Anda di halaman 1dari 17

PATOLOGI

SOSIAL
Ruang Lingkup Patologi Sosial :
1.Pengantar Teori Patologi Sosial.
2.Perjudian.
3.Kriminalitas.
4.Korupsi.
5.Kesehatan Jiwa.
6.Kenakalan Remaja.
7.Prostitusi.
8.Human Traficking.
Pada mulanya penyakit sosial murni
diartikan dengan ukuran moralistik.

Didefinisikan dengan : Semua tingkah


laku yang bertentangan dengan norma
kebaikan, stabilitas lokal, pola
kesederhanaan, moral, hak milik,
solidaritas kekeluargaan, hidup rukun
bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum
formal.
Masalah Sosial adalah :

1.Semua bentuk tingkah laku yang


melanggar adat-istiadat masyarakat.

2.Situasi sosial yang dianggap oleh


sebagian besar dari masyarakat sebagai
mengganggu, tidak dikehendaki,
berbahaya dan merugikan orang banyak.
Ciri masyarakat yang terorganisir
dengan baik :

1. Adanya stabilitas.
2. Interaksi personal yang intim.
3. Relasi sosial yang berkesinambungan.
4. Konsensus antar anggota masyarakat.
Ciri masyarakat yang mengalami
Disorganisasi ditandai dengan :
1. Perubahan-perubahan yang serba cepat.
2. Tidak ada kesinambungan pengalaman
dari satu kelompok dengan kelompok
lainnya.
3. Tidak ada intimitas organik dalam relasi
sosial.
4. Kurangnya persesuaian antar anggota
masyarakat.
Faktor yang menyebabkan disorganisasi
sosial :

1. Faktor Politik.
2. Faktor Religius.
3. Faktor Sosial Budaya.
4. Faktor Ekonomi.
Bentuk-bentuk tingkah laku yang menyimpang secara
sosial dan sangat ditolak umum seperti
homoseksualitas, alkoholisme kronis, dan gangguan
mental tertentu menurut teori biologi disebabkan
peristiwa-peristiwa sebagai berikut :

a. Melalui gen pembawa sifat di dalam keturunan, atau


melalui kombinasi dari gen ataupun disebabkan oleh
tidak adanya gen tertentu yang semuanya
mengakibatkan timbulnya penyimpangan tingkah laku.

b. Melalui pewarisan tipe kecenderungan yang luar biasa


atau abnormal sehingga memprodusir tingkah laku
patologis.

c. Melalui pewaris kelemahan konstitusional tertentu


yang mengakibatkan tingkah laku sosiopatik.
Menurut pandangan psikologis dan psikiatris
sebab-sebab tingkah laku patologis dari aspek
sosial psikologisnya sehingga orang melanggar
norma-norma sosial yang ada.

Faktor itu antara lain: Faktor inteligensia, ciri-ciri


kepribadian, motivasi-motivasi, sikap hidup yang
keliru, dan internalisasi diri yang salah dan juga
konflik-konflik emosional dan kecenderungan
psikopatologis yang ada di balik tingkah laku
menyimpang secara sosial itu.

Tingkah laku sosiopatis itu ditampilkan dalam


bentuk : penyimpangan tingkah laku, struktur
struktur sosial yang menyimpang, kelompok-
kelompok deviasi, peranan-peranan sosial, status
dan interaksi simbolis yang keliru.
Gejala sosiopatik adalah :
Tingkah laku yang berbeda
dan menyimpang dari
kebiasaan serta norma umum
yang pada satu tempat dan
waktu tertentu sangat ditolak,
sekalipun tingkah laku
tersebut di tempat dan waktu
yang lain bisa diterima oleh
masyarakat lainnya.
* Dalil mengenai penyimpangan tingkah laku sosiopatik:

1. Tingkah laku sosiopatik ini mempunyai ciri-ciri khusus dan


dianggap sosiopatik pada waktu dan tempat tertentu.

2. Penyimpangan tingkah laku itu merupakan produk dari konflik


sosial dan konflik internal atau pribadi dan ditampilkan keluar
dalam bentuk disorganisasi sosial.

3. Tingkah laku sosiopatik itu merupakan bentuk penyimpangan


yang jelas ditolak oleh kebanyakan anggota masyarakat.

4. Muncul kemudian reaksi masyarakat terhadap tingkah laku


yang menyimpang dalam bentuk penerimaan sampai
penolakan dengan hebat.

5. Orang mengadakan larangan dan pembatasan terhadap


kebebasan berpartisipasinya para penyimpang.
Tingkah laku normal dan yang menyimpang dari
norma sosial :

1. Tingkah laku normal yaitu tingkah laku yang serasi


dan bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya.
2. Tingkah laku pribadi yang normal yaitu perilaku yang
sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat dia
berada, sesuai pula dengan norma-norma sosial yang
berlaku pada saat dan tempat itu, sehingga tercapai
relasi personal dan interpersonal yang memuaskan.
3. Tingkah laku yang abnormal/menyimpang yaitu
tingkah laku yang tidak serasi dan tidak bisa diterima
oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai
dengan norma sosial yang ada.
4.Norma adalah kaidah, aturan pokok,
ukuran, kadar atau patokan, yang diterima
secara utuh oleh masyarakat, guna
mengatur kehidupan dan tingkah laku
sehari-hari agar hidup terasa aman dan
menyenangkan .
5.Norma itu sifatnya bisa instutisional atau
formal bisa juga non instutisional atau
sosial (norma umum). Norma bisa bersifat
positif yaitu mengharuskan sifatnya.
6.Norma negative yaitu melarang sama
sekali, bahkan menjadikan tabu dilarang
menjamah, atau melakukannya karena
diliputi kekuatan-kekuatan gaib yang lebih
tinggi.
deviasi tingkah laku ini dapat dibedakan
menjadi :
1. Deviasi Individual; Timbul oleh ciri-ciri unik dari individu
itu sendiri. Muncul dari kelainan-kelainan, variasi-
variasi biologis, dan kelainan psikis tertentu yang
sifatnya herediter ada sejak lahir. Deviasi ini sering
sifatnya simptomatik karena adanya konflik intrapsikis
yang kronis dan sangat dalam, sehingga
mengakibatkan keterbelahan pribadi. Biasanya masuk
dalam kelompok ini adalah anak-anak luar biasa,
penemu-penemu, genius-genius. Pribadi ini pada
dasarnya sudah memiliki predisposisi dan
kecenderungan yang menyimpang serta diperhebat
oleh rangsangan sosial dan stimuli kultural dari
lingkungan hidupnya.
2. Deviasi Situasional; Disebabkan oleh
pengaruh kekuatan situasional diluar
individu dan bersifat memaksa. Misalnya
anak dan istri sudah terbengkalai (ingat
contoh kasus pemerkosaan dan
perampokan di Plaza Medan Fair), juga
WTS karena tidak puas dengan
pekerjaannya serta upah yang diterima.
Anak sekolah tawuran.
3. Deviasi Sistematik. Satu sistem tingkah
laku yang disertai organisasi sosial
khusus, status formal, peranan-peranan,
nilai-nilai, rasa kebanggaan, norma dan
moral tertentu yang semuanya berbeda
dengan situasi umum. Segala fikiran
dan perbuatan yang menyimpang dari
norma umum kemudian dibenarkan oleh
semua anggota kelompok dengan pola
yang menyimpang itu.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai