Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PROSES PENENTUAN PRIORITAS

PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA


DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DI KECAMATAN WONOSALAM DAN KECAMATAN DEMPET
KABUPATEN DEMAK

M. Debby Rizani
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT)
Jl. Diponegoro No. 1B Jogoloyo Demak Telp (0291) 686227

Abstrak : Untuk mengkoordinasikan seluruh upaya pembangunan partisipatif diwujudkan dalam beberapa
pendekatan yaitu politik, teknokratik, partisipatif, top down, dan bottom up. Musrenbang dilaksanakan
dengan tepat dengan memenuhi nilai-nilai demokratisasi, desentralisasi dan pemerintahan yang bersih,
maka proses musrenbang merupakan langkah awal terjadinya inovasi perencanaan pembangunan daerah.
Ada 3 (tiga) aspek yang mempengaruhi hasil musrenbangkec tersebut, yaitu : tingkat partisipasi
masyarakat, peran pemerintah dan tata cara penentuan prioritas program dan kegiatan. Sosialisasi,
koordinasi rutin, sinkronisasi program dan kegiatan serta keseimbangan peran antara masyarakat dan
pemerintah perlu dilakukan dalam setiap tahapan pembangunan infrastruktur daerah mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan.

Kata Kunci: pembangunan partisipatif, partisipasi masyarakat, peran pemerintah

Abstract : From the context of this legislation shows that musrenbang has a high influence on the
achievement of the reform agenda. Musrenbang implemented to meet the exact values of democratization,
decentralization and good governance, it is the first step musrenbangkec the innovation of regional
development planning. There are three (3) aspects that affect the results of musrenbangkec, namely : the
level of community participation, the role of government and procedures for determining the program
priorities and activities. Socialization, regular coordination , synchronization of programs and activities as
well as the balance between the public and the government needs to be done in each phase of the
development of local infrastructure from planning , implementation and maintenance .

Key words : participatory development, participative of community, the role of government

PENDAHULUAN desentralisasi, dan pemerintahan yang


Reformasi tahun 1998 bersih. Nilai-nilai ini telah mendorong
merupakan sebuah momentum yang terciptanya tatanan baru hubungan antara
menggerakkan perubahan pada sendi- pemerintah dengan masyarakat dan
sendi kehidupan bangsa Indonesia. dunia usaha, hubungan dalam
Agenda-agenda reformasi yang tercetus pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
melalui kelompok mahasiswa dan penciptaan transparansi, akuntabilitas
organisasi pemuda merupakan wujud dan partisipasi masyarakat dalam
tuntutan hati nurani rakyat. Nilai dasar pengambilan kebijakan-kebijakan
yang terkandung dalam reformasi pembangunan (Jamal, 2008).
sesungguhnya adalah demokratisasi,

1 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 9 No. 1, September 2013 Hal 1 - 12 1


Reformasi kemudian yaitu pada forum Musrenbang, artinya
ditindaklanjuti dengan adanya setelah melalui pendekatan politik yaitu
pembaharuan dalam sistem perencanaan melalui pilkada, pendekatan teknokrat
pembangunan dan pengelolaan keuangan yaitu rencana disusun oleh instansi
negara secara nasional. Inilah dasar pemerintah disemua level, proses
ditetapkannya Undang-Undang Nomor berikutnya adalah sinkronisasi program
25 Tahun 2004 tentang Sistem yang disusun para teknokrat tersebut,
Perencanaan Pembangunan Nasional. dengan melibatkan partisipasi
Menurut penjelasan Undang-Undang masyarakat dalam Musrenbang.
Nomor 25 Tahun 2004, untuk Musrenbang yang telah
mengkoordinasikan seluruh upaya dilaksanakan di daerah masih belum
pembangunan diwujudkan dalam maksimal dalam melaksanakan prinsip-
beberapa pendekatan yaitu politik, prinsip pembangunan partisipatif, namun
teknokratik, partisipatif, top-down, dan belum banyak penelitian yang mencoba
bottom up. Pemberlakuan Undang- mengangkat realita persoalan yang
Undang Nomor 22 Tahun 1999, berikut sesungguhnya. Menengok persoalan
dirubah dengan Undang-Undang Nomor Musrenbang yang terjadi di Kabupaten
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Demak, partisipasi masyarakat masih
Daerah, dan regulasi tentang merupakan masalah dalam seluruh
Pelaksanaan Forum Musrenbang dan aktivitas pembangunan. Meskipun
Perencanaan Partisipatif sebagaimana sebenarnya di Kecamatan Wonosalam
diatur dalam Surat Edaran Bersama dan Kecamatan Dempet pada
Menteri Negara Perencanaan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
Pembangunan / Kepala Bappenas dan masyarakat melalui Program Nasional
Menteri Dalam Negari Nomor Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ Perdesaan (PNPM MPd) dapat berjalan
tanggal 12 Januari 2007 Perihal Petunjuk dengan baik dan lancar. Hal tersebut
Teknis Penyelenggaraan Musrenbang belum menjamin tingkat partisipasi
Tahun 2007, dapat menjadi garansi masyarakat, peran pemerintah dan juga
formal bagi Pemerintah Daerah untuk penentuan program prioritas
melaksanakan kegiatan pembangunan pembangunan insfrastruktur desa dalam
secara partisipatif. Oleh karena itu tidak kegiatan musrenbang kecamatan yang
ada pilihan lain selain masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
terlibat dalam proses perencanaan. Hakekat sebuah penelitian adalah
Proses pelibatan masyarakat ini terjadi menjawab pertanyaan yang diajukan
sejak penyusunan rencana pembangunan berkaitan dengan masalah yang

2 JURNAL
Analisis Proses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan Prioritas Vol. 9 No. Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 22
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
dimunculkan. Oleh karena itu Lokasi penelitian dibatasi pada 2
dirumuskan permasalahan-permasalahan (dua) kecamatan di Kabupaten Demak,
sebagai berikut : yaitu :
1. Bagaimana tingkat partisipasi Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan
masyarakat dalam Musrenbang Dempet. Adapun ruang lingkup
Kecamatan di Kecamatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Wonosalam dan Kecamatan Dempet a. Tingkat partisipasi masyarakat dan
Kabupaten Demak ? peran pemerintah dalam
2. Bagaimana peran pemerintah dalam pelaksanaan Musrenbang di
Musrenbang Kecamatan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Dempet.
Kecamatan Dempet Kabupaten b. Tata cara penentuan prioritas
Demak ? program dan kegiatan pembangunan
3. Bagaimana tata cara penentuan infrastruktur desa di Kecamatan
prioritas program dan kegiatan Wonosalam dan Kecamatan Dempet
pembangunan infrastruktur desa melalui Musrenbang Kecamatan.
dalam Musrenbang Kecamatan di c. Pembangunan infrastruktur desa
Kecamatan Wonosalam dan dibatasi pada pembangunan jalan
Kecamatan Dempet Kabupaten lingkungan di Kecamatan
Demak ? Wonosalam dan Kecamatan
Maksud dari penelitian ini adalah Dempet.
untuk mencari alternatif penentuan Pendekatan yang digunakan
program dan kegiatan prioritas dalam penelitian ini adalah deskriptif
pembangunan infrastruktur desa melalui kualitatif. Variabel bebas dalam
musyawarah perencanaan pembangunan penelitian ini adalah : tingkat partisipasi
(Musrenbang) Kecamatan yang sesuai masyarakat, peran pemerintah dan tata
dengan kebutuhan masyarakat setempat. cara penentuan prioritas program dan
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa kegiatan pembangunan infrastruktur
tingkat partisipasi masyarakat, peran desa. Dalam penelitian pengumpulan
pemerintah dan tata cara penentuan data dilakukan dengan observasi,
prioritas program dan kegiatan kuesioner dan wawancara. Metoda
pembangunan infrastruktur desa dalam analisis yang digunakan dalam penelitian
Musrenbang Kecamatan di Kecamatan ini adalah kuantitatif (distribusi
Wonosalam dan Kecamatan Dempet frekwensi) dengan data dari hasil
Kabupaten Demak. kuesioner yang telah disebarkan ke
responden berdasarkan tabel kebutuhan

3 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 9 No. 1, September 2013 Hal 1 - 12 3


data. Teknik pengambilan sampel (Nurcholis, 2009). Pemahaman terhadap
tersebut menggunakan Non Propability proses perencanaan partisipasi penting
Sampling, yaitu teknik yang tidak untuk mendorong pemerintahan daerah
memberi peluang/kesempatan sama bagi agar memiliki kesepahaman tentang
setiap unsur atau anggota poulasi untuk mekanisme dan formulasi proses
dipilih menjadi sampel. Maka pada Musrenbang. Untuk itu penyegaran
penelitian ini teknik sampel ditentukan tentang proses Musrenbang partisipatif
dengan teknik Sampling Purposive, yaitu yang efektif perlu dilaksanakan sebelum
teknik penentuan sampel dengan pra-Musrenbang dimulai. Sehingga ada
pertimbangan tertentu. Dari teknik kesamaan pandangan dan kebutuhan
pengambilan sampel diatas, maka serta konsisten terhadap suatu proses
jumlah sampel yang dibutuhkan adalah partisipasi yang nyata. Dasar dari
sebanyak 100 orang. Responden diambil ketegangan ini adalah antara prakarsa
dari narasumber dan peserta yang dan kepercayaan yang terjadi diatas 2
mengikuti kegiatan Musrenbang (dua) konflik kerangka pikir dalam
Kecamatan di Kecamatan Wonosalam pelaksanaannya, yang melekat dalam
(50 orang) dan Kecamatan Dempet (50 struktur organisasi dan proses
orang) yang terdiri dari unsur : Tim perencanaan yang melingkupinya. Untuk
Penyelenggara Musrenbang (TPM), Tim menghasilkan perencanaan yang
Pemandu, Kepala Desa dan utusan desa berkualitas selain mengacu pada visi
(tokoh masyarakat, PKK, LKMD dan pembangunan daerah juga didukung oleh
perwakilan perempuan). para ahli, perencanaan yang dihasilkan
sudah berdasarkan kondisi dan potensi
KAJIAN PUSTAKA wilayahnya tetapi untuk lebih
Perencanaan Pembangunan memantapkannya perlu bantuan para ahli
Partisipatif dalam bidangnya.
Kegiatan perencanaan tingkat
daerah harus diarahkan berdasarkan isu Partisipasi Masyarakat dan Peran
yang dianggap relevan bagi Pemerintah
pembangunan. Dimulai dengan Dalam konteks pembangunan,
perumusan visi dan tujuan umum partisipasi masyarakat berarti suatu
pembangunan jangka panjang proses yang aktif dimana para pemanfaat
berdasarkan masukan dari kelompok mempengaruhi arah dan pelaksanaan
stakeholder terkait, sehingga visi misi proyek-proyek pembangunan dari pada
menjadi milik bersama dan acuan untuk hanya menerima suatu bagian dari
semua pelaku pembangunan di daerah manfaat proyek. Definisi ini

4 JURNAL
Analisis Proses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan Prioritas Vol. 9 No. Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 44
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
mengemukakan dua hal pokok, yaitu pendamping masyarakat atau fasilitator).
proses yang aktif, dan pemanfaat Penyadaran masyarakat tersebut
mempengaruhi arah dan pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan
proyek-proyek pembangunan pendampingan. Dari uraian di atas dapat
(Mardikanto, 1988). Ciri-ciri partisipasi disimpulkan bahwa terdapat empat
adalah : keterlibatan dalam keputusan, pelaku yang mempengaruhi keberhasilan
bentuk kontribusi, organisasi kerja, partisipasi masyarakat yakni pemerintah
penetapan tujuan, peran masyarakat. dan pelaksana, fasilitator serta
Partisipasi masyarakat diartikan sebagai masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat
peran aktif dalam mempengaruhi proses terlaksana selama keempat pelaku saling
pembangunan serta secara bersama-sama mendukung.
mengambl manfaat dari kegiatan yang
dilakukan. Partisipasi mengandung arti Musrenbang Kecamatan
pula keterlibatan sebagian masyarakat Dalam penelitian ini dilakukan
secara aktif dan bermakna pada dua kajian terhadap musrenbang kecamatan
tingkat yang berbeda yaitu proses dalam perencanaan pembangunan
pengambilan keputusan dalam penetapan infrastruktur desa. Dasar pelaksanaan
tujuan dan alokasi sumber daya serta musrenbang adalah Surat Edaran
proses penetapan program dan proyek. Bersama Kepala Bappenas dan Menteri
Partisipasi merupakan sebuah bentuk Dalam Negeri nomor
hubungan yang saling menguntungkan 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ
bagi pelaku yakni pemerintah dan tanggal 12 Januari 2007 Perihal Petunjuk
masyarakat (Nurcholis, 2009). Bila Teknis Penyelenggaraan Musrenbang
masyarakat aktif, pemerintah hanya Tahun 2007. Menurut surat edaran
bertindak sebagai fasilitator, sedangkan tersebut, musyawarah perencanaan
bila masyarakat tidak aktif, pemerintah pembangunan (Musrenbang) kecamatan
mengupayakan agar masyarakat dapat adalah forum musyawarah tahunan para
berpartisipasi. Selain itu, pihak pemangku kepentingan di tingkat
pelaksana (professional, swasta) perlu kecamatan untuk mendapatkan masukan
memberi kesempatan kepada masyarakat mengenai kegiatan prioritas
berpartisipasi dalam proses perencanaan, pembangunan di wilayah kecamatan
alokasi sumber daya dan pelaksanaan terkait yang didasarkan pada masukan
proyek. Pihak yang berperan dalam dari desa/kelurahan, serta menyepakati
menyadarkan masyarakat adalah rencana kegiatan lintas desa/kelurahan di
community workers atau pekerja sosial kecamatan yang bersangkutan.
(di Indonesia lebih popular sebagai Musrenbang kecamatan tidak hanya

5 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 9 No. 1, September 2013 Hal 1 - 12 5


menyepakati masalah daerah yang ada di adalah : I. Tingkat tidak ada partisipasi;
desa/kelurahan yang diusulkan dari II. Tingkat partisipasi tidak langsung;
musrenbangdes, tetapi untuk III. Tingkat konsultatif; IV. Tingkat
menghasilkan prioritas masalah dan pengendalian terbagi; V. Tingkat
kegiatan yang menjadi urusan dan pengendalian terbagi. Dari hasil analisis
kewenangan wajib dan pilihan daerah. tingkat partisipasi masyarakat, analisis
peran pemerintah dan analisis tata cara
ANALISIS DAN PEMBAHASAN penentuan prioritas program dan
Sebagaimana telah diuraikan pada bab kegiatan diperoleh nilai total 3533 dan
sebelumnya, ditentukan skala jawaban masuk pada tingkat III (Gambar 1) yaitu
untuk mengetahui tingkat pengaruh Tingkat Konsultatif (Range Nilai : 2940
dengan menggunakan skala Likert. – 4410).
y y = a + bx
Berdasarkan analisis dan dihitung
dengan menggunakan rumus : 7350

Tingkat pengaruh = Σ (Rata-rata Nilai x


5880
Skala) / Σ Responden..........................(1)
4480
Tingkat pengaruh masing-masing aspek Level
4410
di Kecamatan Wonosalam sesuai análisis Nilai
dan dihitung dengan rumus (1) adalah 2940
sebagai berikut :
1470
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat
Tingkat pengaruh = Σ(9,7x5 + 0 x
12,1x4 + 21,1x3 + 4,1x2 + 3x1)/50 = 3,4 I II II I V
(skala Sedang) I V
Tingkat Partisipasi
2. Peran Pemerintah
Tingkat pengaruh = Σ (3,7x5 + Gambar 1 Diagram Tingkat Partisipasi
7x4 + 27,7x3 + 8,1x2 + 3,4x1)/50 = 3,3 terhadap Level Nilai Kecamatan
(skala Sedang) Wonosalam
3. Tata Cara Penentuan Prioritas
Tingkat pengaruh = Di Kecamatan Dempet sesuai analisis
Σ(14,4x5+12,7x4+17,9x3 + 2,6x2 + dan dihitung dengan rumus (1) adalah
2,4x1)/50= 3,7 (skala Sedang) sebagai berikut :
Berdasarkan teori Tangga Partisipasi 1. Tingkat Partisipasi Masyarakat
Nabeel Hamdi tersebut konsep Tingkat pengaruh = Σ(21x5 +
pembangunan partisipastif yang terdiri 15,4x4 + 11,4x3 + 1,9x2 + 0,3x1)/50=
dari 5 (lima) tingkatan partisipasi, 4,1 (skala Tinggi)

6 JURNAL
Analisis Proses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan Prioritas Vol. 9 No.Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 66
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
2. Peran Pemerintah 1. Tingkat partisipasi masyarakat
Tingkat pengaruh = Σ (25,4x5 + dalam pelaksanaan musrenbang
13,4x4 + 12,1x3 + 1x2 + 0x1)/50 = 4,4 kecamatan di Kecamatan
(skala Tinggi) Wonosalam pengaruhnya terhadap
3. Tata Cara Penentuan Prioritas penentuan prioritas program dan
Tingkat pengaruh = Σ (27x5 + kegiatan masih pada skala sedang,
11,7x4 + 11,3x3 + 0x2 + 0x1)/50 = 4,3 yang berarti bahwa keterlibatan
(skala Tinggi) masyarakat dalam musrenbang
Dari hasil analisis tingkat kecamatan dan penentuan prioritas
partisipasi masyarakat, analisis peran program dan kegiatan belum
pemerintah dan analisis tata cara dilakukan secara maksimal, baik
penentuan prioritas program dan dari tingkat kehadiran masyarakat,
kegiatan diperoleh nilai total 4480 dan keaktifan diskusi dan mendengarkan
masuk pada tingkat IV (Gambar 2) yaitu aspirasi orang lain, tingkat
Tingkat Pengendalian Terbagi (Range pemahaman terhadap isu-isu
Nilai : 4410 – 5880). permasalahan dan arah
y y = a + bx pembangunan dan tingkat
7350 pemahaman terhadap tata cara
penentuan prioritas program dan
5880
kegiatan. Sedangkan di Kecamatan
Level Nilai 4410 Dempet tingkat partisipasi
3533 masyarakat sudah menunjukkan
2940 skala tinggi untuk semua aspek
1470 partisipasinya.
2. Peran pemerintah di dalam
0 x
I II II I V
musrenbang kecamatan di
I V Kecamatan Wonosalam
Tingkat Partisipasi
pengaruhnya terhadap penentuan
Gambar 2 Diagram Tingkat Partisipasi prioritas program dan kegiatan
terhadap Level Nilai Kecamatan Dempet masih pada skala sedang, yang
berarti bahwa kemampuan fasilitasi
KESIMPULAN, SARAN DAN oleh pemerintah kecamatan selaku
REKOMENDASI tim penyelenggara belum maksimal
Dari hasil analisis dan dalam penyelenggaraan musrenbang
pembahasan, dapat diambil kesimpulan mulai dari tingkat pemahaman
sebagai berikut: terhadap alur/tahapan musrenbang,

7 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 9 No. 1, September 2013 Hal 1 - 12 7


pelaksanaan tugas dan kegiatan, masyarakat. Sedangkan di
tingkat pemahaman terhadap isu-isu Kecamatan Dempet sudah
permasalahan dan arah menunjukkan skala tinggi yang
pembangunan, tingkat pemahaman berarti bahwa tata cara penentuan
terhadap tata cara penentuan prioritas sudah disosialisaikan
prioritas program dan kegiatan, dan dengan baik dan dipahami oleh
masih adanya intervensi pemerintah peserta sehingga membantu dan
dalam penentuan prioritas program memudahkan dalam penentuan
dan kegiatan. Sedangkan di prioritas program dan kegiatannya.
Kecamatan Dempet peran Dari hasil analisis dengan teori
pemerintah sudah menunjukkan Tangga Partisipasi Nabeel Hamdi di
skala tinggi, yang berarti bahwa Kecamatan Wonosalam masuk dalam
pemerintah memahami peran dan Tingkat Konsultatif. Dalam realisasi
fungsinya dalam penyelenggaraan prioritas program dan kegiatan masih
musrenbang kecamatan. didominasi kepentingan SKPD terkait
3. Tata cara penentuan prioritas serta kepentingan politik anggota DPRD
program dan kegiatan di dalam Kabupaten Demak dengan menggunakan
musrenbang kecamatan di dana aspirasi untuk pembangunan
Kecamatan Wonosalam infrastruktur jalan lingkungan di wilayah
pengaruhnya terhadap penentuan Kecamatan Wonosalam, sehingga
prioritas program dan kegiatan program dan kegiatan yang dilaksanakan
masih pada skala sedang, yang belum sepenuhnya sesuai dengan
berarti bahwa tata cara penentuan kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan
prioritas program dan kegiatan guna Dempet masuk pada Tingkat
menentukan prioritas program dan Pengendalian Terbagi. Dalam hal ini
kegiatan belum berpengaruh secara proses perencanaan pembangunan
maksimal dikarenakan belum partisipatif dan penentuan prioritas
tersosialisasi dengan baik kepada program dan kegiatan sesuai kebutuhan
peserta musrenbang kecamatan, masyarakat melalui musrenbang
sehingga mengakibatkan kecamatan di Kecamatan Dempet telah
ketidakpahaman peserta dalam berlangsung baik dan perlu ditingkatkan
melakukan penilaian penentuan sebagai penyempurnaan., terutama pada
prioritas program dan kegiatan serta pengawalan program dan kegiatan
mempengaruhi hasil prioritas pembangunan sampai pada musrenbang
program dan kegiatan yang belum tingkat kabupaten.
sesuai dengan kebutuhan

Analisis
8 JURNALProses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan Prioritas Vol. 9 No. Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 88
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
Guna mencapai tujuan pada Rencana Pembangunan Jangka
musrenbang kecamatan dengan Menengah Daerah (RPJMN).
menghasilkan program dan kegiatan Berdasarkan kesimpulan diatas,
yang sesuai kebutuhan masyarakat, maka peneliti memberikan rekomendasi
maka peneliti perlu menyampaikan saran sebagai berikut kepada :
sebagai berikut : 1. Pemerintah daerah
1. Di Kecamatan Wonosalam perlu ada a. Keterbatasan dana desa dan
sosialisasi yang intensif oleh banyaknya kebutuhan masyarakat
pemerintah tentang regulasi, terhadap pembangunan
petunjuk teknis, isu-isu infrastruktur desa, diperlukan
permasalahan dan arah titik temu dan pembagian
pembangunan daerah sebagai dasar kewenangan yang jelas,
perencanaan pembangunan transparan dan memihak
infrastruktur daerah mulai tingkat masyarakat antara pemerintah
desa, kecamatan dan kabupaten/kota atau dinas teknis lainnya dengan
kepada masyarakat. pihak kebutuhan masyarakat di
2. Di Kecamatan Wonosalam perlu desa dengan didasari regulasi
adanya koordinasi rutin dan yang ada.
keseimbangan peran antara b. Berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat dan pemerintah dalam masyarakat diatas, ada 2 (dua)
setiap tahapan pembangunan alternatif untuk mengatasi hal
infrastruktur daerah mulai dari tersebut yaitu : 1) Dengan
perencanaan, pelaksanaan dan perimbangan keuangan antara
pemeliharaan melaui pendekatan desa dan kabupaten yang
politik, teknokratik, partisipatif, top diperhitungkan dengan besarnya
down dan bottom up. Dana Alokasi Umum (DAU)
3. Di Kecamatan Wonosalam dan sehingga desa mampu mencukupi
Kecamatan Dempet perlu adanya kebutuhannya dalam
sinkronisasi program dan kegiatan pembangunan infrastruktur desa;
mulai dari Rencana Kerja 2) Desa diberikan dana yang
Pembangunan Desa (RKPDes), lebih besar untuk pembangunan
Rencana Kerja Pembangunan infrastruktur pedesaan melalui
Kecamatan (RKPKec), Renja SKPD Alokasi Dana Desa (ADD) dan
dan Rencana Kerja Pembangunan dana khusus bagi desa-desa yang
Daerah (RKPD) dengan merujuk tertinggal kondisi
infrastrukturnya.

9 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 9 No. 1, September 2013 Hal 1 - 12 9


c. Hasil analisis peneliti diharapkan DAFTAR PUSTAKA
dapat dijadikan referensi untuk Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
perbaikan proses pelaksanaan Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
musrenbang kecamatan di Asy’ari, Sapari Imam, Drs, 1993,
Kabupaten Demak, sehingga Sosiologi Kota Dan Desa , Usaha
dapat menghasilkan tahapan Nasional, Jakarta
perencanaan pembangunan Bryant, C. dan L. G White, 1989.
infrastruktur desa yang lebih baik Manajemen Pembangunan Untuk
dan sesuai kebutuhan Negara Berkembang, LP3ES,
masyarakat. Jakarta.
2. Peneliti selanjutnya Burke, Edmund M, 2004, Pendekatan
Program dan kegiatan prioritas yang Partisipatif dalam Perencanaan
diusulkan ke tingkat kabupaten Kota, Yayasan Sugiyanto
sebagai hasil proses perencanaan Sugiyoko,Bandung.
musrenbang kecamatan belum bisa Davey, Kenneth J, 1988, Pembiayaan
dibuktikan secara empiris Pemerintah Daerah: Praktek-
kesesuaiannya dengan hasil akhir praktek Internasional dan
program dan kegiatan yang disetujui Relevansinya bagi Dunia Ketiga,
oleh pemerintah kabupaten dan Universitas Indonesia, Jakarta.
ditetapkan oleh DPRD Kabupaten Daldjoeni N, 1998, Geografi Kota dan
Demak, hal ini menjadi bagian dari Desa, Alumni, Bandung.
keterbatasan peneliti. Oleh karena Effendi Anwar dan Setia Hadi, 1996,
itu, peneliti memberikan Perencanaan Pembangunan
rekomendasi kepada peneliti yang Wilayah dan Pedesaan, Majalah
akan meneliti lebih lanjut mengenai Prisma, Jakarta.
perencanaan pembangunan Grigg, Neil, 1998, Infrastructure
partisipasi di Kabupaten Demak Engineering and Management, Jhon
mulai dari musrenbang tingkat desa, Wiley an Sons
kecamatan, SKPD dan Kabupaten Hasibuan SP, Malayu,1998, Manajemen:
guna mendapatkan gambaran secara Dasar, Pengertian, dan Masalah.
tepat usulan program prioritas Jakarta
pembangunan infrsatruktur desa Hadari Nawawi, 1998, Metode
sampai dengan program Penelitian Bidang Sosial. Gadjah
pembangunan yang terdanai. Mada University Press, Yogyakarta
Jenssen,Bernd (edt), 1998, Planning as a
Dialogue, District Development

10JURNAL
Analisis Proses TEKNIK - UNISFAT,
Penentuan PrioritasVol. 9 No. Pembangunan
Program 1, September 2013 Hal 1 - 12Desa
Infrastruktur 1010
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani
Planning and Management Nabeel Hamdi, 1993, Housing Without
Countries, Spring Research Series House : Participation, Flexibility,
University of Dortmund, Germany Enablement, Intermediate
Jamal, Eriza, 2008. Kajian Krisis Technology.
terhadap Pelaksanaan Parsons, Talcot, 1985, Amitai Etzioni,
Pembangunan Perdesaan di Organisasi-Organisasi Modern,
Indonesia, Balai Besar Pengkajian (alih bahasa Suryatim), Penerbit
dan Pengembangan Teknologi Universitas Indonesia (UI-Press),
Pertanian, Bogor Jakarta.
Kartasasmita, Ginanjar, 1997 Poerwadarminta, W.J.S, 1991, “Kamus
Administrasi Pembangunan : Umum Bahasa Indonesia”, Balai
Perkembangan Pemikiran dan Pustaka, Jakarta.
Praktiknya di Indonesia, LP3ES, Riwu Kaho, Josef, 1991, “ Prospek
Jakarta. Otonomi Daerah di Negara R.I”,
Kodoatie, Robert J., 2005, Pengantar CV. Rajawali, Jakarta.
Manajemen Infrastruktur, Pustaka Riyadi dan Deddy Supriady
Pelajar, Yogyakarta. Bratakusumah, (2004),
Kirmanto, Djoko, 2005, Pembangunan Perencanaan Pembangunan Daerah
Infrastruktur Indonesia, : Strategi Menggali Potensi dalam
Departemen Pekerjaan Umum, Mewujudkan Otonomi Daerah, PT.
Jakarta Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Moekijat, 1990, Asas-Asas Perilaku Siagian,S.P, 1994, Manajemen Modern:
Organisasi, Penerbit Mandar Maju, Bunga Rampai, CV. Masagung,
Bandung. Jakarta.
Mardikanto, Totok, 1988, Partisipasi Slamet, Y, 1993, Pembangunan
Masyarakat Dalam Pembangunan, Masyarakat Berwawasan
Sebelas Maret University Press, Partisipasi, Sebelas Maret
Surakarta. University Press, Surakarta.
Muhadjir, H. Noeng, 2000, Metode Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi,
Penelitian Kualitatif dan 1985, Metode Penelitian Survai,
Kuantitatif, Penerbit Rake LP3ES, Jakarta.
Sarasin,Yogyakarta. Siagian, Sondang P, 1983, Organisasi
Nurcholis, H., 2009, Perencanaan Kepemimpinan dan Perilaku
Partisipatif Pemerintahan Daerah, Administrasi, PT. Gunung Agung,
Grasindo, Jakarta. Jakarta.

11JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 9 No. 1, September 2013 Hal 1 - 12 11


Surakhmad, Winarno, 1994, Pengantar Kondisi dan Potensi Wilayah di
Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode Kabupaten Tegal, Semarang,
dan Teknik, Tarsito, Bandung. Magister Teknik Pembangunan
Setyanto, Widya P, 2008, Panduan Wilayah dan Kota Program Pasca
Penyelenggaran Musyawarah Sarjana UNDIP.
Perencanaan Pembangunan Solagrasia Novita Samarauw, 2008, Pola
Kecamatan, FPPM, Jakarta. Partisipasi dalam Musrenbang di
Sherry R. Arnstein, 1969, A Ladder of Kelurahan dan Kecamatan : Sebuah
Citizen Participation, JAIP. Vol. 3. Kajian Evaluatif, Program Studi
Wrihatmolo, R. R., 2009, Perencanaan Pembangunan Program Pasca
Pembangunan Daerah: Konsep dan Sarjana ITB.
Mekanisme, LPEM FE UI , Jakarta.
Kabupaten Demak Dalam Angka Tahun
2011, BPS Kabupaten Demak
Kecamatan Wonosalam Dalam Angka
Tahun 2011, BPS Kabupaten
Demak
Kecamatan Dempet Dalam Angka Tahun
2011, BPS Kabupaten Demak
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
Surat Edaran Bersama Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan / Kepala
Bappenas dan Menteri Dalam
Negari Nomor
0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ
tanggal 12 Januari 2007 Perihal
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Musrenbang Tahun 2007
Ahmad Uwes Qoroni, 2005, Efektifitas
Musrenbangdes Dalam
Perencanaan Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan Berdasarkan

Analisis
12JURNALProses TEKNIK
Penentuan Prioritas Vol.
- UNISFAT, Program
9 No. Pembangunan Infrastruktur
1, September 2013 Hal 1 - 12Desa 12
12
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak – M. Debby Rizani

Anda mungkin juga menyukai