OLEH
ERISAMDY PRAYATNA
B 111 08 395
OLEH:
ERISAMDY PRAYATNA
B 111 08 395
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
i
PENGESAHAN SKRIPSI
ERISAMDY PRAYATNA
B 111 08 395
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
An. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik,
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam ujian
skripsi di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.
Pembimbing I Pembimbing II
iii
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat, rahmat dan hidayahnya jualah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dalam rangka penyelesaian studi pada program
jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar.
vi
Semoga Tuhan membalas segala budi baik yang telah diberikan
kepada penulis. Skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya saran dan kritik senantiasa penulis harapkan demi
perbaikan di masa yang akan datang. Harapan penulis, kiranya skripsi
ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya. Amin.
Terima kasih.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI…………………………………………………. ii
ABSTRAK………………………………………………………………...... v
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. vi
C. Geng Motor……………………………………………………... 20
D. Penyertaan……………………………………………… .......... 27
viii
E. Pidana dan Pemidanaan ..................................................... 30
G. Putusan…………………………………………………………. 40
1. Pengertian Putusan……………………………………….. 40
Nomor 817/Pid.B/2012/PN.Mks………………….…….......... 49
3. Amar Putusan………………………………………………. 63
ix
BAB V PENUTUP………… ................................................................ 69
A. Kesimpulan……………………………………………………… 69
B. Saran………………………….…………………………………. 70
x
BAB I
PENDAHULUAN
sempurna, masing-masing dianugerahi oleh Tuhan akal budi dan nurani yang
yang buruk yang akan membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku
nantinya akan digunakan dalam rangka aktualisasi diri. Dengan akal budi,
nurani, dan bakat yang dimilikinya itu, maka manusia memiliki kebebasan
untuk memutuskan sendiri perilaku, perbuatan, dan dalam hal apa mereka
dampak dari kemajuan zaman, baik itu dampak positif maupun dampak
perkembangan zaman juga memiliki dampak negatif, hal ini dapat dilihat
1
dilakukan oleh semua kalangan, dan para kaum remaja khususnya. Dalam
dan fenomena sosial yang sering terjadi dalam masyarakat belakangan ini.
Tahun 1945 (UUD 1945) bahwa “Negara Republik Indonesia berdasar atas
bernegara. Oleh karena itu, salah satu ciri utama dari suatu negara hukum
bahwa sebuah negara dengan konsep negara hukum selalu mengatur setiap
dalam Pancasila dan UUD 1945 yaitu setiap warga negara berhak atas rasa
2
Meskipun segala tingkah laku dan perbuatan telah diatur dalam setiap
sangat urgen, oleh sebab itu masyarakat harus memiliki kesadaran hukum
yang hanya dapat dilihat dari indikatornya yang terdiri dari pengetahuan
mendukung.
kompleks dan rawan serta senantiasa menarik untuk dibicarakan. Hal ini
3
Dalam hal penegakan hukum, aparat penegak hukum telah melakukan
saja muncul reaksi sosial bahkan beberapa tahun terakhir ini nampak bahwa
dan di Makassar pada khususnya meningkat, baik dari segi kuantitas maupun
pidana yang dijatuhkan memiliki dua sisi, disatu sisi merupakan perlindungan
masyarakat dan ancaman kejahatan pada sisi lain. Pidana yang dijatuhkan
kejahatan sebab jika tidak ada sanksi pidana tidak ada pula yang
4
Penggunaan kekuatan dan kekerasan yang melekat pada remaja saat kini
remaja yang saat ini menggunakan berbagai alat untuk melakukan kekerasan
terhadap korbannya.
penulis memilih judul dalam penulisan skripsi yang mengangkat sebuah judul
B. Rumusan Masalah
817/Pid.B/2012/PN.Mks?
5
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
kekerasan.
6
penegakan hukum terhadap maraknya kekerasan di Indonesia
khususnya di Makassar.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana
strafbaarfeit. Strafbaarfeit terdiri dari 3 (tiga) kata yaitu straf, baar, dan
feit. Straf diartikan sebagai pidana dan hukum, baar diartikan sebagai
(pidana).
pengertian yaitu :
8
- Pompe (Bambang Poernomo,1982:91) membagi atas dua
pengertian yaitu :
9
Apabila diperhatikan rumusan tersebut diatas, maka dapat
makna sebagai suatu perbuatan yang oleh hukum pidana dan disertai
larangan tersebut.
berikut:
10
Lebih lanjut Bambang Poernomo menjelaskan bahwa istilah
larangan tersebut.
11
Hal ini sesuai dengan pandangan dari Pompe yang menyebutkan
menurut hukum positif atau definisi pendek. Hal ini akan berbeda
oleh para ahli hukum pidana diatas, maka penulis tidak menetapkan
“Definisi dari perisitiwa pidana tidak ada. Oleh karena itu timbulah
pendapat-pendapat para sarjana mengenai peristiwa pidana. Dapat
dikatakan tidak mungkin membuat definisi mengenai peristiwa
pidana, sebab hampir dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) mempunyai rumusan tersendiri mengenai hal itu.”
Adapun unsur delik terdiri dari unsur subjektif dan unsur objektif.
berikut :
12
Unsur Subjektif
kalau tidak ada kesalahan (An act does not make a person guilty
unless the mind is guilty or actus non facit reurn mens sit rea).”
kealpaan (schuld).
Unsur Objektif
membiarkan.
3) Keadaan-keadaan (circumstances)
13
- Keadaan pada saat perbuatan dilakukan
dari pengadilan.
pidana:
14
- Kelakuan manusia;
- Diancam dengan pidana;
- Dalam peraturan perundang-undangan
pidana (KUHAP Pasal 1 ayat 24). Biasanya laporan ini datang dari
dari keluarga korban, adapun laporan juga datang dari korban dan
15
dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana, atau sesaat
TKP yang diduga tempat terjadinya suatu tindak pidana, atau cara
dianggap sah.
16
perbuatan dilakukan, sasaran dan tujuan yang ingin dicapai oleh
dianggap sah oleh kedua belah pihak yang bertikai atau bersenjata.
17
dan nilai-nilai yang dianut dalam pertumbuhannya dalam rangka
berada.
ini ialah membuat orang jadi pingsan dan tidak berdaya. Pingsan
itu masih dapat mengetahui atas dirinya. Perlu dicatat di sini bahwa
18
kekerasan, sebab pasal ini hanya menjelaskan tentang kekerasan
ditujukan kepada orang lain yang dapat mengakibatkan orang itu tidak
alat secara tidak sah yang ditujukan kepada orang lain yang
pasal 406 KUHP, namun kekerasan dalam penulisan ini didasari atas
19
1. Barang di muka umum bersama-sama melakukan
kekerasan terhadap orang atau barang, dihukum penjara
selama-lamanya lima tahun enam bulan.
2. Tersalah dihukum :
a. Dengan penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika ia
dengan sengaja merusak barang, atau jika kekerasan
yang dilakukannya itu menyebabkan sesuatu luka.
b. Dengan penjara selama-lamanya Sembilan tahun, jika
kekerasan itu menyebakan luka berat pada tubuh.
c. Dengan penjara selama-lamanya dua belas tahun, jika
kekerasan itu menyebabkan matinya seseorang.
Menelah kembali pengertian kekerasan yang dilakukan
umum.
secara bersama sama baik tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda
Sebutan geng motor ini selalu memberikan citra buruk yang biasanya
20
identik dengan tindakan anarkis, berbeda dengan komunitas yang
kelompok geng motor memang melekat dengan kekerasan, hal ini karena
remaja. Ini merupakan salah satu permasalahan yang harus dicegah dan
anggota kelompok geng motor sangat banyak terjadi baik di kota besar
maupun kota kecil. Perbuatan tersebut banyak dasarnya baik dari diri
sekitar. Tindakan kriminal ada yang bersifat sembunyi- sembunyi dan ada
21
dengan kemiskinan, setelah diperhatikan kemiskinan tidak hanya miskin
harta tetapi juga miskin ilmu, miskin harga diri, miskin hati dan banyak
lainnya. Jika kejahatan meningkat itu dalah salah satu faktor dari
waktu kosong selain itu juga kesenjangan ekonomi yang terlihat jelas
pada sekarang ini sehingga mereka para penganggur merasa tidak adil
Selain itu kriminalitas juga identik dengan dunia remaja yang serba
ingin tahu dan ingin mencoba hal – hal yang baru. Dapat saya jelaskan
seperti salah satu problem pokok yang dihadapi oleh kota besar, dan
kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada berita mengenai
menjadi salah satu wadah sebagai watak kebringasan remaja yang dapat
yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik. Hal ini
22
bahkan diperparah dengan tidak mampunya institusi sekolah dan
dijelaskan dalam tataran ilmu sosial, hanya saja untuk mencari suatu teori
dilakukan oleh individu. Oleh karena itu, penulis membagi keadaan ini
23
5. „Rebellion‟ atau individu yang meniadakan tujuan-tujuan dan cara-cara
yang diterima dengan menciptakan sistem baru yang menerima
tujuan-tujuan dan cara-cara baru.
kriminal boleh jadi membuat kita berpikir ulang mengenai integrasi dalam
tindakan tersebut.
diprediksi, namun ini bukan lah jawaban yang dapat menjadi justifikasi
sebagai salah satu anggota geng motor adalah tidak berfungsinya kelurga
24
tindakan penyimpangan yang berujung dengan diberikannya sanksi sosial
remaja menjadi lebih sulit diatur. Dan hal ini pula yang menyebabkan
yang penting, dan hal ini diakui oleh banyak pihak. Keluarga merupakan
Jika melihat dari sisi teoritis, tentu saja bukan hanya keluarga yang
Salah satu faktor lainnya yang juga harus diperhatikan adalah peer
bukan lah sesuatu yang alamiah namun dipelajari, hal ini lah yang
tersebut.
25
Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke
kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua. Hal ini bisa jadi
mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.
pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua
atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki
ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan
akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah
Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja
saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana
26
jarang digelar. Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya,
diri. Karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan,
D. Penyertaan (Deelneming).
Pengertian yang meliputi semua bentuk turut serta atau terlibatnya orang atau
orang-orang baik secara psikis maupun fisik dengan melakukan masing-masing
perbuatan sehingga melahirkan suatu tindak pidana.
Dasar hukum penyertaan telah diatur dalam Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
Ketentuan pidana dalam Pasal 55 KUHP menurut rumusannya berbunyi :
1. Dihukum sebagai pelaku-pelaku dari suatu tindak pidana, yaitu:
a. Mereka yang melakukan, menyuruh melakukan atau yang turut
melakukan.
b. Mereka yang dengan pemberian-pemberian, janji-janji, dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau keterpandangan, dengan
kekerasan, ancaman atau dengan menimbulkan kesalahpahaman atau
dengan memberikan kesempatan, sarana-sarana atau keterangan-
keterangan, dengan sengaja telah menggerakkan orang lain untuk
melakukan tindak pidana yang bersangkutan.
2. Mengenai mereka yang disebutkan terakhir ini, yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada mereka itu hanyalah tindakan-tindakan
27
yang dengan sengaja telah mereka gerakkan untuk dilakukan oleh orang
lain, berikut akibat-akibatnya.
28
“Dader (auteur, Thater) vaneen delikt is… hij-en aleen hij-in wien en in wiens
doen en laten met de gevolgen daarvan, alle in-en uitwendige bestan-delen aan
wezig zijn diein de wettelijke begrips-omse rijving van het delikt … worden
genoend hij dus die alleen en zelt het teit pleegt of begat.”
Berdasarkan rumusan pengertian dader di atas, baik yang dibuat oleh Van
Hammel maupun oleh Simmons, ternyata mempunyai suatu tindak pidana yaitu
dengan melihat bagaimana caranya tindak pidana tersebut telah dirumuskan
dalam undang-undang ataupun pada sifat dari tindakan yang oleh undang-
undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang terlarang.
Menurut Pompe (Lamintang,1997:295) :
“Daders moaten wezen alle in art 47 genoemdeni … het wordt beveshyd
door dememorie van toelichting, wearalle in art 47 genoemde personen
uitdrukkelijk daders worden genoemd”.
Berdasarkan definisi di atas yang dimaksud dengan dader adalah semua orang
yang disebutkan dalam Pasal 55 KUHP yang telah dikuatkan oleh penjelasan
29
yang mengatakan bahwa semua orang yang telah disebutkan dalam Pasal 55
KUHP itu adalah pelaku.
Menurut Langemeijer (Lamintang,1997:295 dan 296) :
“Apabila orang mendengar perkataan pelaku, maka menurut pengertiannya yang
umum di dalam tata bahasa, teringatlah orang mula-mula pada orang yang
secara sendirian telah memenuhi seluruh rumusan delik adalah sudah jelas
bahwa undang-undang tidak pernah mempunyai maksud untuk memandang
mereka yang telah menyuruh melakukan atau mereka yang telah menggerakkan
orang lain untuk melakukan suatu tindak pidana itu sebagai pelaku dalam
pengertian seperti yang dimaksud yang di atas sebab apabila mereka itu harus
juga dipandang sebagai seorang pelaku, maka mereka itu harus pula
melaksanakan sendiri tindakan pelaksanaannya.”
1. Pengertian Pidana
30
- Menurut Sudarto (Waluyadi,2003:3), mendefinisikan bahwa yang
dimaksud dengan pidana adalah penderitaan yang sengaja
dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang
memenuhi syarat-syarat tertentu.
2. Jenis-jenis Pidana
a. Pidana Pokok
1. Pidana mati
2. Pidana penjara
3. Pidana kurungan
4. Pidana denda
5. Pidana tutupan
b. Pidana Tambahan
1. Pencabutan hak-hak tertentu
2. Perampasan barang-barang tertentu
3. Pengumuman putusan hakim
Teori pemidanaan dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu:
31
Dasar dari teori ini adalah pembalasan. Inilah dasar
lain.
pembalasan).
pembalasan).
diperlukan pidana.
32
untuk mencapai tujuan ketertiban masyarakat maka pidana
a. Bersifat menakut-nakuti
b. Bersifat memperbaiki
c. Bersifat membinasakan
macam yaitu :
a. Pencegahan Umum
b. Pencegahan Khusus
3. Teori gabungan
sebagai berikut :
tertib masyarakat.
33
pidana tidak boleh lebih berat dari pada perbuatan yang
dilakukan terpidana.
atau concorcus.
34
a. Melanggar kewajibannya yang istimewa dalam jabatannya; atau
b. Memakai kekuasaannya, kesempatan atau daya-daya upaya
yang diperoleh karena jabatannya.
Misalnya seorang dosen memukul mahasiswanya tidak memenuhi
mencuri tidak juga memenuhi syarat butir a. barulah oknum polisi itu
sendiri mencuri uang bank itu. Juga butir b sering tidak dipenuhi oleh
35
kedalam Undang-Undang Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
36
Recidive atau pengulangan kejahatan tertentu terjadi bilamana
orang yang sama mewujudkan lagi suatu delik yang diantarai oleh
dalam pasal 65 (2) dan 66 (1) KUHP, satu perbuatan itu ditambah
mula mencuri (Pasal 362 KUHP) lalu melakukan penipuan (Pasal 378
37
kemudian terakhir menadah (Pasal 480 KUHP). A hanya dapat
adalah:
sebenarnya.
38
tertentu, tetapi percobaan dan pembantuan merupakan bentuk
Pasal 57 (2) dan (3) KUHP bukan dasar pengurangan pidana menurut
oud WvS yang mengatur hal yang sama, telah dihapuskan pada
tanggal 9 Novermber 1961, staatsblad No. 402 dan 403 dan dibentuk
39
anak SMA yang berusia 13 tahun. Kalau hakim hendak menjatuhkan
hakim dapat memilih pidana yang paling ringan yaitu 1 hari menurut
lain pidana terendah adalah 1 hari dan yang tertinggi adalah 10 tahun
G. Putusan
1. Pengertian Putusan
40
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sebagai kaidah hukum formil
bagian yaitu:
41
negeri yang lain sebagaimana ketentuan pasal 143 ayat
(1) KUHAP.
b. Putusan akhir
42
putusan bebas diatur dalam KUHAP Pasal 191 ayat (1)
yaitu :
KUHAP yaitu :
43
Apabila dikonsultasikan dan dijabarkan lebih lanjut
44
- Perbuatan terdakwa tesebut merupakan ruang
KUHAP).
45
BAB III
METODE PENELITIAN
data atau menghimpun berbagai data, fakta dan informasi yang diperlukan.
A. Lokasi Penelitian
46
undangan, artikel-artikel hukum, karangan ilmiah, internet, buku-
berikut:
yang berkaitan dengan penelitian ini. Disamping itu juga data yang
2. Penelitian lapangan.
D. Analisa Data
47
keadaan yang nyata dari obyek yang akan dibahas dengan pendekatan
48
BAB IV
817/Pid.B/2013/PN.Mks
perkara terdakwa :
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
II. Nama Lengkap : ANDI AGUS FARDAN BIN HJ. BASO DARWIS
49
Jenis Kelamin : Pria
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Kesatu:
50
sekitar pukul 23.00 WITA atau setidak-tidaknya waktu lain dalam bulan
april 2012 bertempat di jalan Sungai Kota Makassar atau setidak-
tidaknya tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Makassar yang berwenang mengadili, dengan terang-terangan
dan tenaga bersama-sama menggunakan kekerasan terhadap orang
yaitu Ibrahim Syamsari jika kekerasan itu menyebabkan maut yang
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
51
belakang korban, terdakwa I Muh. Syukur Bin Muh. Arfah dengan
menggunakan busur (panah) lalu mengarahkan busur tersebut kearah
korban yang menancap pada punggung korban, dalam keadaan terkena
busur korban tetap berusaha melarikan diri yang kembali dikejar oleh
terdakwa III Asrul Manyingari Alias Aco dan Rizal Jaya Alias Rizal
(terdakwa yang penuntutannya diajukan dalam berkas perkara terpisah),
terdakwa III Asrul Manyingari alias Aco lalu menendang korban secara
berulang kali pada bagian wajah korban, setelah melakukan pemukulan
Rizal Jaya alias Rizal lalu kembali pada motornya dan mengambil buzur
sekitar 10 (sepuluh) meter dari arah korban yang mengenai leher sebelah
kiri korban, korban yang masih terus berlari dikejar oleh jinathan alias
onat, setelah menggapainya Jonathan alias Onat lalu mencabut busur
yang menancap pada punggung korban dan menendangnya yang
mengakibatkan korban jatuh dengan posisi tengkurap, dalam keadaan
tengkurap Jonathan Alias Onat lau mengarahkan kembali busurnya
kearah korban yang mengenai punggung korban, terdakwa Andana Aris
Abbas (terdakawa yang penuntutannya dalam berkas perkara terpisah).
Syarifuddin Alias Encong Bin Dg. Pudding (DPO), Guntur Alias Talle Bin
Dg.Agus (DPO) serta terdakwa lainnya kemudian memukul serta
menginjak korban. Akibat perbuatan para terdakwa, korban meninggal
dunia.
