Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sulthon Abdillah Muhammad

Nim: 220902071
Mata Kuliah: Patologi Sosial Dan Kriminologi
Dosen: Mia Aulina Lubis S.Sos., M.Kesos

Tugas 5:
- Apa Itu tingkah laku Sosiopatik?
Tingkah laku sosiopatik adalah pola perilaku yang ditandai oleh kurangnya empati, rasa
tanggung jawab, dan kepedulian terhadap orang lain. Orang dengan tingkah laku sosiopatik
seringkali melanggar norma-norma sosial dan hukum, dan mereka tidak merasa bersalah atau
menyesal telah menyakiti orang lain.
Tingkah laku sosiopatik dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya dimulai pada masa
remaja atau dewasa awal. Orang dengan tingkah laku sosiopatik dapat terlihat normal dan
fungsional dari luar, tetapi mereka mungkin memiliki kehidupan yang penuh dengan konflik
dan masalah.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda tingkah laku sosiopatik:
1. Kurang empati: Orang dengan tingkah laku sosiopatik tidak dapat memahami atau
merasakan perasaan orang lain. Mereka mungkin terlihat tidak peduli atau acuh tak acuh
terhadap penderitaan orang lain.
2. Kurang rasa tanggung jawab: Orang dengan tingkah laku sosiopatik seringkali tidak
bertanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka mungkin menyalahkan orang lain atau
membuat alasan untuk perilaku buruk mereka.
3. Kurang kepedulian terhadap orang lain: Orang dengan tingkah laku sosiopatik tidak peduli
tentang kesejahteraan orang lain. Mereka mungkin memanfaatkan orang lain untuk
keuntungan pribadi mereka atau menyakiti orang lain tanpa alasan.
4. Melanggar norma-norma sosial dan hukum: Orang dengan tingkah laku sosiopatik
seringkali melanggar norma-norma sosial dan hukum. Mereka mungkin berbohong,
mencuri, atau melakukan tindak kekerasan.
5. Tidak merasa bersalah atau menyesal: Orang dengan tingkah laku sosiopatik tidak merasa
bersalah atau menyesal telah menyakiti orang lain. Mereka mungkin bahkan tidak
menyadari bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah.
Penyebab tingkah laku sosiopatik belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli percaya
bahwa itu merupakan kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
dapat meningkatkan risiko tingkah laku sosiopatik termasuk:
1. Pola asuh yang buruk, seperti pelecehan, penelantaran, atau kurangnya pengawasan
2. Trauma masa kanak-kanak, seperti kekerasan fisik atau seksual
3. Penyakit mental, seperti gangguan kepribadian ambang atau gangguan kepribadian
narsistik
Jika Anda khawatir bahwa Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki tingkah laku
sosiopatik, penting untuk mencari bantuan profesional. Terapis dapat membantu Anda
memahami perilaku Anda dan mengembangkan strategi untuk mengelola kondisinya.

- Bentuk-Bentuk Patologis Sosial?


Patologi sosial adalah segala tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial,
lapisan masyarakat, dan segala faktor yang disebabkan oleh fakta sosial yang ada dalam
masyarakat. Dalam hal ini masalah sosial terjadi karena nilai dan norma tidak dijalankan
dengan baik.
Bentuk-bentuk patologis sosial dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang melanggar norma-norma sosial, baik norma
agama, norma hukum, maupun norma adat istiadat. Perilaku menyimpang dapat berupa:
A. Kenakalan remaja seperti tawuran, perkelahian, dan penyalahgunaan narkoba.
B. Kejahatan seperti pencurian, perampokan, dan pembunuhan.
C. Pergaulan bebas seperti seks bebas dan aborsi.
D. Kecanduan seperti kecanduan narkoba, alkohol, dan judi.
E. Mental illness seperti gangguan jiwa dan gangguan kepribadian.
2. Konflik sosial
Konflik sosial adalah interaksi sosial antar individu atau kelompok yang ditandai dengan
adanya pertentangan atau perbedaan pendapat. Konflik sosial dapat berupa:
A. Konflik antar individu, seperti pertengkaran, perkelahian, dan perceraian.
B. Konflik antar kelompok, seperti konflik antar suku, agama, atau ras.
C. Konflik antar kelas sosial, seperti konflik antara buruh dan pengusaha.
D. Konflik antar negara, seperti perang dan terorisme.
Penyebab patologis sosial dapat berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi faktor biologis, psikologis, dan kepribadian. Faktor eksternal meliputi faktor
sosial, ekonomi, dan budaya.
o Dampak patologis sosial dapat berupa:

1. Dampak negatif, seperti gangguan keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan


masyarakat.
2. Dampak positif, seperti mendorong perubahan sosial dan perbaikan kondisi
masyarakat.
3. Penanggulangan patologis sosial dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:
4. Pendidikan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang norma-norma sosial.
5. Penegakan hukum, untuk memberikan sanksi bagi pelaku kejahatan.
6. Pemberdayaan masyarakat, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Penanggulangan kemiskinan, untuk mengurangi kesenjangan sosial.
8. Peningkatan kualitas hidup, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan masyarakat.
Daftar Pustaka:
https://roboguru.ruangguru.com/question/menurut-patologi-sosial-masalah-sosial-terjadi-
karena-_QU-Z4Z0KMT6
Coid, J. W., Yang, M., Tyrer, P. J., Ferguson, B., Roberts, A. R., & Ullrich, S. (2019). A
systematic review and meta-analysis of the prevalence of psychopathic personality traits in
the community. Journal of Personality Disorders, 33(3), 313-338.

Anda mungkin juga menyukai