SKRIPSI
Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
oleh
17.0201.0027
Halaman Judul
i
TINJAUAN YURIDIS KUMULASI GUGATAN
PERCERAIAN DENGAN PEMBAGIAN HARTA
BERSAMA
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NPM : 17.0201.0027
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi untuk diajukan ke hadapan tim
Oleh
NPM : 17.0201.0027
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Magelang
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Kamis
Penguji Utama
Nurwati, SH., MH
NIDN. 0605115801
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Magelang
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum
Adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari diketahui
Yang Menyatakan
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
NIM : 17.0201.0027
Fakultas : Hukum
Berserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Muhammadiyah Magelang berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasi tugas akhir saya.
Dibuat di : Magelang
Pada tanggal : 27 Januari 2021
Yang menyatakan,
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
SWT yang telah memberikan pertolongan, kemudahan dari setiap kesulitan yang
Skripsi ini penulis susun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memeperoleh gelar sarjana (S1), pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas
kesulitan penulis hadapi. Namun tidak terlepas dari hidayah dan inayah Allah
SWT. Serta berkat berbagai dorongan serta bimbingan dari semua pihak, sehingga
akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, penulis
2. Ibu Puji Sulistyaningsih, SH., MH. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
vii
3. Bapak Bambang Tjatur Iswanto, SH., MH. selaku Dosen Pembimbing II yang
4. Ibu Nurwati, SH., MH., selaku Penguji Utama yang telah memberikan kritik,
masukan dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk perbaikan
5. Ibu. Dr. Dyah Adriantini Sintha Dewi, S.H., M. Hum. Selaku Dekan Fakultas
7. Para dosen dan seluruh staff serta karyawan Fakultas Hukum yang telah
8. Kedua orang tua yang selalu penulis sayangi, hormati dan banggakan. Bapak
Kusyanto dan Ibu Sri Harini yang selalu mendoakan, memberikan kasih
sayang serta dukungan yang tanpa henti selama ini kepada penulis;
9. Kepada kakak kandung tercinta, Eru Ratnawati yang selalu penulis sayangi
dan banggakan, yang selama ini telah memberikan doa dan semangat
Mungkid, dan Advokat Dwi Sigit Suprihono, SH., yang telah memberikan
viii
kesempatan dan meluangkan waktunya untuk membantu melengkapi data
Magelang Angkatan tahun 2017 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
12. Dan semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan berkah bagi kita semua. Penulis juga menerima
segala kritik dan saran semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini dan
Penulis
ix
ABSTRAK
Abstract
x
DAFTAR ISI
xi
3.5 Lokasi Penelitian ......................................................................... 30
3.6 Sumber Data ................................................................................ 30
3.7 Validasi Data ............................................................................... 31
3.8 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 31
3.9 Analisis Data ............................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 34
4.1 Deskripsi Fokus Penelitian .......................................................... 34
4.1.1 Kumulasi Gugatan ........................................................... 34
4.1.2 Gambaran Umum Diterima Dan Ditolaknya Suatu
Kumulasi Gugatan ........................................................... 35
4.2 Pertimbangan Hakim Dalam Menerima/Menolak Kumulasi
Gugatan ....................................................................................... 39
4.3 Problematika Yang Dihadapi Hakim Dalam Penyelesaian Perkara
Kumulasi Gugatan Perceraian Dan Harta Bersama .................... 48
4.4 Pembahasan ................................................................................. 53
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 63
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 63
5.2 Saran ............................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
xii
BAB I
PENDAHULUAN
putusan yang terpisah. Akan tetapi dalam hal dan batas-batas tertentu
apabila satu gugatan dengan gugatan yang lain terdapat hubungan erat atau
1
kebolehan menggabungkan perkara perceraian dengan beberapa
gugatan lain sebagaimana diatur dalam Pasal 86 ayat (1) yang berbunyi:
“Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri, dan harta
hukum tetap”. Pasal ini memboleh kan seorang isteri yang akan mengajukan
penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri, dan harta bersama. (Djalil,
2006)
peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan. Upaya mewujudkan asas ini
2006)
2
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan
dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk
yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Suami isteri yang sudah sama-sama
sangat serius, salah satunya terjadinya nikah di bawah tangan. Dampak ini
3
menunggu putusan gugatan harta bersama yang digabungkan dengan
lain yang berarti telah terjadi poliandri sebab secara hukum masih terikat
oleh para pihak, sehingga para pihak yang merasa haknya tidak terpenuhi
ataupun kasasi tentang harta bersama yang berkekuatan hukum tetap. Selain
perceraian belum diputus, maka para pihak dalam gugatan masih berstatus
4
pula hakim yang tidak menyetujui adanya kumulasi gugatan dengan
gugatan?
ruang lingkup persoalan yang akan dikaji dalam penelitian ini agar skripsi
perkara.
5
1.4 Rumusan Masalah
gugatan?
jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi arah dalam melangkah
sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh
1. Tujuan Obyektif:
2. Tujuan Subjektif:
Muhammadiyah Magelang
6
b. Menambah, memperluas, mengembangkan pengetahuan dan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
yang diperoleh
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumusan
No Penulis Judul Hasil dan Pembahasan
Masalah
1 Junaidi PENERAPAN 1. Bagaimana Tujuan diterapkannya
PASAL 86 kah kumulasi gugatan
AYAT (1) pertimbang adalah untuk
UNDANG- an hukum menyederhanakan
UNDANG Penggugat proses pemeriksaan di
NOMOR 7 dalam persidangan dan
TAHUN 1989 mengajuka menghindarkan putusan
TENTANG n Kumulasi yang saling
PERADILAN Gugatan? bertentangan, bahwa
AGAMA 2. Bagaimana dengan penggabungan
DALAM kah gugatan ini, maka asas
PENYELESAI pertimbang peradilan sederhana,
AN an Hakim cepat dan biaya ringan
PERKARADI Pengadilan dapat terlaksana.
PERADILAN Agama Melalui penggabungan
AGAMA Palangka gugatan, maka beberapa
(Studi Kasus Raya tidak gugatan dapat
Putusan dapat diperiksa, diputus dan
Pengadilan menerima diselesaikan secara
8
Rumusan
No Penulis Judul Hasil dan Pembahasan
Masalah
Agama kumulasi sekaligus sehingga
Palangka Raya gugatan prosesnya menjadi
Nomor nafkah sederhana, biayanya
80/Pdt.G/2012 anak dan menjadi lebih ringan,
/PA.Plk harta tidak banyak waktu dan
bersama? tenaga yang dibutuhkan
dan dapat menghindari
putusan yang saling
bertentangan. Lain
halnya jika masing-
masing perkara
diajukan secara sendiri-
sendiri, sudah pasti
prosesnya menjadi lama
sehingga memerlukan
biaya, waktu dan tenaga
yang lebih banyak dan
yang lebih
dikhawatirkan dapat
terjadi putusan yang
bertentangan karena
hakim yang mengadili
tidak sama. Bisa jadi
terhadap satu tanah
yang menjadi objek
sengketa oleh hakim A
dinyatakan milik B,
sedang oleh hakim C
dinyatakan milik D.
Putusan demikian tidak
9
Rumusan
No Penulis Judul Hasil dan Pembahasan
Masalah
akan terjadi apabila
diputus oleh satu
majelis hakim melalui
kumulasi gugatan.
10
Rumusan
No Penulis Judul Hasil dan Pembahasan
Masalah
antara gugatan itu harus
terdapat hubungan erat
(Innerlijke
samenhangen). Tujuan
penggabungan gugatan
adalah untuk
mewujudkan tercapai
manfaat dari segi acara
dengan berpedoman
kepada ukuran :
pertama: benar-benar
untuk memudahkan
atau menyederhanakan
proses pemeriksaan;
sehingga terwujudnya
peradilan yang cepat,
sederhana dan biaya
ringan serta kedua:
menghindari terjadinya
putusan yang saling
bertentangan. Tidak
seharusnya gugatan
Penggugat tidak
diterima oleh Hakim.
11
Rumusan
No Penulis Judul Hasil dan Pembahasan
Masalah
2 Arsyia ANALISIS 1. Bagaimana Bentuk kumulasi
rti Arja PUTUSAN kah Bentuk gugatan dalam perkara
KUMULASI kumulasi perceraian di
GUGATAN gugatan Pengadilan agama
DALAM dalam Makassar adalah
PERKARA perkara bervariatif yakni,
PERCERAIA perceraian penggabungan gugat
N (Studi Kasus di cerai dengan asal usul
Putusan pengadilan anak, penggabungan
No.1345/Pdt.G agama gugat cerai dan
/2012/PA.MK Makassar? pembagian harta
S) 2. Alasan bersama, penggabungan
Penggugat penetapan isbat nikah
Mengajuka dengan gugat cerai.
n Kumulasi Pasal yang berkaitan
Gugatan dengan itsbat nikah
Dalam yang dapat diajukan ke
Perkara Pengadilan Agama
Putusan berdasarkan alasan
Nomor Pasal 7 angka 3 huruf
1345/Pdt.G (c) dan (e) Kompilasi
/2012/PA Hukum Islam.
Mks?
Alasan Penggugat
Mengajukan Kumulasi
Gugatan Dalam Perkara
Putusan Nomor
1345/Pdt.G/2012/PA
Mks yakni kumulasi
isbat nikah dan gugatan
12
Rumusan
No Penulis Judul Hasil dan Pembahasan
Masalah
cerai sekaligus. Kedua
kasus tersebut
mempunyai hubungan
yang erat dan terdapat
hubungan hukum antara
keduanya sehingga
dilakukanlah kumulasi
gugatan yakni
menggabungkan
perkara isbat nikah dan
perkara perceraian
diwaktu yang
bersamaan.
yang pertama yang ditulis oleh Junaidi dengan judul Penerapan Pasal 86
kedua ditulis oleh Arsyiarti Arja dengan judul Analisis Putusan Kumulasi
13
penelitian yang saya tulis dengan judul Tinjauan Yuridis Penggabungan
tersebut.
(Harahap, 2009)
14
dan berdiri sendiri terpaksa ditempuh proses penyelesaian terhadap
masing-masing perkara.
(Rv) tidak mengatur secara tegas tentang kumulasi dan tidak pula
tuntutan hak milik. Dengan demikian secara a contrario (in the opposite
Peradilan Agama
anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama dapat diajukan secara
15
b. Putusan Mahkamah Agung Nomor 575 K/Pdt/1983 yang menjelaskan:
(Harahap, 2009)
1) Meskipun Pasal 393 ayat (1) HIR mengatakan hukum acara yang
pemeriksaan;
16
dapat mencegah kemungkinan adanya putusan yang saling
berbeda/bertentangan.
hubungan erat atau ada koneksitas dan hubungan erat itu harus
gugatan.
17
hukum ke dalam satu gugatan. Adapun pengertian kumulasi
2009)
tersebut.
18
2.3.1.2 Bentuk-bentuk Kumulasi
a. Kumulasi Subyektif
b. Kumulasi Obyektif.
19
Apabila ada koneksitas, penggabungan itu akan
serta waktu.
antara suami dan istri, yang kata "bercerai " memiliki arti
20
menurut Subekti adalah penghapusan perkawinan baik
a. Cerai Talak
21
tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia
b. Cerai Gugat
22
1. Kematian : putusnya perkawinan karena kematian
“cerai mati”.
“cerai hidup”.
Pasal 208 :
a. Zinah;
buruk
membahayakan.
23
Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud harta bersama atau
1997)
24
tersebut masih mewarnai praktek peradilan. (Harahap,
2005)
1983)
25
permasalahan apakah istri atau suami yang membeli, tidak
pada saat pembelian itu atau atas nama siapa harta itu
penggabungan lebih dari satu tuntutan hukum ke dalam satu gugatan atau
akan menghemat waktu serta biaya. Pada prinsipnya, setiap gugatan harus
berdiri sendiri, yang mana tiap-tiap gugatan diajukan dalam surat gugatan
secara terpisah, diperiksa dan diputus secara terpisah juga. Akan tetapi,
hubungan atau koneksitas yang kuat antara gugatan yang satu dengan
26
Tabel Skema Kerangka Berfikir
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan kasus, Pendekatan Undang
Undang, dan Pendekatan Lapangan
2. Jenis Penelitian PARAMETER
Jenis Yuridis Normatif
3. Sumber Data Undang Undang Nomor 7
Primer (UU No 7 Tahun 1989) Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
Sekunder (Kepustakaan dan yang menyatakan bahwa
Wawancara) diperbolehkannya penerapan kumulasi
4. Teknik Pengambilan Data gugatan. Pasal 16 ayat (1) Undang-
Kepustakaan dan Wawancara Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang
5. Analisis Data
Dianalisis secara deskriptif kualitatif Kekuasaan Kehakiman dimana
pengadilan tidak boleh menolak suatu
perkara.
OUTPUT OUTCOME
Skripsi Naskah
Publikasi
27
BAB III
METODE PENELITIAN
hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi” (Peter Mahmud Marzuki,
2011)
ilmu yang dimiliki. Oleh karena penelitian ini bersifat empiris, maka
karena penelitian ini didasarkan kepada suatu ketentuan hukum dan fenomena
28
bertujuan mendefinisikan suatu keadaan atau fenomena secara apa adanya.
perceraian dan harta bersama melalui wawancara dengan para pihak yang
bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Pendekatan kasus
berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan
yang telah mempunya kekuatan tetap, dan pendekatan lapangan yaitu dengan
minimal dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan
dua pendekatan atau lebih yang sesuai dengan cara pendekatan yang
29
3.4 Fokus Penelitian
Kota maupun Kabupaten Magelang, dan di Kantor Advokat sudah ada data
a. Bahan data primer yaitu data utama dalam penelitian ini yang diperoleh
30
b. Bahan data sekunder, adalah studi litelatur seperti buku, jurnal, buku
c. Data tersier, yaitu data tambahan pendukung data primer dan sekunder
berikut:
Pengadilan Negeri Magelang (Nur Kholida Dwi Wati, SH., MH), Hakim
31
Pengadilan Agama Temanggung (Drs. Baridun, SH.), Advokat Dwi Sigit
akan dijadikan data primer dan data sekunder dalam penelitian ini.
sudah terkumpul. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif analisis yaitu teknik analisis data yang dilakukan
pengolahan data dalam penelitian ini dikerjakan secara bertahap. Data yang
32
gagasan baru yang merupakan sebuah hasil temuan (finding) dalam suatu
penelitian kualitatif. (Raco, 2010). Analisis data dalam penelitian ini bersifat
deduktif, yakni bertolak dari suatu yang umum kepada yang khusus dan tahap
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
63
2. Ada beberapa problematika yang dihadapi hakim dalam menangani
tergugat.
5.2 Saran
1. Untuk hakim, alangkah lebih baik hakim tidak boleh menolak gugatan
biaya ringan adalah faktor resiko terhadap pilihan yang dibuat oleh
64
Sebaiknya pula, hakim mempertimbangkan alasan penolakan kumulasi
65
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Bacaan
Abdul Kadir Muhammad. (2008). Hukum Acara Perdata. PT Citra Aditya Bakti.
Manan, H. A., & SH, S. (2016). Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan
Peradilan Agama Ed. 2. Kencana.
Manan, H. A., & SH, S. (2017). Aneka masalah hukum perdata Islam di
Indonesia. Prenada Media.
66
shodaqah. Mandar Maju.
Pasal 86 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. (n.d.).
Soekanto, S., & Mamudji, S. (2001). Penelitian hukum normatif: Suatu tinjauan
singkat. RajaGrafindo Persada.
Wawancara
Masrukhin. (2020, Oktober Selasa). Hakim Pengadilan Agama Kota Mungkid. (R.
T. Monita, Pewawancara)
Peraturan Perundang-undangan:
HIR
RBg
67
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama.
Jurnal
Internet
http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/PASAL%2086%20AYAT%201
68