Anda di halaman 1dari 60

1

HUKUMAN MATI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


KORUPSI DANA BANTUAN BENCANA DAN SOSIAL
KABUPATEN BANDUNG BARAT

MEMORANDUM HUKUM

NAMA : MUHAMAD ADITYA RIZKI P


NIM : 1810611222

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI S1 HUKUM
2022
i

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN


JAKARTA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI S1- ILMU HUKUM

LEMBAR PERSETUJUAN MEMORANDUM HUKUM

JUDUL :

HUKUMAN MATI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI DANA


BANTUAN BENCANA DAN SOSIAL KABUPATEN BANDUNG BARAT

MUHAMAD ADITYA RIZKI PRATAMA


1810611222

Skripsi/Memorandum hukum ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan

Tim Penguji

Program Studi S1- Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Jakarta,01 Januari 2022

Menyetujui, Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Ilmu Hukum Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Taupiqqurrahman, S.H., M.Kn. Prof. Bambang Waluyo, S.H., M.H.


NIP. 198701022019031006 NIP. 195807121983031001
ii

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN


JAKARTA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI S1- ILMU HUKUM

PENGESAHAN
Memorandum Hukum diajukan oleh :
Nama : Muhamad Aditya Rizki Pratama
NPM : 1810611222
Program Studi : S1- Ilmu Hukum
Judul : HUKUMAN MATI TERHADAP PELAKU TINDAK
PIDANA KORUPSI DANA BANTUAN BENCANA DAN
SOSIAL KABUPATEN BANDUNG BARAT

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program
Studi S1 Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Dr. Slamet Tri Wahyudi, SH MH

Dr. Handoyo Prasetyo, SH, MH Prof. Bambang Waluyo, S.H., M.H.

Dr. Abdul Halim, M.Ag Taupiqqurrahman, S.H., M.Kn

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal Ujian : 10 Januari 2022
iii

BIODATA PENULIS

Nama : Muhamad Aditya Rizki Pratama


Tempat/Tgl.Lahir : Ambarawa, 20 April 1999
Jenis Kelamin : Perempuan / Laki-Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Bima Buana 18 No.6a/b, Mustikajaya, Tambun
Selatan, Kab. Bekasi, Jawa Barat
No. Telepon : 082121717194
Email : madityarp@upnvj.ac.id
Nama Orang Tua
a. Ayah : Anak Agung Ngurah Sugiharto
b. Ibu : Evi Haviyanti
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD : SDS Krida Utama (Lulus Th. 2011)
2. SMP : SMPN 1 Blangkejeren (Lulus Th. 2014)
3. SMA : SMAT KRIDA NUSANTARA (Lulus Th. 2017)

PENGALAMAN ORGANISASI
1. Staff Ahli Komisi 3 Pengawasan Senat Fakultas Hukum UPNVJ tahun
2018/2019.
2. Ketua Komisi 3 Pengawasan Majelis Permusawaratan Mahasiswa terhadap
Sosial Politik dan Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa
UPNVJ Tahun 2021/2022
iv

PENGALAMAN LAINNYA
1. Mahasiswa Magang Pada Pengadilan Negeri khusus Kelas 1A Jakarta Pusat
pada tahun 2021
2. Menjadi pelaksana dan keberlangsungan acara Pesta demokrasi di Fakultas
Hukum dalam Rangka pemilihan Ketua dan Wakil Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Hukum 2019
3. Pernah Menjadi Pelaksana keberhasilan penyeleksian bakal calon PEMIRA
tingkat Universitas periode 2021
4. Pernah menjadi penanggung jawab dalam keberhasilan Malam Keakraban
Angkatan 2018 Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas akhir dalam bentuk memorandum hukum adalah benar hasil karya saya
sebagai penulis pertama, dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari terbukti plagiarism dalam
penulisan tugas akhir ini, maka saya bersedia dituntut berdasarkan hukum yang
berlaku.

Nama :Muhamad Aditya Rizki Pratama


N.I.M. : 1810611222
Tanggal : ………………………………
Tanda Tangan :

MATERA
Rp 10.000
vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Muhamad Aditya Rizki Pratama


NIM/NPM : 1810611222
Fakultas : Hukum
Program Studi : S1 Hukum
Jenis Karya :Memorandum Hukum
Judul : HUKUMAN MATI TERHADAP PELAKU TINDAK
PIDANA KORUPSI DANA BANTUAN BENCANA
DAN SOSIAL KABUPATEN BANDUNG BARAT

1. Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan karya


ilmiah skripsi/memorandum hukum*) dengan judul tersebut diatas kepada
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dengan Hak Bebas
Royalti Nonekslusif (Nonexclusive Royalty Rights).
2. Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU*) untuk melanjutkan pengolahan
data skripsi/memorandum hukum*) menjadi artikel ilmiah yang
dipublikasikan Bersama Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
3. Menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA*) mengirimkan (submit)
naskah artikel yang merupakan bagian dari skripsi/memorandum hukum*)
untuk dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi/jurnal nasional
terakreditasi/jurnal nasional ber-ISSN Bersama dengan Dosen Pembimbing
Tugas Akhir.

Jakarta, 01 Januari 2022


Yang menyatakan,

Muhamad Aditya Rizki Pratama


vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehingga Peserta Magang dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya penulisan Tugas Akhir berbentuk Memorandum Hukum guna
memenuhi persyaratan Kelulusan di Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta. Memorandum Hukum ini di tulis untuk dapat dijadikan referensi bacaan
dan pertimbangan secara Ilmiah dan Akademik terhadap suatu peristiwa hukum
yang ada yaitu sesuai dengan subtansi penulisan saya terhadap Hukuman Mati
kepada koruptor dan sekaligus dikeluarkannya PERMA No.1 Tahun 2021 Tentang
PEDOMAN PEMIDANAAN PASAL 2 DAN PASAL 3 UNDANG-UNDANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. Untuk itu saya
mengucapkan terimakasih banyak untuk berbagai pihak yang telah membatu saya,
diantaranya :

1. Dr. Abdul Halim, M.Ag Selaku dekan Fakultas Hukum Universitas


Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jakarta
2. Taupiqqurrahman, S.H.,M.KN. Selaku KaProdi S1 Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
3. Prof. Bambang Waluyo, S.H., M.H, Selaku Guru Besar dan Dosen
Pembimbing Tugas Akhir
4. Dr. Supardi, SH.,MH Selaku Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda
Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung.
5. Bapak Andi Selaku Kepala Bagian Hukum dan Peraturan Komisi
Pemberantasan Korupsi
6. IG. Eko. Purwanto, S.H.,M.Hum Selaku Hakim Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Negeri Khusus 1A Jakarta Pusat
7. Bapak Hartanto SH,.MH selaku Panitera Muda Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
8. sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
9. Serta Zahwa Rizqi Laurina yang selalu mendukung dan memberi semangat
penulis selama menyusun laporan kegiatan magang.
viii

penulis berharap semoga Penulisan ini ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
pembaca sekalian. Selain itu, kritik dan saran sangat berguna bagi Peserta

Jakarta, 22 Juni 2021

Muhamad Aditya Rizki Pratama


ix

ABSTRAK

Artikel Ilmiah ini menganalisis dan membahas tentang Analisis Yuridis Putusan
Pengadilan Negeri Bandung Nomor Perkara : 57/Pid.Sus.Tpk/Pn.Bdg ( kasus Pidana
Tindak Pidana Khusus ) . dalam penulisan ini berisi 3 Rumusan Masalah yaitu: pertama,
Apakah dapat dilakukan perubahan dakwaan dalam perkara Nomor
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. M. TOTOH GUNAWAN
GUNAWANoleh penuntut umum saat berkas sudah di Pengadilan Negeri Khusus
Bandung? Kedua, Apakah bisa dijatuhkan pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHPidana dalam
Putusan Pengadilan Perkara Nomor 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M.
M. TOTOH GUNAWAN GUNAWANdan berkaitan dengan Perkara
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa AA UMBARA. Ketiga, Apakah dalam
putusan perkara Korupsi 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. M. TOTOH
GUNAWAN GUNAWANdi tengah bencana pandemic covid-19 dapat dikenakan
pidana hukuman mati dan apakah hakim dapat menjatuhkan hukuman lebih dari
dakwaan dan tuntutan ? Analisa menggunakan landasan dasar dari Peraturan perundang-
undangan, pendapat para ahli dan dapat disimpulkan Pertama, Dapat di simpulkan
bahwa Perubahan Surat Dakwaan M. TOTOH GUNAWAN yang telah diserahkan ke
Pengadilan Negeri Bandung masih dapat di ubah selama Majelis Hakim belum
menetapkan hari sidang atau Selambat-lambatnya 7 hari sebelum sidang pertama
dimulai. Kedua, tidak bisa jika dikenakan pasal 55 seharunya agar lebih tepat dikenakan
pasal 15 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Ketiga, hukuman mati
bisa diterapkan selama memenuhi syarat dan dapat digunakan wewenang Ultra Petita
Hakim.
Kata Kunci: Surat Dakwaan, M.M. TOTOH GUNAWAN Gunawan,
Hukuman Mati
x

ABSTRACT

This scientific article analyzes and discusses the Juridical Analysis of


the Bandung District Court Decision Number: 57/Pid.Sus.Tpk/Pn.Bdg (Criminal
Case for Special Crimes). In this paper, it contains 3 Problem Formulations,
namely: first, Can the indictment be changed in case Number
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. M. TOTOH GUNAWAN
GUNAWANby the public prosecutor when the file is in the Bandung Special
District Court? Second, can article 55 paragraph 1 to 1 of the Criminal Code be
imposed in the Court's Decision on Case Number 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg
dengan terdakwa M. M. TOTOH GUNAWAN GUNAWANand related to Case
55/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg? Third, is the decision on the Corruption case
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. M. TOTOH GUNAWAN
GUNAWANin the midst of the COVID-19 pandemic a death penalty and can the
judge impose a sentence that is more than the charges and demands? The
analysis uses the basic basis of legislation, expert opinions and can be
concluded. First, it can be concluded that the Amendment to M. M. TOTOH
GUNAWAN Gunawan's Indictment which has been submitted to the Bandung
District Court can still be changed as long as the Panel of Judges has not set a
trial day or no later than 7 days before the first trial begins. Second, if it is subject
to article 55, it should be more appropriate to be subject to article 15 of the Law
on the Eradication of Criminal Acts of Corruption. Third, the death penalty can
be applied as long as it fulfills the conditions and can be used by Ultra Petita
Judges's authority.
Keywords: Indictment, M.M. TOTOH GUNAWAN Gunawan, Death
Penalty
xi

Daftar Isi

JUDUL………………………………………………………………...……

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………...ii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………...iii

BIODATA PENULIS………………………………………………………iv

PERNYATAAN ORISINILITAS…..……………………………………....v

PERSETUJUAN PUBLIKASI...…………………………………………...vi

KATA PENGANTAR……………………………………………………..vii

RINGKASAN……….……………………………………………………...ix

Daftar Isi……………………………………………………………………xi

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………1

A. Kasus Posisi………….………..………………….……………...4

B. IsuHukum………………………………………………………..5

C. Permasalahan Hukum…..………………………...……………...5.

D. Jawaban Ringkas….……………………………………………..6

BAB II IDENTIFIKASI FAKTA DAN DOKUMEN……………………..7

A. Identifikasi Fakta………………..……………………………….7

B. Pemeriksaan Dokumen…………………………………………10

BAB III ANALISIS ………………………………………………………16

A. Analisis Masalah Pertama……………………………………...16

B. Analisis Masalah Kedua………………………………………..18

C. Analisis Masalah Ketiga………………………………………..23

BAB IV PENUTUP……………………………………………………….31

A. Kesimpulan…………………………………………………….31
xii

B. Rekomendasi…..………………………………………………32

Daftar Pustaka .………………………………………………….………..35

Lampiran…..………………………………………………………….…..39
xiii

HUKUMAN MATI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


KORUPSI DANA BANTUAN BENCANA DAN SOSIAL
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Legal Memorandum Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Khusus


Bandung No: 57/pid.sus.tpk/2021/pn.bdg

MEMORANDUM HUKUM

NAMA : MUHAMAD ADITYA RIZKI P


NIM : 1810611222

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI S1 HUKUM
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kasus Posisi

Kasus ini di awali terdakwa M. TOTOH GUNAWANmenjadi komisaris


PT. Jagat Dirgantara sekaligus menjadi pemilik CV. Sentral Sayuran Garden
City yang mana diketahui bahwa Bersama dengan AA UMBARA yang dalam
dakwaanya di periksa secara terpisah Oleh penyidik KPK. AA UMBARA ialah
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yaitu selaku Bupati Bandung Barat
Periode 2018 hingga 2023 Berdasarkan Surat Keputusan Kemendagri (Menteri
dalam negeri) Nomor 131.32-5843 Tahun 2018 pada tanggal 5 September 2018
tentang pengangkatan Bupati Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.1
Pada Bulan Maret tahun 2020 sampai dengan Bulan Agustus 2020 di
suatu Wilayah yang tergabung menjadi wilayah adminitrasi hukum pada
Pengadilan Negeri Khusus Tindak Pidana Korupsi, telah melakukan atau turut
serta dalam melakukan, baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja
atau pun tidak sengaja turut serta dalam pemborongan yaitu perushaan dari
terdakwa M.TOTOH GUNAWAN di gunakan oleh AA UMBARA dalam
pengadaan barang tanggap darurat Bencana Pandemi covid-19 pada Dinas Sosial
Pemerintah Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dengan anggaran
sebesar Rp15.948.750.000 yang mana seluruh tugas mengurus dan mengawasi
di berikan kepada AA UMBARA selaku Bupati Bandung Barat Berdasarkan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI Nomor 440/2622/SJ/2020 Tentang
Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan mengenai
tugas dan wewenang yang diberikan kepada AA UMBARA sebagaimana
ketentuan Pasal 76 Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah, dan juga dalam huruf E Surat Edaran Kepala LKPP
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dalam rangka penanganan Covid-19.

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 1
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
Terdakwa pemilik dan juga Komisaris dari PT Jagat Dirgantara dan
pemilik CV. Sentral Sayuran Garden City yang kedua nya merupakan usaha yang
bergerak di bidang perdagangan, pemborongan yang ada di wilayah bandung
barat.
Sekitar awal bulan Maret 2020, awal mula bencana pandemic COVID-19
mulai masuk ke Indonesia seluruh pemerintah daerah di haruskan menyiapkan
anggaran dalam rangka penanggulangan pandemi dengan melakukan
penyesuaian BTT ( Biaya Tak terduga ), selanjutnya Kabupaten Bandung Barat
menyiapkan anggaran BTT Bandung Barat sebesar Rp52.151.200.000.
menindak lanjuti Program Pemerintah penanggulangan pandemi, AA UMBARA
merencanakan akan melakukan pemberian bantuan Sosial ( BANSOS ) kepada
masyarakat Bandung Barat sebanyak 120.000 paket sembako melalui Dinas
Sosial Kab. Bandung Barat.
Dalam praktiknya dilapangan AA UMBARA SUTISNA menginginkan
keuntungan dari Program kemanusiaan ini untuk dirinya dan keluarganya,
sehingga AA UMBARA menunjuk penyedia paket Bansos adalah orang-orang
terdekat saja dan keluarganya. Terdakwa M. TOTOH GUNAWAN merupakan
teman sejak kecil dan Tim Sukses pada Saat AA UMBARA mencalonkan bupati.
Terdakwa M. TOTOH GUNAWANbertemu dengan AA UMBARA dalam
pertemuannya tersebut disepakati Terdakwa menjadi penyedia paket Bantuan
Sosial kepada Masyarakat Bandung Barat sebanyak 120.000 paket dengan nilai
Rp300.000/paket dengan syarat harus menyisihkan sebesar 6% dari keuntungan
bagi AA UMBARA selaku Bupati Bandung Barat.
Masih pada Bulan Maret 2020 terdakwa M. TOTOH GUNAWAN
kembali bertemu dengan AA UMBARA dan juga di hadiri oleh HERI
PARTOMO sebagai kepala Dinas Sosial Kab. Bandung Barat dan langsung di
tegaskan kembali bahwa terdakwa M. TOTOH GUNAWAN yang akan menjadi
penyedia paket Bantuan Sosial sebanyak 120.000 Paket. Selain itu juga AA
UMBARA meminta kepada terdakwa untuk membuat stiker bergambar AA
UMBARA dan juga di tempelkan kedalam paket Bantuan Sosial tersebut.
Setelah itu AA UMBARA meminta kepada HERI PARTOMO untuk membuat
surat Nomor: 900/Kep-135/Din-sos/2020 tentang penetapan Pejabat Pembuat

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 2
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
Komitmen dalam penanganan kedaaan darurat di lingukngan Dinas Sosial
Kab. Bandung Barat yang tertanggal 13 April 2020 atas nama DIAN
SOEHARTINI secara back date menggantikan TIAN FIRMANSYAH PPK
yang sebenernya di tunjuk oleh PKK terkait Bantuan Sosial. Selanjutnya AA
UMBARA melalui HERI PARTOMO memerintah DIAN SOEHARTINI selaku
PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen ) untuk langsung membuat pesanan Paket
Bantuan Sosial kepada terdakwa M. TOTOH GUNAWAN tanpa memperhatikan
tugas dari PPK itu sendiri yang seharunya memeriksa dan menunjuk penyedia
paket Bantuan Sosial dalam rangka Tanggap darurat COVID-19 yang mana
sudah di atur dalam pasal 59 ayat 5 Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah .
Bahwa selanjutnya dari 6 kali pengadaan paket Bantuan Sosial yang
tercatat dimulai dari tanggal 17 April 2020 hingga 14 Agustus 2020 yang jumlah
paket sebanyak 55.378 paket dengan nilai Rp15.948.750.000.2 sedangkan yang
di dapat oleh terdakwa M. TOTOH GUNAWAN adalah Rp3.405.815.000.
perbuatan terdakwa merupakan suatu tindak pidana korupsi sesuai yang di atur
dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo U ndang-Undang No.20 tahun
2001 tentang pemberantas tindak Pidana Korupsi.
Dalam dakwaan tunggal yang di bacakaan oleh Penuntut Umum dari
KPK terdakwa di dakwa pasal 12 huruf I Undang-Undang No 20 tahun 2001 jo
Undang-undang No.31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi.M. TOTOH GUNAWAN di tuntut penjara selama 6 tahun dikurangi
masa tahanan dan pidana denda sebesar 300.000.000 subsider 6 bulan kurungan
serta membayar uang pengganti Rp1.118.433.848 dalam jangka waktu 1 bulan
jika tidak di bayarkan maka harta bendanya disita oleh jaksa dan dilelang untuk
menutupi uang pengganti.
Namun pada kasus ini Pada 10 November 2021 Hakim Tindak Pidana
Korupsi Pengadilan Negeri Bandung membacakan putusan terdakwa M.
TOTOH GUNAWAN Nomor 57/Pid.Sus-TPK/2021/PN.bdg dengan terdakwa
M. TOTOH GUNAWAN dalam putusan yang dibacakan oleh Hakim ketua yaitu

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 3
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
Surachmat di ruang persidangan Soerjadi3 memvonis terdakwa M. TOTOH
GUNAWAN bebas atas seluruh tuntutan dan dakwaan Penuntut Umum kepada
terdakwa, dan juga Hakim memerintahkan dalam putusan untuk memulihkan
nama baik dari terdakwa M. TOTOH GUNAWAN setelah putusan tersebut di
bacakan dan di tetapkan.
Setelah terdakwa di vonis bebas dalam putusan perkara nomor
57/Pid.Sus-TPK/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. TOTOH GUNAWAN
dengan alasan bahwa terdakwa tidak terbukti dengan unsur-unsur dakwaan dan
tuntutan Penuntut Umum dalam persidangan yaitu dalam pasal 12 huruf I
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor
39 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, terdakwa tidak
memenuhi unsur dalam pasal tersebut yaitu terdakwa bukan Penyelenggara
Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara. Dan juga hakim membebaskan dari
tuntutan pasal 55 ayat 1 ke- 1 KUHPidana.
Namun di sisi lain, pada 4 November 2021 Pembacaan Putusan AA
UMBARA selaku Bupati Bandung barat, AA UMBARA di vonis oleh hakim
tindak Pidana Korupsi surachmat tebukti bersalah sesuai pasal Pasal 12 huruf i
dan Pasal 12 huruf B UU Tipikor Jo Pasal 55 Ayat (1) KUHPidana. 4 sehingga
dari 3 nama yang tersandung perkara Bantuan sosial ini hanya AA UMBARA
yang di vonis bersalah sedangkan ke dua nama yang terseret dinyatakan bebas
pada persidangan yang berbeda.

B. ISU HUKUM
Berdasarkan kasus posisi di atas dapat di temukan Isu Hukum sebagai
berikut:
A. Dalam perkara Tindak Pidana Korupsi dana Bantuan Sosial akibat
Bencana Covid-19 Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dapat di
temukan isu hukum dimana dari sudut pandang keadilan itu sendiri
antara tindak pidana dari terdakwa yang melakukan korupsi dan
menurut dari pendapat penulis putusan hakim yang di jatuhi vonis

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 4
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
bebas tidak mencerminkan nilai keadilan dari masyarakat dan negara
yang dirugikan akibat tindakan terdakwa M. TOTOH GUNAWAN.
B. Dalam perkara Tindak Pidana Korupsi dana Bantuan Sosial akibat
Bencana Covid-19 Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dapat
ditemukan isu Hukum dimana jika di tinjau dari Aspek kemanfaatan
hukum dalam putusan perkara Nomor 57/Pid.Sus-TPK/2021/PN.bdg
dengan terdakwa M. TOTOH GUNAWAN bahwa menurut pendapat
penulis tidak ada nya kemanfaatan yang berdampak kepada
masyarakat dari putusan tersebut.
C. Dalam perkara Tindak Pidana Korupsi dana Bantuan Sosial akibat
Bencana Covid-19 Pemerintah Kabupaten Bandung Barat di tinjau
dari aspek kepastian hukum dalam putusan perkara Nomor
57/Pid.Sus.TPK/2021/PN-bdg dengan terdakwa M. TOTOH
GUNAWAN bahwa dakwaan dan penuntutan dari Penuntut Umum
dalam Surat dakwaan dan penuntutan penulis dalam hal ini
berpendapat tidak sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan
terdakwa sehingga tidak tercapai nya aspek kepastian hukum dalam
Dakwaan dan penuntutan kepada terdakwa M. TOTOH
GUNAWAN, selain itu dalam putusan tersebut juga Terdakwa di
vonis bebas dimana hal ini sangat kontradiktif dengan Putusan
Perkara nomor 55/Pid.Sus.TPK/2021/PN-bdg yaitu perkara AA
UMBARA selaku Bupati Bandung Barat yang di vonis terbukti
bersalah atas dakwaan dan tututan tindak pidana korupsi pasal 12
huruf I Undang-Undang 20 Tahun 2001 jo Undang-Undang No.31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan pasal
55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.

