Anda di halaman 1dari 91

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT

PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN DALAM KEMASAN


KADALUWARSA DI MINIMARKET KOTA
PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

Oleh:

ISYAH PUTERI NASUTION


170200006

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN


PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


i

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT


PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN DALAM KEMASAN
KADALUWARSA DI MINIMARKET KOTA
PADANGSIDIMPUAN

Kadaluwarsa merupakan “lewatnya ataupun habisnya jangka waktu sebagaimana


yang telah ditetapkan dan apabila dikonsumsi, maka makanan tersebut dapat
membahayakan bagi kesehatan yang mengkonsumsinya”. Dengan demikian kadaluwarsa
adalah penjualan barang ataupun peredaran produk kemasan dan makanan yang sudah
tidak layak dijual kepada konsumen. Permasalahan dalam penelitian ini ketentuan yang
memuat larangan penjualan makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa di
Indonesia. Faktor yang menjadi penyebab minimarket di Kota Padangsidimpuan masih
menjual makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa. Bentuk perlindungan
hukum terhadap konsumen terkait penjualan makanan dan minuman dalam kemasan
kadaluwarsa di minimarket Kota Padangsidimpuan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah perpaduan
yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode
pengumpulan data yaitu studi kepustakaan (library research). Studi lapangan (field
research). Analisis data dalam penulisan ini meggunakan data kualitatif.
Pasal 8 Bab IV UU Perlindungan Konsumen terdapat perbuatan yang dilarang
bagi pelaku usaha, dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau
jasa. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran.
Makanan dan minuman kedaluwarsa diatur dalam Pasal 140 dan Pasal 152 UU Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan. Pasal 62 dan Pasal 8 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 62 menyatakan “pelaku usaha dan/atau pengurus
yang melakukan tindak pidana, dipidana maksimal Rp 500 juta dan penjara maksimal
lima tahun. Faktor yang menjadi penyebab minimarket di Kota Padangsidimpuan masih
menjual makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa, penyebabnya pada
umunnya jarang ditemukan makanan dan minuman kadaluwarsa di minimarket disini,
karena mini market selaku melakukan pemeriksaan rutin tiap 3 (tiga) bulan untuk
memantau barang-barang kadaluwarsa. Jadi mereka sudah antisipasi, jadi karyawan
sebelum melakukan pekerjaannya selalu dilakukan seleksi, barang-barang yang sudah
kadaluwarsa dikumpulkan. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen terkait
penjualan makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa di minimarket Kota
Padangsidimpuan, berupa informasi yang benar tentang barang yang diperjualbelikannya
serta tidak bertentangan dengan UU No. 8 tahun 1999. Bentuk perlindungan hukum yang
diberikan pemerintah kepada konsumen dapat berupa pembinaan dan pengawasan
terhadap upaya perwujudan perlindungan konsumen.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Konsumen, Penjualan Makanan,


Minuman, Kemasan Kadaluwarsa.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PERLINDUNGAN HUKUM

TERHADAP KONSUMEN TERKAIT PENJUALAN MAKANAN DAN

MINUMAN DALAM KEMASAN KADALUWARSA DI MINIMARKET

KOTA PADANGSIDIMPUAN ” Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana hukum pada

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa dan tersayang kepada kedua orang tua, papa dan mama yang

selalu mendoakan, memberikan dukungan, semangat dan kasih sayang kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak mungkin dapat selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moral maupun materil. Untuk itu

penulis mengucapakan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat:

1. Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

Medan.

2. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas hukum

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. OK. Saidin S.H, M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas hukum

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H, M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

ii

Universitas Sumatera Utara


5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, S.H., M.Hum, selaku Ketua Departemen Fakultas

Hukum Perdata Universitas Sumatera Utara, sekaligus dosen Pembimbing I

yang telah bersedia meluangkan waktunya membimbing penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak Syamsul Rizal, S.H, M.Hum, selaku Sekretaris Departemen Hukum

Perdata Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

8. Bapak Dr. Dedi Harianto, S.H, M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang

telah banyak memberikan saran dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi.

9. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

10. Kedua orang tua penulis Papa Akhir Nasution dan Mama Erna Sagala

tercinta yang dengan tulus, penuh kasih sayang dan kesabaran memberikan

kepercayaan, dorongan semangat, dukungan materil dan doa yang tidak

pernah putus sehingga dapat menyelesaikan studi.

11. Saudara penulis Rahman Budi, Risky Nasution dan Namirah Nasution

tercinta yang telah banyak memberikan semangat, dorongan serta doa

sehingga dapat menyelesaikan studi

12. Teman-teman group A Stambuk 2017 Fakultas Hukum USU, khususnya

Namira Purba, Genaldi Raja, Donald Robinsar, Ryan Mikha El , Kevin

Lambas, Rozy Kurniady, Ido Nainggolan, dan Tomi Simanjuntak.

13. Teman-teman, kakak, dan abang seperjuangan, Teuku Maury, Fazry

Dermawan, Adel Marwan, Gebrina Salsabila, Tina Silitonga, Saumi

iii

Universitas Sumatera Utara


14. Ramadhani, Nikita Dana Iswara, May Rini, Amin Kurnia, Bintang Rafly, yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu.

15. Teman-teman Hukum Perdata Fakultas Hukum USU stambuk 2017.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua bantuan yang

diberikan, penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran untuk skripsi ini dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah dan memperluas

pengetahuan kita semua, terima kasih.

Medan, Februari 2021


Penulis

ISYAH PUTERI NASUTION


170200006

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

E. Keaslian Penelitian .................................................................... 10

F. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 13

G. Metode Penelitian....................................................................... 19

H. Sistematika Penulisan ................................................................ 26

BAB II KETENTUAN LARANGAN PENJUALAN MAKANAN


DAN MINUMAN DALAM KEMASAN KADALUWARSA
DI INDONESIA

A. Tinjauan Umum Produk Makanan dan Minuman ..................... 28

B. Syarat-syarat Produk Makanan dan Minuman .......................... 30

C. Keamanan Makanan dan Minuman Dalam Kemasasan ............ 32

D. Pengaturan Larangan Penjualan Makanan Dan Minuman

Kadaluarsa ................................................................................. 35

BAB III FAKTOR PENYEBAB MINIMARKET DI KOTA PADA


SIDIMPUAN MENJUAL MAKANAN DAN MINUMAN
DALAM KEMASAN KADALUWARSA

Universitas Sumatera Utara


A. Makanan Minuman Kadaluarsa ................................................. 42
B. Label Makanan dan Minuman ................................................... 47
C. Faktor Penyebab Minimarket Menjual Makanan Dan
Minuman Kadaluarsa ................................................................. 49
BAB IV BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
KONSUMEN TERKAIT PENJUALAN MAKANAN DAN
MINUMAN DALAM KEMASAN KADALUWARSA
DI MINIMARKET KOTA PADANGSIDIMPUAN
A. Perlindungan Konsumen Terkait Makanan Dan
Minuman Kadaluarsa Di Kota Padang Sidempuan ............. 62

B. Sanksi Bagi Pelaku Usaha yang Melakukan Pelanggaran .. 65

C. Penyelsaian Sengketa Apabila Terdapat Makanan Dan


Minuman Kadaluarsa .......................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 75

B. Saran ...................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendukung suksesnya

ekonomi maupun perdagangan nasional. Wujud dari perkembangan yang terjadi

pada bidang ekonomi maupun perdagangan ditandai dengan berbagai produk yang

dipasarkan secara bebas, baik produk dalam negeri maupun luar negeri. Pesatnya

perkembangan ekonomi telah memacu tumbuhnya sektor produksi dan

perdagangan yang dalam kenyataan secara tidak lansung menciptakan kekuatan

posisi pelaku usaha di satu sisi, dan menempatkan konsumen pada sisi lemah.1

Masalah perlindungan bukan hanya masalah orang perorangan saja, tetapi

masalah bersama karena pada dasarnya masyarakat sebagai makhluk sosial yang

harus diberikan perlindungan oleh berbagai pihak agar memperoleh penghidupan

yang layak sesuai dengan kemanusiaannya. Masyarakat yang pada dasarnya

adalah juga konsumen harus mendapat perlindungan dari badan/instansi

pemerintah yang melakukan pengawasan terhadap peredaran makanan dan

minuman yang sudah tidak layak konsumsi, khususnya makanan dan minuman

kadaluwarsa. Masa kadaluwarsa dari produk itu sangat penting bagi konsumen

yang menikmati produk untuk dikonsumsinya, karena menyangkut dari kesehatan

tubuhnya.

1
Abdul Halim Barkatullah, Sistem Perlindungan Hukum bagi Konsumen di Indonesia, Ctk.
Pertama, Nusa Media, Bandung, 2016, hal. 2.

Universitas Sumatera Utara


2

Sebagian pelaku usaha dalam melakukan kegiatannya seringkali

mengabaikan kepentingan konsumen. Mengingat posisi tersebut konsumen sering

“terpaksa” menerima suatu barang/jasa, walaupun tidak sesuai dengan kebutuhan.

Kondisi demikian dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen

menjadi tidak seimbang yang terlampau sering merugikan kedudukan konsumen.

Berkaitan dengan hal-hal di atas, dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 pada pembukaan alinea IV, yang berbunyi

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka
perlindungan konsumen menjadi penting.2

Pemerintah dalam hal ini telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) pada tanggal 20 April

1999 yang merupakan salah satu peraturan perundang-undangan yang secara

formal merupakan ketentuan payung (umbrella act) bagi perlindungan hak dan

kewajiban konsumen serta pelaku usaha di Indonesia. berlakunya undang-undang

ini masyarakat memperoleh perlindungan yang sangat berarti karena berada di

bawah pengawasan pemerintah.3

2
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Ctk. Ketiga, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2014, hal. 3.
3
Az.Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar Edisi Revisi, Diadit
Media,Jakarta, 2011, hal.45.

Universitas Sumatera Utara


3

UUPK tidak hanya ditujukan untuk memberikan perlindungan kepada

konsumen dari dampak negatif perilaku pelaku usaha yang berpotensi merugikan

konsumen, tetapi juga memberikan perlindungan kepada pelaku usaha dari itikad

tidak baik konsumen dalam bertransaksi. Bagi kalangan pelaku usaha

perlindungan itu adalah untuk kepentingan komersil mereka dalam menjalankan

kegiatan usaha, seperti bagaimana mendapatkan bahan baku, bahan tambahan dan

penolong, bagaimana memproduksinya, mengangkutnya dan memasarkannya,

termasuk didalamnya bagaimana menghadapi persaingan usaha.4

Pada masa ini banyak sekali bermunculan produk barang dan atau jasa yang

ada dan dipasarkan di Indonesia, dan apabila konsumen tidak berhati-hati untuk

memiliki barang yang diinginkannya maka para konsumen hanya menjadi obyek

eksploitasi bagi para pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Pada

kenyataannya pelaku usaha masih banyak yang dengan sengaja menjual produk

makanannya yang telah kadaluwarsa, dan hal ini tidak disadari oleh konsumen,

karena konsumen hanya menerima begitu saja tanpa memperhatikannya. Dan hal

ini sangat merugikan hak-hak konsumen serta dapat membahayakan kesehatan

dan keselamatannya.5

Kadaluwarsa merupakan “lewatnya ataupun habisnya jangka waktu

sebagaimana yang telah ditetapkan dan apabila dikonsumsi, maka makanan

tersebut dapat membahayakan bagi kesehatan yang mengkonsumsinya”. Dengan

demikian kadaluwarsa adalah penjualan barang ataupun peredaran produk

kemasan dan makanan yang sudah tidak layak dijual kepada konsumen. Hal ini
4
Ibid, hal. 50.
5
Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi
Konsumen, Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020, hal 113

Universitas Sumatera Utara


4

disebabkan karena produk tersebut telah kadaluwarsa sehingga dapat mengganggu

kesehatan dan apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama dapat

menyebabkan penyakit kanker, dari hal atau tanggal daluwarsa merupakan batas

jaminan produsen ataupun pelaku usaha terhadap produk yang diproduksinya. 6

Adanya pengaturan perlindungan terhadap keduanya baik kepada pelaku

usaha maupun konsumen harus berdampak baik terhadap keduanya, dimana

pelaku usaha sebagai pihak yang menghasilkan produk berupaya untuk menjaga

kualitas serta keamanan konsumen dalam mengkonsumsi produk pangan, agar

tidak merugikan konsumen. Bagi konsumen informasi produk konsumen sangat

menentukan, sehingga haruslah informasi itu memuat keterangan yang benar,

jelas, jujur dan bertanggung jawab.7 Konsumen harus lebih selektif dalam

memilih produk, barang dan/atau jasa yang akan dikonsumsinya, karena pada

dasarnya konsumen akan selalu menjadi sasaran aktifitas bisnis para pelaku usaha

untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang

sekecil-kecilnya sesuai dengan prinsip ekonomi.8

Adapun ciri-ciri dari produk makanan dan minuman yang sudah

kadaluwarsa atau expired itu terlihat dari bentuk kemasan yang sudah berubah

seperti :

1. Makanan dan minuman sudah berubah warna karena sudah berjamur.


2. Terdapat buih atau busa yang tidak wajar pada minuman
3. Rasa pahit dan asam seperti tidak biasanya.
4. Terdapat lendir atau minuman seperti menggumpal.

6
Wahyu Simon Tampubolon, Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Makanan
Kadaluwarsa Di Labuhanbatu (Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen), Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 08. No. 01 Maret 2020, hal 29.
7
Ibid, hal. 85.
8
https://miftahur.com/3-prinsip-ekonomi-pilih-yang-sesat-atau-yang-maksimal/diakses
tanggal 28 Oktober 2020, Pukul 21.08 Wib

Universitas Sumatera Utara


5

5. Perubahan warna pada makanan dan minuman.9

Informasi yang tercantum dalam kemasan makanan dan atau minuman dapat

memberikan dampak yang signifikan untuk meningkatkan efisiensi konsumen

dalam memilih produk serta meningkatkan kesetiannya terhadap produk tertentu.

Dengan demikian, pemenuhan hak ini akan menguntungkan baik konsumen

maupun produsen.

Demikian pula halnya dengan kegiatan bisnis di Kota Padangsidimpuan,

banyak problematika yang timbul dalam hubungan transaksional antara konsumen

dengan pelaku usaha, yang berawal dari adanya persaingan tidak sehat antara

sesama pelaku usaha, adanya itikad buruk, serta unsur ketidak hati-hatian pelaku

usaha dalam menjalankan kegiatan bisnis. Sejalan dengan itu, perilaku dan

struktur pasar terkadang tidak dapat diprediksi, sehingga tidak jarang

menimbulkan kecurangan.10

Problematika yang timbul dalam hubungan konsumen dengan pelaku

usaha dapat ditemukan di Kelurahan Wek I Kecamatan Padangsidimpuan Utara.

Di mana seorang anak bernama Diva berusia 14 tahun, telah mengkonsumsi

minuman kadaluwarsa yang di beli di salah satu minimarket di Kelurahan Wek I

Kecamatan Padangsidimpuan Utara, yang mengakibatkan perut sakit dan diare.

Akan tetapi, kasus tersebut sudah di selesaikan oleh pihak minimarket dengan

keluarga Diva (korban) tersebut.11

9
https://www.tribunnews.com/kesehatan/2019/12/19/5-ciri-ciri-susu-sudah-basi-tak-layak-
lagi-untuk-dikonsumsi-perhatikan-rasa-dan-bau-yang-berubah di akses pada tanggal 03 November
2020
10
Ibid
11
Wawancara dengan Erris Oloan Syahputram, selaku Kepala Seksi Pembangunan Usaha
dan Jasa Dinas Perdagangan Daerah Kota Padangsidimpuan, hari Rabu 16 Desember 2020

Universitas Sumatera Utara


6

Pengaturan tentang makanan kadaluwarsa telah diatur dalam undang-

undang khusus mengenai makanan kadaluwarsa. Hal ini dilatar belakangi oleh

keberadaan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan konsumen

yang ternyata belum dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen dari

akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah kadaluwarsa. Hal ini

semakin diperparah dengan perilaku pelaku usaha yang masih saja

memperdagangkan makanan yang telah rusak khususnya makanan yang telah

kadaluwarsa yang merupakan akibat dari ketiadaan undang-undang khususnya

mengenai makanan kadaluwarsa.12

Kecenderungan demikian semakin merugikan masyarakat itu sendiri

khususnya konsumen. Pihak-pihak lain di luar masyarakat yang tidak menjadi

korban, tidak akan mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi pada masyarakat

itu sendiri. Para pengusaha atau pemerintah tidak mengetahui masalah yang

diakibatkan oleh tindakannya jika tidak ada pengaduan konsumen. Pada saat yang

sama, para pengusaha tidak akan terdorong untuk mengambil langkah preventif

melindungi konsumen karena menganggap tidak ada yang salah pada produknya

tersebut.13

Produk-produk makanan dan minuman kadaluwarsa sudah banyak beredar

di berbagai supermarket atau kios-kios makanan, pentingnya bagi konsumen

untuk lebih teliti dalam membeli produk makanan dan minuman. Mengenai

perlindungan konsumen juga berbicara tentang tanggung jawab pelaku

12
Wahyu Simon Tampubolon, Loc.Cit.
13
N.H.T. Siahaan, Hukum Konsumen: Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab
Produk, Panta Rei, Jakarta, 2005, hal. 14.

Universitas Sumatera Utara


7

usaha/tanggung jawab produk, karena pada dasarnya tanggung jawab produsen

untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen.14

Peredaran makanan dan minuman kadaluwarsa ini tidak hanya terjadi di

pasar-pasar tradisonal saja, akan tetapi juga banyak terjadi di pasar-pasar

swalayan besar. Seperti yang terjadi di daerah desa Rimba Soping Kecamatan

Padangsidimpuan Angkola Julu kota Padangsidimpuan yang keracunan makanan.

“Warganya yang menjadi korban keracunan bakso tusuk berjumlah sekitar 48

orang”, ucap Kepala Desa Rimba Soping, Mangarahon Siregar. 15

Kasus ini melanggar UUPK yang mewajibkan produsen untuk

mencantumkan tanggal kadaluwarsa pada produk makanannya. 16 Hal-hal yang

merugikan konsumen tersebut bisa saja disebabkan karena kurangnya pengawasan

dari Pemerintah serta badan-badan hukum seperti Kepolisian, BPOM, Dinas

Perindustrian dan Perdagangaan (Disperindag), dan Dinas Kesehatan (Dinkes).

Salah satu penyebab terjadinya makanan dan minuman kadaluwarsa yaitu

persaingan yang tidak sehat antar sesama pelaku usaha, budaya hukum konsumen

yang tidak mampu untuk bersikap kritis, ketiadaan sanksi hukum yang tegas

terhadap pelanggaran, kurangnya koordinasi antar instansi-instansi terkait, serta

tidak berjalannya fungsi pengawasan. Dalam hal ini pelaku usaha dapat dimintai

14
Isabella Sucitra, “Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Kadaluarsa
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”, Lex
Privatum, Vol. V, No. 8, Oktober 2017, hal 103
15
https://transbisnis.com/2020/05/27/48-warga-sidimpuan-masuk-rs-diduga-keracunan-
bakso-tusuk/2/ di akses pada tanggal 03 November 2020.
16
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (suatu pengantar), Liberty, Yogyakarta, 2003,
hal 12.

Universitas Sumatera Utara


8

pertanggung jawabannya secara perdata, pidana, maupun administrasi negara.

Apabila terjadi persengketaan maka dapat diselesaikan melalui pengadilan.17

Kondisi konsumen di Indonesia secara umum masih rentan terhadap

pelanggaran hak dan selalu berada di posisi yang dirugikan. Keberadaan hukum

perlindungan konsumen sebagai keseluruhan asas-asas dan kaedah-kaedah hukum

yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah antara

konsumen dalam hubungan dan masalah antara konsumen dan pelaku usaha

dalam bermasyarakat, dibutuhkan untuk menyeimbangkan kedudukan yang lemah

dari sisi konsumen.18

Mencermati maraknya penjualan makanan dan minuman kadaluwarsa dan

untuk mengetahui pelaksanaan UUPK Serta Bagaimana peran serta Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan pengawasan penjualan

makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa di minimarket di kota

Padangsidempuan, akan dilaksanakan penelitian dengan judul “Perlindungan

Hukum Terhadap Konsumen Terkait Penjualan Makanan dan Minuman dalam

Kemasan Kadaluwarsa di Minimarket Kota Padangsidimpuan”.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang penelitian, maka yang

menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ketentuan yang memuat larangan penjualan makanan dan minuman

dalam kemasan kadaluwarsa di Indonesia ?

17
Wahyu Simon Tampubolon, Loc.Cit.
18
Isabella Sucitra, Op.Cit, hal 104

Universitas Sumatera Utara


9

2. Apakah faktor yang menjadi penyebab minimarket di Kota Padangsidimpuan

masih menjual makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa ?

3. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen terkait penjualan

makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa di minimarket Kota

Padangsidimpuan ?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui ketentuan yang memuat larangan penjualan makanan dan

minuman dalam kemasan kadaluwarsa di Indonesia

2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebab minimarket di Kota

Padangsidimpuan masih menjual makanan dan minuman dalam kemasan

kadaluwarsa

3. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen terkait

penjualan makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa di minimarket

Kota Padangsidimpuan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang didapat antara lain bagi minimarket Kota Padang

Sidimpuan, bagi penulis dan bagi peneliti lainnya.

1. Manfaat teoretis

a. Sebagai bahan informasi dan bahan bandingan bagi penelitian lanjutan

untuk memperluas dan memperoleh hasil penelitian yang telah ada

terhadap penerapan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Terkait

Universitas Sumatera Utara


10

Penjualan Makanan dan Minuman dalam Kemasan Kadaluwarsa di

Minimarket Kota Padangsidimpuan.

b. Sebagai bahan evaluasi oleh pihak Minimarket yang ada di

Padangsidimpuan terhadap perlindungan konsumen dari makanan dan

minuman dalam kemasan yang kadaluarsa.

2. Manfaat praktis

a. Diharapkan hasil penulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

yuridis yang berkaitan dalam penerapan perlindungan konsumen terkait

penjualan makanan dan minuman dalam kemasan yang kadaluwarsa.

b. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan solusi praktis atas

permasalahan yang dihadapi konsumen tentang produk makanan dan

minuman dalam kemasan yang kadaluarsa.

E. Keaslian Penelitian

Adapun judul tulisan ini adalah “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen

Terkait Penjualan Makanan dan Minuman dalam Kemasan Kadaluwarsa di

Minimarket Kota Padangsidimpuan”. Sampai sejauh ini belum ditemukan adanya

judul yang sama seperti judul tulisan tersebut di atas. Adapun beberapa judul yang

memiliki sedikit kesamaan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara antara lain :

1. Yolanda Martina. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (2013), judul

penelitian Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Pangan Yang Tidak

dilabel Oleh Pelaku Usaha Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia, adapun

rumusan masalah dalam penelitian ini :

Universitas Sumatera Utara


11

a. Bagaimana pengaturan perlindungan konsumen terhadap produk pangan

yang tidak dilabel oleh pelaku usaha?

b. Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha terhadap produk yang tidak

memiliki label?

c. Bagaimana upaya pengawasan pemerintah terhadap produk yang tidak

dilabel?

2. Dimas Ikhsan Erlangga. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (2016),

judul penelitian Kewajiban Pelaku Usaha Terhadap Perlindungan Konsumen

Restoran Menurut Hukum ditinjau Dari Undang-Undang Tentang

Perlindungan Konsumen (Studi Pada Restoran Garuda Medan) Rumusan

masalah dalam penelitian ini :

a. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi konsumen Restoran Garuda

Medan ?

b. Bagaimana bnetuk pengawasan dan pembinaan oleh regulator yang

berwenang terhadap kualitas operasional Restoran Garuda Medan ?

c. Bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa yang terjadi antara

konsumen Restoran Garuda dengan pihak pelaku usaha ?

3. Lira Apriana Sari Nasution. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Medan (2011), judul penelitian Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan

Konsumen Atas Beredarnya Makanan Kadaluwarsa. Rumusan masalah dalam

penelitian ini :

Universitas Sumatera Utara


12

a. Bagaimana pengaturan mengenai perlindungan konsumen atas beredarnya

makanan kadaluwarsa serta untuk mengetahui permasalahan akibat

mengkonsumsi makanan kadaluwarsa?

b. Bagaimana bentuk perlindungan konsumen, pembinaan, dan pengawasan

pemerintah dari instansi terkait terhadap beredarnya makanan

kadaluwarsa?

c. Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha atas perbuatan menjual produk

yang sudah kadaluwarsa dan mekanisme penyelesaian sengketa konsumen

yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan berbagai pelanggaran?

4. Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Makanan dan Minuman yang

Tidak Berlabel Halal di Kota Medan (Studi Kasus : BPOM Kota Medan dan

MUI Kota Medan), (Balqis Siagian, 130200133)

Rumusan Masalah :

a. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen di Indonesia

terhadap makanan dan minuman yang berlabel halal?

b. Bagaimana bentuk kepastian hukum perlindungan konsumen setelah

lahirnya UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal?

c. Bagaimana peranan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obat dan

Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Kota Medan dan

berbagai instansi terkait dalam memberikan kepastian hukum

perlindungan konsumen terhadap makanan/minuman halal di Kota

Medan?

Universitas Sumatera Utara


13

5. Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan yang Mengandung Zat

Berbahaya Dikaitkan Dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen

(Studi di BPOM), (Tamiarisa Rambe, 130200434) Rumusan Masalah :

a. Bagaimanakah perlindungan konsumen terhadap makanan yang

mengandung zat berbahaya menutut UU No. 8 Tahun 1999 tentang

Pelindungan Konsumen?

b. Bagaimana pengawasan BPOM terhadap makanan yang mengandung zat

berbahaya?

c. Bagaimanakah penyelesaian sengketa akibat makanan dan minuman

mengandung zat berbahaya?

Keaslian penelitian skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran dengan

mengambil panduan dari buku-buku, dan bahan yang diperoleh dari hasil

penelitian. Sehingga tulisan ini asli dalam hal belum ada ditemui judul yang sama

selama proses penulisan ini dilakukan. Oleh sebab itu penulisan skripsi ini dapat

dipertanggung jawabkansecara ilmiah.

F. Tinjauan Pustaka

Pengertian perlindungan konsumen dikemukakan oleh berbagai sarjana

hukum salah satunya Az. Nasution mendefinisikan perlindungan konsumen

adalah “bagian dari hukum yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang

bersifat mengatur hubungan dan juga mengandung sifat yang melindungi

kepentingan konsumen”.19

19
Az. Nasution, Op.,Cit, hal. 22.

Universitas Sumatera Utara


14

Berdasarkan pengertian konsumen yang sudah dijelaskan sebelumnya,

terdapat batasan-batasan tentang konsumen yang mendapatkan perlindungan

hukum, yaitu:20

1. Konsumen, adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau


jasa digunakan untuk tujuan tertentu.
2. Konsumen-antara, adalah setiap orang yang mendapatkan barang
dan/atau jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang
dan/atau jasa lain untuk diperdagangkan (tujuan komersial).
3. Konsumen-akhir, adalah setiap orang yang mendapatkan dan
menggunakan barang dan/atau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan
hidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah tangga dan tidak untuk
diperdagangkan kembali (non-komersial).

Pasal 1 angka 2 UUPK menyebutkan, konsumen adalah “setiap orang yang

memakai barang dan /atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahkluk hidup lainnya dan

tidak untuk diperdagangkan”21. Dalam Guidelines terdapat 6 (enam) kepentingan

konsumen (legitimated needs). Kepentingan tersebut adalah :

1. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan


keamanannya;
2. Promosi dan perlindungan dari kepentingan sosial ekonomi konsumen;
3. Tersediannya informasi yang memadai bagi konsumen agar mereka
mampu melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendak dan kebutuhan
pribadi;
4. Pendidikan konsumen;
5. Tersediannya upaya ganti kerugian yang efektif;
6. Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi
lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan kepada organisasi
tersebut untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan yang menyangkut kepentingan mereka.22

20
Ibid, hal. 29.
21
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, Ctk. Pertama, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2013, hal.16-17.
22
Inosentius Samsul, Perlindungan Konsumen (Kemungkinan Penerapan Tanggung Jawab
Mutlak), Ctk. Pertama, Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta,
2004, hal. 7.

Universitas Sumatera Utara


15

Perlindungan konsumen itu sesungguhnya berfungsi menyeimbangkan

kedudukan konsumen dan pelaku usaha, dengan siapa mereka saling berhubungan

dan saling membutuhkan. Keadaan seimbang di antara para pihak yang saling

berhubung, akan lebih menerbitkan keserasian dan keselarasan materiil, tidak

sekedar formiil, dalam kehidupan manusia Indonesia sebagaimana dikehendaki

oleh falsafah bangsa dan negara23. Pengertian perlindungan konsumen menurut

UUPK dalam Pasal 1 angka 1 disebutkan bahwa perlindungan konsumen adalah

“segala upaya yang menjamin adannya kepastian hukum untuk memberi

perlindungan kepada konsumen”. Perlindungan Konsumen merupakan masalah

kepentingan manusia, oleh karena itu menjadi harapan bagi semua bangsa di

dunia untuk dapat mewujudkannya.

Terlepas dari pengertian perlindungan konsumen di Indonesia kehadiran

UUPK memiliki tujuan, yaitu:24

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian unuk


melindungi diri;
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan
diri dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan
dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk
mendapatkan informasi;
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan bertanggung
jawab dalam berusaha;
6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,
kenyamanan, keselamatan, keamanan konsumen.

Dalam Pasal 4 UUPK menetapkan 9 (sembilan) hak konsumen yaitu:25

23
Az Nasution, Op.Cit, hal 75.
24
Ibid, hal. 21.

Universitas Sumatera Utara


16

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi


barang dan/atau jasa;
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan konsumen secara patut;
6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan
perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.

Konsumen memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengumpulkan dan

mengolah informasi tentang minuman yang dikonsumsinya, sehingga mereka sulit

untuk menghindari resiko dari produk yang tidak bermutu dan tidak aman bagi

kesehatan. Akhirnya konsumen tanpa sadar mengkonsumsi produk-produk

makanan dan minuman tersebut karena penampilan yang menarik dengan harga

yang lebih murah. Padahal minuman tersebut dapat membahayakan kesehatan.

Mengacu kepada teori sistem hukum yang dikembangkan Friedman,

terdapat 3 (tiga) substansi hukum tanggung jawab produk, yang menjadi dasar

tuntutan ganti kerugian konsumen, yaitu:

1. Tuntutan karena berdasarkan kelalaian (negligence); Tanggung jawab


berdasarkan kelalaian (negligence) adalah sistem tanggung jawab yang
bersifat subjektif, yaitu suatu tanggung jawab yang ditentukan oleh
perilaku produsen. Hal ini diatur dalam Pasal 1365 dan Pasal 1366 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang menyatakan

25
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Ctk. Pertama, Sinar
Grafika, Jakarta, 2014, hal. 43.

Universitas Sumatera Utara


17

seseorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum


jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya.
2. Tuntutan karena wanprestasi atau ingkar janji (breach of warranty);
Pelanggaran jaminan yang dikaitkan dengan adanya suatu jaminan
tertentu dari pelaku usaha tentang produk yang dipasarkan tidak cacat
atau rusak. Cacat atau rusak dapat diartikan dalam 3 (tiga) hal, yakni
bisa terjadi karena konstruksi barang (construction defect), desain
(design defect) dan karena pelabelan (labeling defect). Ketentuan ini
diatur dalam Pasal 1243 sampai dengan Pasal 1252 KUHPerdata.
3. Tuntutan berdasarkan teori tanggung jawab mutlak (strict product
liability). Teori tanggung jawab mutlak (tanpa kesalahan) diatur dalam
Pasal 1367 KUHPerdata. Mengenai pertanggungjawabannya, selain
terletak pada pelakunya sendiri juga dapat dialihkan pada pihak lain
(tergantung siapa yang melakukannya).26

Hal ini dilakukan karena secara alamiah kedudukan atau posisi konsumen

tidak sama dengan produsen selaku pelaku usaha. Akan tetapi, di dalam Pasal 27

UUPK, dirumuskan bahwa “pelaku usaha yang memproduksi barang dibebaskan

dari tanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen apabila barang

tersebut seharusnya tidak di edarkan, cacat, ketentuan kualifikasi, kelalaian yang

diakibatkan oleh konsumen, dan lewat jangka waktu (kadaluwarsa)”.27

Pengaturan perlindungan konsumen dilakukan dengan: 28

1. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur


keterbukaan akses dan informasi serta menjamin kepastian hukum;
2. Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan
seluruh pelaku usaha;
3. Meningkatkan kualitas barangdan pelayanan jasa;
4. Memberikan perlindungan pada konsumen dari praktek usaha yang
menipu dan menyesatkan;
5. Mengadukan pelanggaran, pengembangan dan pengaturan perlindungan
konsumen dengan bidang-bidang lain.

Dalam hal ini konsumen selalu menjadi korban dari pelaku usaha terhadap

produk pangan karena beberapa jenis produk pangan pada dasarnya seperti

26
Inosentius Samsul, Op.Cit, hal. 45.
27
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit, hal 7
28
Husni Syawali dan Neni Srilmaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju,
Bandung, 2000, hal. 7.

Universitas Sumatera Utara


18

makanan dan minuman tidak termasuk yang membahayakan, tetapi mudah

tercemar atau mengandung racun, yang apabila lalai atau tidak berhati-hati dalam

pembuatannya, atau memang lalai untuk tetap mengedarkan produk tersebut.

Dalam sistem mekanisme yang demikian, produk yang bukan tergolong produk

berbahaya, dapat saja membahayakan kesehatan konsumen, sehingga diperlukan

instrumen yang membuat standar perlindungan hukum yang tinggi dalam proses

dan distribusi produk.

Perlindungan Konsumen cukup luas karena meliputi grosir, leveransir,

pengecer, dan sebagainya. Cakupan pengertian pelaku usaha tersebut memiliki

persamaan dalam masyarakat Eropa khususnya Belanda, bahwa yang dapat

dikualifikasi sebagai produsen adalah :

Pembuat produk jadi, penghasil bahan baku, pembuat suku cadang, setiap
orang yang menampakan dirinya sebagai pelaku usaha, dengan jalan
mencantumkan namanya misalnya impotir dengan maksud untuk diperjual
belikan atau disewakan, distribusi lain dalam transaksi perdagangan
misalnya pemasok.29

Hukum konsumen yang terdapat di Indonesia ini merupakan dasar dari

UUPK, kehadiran dari UUPK ini untuk mengatur dari keselamatan konsumen itu

sendiri. Pasal 1 UUPK merumuskannya sebagai berikut “Konsumen adalah setiap

orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga,orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak

untuk diperdagangkan”.30

Sehingga dengan adanya peraturan yang mengenai konsumen yang sudah

terdapat dan diatur dalam UUPK, disamping itu tidak hanya konsumen saja yang
29
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum perlindungan konsumen, Rajawali Press,
Jakarta, 2004, hal. 8-9.
30
N.H.T Siahaan, Op.Cit, hal. 23.

Universitas Sumatera Utara


19

diatur di dalam UUPK tetapi pelaku usaha pun diatur dalam UUPK tersebut.

Pelaku usaha sebagai orang yang bertindak sebagai yang menghasilkan dari suatu

produk juga diatur dalam UUPK.

Hukum perlindungan konsumen tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu

sistem tetapi harus terintegrasi juga ke dalam suatu sistem perekonomian yang di

dalamnya terlibat juga pelaku usaha, sehingga dalam hal ini pelaku usaha juga

mempunyai definisi yang telah diatur di dalam UUPK. Definisi pelaku usaha

menurut Pasal 1 butir 3 UUPK, pelaku usaha dimaksudkan sebagai berikut :

“setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan
atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha berbagai bidang ekonomi”.31

Dengan demikian, jika dikaitkan dengan kewajiban dan tanggung jawab

pelaku usaha sebagimana diatur dalam UUPK dan peraturan Perundang-

Undangan lainnya, mereka tersebut tetap memiliki kewajiban dan tanggung jawab

tertentu kepada konsumennya. 32 Pelaku usaha sebagai orang yang mengetahui

akan suatu produknya harus mempunyai tanggung jawab apabila konsumen

mendapat kerugian dari barang yang mereka beli dari produknya.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

perpaduan yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Penelitian hukum yuridis

normatif adalah “penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

31
Ibid, hal. 26.
32
Ibid, hal. 27.

Universitas Sumatera Utara


20

pustaka atau data sekunder”.33 Pada penelitian hukum jenis ini, “seringkali hukum

di konsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan atau

hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan

berperilaku manusia yang dianggap pantas”.34 Penelitian yuridis sosiologis adalah

“menekankan penelitian yang bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara

empiris dengan jalan terjun langsung ke objeknya. 35

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analistis, “yang mengungkapkan peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi

objek penelitian”.36 Penelitian deskriptif dimaksudkan peneliti memaparkan apa

adanya tentang suatu peristiwa hukum atau kondisi hukum, peristiwa hukum

adalah peristiwa yang beraspek hukum terjadi disuatu tempat tertentu pada saat

tertentu. Dalam mendeskripsikan itu dikemukakan apa adanya tanpa disertai

tanggapan atau pendapat pribadi peneliti. Jadi, teknis deskripsi terhadap kondisi

hukum dilakukan terhadap norma hukum primer seperti peraturan perundang-

undangan dalam posisi netral atau dalam “each statute become an independent

source of law” artinya undang-undang tersebut belum mendapat komentar dari

pihak mana pun.37 Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya di dalam

masyarakat yang berkenaan dengan objek penelitian dan ingin menggambarkan

33
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hal. 13.
34
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006, hal. 118.
35
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
2013, hal. 51.
36
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal.
13.
37
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Justifikasi Teori
Hukum, Pranadamedia Group, Jakarta, 2019, hal. 152.

Universitas Sumatera Utara


21

sejelas mungkin pelaksanaan perlindungan hukum terhadap konsumen produk

makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa di Minimarket Kota

Padangsidimpuan.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan “data yang didapat langsung dari

masyarakat sebagai sumber pertama melalui penelitian lapangan, seperti melalui

wawancara dan observasi”, sedangkan data sekunder merupakan “data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan

objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi,

dan peraturan perundang-undangan”. Data sekunder tersebut dapat dibagi

menjadi: 38

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah “pernyataan yang memiliki otoritas hukum yang

ditetapkan oleh suatu cabang kekuasaan pemerintah yang meliputi Undang-

Undang yang dibuat parlemen, putusan-putusan pengadilan, dan peraturan

eksekutif/administratif”. Bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dar

peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek penelitian, seperti

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2012 tentang Pangan dan lain sebagainya.

38
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hal. 106.

Universitas Sumatera Utara


22

b. Bahan hukum sekunder

Dalam arti sempit bahan hukum sekunder berupa buku-buku hukum yang

berisi ajaran atau doktrin atau treatises; terbitan berkala berupa artikel-artikel

tentang ulasan hukum atau law review; dan narasi tentang arti istilah, konsep

phrase, berupa kamus hukum atau ensiklopedi hukum. Dalam arti luas adalah

bahan hukum yang tidak tergolong bahan hukum primer atau.. “any written

work that is not primary authority..” termasuk segala karya ilmiah hukum

yang tidak di publikasikan atau yang dimuat dikoran atau majalah populer.

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier adalah “petunjuk atau penjelasan mengenai bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus,

ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya”.39

4. Metode Pengumpulan Data

a. Studi kepustakaan (library research)

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut adalah dengan

menggunakan studi dokumen (document study) atau studi kepustakaan

(library research), yaitu “dengan mempelajari peraturan perundang-

undangan, buku, situs internet, media massa, dan kamus yang berkaitan

dengan judul skripsi yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam

penelitian dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi.”40

b. Studi lapangan (field research)

39
I Made Pasek Diantha, Op.Cit., hal. 143.
40
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal. 21.

Universitas Sumatera Utara


23

Dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada responden terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Terkait Penjualan Makanan

dan Minuman dalam Kemasan Kadaluwarsa di Minimarket Kota

Padangsidimpuan, yang sifatnya mengarahkan dan mengingatkan kepada

masyarakat atau responden tentang objek kajian penelitian.

5. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah:

a. Studi dokumen

Studi dokumen merupakan “salah satu alat yang digunakan dalam penelitian

untuk mendapatkan data-data yang valid dan relevan. Studi dokumen yaitu

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar, maupun dokumen elektronik”.41 Dalam studi dokumen ini diselidiki

benda-benda tertulis seperi buku-buku, dokumen, catatan harian, dan lain

sebagainya.42 Studi dokumen bertujuan untuk memperoleh data gambaran

umum mengenai produk makanan dan minuman yang diperdagangkan di

minimarket di Kota Padangsidimpuan.

b. Pedoman wawancara

Dalam penulisan skripsi ini salah satu alat pengumpulan data yang digunakan

adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara dalam penelitian berupa

pertanyaan testruktur lebih sering digunakan dalam penelitian kualitatif dan

41
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2008, hal. 221.
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta, 2016, hal. 231.

Universitas Sumatera Utara


24

kuatitatif. Beberapa ciri dari wawancara terstuktur meliputi daftar pertanyaan

dan kategori jawaban telah disiapkan, kecepatan wawancara terkendali, tidak

ada fleksibilitas mengikuti pedoman, dan tujuan wawancara biasanya untuk

mendapatkan penjelasan tentang suatu fenomena.43

Dalam proses pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan, dilakukan wawancara terhadap narasumber langsung pada konsumen

yang membeli makanan dan minuman di minimarket Kota Padang Sidimpuan.

6. Lokasi Penelitian

Informan yang akan di wawancarai di dalam penelitian ini adalah:

1) Konsumen

Konsumen yang akan di wawancarai secara mendalam dalam penelitian

ini berjumlah kurang lebih 2 orang konsumen, yaitu ;

a) Fazry dermawan (dokter)


b) Budi nasution (wiraswasta)
c) Adel Marwan (mahasiswi)
d) Amel siagian (pegawai bank)
e) Nikita Dana Iswara (founder sinikita taichan)
f) Gebrina salsabila (makeup artis)
g) Akhir nasution (wiraswasta)
h) Dimas (mahasiswa)
i) Amin kurnia (founder cemlikekinian)
j) Ernilarosa (PNS)
k) Erna sagala (ibu rumah tangga)
l) Aktar (pekerja kebun)
m) Raend (polisi)
n) Tina silitonga (mahasiswi)
o) Donald robinsar (mahasiswa)
p) Reza harahap (pemilik seruko coffee)
q) Namira sinarta (mahasiswi)
r) Agus Amanda Putra (polisi)
s) Risky saihotma (founder brand baju lokal)
t) Diva ( pelajar )

43
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hal 198

Universitas Sumatera Utara


25

2) Pelaku Usaha

Pelaku Usaha yang akan diwawancarai oleh peneliti secara mendalam

dalam penelitian ini berjumlah kurang lebih 2 orang pelaku usaha

makanan dan minuman, yaitu ;

a) Aisyah minimarket

b) Dawa Mart

3) Dinas Perdagangan Kota Padangsidimpuan

Informan 1 orang

7. Metode Analisis Data

Analisis data adalah “ tahap yang sangat penting dan menentukan dalam

setiap penelitian. Dalam tahap ini harus dilakukan pemilihan data-data yang telah

diperoleh.” Penganalisian data pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk

mengadakan sistematisasi bahan-bahan hukum tertulis untuk memudahkan

pekerjaan analisis dan konstruksi.44

Analisis data dalam penulisan ini meggunakan data kualitatif adalah

“suatu cara ananlisis yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang

dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata,

yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh”. 45 Metode penarikan

kesimpulan dilakukan dengan metode deduktif. Metode deduktif yaitu

44
Soerjono soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit, hal. 13.
45
Soerjono Soekanto, Op.Cit.,hal. 154

Universitas Sumatera Utara


26

“mengambil data-data, keterangan-keterangan dan pendapat-pendapat yang

bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan secara khusus”.46

H. Sistematika Penulisan

Untuk menggambarkan secara detail isi skripsi ini, disusun sistematika

penulisan dalam bentuk bab-bab skripsi secara sistematis, serta memuat alasan-

alasan logis yang ditulis dalam bab-bab yang berketerkaitan antar satu bab dengan

bab yang lain. Sistematika tersebut diuraikan berikut ini.

Bab I Berupa pendahuluan yang merupakan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan pertanggungjawaban

sistematika. Bab ini merupakan pemaparan alasan penulis memilih judul ini

sebagai judul skripsi penulis.

Bab II Berisi tinjauan tentang pengaturan mengenai makanan dan

minuman kemasan rusakdan permasalahan yang dihadapi konsumen dalam

mengkonsumsi minuman kemasan rusak didalamnya diuraikan yaitu pengertian

tentang konsumen dan pelaku usaha, pengetian pangan, pengertian kemasan,

kriteria produk kemasan rusak, jenis kemasan, hak dan kewajiban konsumen dan

pelaku usaha,pengaturan dan persyaratan mengenai pangan.

Bab III Menjelasan tentang pengertian dan landasan hukum perlindungan

konsumen; sejarah perlindungan konsumen;

Bab IV Menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis

serta pembahasan terkait masalah bentuk perlindungan bagi konsumen terhadap

makanan dan minuman dalam kemasan yang telah kadaluwarsa; tanggung jawab

46
Zainuddin Ali, Op.Cit, hal 51

Universitas Sumatera Utara


27

pelaku usaha dan penyelesaian hukumnya jika terjadi perselisihan antara

konsumen dan pelaku usaha dalam hal tidak dipenuhinya hak-hak konsumen.

Bab V Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan

bab-bab sebelumnya, serta saran yang dapat dijadikan sebagai masukan demi

terciptanya penyelesaian permasalahan perlindungan konsumen di Kota

Padangsidimpuan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
KETENTUAN LARANGAN PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN
DALAM KEMASAN KADALUWARSA DI INDONESIA

A. Tinjauan Umum Produk Makanan dan Minuman

Makanan adalah “segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,

baik yang diolah maupun tidak diolah, yang memiliki fungsi sebagai makanan dan

minuman bagi konsumsi manusia”.47 Makanan merupakan “kebutuhan manusia

untuk menunjang kelangsungan hidup yang berguna untuk pertumbuhan dan

membangun sel tubuh, menjaga agar tetap sehat dan berfungsi sebagaimana

mestinya”. Dapat dikatakan bahwa fungsi makan secara umum antara lain

“makanan sebagai sumber tenaga, makanan sebagai bahan pembangun serta

pertumbuhan tubuh, dan makanan sebagai pengatur aktivitas tubuh. Oleh karena

itu, setiap makhluk hidup membutuhkan makan guna kelangsungan hidupnya”. 48

Makanan merupakan komoditi yang memiliki resiko yang tinggi karena

makanan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat untuk kelangsungan hidupnya.

Keterlibatan aturan-aturan tersebut, dapat dipahami dengan aspek perlindungan

konsumen di dalamnya, misalnya berkenaan dengan hak-hak konsumen terhadap

gangguan dari pihak lain.49

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.

Keberadaannya sangat krusial dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, banyak

orang yang sangat menjaga pola makannya, agar mendapatkan hidup yang sehat.

47
Zulham, Op.Cit, hal 105
48
Trio Yusandy, Perlindungan Hukum Konsumen terhadap Makanan dan Minuman yang
Tidak Bersertifikat Halal di Kota Banda Aceh, Serambi Akademica, Volume VI, No. 2, November
2018, hal 58
49
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2014, hal 10

28

Universitas Sumatera Utara


29

Kepercayaan masyarakat Indonesia, khususnya Islam, demi mendapatkan

makanan sehat biasanya dilihat dari label halal.50

Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh

makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

baik untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan dan

minuman memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk

membangun dan mengganti jaringan, untuk bekerja, dan untuk memelihara

pertahanan tubuh terhadap penyakit.51

Produk makanan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1. Makanan segar pangan segar adalah pangan yang belum mengalami


pengolahan. Pangan segar dapat dikonsumsi langsung ataupun tidak langsung,
yakni dijadikan bahan baku pangan.
2. Makanan olahan pangan olahan adalah makanan hasil proses pengolahan
dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan
olahan dibagi atas dua macam, yaitu :
a. Pangan olahan siap saji adalah makanan yang sudah diolah dan siap
dijadikan ditempat usaha atas dasar pesanan.
b. Pangan olahan kemasan adalah makanan yang sudah mengalami proses
pengolahan akan tetapi masih memerlukan tahapan pengolahan lanjutan
untuk dapat dimakan.
3. Makanan olahan tertentu Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang
diperuntukkan untuk kelompok tertentu dalam upaya untuk memelihara atau
meningkatkan kualitas kesehatan.52

Kriteria air minum yang baik untuk kesehatan antara lain yaitu :

1. Higienis bersih adalah suatu hal yang wajib dipenuhi oleh air yang akan
diminum. Air yang telah tercemar kuman virus dan bakteri dapat
menyebabkan gangguan kesehatan. Pastikan air yang akan diminum telah
direbus dengan benar atau masih tersimpan dengan baik di dalam kemasan air
minum dalam kemasan.
2. Tidak berbahaya jika berlebihan Minumlah minuman yang tidak berbahaya
jika diminum terlalu sering seperti air putih. Kopi, teh, minuman manis yang
mengandung kadar gula tinggi, minuman bersoda, dan berbagia minuman
50
http://www.Hukum Online.com, diakses tanggal 21 November 2020 Pukul 20.02 Wib
51
Adams, Dasar-dasar Keamanan Makanan, EGC Jakarta, 2003, hal 23
52
Saparinto dan Hidayati, Bahan Tambahan Pangan. Kanisius, Yogyakarta, 2010, hal 61

Universitas Sumatera Utara


30

lainnya bisa saja mengakibatkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan


serius jika diminum terlalu sering.
3. Tidak memabukkan. Minuman yang memabukkan sangat tidak layak untuk
diminum. Ketika seseorang mabuk akibat minum minuman keras, maka kita
akan kehilangan akal pikiran sehingga tidak dapat melakukan kontrol penuh
terhadap apa-apa yang dilakukan. Banyak orang yang melakukan tindakan
kriminal atau tindakan nekat karena berada dalam kondisi mabuk.
4. Tidak menyebabkan ketagihan Hindari meminum minuman yang dapat
membuat ketagihan seperti kopi, soda, alkohol, dan lain-lain. Minuman yang
membuat peminumnya ketagihan akan membuat orang yang
mengkonsumsinya menjadi merasa tersiksa jika tidak minum minuman yang
membuatnya ketagihan
5. Tidak mengandung bahan kimia. Jangan heran apabila air yang jernih
ternyatan tidak layak untuk kita konsumsi. Ada baiknya diperiksa terlebih
dahulu di laboratorium untuk mengetahui kandungan air yang berasal dari
sumber air. Jangan-jangan ada kadar kimia tertentu yang melebihi ambang
batas normal yang dapat menyebabkan ganggungan kesehatan seperti zat
warna sintetis dan pemanis buatan.53

B. Syarat-syarat Produk Makanan dan Minuman

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya agar makanan dan minuman

yang beredar di masyarakat memenuhi syarat kesehatan. Upaya tersebut dilakukan

dengan melakukan pengawasan dari proses produksi makanan dan minuman,

peredaran makanan, sampai dengan penggunaan makanan dan minuman.

Termasuk makanan antara lain, bahan tambahan makanan, bahan baku makanan,

dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan

pembuatan makanan. UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan bahwa :

Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan


ketahanan pangan melalui kegiatan pengaturan, pembinaan, pengendalian
dan pengawasan. Masyarakat harus diikutsertakan dalam penyediaan,
pemilihan maupun penggunaan pangan yang memenuhi syarat sehingga
pangan yang dikonsumsi akan terjamin mutu, keamanan dan kandungan
gizinya.54

53
Sejoeti Tarwotjo, Dasar-Dasar Gizi Kuliner. Grasindo, Jakarta, 2008, hal 4
54
Indonesia, Undang-Undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan

Universitas Sumatera Utara


31

Kegiatan pengawasan makanan antara lain, mengamati keadaan makanan

yang terdiri dari mutu, kandungan gizi dan keamanannya. Pengawasan makanan

dapat dilakukan oleh produsen, distributor dan konsumen. Masyarakat sebagai

konsumen yang turut serta dalam pengawasan makanan perlu dibekali informasi

tentang makanan yang memenuhi syarat. Makanan dan minuman yang memenuhi

syarat adalah makanan dan minuman yang:

1. Diolah secara higienes.


2. Tidak menggunakan bahan tambahan pangan yang dilarang seperti,
pewarna rhodamin B, pewarna methanyl yellow, pengawet/pengenyal
borax, pengawet formalin.
3. Tidak mengandung cemaran-cemaran melampaui batas maksimal yang
ditetapkan.
4. Tidak menggunakan bahan pengawet yang melebihi batas yang
diperbolehkan.
5. Tidak mengandung bahan yang kotor, busuk, tengik, terurai atau bahan
nabati atau hewan yang berpenyakit atau berasal dari bangkai/yang tidak
layak dikonsumsi.
6. Tidak daluwarsa.55

Di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

Pasal 111 ketentuan dalam standar pengamanan makanan dan minuman, yakni:

1. Makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat harus


didasarkan pada standar dan/atau persyaratan kesehatan.
2. Makanan dan minuman hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label
yang berisi:
a. Nama produk;
b. Daftar bahan yang digunakan;
c. Berat bersih atau isi bersih;
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukan makanan
dan minuman kedalam wilayah Indonesia; dan
e. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa
4. Pemberian tanda atau label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan secara benar dan akurat.

55
Ibid

Universitas Sumatera Utara


32

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian label sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar,
persyaratan kesehatan, dan/atau membahayakan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran,
dicabut izin edar dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.56

C. Keamanan Makanan dan Minuman Dalam Kemasan

Keamanan makanan dan minuman adalah “suatu risiko yang dapat

diterima dan ditolerir atas keadaan sakit, penyakit, atau cedera yang diakibatkan

dari konsumsi makanan”.57 Keamanan pangan dicapai melalui kebijakan,

peraturan, standar, penelitian, rancang teknik dan teknologi, pengawasan dan

pemeriksaan, dan upaya lainnya yang dapat diterapkan untuk mengurangi resiko

atau pengendalian bahaya dalam rantai pasokan pangan. Hal Ini mencakup semua

makanan dan bahan makanan, dimulai dari produksi pertanian, dilanjutkan dengan

panen, pengolahan, penyimpanan, penyaluran, penanganan, persiapan, dan

beragam kegiatan lainnya sebelum dikonsumsi.58

Kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada produk makanan dan

berpotensi menimbulkan keracunan. Kerusakan produk dalam kaleng memang

sukar terlihat, tetapi dapat terdeteksi dengan adanya kerusakan pada badan kaleng

itu sendiri. Penyimpangan pada kaleng misalnya adalah berkarat. Kaleng yang

berkarat dapat menandakan waktu penyimpanan yang lama, selain itu kondisi

56
Fitriah, Op.Cit. hal 117-118
57
Knechtges PL. Keamanan Pangan Teori dan Praktik. EGC; Jakarta, 2015, hal 21
58
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


33

penyimpanannya juga mungkin tidak sesuai, misalnya udara yang terlalu

lembab.59

Kemasan adalah :

“desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,


tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk
dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus melindungi,
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan
sebuah produk di pasar”.60

Banyaknya lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung

berhubungan dengan suplay makanan manusia. Hal ini disadari sejak awal sejarah

kehidupan manusia dimana usaha pengawetan makanan telah dilakukan, seperti:

penggaraman, pengawetan dengan penambahan gula, pengasapan dan sebagainya.

Fungsi kemasan makanan dan minuman sebagai pelindung yang

melindungi produk, baik dari pengaruh luar maupun dalam. Biasanya kemasan

melindungi dari sinar matahari berlebih, kelembaban, dsb terhadap produk serta

melindungi dari pengaruh handling yang tidak benar. Memberi perlindungan

terhadap makanan yang dikemas sehingga dapat diangkut dari tempat produsen

dan memberinya kepada konsumen akhir dalam keadaan baik. Karena berfungsi

melindungi produk makanan yang dikemasnya maka konsumen pemakai produk

tersebut akan mempunyai kesamaan didalam mengkonsumsinya, 61 walau mereka

berada di ibu kota atau mereka yang berdomisili didaerah.

Melalui pengemasan juga akan dicapai penghematan-penghematan dalam

sumber daya alam makanan. Jika kehilangan atau kerusakan makanan di negara-

59
I Ketut Sudiana,. Patobiologi Molekuler, Jakarta, Salemba Medika, 2008, hal. 14
60
Klimchuk dan Sandra A Krasovec, Desain Kemasan, Cetakan Pertama, Jakarta,
Erlangga, 2006, hal. 33
61
Ibid

Universitas Sumatera Utara


34

negara berkembang adalah sekitar 40% - 50% (empat puluh persen sampai

dengan lima puluh persen) melalui kemasan kehilangan dan kerusakan produk

tersebut dapat ditekan sekitar 10% (sepuluh persen).62

Dari bentuk, ukuran, warna serta informasi-informasi yang ditampilkan

pada kemasan dapat menimbulkan daya tarik. Sehingga produk dapat

dibandingkan dengan kemasan-kemasan sejenis lainnya. Kemasan Sebagai Alat

Pemindahan Kemasan merupakan wadah bagi produk dan sekaligus dapat

berfungsi sebagai alat pemindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu

jumlah berat/jumlah isi tertentu. Kemasan Sebagai Promosi Tak Langsung. Secara

tidak langsung, perwajahan suatu kemasan dapat menjadi iklan gratis/promosi

terselubung bila di display di etalase atau pada saat pendistribusian. Semakin

menarik konsep desain kemasannya dan peletakan/displaynya maka akan semakin

memikat berfungsi sebagai media pemasaran dan dapat meningkatkan nilai

tambah makanan yang dikemas melalui penampilan kemasan yang menarik dan

bonafide. Sistem pemasaran yang modern melalui toko-toko swalayan telah

memberi peranan yang semakin penting dan menentukan kepada kemasan untuk

mempromosikan dan memasarkan produk-produk yang dikemas.63

Konstruksi rumusan cita hukum secara internasional mengenai keamanan

pangan dibangun dan dimandatkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia World

Health Organization (WHO) untuk menyelenggarakan kesehatan pangan sejak

tahun 1948. Mandat khusus dengan memberikan proporsi yang standar. Pasal 2

UU No. 18/2012 meyatakan dengan jelas bahwa WHO harus mengembangkan,


62
I Nyoman Sucipta, Pengemasan Pangan Kajian Pengemasan Yang Aman, Nyaman,
Efektif Dan Efisien, Denpasar, Universitas Udayana Press, 2017, hal 5
63
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


35

membangun dan mempromosikan standar internasional untuk menghormati

pangan. Pengakuan ini menyebabkan pemimpin negara mengambil bagian untuk

keberlangsungan keamanan pangan. Pangan adalah dasar yang sangat penting

dalam kehidupan. Namun perlu disadari bahwa pangan juga sebagai media untuk

transmisi berbahaya yang menyebabkan penyakit dan kematian bagi manusia.

Penyakit yang diakibatkan oleh makanan yang tercemar dianggap masalah

kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan berkurangnya produktifitas

ekonomi.64

D. Pengaturan Larangan Penjualan Makanan dan Minuman Kadaluwarsa

Kadaluwarsa mempunyai arti sebagai “sudah lewat ataupun habisnya

jangka waktu sebagaimana yang telah ditetapkan dan apabila dikonsumsi, maka

makanan tersebut dapat membahayakan bagi kesehatan yang

mengkonsumsinya”.65 Makanan dan minuman daluwarsa merupakan makanan

yang telah melewati batas waktu konsumsi atau tanggal yang telah ditentukan

pada kemasan tersebut. Tanggal daluwarsa dapat didefinisikan sebagai lamanya

waktu makanan dan minuman baik-baik saja sebelum mulai membusuk, tidak

bergizi atau aman.66

Pada Pasal 8 Bab IV UU Perlindungan Konsumen terdapat perbuatan yang

dilarang bagi pelaku usaha, yaitu:

64
Mohamed Elmi, ‘Food Safety’ (Eastern Mediterranean Health Journal, 2014) 14
accessed 20 November 2020, Pukul 21.09 Wib
65
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Departemen Pendidikan, Balai Pustaka,
Jakarta, 2007
66
Liss Dyah Dewi Arini, Faktor-Faktor Penyebab Dan Karakteristik Makanan
Kadaluarsa Yang Berdampak Buruk Pada Kesehatan Masyarakat, Jurnal APIKES Citra Medika
Surakarta, 2017, hal. 16.

Universitas Sumatera Utara


36

1. Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang


dan/atau jasa yang:
a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang
tersebut;
c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam
hitungan menurut ukuran yang sebenarnya;
d. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang
dan/atau jasa tersebut;
e. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,
mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau
keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
f. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan,
iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut;
g. Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu
penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu;
h. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana
pernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label;
i. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat
nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai,
tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta
keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus
dipasang/dibuat;
j. Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang
dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan per Undang-Undangan
yang berlaku
2. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas,
dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas
barang dimaksud.
3. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang
rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan
informasi secara lengkap dan benar.
4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari
peredaran.

Berdasarkan penjelasan Pasal 8 di atas terkait dengan penjualan makanan

dan minuman ayat (1) huruf j dimana Tidak memasang label atau membuat

penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto,

komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat

Universitas Sumatera Utara


37

pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan

harus dipasang/dibuat

Kriteria makanan yang kadaluwarsa dilihat dari beberapa jenis makanan

yang ada, yaitu :

1. Susu cair. Susu yang sudah tidak segara akan menimbulkan aroma yang
tidak sedap, biasanya akan tercium bau basi. Selain itu, rasa susu juga
tidak enak dan terasa asam. Rasa ini timbul akibat bakteri yang
berkembang dalam susu. Susu yang bagus dan masih segar memiliki
tekstur cair dan tidak ada gumpalan.
2. Susu bubuk. Susu bubuk yang baik berwarna putih cerah, berbau gurih,
terlihat butirannya halus, mudah larut saat diseduh dengan air. Sedangkan
susu yang kadaluwarsa memilki warna agak kekuningan, berbau agak
tengik atau tidak sedap, lebih menggumpal dan lengket ditagan, sulit larut
dan lebih menggumpal saat diseduh dengan air.
3. Margarin. Margarin yang bagus tidak terlalu padat, tapi tidak juga
lembek. Untuk mnegetahuinya, oleskan pada roti, bila mudah merata
dengan permukaan roti, maka kualitasnya baik. Margarin yang bagus,
warnanya kuning cerah dan bersih. Sedangkan margarin yang sudah
kadaluwarsa biasanya ada bintik-bintik putih atau hitam pada
permukaannya dan berbau tengik.
4. Kismis. Kismis yang baik dan sehat dikeringkan dengan panas matahari
dan tidak dicampur belerang. Ciri-cirinya adalah berwarna lebih hitam
pekat, lembab dan tidak tahan disimpan lama, karena cepat berjamur.
Kismis yang bermutu baik memiliki ciri-ciri tebal bundar, berisi atau
berdaging dan bersih.
5. Makanan kaleng. Bakteri menjadi penyebab rusaknya makanan kaleng.
Jika sudah mencium bau busuk dan melihat warna hitam pada makanan
kaleng yang telah dibuka sebelumnya, itu artinya makanan kaleng tersebut
sudah kadaluwarsa. Jika kondisi kaleng sudah tidak baik lagi yaitu
menggelembung, ada karat di pemukaan kaleng atau label kemasan rusak,
maka itu menandakan makanan kaleng tersebut sudah tidak baik lagi.
Demikian juga jika pada saat membuka tutup kaleng dan terdengar suara
mendesis berarti kualitas sudah tidak baik, karena makanan kaleng sama
sekali tidak mengandung soda.67

Makanan dan minuman kadaluwarsa merupakan salah satu penyebab

utama terjadinya keracunan. Selain membuat konsumen merasa pusing, diare,


67
Vetrico Rolucky, Makanan Kadaluarsa Dan Hak-Hak Konsumen Menurut Undang-
Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Lex Et Societatis Vol. VII/No.
10/Okt/2019, hal 15-16

Universitas Sumatera Utara


38

mual, sesak napas, dan kematian akibat keracunan, mengkonsumsi makanan dan

minuman yang sudah kadaluwarsa ini dalam waktu yang cukup lama juga dapat

menyebabkan kanker. Maraknya kejadian keracunan makanan dan minuman,

sangat berkaitan erat penggunaan bahan baku yang tidak layak konsumsi.

Pemilihan bahan baku yang baik merupakan salah satu kunci untuk menghindari

kasus keracunan.68

Regulasi yang mengatur izin edar makanan dan minuman kemasan terdiri

dari beberapa peraturan perundang-undangan serta peraturan pelaksanaannya. Hal

tersebut tentu tidak mudah dipahami bagi orang awam yang menjadi pemula

untuk membangun usaha baru di bisnis industri makanan dan minuman kemasan.

Ketidaktahuan terhadap ketentuan peraturan tersebut membuat pelaku usaha

banyak yang mengedarkan produk pangan olahan kemasan tanpa mengikuti

ketentuan, syarat, dan standar yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.69

Pelaku usaha yang melanggar dapat terjadi disebabkan ketidaktahuannya

akan serangkaian ketentuan yang wajib dilakukan seperti wajib mendapatkan izin

edar. Ketidaktahuan pelaku usaha akan peraturan tersebut menjadi penyebab

pelaku usaha mengabaikan kewajibannya sebagai pelaku usaha untuk menjaga

keamanan pangan bagi konsumen dari produk yang diedarkan. Di sisi lain, bagi

konsumen regulasi tersebut sangat penting untuk melindungi konsumen dari

segala bentuk makanan dan minuman yang membahayakan, karena keamanan

68
Zumrotin K. Susilo, Penyambung Lidah Konsumen, Diterbitkan atas kerja sama YLKI
dengan Puspa Swara, Jakarta, April 1996, hal 22
69
Edy Nurcahyo, Pengaturan dan Pengawasan Produk Pangan Olahan Kemasan, Jurnal
Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), Vol. 7 No. 3 September2018, hal 406

Universitas Sumatera Utara


39

pangan merupakan bagian dari hak konsumen yang harus dipenuhi oleh

pengusaha pangan.70

Penentuan batas kadaluwarsa makanan yang dijual perlu dilakukan untuk

menentukan umur simpanan produk. Penentuan umur simpanan didasarkan pada

faktor-faktor mempengaruhi umur simpanan produk pangan. Faktor-faktor

tersebut misalnya keadaan alamiah, mekanisme berlangsungnya perubahan

(misalnya kepekaan terhadap air dan oksigen), serta kemungkinan terjadinya

perubahan kimia.71 Faktor lain adalah ukuran kemasan, kondisi atmosfer

(terutama suhu dan kelembapan), serta daya tahan kemasan selama transit dan

sebelum digunakan terhadap keluar masuknya air, gas, dan bau. 72

Makanan dan minuman kedaluwarsa diatur dalam Pasal 140 dan Pasal 152

UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Pasal 62 dan Pasal 8 ayat (1) UU

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 62 menyatakan

“pelaku usaha dan/atau pengurus yang melakukan tindak pidana, dipidana

maksimal Rp 500 juta dan penjara maksimal lima tahun”.

Regulasi yang mengatur izin edar produk pangan olahan kemasan dapat

ditemukan dalam berbagai peraturan perundang-undangan antara lain sebagai

berikut:

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Pasal 111 ayat


(2): Makanan dan minuman hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Artinya sebelum
mendapat izin edar, makanan dan minuman tidak dapat diedarkan kepada
masyarakat. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda
atau label yang berisi: Nama produk;Daftar bahan yang digunakan;Berat
bersih atau isi bersih;Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau
70
Ibid
71
Vetrico Rolucky, Op.Cit,, hal 15
72
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


40

memasukan makanan dan minuman ke dalam wilayah Indonesia; dan Tanggal,


bulan, dan tahun kadaluwarsa.
2. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan. Pasal 83 ayat (1):
Setiap orang yang melakukan produksi pangan untuk diedarkan dilarang
menggunakan bahan apa pun sebagai kemasan pangan yang dapat melepaskan
cemaran yang membahayakan kesehatan manusia. Setiap produk pangan
olahan yang diedarkan harus terlebih dahulu mendapatkan izin edar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila pada
realitanya ada pelaku usaha yang memproduksi pangan olahan kemasan untuk
diperdagangkan belum memiliki izin edar, maka pelaku usaha pangan dapat
meminta kepada BPOM untuk dilakukan pembinaan berkaitan tata cara
mendapatkan izin edar.
3. Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pendaftaran Pangan Olahan. Pasal 2 ayat (1): Setiap Pangan Olahan
yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk diperdagangkan
dalam kemasan eceran wajib memiliki izin edar. Setiap pangan olahan baik
yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk diperdagangkan
dalam kemasan eceran wajib memiliki izin edar yang diterbitkan oleh kepala
BPOM, Pangan tersebut termasuk: Pangan fortifikasi; Pangan SNI wajib;
Pangan Program pemerintah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan.
Pasal 2 ayat (1): Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan
yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan Label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan. Sebelum
mengedarkan produknya ke masyarakat pelaku usaha pangan olahan akan
melakukan pengemasan produknya. Hal itu dilakukan agar makanannya
terlindungi dari kerusakan, kotoran, dan jasad renik patogen. Selain itu,
fungsi kemasan tidak hanya untuk melindungi produk, tetapi dapat juga
berfungsi sebagai sarana untuk mengiklankan produk yang dijual. Dengan
membuat desain kemasan yang unik, maka dapat menarik perhatian
konsumen. Sehingga tidak heran saat ini banyak kemasan produk makanan
yang beraneka ragam dan unik-unik, mulai dari bentuk sampai gambar
kemasannya.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan Mutu dan
Gizi Pangan. Pasal 16 ayat (1): Setiap orang yang memproduksi pangan untuk
diedarkan dilarang menggunakan bahan apapun sebagai kemasan pangan yang
dinyatakan terlarang dan/atau yang dapat melepaskan cemaran yang
merugikan atau membahayakan kesehatan manusia.
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal. Pasal
38: Pelaku Usaha yang telah memperoleh Sertifikat Halal wajib
mencantumkan Label Halal pada: (1) Kemasan Produk; (2) Bagian Tertentu
dari Produk; dan/atau (3) Tempat tertentu dari Produk.73 Bagi konsumen
produk makanan kemasan kelengkapan informasi dalam pelabelan produk
merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Informasi dapat memberikan

73
Edy Nurcahyo, Loc.Cit.

Universitas Sumatera Utara


41

dampak yang signifikan untuk meningkatkan efisiensi konsumen dalam


memilih produk serta meningkatkan kesetiannya terhadap produk tertentu,
sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan yang memenuhi
kebutuhannya.74

74
Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal. 15

Universitas Sumatera Utara


BAB III
FAKTOR PENYEBAB MINIMARKET DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
MENJUAL MAKANAN DAN MINUMAN DALAM
KEMASAN KADALUWARSA

A. Makanan dan Minuman Kadaluwarsa

Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh

manusia terbentuk dari apa yang dimakannya. Dari makanan itu pula dihasilkan

tenaga atau energi yang perlu untuk kelangsungan hidup dan untuk aktivitas

fisiknya. Apabila tidak ada makanan, niscaya tidak ada kehidupan di dunia ini. 75

Minuman adalah segala sesuatu yang diminum masuk ke dalam tubuh

seseorang yang juga merupakan salah satu intake makanan yang berfungsi untuk

membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberi tenaga, mengatur semua

proses di dalam tubuh.76 Kadaluwarsa mempunyai arti sebagai sudah lewat

ataupun habisnya jangka waktu sebagaimana yang telah ditetapkan, jika

dikonsumsi, maka makanan dan minuman tersebut dapat membahayakan

kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. 77 Kadaluwarsa jika disimpulkan yaitu

penjualan barang ataupun peredaran produk kemasan dan makanan yang sudah

tidak layak dijual kepada konsumen. Hal ini dikarenakan produk tersebut telah

kadaluwarsa, sehingga dapat mengganggu kesehatan dan jika dikonsumsi dalam

jangka waktu yang cukup lama dapat menyebabkan penyakit kanker atau penyakit

lainnya.

75
Tien Ch. Tirtawinata, Makanan dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1
76
Sejoeti Tarwotjo, Op.Cit, hal 2
77
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op,Cit, hal 295

42

Universitas Sumatera Utara


43

Arti kadaluwarsa yang merupakan sudah lewat atau habisnya jangka

waktu yang telah ditetapkan, serta apabila dikomsumsi akan membahayakan

kesehatan seseorang yang mengkonsumsinya, disinilah pemerintah harus

memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap produk tersebut.78 Yaitu

dengan mengeluarkan Undang-Undang, peraturan pemerintah, dan penerbitan

standar mutu barang. Bahaya makanan kedaluwarsa sudah jelas melanggar asas

perlindungan konsumen, asas keamanan, dan keselamatan konsumen. Dalam

standar BPOM dijelaskan bahwa makanan yang sudah kedaluwarsa tidak boleh

diperdagangkan. Dalam hal ini BPOM yang memiliki jaringan Nasional maupun

Internasional serta kewenangan penegakan hukum yang memiliki kredibilitas

professional yang tinggi.79

Produk makanan dan minuman kadaluwarsa merupakan “suatu kondisi

dimana suatu produk pangan sudah dikatakan tidak layak karena sudah lewat

waktu yang ditentukan layak pada kemasannya”.80 Kondisi produk yang sudah

tidak layak ini tentu juga tidak layak jual, dan konsumen juga harus cerdas dalam

membeli suatu produk dengan cara teliti sebelum membeli. Namun masalah yang

dihadapi konsumen tidak hanya sampai disana, persaingan global yang terjadi

membuat produsen makanan kemasan menghalalkan segala cara untuk meraup

78
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit, hal 21
79
Ahmad Yani, Perlindungan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal
21
80
I Gede Eggy Bintang Pratama dan I Ketut Sudjana, “Perlindungan Konsumen
Terhadap Makanan Kemasan Tanpa Tanggal Kadaluarsa”, dalam Kertha Semaya, Journal Ilmu
Hukum, Vol. 6, No. 4, 2018, hal 2

Universitas Sumatera Utara


44

keuntungan, salah satunya dengan cara mengedarkan makanan kemasan tanpa

tanggal kadaluwarsa sehingga mereka dapat menekan angka kerugian.81

Istilah-istilah yang harus diketahui jika ingin membeli makanan dan

minuman untuk mmengetahui makanan dan minuman tersebut sudah kadaluwarsa

atau belum, yaitu:

1. Baik digunakan sebelum (best before) “Baik digunakan sebelum”


memiliki makna bahwa suatu produk pangan sebaiknya dikonsumsi
sebelum tanggal yang tercantum, karena tanggal tersebut merupaka batas
optimal produsen dapat menjamin kelayakan produk untuk dikonsumsi.
2. Gunakan sebelum (use by atu expiry date) “Gunakan sebelum” memiliki
makna bahwa produk pangan harus dikonsumsi maksimal pada tanggal
yang tercantum. Tanggal yang tercantum merupakan batas maksimal
produsen dapat menjamin, bahwa produk tersebut belum rusak dan masih
layak untuk dikonsumsi. Setelah tanggal tersebut, diduga kualitas produk
sudah tidak dapat diterima oleh konsumen. Kalimat “Gunakan sebelumnya
”umumnya dicantumkan pada produk-produk yang mudah rusak dan umur
simpanannya pendek, seperti produk-produk susu (segar dan cair), daging
dan sayur-mayur.
3. Batas sebelum penarikan (pull date) “Batas sebelum penarikan”
merupakan cara lain untuk memberikan informasi mengenai “gunakan
sebelum”. Kalimat “batas waktu sebelum penarikan” menandakan tanggal
terakhir yang dianjurkan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut
sehingga masih mepunyai waktu untuk mengosumsiya tanpa produk
tersebut mulai mengalai kerusakan. Setelah tanggal tersebut, suatu produk
akan ditarik dari pengecer dan toko-toko karena diaggap mutunya akan
segera menrun dan jika ditarik akan menimbulkan kerugian bagi
konsumen.
4. Tanggal dikemas (pack date)“Tanggal dikemas” merupakan informasi
yang berupa tanggal pada saat produk dikemas, baik pengemasa oleh
prodsen maupun pengecer. Contohnya pada produk minyak sayur curah
atau buah potong dalam kemasan yang dijual disupermarket.
5. Tanggal Masuk Toko (sell by date) “Tanggal masuk toko” merupakan
informasi yang berupa tanggal pada saat produk memasuki gudang
penyimpanan di toko atau tempat penjualan.
6. Tanggal Pemanjang (display date) “Tanggal pemanjang” merupakan
informasi yang berupa tanggal pada saat produk mulai diperpanjang di
rak-rak atau disuplay toko atau tempat penjualan.82

81
Ibid
82
Khumedi Ja’far, Jual Beli Produk Makanan Kadaluarsa Dalam Persepektif Hukum
Islam, (Lampung : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)IAIN
RADEN INTAN Lampung, 2016), hal 76

Universitas Sumatera Utara


45

Penentuan batas kadaluwarsa dapat dilakukan dengan menggunakan

metode-metode tertentu. Penentuan batas kadaluwarsa dilakukan untuk

menentukan umur simpan (shelf life) produk. Penentuan umur simpan

didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi umur simpan produk

pangan. Faktor-faktor tersebut misalnya adalah keadaan alamiah (sifat

makanan), mekanisme berlangsungnya perubahan (misalnya kepekaan

terhadap air dan oksigen), serta kemungkinan terjadinya perubahan kimia

(internal dan eksternal). Faktor lain adalah ukuran kemasan (volume), kondisi

atmosfer (terutama suhu dan kelembaban), serta daya tahan kemasan selama

transit dan sebelum digunakan terhadap keluar masuknya air, gas, dan bau. 83

Produsen akan mencantumkan batas kadaluwarsa sekitar dua hingga tiga

bulan lebih cepat dari umur simpan produk yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan

dengan tujuan :

1. Menghindari dampak yang merugikan konsumen, jika batas kadaluwarsa itu


benar- benar terlampaui.
2. Memberikan tenggang waktu bagi produsen untuk menarik produk-produknya
yang telah melampaui batas kadaluwarsa dari para pengecer atau tempat
penjualan, agar konsumen tidak lagi membeli produk tersebut. Hal tersebut
dilakukan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada konsumen
seperti keracunan makanan.84

Dewasa ini kebanyakan orang tidak begitu peduli dengan tanda expired

atau tanggal kadaluwarsa dari produk-produk yang akan dibeli atau yang telah

dibeli, baik itu berupa produk yang bersifat primer atau pun sekunder. Padahal

dengan memperhatikan tanda expired atau tanggal kadaluwarsa tersebut akan

83
John Pieris dan Wiwik Sri Widiarty, Negara Hukum dan Perlindungan Konsumen
Terhadap Produk Pangan Kedaluwarsa, Pelangi Cendikia, Jakarta, 2007, hal, 129
84
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


46

terhindar dari berbagai kerugian, baik itu kerugian material ataupun kerugian

batin, seperti daya tahan tubuh menjadi menurun dikarenakan keracunan makanan

yang sudah kadaluwarsa atau expired, karena tidak mengamati dengan jelas kapan

produk dari makanan ini sudah tidak layak dikonsumsi lagi atau sudah

kadaluwarsa atau expired.85

Karakteristik kerusakan bahan pangan atau makanan dan minuman yang

kadaluwarsa memiliki ciri-ciri berdasarkan uji organoleptik (rasa, warna, bau,

tekstur dan adanya mikroorganisme) pada enam golongan bahan makanan dan

minuman yang telah dilakukan, antara lain:

1. Karbohidrat terlihat adanya jamur karena aktivitas jamur di permukaan


bahan pangan yang biasanya berwarna putih atau kehijauan. Disamping itu
dapat berair, berlendir dan berbau karena aktivitas bakteri yang
menghasilkan enzim ekstraseluler.
2. Protein pada susu kadaluarsa akan terlihat lebih encer dan terbentuk
gumpalan, bakteri yang biasa mengkontaminasi yaitu Staphylococcus
aureus. Pada daging dan ikan menjadi lebih pucat dan berbau busuk karena
perombakan protein menjadi amoniak. Selain itu, teksturnya juga berubah
menjadi lebih lembek.
3. Lemak terlihat kuning dan menggumpal. Muncul bau tengik dan rasa
asam. Bau tengik dapat terjadi karena absorbsi bau oleh lemak, aktivitas
enzim pada bahan yang mengandung lemak, aktivitas mikroba yang
terkandung dalam lemak atau oksidasi oleh oksidasi di udara.
4. Gula rasa menjadi asam dan menimbulkan gas. Pada jus juga terdapat
gumpalan.
5. Warna Berubah menjadi lebih gelap, menjadi berair, tekstur lembek karena
khamir atau jamur, tetapi sedikit yang disebabkan oleh bakteri.
6. Ada Perubahan Bentuk menjadi lembek, lunak, dan berair. Hal tersebut
karena organisme mempunyai enzim litik seperti selulase dan pektinase
yangb erperanm erusakd indings els ayuran. Bau terjadi perubahan
penampilan kaleng, seperti menggembung, penyok dan bau busuk.
Mikroorganisme yang biasa ada pada makanan kaleng yaitu Clostridium
botulinium. Pada makanan kaleng seperti sarden terdapat warna hitam
yang disebabkan oleh reaksi antara sulfida dan besi.86

85
Tri Astuti Handayani, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Makanan
Kemasan Yang Kadaluwarsa Di Kabupaten Bojonegoro (Studi di Kelurahan Pacul Kecamatan
Bojonegoro), Fakultas Hukum Universitas Bojonegoro, 2010, hal 3
86
.TR, Muchtadi,Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Institut, Bogor, 2001, hal. 24

Universitas Sumatera Utara


47

B. Label Makanan dan Minuman

Untuk mencari informasi suatu produk, konsumen pasti akan melihat label

yang tertera di kemasan produk. Sementara itu, untuk memberi informasi tentang

isi suatu produk, produsen akan mencantumkan label di tiap kemasan makanan

dan minuman. Itulah esensi utama dari label makanan dan minuman suatu produk.

Labelisasi halal mempunyai tujuan untuk memenuhi tuntutan pasar (konsumen)

secara universal. Maka apabila tuntantan itu bisa terpenuhi, secara ekonomi para

pebisnis Indonesia akan mampu menjadi tuan rumah dari segi produk yang

dipasarkan. Tujuan lain yang sangat mendasar adalah melindungi akidah para

konsumen terutama yang beragama Islam. Artinya dengan adanya labelisasi para

konsumen muslim tidak lagi ragu dalam mengkonsumsi sesuatu yang

dibutuhkan.87

Label merupakan bagian yang penting dari kemasan. Tujuan utama dari

label ini adalah untuk memudahkan dalam mengidentifikasi produk, mengenal

nama pabrik dan menghitung jumlah produk. Dalam pemberian label, hal yang

penting adalah identifikasi produk, sehingga produk yang berbahaya dapat

diingatkan pada label. Namun demikian pemberian label mempunyai tujuan

87
Agustian dan Sujana, Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen (Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello). STIE Kesatuan. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan (JIMKES). Vol. 1, No. 2 tahun 2013, hal 23

Universitas Sumatera Utara


48

samping yaitu sebagai reklame dan alat promosi dalam penjualan. Nilai produk

dapat ditingkatkan beberapa kali dengan membuat disain label yang menarik.88

Label makanan dan minuman berarti memberikan informasi mengenai

sifat atau keadaan suatu makanan, baik itu produk dalam negeri yang ditulis

menggunakan bahasa Indonesia dan dapat ditambah dengan bahasa Inggris.

Begitu sebaliknya untuk nama makanan produk import, maka menggunakan nama

Indonesia atau nama Inggris. 89

Label makanan dan minuman yaitu “setiap keterangan mengenai pangan

yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang

disertakan pada pangan olahan, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau

merupakan bagian kemasan makanan dan minuman.90 Informasi yang sekurang-

kurangnya ada dalam label makanan dan minuman adalah nama produk, daftar

bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat produsen,

tanggal kadaluwarsa, dan nomor pendaftaran, serta kandungan zat gizi menjadi

bagian penting dari label. Label tersebut harus tidak lepas dari kemasannya, tidak

mudah luntur, dan terletak pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca. Label

makanan dan minuman juga digunakan sebagai panduan diet, penyampaian

informasi nilai gizi, komposisi pangan utama dalam setiap item makanan dan

minuman yang diproduksi dan berapa banyak jumlahnya yang baik untuk

kesehatan konsumen. Industri makanan berkomitmen untuk menyediakan

88
I Nyoman Sucipta, dkk. Pengemasan Pangan, Universitas Udayana, Denpasar, 2017,
hal 21
89
Zulham, Op.Cit, hal 34
90
Kusuma, Pengetahuan Label Kemasan Pangan.Gunung Samuderah, Malang, 2013, hal
12

Universitas Sumatera Utara


49

konsumen dengan pilihan makanan sehat dan informasi zat gizi yang dapat

dihandalkan.91

Tujuan pelabelan pada kemasan yaitu untuk memberi informasi tentang isi

produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan, selain itu juga menjadi

sarana komunikasi dari produk untuk diketahui konsumen sebelum membeli atau

mengkonsumsinya. Selain itu, sebagai petunjuk umum konsumen tentang manfaat

produk, serta sebagai petunjuk untuk konsumen tentang manfaat produk, serta

sebagai sarana periklanan dan memberi rasa aman bagi konsumen.92

C. Faktor Penyebab Minimarket Di Padangsidimpuan Menjual Makanan


dan Minuman Kadaluwarsa

Pelaku usaha seringkali melakukan kecurangan dalam praktik usahanya

dengan menjual makanan dan minuman yang sudah kadaluwarsa yang

mengakibatkan kerugian bagi konsumen yang mengkonsumsi makanan dan

minuman yang di peroleh dari pelaku usaha curang tersebut. Kadaluwarsa

merupakan informasi dari produsen kepada konsumen, yang menyatakan batas

atau tenggang waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling “baik” (kualitas) dan

paling “aman” (kesehatan) dari produk makanan atau minuman. Artinya produk

tersebut memiliki “mutu yang paling prima” hanya sampai batas waktu tersebut.93

Pasal 8 ayat (1) Huruf G UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen bahwa ”pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau

memperdagangkan barang dan atau jasa yang tidak mencantumkan tanggal

kadaluwarsa atau jangka waktu penggunaan atau pemanfaatan yang paling baik

91
Ibid
92
R.R. Assifa, Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaaku membaca label
pangan pada siswa SMAN 68 Jakarta. Skripsi : Universitas Indonesia, 2012, hal 65
93
Zaenab, Makanan Kadaluarsa, Mickroba Pangan, Jakarta, 2000, hal. 34.

Universitas Sumatera Utara


50

atas barang tertentu”. Disebutkan juga dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa :

“setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan

bagi orang lain yang menjadi tanggungjawabnya hal ini pelaku usaha

wajib menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi konsumen yang

menjadi tanggungjawabnya dengan tidak menjual makanan kadaluwarsa”.

Tabel 1
Menemukan produk makanan dan minuman kadaluwarsa saat berbelanja di
Minimarket di Kota Padangsidimpuan

No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu


1 Fazry Dermawan Menemukan Kalau saya pernah Senin 4
(dokter) produk makanan Januari 2021
dan minuman
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

2 Budi nasution Menemukan Alhamdulillah saya belum Senin 4


produk makanan pernah menemukan makanan Januari 2021
(wiraswasta)
dan minuman dan minuman yang
kadaluwarsa saat kadaluwarsa
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

3 Adel Marwan Menemukan saya belum pernah Senin 4


produk makanan menemukan makanan dan Januari 2021
( mahasiswi )
dan minuman minuman kadaluwarsa
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

4 Amel Siagian Menemukan ya, saya pernah mendapati Senin 4


produk makanan makanan kadaluwarsa, Januari 2021

Universitas Sumatera Utara


51

(pegawai Bank) dan minuman makanan berupa roti, saya


kadaluwarsa saat liat kadaluwarsa nya ternyata
berbelanja di seminggu yang lalu, jadi
Minimarket di saya langsung buang aja
Kota makanan itu, lalu saya
Padangsidimpuan datangi minimarket nya dan
minimarket nya minta maaf
dan mengaku mereka lalai,
jadi masalahnya di
selesaikan secara
kekeluargaan saja tanpa
memperpanjang nya lagi
5 Nikita Dana Menemukan Tidak pernah Senin 4
Iswara produk makanan Januari 2021
dan minuman
(founder sinikita kadaluwarsa saat
taichan ) berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

6 Gebrina salsabila Menemukan kalau menemukan makanan Rabu 6


produk makanan dan minuman kadaluwarsa Januari 2021
(makeup artis ) dan minuman sih selama ini belum pernah
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

7 Akhir Nasution Menemukan ya saya pernah menemukan Rabu 6


produk makanan minuman botol yang udah Januari 2021
(wiraswasta )
dan minuman kadaluwarsa, trus karena
kadaluwarsa saat mungkin terbawa emosi saya
berbelanja di langsung melapor ke bagian
Minimarket di dinas perdagangan yang
Kota kebetulan pegawai nya ada
Padangsidimpuan saudara saya, saya bawa
kemasannya lalu mereka
yang meninjak lanjuti,
sekarang minimarket
tersebut udah gak menjual
makanan dan minuman yang
kadaluwarsa lagi karena
sudah di tegur

Universitas Sumatera Utara


52

8 Dimas Menemukan Ya, pernah Rabu 6


produk makanan Januari 2021
(mahasiswa )
dan minuman
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

9 Amin Kurnia Menemukan pernah sih saya beli makanan Rabu 6


produk makanan Januari 2021
(founder kayak roti gitu di minimarket
dan minuman
cemlikekinian ) kadaluwarsa saat waktu dalam perjalanan ke
berbelanja di
luar kota, pas saya liat
Minimarket di
Kota tanggal kadaluwarsanya
Padangsidimpuan
rupanya udah lewat, karena
dalam perjalanan ya saya
buang saja tanpa saya
perpanjang.

10 Ernilarosa Menemukan sampai sejauh ini belum Rabu 6


produk makanan Januari 2021
(PNS) pernah
dan minuman
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

11 Erna Sagala Menemukan saya belum pernah dapat sih Rabu 6


produk makanan Januari 2021
(ibu rumah
dan minuman
tangga) kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

12 Aktar Menemukan belum pernah Rabu 6


produk makanan Januari 2021
(pekerja kebun )
dan minuman
kadaluwarsa saat

Universitas Sumatera Utara


53

berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

13 Raend ( polisi ) Menemukan Ya pernah Rabu 6


produk makanan Januari 2021
dan minuman
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

14 Tina Silitonga Menemukan Tidak pernah Rabu 6


produk makanan Januari 2021
(mahasiswi)
dan minuman
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

15 Donald Robinsar Menemukan Ya pernah Rabu 6


produk makanan Januari 2021
( mahasiswa )
dan minuman
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

16 Reza Harahap Menemukan pernah menemukan, tapi Rabu 6


produk makanan Januari 2021
(pemilik seruko mengkonfirmasi ke si
dan minuman
coffee ) kadaluwarsa saat penjual agar lebih di awasi
berbelanja di
kembali produk yang akan
Minimarket di
Kota dijual
Padangsidimpuan

17 Namira Sinarta Menemukan Pernah Rabu 6


produk makanan Januari 2021
( mahasiswi )
dan minuman
kadaluwarsa saat
berbelanja di

Universitas Sumatera Utara


54

Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

18 Agus Amanda Menemukan Belum pernah Rabu 6


produk makanan Januari 2021
Putra ( polisi )
dan minuman
kadaluwarsa saat
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

19 Risky Saihotma Menemukan Kalau saya pernah. Saya Rabu 6


(founder brand produk makanan langsung membuang Januari 2021
baju lokal ) dan minuman makanan yang kadaluwarsa
kadaluwarsa saat itu
berbelanja di
Minimarket di
Kota
Padangsidimpuan

20 Diva (pelajar) Menemukan Ya pernah, sampai pernah Rabu 6


produk makanan sudah di konsumsi. Sampai Januari 2021
dan minuman saya sakit perut, tapi pihak
kadaluwarsa saat minimarket nya bijak dan
berbelanja di bertanggung jawab, jadi
Minimarket di masalahnya selesai secara
Kota kekeluargaan.
Padangsidimpuan

Umumnya produsen akan mencantumkan batas kadaluwarsa sekitar dua

hingga tiga bulan lebih cepat dari umur simpan produk yang sesungguhnya. Hal

ini dilakukan dengan tujuan:

1. Menghindarkan dampak-dampak yang merugikan konsumen, apabila batas


kadaluwarsa itu benar-benar terlampaui
2. Memberi tenggang waktu kepada produsen untuk menarik
produkproduknya yang telah melampaui batas kadaluwarsa dari para
pengecer atau tempat penjualan, agar konsumen tidak lagi membeli produk

Universitas Sumatera Utara


55

tersebut. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan pada konsumen, seperti keracunan makanan.94

Tabel 2
Langkah Hukum Jika Barang yang Dibeli Ternyata makanan dan
minuman Kadaluwarsa

No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu


1 Fazry Dermawan Langkah Hukum Apabila barang tersebut telah Senin 4
(dokter) Jika Barang yang dicantumkan tanggal Januari 2021
Dibeli Ternyata kadaluwarsanya namun telah
makanan dan melewati jangka waktu dan
minuman masih diperjualbelikan, maka
Kadaluwarsa penggunaan atau
pemanfaatan barang tersebut
sudah tidak baik dan tidak
layak dikonsumsi. Terkait
dengan kondisi barang yang
tidak layak untuk
dikonsumsi ini, sebagai
konsumen, Anda memiliki
hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang
yang Anda beli (Pasal 4
huruf a UU Perlindungan
Konsumen).

2 Budi Nasution Langkah Hukum kurang tahu ya kalau langkah Senin 4


Jika Barang yang Januari 2021
(wiraswasta) hukumnya, tapi ya kalau
Dibeli Ternyata
makanan dan menemukan makanan atau
minuman
minuman kadaluwarsa ya
Kadaluwarsa

94
John Pieris Dan Wiwik Sriwidiarty, Op.Cit, hal. 129

Universitas Sumatera Utara


56

harus di tuntut ke
minimarket nya, karena
makanan dan minuman
kadaluwarsa kan berbahaya
bagi kesehatan

3 Adel Marwan Langkah Hukum Langkah hukum kalau yang Senin 4


Jika Barang yang di beli ternyata makanan atau Januari 2021
( mahasiswi )
Dibeli Ternyata minuman kadaluwarsa ya
makanan dan bisa menuntut ke minimarket
minuman nya, kalau orang itu gak mau
Kadaluwarsa tanggung jawab, baru bisa
mengadu ke Lembaga yang
berwenang dalam hal itu

4 Amel Siagian Langkah Hukum Langkah hukumnya ya harus Senin 4


Jika Barang yang menuntut minimarket yang Januari 2021
(pegawai bank) Dibeli Ternyata menjual makanan dan
makanan dan minuman itulah, biar gak
minuman keterusan menjual makanan
Kadaluwarsa atau minuman kadaluwarsa

5 Nikita Dana Langkah Hukum Melaporkan kepada pihak Senin 4


Iswara Jika Barang yang kepolisian serta bpom terkait Januari 2021
Dibeli Ternyata makanan dan minuman yg
(founder sinikita makanan dan saya beli agar memberikan
taichan ) minuman kehati hatian kepada pihak
Kadaluwarsa produsen maupun konsumen
lain

6 Gebrina salsabila Langkah Hukum Tergantung pribadi masing- Rabu 6


Jika Barang yang masing sih, kalau saya Januari 2021
(makeup artis ) Dibeli Ternyata menemukan makanan atau
makanan dan minuman kadaluwarsa,
minuman selagi belum sempat
Kadaluwarsa terkonsumsi ya saya Cuma
kasih teguran aja sama pihak
minimarket biar tidak dijual
lagi yang kadaluwarsa

7 Akhir Nasution Langkah Hukum Langkah hukumnya bisa Rabu 6


Jika Barang yang langsung melapor ke pihak Januari 2021
(wiraswasta )
Dibeli Ternyata perdagangan

Universitas Sumatera Utara


57

makanan dan
minuman
Kadaluwarsa

8 Dimas Langkah Hukum Jika membeli barang Rabu 6


Jika Barang yang kadaluarsa, langkah hukum Januari 2021
(mahasiswa )
Dibeli Ternyata yang pertama melaporkan
makanan dan temuan tersebut ke badan
minuman pengawasan obat dan
Kadaluwarsa makanan krn mereka yg
melakukan cek rutin dan
pengawasan pd hal tsb,
kedua membuktikan bahwa
benar toko tsb menjual
barang kadaluarsa disertai
pembuktian dri bpom, ketiga
memilih penyelesaian
sengketa dgn dua pilihan
jalur yaitu jalur litigasi
melalui badan penyelesaian
sengketa konsumen atau
jalur non litigasi melalui
penyelesaian sengketa
alternatif.

9 Amin Kurnia Langkah Hukum Langkah hukum yang di Rabu 6


Jika Barang yang lakukan ya harus di tarek lah Januari 2021
(founder
Dibeli Ternyata makanan atau minuman
cemlikekinian) makanan dan kadaluwarsa di minimarket
minuman itu oleh orang bagian
Kadaluwarsa BPOM, trus di kasih teguran

10 Ernilarosa Langkah Hukum Konsumen yang mendapati Rabu 6


Jika Barang yang makanan atau minuman Januari 2021
(PNS)
Dibeli Ternyata kadaluwarsa bisa mengadu
makanan dan ke bagian perdagangan biar
minuman minimarket yang menjual
Kadaluwarsa barang kadaluwarsa itu di
tangani

11 Erna Sagala Langkah Hukum Kalau dapat makanan dan Rabu 6


Jika Barang yang minuman kadaluwarsa ya Januari 2021
(ibu rumah
Dibeli Ternyata harusnya di tarek lah dan di
tangga) makanan dan kasih sanksi, karena dengan
minuman menjual makanan atau

Universitas Sumatera Utara


58

Kadaluwarsa minuman kadaluwarsa itu


kan berbahaya sama banyak
orang

12 Aktar Langkah Hukum Langkah hukum nya Rabu 6


Jika Barang yang mungkin di kasih sangsi atau Januari 2021
(pekerja kebun )
Dibeli Ternyata denda sama konsumen yang
makanan dan udah sempat membeli
minuman produk kadaluwarsa yang
Kadaluwarsa mereka jual

13 Raend ( polisi ) Langkah Hukum Lapor sama pihak yang Rabu 6


Jika Barang yang Januari 2021
berwajib
Dibeli Ternyata
makanan dan
minuman
Kadaluwarsa

14 Tina Silitonga Langkah Hukum kalau bisa di tindak lanjutin Rabu 6


Jika Barang yang agar tidak merugikan Januari 2021
(mahasiswi)
Dibeli Ternyata konsumen yang lain dan
makanan dan meminta ganti rugi atau
minuman dengan cara yang lain
Kadaluwarsa

15 Donald Robinsar Langkah Hukum Melaporkan ke penjual Rabu 6


Jika Barang yang bahwa produk yang dibeli Januari 2021
( mahasiswa )
Dibeli Ternyata sudah kadaluwarsa, dan
makanan dan meminta
minuman pertanggungjawaban dari
Kadaluwarsa penjual agar permasalahan
selesai secara damai tanpa
melalui badan penyelesaian
sengketa konsumen/
pengadilan

16 Reza Harahap Langkah Hukum Langkah hukumnya melapor Rabu 6


Jika Barang yang ke BPOM agar kedepannya Januari 2021
(pemilik seruko
Dibeli Ternyata lebih di awasi
coffee ) makanan dan
minuman
Kadaluwarsa

17 Namira Sinarta Langkah Hukum Protes kepada penjual Rabu 6

Universitas Sumatera Utara


59

( mahasiswi ) Jika Barang yang mengapa menjual makanan Januari 2021


Dibeli Ternyata yang sudah kadaluwarsa
makanan dan tadak layak konsumsi
minuman
Kadaluwarsa

18 Agus Amanda Langkah Hukum Kalau langkah hukumnya Rabu 6


Jika Barang yang udah diatur di UU No 8 Januari 2021
Putra ( polisi )
Dibeli Ternyata tahun 1999”
makanan dan
minuman
Kadaluwarsa

19 Risky Saihotma Langkah Hukum Kalau langkah hukumnya sih Rabu 6


(founder brand Jika Barang yang klw bisa ya ditindak lanjutin Januari 2021
baju lokal ) Dibeli Ternyata bagi minimarket yang
makanan dan menjual makanan dan
minuman minuman kadaluwarsa. Bisa
Kadaluwarsa mengadu ke pihak yang
berwajib, misalnya ke dinas
perdagangan dan lainnya

20 Diva (pelajar) Langkah Hukum Upaya hukumnya bisa Rabu 6


Jika Barang yang mengadu sama pihak Januari 2021
Dibeli Ternyata berwajib, tapi kalau pihak
makanan dan minimarket nya mau
minuman menyelesaikan masalah atas
Kadaluwarsa kelalaian mereka dengan
bijak ya gak masalah sih
yang penting jangan di ulang
lagi

Tabel 3
Faktor Penyebab Minimarket Di Padangsidempuan Menjual
Makanan dan Minuman Kadaluwarsa
No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu
1 Ida Pane Faktor penyebab jika ada makanan dan Selasa, 15
Pemilik Aisyah minimarket minuman kadaluwarsa dapat Desember
minimarket menjual makanan dipulangkan sama 2020
dan minuman distributornya. Kalaupun ada
kadaluwarsa di makanan kadaluwarsa itu
Kota biasanya karena ada
Padangsidimpuan, makanannya bertimpa, atau

Universitas Sumatera Utara


60

terlambat dikeluarkan dari


Gudang, kalua ada makanan
yang kadaluwarsa, bisa
ditukarkan sama
distributornya, atau di ganti
sama yang baru. Atau potong
uang, di ganti barang, di
tukarkan barang yang
kadaluwarsa itu sama yang
baru oleh distributornya.
Barang kadaluwarsa bisa
kalau ngak potong harga,
tukar barang sama
distributornya
2 Erris Oloan Faktor penyebab Penyebabnya pada umunnya Kamis 21
Syahputra minimarket jarang ditemukan makanan Januari 2021
Kepala Seksi menjual makanan dan minuman kadaluwarsa di
Pengembangan dan minuman minimarket disini, karena
Usaha dan Jasa kadaluwarsa di mini market selaku
Dinas Kota melakukan pemeriksaan
Perdagangan Padangsidimpuan, rutin tiap 3 (tiga) bulan untuk
Daerah Kota memantau barang-barang
Padangsidimpuan kadaluwarsa. Jadi mereka
sudah antisipasi, jadi
karyawan sebelum
melakukan pekerjaannya
selalu dilakukan seleksi,
barang-barang yang sudah
kadaluwarsa dikumpulkan,
kemasan-kemasan yang
rusak dikumpulkan dan
dikembalikan ke distributor.
Dan mereka pun sudah
sering diperingati, bahwa
barang yang kalaluwarsa
atau barang yang rusak, tidak
diperjual belikan lagi
sehingga konsumen yang
datang tidak merasa
dirugikan akibat makanan
dan minuman yang
kadaluarsa
3 Jenny Salim Faktor penyebab Mini Market selalu antisipasi Selasa, 15
Pemilik Dawa minimarket utk mkanan kadaluwarsa di Desember
Mart menjual makanan minimarket kita, jadi 2020
dan minuman sebeelum disusun di rak-

Universitas Sumatera Utara


61

kadaluwarsa di raknya karyawan disini


Kota memeriksanya mulai dari
Padangsidimpuan, tanggal kadaluwarsa,
kemasan yang rusak, dan lain
sebagainya. Itulah gunanya
karyawan untuk memeriksa
tanggal tanggal kadaluarsa
nya, ngecek-cek bungkus
nya layak atau enggak, sblm
orang itu masuk kerja di
periksa itu semua, mislanya
yang bagian snack, bagian
kosmetik, itu semua ada
bagian-bagiannya untuk
memeriksanya, kalau snack
batasnya 6 bulan sebulan
mau kadaluwarsa langsung
di tarik, seperti ciki-ciki itu,
bisaa ditukarkan. Tapi kalau
pun snack itu belum dapat
masa kadaluwarsanya
apabila kempes bungkusnya,
atau rusak dapat ditukarkan.
Kalau pun cuma kempes
seperti kurang oksigen bisa
masuk ke barang yang
kadaluwarsa langsung di
sortir (ditukar), kalau seperti
yakult yang cpt expired nya,
bisa ditukar juga, tapi sales
Yakult datang sekali
seminggu diperiksa semua di
keluarkan dari dalam kulkas
semua, sekalian di bersihkan
kulkas. Yang gak pun cepat
expired barangnya tetap
datang itu orang
distributornya untuk
melakukan pemeriksaan,
karyawan yang adapun
diarahkan guna periksaan
barang-barangnya semua
seperti kaleng-kalengnya
yang rusak, makanan yang
kempes bungkusnya, ataupun
yang rusak rusak pun

Universitas Sumatera Utara


62

langsung disingkirkan

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN
TERKAIT PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN DALAM
KEMASAN KADALUWARSA DI MINIMARKET
KOTA PADANGSIDIMPUAN

A. Perlindungan Konsumen Terkait Makanan dan Minuman Kadaluwarsa


Di Kota Padangsidimpuan

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

menjelaskan bahwa hak konsumen diantaranya adalah hak atas kenyamanan,

keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Kemudian hak

untuk memilih barang dan jasa serta mendapatkannya sesuai dengan nilai tukar

dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. Hak untuk diperlakukan atau dilayani

secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, hak untuk mendapatkan

kompensasi, ganti rugi dan penggantian apabila barang dan jasa yang diterima

tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. 95

Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) tersebut

konsumen berhak mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian

sengketa perlindungan konsumen secara patut, serta berhak untuk mendapat

pembinaan dan pendidikan konsumen. Sedangkan sesuai dengan Pasal 5 UUPK,

konsumen wajib membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan jasa, demi keamanan dan keselamatan,

beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan jasa, membayar

95
Erhian, Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman
Kadaluarsa ( Studi Kasus BPOM ), urnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 4, Volume 1, Tahun
2013, hal 3

62

Universitas Sumatera Utara


63

sesuai dengan nilai tukar yang disepakati, serta mengikuti upaya penyelesaian

hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.96

UUPK tidak menjelaskan secara detail bagaimana perlindungan konsumen

terhadap makanan kemasan namun lebih jelaskan tentang itikad baik pelaku usaha

karena meliputi semua tahapan dalam melakukan kegiatan usahanya.

Perlindungan konsumen sendiri adalah segala upaya yang menjamin kepastian

hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Salah satu bagian dari

hukum konsumen adalah aspek perlindungannya, misalnya bagaimana cara

mempertahankan hak-hak konsumen terhadap gangguan pihak lain.97

Makanan dan minuman merupakan komoditi yang memiliki risiko yang

tinggi karena makanan dan minuman tersebut dikonsumsi oleh masyarakat untuk

kelangsungan hidupnya.98 Keterlibatan aturan-aturan tersebut, dapat dipahami

dengan aspek perlindungan konsumen di dalamnya, misalnya berkenaan dengan

hak-hak konsumen terhadap gangguan dari pihak lain. Menyadari lemahnya posisi

tawar konsumen dalam memperoleh informasi yang benar dan jujur dari pelaku

usaha, maka upaya untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen tidak

cukup apabila hanya dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang bersifat

fragmentasis dan tersebar dalam berbagai macam pengaturan, tetapi perlu

dipadukan dalam suatu kesatuan yang terintegrasi dengan baik dan sistematis,

berhubungan dengan kepentingan konsumen.99

96
Ibid.
97
Shidarta, Op.Cit, hal 75
98
Wahyu Simon Tampubolon, Op.Cit, hal 33
99
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


64

Secara umum perlindungan konsumen tentang makanan yang telah

kadaluarsa, rusak, catat atau bekas sudah diatur di dalam Pasal 8 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. “pelaku usaha

dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar

tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang yang

dimaksud”

Bagi pelaku usaha atau produsen, mereka perlu menyadari, bahwa

kelangsungan hidup usahanya sangat tergantung pada konsulnen. Untuk itu

mereka mempunyai kewajiban untuk memproduksi barang dan jasa sebaik dan

seaman mungkin dan berusaha untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Pemberian informasi yang benar tentang berhubungan dengan masalah keamanan,

kesehatan maupun keselamatan konsumen.100

Tabel 4
Perlindungan Konsumen Terkait Makanan dan Minuman
Kadaluwarsa Di Kota Padangsidimpuan

No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu


1 Erris Oloan Bentuk Bentuk perlindungan hukum Kamis, 21
Syahputra perlindungan yang diberikan oleh Januari 2021
hukum terhadap minimarket di Kota
Kepala Seksi konsumen terkait Padangdisimpuan kepada
Pengembangan penjualan konsumennya berupa
Usaha dan Jasa makanan dan informasi yang benar tentang
Dinas minuman dalam barang yang
Perdagangan kemasan diperjualbelikannya serta
Daerah Kota kadaluwarsa di tidak bertentangan dengan
Padangsidimpuan minimarket kota UU No. 8 tahun 1999.
pada Bentuk perlindungan hukum
Padangsidimpuan, yang diberikan pemerintah
kepada konsumen dapat
berupa pembinaan dan
pengawasan terhadap upaya

100
Husin Syawali dan Neni Sri Imamyati, Op.Cit, hal 42

Universitas Sumatera Utara


65

perwujudan perlindungan
konsumen. Bentuk
perlindungan konsumen
yang dapat dilakukan oleh
lembaga yang bergerak di
bidang perlindungan
konsumen, Badan
Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) kepada
konsumen adalah dengan
membantu konsumen agar
hak-haknya dapat dipenuhi
oleh pelaku usaha dengan
meminta pelaku usaha
memberikan ganti rugi yang
sesuai dengan kerugian yang
dialami konsumen serta
dapat mewakili konsumen
dalam pengajuan gugatan
atas sengketa konsumen
melalui pengadilan

B. Sanksi Bagi Pelaku Usaha yang Melakukan Pelanggaran

Pengaturan sanksi-sanksi yang dapat diberikan kepada pelaku usaha

dikarenakan pelaku usaha tersebut telah melanggar ketentuan yang telah

ditetapkan di dalam Bab XIII Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen yang dimulai dari pasal 60 sampai dengan Pasal 63,

sanksi-sanksi tersebut terdiri dari:

1. Sanksi administratif. Berdasarkan ketentuan dalam pasal 60 ayat (2) Jo pasal


60 ayat (1) Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) sanksi
administratif yang dapat dijatuhkan oleh BPSK.
2. Sanksi pidana. Sanksi yang dapat dikenakan dan dijatuhkan oleh pengadilan
atas tuntutan jaksa penuntut umum terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
pelaku usaha. Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen
memungkinkan dilakukannya penuntutan pidana terhadap pelaku usaha. Hal
ini terdapat dalam Pasal 62 Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen
yang menentukan bahwa pelaku usaha melakukan pelanggaran terhadap: (1)
Pasal 8 mengenai barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi standar mutu
yang telah ditetapkan; (2) Pasal 9 dan Pasal 10 mengenai informasi yang tidak

Universitas Sumatera Utara


66

benar; (3) Pasal 13 ayat (2) mengenai penawaran obat-obatan dan hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan; dan (4) Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf c dan huruf e mengenai iklan yang memuat informasi yang tidak sesuai
dengan kenyataan ataupun menyesatkan. Pelaku usaha juga dapat dikenai
sanksi pidana apabila melanggar ketentuan Pasal 135 Undang-Undang No. 18
Tahun 2012 tentang Pangan.101

Tabel 5
Sanksi Bagi Pelaku Usaha yang Melakukan Pelanggaran
No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu
1 Erris Oloan Sanksi Bagi Sanksi yang diberikan Bagi Kamis, 21
Syahputra Pelaku Usaha Pelaku Usaha yang Januari 2021
yang Melakukan Melakukan Pelanggaran
Kepala Seksi Pelanggaran terkait penjualan makanan
Pengembangan dan minuman dalam
Usaha dan Jasa kemasan kadaluwarsa di
Dinas minimarket kota pada
Perdagangan Padangsidimpuan, Kalau
Daerah Kota untuk kota Padangsidimpuan
Padangsidimpuan dinas hanya bisa
memonitoring saja, jadi
dinas tidak bisa mengawasi
sampai dengan melakukan
penarikan,, yang bisa
mengambil tindakan itu
hanya UPT perlindungan
konsumen yang ada di
Sibolga. Kalau dinas hanya
memantau. Kalau kira-kira
minimarket membandel ,
dinas bisa melapor kpd UPT
perrlindungn konsumen baru
nnnti UPT turun ke
Padangsidimpuan untuk
mengambil tindakan.
Biasanya kalau tindakan
yang mereka lakukan itu
adalah melakukan penyitaan
setelah itu pemusnahan.

101
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal 84.

Universitas Sumatera Utara


67

C. Penyelesaian Sengketa Apabila Terdapat Makanan Dan Minuman

Kadaluwarsa

Sebagai konsekuensi hukum dari pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku

usaha, maka setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha yang

merugikan konsumen memberikan hak kepada konsumen yang dirugikan atas

pengurangan berat timbangan pada produk makanan dalam kemasan tersebut

untuk meminta pertanggungjawaban dari pelaku usaha yang telah merugikannya.

Tetapi apabila pelaku usaha menolak dan/atau tidak memberikan tanggapan

bahkan tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen, maka konsumen

diberikan hak untuk menggugat pelaku usaha dan menyelesaikan perselisihan

yang timbul melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau dengan cara

mengajukan gugatan kepada badan peradilan di tempat kedudukan konsumen.102

Pasal 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen memberikan hak kepada konsumen yang dirugikan untuk mendapat

kompensasi atau ganti rugi atas pemakaian barang dan/atau jasa yang diproduksi

oleh pelaku usaha. Penuntutan ganti rugi oleh konsumen kepada pelaku usaha

dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan meminta pengembalian uang,

permintaan perawatan kesehatan atau pemberian santunan berkaitan dengan

barang atau jasa yang dikonsumsi konsumen. 103

102
Rose Linda Elvira, dkk, Analisis Yuridis Terhadap Perlindungan Konsumen Akibat
Adanya Pengurangan Berat Bersih Timbangan Pada Produk Makanan Dalam Kemasan Yang
Dilakukan Oleh Pelaku Usaha, Jurnal Ilmu Hukum Universitas Jember Vol I No (1) tahun 2013,
hal 6
103
Ibid

Universitas Sumatera Utara


68

Pasal 45 ayat (1) junto Pasal 47 Undang-Undang Perlindungan Konsumen,

penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dapat ditempuh dengan dua

cara, yaitu:

1. Penyelesaian tuntutan ganti kerugian seketika dan

2. Penyelesaian tuntutan ganti kerugian melaui Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK).104

Tabel 6
Sanksi Bagi Pelaku Usaha yang Melakukan Pelanggaran
No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu
1 Erris Oloan Sanksi Bagi Penyelesaian sengketa Kamis, 21
Syahputra Pelaku Usaha apabila terdapat makanan Januari 2021
Kepala Seksi yang Melakukan dan minuman kadaluwarsa,
Pengembangan Pelanggaran Itu tugas yang di UPT
Usaha dan Jasa perlindungan konsumen
Dinas yang di Sibolga. Itu tetap
Perdagangan disita, kalau sudah disita
Daerah Kota nanti, dibuat berita acaranya,
Padangsidimpuan setelah itu pemusnahan.
Untuk sanksi lain kayaknya
tidak ada, biasanya itu disita
saja setelah itu dibuat berita
acara lalu dimusnahkn. Itu
ada di Undang-Undang No 8
tahun 1999. Sejak tahun
2016 itu perlindungn
konsumen udh smpt kita bua
struktur organisasi ny, tetapi
dilarang oleh provinsi,
peraturannya perlindungn
konsumen tidak boleh ada di
kabupaten/kota, perlindungn
konsumen instrukturnya dari
provinsi, jadi dibuat UPT
perlindungan konsumen per
wilayah.

104
Isabella Sucitra, Op.Cit, hal 105

Universitas Sumatera Utara


69

Konsumen dan pelaku usaha dapat membuat sendiri penyelesaian sengketa

jika para pihak tidak mau menyelesaikan sengketanya di BPSK, asal tidak

bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Adapun upaya

penyelesaian sengketa konsumen di luar Peradilan Umum dan BPSK itu ialah

seperti melakukannya dengan cara damai atau dengan cara-cara yang patut.

Sehubungan cara yang di tempuh oleh para pihak ini adalah diluar Lembaga

Peradilan Umum atau BPSK, maka sebagai konsekwensinya apapun yang menjadi

keputusan yang diputuskan oleh para pihak, kedua belah pihak harus sepakat

untuk melaksanakannya.105

Tabel 7
Kendala Konsumen Dalam Menyelesaikan Sengketa Terkait Dengan Produk
Makanan Dan Minuman Yang Dibelinya Kadaluwarsa

No Nama Pertanyaan Jawaban Waktu


1 Fazry Dermawan Kendala Untuk konsumen kurang Senin 4
(dokter) konsumen dalam mendapat keterangan yang Januari 2021
menyelesaikan jelas apakah pada barang
sengketa terkait tersebut tercantum tanggal
dengan produk kadaluwarsa atau tidak tetapi
makanan dan tetap diperjualbelikan
minuman yang
dibelinya
kadaluwarsa

2 Budi Nasution Kendala Kendalanya mungkin kalau Senin 4


konsumen dalam yang membeli makanan atau Januari 2021
(wiraswasta)
menyelesaikan minuman itu anak anak trus
sengketa terkait mereka gak melihat tanggal
dengan produk kadaluwarsa nya langsung di
makanan dan konsumsi aja
minuman yang
dibelinya

105
Wawancara dengan Erris Oloan Syahputra selaku Kepala Seksi Pengembangan Usaha
dan Jasa Dinas Perdagangan Daerah Kota Padangsidimpuan, tanggal 21 Januari 2021

Universitas Sumatera Utara


70

kadaluwarsa

3 Adel Marwan Kendala Kendalanya mungkin kalau Senin 4


konsumen dalam konsumen itu dapat makanan Januari 2021
( mahasiswi )
menyelesaikan atau minuman kadaluwarsa,
sengketa terkait ada yang malas
dengan produk memperpanjang masalahnya,
makanan dan jadi mereka buang aja
minuman yang makanan atau minuman itu
dibelinya tanpa menuntut ke
kadaluwarsa minimarketnya.

4 Amel Siagian Kendala Kendala nya ya kalau Senin 4


konsumen dalam mengadu ke bagian Januari 2021
(pegawai bank) menyelesaikan perdagangan itu butuh waktu
sengketa terkait lagi, proses nya lama karena
dengan produk kan banyak tahap nya lagi
makanan dan untuk menangani kasus nya
minuman yang
dibelinya
kadaluwarsa

5 Nikita Dana Kendala Kendala utama yaitu pihak Senin 4


Iswara konsumen dalam minimarket tidak Januari 2021
menyelesaikan bertanggung jawab dan
(founder sinikita sengketa terkait beralasan kelalian dari pihak
taichan) dengan produk produksi makanan serta
makanan dan kurangnya pemahaman pihak
minuman yang minimarket tentang bahaya
dibelinya dari makanan atau minuman
kadaluwarsa kadaluwarsa tersebut

6 Gebrina salsabila Kendala Kendala nya ya paling kalau Rabu 6


konsumen dalam pihak konsumen nya ada Januari 2021
(makeup artis) menyelesaikan yang malas melapor ke pihak
sengketa terkait yang berwenang trus di bawa
dengan produk diam aja, jadi kasus
makanan dan minimarket yang menjual
minuman yang makanan dan minuman
dibelinya kadaluwarsa itu tertutup.
kadaluwarsa

7 Akhir Nasution Kendala Kendala nya ya waktu itu Rabu 6


konsumen dalam proses nya agak lama ya, Januari 2021
(wiraswasta )
menyelesaikan nggak langsung hari itu juga
sengketa terkait di tindak lanjutin, banyak

Universitas Sumatera Utara


71

dengan produk tahapnya lagi sebelum


makanan dan mereka melalukan penyitaan,
minuman yang seperti buat berita acaranya,
dibelinya dan lain lain
kadaluwarsa

8 Dimas Kendala Kendalanya ada pada saat Rabu 6


konsumen dalam penyelesaian sengketa, Januari 2021
(mahasiswa )
menyelesaikan mengapa? Karena dari sudut
sengketa terkait hukum, cara yang paling
dengan produk efektif dan tidak
makanan dan memberatkan adalah dengan
minuman yang cara penyelesaian sengketa
dibelinya alternatif melalui mediasi,
kadaluwarsa namun cara mediasi ini
cenderung di anggap sepele
oleh pihak yang curang tadi,
jika melakukan gugatan ke
bpsk maka akan ada beban
biaya yang dianggap lebih
besar dari biaya pembelian
makanan yang kadaluarsa
tadi, di sinilah kendalanya
dan inilah penyebab kenapa
masi bnyk oknum
supermarket yang bertindak
curang.

9 Amin Kurnia Kendala kendala nya kalau saya sih Rabu 6


konsumen dalam dapat makanan atau Januari 2021
(founder
menyelesaikan minuman yang kadaluwarsa,
cemlikekinian) sengketa terkait bingung saya mau mengadu
dengan produk sama siapa
makanan dan
minuman yang
dibelinya
kadaluwarsa

10 Ernilarosa Kendala Mungkin kendala nya untuk Rabu 6


konsumen dalam orang orang kecil yang Januari 2021
(PNS)
menyelesaikan mendapati makanan dan
sengketa terkait minuman kadaluwarsa
dengan produk mungkin mereka nggak tau
makanan dan mau mengadu kemana atau
minuman yang pun mungkin takut dan

Universitas Sumatera Utara


72

dibelinya nggak ngerti mau mengadu


kadaluwarsa nya gimana

11 Erna Sagala Kendala Kendala nya ya kurang tau Rabu 6


konsumen dalam karena belum pernah Januari 2021
(ibu rumah
menyelesaikan kejadian sama saya
tangga) sengketa terkait
dengan produk
makanan dan
minuman yang
dibelinya
kadaluwarsa

12 Aktar Kendala Kendalanya mungkin karena Rabu 6


konsumen dalam gak tahu mau mengadu sama Januari 2021
(pekerja kebun)
menyelesaikan siapa
sengketa terkait
dengan produk
makanan dan
minuman yang
dibelinya
kadaluwarsa

13 Raend ( polisi ) Kendala Kurangnya rasa peduli dari Rabu 6


konsumen dalam pihak yang berwajib yang Januari 2021
menyelesaikan mungkin tidak pernah atau
sengketa terkait jarang melakukan Razia
dengan produk makanan dan minuman yang
makanan dan kadaluwarsa di minimarket-
minuman yang minimarket di kota
dibelinya Padangsidimpuan
kadaluwarsa

14 Tina Silitonga Kendala Kendalanya kalau terjadi Rabu 6


konsumen dalam kepada saya ya saya sebagai Januari 2021
(mahasiswi)
menyelesaikan orang awam terkadang tidak
sengketa terkait mengetahui harus ngadu
dengan produk kemana jadi sebaikny
makanan dan pemerintah memberikan
minuman yang sosialiasi tentang prosedur
dibelinya sengketa hak konsumen
kadaluwarsa

15 Donald Robinsar Kendala Jika permasalahan tidak bisa Rabu 6


konsumen dalam diselesaikan antara Januari 2021
( mahasiswa )
menyelesaikan konsumen dan pelaku usaha

Universitas Sumatera Utara


73

sengketa terkait dan harus dilanjutkan


dengan produk melalui bpsk, kendalanya
makanan dan ialah kurangnya informasi
minuman yang mengenai tata cara dan
dibelinya persyaratan untuk
kadaluwarsa mengajukan permohonan
sengketa pada BPSK

16 Reza Harahap Kendala Kalau kendalanya sudah di Rabu 6


konsumen dalam atasi oleh badan atau instansi Januari 2021
(pemilik seruko
menyelesaikan yang berwenang
coffee ) sengketa terkait
dengan produk
makanan dan
minuman yang
dibelinya
kadaluwarsa

17 Namira Sinarta Kendala Kendalanya adalah Rabu 6


konsumen dalam terkadang penjual tdk terlalu Januari 2021
( mahasiswi )
menyelesaikan respon dalam
sengketa terkait dagangannya,dan tidak ada
dengan produk ganti rugi kpd pembeli krn
makanan dan makanan sdh terlanjur
minuman yang dibuka terkadang sdh
dibelinya telanjur dimakan separuh
kadaluwarsa

18 Agus Amanda Kendala Upaya yang dilakukan untuk Rabu 6


konsumen dalam penangannya yah mungkin Januari 2021
Putra ( polisi )
menyelesaikan bisa jadi adanya tindakan
sengketa terkait dinas terkait dengan apparat
dengan produk untuk melakukan sweeping
makanan dan di lokasi minimarket
minuman yang
dibelinya
kadaluwarsa

19 Risky Saihotma Kendala Kalau kendala nya sih Rabu 6


(founder brand konsumen dalam kayaknya, bagi konsumen Januari 2021
baju lokal ) menyelesaikan yang dapat makanan
sengketa terkait kadaluwarsa, mereka gak tau
dengan produk mau mengadu kemana, ya
makanan dan paling pergi ke minimarket
minuman yang tempat mereka membeli
dibelinya makanan atau minuman

Universitas Sumatera Utara


74

kadaluwarsa tersebut, lalu menuntutnya

20 Diva (pelajar) Kendala Kendala nya ya kalau Rabu 6


konsumen dalam melapor ke pihak yang Januari 2021
menyelesaikan berwenang itu membutuhkan
sengketa terkait waktu yang lama, proses nya
dengan produk lama.
makanan dan
minuman yang
dibelinya
kadaluwarsa

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan dalam

penelitian ini :

makanan dan minuman yang kadaluwarsa dapatlah disimpulkan sebagai

beriku

1. Ketentuan yang memuat larangan penjualan makanan dan minuman dalam

kemasan kadaluwarsa di Indonesia. Pasal 8 Bab IV UU Perlindungan

Konsumen terdapat perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, dilarang

memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa. Pelaku usaha

dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar

tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud.

Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang

rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan

informasi secara lengkap dan benar. Pelaku usaha yang melakukan

pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang

dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran. Makanan dan

minuman kedaluwarsa diatur dalam Pasal 140 dan Pasal 152 UU Nomor 18

Tahun 2012 tentang Pangan. Pasal 62 dan Pasal 8 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 62 menyatakan “pelaku usaha

dan/atau pengurus yang melakukan tindak pidana, dipidana maksimal Rp 500

juta dan penjara maksimal lima tahun”.

75

Universitas Sumatera Utara


76

2. Faktor yang menjadi penyebab minimarket di Kota Padangsidimpuan masih

menjual makanan dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa, penyebabnya

pada umunnya jarang ditemukan makanan dan minuman kadaluwarsa di

minimarket disini, karena mini market selaku melakukan pemeriksaan rutin

tiap 3 (tiga) bulan untuk memantau barang-barang kadaluwarsa. Jadi mereka

sudah antisipasi, jadi karyawan sebelum melakukan pekerjaannya selalu

dilakukan seleksi, barang-barang yang sudah kadaluwarsa dikumpulkan,

kemasan-kemasan yang rusak dikumpulkan dan dikembalikan ke distributor.

Dan mereka pun sudah sering diperingati, bahwa barang yang kalaluwarsa

atau barang yang rusak, tidak diperjual belikan lagi sehingga konsumen yang

datang tidak merasa dirugikan akibat makanan dan minuman yang kadaluarsa

3. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen terkait penjualan makanan

dan minuman dalam kemasan kadaluwarsa di minimarket Kota

Padangsidimpuan, berupa informasi yang benar tentang barang yang

diperjualbelikannya serta tidak bertentangan dengan UU No. 8 tahun 1999.

Bentuk perlindungan hukum yang diberikan pemerintah kepada konsumen

dapat berupa pembinaan dan pengawasan terhadap upaya perwujudan

perlindungan konsumen. Bentuk perlindungan konsumen yang dapat

dilakukan oleh lembaga yang bergerak di bidang perlindungan konsumen,

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) kepada konsumen adalah

dengan membantu konsumen agar hak-haknya dapat dipenuhi oleh pelaku

usaha dengan meminta pelaku usaha memberikan ganti rugi yang sesuai

Universitas Sumatera Utara


77

dengan kerugian yang dialami konsumen serta dapat mewakili konsumen

dalam pengajuan gugatan atas sengketa konsumen melalui pengadilan

B. Saran

Sesuai dengan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka pada

kesempatan ini maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Adanya aturan hukum terkait larangan pelaku usaha menjual produk-produk

yang kadaluarsa, sebaiknya pemerirntah melalui Dinas Perdagagan dan

BPOM melakukan tindakan bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan

yang ada.

2. Pelaku usaha dalam menjalankan usahanya seharusnya menunjukkan iktikad

baik dan memberikan informasi yang jelas atas barang/ jasa yang

diperjualbelikan serta berupaya memperhatikan hak-hak konsumen dan

kewajibannya sebagai pelaku usaha yang telah dirumuskan dalam Undang-

Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan tidak

melanggar larangan-larangan yang telah diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

3. Hendaknya pemerintah lebih gencar dalam mensosialisasikan peraturan

mengenai perlindungan konsumen yang dapat disalurkan melalui media cetak,

elektronik maupun audio visual lainnya, sehingga baik konsumen dan pelaku

usaha dapat mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA
A. Buku

Adams, 2013. Dasar-dasar Keamanan Makanan, EGC Jakarta.

Ali, Zainuddin, 2013. Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

Amiruddin dan Zainal Asikin, 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2016.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,


Rineka Cipta, Jakarta.

Barkatullah, Abdul Halim. 2016. Sistem Perlindungan Hukum bagi Konsumen di


Indonesia, Ctk. Pertama, Nusa Media, Bandung.

Diantha, I Made Pasek, 2019. Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam


Justifikasi Teori Hukum, Pranadamedia Group, Jakarta.

KL, Knechtges, 2015. Keamanan Pangan Teori dan Praktik. EGC; Jakarta.

Klimchuk dan Sandra A Krasovec, 2006. Desain Kemasan, Cetakan Pertama,


Jakarta, Erlangga.

Kristiyanti, Celina Tri Siwi. 2014. Hukum Perlindungan Konsumen, Ctk. Pertama,
Sinar Grafika, Jakarta.

Kusuma, 2013. Pengetahuan Label Kemasan Pangan.Gunung Samuderah,


Malang

Mertokusumo, Sudikno.2003. Mengenal Hukum (suatu pengantar), Liberty,


Yogyakarta, 2003

Miru, Ahmadi & Sutarman Yodo, Hukum perlindungan konsumen, Rajawali


Press, Jakarta.

Nasution, Az. 2011. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar Edisi


Revisi, Diadit Media,Jakarta.

Pieris, John dan Wiwik Sri Widiarty, 2007. Negara Hukum dan Perlindungan
Konsumen Terhadap Produk Pangan Kedaluwarsa, Pelangi Cendikia,
Jakarta.

Samsul, Inosentius.2004. Perlindungan Konsumen (Kemungkinan Penerapan


Tanggung Jawab Mutlak), Ctk. Pertama, Program Pascasarjana Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.

78

Universitas Sumatera Utara


79

Saparinto dan Hidayati, 2010. Bahan Tambahan Pangan. Kanisius, Yogyakarta.

Siahaan, N.H.T. 2005. Hukum Konsumen: Perlindungan Konsumen dan


Tanggung Jawab Produk, Panta Rei, Jakarta.

Shidarta, 2014. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo.

Shofie, Yusuf, 2000. Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen


Hukumnya, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Sidabalok, Janus. 2014. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Ctk.


Ketiga, Citra Aditya Bakti, Bandung

Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji, 2013. Penelitian Hukum Normatif : Suatu
Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 2013. Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia


Press, Jakarta.

Sucipta, I Nyoman dkk, 2017. Pengemasan Pangan, Universitas Udayana,


Denpasar.

Sudiana, I Ketut, 2008. Patobiologi Molekuler, Jakarta, Salemba Medika.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Remaja


Rosdakarya, Bandung.

Susilo, Zumrotin K, 1996. Penyambung Lidah Konsumen, Diterbitkan atas kerja


sama YLKI dengan Puspa Swara, Jakarta.

Syawali, Husni dan Neni Srilmaniyati, 2000. Hukum Perlindungan Konsumen,


Mandar Maju, Bandung.

Tarwotjo, Sejoeti, 2008, Dasar-Dasar Gizi Kuliner. Grasindo, Jakarta.

Tirtawinata, Tien Ch, 2009. Makanan dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

TR, Muchtadi, 2001, Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Institut, Bogor.

Waluyo, Bambang, 2002. Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika,


Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


80

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani, 2003. Hukum Tentang Perlindungan


Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yani, Ahmad, 2003. Perlindungan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Zaenab, 2000. Makanan Kadaluarsa, Mickroba Pangan, Jakarta.

Zulham, 2013. Hukum Perlindungan Konsumen, Ctk. Pertama, Kencana Prenada


Media Group, Jakarta.

B. Jurnal/Artikel/Skripsi/Kamus

Agustian dan Sujana, Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian


Konsumen (Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello). STIE Kesatuan.
Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan (JIMKES). Vol. 1, No. 2 tahun 2013.

Edy Nurcahyo, Pengaturan dan Pengawasan Produk Pangan Olahan Kemasan,


Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), Vol. 7
No. 3 September2018.

Erhian, Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman


Kadaluarsa ( Studi Kasus BPOM ), urnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 1, Tahun 2013

Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi


Konsumen, Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020.

I Gede Eggy Bintang Pratama dan I Ketut Sudjana, “Perlindungan Konsumen


Terhadap Makanan Kemasan Tanpa Tanggal Kadaluarsa”, dalam Kertha
Semaya, Journal Ilmu Hukum, Vol. 6, No. 4, 2018.

I Nyoman Sucipta, Pengemasan Pangan Kajian Pengemasan Yang Aman,


Nyaman, Efektif Dan Efisien, Denpasar, Universitas Udayana Press, 2017.

Isabella Sucitra, “Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan


Kadaluarsa Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen”, Lex Privatum, Vol. V, No. 8, Oktober 2017.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Departemen Pendidikan, Jakarta,


Balai Pustaka, 2007

Khumedi Ja’far, Jual Beli Produk Makanan Kadaluarsa Dalam Persepektif


Hukum Islam, (Lampung : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LP2M) IAIN Raden Intan Lampung, 2016

Universitas Sumatera Utara


81

Liss Dyah Dewi Arini, Faktor-Faktor Penyebab Dan Karakteristik Makanan


Kadaluarsa Yang Berdampak Buruk Pada Kesehatan Masyarakat, Jurnal
APIKES Citra Medika Surakarta, 2017

R.R. Assifa, Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaaku membaca label


pangan pada siswa SMAN 68 Jakarta. Skripsi : Universitas Indonesia,
2012

Rose Linda Elvira, dkk, Analisis Yuridis Terhadap Perlindungan Konsumen


Akibat Adanya Pengurangan Berat Bersih Timbangan Pada Produk
Makanan Dalam Kemasan Yang Dilakukan Oleh Pelaku Usaha, Jurnal
Ilmu Hukum Universitas Jember Vol I No (1) tahun 2013.

Tri Astuti Handayani, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Makanan


Kemasan Yang Kadaluwarsa Di Kabupaten Bojonegoro (Studi di
Kelurahan Pacul Kecamatan Bojonegoro), Fakultas Hukum Universitas
Bojonegoro, 2010.

Trio Yusandy, Perlindungan Hukum Konsumen terhadap Makanan dan Minuman


yang Tidak Bersertifikat Halal di Kota Banda Aceh, Serambi Akademica,
Volume VI, No. 2, November 2018.

Vetrico Rolucky, Makanan Kadaluarsa Dan Hak-Hak Konsumen Menurut


Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Lex
Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019.

Wahyu Simon Tampubolon, Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran


Makanan Kadaluwarsa Di Labuhanbatu (Ditinjau Dari Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen), Jurnal Ilmiah
“Advokasi” Vol. 08. No. 01 Maret 2020.

C. Website

https://miftahur.com/3-prinsip-ekonomi-pilih-yang-sesat-atau-yang-
maksimal/diakses tanggal 28 Oktober 2020, Pukul 21.08 Wib

https://www.tribunnews.com/kesehatan/2019/12/19/5-ciri-ciri-susu-sudah-basi-
tak-layak-lagi-untuk-dikonsumsi-perhatikan-rasa-dan-bau-yang-berubah di
akses pada tanggal 03 November 2020

https://transbisnis.com/2020/05/27/48-warga-sidimpuan-masuk-rs-diduga-
keracunan-bakso-tusuk/2/ di akses pada tanggal 03 November 2020.

http://www.Hukum Online.com, diakses tanggal 21 November 2020 Pukul 20.02


Wib

Universitas Sumatera Utara


82

Mohamed Elmi, ‘Food Safety’ (Eastern Mediterranean Health Journal, 2014) 14


accessed 20 November 2020, Pukul 21.09 Wib

D. Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai