SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
SWT yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana hukum pada
Teristimewa dan tersayang kepada kedua orang tua, papa dan mama yang
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak mungkin dapat selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moral maupun materil. Untuk itu
penulis mengucapakan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat:
1. Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
Medan.
2. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas hukum
3. Prof. Dr. OK. Saidin S.H, M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas hukum
4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H, M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas
ii
6. Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, S.H., M.Hum, selaku Ketua Departemen Fakultas
8. Bapak Dr. Dedi Harianto, S.H, M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang
9. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
10. Kedua orang tua penulis Papa Akhir Nasution dan Mama Erna Sagala
tercinta yang dengan tulus, penuh kasih sayang dan kesabaran memberikan
11. Saudara penulis Rahman Budi, Risky Nasution dan Namirah Nasution
iii
diberikan, penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk skripsi ini dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah dan memperluas
iv
ABSTRAK ................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 9
G. Metode Penelitian....................................................................... 19
Kadaluarsa ................................................................................. 35
A. Kesimpulan ............................................................................ 75
B. Saran ...................................................................................... 77
vi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada bidang ekonomi maupun perdagangan ditandai dengan berbagai produk yang
dipasarkan secara bebas, baik produk dalam negeri maupun luar negeri. Pesatnya
posisi pelaku usaha di satu sisi, dan menempatkan konsumen pada sisi lemah.1
masalah bersama karena pada dasarnya masyarakat sebagai makhluk sosial yang
minuman yang sudah tidak layak konsumsi, khususnya makanan dan minuman
kadaluwarsa. Masa kadaluwarsa dari produk itu sangat penting bagi konsumen
tubuhnya.
1
Abdul Halim Barkatullah, Sistem Perlindungan Hukum bagi Konsumen di Indonesia, Ctk.
Pertama, Nusa Media, Bandung, 2016, hal. 2.
Republik Indonesia Tahun 1945 pada pembukaan alinea IV, yang berbunyi
formal merupakan ketentuan payung (umbrella act) bagi perlindungan hak dan
2
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Ctk. Ketiga, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2014, hal. 3.
3
Az.Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar Edisi Revisi, Diadit
Media,Jakarta, 2011, hal.45.
konsumen dari dampak negatif perilaku pelaku usaha yang berpotensi merugikan
konsumen, tetapi juga memberikan perlindungan kepada pelaku usaha dari itikad
kegiatan usaha, seperti bagaimana mendapatkan bahan baku, bahan tambahan dan
Pada masa ini banyak sekali bermunculan produk barang dan atau jasa yang
ada dan dipasarkan di Indonesia, dan apabila konsumen tidak berhati-hati untuk
memiliki barang yang diinginkannya maka para konsumen hanya menjadi obyek
eksploitasi bagi para pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Pada
kenyataannya pelaku usaha masih banyak yang dengan sengaja menjual produk
makanannya yang telah kadaluwarsa, dan hal ini tidak disadari oleh konsumen,
karena konsumen hanya menerima begitu saja tanpa memperhatikannya. Dan hal
dan keselamatannya.5
kemasan dan makanan yang sudah tidak layak dijual kepada konsumen. Hal ini
4
Ibid, hal. 50.
5
Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi
Konsumen, Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020, hal 113
kesehatan dan apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama dapat
menyebabkan penyakit kanker, dari hal atau tanggal daluwarsa merupakan batas
pelaku usaha sebagai pihak yang menghasilkan produk berupaya untuk menjaga
jelas, jujur dan bertanggung jawab.7 Konsumen harus lebih selektif dalam
memilih produk, barang dan/atau jasa yang akan dikonsumsinya, karena pada
dasarnya konsumen akan selalu menjadi sasaran aktifitas bisnis para pelaku usaha
kadaluwarsa atau expired itu terlihat dari bentuk kemasan yang sudah berubah
seperti :
6
Wahyu Simon Tampubolon, Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Makanan
Kadaluwarsa Di Labuhanbatu (Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen), Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 08. No. 01 Maret 2020, hal 29.
7
Ibid, hal. 85.
8
https://miftahur.com/3-prinsip-ekonomi-pilih-yang-sesat-atau-yang-maksimal/diakses
tanggal 28 Oktober 2020, Pukul 21.08 Wib
Informasi yang tercantum dalam kemasan makanan dan atau minuman dapat
maupun produsen.
dengan pelaku usaha, yang berawal dari adanya persaingan tidak sehat antara
sesama pelaku usaha, adanya itikad buruk, serta unsur ketidak hati-hatian pelaku
usaha dalam menjalankan kegiatan bisnis. Sejalan dengan itu, perilaku dan
menimbulkan kecurangan.10
Akan tetapi, kasus tersebut sudah di selesaikan oleh pihak minimarket dengan
9
https://www.tribunnews.com/kesehatan/2019/12/19/5-ciri-ciri-susu-sudah-basi-tak-layak-
lagi-untuk-dikonsumsi-perhatikan-rasa-dan-bau-yang-berubah di akses pada tanggal 03 November
2020
10
Ibid
11
Wawancara dengan Erris Oloan Syahputram, selaku Kepala Seksi Pembangunan Usaha
dan Jasa Dinas Perdagangan Daerah Kota Padangsidimpuan, hari Rabu 16 Desember 2020
undang khusus mengenai makanan kadaluwarsa. Hal ini dilatar belakangi oleh
akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah kadaluwarsa. Hal ini
korban, tidak akan mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi pada masyarakat
itu sendiri. Para pengusaha atau pemerintah tidak mengetahui masalah yang
diakibatkan oleh tindakannya jika tidak ada pengaduan konsumen. Pada saat yang
sama, para pengusaha tidak akan terdorong untuk mengambil langkah preventif
melindungi konsumen karena menganggap tidak ada yang salah pada produknya
tersebut.13
untuk lebih teliti dalam membeli produk makanan dan minuman. Mengenai
12
Wahyu Simon Tampubolon, Loc.Cit.