C. PERMASALAHAN HUKUM

Dalam putusan perkara nomor 55/Pid.Sus.TPK/2021/PN-bdg memiliki


permasalahan hukum di dalam nya di antaranya sebagai berikut:

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 5
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
1. Apakah dapat dilakukan perubahan dakwaan dalam perkara Nomor
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. TOTOH
GUNAWANoleh penuntut umum saat berkas sudah di Pengadilan
Negeri Khusus Bandung?
2. Apakah bisa dijatuhkan pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHPidana dalam
Putusan Pengadilan Perkara Nomor 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg
dengan terdakwa M. TOTOH GUNAWANdan berkaitan dengan
Perkara 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa AA
UMBARA?
3. Apakah dalam putusan perkara Korupsi
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. M. TOTOH
GUNAWAN GUNAWANdi tengah bencana pandemic covid-19
dapat dikenakan pidana hukuman mati?

D. JAWABAN RINGKAS

Berdasarakan rumusan masalah atau permasalahan hukum di atas,


adapun jawab ringkas dari permasalahan hukum di atas adalah sebagai berikut:

1. Dapat, secara teori hukum dan peraturan sudah secara jelas di atur
dalam Pasal 144 ayat (1) dan (2) KUHAP. Dimana dalam pasal 144
ayat (1) dan (2) KUHAP mengatur mengenai perubahan surat
dakwaan, hanya saja memang dalam pasal 144 KUHAP ini tidak ada
nya kata penghubung sehingga para penegak hukum terkadang
mengalami kebingungan apakah antara pasal 1 dan 2 berdiri sendiri
atau bisa digunakan kedua nya.
2. Menurut saya dapat, karena pada dasarnya dalam pasal 55
KUHPidana itu mengatur tentang penyertaan, dengan begitu yang
dapat dijatuhkan pidana tidak hanya pelaku tindak pidana, melainkan

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 6
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
ia yang menyuruh melakukan tindak pidana, dan juga ikut serta
melakukan perbuatan pidana.5
3. Dapat, jika perkara memenuhi dengan unsur-unsur yang ada dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 31
tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi. Yang
mana hukuman mati sudah di atur dalam pasal 2 ayat 2 yaitu dalam
“keadaan tertentu”.

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 7
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
BAB II
IDENTIFIKASI FAKTA DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN

A. Identifikasi Fakta / Pernyataan fakta ( Statement fact )

Dalam identifikasi fakta dalam Memorandum Hukum ini penulis akan melakukan
identifikasi Fakta dalam Pristiwa Hukum yang terjadi. 6
a. Bahwa Terdakwa adalah komisaris sekaligus pemilik Dari PT. Jagat Dirgantara
bersadarkan Akta Pendirian Nomor 01 Tahun 2014 di hadapan Notaris MAYA
SRIGARNERA dan bergerak di bidang pembangunan, perdagangan,
perindustrian, percetakan, pengangkutan darat, pertanian, perbengkelan, dan
jasa.
b. Bahwa Terdakwa juga pemilik dan Komoditer dari CV. Sentral Sayuran Garden
City yang Terdakwa dirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 21 Tahun 2018 di
hadapan Notaris DESIANA CHAFSAH dan bergerak di bidang perdagangan,
pemborongan pada umumnya (General Contractor).
c. Bahwa pada Tanggal 17 April 2020 telah keluar Surat dengan Nomor
027/924/SP/PS/DINSOS/2020 Tentang Surat Pesanan yang di tanda tangani oleh
DIAN SOEHARTINI selaku pejabat pembuat komitmen Dinas Sosial Kab.
Bandung Barat yang di tujukan kepada PT. Jagat Dirgantara.
d. Bahwa pada Tanggal 27 April 2020 telah keluar Surat dengan Nomor
027/991/SP/PS/DINSOS/2020 Tentang Surat Pesanan yang di tanda tangani oleh
DIAN SOEHARTINI selaku pejabat pembuat komitmen Dinas Sosial Kab.
Bandung Barat yang di tujukan kepada CV. Sentral Sayuran Garden City
e. Bahwa pada Tanggal 14 Mei 2020 telah keluar 2 Surat dengan Nomor
027/1111/SP/PS/DINSOS/2020 dan 027/1117/SP/PS/DINSOS/2020 Tentang
Surat Pesanan yang di tanda tangani oleh DIAN SOEHARTINI selaku pejabat
pembuat komitmen Dinas Sosial Kab. Bandung Barat yang di tujukan kepada
PT. Jagat Dirgantara. Dengan Nominal yang berbeda.

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 7
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
f. Bahwa pada Tanggal 7 Juli 2020 telah keluar Surat dengan Nomor
027/1550/SP/PS/DINSOS/2020 Tentang Surat Pesanan yang di tanda tangani
oleh DIAN SOEHARTINI selaku pejabat pembuat komitmen Dinas Sosial Kab.
Bandung Barat yang di tujukan kepada PT. Jagat Dirgantara.
g. Bahwa pada Tanggal 14 Agustus 2020 telah keluar Surat dengan Nomor
027/1947/SP/PS/DINSOS/2020 Tentang Surat Pesanan yang di tanda tangani
oleh DIAN SOEHARTINI selaku pejabat pembuat komitmen Dinas Sosial Kab.
Bandung Barat yang di tujukan kepada PT. Jagat Dirgantara
h. Bahwa menurut keterangan saksi DIAN SOEHSRTINI ia hanya mendapat
perintah saja dari atasannya yaitu kepala Dinas Sosial Bandung Barat Heri
Pratomo dengan 8000 Paket Bansos kepada PT. Jagat Dirgantara.
i. Bahwa menurut keterangan Saksi ia mengetahui bahwa Pihak PT. Jagat
Dirgantara dan CV. Central Sayuran Garde City mendatangi kantor dan bertemu
di suatu ruangan.
j. Bahwa menurut keterangan saksi dalam penunjukan penyelenggara bantuan
Sosial dalam Bencana Covid 19 adalah tanggung jawab Dinas Bantuan Sosial
dan bertanggung jawab kepada bupati AA UMBARA.
k. Bahwa dalam kondisi ini Penyedia Bantuan Sosial di pilih dengan metode
Tunjuk.
l. Dengan Kondisi ini saksi dengan persetujuan Bupati memilih Perusahaan M.
TOTOH GUNAWAN dalam penyediaanya karena pertimbangannya Terdakwa
M. TOTOH GUNAWAN sudah kenal dengan Bupati AA UMBARA dan dapat
dipertanggung jawabkan.
m. Bahwa benar sembako yang di keluarkan oleh perusahaan M. TOTOH
GUNAWAN mengalami kebusukan.
n. Bahwa karena ada kebijakan sebelumnya dari Saksi AA UMBARA selaku
Bupati pada saat dilakukan rapat bahwa dalam waktu satu minggu sudah harus
dilaksanakan dan dipersiapkan sebanyak 120.000 paket sembako dan pada
prinsipnya Terdakwa M. TOTOH GUNAWAN sudah mempersiapkan paket
sembako tersebut maka Saksi AA UMBARA mencari pendamping agar tidak
lagi menggunakan perusahaan PT JAGAT DIR GANTARA, lalu ditunjukklah

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 8
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
perusahaan CV CENTRAL SAYURAN yang merupakan masih milik Terdakwa
M. TOTOH GUNAWAN .
o. Bahwa benar Saksi AA UMBARA juga menunjuk perusahaan pendamping
selain dari perusaan milik Terdakwa M. TOTOH GUNAWAN
p. Bahwa benar perintah agar Terdakwa M. TOTOH GUNAWAN yang akan
melaksanakan pengadaan paket bansos tersebut berasal dari Saksi AA
UMBARA pada saat dilakukan rapat dikantor dan dirumah dinas;
q. Bahwa penunjukkan dinas sosial sebagai pelaksana dari kegiatan bansos tersebut
pada saat dilakukan rapat diruang dinas Saksi AA UMBARA pada saat rapat
satgas dan saaat itu Terdakwa M. TOTOH GUNAWAN juga ada didalam rapat
tersebut;
r. Bahwa pada saat rapat tersebut Saksi AA UMBARA memperkenalkan
Terdakwa M. TOTOH GUNAWAN sebagai temannya saat kecil dan akan
melaksanakan pengadaan paket sembako tersebut, dimana yang hadir pada saat
itu adalah PRIYO, ANNI dan kabag hukum.

B. Pemeriksaan Dokumen

Majelis Hakim ketika menjatuhkan Pertimbangan Hukum nya sudah semestinya


memberikan pertimbangan hukum yang tepat di tinjau bagaimana duduk perkaranya.
Faktor-faktor lain yang harus di perhatikan dalam memberikan pertimbangan hukum
adalah dengan melihat peraturan yang telah ada dan di rekomendasikan oleh para pihak
dalam suatu perkara, sehingga Amar putusan yang dijatukan oleh Hakim memberikan 3
pilar nilai yaitu keadilan, kepastian hukum dan kebermanfaatan.

Dalam penulisan ini Dasar Hukum yang di pakai penulis sebagai bahan guna
menganalisis masalah sebagaimana sebelumnya di atas adalah:

Bahan Hukum Primer :

1. Undang-Undang Dasar NRI 1945

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 9
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
2. TAP MPR RI No.XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara Negara yang bersih
dan Bebas Korupsi,Kolusi,dan Nepotisme
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi,Kolusi dan Nepotisme
4. Undang-undang (UU) Nomor 19 Tahun 2019. Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan tentang Hukum
Pidana (KUHP)
7. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
8. Peraturan Pemerintah Nomor. 21 tahun 2008 tentang penyelenggara
penanggulangan Bencana
9. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
10. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pemidanaan pasal 2 dan 3 Undang-Undang pemberantasan tindak pidana
korupsi
11. Keputusan preseden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai
Bencana Nasional
12. Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan
tindak Pidana korupsi
13. Surat Edaran No. 003/A/JA/02/2015 Tentang Sikap Kejaksaan Tentang
Hukuman Mati.
14. Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAMPIDUM) Nomor
B607/E/11/1993 perihal Pembuatan Surat Dakwaan.
15. Surat Dakwaan Nomor Register Perkara : 57/TUT.01.04/08/2021 dengan
Terdakwa M.M. TOTOH GUNAWAN GUNAWAN
16. Rancangan Undang-Undang Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(RUU KUHP Tahun 2019 Versi September).

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 10
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
Bahan Hukum Sekunder :

Adapun yang termasuk kedalam bahan hukum sekunder meliputi:

1. Pendapat para ahli Hukum dalam literlatur literlatur :


a. Pengertian Dakwaan Menurut Yahya Harahap, surat dakwaan atau
perbuatan Unggah ringkasan dugaan tindak pidana terhadap terdakwa
Apa yang telah dan telah disimpulkan dari hasil pemeriksaan
penyidikan, dan Ini penting dan mendasar bagi pemeriksaan hakim atas
kasus tersebut. Muka pengadilan. 7
b. Menurut Lilik Mulyadi, surat dakwaan adalah dasar dari hukum acara
pidana dan berdasarkan dakwaan ini pemeriksaan persidangan
dilakukan.8
c. Menurut Bambang Waluyo dalam Jurnalnya berjudul “Optimalisasi
Pemberantasan Korupsi Di Indonesia” ada 8 delik yang masuk kedalam
tindak Korupsi di antaranya adalah delik yang merugikan keuangan
negara, delik suap, dan delik yang berkaitan dengan pemborongan dan
rekanan.9

2. Berikut merupakan teori yang dapat membantu memecahkan permasalahan


hukum dalam penulisan ini:
a. Menurut teori Keadilan, yang dikemukakan oleh Aristoteles dalam
karya-karya pemikirannya yang sangat penting hasil dari pemikirannya
bahwa Aristoteles menekankan pentingnya dilakukan sebuah pembeda
di antara vonis yang fundamental pada suatu sifat kasus dan yang
fundamental pada sifat/tabiat manusia yang tidak memiliki
keberuntungan dalam masyarakat. Kondisi ketidaksamaan perlu
diberikan hal yang mengatur sedemikian rupa menjadi paling
menguntungkan golongan masyarakat yang paling lemah dan

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 11
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
masyarakat yang kuat. Apa yang di sampaikan ini terjadi kalau dua hal
ini terjadi. Pertama, kondisi ketidasamaan menjamin maximum
minimum untuk golongan orang yang paling lemah. Kedua,
ketidaksamaan diikat pada jabatan yang membuka guna semua orang.
Salain itu juga ada Teori keadilan menurut pendapat Thomas Hobbes,
menurut Thomas Hobbes, keadilan itu merupakan suatu perbuatan yang
dapat dikatakan adil apabila telah di dasarkan oleh suatu konsensi yang
sudah di sepakati.10 Sehingga menurut penulis dapat disimpulkan
bahwa keadilan atau rasa adil baru bisa tercapai pada saat telah ada
kesepakatan antara kedua belah pihak yang berjanji. Suatu perjanjian
disini dapat di artikan dalam bentuk yang luas tidak hanya terbatas oleh
perjanjian dua pihak yang sedang melakukan kontrak sewa, kontrak
bisnis, dan lain sebagainya. Melainkan dalam perjanjian yang dimaksud
adalah suatu putusan yang telah di bacakan oleh hakim dan terdakwa,
suatu peraturan perundang-undangan yang tidak memihak pada satu
pihak saja namun memihak dan mengedepankan kepentingan umum
dari masyarakat itu sendiri.

b. Teori Pembaharuan Hukum Menurut ajaran Roscoe Pound tentang


hukum yang berfungsi sebagai rekayasa masyarakat atau sebagai alat
kontrol masyarakat, maka terlebih dahulu sistem hukum yang sudah
maju, dengan pembuatan dan perkembangan hukum didesain secara
professional dan logis, maka tidak disanksikan lagi bahwa produk
hukum dapat mempengaruhi bahkan mengubah sendi-sendi kehidupan.
11
ada beberapa hal yang menurut penulis dapat mengubah suatu sikap
dan kehidupan dalam suatu masyarakat yang menjadi pendorong
sebagai berikut:
1). Suatu perubahan secara evolutive terhadap nilai-nilai dalam
masyarakat

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 12
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
2). Kebutuhan dari lingkungan masyarakat disebabkan ada nya
keadaan khusus atau suatu keadaan darurat dalam hubungan
dengan distribusi sumber daya atau dalam hubungan dengan
standar baru tentang konsep keadilan.
3). Adanya gagasan baru dari kelompok kecil dalam masyarakat
yang bisa melihat jauh apa yang akan terjadi kedepan, yang
nantinya dapat sedikit demi sedikit dapat mempengaruhi sudut
pandang dan tata cara hidup bermasyarakat.
4). Adanya ketidakadilan secara Teknik hukum yang meminta
untuk diubah nya perubahan terhadap hukum tersebut.
5). Adanya suatu fenomena yang baru dalam suatu masyarakat dan
belum pernah terjadi sebelumnya sehingga perlu dibentuk
suatu hukum yang mengatur akan hal tersebut.
Selajutnya teori pembaharuan hukum ini dapat berperan juga dalam
mendorong proses pembangunan terutama dalam pembangunan ekonomi
dan pembangunan nasional yang mana memang sangat diperlukan
setelah terjadinya kemerdekaan di suatu negara.

c. Teori Kepastian Hukum Menurut Hans Kelsen, hukum adalah sebuah


sistem norma. Norma adalah pernyataan yang menekankan aspek
“seharusnya” atau das sollen, dengan menyertakan beberapa peraturan
tentang apa yang harus dilakukan. Norma-norma adalah produk dan
aksi manusia yang deliberative Undang-undang yang berisi aturan-
aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah
laku dalam bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama
individu maupun dalam hubungannya dengan masyarakat. Aturan-
aturan itu menjadi Batasan bagi masyarakat dalam membebani atau
melakukan tindakan terhadap individu. Adanya aturan tersebut
pelaksanaan aturan menimbulkan kepastian hukum.12

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 13
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
Menurut Gustav Radbruch, hukum harus mengandung 3 (tiga)
nilai identitas, yaitu sebagai berikut:
1). Asas kepastian hukum (rechtmatigheid). Asas ini meninjau dari
sudut yuridis.
2). Asas keadilan hukum (gerectigheit). Asas ini meninjau dari sudut
filosofis, dimana kedilan adalah kesamaan hak untuk semua orang
di depan pengadilan
3). Asas kemanfaatan hukum (zwechmatigheid atau doelmatigheid
atau utility).

Kepastian hukum merupakan suatu keadaan dimana perilaku


manusia baik individu, kelompok maupun organisasi terikat dan berada
dalam koridor yang sudah digariskan oleh aturan hukum.
Praktek dapat dilihat ada Undang-undang yang tidak dipatuhi.
Sistem hukum jelas akan runtuh jika setiap orang tidak mematuhi
Undang-undang dan Undang-undang itu akan kehilangan maknanya.
Ketidak efektifan Undang-undang cenderung mempengaruhi waktu
sikap dan kuantitas ketidakpatuhan serta mempunyai efek nyata
terhadap perilaku hukum, termasuk perilaku pelanggar hukum. Kondisi
akan mempengaruhi penegakan hukum yang menjamin kepastian dan
keadilan dalam masyarakat.

3. Hasil Wawancara dengan Pihak terkait:


a. Bahwa menurut Penuntut Umum yang berasal dari KPK membenarkan
bahwa dakwaan yang di ajukan adalah dawaan tunggal.
b. Bahwa menurut penuntut Umum dari KPK dapat disimpulkan dalam
kasus ini masih akan mendiskusikan kembali dengan tim dan
mengambil langkah selanjutnya.
c. Bahwa dapat di simulkan Penuntut Umum dalam wawancara saya
kepada pihak KPK mengenai tanggapan dalam perkara ini mengakui
adanya kecolongan dalam menyusun dakwaan yang di ajukan di muka

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 14
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
persidangan. Karna kurangnya memperhatikan bahwa terdakwa bukan
merupakan ASN ( aparatur Sipil Negara ).
d. Menurut Penuntut Umum yang berasal dari KPK menegaskan bahwa
dalam pemberantasan tindak Pidana Korupsi KPK akan senantiasa
melakukan langkah tegas bahkan hingga ancaman hukuman mati.
Asalkan memenuhi Unsur-Unsur yang ada dalam peraturan.
e. Berdasarkan wawancara Direktur Jaksa Agung Muda Pidana Khusus
(JAMPIDSUS) “pihak kejaksaan pun sebagaimana yang diberi
wewenang dalam Undang-Undang tidak akan pernah takut dalam
mengancam pelaku tindak pidana Korpusi dengan Hukuman Mati”.
f. Berdasarkan wawancara pihak Kejaksaan Agung berpendapat bahwa
surat dakwaan yang sudah masuk kepengadilan sudah di atur dalam
Surat edaran.
g. Bahwa pihak Kejaksaan Agung menegaskan penegakan hukum
terhadap Pelaku tindak pidana Korupsi akan di jatuhi hukuman mati
selama memenuhi syarat.
h. Dalam Webinar Nasional Bersama Jaksa Agung dan Anggota Dewan
bahwa mereka akan menindak tegas para pelaku tindak pidana Korupsi.
i. Bahwa dalam Wawancara Bersama anggota bappenas Drs. Sumedi
Andono Mulyo, MA, Ph.D disebutkan korupsi yang di terjadi di
indoensia di tangah bencana alam/ non alam meningkat dalam 2 tahun
terakahir.
j. Bahwa dalam wawancara dengan Anggota Bappenas kasus korupsi di
indoensia saat ini yang terbesar dan tersorot adalah pihak pemerintah
dan swasta dalam hal ini adalah pengusaha.

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 15
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.liblaryupnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
BAB III

PENDAPAT HUKUM / ANALISIS HUKUM

Dalam Penulisan ada Tiga permasalahan yang telah di tulis di awal


pembuatan Legal Memorandum ini, Pertama Apakah dapat dilakukan perubahan
dakwaan dalam perkara Nomor 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa
M. M. TOTOH GUNAWAN GUNAWANoleh penuntut umum saat berkas
sudah di Pengadilan Negeri Khusus Bandung? Kedua, Apakah bisa dijatuhkan
pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHPidana dalam Putusan Pengadilan Perkara Nomor
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. M. TOTOH GUNAWAN
GUNAWANdan berkaitan dengan Perkara 55/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg? dan
ketiga, Apakah dalam putusan perkara Korupsi 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg
dengan terdakwa M. M. TOTOH GUNAWAN GUNAWANdi tengah bencana
pandemic covid-19 dapat dikenakan pidana hukuman mati dan apakah hakim
dapat menjatuhkan hukuman lebih dari dakwaan dan tuntutan ? Oleh karena itu
penulis di dalam bab ini akan menjabarkan jawaban atas pertanyaan yang sudah
di tulis oleh peulis di rumusn masalah sesuai dengan pendapat penulis yang
berlandaskan atas pendapat dan bahan hukum yang relevan atas rumusan
masalah.
Pertama, Apakah dapat dilakukan perubahan dakwaan dalam perkara
Nomor 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. M. TOTOH
GUNAWAN GUNAWANoleh penuntut umum saat berkas sudah di Pengadilan
Negeri Khusus Bandung? Pada hal yang paling mendasar perubahan dalam surat
dakwaan telah diatur dalam Pasal 144 KUHAP ayat 1 dan 2. Ayat 1 pasal 144
menyebutkan bahwa penuntut umum dapat mengubah suatu surat dakwaannya
sebelum Pengadilan tempat dimasukannya erkara menetapan ari sidang, dalam
hal ini meliputi penyempurnaan ataupun penarikan dakwaan yang sudah di
masukan, jika kita melihat dalam ayat 2 berbunyi bahwa perubahan surat
dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali selambat-lambatnya tujuh hari
sebelum sidang di mulai.

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 15
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
Maka jika ditarik garis merahnya dari ayat yang sudah di tuliskan di atas
tersebut bahwa pada dasarnya mengubah atas surat dakwaan yang telah jadi
masih dapat dilakukan, namun yang masih menjadi perdebatan adalah mengenai
waktu dalam dilakukannya perubahan dari surat dakwaan secara kontradiktif,
karena jika melihat pada ayat pertama menyatakan dakwaan bisa dilakukan

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 16
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
perubahan selama Pengadilan belum mengeluarkan penetapan hari
sidang, dan dalam ayat kedua nya berbunyi selambat-lambatnya tujuh hari
sebelum proses persidangan dimulai, namun dalam antara kedua ayat tersebut
tidak diberikan penyekat atau kata penghubung “Atau” yang bisa di artikan ayat
1 dan 2 berdiri sendiri.
Guna menyelesaikan waktu merubah surat dakwaan yang berbeda
pengertian ini, sehingga perlu dilihat bahan hukum lain yang lebih menjelaskan
akan hal ini. Ahli Hukum Acara Pidana Yahya Haraha dalam pendapatnya
ketentuan yang termuat dalam ayat 1 dan 2 adalah benar dan tidak ada yang
menentangnya salah satunya dengan memasukan kata “Atau” di antara kedua
pasal tersebut. Dengan ini menggunakan kata “Atau” di antara Kedua ketentuan
tersebut dapat di simpulan ketentuan “ Perubahan surat dakwaan atau
penghentian penuntutan masih bisa di laksanakan oleh penuntut umum yaitu:
• Sebelum Pengadilan Negeri mengeluarkan ketetapan hari
persidangan “Atau”
• Sekurang-Kurangnya 7 hari sebelum di lakukan proses
persidangan.
Maka suatu perkara yang sudah di serahkan oleh penuntut umum ke
pengadilan Negeri, masih bisa di ubah surat dakwaan dan penghentian
penuntutan, baik sebelum Pengadilan Negeri menetapkan hari Persidangan
maupun sesudah pengadilan menetapkan hari persidangan sekurang-kurangnya
7 hari sebelum hari sidang dimulai. 13
Selain itu, Di proses kebiasaan di KPK bahwa pada prinsipnya perubahan
dalam surat dakwaan yang sudah di serahkan ke Pengadilan Negeri masih bisa
dilakukan, selama dakwaan tersebut belum di bacakan di depan persidangan dan
selambat-lambatnya tujuh hari sebelum hari sidang pertama di mulai, ataupun
bisa juga sebelum majelis hakim memulai hari sidang. 14
Pendapat ini juga di perkuat dengan pendapat dari Bapak HARTANTO
SH.,MH selaku Panitera Muda Tipikor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bahwa
pada dasarnya surat dakwaan yang telah di serahkan ke Pengadilan Negeri

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 17
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
Jakarta Pusat masih bisa dilakukan perubahan selama surat dakwaan belum di
bacakan dan maksimal 7 hari sebelum hari persidangan pertama dimulai. 15
Dalam konteks perkara M. TOTOH GUNAWANJaksa Penuntut Umum
memasukan berkas dakwaan ke Pengadilan Negeri pada tanggal 9 Agustus 2021
dan satu hari setelahnya Pengadilan Negeri mengeluarkan ketetapan hari sidang
yang di ikuti oleh majelis hakim yang menangani perkara Pada tanggal 10
Agustus 2021, dan bahkan hingga proses persidangan berjalan pun Jaksa
Penuntut Umum dari KPK kurang peka terhadap kekeliruan dan juga tidak
melakukan peninjauan kembali terhadap detail dakwaan yang di ajukan JPU.
Padahal jika dilihat dari Perspektif pasal 144 ayat 2 KUHAP proses perubahan
dawkwaan dalam kasus ini diperbolehkan karena seharusnya masih ada terpaut
jarak 8 hari dari sidang pertama yaitu tanggal 18 Agustus 2021.
Maka, telah di jabarkan oleh doktrin M. Yahya Haraap, yang berkaitan
dengan Surat edaran JAMPIDUM Nomor B-607/E/11/1993 dan Kebiasaan
dalam praktik di lapangan Pengadilan Negeri Bandung dan Jaksa Penuntut
Umum KPK, kaitan nya dengan perubahan atas surat dakwaan yang telah di
seahkan kepada Pengadilan Negeri pada Prinsip nya masih bisa dilakukan,
selama majelis hakim belum menetapkan hari sidang atau selambat-lambatnya 7
hari sebelm sidang pertama dimulai, Maka jika Surat Dakwaan dalam perkara M
M. TOTOH GUNAWAN yaitu diperbolehkan dan sesuai ketentuan hukum
acara. Tinggal bagaimana kita melihat bahwa penuntu Umum kurang teliti dan
detail dalam menyusun dakwaan. Karena yang dirugikan adalah Negara dan juga
masyarakat banyak.
Kedua, Apakah bisa dijatuhkan pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHPidana dalam
Putusan Pengadilan Perkara Nomor 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan
terdakwa M. M. TOTOH GUNAWAN GUNAWANdan berkaitan dengan
Perkara 55/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg? Menurut Ajaran Boehmer, yang
termasuk kedalam penyertaan ini sudah di tetapkan 2 bagian clsuster pelaku
suatu delik, seperti:

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 18
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
1. Mereka yang melaksanakan suatu kejahatan yang hasilnya memang
di inginkan.
2. Mereka yang hanya hendak membantu, yaitu peserta yang tidak
langsung.16

Berdasarkan Penjelasan boehmer ini, sehingga doltrin pernyertaan dapat


di klasifikasikan menjadi dua, diantaranya pelaku dan juga pelaku yang turut
melakukan pembantuan dalam pidana. Doktrin ini sebagai landasan guna
memperluas pertanggungjawaban pidana yang erat kaitannya dalam terwujudnya
suatu delik. Didalam hukum Pidana ajaran penyertaan ini dibagi menjadi: 17
1. Melakukan ( Pleger )
Menurut A.Z Abidin, Pleger adalah seseorang yang memenuhi unsur
delik, baik yang telah di nyatakan tegas ataupun tidak dan yang memiliki
kewajiban guna mengakhiri keadaan yang dilarang undang-Undang. 18
Sehingga dalam ajaran di atas dapat di ambil kesimpulan orang yang
masuk kedalam golongan memenehu unsur bentuk penyertaan “Melakukan”
yaitu orang yang secara lengkap memenuhi unsur delik.
2. Menyuruh Melakukan (Donpleger)
Posisi pelaku hanya sebagai alat, dalam hal ini, pelaku utama lah yang
memerintahkan orang lain untuk melakukan tindak pidana.
3. Turut Melakukan (medepleger)
Dalam hal ini para pelaku turut melakukan harus juga memilii kulitas
yang sama seperti Pelaku utama (dader). Dalam keadaan seperti ini Van
hamel juga bependapat bahwa tidaklah mungkin Seseorang yang bukan
pegawai mengintervensi seseorang yang merupakan pegawai. 19
4. Pembujukan ( uitlokker )
Bentuk dari peyertaaan pembukukan ini merupakan disaat pelaku tidak
melakukan pidana yang di kehendaki nya, melainkan dengan perantaara

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 19
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
orang lain. Antara donpleger dan uitlokker ini hamper memiliki kesamaan
hanya jasa terletak pada subjeknya yang berbeda, donplegger subjek nya
tidak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya, sedangkan Uitlokker
sebaliknya.
5. Pembantuan ( Medeplictig )
Pembantuan yang di maksud oleh doktrin ini adalah dilakukan bersamaan
dengan perbuatan dari Plegger. Ada 3 Unsur dalam perbuatan ini yaitu
memberikan kesempatan, pemberian keterangan, dan pemberian sarana.

Dalam konteks Kasus Nomor perkara 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan


terdakwa M. M. TOTOH GUNAWAN GUNAWANdan Nomor Perkara
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa AA UMBARAdimana terdakwa
I adalah M.M. TOTOH GUNAWAN GUNAWAN dan terdakwa II adalah AA
UMBARA selaku Bupati Kab. Bandung Barat dalam kasus yang sama dan
persidangan yang berbeda. Kedua nya secara Bersama-sama sebagai orang yang
melakukan dan turut melakukan suatu perbuatan pidana, dan dengan cara
melawan hukum sehubung dengan kegiataan pengadaan barang dan jasa guna
program Pemerintah Kabupaten yaitu Bansos di tengah Covid-19, dengan cara
yang tidak sesuai dengan ketentuan ada peraturan yang berlaku.
Terdakwa II AA UMBARA Memiliki kewenangan yang dalam persidangan
AA UMBARA memiliki kewenangan serangkaian hak yang dimiliki pada
jabatan dari pelaku tindak pidana korupsi ini guna mengawasi jalannya program
Bantuan Sosial berupa sembako agar berjalan baik, lancar dan sesuai dengan
peraturan. Namun pada nyatanya dengan kewenangannya tersebut terdakwa II
malah mengesampingkan peraturan yang ada dimana terdakwa II memilih secara
langsung penyedia barang dan jasa yang menjalankan proyek ini, padahal jika di
tinjau dengan Peraturan yang ada yaitu Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dalam pasal 59 ayat (5)
menyebutkan bahwa dalam hal penanganan keadaan darurat, PPK menunjuk
penyedia yang terdekat yang sedang mengadakan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa sejenis atau pelaku usaha lain yang mampu memenuhi kualifikasi
untuk melakukan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa tersebut. Fakta nya terdakwa

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 20
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
II memilih PT. Jagat Dirgantara sebagai pelaksana penyedia barang dan jasa
Bansos covid-19 yang mana perusahaan tersebut dimiliki oleh Terdakwa I yaitu
M.M. TOTOH GUNAWAN GUNAWAN di pertemuan Ruang Bupati yang
seharusnya menjadi kewenangan dari PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen ) dalam
menentukan tander dan bupati hanya sebagai pengawas saja.
Penuntut Umum dalam Dakwaan nya menggunakan jenis dawaan tunggal.
Pada dakwaan tunggalnya itu penuntut umum mengenakan pasal 55 KUHP
terkhusus pada bentuk yang dilakukan dan turut melakukan dalam perbuatan
telah dilakukan oleh terdakwa I dan II tesebut.
Dalam pertimbangan Hakim, Terdakwa I di bebaskan karena Menurut
pertimbangan hakim terdakwa tidak terbukti terlibat dalam Tindak Pidana
Korupsi ini, padahal sudah jelas bawha dalam pengadaan barang/jasa suatu
program pemerintah terdakwa 1 tidak melalui mekanisme yang tepat. Walaupun
dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah20 dijelaskan bahwa dalam keadaan darurat bencana pemerintah harus
tanggap dengan cepat memilih penyedia barang/jasa oleh karena itu PPK harus
menunjuk dengan cepat vendor yang sudah siap, namun pada nyata nya kondisi
pada saat itu tidak sedang dalam keadaan darurat bencana dan tidak ada
perauturan ataupun surat edaran yang menyatakan daruurat bencana.
Maka pada ajaran penyertaan seharusnya tindakan yang dilakukan
berdasarkan pertimbangan hukum dan menurut para ahli dapat di simpulkan
bawha :
1. Penyertaan Melakukan ( Pleger )
Melihat pada kasus posisi Terdakwa II selaku Bupati Kab.
Bandung Barat telah memenuhi unsur sebagai orang yang melakukan.
Di dalam doktrin penyertaan, seseorang yang melakukan adalah
memenuhi bagian inti dari rumusan delik. Maka Terdakwa II telah di
tentukan dalam rumsan delik pada Undang-Undang Tindak Pidana
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah di muat oleh Penuntut
Umum dalam dawkaanya perkara nomor 55/Pid.sus.Tpk/2021/PN.bdg.
terdakwa II telah melakukan penyalah gunaan wewenang, yaitu dalam

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 21
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
pemilihan vendor bupati melakukan intervensi kepada kepala Dinas
Sosial dan juga PPK yang mana seharusnya tugas dan wewenang
mereka. Dan Terdakwa II juga merekomendasikan PT. Jagat Dirgantara
dimana pemiliknya adalah Terdawka I yaitu M. TOTOH
GUNAWANyaitu teman kecil Terdakwa II, serta Terdakwa II mendapat
Fee sebesa 6% dari pihak PT. Jagat Dirgantara.

2. Penyertaan Turut Melakuan ( Medeplager )


Dalam Penyertaaan di Hukum Pidana juga menerapkan dalam
Pidana Khusus yaitu korupsi, dalam kasus ini Terdakwa I M. TOTOH
GUNAWANmasuk kedalam penyertaan terkhusus pada bentuk turut
Melakukan. Kedudukan Terdakwa I adalah selaku pihak Swasta pemilik
vendor yang dipilih Oleh terdakwa II AA UMBARA.
Di mana kaitnnya dengan ajaran ini dalam tindak pidana,
seharunsya masuk kedalam pembantuan pada pasal 15 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 jo Undang-Undang nomor 39 Tahun 1999
tentang Pemberantasan tindak Pidana Korupsi Berbunyi “"Setiap orang
yang melakukan percobaan, pembantuan, atau pemufakatan jahat
untuk melakukan tindak pidana korupsi, dipidana dengan pidana
yang sama sebagaimana dimaksud Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai
dengan Pasal 14" . Dalam tercapainya tindak pidana Korupsi, efek
kedua terdakwa tidak memiliki kualitas yang sama atau sederajat, yaitu
Terdakwa I berkedudukan sebagai pihak Swasta dan Terdakwa II
kedudukannya sebagai pihak Pemerintah.
Oleh karena itu, hal yang dilakukan secara kerja sama antara
pemerintah dengan Swasta dalam tindak pidana Korupsi pada
hakekatnya masuk kedalam pembantuan. Itu merupakan benar termasuk
kedalam golongan terhadap penyertaan dalam Tipikor, Namun
perbuatan kerja sama antara kedua pihak, terkhusus swasta merupakan
kedalam jenis pembantuan sebagai fasilisator terwujudnya tindak
pidana. Pihak swasta hanya sebagai elemen dalam memuluskan jalanya
tindak pidana ini, melihat bahwa yang memiliki wewenang dalam

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 22
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
memperoleh uang negara secara langsung adalah pemerintah. Oleh
karena itu, sulit bagi swasta untuk memperoleh uang public secara
langsung tanpa memiliki kewenangan untuk mengalokasikan dana dari
lembaga pemerintah. Oleh karena itu penulis sangat menyayangkan
Penuntut Umum yang lalai dan tidak teliti dalam menerapkan dakwaan
kepada M.M. TOTOH GUNAWAN GUNAWAN yang efeknya tidak
adanya rasa keadilan bagi masyarakat padahal M. TOTOH
GUNAWANmenurut penulis bisa di jerat hukuman dan menerima
hukuman yang sama seperti koruptor.

Ketiga, Apakah dalam putusan perkara Korupsi


57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. M. TOTOH
GUNAWAN GUNAWANdi tengah bencana pandemic covid-19 dapat
dikenakan pidana hukuman mati dan apakah hakim dapat menjatuhkan
hukuman lebih dari dakwaan dan tuntutan ? dalam menanggapi Rumusan
Masalah Diatas saya akan melakukan peninjauan dengan beberapa aspek
di antaranya :

1. Kebijakan Formulsi Pidana Mati Terhadap Pelaku Tindak


Pidana Korupsi Di Indonesia.

Kebijaksanaan dalam memformulasikan Pidana Mati terkandung


beberapa Kekurangan dan Menunjukan ketidak seriusan dalam membuat
Undang-Undang guna Menjatuhkan pidana Mati. Ada beberapa
kelemahan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Jo Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang pemberantasan Tindak Pidana
Korpusi sebagai berikut :21
a. Pidana Mati mejadi Pemberat Pidana, Hanya di ancam untuk
Pidana Korupsi tertentu dalam Pasal 2 ayat 1, Yaitu:
“ Melakukan Suatu perbuatan memperkaya diri sendiri /
oranglain/ korporasi secara melawan hukum”. Sehingga tidak

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 23
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
dimaksudkan kepada semua bentuk Tindak Pidana Korupsi,
padahal dalam “penjelasan Umum “ Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 ( Menggantikan UU No. 3 Tahun 1971 )
dibentuk untuk memberantas “ setiap bentuk tindak pidana
korupsi. Dengan dijadikan nya pidana mati sebagai (
Pemberat Pidana ) hanya untuk pasal 2 saja, sehingga pidana
mati tidak berlaku dapat dijatuhkan terhadap tindak pidana
korupsi lain nya.
b. Dalam pasal 2 ayat 2 Pidana Mati adalah pemberatan pidana
terhadap delik pasal 2 ayat 1 yang di ancam dengan pidana
seumur hidup atau 20 Tahun penjara. Di Undang-undang No.
31 Tahun 1999 jo Undang-undang No. 20 Tahun 2001,
Tindak Pidana yang di jatuhkan dengan pidana seumur hidup
atau 20 tahun penjara tidak hanya terdapat dalam pasal 2
melainkan juga dalam pasal 3 yaitu” penyalahgunaan
kewenangan/kesempatan / sarana karena jabatan atau
kedudukan. Di dalam pasal 12 penerimaan suap, oleh pegawai
negeri / penyelengara negara, hakim dan advokat. Oleh sebab
itu dirasa sangat memprihatinkan jika pidana mati hanya di
ancam terhadap pasal 2 saja. Menurut saya padahal dalam
sudut pandang masyarakat di tinjau dari hakikat korupsi
dalam delik jabatan, dan perbuatan pasal 3
“menyalahgunakan kewenangan jabatan/kedudukan” dan
pasal 12 “penerimaan suap oleh Pegawai
Negeri/penyelenggara negara, hakim, dan advokat” dirasa
lebih tidak terpuji di bandingkan dengan pasal 2 “
Memperkaya diri sendiri”. Minimal antara pasal 2, 3 dan pasal
12 harus di pandang sederajat dengan di ancam hukuman
mati, terkhusus pasal penyuapan bukan justru malah semakin
ringan hukumannya.
c. Dalam pasal Pemberatan pidana dalam pasal 2 ayat 2 Undang-
Undang No. 1 Tahun 1999 hanya di atur “ Orang”. Tidak ada

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 24
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
pemberatan tindak pidana terhadap suatu korporasi yang
melakukan tindak pidana Korupsi dalam “keadaan tertentu”
sebagaimana telah di atur di atas bagaimanapun pidana mati
tidak bisa dikenakan kepada korporsi yang kapasitasnya dapat
di cirikan dengan pidana mati. Semisal pencabutan ijin usaha
selamanya atau penutupan Korporasi.

2. Kedudukan Hukuman mati dengan dikeluarkannya PERMA


No.1 Tahun 2020 Tentang PEDOMAN PEMIDANAAN PASAL
2 DAN PASAL 3 UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI

Baru-baru ini Mahkama agung mengeluarkan PERMA atau


peraturan mahkamah agung dalam memberikan pedoman
pemidanaan terhadap pasal 2 dan pasal 3 dan menurut penulis dengan
dikeluarkannya PERMA nomor 1 ini dikaitkan dengan kasus Tindak
Pidana Korupsi di tengah pandemic di anggap mampu membantu
hakim dalam menetapkan besaran dan kecil hukuman dalam pasal 2
dan pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Namun penulis menganggap justru dengan di keluarkannya pedoman
pemidanaan dalam pasal 2 dan pasal 3 justru malah membuat
semakin lemah, berikut alasan mengapa PERMA No.1 tahun 2020
mempunyai kelemahan di antaranya:
a. Di dalam pasal 17 ayat 1 Perma No 1 tahun 2020 disebutkan
bahwa Dalam tindak Pidana Korupsi dilakukan dalam
keadaan tertentu sebagaimana di atur dalam pasal 2, hakim
dapat menjatuhkan pidana mati sepanjang perkara tersebut
memiliki tingkat kesalahan, dampak, dan keuntungan tinggi
sebagaimana di maksud dalam pasal 8. Jika kita melihat
kedalam pasal 8 begitu banyak klasifikasi dari yang ringan
hingga yang berat. Dan di dalam PERMA No. 1 Tahun 2021
ini begitu banyak klasifikasi yang di ukur dengan

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 25
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
menggunakan Nominal-nominal angka seperti contoh dalam
pasal 6 mengenai kerugian uang negara katagori paling
rendah dalam kasus Tipikor adalah Rp200.000.000 ( Dua
ratus juta rupiah ) sampai Rp1.000.000.000 ( Satu miliar
rupiah ). Hal ini sangat terlihat kejanggalan dan sangat
memperihatinkan, jika uang yang digunakan adalah
diperuntukan untuk Bantuan Sosial namun disalahgunakan
oleh oknum yang tidak bertanggung jawab bagaimana mereka
merasa sengsara dari mulai kasus Besar Juliari Batu Bara
hingga yang daerah AA UMBARA. Lalu jika Pelaku Tindak
Pidana Korupsi melakukan Korupsi di bawah nilai
Rp200.000.000 ( Dua Ratus Juta Rupiah) apakah tindakannya
tidak dapat di golongkan tindak pidana korupsi.
b. Di dalam Pasal 8 huruf a di tentukan dalam point 4 bahwa
dapat di katagorikan sebagai aspek kesalahan tinggi yaitu
terdakwa melakukan perbuatannya dalam “keadaan bencana”
atau krisis moneter dalam skala nasional. Dalam kalimat itu
tidak dijelaskan klasifikasi bencana Alam atau Non Alam.
Sehingga dapat di tarik kesimpulan kondisi Covid-19 ini
masuk kedalam keadaan bencana yang dimaksud dan jika ada
yang melakukan perbuataan Korupsi akan di katagorikan
aspek kesalahann tinggi. Hal ini sangat kontradiktif dengan
apa yang sudah ada di Undang-Undang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
c. Dalam KUHAP atau Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tidak
ada satu pasal pun yang mengharuskan Hakim dalam
memutus suatu pemidanaan sesuai dengan penuntut Umum,
Hakim memiliki hak dan wewenang serta kebebasan guna
menenutukan pemidanaan sesuai dengan pertimbangan
hukum dan hati nuraninya. Dan juga dalam KUHAP
menyatakan bahwa surat dakwaan bukan menjadi dasar dalam
pemeriksaan dalam forum persidangan. Yang mana dalam

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 26
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
pelaksanaan di lapangan sering kita mengenalnya dengan
sebutan “Ultra Petita” yaitu hakim dapat memberikan putusan
akhir atau vonis melebih tuntutan dari Penuntut Umum.
Dengan dikeluarkanya PERMA No. 1 Tahun 2020 ini
menjadikan kewenangan hakim atau Utra petita mejadi sangat
lemah, karena dalam PERMA No. 1 Tahun 2020 ini berisikan
pedoman yang sudah di klasifikasikan dan di golongkan
tindak pidana dan pertanggung jawaban nya. Dengan di
adakan penggolongan ini menurut penulis tentu membatasi
langkah hakim.

3. Penegakan Hukum yang tegas, konsisten dan terpadu


dalam memberikan keadilan, kemanfaatan dan kepastian
hukum dengan memberi efek jera dan pencegahan
koruptor

Dalam memberantas Tindak Pidana Korupsi perlu adanya


keseriusan dari setiap unsur masyarakat salah satunya adalah
para ahli, praktisi dan juga penegak hukum agar terjadinya
hubungan dan sinkronisasi antara unsur-unsur tersebut.
Menurut Alm. Artidjo alkotsar parameter hukuman yang
ada di indonesia terkait dengan hukuman mati ini belum jelas
dan ini yang menjadi kendala hukuman mati terhadap
koruptor belum berlaku di indoensia.22 Hal ini sejalan dengan
pendapat Direktur Jaksa Agung Muda Pidana Khusus
Kejaksaan Agung yang menerangkan bahwa unsur dalam
hukuman mati di indonesia masih belum mempuni dan
memadai.23
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
Wawancara nya pihak mereka harus selalu melakukan

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 27
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
upgrading terhadap penuntut Umum agar dengan tegas dan
teliti dalam. Pelakukan penuntutan.
Menurut kejaksaan Republik Indonesia pihak mereka
sudah mengintruksikan kepada setiap jajarannya terkhusus
pada PIDSUS bahwa harus melakukan tindakan yang tegas
dengan menjerat koruptor dengan ancaman Hukuman mati.
Namun sangat tidak sesuai realita nya bahwa apa yang di
sampaikan oleh kejaksaan Agung seolah-olah hanya ancaman
saja, karena pada faktanya tidak ada kasus yang berhubungan
dengan apa yang di sampaikan kejaksaan agung dan
kenyataan dilapangan justru sebaliknya.
Selanjutnya, aparat penegak hukum yang konsisten dan
terpadu pun akan mengarah kepada kemanfaatan masyarakat
yakni timbulnya efek jera yang mana daoat mencegah
seseorang akan melakukan korupsi. Selain itu kemanfaatan
lainnya yaitu tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap
upaya penegakan hukum, sehingga mendapat dukungan dari
masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.

4. Eksistensi Hukuman Mati di kaitkan dengan Hak Asasi


Manusia, Hukum Nasional dan Komunitas internasional

Eksistensi Hukuman mati di indonesia menjadi polemik


dimana ada perdebatan dalam penanganan Hukuman Mati
bertentangan dengan Hak Asasi Manusia Dalam Pasal 28 I
para aktivis kontra hukuman mati menganggap dengan ada
nya Hukuman Mati melanggar konstitusi Indonesia. Padahal
menurut penulis Dengan di berlakukannya hukuman Mati di
indonesia tidak sama sekali bertentangan dengan konstitusi.
Jika kita melihat pasal 28 J ayat 1 dan 2 pada dasarnya disitu
di atur bahwa dalam menjalankan suatu kebebasan individu
itu wajib patuh kepada pembatasan yang di atur dalam

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 28
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
Undang-Undang dengan maksud guna menjaga keamanan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Eksistensi Hukuman Mati dalam Hukum internasional
ICDP ( Internasional Commision Agaisnt Death Penalty )
pernah menghimbau indonesia melalui instansi kejaksaan
bahwa menghapuskan Hukuman Mati.24 Namun sikap
kejaksaan Republi Indonesia menanggapi Bahwa Hukuman
Mati Diterapkan di indonesia gua menjaga kestabilan
keamanan nasional, perdamaian dan ketertiban umum dalam
negeri.
Hal Tersebut sesuai dengan Pendapat dari Andi Hamzah
yang menayatakn pidana mati diberbagai negara sudah di
hapuskan, dan memang indonesia masih smemberlakukan
hukuman mati dalam praktik nya seperti narkotika,
pembunuhan berencana, bahkan masih ada tercantum dalam
Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
selain itu juga kepala negara kita pernah menolak
permohonan grasi narkotika dan pembunuhan berencana
antara lain keputusan presiden No. 20/G.21/G.21/G22/G23/G
dan Nomor 24/6 Tahun 2003. Menurut satocid kartanegara
25
dikuti dari litelatur Bambang Waluyo hukuman mati di
indonesia masih berlaku dan perlu di berlakukan di indonesia
karena :
a. Indoensia secara geografis termasuk negara berkoloni
dalam hal ini adalah berkepulauan sehingga perlu ada
hukuman yang absolut dan mengikat guna menjaga
ketertiban umum dalam bermasyarakat.
b. Indonesia selain ditinjau dari sudut pandang geografis
indonesia merupakan negara yang memiliki ragam
budaya dan latarbelakang yang berbeda-beda

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 29
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
sehingga dengan keragaman dan perbedaan perlu ada
peraturan yang tegas untuk mengikat seluruh
latarbelakang yang berbeda.
Bahwa dalam penerapan hukuman mati di hukum
positif Indonesia ini sendiri masih mengakui dan mengatur
mengenai hukuman mati, seperti dalam Rancangan Undang-
Undang Hukum Pidana ( RUU KUHP ) dalam pasal 100 ayat
(1) sampai (5) mengatur bahwa hukuman mati dapat
dilakukan masa percobaan selama 10 Tahun, jika dalam
kurun waktu selama 10 Tahun (dalam hal ini harus
dicantumkan dalam amar putusan) Terpidana ada usaha
menuju perbaikan diri kea rah lebih baik maka hukuman mati
dapat di turunkan menjadi pidana seumur hidup, dan
begitupun seterusnya.26
Sehingga jika dilihat dari eksistensi dari beberapa aspek
di atas terkait dengan perkara 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg
dengan terdakwa M. TOTOH GUNAWAN seharusnya bisa
saja dikenakan Hukuman Mati karena dalam proses nya
Terdakwa membantu melancarkan tindak pidana korupsi
yang dilakukan oleh AA UMBARA di persidangan yang lain.

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 30
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

bahwa Mengubah Surat Dakwaan M.TOTOH GUNAWAN Gunawan yang


telah diserahkan ke Pengadilan Negeri Bandung masih dapat di ubah hingga Majelis
Hakim belum menetapkan hari sidang “atau” Selambat-lambatnya 7 hari sebelum
sidang pertama dimulai. Landasan hukum dari kesimpulan ini adalah Surat edaran
JAMPIDUM Nomor B-607/E/11/1993, pendapat dari para ahli hukum acara pidana
Yahya Harahap dan juga hal yang sudah menjadi kebiasaan di Pengadilan Negeri
Bandung.
Dalam kaitannya dengan perkara Pidana Korupsi ini penjeratan pasal 55
KUHP oleh Penuntut Umum terhadap Terdakwa M.TOTOH GUNAWAN dan AA
UMBARA kurang tepat, karena dengan dasar hukum dari Undang-Undang No. 20
Tahun 2001 Jo Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi , KUHP, Pendapat para ahli hukum Pidana dan para ahli pidana
klasik menyimpulkan bahwa Terdakwa M. TOTOH GUNAWAN tidak bisa
dikenakan pasal 55 KUHP karena perbedaan kedudukan antara Terdawka M.
TOTOH GUNAWAN dan AA UMBARA.
Hukuman mati masih di gunakan di indonesia dalam kasus pidana tertentu
seperti Teroris, Narkotika, Korupsi, dan dalam KUHP yaitu Pembunuhan berencana.
Dan jika dalam perdebatan mengenai hukuman mati akan melanggar HAM atau Hak
Asasi Manusia hal ini sangat tidak benar, dan tujuan masih ada Hukuman Mati di
gunakan adalah guna menjaga stabilitas keamanan dan kesejahteraan bangsa dan
negara. Serta dalam penerapannya pun Menurut Undang-Undang dan Pendapat para
ahli dan praktisi Hukum Pidana dalam perkara Nomor :
57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg dengan terdakwa M. TOTOH GUNAWAN Tidak bisa
secara langsung dijerat pidana Mati karena terhalang oleh undang-undang yang ada
yaitu harus memenuhi Unsur-Unsur yang ada dalam peraturan Perundang-Undangan
dari pasal 2. Namun, dalam perkara ini seharusnya Penuntut Umum menuntut

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 30
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
hukuman maksimal dengan melihat situasi pelaku melakukan tindakannya dan
melihat dengan menggunakan kewewenangan hakim dalam melihat perkara ini di
lihat dari aspek sosial, dan dampak dari tindak korupsi ini hakim bisa menjatuhkan
pidana maksimal berupa, Seumur Hidup atau 20 Tahun Penjara. Atau jika dalam
kondisi darurat bisa melakukan hukuman mati.

B. REKOMENDASI HUKUM

Berdasarkan hasil dari penelitian Penulis dan Pembahasan yang telah


dilakukan oleh Penulis, oleh karena itu penulis dapat memberikan rekomendasi
sebagai berikut :

1. Penulis merekomendasikan untuk penambaan kata “Atau” di antara


ayat 1 dan 2 pada pasal 144 KUHAP dikarenakan batas waktu
merubah dakwaan yang sudah di serahkan kepada pengadilan harus
di buat regulasi yang cukup jelas, sehingga jaksa ataupun penuntut
Umum dari KPK dalam menuntut tidak terjadi ke bingungan dalam
menerapkan aturan ini dalam sebuah perkara. Sehingga diantaranya
pasal 144 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP dapat di cantumkan kata “Atau”
sehingga Penuntut Umum bisa melakukan perubahan dakwaan
sebelum proses pengadilan mengeluarkan ketetapan hari sidang
“atau” sesudah pengadilan menetapkan hari persidangan, melainkan
selambat-lambatnya 7 hari pada saat sebelum sidang dimulai.
Dengan ini diantara pasal 144 ayat 1 dan 2 dapat terlihat lebih selaras
dan tidak kontradiktif.
2. pengaturan mengenai perubahan atas surat dakwaan yang ada dalam
pasal 144 Kitab Undang-ungang Hukum Acara Pidana harus ber isi
lebih detail seperti sebagaimana cara pelaksanaanya dan
jangkauannya apa saja yang dapat di ubah, sehingga terdakwa tidak
akan dirugikan hak-hak nya dan tujuan di bentuk KUHAP guna
menciptakan suatu Undang-Undang Hukum Acara yang menjujung
harkat dan martabat manusia.

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 31
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
3. Dilakukan peninjauan kembali pada Aturan mengenai Pedoman
terhadap pasal 2 dan 3 yaitu PERMA No. 1 Tahun 2020. ini
hendaknya dilakukan peninjauan kembali apakah dengan
dikeluarkannya Peraturan Mahkamah Agung ini memberikan
kebermanfaatan bagi orang banyak atau justru menutupi hal yang
tidak baik seperti melakukan Tindak Pidana Korupsi yang menjadi
musuh kita Bersama.
4. Dengan ada nya isu Hukuman Mati di Kasus Korupsi terkait dengan
Hukuman Mati yang ada di Pasal 2 hendaknya dilakukan Revisi
dalam kalimat “ keadaan tertentu” yang termasuk di dalamnya adalah
Bencana Alam Nasional. Seperti yang kita ketahui bahwa bencana itu
ada dua macam yaitu bencana alam dan Non-Alam seperti wabah dan
lain-lainnya. Oleh karena itu dengan di revisi dan di tambahkan
golongan Non-Alam maka pelaku korupsi tidak terbatas oleh bencana
Alam atau Non alam. Hal ini pada saat saya wawancara dengan KPK
mereka sangat mendukung jika kedepannya akan di lakukan revisi
tersebut.
5. Menghadapi Hukuman mati di indoensia penulis merekomendasikan
bahwa Hukuman Mati harus lebih berhati-hati dan senantiasa
memperhatikan terkait dengan ancaman hukuman mati ini. Penulis
merekomendasikan bahwa kedepannya kita bisa melihat atau banyak
belajar terhadap negara yang masih menggunakan Hukuman Mati
seperti Tiongkok. dengan membuat Peraturan Pengganti Undang-
Undang ( PERPUU ) dengan system penundaan atau pergantian
dalam KUHP RRC Tahun 1980 menentukan pidana mati di tunda
selama 2 tahun, jika berkelakuan baik dan menunjukan perubahan
pada pelaku maka dapat di turunkan hingga Pidana Seumur Hidup
atau 20 Tahun penjara, begitupun seterusnya.

Muhamad Aditya rizki Pratama, 2022


Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana dan Sosial Kabupaten
Bandung Barat 32
UPN Veteran Jakarta, Fakultas Hukum, S1 Ilmu Hukum
[ www.upnvj.ac.id - www.upnvj.ac.id – www.Repositoryupnvj.ac.id ]
33

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Hamzah, Andi, 2017 ,judul Hukum Pidana Indonesia penerbit Sinar Grafika.
Kristian dan Yopi Gunawan, 2015, Tindak Pidana Korupsi Kajian Terhadap
Harmonisasi Antara Hukum Nasional dan UNCAC, P.T Refika
Aditama , Bandung.
Utrecht, 1965, Judul Hukum Pidana 2 Penerbit Pustaka Tinta Mas
Mulyadi, Lilik, 1996, Hukum Acara Pidana Suatu Tinjauan Khusus Terhadap
Surat Dakwaan, Eksepsi, dan Putusan Peradilan, Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Harahap, Yahyan, 2014, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
Penyidikan dan Penuntuan, Sinar Grafika, Jakarta.
Munir Fuady,2013 Teori-Teori Besar (Grand Theory) dalam Hukum, (Jakarta:
Kencana.
Marzuki Peter Mahmud, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta. Kencana.
Waluyo, Bambang 2016, pemberantasan tindak pidana korupsi ( Strategi dan
Optimalisasi ) cetakan ke 2, sinar Grafika, Jakarta,
----------------------, Dinamika Kebijakan Hukum Pidana, Depok, Raja Grafindo
Persada
Widyo, Pramono, R, 2017, Pemberantasan Korupsi dan Tindak Pidana Lainnya :
Sebuah Perspektif jasa dan Guru Besar, Kompas Media, Jakarta

Peraturan Perundang-undangan

UNDANG-UNDANG DASAR NRI 1945


TAP MPR RI No.XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan
Bebas Korupsi,Kolusi,dan Nepotisme

33
31

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan tentang Hukum Pidana


(KUHP)
Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi,Kolusi dan Nepotisme
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2019. Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
Peraturan Pemerintah Nomor. 21 tahun 2008 tentang penyelenggara
penanggulangan Bencana
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pemidanaan
pasal 2 dan 3 Undang-Undang pemberantasan tindak pidana korupsi
Keputusan preseden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana
Nasional
Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan tindak
Pidana korupsi
Surat Edaran No. 003/A/JA/02/2015 Tentang Sikap Kejaksaan Tentang Hukuman
Mati
Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Nomor B607/E/11/1993
Pembuatan Surat Dakwaan.
Rancangan Undang-Undang Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU
KUHP Tahun 2019 Versi September).

Putusan dan Surat Dakwaan

Putusan Pengadilan Nomor perkara 57/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg


Putusan Pengadilan Nomor perkara 55/Pid.Sus.Tpk/2021/PN.bdg
Surat Dakwaan Nomor Register Perkara : 57/TUT.01.04/08/2021 dengan Terdakwa
m totoh gunawan
32

Karya Ilmiah

Hanafi, Evie, 2013, kajian penerapan hukuman mati terhadap tersangka korupsi
dana bantuan bencana alam berdasarkan pasal 2 ayat (1) dan (2) undang-
undang nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi, Recidive Vol 2 No 2
Maharani, Alifia Swastika, Penyertaan Dalam Delik Jabatan Pada Tindak Pidana
Korupsi, Jurist-diction, Vol 3 Tahun 2020
M. Toule, Elsa R, 2013, eksistensi ancaman pidana mati dalam undang-undang
tindak pidana korupsi, Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3.
Oksidekfay, Yanto, 2017, penjatuhan pidana mati pelaku tindak pidana korupsi
dalam keadaan tertentu ( death penalty to corruptors in a certain condition),
Jurnal Legislasi Indonesia, vol 14 No.01.
https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/viewFile/76/pdf
Romli Atmasasmita dalam Indriyanto Seno Adji, 2001, Pidana mati Bagi Koruptor
Sebagai Upaya Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jurnal Keadilan,
R. ,Julio ,Prasetyo, jurist-Diction, 2019 Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Laporan Akhir Telaah Sistem Terpadu Penanggulangan Bencana
di Indonesia, sebagaimana dikutip dalam jurnal Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Vol. 2 No.
3
Siregar, Bisma, 2015, ham, hukuman mati, dan pandangan bimsar siregar, binus
law, januari
Waluyo, Bambang, 2014, optimalisasi pemberantasan korupsi di indonesia, Jurnal
Yuridis Vol. 1 No. 2

Sumber lain

https://mudanesia.pikiran-rakyat.com/highlight/pr-1342938005/putusan-M.
TOTOH GUNAWAN -gunawan-pemberi-gratifikasi-korupsi-aa-umbara-
dibacakan-kamis-4-november-2021 Di akses tanggal 28 November 2021
pukul 20.10 WIB
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211104180531-12-716763/bupati-
bandung-barat-nonaktif-aa-umbara-divonis-5-tahun-bui. Di akses pada 28
November 2021 Pukul 21.05 WIB
33

Wawancara

Wawancara dengan Supardi, Direktur Jaksa Agung Muda Pidana Khusus pada
tanggal 11 November 2021
Wawancara dengan Andhi dan Devi Lisnawati, kepala biro hukum dan Tim
penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) pada tanggal 17
Desember 2021
Wawancara dengan ig Eko Purwanto, Hakim Pidana Khusus Tindak Pidana
Korupsi Pengadilan Negeri khusus Jakarta Pusat pada tanggal 22 Desember
2021
Wawancara dengan Sumedi Anggono Mulyo, Kepala Biro tata ruang dan bencana
alam, pada tanggal 8 November 2021
34

LAMPIRAN
KARTU MONITOR BIMBINGAN TUGAS AKHIR

NAMA MAHASISWA : Muhamad Aditya Rizki Pratama


N.I.M : 1810611222
PROGRAM STUDI : S1 - ILMU HUKUM
PROGRAM KEKHUSUSAN : Hukum Pidana
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Bambang Waluyo SH,.MH
JUDUL TUGAS AKHIR :
N TANGGAL/ PARAF
O BULAN/ POKOK BAHASAN PEMBIMBING
TAHUN
1 21 Juni 2021 Membahas mengenai relevansi Judul Tugas
Akhir ( Daring )
2 16 Juli 2021 Membahas mengenai Subtansi dalam Tugas
Akhir terkait degan surat dawkwaan yang di
dakwakan dalam studi kasus( Daring )
3 31 Juli 2021 Membahas mengenai Arah yang akan di bahas
dalam Tugas Akhir Penulis yaitu seperti
mengkaitkan dengan perundang-undangan
yang berlaku dan juga kewenangan hakim yaitu
“ Ultra Petitum” (Daring)

4 6 September 2021 Membahas mengenai Studi Kasus yang akan di


bahas kaitannya dengan judul penulis yaitu
Hukuman Mati terhadap pelaku korupsi dana
bantuan bencana. (Daring )
5 25 September Membahas mengenai Teknik penulisan dan
2021 sinkronisasi antara judul, Latarbelakang atau
kasus Posisi, Rumusan Masalah, dan sumber
kaitannya dengan Daftar Pustaka ( Daring )
6 27 September Penambahan pada Subtansi yaitu Prinsip Setuju (
2021 Daring )

7 1 November 2021 Membahas mengenai rencana wawancara


kepada instansi-instansi pemerintah yang
terkait dengan Penelitian saya, seperti KPK,
Kejaksaan, dan Pengadilan Negeri. ( Luring )
35

8 29 November 2021 Membahas mengenai Subtansi komitmen KPK


dan instansi Jaksa Republik Indonesia dalam
penanganan Korupsi. ( Luring )
9 17 Desember 2021 Revisi dan Finalisasi Tugas Akhir Penulis

Setuju untuk diuji


dalam
Sidang/Seminar
Diseminasi*)

Catatan : Jakarta,20 Desember 2021


1. Kartu monitor agar dilampirkan pada waktu
pendaftaran Ujian Proposal dan atau Ujian Tugas
Akhir Pembimbing Tugas Akhir
2. Judul Tugas Akhir (Jurnal) hanya berlaku untuk 1
(satu) tahun sejak pengisian KRS, (berlaku sampai
dengan tgl. 31 Maret 20.../31 Oktober 20. *)
*)Coret yg tidak perlu
(Prof. Dr. Bambang Waluyo, SH,MH)

Table 1. TABEL HASIL MONITORING BIMBINGAN TUGAS AKHIR


36

Gambar 1. 1 hasil turn it in penelitian


37

Gambar 1. 2 Pengesahan Turn It In


38

Gambar 1. 3 Dokumentasi dalam wawancara kepada Direktur Jaksa Agung Muda


Pidana Khusus Kejaksaan Agung pada 11 November 2021
39

Gambar 1. 4 Wawancara Kepada Kepala Bagian Hukum Komisi Pemeberantas


Korupsi pada 17 Desember 2021
40

Gambar 1. 5 SURAT KETERANGAN WAWANCARA PADA HAKIM


PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

Anda mungkin juga menyukai