985, Metode Penelitian Survai,
Kuantitatif, Penerbit Rake LP3ES, Jakarta.
Sarasin,Yogyakarta. Siagian, Sondang P, 1983, Organisasi
Nurcholis, H., 2009, Perencanaan Kepemimpinan dan Perilaku
Partisipatif Pemerintahan Daerah, Administrasi, PT. Gunung Agung,
Grasindo, Jakarta. Jakarta.
Analisis
12JURNALProses TEKNIK
Penentuan Prioritas Vol.
- UNISFAT, Program
9 No. Pembangunan Infrastruktur
1, September 2013 Hal 1 - 12Desa 12
12
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani