Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERAN HKPD DELI SERDANG DALAM MENCIPTAKAN

KOTA DAN PEMUKIMAN YANG BERKELANJUTAN

DOSEN PENGAMPU:
HERDENSI ADNIN, S.SOS, M.SP

MATA KULIAH:
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH:
SULTHON ABDILLAH MUHAMMAD

NIM:
220902071

PRODI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023-2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya kita masih diberikan berbagai
kenikmatan dan kesempatan dalam menjalani kehidupan yang bermartabat. Tak lupa saya
ucapkan terimakasih kepada bapak dosen yakni Herdensi Adnin, SSos,. M.SP yang telah
menjadi inspirasi saya dalam menuliskan makalah yang berjudul “ Peran HKPD Deli
Serdang Dalam Menciptakan Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan” serta orangtua dan
teman-teman yang selama ini menjadi tempat saya mendiskusikan berbagai permasalahan
sosial yang menjadi rujukan dalam mendapatkan informasi yang bermanfaat.
Penulis sadar saat makalah ini mulai untuk dituliskan masih mengalami banyak kekurangan
dan kesalahan yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Maka dari itu penulis meminta masukkan
dan saran mengenai makalah dari para pembaca jika ada hal-hal yang perlu ditambahkan.
Mudah-mudahan apa yang menjadi usaha memperbaiki kehidupan berbangsa memiliki nilai
dan manfaat bagi kita semua.

Medan, 19 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
Latar Belakang…………………………………………………………………………..
Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
Tujuan……………………………………………………………………………………
Pendanaan Pembangunan………………………………………………………………..
Penyusunan Tata Ruang………………………………………………………………….
Harmonisasi Pembangunan Pusat dan Daerah…………………………………………...
Kesimpulan………………………………………………………………………………
Saran……………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD)
merupakan sebuah sistem yang mengatur tentang bagaimana keuangan negara dibagi dan
dikelola antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sistem HKPD sangat penting
untuk memastikan bahwa keuangan negara digunakan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional dan daerah. HKPD (Perimbangan Keuangan)
adalah salah satu aspek penting dari hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.
Selama dua dekade HKPD digunakan sebagai instrumen pelaksanaan Otonomi Daerah
dan Desentralisasi fiskal guna mencapai tujuan bernegara, yaitu pemerataan kesejahteraan
di seluruh pelosok NKRI. Namun pada pelaksanaannya masih mengalami banyak kendala
termasuk di wilayah kabupaten Deli Serdang yang saat ini masih mengalami banyak
permasalahan dalam pengelolaan keuangan dan belanja daerah guna kepentingan
Masyarakat.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara
yang memiliki potensi ekonomi besar yang saat ini masih harus ditingkatkan secara
masif. Kabupaten Deli Serdang sebagai pintu gerbang kawasan kota medan memiliki
andil besar dalam menaikkan taraf hidup masyarakatnya dengan hadirnya banyak
industri, pergudagangan, pariwisata, pemukiman, pertanian dan Perkebunan serta banyak
sektor lainnya sehingga kabupaten Deli Serdang nantinya dapat berkembang menjadi
kawasan inklusif dan modern.

Dimasa-masa mendatang, Pembangunan Infrastruktur masih menjadi prioritas


Pembangunan di banyak daerah. Dalam hal ini pemerintah Deli Serdang merupakan pihak
yang memiliki kewenangan besar di dalam menjalankan kebijakan dan strategi
Pembangunan seperti apa yang harus dilakukan melalui realisasi APBD yang tepat
sasaran, serta memahami seluk-beluk daerah. Dengan Memahami Kebijakan HKPD yang
dilakukan oleh Kementerian keuangan. Pemerintah Deli Serdang nantinya dapat
melakukan kebijakan Harmonisasi, Kolaborasi serta Sinkronisasi berbagai kebijakan
publik yang disepakati oleh DPRD Tingkat Kabupaten dan Bupati dalam mewujudkan
kemandirian daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Ada banyak masalah yang saat ini dihadapkan pada pemerintah daerah dalam
mengembangkan potensi daerah. Kabupaten Deli Serdang sendiri memiliki banyak
permasalahan dalam mengembangkan setiap kecamatan yang ingin dikembangkan.
Berikut Rumusan Masalah yang ada:
1. Seberapa efektif pendanaan HKPD dalam mendukung pembangunan kota dan
pemukiman yang berkelanjutan di Deli Serdang?
2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan berkelanjutan di Deli Serdang?
1.3 Tujuan
Memahami Pengaruh HKPD Deli Serdang dalam menciptakan kota dan pemukiman yang
berkelanjutan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendanaan Pembangunan

Pendanaan merupakan aspek krusial dalam mewujudkan pembangunan kota dan


pemukiman yang berkelanjutan. Pendanaan pembangunan penting untuk pertumbuhan
ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Dengan berinvestasi dalam infrastruktur dan
layanan publik, pemerintah dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan peluang
ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup rakyatnya.

Dalam Kebijakan HKPD terdapat berbagai sumber pendanaan yang pertama oleh
Pemerintah: Pendapatan asli daerah (PAD), Transfer daerah dari pemerintah pusat, Dana
insentif daerah, Dana alokasi khusus (DAK) yang keempat unsur tersebut nantinya bakal
menjadi draft RAPBD di setiap daerah. Yang kedua oleh Swasta: Investasi langsung dari
Perusahaan, Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), Filantropi dan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Yang ketiga oleh Masyarakat: Swadaya
Masyarakat, dan Kontribusi komunitas.

Mekanisme Pendanaan: (Hibah) Dana yang diberikan tanpa kewajiban pengembalian,


(Pinjaman) Dana yang diberikan dengan kewajiban pengembalian beserta bunga (Equity
crowdfunding): Penggalangan dana dari masyarakat melalui platform online (Sukuk
hijau) Surat berharga syariah yang digunakan untuk membiayai proyek berkelanjutan.

Tantangan Pendanaan:Kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan daerah,


Ketergantungan daerah pada transfer daerah, Kurangnya minat investor swasta dan
Kapasitas masyarakat yang terbatas.

Strategi Pendanaan: Peningkatan PAD melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pajak,


Penguatan desentralisasi fiskal, Penciptaan iklim investasi yang kondusif, Peningkatan
edukasi dan literasi keuangan Masyarakat, dan Pengembangan instrumen pendanaan
inovatif

2.2 Penyusunan Tata Ruang

Penyusunan tata ruang adalah proses yang dilakukan untuk mengatur dan mengelola
ruang wilayah, baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, maupun kawasan
strategis. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa ruang wilayah digunakan secara
optimal dan berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkeadilan sosial.

- Prinsip-Prinsip Tata Ruang Berkelanjutan:

1. Partisipatif: Melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, dalam


proses penyusunan tata ruang.
2. Transparan: Memberikan informasi yang jelas dan mudah diakses kepada masyarakat
tentang proses dan hasil penyusunan tata ruang.
3. Berkeadilan: Memperhatikan kebutuhan dan hak semua kelompok masyarakat,
termasuk kelompok rentan.
4. Berkelanjutan: Memastikan penggunaan sumber daya alam yang efisien dan ramah
lingkungan.
5. Tangguh: Mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan bencana alam.

- Tahapan Penyusunan Tata Ruang:

1. Perumusan Visi, Misi, dan Tujuan: Menentukan arah dan tujuan pembangunan kota
dan pemukiman.
2. Analisis dan Kajian: Mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi existing,
potensi, dan permasalahan yang ada.
3. Perumusan Kebijakan dan Strategi: Menentukan kebijakan dan strategi untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan.
4. Penyusunan Rencana Tata Ruang: Menyusun peta dan dokumen tata ruang yang
memuat rencana tata guna lahan, infrastruktur, dan lainnya.
5. Penetapan dan Implementasi: Menetapkan peraturan daerah tentang tata ruang dan
melaksanakannya secara konsisten.
6. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk
memastikan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tata ruang.

- Tantangan Penyusunan Tata Ruang Berkelanjutan:

1. Keterbatasan data dan informasi


2. Koordinasi antar sektor yang lemah
3. Kurangnya partisipasi masyarakat
4. Kapasitas aparatur daerah yang terbatas
5. Tekanan dari kepentingan politik dan ekonomi

- Strategi Penyusunan Tata Ruang Berkelanjutan:

1. Penguatan data dan informasi


2. Peningkatan koordinasi antar sektor
3. Peningkatan partisipasi masyarakat
4. Penguatan kapasitas aparatur daerah
5. Penerapan good governance

2.3 Harmonisasi Pembangunan Pusat Dan Daerah


- Pengertian:
Harmonisasi pembangunan pusat dan daerah adalah suatu kondisi yang ideal di mana
terdapat keselarasan dan keseimbangan antara kebijakan dan program pembangunan
yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dengan kebutuhan dan kondisi di daerah. Hal
ini penting untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang menyeluruh dan merata.
- Mekanisme Harmonisasi:

1. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas): Forum


untuk membahas dan menyepakati prioritas pembangunan nasional yang
melibatkan pemerintah pusat dan daerah.
2. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda): Forum untuk membahas dan
menyelesaikan permasalahan pembangunan di daerah yang melibatkan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan unsur Forkopimda lainnya.
3. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD): Forum untuk membahas dan
menyepakati tata ruang daerah yang melibatkan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
4. Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD): Sistem informasi yang memuat
data dan informasi tentang program pembangunan di daerah yang dapat diakses
oleh pemerintah pusat dan daerah.

- Pentingnya Harmonisasi
Harmonisasi pembangunan pusat dan daerah memiliki beberapa manfaat penting, antara
lain:
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembangunan: Dengan adanya keselarasan
dan keseimbangan antara kebijakan pusat dan daerah, sumber daya dan anggaran
dapat digunakan secara lebih optimal untuk mencapai tujuan pembangunan yang
sama.

2. Mencegah terjadinya duplikasi dan tumpang tindih program: Harmonisasi dapat


membantu memastikan bahwa program pembangunan yang dijalankan oleh
pemerintah pusat dan daerah tidak saling tumpang tindih dan duplikasi, sehingga
sumber daya dan anggaran dapat digunakan secara lebih efisien.

3. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi: Dengan adanya harmonisasi,


masyarakat dapat lebih mudah memahami dan mengawasi pelaksanaan program
pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah pusat dan daerah.

4. Memperkuat sinergi dan kolaborasi: Harmonisasi dapat membantu memperkuat


sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan
program pembangunan.

- Tantangan Harmonisasi
Meskipun harmonisasi pembangunan pusat dan daerah memiliki banyak manfaat,
terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya, antara lain:

1. Kesenjangan kapasitas: Kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan program


pembangunan masih beragam. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam
menyelaraskan program pembangunan daerah dengan kebijakan pusat.
2. Keterbatasan sumber daya: Keterbatasan sumber daya keuangan dan manusia di
daerah dapat menghambat pelaksanaan program pembangunan yang selaras dengan
kebijakan pusat.
3. Kurangnya komunikasi dan koordinasi: Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara
pemerintah pusat dan daerah dapat menyebabkan miskomunikasi dan tumpang tindih
program pembangunan.

- Upaya Meningkatkan Harmonisasi


Upaya untuk meningkatkan harmonisasi pembangunan pusat dan daerah dapat dilakukan
melalui beberapa langkah berikut:
1. Memperkuat regulasi dan kelembagaan: Pemerintah perlu memperkuat regulasi dan
kelembagaan yang mengatur hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal
pembangunan.
2. Meningkatkan kapasitas daerah: Pemerintah pusat perlu membantu meningkatkan
kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan.
3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi: Pemerintah pusat dan daerah perlu
meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan
program pembangunan.
4. Mendorong partisipasi masyarakat: Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan untuk memastikan bahwa
program tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di daerah.

Harmonisasi pembangunan pusat dan daerah merupakan kunci untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional yang menyeluruh dan merata. Upaya untuk meningkatkan
harmonisasi perlu terus dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah agar tercipta sinergi
dan kolaborasi yang kuat dalam melaksanakan program pembangunan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. HKPD: Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD) merupakan langkah
maju dalam upaya menciptakan harmonisasi pembangunan antara pusat dan
daerah.
2. UU HKPD memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam
mengelola keuangannya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembangunan.

Namun, masih terdapat beberapa tantangan dalam implementasi UU HKPD, seperti


kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan daerah, dan kurangnya kapasitas
aparatur daerah. Harmonisasi pembangunan antara pusat dan daerah sangat penting
untuk mencapai pembangunan nasional yang merata dan berkelanjutan.

3.2 Saran
Harapannya Harmonisasi pembangunan antara pusat dan daerah merupakan kunci
untuk mencapai pembangunan nasional yang merata dan berkelanjutan. Diperlukan
upaya bersama dari semua pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
masyarakat, untuk mengatasi berbagai tantangan dan mewujudkan harmonisasi
pembangunan yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/id/berita/lainnya/opini/3890-uu-hkpd-re-design-
desentralisasi-fiskal.html
http://repository.unika.ac.id/13294/5/12.60.0248%20Christina%20Thiveny%20Putrianti
%20BAB%20IV.pdf
http://repository.unika.ac.id/13294/5/12.60.0248%20Christina%20Thiveny%2

Anda mungkin juga menyukai