Berdasarkan Visum et Repertum No. R/ 19/ Ver/ IV/ 2012 yang dibuat
oleh dr. Firmansyah dokter yang memeriksa pada rumah sakit TK II
07.05.01 Pelamonia yang pada pokok kesimpulannya berdasarkan
pemeriksaan luar ditemukan luka lecet pada daerah kepala, dagu, bahu
kanan dan lutut kiri, ditemukan 1 buah memar pada daerah pelipis kiri
atas, ditemukan 1 buah luka robek didaerah lengan kanan bawah,
perlukaan diatas ditemuakn pula 1 buah luka tusuk pada daerah
punggung kiri, perlukaan tersebut sesuai dengan perlukaan oleh senjata
tajam bermata 1. Penyebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak
dilakukan pemeriksaan dalam pada mayat (tidak dilakukan autopsi).
Perbuatan para terdakwa diatur dan diancam pidana Pada pasal 170
ayat 2 ke 3 KUHP.
ATAU
Kedua :
52
Adriano, Alfian alias Pian, Topan, Baba, Imam alias Imam (masing-
masing dalam daftar pencarian orang) serta 3 orang lainnya yang belum
diketahui indetitasnya pada waktu dan tempat sebagaimana telah
diuraikan dalam dakwaan kesatu, mereka yang melakukan, yang
menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan
penganiayaan yang mengakibatkan mati yakni korban Ibrahim Syamsari
yang akibat dari perbuatan para terdakwa korban meninggal dunia.
Berdasarkan Visum et Repertum No.R/19/Ver./IV/2012 yang dibuat
oleh dr. Firmansya, dokter yang memeriksa pada Rumah Sakit TK II
07.05.01 Pelamonia, kelainan-kelainan luka pada saat masuk Rumah
Sakit dan yang terdapat pada pemeriksaan pertama atau pertolongan
pertama pasien datang dalam keadaan meninggal yang diduga
meninggal akibat benturan keras benda tumpul didaerah kepala yang
mengakibatkan cedera kepala berat. Berdasarkan pemeriksaan luar
ditemukan luka lecet pada daerah kepala, dagu, bahu kanan dan lutut
kiri, luka memar pada pelipis kiri atas, luka robek di lengan kanan bawah,
perlukaan tersebut sesuai dengan perlukaan akibat trauma tumpul.
Selain itu ditemukan 1 buah luka tusuk pada daerah punggung kiri yang
sesuai dengan perlukaan oleh senjata tajam bermata 1, penyebab
kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan
dalam pada mayat (tidak dilakukan autopsi).
Perbuatan para terdakwa diatur dan diancam pidana pada pasal 351
ayat (3) KUHP JO. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
memutuskan :
53
2. Menjatuhkan pidana pada para terdakwa dengan khususnya
terdakwa I Muhammad Syukur Bin Muh. Arfah dengan pidana
penjara selama 6 (enam) tahun, dikurangi selama terdakwa
menjalani tahanan dengan perintah agar terdakwa tetap berada
dalam tahanan, sedangkan terdakwa II Andi Agus Fardan Bin
Hj. Baso Darwis dan terdakwa III Asrul Manyingari Alias Aco
dengan pidana penjara masing-masing selama 5 (lima) tahun
penjara dikurangi selama para terdakwa tetap berada dalam
tahanan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
a. 1 (satu) lembar baju kaos oblong warna hitam silver
berlumuran darah;
b. 1 (satu) lembar jeans warna biru berlumuran darah;
c. 1 (satu) lembar celana dalam warna biru;
d. 3 (tiga) buah batu kali;
e. 1 (satu) buah pecahan keramik;
f. 2 (buah) pelontar busur atau ketapel terbuat dari besi;
g. 4 (empat) buah anak busur/panah;
h. 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda beat DD 2993 IM
warna putih/kuning;
i. 1 (satu) unit sepeda motor merk Satria FU DD 3984 VR
warna merah;
j. 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki Shogun DD 6484 IW
warna merah;
k. 1 (satu) unit sepeda motor yamaha Vega ZR DD 4388 OM
warna merah maron;
l. 1 (satu) buah HP Nokia E 6;
m. 1 (satu) buah HP Blackberry Bold;
n. 1 (satu) buah HP Blackberry Torch;
o. 15 (lima belas) lembar uang pecahan Rp.50.000,- (lima
puluh ribu ribuah);
p. 1 (satu) buah korek gas;
q. 2 (dua) buah kartu mandiri;
r. 1 (satu) buah KTP atas nama Andi Hendra;
s. 1 (satu) lembar Bill Pembayaran Studio 33;
Kedua : Pasal 351 ayat (3). Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
54
Bahwa oleh karena dakwaan disusun secara alternatif maka
primair, melanggar pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP yang unsur-unsurnya
sebagai berikut :
a. Barang Siapa;
Bin Muh. Arfah, terdakwa II Andi Agus Fardan Bin Haji Baso
55
Mengenai unsur yang kedua yaitu “Dengan Terang-
bahwa yang dimaksud dalam unsur yang kedua ini yaitu bahwa
Syukur Bin Muh. Arfah, terdakwa II Andi Agus Fardan Bin Haji
Sungai Saddang.
terpenuhi.
56
dibuktikan bahwa kasus ini kekerasan yang telah
mengakibatkan kematian.
telah terpenuhi.
diancam menurut 170 ayat (2) ke-3 KUHP dan tidak ada alasan pemaaf
dan atau alasan pembenar atas diri dan perbuatan para terdakwa,
putusan.
57
Pertimbangan tuntutan pidana
mengulanginya lagi.
1. Menyatakan para terdakwa Pasal 170 ayat (2) KUHP dalam dakwaan
primair.
tetap ditahan.
58
3. Menyatakan barang bukti berupa :
darah;
putih/kuning;
merah;
warna merah;
merah maron;
ribuah);
59
r) 1 (satu) buah KTP atas nama Andi Hendra;
3. Amar Putusan
MENGADILI:
60
- 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda beat DD 2993 IM
warna putih/kuning;
- 1 (satu) unit sepeda motor merk Satria FU DD 3984 VR
warna merah;
- 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki Shogun DD 6484
IW warna merah;
- 1 (satu) unit sepeda motor yamaha Vega ZR DD 4388 OM
warna merah maron;
- 1 (satu) buah HP Nokia E 6;
- 1 (satu) buah HP Blackberry Bold;
- 1 (satu) buah HP Blackberry Torch;
- 15 (lima belas) lembar uang pecahan Rp.50.000,- (lima
puluh ribu ribuah);
- 1 (satu) buah korek gas;
- 2 (dua) buah kartu mandiri;
- 1 (satu) buah KTP atas nama Andi Hendra;
- 1 (satu) lembar Bill Pembayaran Studio 33;
Dikembalikan kepada penuntut umum untuk dijadikan barang
bukti dalam perkara lain.
6. Membebankan kepada para terdakwa untuk membayar biaya
perkara masing-masing sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah).
4. Analisis Penulis
Pengadilan Negeri telah sesuai dengan ketentuan pasal 143 ayat (2)
dakwaan primair yakni terdakwa melanggar pasal 170 ayat (2) KUHP,
61
Penulis berpendapat penjatuhan sanksi pidana terhadap
Muhammad Syukur Bin Muh. Arfah cs telah tepat dan pantas dengan
mestinya.
170 ayat (2) KUHP yang mengatur tentang pidana kekerasan dengan
62
masa tahanan yang dijalani terdakwa. Ini berarti putusan atau sanksi
pidana yang dijatuhkan oleh hakim 5 tahun, lebih ringan dari tuntutan
mestinya.
pidana agar kejahatan yang dilakukan oleh anak dapat berkurang dan
63
tidak terjadi lagi seperti kasus kekerasan dalam putusan nomor
segala aspek termasuk aspek pemberian rasa takut dan efek jera bagi
seseorang.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pasal 170 ayat (2) KUHP, pasal yang telah sesuai dengan tujuan
65
menyatakan dakwaan subsidair yakni pasal 351 ayat (3) KUHP Jo.
B. Saran
66
kelompok geng motor di Makassar yang dapat merugikan
masyarakat.
67
DAFTAR PUSTAKA
68