13
N.H.T. Siahaan, Hukum Konsumen: Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab
Produk, Panta Rei, Jakarta, 2005, hal. 14.
swalayan besar. Seperti yang terjadi di daerah desa Rimba Soping Kecamatan
persaingan yang tidak sehat antar sesama pelaku usaha, budaya hukum konsumen
yang tidak mampu untuk bersikap kritis, ketiadaan sanksi hukum yang tegas
tidak berjalannya fungsi pengawasan. Dalam hal ini pelaku usaha dapat dimintai
14
Isabella Sucitra, “Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Kadaluarsa
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”, Lex
Privatum, Vol. V, No. 8, Oktober 2017, hal 103
15
https://transbisnis.com/2020/05/27/48-warga-sidimpuan-masuk-rs-diduga-keracunan-
bakso-tusuk/2/ di akses pada tanggal 03 November 2020.
16
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (suatu pengantar), Liberty, Yogyakarta, 2003,
hal 12.
pelanggaran hak dan selalu berada di posisi yang dirugikan. Keberadaan hukum
yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah antara
konsumen dalam hubungan dan masalah antara konsumen dan pelaku usaha
B. Perumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang penelitian, maka yang
17
Wahyu Simon Tampubolon, Loc.Cit.
18
Isabella Sucitra, Op.Cit, hal 104
Padangsidimpuan ?
C. Tujuan Penelitian
kadaluwarsa
Kota Padangsidimpuan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang didapat antara lain bagi minimarket Kota Padang
1. Manfaat teoretis
2. Manfaat praktis
E. Keaslian Penelitian
judul yang sama seperti judul tulisan tersebut di atas. Adapun beberapa judul yang
memiliki label?
dilabel?
Medan ?
penelitian ini :
kadaluwarsa?
Tidak Berlabel Halal di Kota Medan (Studi Kasus : BPOM Kota Medan dan
Rumusan Masalah :
Medan?
Pelindungan Konsumen?
berbahaya?
Keaslian penelitian skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran dengan
mengambil panduan dari buku-buku, dan bahan yang diperoleh dari hasil
penelitian. Sehingga tulisan ini asli dalam hal belum ada ditemui judul yang sama
selama proses penulisan ini dilakukan. Oleh sebab itu penulisan skripsi ini dapat
F. Tinjauan Pustaka
adalah “bagian dari hukum yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang
kepentingan konsumen”.19
19
Az. Nasution, Op.,Cit, hal. 22.
hukum, yaitu:20
memakai barang dan /atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahkluk hidup lainnya dan
20
Ibid, hal. 29.
21
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, Ctk. Pertama, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2013, hal.16-17.
22
Inosentius Samsul, Perlindungan Konsumen (Kemungkinan Penerapan Tanggung Jawab
Mutlak), Ctk. Pertama, Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta,
2004, hal. 7.
kedudukan konsumen dan pelaku usaha, dengan siapa mereka saling berhubungan
dan saling membutuhkan. Keadaan seimbang di antara para pihak yang saling
kepentingan manusia, oleh karena itu menjadi harapan bagi semua bangsa di
23
Az Nasution, Op.Cit, hal 75.
24
Ibid, hal. 21.
untuk menghindari resiko dari produk yang tidak bermutu dan tidak aman bagi
makanan dan minuman tersebut karena penampilan yang menarik dengan harga
terdapat 3 (tiga) substansi hukum tanggung jawab produk, yang menjadi dasar
25
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Ctk. Pertama, Sinar
Grafika, Jakarta, 2014, hal. 43.
Hal ini dilakukan karena secara alamiah kedudukan atau posisi konsumen
tidak sama dengan produsen selaku pelaku usaha. Akan tetapi, di dalam Pasal 27
dari tanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen apabila barang
Dalam hal ini konsumen selalu menjadi korban dari pelaku usaha terhadap
produk pangan karena beberapa jenis produk pangan pada dasarnya seperti
26
Inosentius Samsul, Op.Cit, hal. 45.
27
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit, hal 7
28
Husni Syawali dan Neni Srilmaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju,
Bandung, 2000, hal. 7.
tercemar atau mengandung racun, yang apabila lalai atau tidak berhati-hati dalam
Dalam sistem mekanisme yang demikian, produk yang bukan tergolong produk
instrumen yang membuat standar perlindungan hukum yang tinggi dalam proses
Pembuat produk jadi, penghasil bahan baku, pembuat suku cadang, setiap
orang yang menampakan dirinya sebagai pelaku usaha, dengan jalan
mencantumkan namanya misalnya impotir dengan maksud untuk diperjual
belikan atau disewakan, distribusi lain dalam transaksi perdagangan
misalnya pemasok.29
UUPK, kehadiran dari UUPK ini untuk mengatur dari keselamatan konsumen itu
orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga,orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan”.30
terdapat dan diatur dalam UUPK, disamping itu tidak hanya konsumen saja yang
29
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum perlindungan konsumen, Rajawali Press,
Jakarta, 2004, hal. 8-9.
30
N.H.T Siahaan, Op.Cit, hal. 23.
diatur di dalam UUPK tetapi pelaku usaha pun diatur dalam UUPK tersebut.
Pelaku usaha sebagai orang yang bertindak sebagai yang menghasilkan dari suatu
sistem tetapi harus terintegrasi juga ke dalam suatu sistem perekonomian yang di
dalamnya terlibat juga pelaku usaha, sehingga dalam hal ini pelaku usaha juga
mempunyai definisi yang telah diatur di dalam UUPK. Definisi pelaku usaha
“setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan
atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha berbagai bidang ekonomi”.31
Undangan lainnya, mereka tersebut tetap memiliki kewajiban dan tanggung jawab
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
normatif adalah “penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
31
Ibid, hal. 26.
32
Ibid, hal. 27.
pustaka atau data sekunder”.33 Pada penelitian hukum jenis ini, “seringkali hukum
2. Sifat Penelitian
adanya tentang suatu peristiwa hukum atau kondisi hukum, peristiwa hukum
adalah peristiwa yang beraspek hukum terjadi disuatu tempat tertentu pada saat
tanggapan atau pendapat pribadi peneliti. Jadi, teknis deskripsi terhadap kondisi
undangan dalam posisi netral atau dalam “each statute become an independent
33
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hal. 13.
34
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006, hal. 118.
35
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
2013, hal. 51.
36
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal.
13.
37
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Justifikasi Teori
Hukum, Pranadamedia Group, Jakarta, 2019, hal. 152.
Padangsidimpuan.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan “data yang didapat langsung dari
objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi,
menjadi: 38
Bahan hukum primer adalah “pernyataan yang memiliki otoritas hukum yang
38
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hal. 106.
Dalam arti sempit bahan hukum sekunder berupa buku-buku hukum yang
berisi ajaran atau doktrin atau treatises; terbitan berkala berupa artikel-artikel
tentang ulasan hukum atau law review; dan narasi tentang arti istilah, konsep
phrase, berupa kamus hukum atau ensiklopedi hukum. Dalam arti luas adalah
bahan hukum yang tidak tergolong bahan hukum primer atau.. “any written
work that is not primary authority..” termasuk segala karya ilmiah hukum
yang tidak di publikasikan atau yang dimuat dikoran atau majalah populer.
hukum primer dan bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus,
undangan, buku, situs internet, media massa, dan kamus yang berkaitan
39
I Made Pasek Diantha, Op.Cit., hal. 143.
40
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal. 21.
adalah:
a. Studi dokumen
Studi dokumen merupakan “salah satu alat yang digunakan dalam penelitian
untuk mendapatkan data-data yang valid dan relevan. Studi dokumen yaitu
b. Pedoman wawancara
Dalam penulisan skripsi ini salah satu alat pengumpulan data yang digunakan
41
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2008, hal. 221.
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta, 2016, hal. 231.
6. Lokasi Penelitian
1) Konsumen
43
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hal 198
2) Pelaku Usaha
a) Aisyah minimarket
b) Dawa Mart
Informan 1 orang
Analisis data adalah “ tahap yang sangat penting dan menentukan dalam
setiap penelitian. Dalam tahap ini harus dilakukan pemilihan data-data yang telah
“suatu cara ananlisis yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang
dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata,
yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh”. 45 Metode penarikan
44
Soerjono soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit, hal. 13.
45
Soerjono Soekanto, Op.Cit.,hal. 154
H. Sistematika Penulisan
penulisan dalam bentuk bab-bab skripsi secara sistematis, serta memuat alasan-
alasan logis yang ditulis dalam bab-bab yang berketerkaitan antar satu bab dengan
sistematika. Bab ini merupakan pemaparan alasan penulis memilih judul ini
kriteria produk kemasan rusak, jenis kemasan, hak dan kewajiban konsumen dan
makanan dan minuman dalam kemasan yang telah kadaluwarsa; tanggung jawab
46
Zainuddin Ali, Op.Cit, hal 51
konsumen dan pelaku usaha dalam hal tidak dipenuhinya hak-hak konsumen.
bab-bab sebelumnya, serta saran yang dapat dijadikan sebagai masukan demi
Padangsidimpuan.
Makanan adalah “segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah, yang memiliki fungsi sebagai makanan dan
membangun sel tubuh, menjaga agar tetap sehat dan berfungsi sebagaimana
mestinya”. Dapat dikatakan bahwa fungsi makan secara umum antara lain
pertumbuhan tubuh, dan makanan sebagai pengatur aktivitas tubuh. Oleh karena
orang yang sangat menjaga pola makannya, agar mendapatkan hidup yang sehat.
47
Zulham, Op.Cit, hal 105
48
Trio Yusandy, Perlindungan Hukum Konsumen terhadap Makanan dan Minuman yang
Tidak Bersertifikat Halal di Kota Banda Aceh, Serambi Akademica, Volume VI, No. 2, November
2018, hal 58
49
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2014, hal 10
28
Kriteria air minum yang baik untuk kesehatan antara lain yaitu :
1. Higienis bersih adalah suatu hal yang wajib dipenuhi oleh air yang akan
diminum. Air yang telah tercemar kuman virus dan bakteri dapat
menyebabkan gangguan kesehatan. Pastikan air yang akan diminum telah
direbus dengan benar atau masih tersimpan dengan baik di dalam kemasan air
minum dalam kemasan.
2. Tidak berbahaya jika berlebihan Minumlah minuman yang tidak berbahaya
jika diminum terlalu sering seperti air putih. Kopi, teh, minuman manis yang
mengandung kadar gula tinggi, minuman bersoda, dan berbagia minuman
50
http://www.Hukum Online.com, diakses tanggal 21 November 2020 Pukul 20.02 Wib
51
Adams, Dasar-dasar Keamanan Makanan, EGC Jakarta, 2003, hal 23
52
Saparinto dan Hidayati, Bahan Tambahan Pangan. Kanisius, Yogyakarta, 2010, hal 61
Termasuk makanan antara lain, bahan tambahan makanan, bahan baku makanan,
dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan
53
Sejoeti Tarwotjo, Dasar-Dasar Gizi Kuliner. Grasindo, Jakarta, 2008, hal 4
54
Indonesia, Undang-Undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
yang terdiri dari mutu, kandungan gizi dan keamanannya. Pengawasan makanan
konsumen yang turut serta dalam pengawasan makanan perlu dibekali informasi
tentang makanan yang memenuhi syarat. Makanan dan minuman yang memenuhi
Pasal 111 ketentuan dalam standar pengamanan makanan dan minuman, yakni:
55
Ibid
diterima dan ditolerir atas keadaan sakit, penyakit, atau cedera yang diakibatkan
pemeriksaan, dan upaya lainnya yang dapat diterapkan untuk mengurangi resiko
atau pengendalian bahaya dalam rantai pasokan pangan. Hal Ini mencakup semua
makanan dan bahan makanan, dimulai dari produksi pertanian, dilanjutkan dengan
sukar terlihat, tetapi dapat terdeteksi dengan adanya kerusakan pada badan kaleng
itu sendiri. Penyimpangan pada kaleng misalnya adalah berkarat. Kaleng yang
berkarat dapat menandakan waktu penyimpanan yang lama, selain itu kondisi
56
Fitriah, Op.Cit. hal 117-118
57
Knechtges PL. Keamanan Pangan Teori dan Praktik. EGC; Jakarta, 2015, hal 21
58
Ibid.
lembab.59
Kemasan adalah :
berhubungan dengan suplay makanan manusia. Hal ini disadari sejak awal sejarah
melindungi produk, baik dari pengaruh luar maupun dalam. Biasanya kemasan
melindungi dari sinar matahari berlebih, kelembaban, dsb terhadap produk serta
terhadap makanan yang dikemas sehingga dapat diangkut dari tempat produsen
dan memberinya kepada konsumen akhir dalam keadaan baik. Karena berfungsi
sumber daya alam makanan. Jika kehilangan atau kerusakan makanan di negara-
59
I Ketut Sudiana,. Patobiologi Molekuler, Jakarta, Salemba Medika, 2008, hal. 14
60
Klimchuk dan Sandra A Krasovec, Desain Kemasan, Cetakan Pertama, Jakarta,
Erlangga, 2006, hal. 33
61
Ibid
negara berkembang adalah sekitar 40% - 50% (empat puluh persen sampai
dengan lima puluh persen) melalui kemasan kehilangan dan kerusakan produk
berfungsi sebagai alat pemindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu
jumlah berat/jumlah isi tertentu. Kemasan Sebagai Promosi Tak Langsung. Secara
tambah makanan yang dikemas melalui penampilan kemasan yang menarik dan
memberi peranan yang semakin penting dan menentukan kepada kemasan untuk
tahun 1948. Mandat khusus dengan memberikan proporsi yang standar. Pasal 2
dalam kehidupan. Namun perlu disadari bahwa pangan juga sebagai media untuk
ekonomi.64
jangka waktu sebagaimana yang telah ditetapkan dan apabila dikonsumsi, maka
yang telah melewati batas waktu konsumsi atau tanggal yang telah ditentukan
waktu makanan dan minuman baik-baik saja sebelum mulai membusuk, tidak
64
Mohamed Elmi, ‘Food Safety’ (Eastern Mediterranean Health Journal, 2014) 14
accessed 20 November 2020, Pukul 21.09 Wib
65
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Departemen Pendidikan, Balai Pustaka,
Jakarta, 2007
66
Liss Dyah Dewi Arini, Faktor-Faktor Penyebab Dan Karakteristik Makanan
Kadaluarsa Yang Berdampak Buruk Pada Kesehatan Masyarakat, Jurnal APIKES Citra Medika
Surakarta, 2017, hal. 16.
dan minuman ayat (1) huruf j dimana Tidak memasang label atau membuat
penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto,
komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat
pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan
harus dipasang/dibuat
1. Susu cair. Susu yang sudah tidak segara akan menimbulkan aroma yang
tidak sedap, biasanya akan tercium bau basi. Selain itu, rasa susu juga
tidak enak dan terasa asam. Rasa ini timbul akibat bakteri yang
berkembang dalam susu. Susu yang bagus dan masih segar memiliki
tekstur cair dan tidak ada gumpalan.
2. Susu bubuk. Susu bubuk yang baik berwarna putih cerah, berbau gurih,
terlihat butirannya halus, mudah larut saat diseduh dengan air. Sedangkan
susu yang kadaluwarsa memilki warna agak kekuningan, berbau agak
tengik atau tidak sedap, lebih menggumpal dan lengket ditagan, sulit larut
dan lebih menggumpal saat diseduh dengan air.
3. Margarin. Margarin yang bagus tidak terlalu padat, tapi tidak juga
lembek. Untuk mnegetahuinya, oleskan pada roti, bila mudah merata
dengan permukaan roti, maka kualitasnya baik. Margarin yang bagus,
warnanya kuning cerah dan bersih. Sedangkan margarin yang sudah
kadaluwarsa biasanya ada bintik-bintik putih atau hitam pada
permukaannya dan berbau tengik.
4. Kismis. Kismis yang baik dan sehat dikeringkan dengan panas matahari
dan tidak dicampur belerang. Ciri-cirinya adalah berwarna lebih hitam
pekat, lembab dan tidak tahan disimpan lama, karena cepat berjamur.
Kismis yang bermutu baik memiliki ciri-ciri tebal bundar, berisi atau
berdaging dan bersih.
5. Makanan kaleng. Bakteri menjadi penyebab rusaknya makanan kaleng.
Jika sudah mencium bau busuk dan melihat warna hitam pada makanan
kaleng yang telah dibuka sebelumnya, itu artinya makanan kaleng tersebut
sudah kadaluwarsa. Jika kondisi kaleng sudah tidak baik lagi yaitu
menggelembung, ada karat di pemukaan kaleng atau label kemasan rusak,
maka itu menandakan makanan kaleng tersebut sudah tidak baik lagi.
Demikian juga jika pada saat membuka tutup kaleng dan terdengar suara
mendesis berarti kualitas sudah tidak baik, karena makanan kaleng sama
sekali tidak mengandung soda.67
mual, sesak napas, dan kematian akibat keracunan, mengkonsumsi makanan dan
minuman yang sudah kadaluwarsa ini dalam waktu yang cukup lama juga dapat
sangat berkaitan erat penggunaan bahan baku yang tidak layak konsumsi.
Pemilihan bahan baku yang baik merupakan salah satu kunci untuk menghindari
kasus keracunan.68
Regulasi yang mengatur izin edar makanan dan minuman kemasan terdiri
tersebut tentu tidak mudah dipahami bagi orang awam yang menjadi pemula
untuk membangun usaha baru di bisnis industri makanan dan minuman kemasan.
akan serangkaian ketentuan yang wajib dilakukan seperti wajib mendapatkan izin
keamanan pangan bagi konsumen dari produk yang diedarkan. Di sisi lain, bagi
68
Zumrotin K. Susilo, Penyambung Lidah Konsumen, Diterbitkan atas kerja sama YLKI
dengan Puspa Swara, Jakarta, April 1996, hal 22
69
Edy Nurcahyo, Pengaturan dan Pengawasan Produk Pangan Olahan Kemasan, Jurnal
Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), Vol. 7 No. 3 September2018, hal 406
pangan merupakan bagian dari hak konsumen yang harus dipenuhi oleh
pengusaha pangan.70
(terutama suhu dan kelembapan), serta daya tahan kemasan selama transit dan
Makanan dan minuman kedaluwarsa diatur dalam Pasal 140 dan Pasal 152
UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Pasal 62 dan Pasal 8 ayat (1) UU
Regulasi yang mengatur izin edar produk pangan olahan kemasan dapat
berikut:
73
Edy Nurcahyo, Loc.Cit.
74
Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal. 15
manusia terbentuk dari apa yang dimakannya. Dari makanan itu pula dihasilkan
tenaga atau energi yang perlu untuk kelangsungan hidup dan untuk aktivitas
fisiknya. Apabila tidak ada makanan, niscaya tidak ada kehidupan di dunia ini. 75
seseorang yang juga merupakan salah satu intake makanan yang berfungsi untuk
penjualan barang ataupun peredaran produk kemasan dan makanan yang sudah
tidak layak dijual kepada konsumen. Hal ini dikarenakan produk tersebut telah
jangka waktu yang cukup lama dapat menyebabkan penyakit kanker atau penyakit
lainnya.
75
Tien Ch. Tirtawinata, Makanan dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1
76
Sejoeti Tarwotjo, Op.Cit, hal 2
77
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op,Cit, hal 295
42
standar mutu barang. Bahaya makanan kedaluwarsa sudah jelas melanggar asas
standar BPOM dijelaskan bahwa makanan yang sudah kedaluwarsa tidak boleh
diperdagangkan. Dalam hal ini BPOM yang memiliki jaringan Nasional maupun
dimana suatu produk pangan sudah dikatakan tidak layak karena sudah lewat
waktu yang ditentukan layak pada kemasannya”.80 Kondisi produk yang sudah
tidak layak ini tentu juga tidak layak jual, dan konsumen juga harus cerdas dalam
membeli suatu produk dengan cara teliti sebelum membeli. Namun masalah yang
dihadapi konsumen tidak hanya sampai disana, persaingan global yang terjadi
78
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit, hal 21
79
Ahmad Yani, Perlindungan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal
21
80
I Gede Eggy Bintang Pratama dan I Ketut Sudjana, “Perlindungan Konsumen
Terhadap Makanan Kemasan Tanpa Tanggal Kadaluarsa”, dalam Kertha Semaya, Journal Ilmu
Hukum, Vol. 6, No. 4, 2018, hal 2
81
Ibid
82
Khumedi Ja’far, Jual Beli Produk Makanan Kadaluarsa Dalam Persepektif Hukum
Islam, (Lampung : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)IAIN
RADEN INTAN Lampung, 2016), hal 76
(internal dan eksternal). Faktor lain adalah ukuran kemasan (volume), kondisi
atmosfer (terutama suhu dan kelembaban), serta daya tahan kemasan selama
transit dan sebelum digunakan terhadap keluar masuknya air, gas, dan bau. 83
bulan lebih cepat dari umur simpan produk yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan
dengan tujuan :
Dewasa ini kebanyakan orang tidak begitu peduli dengan tanda expired
atau tanggal kadaluwarsa dari produk-produk yang akan dibeli atau yang telah
dibeli, baik itu berupa produk yang bersifat primer atau pun sekunder. Padahal
83
John Pieris dan Wiwik Sri Widiarty, Negara Hukum dan Perlindungan Konsumen
Terhadap Produk Pangan Kedaluwarsa, Pelangi Cendikia, Jakarta, 2007, hal, 129
84
Ibid.
terhindar dari berbagai kerugian, baik itu kerugian material ataupun kerugian
batin, seperti daya tahan tubuh menjadi menurun dikarenakan keracunan makanan
yang sudah kadaluwarsa atau expired, karena tidak mengamati dengan jelas kapan
produk dari makanan ini sudah tidak layak dikonsumsi lagi atau sudah
tekstur dan adanya mikroorganisme) pada enam golongan bahan makanan dan
85
Tri Astuti Handayani, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Makanan
Kemasan Yang Kadaluwarsa Di Kabupaten Bojonegoro (Studi di Kelurahan Pacul Kecamatan
Bojonegoro), Fakultas Hukum Universitas Bojonegoro, 2010, hal 3
86
.TR, Muchtadi,Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Institut, Bogor, 2001, hal. 24
Untuk mencari informasi suatu produk, konsumen pasti akan melihat label
yang tertera di kemasan produk. Sementara itu, untuk memberi informasi tentang
isi suatu produk, produsen akan mencantumkan label di tiap kemasan makanan
dan minuman. Itulah esensi utama dari label makanan dan minuman suatu produk.
secara universal. Maka apabila tuntantan itu bisa terpenuhi, secara ekonomi para
pebisnis Indonesia akan mampu menjadi tuan rumah dari segi produk yang
dipasarkan. Tujuan lain yang sangat mendasar adalah melindungi akidah para
konsumen terutama yang beragama Islam. Artinya dengan adanya labelisasi para
dibutuhkan.87
Label merupakan bagian yang penting dari kemasan. Tujuan utama dari
nama pabrik dan menghitung jumlah produk. Dalam pemberian label, hal yang
87
Agustian dan Sujana, Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen (Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello). STIE Kesatuan. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan (JIMKES). Vol. 1, No. 2 tahun 2013, hal 23
samping yaitu sebagai reklame dan alat promosi dalam penjualan. Nilai produk
dapat ditingkatkan beberapa kali dengan membuat disain label yang menarik.88
sifat atau keadaan suatu makanan, baik itu produk dalam negeri yang ditulis
Begitu sebaliknya untuk nama makanan produk import, maka menggunakan nama
yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
kurangnya ada dalam label makanan dan minuman adalah nama produk, daftar
bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat produsen,
tanggal kadaluwarsa, dan nomor pendaftaran, serta kandungan zat gizi menjadi
bagian penting dari label. Label tersebut harus tidak lepas dari kemasannya, tidak
mudah luntur, dan terletak pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca. Label
informasi nilai gizi, komposisi pangan utama dalam setiap item makanan dan
minuman yang diproduksi dan berapa banyak jumlahnya yang baik untuk
88
I Nyoman Sucipta, dkk. Pengemasan Pangan, Universitas Udayana, Denpasar, 2017,
hal 21
89
Zulham, Op.Cit, hal 34
90
Kusuma, Pengetahuan Label Kemasan Pangan.Gunung Samuderah, Malang, 2013, hal
12
konsumen dengan pilihan makanan sehat dan informasi zat gizi yang dapat
dihandalkan.91
Tujuan pelabelan pada kemasan yaitu untuk memberi informasi tentang isi
produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan, selain itu juga menjadi
sarana komunikasi dari produk untuk diketahui konsumen sebelum membeli atau
produk, serta sebagai petunjuk untuk konsumen tentang manfaat produk, serta
paling “aman” (kesehatan) dari produk makanan atau minuman. Artinya produk
tersebut memiliki “mutu yang paling prima” hanya sampai batas waktu tersebut.93
kadaluwarsa atau jangka waktu penggunaan atau pemanfaatan yang paling baik
91
Ibid
92
R.R. Assifa, Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaaku membaca label
pangan pada siswa SMAN 68 Jakarta. Skripsi : Universitas Indonesia, 2012, hal 65
93
Zaenab, Makanan Kadaluarsa, Mickroba Pangan, Jakarta, 2000, hal. 34.
bagi orang lain yang menjadi tanggungjawabnya hal ini pelaku usaha
Tabel 1
Menemukan produk makanan dan minuman kadaluwarsa saat berbelanja di
Minimarket di Kota Padangsidimpuan
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan
hingga tiga bulan lebih cepat dari umur simpan produk yang sesungguhnya. Hal
tersebut. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan pada konsumen, seperti keracunan makanan.94
Tabel 2
Langkah Hukum Jika Barang yang Dibeli Ternyata makanan dan
minuman Kadaluwarsa
94
John Pieris Dan Wiwik Sriwidiarty, Op.Cit, hal. 129
harus di tuntut ke
minimarket nya, karena
makanan dan minuman
kadaluwarsa kan berbahaya
bagi kesehatan
makanan dan
minuman
Kadaluwarsa
Tabel 3
Faktor Penyebab Minimarket Di Padangsidempuan Menjual
Makanan dan Minuman Kadaluwarsa
No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu
1 Ida Pane Faktor penyebab jika ada makanan dan Selasa, 15
Pemilik Aisyah minimarket minuman kadaluwarsa dapat Desember
minimarket menjual makanan dipulangkan sama 2020
dan minuman distributornya. Kalaupun ada
kadaluwarsa di makanan kadaluwarsa itu
Kota biasanya karena ada
Padangsidimpuan, makanannya bertimpa, atau
langsung disingkirkan
keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Kemudian hak
untuk memilih barang dan jasa serta mendapatkannya sesuai dengan nilai tukar
dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. Hak untuk diperlakukan atau dilayani
secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, hak untuk mendapatkan
kompensasi, ganti rugi dan penggantian apabila barang dan jasa yang diterima
pemakaian atau pemanfaatan barang dan jasa, demi keamanan dan keselamatan,
beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan jasa, membayar
95
Erhian, Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman
Kadaluarsa ( Studi Kasus BPOM ), urnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 4, Volume 1, Tahun
2013, hal 3
62
sesuai dengan nilai tukar yang disepakati, serta mengikuti upaya penyelesaian
terhadap makanan kemasan namun lebih jelaskan tentang itikad baik pelaku usaha
hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Salah satu bagian dari
tinggi karena makanan dan minuman tersebut dikonsumsi oleh masyarakat untuk
hak-hak konsumen terhadap gangguan dari pihak lain. Menyadari lemahnya posisi
tawar konsumen dalam memperoleh informasi yang benar dan jujur dari pelaku
dipadukan dalam suatu kesatuan yang terintegrasi dengan baik dan sistematis,
96
Ibid.
97
Shidarta, Op.Cit, hal 75
98
Wahyu Simon Tampubolon, Op.Cit, hal 33
99
Ibid.
kadaluarsa, rusak, catat atau bekas sudah diatur di dalam Pasal 8 ayat (2) Undang-
dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar
tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang yang
dimaksud”
mereka mempunyai kewajiban untuk memproduksi barang dan jasa sebaik dan
Tabel 4
Perlindungan Konsumen Terkait Makanan dan Minuman
Kadaluwarsa Di Kota Padangsidimpuan
100
Husin Syawali dan Neni Sri Imamyati, Op.Cit, hal 42
perwujudan perlindungan
konsumen. Bentuk
perlindungan konsumen
yang dapat dilakukan oleh
lembaga yang bergerak di
bidang perlindungan
konsumen, Badan
Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) kepada
konsumen adalah dengan
membantu konsumen agar
hak-haknya dapat dipenuhi
oleh pelaku usaha dengan
meminta pelaku usaha
memberikan ganti rugi yang
sesuai dengan kerugian yang
dialami konsumen serta
dapat mewakili konsumen
dalam pengajuan gugatan
atas sengketa konsumen
melalui pengadilan
Perlindungan Konsumen yang dimulai dari pasal 60 sampai dengan Pasal 63,
benar; (3) Pasal 13 ayat (2) mengenai penawaran obat-obatan dan hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan; dan (4) Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf c dan huruf e mengenai iklan yang memuat informasi yang tidak sesuai
dengan kenyataan ataupun menyesatkan. Pelaku usaha juga dapat dikenai
sanksi pidana apabila melanggar ketentuan Pasal 135 Undang-Undang No. 18
Tahun 2012 tentang Pangan.101
Tabel 5
Sanksi Bagi Pelaku Usaha yang Melakukan Pelanggaran
No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu
1 Erris Oloan Sanksi Bagi Sanksi yang diberikan Bagi Kamis, 21
Syahputra Pelaku Usaha Pelaku Usaha yang Januari 2021
yang Melakukan Melakukan Pelanggaran
Kepala Seksi Pelanggaran terkait penjualan makanan
Pengembangan dan minuman dalam
Usaha dan Jasa kemasan kadaluwarsa di
Dinas minimarket kota pada
Perdagangan Padangsidimpuan, Kalau
Daerah Kota untuk kota Padangsidimpuan
Padangsidimpuan dinas hanya bisa
memonitoring saja, jadi
dinas tidak bisa mengawasi
sampai dengan melakukan
penarikan,, yang bisa
mengambil tindakan itu
hanya UPT perlindungan
konsumen yang ada di
Sibolga. Kalau dinas hanya
memantau. Kalau kira-kira
minimarket membandel ,
dinas bisa melapor kpd UPT
perrlindungn konsumen baru
nnnti UPT turun ke
Padangsidimpuan untuk
mengambil tindakan.
Biasanya kalau tindakan
yang mereka lakukan itu
adalah melakukan penyitaan
setelah itu pemusnahan.
101
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal 84.
Kadaluwarsa
usaha, maka setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha yang
bahkan tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen, maka konsumen
yang timbul melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau dengan cara
kompensasi atau ganti rugi atas pemakaian barang dan/atau jasa yang diproduksi
oleh pelaku usaha. Penuntutan ganti rugi oleh konsumen kepada pelaku usaha
102
Rose Linda Elvira, dkk, Analisis Yuridis Terhadap Perlindungan Konsumen Akibat
Adanya Pengurangan Berat Bersih Timbangan Pada Produk Makanan Dalam Kemasan Yang
Dilakukan Oleh Pelaku Usaha, Jurnal Ilmu Hukum Universitas Jember Vol I No (1) tahun 2013,
hal 6
103
Ibid
cara, yaitu:
Konsumen (BPSK).104
Tabel 6
Sanksi Bagi Pelaku Usaha yang Melakukan Pelanggaran
No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu
1 Erris Oloan Sanksi Bagi Penyelesaian sengketa Kamis, 21
Syahputra Pelaku Usaha apabila terdapat makanan Januari 2021
Kepala Seksi yang Melakukan dan minuman kadaluwarsa,
Pengembangan Pelanggaran Itu tugas yang di UPT
Usaha dan Jasa perlindungan konsumen
Dinas yang di Sibolga. Itu tetap
Perdagangan disita, kalau sudah disita
Daerah Kota nanti, dibuat berita acaranya,
Padangsidimpuan setelah itu pemusnahan.
Untuk sanksi lain kayaknya
tidak ada, biasanya itu disita
saja setelah itu dibuat berita
acara lalu dimusnahkn. Itu
ada di Undang-Undang No 8
tahun 1999. Sejak tahun
2016 itu perlindungn
konsumen udh smpt kita bua
struktur organisasi ny, tetapi
dilarang oleh provinsi,
peraturannya perlindungn
konsumen tidak boleh ada di
kabupaten/kota, perlindungn
konsumen instrukturnya dari
provinsi, jadi dibuat UPT
perlindungan konsumen per
wilayah.
104
Isabella Sucitra, Op.Cit, hal 105
jika para pihak tidak mau menyelesaikan sengketanya di BPSK, asal tidak
penyelesaian sengketa konsumen di luar Peradilan Umum dan BPSK itu ialah
seperti melakukannya dengan cara damai atau dengan cara-cara yang patut.
Sehubungan cara yang di tempuh oleh para pihak ini adalah diluar Lembaga
Peradilan Umum atau BPSK, maka sebagai konsekwensinya apapun yang menjadi
keputusan yang diputuskan oleh para pihak, kedua belah pihak harus sepakat
untuk melaksanakannya.105
Tabel 7
Kendala Konsumen Dalam Menyelesaikan Sengketa Terkait Dengan Produk
Makanan Dan Minuman Yang Dibelinya Kadaluwarsa
105
Wawancara dengan Erris Oloan Syahputra selaku Kepala Seksi Pengembangan Usaha
dan Jasa Dinas Perdagangan Daerah Kota Padangsidimpuan, tanggal 21 Januari 2021
kadaluwarsa
PENUTUP
A. Kesimpulan
penelitian ini :
beriku
dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar
tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud.
rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan
pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang
dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran. Makanan dan
minuman kedaluwarsa diatur dalam Pasal 140 dan Pasal 152 UU Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan. Pasal 62 dan Pasal 8 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun
75
Dan mereka pun sudah sering diperingati, bahwa barang yang kalaluwarsa
atau barang yang rusak, tidak diperjual belikan lagi sehingga konsumen yang
datang tidak merasa dirugikan akibat makanan dan minuman yang kadaluarsa
usaha dengan meminta pelaku usaha memberikan ganti rugi yang sesuai
B. Saran
kesempatan ini maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
yang ada.
baik dan memberikan informasi yang jelas atas barang/ jasa yang
undangan.
elektronik maupun audio visual lainnya, sehingga baik konsumen dan pelaku
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
KL, Knechtges, 2015. Keamanan Pangan Teori dan Praktik. EGC; Jakarta.
Kristiyanti, Celina Tri Siwi. 2014. Hukum Perlindungan Konsumen, Ctk. Pertama,
Sinar Grafika, Jakarta.
Pieris, John dan Wiwik Sri Widiarty, 2007. Negara Hukum dan Perlindungan
Konsumen Terhadap Produk Pangan Kedaluwarsa, Pelangi Cendikia,
Jakarta.
78
Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji, 2013. Penelitian Hukum Normatif : Suatu
Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tirtawinata, Tien Ch, 2009. Makanan dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
B. Jurnal/Artikel/Skripsi/Kamus
C. Website
https://miftahur.com/3-prinsip-ekonomi-pilih-yang-sesat-atau-yang-
maksimal/diakses tanggal 28 Oktober 2020, Pukul 21.08 Wib
https://www.tribunnews.com/kesehatan/2019/12/19/5-ciri-ciri-susu-sudah-basi-
tak-layak-lagi-untuk-dikonsumsi-perhatikan-rasa-dan-bau-yang-berubah di
akses pada tanggal 03 November 2020
https://transbisnis.com/2020/05/27/48-warga-sidimpuan-masuk-rs-diduga-
keracunan-bakso-tusuk/2/ di akses pada tanggal 03 November 2020.
D. Peraturan Perundang-undangan